PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

download PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

of 27

Transcript of PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    1/27

    PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 18 TAHUN 1999

    TENTANG

    PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    MENIMBANG :

    a. Bahwa lingkungan hidup perlu dijagakelestariannya sehingga tetap mampumenunjang pelaksanaan pembangunanyang berkelanjutan;

    b. Bahwa dengan meningkatnyapembangunan di segala bidang,khususnya pembangunan di- bidang

    industri, semakin meningkat pula jumlahlimbah yang dihasilkan termasuk yangberbahaya dan beracun yang dapatmambahaya-kan lingkungan hidup dankesehat-an manusia;

    c. Bahwa dengan diundangkanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup, perludilakukan penyesuaian terhadapperaturan Pemerintah Nomor 19 Tahun1994 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 12Tahun 1995 tentang PengelolaanLimbah Bahan Berba-haya dan Beracun;

    d. Bahwa sehubungan dengan hal tesebutdiatas, dipandang perlu menetapkan

    Peraturan Pemerintah tentangPengelolaan Limbah Bahan Berbahayadan Beracun;

    MENGINGAT:1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar

    145;2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997

    tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor68, Tambahan Negara Nomor 3699);

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan :

    PERATURAN PEMERINTAH TENTANGPENGELOLAAN LIMBAHBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

    PENJELASAN

    UMUM

    Kegiatan pembangunan bertujuan meningkatkankesejahteraan hidup rakyat yang dilaksanakanmelalui rencana pembangunan jangka panjangyang bertumpu pada pembangunan di bidangindustri.

    Pembangunan di bidang industri tersebut di satu

    pihak akan menghasilkan barang yang bermanfaatbagi kesejahteraan hidup rakyat, dan di lain pihakindustri itu juga akan menghasilkan limbah.Diantara lain limbah yang dihasilkan oleh kegiatanindustri tersebut terdapat limbah bahan berbahayaberacun (B3). Limbah B3 yang dibuang langsungke dalam lingkungan dapat menimbulkan bahayaterhadap lingkungan dan kesehatan manusia sertamakhluk hidup lainnya. Mengingat resiko tersebut,perlu diupayakan agar setiap kegiatan industridapat menghasilkan limbah B3 seminimal mungkindan mencegah masuknya limbah B3 dari luarwilayah Indonesia. Peran Pemerintah Indonesiadalam pengawasan perpindahan lintas bataslimbah B3 tersebut telah meratifikasi Konvensi

    Basel pada tanggal 12 Juli 1993 dengan KeputusanPresiden Nomor 61 Tahun 1993.

    Hirarki Pengelolaan limbah B3 dimaksudkan agarlimbah B3 yang dihasilkan masing-masing unitproduksi sesedikit mungkin dan bahkan diusahakansampai nol, dengan mengupayakan reduksi padasumber dengan pengolahan bahan, substitusibahan, pengaturan operasi kegiatan, dandigunakannya teknologi bersih. Bilamana masihdihasilkan limbah B3 maka diupayakanpemanfaatan limbah B3.

    Pemanfaatan limbah B3, yang mencakup kegiatan

    daur-ulang (recycling) perolehan kembali (recovery)dan penggunaan kembali (reuse) merupakan satumata rantai penting dalam pengelolaan limbah B3.Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3 di satupihak dapat dikurangi jumlah limbah B3 sehinggabiaya pengolahan limbah B3 juga dapat ditekan dandi lain pihak akan dapat meningkatkankemanfaatan bahan baku. Hal ini pada gilirannyaakan mengurangi kecepatan pengurasan sumberdaya alam.

    Untuk menghilangkan atau mengurangi resiko yangdapat ditimbulkan dari limbah B3 yang dihasilkanmaka limbah B3 yang telah dihasilkan perlu dikelola

    secara khusus.

    Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu rangkaian

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    2/27

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Pasal 1Dalam Peratuan Pemerintah ini yang dimaksuddengan :1. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau

    kegiatan;

    2. Limbah bahan berbahaya dan beracun,disingkat limbah B3, adalah sisa suatuusaha dan/atau kegiatan yang mengandungbahan berbahaya dan/atau beracun yangkarena sifat dan/atau konsentrasinyadan/atau jumlahnya, baik secara langsungmaupun tidak langsung, dapatmencemarkan dan/atau merusakkanlingkungan hidup, dan/atau dapatmembahayakan lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusiaserta makhluk hidup lain;

    3. Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaiankegiatan yang mencakup reduksi,penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,pemanfaatan, pengelolaan dan penimbunanlimbah B3;

    4. Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatanpada penghasil untuk mengurangi jumlahdan mengurangi sifat bahaya dan racunlimbah B3, sebelum dihasilkan dari suatukegiatan;

    5. Penghasil limbah B3 adalah orang yangusaha dan/atau kegiatannya menghasilkanlimbah B3;

    6. Pengumpul limbah B3 adalah badan usaha

    yang melakukan kegiatan pengumpulandengan tujuan untuk mengumpulkan limbahB3 sebelum dikirim ke tempat pengelolaan

    kegiatan yang mencakup penyimpanan,pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, danpengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasilpengolahan tersebut. Dalam rangkaian kegiatantersebut terkait beberapa pihak yang masing-masing merupakan mata rantai dalam pengelolaan

    limbah B3, yaitu :a. Penghasil Limbah B3;b. Pengumpul Limbah B3;c. Pengangkut Limbah B3;d. Pemanfaat Limbah B3;e. Pengolah Limbah B3;f. Penimbun Limbah B3.

    Dengan pengolahan limbah sebagaimana tersebutdi atas, maka mata rantai siklus perjalanan limbahB3 sejak dihasilkan oleh penghasil limbah B3sampai penimbunan akhir oleh pengolah limbah B3dapat diawasi. Setiap mata rantai perlu diatur,sedangkan perjalanan limbah B3 dikendalikandengan sistem manifest berupa dokumen limbah

    B3. Dengan sistem manifest dapat diketahui berapa jumlah B3 yang dihasilkan dan berapa yang telahdimasukkan ke dalam proses pengolahan danpenimbunan tahap akhir yang telah memilikipersyaratan lingkungan.

    PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1

    Angka (1)Yang dimaksud dengan sisa suatu kegiatan adalahsisa suatu kegiatan dan/atau proses produksi yangantara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga,rumah sakit, industri, pertambangan dan kegiatan

    lain.Angka (2)Limbah bahan berbahaya dan beracun ini antaralain adalah bahan baku yang bersifat berbahayadan beracun yang tidak digunakan karenarusak/kadaluarsa, sisa bahan/kemasan, tumpahan,sisa proses, oli bekas, oli kotor, limbah darikegiatan pembersihan kapal dan tangki yangmemerlukan penanganan dan pengolahan khusus.Tidak termasuk bagi limbah cair yang bersifat B3tetapi dapat diawasi oleh peraturan pemerintahtentang pengendalian pencemaran air serta limbahdebu dan gas yang bersifat limbah B3 tetapi dapatdiawasi oleh peraturan pemerintah tentangpengendalian pencemaran udara.Angka (3)Cukup jelas

    Angka (4)Cukup jelas

    Angka (5)Cukup jelas

    Angka (6)

    Cukup jelas

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    3/27

    dan/atau pemanfaatan dan/ataupenimbunan limbah B3;

    7. Pengangkut limbah B3 adalah badan usahayang melakukan kegiatan pengangkutanlimbah B3;

    8. Pemanfaat limbah B3 adalah badan usaha

    yang melakukan kegiatan pemanfaatanlimbah B3;9. Pengolah limbah B3 adalah badan usaha

    yang mengoperasikan sarana pengolahanlambah B3;

    10. Penimbun limbah B3 adalah badan usahayang melakukan kegiatan penimbunanlimbah B3;

    11. Pengawas adalah pejabat yang bertugas diinstansi yang bertaggung jawabmelaksanakan pengawasan pengelolaanlimbah B3;

    12. Penyimpanan adalah kegiatan penyimpananlimbah B3 yang dilakukan oleh penghasildan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat

    dan/atau pengolah dan/atau penimbunlimbah B3 dengan maksud menyimpansematara;

    13. Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatanmengumpulkan limbah B3 dari penghasillimbah B3 dengan maksud menyimpansementara sebelum diserahkan kepadapemanfaat dan/atau pengolah dan/atau pe-nimbun limbah B3;

    14. Pengangkutan limbah B3 adalah suatukegiatan pemindahan limbah B3 daripenghasil dan/atau dari pengumpul dan/ataudari pemanfaat dan/atau dari pengolah kepengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau

    ke pengolah dan/atau ke penimbun limbahB3;

    15. Pemanfaatan limbah B3 adalah suatukegiatan perolehan kembali (recovery)dan/atau penggunaan kembali (reuse)dan/atau daur ulang (recycle) yangbertujuan untuk mengubah limbah B3menjadi suatu produk yang dapat digunakandan harus juga aman bagi lingkungan dankesehatan manusia;

    16. Pengolahan limbah B3 adalah proses untukmengubah karakteristik dan komposisilimbah B3 untuk menghilangkan dan/ataumengurangi sifat bahaya dan/atau sifatracun;

    17. Penimbunan limbah B3 adalah suatukegiatan menempatkan limbah B3 padasuatu fasilitas penimbunan dengan maksudtidak membahayakan kesehatan manusiadan lingkungan hidup;

    18. Orang adalah orang perseorangan, dan/atau

    kelompok orang, dan/atau badan hukum;19. Instansi yang bertanggung jawab adalah

    instansi yang bertanggung jawab di bidang

    Angka (7)Cukup jelas

    Angka (8)

    Cukup jelas

    Angka (9)Cukup jelas

    Angka (10)Cukup jelas

    Angka (11)Cukup jelas

    Angka (12)Cukup jelas

    Angka (13)Cukup jelas

    Angka (14)Cukup jelas

    Angka (15)Cukup jelas

    Angka (16)Proses mengubah karakteristik dan komposisilimbah B3 dilakukan agar limbah tersebut menjaditidak berbahaya dan atau beracun. Proses tersebutdapat dilakukan dengan menggunakan teknologiyang sesuai, seperti stabilisasi dan solidifikasi,insinerasi, atau netralisasi.Apabila teknologi tersebut tidak dapat diterapkan,maka harus digunakan teknologi terbaik yangtersedia yang dapat mengolah limbah tersebutseperti pertukaran ion dan membran sel sertateknologi-teknologi lain yang sesuai denganperkembangan pengetahuan dan teknologi.Angka (17)Cukup jelas

    Angka (18)

    Cukup jelasAngka (19)Cukup jelas

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    4/27

    pengendalian dampak lingkungan;20. Menteri adalah Menteri yang ditugasi untuk

    mengelola lingkungan hidup;

    Pasal 2Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk

    mencegah dan menanggulangi pencemarandan/atau kerusakan lingkungan hidup yangdiakibatkan oleh limbah B3 serta melakukanpemulihan kualitas lingkungan yang sudahtercemar sehingga sesuai fungsinya kembali.

