PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

185
PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak? Tarif Pajak Sep 22, 2013 36 6871 Artikel ini saya buka dengan pertanyaan dari salah satu pembaca (rekan coco) “saudara Dwi, bbrp hari lalu saya sdh ajukan. surat pbk ke 411128-420, saya dpt bukti penerimaan surat, sedangkan hasilnya maks 30hari dan dikirim ke alamat yg tertera. Ketika saya tanyakan krg byr(0,25%) yg hrs saya setor ke bank , apakah perlu saya laporkan ke kpp beserta bukti pbk (stlh sy terima) dg form spt masa pph final psl 4(2) , petugas bilang tdk usah, saya jd bingung, bisakah diperjelas saudara Dwi, apakah pelaporan pbk beserta ssp krg byr bukan keharusan? terima kasih” Bagi sebagian pembaca pasti ada yang bertanya-tanya, siapa yang salah dari kejadian diatas? Apakah KPP bersalah melarang WP melaporkan SPT PPh 4 (2)? Tidak salah Apakah WP salah karena tidak melapor SPT masa? Juga Tidak Salah Apakah isi blog saya salah tentang pelaporan SPT PPh Final 4 (2)? Tidak salah juga hehehe.. Daripada bingung akan saya perjelas dibawah ini PP 46 TIDAK WAJIB Lapor SPT Masa Jika: 1. Wajib Pajak pada bulan tersebut tidak mempunyai omset/NIHIL (SE-42/PJ/2013 huruf F angka 5) saat ini sudah diberlakukan

description

informasi

Transcript of PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Page 1: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak? Tarif Pajak

Sep 22, 2013 36 6871

Artikel ini saya buka dengan pertanyaan dari salah satu pembaca (rekan coco)

“saudara Dwi, bbrp hari lalu saya sdh ajukan. surat pbk ke 411128-420, saya dpt bukti penerimaan surat, sedangkan hasilnya maks 30hari dan dikirim ke alamat yg tertera.Ketika saya tanyakan krg byr(0,25%) yg hrs saya setor ke bank , apakah perlu saya laporkan ke kpp beserta bukti pbk (stlh sy terima) dg form spt masa pph final psl 4(2) , petugas bilang tdk usah, saya jd bingung, bisakah diperjelas saudara Dwi, apakah pelaporan pbk beserta ssp krg byr bukan keharusan? terima kasih”

Bagi sebagian pembaca pasti ada yang bertanya-tanya, siapa yang salah dari kejadian diatas?

Apakah KPP bersalah melarang WP melaporkan SPT PPh 4 (2)? Tidak salah

Apakah WP salah karena tidak melapor SPT masa? Juga Tidak Salah

Apakah isi blog saya salah tentang pelaporan SPT PPh Final 4 (2)? Tidak salah juga hehehe..

Daripada bingung akan saya perjelas dibawah ini

PP 46 TIDAK WAJIB Lapor SPT Masa Jika:

1. Wajib Pajak pada bulan tersebut tidak mempunyai omset/NIHIL (SE-42/PJ/2013 huruf F angka 5) saat ini sudah diberlakukan

2. WP dengan omzet tertentu yang telah menyetor PPh Pasal 4 (2) dan telah divalidasi oleh Kas Negara tidak perlu melaporkan SPT Masa (PMK 107/PMK.011/2013 pasal 10 ayat 3 dan SE-42/PJ/2013 huruf E angka 12) saat ini sudah diberlakukan

Pada 2 poin diatas jelas terjawab ya kenapa KPP membolehkan WP untuk tidak menyampaikan SPT Masa, karena SSP PPh Final 1% (atas kekurangan 0,25%) pastinya sudah divalidasi dan otomatis sudah dianggap lapor juga, sedangkan bukti Pbk nantinya akan diinput oleh petugas KPP dan menambah dari SSP Final 1% sehingga jumlahnya pas.

PP 46 WAJIB lapor SPT Masa (2) jika:

1. Wajib Pajak yang menyetor Pajak Penghasilan yang bersifat final tetapi SSP-nya TIDAK MENDAPAT VALIDASI dengan NTPN, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai tempat

Page 2: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

kegiatan usaha Wajib Pajak terdaftar (SE-42/PJ/2013 huruf F angka 4) saat ini sudah diberlakukan

2. Wajib Pajak yang melakukan pembayaran Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud (menyetor sebelum tanggal 15 dan mendapat validasi berupa nomor NTPN), wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir. TETAPI ketentuan ini berlaku mulai Masa Pajak Januari 2014 (SE-42/PJ/2013 huruf E angka 10,11) saat ini belum diberlakukan tunggu tahun depan

KENAPA postingan saya menegaskan harus lapor SPT Masa PPh Final 1%?

Jika dilihat ketentuan TIDAK WAJIB lapor diatas, akan sangat memungkinkan WP tidak lapor SPT Masa dengan alasan:

tidak ada omset sehingga tidak ada pajak yang disetor, sehingga tidak lapor SPT Masa (apa iya? bisa jadi tidak setor karena masih belum tahu tentang PP 46 ini)

Bagaimana caranya KPP mengetahui WP tersebut omsetnya sedang kosong atau tidak? Salah satunya dengan melihat pelaporan omset di SPT Masa

Jika tidak lapor SPT masa bagaimana KPP tahu? AR akan menelepon, mengunjungi lokasi kerja, acara lain atau mengirim surat untuk mengonfirmasi apakah WP tersebut tidak setor 1% karena memang sedang tidak ada usaha atau lupa atau tidak tahu.

Nahh.. Karena itulah saya menegaskan lapor saja SPT masa-nya sekalipun nihil ataupun ada setoran dengan NTPN. Gak masalah seharusnya bisa diterima oleh petugas pelayanan KPP karena dengan WP lapor maka akan mempermudah pengawasan WP.  Tetapi kembali ke kasus di atas, ada KPP yang tidak mengharuskan WP lapor SPT Masa, ya rekan Coco bisa turuti saja karena jawaban dari KPP diatas tidak bertentangan dengan aturan.

Apakah saat ini kami wajib lapor SPT masa? Saat ini (masa Juli-Desember 2013) tidak wajib lapor SPT Masa dengan catatan SSP telah dibubuhi dengan no NTPN, tetapi mulai masa januari 2014 wajib lapor SPT masa.

Pak Dwi, jika pph pasa 4 ayat 2 PP 46 sudah final dan dilaporkan tiap bulan, apakah pd akhir thnjuga harus dilaporkan SPT masa ? terima kasih.

Balas

Dwi Utomo Jan 20, 2015 at 09:52

Page 3: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Pak YohanLebih tepatnya nanti pas SPT tahunan PPh OP juga dilaporkan namun jika nggak ada sumber penghasilan lainnya di SPT Tahunan hasilnya akan nihil.

Balas

siti Nov 20, 2014 at 17:39 Selamat sore pak, saya ingin menanyakan pak saya baru pertama kali bayar pajak ini. kemarin saya ke KPP untuk melapor PPH final 1% tapi di tolak oleh KPP nya soalnya sudah terlapor saat pembayaran pajak di bank. jadi kemarin saya hanya melapor PPH psal 21 saja . itu bagaimana ya

pak ? jelas oleh orang KPP nya di tolak tapi mulai Januari 2014 wajib lapor SPT massa . yang salah siapa ini ? mohon pencerahannya pak . Terimakasih

Balas

Dwi Utomo Nov 21, 2014 at 13:14

Selamat sore bu SitiTidak ada yang salah disini, yang salah adalah kalau ibu Siti nggak setor 1% padahal ada omset usaha. Pada PP 46 ini tidak wajib lapor SPT masa PPh final jika sudah disetor dan sudah terbit NTPN. Jadi simpan baik-baik tanda setornya untuk keperluan administrasi pajak jika dibutuhkan. Ibu bisa telpon ke KPP terdaftar dan minta contact person AR bu Siti jika kesulitan datang langsung.

Balas

graceroom Jun 17, 2014 at 19:51

Dear Pak Dwi,

untuk pelaporan SPT Masa atas PP 46 ini, berarti dilaporkan sebagai SPT Masa PPH pasal 4 (2) ya?

Balas

Irfan Hartono Jun 19, 2014 at 16:14

Page 4: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

untuk PP 46, jika pembayarannya sudah mendapatkan kode Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dari tempat pembayaran (kantor Pos/ Bank ) maka tidak perlu melapor lagi. dengan setor saja sudah dianggap melapor juga. Demikian.

Balas

Ajimi Jun 14, 2014 at 05:31

Apakah saat ini kami wajib lapor SPT masa? Saat ini (masa Juli-Desember 2013) tidak wajib lapor SPT Masa dengan catatan SSP telah dibubuhi dengan no NTPN, tetapi mulai masa januari 2014 wajib lapor SPT masa.

Salam mas dwi, mengenai pernyataan diatas, mulai tahun 2014′ kami telah menyetor SSP PPH psl 4 (2)’ dan mendapatkan NTPN, apakah kami perlu melaporkan SPT Masa PPH pasal 4 (2) untuk tahun 2014 ini? Trims atas jawabannya

Balas

Nektarina May 23, 2014 at 15:36

Siang Pak Dwi,

Kami baru mengajukan SKB di bulan April 2014, dan di bulan-bulan sebelumnya kami telah dipotong 2% PPh Psl 23 dari klien kami. Hingga saat ini kami belum setor PP46 yang 1%, karena masih bingung prosedurnya. Pertanyaan:

Apakah PPh 23 tsb bisa jadi kredit pajak thn. 2014? Tidak bisa PBK kan kah?Karena belum setor PP46, apakah ada sanksi-nya?

Terima kasih sebelumnya.

Balas

Dwi Utomo May 23, 2014 at 16:44

Selamat sore bu Rina ya

o Iya PPh 23 sebelum tanggal SKB terbit akan menjadi kredit pajak dan tidak bisa di Pbk kecuali transaski PPh 23nya hanya kepada perusahaan ibu aja

o Misalkan pada januari sebenarnya ada omset namun baru disetor mei, maka kena sanksi 2% x 3 bulan x pajaknya

Page 5: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Salam

Balas

Ares May 22, 2014 at 13:43

Siang Pak,Untuk PP 46 nihil, perlu dilapor juga gak?Thx pak

Balas

Dwi Utomo May 23, 2014 at 09:06

Nggak perlu kalau nihil pak, kecuali bapak ikut tender dan minta tanda lapor 3 bulan terakhir gpp bisa dilaporkan

Balas

Ares May 22, 2014 at 13:39

Dear Pak Dwi,Untuk plaporan spt masa PP46 ke KPP, apa saja yang harus dilampirkan? apa cukup dengan SSP?Thx pak,Salam

Balas

Dwi Utomo May 23, 2014 at 09:05

SSP saja pak Ares untuk lampirannya

Balas

ria Mar 11, 2014 at 23:14

Page 6: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Dear Pak Dwikami sudah mengajikan SKB untuk tidak dipotong pph 23, pada thn 2013 SKB tersebut keluar bulan nop 2013, sedangkan dari klien kami kami tetap dipotong pph ps.23 karena pemotongan tersebut sehingga kami blm setor pph final yg 1% dari Omzet Juli-Des’13. untuk melakukan PBK ke pph final kan diperlukan ssp lembar pertama dan itu sangat sulit kami dapatkan. bolehkah PBK menggunakan bukti potong pph 23 dari Juli -Des ’13. kalalu booleh bagaimana caranya yah… kalaupun tidak bisa bolehkan perusahaan kami yg dengan omzet < 4.8 M tetep menggunakan perhitungan seperti biasa 50% x 25% x laba setahun, mohon pencerahannya segera

Balas

Dwi Utomo Mar 12, 2014 at 16:00

Dear rekan RiaSayangnya untuk PPh 23 tidak bisa di-Pbk-kan karena SSP dari klien itu adalah rekapan dari semua PPh 23 bulan tsb jadi NPWP yg dipakai setor adalah milik si klien bukan NPWP perusahaan Saudara. Akhirnya PPh 23 tsb menjadi kredit pajak dan untuk bulan yg belum setor 1% (jul-des) harus disetorkan juga sekalipun sudah terlanjur dipotong. Untuk tarifnya ya atas laba jan-jun saja sesuai ketentuan

Balas

Soni Jan 16, 2014 at 16:15

Apakah saat ini kami wajib lapor SPT masa? Saat ini (masa Juli-Desember 2013) tidak wajib lapor SPT Masa dengan catatan SSP telah dibubuhi dengan no NTPN, tetapi mulai masa januari 2014 wajib lapor SPT masa.

Selamat siang Pak Dwi,

Apakah untuk SSP Januari 2014 yang sudah mendapat NTPN wajib untuk menyampaikan SPT Masa? Saya agak bingung dengan SE nya. Mohon pencerahannya. terima kasih.

Balas

Irfan Hartono Jan 16, 2014 at 16:34

Wajib Pajak yang telah melakukan penyetoran PPh Final berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013, dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2), sesuai dengan tanggal validasi NTPN yang tercantum pada SSP. Sedangkan yang tidak

Page 7: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

mendapat validasi dengan NTPN, wajib menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) ke KPP sesuai tempat kegiatan usaha WP terdaftar dengan mengisi baris pada angka 11 formulir SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2)

Balas

PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak? | PAJAK INDONESIA Dec 28, 2013 at 01:10

[…] sumber : http://amsyong.com/2013/09/pp-46-wajib-lapor-spt-masa-atau-tidak/ […]

Balas

novi Dec 18, 2013 at 11:22

Pg Pak Dwi,

Suami saya punya usaha dan dia binggung bagaimana lapor pajak krn penghasilan per bln < dari 5 juta. Yg saya tanyakan apa penghasilan < 5 juta per bulan tetap x 1 %?

Balas

Dwi Utomo Dec 18, 2013 at 15:39

Sore bu NoviIya tetap sekalipun penjualannya kecil tetap dikalikan 1%

Balas

qiu Dec 9, 2013 at 20:46

Pa dwi saya dokter tapi ada usaha apotik. Pph mana yg digunakan ya pa?

Balas

Dwi Utomo Dec 9, 2013 at 21:51

Page 8: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Malam pakUntuk dokter ada beberapa jenis sumber penghasilan, silahkan disesuaikan dengan kondisi bapak1.Jika dokter merangkap sebagai PNS atau dokter swasta di RS, maka dipotong PPh 21, mintalah bukti potong tsb untuk dilampirkan di SPT Tahunan2.Jika dokter bekerja dengan membuka praktek sendiri, maka atas penghasilan tsb dihitung dengan norma3.Untuk apotek, jika omsetnya <4,8M maka dihitung dengan setor tarif 1% (PP 46)

Kompleks juga jenis pajaknya pak

Balas

ARIF Nov 27, 2013 at 16:25

siang P Dwi

kalo bayar di kantor pos trus ada bukti pembayaran dari kantor pos disitu tertera NTPN, apa sama saja dengan NTPN yang di SSP, ? trima kasih pak

Balas

Dwi Utomo Dec 2, 2013 at 16:24

Sore pak ArifSama saja pak, baik NTPN dari pos, bank persepsi, struk ATM, billing system semua sama dan sah.

Balas

Paryono Nov 25, 2013 at 14:29

Dear Bapak Pengasuh

Perusahaan kami berdiri Maret 2011, tahun 2011 dan 2012 operasi belum maksimal sehingga omset kami tidak sampai 4,8 Milyar.Pertanyaan saya, jika omset sampai bulan November 2013 ini sudah melampaui 4,8 M apakah kami tetap dikanakan PPh Final 1 % untuk bulan Juli sd Desember tahun 2013 ini?

Terima kasihParyono

Page 9: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

Dwi Utomo Nov 25, 2013 at 14:38

Dear pak YonoIya pak, katakanlah hingga november saat ini omset perusahaan sudah 5M, maka kewajiban setor 1% masih berlaku hingga masa desember 2013, barulah nanti sejak januari 2014 angsur/setor PPh 25 lg. Jika nanti omset 2014 hanya 3M, maka sejak januari 2015 setor 1% lagi. Begitu seterusnya.

Balas

Danar Sugiantoro Nov 22, 2013 at 18:33

Dear Bpk Dwi Utomo.

Perusahaan kami baru berdiri di bulan Agustus 2013.1. Kami belum ada omzet, pkp sudah dikukuhkan dan no seri pajak sudah dapat.mulai kapan kami sampaikan Spt M PPN nya?2. Bolehkah mengajukan SKB PPh 23 sedangkan kami belum bayar PPh final 1 %.3. Aktiva tetap yg kami beli sudah kami susutkan di Sep, bolehkah kami susutkan di Jan 14,krn kalau kami susutkan di sep 13, akan mubazir krn sampai akhir tahun kami termasuk dalam PP 46 tsb.

Best Regard,

Danar

Balas

Dwi Utomo Nov 22, 2013 at 20:35

Dear pak Danar

1.Kewajiban lapor SPT Masa PPN (terlepas dari belum ada omset) adalah sejak bulan diterbitkannya Surat pengukuhan PKP. Misal diterbitkannya di bulan agustus, maka lapornya mulai masa agustus.2.Harus diketahui dulu pak, apakah benar usaha pak Danar ikut PP 46 atau tidak. Caranya adalah dengan menyetahunkan omset yang diterima pada bulan pertama kali. Misal November ini Pak Danar terima penghasilan 500jt, maka 500jtx12=6M, karena lebih dari 4,8M jadinya tidak wajib setor 1%. Dan lagi syarat permohonan SKB PPh adalah dengan

Page 10: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

melampirkan buku kontrak/tender, jadi tanpa itu juga kemungkinan besar SKB ditolak.3.Secara akuntansi tetap disusutkan pak, saya masih belum paham ruginya dimananya atas penyusutan tsb?

Cheers

Balas

o Danar Sugiantoro Nov 25, 2013 at 14:02

Dear Pak Dwi,

sebelumnya terimakasih atas penjelasannya.

Kami bergerak di bidang penyewaan komputer , software dan jasa service. Surat atau tender dalam bentuk apa yang bisa kami lampirkan untuk permohonan skb tsb pak?Tanpa biaya penyusutan saja, 2013 sudah di bawah omzet 4,8 M, apakah ndak bisa kita akuin di 2014 saja, sehingga bisa mengurangi omzet di 2014 , sehingga masuk PP 46 lagi ..

Regards,

Danar

Balas

Dwi Utomo Nov 25, 2013 at 14:09

1.Untuk dokumen lampiran SKB bisa menggunakan buku kontrak, SPK, adendum, keterangan pemenang tender, perjanjian jual beli dsb ya yg mirip-miriplah pak2.Jika secara akuntansi komersil bisa digeser ke tahun depan, silahkan saja pak. Saran saya tetap disusutkan sejak sekarang.

Balas

Danar Sugiantoro Nov 25, 2013 at 14:25

Dear P Dwi,

Page 11: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Matur nuwun sanget pak.moga Sukses tugas ten Timika. Amin.

Salam,

Danar.

Balas

Dwi Utomo Nov 25, 2013 at 14:33

Inggih maturnuwun pak danar, sukses pisan kangge njenengan.

Balas

Abams Nov 15, 2013 at 15:06

Rekan Dwi, bagaimana perlakuan PP 46 terhadap wp Badan, apakah sama? lalu bagaimna dengan tarif PPh badan 25%..?? tolong dibantu y,, tks.

Balas

Dwi Utomo Nov 16, 2013 at 12:11

Sama pak Abams, baik kriteria, cara setor, cara lapor.Tarif PPh badan 25% tetap diterapkan pada omset jan-jun saja atau laba semester 1. Jika usaha bapak tergolong yang mendapat fasilitas pengurangan 50%, maka laba semester 1 x 50% x 25%= pajak terutang 2013.

Balas

coco Sep 22, 2013 at 17:50

Terima kasih penjelasannya saudara Dwi. ^^

Balas

Page 12: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Dwi Utomo Sep 22, 2013 at 19:27

Sama-sama rekan ^

Pajak 1% ? Saatnya Anda Tahu! PP 46 Tahun 2013 – Apakah Saya Wajib Kena? (2)

Tarif Pajak

Aug 3, 2013 207 54391

Apa yang dikenai pajak/objek pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013?

Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun pajak.

Lebih detail objeknya?

1. peredaran bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran bruto (omzet) semua gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya.

2. Usaha meliputi usaha dagang dan jasa, seperti misalnya toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya.

Berapa tarifnya?

Pajak yang terutang dan harus dibayar adalah 1% dari jumlah peredaran bruto (omzet)

Siapa yang dikenai pajak/subjek pajak  berdasarkan PP 46 Tahun 2013?

Orang pribadi Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT),

Inti subjek pajaknya ?

1. Yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) Tahun Pajak.

2. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

Page 13: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Siapa yang tidak dikenai pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013? (Non Subjek Pajak)

Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. misalnya pedagang keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya.

Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4,8 miliar.

Apa yang dimakud beroperasi secara komersial?

Saat melakukan produksi, saat ada transaksi komersial/pemasukan uang

Bagaimana Ilustrasi Saat Beroperasi Komersial?

Secara garis besar memang WP sampai dengan saat mulai beroperasi masih dikenai tarif umum PPh, dan jika jangka waktu 1 tahunnya berada di tengah tahun maka diteruskan sampai dengan akhir tahun pajak.

Misalnya jika mulai beroperasi 1 Agustus 2013 maka sampai dengan 31 Juli 2014 (dan diteruskan hingga akhir tahun pajak) mendapat kelonggaran untuk menggunakan tarif umum. Kemudian apakah tahun 2015 menggunakan tarif umum atau final, dilihat dari omset bulan Januari sampai Desember 2014 (hal ini dituangkan di dalam SE-42).

PP Nomor 46 TAHUN 2013 dan PMK-107/PMK.011/2013 memang tidak mendefinisikan “beroperasi secara komersial”, jadi ada 2 opsi, bagi yang melakukan penyerahan jasa atau perdagangan, terjadi pada saat melakukan penjualan. Kemudian di Contoh Penghitungan Angka 5 Lampiran PMK-107/PMK.011/2013 untuk yang industri, dimulai ketika melakukan produksi.

