PPT Batik Tradisional Nusantara

19
Anggota : Rana Aribah (21) Regita Mulia Winjari (22) Saraswati Nirmala Suci (24) Septiana Indra Pertiwi (25) Yulinda Aji Pratiwi (26) Yuniar Rahmawati (27) Bati k

Transcript of PPT Batik Tradisional Nusantara

Page 1: PPT Batik Tradisional Nusantara

Anggota : Rana Aribah (21) Regita Mulia Winjari (22) Saraswati Nirmala Suci (24) Septiana Indra Pertiwi (25) Yulinda Aji Pratiwi (26) Yuniar Rahmawati (27)

Batik

Page 2: PPT Batik Tradisional Nusantara

SEJARAH BATIKBatik Indonesia telah diakui sebagai warisan

kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi oleh UNESCO. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa Batik Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, memiliki keterikatan yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang berkembang sejak zaman nenek moyang. Batik awalnya merupakan pakaian keluarga kerajaan.

Page 3: PPT Batik Tradisional Nusantara

Seorang Antropolog bernama Rens Heringa yang meneliti Batik Jawa

selama lebih dari 25 tahun mengatakan bahwa mitos paling awal tentang batik sudah ada pada kira-kira tahun 700 Masehi, yaitu saat Pangeran Lembu Amiluhur mempersunting seorang putri bangsawan Coromandel, India. Putri dan para dayangnya yang beragama Hindu mengajarkan cara membatik kepada orang-orang Jawa. Hal ini sejalan dengan pendapat GP Rouffaer bahwa cara membatik di Indonesia diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 M atau ke-7 M. GP Rouffaer juga menyimpulkan bahwa canting ditemukan di Jawa sekitar abad ke-12, hal ini dikarenakan pada saat itu batik dengan pola gringsing sudah dikenal di Kediri, Jawa Timur. Batik dengan pola gringsing hanya bisa dibentuk dengan menggunakan canting.

Page 4: PPT Batik Tradisional Nusantara

Batik Indonesia mulai berkembang pada zaman Majapahit. Batik pada awalnya merupakan seni yang dikerjakan oleh sebatas kalangan kerajaan di dalam kraton. Batik kemudian berkembang menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang karena dibawa oleh para pengikut raja yang tinggal diluar lingkungan kraton.

Perkembangan batik pada zaman Majapahit dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Perkembangan batik di Tulung Agung tidak terlepas dari kisah Adipati Kalang yang tidak mau tunduk pada pemerintahan Majapahit. Alkisah, penguasa Tulung Agung (dulu Bonorowo) tersebut tidak mau tunduk terhadap pemerintahan Majapahit yang menyebabkan terjadinya pertempuran dan berakhir dengan tewasnya sang Adipati disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Para petugas dan keluarga kerjaan Majapahit kemudian menetap dan mengembangkan batik di daerah tersebut. Ciri khas Batik Kalangberet dan Mojokerto memiliki kemiripan dengan Batik Yogyakarta, yaitu bercorak coklat dan biru tua pada dasaran berwarna putih.

Page 5: PPT Batik Tradisional Nusantara

DEVINISI BATIKBatik adalah suatu seni menghias kain atau

bahan lain dengan menggunakan bahan penutup lilin untuk membentuk corak hiasan dengan menggunakan alat canting.

Page 6: PPT Batik Tradisional Nusantara

Batik, dari sisi etimologi (ilmu asal-usul kata), merupakan gabungan atas dua kata dalam bahasa Jawa; “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada dua hal.

Teknik pembuatan corak atau pewarnaan kain dengan malam. Literatur tekstil internasional mengenal teknik ini sebagai wax-resist dyeing. Bagian kain yang tertentu ditutupi malam/lilin, sehingga zat pewarna tidak akan terserap pada bagian kain itu pada saat pewarnaan.

Page 7: PPT Batik Tradisional Nusantara

Batik merupakan lukisan di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Batik terdiri dari berbagai motif dan setiap motif merupakan simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan. Pada perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat umum.

Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengakuan UNESCO ini meliputi teknik, teknologi serta motif Batik Indonesia.

Page 8: PPT Batik Tradisional Nusantara

BAHAN UNTUK MEMBUAT BATIK TULISNamaBahan Gambar Keterangan dan

fungsiMalam Batik

(Pokok)Dalam pembuatan batik, malam berperan sebagai penutup bagian kain agar

tidak terwarnai dalam pencelupan.

Napthol(Pokok)

Pewarna batik setelah di canting.

Kain(Pokok)

Sebagai media dimana menjadi tempat

menggambar motif batik.

Page 9: PPT Batik Tradisional Nusantara

Air (Tambahan)

Mencuci kain setelah dilorod.

Api Memanaskan malam di atas

wajan agar mencair.

Minyak Tanah Bahan bakar kompor agar

menyala.

Page 10: PPT Batik Tradisional Nusantara

ALAT UNTUK MEMBUAT BATIK TULISNamaAlat

Gambar Keterangan dan fungsinya

Canting(Pokok)

Canting dipakai untuk menuliskan pola

batikdengan cairan malam. Canting pada umumnya terbuat dari

bahan tembaga dengan gagang bambu.

Wajan kecil(Pokok)

Sebagai tempat dimana lilin yang meleleh di

tempatkan.

Kompor minyak(Pokok)

Alat untuk mencairkan lilin di atas wajan.

Page 11: PPT Batik Tradisional Nusantara

Gawangan(Tambahan)

Untuk membentangkan kain

batik yang akan dibatik.

Dingklik(Tambahan)

Duduk sang pembatik.

Ember(Tambahan)

Tempat berlangsungnya proses pewarnaan.

Panci(Tambahan)

Alat untuk melorod malam.

Page 12: PPT Batik Tradisional Nusantara

MACAM – MACAM BATIK BERDASARKAN PEMBUATNYA1.  Batik tulis

Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan canting.

A. Pembuatan Batik Tulis secara Tradisional

Proses pembuatan batik tulis secara tradisional hanya menggunakan pewarna biru indigo dan soga dengan melewati 7 tahapan pembuatan, yaitu:

Mbathik atau Nglowong, yaitu membuat pola pada kain dengan menempelkan malam menggunakan canthing tulis. Nglowong pada sebelah kain disebut juga “ngengreng” dan setelah selesai dilanjutkan dengan “nerusi” pada sebelah lainnya. Malam klowong yang digunakan pada proses ini tidak boleh bertekstur terlalu ulet agar nantinya mudah dikerok.

Nembok, yaitu menutup bagian-bagian pola yang akan dibiarkan berwarna putih menggunakan malam. Lapisan malam mini berfungsi sebagai tembok penahan zat pewarna agar jangan merembes ke bagian yang ditembok. Malam tembok harus memiliki tekstur kuat dan ulet. Medel, yaitu mencelup kain yang telah diberi malam kedalam pewarna untuk memberikan warna dasar. Pada zaman dahulu, warna dasar ini adalah warna biru tua menggunakan bahan pewarna Indigo (bahasa jawanya adalah tom). Bahan pewarna ini tebilang sangat lambat untuk diserap oleh kain, sehingga harus dilakukan berulang kali.

Ngerok dan Nggirah, yaitu menghilangkan lilin dari bagian-bagian yang akan diberikan warna soga. Biasanya proses ini menggunakan alat yang dinamakan cawuk (semacam pisau tumpul).

Page 13: PPT Batik Tradisional Nusantara

Mbironi, yaitu menutup bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru. Proses ini dilakukan pada kedua sisi kain.

Nyoga, yaitu mencelup kain kedalam pewarna soga. Sebagaimana Medel, proses ini jika menggunakan pewarna alam juga harus dilakukan secara berulang dan setiap kali selesai pencelupan maka harus dikeringkan di udara terbuka.

