Ppt Gangrene

26
NAMA : JAKA PURNA YUDHA NIM : 70 2009 026

description

gangren

Transcript of Ppt Gangrene

  • NAMA : JAKA PURNA YUDHANIM : 70 2009 026

  • BAB I PENDAHULUAN

  • Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tandatanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.

  • BAB II LAPORAN KASUS

  • Nama:Ny.BJenis kelamin:PerempuanUsia:65 tahunKebangsaan:IndonesiaAgama:IslamStatus:MenikahPekerjaan:Tidak adaAlamat:Dusun II Tlg. Pengeran ilir pemulutan baratTanggal masuk:04 Mei 2013

  • AnamnesisKeluhan Utama: Terdapat Luka yang tidak sembuh-sembuh di kaki sebelah kiriRPPKisaran lebih 2 bulan yang lalu penderita mengalami luka pada kaki sebelah kiri karena terpeleset. Luka tersebut tidak sembuh-sembuh. Sehari setelah itu pendertia mengalami bengkak pada daerah yang luka kemudian penderita merendam kakinya dengan menggunakan air hangat yang dicampur garam, namun bengkak tersebut tidak berkurang.

  • Riwayat Penyakit Dahulu:Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal oleh penderita.Riwayat Penyakit dalam Keluarga: Dari keluarga tidak ada yang menderita Diabetes melitus (-), Hipertensi (-), Jantung (-). Riwayat Kebiasaan :Merokok (-). Minum alkohol (-). Olahraga (-).

  • Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKeadaan umum: Tampak Sakit SedangKesadaran:Compos MentisTekanan darah:160/100 mmHgNadi :80 x/menitPernapasan:24 x/menitSuhu:36,3 0C

  • EkstremitasSuperior : akral hangat, edema (-/-) sianosis (-/-), CRT < 2 detikInferior : akral hangat, edema (-/-), pitting edema (-/-), sianosis (-/-), CRT < 2 detik, sinistra: terdapat gangrene di daerah pedis

  • Status LokalisRegion pedis sinistraI : Warna kulit kehitaman pada seluruh jari kaki dan distal pedis, terdapat pus P: Konsistensi lembut

  • PemeriksaanHasilNilai normalHemoglobin 8,0 g/dl12 14 g/dlLeukosit 15.700 /L500 10000 /LTrombosit 502.000/L150.000 400.000 /LHematokrit25%37 43%Glukosa puasa15870-110 mg/dlGlukosa 2 jam PP178

  • Diagnosis BandingBuerger Disease (Thromboangiitis Obliterans)Diagnosis KerjaGangrene pedis sinistra+hipertensi grade II+ Anemia

  • PenatalaksanaanOperasi: Amputasi Instruksi Post OperasiPengobatan umumBed rest totalIVFD RL gtt xx x/menitTransfuse PRC 1 kolfMedikamentosa Inj Ketorolac 1 amp

  • PrognosisQuo ad vitam : Dubia ad BonamQuo ad functionam : Dubia ad Bonam

  • BAB III TINJAUAN PUSTAKA

  • DefinisiUlkus diabetika merupakan luka terbuka pada permukaan kulit karena adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob. 1,2

  • Diagnosis BandingInfeksi skeletal dan jaringan lunak kaki tidak terbatas hanya disebabkan oleh diabetes mellitus. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan beberapa kondisi yang dapat menjadi diagnosis banding, sehubungan dengan infeksi dan struktur yang mengenainya.Buerger Disease (Thromboangiitis Obliterans)

  • BAB IV ANALISIS KASUS

  • Seorang perempuan 65 tahun datang ke RSUD. Palembang Bari dengan keluhan kisaran lebih 2 bulan yang lalu penderita mengalami luka pada kaki sebelah kiri karena terpeleset. Luka tersebut tidak sembuh-sembuh. Sehari setelah itu pendertia mengalami bengkak pada daerah yang luka kemudian penderita merendam kakinya dengan menggunakan air hangat yang dicampur garam, namun bengkak tersebut tidak berkurang

  • Penderita berobat ke dokter praktek umum, kemudian diperiksa gula darahnya, penderita dinaytakan mengalami kencing manis , penderita dirujuk ke RSUD Palembang BARI namun penderita tidak mau. Kisaran 1 bulan yang lalu penderita merasakan luka tersebut tidak kunjung sembuh, luka mulai menghitam dan mengeluarkan bau busuk, semakin lama luka tersebut semakin meluas ke seluruh jari kaki kiri penderita. Penderita juga merasakan nyeri yang terus menerus.

  • Dari keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit ini dapat dipikirkan diagnosis untuk keluhan seperti yang dirasakan oleh pasien ini, yaitu gangrene diabetic karena luka tersebut tidak sembuh-sembuh dan penderita juga memiliki penyakit diabetes mellitus yang tidak diketahui sebelumnya

  • Diagnosis banding berupa buerger disease, pada penyakit ini bisa terjadi pada pembuluh darah perifer ekstremitas superior dan inferior, terasa nyeri terutama pada saat beristirahat, berhubungan dengan kebiasaan merokok dari usia muda dan penderita lebih banyak laki-laki dibanding perempuan, pada penderita ditemukan gejala diabetes mellitus, tidak adanya riwayat merokok dan jenis kelamin perempuan.

  • Dari hasil pemeriksaan status generalis TD : 160/100 mmHg, RR: 24 x/m, HR:80 x/m, Temp: 36,3oC. dari hasil pemeriksaaan fisik didak didapatkan kelainan. Status lokalis Pedis sinistra terdapat warna kulit keh titaman distal pedis, terdapat pus, permukaan rata dan teraba lembut,Dari hasil pemeriksaan laboratorium pre-operasi tanggal 5 Mei 2013 di dapatkan Hb 8,0 gr/dL, leukosit 15.700 ul, trombosit 502.000 ul, HT 25%, dif. Count : 0/2/3/65/21/9, BSN 158 mg/dL, BSPP 178 mg/Dl, protein total 5,2 gr/dL, albumin 2,2 gr/dL, ureum 16 mg/dl. Dari pemeriksaan rontgen thoraks dan tarsal sinistra tidak ada kelainan.

  • Berdasarkan hasil temuan baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun hasil pemeriksaan penunjang, maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangrene diabetic pedis sinistra+hipertensi derajat II+Anemia. Penderita ini dilakukan Operasi amputasi. Instruksi post operasi penderita diberikan pengobatan umum bed rest total, IvFD RL gtt XX/menit, serta pengobatan medikamentosa berupa, inj. Cefotaxime 1 gr dan Inj, Ketorolac 1 amp.

  • Penderita dianjurkan untuk melindungi diri agar tidak terjadi luka, dan penderita juga dianjurkan untuk mengontrol gula darahnya dengan diet, olahraga dan menkonsumsi obat anti diabetic secara teratur., juga obat anti hipertensi. Prognosis pada pasien ini untuk quo ad vitam, yaitu bonam, dan quo ad functionam, yaitu dubia ad bonam.

  • TERIMA KASIH