Contoh lainnya

Jika mulai beroperasi pada 25 Februari 2012, maka 1 tahun SMB-nya jatuh pada 24 Februari 2013. Karena 1 tahun sejak mulai beroperasinya ini tidak melewati masa berlaku PP Nomor 46 TAHUN 2013 (1 Juli 2013), maka seharusnya untuk menentukan pengenaan pajaknya menggunakan ketentuan Pasal 10 PP Nomor 46 TAHUN 2013, yaitu melihat peredaran bruto tahun 2012 yang disetahunkan.

Berbeda halnya jika WP mulai beroperasi 1 November 2012. Karena 1 tahun sejak beroperasinya (31 Oktober 2013) melewati masa berlaku PP Nomor 46 TAHUN 2013, maka pengenaan pajaknya mengikuti ketentuan Pasal 7 PMK-107/PMK.011/2013. Hal ini memang tidak disebutkan dalam PP Nomor 46 TAHUN 2013, PMK-107/PMK.011/2013, maupun SE-42/PJ/2013. Jadi, jika ada WP menanyakan masalah tersebut sebaiknya meminta penegasan ke KPP.

Apa Penghasilan Yang Tidak Termasuk Dalam Akumulasi Bruto 4,8M/ penghasilan yang tidak dikenakan pajak 1%?

Page 14: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3); Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri; Usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri; dan Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.

FAQs aka TJ

T: Bang, yang dimaksud 1 tahun pajak sebagai dasar/objek pajak saat ini tahun berapa?

J: Untuk tahun pajak 2013 berarti yang dilihat adalah omset tahun lalu (Tahun buku 2012), jika omset Anda tahun 2012 kurang dari 4,8 M maka Anda perlu wajib PPh Final 1% dan Anda mulai bayar 1% sejak masa Juli 2013

T: Jadi kalau omset usaha saya tahun 2012 hanya 4 Miliar saya mulai Juli 2013 setor 1% ya?

J: Benar bung, karena masih < dari 4,8 miliar rupiah dalam 1 tahun pajak

T: Bang, saya mulai buka usaha sejak Mei 2013, hingga akhir Juni omset saya Rp. 600.000.000, apa di masa Juli saya pakai tarif 1%.

J: Gini itungannya, harus disetahunkan dulu.Omset 2 bulan (Mei-Juni 2013) = Rp. 600.000.000Omset disetahunkan =Rp600.000.000 x 12/2 = Rp.3.600.000.000 (3,6 miliar )Karena masih dibawah 4,8 miliar jadi harus pakai tarif 1% final

T: Bang, saya juragan es cendol, punya gerai ada 5, berikut data omset masing-masing gerai 2012Gerai es cendol A: Omset 2012 = Rp. 600.000.000Gerai es cendol B: Omset 2012 = Rp. 900.000.000Gerai es cendol C: Omset 2012 = Rp. 800.000.000Gerai es cendol D: Omset 2012 = Rp. 800.000.000Gerai es cendol E: Omset 2012 = Rp. 900.000.000Untuk tahun 2013 ini saya wajib PPh Final 1% atau tidak? Lokasi semua gerai di Indonesia

J: Berati total omset Saudara 2012 adalah 600jt+900jt+800jt+800jt+900jt=4 miliar rupiahSaudara wajib setor 1% dari omset

T: Bang, saya pengusaha abon internasional. Ada 3 lokasi jualan abon saat ini, yaitu:Lokasi I di Surabaya, omset 2012 Rp. 1,5 miliarLokasi II di Arab Saudi, omset 2012 Rp. 2 miliarLokasi III di Taiwan, omset 2012 Rp. 1,5 miliarBerarti saya masih pakai aturan lama ya kan total omset sudah 5 miliar?

J: Omset di PP 46/2013 adalah akumulasi omset usaha domestik saja yang diakui, karena omset diluar negeri sudah dipungut pajaknya oleh otoritas pajak negara masing-masing sesuai P3B

Page 15: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

(Perjanjian Pajak-Pajak Berganda). Jadi omset tuan 2012 adalah dari lokasi I saja yang ada di Surabaya sebesar Rp 1,5 miliar dan tuan wajib PPh Final 1%

T: Tarif 1% itu dikalikan dengan omset yang mana pak?

J: 1 dikalikan dengan omset/peredaran bruto bulan berjalan,contoh:Tahun 2012 omset bapak Rp400.000.000 dan otomatis wajib PPh Final 1% sejak di tahun 2013, dan ternyata di bulan Juli 2013 omset bapak sebesar Rp. 50.000.000 maka untuk yang disetorkan di SSP Masa Juli 2013 adalah Rp50.000.000 x 1% =Rp.500.000 (lima ratus ribu)

Pajak 1% ? Saatnya Anda Tahu! PP 46 Tahun 2013 – Apakah Saya Wajib Kena? (2)

Tarif Pajak

Aug 3, 2013 207 54391

Apa yang dikenai pajak/objek pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013?

Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun pajak.

Lebih detail objeknya?

1. peredaran bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran bruto (omzet) semua gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya.

2. Usaha meliputi usaha dagang dan jasa, seperti misalnya toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usaha lainnya.

Berapa tarifnya?

Pajak yang terutang dan harus dibayar adalah 1% dari jumlah peredaran bruto (omzet)

Siapa yang dikenai pajak/subjek pajak  berdasarkan PP 46 Tahun 2013?

Orang pribadi Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT),

Inti subjek pajaknya ?

1. Yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) Tahun Pajak.

Page 16: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

2. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

Siapa yang tidak dikenai pajak berdasarkan PP 46 Tahun 2013? (Non Subjek Pajak)

Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. misalnya pedagang keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya.

Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4,8 miliar.

Apa yang dimakud beroperasi secara komersial?

Saat melakukan produksi, saat ada transaksi komersial/pemasukan uang

Bagaimana Ilustrasi Saat Beroperasi Komersial?

Secara garis besar memang WP sampai dengan saat mulai beroperasi masih dikenai tarif umum PPh, dan jika jangka waktu 1 tahunnya berada di tengah tahun maka diteruskan sampai dengan akhir tahun pajak.

Misalnya jika mulai beroperasi 1 Agustus 2013 maka sampai dengan 31 Juli 2014 (dan diteruskan hingga akhir tahun pajak) mendapat kelonggaran untuk menggunakan tarif umum. Kemudian apakah tahun 2015 menggunakan tarif umum atau final, dilihat dari omset bulan Januari sampai Desember 2014 (hal ini dituangkan di dalam SE-42).

PP Nomor 46 TAHUN 2013 dan PMK-107/PMK.011/2013 memang tidak mendefinisikan “beroperasi secara komersial”, jadi ada 2 opsi, bagi yang melakukan penyerahan jasa atau perdagangan, terjadi pada saat melakukan penjualan. Kemudian di Contoh Penghitungan Angka 5 Lampiran PMK-107/PMK.011/2013 untuk yang industri, dimulai ketika melakukan produksi.

Contoh lainnya

Jika mulai beroperasi pada 25 Februari 2012, maka 1 tahun SMB-nya jatuh pada 24 Februari 2013. Karena 1 tahun sejak mulai beroperasinya ini tidak melewati masa berlaku PP Nomor 46 TAHUN 2013 (1 Juli 2013), maka seharusnya untuk menentukan pengenaan pajaknya menggunakan ketentuan Pasal 10 PP Nomor 46 TAHUN 2013, yaitu melihat peredaran bruto tahun 2012 yang disetahunkan.

Berbeda halnya jika WP mulai beroperasi 1 November 2012. Karena 1 tahun sejak beroperasinya (31 Oktober 2013) melewati masa berlaku PP Nomor 46 TAHUN 2013, maka pengenaan pajaknya mengikuti ketentuan Pasal 7 PMK-107/PMK.011/2013. Hal ini memang tidak disebutkan dalam PP Nomor 46 TAHUN 2013, PMK-107/PMK.011/2013, maupun SE-42/PJ/2013. Jadi, jika ada WP menanyakan masalah tersebut sebaiknya meminta penegasan ke KPP.

Page 17: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Apa Penghasilan Yang Tidak Termasuk Dalam Akumulasi Bruto 4,8M/ penghasilan yang tidak dikenakan pajak 1%?

Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3); Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri; Usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri; dan Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.

FAQs aka TJ

T: Bang, yang dimaksud 1 tahun pajak sebagai dasar/objek pajak saat ini tahun berapa?

J: Untuk tahun pajak 2013 berarti yang dilihat adalah omset tahun lalu (Tahun buku 2012), jika omset Anda tahun 2012 kurang dari 4,8 M maka Anda perlu wajib PPh Final 1% dan Anda mulai bayar 1% sejak masa Juli 2013

T: Jadi kalau omset usaha saya tahun 2012 hanya 4 Miliar saya mulai Juli 2013 setor 1% ya?

J: Benar bung, karena masih < dari 4,8 miliar rupiah dalam 1 tahun pajak

T: Bang, saya mulai buka usaha sejak Mei 2013, hingga akhir Juni omset saya Rp. 600.000.000, apa di masa Juli saya pakai tarif 1%.

J: Gini itungannya, harus disetahunkan dulu.Omset 2 bulan (Mei-Juni 2013) = Rp. 600.000.000Omset disetahunkan =Rp600.000.000 x 12/2 = Rp.3.600.000.000 (3,6 miliar )Karena masih dibawah 4,8 miliar jadi harus pakai tarif 1% final

T: Bang, saya juragan es cendol, punya gerai ada 5, berikut data omset masing-masing gerai 2012Gerai es cendol A: Omset 2012 = Rp. 600.000.000Gerai es cendol B: Omset 2012 = Rp. 900.000.000Gerai es cendol C: Omset 2012 = Rp. 800.000.000Gerai es cendol D: Omset 2012 = Rp. 800.000.000Gerai es cendol E: Omset 2012 = Rp. 900.000.000Untuk tahun 2013 ini saya wajib PPh Final 1% atau tidak? Lokasi semua gerai di Indonesia

J: Berati total omset Saudara 2012 adalah 600jt+900jt+800jt+800jt+900jt=4 miliar rupiahSaudara wajib setor 1% dari omset

T: Bang, saya pengusaha abon internasional. Ada 3 lokasi jualan abon saat ini, yaitu:Lokasi I di Surabaya, omset 2012 Rp. 1,5 miliarLokasi II di Arab Saudi, omset 2012 Rp. 2 miliarLokasi III di Taiwan, omset 2012 Rp. 1,5 miliarBerarti saya masih pakai aturan lama ya kan total omset sudah 5 miliar?

Page 18: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

J: Omset di PP 46/2013 adalah akumulasi omset usaha domestik saja yang diakui, karena omset diluar negeri sudah dipungut pajaknya oleh otoritas pajak negara masing-masing sesuai P3B (Perjanjian Pajak-Pajak Berganda). Jadi omset tuan 2012 adalah dari lokasi I saja yang ada di Surabaya sebesar Rp 1,5 miliar dan tuan wajib PPh Final 1%

T: Tarif 1% itu dikalikan dengan omset yang mana pak?

J: 1 dikalikan dengan omset/peredaran bruto bulan berjalan,contoh:Tahun 2012 omset bapak Rp400.000.000 dan otomatis wajib PPh Final 1% sejak di tahun 2013, dan ternyata di bulan Juli 2013 omset bapak sebesar Rp. 50.000.000 maka untuk yang disetorkan di SSP Masa Juli 2013 adalah Rp50.000.000 x 1% =Rp.500.000 (lima ratus ribu)

Kredit tambahan ilustrasi: tanyajawabpajak.com

Download PMK-107/PMK.11/2013

Download lampiran PMK-107/PMK.11/2013

Download SE-42/PJ/2013

LABEL PP 46 PPh Final 1%

Twitter

Facebook

Google +

Pinterest

tweet

Artikel sebelumnyaMencoba Wordpress 3.6 dan Twenty Thirteen Yang Elegan

Page 19: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Artikel selanjutnya

Pajak 1% ? Saatnya Anda Tahu! PP 46 Tahun 2013 –Tata Cara Setor? (3)

Artikel lainnya

Faktur Pajak Lengkap & Tidak LengkapSep 19, 2014

2 7619

BKP Strategis Bebas PPN Setelah Uji Materiil MA (SE-24/PJ/2014)Aug 19, 2014

2 8081

207 Komentar

1. Anggie Apr 27, 2015 at 14:34

Siang pak, saya mau nanyasaya bekerja di PT yg kena pp 46 final 1 %, karena ini tahun pertama saya membuat laporan pajak nya dan saya masih blm tahu banyak soal pajak. Bagaimana ya pak cara menghitung pajak penghasilan terutang yang tercantum di L/R untuk PT saya?Makasih sebelumnya

Balas

Page 20: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

2. rahayu Apr 5, 2015 at 20:47

Pak Dwi,saya mau nanya, apakah pajak final 1 % yang kita bayar berpengaruh di dalam pengisian spt tahunan?Karenan bersifat final, bagaimana jika setelah satu tahun ternya pajak yang kita bayarkan kurang bayar atau lebih bayar? terimakasih.

Balas

3. andy Mar 16, 2015 at 22:19

Pak…saya cuma jual sarapan pagi dengan omzet 1 hari sekitar 150rb dengan lokasi jualan dikaki lima cuma dalam lingkungan komplek pasar…apakah saya diharuskan bayar pph final 1%? Kalau mau hapus npwp saya bisa gak (dulunya ngurus npwp gara2 mau ambil kredit dibank)? Soalnya dengan adanya pph final 1% ini sangat memberatkan saya..sekian terima kasih

Balas

o Dwi Utomo Mar 17, 2015 at 08:47

Selamat pagi pak AndySetiap WNI yang mempunyai penghasilan maka dia diharuskan ber-NPWP dan membayar pajak termasuk PPh final 1%. Apakah NPWP bisa dihapus? tentu bisa pak, salah satu penyebabnya karena pribadi bersangkutan tidak mempunyai penghasilan atau sudah meninggal. Pastinya Pak ANdy gak mau kan dalam kriteria itu, jadi tetap ber-NPWP pak dan ikut membayar/mengawasi penggunaan pajak karena itu kewajiban dan sikap patriotik sebagai WNI.

Balas

4. devina Jan 25, 2015 at 19:37

Yth. Bapak Dwi, bruto yang dimaksud apakah termasuk PPN barang juga?

Balas

Page 21: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Jan 26, 2015 at 11:06

Tidak bu Devina, nilai bruto tidak termasuk PPN.

Balas

5. devina Jan 25, 2015 at 19:23

Yth Pak Dwi, didalam bruto untuk perhitungan PP 46 apakah termasuk PPN barang yang dijual? Atau PPN nya dikeluarkan terlebih dahulu?

Balas

o Dwi Utomo Jan 26, 2015 at 11:12

PPN-nya dikeluarin dulu ya bu

Balas

6. Darma Sanjaya Jan 20, 2015 at 00:22

Malam Pak Dwi. Mau tanya mengenai bukti potong pph21. jika UKM dengan omset < 4,8 dan membayar pph final 1%, tetapi ada bukti potong pph21 dari pemberi jasa, apakah bukti potong tersebut menjadi kredit pajak ?. Sebab setahu saya segala penghasilan yang bersifat final maka bukti potong maupun beaya2 nya tidak dapat dikreditkan. Mohon pencerahannya.

Terima Kasih.

Balas

o Dwi Utomo Jan 20, 2015 at 10:01

Selamat siang pak DarmaBukti potong PPh 21 biasanya dibuat untuk pemberi jasa yang statusnya perorangan, bisa dilihat di bupotnya pakah ditujukan untuk individu atau badan

Page 22: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

usaha. Untuk badan usaha yang memberikan jasa biasanya dibuatkan bukti potong PPh 23. Apakah mungkin pengusaha kecil mengkreditkan pajak? Mungkin saja, biasanya karena mereka tidak memiliki SKB PPH sehingga walaupun sudah setor pajak 1%-nya juga masih dipotong/pungut pihak lain.

Balas

Darma Sanjaya Jan 21, 2015 at 15:18

Selamat Siang Pak Dwi,

Terima Kasih atas pencerahannya.

Darma S.

Balas

7. Abdi Jan 16, 2015 at 13:04

Selamat siang Pak Dwi,

Saya lagi Asmsyong nih pak tetang PPh Badan mohon bantuan pak Dwi.

Usaha saya berbentuk PT, mulai beroperasi tanggal 28 Agustus 2014. Sebelum mulai operasional, saya tanya AR di domisili saya untuk PPh-nya bagaimana. Menurut AR tersebut karena perusahaan masih baru maka ikut PPh Final 1% karene omzet belum mencapai 4,8M. Jadi sampai dengan Desember 2014 ini saya setor PPh 1% dari omzet.

Tapi tadi pagi saya telpon ke Kring Pajak untuk menanyakan perihal SPT Tahunan, malah dapat info bila perusahaan belum berjalan setahun maka yang dikenakan adalah tarif umum .

Amsyong saya pak.. yang benar yang mana ya? Mohon bantuan Pak Dwi.

Terima kasih.

Balas

o Abdi Feb 4, 2015 at 16:43

Page 23: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat siang Pak Dwi,

Sekedar info saja, saya sudah diskusi lagi dengan AR saya, jadi seharusnya Pajak yang dikenakan adalah Tarif Umum BUKAN Pajak Final 1% sesuai dengan PMK-107/PMK.011/2013 Pasal 27 dan SE-32/PJ/2014.

Selamat beraktifitas kembali, tetap update ya Pak Dwi tulisan2nya, website bapak menjadi referensi utama buat saya yang orang awa untuk urusan pajak.

Terima kasih.

Balas

8. fitri Dec 17, 2014 at 17:28

sore pak mau tanya,

selama ini saya kan bayar 1% dari omset saya, hanya per juni 2014 saya sudah tidak beroperasi pak, nah dari juni itu saya tidak membayar pph final 1% itu, kemudian beberapa hari lalu saya mendapat surat himbauan dr kantor pajak karena belum melapor dan menyetorkan pph final pasa 4 ayat 2, bagaimana saya menanggapi surat himbauan tersebut, jika saya balas surat tersebut, kira2 dokumen apa saja yg harus saya lampirkan yg menunjukan saya sudah tidak mendapat penghasilan dr usaha tersebut. karena usaha tersebut sekarang sudah saya serahkan ke kakak saya dan sudah menjadi beban pajak dia atas omset tsb. mohon pencerahannya. trims

Balas

9. ROSALYN Nov 23, 2014 at 17:06

Selamat siang Pak Dwi,

Mohon pencerahannya, apakah usaha cafe di daerah (Medan) diberlakukukan PPH 1 % untuk omzet dibawah 4.8M?

Terimakasih dan regads,

Balas

o Dwi Utomo Nov 24, 2014 at 13:23

Page 24: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Iya berlaku nasional bu

Balas

10. ROSALYN Nov 21, 2014 at 22:15

Selamat malam Pak Dwi Utomo,Mohon pencerahannya pak, apakah PP 46 itu berlaku untuk usaha cafe di daerah? dengan hitungan omzet per tahun tidak lebih dari 4.8M maka wajib final PPH 1%?Terimakasih.

salam

Balas

o Dwi Utomo Nov 24, 2014 at 13:18

Jika usaha cafe dijalankan atas NPWP pribadi maka iya juga berlaku PP 46, untuk WP badan pun juga berlaku tetapi setelah memperhitungkan setahun beroperasi komersil.

Balas

11. Sofyan Nov 19, 2014 at 17:27

Saya mau bertanya, kalau misalkan perusahaan saya tahun 2013 kemarin omzet di atas 4.8 M di tahun 2014 ini kan berarti saya tidak kena yang 1%. Tapi kalau omzet di tahun 2014 di bawah 4.8M untuk tahun 2015 apakah saya kena yang 1% plus bayar selisih pajak antara penjualan – pembelian karena perusahaan sudah PKP?

Thanks & best regards,

Sofyan

Balas

o Dwi Utomo Nov 20, 2014 at 10:11

Page 25: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat pagi pak SofyanJika tahun buku 2014 ini < 4,8M memang sejak januari 2015 nanti kembali setor 1% atas omset bulanan. Sedangkan atas kewajiban sebagai PKP maka ada perhitungan PK-PM sehingga nanti bisa diketahui apakah ada kurang bayar PPN atau tidak. Kalau atas selisih nggak ada pak. Ya kewajiban PPh final 1% plus kewajiban pungut PPn aja.

Balas

12. Aprilia Nov 19, 2014 at 11:19

mas Dwi yth,

saya memiliki beberapa usaha, diantaranya adalah sebagai penyalur produk bbm yg penghasilannya telah d kenakan pajak final, dalam satu tahun omset-nya alhamdulillah lebih dari 4,8 Mselain itu pula saya punya usaha jasa angkutan kota (AngKot), yg omsetnya kurang dari 4,8M setahun

jika d akumulasikan, omset saya setahun sebagai penyalur produk bbm+usaha angkot sekitar 5 M-annah yang ingin saya tanyakan, apakah saya termasuk kategori WP PP46?omset yg d maksud PP46 apakah omset keseluruhan (final+non final) atau yg non final-nya saja, sehingga atas usaha angkot saya d kenai pp 46?

oke itu saja mas Dwi pertanyaan saya, mudah2-an dapat d carikan solusinya

trima kasih

Balas

o Dwi Utomo Nov 19, 2014 at 14:26

Yth bu AprilAkumulasi 4.8M tidak dihitung dari omset SPBU karena SPBU sudah dikenakan PPh 22 final (Permenkeu 107/PMK.11/2013 pasal 3 ayat (2) huruf C) oleh pertamina sehingga yang dimaksud adalah omset angkotnya saja. Sehingga wajib PP 46 juga atas penghasilan kotor angkot bulanan.

Balas

Page 26: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

13. Ades (M) Nov 18, 2014 at 16:47

Salam Pajak Pak Dwi,

Mohon advice dan pencerahannya.saya sebagai pengelola dan pemilik (Direktur) dari badan usaha yang masih berbentuk CV.Setiap bulan dari CV tersebut saya mendapatkan gaji Rp. 1,500,000.-

Untuk pelaporan SPT Tahun menggunakan Form apa yaa Pak ? dan apakah saya tetap harus membuat Laporan SPT PPh21 OP juga atau hanya satu Form 1770 saja.

Dan bagaimana dengan perhitungan Gaji bulanan saya apakah menjadi koreksi Fiskal Positive pada Laporan Fiskal CV saya itu.

Pencarahan dan adive dari Bapak sangat saya tunggu.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya.