    Pasal 3Setiap orang yang melakukan usaha dan/ataukegiatan yang menghasilkan limbah B3 dilarangmembuang limbah B3 yang dihasilkannya itusecara langsung ke dalam media lingkunganhidup, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

    Pasal 4Setiap orang atau badan usaha yang melakukankegiatan penyimpanan, pengumpulan,pengangkutan, pengolahan, dan penimbunanlimbah B3 dilarang melakukan pengenceran untukmaksud menurunkan konsentrasi zat racun danbahaya limbah B3.

    Pasal 5Pengelolaan limbah radio aktif oleh instansi yangbertanggung jawab atas pengelolaan radio aktifsesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

    BAB IIIDENTIFIKASI LIMBAH B3

    Pasal 6Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumberdan karakteristiknya.

    Pasal 71. Jenis limbah B3 menurut sumber

    Angka (20)Cukup jelas

    Pasal 2Cukup jelas

    Pasal 3Yang dimaksud dengan membuang limbah B3langsung ke dalam tanah, air atau udara adalahpembuangan limbah B3 tanpa pengolahan terlebihdahulu. Ketentuan ini dimaksudkan agar limbah B3yang dihasilkan dapat dikelola dengan baiksehingga tidak berbahaya dan/atau beracun lagiterhadap kesehatan manusia dan/atau lingkunganhidup.

    Pasal 4Yang dimaksud dengan pengenceran adalahmenambahkan cairan atau zat lainnya pada limbahB3 sehingga kosentrasi zat racun dan/atau tingkatbahayanya turun, tetapi beban pencemarannyamasih tetap sama dengan sebelum dilakukanpengenceran. Hal ini dilarang karena pengencerantidak akan menghilangkan sifat berbahaya danberacunnya limbah B3.Pasal 5Pengelolaan limbah radio aktif dilakukan olehBadan Tenaga Atom Nasional yang merupakaninstansi yang bertanggung jawab di bidangpengelolaan limbah radio aktif.

    Pasal 6Langkah pertama yang dilakukan dalampengelolaan limbah B3 adalah mengidentifikasikanlimbah dari penghasil tersebut apakah termasuklimbah B3 atau tidak.

    Mengidentifikasikan limbah ini akan memudahkanpihak penghasil, pengumpul, pengangkut,pemanfaat, pengolah, atau penimbun dalammengenali limbah B3 tersebut sedini mungkin.Mengidentifikasi limbah sebagai limbah B3dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:a. Mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis

    limbah B3, dan apabila cocok dengan daftar jenis limbah B3, maka limbah tersebuttermasuk limbah B3;

    b. apabila tidak cocok dengan daftar jenis limbahB3, maka diperiksa apakah limbah tersebutmemiliki karakteristik : mudah meledak ataumudah terbakar atau beracun atau bersifatreaktif atau menyebabkan infeksi atau bersifatkorosif.

    c. Apabila kedua tahapan tersebut sudahdilakukan dan tidak memenuhi ketentuanlimbah B3, maka uji terakhir yang dilakukan

    adalah uji toksikologi.Pasal 7

    Ayat (1)

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    5/27

    meliputi:a. Limbah B3 dari sumber tidak

    spesifik;b. Limbah B3 dari sumber spesifik;c. Limbah B3 dari bahan kimia

    kadaluarsa, tumpahan, bekas

    kemasan, dan buangan produkyang tidak memenuhispesifikasi.

    2. Daftar limbah dengan kode limbah D220,D221, D222 dan D223 dapat dinyatakanlimbah B3 setelah dilakukan uji ToxicityCharacteristic Leaching Procedure(TCLP) dan/atau uji karakteristik.

    3. Perincian dari masing-masing jenissebagaimana dimaksud pada ayat (1)seperti tercantum dalam Lampiran IPeraturan Pemerintah ini.

    Pasal 81. Limbah B3 yang tidak termasuk dalam

    daftar sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) diidentifikasi sebagailimbah B3 apabila setelah melaluipengujian memiliki salah satu atau lebihkarakteristik sebagai berikut:

    a. mudah meledak;b. mudah terbakar;c. bersifat reaktif;d. beracun;e. menyebabkan infeksi; danf. bersifat korosif.

    Limbah B3 dari sumber tidak spesifikadalah limbah B3 yang pada umumnyaberasal bukan dari proses utamanya, tetapiberasal dari kegiatan pemeliharaan alat,pencucian, pencegahan korosi (inhibitor

    korosi), pelarutan kerak, pengemasan, danlain-lain.

    Limbah B3 dari sumber spesifik adalahlimbah B3 sisa proses suatu industri ataukegiatan yang secara spesifik dapatditentukan.

    Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa,tumpahan, sisa kemasan, atau buanganproduk yang tidak memenuhi spesifikasi,karena tidak memenuhi spesifikasi yangditentukan atau tidak dapat dimanfaatkankembali, maka suatu produk menjadilimbah B3 yang memerlukan pengelolaan

    seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk sisa kemasan limbahB3 dan bahan-bahan kimia yangkadaluarsa.Ayat (2)Cukup jelas

    Ayat (3)Cukup jelas

    Pasal 8Ayat (1)Pengujian karakteristik limbah dilakukansebelum limbah tersebut mendapatperlakuan pengolahan.Dalam ketentuan ini yang dimaksuddengan :a. Limbah mudah meledak adalah

    limbah yang pada suhu dan tekananstandar (25 0C, 760 mmHg) dapatmeledak atau melalui reaksi kimiadan/atau fisika dapat menghasilkangas dengan suhu dan tekanan tinggiyang dengan cepat dapat merusaklingkungan sekitarnya.

    b. Limbah mudah terbakar adalahlimbah-limbah yang mempunyaisalah satu sifat-sifat sebagai berikut :1) Limbah yang berupa cairan yang

    mengandung alkohol kurangdari 24% volume dan/atau padatitik nyala tidak lebih dari 60 0C(140 0F) akan menyala apabilaterjadi kontak dengan api,percikan api atau sumber nyalalain pada tekanan udara 760mmHg.

    2) Limbah yang bukan berupacairan, yang pada temperatur

    dan tekanan standar (25 0C,760 mmHg) dapat mudahmenyebabkan kebakaran

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    6/27

    2. Limbah yang termasuk limbah B3 adalah

    limbah lain yang apabila diuji denganmetode toksikologi memiliki LD50 dibawah nilai ambang batas yang telah

    melalui gesekan, penyerapanuap air atau perubahan kimiasecara spontan dan apabilaterbakar dapat menyebabkankebakaran yang terus menerus.

    3) Merupakan limbah yang

    bertekanan yang mudahterbakar.4) Merupakan limbah pengoksidasi.

    c. Limbah yang bersifat reaktifadalah limbah-limbah yangmempunyai salah satu sifat-sifatsebagai berikut :

    1) Limbah yang pada keadaan normaltidak stabil dan dapat menyebabkanperubahan tanpa peledakan.2) Limbah yang dapat bereaksi hebatdengan air3) Limbah yang apabila bercampurdengan air berpotensi menimbulkan

    ledakan, menghasilkan gas, uap atauasap beracun dalam jumlah yangmembahayakan bagi kesehatanmanusia dan lingkungan.4) Merupakan limbah Sianida, Sulfidaatau Amoniak yang pada kondisi pHantara 2 dan 12,5 dapat menghasilkangas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakankesehatan manusia dan lingkungan.5) Limbah yang dapat mudah meledakatau bereaksi pada suhu dan tekananstandar (25 0C, 760 mmHg).6) Limbah yang menyebabkan

    kebakaran karena melepas ataumenerima oksigen atau limbah organikperoksida yang tidak stabil dalam suhutinggi.d. Limbah beracun adalah limbah

    yang mengandung pencemaryang bersifat racun bagi manusiaatau lingkungan yang dapatmenyebabkan kematian atau sakityang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan,kulit atau mulut.

    Penentuan sifat racun untuk identifikasilimbah ini dapat menggunakan bakumutu konsentrasi TCLP (ToxicityCharacteristic Leaching Procedure)pencemar organik dan anorganikdalam limbah sebagaimana yangtercantum dalam Lampiran IIPeraturan Pemerintah ini.Apabila limbah mengandung salahsatu pencemar yang terdapat dalamLampiran II, dengan konsentrasi samaatau lebih besar dari nilai dalamLampiran II tersebut, maka limbahtersebut merupakan limbah B3. Bilanilai ambang batas zat pencemar tidakterdapat pada Lampiran II tersebutmaka dilakukan uji toksikologi.

    e. Limbah yang menyebabkaninfeksi.

