ppt ACU KORUPSI.ppt

21
1.DINI RAHMAYANTI (1210536022) 2.AULIA RAHMI (1410536032)

Transcript of ppt ACU KORUPSI.ppt

Page 1: ppt ACU KORUPSI.ppt

1. DINI RAHMAYANTI (1210536022)2. AULIA RAHMI (1410536032)

Page 2: ppt ACU KORUPSI.ppt

Association of Certified Fraud Examinations (ACFE), salah satu asosiasi di USA yang mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan penanggulangan kecurangan, mengkategorikan kecurangan dalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut :

•Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud).

Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non financial.

•Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation).

Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam “Kecurangan Kas” dan “Kecurangan atas Persediaan dan Aset Lainnya”, serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent disbursement).

•Korupsi (Corruption).

Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic extortion).

Page 3: ppt ACU KORUPSI.ppt

Definisi KorupsiKorupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok)

Korupsi adalah istilah yang terkait dengan berbagai kegiatan atau perilaku ilegal, terlarang atau tidak bermoral. Dalam konteks perbankan dan Lembaga Keuangan Internasional, korupsi dapat didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan resmi atau posisi untuk keuntungan pribadi atau pengayaan, atau penyalahgunaan posisi seseorang untuk membantu orang lain dalam benar atau melawan hukum memperkaya atau memberdayakan diri mereka sendiri.

Page 4: ppt ACU KORUPSI.ppt

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

perbuatan melawan hukum;penyalahgunaan kewenangan,kesempatan,

atau sarana;memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

Page 5: ppt ACU KORUPSI.ppt

Penyuapan (bribery)

• Penyuapan (bribery), yang meliputi sumbangan, pemberian, penerimaan, persembahan sesuatu yang bernilai dengan maksud untuk mempengaruhi suatu tindakan/official act. Istilah official act mencakup penyuapan yang dilakukan dengan maksud mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pegawai atau instansi pemerintah.

Page 6: ppt ACU KORUPSI.ppt

Konflik Kepentingan (Conflict of Interest),

• Konflik Kepentingan (Conflict of Interest), yang terjadi manakala seorang pegawai, manajer, atau seorang eksekutif memiliki kepentingan ekonomi atau kepentingan pribadi yang tersembunyi dalam suatu transaksi yang bertentangan dengan perusahaan.

Page 7: ppt ACU KORUPSI.ppt

Economic Extortion (Pemerasan)• Economic Extortion, yang merupakan kebalikan

dari penyuapan (bribery). Dalam economic extortion, bukannya penjual yang menawarkan sesuatu yang bernilai untuk mempengaruhi keputusan, melainkan pegawai/karyawan perusahaan yang meminta pembayaran dari penjual/vendor untuk suatu keputusan yang akan menguntungkan penjual tersebut.

Page 8: ppt ACU KORUPSI.ppt

Illegal Gratuities(Pemberian Ilegal)Illegal Gratuities, yang seperti halnya penyuapan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan dibuat, tetapi suatu imbalan yang diberikan karena telah dibuatnya keputusan yang menguntungkan

Page 9: ppt ACU KORUPSI.ppt

Kondisi yang mendukung munculnya korupsiKonsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat.Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintahKampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".Lemahnya ketertiban hukum.Lemahnya profesi hukum. Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

Page 10: ppt ACU KORUPSI.ppt

Skala korupsi Petty korupsi Korupsi kecil terjadi pada skala yang lebih kecil dan berlangsung pada akhir pelaksanaan pelayanan publik ketika pejabat publik bertemu publik. Contohnya termasuk pertukaran hadiah yang tidak benar kecil atau penggunaan koneksi pribadi untuk mendapatkan nikmat atau cepat selesai prosedur rutin pemerintah. Bentuk korupsi biasanya dikejar oleh pejabat tingkat SMP dan menengah, yang secara signifikan dibayar.

