Ppt Filum Porifera Dan Coelenterata

64
FILUM PORIFERA DAN COELENTERATA Kelompok 1 : Aji Pramono Enggar Puji Wahyuningsasi Saekur Mutaslimah

description

PPT materi Porifera dan Coelenterata

Transcript of Ppt Filum Porifera Dan Coelenterata

FILUM PORIFERA DAN COELENTERATA

Kelompok 1 :Aji PramonoEnggar Puji WahyuningsasiSaekur Mutaslimah

FILUM PORIFERA Ciri khusus dari porifera sebagai berikut:

1. Tubuh porifera memiliki banyak pori, yang merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan lingkungan internal.

2. Tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks (appendages) dan bagian tubuh yang dapat digerakkan.

3. Tubuh porifera belum memiliki sistem saluran pencernaan makanan, adapun pencernaannya berlangsung secra intraselular.

4. Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas bentuk kristal dari spikula-spikula atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik.

 STRUKTUR ANATOMIS TUBUH PORIFERA

bersimetris radial ada yang tidak teratur atau asimetris

tegak pipih melebar dan menempel (encrusting), atau bercabang-cabang.

Strukturnya disebut askonoid

a. Pinakosit, yaitu bagian dari

epidermis. b. Mesoglea, yaitu cairan yang terletak

diantara epidermis dan endodermis. c. Spikula¸ yaitu bahan

penyusun/rangka Porifera yang dihasilkan oleh skleroblas.

d. Amebosit, yaitu sel yang berfungsi sebagai pengangkut zat makanan dan metabolisme.

e. Koanosit, yaitu sel yang berfungsi sebagai pencerna makanan dan respirasi.

f. Ostium, yaitu celah masuknya air ke dalam spongosol/oskulum, pergerakannya diatur oleh porosit.

g. Spongosol, yaitu ruangan dalam tubuh Porifera yang berisi air.

h. Arkeosit, yaitu sel yang mengatur reproduksi.

PROSES-PROSES FISIOLOGI DALAM TUBUH PORIFERA

1. Sistem gerak dan rangka tubuhDitinjau dari bahan pembentuk kerangkanya, maka hewan-hewan Porifera dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan.1.Porifera lunak (spongioblast), yakni golongan Porifera yang jenis kerangka tubuhnya tersusun dari bahan spongin (organis).2.Porifera kapur (kalkoblas), yakni golongan Porifera yang jenis kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal kapur atau CaCO3.

3.Porifera kaca (silikoblas), yakni golongan porifera yang jenis kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal silikat H2Si3O7.

SISTEM RESPIRASI

Respirasi Porifera bersifat Aerobik. Bagian bertugas menangkap/mendifusikan

oksigen yang terlarut di dalam air mediannya bila di jajaran luar adalah sel-sel epidermis (sel-sel pinakosit), sedangkan pada jajaran dalam yang bertugas adalah sel-sel leher (Khoanosit)

oksigen yang telah berdifusi ke dalam kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh tubuh oleh amoebosit.

NUTRISI DAN SISTEM PENCERNAAN

partikel makanan melewati ruangan dari leher terjadi proses penyaringan, oleh mikrovili-mikrovili sel leher partikel makanan di fagosit oleh sel leher dimasukkan ke vakuola makanan. partikel dicerna oleh enzim karbohidrase, protase dan lipase vakuola makanan akan mengadakan siklosis atau beredar dalam rangka mengedarkan sari-sari makanan didalam sel leher itu sendiri partikel makanan tersebut dari sel leher ditransfer ke dalam amoebosit

Zat-zat maknan yang tidak dapat dicerna baik oleh sel leher maupun amoebosit akan ditolak ke luar yang selanjutnya dilakukan aliran air dan dibawa ke luar melalui oskulum.

ALIRAN AIR DAN SISTEM SIRKULASI

Berdasarkan tingkat kompleksitasnya, sistem saluran air pada Porifera dibedakan menjadi 3 yaitu,

1. tipe askon, ostiumnya langsung menuju spongosol. Contoh: Leucoselonia sp.

2. tipe sikon, ostiumnya dihubungkan kepada rongga yang menuju spongosol. Contoh: Scypha sp.

