Ppt Atrial Fibrilasi
-
Upload
bella-sagita-pratiwi -
Category
Documents
-
view
617 -
download
165
description
Transcript of Ppt Atrial Fibrilasi
ATRIAL FIBRILASIBella Sagita Pratiwi
H1A010050
Pembimbing :
dr.Sri Hastuti, Sp.JP, FIHA
Pendahuluan
• Atrial fibrilasi (AF) adalah salah satu kasus aritmia jantung yang sering terjadi
• Insidensinya berhubungan dengan usia
• Menyerang semua usia, akan tetapi lebih sering pada usia tua
• Atrial fibrilasi terjadi pada 1-2% dari jumlah seluruh populasi.
Elektrofisiologi Jantung
• Terdapat 3 jenis sel yang membangkitkan arus listrik :– sel-sel pacemaker (nodus SA, nodus AV)– jaringan konduksi khusus (serat-serat
purkinje)– sel-sel otot ventrikel dan atrium.
Elekrofisiologi Jantung
• Text • Fase 0 ( depolarisasi ) masuknya Na+ ke intra sel intra sel positif
• Fase 1 (repolarisasi awal) kanal Na+ tertutup muatan (+) berkurang
• Fase 2 (plateu) Ca+ masuk lambat ke intrasel muatan stabil (masa refrakter negatif)
• Fase 3 (repolasrisasi) K+ keluar ke ekstra sel negatif
• Fase 4 (istirahat/polarisasi) intrasel negative, ekstrasel positif
Atrial Fibrilasi
• Suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit.
Klasifikasi AF
Klasifikasi AF
Berdasarkan ada tidaknya penyakit yang mendasari•AF primer tidak disertai penyakit jantung atau penyakit sistemik lainnya.•AF sekunder disertai adanya penyakit jantung atau penyakit sistemik seperti gangguan tiroid.
Berdasarkan bentuk gelombang P•AF coarse (kasar)•AF fine (halus)
Klasifikasi berdasarkan gejala menurut Skor EHRA
Etiologi AF Peningkatan tekanan/resistensi atrium
(penyakit katup jantung, hipertrofi jantung, hipertensi pulmo)
Proses infiltratif dan inflamasi (ex:miokarditis, perikarditis)
Proses infeksi Kelainan endokrin (ex: hipertiroid) Neurogenik (ex: stroke) Iskemik Atrium Infark miocardial Obat-obatan
Tanda dan Gejala AF
• Tidak memberikan tanda dan gejala yang khas
• Gejala umum :– peningkatan denyut jantung (palpitasi)– ketidakteraturan irama jantung – ketidakstabilan hemodinamik– pusing, pre-sinkop, kelemahan, kelelahan,
sesak nafas dan nyeri dada penurunan oksigenasi darah ke jaringan
Faktor Resiko AF
Diabetes melitusHipertensiPenyakit jantung koronerPenyakit katup mitralPenyakit tiroidPenyakit paru kronikPost. operasi jantungUsia ≥ 60 tahunGaya hidup (life style)
Patofisiologi AF
• Proses aktivasi lokal bisa melibatkan proses depolarisasi tunggal atau depolarisasi berulang
• Proses Multiple wavelets melibatkan potensial aksi yang berulang dan melibatkan sirkuit/jalur depolarisasi.
Penegakan Diagnosis
• Elektrokardiografi standar baku
• AF paroksismal pemantau Holter atau pemeriksan EKG transtelefonik
• Pemeriksaan foto toraks, ekokardiografi menyingkirkan penyakit sekunder
Tatalaksana AF
• Manajemen fibrilasi atrium meliputi 3 objektif utama :– Identifikasi dan penanganan faktor kausatif
terkait (misalnya hipertensi, penyakit jantung iskemik, gagal jantung, kelainan katup, tirotoksikosis, dan lain-lain)
– Pemilihan strategi terapi rate control atau rhythm control
– Penilaian terhadap tromboemboli serta terapi prevensinya
Stratifikasi Risiko dan Pencegahan Tromboemboli
• Indeks risiko CHADS2 (Congestive heart failure, Hypertension, Age >75 years, Diabetes Mellitus, and prior Stroke or Transient isckaemic attack/TIA)
• Sistem scoring kumulatif yang memprediksi risiko stroke pada pasien dengan fibrilasi atrium
Kesimpulan
1. Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit.
2. Menurut AHA (American Heart Association) klasifikasi dari atrial fibrilasi dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu AF deteksi pertama, paroksismal AF, persisten AF, dan kronik/permanen AF.
3. Mekanisme AF terdiri dari 2 proses, yaitu proses aktivasi local dan multiple wavelet reentry.
Daftar Pustaka1. Atrial Fibrillation Association. Registered Charity No. 1122442. Diunduh dari www.afa.org.uk pada tanggal 5 November
2014.
2. A. John Camm (Chairperson) (UK), Paulus Kirchhof (Germany), Gregory Y.H. Lip (UK), dkk. Guidelines for the management of atrial Fibrillation The Task Force for the Management of Atrial Fibrillation of the European Society of Cardiology (ESC). European Heart Journal (2010) 31, 2369–2429 doi:10.1093/eurheartj/ehq278
3. Gregory Y, Beevers G. ABC of Etrial Fibrilation : History, Epidemiology, and Importance of Atrial Fibrillation.BMJ.2009;311:1361
4. Wattigney WA, Mensah GA, Croft JB (2012). Increased Atrial Fibrillation Mortality : United States, 1999-2010. Am. J. Epidemal. 155(9) : 819-26
5. Blackshear JL, Odell JA (February 2008). Appendge Obliteration to Reduce Stroke In Cardiac Surgical Patient with Atrial Fibrillation. Ann. Thorac. Surg. 61 (2): 755-9
6. Wolf PA, Dawber TR, Thomas HE, Kannel WB (2007). Epidemiologic Assessment of Chronic Atrial Fibrillation and Risk of Stroke :the Framingham Study. Eurology 28 (10) : 973-7
7. MICHAEL H. KIM, MD. Concepts in Disease Progression of Atrial Fibrillation and Implications for Medical Management. The Journal of Innovations in Cardiac Rhythm Management, 3 (2012), 697–712
8. Yu-ki Iwasaki, MD, PhD, Kunihiro Nishida, MD, PhD, Takeshi Kato, MD, PhD, Stanley Nattel, MD. Atrial Fibrillation Pathophysiology Implications for Management. Circulation. 2011; 124: 2264-2274 doi: 10.1161/CIRCULATIONAHA.111.019893
9. Firdaus I. Fibrilasi Atrium pada Penyakit Hipertiroidisme Patogenesis dan Tatalaksana. Jurnal Kardiologi Indonesia. 2007; 28: 375-386.
10.Camm AJ, Kirchhof P, Lip G, Shotten U, Savelieva I, Ernst S, Gelder IC, et al. Guidelines for The Management of Atrial Fibrillation. European Society of Cardiology. 2010; 31; 2369-429.
11.Fuster V, Ryden LE, Cannom DS, Crijns HJ, Curtis AB, Ellenbogen KA, et al. ACC/AHA/ESC 2006 Guidelines for The Management of Patient with Atrial Fibrillation: a report of the American College of Cardiology/ American Heart Association Task Force on Practice Guidelines and The European Society of Cardiology Committee for Practice Guidelines. Circulation. 2006; 144 ; 257-354.