    Bagian tubuh manusia yang diamputasi

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    7/27

    ditetapkan. dan cairan dari tubuh manusia yangterkena infeksi, limbah darilaboratorium atau limbah lainnya yangterinfeksi kuman penyakit yang dapatmenular. Limbah ini berbahaya karenamengandung kuman penyakit seperti

    hepatitis dan kolera yang ditularkanpada pekerja, pembersih jalan, danmasyarakat di sekitar lokasipembuangan limbah.f. Limbah bersifat korosif adalah

    limbah yang mempunyai salahsatu sifat sebagai berikut :

    (1) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.(2) Menyebabkan proses pengkaratan pada

    lempeng baja (SAE 1020) dengan lajukorosi lebih besar dari 6,35 mm/tahundengan temperatur pengujian 55 0C.

    (3) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2untuk limbah bersifat asam dan sama ataulebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat

    basa.Ayat (2)Uji toksikologi untuk menetapkan nilaiLD50 (Lethal Dose Fifty). Yang dimaksuddengan LD50 adalah perhitungan dosis(gram pencemar per kilogram) yang dapatmenyebabkan kematian 50 % populasimakhluk hidup yang dijadikan percobaan.Apabila LD50 lebih besar dari 15 gram perkilogram berat badan maka limbah tesebutbukan limbah B3.Untuk melakukan uji toksikologi dengan bioessai dilaksanakan untuk limbah B3 yangtidak mempunyai dosis referensi dan/atau

    limbah B3 yang bersifat akut. Adapunlimbah B3 yang bersifat kronis dilakukantelaahan dengan metodologi perhitungandan atau berdasarkan hasil studi danperkembangan ilmu pengetahuan yangditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang pengendalian dampaklingkungan.Bilamana limbah tersebut dinyatakanlimbah non B3, setelah dilakukanpengujian toksikologi, makapengelolaannya dapat dilakukanberdasarkan ketentuan yang ditetapkanoleh instansi yang bertanggung jawab.

    Pasal 9Ayat (1)Cukup jelas

    Ayat (2)Cukup jelas

    Ayat (3)

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    8/27

    Cukup jelas

    Ayat (4)Cukup jelas

    Ayat (5)Pada prinsipnya penghasil tetapbertanggung jawab terhadap limbah B3yang dihasilkannya.

    Ayat (6)Cukup jelas

    Pasal 10

    Ayat (1)Cukup jelas

    Ayat (2)Cukup jelas

    Pasal 11Ayat (1)Konsekuensi dari prinsip bahwa jejaklimbah B3 harus diikuti sejak dihasilkansampai penimbunan akhir, maka penghasillimbah B3 wajib membuat dan menyimpancatatan tentang jumlah dan jenis limbah B3yang dihasilkan dan dikirimkan kepadapengumpul atau pengolah limbah B3, sertapengangkut yang melaksanakanpengangkutannya. Apabila pengangkutandilakukan oleh penghasil sendiri, makaketentuan mengenai catatan namapengangkut tidak berlaku.Apabila penghasil limbah B3 jugamelakukan pemanfaatan, pengolahan, danpenimbunan limbah B3, maka penghasillimbah B3 harus melaporkan pengelolaanlimbah B3-nya.

    Ayat (2)Penyampaian catatan ini dimaksudkanagar jumlah limbah B3 yang dihasilkan

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    9/27

    BAB IIIPELAKU PENGELOLAAN

    Bagian PertamaPenghasil

    Pasal 9

    1. Setiap orang yang melakukan usaha

    dan/atau kegiatan yang menggunakanbahan berbahaya dan beracun dan/ataumenghasilkan limbah B3 wajibmelakukan reduksi l imbah B3, mengolahlimbah B3 dan/atau menimbun limbahB3.

    2. Apabila kegiatan reduksi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) masihmenghasilkan limbah B3, dan limbah B3tersebut masih dapat dimanfaatkan,penghasil dapat memanfaatkannyasendiri atau menyerahkanpemanfatannya kepada pemanfaatlimbah B3.

    3. Setiap orang yang manghasilkan limbahB3 wajib mengolah limbah B3 yangdihasilkanya sesuai dengan teknologiyang ada dan jika tidak mampu diolah didalam negeri dapat dieksport ke negaralain yang memiliki teknologi pengolahanlimbah B3.

    4. Pengolahan dan/atau penimbunanlimbah B3 sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat dilakukan sendiri olehpenghasil limbah B3 atau penghasillimbah B3 dapat menyerahkanpengolahan dan/atau penimbunanlimbah B3 yang dihasilkannya itu kepada

    pengolah dan/atau penimbun limbah B3.5. Penyerahan limbah B3 kepadapemanfaat sebagaimana dimaksud padaayat (2), untuk dieksport sebagaimanadimaksud pada ayat (3), serta kepadapengolah dan/atau penimbun limbah B3sebagaimana dimaksud pada ayat (4)tidak mengurangi tanggungjawabpenghasil limbah B3 untuk mengolahlimbah B3 yang dihasilkannya.

    6. Ketentuan pengelolaan limbah B3 yangdihasilkan dari kegiatan rumah tanggadan kegiatan skala kecil ditetapkankemudian oleh Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    oleh penghasil dapat dipantau oleh instansiyang bertanggung jawab.Dengan diketahuinya jumlah limbah B3yang dihasilkan, maka akan diketahui petasumber limbah B3 yang menjadi dasarpengembangan kebijakan pengelolaan

    limbah B3.Ayat (3)Cukup jelas

    Pasal 12Cukup jelas

    Pasal 13Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelas

    Pasal 14Ayat (1)Cukup jelas

    Ayat (2)Cukup jelas

    Pasal 15Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelas

    Pasal 16Ayat (1)Dokumen limbah B3 adalah surat yangdiberikan pada waktu penyerahan limbahB3 oleh penghasil limbah B3 atau

    pengumpul limbah B3 kepada pengangkutlimbah B3. Dokumen limbah B3 tersebutberisi ketentuan sebagai berikut :

    a. nama dan alamat penghasil ataupengumpul limbah B3 yangmenyerahkan limbah B3;

    b. tanggal penyerahan limbah B3;c. nama dan alamat pengangkut

    limbah B3;d. tujuan pengangkutan limbah B3;e. jenis, jumlah, komposisi, dan

    karakteristik limbah B3 yangdiserahkan.

    Dokumen limbah B3 dibuat dalam rangkap 7(tujuh) apabila pengangkutan hanya satukali dan apabila pengangkutan lebih darisatu kali (antar moda), maka dokumenterdiri dari 11 (sebelas) rangkap denganrincian sebagai berikut :

    a. lembar asli (pertama) disimpanoleh pengangkut limbah B3setelah ditandatangani olehpengirim limbah B3;

    b. lembar kedua yang sudahditandatangani oleh pengangkutlimbah B3, oleh pengirim limbahB3 dikirimkan kepada instansiyang bertanggung jawab;

    c. lembar ketiga yang sudah

    ditandatangani oleh pengangkutdisimpan oleh pengirim limbahB3;

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    10/27

    Pasal 101. Penghasil limbah B3 dapat menyimpan

    limbah B3 yang dihasilkannya palinglama 90 (sembilan puluh) hari sebelummenyerahkannya kepada pengumpulatau pemanfaat atau pengolah atau

    penimbun limbah B3.2. Bila limbah B3 yang yang dihasilkankurang dari 50 (lima puluh) kilogram perhari, penghasil limbah B3 dapatmenyimpan limbah B3 yangdihasilkannya lebih dari sembilan puluhhari sebelum diserahkan kepadapemanfaat atau pengolah atau penimbunlimbah B3, dengan persetujuan Kepalainstansi yang bertanggung jawab.

    Pasal 111. Penghasil limbah B3 wajib membuat dan

    menyimpan catatan tentang:a. jenis, karekteristik, jumlah dan

    waktu dihasilkannya limbah B3;b. jenis, karekteristik, jumlah dan

    waktu penyerahan limbah B3;c. nama pengangkut limbah B3

    yang melaksanakan pengirimankepada pengumpul ataupemanfaat atau pengolah ataupenimbun limbah B3.

    2. Penghasil limbah B3 wajibmenyampaikan catatan sebagaimanadimaksud ayat (1) sekurang-kurangnyasekali dalam enam bulan kepada instansiyang bertanggung jawab dengantembusan kepada instansi yang terkait

    dan Bupati/Walikotamadya Kepala DerahTingkat II yang bersangkutan.

    3. Catatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipergunakan untuk:

    a. Inventarisasi jumlah limbah B3yang dihasilkan;

    b. Sebagai bahan evaluasi dalamrangka penetapankebijaksanaan dalampengelolaan limbah B3.

    Bagian KeduaPengumpul

    Pasal 12Pengumpul limbah B3 dilakukan oleh badanusaha yang melakukan kegiatan pengumpulanlimbah B3.

    Pasal 131. Pengumpulan limbah B3 wajib membuat

    catantan tentang:a. Jenis, karakteristik, jumlah

    limbah B3 dan waktuditerimanya limbah B3 daripenghasil limbah B3;

    b. Jenis, karakteristik, jumlah, danwaktu penyerahan limbah B3kepada pemanfaat dan/atau

    pengolah dan/atau penimbunlimbah B3;

    c. Nama pengangkut limbah B3

    d. lembar keempat setelahditandatangani oleh pengirimlimbah B3 oleh pengangkutdiserahkan kepada penerimalimbah B3;

    e. lembar kelima dikirimkan oleh

    penerima kepada instansi yangbertanggung jawab setelahditandatangani oleh penerimalimbah B3;

    f. lembar keenam dikirim olehpengangkut kepadaBupati/Walikotamadya KepalaDaerah Tingkat II yangbersangkutan dengan pengirim,setelah ditandatangani olehpenerima limbah B3;

    g. lembar ketujuh setelahditandatangani oleh penerimaoleh pengangkut dikirimkankepada pengirim limbah B3;

    h. lembar kedelapan sampai denganlembar kesebelas dikirim olehpengangkut kepada pengirimlimbah B3 setelah ditandatanganioleh pengangkut terdahulu dandiserahkan kepada pengangkutberikutnya/ antar moda.

