ppt dislipidemia
-
Upload
syurliaputri -
Category
Documents
-
view
1.271 -
download
193
description
Transcript of ppt dislipidemia
DISLIPIDEMIA Syurlia Putri
1102011273
REFERAT
Definisi Dislipidemia
Dislipidemia suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan. Keadaan yang mungkin timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density lipoprotein (LDL), dan kadar trigliserida serta penurunan dari kadar high density lipoprotein (HDL) di dalam darah
Faktor Resiko
Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia Obesitas Diet kaya lemak Kurang melakukan olah raga Penyalahgunaan alkohol Merokok sigaret Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik Hipotiroidisme Sirosis
Jenis lipoprotein
KilomikronKilomikron membawa makanan ke jaringan lemak dan otot rangka serta membawa kolesterol kembali ke hepar.
VLDLVLDL digunakan untuk mengangkut trigliserida ke jaringan
IDLIDL merupakan zat perantara sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi IDL.
LDLLipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70%). Hidrolisis LDL menghasilkan kolesterol bebas yang berfungsi untuk sintesis sel membran dan hormone steroid.
HDLHDL yang merupakan inverse predictor untuk resiko penyakit jantung koroner. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, pasien diabetes yang tidak terkontrol dan pemakai kombinasi estrogen-progestin. HDL memiliki efek protektif yaitu mengangkut kolesterol dari perifer untuk di metabolisme di hepar
Lipoprotein (a)Terdiri atas partikel LDL dan apoprotein sekunder selain apoB-100. Lipoprotein jenis ini menghambat fibrinolisis atau bersifat aterogenik.
Patofisiologi
Klasifikasi
Klasifikasi Fenotipik a. Klasifikasi EAS (European
Atheroselerosis Society).
b. Klasifikasi NCEP (National Cholesterol Education Program).
c. Klasifikasi WHO (World Health Organization).
Klasifikasi Patogenik1. Primer Dislipidmia primer memiliki penyebab yang tidak jelas. Contoh dari dislipidemia primer adalah hiperkolesterolemia poligenik, hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia kombinasi familial, dan lain-lain. 2. Sekunder Dislipidemia sekunder memiliki penyakit dasar seperti sindroma nefrotik, diabetes melitus, hipotiroidisme.
Gejala Klinis
Kebanyakan pasien adalah asimptomatik selama bertahun-tahun sebelum penyakit jelas secara klinis.
Gejala-gejala yang bisa tampak diantaranya berkeringat, jantung berdebar, nafas pendek dan cemas.
Diagnosis
Pada anamnesis biasanya didapatkan faktor resiko seperti kegemukan, diabetes mellitus, konsumsi tinggi lemak, merokok dan faktor resiko lainnya.
Pada pemeriksaan fisik sukar ditemukan kelainan yang spesifik kecuali jika didapatkan riwayat penyakit yang menjadi faktor resiko dislipidemia. Kelainan mungkin didapatkan bila sudah terjadi komplikasi lebih lanjut seperti penyakit jantung koroner.
Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliseridKadar LDL dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan rumus Friedewaid jika didapatkan kadar trigliserida < 400mg/d
Penatalaksanaan
Dimulai dengan melakukan penilaian jumlah faktor resiko koroner pada pasien untuk menentukan kolesterol-LDL yang harus dicapai.
Faktor Resiko (Selain Kolesterol LDL) yang Menentukan Sasaran Kolesterol LDL yang Ingin Dicapai Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun. Riwayat keluarga PAK (Penyakit Arteri Koroner) dini yaitu ayah
usia < 55 tahun dan ibu < 65 tahun. Kebiasaan merokok Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat
atihipertensi) Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan kolesterol
HDL ≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor resiko
Target penurunan kolesterol LDL
Target penurunan kolesterol LDL dikategorikan sebagai berikut:
Tatalaksana resiko tinggi
Tatalaksana resiko sedang
Tatalaksana resiko rendah
Penatalaksanaan secara umum Pilar utama pengelolaan dislipidemia
adalah : modifikasi diet, latihan jasmani serta pengelolaan berat badan. terapi diet memiliki tujuan untuk menurunkan resiko PKV dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan kesimbangan kalori, sekaligus memperbaiki nutrisi.
Tatalaksana farmakologis
Pengobatan farmakologi dilakukan bila terjadi kegagalan dengan pengobatan non-farmakologis.
Obat lini pertama yang danjurkan oleh NCEP-ATP III adalah HMG-CoA reductase inhibitor
kadar trigliserid >400mg/dl pengobatan dimulai dengan golongan asam fibrat untuk menurunkan trigliserid.
namun kadar kolesterol LDL belum mencapai sasaran maka HMG-CoA reductase inhibitor akan dikombinasikan dengan asam fibrat.
Pemantauan profil lipid dilakukan setiap 6 minggu. Bila target sudah tercapai, pemantauan dilanjutakan setiap 4-6 bulan.
Bila setelah 6 minggu terapi target belum tercapai, intensifkan/naikkan dosis statin atau kombinasi dengan yang lain.
Derivat penghambat HMGCoA Reduktase
Simvastatin (Cholexin, Ethicol, Lesvatin, Lipinorem, Mersivas, Normofat)
Lovastatin (Cholvastin, Lovacol, Lipovas, Justin)
Pravastatin (Cholespar, Gravastin, Koleskol)
Fluvastatin (Lescol) Atorvastatin (Truvaz, Stator, Lipitor)
GOLONGAN SEKUESTRAN ASAM EMPEDU
Kolestiramin
GOLONGAN OBAT ASAM NIKOTINAT
Acipimox (Olbetam)
Komplikasi - Aterosklerosis
Aterosklerosis (atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk penyakit-penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
DIAGNOSIS ATEROSKLEROSIS
Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis: ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah
di pergelangan kaki dan lengan Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena Skening ultrasonik Duplex CT scan di daerah yang terkena Arteriografi resonansi magnetik Arteriografi di daerah yang terkena IVUS (intravascular ultrasound)
Tatalaksana:Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin), Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.