PPEEDDOOMMAANN OOPPEERRAASSIIOONNAALL … · 1. Tidak menghilangkan nama penyusun 2....
Transcript of PPEEDDOOMMAANN OOPPEERRAASSIIOONNAALL … · 1. Tidak menghilangkan nama penyusun 2....
PPEEDDOOMMAANN OOPPEERRAASSIIOONNAALL DDIINNIIYYAAHH PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
Diterbitkan oleh :
Bidang Garapan Pendidikan
PD. Persatuan Islam – Kota Bandung
2013
2
PEDOMAN OPERASIONAL DINIYAH PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
Disusun guna melengkapi dan memberi penjelasan secara operasional tentang Pengelolaan Pendidikan Diniyah
di Lingkungan Jam’iyyah Persatuan Islam Kota Bandung
Penyusun : A. Rofik Husen NIAT : 01.01.30489.179 Jabatan : Bidgar Pendidikan
PD. Persis Kota Bandung e-mail : [email protected] web site : http://rofikhusen.blog.com
- Digunakan untuk kemaslahatan Ummat - Buku ini bersifat bebas untuk digandakan - Bagi yang ingin memperbanyak / mengcopy, dipersilakan, dengan syarat :
1. Tidak menghilangkan nama penyusun 2. Menginformasikan kepada kami, bahwa buku ini telah dicopy guna kepentingan yang
tidak bertujuan komersil
Diterbitkan oleh : Bidang Garapan Pendidikan PD. Persis Kota Bandung Edisi Perdana, Februari 2013
3
KATA PENGANTAR
Ada sebuah pertanyaan yang selalu muncul ketika bertemu dengan
Komunitas Pendidikan Persatuan Islam di berbagai kesempatan dan berbagai
tempat. Pertanyaan itu adalah : Bagaimanakah Bentuk Kurikulum Persis itu ?
Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana, dan seharusnya sudah dijawab
sejak dahulu oleh para pemegang tampuk Pimpinan Persatuan Islam mulai dari
level Pimpinan Daerah, Wilayah, apalagi Pimpinan Pusat. Namun sampai hari ini,
semua belum mampu menjawab, hal itu terjadi dikarena mereka para pemegang
kebijakan serta para Pimpinan Pesantren Persatuan Islam ternyata tidak pernah
berkumpul untuk duduk bersama dan merumuskan kurikulum Persatuan Islam
yang disepakati dan dipakai bersama.
Akibat sikap pengabaian yang berlarut-larut dari Pimpinan Pusat, khususnya
Bidang Tarbiyah, maka kenyataan yang terjadi hari ini, tiap pesantren
mengembangkan kurikulum tersendiri dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi
Pesantren tersebut yang tentu saja akan berbeda dengan kurikulum pesantren
Persis lainnya.
Semua punya alasan yang ‘masuk akal’ untuk menerapkan kurikulum
‘khas’-nya, sementara pihak Pimpinan Pusat juga membiarkan itu semua terjadi
seolah tidak terjadi apa-apa atau memang kondisi inilah yang diharapkan, wallohu
a’lam...
Dari paparan diatas, terlihat bahwa kondisi pesantren tidaklah terlalu
mengkhawatirkan, karena banyak fihak yang memperhatikan mereka, baik dari
segi pendanaan, peningkatan kualitas pendidik, sarana maupun dalam hal
administratif, terutama bantuan dari pemerintah. Yang menjadi korban dari sikap
apatis PP. Persis adalah pendidikan Diniyah yang sejak awal menjadi urat nadi
4
da’wah Jam’iyyah Persatuan Islam, karena jelas bukan merupakan program
prioritas pemerintah.
Pendidikan Diniyah bagaikan ‘anak yatim’. Semua tahu betapa penting dan
berharganya Pendidikan Diniyah, tapi semua orang tidak peduli dengan
keberadaannya.
Buku Pedoman Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung ini disusun sebagai
bentuk ikhtiar kami guna membenahi kondisi lembaga pendidikan di bawah
naungan Jam’iyyah Persatuan Islam setidaknya di wilayah Kota Bandung.
Harapannya, semoga buku pedoman ini mampu menjawab pertanyaan umum
yang muncul.
Buku Pedoman ini jelas belum sempurna karena banyak hal yang belum
dibahas, tapi sebagai langkah awal, kami dari Bidang Garapan Pendidikan PD
Persis Kota Bandung, setidaknya ikut bergerak dan tidak hanya diam dalam
mengurai benang kusut masalah pendidikan di Jam’iyyah Persatuan Islam yang
dulu pernah besar ini.
Saran, masukan, dan berbagai hal yang akan semakin melengkapi buku
pedoman ini sangat kami nantikan. Bisa melalui kontak 08122194023 atau melalui
email : [email protected].
Bandung, Februari 2013
Bidang Garapan Pendidikan
PD. Persatuan Islam Kota Bandung
5
MENGAPA BUKU PEDOMAN INI HARUS ADA
Ketentuan Umum tentang pendidikan di Jam’iyyah Persatuan Islam baik
pendidikan formal maupun non formal sebenarnya telah tercantum dalam Buku
Kaifiyat Kerja & Pedoman Jam’iyyah Persatuan Islam yang diterbitkan oleh
Pimpinan Pusat Persatuan Islam pada tahun 2012. Namun sangat disayangkan
dalam banyak hal, terutama yang berkenaan dengan masalah teknis operasional,
pedoman tersebut masih belum menjawab kebutuhan para pelaku pendidikan di
level bawah, baik Mudir apalagi Guru atau Asatidz, khususnya pelaku pendidikan
non formal, dalam hal ini komunitas pelaku pendidikan Diniyah.