3. tipe leukon (rhagon)., ostiumnya dihubungkan kepada rongga yang berhubungan dengan rongga yang menuju spongosol. Contoh: Spongila sp. biasa dijadikan spons pembersih

Tipe askon merupakan tipe saluran air paling sederhana. Saluran air dimulai dari ostia yang dihubungkan langsung oleh saluran ke spongocoel. Dari spongocoel air keluar melalui oskulum.

Tipe sikon merupakan tipe saluran air yang terdiri atas dua saluran yaitu inkruen dan radial. Air masuk melalui ostia menuju ke saluran inkruen. Melalui porosit, air dari saluran in kruen menuju ke saluran radial, terus ke spongocoel dan akhirnya keluar melalui oskulum

tipe leucon (rhagon), merupakan tipe saluran air yang paling kompleks. Air dari ostium masuk melalui saluran menuju ke rongga-rongga yang dibatasi oleh koanosit. Dari rongga ini air melalui saluran-saluran lagi menuju ke spongocoel dan akhirnya keluar melalui oskulum.

SISTEM IRIBILIAS DAN OSMOREGULASI

Zat sampah yang berupa butir-butir dikeluarkan dari lingkungan internalnya oleh amoebosit. Kemudian ke luar bersama aliran air melalui oskulum. Proses pengaturan kadar air di dalam tubuh spons diatur oleh vakuila denyut.

IRIBILITAS DAN SISTEM KOORDINASI

Porifera belum memiliki sistem saraf seperti hewan tingkat tinggi

sel penyusun tubuh sanggup mengadakan reaksi terhadap rangsangan yang mengenainya, namun sifatnya masih bersifat independen (difus), belum ada kerja sama serta koordinasi antara sel satu dengan sel lainnya.

Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa meskipun tidak memiliki sistem saraf porifera mempunya kholensit dan lofosit yang merupakan bentuk sel saraf yang primitif.

SISTEM REPRODUKSI

Perkembangbiakannya secara seksual maupun secara aseksual.

Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (budding) atau benih (gemmule)

Perkembangbiakan secara seksual belum ditunjang oleh alat reproduksi khusus, ovum maupun spermatozoa berkembangdari amoebosit khusus yang disebut arkheosit

 HABITAT DAN HABITUSNYA SERTA ASPEK EKOLOGINYA

Kira-kira 150 spesies porifera hidup di air tawar (termasuk famili Spongillidae) dan 5000 spesies hidup di laut.

Pada umumnya menempel pada bebatuan, cangkang, koral dari karang, potongan-potongan kayu

OrdoSub

Kelas

Ordo

Ordo

1. KELAS CALCAREA

Ciri-ciri.

1. rangka yang tersusun dari zat kapur (kalsium karbonat)

2. Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan dangkal, khususnya pada daerah laut yang memiliki suhu yang hangat.

3. Hidup soliter atau berkoloni.

4. bereproduksi secara aseksual dengan regenerasi jaringan. Sponge juga dapat bereproduksi secara seksual dengan menjadi hermaprodit.

A. SUBKELAS CALCINEA

Memiliki larva yang disebut parenchymella (padat, kompak, dengan lapisan luar berupa sel berflagela; flagela koanosit)

sebagian besar spesies memiliki 3 spikula sponge pharetronid dengan kerangka kaku

yang terdiri dari spikula yang menyatu atau jaringan berkapur

genus yang termasuk dalam subklas ini adalah Clathrina, Leucetta, Petrobiona (pharetronid)

ORDO CLATHRINIDA

kerangka berkapur merupakan organisme laut Sponge ini memiliki struktur asconoid tidak memiliki membran kulit dermal atau

korteks. Spongocoel ini dilapisi dengan koanosit

(collar cell).

Elsa mega : kelas scypozoa, nematikist. Fungsinya apa?

Ika D: sistem saraf

ORDO LEUCETTIDA

memiliki susunan ruang berflagella atau struktur leukonoid yang memutar.

Leukonoid adalah saluran air dari ostium dihubungkan ke spongocoel melalui banyak percabangan.

memiliki membran kulit atau korteks. pongocoel ini tidak dilapisi dengan koanosit, sel-sel koanosit hanya ada pada ruang

berflagella. Famili: Leucascidae dan Leucaltidae

ORDO MURRAYONIDA

sponge ini dengan memiliki kerangka yang lebih kuat

sponge Murrayonida juga memiliki korteks yang melindungi cormus dan sistem aquiferous leukonoid .