Salam pajak,Ades (M)

Balas

o Dwi Utomo Nov 18, 2014 at 16:55

Salam pajak pak AdeSebaiknya menggunakan form 1770 dan nantinya atas gaji pemilik CV dikoreksi fiskal positif. Ada artikel disini untuk panduan

Balas

14. athaira Nov 14, 2014 at 19:40

pak dwi…..saya mau bertanya……..

Perusahaan saya di tahun 2012 mempunyai omzet di bwah 4,8M, tetapi di 2013 sudah di atas 4,8Mdi juli 2013 sd Des 2013 saya telah membayar PPh final

Page 27: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Saya masih belum jelas mengenai aturan pp 46 ini, dan kebetulan bukti potong pph 23 di tahun 2013 baru saya peroleh di 2014, atas saran dari AR saya laporkan NIHIl untuk SPT tahunan 2013, dan kemudian akan dilakukan perbaikan.Yang mau saya tanyakan:SPT Tahunan yang saya laporkan adalah dari periode januari – Des 2013, tetapi yang dikenakan pajak apakah hanya dari januari-Juni 2013 saja, karena dari Juli-Des2013 saya terkena PPh final?

Terimakasih

Balas

o Dwi Utomo Nov 17, 2014 at 17:10

Selamat sore rekan AthairaYang rekan lakukan sudah benar, yaitu setor 1% untuk juli-des 2013. Untuk saran AR bisa saja dilakukan, namun yang pasti yang dilaporkan memang atas penghasilan januari-des 2013 di SPT, namun akhirnya atas penghasilan 12 bulan terkoreksi(terkurangi) dengan penghasilan jul-des dan kemudian harus juga dikurang dengan kredit pajak yg muncul, salah satunya PPh 23.

Balas

15. radian Oct 25, 2014 at 10:09

pagi pak dwi, saya benar2 awam soal pajak, dan kemarin membuat badan usaha komanditer namun belum beroperasi. Persoalannya sekarang ternyata PKP nya dicabut karena ini persh jasa catering keluarga dan memang belum berjalan cukup lama dan saya harus mengurus ulang segala sesuatunya, nah saya diminta untuk memberi laporan 3 bulan terakhir nihil, apa yg harus saya sertakan dan lakukan ya pak?terimakasih atas petunjuknya

Balas

o Dwi Utomo Oct 28, 2014 at 11:33

Cara termudah adalah dengan minta bantuan helpdesk/AR di KPP untuk mengecek kewajiban laporan SPT yg telat-telat. Untuk SPT Tahunan yg perlu disiapkan adalah laporan keuangan( Laba rugi, neraca). Nanti kwajiban lapor menyesuaikan dengan jenis usaha yg aktif dari perusahaan pak Radian

Page 28: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

deka Nov 7, 2014 at 20:56

Pak mohon beri penjelasan. Saya usaha apotik omset thn 2013 1,2m, saya tidak ada pembukuan laba/rugi… brp pajak yg harus saya bayar. ?

Balas

Dwi Utomo Nov 10, 2014 at 14:37

Selamat siang rekan DekaUsaha apotik ini menggunakan NPWP pribadi atau badan? Tetapi bisa disimpulkan kalau rekan setor 1% atas omset, disini artinya atas penjualan kotor apotik tersebut.

Balas

16. endah nurmasari Oct 9, 2014 at 12:42

Pak, saya mau tanyaSaya bekerja di perusahaan yg bergerak di bidang jasa “konsultan hukum”, melihat dari kriteria yg sehubungan dgn pekerjaan bebas saya pikir untuk pengacara tidak termasuk wajib pajak yg dikenakan PPh final 1% tsb.

tapi kantor saya ini berbentuk badan usaha, dan ada rencana untuk menjual barang juga.

yg saya tanyakan adlh, apakah kami termasuk wajib pajak yg memenuhi kriteria yg wajib dikenakan 44 46?

Balas

o Dwi Utomo Oct 9, 2014 at 19:18

Selamat malam bu EndahJika dilihat dari sudut pandang karyawannya/lawyer yg bekerja di perusahaan maka bisa jadi dikategorikan pekerja bebas apalagi jika anatara karyawan dengan perusahaan bukan sebagai karyawan tetap namun tenaga ahli panggilan.

Page 29: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Sedangkan dari sisi lain, perusahaan adalah badan hukum sehingga omset yg didapat perusahaan bisa dikategorikan objek PPh final 1%. Mungkin analogi mirip dengan dokter panggilan di klinik, dokter tersebut dipotong PPh 21 sedangkan atas jasa kesehatan klinik setor PPh final 1%

Balas

ray Oct 20, 2014 at 19:37

selamat sore, saya mau menanyakan untuk penerapan pp 46 ini, apakah sudah sampai di daerah tangerang selatan? terima kasih

Balas

Dwi Utomo Nov 10, 2014 at 18:42

Selamat malam pak rayPP 46 berlaku nasional pak, Wajib Pajak di seluruh Indonesia jika kriterianya memenuhi maka wajib menerapkan aturan tersebut.

Balas

17. Fajar Oct 7, 2014 at 16:24

Selamat siang pa dwi,pa saya ingin bertanya jika kasus seperti ini :PT A sudah membayar dan melaporkan pph final 1% sampai Masa Agustus 2014, setelah dikoreksi ternyata setiap bulan dari bulan Juni 2014 ada omset yg belum disetorkan 1% nya.1. Bagaimana prosedur pembayaran kekurangannya?2. Apakah terkena sanksi administrasi ?Mohon bantuannya pa.

Terima Kasih

Balas

o Dwi Utomo Oct 8, 2014 at 17:33

Page 30: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat sore pak FajarSaya asumsikan untuk yang setoran Jan-Aug sudah tepat waktu, hanya saja masih ada omset yg belum disetorkan atas 1%-nya, maka

1. Segera lakukan setoran PPh final 1% atas kekurangannya. Misalkan dari Juni-Aug ada kekurangan ya buat SSP sebanyak 3 x untuk 3 bulan dan diisi seperti biasa hanya saja nominalnya cukup selisih kurangnya saja, misal Juni sudah setor 200.000 atas omset 20.000.000 ternyata seharusnya omsetnya adalah 23.000.000 maka setor lagi 3.000 atas selisih PPh 1% yg belum tersetor.

2. Dari aturan pajak terkena sanksi, sanksi nanti akan diterbitkan dalam bentuk Surat Tagihan Pajak/STP, jika STP sudah pak Fajar terima maka bisa dibayar atas sanksi tersebut

Balas

18. David Oct 3, 2014 at 13:18

Selamat Siang Pak Dwi,

Saya ingin bertanya, jika perusahaan yang melakukan training public dan tidak dikenakan PPn ke customer, apakah perusahaan kami tetap harus bayar PPh Final 1% ?Terima Kasih.

Balas

o Dwi Utomo Oct 3, 2014 at 19:03

Selamat malam pak DavidUntuk PPN tidak kena karena training public bisa dikategorikan jasa pendidikan namun untuk PPh 1% masih kena.

Balas

19. dita Oct 2, 2014 at 18:05

Sore Pak Dwi,sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas postingan di blog bapak karena sangat membantu sayaPak, saya ingin menanyakan terkait PP 46,Saya bekerja di Perusahaan baru bergerak dalam bidang Jasa Konsultan, setelah sebulan

Page 31: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

berdiri kami belum memiliki peredaran usaha, sehingga saya pada bulan pertama melaporkan SSP nihil untuk angsuran PPh pasal 25 karena masih rugi dan tidak ada Penghasilan Usaha. Nah saya ingin menanyakan, sebenernya perusahaan tempat saya bekerja ini apakah wajib lapor SSP nihil untuk angsuran PPH pasal 25/29 Badan atau PPh final 1% ya pak? saya masih bingung untuk hal ini pak karena perusahaan baru dan belum ada peredaran bruto

terima kasih pak, mohon pencerahannya

Balas

o Dwi Utomo Oct 2, 2014 at 20:47

Selamat malam bu DitaSaya lebih cenderung ke PPh 25 dulu hingga setelah setahun beroperasi baru kemudian dievaluasi apakah omsetnya masih < atau > 4.8M. Bisa ibu baca penegasannya di SE-32/PJ/2014

Balas

20. Danar Sugiantoro Oct 1, 2014 at 17:05

Sore Pak,

Untuk perusahaan dibawah 4,8 M setahun menggunakan tarif pph final 1 %, sehingga tidak wajib bayar PPh 25.Kalau Omzet nya 0, belum beroperasi, PPh 25nya bagaimana pak ?

Balas

o Dwi Utomo Oct 1, 2014 at 17:47

Selamat sore pak Danar Untuk perusahaan baru yg belum beroperasi maka lapor SSP PPh 25 nihil, kemudian setelah setahun beroperasi barulah bisa disimpulkan apakah masih lanjut PPh 25 atau berganti ke PP 46. Bisa dibaca di SE-32/PJ/2014

Balas

Page 32: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

21. lina Sep 24, 2014 at 17:48

Pak mohon pencerahannya atas situasi berikut ini:Apabila suatu perusahaan SKT 24 Juli 2013 dan memperoleh SPPKP 28-08-13 diketahui memperoleh omset atau pendapatan mulai mei 2014..Untuk perhitungan PPH nya apakah mengikuti PP 46 atau tidak. ? Bisa tolong diilustrasikan pak?

Balas

o Dwi Utomo Oct 3, 2014 at 19:15

Untuk WP badan maka dihitung setahun sejak masa operasi (SMO). Disini SMO dimulai dari bulan Mei 2014-April 2015, jika dalam kurun satu tahun tsb omsetnya <4.8M maka terhitung sejak Januari-Desember 2016 wajib setor PP 46, nah antara Mei-Desember 2015 tetap lanjut menggunakan PPh 25.

Balas

22. fadeladel Sep 23, 2014 at 16:44

Selamat sore P’ Dwi Utomo

saya minta solusi dari bapak,saya bekerja di suatu perusahaan yang bergerak di bidang supplier BBM dan baru berjalan selama 2 tahun. Omzet kami ditahun 2014 belum mencukupi 4,8 Milyar.Apakah perusahaan kami tetap dikenakan pasal pph 4 ayat 2 ?

Terima kasih atas perhatiannya.salamM.fadel

Balas

o Dwi Utomo Oct 3, 2014 at 19:21

Selamat malam pak FadelSupplier disini bukan sebagau agen resmi/SPBU Pertamina kan? jika hanya

Page 33: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

menyalurkan dari BBM di agen ke konsumen atau penjual kecil lainnya maka setor pajak final 1%. Wajib PP 46 jika omset tahun 2013 <4.8M

Balas

23. erwin Sep 8, 2014 at 15:36

pak sy menyewa sebuah toko bulanan, dan baru berjalan 8 bulan barang dagangan saya itu barang titipan smua ,apakah saya sudh wajib bayar pajak 1% .trima kasih mohon bimbingannya

Balas

o Dwi Utomo Sep 17, 2014 at 17:24

Titipan itu cara kerjanya seperti konsinyasikah pak? Jika iya maka wajib 1% atas komisi ataau fee titipannya

Balas

24. nia puspitasari Sep 2, 2014 at 14:07

Pak, Saya bekerja di perusahaan jasa konsultan perencana.setiap ada proyek dari pemerintah, perusahaan sudah dikenakan pph final (4%). apakah kami dikenakan PP 46 (pph final 1%) juga?

Balas

o Dwi Utomo Sep 4, 2014 at 14:30

Selamat sore bu Niauntuk jasa konstruksi (perencana, pelaksana, pengawas) dikecualikan dari pengenaan PPh final 1%, jadi sudah benar dipotong 4% tidak perlu lagi setor 1%

Balas

Page 34: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

25. Danar Sugiantoro Aug 26, 2014 at 19:26

resend

Dear Pak Dwi,

Mulai Tahun 2014 kami masih menggunakan PP 46 sebesar 1 % dari Omzet untuk PPh Finalnya,Mulai Agustus 2014 ini omzet sudah 5 M.

Apakah sampai akhir tahun kami tetap menggunakan tarif 1 % atas Omzetnya.(Mohon peraturannya yang menyatakan itu)Bagaimana nanti untuk SPT Badannya. apakah ada pertanyaan bila omzetnya lebih dari 4,8 M ditahun 2014.

Thanks,

Danar Sugiantoro

Balas

26. Danar Sugiantoro Aug 26, 2014 at 19:22

Dear Pak Dwi,

Mulai Tahun 2014 kami masih menggunakan PP 46 sebesar 1 % dari Omzet untuk PPh Finalnya,Mulai Agustus 2014 ini omzet sudah % M.

Apakah sampai akhir tahun kami tetap menggunakan tarif 1 % atas Omzetnya.(Mohon peraturannya yang menyatakan itu)Bagaimana nanti untuk SPT Badannya. apakah ada pertanyaan bila omzetnya lebih dari 4,8 M ditahun 2014.

Thanks,

Danar Sugiantoro

Balas

Page 35: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

27. Heri Aug 11, 2014 at 15:51

Yth. P’ Dwi Utomo

Dh,Mohon pencerahannya PakApakah perusahaan yang sudah kena pph 1% final (PP 46) sudah tidak ada kewajiban untuk pph lainnya misanya PPh 23.Kami perusahaan transportasi, mempunyai vendor (transporter) juga, sebut saja A. Sebelumnya A kami potong PPh23 atas jasa sewanya, setelah th 2014 A kena PP 46. Nah, apakah setelah th 2014 ini, si A sudah tidak ada kewajiban untuk PPh 23 ya Pak? dan bagaimana cara pelaporan pajak kami untuk vendor si A ini. (Maaf, nyubi Pak :D)

Terima kasih pencerahannya

Salam

Balas

o Dwi Utomo Aug 19, 2014 at 17:26

Yth juga pak HeriUntuk vendor yang sudah menerapkan PP 46 sudah memberikan legalisir SKB PPh 23 ke perusahaan bapak, maka tidak wajib lagi dipotong PPh 23. Sehingga hanya muncul tagihan atas jasa sewa dan PPN saja.

Balas

Heri Aug 22, 2014 at 21:37

Yth Pak Dwi Utomo,

Untuk SKB itu berlaku per tanggal atau per tahun ya Pak? SKB yang diberikan ke kami oleh vendor A itu untuk masa berlaku 5 September s.d 31 Desember 2013. Sedangkan, transaksi 2013 terjadi di luar periode masa berlaku SKB, transaksi terjadi antara April s.d Juni 2013.Sementara untuk tahun 2014 SKB belum terbit dan infonya masih dalam proses, tetapi A tetap bersikukuh kalau bebas pajak.Mohon pencerahaannya,

Page 36: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Terima kasih

Balas

28. Hesti Aug 6, 2014 at 18:45

slamat sore Pak..mau tanya klo perusahaan Jasa Outsorching keamanan kena PP 46 ga?mohon penjelasannya.trimakasih

Balas

29. Hesti Aug 6, 2014 at 18:43

sore Pak..Mau tanya, klo perusahaan Jasa outsorching keamanan kena PP 46 apakah kena PP 46, mohon penjelasannya.trimakasih

Balas

30. Sangaji Jun 19, 2014 at 13:27

Salam Pak,

Mau tanya, kalo tahun 2012 omset saya kurang dari 4,8 M maka terhitung Juli 2013 kan saya harus mulai bayar PPh 1%, tapi di akhir tahun 2013 omset saya setahun sudah lebih dari 4,8 M, bagaimana perlakuan pajaknya, apakah bisa dijadikan kredit pajak?

Balas

o Irfan Hartono Jun 19, 2014 at 15:14

Pengenaan PPh didasarkan pada peredaran bruto dari usaha dalam 1 (satu) tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan yang tidak melebihi Rp4,8 Miliar. Misalkan, tahun 2012 Omzet Rp4 miliar, maka di tahun 2013 s.d sebelum berlaku PP 46, akan dikenakan PPh Umum . Lalu mulai Juli s.d. Des 2013 akan dikenakan PPh final 1% meskipun total omzet tahun berjalan misalnya Rp5 miliar. Jika omzet 2013 Rp5 miliar maka tahun 2014 dikenai

Page 37: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

dengan Tarif Umum Ketentuan UU PPh. Kwembali seperti peraturan sebelum adanya PPh 1% ini.

Balas

31. eajel Jun 3, 2014 at 00:10

pak mau tanya…..dan pencerahan…saya ga ngerti sm sekali masalah PPH pak…..saya mulai usaha tahun 2009 dan TDP ssaya berupa perusahaan perorangan (PO)yg bergerak dibidang toko kelontongan …sdh terbit ditahun 2009, tp jujur sebagai org awan sy ga tau masalah PPH, saya tau nya jualan dan jualan…..baru akhir2 ini sy dengar masalah PPH itu, ditahun 2014….saya mau mealapor ke kantor pajak saya takut pak…. apakah saya klo saya melapor dan membayyar tunggakan selama tahun 2009 ga apa-apa pak…..?ini yg jadi dilema hari2 saya…kalopun saya didenda akan saya bayar karena ketidak tauhan saya…..dan bagaimana perhitungannya pak? mohon percerahan….tapi usaha saya mulai bener mengahsilkan ditahun 2012 pak….karena ditahun 2009 sampai 2012 permodalan ssaya banyak hutang di Bank…kadang nihil untuk bayar utang saja…..mohon pencerahannya pak….trimakasih.

Balas

o Dwi Utomo Jun 3, 2014 at 04:25

Selamat pagi rekan Eajel

1. Tentu saja boleh pak lapor saat ini, nanti akan dibantu AR untuk menghitung pajak yang telah lalu. Agar hasil perhitungan pajaknya akurat dan tidak membebani usaha, maka sampaikan catatan usaha penghasilan tiap tahunnya dengan biaya-biaya sedetil mungkin.

2. Sanksi pasti ada, namun jika dirasa akan membebani usaha maka bisa diajukan pengurangan/penghapusan sanksi. Salah satu syaratnya adalah bapak bisa memberikan argumen dan didukung bukti kuat untuk jadi pertimbangan pengurangan sanksi

Balas

eajel Jun 4, 2014 at 00:31

Page 38: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat malam pak….kalo saya melapor sekarang…apa kira2 saya ga kena pidana pak…. oleh ketidak tauan saya…..kalaupun di denda akan saya usahakan membayar biarpun hutang2 sama org untuk membayarnya…..masalah ini benar2 membebani pikiran saya….ssaya ga tau hitungan untung laba…yg saya tau jualan aja pak….bingung saat ini saya….tapi temen2 saya yg berjualan seakan ko ga ada yg perduli seakan dengan masalah PPH…..,tapi sehabis ini saya akan jadi wajib pajak yg rutin pak biarpun usaha semakin sulit….mohon pak pencerahannya….terima kasih selamat malam pak…

Balas

Dwi Utomo Jun 4, 2014 at 13:14

Sebelumnya saya sampaikan terimakasih atas niatan baiknya pak.Pidana dalam pajak contohnya adalah jika bapak bukan PKP tapi menerbitkan faktur maka bisa dipidanakan.Untuk kasus ini, berpikir positif aja pak. Sudah pernah ke KPP untuk ngobrol dengan ARnya pak eajel belum? Jika bapak gak tahu sama sekali nanti akan dibimbing, kemudian jika dikenakan sanksi pun akan diberi penjelasan bagian mana yg melanggar ketentuan. Tapi sanksi pun bisa diajukan keringanan. Untuk teman2 usaha yg belum tersentuh pajak, bapak bisa sampiakan infonya ke KPP agar ditindaklanjuti. Saran saya silahkan pak eajel ke KPP terdekat untuk bantu hitungkan pajaknya, insyaAlloh akan mudah berikutnya.

Balas

eajel Jun 4, 2014 at 13:49

selamat siang pak….terima kasih ya pak sebelumnya….atas bimbingan dan informasinya…..,sedikit lagi pak….PKP itu apa pak dan AR itu apa juga…sy kurang paham…..

Balas

Dwi Utomo Jun 4, 2014 at 14:48

Page 39: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

PKP itu status tambahan yg bisa diberikan pada WP agar saat dia jual barang/jasa bisa memungut PPN-nya.AR/Account representative, petugas dari KPP yg ditugaskan untuk membimbing dan mengawasi kepatuhan pajak dari WP. AR itu mirip konsultan pajak tp gratis dan ada di KPP. Tiap WP pasti punya AR

Balas

32. ira May 22, 2014 at 15:04

Siang pak, saya mau bertanya.Kondisi saya :Perusahaan saya tahun 2012 omzet di bawah 4,8 M tapi tahun 2013 omzetnya di atas 4,8 M.Selama ini saya bayar spt pasal 25 untuk tahun 2013, ternyata karena tahun 2012 omzet di bawah 4,8 M kena yang 1%.Untuk 2013 karena ada kompensasi kerugian, saya cuma bayar sedikit dibandingkan yang 1%.Pertanyaan saya :1. Apakah ada prosedur ke kpp agar saya tetap bisa perhitungan spt pasal 25 saja?2. Kalau tidak bisa, berarti tahun ini saya bayar yang 1% dan tahun depan kompensasi kerugian saya baru dihitung ya?3. Lalu karena jumlah yang sisa 1% cukup besar, bisakan dicicil selama 2014 ini? gimana prosedurnya ke kpp?Bolehkan jawabannya selain ke website ini, juga ke email saya? thank you sebelumnya.

Balas

o Dwi Utomo May 23, 2014 at 09:14

Selamat pagi bu Ira

1. Untuk tahun pajak 2014, ibu Ira memang setor PPh 25, jika yang ibu maksud tahun 2013 masa juli-des ingin tetap PPh 25 maka tidak bisa bu karena omset pada tahun 2012 pada kenyataannya memang <4.8M

2. Tahun ini artinya jul-de 2013 bayar 1%, sedangkan sejak januari 2014 kembali angsur PPh 25, dan bisa melakukan kompensasi kerugian

3. Nyicil bisa, namun kena sanksi 2% atas PP 46 kurang bayar, lebih baik ibu hubungi AR-nya untuk solusi lain

Page 40: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

4. Baik saya kirim salinannya

Balas

33. Dhanang May 20, 2014 at 11:40

Kalo misal omset kami Rp. 100 juta, tapi karena melakukan ekspansi usaha (penambahan stok) dan promo gencar, pengeluaran total mencapai Rp. 99,5 juta.. Apakah masih wajib membayar pajak? Karena jika membayar pajak, hasilnya malah menjadi rugi.