Selain itu, buku tersebut tidak menjelaskan perbedaan lembaga pendidikan
formal dan non formal, yang tentu saja akan membuat bingung para Mudir dan
Asatidz di tataran teknis operasional, yang berdampak pada pengabaian berbagai
ketentuan yang telah dibuat karena dinilai pembuat pedoman tersebut tidak
menguasai masalah yang terjadi.
Buku Pedoman Operasional Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung ini
disusun untuk menjawab sekaligus melengkapi buku pedoman yang sudah ada
yang diterbitkan oleh PP. Persatuan Islam, walau dalam beberapa hal terdapat
perbedaan yang sangat prinsip dan cenderung bertolak belakang. Namun hal
tersebut tetap harus diungkap agar para pemegang kebijakan di tingkat Pimpinan
Pusat tahu dan memahami permasalahan yang terjadi, dan tidak menganggap
‘’semua baik-baik saja”.
6
Kami yakin, akan banyak resistensi dari berbagai fihak dengan terbitnya
pedoman ini, namun kami juga yakin, resistensi itu akan disikapi dengan kepala
dingin dan hati terbuka, dalil beradu dalil, pendapat beradu pendapat, sehingga
upaya perbaikan demi kemajuan bersama akan menjadi dasar dialog untuk
merumuskan kebijakan terbaik untuk semua fihak yang berkecimpung di dunia
pendidikan Persatuan Islam, khususnya Diniyah.
Semoga buku pedoman operasional yang kami terbitkan, sedikitnya
mampu menjawab satu diantara sejuta pertanyaan tentang keadaan pendidikan
Diniyah Persatuan Islam di masa sekarang dan masa yang akan datang.
7
PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan Persatuan Islam di Kota Bandung dengan mengacu
kepada Buku Pedoman Jam’iyyah Persatuan Islam terbitan tahun 2012 serta UU
tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdiri dari jalur pendidikan Formal, Non
Formal, dan Informal.
Jalur Pendidikan Formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55
TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN
KEAGAMAAN Pasal 15 dan 16 dikenal juga istilah Pendidikan Diniyah Formal
Pendidikan Diniyah formal menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu yang
bersumber dari ajaran agama Islam pada jenjang pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan Diniyah Dasar menyelenggarakan pendidikan dasar sederajat
MI/SD yang terdiri atas 6 (enam) tingkat dan pendidikan Diniyah Menengah
pertama sederajat MTs/SMP yang terdiri atas 3 (tiga) tingkat.
Pendidikan Diniyah menengah menyelenggarakan pendidikan Diniyah
Menengah Atas sederajat MA/SMA yang terdiri atas 3 (tiga) tingkat.
Penamaan satuan pendidikan Diniyah dasar dan menengah merupakan hak
penyelenggara pendidikan yang bersangkutan.
8
Di Pondok Pesantren Modern Gontor satuan pendidikan-nya dikenal dengan
nama Kulliyatul Mu’allimin al Islamiyyah (KMI), sedangan di pondok pesantren lain
dikenal juga dengan nama Tarbiyyatul Mu’allimin al Islamiyyah (TMI) dan
Madrasah Mu’allimin al Islamiyyah (MMI)
Pada pasal 18 PP No 55 tersebut disebutkan bahwa Kurikulum Pendidikan
Diniyah Dasar formal wajib memasukkan muatan Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam rangka
pelaksanaan program wajib belajar.
Kurikulum Pendidikan Diniyah Menengah formal wajib memasukkan muatan
Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam, serta Seni dan Budaya.
Selanjutnya pada pasal 19 masih dalam PP yang sama dikemukakan
bahwa Ujian nasional pendidikan Diniyah Dasar dan Menengah diselenggarakan
untuk menentukan standar pencapaian kompetensi peserta didik atas ilmu-ilmu
yang bersumber dari ajaran Islam. Ketentuan lebih lanjut tentang ujian nasional
pendidikan Diniyah dan standar kompetensi ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran
Islam ditetapkan dengan peraturan Menteri Agama dengan berpedoman kepada
Standar Nasional Pendidikan.
Jalur Pendidikan yang berikutnya adalah Jalur Pendidikan Non Formal.
Pendidikan Non Formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
Pendidikan Non Formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan Non Formal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
9
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan Non Formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan Non Formal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan.
Sebagai penjabaran dari UU diatas, pemerintah dalam hal ini Kementeria
Agama RI mengeluarkan PP no 55 yang mengatur lembaga pendidikan Non
Formal yang terdapat pada pasal 21 berupa Pendidikan Diniyah Non Formal
diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab, Majelis Taklim, Pendidikan Al
Qur’an, Diniyah Takmiliyah, atau bentuk lain yang sejenis.
Pendidikan Diniyah Non Formal dapat berbentuk satuan pendidikan.
Pendidikan Diniyah Non Formal yang berkembang menjadi satuan pendidikan
wajib mendapatkan izin dari kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setelah
memenuhi ketentuan tentang persyaratan pendirian satuan pendidikan.
Dalam PP No 55 tersebut, terdapat beberapa jenis Lembaga Pendidikan
Non Formal, yaitu :
1. Pendidikan Al-Qur’an yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta
didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Al
Qur’an.Lembaga Pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-Kanak
Al-Qur’an (TKQ), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Ta’limul Qur’an lil
Aulad (TQA), dan bentuk lain yang sejenis.
10
2. Lembaga Pendidikan Al-Qur’an dapat dilaksanakan secara berjenjang
dan tidak berjenjang.
3. Lembaga Pendidikan Diniyah Takmiliyah bertujuan untuk melengkapi
pendidikan agama Islam yang diperoleh di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK atau di pendidikan tinggi dalam rangka peningkatan keimanan
dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT.
4. Penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah dapat dilaksanakan secara
berjenjang atau tidak berjenjang.
5. Penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah dilaksanakan di masjid, mushalla,
atau di tempat lain yang memenuhi syarat. Penamaan atas Diniyah
takmiliyah merupakan kewenangan penyelenggara.