Murrayona phanolepis pada famili Murrayonidae, Lelapiella incrustans pada famili Lelapiellidae, dan Paramurrayona corticata pada famili Paramurrayonidae.

B. SUBKELAS CALCARONEA

Calcaronea adalah subclass di Calcarea. Subkelas ini adalah Calcarea dengan triactines dan sistem basal tetractines sagital (yaitu sinar spicula membuat sudut yang tidak sama satu sama lain), sangat teratur. Pada masa ontogenesis atau morfogenesisnya, spikula pertama yang disekresikan adalah diactina. Choanositanya memiliki apinucleata. Calcaronea memiliki larva amphiblastula

ORDO BAERIDA

kerangka yang tersusun dari microdiactines memiliki spikula yang besar di dalam

kerangka kortikal

ORDO LEUCOSOLENIDA

Leucolenida adalah Calcronea yang pada kerangkanya tidak memiliki spikula.

ORDO LITHONIDA

Lithonida dengan kerangka yang diperkuat, yang tersusun dari basal actines yang terdiri dari tetractines atau basal kaku yang terdiri dari kalsit.

Spikula diapason umumnya ada pada ordo ini dan memiliki sistem saluran leukonoid.

ORDO SYCETTIDA

Famili dari Sycettidae menyerupai ordo Leucosoleniida dalam hal hampir tidak memiliki membran dermal atau korteks yang dimiliki oleh lima famili lainnya.

Kerangka yang paling besar (spikula triradiate) ditemukan pada famili Lelapiidae.

KELAS HEXATINELLIDA spikula tubuh yang tersusun dari

zat kersik dengan 6 cabang. Kelas ini sering disebut sponge

gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae), karena bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala.

Tubuh berbentuk silinder atau corong, tidak memiliki permukaan epitel.

Contoh anggota kelas ini adalah Hyalonema sp., Pheronema sp., dan Euplectella suberea.

Reproduksi, Sperma ditransfer ke organisme lain melalui air, dan kemudian harus membuat jalan sendiri menuju ke sel telur.

mengkonsumsi bahan selular, bakteri, dan partikel abiotik yang sangat kecil. partikel tersebut diserap melalui saluran di dalam sponge. Collar bodies dilapisi dengan microvili yang menjebak makanan, dan kemudian melewati vakuola melalui collar bodies menuju ke dalam syncytia

hexactinellida bisa menjadi sumber obat-obatan, meskipun potensi mereka sebagian besar belum dieksploitasi

ORDO AMPHIDISCOSIDA

Ordo ini ditandai dengan adanya amphidiscs dan tidak adanya hexasters sebagai microscleres.

bentuk tubuh yang bervariasi dari bulat telur sederhana hingga kerucut, cangkir, silinder, dan varian simetris bilateral lainnya.

ORDO AMPHIDISCOSA

Memiliki amphidisc spikula, yaitu, spikula yang memiliki disk stellata di setiap akhir bagiannya.

ORDO AULOCALYCOIDA

Memiliki kerangka dictyonal longgar yang dibangun di sekitar untaian / helai longitudinal utama yang tersusun dari duri dictyonal yang memanjang.

Jala berbentuk tidak teratur. Kerangkanya halus dan fleksibel karena

adanya jarak pada pertumbuhan distal, tidak seperti sponge dari hexactinosidans dan lychniscosidans yang kaku dan rapuh.

ORDO HEXACTINOSIDA

kerangka kaku Kerangka tersebut bersatu di dalam  amplop

sekunder silika. Beberapa contoh dari ordo ini adalah

Hexactinella, Aphrocallistes, Eurete, dan Farrea.

ORDO LYCHNISCOSIDA

kerangka dictyonal kaku Unit struktural (dinding tubulus, pilar) tidak

saling terhubung

ORDO LYSSACINOSIDA

Memiliki parenkim spikula yang biasanya tidak berhubungan, dimana hal ini tidak seperti  pada sponge lainnya pada subkelas yang sama, di mana spikula saling berhubungan bak secara kuat maupun lemah untuk membentuk kerangka.