Korupsi besar Korupsi yang didefinisikan sebagai korupsi yang terjadi di tingkat tertinggi pemerintahan dengan cara yang membutuhkan subversi signifikan dari sistem politik, hukum dan ekonomi. Korupsi seperti umumnya ditemukan di negara-negara dengan pemerintah otoriter atau diktator, tetapi juga pada mereka yang tidak memadai kepolisian korupsi. Sistem pemerintahan di banyak negara dibagi menjadi legislatif, eksekutif dan yudikatif cabang dalam upaya untuk memberikan layanan independen yang kurang rentan terhadap korupsi karena kemerdekaan mereka.

Korupsi sistemik

Korupsi sistemik (atau korupsi endemik) adalah korupsi yang terutama disebabkan oleh kelemahan dari organisasi atau proses. Hal ini dapat dibandingkan dengan pejabat individu atau agen yang bertindak korup dalam sistem.

Page 11: ppt ACU KORUPSI.ppt

Metode KorupsiDalam korupsi sistemik dan korupsi besar, beberapa metode korupsi digunakan bersamaan dengan tujuan yang sama.

Suap

Suap melibatkan penyalahgunaan hadiah dan nikmat dalam pertukaran untuk keuntungan pribadi. Hal ini juga dikenal sebagai suap atau, di Timur Tengah, seperti sogok Ini adalah bentuk paling umum dari korupsi. Jenis-jenis nikmat yang diberikan adalah beragam dan mungkin termasuk uang, hadiah, nikmat seksual, saham perusahaan, hiburan, pekerjaan dan manfaat politik. Keuntungan pribadi yang diberikan bisa apa saja dari aktif memberikan perlakuan istimewa untuk memiliki perselingkuhan atau kejahatan diabaikan. Suap kadang-kadang dapat menjadi bagian dari penggunaan sistemik korupsi untuk tujuan lain, misalnya untuk memperbuat korupsi lebih lanjut. Suap dapat membuat pejabat lebih rentan terhadap pemerasan atau pemerasan.

Page 12: ppt ACU KORUPSI.ppt

Penggelapan, pencurian dan penipuan

Penggelapan dan pencurian melibatkan seseorang dengan akses ke dana atau aset secara ilegal mengambil kendali dari mereka. Penipuan melibatkan menggunakan penipuan untuk meyakinkan pemilik dana atau aset untuk memberikan mereka kepada pihak yang tidak sah. Contohnya termasuk penyesatan dana perusahaan ke dalam "perusahaan bayangan" (dan kemudian ke kantong karyawan korup), yang menggelapkan dari bantuan luar negeri uang, penipuan dan aktivitas korupsi lainnya.

Page 13: ppt ACU KORUPSI.ppt

Pemerasan dan pemerasan Sementara suap adalah penggunaan bujukan positif untuk tujuan korupsi, pemerasan dan pemerasan pusat seputar penggunaan ancaman. Ini bisa menjadi ancaman kekerasan atau penjara palsu serta paparan rahasia individu atau kejahatan sebelumnya. Ini termasuk perilaku seperti orang yang berpengaruh mengancam untuk pergi ke media jika mereka tidak menerima perawatan medis cepat (dengan mengorbankan pasien lain), mengancam pejabat publik dengan eksposur rahasia mereka jika mereka tidak memilih dengan cara tertentu, atau menuntut uang dalam pertukaran untuk terus kerahasiaan.

Page 14: ppt ACU KORUPSI.ppt

Upaya yang Dapat Ditempuh dalam Pemberantasan Korupsi:Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di Indone-sia, antara lain sebagai berikut :Upaya pencegahan (preventif).Upaya penindakan (kuratif).Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Page 15: ppt ACU KORUPSI.ppt

Berbagai Strategi dan Upaya Pemberantasan Korupsi

United Nations mengembangkan berbagai upaya atau strategi untuk memberantas korupsi yang dinamakan the Global Program Against Corruption dan dibuat dalam bentuk United Nations Anti-Corruption Toolkits (UNODC, 2004):1.Pembentukan Lembaga Anti Korupsi2.Pencegahan Korupsi di Sektor Publik3.Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat4.Pengembangan dan Pembuatan Berbagai Instrumen Hukum yang Mendukung Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 5.Pemantauan dan Evaluasi6.Kerjasama Internasional