Lembaga Pendidikan Diniyah Takmiliyah lebih dikenal di masyarakat
dengan sebutan Diniyah saja.
Berdasarkan Manhaj Pesantren Persatuan Islam yang dikeluarkan oleh
Bidang Garapan Pendidikan Pimpinan Pusat Persatuan Islam tahun 1984 dan
dikutip juga oleh Pedoman Jam’iyah Persatuan Islam tahun 2012, bahwa
penamaan jenjang Madrasah Diniyah yang digunakan di Jam’iyyah Persatuan
Islam adalah Diniyyah Ulaa dan Diniyyah Wusthaa, serta satu tahapan persiapan
yang disebut Tajhiziyyah. Dalam pedoman tersebut belum dikenal istilah Diniyah
‘Ulya.
Dampak dari perbedaan penamaan tersebut adalah terjadinya perbedaan
penamaan bagi Diniyah Persatuan Islam, khususnya yang terjadi di Kota
Bandung. Sebagian Diniyah menamakan diri tetap dengan nama Diniyah Ula
sesuai konsep Jam’iyah, dan sebagian lainnya menamakan diri Diniyah
Takmiliyah Awaliyah dengan alasan penyesuaian diri dengan perubahan.
Guna mensikapi perbedaan tersebut, Bidang Garapan Pendidikan
Persatuan Islam Kota Bandung menetapkan penggunaan nama Diniyah
Takmiliyah Awaliyah (DTA) untuk jenjang setingkat MI/SD serta DTW dan DTU
untuk jenjang setingkat SMP & SMA sebagai bentuk adaptasi terhadap
perkembangan zaman, karena kalau menilik langkah para Founding Father
11
Jam’iyyah ini, mereka tidak terlepas dari penyesuaian diri terhadap perubahan
zaman bila dirasa hal itu lebih baik. Salah satu bukti adaptasi terhadap perubahan
adalah penggunaan kelas dan seragam pada kegiatan pembelajaran di Pesantren
atau dikenal dengan istilah Pesantren Modern, padahal sebelumnya kegiatan
pembelajaran di Pesantren hanya mengenal konsep sorogan dan bandungan,
serta dengan fasilitas yang sangat sederhana, tanpa seragam. Hal tersebut
memberi indikasi, bahwa perubahan itu perlu kalau memang dianggap membawa
kea rah yang lebih baik.
Jalur Pendidikan yang terakhir adalah Jalur Pendidikan Informal. Kegiatan
pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan diakui sama dengan pendidikan
formal dan Non Formalsetelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan.
Pedoman ini dibuat dengan maksud agar dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan Non Formal Persatuan Islam Kota Bandung dapat
berjalan dengan tertib, teratur dan terarah sehingga mencapai sasaran yang
dituju.
Kelembagaan pendidikan Non Formal yang dikenal dan digunakan di
Jam’iyyah Persatuan Islam adalah Pendidikan Diniyah, bukan Pendidikan Al
Quran. Oleh karena itu yang menjadi objek dari buku pedoman ini hanyalah
Pendidikan Diniyah saja, sedangkan bagi lembaga pendidikan yang
menggunakan konsep pendidikan Al Quran (TKA, TPA, TPQ, dll), dipersilakan
mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang
mengeluarkan ketentuan tersebut.
12
PEDOMAN OPERASIONAL DINIYAH PERSATUAN ISLAM KOTA BANDUNG
Pedoman ini terdiri dari beberapa BAB yang mengatur tentang pelaksanaan
penyelenggaraan Pendidikan Diniyah yang berada di bawah naungan Persatuan
Islam Kota Bandung.
Pedoman ini dibuat dengan maksud agar dalam pelaksanaan
penyelenggaraan Pendidikan Diniyah berjalan dengan tertib, teratur, dan terarah
sehingga mencapai sasaran yang dituju.
BAB I
VISI & MISI
1. Visi Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung adalah terwujudnya
manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
2. Misi Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung adalah
pemanusiaan insan ulul albab selaku Muslim yang kaffah dan tafaqquh
fiddien.
BAB II
DASAR, FUNGSI, TUJUAN, & PRINSIP PENDIDIKAN
Dasar Pendidikan
Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung berdasarkan pada al-Quran
dan as-Sunnah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku yang tidak
bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.
Fungsi Pendidikan
Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung berfungsi membina dan
mengembangkan kepribadian manusia beriman, berilmu, beramal saleh, dan
berakhlaq mulia.
13
Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung adalah terwujudnya
thaifah mutafaqqihiina fiddien.
Prinsip Pendidikan
Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung dilaksanakan dengan prinsip :
1. Tidak membedakan jenis kelamin, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat
kemampuan ekonomi, dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan
pendidikannya.
2. Tetap memberikan kesempatan kepada anggota masyarakat dan anggota
Jam’iyyah Persatuan Islam yang memiliki kelainan dan atau kemampuan
dan kecerdasan luar biasa guna memperoleh pendidikan yang sama
3. Proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang masa.
4. Pendidikan Diniyah Persatuan Islam diselenggarakan dengan memberi
uswah, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas dalam
proses pembelajaran.
5. Memberdayakan semua komponen Jam’iyyah dalam pengendalian mutu
layanan pendidikan.
BAB III
SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN
Syarat Umum Pendirian
Didirikan di atas tanah wakaf Persatuan Islam dengan memperhatikan
ketentuan pertanahan, demografi, dan sanitasi lingkungan.
Syarat Khusus Pendirian
1. Diselenggarakan oleh orang atau kelompok orang yang diberi
wewenang oleh Pimpinan Jama’ah, Ranting, atau Cabang.
14
2. Orang atau kelompok orang tersebut harus mempunyai Program
pengembangan Pendidikan Diniyah yang jelas dan
berkesinambungan.
