PPK Serumen Prop

3
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG 2014 SERUMEN PROP 1. Pengertian (Definisi) Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk di liang telinga, dikenal dengan serumen prop. 2. Anamnesis 1. Keluhan pendengaran yang berkurang disertai rasa penuh pada telinga. 2. Impaksi/gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga menyebabkan rasa penuh dengan penurunan pendengaran (tuli konduktif). 3. Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi atau berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu. 4. Adanya vertigo atau tinitus. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga. 5. Faktor Risiko - Dermatitis kronik liang telinga luar - Liang telinga sempit - Produksi serumen banyak dan kering - Adanya benda asing di liang telinga - Kebiasaan mengorek telinga 3. Pemeriksaan Fisik 1. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.

Transcript of PPK Serumen Prop

Page 1: PPK Serumen Prop

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA KASUS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG2014

SERUMEN PROP1. Pengertian (Definisi) Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa,

epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk di liang telinga, dikenal dengan serumen prop.

2. Anamnesis 1. Keluhan pendengaran yang berkurang disertai rasa penuh pada telinga.

2. Impaksi/gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga menyebabkan rasa penuh dengan penurunan pendengaran (tuli konduktif).

3. Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi atau berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.

4. Adanya vertigo atau tinitus. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga.

5. Faktor Risiko- Dermatitis kronik liang telinga luar- Liang telinga sempit- Produksi serumen banyak dan kering- Adanya benda asing di liang telinga- Kebiasaan mengorek telinga

3. Pemeriksaan Fisik 1. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.

2. Pada pemeriksaan penala dapat ditemukan tuli konduktif akibat sumbatan serumen.

4. Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan penunjang yang khas5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik6. Diagnosis Klinis Serumen Prop7. Diagnosis Banding Benda asing di liang telinga8. Komplikasi Trauma pada liang telinga dan atau membran timpani saat

mengeluarkan serumen9. Tatalaksana 1. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan

2. Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telinga

3. Tatalaksana farmakoterapi:a. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan

kapas yang dililitkan pada pelilit kapas.b. Serumen yang keras dikeluarkan dengan

pengait atau kuret. Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka

Page 2: PPK Serumen Prop

serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari.

c. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.

d. Indikasi untuk mengeluarkan serumen adalah sulit untuk melakukan evaluasi membran timpani, otitis eksterna, oklusi serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi dilakukannya irigasi adalah adanya perforasi membran timpani. Bila terdapat keluhan tinitus, serumen yang sangat keras dan pasien yang tidak kooperatif merupakan kontraindikasi dari suction.

10. Edukasi (Hospital Health Promotion)

1. Memberitahu pasien dan keluarga untuk tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau lainnya.

2. Memberitahu keluarga dan pasien untuk menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telinga

3. Menganjurkan untuk mengeluarkan serumen 6-12 bulan sekali

11. Prognosis Ad vitam : ad bonamAd functionam : ad bonamAd sanationam : ad bonam

12. Tingkat Evidens IV13. Tingkat Rekomendasi A14. Penelaah Kritis Dokter Umum15. Indikator Pelayanan Pertama / Primer

16. Kepustakaan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer