Ppt Drainase

16
EVALUASI SISTEM DRAINASE KOTA PASURUAN

Transcript of Ppt Drainase

EVALUASI SISTEM DRAINASE KOTA PASURUAN

Mengevaluasi sistem drainase Kota Pasuruan ditinjau dari Aspek teknis, kelembagaan dan peran serta masyarakat

Wilayah administrasi Kota Pasuruan terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Gadingrejo dengan luas wilayah 10,53 km2 terdiri dari 11 Kelurahan, Kecamatan Purworejo luas wilayahnya 8,39 km2 dengan 10 Kelurahan, dan Kecamatan Bugul Kidul mempunyai luas wilayah 17,66 km2 dengan 13 Kelurahan

Dilalui oleh tiga buah sungai utama yaitu Sungai Gembong, Sungai Welang, dan Sungai Petung

Letak Kota Pasuruan berada pada bagian hilir DAS dari 3 sungai yang melintasinya sehingga secara alamiah akan menerima ”banjir kiriman” dari bagian hulu ( wilayah Kabupaten Pasuruan dan Malang)

Apabila terjadi limpasan air dari bagian hulu sungai dan pada saat bersamaan di bagian muara sungai terjadi pasang air laut maka yang terjadi adalah saluran drainase yang ada serta sungai tidak bisa segera mengalirkan limpasan ke laut

Pesatnya pembangunan di Kota Pasuruan beberapa tahun terakhir disertai perubahan fungsi penggunaan lahan, dari yang semula berupa lahan pertanian menjadi permukiman, menyebabkan berkurangnya daerah resapan air

Berdasarkan pengamatan pada titik – titik rawan terjadi genangan di Kecamatan Bugul Kidul dapat disebutkan bahwa permasalahan genangan/banjir yang ada di Kecamatan Bugul Kidul dapat dibedakan menjadi :a. Kondisi saluran drainase yang kurang memadai.b. Terjadi sedimentasi/pendangkalan pada dasar saluran, hal ini menyebabkan saluran menjadi berkurang daya tampungnya.c. Banyak dijumpai sampah dan tanaman liar tumbuh didalam saluran drainase, hal ini tentunya akan menyumbat sistem pengalirannya.

Dari tabel diatas diketahui:

1.Terdapat 3 titik yang kondisi drainasenya belum dapat mengatasi permasalahan genangan yang terjadi

2.Terdapat sisa debit yang tidak tertangani adalah 145.069,94 m3

1. Banjir yang terjadi di Kota Pasuruan khususnya wilayah Kecamatan Bugul Kidul diakibatkan tidak mencukupinya prasarana drainase yang ada. Baik drainase primer, sekunder dan tersier tidak mampu menampung debit limpasan yang terjadi

2. Secara kelembagaan penanganan drainase belum terkoordinasi dengan baik dan hanya ditumpukan pada Bidang Pengairan di Dinas PU saja untuk menanganinya.

3. Kesadaran masyarakat akan lingkungan masih rendah, masih banyak dijumpaimereka membuang sampah di saluran draianase. Tetapi warga masyarakat baik yang tinggal di kawasan banjir ataupun tidak, mau untuk kerja bakti membersihkan saluran drainase lingkungannya.