3. Pada saat pembukaan, harus sudah memiliki seorang pimpinan
(Mudir/Mudiroh) dan tenaga pengajar tetap yang diangkat oleh
Penyelenggara.
4. Tersedia santri yang memenuhi syarat sedikitnya 5 (lima) orang.
5. Tersedia gedung/ruang belajar dengan tidak menempati serta
menggunakan fasilitas madrasah/sekolah milik Pemerintah atau
lembaga lain.
6. Surat permohonan pendirian
7. Membuat Profil Lembaga
8. Daftar susunan Pengurus.
9. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan beserta foto copy Ijazah
Terakhir yang dilegalisir
10. Foto copy surat tanah.
11. Rekomendasi dari PC Persis setempat
Tata Cara Pendirian
1. Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah diajukan oleh Pimpinan Cabang yang
bersangkutan kepada Pimpinan Daerah. Bila dianggap memenuhi kualifikasi
dan memiliki peluang akan semakin berkembang di masa mendatang, PD.
Persis akan mengajukan untuk mendapat nomor urut Pesantren dari PP.
Persis.
2. PD Persis Kota Bandung melakukan peninjauan mengenai kelayakan
pendirian bentuk satuan pendidikan yang diajukan berdasarkan data
pengajuan dan fakta dari lapangan.
3. PD Persis Kota Bandung setelah mendengarkan pertimbangan Bidang
Garapan Pendidikan PC. Persis terkait, dapat memberikan atau
menangguhkan pengesahan pendirian bentuk satuan pendidikan.
15
BAB IV
NAMA & NOMOR
1. Lembaga Pendidikan Diniyah Persatuan Islam di Kota Bandung dinamakan
Diniyah Takmiliyah (DT) Persatuan Islam.
a. Untuk usia Pra Sekolah dinamakan Tahdliri
b. Untuk usia MI/SD dinamakan Diniyah Taklimiyah Awwaliyah (DTA)
c. Untuk usia SMP dinamakan Diniyah Takmiliyah Wustho (DTW)
d. Untuk usia SMA dinamakan Diniyah Takmiliyah Ula (DTU)
2. Setiap Lembaga Pendidikan Diniyah yang terdaftar di Bidang Garapan
Pendidikan Pimpinan Daerah Persatuan Islam Kota Bandung dan
menempati lahan yang berstatus WAKAF Persatuan Islam akan mendapat
nama dan nomor sesuai urutan pendaftaran.
3. Bagi yang menempati lahan dengan status BUKAN WAKAF PERSATUAN
ISLAM, maka hanya akan mendapat pembinaan saja (disebut Diniyah
Binaan), dan tidak akan mendapat penamaan serta penomoran
sebagaimana ketentuan diatas.
4. Diniyah Binaan akan mendapat penamaan dan penomoran sesuai
ketentuan apabila status tanah yang digunakan sudah berstatus WAKAF
PERSATUAN ISLAM.
BAB V
STRUKTUR KURIKULUM
Usia & Lama Belajar
1. Usia untuk jenjang Tahdliri, diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tahdliri A, untuk usia 4 – 5 tahun
b. Tahdliri B, untuk usia 5 – 6 tahun
2. Usia dan lama belajar jenjang Pendidikan Diniyah Takmiliyah terdiri dari :
a. DTA untuk usia 6-12 tahun, lama pendidikan 6 tahun.
16
b. DTW untuk usia 12 – 15 tahun, lama pendidikan 3 tahun.
c. DTU untuk usia 15 – 18 tahun, lama pendidikan 3 tahun
Hakikat Kurikulum
1. Kurikulum Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Diniyah.
2. Kurikulum Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung disusun untuk
mewujudkan kepribadian muslim taqwa yang tafaqquh fid dien.
Isi Kurikulum
Kurikulum Pendidikan Diniyah sedikitnya memuat 7 mata pelajaran, terdiri atas
Tauhid, Akhlaq, Al Quran, Al Hadits, Fiqih/Syariah, Bahasa Arab, dan Tarikh
dengan pengembangan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran lembaga.
Rincian Struktur Kurikulum
1. Tahdliri
NO Mata Pelajaran K E L A S
A B
1 Tauhid 2 2
2 Al Quran 2 2
3 Al Hadits 2 2
4 Fiqih 2 2
5 Bahasa Arab
a. Qiroah 2 2
b. Kitabah 2 2
c. Muhadatsah/Muhawaroh 2 2
J U M L A H 14 14
17
2. Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (DTA)
NO Mata Pelajaran K E L A S
1 2 3 4 5 6
1 Ilmu Tauhid 1 1 1 1 1 1
2 Al Quran
a. Hifdlon 2 2 2 1 1 1
b. Tilawah - - 1 1 1 1
c. Tajwid - - 1 1 1 1
d. Tafsir - - - - 2 2
3 Al Hadits/Mahfudot Akhlaq 2 2 2 1 1 1
4 Lughotul Arobiyah
a. Qiroah 2 2 2 1 1 1
b. Kitabah/Khat 2 2 2 2 - -
c. Imla 1 1 1 1 1 -
d. Insya - - 1 1 1 -
e. Nahwu/I’rob - - - 2 2 2
f. Shorof/I’lal - - - 2 2 2
g. Hisab 1 1 - - - -
h. Muhadatsah/Muhawaroh 1 1 1 1 1 1
i. Adabiyah - - - - - 1
5 Syariah/Fiqih
a. Fiqih Ibadah 2 2 2 2 2 2
b. Ushul Fiqih - - - - - 1
6 Tarikh - - - 1 1 1
J U M L A H 14 14 16 18 18 18
3. Diniyah Takmiliyah Wustho
NO Mata Pelajaran K E L A S
7 8 9
1 Ilmu Tauhid 1 1 1
2 Al Quran
a. Hifdlon 1 1 1
b. Tilawah & Tajwid 2 1 1
c. Tafsir 2 2 2
3 Al Hadits
a. Mahfudot Akhlaq 1 1 1
b. Mustholah Hadits 1 1 1
4 Lughotul Arobiyah
a. Mutholaah 1 1 1
b. Imla & Insya 1 1 1
c. Nahwu/I’rob 2 1 1
18
d. Shorof/I’lal 1 1 1
e. Balagoh - 1 1
f. Muhadatsah/Muhawaroh 1 1 1
5 Syariah/Fiqih
a. Fiqih Ibadah 2 2 2
b. Ilmu Faroidl - 1 1
c. Ushul Fiqih 1 1 1
6 Tarikh 1 1 1
J U M L A H 18 18 18
