PP Pneumonia aspirasi.pptx

download PP Pneumonia aspirasi.pptx

of 29

Transcript of PP Pneumonia aspirasi.pptx

Pneumonia Aspirasi

PNEUMONIA ASPIRASINiken Pertiwi11-085Pneumonia AspirasiPneumonia aspirasi merupakan kerusakan parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius , dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat akibat proses terbawanya bahan yang ada di orofaring pada saat respirasi ke saluran nafas bawah.Kerusakan yang terjadi tergantung jumlah dan jenis bahan yang teraspirasi serta daya tahan tubuh.2EtiologiSindrom aspirasi dikenal dalam berbagai bentuk berdasarkan etiologi dan patofisiologi yang berbeda dan cara terapi yang juga berbeda. Dapat berupa pneumonia asprasi oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia yang diakibatkan oleh aspirasi bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru, obstruksi mekanik simple oleh bahan padat dan terinhalasinya cairan amnion oleh janin.Pada pneumonia aspirasi (PA), ludah orofaring yang mengandung kuman terisap hingga menimbulkan infeksi bakteri pada paru.Gambaran KlinisGejala klinis yang timbul sangat bergantung pada sifat benda asing, lokasi, ukuran, dan derajat sumbatan yang ditimbulkan. Berdasarkan perjalanan atau urutannya, gejala klinis yang timbul dapat menjadi tiga tahapan, yaitu :Gejala awalPeriode laten atau tanpa gejalaGejala susulan atau lanjutan4PatofisiologiPatofisologi pneumonia aspirasi sesuai dengan jenis dan jumlah bahan yang teraspirasi.Respon yang ditimbulkan juga tergantung pada agen yang menginfeksi. Tiga sindrom aspirasi yaitu :a. Aspirasi mikroorganisme patologik yang berkoloni pada orofaring adalah cara infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang tersering dan menyebabkan pneumonia bakteri.5b. Sindrom aspirasi tipe kedua yang disebut sindrom Mendelson berkaitan dengan regurgitasi dan aspirasi isi asam lambung . Bertolak belakang dengan pneumonia anaerobik yang berawitan lambat, pneumonitis akibat kimia atau pneumonitis akibat aspirasi dapat berkembang dalam waktu beberapa jam dan sangat parah. c. Sindrom aspirasi berkaitan dengan bahan yang diaspirasi (biasanya makanan) atau cairan bukan asam (misalnya, karena hampir tenggelam atau saat pemberian makanan) yang menyebabkan obstruksi mekanik. 6Alveoli yang terisi oleh aspirasi makanan.

Pemeriksaan PenunjangTeknik radiologiRadiografi dada rutinTomografi Komputer (Ct-scan)Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)Ultrasound Angiografi Pembuluh ParuPemindaian ParuBronkoskopiPemeriksaan BiopsiPemeriksaan SputumPemeriksaan uji fungsi paruAnalisa Gas darahPemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Rontgen Thorax

Diagnosis KerjaDiagnosis kerja didapat setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik , pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang terhadap pasien. Pada kasus ini pasien di diagnosa menderita gangguan jaringan parenkim paru akibat teraspirasinya benda asing yang dikenal dengan istilah Pneumonia Aspirasi. Differential Diagnosa (DD)Asthma BronchialeBronkiolitis akutBronkitis AkutBronkiolitisBronkitisPayah JantungAtelektasis (Atelectasis)Tuberkulosis atau TB PenatalaksanaanPenatalaksanaan pneumonia aspirasi tergantung jenis bahan yang teraspirasi misalnya pada kasus :Pneumonia aspirasi dengan tipe yang didapat di masyarakat diberikan penisilin 5-10 juta U/hr, atau klindamisin 600 mg iv/8 jam bila penisilin tidak mempan atau alergi terhadap penisilin. PencegahanPencegahan pneumonia aspirasi yang sangat penting adalah menghindari teraspirasinya bahan-bahan yang berbahaya secara kimia maupun fisis yang bisa menghambat jalan napas.Letakkanlah bahan-bahan yang berbahaya tersebut ditempat yang aman terutama aman dari jangkauan anak-anak.Selain itu sanitasi lingkungan harus dijaga.

KomplikasiEfusi pleura dan empyema. Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada infeksi bacterial akut berupa efusi parapneumonik Gram negative sebesar 60%, Staphylococcus aureus 50%. S.pneumoniae 40-60%, kuman anerob 35%. Sedangkan pada Mycoplasma pneumonia sebesar 20%. Cairannya transudate dan steril. Terkadang pada infeksi bacterial terjadi empyema dengan cairan eksudat.PrognosaPrognosis pneumonia aspirasi tergantung pada keparahan aspirasi dan sebagian lagi pada penyakit yang mendasarinya.Kebanyakan penderita memperagakan pembersihan infiltrate dalam 2 minggu; angka mortalitas untuk penderita dengan aspirasi massif besarnya sekitar 25%. Analisa KasusTriggerPasien datang diantar oleh ibunya ke IGD RS Siti Rahmah dengan keluhan area dibawah mata, bibir, serta samping hidung pasien tiba-tiba berwarna biru. 2 hari SMRS pasien tampak mulai sesak, nafas pasien megap-megap, tidur pasien menjadi terganggu, pasien menjadi sering terbangun sewaktu tidur, pasien menjadi malas minum susu. Karena khawatir anaknya tidak mendapatkan supplai ASI yang cukup, maka ibu pasien memaksa pasien untuk menyusu. Ibu pasien selalu menyusukan pasien dalam posisi duduk dan pasien digendong. Ibu pasien mengatakan pasien sempat tersedak. Beberapa kali pasien batuk serta ASI keluar dari hidung pasien saat ibunya memaksa pasien menyusu, sehari 3 kali.