Rp.500rb (Laba sebelum pajak) – Rp.1 juta (pajak 1% dari omset) = minus Rp.500 rb

Mohon pencerahannya..

Balas

o Dwi Utomo May 20, 2014 at 13:46

Apa ini usaha baru atau sudah berjalan lama pak? Untuk usaha baru yg berdiri setelah juli 2013, omset pada bulan pertama disetahunkan dulu untuk tahu wajib PP 46 atau tidak. Jika memang wajib PP 46, maka kemungkinan rugi usaha pada suatu bulan tertentu bisa terjadi

Balas

34. Shinta N May 13, 2014 at 18:08

Begini Pa. Dwi, saya ditugaskan atasan saya untuk menghandle akunting & pajak 3 perusahaan A, B & C.Masing-masing memiliki omset yg berbeda-beda. Jadi apa untuk pelaporan PPh nya saya tinggal mengalikan 1% dari masing-masing omzet per bulannya saja (tanpa mengurangi dengan PPh 21 atau PPh 23 yang sudah dibayarkan perusahaan ?).Untuk PPh Final ini hanya perlu setor saja ya, nanti di SSP akan tercetak NTPN yang sudah ngelink otomatis ke KPP (tanpa kita harus lapor), begitu ya pa ??Kalo untuk pelaporan pajak periode sebelumnya yang sudah dilaporkan Nihil bagaimana ??Apa saya tinggal lanjutkan saja penghitungan, penyetoran & pelaporan PPH Final ini dibulan berjalan ??

Terima kasih.

Page 41: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

o Dwi Utomo May 13, 2014 at 18:49

Malam bu Shinta

1. Ya bener, kalikan 1% tersebut denganomset bulanan, tanpa dikurangi biaya-biaya termasuk segala jenis pajak disini

2. Jika sudah tercetak NTPN, artinya data setoran tsb sudah masuk di data KPP, jadi nggak perlu lagi lapor

3. Jika periode sebelumnya nihil, maka tidak perlu setor dan lapor4. Jik dari januri ibu sudah setor 1% atas omset, maka lanjutkan hingga desember

2014 seperti biasa

Semoga jawaban sesuai dgn yg kondisi ibu maksud

Balas

35. Shinta N May 13, 2014 at 13:07

Pa, saya mau tanya : saya bekerja di perusahaan Jasa Konsultansi dan Agen pembuatan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) seperti Merek Dagang, Patent, Hak Cipta dll. Dalam perusahaan ini ada 3 (tiga) nama perusahaan yg mempunyai omzet sebagai berikut :Omzet A Tahun 2013 : Rp. 250.000.000 ,-Omzet B Tahun 2013 : Rp. 3.600.000.000 ,-Omzet C Tahun 2013 : Rp. 1.800.000.000 ,-Bagaimana cara penghitungan PPh Finalnya untuk kewajiban setor di tahun 2014 ??Apakah kewajiban setor dilakukan perbulan dengan penghitungan Omzet tahun lalu x 1% : 12 bln ??apakah di akhir tahun akan muncul kurang (lebih) bayar seperti penghitungan PPh pasal 25 ??terima kasih.

Balas

o Dwi Utomo May 13, 2014 at 17:52

Sore bu ShintaSaya bingung apa hubungannya antara perusahaan tempat ibu bekerja dengan 3 perusahaan (A, B & C).

Page 42: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Tapi gini, jika sudah diketahui bahwa tahun 2013 <4.8M maka 1% tersebut adalah atas omset bulanan di tahun 2014 sejak januari, misalkan:

Omset Januari 2014 100jt, maka pajak 1%-nya 1jtOmset Februari 2014 nihil/idle, maka pajak 1%-nya 0 juga alias gak perlu setor dan nggak perlu laporbegitu seterusnya

Untuk di akhir tahun/SPT Tahunan nggak akan ada lebih bayar/kurang karena sudah final atas setoran tsb.

Balas

36. Irene Apr 29, 2014 at 10:23

Salam kenal Pak Dwi,

Saya ingin menanyakan peraturan PP46.Saya pemilik Agen Pendidikan ke Luar Negri.Baru Buka Usaha tahun 2013, namun di dalam pembukuan tahunan kami, kami mengalami kerugian 95.000.000. Dengan pendapatan kursus bahasa sebesar 39.000.000,- apakah saya tetap membayar pajak 1% dari Omzet saya?Mengingat membayar operasional tiap bulan adalah 15.000.000, maka udah sangat rugi. Apakah dengan kondisi rugi ttp hrs bayar pajak Final ini?Mohon petunjuk pak Dwi.Terima KasihSalam sukses selalu,

Balas

o Dwi Utomo May 2, 2014 at 21:27

Salam kenal bu IreneSaya masih bingung membedakan omset agen dengan kursus bahasa. Apakah usaha ini baru berdiri atau sudah berdiri sebelum 2013?Apa sebagai agen pedidikan ibumendapatkan komisi dari pihak luar?Pada dasarnya 1% memang atas pendapatan usaha, dengan mngenyampingkan munculnya biaya, karena sifat PPh-nya sendiri yang final,sehingga biaya dianggap sudah selesai terhitung ketika disetor final

Balas

Page 43: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

37. Elvie Apr 19, 2014 at 12:52

Dear Pak Dwi Utomo,

Mengenai PP46 ini, untuk bidang usaha peternakan ayam petelur. Dalam hal ini yang dijual adalah telur dan ayam tua. Omset 1% ini nilai omsetnya diambil darimana ya Pak? Apakah diambil dari total penjualan telur kita selama sebulan. Cth : Dijual 3000 butir x Rp. 600 / butir : Rp. 1.800.000,- Apakah 1,8jt ini yg dimaksud dgn omset kt dan kita byr 1% nya?

Sedangkan penghasilan kita sebenarnya bukanlan 1,8jt. Krn biaya pemeliharaan ayam (vaksin, pakan, dll) jg telah kita keluarkan.

Mohon penjelasannya mengenai nilai untuk omset yg kita ambil.

Trim’s,Elvie

Balas

o Dwi Utomo Apr 21, 2014 at 09:35

Dear bu ElviePada PP 46 ini mengenyampngkan adanya biaya dan PTKP bu. Sehingga 1% x 1.800.000 dan jika ada penjualan ayam tua ya berarti omset gabungan keduanya kemudian dikalikan 1%. Pada saat penyampaian SPT Tahunan nanti tidak perlu menghitung lagi pajak tahunan karena 1% yg disetor tsb sifatnya sudah final.

Balas

38. rahadian Apr 11, 2014 at 17:26

omset 2012 <4,8m tpi di 2013 ternyata >4,8mjadi buat spt tahunan 2013 bagaimana pak?omset dibagi 2 atau disatukan aja?

Balas

Page 44: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Apr 12, 2014 at 10:49

Omsetnya dibagi 2 pak, karena tahun pajak 2013 menerapkan PP 46 karena tahun sebelumnya < 4.8M

Balas

39. suheimi Apr 11, 2014 at 15:26

Tanya pak,Perusahaan saya adalah MLM (Multi Level Marketing), aktif bulan Jan 2014.

Apakah 1% dari omzet perusahaan ? atau dikurangi dulu bonus Member, baru kali 1% ?Apakah tetap bayar PPH member ? Kalau bayar lagi bukankah berarti bayar 2 kali ?

Terima kasih, info nya sangat membantu.

Balas

o Dwi Utomo Apr 12, 2014 at 10:54

Ini agak sulit karena saya belum paham alur bisnisnya pak. MLM adalah pekerjaan bebas yg dikecualikan dari PP 46, artinya yg dikecualikan adalah perorangan yg mendapat komisi dari perusahaan induk MLM, jadi ya dipotong PPh 21 bagi member. Untuk perusahaan pemberi pekerjaan selama kurang dari 4,8M tetap PP 46, yg dikalikan 1% adalah omset penjualan kotor.

Balas

suheimi Apr 14, 2014 at 13:48

Terimua kasih Pak,

Mohon maaf saya jelaskan sedikit:Member MLM adalah Mitra Usaha Mandiri (bahasa Inggrisnya adalah “independent distributor”). Kata “Mitra Usaha Mandiri” perlu ditekankan disini. Dari kata tsb sepertinya dapat dikategorikan sebagai kerja sama. Semua perhitungan bagi untung dikerjakan oleh perusahaan pusat. Disisi

Page 45: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

member ada yg namanya Stockist dan Distribution Center, yaitu: tempat para member lain membeli produk selain di kantor pusat. Stockist bisa punya ruko sendiri, karyawan sendiri dan mengelola stok sendiri, tetapi tidak membayar bonus member (kantor pusat yg bayar). Member bisa berupa perorangan, perusahaan berbadan hukum, atau yayasan. Stockist bisa mempunyai legalitas sendiri, lepas dari perusahaan. Yang merupakan bagian dari perusahaan adalah cabang, dan biasanya cabang hanya ada beberapa saja yang tujuannya adalah mempercepat distribusi & efisiensi. Member, Stockist dan Distribution Center masing2 mendapatkan “Royalty” (bonus) dari hasil penjualan mereka.Di perusahaan saya hampir 90% penjualan berasal dari stockist dan Distribution Center (di MLM lain porsinya mungkin berbeda).

Menurut saya:Jika PP 46 dikenakan di omzet perusahaan MLM, sedangkan di dalam omzet ini terdapat Bonus/Royalty member/Stockist/Distribution Center, dan kemudian Bonus ini dikenakan kembali PPh 21, maka terjadi 2x pengenaan pajak.

Dan ada 2 cara untuk menghindari hal ini:1. PP 46 dikenakan di perusahaan MLM, PPh 21 tidak dipungut, member/stockist/DistributionCenter dikenakan PP 46.2. PP 46 dikenakan sesudah omzet dikurangi bonus. PPh 21 bonus member/stockist/Distribution Center tetap dipungut.

Usul saya, kantor pajak mengambil no. 1, karena PPh 21 bonus member sulit di kontrol oleh kantor pajak, dan member/stockist/DistributionCenter adalah Mitra Usaha Mandiri yg mempunyai legalitas sendiri.

Terima kasih atas info nya, maaf bila ada kata yg salah.

Balas

Dwi Utomo Apr 15, 2014 at 16:36

Terimaksih lagi atas tambahan ilmunya pak, sebagian besar pertanyaan sering tidak bisa saya jawab karena minimnya pengetahuan tentang proses bisnis WP.

1. Pada opsi ini bisa saja PPh 21 tidak dipungut namun member harus menyerahkan legalisir SKB PPh 21 ke induk MLM sehingga dinyatakan PPh 21 bebas dari pungutan, namun bagi induk MLM harus bisa menyaring member mana saja yang sudah punya SKB atau belum.

Page 46: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

2. Pada opsi kedua, itu dimungkinkan. untuk PPh 21 bonus bisa dibuatkan bukti potong sehingga penerima bonus bisa melampirkannya pada SPT tahunannya

Artinya bisa milih mana aja tergantung tingkat kepraktisannya.

Balas

40. Yuni Mar 25, 2014 at 19:33

Dear All Numpang Sharring aja yahhhh…..Sebenarnya PP 46 Th 2013 ini tidak mendukung atau mempermudah para Wajib Pajak. karena dari usaha bisnis dagang consumer goods biasanya kita hanya dapat margin antara 3% s/d 8% karena semakin kompetitifnya dunia bisnis saat ini. dengan berlakunya PP 46 ini malah tambah memberatkan dan tidak berpihak kepada para wajib pajakcontoh Seorang Wajib Pajak baru memiliki usaha sebagai pedagang eceran bahan makanan di Jakarta. Penjualan dalam satu bulan diperkirakan sebesar Rp.15.000.000,00. Ia kawin dan mempunyai 2 (dua) orang anak. Jumlah peredaran setahun = 12 X Rp. 15.000.000,- = Rp. 180.000.000,-. Persentase penghasilan menurut norma Kode 62320 = 25%Penghasilan neto setahun = 25% X Rp. 180.000.000,- = Rp. 45.000.000,-Penghasilan Kena Pajak = penghasilan neto dikurangi Penghasilan Tida kKena Pajak = Rp. 45.000.000,- – Rp. 30.375.000,- = Rp. 14.625.000,-Pajak Penghasilan yang terutang = 5% X Rp. 14.625.000,00 = Rp. 731.250,-Tetapi apabila kita menggunakan PP 46 Tahun 2013 ini maka perhitungannya Rp. 180.000.000 X 1% = Rp. 1.800.000,-

Dan Contoh untuk Badan Usaha yang memiliki omset 3 Milyar dengan profit Rp. 175.000.000 apabila di hitunga pph pasal 29 dengan tarif pasal 17 dan memanfaatkan fasilitas pasal 31 E UU PPh No. 36 Tahun 2008 maka pph terhutangnya sebesar Rp. 175.000.000 X 50% X 25% = Rp. 21.875.000 akan tetapi apabila perhitungannya menggunakan PP 46 Th 2013 maka PPh yang terhutangnya Rp. 3.000.000.000,- X 1 % = Rp. 30.000.000Seperti yang kita ketahui penerbitan pp 46 th 2013 ini dimaksudkan lebih sederhana dalam perhitungan pajaknya terutama bagi usaha UMKM. Ditinjau dari konsep keadilan dalam pemajakan (equity principle), pengenaan PPh Final tidak sesuai dengan keadilan karena tidak mencerminkan kemampuan membayar (ability to pay). Pemajakan yang adil adalah bahwa semakin besar penghasilan maka semakin besar pula pajak yang harus dibayar. Ini disebut dengan keadilan vertikal atau vertical equity (Musgrave & Musgrave, 1976). untuk perusahaan yang dalam masa rugi apakah tetap harus membayar pajak ??? Di mana peran serta pemerintah dalam mengembangkan UMKM kita ???Dengan mengenakan PPh Final berdasarkan tarif 1 persen, UMKM yang berbentuk badan usaha tidak diuntungkan dan tidak dirugikan apabila persentase Penghasilan Kena Pajak terhadap peredaran bruto dapat mencapai 8 persen. Hal tersebut dapat dirumuskan

Page 47: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

dengan: 1 persen x peredaran bruto sebulan = 12,5 persen x 8 persen x peredaran bruto sebulan. Tarif 12,5 persen adalah merupakan tarif pasal 31 E dari UU PPh.

Apabila UMKM dalam bentuk badan usaha mampu meraih persentase penghasilan kena pajak di atas 8 persen, maka UMKM dalam bentuk badan usaha akan diuntungkan karena membayar PPh lebih kecil dari ketentuan sebelumnya. Demikian sebaliknya akan membayar PPh lebih besar apabila persentase penghasilan kena pajak kurang dari 8 persen terhadap peredaran bruto, bahkan akan tetap membayar PPh Final meskipun dalam keadaan merugi. Persentase minimum atas penghasilan kena pajak yang harus dicapai oleh UMKM perorangan akan lebih besar dari 8 persen agar tidak dirugikan dengan berlakunya pengenaan PPh Final 1 persen dari peredaran bruto, sebab dengan berlakunya PP 46 Tahun 2013 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) tidak lagi menjadi faktor pengurang dalam menghitung kewajiban PPh UMKM orang pribadi.

Sederhana Tetapi Mundur dari Sistim Self-Assessment yaitu kepatuhan membayar pajak secara sukarela (voluntary compliance).

Balas

o Dwi Utomo Mar 27, 2014 at 10:19

Dear Bu YuniTerima kasih sebelumnya saya sampaikan secara personal atas opini (bahkan ada yg fakta) yang runtut ini. Jangan-jangan bu Yuni ini seorang konsultan pajak ya ;). Saya menerima banyak pendapat serupa baik lewat email, FB, dan komentar di blog, semuanya saya muat dan semuanya mengeluhkan, tapi gapapa namanya demokrasi harusnya gitu.Dari dasar hitungan sebagai simulasi saya setuju dengan bu Yuni, namun ini secara personal karena dari DJP masih belum merevisi atau mencabut aturan ini. Artikel serupa pernah ada di ortax dengan hasil hitungan yang mirip dengan bu Yuni. Pada titik tertentu PP 46 menguntungkan, tetapi bisa merugikan jika profit dibawah standar tsb.Sebagai orang pajak, saya harus melaksanakan aturan ini dan menghimbau WP lain, tetapi sebagai wajib pajak, saya secara pribadi juga menolak walaupun akhirnya manut juga.Saya barusan lihat di web MK, masih belum ada yg mengajukan judicial review atas aturan ini, artinya aturan ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya masih berlaku.

Cheers

Balas

Page 48: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

41. Diana Mar 22, 2014 at 12:36

Dear Pak Dwi,

Mohon tanya. Saya sebagai pegawai kantoran (sudah terima bukti potong) punya usaha sampingan jual selang & atap PVC, per Januari 2013. Usaha sampingan tsb omzetnya kurleb 1.5M/tahun.Pertanyaan saya:1. Apakah saya masih bisa bayar untuk tahun 2013, diugabungkan dengan laporan akhir maret ini, walau tidak ada SPT Masa?2. Kalau no 1. bisa, untuk melaporkan dalam PP46 tsb,data apa saja yang harus saya siapkan?3. Input di SPT nya, menggunakan form 1770 atau 1770 S? dan penghasilan dari sampingan ini masuk di mana ya?

Terimakasih banyak bantuannya, Pak Dwi.

Balas

o Dwi Utomo Mar 22, 2014 at 15:06

Dear bu Diana

1. Selama SPT Tahunannya belum dilaporkan, maka masih bisa setor yg 1%2. Setelah disetor ibu bisa bikin rekapan penjualan kotor PVC tersebut per

bulannya3. Karena ibu seorang karyawati, silhkan gunakan form 1770S dan rekapan bruto

dan pajak 1% tadi bisa diisikan di 1770S-II bag. A no . 14

Balas

42. setiawan Mar 22, 2014 at 00:41

selamat malam,

saya ingin menanyakan mengenai PPH final 1%saya mantan pegawai swasta dan punya npwp ( tahun 2012 lapor spt nihil krn penganguran ) , saat ini saya berjualan makanan di mobil pribadi yang selalu berpindah tempat ( baru mulai feb 2013 ), dan omsetnya kurang dari 4,8 M .saya kena pp 46 yg 1% final tidak ? lalu saya lapor nya pakai norma ?

Page 49: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

mohon pencerahan nyaterima kasih

Balas

o Dwi Utomo Mar 22, 2014 at 15:12

Selamat sore pak SetiawanBerdasarkan info yg bapak tulis saya simpulkan usaha pak Setiawan juga berlaku PP 46 juga. Khusus untuk yg penjualan jan-jun bisa dihitung dengan norma, sedangkan yg juli-des tidak perlu dihitung lagi karena sudah disetor dengan pajak final 1%. Silahkan baca artikel ini untuk rujukan sederhana.

Balas

setiawan Mar 23, 2014 at 18:08

terima kasih penjelasan nya pak dwi.. kalau spt saya 2012 pakai 1770S sedangkan sekarang pakai 1770 ya pak dwi..?pelunasan yg 1% itu kan saya blm bayar bisa sekaligus aja ya pak jun sampai dec 2013 . cara bayar nya pakai ssp ?

Balas

Dwi Utomo Mar 23, 2014 at 21:39

Dibayar sekaligus bukan berarti isi 1 SSP untuk 6 bulan tapi tetap diisi per SSP. Cara setornya bisa pakai SSP atau ATM atau billing system

Balas

43. yudi Mar 15, 2014 at 19:55

halo pak, saya pegawai di toko persewaan komik kecil, di toko saya tidak potong pajak, jadi saya gak ada bukti potongsaya mau isi spt 1770 ss, tetapi kata petugas pajak tidak bisa karena tidak punya bukti potong

Page 50: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

jadi disuruh untuk 1770, yang mau saya tanyakan pak1: apakah hitungannya tetap gaji 1 tahun – ptkp lalu dikali 5% seperti pph pasal 21 karyawan tapi pakai form 1770

2: apakah langsung dari gaji dikali 1% pph final

3: apakah saya pakai norma 00000 tentang pekerjaan bebas profesi lainnya kena 50%

terima kasih

Balas

o Dwi Utomo Mar 17, 2014 at 16:54

Sore pak Yudi, disebut pegawai umumnya karena dia bekerja pada seseorang/perusahaan, pak yudi sendiri pemilik usaha atau karyawan murni? Dan memang bener untuk SPT tahunan karyawan harus punya bukti potong dan itu dibuatkan oleh pemberi kerja.

1. Rumusnya iya sama pak, di bupot adalah akumulasi dari 12 bulan tsb2. kalau status pegawai tetap, maka ada biaya jabatan pak3. Norma berlaku untuk pekerjaan bebas profesi, dan persentasenya bervariasi

sesuai jenis pekerjaan, untuk karyawan tidak perlu norma

Balas

44. ucieadinda Mar 12, 2014 at 17:46

pak, kantor saya selalu buat faktur pajak dengan kode 030 apa itu juga harus bayar 1% .omset per tahun kurang dr 4,8M, terima kasih pak

Balas

o Dwi Utomo Mar 13, 2014 at 12:51

FP itu hubungannya dengan PPN, sedangkan 1% terkait PPh, jadi keduanya aturan tersendiri. Karena batasan PKP saat ini 4.8M juga, maka ibu bisa ajukan pencabutan PKP sehingga kewajiban yg tersisa cukup setor PPh final 1% saja.

Balas

Page 51: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

45. Landra Mar 10, 2014 at 21:04

Pak, bagaimana dengan calo jasa perantara, termasuk dlm pp 46 atau PPh Pasal 23 atau norma ya pak? tahun sebelumnya sy sebagai karyawan.?

Balas

o Dwi Utomo Mar 12, 2014 at 16:57

Yang dikecualikan di PP 46 itu adalah perantara, sayangnya tidak jelas apakah semua jenis perantara dikecualikan. Silahkan ibu hubungi AR saja karena lebih tahu proses bisnis yang lebih rinci terkait usaha sebagai perantara. Saya pribadi cenderung ke norma.

Balas

46. YULIA Mar 4, 2014 at 14:52

pak,saya mau tanya usaha di kantor saya baru mulai berjalan usahanya februari 2014 dengan omzet di bawah 4,8 milyar /tahun ato 400juta /bulan.apakah harus menggunakan pph final 1% atau pph 25?mohon di bantu pak,terima kasih.