Page 16: ppt ACU KORUPSI.ppt

1. Pembentukan Lembaga Anti Korupsi

Membentuk lembaga independen yang khusus menangani korupsi. Di Hongkong bernama Independent Commission Against Corruption (ICAC), di Malaysia the Anti-Corruption Agency (ACA), dan di Indonesia: KPK

Memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik dari tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan Lembaga Permasyarakatan.

Di tingkat departemen kinerja lembaga-lembaga audit seperti Inspektorat Jenderal harus ditingkatkan.

Hal lain yang krusial untuk mengurangi resiko korupsi adalah dengan memperbaiki dan memantau kinerja Pemerintah Daerah.

Page 17: ppt ACU KORUPSI.ppt

2. Pencegahan Korupsi di Sektor Publik mewajibkan pejabat publik melaporkan dan mengumumkan

jumlah kekayaan yang dimiliki baik sebelum dan sesudah menjabat.

Pengadaan barang atau kontrak pekerjaan di pemerintahan pusat dan daerah maupun militer sebaiknya melalui lelang atau penawaran secara terbuka

sistem yang transparan dan akuntabel dalam hal perekrutan pegawai negeri dan anggota TNI-Polri baru perlu dikembangkan.

Sistem penilaian kinerja pegawai negeri yang menitik-beratkan pada proses (process oriented) dan hasil kerja akhir (result oriented) perlu dikembangkan.

Page 18: ppt ACU KORUPSI.ppt

3. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

memberi hak kepada masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi

melakukan kampanye tentang bahaya korupsi Menyediakan sarana untuk melaporkan kasus korupsi. Misalnya melalui

telepon, surat, faksimili (fax), atau internet. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs baik tingkat lokal maupun

internasional juga memiliki peran penting untuk mencegah dan memberantas korupsi. Sejak era Reformasi, LSM baru yang bergerak di bidang Anti Korupsi banyak bermunculan. LSM memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan atas perilaku pejabat publik. Contoh LSM lokal adal ICS (Indonesian Corruption Watch).

menggunakan perangkat electronic surveillance, spt video CCTV Melakukan tekanan sosial dengan menayangkan foto dan menyebarkan

data para buronan tindak pidana korupsi yang putusan perkaranya telah berkekuatan hukum tetap.

Page 19: ppt ACU KORUPSI.ppt

4. Pengembangan dan Pembuatan Berbagai Instrumen Hukum yang Mendukung Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Dukungan terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi tidak cukup hanya mengandalkan satu instrumen hukum yaitu Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berbagai peraturan perundang-undangan atau instrumen hukum lain perlu dikembangkan. Perlu peraturan perundang-undangan yang mendukung pemberantasan korupsi yaitu Undang-Undang Tindak Pidana Money Laundering atau pencucian uang. Untuk melindungi saksi dan korban tindak pidana korupsi, perlu instrumen hukum berupa Undang-Undang Perlindungan Saksi dan Korban. Untuk memberdayakan pers, perlu UU yang mengatur pers yang bebas. Perlu mekanisme untuk mengatur masyarakat yang akan melaporkan tindak pidana korupsi dan penggunaan elektronic surveillance agar tidak melanggar privacy seseorang.

Page 20: ppt ACU KORUPSI.ppt

5. Pemantauan dan Evaluasi

Perlu pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau kegiatan pemberantasan korupsi agar diketahui capaian yang telah dilakukan. Melalui pemantauan dan evaluasi dapat dilihat strategi atau program yang sukses dan gagal. Program yang sukses sebaiknya silanjutkan, sementara yang gagal dicari penyebabnya.

Page 21: ppt ACU KORUPSI.ppt

6. Kerjasama Internasional

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam memberantas korupsi adalah melakukan kerjasama internasional baik dengan negara lain