AnamnesaKu: area dibawah mata, bibir, serta samping hidung pasien tiba-tiba berwarna biru.Rps: 2 hari SMRS pasien tampak mulai sesak, nafas pasien megap-megap, tidur pasien menjadi terganggu, pasien menjadi sering terbangun sewaktu tidur, pasien menjadi malas minum susu. Karena khawatir anaknya tidak mendapatkan supplai ASI yang cukup, maka ibu pasien memaksa pasien untuk menyusu. Ibu pasien selalu menyusukan pasien dalam posisi duduk dan pasien digendong. Ibu pasien mengatakan pasien sempat tersedak. Beberapa kali pasien batuk serta ASI keluar dari hidung pasien saat ibunya memaksa pasien menyusu, sehari 3 kali.Rpd: Tidak ada keluhan seperti ini sebelumnya.

Pemerisaan FisikBayi laki-laki, usia 21 hari, berat badan sekarang 3300 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 33 cm.Kesan umum : Gerak cukup aktif, tangisan cukup kuat, tampak sesak nafas (+) berkurang, sianosis (-), anemis (-), kejang (-), ikterik (-) Tanda vital Tekanan darah: tidak dilakukan pemeriksaanLaju jantung: 128x/menit, regulerPernapasan: 46x/menitSuhu : 36,9C (Axilla)Sp02: 95%

Status GeneralisKepalaMesocephal, ukuran lingkar kepala 33 cm, ubun-ubun besar masih terbuka, teraba datar, tidak tegang, caput succadaneum (-), cephal hematom (-), rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan.MataMata cekung (-/-), palpebra oedem (-/-), sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), katarak kongenital (-/-), glaukoma kongenital (-/-)

HidungNafas cuping hidung (-/-), bentuk normal, sekret (-/-), septum deviasi (-)TelingaNormotia, discharge (-/-)MulutSianosis (-), trismus (-), stomatitis (-), bercak-bercak putih pada lidah dan mukosa (-), bibir kering (-), labioschizis (-), palatoschizis (-)LeherPendek, pergerakan baik, tumor(-), tanda trauma (-)

Thorax ParuInspeksi: simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi suprasternal berkurangPalpasi: stem fremitus tidak dilakukan.Perkusi : pemeriksaan tidak dilakukanAuskultasi: suara nafas bronkovesikuler, suara nafas tambahan (-/-), Ronkhi basah (+/+), wheezing (-/-), hantaran (+/+)Jantung Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampakPalpasi: ictus cordis tidak terabaPerkusi : pemeriksaan tidak dilakukanAuskultasi: bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

AbdomenInspeksi:datarAuskultasi:bising usus (+)Palpasi:supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba.Perkusi:timpaniTulang Belakang Tidak ada spina bifida, tidak ada meningoceleGenitalia Perempuan, Labia mayora sudah menutup labia minoraAnorektalAnus (+), diaper rash (-)Anggota gerakKeempat anggota gerak lengkap sempurna

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan RontgenBayangan konsolidasi pulmo kanan atas bekurangSilhoute sign (+)COR CTR < 0,56Kesan : menyokong pneumonia aspirasi

Diagnosis BandingSianosis, Sesak napas, dan BatukPulmonalPenumonia aspirasiBronkopneumoniaPneumonia interstisialNon PulmonalPenyakit Jantung Bawaan Sianotik : TOF

Diagnosis KerjaPneumonia AspirasiPenatalaksanaanTerapi AwalNon Medikamentosasuction lendir dan cairanBaggingpasang NGTk/p ventilator/CPAPMedikamentosa02 masker 5L/mresusitasi Nacl 20 cc bolus IVIVFD D5% NS 15 tpm mikroinjeksi indop 5 mcg/kgbb/menit IVinjeksi ceftriaxon 2 x 150 mg IVinjeksi dexamethasone 3 x ampul IVinjeksi aminofilin 2x4 mg iv

Terapi Sekarang Non Medikamentosakonsul fisioterapiMedikamentosa 02 inkubator 2L/mIVFD D5% NS 15 tpm mikroinjeksi ceftriaxon 2 x 150 mg IVinjeksi dexamethasone 3 x ampul IVinjeksi aminofilin 2x4 mg ivDiet : ASI/PASI per oral 8 x 5-10 ml

PrognosisQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonamQuo ad sanationam: dubia ad bonam

KesimpulanPneumonia aspirasi merupakan variable penting, berkaitan dengan morbilitas, mortilitas dan biaya perawatan pada penderita yang dirawat di rumah sakit terutama perawatan penderita sakit kronis, antara lain stroke, tumor otak dan bila memungkinkan dihindari factor resiko pada penderita-penderita tersebut.Langkah diagnostic tetap memakai metode anamnesa diagnosa fisik.Pemakaian antibiotic dipilih secara empiric.