4. Diniyah Takmiliyah ‘Ulya
NO Mata Pelajaran K E L A S
10 11 12
1 Ilmu Tauhid 1 1 1
2 Al Quran
a. Hifdlon 1 1 1
b. Tafsir 2 2 2
3 Al Hadits
a. Takhrij Hadits 1 1 1
b. Mustholah Hadits 1 1 1
4 Lughotul Arobiyah
a. Mutholaah 1 1 1
b. Nahwu/I’rob 1 1 1
c. Shorof/I’lal 1 1 1
d. Balagoh 1 1 1
e. Muhadatsah/Muhawaroh 1 1 1
f. Ilmu Mantiq 1 1 1
5 Syariah/Fiqih
a. Fiqih Ibadah 1 1 1
b. Fiqih Muamalah 1 1 1
c. Fiqih Jinayah 1 1 1
d. Fiqih Munakahah 1 1 1
e. Ushul Fiqih 1 1 1
6 Tarikh 1 1 1
J U M L A H 18 18 18
19
Alokasi Jam Pelajaran
1. Jam pembelajaran untuk setiap jenjang dan mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum
2. Satu hari pembelajaran terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. Tahdliri : 2 jam pelajaran/hari
b. Diniyah Takmiliyah : 2 - 3 jam pelajaran/hari
3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran untuk semua jenjang Pendidikan
Diniyah adalah 30 menit/jam pelajaran.
4. Hari Belajar diawali pada hari Sabtu dan berakhir hari Kamis (6 hari
kerja)
5. Bagi lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran 5 hari
kerja, dilakukan penyesuaian jam pelajaran agar tetap mencapai target
kurikulum yang telah ditetapkan
Kalender Pendidikan
1. Kalender Pendidikan diterbitkan oleh Bidang Garapan Pendidikan PD.
Persis Kota Bandung setiap tahun.
2. Kegiatan Pembelajaran dimulai bulan Juli dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
Ekstra Kurikuler
Pada setiap lembaga Pendidikan Diniyah diusahakan menyelenggarakan
kegiatan Ekstra Kurikuler yang disesuaikan dengan ciri khas serta ketersediaan
SDM & sarana di lembaga tersebut.
BAB VI
BAHASA PENGANTAR
1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam proses
pembelajaran dan penelaahan Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota
Bandung sehari-hari.
20
2. Khusus hari Rabu, bahasa pengantar pada kegiatan pembelajaran
menggunakan Bahasa Sunda.
3. Bahasa Arab dan bahasa asing lainnya dapat digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam penguasaan bahan kajian tertentu sesuai kemampuan dan
kebijakan Diniyah yang bersangkutan.
BAB VII
PESERTA DIDIK
Ketentuan Umum :
1. Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung memberikan
keleluasaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya sesuai
dengan kemampuan dalam lingkungan yang Islami.
2. Peserta didik di Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung disebut
SANTRI.
Ketentuan Khusus :
1. Untuk dapat diterima sebagai santri Tahdliri sekurang-kurangnya telah
berusia 4 (empat) tahun.
2. Untuk dapat diterima sebagai santri DTA sekurang-kurangnya telah berusia 6
(enam) tahun.
3. Untuk dapat diterima sebagai santri DTW sekurang-kurangnya telah berusia
12 (dua belas) tahun atau telah mempunyai Ijazah MI/SD.
4. Untuk dapat diterima sebagai santri DTU sekurang-kurangnya telah berusia
15 (lima belas) tahun atau telah mempunyai Ijazah MTs/SMP.
Hak Santri :
1. Mendapat perlakuan sesuai dengan jenis kelamin, bakat, minat dan
kemampuannya.
21
2. Memperoleh pendidikan secara serasi dan terpadu sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Mengikuti program pendidikan terkait atas dasar prinsip pendidikan
berkelanjutan, guna mengembangkan kemampuan diri dan memperoleh
pengakuan tingkat pendidikan tertentu.
4. Mendapat bantuan layanan pemecahan masalah kesulitan belajar, atau
bantuan lain sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
5. Memperoleh hasil evaluasi prestasi belajar dan perilaku pribadinya secara
shahih.
Kewajiban Santri :
1. Berperan serta menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan
2. Mematuhi ketentuan peraturan Pendidikan Diniyah Persatuan Islam
3. Menghormati tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan sesama peserta
didik.
4. Berperan serta memelihara sarana-prasarana pendidikan, kebersihan,
kesehatan, ketertiban dan keamanan.
BAB VIII
TENAGA PENDIDIK & TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Pendidik merupakan tenaga yang memiliki kompetensi dan bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan, serta melakukan pengabdian kepada
masyarakat dalam berbagai bentuk sesuai kompetensi yang dimilikinya.
2. Sebutan untuk Pendidik di Lembaga Pendidikan Diniyah Persatuan Islam
Kota Bandung adalah Ustadz untuk Pendidik Pria dan Ustadzah untuk
Pendidik Wanita.
3. Tenaga Kependidikan atau Tata Usaha (TU) bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses pendidikan.
22
4. Pengangkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilakukan atas dasar
kriteria kualifikasi persyaratan yang dibakukan.
