ppt gigitan ular

24
Gigitan ular Kelompok IV : Rino budi setiawan Rouli tua siagian Sariyah damayanti Septi marlina Triana wulandari Tyara pertiwi

description

ppt gigitan ular

Transcript of ppt gigitan ular

  • Gigitan ular

    Kelompok IV :Rino budi setiawanRouli tua siagianSariyah damayantiSepti marlinaTriana wulandariTyara pertiwi

  • Pengertian . Gigitan ular adalah suatu keadan yang disebabkan oleh gigitan ular berbisa.Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas atau bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multiorgan, terutama neurologik, kardiovaskuler, dansistem pernapasan.Bisaadalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri(Suzanne Smaltzer dan Brenda G. Bare, 2001: 2490)

  • Ular berbisa dapat dibagi menurut reaksi bisanya yaitu:

    1.Neurotoksik2.Hemolitik3..Neurotoksik dan hemolitik

  • Ciri-ciri ular tidak berbisa: 1. Bentuk kepala segiempat panjang 2. Gigi taring kecil 3. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan

  • Ciri ular berbisa :1. Bentuk kepala segitiga 2. Dua gigi taring besar di rahang atas 3. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring

  • TANDA-TANDA GIGITAN ULAR BERBISABisa gigitan ular dapat di bedakan

    Bisa Hemotoksik Bisa Neurotoksik Bisa Sitotoksikyaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darahyaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otakyaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan.

  • Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah: tanda gigitan taring (fang marks)nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokalnekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae).

  • ETIOLOGI

    Secara garis besar ular berbisa dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok:Colubridae(Mangroce cat snake,Boiga dendrophilia, dan lain-lain)Elapidae (King cobra,Blue coral snake,Sumatran spitting cobra, dll)Viperidae(Borneo green pit viper,Sumatran pit viper, dan lain-lain).

  • Manifestasi KLINIS :

    Akan timbul gejala sistemik :

    Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), muntah, nyeri kepala, pandangan kaburTanda gigitan ular

  • Patofisioligi Bisa ular diproduksi dan disimpan pada sepasang kelenjar di bawah mata.Bisa ular dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring yang terdapat di rahang atas.

  • . Dosis bisa setiap gigitan tergantung pada waktu yang berlalu sejak gigitan terakhir, derajat ancaman yang dirasakan ular, dan ukuran mangsa. Lubang hidung ular merespon panas yang dikeluarkan mangsa, yang memungkinkan ular untuk mengubah-ubah jumlah bisa yang akan dikeluarkan

  • . Bisa ular terdiri dari bermacam polipeptida yaitu fosfolipase A, hialuronidase, ATP-ase, 5 nukleotidase, kolin esterase, protease, fosfomonoesterase, RNA-ase, DNA-ase.

  • Bila tidak mendapat anti venom akan terjadi kelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan. Biasaya full paralysis akan memakan waktu lebih kurang 12 jam, pada beberapa kasus biasanya menjadi lebih cepat, 3 jam setelah gigitan.

  • Beberapa Spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopathy. Tanda tanda klinis yang dapat ditemui adalah keluarnya darah terus menerus dari tempat gigitan, venipunctur dari gusi, dan bila berkembang akan menimbulkan hematuria, haematomisis, melena dan batuk darah

  • EDEMAKULIT MENGHITAM

  • Derajat Gigitan Ular (Parrish)1. Derajat 0-Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam-Pembengkakan minimal, diameter 1 cm2.Derajat I-Bekas gigitan 2 taring-Bengkak dengan diameter 1 5 cm-Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam3.Derajat II-Sama dengan derajat I-Petechie, echimosis-Nyeri hebat dalam 12 jam4.Derajat III-Sama dengan derajat I dan II-Syok dan distres nafas / petechie, echimosis seluruh tubuh5.Derajat IV-Sangat cepat memburuk.

  • Pengobatan gigitan ular :Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan jalan nafas; penatalaksanaan fungsi pernafasan;

  • Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid maka diberikan satu dosis toksoid tetanusPemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secara intramuskular Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panikPemberian serum antibisa.

  • Indikasi SABU(Serum Anti Bisa Ular) adalah adanya gejala venerasi sistemik dan edema hebat pada bagian luka. Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan Way (Depkes, 2001):Derajat 0 dan I tidak diperlukan SABU, dilakukan evaluasi dalam 12 jam, jika derajat meningkat maka diberikan SABUDerajat II: 3-4 vial SABUDerajat III: 5-15 vial SABUDerajat IV: berikan penambahan 6-8 vial SABU

  • KOMPLIKASI PENDERITA GIGITAN ULAR BERBISA Tanda kelemahan, vertigo, nadi cepat,lemah dan tak teratur, pembengkakan, dan perubahan warna yang hebat didaerah gigitan penting diperhatikan untuk menduga adanya efek keracunan yang lanjut.Kemungkinan relaps yang berbahaya timbul 3 hari setelah gigitan.Efek keracunan yang timbul dapat sangat berat sehingga sedapat mungkin penderita memperoleh perawatan intensif di rumah sakit.

  • ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GIGITAN ULARA.Pengkajian1.Primary surveyNilai tingkat kesadaranLakukan penilaian ABC :Aairway:kaji apakah ada muntah, perdarahanB breathing:kaji kemampuan bernafas akibat kelumpuhan otot-otot pernafasanC circulation:nilai denyut nadi dan perdarahan pada bekas patukan, Hematuria, Hematemesis /hemoptisis

  • Secondary survey dan Penanganan Lanjutan :

    Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisaBila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata, perlu pemberian anti bisaKolaborasi pemberian serum antibisa.

  • Pola napas tidak efektif berhubungandengan reaksi endotoksinHipertermia berhubungan dengan efek langsung endotoksin padahipotalamusResiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tak adekuat.Ketakutan/ansietas berhubungan dengan krisis situasi, perawatan di rumah sakit/prosedur isolasi, mengingat pengalaman trauma, ancaman kematian atau kecacatan.

    B.Diagnosa Keperawatan

  • C.Intervensi Keperawatan1.Polanapas tidak efektif berhubungan dengan reaksi endotoksin Intervensi :Auskultasi bunyi nafasRasional: Kesulitan pernapasan dan munculnya bunyi adventisius merupakan indikator dari kongesti pulmonal/edema interstisial, atelektasis.Pantau frekuensi pernapasanRasional: Pernapasan cepat/dangkal terjadi karena hipoksemia, stres, dan sirkulasi endotoksin.Atur posisi klien dengan nyaman dan atur posisi kepala lebih tinggiMotivasi / Bantu klien latihan nafas dalamObservasi warna kulit dan adanya sianosisKaji adanya distensi abdomen dan spasme ototBatasi pengunjung klienPantau seri GDABantu pengobatan pernapasan (fisioterapi dada)Beri O2 sesuai indikasi (menggunakan ventilator)(Nanda, 2005: 4)