ppt cross sectional

11
EVALUASI HIPOTENSI ORTOSTATIK NORMOTENSIF DAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN METODE CROSS SECTIONAL ROZYALIYA SELVIA PUTRA ANIK DESYATUL Kelompok 6 CROSS-SECTIONAL STUDY

Transcript of ppt cross sectional

Page 1: ppt cross sectional

EVALUASI HIPOTENSI ORTOSTATIK NORMOTENSIF DAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

METODE CROSS SECTIONALROZYALIYA

SELVIAPUTRAANIK

DESYATUL

Kelompok 6CROSS-SECTIONAL STUDY

Page 2: ppt cross sectional

DESAIN PENELITIAN

DESKRIPTIF

OBSERVASI• CASE-CONTROL• COHORT• CROSS SECTIONAL

EKSPERIMENTAL

CROSS SECTIONALStudi potong lintang (cross sectional) adalah rancangan

epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan

paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status

paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari

populasi tunggal, pada satu saat atau periode.

Penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data

sekaligus pada satu saat (point time approach).

Page 3: ppt cross sectional

Jenis-jenis Cross Sectional 1. Cross sectional untuk penelitian deskriptif

◦ Gambaran fenomena yang ditemukan, baik berupa factor resiko (paparan) ataupun efek (penyakit/ masalah kesehatan), dengan peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable hanya satu kali pada suatu saat.

Contoh : - Penelitian mengenai pemberian ASI eksklusif di suatu masyarakat- Penelitian tentang tinggi badan bayi baru lahir pada suatu populasi- Penelitian tentang pengetahuan SMA mengenai kesehatan reproduksi remaja

2. Cross sectional untuk penelitian analitik◦ Mempelajari hubungan faktor risiko (paparan) dan efek (penyakit/ masalah kesehatan) dengan cara

mengamati faktor risiko dan efek secara serentak pada banyak individu dari suatu populasi pada satu saat.Contoh : - Penelitian mengenai pemberian ASI eksklusif pada berbagai tingkat pendidikan Ibu

- Peran kebiasaan merokok dalam terjadinya penyakit tuberculosis paru- Hubungan berbagai faktor risiko dalam menyebabkan terjadinya penyakit tertentu

Page 4: ppt cross sectional

Skema Studi Cross Sectional

Populasi (Sampel)

Faktor Risiko (+)

Efek (+)

Efek (-)

Faktor Risiko (-)

Efek (+)

Efek (-)

Page 5: ppt cross sectional

Kelebihan dan kekurangan Kelebihan: a. Mengetahui hubungan antara risiko dan penyakit. b. Memungkinkan penggunaan dari masyarakat umum

(tidak hanya yang mencari pengobatan), sehingga generalisasinya cukup memadai. c. Mudah, murah dan hasil cepat diperoleh. d. Dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel sekaligus. e. Dapat menjelaskan hubungan antara fenomena kesehatan yang diteliti dengan faktor-faktor terkait.

Kekurangan: a. Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat bersamaan. b. Tidak meggambarkan perjalanan penyakit, insidens

maupun prognosis c. Perlu sampel dalam jumlah yang cukup besar d. Memungkinkan terjadinya salah interpretasi e. Tidak praktis pada penelitian untuk yang jarang

Page 6: ppt cross sectional
Page 7: ppt cross sectional

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, tipe retrospektif, dengan rancangan

studi cross sectional. Penelitian dilakukan secara studi perbandingan, yaitu membandingkan

persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena yang ada, untuk mencari faktor-faktor dan kondisi

apa saja yang menyebabkan fenomena tersebut terjadi.

Perbedaan kondisi pasien penderita diabetes mellitus dengan memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi

dan tekanan darah normal.

Jenis cross sectional yang digunakan adalah analitik, yaitu mempelajari hubungan faktor risiko (paparan) dan efek

(penyakit/ masalah kesehatan) secara serentak pada banyak individu dari suatu populasi pada satu saat.

Data langsung di ambil pada berkas kumpulan data di suatu tempat, sesuai kriteria yang telah ditentukan.

Page 8: ppt cross sectional

Ciri-ciri studi cross sectional pada metode penelitian

1. Melakukan perbandingan ada atau tidaknya hipotensi ortostatik pada pasien diabetes normotensif dan hipertensi.

2. Data yang didapat murni, berupa kumpulan data pasien pada suatu tempat dan populasi.

3. Data yang didapat di analisa sesuai kriteria yang telah ditentukan pada satu waktu (tidak berulang) dan memiliki beberapa variable (variabel interval dan kategori).

4. Dari hasil perbandingan pada dua kondisi tersebut, dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan resiko dan penyakit pada pasien.

5. Melakukan pengamatan ada atau tidaknya pengaruh lama penyakit diabetes yang diderita dengan ada atau tidaknya penyakit hipertensi dalam hipotensi ortostatik.

Page 9: ppt cross sectional

Total sampel sebesar 48 orang (wanita), terbagi menjadi dua kelompok

Kelompok 1 Kelompok 2

Jumlah 26 orang 22 orang

Tekanan Darah Hipertensi Normotensi

Usia 36-75 tahun 31-72 tahun

Durasi penyakit 72 bulan 68 bulan

(HT = 84 bulan)

BMI (Indeks Massa Tubuh) 25,3 kg/m2 24,9 kg/m2

Tes ortostatik 11 orang (+) 3 orang (+)

Page 10: ppt cross sectional

Kesimpulan Hipertensi pada pasien diabetes dapat meningkatkan risiko Hipotensi Ortostatik.

Oleh karena itu, uji ortostatik pada pasien diabetes harus dilakukan secara rutin,

terutama pada pasien yang memiliki riwayat hipertensi.

Lama penyakit hipertensi dan diabetes dalam penelitian ini tidak mempengaruhi

prevalensi Hipotensi ortostatik.

Page 11: ppt cross sectional