Balas

47. priyatna Feb 20, 2014 at 10:03

Mao tanya pak, kalo aku guru les dgn penghasilan 4.500.000 apakah tetap kena pp460?

Balas

o Dwi Utomo Feb 20, 2014 at 10:53

Guru lesnya apa bekerja pada suatu bimbel/lembaga? Digaji oleh lembaga? Jika mengajar atas nama pribadi dan menerima honor atas les maka iya termasuk PP 46

Page 52: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

priyatna Feb 21, 2014 at 10:19

les dr rumah ke rumah, dan tidak tetap. Bkn guru les adalah jasa pengajar. Jd dikecualikan. Kalo pake pp46 aku byr berapa ? Kalo pake pph 25 kan cuma 12500 perbulan.

Balas

valent Mar 12, 2014 at 16:22

mohon pencerahannya pak dwi,untuk Penghasilan sebagai pemilik bimbel ( atas nama pribadi bukan yayasan) merupakan objek PP 46?

Balas

Dwi Utomo Mar 13, 2014 at 12:54

Pengajar dikecualikan pada PP 46, tapi jika pak Valent sebagai pemilik memperkerjakan beberapa orang sebagai tenaga pengajar maka kena PP 46

Balas

Yohan Mar 14, 2014 at 02:46

Boleh minta contoh perhitungan pajak untuk guru les (dr rumah ke rumah)Dengan penghasilan tidak tetap tiap bulannyaMisalnya :jan 3jtfeb 4jtmar 5jtapr 4jtmei 3jtjun 1jt

Page 53: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

jul 1jtaug 3jtsep 4jtokt 5jtnov 5jtdes 1jt

Terima kasih banyak sebelumnya

Balas

48. Priadi Jan 30, 2014 at 18:04

Salam kenal pak,

Terimakasih sebelumnya pak, bahasan2nya sangat memberi pencerahan pd saya yang awam pajak..Berikut saya ada pertanyaan: kaitannya dengan kriteria WP yang dimaksud dalam PP 46 tsb…Jika ada WP OP yang bekerja di lebih dari 1 perusahaan (sebagai Direktur Utama, Komisaris), menjadi distributor MLM, dan mendapatkan deviden, apakah termasuk yang wajib mengikuti ketentuan PP 46 ?

Thx, Frans

Balas

o Dwi Utomo Jan 31, 2014 at 11:16

Salam kenal pak FransPP 46 hanya mengatur pajak penghasilan atas usaha, sementara penghasilan atas pekerjaan (karyawan, direktur, komisaris) sudah dikenakan PPh 21 sehingga tidak dikenakan tarif 1% lagi. Sedangkan untuk distributor MLM dikecualikan dari pengenaan PP 46 juga. Deviden biasanya sudah dikenakan PPh final. Secara kasar saya tidak melihat ada potensi PP 46 atas 3 sumber penghasilan diatas.

Balas

Priadi Feb 3, 2014 at 11:47

Page 54: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Pagi pak,Sepakat pak.. Tapi untuk Desember kemarin (WP OP yang sama), pengajuan Pbk kami yang seharusnya Kode MAP-Kode Setor 411125-100 tertulis 411121-100 ditolak oleh KPP mengacu pada PP 46 pasal 2, pasal 3 ayat (1) & SE-42/PJ/2013 sehingga seharusnya menurut KPP menjadi 411128-420 Bagaimana menurut pendapat bapak?Terimakasih, Salam # Frans #

Balas

49. iva_gjt Jan 24, 2014 at 16:18

siang pak, mohon dibantu pak solusinya, saya agak terlambat dpt informasi ttg PP no 46, dan baru menyadari kl omzet 2012 kami kurang dari 4,8 M. Sedangkan kami sdh terlanjur bayar pph 25 badan dgn perhitungan yg lama pak (Jan – Des 2013), pertanyaan kami adalah :

1.Bagaimana tahap2 pembetulan dr masing2 bulan yg telah kami bayar pph 25 nya.

2.Info yg kami dpt pph 25 yg terlanjur dibayar bs dipindahbukukan dengan mengajukan surat ke kpp,, nah isi suratnya nti utk point dipindah bukukan di sini maksudnya dipindahbukukan ke mana pak?

Kami jg mempunyai bukti potong PPh 23 dr rekanan kami. untuk perlakuan bukti potong tsb bagaimana pak? apa masih bisa dikreditkan dlm SPT Tahunan Badan, ato ada prosedur/peraturan lain pak ?Utk tarip 1% itu dihitung dr omzet bruto perbulan, ato harus disetahunkan dulu pak (yg DPP ato PPN pak) ?Selisih dr perhitungan pph 25 yg lama dengan tarip 1% dr omzet, itu nanti bagaimana sistem dan proses pembayaran dan pelaporannya pak

Mungkin itu dulu pak, mohon dengan sangat bantuan penjelasannya krn trs terang ini masih baru bagi kami dan kami msh agak bingung pak, jd maaf jg kl pertanyaannya banyak.

Sebelumnya trimakasih banyak pak, jangan kapok ya pak

Balas

o Dwi Utomo Jan 28, 2014 at 09:44

Siang bu Iva

Page 55: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

1. Dengan asumsi bahwa perusahaan bu Iva belum setor 1% maka bisa diajukan Pbk ke PPh final 1%

2. Di-Pbk artinya dari jenis kode pajak PPh 25 ke jenis pajak PPh Final 1%3. Bukti potong PPh 23 nantinya menjadi kredit pajak bu4. Tarif 1% dihitung atas omset per bulannya ya bu5. Jika selisih itu karena PPh 25-nya yg lebih besar maka, atas selisih lebih tsb bisa

di-Pbk ke jenis pajak lainnya6. InsyaAlloh nggak kapok bu

Balas

50. Yessica Novia Chandra Jan 20, 2014 at 16:36

Siang, Pak.Sebenarnya saya masih bingung dengan peraturan baru ini.Jika Omzet toko saya tidak melebihi 4.8 M maka saya membayar PPh final 1%, lalu bagaimana dengan PPn saya, pak? Apakah masih perlu dilakukan pembayaran?Kondisinya begini. Saya mempunyai toko yg berbentuk PT bergerak di penjualan kain. Omzet saya dalam setahun tidak melebihi 4.8M. Saya mendapat saran dari orang lain bahwa jika keadaannya sudah begini maka saya tidak perlu membayar PPn lagi, tapi membayar PPh saja. Apakah ini benar, Pak? Mohon petunjuk dari Bapak. Terima Kasih sebelumnya

Balas

o Dwi Utomo Jan 28, 2014 at 11:57

Siang b. NoviSaat ini dengan terbitnya PMK 197/PMK.03/2013 yg berlaku sejak 1 jan 2014, memang memberikan pilihan bagi WP PKP yg omsetnya <4.8M untuk memilih apakah status PKP-nya dicabut atau tetap jalan. Jika memilih untuk dicabut maka kewajiban setor dan lapor PPN-nya otomatis hilang

Balas

51. wynda Jan 15, 2014 at 11:36

Pagi pak Dwi, untuk petani sawit jika lahannya hanya sedikit dan omset di bawah 4.8M, apakah terkena PP 46 ini ?

Page 56: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

o Dwi Utomo May 2, 2014 at 21:57

Iya rekan Wynda

Balas

52. mirzaadr Jan 10, 2014 at 16:42

pph final 1% ini ada hubungannya dengan ppn apa ga ya?apakah hanya menyangkut ke pph tahunan?

Balas

o Irfan Hartono Jan 11, 2014 at 13:12

tidak terkait dengan PPN Pak.

Balas

mirzaadr Jan 16, 2014 at 13:29

klo ada situasi begini:situasi1:“Penjualan saya 8M (orang pribadi) tapi saya bagi menjadi 2 yaitu 4m ke toko A dan 4M ke toko B, maka tiap bulan saya bayar ke negara 80juta klo merujuk ke pph final 1%”

situasi ke 2:“Penjualan saya 8M DPP+PPN (PKP) dengan margin keuntungan yg diisyratkan dari supplier 10% maka saya jual ke cust 7.2m dan ppn keluaran 720juta, dan hpp saya jika keuntungan yg diisyaratkan 10% maka 6.5M ppn masukan saya 650juta”

bisa dsimpulkan saya bayar utk bualan tersebut 720juta-650juta=70juta

Page 57: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

trus yg saya tanyakan lebih baik pkp dengan bayar ppn atau orang pribadi merujuk ke pph final 1%?

Balas

Agus Surya Apr 25, 2014 at 16:12

PPh dan PPN beda pak. Pada situasi1 bpk bercerita ttg PPh sedangkan situasi2 ttg PPN. Sepanjang bapak belum dicabut PKP nya, kewajiban PPN tetap jalan. Dikenakan atas penjualan (omset) sblm PPN Keluaran.Sedangkan PPh Final 1% lebih berfungsi pengganti PPh25. Kebetulan pula dasar penarifannya dikaitkan dengan omset jadi sering salah kaprah dengan PPN.

Balas

Dwi Utomo May 2, 2014 at 21:55

Terima kasih pak Agus, jawabannya sangat membantu

Balas

53. agus Jan 8, 2014 at 13:06

pak dwi..saya mw tanya tentang bagaimana bentuk laporan keuangan laba rugi koperasi terkaitan penerapan PPh final 1% ? SHU setelah pajak = SHU sebelum pajak dikurangi pajak…apakah pajak yang dimaksud ini pajak PPh final 1 % ?

Balas

54. fachry Jan 2, 2014 at 21:53

setelah kami membayar tarif 1%dari omset ternyata laporan keuangan kami mengalami rugi bagaimana perhitungan tarif pajak tahunan badan dan bagaimana omset yg sudah kami bayar 1% apa bisa d kembalikan kalau tidak bisa berarti kita tidak perlu bikin laporan keuangan dalam laporan tahunan pajak karana ga ada fungsinya jadi seolah 2 rugi atau untung tidak ada pegaruh untuk dilaporkan , mohon jawabannya ?

Page 58: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

o Irfan (co-admin) Jan 2, 2014 at 22:30

Selamat malam Pak Fachry, ijinkan saya mewakili Pak Dwi yang sedang kurang enak badan untuk menjawab pertanyaan Pak fachry. Untuk perhitungan SPT tahunan 2013 ini ada dua jenis penghasilan. yaitu atas pengasilan dari omzet dari januari s.d. juni, adalah bukan final. sedangkan untuk penghasilan dari omzet juli s.d. desember adalah bersifat final. silakan dihitung penghasilan di semseter pertama, jika memang rugi dan ada kelebihan bayar maka bisa dilakukan restitusi. catatan: kelebihan bayar di sini hanyalah dari pembayaran PPh non final saja seperti PPh 25, PPh 22 dan PPh 23. Sayangnya untuk PPh final 1% memang tidak mengenal untung dan rugi.

Balas

55. Adi Dec 31, 2013 at 13:51

Pagi saya ……..Sya Adi,Saya sedan mendirikan Perusahaan di bidang Jasa Tours & Travel,saya sangat tidak paham dengan masalah pajak mohon pencerahannya.Perusahaan saya berbentuk PT.efektif 2014.mohon di berikan penjelasan: Pajak apa saja yang harus saya bayar nanti setelah perusaan itu ber jalan. dan berapa % ke wajiban pajak yang harus di bayarkan,mulai dari pajak bulanan sampai pajak tahunan.atas bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Adi

Balas

o Irfan Hartono Jan 3, 2014 at 20:08

salam, pak adi. jika bapak sedang mengurus pendirian perusahaan, maka pasti bapak juga mengurus NPWP ke kantor pajak juga kan?jangan sungkan untuk minta konsultasi kepada petugas pajak di sana, pak. konsultasi yang bersifat khusus seperti ini akan lebih memudahkan bapak untuk mengerti apa saja kewajiban perusahaan bapak.namun secara umum, pajak yang nantinya akan menjadi kewajiban perusahaan antara lain adalah PPh dan PPN.untuk PPh, bapak bisa membaca artikel pada link dibawah ini, apakah bapak

Page 59: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

memenuhi kriteria sebagai wajib pajak yang dikenai PPh final 1% atau tidak.http://amsyong.com/2013/07/sosialisasi-pp-no-46-tahun-2013/http://amsyong.com/2013/08/pajak-1-saatnya-anda-tahu-pp-46-tahun-2013-latar-belakang-1/http://amsyong.com/2013/08/pajak-1-saatnya-anda-tahu-pp-46-tahun-2013-apakah-saya-wajib-kena-2/http://amsyong.com/2013/08/pajak-1-saatnya-anda-tahu-pp-46-tahun-2013-tata-cara-setor-3/http://amsyong.com/2013/08/pajak-1-saatnya-anda-tahu-pp-46-tahun-2013-tanya-jawab-4/jika ternyata tidak memenuhi, bolehlah kita bahas di kemudian hari. hehehe

untuk PPN, maka selain mendaftarkan untuk mendapat NPWP, bapak juga harus mendaftar untuk dikukuhkan sebagai PKP atau Pengusaha Kena Pajak.hal ini erat kaitannya dengan penerbitan faktur pajak. apalagi bapak nanti akan bermitra dengan perusahaan lain seperti maskapai penerbangan dan lain-lain. biasanya mereka akan meminta status mitra mereka sudah dikukuhkan sebagai PKP.besarnya PPN adalah 10%, menjadi beban bagi pengguna jasa perusahaan Pak Adi. Pak adi diminta membantu negara untuk memungutkan PPN dari mereka. kadang juga tidak perlu memungut, namun disetorkan sendiri oleh konsumen. yang seperti itu contohnya adalah jika perusahaan pak adi menjual jasa “penjualan tiket” dari perusahan maskapai penerbangan BUMN.secara garis besarnya seperti itu pak, namun saya tetap menyarankan bapak untuk konsultasi dengan petugas pajak di sana. agar bapak bisa menjelaskan secara detail usaha bapak, lalu petugas pajak juga akan menjelaskan sesuai kebutuhan perusahaan Pak Adi.demikian.

Balas

56. aryani nurbawa Dec 21, 2013 at 03:47

Pak, saya Aryani dari papua mau tanya. pph psl 4 peerhitungannya bagaimana dengan pasal 22 jasa konstruksi. Misal saya di bulan nopember ada omzet 300.000.0000 yang sudah dipotong pasal 22 sebesar 2%. Apakah saya juga setor 1% dari 300.000.000? Terus perhitungan spt tahunannya bagaimana? Terimakasih.

Balas

57. Farida Dec 19, 2013 at 16:12

Page 60: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Siang pak,CV t4 saya kerja baru membuat NPWP tahun lalu Mulai Nov dengan omzet 7.200.000.Omzet didapat dari proyek-proyek yang dikerjakan. Adapun proyek ada yang dari luar dan dalam negeri dan omzet nya tergantung proyek yang dikerjakan.Pada bulan jan-Jul, CV memiliki omzet,dan melapor tapi tidak membayar pajak (NIHIL) dengan form pasal 25.Bulan Ags-Nov belum melapor.

Yang saya tanyakan:1. Perhitungan wajib pajak untuk bulan jan-jun gimana ya pak?2. Pajak dibedakan seperti apa untuk proyek dalam dan luar negeri(memakai dolar)?3.Bagaimana cara menghitung pajak per bulan ags-nov?apakah terkena denda?

Balas

o Dwi Utomo Dec 19, 2013 at 16:47

Selamat sore bu, dengan ibu ida yaOmset 7,2jt tsb apakah omset pada SPT tahunan 2012 kemarin atau bulan apa? Saat ini CV ikut PP 46 atau tidak bu?

1.Untuk pajak jan-jun masih ikut angsuran PPh 25, kalau hasil hitungan dari SPT badan 2012 nilai angsurannya 0 berarti udah bener yg CV lakukan (lapor SSP PPh 25 nihil)2.Untuk penghasilan dari luar negeri biasanya dikenakan tarif P3B, pastikan dulu apakah sudah dipotong pajak di negara asal atau belum. Untuk omset dalam negeri dihitung bisa dengan PPh 25 atau PP 462.Nah itu tadi apakah saat ini ikut PP 46 atau tidak, pastinya jika omset dalam negeri tahaun 2012 masih dibawah 4,8M maka tahun ini setor 1% diluar penghasilan luar negeri.

Balas

Farida Dec 20, 2013 at 16:49

terimakasih pak,tahun 2012, angsurannya ‘nihil’, dengan SPT akhir tahun 37k.

menurut dinas pajak, pajak pasal 25 yang diangsur ‘nihil’ selama jan-jun utk 2013, untuk juli dst diganti pp no 46.apakah itu artinya jan-jun, cv tidak terbebani pajak, dan mulai juli, cv mulai dikenai pajak dengan perhitungan 1% omzet perbulan?.

Page 61: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

bagaimana dengan perhitungan setahunnya?terimaksih sebelumnya,,

Balas

Dwi Utomo Dec 20, 2013 at 18:04

Sore bu Ida.Untuk jan-jun ada pajak, tapi karena angsurannya nihil di SPT maka ya laporkan nihil saja. Tetapi nanti untuk omset jan-jun (jika ada) dihitung lagi pajaknya. Yg omset jul-des karena sudah disetorkan 1% dan final maka tidak perlu dicari lagi. Ilustrasinya ada di sini.

Balas

58. Gunawan Dec 18, 2013 at 23:45

Pak Dwi, jika omset setahun diatas 600 juta dan dibawah 4,8milyard, apakah saya harus menjadi PKP? Saat ini status saya masih non PKP. Langganan saya semua home industri, jadi tidak memerlukan PPN. Sebab saya pernah membaca bahwa jika omset diatas 600 juta, WP diharuskan menjadi PKP.Terima kasih atas infonya.

Balas

59. Gunawan Dec 18, 2013 at 23:44

Pak Dwi, jika omset setahun diatas 600 juta dan dibawah 4,8milyard, apakah saya harus menjadi PKP? Saat ini status saya masih non PKP. Langganan saya semua home industri, jadi tidak memerlukan PPN. Sebab saya pernah membaca bahwa jika omset diatas 600 juta, WP diharuskan menjadi PKP.Terima kasih atas infonya.

Balas

60. fitri Dec 6, 2013 at 18:34

Page 62: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat sore Pak,saya mau tanya… saya bekerja di sebuah Yayasan Perguruan Tinggi… apakah untuk Yayasan juga berlaku PP 46 apabila pendapatan kami dalam 1 tahun < 4,8 M?

Balas

o Dwi Utomo Dec 8, 2013 at 01:08

Selamat malam bu FitriMaaf baru sempat balasPeraturan ini berlaku jika dalam yayasan ada bidang usaha komsersial, sementara jika hanya semata-mata sosial maka tidak kena. Tetapi kewajiban lapor SPT tetap berlaku.

Balas

61. dessy h Nov 30, 2013 at 16:23

maaf saya mau bertanya..perusahaan kami omset msh dibwh 4,8M..dan baru tau hari ini kalo kami diminta membayar pph secara final bkn psl.25 seperti biasanya (jan-oktober2013)..yang kami bingung bagaimana dengan pph 23 yg telah dipotong dan dilaporkan oleh klien??bagaimana kamimenghitung pph finalnya???misal omset bulan oktober 230.000.000, ps 25 yg telah disetor tiap blnnya 266.715 dan pph 23 yg telah dipotong dibln oktober 4.600.000..brp pph final yang harus kami setor???karena tiap bln pph 23 kami yg telah dipotong dan laporkan 2% dari nilai invoice..terimakasih..

Balas

o Dwi Utomo Dec 2, 2013 at 10:37

Selamat (senin) pagi bu DessyMohon maaf telat balasUntuk PPh 23 yang sudah terpotong nanti akan dijadikan kredit pajak pada SPT Tahunan. Sedangkan sejak juli dst, usaha ibu tetap setor 1%-nya dari omset bulanan. Dari contoh oktober berati 1% yg disetor 2.300.000

Balas

Page 63: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Ades (L) Apr 16, 2014 at 23:45

Selamat malam Pak Dwi,Misal sampai dengan Desember 2014 nanti perusahaan saya masih beromzet di bawah 4,8 milyar.Dimana setiap bulan saya tertib bayar PPh Final 1% dari Omzet bulanan sesuai PP No. 46, dan setiap bulan pula saya mendapatkan Bukti Potong PPh 23 dari Klient kami atas jasa penyewaan kendaraan.Berarti nanti pada saat Laporan Tahunan, Bukti Potong PPh 23 tersebut dapat dikreditkan atau dipindahbukukan untuk pengurang PPh Final Masa Desember 2014 yaa Pak.

Yang menjadi pertanyaan saya :1. Bagimana jika PPh Final Masa Desember 2014 tersebut lebih kecil dari Total Bukti Potong yang saya terima selama tahun takwim 2014.2. Jika PPh Final lebih besar dari Total Bukti Potong PPh 23 selama tahun takwim 2014 sudah pastinya saya hanya membayar kekurangannya saja yaa Pak Dwi tapi tentunya semua setelah melalui proses Pemindahbukuan.

Mohon pencerahannya Pak untuk persiapan nanti.Terima kasih sebelum dan sesudahnya.

Salam Pajak.

Balas

Dwi Utomo Apr 17, 2014 at 11:14

Selamat siang pak AdesBupot PPh 23 nantinya jadi kredit pak, kecuali pak Ades sudah punya SKB PPh 23 maka klien tidak perlu potong PPh 23 lagi.

1. Karena PPh 23 tidak bisa di-Pbk maka tidak bisa dikompensasikan ke PPh final 4 ayat (2)

2. Kembali lagi ke poin 1, jadi yang bisa diperbandingkan dengan pajak 1% adalah PPh 22 atau PPh 25 yg terlanjur angsur pak

Balas

Ades (L) Apr 18, 2014 at 13:11

Page 64: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Terima kasih Banyak Pak Dwi atas pencerahan dan penjelasannya yang sangat cukup jelas sekali.

Semoga kami dan rekan-rekan menjadi WNI yang tertib pajak.

Dan semoga sukses buat semua…amiin..

Balas

Dwi Utomo Apr 21, 2014 at 10:05

Terim kasih pak Ades, tertib bayar pajak dan selalu kritis dengan penggunaannya

Balas

62. enyma Nov 24, 2013 at 14:34

pak, mau tanya jika usaha grosiran kan % nya sedikit, omset besar tapi laba % kecil. misalnya laba 5% dari omset, apakah tetap 1% yang harus di setor ? terima kasih

Balas

o Dwi Utomo Nov 24, 2013 at 14:37

Iya bu. Tetap 1% tarifnya. Flat bagi OP ataupun badan.