5. Kriteria kualifikasi persyaratan yang dibakukan dan tata cara pengangkatan
diatur oleh Bidang Garapan Pendidikan Persatuan Islam Kota Bandung.
6. Pembinaan dan pengembangan kompetensi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dilakukan secara berkesinambungan.
7. Penerbitan Surat Keputusan pengangkatan dan pemberhentian Pendidik
dan Tenaga Kependidikan oleh Bidang Garapan Pendidikan PP.Persis
didelegasikan kepada Pimpinan Jam’iyyah dibawah Pimpinan Pusat dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk jenjang Tahdliri & Diniyyah Takmiliyah Awwaliyah didelegasikan
kepada Pimpinan Cabang (SK ditandatangani oleh Ketua PC Persis).
2. Untuk jenjang Diniyyah Wustho & Diniyah Ulya didelegasikan kepada
Pimpinan Daerah (SK ditandatangi oleh Ketua PD Persis)
BAB IX
PENGANGKATAN MUDIR
1. Surat Keputusan Pengangkatan dan Surat Keputusan Pemberhentian Mudir
Pendidikan Diniyah ditandatangani oleh Ketua PD. Persis Kota Bandung
setelah menerima usulan dari Pimpinan Cabang.
2. Prosedur pengangkatan dan pemberhentian diajukan oleh penyelenggara
pendidikan kepada Bidang Garapan Pendidikan PD. Persis melalui Bidang
Garapan Pendidikan PC. Persis.
3. Bagi Diniyah yang sudah mendapat nomor urut Pesantren dari PP. Persis,
ketentuan tentang pengangkatan Mudir dan berbagai kelengkapan
administrasi lainnya mengikuti ketentuan yang telah dibuat oleh Bidang
Tarbiyah PP. Persis.
23
BAB X
STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB
Struktur Organisasi
1. Setiap Lembaga Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung
dikelola oleh mudir, staf administratif, dan wali kelas sesuai dengan
keperluan lembaga yang bersangkutan.
2. Lembaga Pendidikan Diniyah yang memiliki lebih dari satu jenjang, maka
perlu diangkat seorang Mudir al-‘Am yang dipilih melalui mekanisme
musyawarah asatidz setiap jenjang dan dihadiri oleh Bidang Garapan
Pendidikan Pimpinan Cabang.
BAB XI
EVALUASI PENDIDIKAN
1. Evaluasi pendidikan dilaksanakan oleh setiap jenjang sesuai ketentuan
yang berlaku.
a. Pada setiap akhir Semester dan Akhir tahun Pelajaran
diselenggarakan kegiatan penilaian umum dalam bentuk Ulangan
Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
b. Pada akhir jenjang, diselenggarakan Ujian Akhir guna memperoleh
Ijazah
c. Bahan UAS, UKK, & Ujian Akhir dibuat oleh Pimpinan Daerah guna
memperoleh standarisasi penyelenggaraan Pendidikan Diniyah Kota
Bandung dengan melibatkan perwakilan Asatidz dari beberapa
lembaga yang dianggap memiliki kompetensi serta dianggap mewakili
wilayah tertentu.
2. Tenaga Pendidik berkewajiban mengevaluasi kegiatan dan pengalaman
pembelajaran peserta didik serta perencanaan dan pelaksanaan kurikulum
yang berada dalam wewenang-tanggung jawabnya dalam bentuk Ulangan
24
Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan
Kenaikan Kelas, serta Ujian Akhir.
3. Mudir berkewajiban mengevaluasi kurikulum secara menyeluruh, tenaga
kependidikan, peralatan dan sarana-prasarana pendidikan dalam lingkup
satuan pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Mufatisy berkewajiban mengevaluasi segi teknis manajemen dan
administrasi yang berada dalam wewenang dan tanggung jawabnya.
5. Tenaga kependidikan lainnya berkewajiban mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan pada bidang garapan yang menjadi wewenang serta tanggung
jawabnya masing-masing.
6. Bidang Garapan Pendidikan Pimpinan Ranting, Cabang serta Daerah
berkewajiban mengevaluasi konsepsi, perencanaan, kegiatan dan produk
pendidikan umumnya dan kurikulum khususnya pada jenjang Pendidikan
Diniyah yang berada dalam wewenang dan tanggung jawabnya.
7. Evaluasi yang dilakukan dilakukan dalam upaya pembinaan dan
pengembangan kurikulum satuan pendidikan dasar.
BAB XII
SERTIFIKAT PENDIDIKAN
1. Sertifikat bagi santri yang sudah menyelesaikan pendidikan mulai jenjang
Tahdliri, DTA, DTW, dan DTU berbentuk Ijazah.
2. Ijazah diberikan kepada santri sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar
dan atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang
diselenggarakan oleh PD. Persatuan Islam Kota Bandung.
3. Bagi lembaga yang pelaksanaaan Ujian Akhirnya menggabung langsung ke
PP. Persis, maka Ijazah dikeluarkan oleh PP. Persis
4. Bagi lembaga yang melaksanakan Ujian Akhir dengan menggabung ke PD
Persis, maka Ijazah dikeluarkan oleh PD. Persis
5. Bagi lembaga yang tidak menggabung baik ke PP maupun ke PD serta
Diniyah Binaan, maka Ijazah dikeluarkan oleh lembaga yang bersangkutan.
25
6. Bagi lembaga yang memiliki program khusus, dipersilakan membuat
Syahadah atau bentuk pengakuan terhadap prestasi santrinya, seperti
Syahadah Tahfizh Quran.
BAB XIII
SUMBER DAYA & PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
1. Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya Pendidikan Diniyah
Persatuan Islam di Kota Bandung dilakukan oleh Jam’iyyah, anggota,
keluarga peserta didik, masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang memiliki
kepedulian terhadap lembaga pendidikan bersangkutan.
