Ppt Blok 11

20
Mekanisme Kerja dan Fungsi Growth Hormone pada Pertumbuhan Mariella Valerie Bolang 102013433 – F9

Transcript of Ppt Blok 11

Kelainan pada Enzim G6PD: dari Sudut Pandang Seluler

Mekanisme Kerja dan Fungsi Growth Hormone pada Pertumbuhan

Mariella Valerie Bolang 102013433 F9Skenario 3 Seorang remaja perempuan usia 16 tahun berobat ke dokter puskesmas dengan keluhan sejak satu tahun yang lalu tinggi badan semakin bertambah dengan cepat dibanding teman-teman sebayanya , dan saat ini tinggi badannya adalah 190cm. Dokter menganjurkan ia berobat ke RS untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Mind Map Struktur Makroskopik Kelenjar Hipofisis Letaknya di dalam lekuk tulang sphenoid (cella tursika) tepat di bawah otak dan dihubungkan dengan dasar ventrikel ketiga oleh tangkai hipofise. Hipofisis hipotalamus sebuah tangkai kecil (infundibulum) yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah halus. T/d 2 lobus: Hipofisis anterior (adenohipofisis)Hipofisis posterior (neurohipofisis)

Struktur Makroskopik Kelenjar Hipofisis (lanjutan) Vaskularisasi Hipofisis A.hipofisialis inferior yang berasal dari a.carotis internaA.hipofisialis superior yang berasal dari a.carotis interna dan circulus Willis Persarafan hipofisis traktus hipotalamus hipofisialis yang t/d serat-serat saraf tak bermielin dan merupakan cabang-cabang protoplasma dari neuron-neuron, yang badan sel sarafnya terdapat dalam nukleus supraopticus dan nukleus paraventricularis di hipotalamus.

Struktur Mikroskopik Hipofisis Anterior (Adenohipofisa)

Pars Distalis Pars Intermedia Pars Tuberalis Terdiri atas korda atau kelompok tidak teratur sel-sel kelenjar, stroma kelenjar tidak banyak. Pada fetus manusia, pars intermedia cukup tebal (3%) dari adenohipofisis, namun pada dewasa tidak ditetapkan lagi sebagai lapis utuh. Lapis tipis yang mengelilingi tangkai hipofisis, tebalnya hanya 25-60m.1. Kromofil (50%), sel-sel ini mengandung granula yang dapat mengambil warna hematoksilin atau eosin. Sel-sel pars intermedia pada spesies ini adalah sel-sel epithelial polygonal besar, yang mengandung banyak mitokondria. Satu ciri morfologiknya adalah susunan korda sel-sel epitelialnya yang memanjang. Sel-sel utamanya berukuran 12-18m dan berbentuk kuboid. Sel asidofil (35%) atau disebut juga sel Sel basofil (15%) atau disebut juga sel Sel-sel ini menghasilkan MSH dan membuat sebuah prohormon berglikosil besar yaitu proopiomelanocortin (POMC) Mereka adalah satu-satunya sel dalam hipofisis yang mengandung cukup banyak glikogen.

2. Kromofob (65%), dianggap sebagai sel cadangan yang sanggup berdiferensiasi menjadi asidofil atau basofil.Struktur Mikroskopik Neurohipofisis Terdiri dari eminentia mediana dari tuber cinereum, tangkai infundibularis, dan prosesus infundibularis. Neurohiposis ini terdiri dari serat-serat yang tidak bermielin yang badan sel sarafnya terletak dalam nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikularis. Serat-serat tersebut dalam traktus hipotalamo-hipofisialis menuju dan berakhir pada prossesus infundibularis. Hormon-hormon yang dihasilkan adenohipofisa Hormon Growth Hormone (GH) merangsang pertumbuhan (khususnya tulang) dan fungsi metabolisme. Prolaktin (PRL) / Luteotrophic Hormone merangsang produksi dan sekresi susu. FSH (Follicle Stimulating Hormone)merangsang pertumbuhan folikel ovaria dan proses spermatogenesis.LH (Luteinizing Hormone)menyebabkan terjadinya ovulasi dan luteinisasi folikel yang telah berkembang oleh FSH. ACTH (Adenocorticotrophic Hormone)merangsang korteks adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid dan androgen adrenal.TSH (Tyroid Stimulating Hormone)merangsang kelenjar tiroid membesar dan menghasilkan sekret.Growth Hormone Mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama pada pertumbuhan tulang dan otot rangka. Polipeptida dengan 191 asam amino (berat molekul sekitar 22.000) yang memiliki dua jembatan disulfida.

Fungsi Growth Hormone Meningkatkan sintesis protein di semua sel tubuh, terutama sel otot. Menstimulasi pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel penghasil tulang di tubuh. Penting untuk pertumbuhan tulang longitudinal dan untuk remodeling tulang yang terus-menerus berlangsung seumur hidup. Efek GH terhadap tulang dan kartilago tejadi melalui peptida perantara, yang disebut somatimedin atau faktor pertumbuhan mirip insulin (insulinlike growth factor, IGF) yang dilepaskan dari hati sebagai respon terhadap hormon pertumbuhan.Mekanisme GH

Pengaruh Growth Hormone Terhadap karbohidrat Penurunan pemakain glukosa untuk energi Peningkatan endapan glikogen di dalam sel Berkurangnya ambilan glukosa oleh sel Peningkatan sekresi insulin

Terhadap protein Meningkatkan pengangkutan paling sedikit beberapa dan mungkin sebagian besar asam amino melewati membran sel ke bagian dalam sel. Keadaan ini meningkatkan konsentrasi asam amino dalam sel dan paling tidak berperan sebagian terhadap naiknya sintesis protein. Merangsang transkripsi DNA di dalam inti, sehingga meningkatkan jumlah pembentukan RNA. Keadaan ini selanjutnya meningkatkan sintesis protein dan juga meningkatkan pertumbuhan energi, asam amino, vitamin, dan bahan-bahan lain. Terhadap lemak Mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan pelepasan asam lemak dari jaringan adiposa, sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh. Hormon pertumbuhan meningkatkan perubahan asam lemak menjadi asetil KoA dan kemudian digunakan untuk energi.

Hormon Pertumbuhan lain Insulin sel beta dari pulau langerhans (pankreas) Tiroid kelenjar tiroid di atas permukaan anterior kartilago tiroid trakea, tepat di bawah laring.Kelainan pada sekresi hormon pertumbuhan Gigantisme pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh karena kelenjar hypophysis memproduksi hormon berlebihan. Akromegali pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan yang berlebihan dan terjadi pada usia 30-50 tahun. Dwarfisme defisiensi seluruh sekresi kelenjar hipofisis anterior atau disebut panhipopituitarisme selama masa anak-anak. Kesimpulan Pada masa pertumbuhan selain karena adanya growth hormone dan hormone pertumbuhan lain seperti insulin dan tiroid, asupan makanan juga berpengaruh karena adanya gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang. Kemungkinan terjadi karena adanya kelebihan growth hormone, kelebihan hormon ini bisa terjadi salah satunya karena adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang membuat hipersekresi.

Daftar Pustaka Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002.h.421-31.Gunawijaya, F.A, Kartawiguna, E. Penuntun praktikum histologi: kumpulan foto mikroskopik. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.h.140.Ganong, WF. Review of medical physiology. Edisi ke-21. USA: The McGraw-Hill Companies; 2003.h.853-5.Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.205-6.Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2003.h.712.Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.283-6.Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.725-46.Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2007.h. 905-55,117180. Sediaoetama AD. Ilmu gizi. Jakarta: Dian Rakyat; 2006.h.199- 203.

Terima Kasih