PPT 29 Brain Death

21
Mati Batang Otak (Brain Death) Lora Anggraeni Patoding 10.2009.154

description

:)

Transcript of PPT 29 Brain Death

Page 1: PPT 29 Brain Death

Mati Batang Otak(Brain Death)

Lora Anggraeni Patoding10.2009.154

Page 2: PPT 29 Brain Death

Anamnesis

Dilakukan berdasarkan alloanamnesis

Identitas pasien

Apakah terdapat: Trauma kepala, kejang, epilepsi, diabetes melitus, pengobatan dengan obat hipoglikemik, insulin

Penyakit ginjal, hati jantung dan paru?

Perubahan suasana hati, tingkah laku atau depresi?

Penggunaan obat atau penyalahgunaan zat?

Alergi, gigitan serangga, renjatan anafilaktik?

Gejala kelumpuhan, demensia, gangguan fungsi luhur?

Penyakit terdahulu yang berat serta perawatan di rumah sakit sebelumnya

Hasil anamnesis seringkali bisa menjadi petunjuk dalam menentukan diagnosis penderita dengan kesadaran menurun.2

Page 3: PPT 29 Brain Death

Pemeriksaan Fisik Umum

Tanda-tanda vital

Kepala: tanda trauma? hematom di kulit kepala, hematom di sekitar mata, perdarahan telinga dan hidung.

Leher: pemeriksaan leher hendakya dilakukan dengan hati-hati, tidak dilakukan jika diduga ada fraktur tulang servikal.

Thoraks, abdomen, dan ekstremitas: tanda-tanda trauma, deformitas atau bekas suntikan.

Page 4: PPT 29 Brain Death

Pemeriksaan Neurologis

Pergerakan spontan, kejang atau gerakan badan lainnya (-)

Respon terhadap jenis rangsang nyeri pada daerah distribusi nervus kranialis (-)

Hilangnya refleks-refleks batang otak.

Pasien bernapas dengan napas bantuan.

Menyingkirkan kemungkinan keadaan eksaserbasi.

Memastikan kondisi pasien akan kerusakan struktur otak yang tidak dapat diperbaiki.

Memastikan bahwa bukti-bukti klinis tidak berubah dengan peninjauan kembali 2 sampai 24 jam kemudian.

Page 5: PPT 29 Brain Death

Membuka Mata (E) Skor

Spontan 4

Terhadap Suara 3

Dengan rangsang nyeri 2

Tidak ada reaksi 1

Respon Verbal (V) Skor

Baik, tidak ada disorientasi 5

Kacau/confused 4

Tidak tepat 3

Mengerang 2

Tidak ada jawaban 1

Glasgow Coma Scale (GCS)

Page 6: PPT 29 Brain Death

Respon Motorik (M) Skor

Menurut Perintah 6

Melokalisasi nyeri 5

Reaksi menghindar 4

Reaksi fleksi (dekortikasi) 3

Reaksi ekstensi (deserebrasi) 2

Tidak ada reaksi 1

Page 7: PPT 29 Brain Death

Uji Terhadap Hilangnya Refleks-refleks Batang Otak

Pupil terfiksasi dan dilatasi, tanpa respon langsung (tidak langsung terhadap cahaya)

Pupil harus dalam ukuran menengah atau besar atropin menghambat respon pupil terhadap cahaya dipastikan belum diberikan.

Hilangnya refleks kornea.

Hilangnya respon vestibulo-okuler terhadap rangsang air dingin (“cold calories”) Gunakan minimal 120 mm air es dan posisi kepala 30 derajat terhadap sumbu horizontal.

Hilangnya refleks batuk.

Hilangnya respon terhadap kateter yang ditempatkan dalam endotracheal tube ke dalam trakea.

Hilangnya fenomena “doll’s eye”.

Page 8: PPT 29 Brain Death
Page 9: PPT 29 Brain Death

Test Apneu

SYARAT

suhu inti ≥ 36,5o C sistolik ≥ 90 mm Hg euvolemia (atau lebih

baik apabila balans cairan positif selama 6 jam sebelum pemeriksaan)

eukapnea = PCO2 arteri ≥ 40 mmHg

normoksemia = PO2 arteri ≥ 200 mmHg

TAHAPAN

1. Periksa PCO2

2. Berikan O2 100% selama beberapa menit (8-10 menit)

3. Berikan batas dasar PCO2 40 mmHg

4. Amati pergerakan respirasi

5. Periksa kembali PCO2

Page 10: PPT 29 Brain Death

INTERPRETASI

(+) tidak ada pergerakan

dada dan kadar PCO2 arteri ≥60 mmHg

terjadi peningkatan ≥20 mmHg

(-) ada gerakan dada

Page 11: PPT 29 Brain Death
Page 12: PPT 29 Brain Death

Pemeriksaan Penunjang

EEG Merekam aktivitas hanya dari

lapisan korteks yang berada tepat di bawah kulit kepala

Kelemahan:

dapat terjadi gangguan dari faktor-faktor yang dapat menyesatkan, gambaran yang datar/isoelektris saat terjadi overdosis barbiturat

anastesi yang dalam, dimana keduanya merupakan kondis yang reversibel.

EEG dapat terjadi positif palsu maupun negatif palsu

Angiography Gold standart untuk

mengetahui aliran darah otak

Tes ini tergolong invasive dan perlu dikirim ke bagian radiologi

Page 13: PPT 29 Brain Death

Etiologi

Penyebab umum kematian otak adalah:

Trauma

Perdarahan intrakranial

Hipoksia

Overdosis obat

Tenggelam

Tumor otak primer, meningitis

Pembunuhan dan bunuh diri

Page 14: PPT 29 Brain Death

Working Diagnosis

Kematian batang otak

didefinisikan sebagai hilangnya seluruh fungsi otak, termasuk fungsi batang otak, secara ireversibel. Tiga tanda utama manifestasi kematian batang otak adalah koma dalam, hilangnya seluruh refleks batang otak, dan apnea.

Page 15: PPT 29 Brain Death

Kriteria Brain Death

Kriteria Havard

Koma yang tidak berespons

Apnea

Refleks sefalik negative

Refleks spinal negative

EEG isoelektrik

Kondisi tersebut menetap selama minimal 24 jam

Tidak ada intoksikasi obat atau hipotermia

Kriteria Minnesota

Diagnosis lesi serebral yang tidak bisa dilakukan tindakan koreksi

Tidak ada gerakan spontan

Tidak ada respirasi spontan

Refleks batang otak negatif

Kondisi tersebut menetap selama minimal 12 jam

Page 16: PPT 29 Brain Death

Kriteria Swedia

Koma yang tidak berespons

Apnea

Reflek batang otak negatif

EEG isolelektrik

Kontras pembuluh darah serebral negatif 2 kali suntikan aorto-kranial selama waktu 25 detik.5

Page 17: PPT 29 Brain Death

Working Diagnosis

Locked-in syndrome

Terjadi de-ferentasi motorik supranuklear tertentu (pons) yang mengakibatkan paralise ke empat anggota gerak dan saraf kranial bawah, tanpa gangguan kesadaran

Menghambat pasien untuk berkomunikasi dengan kata-kata atau gerakan tubuh

Vegetative state

Suatu kondis subakut atau kronis yang kadang terjadi setelah cedera otak berat dimana disini terjadi pemulihan wakefullness namun fungsi kognitif sama sekali tidak ada

Lebih dari 3 bulan atau kadang sampai bertahun-tahun) stelah cedera otak berat atau stroke

Page 18: PPT 29 Brain Death

Patofisiologi

>> tekanan intrakranial (TIK) yang disebabkan

perdarahan atau edema otak tekanan perfusi serebral

(TPS) << perfusi serebral akan terhenti kematian

otak

Et/ iskemia

Faktor-faktor iskemia dan nekrotik pada otak karena aliran oksigen ke otak << terganggunya fungsi dan struktur otak (secara reversible dan ireversibel) kematian otak

Page 19: PPT 29 Brain Death

Penatalaksanaan

A-B-C

Tidurkan pasien dengan posisi dekubitus lateral dengan leher sedikit ekstensi jika tidak ada kontraindikasi

Posisi trendelenburg (jika tidak ada kontraindikasi) baik sekali untuk mengeluarkan cairan trakeobronkial, pastikan jalan napas lapang, keluarkan gigi palsu jika ada, lakukan suction di daerah nasofaring jika diduga ada cairan.

Pertimbangkan intubasi endotrakeal pada keadaan: jalan napas kurang adekuat (lendir, darah, tidak ada refleks batuk, dan muntah), pertukaran gas tidak baik misalnya saturasi O2<90%, pola napas yang tidak efisien.

Resusitasi cairan bila tekanan darah sistolik <90 mmHg, termasuk pemeberian vasopresor

Page 20: PPT 29 Brain Death

Pasang monitor jantung jika tersedia , bersamaan dengan melakukan EKG.

Pasang nasogastric tube, keluarkan isi cairan lambung untuk mencegah aspirasi

Berikan tiamin 100 mg IV, berikan dekstrosa 50 % 50 ml IV (setelah pemberian tiamin)

Jika diduga adanya overdosis opium/ morfin berikan nalokson 0,4-2 mg IV (dapat diulang 2-3 menit jika belum berespon)

Page 21: PPT 29 Brain Death

Prognosis

Gangguan fungsi batang otak ( misalnya refleks kornea dan refleks muntah tidak ada)

Pupil dilatasi tanpa adanya refleks cahaya.

Skala koma glasgow yang rendah.