Balas

63. ibnu Nov 21, 2013 at 00:31

jika petani dan peternak itu yang kurang dari 4,8 m kena 1 persen ato gimana mas?

Balas

Page 65: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Nov 21, 2013 at 11:21

Iya termasuk juga mas Ibnu. Ya dari hasil panen atau penjualan ayam potong.

Balas

64. suwanto Nov 18, 2013 at 11:55

Beri contoh 1 orang PNS tentang PP 46 2013dan Badan Koperasi Simpan Pinjam

Balas

o Dwi Utomo Nov 18, 2013 at 13:46

Siang pakMaksudnya contoh untuk kegiatan apa ini pak?Jika hanya bekerja sebagai PNS saja, maka sudah dipotong PPh 21 oleh instansi pak.Untuk koperasi simpin, tarif 1% dikalikan atas pendapatan bunga simpanan

Balas

65. manda Nov 16, 2013 at 00:35

Malam pak, maaf saya awam sekali dengan perpajakan. Saya ingin sedikit merepotkan nih. Setelah baca dan tanya ke AR ada yg masih saya bingung untuk bayar pajak. Kasus saya berbentuk PT bertransaksi dengan pt kawasan berikat. Otomatis saya tidak bayar ppn kan pak. Untuk pph, baru ada transaksi dengan omsetJuli : 16.000.000Agustus : nihilSeptember : 31.000.000Oktober : 44.000.000Perhitungan pajak pph dikalikan 1% saja pak?Apa tidak memperhitungkan beban yg dikeluarkan?Apa saja kewajiban saya pakMaaf pak mohon dibantu, karna AR saya kurang bersahabat hihihihihiTerimakasih banyak

Page 66: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

o Dwi Utomo Nov 16, 2013 at 11:42

Selamat siang rekan Manda

1.Ya benar, PPh 1% kalikan dengan omset per bulan, kecuali yang bulan agustus tidak perlu setor karena nihil omsetnya 2.Beban yang dikeluarkan tidak diperhitungkan pada pajak 1% ini, tetapi tetap dirincikan pada laporan laba rugi di SPT Tahunan nanti 3.Kewajiban badan atau perorangan? Jika badan lapor SPT Masa PPN, SPT Masa PPh 21 dan lain yang terkait.4.Minta aja ditukar dengan AR lain rekan, bisa aja kok asal disampaikan ke yang berwenang (atasan AR tsb)

Semoga bisa membantu

Balas

manda Nov 16, 2013 at 12:25

wah trimakasih pak sangat membantu

Balas

Dwi Utomo Nov 18, 2013 at 08:39

Sama-samaSenang bisa membantu

Balas

66. acok Nov 14, 2013 at 13:04

Siang pak..!!

saya pernah konsultasi ke AR dan AR masih kebingungan menjawan pertanyaan2 saya tentang PPH 1% dan SPT tahunan tahun berikutnya ? begini pertanyaan saya mohon kiranya bapak bisa memberi pencerahan :

Page 67: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Acuan pengenaan PPh 1% tahun (2012) omset 4,8 milyar lbh 4.8m peraturantetap mengacu tarif yang lama = cukup jelasefektif PPh final psl 4 ayat 2 (juli) perproject 1%tidak termasuk PPn= ckp jelasperusahaan kami adalah perusahaan jasa (periklanan) yang pendapatan tidakmenentu, artinya kadang bulan agustus 2milyar, 400jt, 900jt , tidak lbh4,8M dan hrs setor 1%, tetapi ternyata dibulan desember dpt pekerjaan8milyar sedangkan perusahaan sudah setor 1% dibulan agustus..untuk kasusseperti ini apa yang harus dilakukan??untuk SPT tahunan perhitungan PPh omset 1 tahun dikurangi HPP dan biaya2umum dan adm ketemu tafsiran PPhnya setelah itu dikenakan tarifprogressif atau taruf tunggal disesuaikan tafsirannya, setelah itu dikuranganggusaran PPh 25 dan kredit pajak pph23/22…dengan adanya PPh final 1% ini yang tidak bisa diperhitungkan “karena bersifat final” bagaimana dgn PPh 1% yg sudah disetor dan perhitungan SPT tahunan tersebut?

mohon penjelasan untuk kasus tersebut diatas..

terimakasih atas perhatiannyaberikutnya bisa nihil

Balas

o Dwi Utomo Nov 16, 2013 at 11:37

Selamat siang juga pak AcokMaaf telat responnya.

1.% atas omset per bulan, misal dalam 1 bulan ada 2 project ya jumlahkan dulu omset keduanya kemudian kalikan 1%. Untuk yg desember 8M, ya kalikan juga dengan 1% untuk setoran PP 46-nya. Jika dalam tahun ini ternyata omsetnya melebihi 4,8M, maka tahun depan kembali menerapkan angsuran PPh 25.2.Untuk perhitungan SPT dalam hal ini SPT badan, maka laba semester 1 dikali tarif PPh pasal 17, kemudian dikurangi dengan kredit pajak, maka itulah yang dilporkan pada SPT Tahunan. Untuk omset juli-desember dan pajak 1% yang terutang tetap dilaporkan pada SPT TahunanReferensi hitunganReferensi pelaporan

Balas

MOCHAMAD SYAFRUDIN Apr 15, 2014 at 03:35

Page 68: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

disini saya bingung pa kan di bulan desember itu omzetnya > 4,8 M jadi tidak perlu pake PP 46 yang 1% tapi pake perhitungan lama kan aturan di PP 46 th 2013 jelas yang kena pph 1% adalah apabila pedapatan Brutonya <= 4,8 M

Balas

Dwi Utomo Apr 15, 2014 at 08:12

Untuk tahu tahun pajak 2013 wajib gunakan PP 46 atau tidak adalah dengan melihat jumlah omset pada tahun pajak 2012 apakah sudah melebihi atau belum. Pada contoh tsb diasumsikan tahun pajak 2013 menggunakan PP 46, sehingga sampai dengan bulan desember 2013 sekalipun omset sudah melebihi 4.8M tetap menggunakan PP 46, barulah pada tahun pajak 2014 kembali lagi ke angsuran PPh 25

Balas

67. eli Nov 13, 2013 at 13:17

siang Pak,saya mau nanya, kalo untuk perusahaan baru bagaimana pemberlakuan pp 46 tahun 2013 ini, perusahaan berdiri bulan mei 2013, terdaftar sebagai PKP bulan Juni 2013, omsetnya sbb:Mei : 10.000.000Juni : nihiljuli : 32.000.000agustus : nihilseptember : 220.000.000perhitungan pph final 1% nya bagaimana pak? batas waktu untuk setor dan lapornya bgmana juga? mohon pencerahannya, terimakasih.

Balas

o Dwi Utomo Nov 13, 2013 at 15:32

Sore bu EliKarena terdaftarnya di tahun ini sebelum PP 46 diterapkan, maka penghasilan dari sejak berdiri hingga bulan sebelum PP 46 diterapkan harus disetahunkan. Jadinya

Page 69: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

omset mei s.d x 12/2 = 10.000.000 x 12/2 = 60jt. Kondisi usaha ibu dikenakan PP 46.

Hitungannya? Karena mulai berlaku bulan juli, makaJuli = 32.000.000 x 1% = Rp.320.000Agustus = 0 x 1% = Rp.0September = 220.000.000 x 1% = 2.200.000Bulan juli & agustus ibu setor senilai diatas

tentang setor bisa dibaca disinitentang lapor bisa dibaca disini

Balas

68. Lina Nov 9, 2013 at 12:36

Pak, yang saya ketahui untuk perusahaan baru yang beroperasi kurang dari 1 tahun pada tahun 2013 (operasional nya mulai mei 2013) maka masih menggunakan PPH pasal 25 walaupun omsetnya tidak melebihi 4.8M. Mohon pencerahannya. Info ini saya dapatkan dari AR saya.Terima kasih

Balas

o Dwi Utomo Nov 9, 2013 at 20:32

Malam Bu Lina Semoga hanya miskomunikasi saja karena aturannya seragam

Saya kutipkan dari PMK-107/PMK.11/2013 pasal 3 ayat (3), (4) & (5) dengan ilustrasinya.

(3) Dalam hal peredaran bruto dari usaha pada Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak meliputi jangka waktu 12 (dua belas) bulan, pengenaan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada jumlah peredaran bruto Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak bersangkutan yang disetahunkan. contoh: PT berdiri Agustus 2012 dan omset usaha hingga desember 2012 400jt, maka jika disetahunkan 12/5 x 400jt = 960jt

(4) Dalam hal Wajib Pajak baru terdaftar pada tahun pajak 2013 sebelum Peraturan Menteri ini berlaku pengenaan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalamt Pasal 2 ayat (1) didasarkan pada jumlah peredaran bruto dari

Page 70: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

bulan saat Wajib Pajak terdaftar sampai dengan bulan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini yang disetahunkan. Contoh: PT berdiri januari 2013, baru terima mulai bulan mei 2013 dan omset dari mei-juni 2013 adalah 500jt, maka jika disetahunkan 12/2 x 500jt = 3M

(5) Dalam hal Wajib Pajak baru terdaftar sejak berlakunya Peraturan Menteri ini, pengenaan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) didasarkan pada jumlah peredaran bruto pada bulan pertama diperolehnya penghasilan dari usaha yang disetahunkan Contoh: PT berdiri agustus 2013 dan pada bulan agustus sudah mendapat omset 200jt, maka disetahunkan 12/1 x 200jt = 2,4M

Karena 3 contoh semua omsetnya dibawah 4,8 M maka wajib PP 46

Balas

69. Gerald Oct 30, 2013 at 15:53

Selamat Siang Pak, saya ingin bertanya. misalkan kita wajib pajak yang punya usaha dan dikenai PPh final serta tidak dipungut/ dipotong oleh pihak lain. Nah,kalau kita punya transaksi diluar usaha kita tersebut kira2 termasuk dikenai PPh final gak pak?dan tidak dipotong/dipungut oleh pihak lain lagi gak? Terima Kasih pak

Balas

o Dwi Utomo Oct 30, 2013 at 16:43

Sore pak GeraldPenghasilan diluar “usaha” itu maksudnya apa ya pak?Penghasilan sebagai karyawan, penghasilan atas pekerjaan bebas, penghasilan dari konstruksi itu semua memang dikecualikan dari pengenaan PP 46.

Balas

Gerald Oct 30, 2013 at 17:49

kalau misalkan begini pak, saya punya usaha atau perusahaan yang bergerak di bidang konsultan pak (otomastis kena pph 23 atas usaha saya),

Page 71: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

kalau saya punya usaha selain sebagai konsultan maksudya pak tapi masih tetap bernaung di perusahaan saya. Terima kasih sebelumnya palk Dwi

Balas

Dwi Utomo Oct 30, 2013 at 22:49

Selama usaha lain tersebut bukan termasuk yang dikecualikan dari PP 46, berarti ya tetep kena pak. Nanti omset per bulannya gabungkan dulu dan kalikan 1%

Balas

70. rahayu Oct 10, 2013 at 20:40

pak saya mau nanya, jika rumah sakit di kenakan pajak final 1 %, apakah omzet dari penjualan obat masuk dalam perhitungannya, padahal obat sudah dikenakan ppn? terimakasih sebelumnya.

Balas

o Dwi Utomo Oct 10, 2013 at 20:58

PP 46 hanya mengatur tentang PPh saja bu, tidak mempengaruhi PPN. Aturan pengenaan PPN untuk obat masih berlaku seperti biasa.Begitu bu Ayu

Balas

71. Ade Oct 9, 2013 at 13:00

Pak, sy pengusaha UKM baru (eceran) di ITC dgn norma 30% (termasuk WPOP).Sesuai anjuran AO Pajak, tiap bln setor SSP pph 25 (omzet rata2 hanya 6 jt/ bln) di kantor pos, dan kaget krn baru saja tahu klo ada aturan PP 46 ini (1%).

Pertanyaan:1) apakah sy harus berhenti setor pph 25 (Feb-Sep’13) berganti ke pp 46 (bulan Okt’13 ini) ?

Page 72: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

2) Formulirnya sama spt SSP atau ada formulir baru ? Trus, di awal tahun 2014 harus tetap pelaporan SPT tahunan yah ?3) Klo isi SPT tahunan rumusannya berubah lagi, sy bingung itung SPT-nya lagi.. 4) Klo bisa, bikin donk artikel isi SPT tahunan 2014 dgn contoh perhitungan “kasus umum” spt sy, krn banyak temen2 jua gak tahu caranya isi SPT dgn perubahan baru ini. Arti pph final aja kagak ngerti kuatir “salah isi”Maaf banyak tanya, sy bingung & awam banget ama pajak.. Thx.

Balas

o Dwi Utomo Oct 9, 2013 at 13:24

Sebelum menjawab, saya bingung dengan istilah AO, mungkin AR/Account Representative

1. Untuk masa Jan-Jun 2013 tetap setor PPh 25. Sementara untuk yang bulan Juli-September 2013 dilakukan pemindahbukuan ke kode yang seharusnya (411128-420) tata cara Pbk lihat bisa baca disini2. Untuk saat ini (juli-des 2013) hanya wajib setor saja pak tidak perlu lapor, nanti wajib lapornya per januari 2014 bisa baca disini3. Rumusnya nggak banyak berubah, hanya kali ini dipisahkan menjadi 2 bagian. Saya buat artikelnya disini4. Untuk pengisian ke SPT Tahunan pasti akan saya buatkan menjelang tutup tahun nanti, saya pribadi masih was-was apakah akan ada perubahan format SPT Tahunan atau tidak.

Silahkan tanya pak, daripada sesat dijalan

Balas

Ades (L) Apr 16, 2014 at 23:52

Pak Dwi….untuk tahun 2014 apakah saya tetap harus Lapor PPh 25 atau tidak ?, karena saya jadi bingung dengna adanya PPh Final tersebut jika masih harus lapor PPh Pasal 25

Balas

Dwi Utomo Apr 17, 2014 at 11:16

Page 73: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Tidak wajib lagi angsur PPh 25 pak, sudah ada ketentuan yang mengaturnya

Balas

Ades (L) Apr 18, 2014 at 13:15

Terima kasih banyak Pak Dwi atas pencerahan dan bimbingannya.Semoga sukses terus buat Pak Dwi…amiin

Balas

72. sri Oct 8, 2013 at 19:19

Bagaimana dgn jasa perantara,seperti biro jasa pengurusan surat atau dokument. apakah perjitung pp 46? atau tetap pph 25?

Balas

o Dwi Utomo Oct 8, 2013 at 20:24

Ibu Sri, usaha ini statusnya orang pribadi atau perusahaan?Jika perorangan maka tetap PPh 25, karena masuk di pekerjaan bebasJika badan hukum terhitung PP 46

Balas

73. Dwi Utomo Oct 8, 2013 at 13:39

Tetap menggunakan norma bu. Di PER-31/PJ/2012 dijelaskan pada lampirannya, penghasilan yang dikenakan pajak adalah Bruto x 50% untuk kondisi bukan pegawai dan tidak selalu menerima penghasilan secara berkesinambungan

Balas

74. Lili Oct 8, 2013 at 11:23

Page 74: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat pagi, Pak Dwi….Terima kasih atas jawabannya yang sangat membantu. Jadi, untuk agen property seperti saya, perhitungannya tetap memakai norma ya? Dan apakah benar, jika kantor saya melakukan pemotongan pajak setiap bulan, tetapi nilai normanya 50 %? Kalau melihat tabel norma, saya lihat nilainya 40 %. Saya selalu meminta bukti potong pajak sehingga saya bisa melakukan laporan SPT dengan bukti potong itu. Dan apakah saya masih dikenakan pemotongan pajak yang lain lagi? Thanks.

Balas

75. Lili Oct 8, 2013 at 01:24

Selamat malam, Pak Dwi Utomo & salam kenal.Pak, saya seorang agent property free lance & memiliki NPWP. Pertanyaannya, apakah untuk profesi saya ini terkena pajak final 1%? Dan apakah saya tetap melaporkan pajak penghasilan saya (PPh 21) memakai norma perhitungan untuk agen properti (norma 182 dengan nilai 40 %)?Mohon bantuannya karena saya sangat awam tentang pajak.Thanks.

Balas

o Dwi Utomo Oct 8, 2013 at 05:27

Selamat pagi ibu Lili yaAgen property yg freelance tidak dikenai Pajak Final 1%. Kenapa? Karena itu termasuk kategori pekerjaan bebas, sekalipun agen property statusnya sebagai karyawan di perusahaan juga tidak dikenai Pajak final 1% karena bukan pengusaha. Jadi kategori wajib pajak final 1% adalah pengusaha, lokasi usahanya bukan di ruang publik, bangunan permanen dan omset <4,8MSemoga bisa membantu

Balas

76. Hifa Oct 4, 2013 at 17:07

bagaimana cara menghitung omset perusahaan ? apakah menggunakan laporang keuangan atau apa? mohon bantuaannya sy masih pemula untuk usaha dan membyar pajak.

Page 75: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

o Dwi Utomo Oct 4, 2013 at 18:37

Ini ibu Hifa ya? Maaf kalau salahLaporan keuangan tetap dibuat seperti biasanya, sepertiLaba rugi, neraca dan penyusutan. Hanya saja nanti laba yang dikalikan tarif pajak adalah laba untuk periode Januari-Juni saja. Selengkapnya bisa baca disini

Balas

77. M.IQBAL Sep 28, 2013 at 16:50

Pak dwi mohon pencerahannya, bgm pak cara perhitungan angsuran pph pasal 25 badan tahun 2014, dimana tahun 2013 ini kami sdh dikenakan pph final 1 persen, misalkan omzet jan sd juni 2013 3M dan omzet juli sd des 2013 5M, mohon dibantu pak cara perhitungannya.tks

Balas

o Dwi Utomo Sep 28, 2013 at 19:47

Hari kerja besok ya pak, insyaAlloh saya postingkan perhitungannya

Balas

o Dwi Utomo Sep 30, 2013 at 10:53

Sesuai janji saya pak, bisa dibaca cara menghitung pajak tahunan PPh 2013 disini

Balas

78. M.IQBAL Sep 28, 2013 at 12:11

Saya jg sdh mengurus SKB dan sy jg sdh baca per 32/pj/2013 yg mensyaratkan legalisasi fotocopy skb dimana salah satu persy legalisasi hrs melampirkan ssp yg telah dibayar,

Page 76: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

bgmn pak jika skb lsg sy lampirkan ke bendaharawan pemerintah tanpa harus dilegalisasi apakah pihak bendaharawan akan tetap memotong pph ps 22 atau tidak?

Balas

o Dwi Utomo Sep 28, 2013 at 12:40

Pada dasarnya SKB terbit untuk rekanan bukan bendahara oleh karena itu SKB perlu diberi legalisir. Menurut opini saya pribadi sekedar ditunjukkan saja maka bendahara sudah paham, tetapi untuk keperluan arsip/administrasi dinas memang sebaiknya tetap yang fotokopi legalisir, jadi SKB asli tetap bapak pegang sendiri

Balas

79. M.IQBAL Sep 28, 2013 at 12:02

Tks atas jawabannya, misalkan bln sept 2013 omset 5M, okt 2013 nihil, nop2013 3M, des2013 2M, bgmn pak perhitungan pphnya jika dijumlah sd des mencapai 10M apakah tetap 1 persen dibayar tiap bulannya? Bgmn dgn bln okt yg tdk ada transaksi?

Balas

o Dwi Utomo Sep 28, 2013 at 12:42

Sep 1% x 5MOkt 1% x 0 = nihil/ tidak perlu setorNop 1% x 3MDes 1% x 2M

Yang bulan nihil itu tidak perlu setor pak

Balas

o Dwi Utomo Sep 28, 2013 at 12:44

Sep 1% x 5MOkt 1% x 0 = nihil/ tidak perlu setor

Page 77: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Nop 1% x 3MDes 1% x 2M

Yang bulan nihil itu tidak perlu setor pak

Balas

80. M.IQBAL Sep 28, 2013 at 00:29

Pak Dwi mau tanya pph final 1 persen ini diberlakukan bagi badan usaha yg omsetnya dibawah 4,8M, apakah itu utk omset tahun berjalan juli-des 2013 ataukah utk omset tahun lalu (spt th 2012)? Bgm jika misalkan pda tahun berjalan ini ada omset yg nilainya diatas 4,8 misalkan 5M apakah wajib 1 persen atau normal sprt biasa?

Balas

o Dwi Utomo Sep 28, 2013 at 06:29

Pagi pak

Jika omset setahun kemarin (omset tahun 2012) < 4,8M maka tahun ini wajib pajak 1%. Tarifnya tsb dikalikan dengan omset per bulan tahun ini.

Seandainya tahun ini (2013), ternyata mengnjak bulan oktober omset badan sudah melebihi 5M, maka hingga masa desember 2013 masih menggunakan tarif 1%, barulah kemudian terhitung januari 2014 menggunakan tarif PPh lama

Balas

81. BUDIANTO Sep 23, 2013 at 18:35

itu masuk ke spt apa yak pak 4 ayat 2 atau di psl 25?

Balas

o Dwi Utomo Sep 23, 2013 at 18:46

Page 78: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Pajak 1% dilapor menggunakan SPT PPh 4 ayat (2). Wajib lapor terhitung per masa Januari 2014 pak. Saat ini setor juga dianggap sudah lapor.

Balas

82. Priyo KJ Sep 20, 2013 at 12:42

T: Tarif 1% itu dikalikan dengan omset yang mana pak?

J: 1 dikalikan dengan omset/peredaran bruto bulan berjalan,contoh:Tahun 2012 omset bapak Rp400.000.000 dan otomatis wajib PPh Final 1% sejak di tahun 2013, dan ternyata di bulan Juli 2013 omset bapak sebesar Rp. 50.000.000 maka untuk yang disetorkan di SSP Masa Juli 2013 adalah Rp50.000.000 x 1% =Rp.50.000 (lima puluh ribu)

__________

Saya salah hitung gak ya?

50.000.000 dikali 1% bukannya 500.000 ya?