    Ayat (2)Cukup jelasPasal 17Cukup jelasPasal 18Cukup jelasPasal 19

    Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelas

    Pasal 20Cukup jelasPasal 21Cukup jelasPasal 22Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 23Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasPasal 24Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelas

    Pasal 25Ayat (1)Cukup jelas

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    11/27

    yang melaksanakan pengirimankepada pemanfaat dan/ataupengolah dan/atau penimbunlimbah B3.

    2. Pengumpul limbah B3 wajibmenyampaikan catatan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulankepada instansi yang bertanggung jawabdengan tembusan kepada instansi yangterkait dan Bupati/Walikotamadya KepalaDaerah Tingkat II yang bersangkutan.

    3. Catatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipergunakan untuk:

    a. Inventarisasi jumlah limbah B3yang dikumpulkan;

    b. Sebagai bahan evaluasi dalamrangka penetapankebijaksanaan dalampengelolaan limbah B3.

    Pasal 141. Pengumpul limbah B3 dapat menyimpan

    limbah B3 yang dikumpulkan paling lama90 (sembilan puluh) hari sebelumdiserahkan kepada pemanfaat dan/ataupengolah dan/atau penimbun limbah B3.

    2. Pengumpul limbah B3 bertanggung jawab terhadap limbah B3 yangdikumpulkan.

    Bagian KetigaPengangkut

    Pasal 15

    1. Pengangkut limbah B3 dilakukan olehbadan usaha yang melakukan kegiatanpengangkutan limbah B3.

    2. Pengangkutan limbah B3 dapatdilakukan oleh penghasil limbah B3untuk limbah yang dihasilkannya sendiri.

    3. Apabila penghasil limbah B3 bertindaksebagai pengangkut limbah B3, makawajib memenuhi ketentuan yang berlakubagi pengangkut limbah B3.

    Pasal 161. Setiap Pengangkutan limbah B3 oleh

    pengangkut limbah B3 wajib disertaidokumen limbah B3.

    2. Ketentuan lebih lanjut mengenai bentukdokumen limbah B3 sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan olehKepala instansi yang bertanggung jawab.

    Pasal 17Pengangkut limbah B3 wajib menyerahkan limbahB3 dan dokumen limbah B3 sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 Ayat (1) kepadapengumpul dan/atau pemanfaat dan/ataupenimbun limbah B3 yang ditunjuk oleh penghasillimbah B3.

    Ayat (2)Cukup jelas

    Pasal 26Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)

    Cukup jelasAyat (3)Cukup jelas

    Pasal 27Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelas

    Pasal 28Ayat (1)Yang dimaksud dengan kemasan adalahtempat/wadah untuk menyimpan,mengangkut dan mengumpulkan limbahB3. Simbol adalah gambar yangmenyatakan karakteristik limbah B3. Label

    adalah tulisan yang menunjukkan antaralain karakteristik, jenis limbah B3.Ayat (2)Cukup jelas

    Pasal 29Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Yang dimaksud dengan tempatpenyimpanan yang sesuai persyaratanadalah suatu tempat tersendiri yangdirancang sesuai dengan karakteristiklimbah B3 yang disimpan. Misalnya limbahB3 yang reaktif (reduktor kuat) tidak dapat

    dicampur dengan asam mineralpengoksidasi karena dapat menimbulkanpanas, gas beracun dan api.Tempat penyimpanan sementara harusdapat menampung jumlah limbah B3 yangakan disimpan untuk sementara. Misalnyasuatu kegiatan industri yang menghasilkanlimbah B3, harus menyimpan limbah B3 ditempat penyimpanan sementara yangmempunyai kapasitas sesuai dengankapasitas limbah B3 yang akan disimpandan memenuhi persyaratan teknis,persyaratan kesehatan, dan perlindunganlingkungan.Ayat (3)Cukup jelas

    Pasal 30Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelas

    Pasal 31Cukup jelasPasal 32Cukup jelasPasal 33Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)

    Cukup jelasPasal 34Ayat (1)

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    12/27

    Bagian KetigaPengangkut

    Pasal 18Pemanfaat limbah B3 dilakukan oleh penghasilatau badan usaha yang melakukan kegiatan

    pemanfaatan limbah B3.

    Pasal 191. Pemanfaat limbah B3 yang

    menghasilkan limbah B3 wajibmemenuhi ketentuan mengenaipenghasil limbah B3

    2. Pemanfaat limbah B3 yang dalamkegiatannya melakukan pengumpulanlimbah B3 wajib memenuhi ketentuanmengenai pengumpul limbah B3.

    3. Pemanfaat limbah B3 yang melakukanpengangkutan limbah B3 wajibmemenuhi ketentuan mengenaipengangkut klimbah B3.

    Pasal 20Pemanfaat limbah B3 dapat menyimpan limbahB3 sebelum dimanfaatkan paling lama 90(sembilan puluh) hari.

    Pasal 21Pemanfaat limbah B3 wajib membuat danmenyimpan catatan mengenai:

    a. sumber limbah B3 yang dimanfaatkan;b. jenis, karakteristik dan jumlah B3 yang

    dikumpulkan;c. jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3

    yang dimanfaatkan dan produk yang

    dihasilkan;d. nama pengangkut yang melakukan

    pengangkutan limbah B3 dari penghasildan/atau pengumpul limbah B3.

    Pasal 221. Pemanfaat limbah B3 wajib

    menyampaikan catatan sebagaimanadimaksud pada Pasal 21 sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulankepada instansi yang bertanggung jawabdengan tembusan kepada instansi terkaitdan Bupati/Walikotamadya KepalaDaerah tingkat II yang bersangkutan.

    2. Catatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipergunakan untuk:

    a. inventarisasi jumlah limbah B3yang dimanfaatkan;

    b. sebagai bahan evaluiasi dalamrangka penetapankebijaksanaan dalampengelolaan limbah B3.

    Bagian KelimaPengolah

    Pasal 231. Pengolah limbah B3 dilakukan oleh

    penghasil atau badan usaha yang

    melakukan kegitan pengolahan limbahB3.

    2. Pengolah limbah B3 dapat menyimpan

    Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)

    Cukup jelasAyat (5)Yang dimaksud dengan efisiensipenghancuran dan penghilangan limbahB3 adalah "Destruction Removal Efficiency(DRE)". Penentuan standar emisi udaradidasarkan pada standar emisi peraturanperundang-undangan yang berlaku bagiparameter konvensional (CO, NO. SO2Hidrokarbon, TSP, Amonia). Sedangkanpenentuan standar emisi lainnyadidasarkan karakteristik limbah B3, jenisinsinerator, kualitas udara setempat danlainnya sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi.

    Ayat (6)Cukup jelasPasal 35Yang dimaksud dengan persetujuanpenghentian pengolahan adalahpenghentian operasi (penutupanpengolahan) setelah diketahui lokasitersebut tidak terkontaminasi.Pasal 36

    Untuk jenis-jenis limbah B3 yang LD 50-nya lebih besar dari 50 mg/kg berat badandapat dilakukan penimbunan pada lokasidengan permeabilitas tanah maksimum 10pangkat negatif 5 cm per detik

    Apabila peruntukkan lokasi penimbunanlimbah B3 belum ditetapkan berdasarkanrencana penataan tata ruang, Instansiyang bertanggung jawab dapatmengajukannya kepada Menteri.Pasal 37Ayat (1)Penimbunan dalam ketentuan inimerupakan rangkaian kegiatanpengolahan. Penimbunan hasilpengolahan limbah B3 adalah tindakanmembuang dengan cara penimbunan,dimana penimbunan tersebut dirancangsebagai tahap akhir dari pengolahanlimbah B3 sesuai dengan karakteristiklimbah B3 tersebut.Pelapis pelindung adalah lapisan yangdibangun untuk mencegah terpaparnyalimbah B3 atau air lindi dari limbah B3 kelingkungan, pelapis pelindung dapatberupa sintetic liner atau compacted clayatau lapisan lain yang setara yang memilikipermeabilitas yang sama.Pelapisan pelindung dapat diberikandengan double liner dan atau satu lineratau hanya dengan compacted clay sesuaidengan standar penimbunan limbah B3yang ditetapkan oleh instansi yangbertanggung jawab.

    Ayat (2)Cukup jelasPasal 38

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    13/27

    limbah B3 yang akan diolah paling lama90 (sembilan puluh) hari.

    3. Pengolah limbah B3 dapat menyimpanlimbah B3 yang dihasilkannya palinglama 90 (sembilan puluh) hari.

    Pasal 221. Pengolah limbah B3 wajib membuat danmenyimpan catatan mengenai:

    a. Sumber limbah B3 yang diolah;b. Jenis, karakteristik, dan jumlah

    limbah B3 yang diolah;c. Nama pengangkut yang

    melakukan pengangkutanlimbah B3.

    2. Pengolah limbah B3 wajibmenyampaikan catatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulankepada instansi yang bertanggung jawabdengan tembusan kepada instansi terkait

    dan Bupati/Walikotamadya KepalaDaerah Tingkat II yang bersangkutan.

    3. Catatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipegunakan untuk:

    a. Inventarisasi jumlah limbah B3yang dimanfaatkan;

    b. Sebagai bahan evaluasi dalamrangka penetapankebijaksanaan dalampengelolaan limbah B3.

    Bagian KeenamPengolah

    Pasal 251. Penimbun limbah B3 dilakukan oleh

    badan usaha yang melakukan kegiatanpenimbunan limbah B3.

    2. Penimbunan limbah B3 dapat dilakukanoleh penghasil untuk menimbun limbahB3 sisa dari usaha dan/atau kegiatannyasendiri.