2. Sarana pembelajaran Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung
meliputi ruang belajar, masjid, buku sumber pelajaran, perpustakaan,
kantor, serta sarana lain yang dibutuhkan.
3. Untuk memperlancar penyelenggaraan Pendidikan Diniyah, pengelola dapat
meminta kontribusi pendanaan kepada orang tua santri, dermawan,
masyarakat dan pemerintah setempat.
4. Pembiayaan dialokasikan untuk :
a. Ratibah (Honor) Pendidik & Tenaga Kependidikan.
b. Pengadaan dan pemeliharaan saran-prasarana pendidikan.
c. Operasional harian penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
BAB XIV
SERAGAM
Seragam yang digunakan oleh Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota
Bandung adalah :
1. Santri Putra : Kemeja Tangan Panjang Warna Krem
: Celana Panjang Warna Cokelat Pramuka
: Badge & Lokasi
2. Santri Putri : Baju Padang Warna Krem
: Rok Panjang Warna Cokelat Pramuka
26
: Kerudung Warna Kuning Khaki
: Badge & Lokasi
BAB XV
PENERIMAAN SANTRI BARU
1. Penerimaan Santri Baru dilaksanakan secara serempak mulai tanggal 1
Januari dan berakhir tiap tanggal 10 Juli.
2. Hal-hal teknis yang berkenaan dengan Penerimaan Santri Baru, akan diatur
khusus setiap tahun
BAB XVI
AKREDITASI
Akreditasi dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk menentukan kelayakan program dan kegiatan sebuah jenjang
Pendidikan Diniyah.
2. untuk mendapatkan bahan pertimbangan mengenai nilai dan arti
konsep, konten, proses dan produk pendidikan melalui pembalajaran
dalam upaya pencapaian pendidikan dasar.
Akreditasi mencakup:
1. aktivitas pembelajaran peserta didik (Standar Kegiatan)
2. perencanaan dan keberhasilan pelaksanaan kurikulum (Standar
Kurikulum)
3. dayaguna tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lain (Standar
Pendidik & Tenaga Kependidikan)
4. dayaguna peralatan dan sarana-prasarana pendidikan dasar
(Standar Sarana & Prasarana)
5. dayaguna manajemen satuan pendidikan dasar secara keseluruhan
(Standar Pengelolaan & Pembiayaan)
27
Standar Kegiatan
1. Evaluasi kegiatan dan pengalaman pembelajaran peserta didik dilakukan
untuk memperoleh data mengenai perkembangan prestasi belajar dan
penerapan strategi pembelajaran.
2. Evaluasi perkembangan prestasi belajar peserta didik untuk setiap satuan
waktu belajar dilakukan untuk memperoleh bahan pertimbangan mengenai
nilai dan arti laporan pendidikan berkala.
3. Evaluasi perkembangan prestasi belajar peserta didik pada akhir pendidikan
dilakukan untuk memperoleh bahan pertimbangan mengenai nilai dan arti
Tanda Tamat Belajar.
4. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan visi, misi serta tujuan kurikulum.
Standar Kurikulum
1. Evaluasi perencanaan dan pelaksanaan kurikulum dilakukan untuk
melengkapi data mengenai kurikulum sebagai konsep dan sebagai produk
sehingga diperoleh nilai dan arti kurikulum menyeluruh.
2. Evaluasi kurikulum secara menyeluruh dilakukan untuk mendapatkan bahan
pertimbangan mengenai kesesuaian kurikulum Pendidikan Diniyah dengan
dasar, fungsi dan tujuan pendidikan Persatuan Islam.
Standar Sarana & Prasarana
1. Evaluasi peralatan dan sarana-prasarana pendidikan mencakup pengadaan,
pemeliharaan dan pendayagunaan peralatan dan sarana-prasarana baik
phisik maupun non phisik.
2. Evaluasi peralatan dan sarana-prasarana dilakukan untuk memperoleh
bahan pertimbangan tentang nilai dan artinya untuk mendukung pendidikan.
28
Standar Pengelolaan & Pembiayaan
1. Evaluasi manajeman satuan pendidikan dasar mencakup manajeman
keseluruhan komponen pendidikan untuk memperoleh bahan pertimbangan
nilai dan arti kemampuan pengelolaan pendidikan.
2. Evaluasi manajeman komponen Pendidikan Diniyah meliputi komponen:
a. kelembagaan satuan pendidikan dasar;
b. kurikulum sebagai rencana tertulis dan sebagai kegiatan;
c. peserta didik satuan pendidikan dasar;
d. pembinaan dan pengembangan tenga kependidikan;
e. fungsionalisasi sarana dan prasarana pendidikan;
f. pengadministrasian kompoinen pendidikan;
3. Produk evaluasi manajemen digunakan untuk menentukan :
a. kemampuan profesional Pendidik & Tenaga Kependidikan
b. pembinaan
4. Setiap Lembaga harus memiliki konsep tentang pengadaan pengelolaan,
serta penggunaan dana
5. Setiap Lembaga harus memiliki kelengkapan administrasi yang seragam,
meliputi :
a. Buku Induk Santri
b. Stempel Diniyah
c. Kop Surat
d. Raport
e. Syahadah
BAB XVII
PEMBANTU PENYELENGGARA PENDIDIKAN
1. Setiap lembaga Pendidikan Diniyah membentuk suatu komite sebagai
pembantu penyelenggara pendidikan satuan pendidikan terkait dengan tugas
utama membantu pengadaan dana dan sarana untuk memperlancar
terselenggaranya pendidikan.
29
2. Komite pembantu penyelenggaraan pendidikan beranggotakan unsur tenaga
kependidikan, pimpinan jam'iyyah, pemerintah, orang tua peserta didik dan
tokoh fungsional masyarakat.