Balas

o Dwi Utomo Sep 20, 2013 at 12:51

Betul kang Priyo!Saya salah ketik kang, harusnya 500.000Dengan ini saya update di postingan.Maturnuwun koreksinya

Balas

83. yuni Sep 19, 2013 at 17:50

Pak,cara dasar menghitung pph final 1% itu bagaimana?Berdasarkan dari omset dibawah 4,8M tahun 2012 atau omset bulan berjalan di tahun 2013?

Balas

Page 79: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Sep 19, 2013 at 18:43

Salam kenal bu YuniOmset tahun 2012 hanya untuk mengecek apakah ibu tahun ini wajib menggunakan tarif 1% atau masih tarif biasaDan seandainya bu Yuni memang wajib PP 46, maka tarif 1% tersebut dikalikan dengan omset bulan berjalan tahun ini

Balas

84. Adi Sep 17, 2013 at 15:09

Kalau SPBU itu masuk dalam PP 46 ini ga pak ya..???

Balas

o Adi Sep 17, 2013 at 15:10

sama toko emas..

Balas

Dwi Utomo Sep 17, 2013 at 16:44

Selama kurang dari 4,8 M omset tahun lalu berarti wajib PP 46 pak.

Balas

o Dwi Utomo Sep 17, 2013 at 16:48

Selama jualannya hanya:-Premium-Solar-Premix/Super TT-Gas/LPG

Page 80: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

-Minyak Tanah-Pelumas dari Pertamina

Bisa dipastikan final semua dan tidak wajib PP 46. Kecuali jualan LPG 12kg, jualan oli merk top one/merk asing, atau jualan bensin dari malaysia, bisa wajib PP 46, tergantung omsetnya masih dibawah atau sudah tembus 4,8 M diluar produk resmi pertamina yg saya rinci diatas

Balas

Adi Sep 19, 2013 at 13:54

Terima kasih pak..tp masih ada pertanyaan.. dalam pengisian SPT Tahunan nanti untuk bulan januari s/d juni kan masih pakai norma, jadi diisi PTKP nya dalam SPT Tahunan..misalnya angsuran setiap bulan dari januari sd juni 134.000 (perhitungan dari spt tahunan 2012), pph trutang tahun 2012 = 1.608.000 (asumsi norma 20% dan omzet perbulan 20.000.000 status TK/0). apakah SPT Tahunan tidak akan selalu lebih bayar mengingat omzet yang diperhitungkan dengan norma adalah omzet jan-jun dan PTKP di SPT adalah PTKP setahun..??

Balas

Dwi Utomo Sep 19, 2013 at 14:32

Dulu saya pernah sependapat dengan pak Adi. Ini bocoran dikit dari yang saya dengar tetapi masih belum disahkan secara hukum jadi sekedar gambaran aja sambil nunggu peraturan yang sah terbit. .Untuk SPT Tahunan 2013 baik OP dan Badan, nantinya penghasilan kena pajak januari-juni disetahunkan, artinya dikali 2. Misalkan dari soal diatas

“table sudah dihapus, lihat komentar di bawah untuk revisi hitungan”

Untuk saat ini hitungan diatas belum bisa jadi patokan baku untuk mengisi SPT Tahunan PPh 2013, karena masih menunggu petunjuk teknis dari dampak pemberlakuan PP 46, sementara hanya untuk gambaran saja

Balas

Page 81: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Adi Sep 19, 2013 at 15:15

Walaupun disetahunkan pak sesuai dengan petunjuk penghitungan pph terutang atas peghasilan yang disetahunkan,menurut saya perhitungannya spt berikut :Penghasilan Netto (Norma) 48.000.000PTKP 24.300.000Penghasilan Kena Pajak 23.700.000PPh Terutang 1 Tahun 1.185.000PPh Terutang ( 6 Bulan ) 592.500 Jan-Jun (6/12)Kredit Pajak 804.000Lebih Bayar (211.500)

Kita tidak bisa memperhitungakan omzet jul – des karena sudah dikenakan PPh Final.Kalau memang harus LB ga pa2 pak ya..

Balas

Dwi Utomo Sep 19, 2013 at 15:55

Saya baru ingat, gak bagi PPh terutang menjadi 1/2 tahun dan salah ngalikan tarif PPh, ini hitungan revisinya pak Adi

Akun Rupiah Keterangan

Angsuran PPh 25/bulan 134.000

Angsuran Jan-Jun 2013 804.000 134.000×6

Omset rata-rata/bulan 20.000.000

Omset Jan-Jun 2013 120.000.000 20.000.000×6

Omset disetahunkan 2013

240.000.000 120.000.000×2

Norma 20%

Penghasilan Neto 48.000.000 240.000.000×20%

Page 82: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

PTKP TK/0 2013 24.300.000 (-)

Penghasilan Kena Pajak 23.700.00048.000.000-24.300.000

PPh Terutang setahun 1.185.000 23.700.000×5%

PPh terutang 6 bulan 592.500 1.185.000/2

Kredit PPh 25 804.000 (-)

Pajak Tahunan Lebih Bayar

-211.500 592.500-804.000

Dan memang lebih bayar jadinya, boleh diminta kembali/restitusi tapi nanti harus diperiksa dulu atau jika ikhlas naikkan aja hitungan penghasilannya biar jadi kurang bayar

Di tabel ini, omset disetahunkan ini tidak memandang omset riil jul-des, kebetulan aja sama omset per bulannya.

Balas

Adi Sep 19, 2013 at 17:01

betul-betul..knp jd LB karena omzetnya sama dengan 2012 sedangkan PTKP naik..pertanyaan selanjutnya yg masih membingungkan sy pak..

1. apakah sy perlu memakai formulir pph pasal 4 (2) atau hanya bawa SSP saja untuk melaporkan ke KPP..??2. bagaimana jika dalam bulan itu tidak ada omzet..apa yang harus dilaporkan ke KPP..?3. apakah tidak dikenakan denda jika tidak melaporkan ke KPP karena tidak adanya omzet dalam bulan itu..?

Balas

Dwi Utomo Sep 19, 2013 at 18:35

Page 83: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Saya jawab pak1. Lapor pakai SPT PPh Final 4 ayat (2) dilampiri lembar ke-3 SSP2. SPT PPh Final 4 ayat (2) NIHIL (tanpa SSP pastinya)3. Denda tidak lapor 100.000 per masa pak.

Jika masih bingung, cara setor, cara lapor

Balas

85. kiki Sep 14, 2013 at 15:13

selamat siang saya ingin menanyakan mengenai pengenaan pph final 1% untuk rumah sakit, terutama untuk rawat inapnya.terimakasih

Balas

o Dwi Utomo Sep 14, 2013 at 17:52

Selamat sore, disini rumah sakit swasta atau pemerintah? Jika swasta, maka perlakuan PPh-nya mirip badan hukum seperti PT atau CV. Tinggal dicek tahun lalu omsetnya nembus 4,8 M atau tidak. Jika <4,8M maka wajib PPh final 1%Insyaaloh begitu rekan

Balas

86. Fen Sep 13, 2013 at 15:50

Siang Pak/ Bu, saya mau tanya, kalo tenaga teknisi komputer ( perbaiki komputer ke kantor- kantor ato ke rumah- rumah pribadi) penghitungan pajak penghasilannya mengikuti PPh Ps.4 ayat (2) final ato masih mengikuti Peraturan UU (PPh Ps.25), sehubungan dengan dikeluarkannya PP No.46/2013. Terima Kasih Sebelumnya

Balas

o Dwi Utomo Sep 13, 2013 at 16:41

Page 84: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat siang juga Mr. Fen (semoga benar) disini dengan Pak Dwi Utomo

Yang dikecualikan dari PP 46 adalah pekerjaan bebas. Di UU, pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.Jadi, misalkan bapak mempunyai sertifikat keahlian teknis komputer dan menempuh jalur pendidikan khusus untuk menjadi teknisi maka bapak masih menggunakan aturan umum (PPh 25)Tetapi jika keahlian reparasi komputer didapat karena belajar otodidak atau dibimbing teman maka usaha bapak wajib PP 46 atau wajib setor PPh Final 1%

Balas

87. Dwi Utomo Sep 4, 2013 at 13:24

Pak stefanus, saya belum tahu maksud “pembukan” yang Anda tanyakan? apakah maksudnya “pembukuan” atau “pemindahbukuan”? Tetapi akan saya jawab saja.

1. Jika yang dimaksud kewajiban pembukuan, berarti jika usaha Anda adalah dalam bentuk wajib pajak badan maka sekalipun wajib setor 1% juga wajib menyelenggarakan pembukuan seperti biasanya, karena PPh Final 1%/pajak UKM tidak mempengaruhi kewajiban pembukuan2. Jika yang Anda maksud pemindahbukuan, maka boleh dilakukan pemindahbukuan atas pajak yang dibayar sejak masa juli 2013 (misal karena sudah terlanjur sudah angsur PPh 25 bulanan) dengan syarat jumlah yang dpindahbukukan sama dengan hasil 1% x omset bulan juli. Jika kurang maka setor lagi.

Balas

88. stefanus Sep 4, 2013 at 12:57

apakah dengan PP 46 tahun 2013 kami dapat melakukan pembukan saja daripada PPh final 1%terima kasih

Balas

Sebagai pemahaman awal, berikut ini adalah 8 hal yang perlu diketahui mengenai Pengenaan PPh bersifat final dengan tarif 1 persen sesuai dengan PP No.46 Tahun 2013.

Page 85: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

 

 

1. Siapa Yang Dikenakan PPh Final Sesuai PP ini?

Pada dasarnya, semua wajib pajak—baik perorangan maupun badan (kecuali yang berbentuk Badan Usaha Tetap/BUT—dengan “peredaran bruto” yang memenuhi kriteria di bawah ini dikenakan PPh Final sesuai PP 46:

“Wajaib pajak Non-BUT yang menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak rnelebihi Rp 4.8 miliar dalam 1 tahun fiskal.”

Apa itu peredaran bruto? Dalam bahasa dagang umum sering disebut “omzet”, sedangkan dalam akuntansi disebut “pendapatan” (revenue) saja.

 

 

2. Bagaimana Caranya Menentukan Peredaran Bruto?

Sudah disebutkan di atas bahwa WP yang dikenakan PPh Final sesuai dengan PP 46/2013 ini adalah “Pendapatan bruto tidak melebihi 4.8 miliar.”

Pertanyaannya: bagaimana caranya menentukan besarnya “peredaran bruto” yang akan dijadikan dasar perhitungan?

Menurut PP ini, pendapatan yang dihitung sebagai dasar untuk menentukan 4.8 miliar adalah semua pendapatan termasuk pendapatan perusahaan cabang (bila ada), namun TIDAK TERMASUK pendapatan yang telah dikenakan PPh final dan pendapatan yang berupa jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas.

Misalnya:

(a) Data pendapatan (revenue) PT. JAK pada tahun fiskal 2012 nampak sebagai berikut:

Penjualan = Rp 4,778,000,000Pendapatan Bunga Jasa Giro = Rp 25,000,000Total = Rp 4,803,000,000

Simpulan: Dilihat dari totalnya, pendapatan PT. JAK sudah di atas 4.8 miliar. Namun karena yang 25 juta berupa pendapatan jasa giro dan telah dikenakan PPh final oleh pihak bank, maka peredaran bruto yang diperhitungkan hanya Rp 4,778,000,000, sehingga masuk kriteria wajib pajak yang dikenakan PPh Final dengan tarif 1 persen, sesuai dengan PP 46/2013 ini.

Page 86: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

(b) Tahun fiskal 2012, data pendapatan PT. ABC yang berkantor pusat di Tangerang memiliki data pendapatan sebagai berikut:

Penjualan di Kantor Pusat = Rp 2,800,000,000Penjualan di Cabang Daan Mogot = Rp 1,200,000,000Penjualan di Cabang Pal Merah = Rp 1,795,000,000Total = Rp 5,795,000,000

Simpulan: Total pendapatan PT ABC termasuk cabang melebihi 4.8 miliar, sehingga TIDAK memenuhi kriteria wajib pajak yang dikenakan PPh Final dengan tarif 1 persen.

(c). Tahun fiskal 2012, data pendapatan Tuan Hartono Budhi, pemilik Minimarket UD Kencana dan Toko Bangunan UD Makmur, adalah sbb:

Penjualan Minimarket UD. Kencana = Rp 2,100,000,000Penjualan Toko Bangunan Minimarket = Rp 2,650,000,000Pendapatan dari Pekerjaan Bebas = Rp 250,000,000Total = Rp 5,000,000,000

Simpulan: Total pendapatan Tuan Hartono Budhi memang melebihi 4.8 miliar dalam satu tahun fiskal. Namun karena pendapatan dari pekerjaan bebas tidak dihitung, jadinya belum melewati Rp 4.8 miliar, sehingga memenuhi kriteria untuk dikenakan PPh Final dengan tarif 1 persen.

Lebih jauh mengenai “Jasa Sehubungan Dengan Pekerjaan Bebas”, PP 46/2013 ini juga merinci jasa pekerjaan apa saja yang tergolong sehubungan dengan pekeraan bebas dan jasa apa yang tidak.

Yang disebut dengan “jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas” dalam hal ini adalah jasa yang dihasilkan oleh seorang:

Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.

Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan Zperagawati, pemain drama, dan penari.

Olahragawan. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator. Pengarang, peneliti, dan penerjemah. Agen iklan. Pengawas atau pengelola proyek. Perantara (makelar/calo). Petugas penjaja barang dagangan. Agen asuransi. Distributor perusahaan pemasaran berjenjang (multilevel marketing) atau penjualan langsung

(direct selling) dan kegiatan sejenis lainnya.

Pendapatan jasa di atas TIDAK DIPERHITUNGKAN dalam menentukan apakah peredaran bruto WP melebihi atau tidak melebihi 4.8 miliar.

Page 87: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Sedangkan pendapatan yang diperhitungkan dalam menentukan “peredaran bruto tidak melebihi 4.8 miliar” adalah penadapatan yang berupa:

Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan lain sebagainya.

Penghasilan dari usaha dan kegiatan. Penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak, seperti bunga,

dividen, royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha.

Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.

Menurut AR yang sempat penulis ajak berbincang, untuk menentukan apakah WP memenuhi atau tidak memenuhi kriteria “peredaran bruto tidak melebihi 4.8 miliar” yang dipersyarakatkan oleh PP 46/2013 ini, pihak Ditjen Pajak (DJP) perlu melakukan evaluasi terhadap peredaran bruto WP terlebih dahulu.

Masalah yang membuat penentuan peredaran bruto ini akan menjadi sedikit rumit adalah PP 46 ini diberlakukan di tengah-tengah tahun fiskal (1 Juli 2013), sementara batasan “peredaran bruto tidak melebihi 4.8 miliar” yang digunakan adalah total peredaran selama satu tahun fiskal (alias 12 bulan). Belum lagi kalau WP terdaftar sebagai wajib pajak di tengah-tengah tahun fiskal.

Nah, bagaimana caranya menentukan “peredaran bruto tidak melebihi 4.8 miliar”?

Dalam evaluasi, peredaran bruto yang digunakan adalah sebagai berikut:

(a) Dalam hal tahun fiskal terakhir sebelum tahun fisakal berlakunya PP ini meliputi kurang dari jangka waktu 12 (dua belas) bulan, maka yang digunakan adalah: Jumlah peredaran bruto tahun fiskal terakhir sebelum tahun fiskal berlakunya PP ini, lalu disetahunkan (lihat contoh di bawah). Misalnya:

PT. Untung Abadi rnenggunakan tahun kalender sebagai Tahun Pajak. Terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak bulan Agustus 2013. Peredaran bruto selama bulan Agustus 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah Rp 150,000,000. Peredaran bruto tahun 2013 yang disetahunkan adalah:

Rp 150,000,000 x 12/5 = Rp 360,000,000

Simpulan: Karena peredaran bruto disetahunkan di tahun 2013 tidak melebihi Rp 4,800,000,000, rnaka penghasilan yang diperoleh di tahun 2014 dikenai pajak yang bersifat final sesuai ketentuan dalarn PP ini.

(b) Dalam hal WP terdaftar pada tahun fiskal yang sama dengan diberlakukannya PP ini namun terjadi pada bulan sebelumnya, maka yang digunakan adalah: Jumlah peredaran bruto dari bulan saat WP terdaftar sampai dengan bulan sebelum berlakunya PP ini, lalu disetahunkan. Misalnya:

Page 88: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

PT. Emas Permata terdaftar 3 (tiga) bulan sebelum berlakunya PP ini pada tahun fiskal yang sama dengan tahun berlakunya PP ini. Jumlah peredaran bruto selama 3 (tiga) bulan tersebut adalah Rp 150,000,000. Peredaran bruto selama 3 bulan yang disetahunkan adalah:

Rp 150,000,000 x 12/3 = Rp 600,000,000

Simpulan: Karena peredaran bruto disetahunkan untuk 3 bulan tersebut tidak melebihi Rp 4,800,000,000, maka penghasilan yang diperoleh mulai pada bulan berlakunya PP ini sampai dengan akhir tahun fiskal bersangkutan, dikenai PPh bersifat final sesuai ketentuan dalam PP ini.

(c) Dalam hal WP baru terdaftar sejak berlakunya PP ini, maka yang digunakan adalah: Jumlah peredaran bruto pada bulan pertama diperolehnya penghasilan dari usaha, lalu disetahunkan. Misalnya:

PT. Maju Selalu terdaftar sebagai WP baru pada bulan November 2014. Pada bulan November 2014 tersebut, memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 15,000,000. Penghasilan bruto bulan November 2014 disetahunkan adalah:

12/1 x Rp 15,000,000 = Rp 180,000,000

Karena penghasilan bulan November 2014 (bulan pertama mulai terdaftar sebagai Wajib Pajak) yang disetahunkan tidak melebihi Rp 4,800,000,000, maka penghasilan yang diperoleh di tahun 2014 dikenai PPh bersifat final sesuai dengan PP ini.

 

 

3. Siapa Yang Tidak Dikenakan PPh Final Sesuai PP ini?

WP orang pribadi (WPO) yang tidak dikenakan PPh Final sesuai dengan PP ini adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan atau jasa yang dalam usahanya:

Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak menetap; dan

Menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.

Misalnya: Pedagang makanan keliling, pedagang asongan, warung tenda di trotoar, dan sejenisnya.

Terhadap Wajib Pajak tersebut atas penghasilannya tidak dikenai PPh Final sesui ketentuan dalam PP ini, melainkan dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan sebagaimana biasanya.

Page 89: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Sedangkan WP Badan yang tidak dikenakan PPh Final sesuai dengan ketentuan PP ini adalah:

WP Badan yang belum beroperasi secara komersial; atau WP Badan yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial

memperoleh peredaran bruto melebihi Rp 4.8 miliar.

WP yang masuk kriteria ini TIDAK DIKENAKAN PPh Final sesuai dengan ketentuan dalam PP ini, melainkan dikenakan PPh sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan sebagaimana biasanya.

 

 

4. Berapa Besarnya Tarif PPh Final Yang Dikenakan?

Besarnya tarif PPH Final adalah 1% (satu persen).

 

 

5. Bagaimana Caranya Meghitung PPh Final Sesuai PP 46 ini?

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang digunakan, sesuai dengan PP 46/2013 ini, adalah jumlah peredaran bruto setiap bulan. Sedangkan besarnya PPh final dihitung dengan cara mengalikan DPP dengan 1 persen.

Misalnya:

Menggunakan contoh (a) sebelumnya, dimana PT. JAK telah diketahui memiliki peredaran bruto Rp 4,778,000,000 (artinya belum melebihi 4.8 miliar setahun). Jika pendapatan PT JAK di bulan Juli 2013 sebesar Rp 315,000,000, sementara ada pendapatan jasa giro sebesar Rp 5,000,000 di dalamnya, maka:

PPh Final = DPP x TarifPPh Final = (Rp 315,0000,000 – Rp 5,000,000) x 1%PPh Final = Rp 310,000,000 x 1%PPh Final = Rp 3,100,000

Apa yang terjadi jika pada suatu bulan ternyata pendapatan WP telah melebihi 4.8 miliar?

Misalnya: Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak DJP pada tahun 2013, peredaran bruto PT. XYZ belum mencapai 4.8 miliar, sehingga mulai Januari 2014 dikenakan PPh Final

Page 90: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

tarif 1 persen. Nah, apa yang terjadi jika total pendapatan kumulatif PT. XYZ di bulan Juni 2014 ternyata telah melebihi 4.8 miliar?

Menurut PP 46/2013 ini, PT. XYZ tetap dikenakan PPh Final tarif 1 persen hingga tahun fiskal 2014 berakhir. Baru akan dikenakan PPh sesuai dengan UU PPh di tahun fiskal berikutnya, yakni 2015.

 

6. Bagaimana Dengan Pajak Yang Terutang dan Dibayar di Luar Negeri?

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh WP tetap DAPAT DIKREDITKAN terhadap PPh yang terutang berdasarkan ketentuan Undang-Undang PPh dan peraturan pelaksanaannya.

 

7. Apakah Bisa Melakukan Kompensasi Kerugian?

WP yang dikenai PPh Final berdasarkan PP ini dan menyelenggarakan pembukuan, dapat melakukan kompensasi kerugian (Lost Carry Forward) dengan penghasilan yang TIDAK DIKENAKAN PPh Final, dengan ketentuan sebagai berikut:

Kompensasi kerugian dilakukan mulai tahun fiskal berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun fiskal. Misalnya: Jika PT. JAK mengalami kerugian pada tahun fiskal 2010, maka kerugian tersebut dapat dikompensasikan dengan penghasilan pada tahun fiskal 2011 sampai dengan 2015.

Tahun fiskal dikenakannya PPh final berdasarkan PP ini tetap diperhitungkan sebagai bagian dari jangka waktu sebagaimana dimaksud di atas. Misalnya: Jika PT. JAK pada tahun fisal 2014 dikenai PPh Final berdasarkan ketentuan PP ini, maka jangka waktu kompensasi kerugian tetap dihitung sampai dengan tahun fiskal 2015.

Kerugian pada suatu tahun fiskal dikenakannya PPh final berdasarkan PP ini tidak dapat dikompensasikan pada tahun fiskal berikutnya. Misalnya: Jika PT. JAK pada tahun fiskal 2014 dikenai PPh Final berdasarkan PP ini dan mengalami kerugian berdasarkan pembukuan, maka atas kerugian tersebut tidak dapat dikompensasikan dengan tahun fiskal berikutnya.