    Pasal 261. Penimbun limbah B3 wajib membuat dan

    menyimpan catatan mengenai:a. Sumber limbah B3 yang

    ditimbun;b. Jenis, karakteristik, dan jumlah

    limbah B3 yang ditimbun;c. Nama pengangkut yang

    melakukan pengangkutanlimbah B3.

    2. Penimbun limbah B3 wajibmenyampaikan catatan sebagaimanadiamaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulankepada instansi yang bertanggung jawabdengan tembusan kepada instansi terkaitdan Bupati/Walikotamadya KepalaDaerah Tingkat II yang bersangkutan.

    3. Catatan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipergunakan untuk:

    a. Inventarisasi jumlah limbah B3yang dimanfaatkan;

    b. Sebagai bahan evaluasi dalam

    Yang dimaksud dengan persetujuanpenghentian penimbunan adalahpenghentian operasi (penutupanpenimbunan) setelah diketahui lokasitersebut tidak terkontaminasi.Pasal 39

    Ayat (1)Yang dimaksud dengan lokasi penimbunanlimbah B3 yang telah dihentikankegiatannya adalah lokasi bekaspenimbunan (post closure).Yang dimaksud dengan fasilitas umumlainnya meliputi fasilitas olah raga,pendidikan, rumah sakit, rekreasi dan lain-lain.Ayat (2)Cukup jelasPasal 40Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)

    Cukup jelasAyat (3)Yang dimaksud dengan terintegrasi adalahsuatu kegiatan pengolahan yang dilakukanpada suatu tempat yang sama dengankegiatan usaha pokoknya.Yang dimaksud dengan izin operasi alatpengolahan limbah B3 adalah izinmengenai kelayakan pengoperasianperalatan pengolahan limbah B3, misalnyakelayakan dari insinerator antara lainefisiensi pembakaran 99.99%,menggunakan alat pengendalianpencemaran udara.

    Ayat (4)Cukup jelasAyat (5)Cukup jelasPasal 41Ayat (1)Pengumuman dilakukan ditempat yangmudah diketahui dan dalam bahasa yangmudah dipahami oleh masyarakatAyat (2)Cukup jelasPasal 42Ayat (1)Penentuan lokasi pengolahan danpenimbunan limbah B3 harus mengikutirencana tata ruang daerah danpersyaratan teknis.Ayat (2)Cukup jelasPasal 43Ayat (1)Untuk kegiatan pengumpulan skala kecilmisalnya minyak pelumas bekas, minyakkotor dan "slop oil" tidak diwajibkanmembuat analisis mengenai dampaklingkungan hidup, melainkan membuatupaya pemantauan lingkungan dan upayapengelolaan lingkungan.Ayat (2)

    Cukup jelasAyat (3)Cukup jelas

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    14/27

    rangka penetapankebijaksanaan dalampengelolaan limbah B3.

    BAB IVKEGIATAN PENGELOLAAN

    Bagian PertamaReduksi Limbah B3

    Pasal 271. Reduksi limbah B3 dapat dilakukan

    melalui upaya menyempurnakanpeyimpanan bahan baku dalam kegiatanproses (house keeping), substitusibahan, modifikasi proses, serta upayareduksi limbah B3 lainnya.

    2. Ketentuan lebih lanjut mengenai reduksilimbah B3 sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan oleh Kepala instansiyang bertanggung jawab.

    Bagian KeduaPengemasan

    Pasal 281. Setiap kemasan limbah B3 wajib diberi

    simbol dan label yang menunjukkankarakteristik dan jenis limbah B3.

    2. Ketentuan lebih lanjut mengenai simboldan label limbah B3 sebagaimanadimaksud pada ayat(1) ditetapkan olehKepala instansi yang bertanggung jawab.

    Bagian Ketiga

    Penyimpanan

    Pasal 291. Penyimpanan limbah B3 dilakukan di

    tempat penyimpanan yang sesuaidengan persyaratan.

    2. Tempat penyimpanan limbah B3sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib memenuhi syarat:

    a. Lokasi tempat penyimpananyang bebas banjir, tidak rawanbencana dan di luar kawasanlindung serta sesuai denganrencana tata ruang;

    b. Rancangan bangunandisesuaikan dengan jumlah,karakteristik limbah B3 danupaya pengendalianpencemaran lingkungan.

    3. Ketentuan lebih lanjut mengenaipersyaratan penyimpanan limbah B3sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    Bagian KeempatPengumpulan

    Pasal 30

    1. Kegiatan pengumpulan limbah B3 wajibmemenuhi ketentuan sebagai berikut:

    a. Memperhatikan karakteristik

    Pasal 44Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 45

    Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasPasal 46Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelas

    Ayat (4)Syarat dan kewajiban yang tercantumdalam rencana pengelolaan lingkunganhidup dan rencana pemantauanlingkungan hidup merupakan bagian tidakterpisahkan dari izin.Pasal 47Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)

    Cukup jelasPasal 48Ayat (1)Tanda pengenal dan surat tugas inipenting untuk menghindari adanyapetugas-petugas pengawas palsu, atauuntuk menghindari agar tidak setiappegawai instansi yang bertanggung jawabdi bidang pengendalian dampaklingkungan melakukan pengawasan yangsemestinya bukan menjadi wewenangnya.Tanda pengenal memuat nama, nomorinduk pegawai dan foto. Surat tugas harusdengan jelas menyatakan nama pengawasyang ditugasi melakukan pengawasan.Ayat (2)Cukup jelasPasal 49Cukup jelasPasal 50Pengawas yang dimaksud adalah PejabatPengawas yang diangkat sebagai PenyidikPegawai Negeri Sipil Lingkungan Hidup.Pasal 51Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 52

    Ayat (1)Uji kesehatan dimaksud dilaksanakansekurang-kurangnya satu kali setahun,

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    15/27

    limbah B3;b. Mempunyai laboratorium yang

    dapat mendeteksi karakteristiklimbah B3 kecuali untuktoksikologi;

    c. Memiliki perlengkapan untuk

    penanggulangan terjadinyakecelakaan;d. Memiliki konstruksi bangunan

    kedap air dan bahan bangunandisesuaikan dengankarakteristik limbah B3;

    e. Mempunyai lokasipengumpulan yang bebasbanjir.

    2. Ketentuan lebih lanjut mengenaipersyaratan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan oleh Kepalainstansi yang bertanggung jawab.

    Bagian Kelima

    Pengangkutan

    Pasal 31Penyerahan limbah B3 oleh penghasil dan/ataupengumpul dan/atau pemanfaat dan/ataupengolah kepada pengangkut wajib disertaidokumen limbah B3.

    Pasal 32Pengangkutan limbah B3 dilakukan dengan alatangkut khusus yang memenuhi persyaratandengan tata cara pengangkutan yang ditetapkanberdasarkan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

    Bagian KeenamPemanfaatan

    Pasal 331. Pemanfaatan limbah B3 meliputi

    perolehan kembali (recovery),penggunaan kembali (reuse) dan daurulang (recycle).

    2. Ketentuan lebih lanjut mengenaipemanfaatan limbah B3 sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan olehKepala Instansi yang bertanggungjawab.

    Bagian KetujuhPengolahan

    Pasal 341. Pengolahan Limbah B3 dapat dilakukan

    dengan cara thermal, stabilisasi dansolidifikasi, secara fisika, kimia, biologidan/atau cara lainnya sesuai denganperkembangan teknologi.

    2. Pemilihan lokasi untuk pengolahanlimbah B3 harus memenuhi ketentuan:

    a. Bebas dari banjir, tidak rawanbencana dan bukan kawasanlindung;

    b. Merupakan lokasi yangditetapkan sebagai kawasanperuntukan industri,

    dengan maksud untuk mengetahui sedinimungkin terjadinya kontaminasi olehzat/senyawa kimia limbah B3 terhadappekerja.Ayat (2)Cukup jelas

    Ayat (3)Cukup jelasPasal 53Ayat (1)Limbah dengan kode D220, D221, D222,dan D223 termasuk daftar limbah yangdilarang untuk diimpor ke Wilayah NegaraRepublik Indonesia.Pelarangan ini disebabkan antara lainkarena keterbatasan sarana dan prasaranalaboratorium untuk melakukan identifikasilimbah B3 dalam rangka pengawasanimpor limbah dan keterbatasan teknologiserta kapasitas pengelolaan limbah diIndonesia

    Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Ekspor limbah B3 hanya dapatdilaksanakan apabila ada persetujuantertulis dari instansi atau pejabat yangberwenang dalam urusan limbah B3 dinegara penerima dan negara penerimatersebut harus mempunyai fasilitaspengolahan dan/atau pemanfaatan limbahB3 yang layak sehinggapengolahan limbah B3 tersebut tidak

    menimbulkan risiko bahaya bagilingkungan hidup dan kesehatan manusia.Adapun limbah B3 yang dimaksud sesuaidengan pasal 6,7,8 Peraturan Pemerintahini dan daftar limbah B3 yang ditetapkanoleh Konvensi Basel.Ayat (5)Cukup jelasPasal 54Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 55Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasPasal 56Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasPasal 57Cukup jelasPasal 58Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan kecelakaan dalamayat ini adalah lepas atau tumpahnyabahan berbahaya dan beracun dan/atau

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    16/27

    berdasarkan rencana tataruang.

    3. Pengolahan limbah B3 dengan carastabilisasi dan solidifikasi wajibmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. Melakukan analisis dengan

    prosedur ekstraksi untukmenentukan mobilitas senyawaorganik dan anorganik (ToxicityCharacteristic LeachingProcedure);

    b. Melakukan penimbunan hasilpengolahan stabilisasi dansolidifikasi dengan ketentuanpenimbunan limbah B3 (landfill).

    4. Pengolahan limbah B3 secara fisikadan/atau kimia yang menghasilkan :

    a. Limbah cair, maka limbah cairtersebut wajib memenuhi bakumutu limbah cair;

    b. Limbah padat, maka limbah

    padat tersebut wajib memenuhiketentuan tentang pengelolaanlimbah B3.

