PPT ASFIKSIA

22
Asfiksia pada pembunuhan dengan cara pembekapan

description

asfiksia pada pembunuhan dengan cara pembekapan

Transcript of PPT ASFIKSIA

Asfiksia

Asfiksia pada pembunuhan dengan cara pembekapanTindak PidanaDokterPolisiPengadilanLATAR BELAKANG

Perbuatan oleh siapa saja yang dengan sengaja merampas nyawa orang lain (Arifin, 2012).

Menurut KUHP pasal 338

Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang, karena pembunuhan biasa, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun

Pembunuhan

Klasifikasi Tindak Pidana PembunuhanMerupakan penyebab kematian terbanyak ke-3. (Apuranto, 2012)Merupakan suatu keadaan terjadinya kekurangan oksigen yang disebabkan karena terganggunya saluran nafas. (Apuranto, 2012).Terjadi ketidakmampuan untuk menggunakan oksigen pada tingkat seluler tanpa disertai obstruksi jalan napas secara fisik. (Payne-James, dkk. 2011) Disebut juga anoksia atau hipoksia. (Amir, 2008; Apuranto, 2012)AsfiksiaKlasifikasi AsfiksiaPerubahan Patologis AsfiksiaPerubahan primer

Perubahan sekunderProses kejadian?

1. Terutama terlihat pada otak dimana terjadi gangguan metabolisme dan retensi air akibat gangguan elektrolit sehingga sel-sel otak mati dan menjadi glial tissue

2. Perubahan tergantung dari proses kejadian.Contoh keadaan dimana terjadi perubahan sekunder: pembekapan, obstruksi jalan nafas, traumatic asphyxia, penghentian primer pernafasan karena kegagalan pusat pernafasan.

8Mekanisme Asfiksia1.2.3.4.Mekanisme AsfiksiaASFIKSIAFibrinolisisDarah menjadi encerRelaksasi sphingterUrin, feces, dan cairan sperma keluarTidak sadarTenaga otot berkurangDilatasi kapilerStasis kapilerBendungan kapilerKongesti visceralTekanan intrakapiler meningkatTekanan oksigen dan darah menururnSianosisDarah berwarna unguLebam mayat berwarna unguKerusakan pada dinding kapiler dan lapisan di antara sel endotelPeningkatan permeabilitas kapilerBercak Tardieu dan transudasi cairan (edema)Ruptur pembuluh kapilerKelainan OtopsiPemeriksaan LuarKelainan Otopsi (2)Pemeriksaan Dalam:12Kelainan Otopsi (3)Pemeriksaan Dalam (2):

Penyebab Asfiksia

Suatu keadaan dimana lubang-lubang luar dari jalan nafas yaitu mulut dan hidung tertutup secara mekanis oleh benda padat atau bahan yang terdiri dari partikel-partikel kecil (finely divided materials), misalnya pasir, lumpur, abu, dan salju (Apuranto, 2012).Normalnya, pembekapan membutuhkan paling tidak sebagian obstruksi, baik rongga hidung maupun mulut untuk menjadi asfiksia.PembekapanEtiologi KematianCara KematianKecelakaan (accidental smothering)Kecelakaan dapat terjadi misalnya pada bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, terutama bayi prematur bila hidung dan mulut tertutup oleh bantal atau selimut. Selain itu juga dapat terjadi kecelakaan dimana seorang anak yang tidur berdampingan dengan orang tuanya dan secara tidak sengaja orangtuanya menindih si anak sehingga tidak dapat bernafas. Keadaan ini disebut overlying. Pada anak-anak dan dewasa muda bisa terjadi kecelakaan terkurung dalam suatu tempat yang sempit dengan sedikit udara, misalnya terbekap dalam kantong plastik. Orang dewasa yang terjatuh waktu bekerja atau pada penderita epilepsi yang mendapat serangan dan terjath, sehingga mulut dan hidung tertutup dengan pasir, gandum, tepung, dan sebagainya (Budiyanto, 1997).Pembunuhan (homicidal smothering), Biasanya terjadi pada kasus pembunuhan anak sendiri. Pada orang dewasa hanya terjadi pada orang yang tidak berdaya, seperti orang tua, orang sakit berat, orang dalam pengaruh obat atau minuman keras. Pada pembunuhan dengan pembekapan biasanya dilakukan dengan cara hidung dan mulut diplester, bantal ditekan ke wajah, kain atau dasi yang dibekapkan pada hidung dan mulut. Dapat juga dilakukan bersamaan dengan menindih atau menduduki dada korban. Keadaan ini dinamakan burking (Budiyanto, 1997).Bunuh diri (suicide)Bunuh diri dengan cara pembekapan masih mungkin terjadi, misalnya pada penderita penyakit jiwa, orang tahanan, orang dalam keadaan mabuk, yaitu dengan membenamkan wajahnya ke dalam kasur, atau menggunakan bantal, pakaian yang diikatkan menutupi hidung dan mulut. Bisa juga dengan menggunakan plester yang menutupi hidung dan mulut (Budiyanto, 1997). 17Pemeriksaan OtopsiDilakukan pencarian bahan-bahan yang diduga menjadi penyebab dalam rongga hidung atau mulut (kain atau handuk, serbuk halus, pasir, bulu, dll).Umumnya terdapat tanda-tanda kekerasan pada daerah mulut, hidung, dagu, dan sekitarnya, yang mungkin terjadi ketika korban melakukan perlawanan.Jika pembekapan dilakukan dengan benda lunak, mungkin tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.Pemeriksaan Otopsi (2)Tanda-tanda asfiksia:Asfiksia adalah suatu keadaan terjadinya kekurangan oksigen yang disebabkan karena terganggunya saluran pernafasan. Salah satu penyebab asfiksia mekanik adalah pembekapan (smothering). Pembekapan pada kasus pembunuhan biasanya terjadi pada kasus pembunuhan anak sendiri atau orang dewasa yang tidak berdaya. Pemeriksaan korban pembekapan harus secara cermat untuk melihat bahan-bahan yang diduga penyebab dalam rongga mulut atau dalam lubang hidung, luka lecet atau luka memar terdapat di mulut, hidung, dan daerah sekitarnya. Mencari luka lecet tekan dan memar di daerah mulut, hidung maupun benuk bibir tercetak pada bantal. Terdapat juga perbedaan pada pembekapan secara cepat maupun perlahan. Pemeriksaan dalam akan diemukan sesuai mekanisme asfiksia.RINGKASANPentingnya untuk memahami mekanisme asfiksia, sehingga dapat mengerti dengan baik kelainan-kelainan luar dan dalam yang terjadi pada korban asfiksia.Diharapkan para dokter muda saat melewati stase Forensik dan Medikolegal pernah mendapatkan kasus korban asfiksia agar lebih mendalami teori mengenai asfiksia.Pada kasus asfiksia, diharapkan memperhatikan pemeriksaan luar dengan baik untuk mengetahui adakah tanda-tanda kekerasan yang dapat mengarahkan korban mengalami kecelakaan, pembunuhan, atau bunuh diri.

SARANPentingnya untuk memahami mekanisme asfiksia, sehingga dapat mengerti dengan baik kelainan-kelainan luar dan dalam yang terjadi pada korban asfiksia.Diharapkan para dokter muda saat melewati stase Forensik dan Medikolegal pernah mendapatkan kasus korban asfiksia agar lebih mendalami teori mengenai asfiksia.Pada kasus asfiksia, diharapkan memperhatikan pemeriksaan luar dengan baik untuk mengetahui adakah tanda-tanda kekerasan yang dapat mengarahkan korban mengalami kecelakaan, pembunuhan, atau bunuh diri.

Saran

TERIMA KASIH