Nglorod, yaitu menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih.  B.  Pembuatan Batik Tulis secara Kesikan / Lorodan

Secara umum proses pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan adalah sama dengan proses pembuatan batik tulis secara tradisional, hanya saja berbeda pada langkah ke 4, yaitu proses menghilangkan lilin setelah mengalami pencelupan pertama. Pada pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan, penghilangan malam pertama itu dilakukan dengan proses nglorod sehingga menghasilkan apa yang disebut “kelengan”. Setelah menjadi “kelengan”, selanjutnya (langkah kelima) melewati proses penutupan bagian-bagian yang akan tetap berwarna biru yang dinamakan proses ngesik.

Page 14: PPT Batik Tradisional Nusantara

C.  Pembuatan Batik Tulis secara Pesisiran / Pekalongan

Sebagaimana kita ketahui, batik pesisiran / Pekalongan memiliki pewarnaan yang beraneka ragam. Proses pewarnaan dalam pembuatan batik tulis secara pesisiran / Pekalongan tidak seluruhnya dilakukan dengan cara pencelupan. Pewarnaan pada bagian tertentu pola dilakukan dengan menyapukan zat pewarna (nyolet), sehingga dapat dilakukan pewarnaan secara serentak dengan berbagai macam warna. Secara umum proses pembuatan batik tulis secara pesisiran / Pekalongan melewati 10 tahapan sebagai berikut:

Mbathik atau Nglowong Nyolet, yaitu pemberian warna pada bagian-bagian tertentu pola dengan

cara menyapukan zat pewarna pada bagian-bagian tersebut. Nutup, yaitu menutup bagian yang telah dicolet menggunakan malam Ndhasari, yaitu mencelup latar pola dengan zat pewarna yang dikehendaki Menutup Dasaran, yaitu menutup bagian-bagian latar pola yang sudah

diwarnai dengan malam agar tetap warnanya pada proses selanjutnya. Medel Nglorod, seperti pada proses pembuatan batik tulis secara kesikan / lorodan,

proses ini menghasilkan “kelengan” tetapi perbedaannya adalah “kelengan” yang dihasilkan adalah “kelengan berawarna”

Page 15: PPT Batik Tradisional Nusantara

Nutup dan Granitan, yaitu menutup bagian-bagian yang telah diberi warna dan bagian yang akan dibiarkan tetap putih serta membuat titik-titik putih pada garis-garis diluar pola yang disebut dengan granit.

Nyoga Nglorod

2.  Batik cap

Proses penggambaran lilin batik pada kain menggunakan cap yang dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan.Pembuatan batik cap menggunakan alat cap atau stempel yang telah terpola batik. Stempel tersebut diceupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat dibanding pada proses batik tulis, karena pada batik tulis pola tersebut harus dilukis titik demi titik dengan canting, sedangkan pada batik cap dengan sekali tekan kita dapat menyelesaikannya.

3.  Batik kombinasi cap tulis

Proses penggambaran malam pada pada kain menggunakan canting dan cap.

Page 16: PPT Batik Tradisional Nusantara

4. Batik Printing

Seiring dengan perkembangan teknologi tekstil dan kebutuhan akan adanya produksi massal, saat ini banyak beredar kain bermotif batik atau yang terkenal dengan nama batik print. Pembuatan batik print dilakukan dengan cara mencetak motif batik diatas kain yang kemudian disusul dengan pewarnaan sebagaimana proses sablon. Batik print jika mengacu pada pengertian batik secara umum jelas bukan merupakan batik karena pada proses pembuatannya tidak menggunakan metode rintang warna atau tidak mengaplikasikan lilin batik pada kain. Cara membuat batik printing, teknik pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya, hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.

Page 17: PPT Batik Tradisional Nusantara

Secara kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke seluruh serat kain, dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih terlihat sedikit berwarna putih.

Belakangan muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya.

Page 18: PPT Batik Tradisional Nusantara

DAFTAR PUSTAKA Google.com Yahoomail.com Anneahira.blogspot.com

Page 19: PPT Batik Tradisional Nusantara

Terimakasih atas perhatiannya ....