    5. Pengolahan limbah B3 dengan carathermal dengan mengoperasikaninsinerator wajib memenuhi ketentuansebagai berikut:

    a. Mempunyai insinerator denganspeksifikasi sesuai dengankarakteristik dan jumalah l imbahB3 yang di olah;

    b. Mempunyai insinerator yangdapat memenuhi efisiensipembakaran minimal 99,99%

    dan efisiensi penghancuran danpenghilangan sebagai berikut:

    1. Efisiensipenghancuran danpenghilangan untukPrinciple OrganicHazard Constituent(POHCs) 99,99%;

    2. Efisiensipenghancuran danpenghilangan untukPolyclorinatedBiphenyl (PCBs)99,9999%;

    3. Efisiensipenghancuran danpenghilangan untukPolyclorinatedDibenzofurans99,9999%;

    4. Efisiensipenghancuran danpenghilangan untukPolyclorinatedDibenso-P-dioxins99,9999%.

    c. Memenuhi standar emisi udara;d. Residu dari kegiatan

    pembakaran berupa abu dan

    cairan wajib dikelola denganmengikuti ketentuan tentangpengelolaan limbah B3.

    limbah B3 ke lingkungan yang perluditanggulangi secara cepat dan tepat untukmencegah meluasnya dampak akibattumpahan limbah B3 tersebut sehinggadapat dicegah meluasnya pencemarandan/atau kerusakan lingkungan serta

    terganggunya kesehatan manusia.Untuk mengatasi kecelakaan pengelolaanlimbah B3 diperlukan upaya pencegahandan penanggulangan baik selama maupunsetelah terjadinya kecelakaan. Upaya iniharus dilakukan secara cepat, tepat,terkoordinasi dan terpadu diantara instansilintas sektor yang terkait.Ayat (2)Informasi ini dimaksudkan agarmasyarakat dapat menggunakannya untukupaya penyelamatan diri jika terjadikecelakaan dan turut serta dalampenanggulangan kecelakaan.Yang dimaksud dengan sistem tanggap

    darurat adalah suatu sistem pengendaliankeadaan darurat yang meliputipencegahan dan penanggulang-ankecelakaan serta pemulihan kualitaslingkungan.Ayat (3)Cukup jelasAyat (4)Bahan berbahaya dan beracun (B3) yangtumpah ke lingkungan dikategorikansebagai limbah B3.Ayat (5)Cukup jelasPasal 59

    Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Yang dimaksud dengan tidak dapatditanggulangi adalah jika tidak tersedianyasarana,prasarana dan tenaga ahli untukmelakukan pengawasan penanggulangankecelakaan, dan luas dampaknya sudahmelintasi batas Daerah Tingkat II.Ayat (3)Cukup jelasAyat (4)Yang dimaksud dengan dampak yangsangat besar adalah jika luas dampak darikecelakaan dalam pengelolaan limbah B3melintasi batas Daerah Tingkat II dan/atauDaerah Tingkat I dan/atau batas negara.Pasal 60Ayat (1)Yang dimaksud dengan pencemaran ataukerusakan lingkungan akibat kegiatandapat berupa yang disengaja antara lain,pengolahan atau penimbunan yang tidaksesuai dengan persyaratan lingkungandan/atau kegiatan yang tidak disengajaantara lain lepasnya bahan kimia kelingkungan akibat kebocoran tangki atauakibat kecelakaan lalulintas.Ayat (2)

    Cukup jelasPasal 61Ayat (1)

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    17/27

    6. Ketentuan lebih lanjut mengenaipersyaratan teknis pengelolaan limbahB3 ditetapkan oleh Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    Pasal 35

    Penghentian kegiatan pengolahan limbah B3 olehpengolah wajib mendapatkan persetujuan tertulisdari Kepala instansi yang bertanggung jawab.

    Bagian KedelapanPenimbunan

    Pasal 36Lokasi penimbunan limbah B3 wajib memenuhipersyaratan sebagai berikut:

    a. Bebas dari banjir;b. Permeabilitas tanah maksimum 10

    pangkat negatif 7 centimeter per detik;c. Merupakan lokasi yang ditetapkan

    sebagai lokasi penimbunan limbah B3

    berdasarkan rencana tata ruang;d. Merupakan daerah yang secara geologis

    dinyatakan aman, stabil tidak rawanbencana dan di luar kawasan lindung;

    e. Tidak merupakan daerah resapan airtanah, khususnya yang digunakan untukair minum.

    Pasal 371. Penimbunan limbah B3 wajib

    menggunakan sistem pelapis yangdilengkapi dengan saluran untukpengaturan aliran air permukaan,pengumpulan air lindi dan

    pengolahannya, sumur pantau danlapisan penutup akhir yang telahdisetujui oleh instansi yang bertanggungjawab.

    2. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara dan persyaratan penimbunanlimbah B3 ditetapkan oleh Kepalainstansi yang bertanggung jawab.

    Pasal 38Penghentian kegiatan penimbunan limbah B3oleh penimbun wajib mendapatkan persetujuantertulis dari Kepala instansi yang bertanggungjawab.

    Pasal 391. Terhadap lokasi penimbunan limbah B3

    yang telah dihentikan kegiatannya wajibmemenuhi hal-hal sebagai berikut:

    a. Menutup bagian paling atastempat penimbunan dengantanah setebal minimum 0,60meter;

    b. Melakukan pemagaran danmemberi tanda tempatpenimbunan limbah B3;

    c. Melakukan pemantauankualitas air tanah danmenanggulangi dampak negatif

    yang mungkin timbul akibatkeluarnya limbah B3 kelingkungan, selama minimum

    Cukup jelasAyat (2)Studi kelayakan teknis tersebut antara lainuntuk pembiayaan pengambilan sampel,analisis laboratorium, pemeriksaankelayakan teknis serta publikasi.

    Ayat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasPasal 62Ayat (1)Cukup jelasAyat (2)Cukup jelasAyat (3)Cukup jelasAyat (4)Cukup jelasPasal 63Cukup jelas

    Pasal 64Ayat (1)Yang dimaksud dengan secaraproporsional bersama-sama bertanggung jawab adalah bahwa masing-masingmemikul tanggung jawab sesuai dengankontribusinya dalam menimbulkanpencemaran atau kerusakan lingkunganhidup. Pembersihan dan pemulihanlingkungan hidup dalam pasal inimencakup antara lain studi untukmengetahui luas dampak, jenis, jumlah,konsentrasi limbah yang ada sebagaidasar untuk melakukan pembersihan dan

    pemulihan lingkungan hidup, sertapengolahan limbah B3 yang telah dibuangke dalam lingkungan hidup itu.Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)Kenyataan menunjukkan bahwa dewasaini terdapat industri yang masihmenggunakan limbah B3 sebagai bahanbaku yaitu industri peleburan timah hitam.Diantara bahan baku tersebut berasal daridalam negeri sedangkan kekurangannyadiimpor.Impor limbah B3 ini hanya dapat dilakukansampai dengan bulan September Tahun2002 dan dilarang diimpor dari negaraOECD/negara maju serta hanyadilaksanakan oleh importir produsen.Sebelum melakukan impor, negarapengirim harus terlebih dahulumemberitahukan kepada Kepala instansiyang bertanggung jawab dan mendapatpersetujuan dari Kepala instansi yangbertanggung jawabHal ini berarti bahwa pada saat yangditentukan pemanfaatan limbah B3 hanyamenggunakan bahan baku yang berasaldari dalam negeri.Pasal 65

    Cukup jelasPasal 66Cukup jelas

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    18/27

    30 tahun terhitung sejakditutupnya seluruh fasilitaspenimbunan limbah B3;

    d. Peruntukan lokasi penimbunyang telah dihentikankegiatannya tidak dapat

    dijadikan pemukiman ataufasilitas umum lainnya.2. Ketentuan lebih lanjut mengenai

    pelaksanaan kewajiban sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan olehKepala instansi yang bertanggung jawab.

    BAB VTATA LAKSANA

    Bagian PertamaPerizinan

    Pasal 401. Setiap badan usaha yang melakukan

    kegiatan:a. penyimpanan, pengumpulan,

    pemanfaatan, pengolahandan/atau penimbunan limbahB3 wajib memiliki izin operasidari Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    b. pengangkut limbah B3 wajibmemiliki izin pengangkutan dariMenteri Perhubungan setelahmendapat rekomendasi dariKepala instansi yangbertanggung jawab.

    c. pemanfaatan limbah B3

    sebagai kegiatan utama wajibmemiliki ijin pemanfaatan dariinstansi yang memberikan izinpemanfaatan setelah mendapatrekomendasi dari Kepalainstansi yang bertanggungjawab.

    2. Ketentuan mengenai tatacaramemperoleh izin sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a ditetapkan olehKepala instansi yang bertanggung jawabdan ayat (1) huruf b dan huruf cditetapkan oleh Kepala instansi yangberwenang memberikan izin.

    3. Kegiatan pengolahan limbah B3 yangterintegrasi dengan kegiatan pokok wajibmemperoleh izin operasi alat pengolahanlimbah B3 yang dikeluarkan oleh Kepalainstansi yang bertanggung jawab.

    4. Persyaratan untuk memperoleh izinsebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah sebagai berikut:

    a. memiliki akte pendirian sebagaibadan usaha yang telahdisyahkan oleh instansi yangberwenang;

    b. nama dan alamat badan usahayang memohon izin;

    c. kegiatan yang dilakukan;

    d. lokasi tempat kegiatan;e. nama dan alamat penanggung

    jawab kegiatan;

    Pasal 67Cukup jelas

    TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIKINDONESIA NOMOR 3815

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    19/27

    f. bahan baku dan proseskegiatan yang digunakan;

    g. spesifikasi alat pengolahlimbah;

    h. jumlah dan karakteristik limbahb3 yang disimpan, dikumpulkan,

    dimanfaatkan, diangkut, diolahatau ditimbun;i. tata letak saluran limbah,

    pengolahan limbah, dan tempatpenampungan sementaralimbah B3 sebelum diolah dantempat penimbun setelahdiolah;

    j. alat pencegah pencemaranuntuk limbah cair, emisi, danpengolahan limbah B3.