3. Struktur pimpinan komite pembantu penyelenggaraan pendidikan sekurang-
kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, seorang bendahara,
dan beberapa orang pembantu pimpinan sesuai keperluan.
4. Untuk beberapa jenjang pendidikan yang berada dalam tanggungjawab
koordinasi seorang Mudir ‘Am dapat dibentuk satu komite pembantu
penyelenggaraan pendidikan dengan tambahan pembantu pimpinan komite
sesuai keperluan.
BAB XVIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan
Pembinaan dan pengembangan sistem Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota
Bandung menjadi tanggung jawab Bidgar Pendidikan PD. Persis Kota Bandung
Pengawasan
1. Bidgar Pendidikan PD. Persis Kota Bandung secara bertahap, berkala,
terbuka, dan berkesinambungan melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan pendidikan pada setiap
jenjang Pendidikan Diniyah Persatuan Islam.
2. Pengawasan dilakukan oleh Bidgar Pendidikan PD. Persis Kota Bandung
melalui para mufatisy.
3. Para Mufatisy diangkat oleh Bidgar Pendidikan PD. Persis Kota Bandung
30
BAB XIX
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
1. Pendidikan bersifat dinamis, oleh karena itu, perubahan dan perkembangan
serta dinamika yang muncul harus terus disikapi dan diaplikasikan apabila
hal tersebut membawa Pendidikan Diniyah ke arah yang lebih baik
2. Bidgar Pendidikan PD. Persis Kota Bandung dapat melakukan ujicoba untuk
mengembangkan gagasan baru yang diperlukan dalam rangka peningkatan
mutu Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung.
3. Bidgar Pendidikan PD. Persis Kota Bandung dapat mengembangkan sistem
pendidikan baru yang sesuai dengan tuntutan umat.
4. Bidgar Pendidikan PD. Persis Kota Bandung dapat memberi peluang
kepada para peneliti dan pengembang pendidikan untuk melakukan
penelitian guna pelaksanaan ujicoba dalam rangka penyempurnaan sistem
Pendidikan Diniyah Persatuan Islam Kota Bandung.
BAB XX
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan diatur kemudian
dalam bentuk Surat Edaran atau Revisi Pedoman edisi tahun
berikutnya
2. Buku Pedoman Opersional ini adalah murni inisiatif Bidang Garapan
Pendidikan PD. Persatuan Islam Kota Bandung yang bersumber dari
Manhaj Pesantren Persatuan Islam PP. Persatuan Islam tahun 1984
serta Pedoman Jam’iyah PP. Persatuan Islam tahun 2012 yang
mendapat tambahan, pengurangan, serta modifikasi dalam beberapa
hal agar Buku Pedoman ini betul-betul dapat diaplikasikan dalam
kondisi nyata, oleh karena itu, bila ada kritik, saran, sanggahan atau
berbagai hal lainnya yang bersifat perrbedaan pendapat dengan Buku
ini sebaiknya langsung menghubungi Bidang Garapan Pendidikan
31
Persatuan Islam Kota Bandung untuk proses tabayun atau bahkan
adu argumen seperti layaknya ciri khas Jam’iyah Persatuan Islam saat
awal berdiri.
3. Buku Pedoman ini akan diajukan ke Bidang Tarbiyah Pimpinan Pusat
Persatuan Islam agar dijadikan rujukan dalam pengelolaan Pendidikan
Diniyah di Jam’iyah Persatuan Islam yang selama ini terabaikan
4. Lembaga Pendidikan Diniyah Persatuan Islam berhak untuk
diikutsertakan dalam berbagi kegiatan yang diselenggarakan oleh
Jam’iyah Persatuan Islam, sedangkan Lembaga Pemdidikan Diniyah
yang bersifat binaan bisa diikutsertakan setelah mendapat persetujuan
dari yang berwenang menyelenggarak kegiatan tersebut.
5. Contoh Badge, Lokasi, Stempel, Papan Nama, dan berbagai atribut
Administrasi akan diinformasikan kemudian dalam bentuk suplemen.
32
TENTANG PENYUSUN
A. Rofik Husen lahir di Bandung, 28 Juli 1973. Jenjang pendidikan
formalnya dimulai di SDN Pindad II dan SMPN 13 di Bandung, lalu tahun 1989
berbelok arah ke Garut guna memperdalam ilmu di Pesantren Persis 19
Bentar Garut. Pendidikan S-1 dan S-2 didapat di Universitas Padjadjaran
Bandung mengambil jurusan Ilmu Administrasi Negara.
Tahun 2012 mendapat Beasiswa Unggulan dari Kemdiknas dan
kembali mengambil kuliah S-2 pada bidang Ilmu Lingkungan di Universitas
Padjadjaran Bandung.
Kiprah di Jam’iyah dimulai di Garut dengan aktif di Rijaalul Ghad
Pesantren Persatuan Islam 19 Bentar – Garut mulai tahun 1989. Tahun 1996
bergabung di Pemuda Persis, dan sempat menjadi peserta Muktamar Pemuda
Persis tahun 2005 di Jakarta. Tahun 2006 keluar dari Pemuda Persis karena
kendala status di Partai Politik yang dilarang oleh QA-QD Pemuda Persis,
sekaligus pada tahun itu juga memutuskan untuk keluar dari partai politik
karena alasan ideologis.
Tahun 2007 diterima di Jam’iyah Persatuan. Tahun 2010 diamanahi
untuk menjadi Sekretaris di Tasykil PC. Persis Kecamatan Buahbatu. Tahun
2011 diamanahi untuk menjadi Bidang Garapan Pendidikan PD. Persatuan
Islam Kota Bandung, dan mengundurkan diri dari jabatan Sekretaris di PC agar
dapat berkarya dengan optimal.
Saat ini aktif sebagai GURU di Pesantren Persatuan Islam 110
Manba’ul Huda memegang mata pelajaran Aqidah Akhlaq.