3. KELAS DEMOSPONGIA Bentuk asimetris Kelas ini memiliki tubuh yang

terdiri atas serabut atau benangbenang spongin tanpa skeleton.

spikula dari bahan zat kersik. Tipe aliran airnya adalah

leukon. Sebagian besar anggota

Desmospongia berwarna cerah, karena mengandung banyak pigmen granula dibagian sel amoebositnya.

Contoh kelas ini antara lain Suberit sp., Cliona sp., Microciona sp., Spongilla lacustris, Chondrilla sp., dan Callyspongia sp

Demospongiae dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Pada reproduksi seksual, spermatosit berkembang dari transformasi koanosit, dan oosit timbul dari archeocytes.

reproduksi aseksual mencakup pertunasan dan pembentukan gemmules. Pada pertunasan, agregat sel berdiferensiasi menjadi sponge kecil yang dikeluarkan melalui oscula.

ORDO LITHISTIDA

kerangka retikular yang tersusun atas spikula bersilika yang bentuknya teratur dan menonjol.

menghasilkan beragam senyawa mulai dari poliketida, peptida siklik dan linier, alkaloid, pigmen, lipid, dan sterol.

Sebagian besar senyawa ini memiliki struktur yang kompleks

ORDO AGELASIDA

Memiliki acanthostyles tegak berduri (Agelas spicule)

Serat spongin (serat Agelas) berintikan memiliki lapisan tipis jaringan hidup diatas

kerangka berkapur basal. Di daerah Mediterania ada satu spesies

Agelasida yang masih ada, yaitu Agelas oroides

ORDO ASTROPORIDHA Sponge dengan astrose microscleres (euaster,

sterraster, metaster) kadang-kadang disertai dengan microrhabds (microxeas dan microstrongyles).

Megascleres berbentuk tetractines (tetraxones), biasanya berbentuk triaenes, biasanya hampir selalu berkombinasi dengan oxeotes (hugeoxeas, strongyloxeas atau strongyles).

kerangka skeletal radial teratur, setidaknya di daerah perifer. Kerangkanya radiate dan umumnya bertekstur kasar.

ORDO CHONDROSIDA

perifer yang sangat berkolagen, encrusting, berukuran massive hingga kecil. Tidak ada megasklera, tapi satu genus (Chondrilla) mempertahankan euaster microscleres (spheraster), yang lain (Chondrosia) tidak memiliki spikula.

Contoh: Chondrilla nucula dan Chondrosia reniformis Ates.

ORDO DENDROCERATIDA

Ditemukan di daerah pesisir dangkal dan pasang surut, dan ada pada sebagian besar pantai di seluruh dunia.

Sponge ini biasanya lembut dan rapuh kerangkanya berserat, Serat selalu berisi

empulur, tebal dan berlapis.

ORDO DENDROCERATIDA

kerangka berupa serat, serat tersebut biasanya berkurang sehubungan dengan volume jaringan lunak dan hampir tidak ada pada beberapa genera.

Kerangka terbentuk dari piringan basal yang menyebar secara terus menerus, dan berbentuk kerangka dendritik maupun anastomosing atau retikular.

Bersifat lembut dan rapuh. spesies dari ordo ini, (Dictyodendrilla sp.)

(Aplysilla rosea) (Aplysilla cross section)

COELENTERATA

Kata Coelenterata berasal dari bahasa Yunani:

Coilos : rongga, dan entero : usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Coelenterata hidupnya di perairan laut maupun air tawar, contoh hydra.

1.Hewan bersel banyak (multiseluler)

2.Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan endoderm. Diantaranya ada rongga (mesoglea)

3.Bentuk seperti tabung (polip) dan seperti mangkok (medusa)

4.Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)

5.Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan

6.Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan Sifonoglia

7.Sistem saraf difus (baur)

8.Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif pada fase medusa

Definisi

Ciri Umum

UMUMNYA HIDUP DI DAERAH PERAIRAN LAUT.MEMILIKI SYSTEM SARAF TERSEBAR ATAU DIFFUS.TIDAK MEMPUNYAI SISTEM PERNAPASAN, EKSRESI, DAN SISTEM PEREDARAN DARAH. DALAM KEHIDUPANNYA ATAU DALAM DAUR HIDUPNYA MEMILIKI ATAU MENGALAMI DUA BENTUK TUBUH (DIMORFISME), YAITU POLIP DAN MEDUSA. TIPE NUTRISI HOLOZOIK DAN SAPROZOIK.REPRODUKSI DENGAN CARA SEKSUAL DAN ASEKSUAL.TUBUH DI ORGANISASI DALAM TINGKAT JARINGAN.

Sifat dan Ciri Khusus

Tipe Morfologi

CARA MAKAN

REPRODUKSI

1. ASEKSUAL (VEGETATIF)

Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni

2. SEKSUAL (GENERATIF) Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum

(telur) yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.

Aseksual (vegetatif) Seksual (generatif)

KELAS HYDROZOAMEMILIKI CIRI-CIRI :

BENTUK TUBUHNYA SEPERTI ULAR AIR. HIDUP DI AIR TAWAR SECARA POLIP MAUPUN MEDUSA. CONTOH YANG UMUM DARI KELAS INI ADALAH HYDRA SP.HYDRA BERGERAK DENGAN CARA MELEKUKKAN BADANNYA SEPERTI ULAT JENGKAL. PENCERNAAN MAKANAN DENGAN CARA EKSTRASELULER DI DALAM RONGGA GASTROVASKULER, DAN INTRASELLULER DI DALAM VAKUOLA SEL GASTRODERMIS.REPRODUKSI SECARA ASEKSUAL: MEMBENTUK TUNAS, DAN SEKSUAL: PELEBURAN ANTARA SPERMA DAN OVUM. BENTUK TUBUH SEPERTI SILINDER YANG MULUTNYA TERLETAK PADA BAGIAN ATAS TUBUHNYA YANG DINAMAKAN HYPOSTOM.

KLASIFIKASI COELENTERATA

SPESIES HYDRA SP

2. Kelas Scypozoa

Scypozoa berasal dari kata

scyphos = mangkuk, dan zoon = hewan

Ciri-cirinya:

a. Bentuk tubuh seperti mangkuk.

b. Hidup di laut.

c. Bagian tepi tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.

d. Disekitar mulutnya terdapat empat lengan yang dilengkapi oleh nematikist.

e. Alat pencernaannya berupa saluran bercabang.

f. Sistem sarafnya berupa anyaman.

g. Contoh yang umum di Indonesia, adalah Aurelia sp. dan Obelia sp.

SPESIES AURELIA AURITA

DAUR HIDUP AURELIA AURITA

DAUR HIDUP OBELIA SP

3. Kelas Anthozoa

Anthozoa berasal dari kata:

anthos = bunga, dan zoon = binatang

Ciri-cirinya:

a. Seluruhnya hidup di laut.

b. Contoh speciesnya diantaranya : Achrophora sp., Meandrina sp., Fungia sp. Fevia sp.

c. Yang paling umum dipelajari adalah anemon laut dan koral.

d. Anemon laut ukuran tubuhnya ada yang besar ada yang kecil.

Spesies Coral sp spesies Madreporaria sp

SPESIALISASI SPESIES Spesies: koral

Calcigorgia spiculiferaAnggota dari ordo Medreporaria adalah binatang karang.Ciri-cirinya:a. Tumbuh membentuk masa yang kaku dan kuat b. Menjadi tempat hidup diantara beberapa jenis hewan lainc. Organisme koral mirip dengan polip anemon laut, hanya

ukurannya jauh lebuh kecil, d. Memiliki tentakele. Sedikit berotot,f. Tidak memiliki pedal disk.g. Generasi dari koloni polip-polip ini menghasilkan karang kapur.

Spesies: Anemonia viridis (Anemon Laut)Ciri-ciri:

a. Tubuh silinder dan pendek.

b. Pada permukaan atas di sekitar permukaan mulut terdapat tentakel .

c. Bagian dasar berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat.

d. Makanan anemon laut berupa Mollusca, Crustaceae, dan Invertenrata lainnya.

e. Alat reproduksinya berumah dua dengan fertilisasi eksternal.

MORFOLOGI ANEMON