    5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara permohonan izin sebagaimanadimaksud ayat (3) dan tata carapermohonan rekomendasi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf b danhuruf c ditetapkan oleh Kepala instansiyang bertanggung jawab.

    Pasal 411. Keputusan mengenai izin dan

    rekomendasi pengelolaan limbah B3yang diberikan oleh Kepala instansi yangbertanggung jawab sebagaimanadimaksud dalam Pasal 40 wajibdiumumkan kepada masyarakat.

    2. Tata cara pengumuman sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjutdengan ketetapan Kepala instansi yang

    bertanggung jawab.

    Pasal 421. Izin lokasi pengolahan dan penimbunan

    limbah B3 diberikan oleh Kepala KantorKabupaten/Kotamadya sesuai rencanatata ruang setelah mendapatrekomendasi dari Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    2. Rekomendasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) didasarkan pada hasilpenelitian tentang dampak lingkungandan kelayakan teknis lokasisebagaimana dimaksud pada Pasal 34ayat (2) dan Pasal 36.

    Pasal 431. Untuk kegiatan pengumpulan,

    pemanfaatan, pengolahan dan/ataupenimbunan limbah B3 sebagai kegiatanutama wajib dibuatkan analisis mengenaidampak lingkungan sesuai denganperaturan perundang-undangan yangberlaku.

    2. Dokumenanalisis mengenai dampaklingkungan hidup diajukan bersamadengan permohonan izin operasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (4) kepada instansi yang

    bertanggung jawab.3. Keputusan kelayakan lingkungan hidup

    berdasarkan hasil penilaian analisis

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    20/27

    mengenai dampak lingkungan hidupyang diberikan oleh Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    Pasal 441. Keputusan mengenai permohonan izin

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40diberikan oleh Kepala instansi yangbertanggung jawab selambat-lambatnya45 (empat puluh lima) hari kerja terhitungsejak diterimanya.

    2. Syarat dan kewajiban dalam analisismengenai dampak lingkungan hidupyang telah disetujui merupakan bagianyang akan menjadi bahan bertimbangandalam pemberian izin sebagaimanadimaksud dalam Pasal 40 Ayat (1).

    Pasal 451. Kegiatan baru yang menghasilkan

    limbah B3 yang melakukan pengolahan

    dan pemanfaatan limbah B3 yanglokasinya sama dengan kegiatanutamanya, maka analisis mengenaidampak lingkungan hidup untuk kegiatanpengolahan limbah B3 dibuat secaraterintregrasi dengan analisis mengenaidampak lingkungan hidup untuk kegiatanutamanya.

    2. Apabila pengolahan limbah B3 dilakukanoleh penghasil dan pemanfaat l imbah B3di lokasi kegiatan utamanya, makahanya rencana pengolahan lingkunganhidup dan rencana pemantauanlingkungan hidup yang telah disetujui

    yang diajukan kepada instansi yangbertanggung jawab bersama denganpermohonan izin operasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 40.

    3. Keputusan mengenai permohonan izinsebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) diberikan oleh instansi yangbertanggung jawab selambat-lambatnya60 (enam puluh) hari terhitung sejakditerimanya rencana pengelolaanlingkungan hidup dan rencanapemantauan lingkungan hidup yang telahdisetujui.

    4. Syarat dan kewajiban yang tercantumdalam rencana pengelolaan lingkunganhidup dan rencana pemantauanlingkungan hidup sebagaimanadimaksud pada ayat (2) merupakanbagian yang tidak terpisahkan daripermohonan izin sebagaimana dimaksuddalam Pasal 40.

    Pasal 461. Apabila penghasil dan/atau pemanfaat

    limbah B3 bertindak sebagai pengolahlimbah B3 dan lokasi pengolahannyaberbeda dengan lokasi kegiatanutamanya, maka terhadap kegiatanpengolahan limbah B3 tersebut berlaku

    ketentuan mengenai pengolahan limbahB3 dalam Peraturan Pemerintah ini.

    2. Untuk kegiatan pemanfaatan limbah B3

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    21/27

    sebagai kegiatan utamanya wajibdibuatkan analisis mengenai dampaklingkungan hidup sedangkan untukkegiatan yang terintegrasi dengankegiatan utamanya wajib membuatrencana pengelolaan lingkungan hidup

    dan rencana pemantauan lingkunganhidup.3. Dokumen analisis mengenai dampak

    lingkungan hidup diajukan kepadainstansi yang bertanggung jawab danpersetujuan atas dokumen tersebutdiberikan oleh Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    4. Syarat dan kewajiban yang tercantumdalam rencana pengelolaan lingkunganhidup dan rencana pemantauanlingkungan hidup yang telah disetujuiwajib dicantumkan dalam izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 40.

    Bagian KeduaPengawasan

    Pasal 471. Pengawasan pengelolaan limbah B3

    dilakukan oleh Menteri danpelaksanaannya diserahkan kepadainstansi yang bertanggung jawab.

    2. Pengawasan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi pemantauanterhadap penaatan persyaratan sertaketentuan teknis dan administrasi olehpenghasil, pemanfaat, pengumpul,pengangkut, pengolah, dan penimbun

    limbah B3.3. Pelaksanaan pengawasan pengelolaan

    limbah B3 di daerah dilakukan menuruttata laksana yang ditetapkan oleh Kepalainstansi yang bertanggung jawab.

    4. Pengawasan pelaksanaan sistemtanggap darurat pada tingkat nasionaldilaksanakan oleh instansi yangbertanggung jawab dan pada tingkatdaerah dilaksanakan oleh GubernurKepala Daerah Tingkat I dan/atauBupati/Walikotamadya Kepala DaerahTingkat II.

    Pasal 481. Pengawas dalam melaksanakan

    pengawasan pengelolaan limbah B3sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47ayat (1) dilengkapi tanda pengenal dansurat tugas yang dikeluarkan olehKepala instansi yang bertanggung jawab.

    2. Pengawas sebagaimana dimaksud padaayat (1) berwenang:

    a. Memasuki areal lokasipenghasil, pemanfaatan,pengumpulan, pengolahan, danpenimbun limbah B3;

    b. Mengambil contoh limbah B3untuk diperiksa di laboratorium;

    c. Meminta keterangan yangberhubungan denganpelaksanaan pengelolaan

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    22/27

    limbah B3;d. Melakukan pemotretan sebagai

    kelengkapan laporanpengawasan.

    Pasal 49

    Penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,pengolah, dan penimbun limbah B3 wajibmembantu petugas pengawas dalam melakukantugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48ayat (2).

    Pasal 50Apabila dalam pelaksanaan pengawasanditemukan indikasi adanya tindak pidanalingkungan hidup maka pengawas selaku penyidikpegawai negeri sipil lingkungan hidup dapatmelakukan penyidikan.

    Pasal 511. Instansi yang bertanggung jawab

    menyampaikan laporan pelaksanaanpengelolaan limbah B3 secara berkalasekurang-kurangnya satu kali dalam satutahun kepada Presiden dengantembusan kepada Menteri.

    2. Menteri mengevaluasi laporan tersebutguna menyusun kebijakan pengelolaanlimbah B3.

    Pasal 521. Untuk menjaga kesehatan pekerja dan

    pengawas yang bekerja di bidangpengelolaan limbah B3 dilakukan ujikesehatan secara berkala.

    2. Uji kesehatan pekerja sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diselenggarakanoleh penanggung jawab usaha dan/ataukegiatan pengelolaan limbah B3.

    3. Uji kesehatan bagi pengawaspengelolaan limbah B3 sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diselenggarakanoleh instansi yang bertanggung jawab dibidang kesehatan tenaga kerja.

    Bagian KetigaPerpindahan Lintas Batas

    Pasal 531. Setiap orang dilarang melakukan impor

    limbah B3.2. Pengangkutan limbah B3 dari luar negeri

    melalui Wilayah Negara Indonesiadengan tujuan transit, wajib memilikipersetujuan tertulis terlebih dahulu dariKepala instansi yang bertanggung jawab.

    3. Pengangkutan limbah B3 dari luar negerimelalui Wilayah Negara Indonesia wajibmemberitahukan terlebih dahulu secaratertulis kepada Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    4. Pengiriman limbah B3 ke luar negeridapat dilakukan setelah mendapatpersetujuan tertulis dari pemerintah

    negara penerima dan Kepala instansiyang bertanggung jawab.

    5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    23/27

    niaga limbah B3 ditetapkan oleh Menteriyang ditugasi dalam bidangperdagangan setelah mendapatpertimbangan dari Kepala instansi yangbertanggung jawab.

    Bagian KeempatInformasi dan Pelaporan

    Pasal 541. Setiap orang berhak atas informasi

    mengenai pengelolaan limbah B3.2. Instansi yang bertanggung jawab wajib

    memberikan informasi sebagaimanayang dimaksud pada ayat (1) kepadasetiap orang secara terbuka.

    Pasal 551. Setiap orang berhak melaporkan adanya

    potensi maupun keadaan telah terjadinyapencemaran dan/atau kerusakan

    lingkungan hidup yang disebabkan olehlimbah B3.

    2. Pelaporan tentang adanya peristiwapencemaran dan/atau perusakanlingkungan hidup disampaikan secaralisan atau tertulis kepada instansi yangbertanggung jawab atau aparatpemerintah terdekat.

    3. Aparat Pemerintah yang menerimapelaporan sebagaimana dimaksud padaayat (2) wajib meneruskan laporantersebut kepada instansi yangbertanggung jawab selambat-lambatnya3 (tiga) hari kerja setelah diterimanya

    laporan.

    Pasal 561. Instansi yang menerima laporan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55wajib segera menindaklanjuti laporanmasyarakat.

    2. Proses tindak lanjut maupun hasillaporan sebagaimana dimaksud padaayat (1) wajib memberitahukan kepadapelapor dan/atau masyarakat yangberkepentingan.

    Pasal 57Tata cara dan mekanisme pelaporansebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 danPasal 56 diatur lebih lanjut oleh KeputusanMenteri.

    Bagian KelimaPenanggulangan dan Pemulihan

    Pasal 581. Penghasil, pengumpul, pemanfaat,

    pengangkut, pengolah dan penimbunlimbah B3 bertanggung jawab ataspenangulangan kecelakaan danpencemaran lingkungan hidup akibatlepas atau tumpahnya limbah B3 yang

    menjadi tanggung jawabnya.2. Penghasil, pengumpul, pemanfaat,

    pengangkut, pengolah dan penimbun

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    24/27

    limbah B3 wajib memiliki sistem tanggapdarurat.

    3. Penanggung jawab pengelolaan limbahB3 wajib memberikan inforamsi tentangsistem tanggap darurat sebagaimanadimaksud pada ayat (2) kepada

    masyarakat.4. Penghasil dan/atau pengumpul dan/ataupengangkut dan/atau pengolah dan/ataupemanfaat dan/atau penimbun limbah B3wajib segera melaporkan tumpahnyabahan berbahaya dan beracun (B3) danlimbah B3 ke lingkungan kepada instansiyang bertanggung jawab dan/atauGubernur Kepala Daerah Tingkat Idan/atau Bupati/Walikotamadya KepalaDaerah Tingkat II.

    5. Ketentuan lebih lanjut mengenaipenanggulangan kecelakaan danpencemaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala

    instansi yang bertanggung jawab.

    Bagian KeenamPengawasan Penanggulangan Kecelakaan

    Pasal 591. Pelaksanaan pengawasan

    penanggulangan kecelakaan di daerahdilakukan oleh Pemerintah DaerahTingkat II untuk skala yang bisaditanggulangi oleh kegiatan penghasildan/atau pengumpul dan/atau pemanfaatdan/atau pengangkut dan/atau pengolahdan/atau penimbun.

    2. Pelaksanaan pengawasanpenanggulangan kecelakaan untuk skalayang tidak dapat ditanggulangi olehPemerintah Daerah Tingkat II, makaPemerintah Daerah Tingkat I danPemerintah Daerah Tingkat II secarabersama-sama melakukan pengawasan

    3. Pelaksanaan penanggulangankecelakaan pada penghasil dan/ataupengumpul dan/atau pemanfaat dan/ataupengangkut dan/atau pengolah dan/ataupenimbun yang dampaknya sangatbesar sehingga mancakup dua wilayahdaerah tingkat II pengawasannyadilakukan secara bersama-sama olehPemerintah Daerah Tingkat II danPemerintah Daerah Tingkat I.

    4. Pelaksanaan Penanggulangankecelakaan pada penghasil dan/ataupengumpul dan/atau pemanfaat dan/ataupengangkut dan/atau pengolah dan/ataupenimbun yang dampaknya sangatbesar sehingga Pemerintah DaerahTingkat II tidak bisa mengawasipengawasannya dilakukan oleh instansiyang bertanggung jawab bersama-samadengan Pemerintah Daerah Tingkat IIdan Pemerintah Daerah Tingkat I

    Pasal 601. Penghasil, pengumpul, pemanfaat,

    pengangkut, pengolah dan penimbun

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    25/27

    limbah B3 wajib segera menanggulangipencemaran atau kerusakan lingkunganakibat kegiatannya.

    2. Apabila Penghasil, Pengumpul,pemanfaat, pengangkut, pengolah danpenimbun limbah B3 tidak melakukan

    penanggulangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), atau tidak dapatmenanggulangi sebagaimana mestinya,maka instansi yang bertanggung jawabdapat melakukan penanggulangandengan biaya yang dibebankan kepadapenghasil dan/atau pengumpul dan/ataupemanfaat dan/atau pengangkutdan/atau pengolah dan/atau penimbunlimbah B3 yang bersangkutan melaluiGubernur Kepala Daerah Tingkat I.

    Bagian KetujuhPembiayaan

    Pasal 611. Segala biaya untuk memperoleh izin dan

    rekomendasi pengelolaan limbah B3dibebankan kepada pemohon izin.

    2. Beban biaya permohonan izinsebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi biaya studi kelayakan teknisuntuk proses perizinan.

    3. Untuk pemantauan dan/ataupengawasan pengelolaan limbah B3yang dilakukan oleh:

    a. Instansi yang bertanggung jawab dibebankan padaAnggaran Pendapatan Belanja

    Negara (APBN);b. Instansi yang bertanggung

    jawab daerah dibebankan padaAnggaran Pendapatan BelanjaDaerah (APBD).

    4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatalaksana sebagaimana dimaksud padaayat (2) ditetapkan oleh Kepala instansiyang bertanggung jawab.

    BAB VISANKSI

    Bagian PertamaPerizinan

    Pasal 621. Instansi yang bertanggung jawab

    memberikan peringatan tertulis kepadapenghasil, pengumpul, pemanfaat,pengangkut, pengolah dan penimbunyang melanggar ketentuan Pasal 3,Pasal 4, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11,Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15,Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19,Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23,Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 28,Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32,Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36,

    Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40,Pasal 42, Pasal 43, Pasal 49, Pasal 52ayat (2), Pasal 58, dan Pasal 60.

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    26/27

    2. Apabila dalam jangka waktu 15 (limabelas) hari sejak dikeluarkannyaperingatan tertulis sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pihak yang diberiperingatan tidak mengindahkanperingatan atau tetap tidak mematuhi

    ketentuan pasal yang dilanggarnya,maka Kepala instansi yang bertanggung jawab dapat menghentikan sementaraatau mencabut sementara izinpenyimpanan, pengumpulan,pengolahan termasuk penimbunanlimbah B3 sampai pihak yang diberiperingatan mematuhi ketentuan yangdilanggarnya, dan bilamana dalam bataswaktu yang ditetapkan tidak diindahkanmaka izin operasi dicabut.

    3. Bupati/Walikotamadya Kepala DaerahTingkat II dapat menghentikansementara kegiatan operasi atas namainstansi yang berwenang dan/atau

    instansi yang bertanggung jawab apabilapelanggaran tersebut dapatmembahayakan lingkungan hidup.

    4. Kepala instansi yang bertanggung jawabwajib dengan segera mencabutkeputusan penghentian kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan ayat (3) apabila pihak yangdihentikan sementara kegiatanoperasinya telah mematuhi ketentuanyang dilanggarnya.

    Pasal 63Barangsiapa yang melanggar ketentuan Pasal 3,

    Pasal 4, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 14, Pasal 15,Pasal 19, Pasal 20, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 32,Pasal 34, Pasal 36, Pasal 37, Pasal 39, dan Pasal60 yang mengakibatkan dan/atau dapatmenimbulkan pencemaran dan/atau perusakanlingkungan hidup diancam dengan pidanasebagaimana diatur pada Pasal 41, Pasal 42,Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal47, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    BAB VIIKETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 641. Apabila pada saat mulai berlakunya

    Peraturan Pemerintah ini telah dilakukanpengelolaan dan/atau pembuangandan/atau penimbunan limbah B3 yangtidak memenuhi syarat sebagaimanadimaksud dalam Peraturan Pemerintahini, maka setiap orang atau badan usahayang menghasilkan, mengumpulkan,mengangkut, mengolah, atau menimbunlimbah B3 baik masing-masing maupunbersama-sama secara proporsional wajibmelakukan pembersihan dan/ataupemulihan lingkungan dalam jangkawaktu selambat-lambatnya 1(satu)

    tahun.2. Apabila orang atau badan usaha yang

    menghasilkan, mengumpulkan,

  • 8/14/2019 PP Tahun 1999 No 18 - Pengelolaan Limbah B3

    27/27

    mengangkut, mengolah, dan menimbunlimbah B3 sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak melakukan pembersihandan pemulihan lingkungan maka instansiyang bertanggung jawab dapatmelakukan atau meminta pihak ketiga

    melakukan pembersihan dan pemulihanlingkungan dengan biaya yangdibebankan kepada orang atau badanusaha yang menghasilkan,mengumpulkan, mengangkut, mengolahdan menimbun limbah B3 baik secarasendiri maupun bersama-sama secaraproporsional.

    3. Bagi kegiatan yang memanfaatkanlimbah B3 dari luar negeri dan telahmemiliki izin hanya dapat melakukanimpor limbah B3 sebagai bahan bakusampai dengan Bulan September 2002.

    Pasal 65Setiap orang atau badan usaha yang sudah

    melakukan kegiatan penyimpanan, pengumpulan,pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan padasaat berlakunya Peraturan Pemerintah ini wajibmeminta izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal40 selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu)tahun sejak saat berlakunya PeraturanPemerintah ini.

    BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP

    Pasal 66Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah inimaka Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

    1994 tentang Pengelolaan Limbah BahanBerbahaya dan Beracun (Lembaran NegaraTahun 1994 Nomor 26, Tambahan LembaranNegara 3551) yang telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1995tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan LimbahBahan Berbahaya dan Beracun (LembaranNegara Tahun 1995 Nomor 24, TambahanLemabran Negara Nomor 3595) dinyatakan tidakberlaku lagi dan mengacu kepada PeraturanPemerintah ini.

    Pasal 67Peraturan Pemerintah ini berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepubliIndonesia.

    Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Februari 1999PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

    Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 27 Februari 1999MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

    REPUBLIK INDONESIA

    AKBAR TANDJUNG