 

 

8. Bagaimana Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporannya?

Dalam PP ini belum diatur secara rinci. Katanya, akan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Sayangnya, penulis belum menemukan peraturan tersebut sampai saat artikel ini dipublikasikan.

Page 91: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Begitu tersedia, JAK sudah pasti akan publikasikan di sini. Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 ini sangat penting untuk diketahui oleh WP, orang accounting, terlebih-lebih konsultan pajak, mengingat jumlah WP jenis UKM (berpenghasilan tidak melebihi 4.8 miliar) terhitung mayoritas di negeri kita.

Jika sampai dengan tanggal 15 Agustus belum ada sosialisai maupun petunjuk penghitungan, pembayaran dan pelaporan, JAK berharap pemerintah (DJP dalam hal ini) mau sedikit lebih bijak dengan menunda pemberlakuan PP 46/2013 ini.  Bagaimanapun juga, sejak rencana pemberlakuan peraturan ini sudah banyak memperoleh penolakan, khususnya dari UKM, karena dianggap memberatkan. Jangan sampai sudah berat masih harus ditindih dengan penerapan aturan yang belum cukup jelas. Semoga.

Persiapkan Lampiran Pendukung SPT Badan (Wajib Laporan Keuangan)

Prinsip dasar mengerjakan SPT adalah dengan memindahkan angka dari lampiran SPT Badan ke Induk SPT Badan. Sementara lampiran SPT bisa diisi dengan mengambil angka dari dokumen usaha WP yaitu laporan keuangan.

Adapun dokumen yang dibutuhkan untuk mengisi SPT Tahunan PPh Badan:

1. Laporan Laba Rugi 2013 setahun2. Laporan laba rugi 6 bulan, [highlight] minimal salah satunya [/highlight] (jan-jun 2013 dan juli-

des 2013)3. Neraca4. Transkrip Laporan Keuangan5. Daftar penyusutan

Hingga saat in belum (jka saya nggak keliru) belum ada ketentuan yang mengharuskan laporan laba rugi semester 1 seperti pada poin 2 diatas, hemat saya sih lampirkan juga.

Page 92: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Hitunglah Pajak Tahunan Kurang Bayar

Untuk artikel ini saya ulas hitungan bagi PT. Anti Amsyong yang menerapkan PP 46, screenshoot diatas saya ambil dari artikel sebelumnya yang membahas cara menghitung pajak tahunan 2013. hal yang harus diperhatikan adalah, dari cerita diatas, pada tahun 2013 omset PT. Anti Amsyong sudah tembus 4,8M sehingga di tahun 2014 perusahaan tersebut angsur kembali PPh 25 dari januari-desember 2014. lakukan hal serupa.

Sebelum membuat SPT saya sarankan anda download dulu file excel sebagai panduannya

Page 93: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

[button type=”bd_button btn_middle” url=”http://amsyong.com/wp-content/uploads/2013/11/1771-revisi-PT.-AA-2013.xlsx” target=””

button_color_fon=”#FFB307″ button_text_color=”#FFFFFF” ]Unduh File Excel[/button]

Identifikasi Formulir SPT Mana Yang Tepat

Pilih Formulir SPT PPh Badan 1771

isilah Pada Bagian Omset Yang Dikenakan PPh Final 1%

Untuk omset final jul-des 2013 diisi pada form 177I-IV bagian A No. 14 PENGHASILAN USAHA WP YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Page 94: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Pindahkan Isi Laba-Rugi 2013 ke 1771-I

Pada contoh kasus tidak ada koreksi fiskal, sehingga laba tahun 2013 dikurangkan dengan laba semester 2 maka ketemulah penghasilan Neto yang bisa langsung dipindahkan ke halaman induk SPT

Page 95: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Hitunglah Dengan Tarif PPh Umum Untuk Penghasilan Fiskal 2013

Hasil akhir kurang bayar Rp.50.400.000 sesuai dengan hitungan pada artikel sebelumnya

Page 96: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Karena Omset 2013 > 4,8M Maka Hitunglah Angsuran PPh 25 Untuk Tahun Pajak 2014 di form 1771 (2)

1. mas dwi.. saya mau nanya mengenai SPT Tahunan Badan 2014 terkait PP 46. apabila income perusahaan dibawah 4,8M pertahunan dan terkena pph final 1 persen. bagaimana cara pengisian lamp 1771 induk, 1771 i,ii,ii,iv nya? apakah dikosongkan saja dan hanya mengisi lamp 1771 iv bagian A kolom 14? terimka kasih banyak mas dwi atas bantuannya.

Balas

2. NIng Dec 10, 2014 at 00:49

PA DWI,

TERIMAKSIH BANYAK YA ARTIKELNYA,TANYA : SAYA LANGGANAN ARTICLE PA DWI, SETIAP PA DWI POSTING, KOK GAK PERNAH ADA YA ? HEHE..

TERUS MENULIS LAGI…., SANGAT BAGUS ISINYA

Balas

Page 97: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

3. Farida Nov 28, 2014 at 13:17

Begini pak,, saya dapet surat’permintaan kelengkapan’untuk form 1771-III, misalkan tidak ada yang dipotong,, apakah tetap dilaporkan?untuk form 1771-V , yang meliputi :bag A: DAFTAR PEMEGANG SAHAM / PEMILIK MODAL DAN JUMLAH DIVIDEN YANG DIBAGIKAN.bag B :DAFTAR SUSUNAN PENGURUS DAN KOMISARISMisalkan perusahaan kami itu CV,, kan berarti tidak mengenal ‘deviden’ tetapi ‘prive’,, apakah bag A wajib diisi juga, atau hanya bag B saja (DAFTAR SUSUNAN PENGURUS DAN KOMISARIS)untuk form 1771-VI : DAFTAR UTANG DARI PEMEGANG SAHAM DAN/ATAU PERUSAHAAN AFILIASI,, maksudnya gimana nggih pak?terimakasih

Balas

4. selvy apriani Nov 21, 2014 at 14:22

selamat siang,maaf saya hendak bertanya bagaimana caranya untuk mengisi SPT Tahunan Badan yang nihil ya..?

Terima kasih sebelumnya atas jawabannya

Balas

o Dwi Utomo Nov 21, 2014 at 14:47

Selamat sore bu SelvyUsahanya apa ini bu? nihil karena belum beroperasi secara komersil atau nihil karena yayasan nirlaba? Pastiny laporan keuangan seperti laba rugi, neraca dan daftar penyusutan harus dibuat terlebih dahulu.

Balas

dian Nov 30, 2014 at 20:07

selamat malam paksaya di suruh bayar denda dan bunga pajak tahun 2007 dan 2008.,.dan

Page 98: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

surat tersebut di berikan tahun 2014 ini.,apakah saya bisa mengajukan banding?terima kasih

Balas

Dwi Utomo Dec 1, 2014 at 13:33

Selamat sore pak/bu DianSuratnya tersebut apakah berupa STP atau SKPKB? Untuk SKPKB bisa diajukan keberatan dalam jangka waktu 3 bulan sejak SKPKB disampaikan. Untuk STP bisa diajukan pengurangan, pembetulan atau pembatalan. Untuk tahu prosedur mana yang bisa dipakai silahkan konsultasikan dengan AR-nya, karena AR biasanya tahu juga kronologinya.

Balas

5. shella Oct 8, 2014 at 11:03

pak dwi terima kasih yaartikel2nya sangat membantu

Balas

o Dwi Utomo Oct 8, 2014 at 17:15

Terima kasih atas apresiasinya bu Shella

Balas

6. Joe Sep 12, 2014 at 11:43

Bagaimana kalau saya di bulan juli-desember 2013 masih di potong pph pasal 23 oleh vendor,padahal waktu itu sudah berlaku aturan tersebut karena pemberitahuan telat untk pemotongan 1% pph final dari omset.nah sekarang baru di beri surat edaran, karena sudah terlanjur, saya harus tetap membayar pph final 1% dr bulan juli-desember.bagaimana saya harus memperlakukan pph 23 yg sudah di potong ini ? kalau saya

Page 99: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

masukan beban pada tahun tersebut apa boleh?apa beban2 harus sama jumlahnya dengan SPT tahunan yang telah di laporkan? trimakasih.

Balas

o Dwi Utomo Sep 15, 2014 at 11:08

Selamat siang pak JoeJika waktu itu pak Joe sudah ngajukan SKB PPh 23 dan sudah punya legalisirnya dan legalisirnya juga sudah diberikan ke rekanan tapi rekanannya tetap motong PPh 23, maka atas pemotongan PPh 23 setelah tgl legalisir tsb bisa diminta kembali. Namun jika waktu itu pak Joe belum punya legalisirnya maka si rekanan tetap motong dan akhirnya PPh 23 tsb harus jadi kredit pajak karena tidak bisa dibiayakan.Untuk beban harus sama ini yang saya kurang paham pak, karena posisi beban/biaya kan di laba rugi, kalau neraca memang normalnya balance

Balas

7. Noer ik Jun 4, 2014 at 14:03

Selamat siang Pa,Jika sampai dengan Des 2013, omset <4,8M. Untuk pajak terutang januari-juni 2013 berapa tarifnya? apakah masih berlaku tarif 50%x5%xPKP ?

Balas

o Dwi Utomo Jun 4, 2014 at 14:53

Selamat siang bu NoerYg benar 50% x 25% x penghasilan kena pajak. Salah ketik aja itu kayaknya

Balas

Noer ik Jun 5, 2014 at 16:19

Owh iya Pa, salah ketik, thx.

Page 100: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

8. Referensi Tambahan Pengisian SPT Tahunan OP/Badan PP 46 | Amsyong !! May 1, 2014 at 07:06

[…] saya contohnya sudah lebih kompleks dari artikel versi saya sendiri baik yang Orang Pribadi ataupun Badan, tapi pada akhirnya materi ini akan bermanfaat bagi Anda-anda semua, dan jangan khawatir panduannya […]

Balas

9. Aan Sulistyo Apr 27, 2014 at 15:30

Assalamu’alaikum Pak Dwi Utomo, mau nanya nih. misalnya selama 6 bulan sejak juli – desember 2013 tidak ada omset, apakah kita juga harus menyertakan laba rugi 6 bulan itu? kan sudah pasti tidak ada laba pak? mohon pencerahannya, terimakasih.

Wassalamu’alaikum

Balas

o Dwi Utomo May 2, 2014 at 21:36

Waalaikumsalam pak AanLaba rugi yang wajib disertakan adalah laba rugi setahun pak, hanya saja untuk mempermudah hitungan pajak tahunan kalau bisa dipisah saja laba ruginya.

Balas

sartono May 26, 2014 at 12:42

pak tolong kasih contoh untuk laporan rugi laba januari-juni, juli-desember pemasukan : januari-juni=…….., juli-desember=…….. pengeluaran januari-juni=…….karna masih bingung untuk buat laporan rugi laba seperti ini.terima kasih atas artikel dan bantuan laporan rugi labanya.

Balas

Page 101: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Dwi Utomo May 27, 2014 at 07:19

Pak Tono bisa download pada lampiran artikel disini dan disini pak, semoga membantu

Balas

10. anita nofarina Apr 25, 2014 at 21:15

slmt malam ak.mohon bantuannya, usaha saya berupa CV,Dengan omzet baru 149 jt di tahun 2013, dengan laba netto sebesar 17 jt koma sekian…mohon petunjuk, DALAM SPT TAHUNAN apakah saya dikenakan pajak yang 25% atau 1%…….dan utk informasi, setiap pekerjaan yang kami lakukan sudah dipotong PPh PS 22.. Bagaimana pak?apakan setoran pph ps 22 nya bisa dikreditkan atau gimana? mohon bantuannya dengan amat sangat…..trmks… kalo bisa jawabannya d ikirimkan ke email sy njih pak…maturnuwun…

Balas

o Dwi Utomo May 2, 2014 at 21:44

Kecenderungannya adalah PP 46 atau pajak 1% bu. Untuk PPh 22 dengan dinas bisa diajukan Pbk namun PPh 22 impor atau PPh 23 nantinya menjadi kredit pajak.

Balas

11. Andar Apr 22, 2014 at 11:52

Pagi Pak! Saya ernah punya pekerjaan kontarak maintenance pekerjaan mulai Mei2013 tapi penagihan bulan juli apakah tidak perlu membuat laba rugi Jan-juni karna penagihannya masuk Juli Thks

Balas

o Dwi Utomo May 2, 2014 at 22:10

Page 102: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Malam pak AndarJika pembukuan menggunakan sistem akrual, maka atas pekerjaan Mei sudah terhitung omset masuk, walau berupa piutang. Laba rugi setahun tetap dibuat pak, dan saya condong masuknya ke semester 1.

Balas

12. andy Apr 19, 2014 at 06:41

bagaimana perhitungan PPH final 1% untuk pengadaan barang dinas.

misal nilai proyek 200 juta (termasuk PPN & PPH 22 karena blm SKB) untuk pph final 1% dari nilai 200 juta atau nilai stelah dipotong PPN & PPH 22? atau selisih antara pembelian dan penjualan barang?

Balas

o Dwi Utomo Apr 21, 2014 at 09:39

Siang pak Andy1% tsb atas nilai kontrak diluar PPN, jadi misal SPK nilainya 200jt maka 200jt x 1%. Dinas tetap memungut PPN hanya saja PPh 22 tidak boleh dipungut selama punya legalisir SKB, jika terlanjur dipungut pak ANdy tetap punya kewajiban setor 1% juga. Jadi diurus segera SKB-nya pak

Balas

andy Apr 21, 2014 at 19:23

terima kasih untuk penjelasan terkait perhitungan PPH Final 1%. selanjutnya apakah PPH 22 yg sudah terlanjur dipungut bisa untuk nutupi PPH final yg 1% pak….?? apakah itu yg dinamakan dengan PBK / Pemindahbukuan…?? karena menurut informasi untuk mengajukan SKB itu sesudah laporan SPT tahunannya

Balas

13. M. Ichsan Wahyudi Apr 18, 2014 at 11:52

Page 103: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat Pagi Pak Dwi, Pak saya waktu membuat SPT Tahunan atas wajib pajak yg kena PP 46, cara pengisian ?perhitungannya mengikuti info dari Bpk, bahwa SPT diperhitungkan hanya jan sd juni dan juli sd des sudah kena final 1%. Tetapi menurut info dari KPP perhitungannya di setahunkan, baru juli sd des nilainya dikoreksi. Mohon masukan dan sarannya Pak. Pak untuk buku petunjuk pengisian SPT terkait WP yg kena 1% ada tidak dari DJP ya Pak? jika ada mohon untuk dishare. Dan satu lagi pertanyaan saya untuk WP yg kena 1% pertahun 2014 apakah wajib menyampaikan SPT? meskipun SSPnya sudah ada validasi NTPN. Apakah SPTnya digabungkan dengan SPT Final atas sewa bangunan, dan final lainnya ataukah ada SPTnya terpisah.Mohon petunjuknya Pak.

Terima kasihMuchamad Ichsan Wahyudi (Yudi)

Balas

o Dwi Utomo Apr 21, 2014 at 10:03

Siang pak yudiTerimakasih atas masukannya, pada awal kali artikel ini diposting saya memang hanya mengisikan angka semester 1 saja pada SPTTahunan, seiring waktu berjalan akhirnya ada penegas pada SE-42 bahwa semua disetahunkan kemudian dikoreksi fiskal, artikel yg ada saat ini adalah hasil dari beberapa kali revisi dan sekarang sudah seragam yaitu semua angka setahun kemudian dikoreksi fiskal.Untuk SSP yang sudah dicetakkan NTPN artinya tidak wajib lapor, jika ingin dilaporkan maka ada kolom paling bawah pada SPT masa PPh 4 ayat (2) yang bisa diisi dengan deskripsi PP 46. Kalau mau aman, tidak perlu dilapor tapi simpan baik-baik SSP-nya dan juga bukti cetakan NTPN karena itu jadi dasar setoran

Balas

14. amii Apr 15, 2014 at 00:03

Sebelumnya saya sgt berterima kasih atas ilmu yg bapak sampaikan sgt membantu saya dlm menghitung dan mengisi form spt tahunan badan.kalau bisa pak di lengkapi pengisian neraca. Saya masih bingung untuk bagian pasiva laba ditahan angka mana yg dimasukkan, apakah 480juta atau yg sudah dikurang dgn pph final. Terimaksih pak, mohon bantuannya.

Balas

Page 104: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Apr 15, 2014 at 08:16

Terima kasih atas apresiasinya rekan Ami. Iya saya coba susun kemudian, saya sendiri masih ada bagian yg bingung juga di neraca makanya saya tidak saya buat khawatir banyak yg salah.

Balas

AHMAD Apr 15, 2014 at 12:31

bila ada perusahaan yang menjalankan usaha di bidang pengadaan barang dan jasa konstruksi, omset untuk pengadaan dibawah 4,8 tapi setelah digabung dengan jasa konstruksi omsetnya melebihi 4,8, apakah masuk kategori pp 46 atau tidak?….mohon pencerahan dari pak dwi

Balas

15. Template SPT Tahunan PPh Badan PP 46 UKM | Amsyong !! Apr 10, 2014 at 11:25

[…] dan ini adalah artikel ketiga tentang pembuatan SPT Badan PP 46, dua cara lainnya bisa dibaca disini dan disini. Oya karena pembuatnya bukan saya, silahkan jika ada yg menemui kendala teknis untuk […]

Balas

16. Putri Apr 8, 2014 at 13:44

Pak dwi,,Kalau perusahaan membeli sebuah gedung baru, dan membayar uangmuka gedungnya dengan di cicil selama 12 bulan, setelah tahun berikutnya, perusahaan baru mendapat kwitansi dan faktur pajak atas pembayaran uang muka selama 12 bulan tsb. lalu bagaimana saya harus memposting uang muka selama 12 bulan tsb yang sudah di bayarkan di laporan keuangann tahunannya? karena saya baru mendapat kwitansi dan faktur pajak atas pembayaran tsb di tahun berikutnya..trim’s

Balas

Page 105: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Apr 8, 2014 at 16:47

Waduh yang ini saya bingung juga jawabnya, besok ya bu.

Balas

17. Putri Apr 8, 2014 at 12:36

Pak Dwi,Saya mau tanya mengenai dokumen PIBK, kami ada impor dari luar negeri, dan kami mendapatkan dokumen PIBK dari Agen pengiriman yang kami sewa, disana kami di minta untuk membayar duty & taxes berupa, Bea masuk, PPN Impor, dan PPH 22 Impor,dan kami mendapatkan SSPCP dan PIBK-nya, lalu yang mau saya tanyakan, apakah saya bisa kreditkan PPH pasal 22-nya pada akhir tahun hanya dengan bukti SSPCP tsb? dan bagaimana mengisi di lampiran III SPT badannya? karena kami tidak mendapatkan bukti potong/pungut dari agen tsb.dan PPN impor yang sudah saya kreditkan di e-SPT 1111, bagaimana memindahkan ke pembukuannya? apakah itu masuk dalam buku pembelian atau bagaimana?Mohon ilmunya pak, karena saya masih belajar,,,trim’s

Balas

o Dwi Utomo Apr 8, 2014 at 16:43

Wih ini susah juga karena saya belum pernah nangani impor. Setahu saya PPN impor dan PPh 22 impor disetor dengan SSP ke bank yg ditunjuk. Sementara pada lampiran III memang harusnya diisi dengan rincian bukti potong, karena jika tidak ada rinciannya bisa saja nanti dianggap PPh 22 impor fiktif, walaupun itu jadi hak adjustmentnya pemeriksa. PPh 22 impor bisa jadi kredit pajak.Untuk yg PPN impor yg ditanyakan jurnal akuntansinya atau apanya kok dipindahbukukan juga?

Balas

Putri Apr 8, 2014 at 20:00

jadi yang pph 22 impor itu saya disuruh bayar sama agen pengirimannya, tapi mereka yang membayarkannya ke bank. jadi kami terima SSPCP dan

Page 106: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

PIBK.jadi apakah bisa dikreditkan pak jika hanya dengan bukti SSPCP-nya?

maaf pak,yang saya tanya jurnal nya pak,,terima kasih atas jawaban sebelumnya pak dwi,,

Balas

Dwi Utomo Apr 9, 2014 at 11:32

Nilai SSPCP bisa dikreditkan karena setara dengan SSP, hanya saja pencatatan pada SPT Tahunan utu membutuhkan bukti pungut PPh 22 impor.Jurnalnya ini saya belum bisa menjawabnya bu. Untuk informasi lebih jelas bisa ke KPP terdaftar atau kring pajak 500200, karena saya tidak begitu paham alur dari impor dan pajak terkait.Maaf ya

Balas

18. Ajimi Apr 7, 2014 at 15:02

Salam kenal pak dwi… Saya mau nanya, pph final 1persen perhitungannya dari 1% x DPP atau 1% x (DPP + Ppn)?. Dan pertanyaan kedua, omzet perusahaan untuk pengisian spt tahunan badan perhitungannya hanya dari total DPP atau total DPP + PPN? Terima kasih atas jawaban pak dwi.. Wassalam

Balas

o Dwi Utomo Apr 8, 2014 at 15:17

Salam kenal rekan AjimiKedua pertanyaan saya jawab sekaligus, keduanya dikalikan dengan DPP saja tanpa PPN.Wassalam

Balas

Ajimi Apr 8, 2014 at 15:27

Page 107: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Terima kasih atas jawabannya pak dwi… Blog seperti ini sangat membantu bagi pemula seperti saya untuk mempelajari perpajakan.. Terima kasih pak dwi..

Balas

AHMAD Apr 12, 2014 at 14:20

PAK MAU TANYA NIH…APAKAH PAJAK YANG DIPOTONG OLEH BENDAHARAWAN PEMOTONG PAJAK, DIMASUKAN DI NERACA? KALO MASUK DI BAGIAN MANA, SOALNYA SAYA PERNAH LIHAT SPT PERUSAHAAN ORANG LAIN, PPH FINAL DAN PPH 22/23 DI POS AKTIVA LANCAR BENAR GAK TUH…MOHON PENCERAHANNYA

Balas

19. raffa Apr 5, 2014 at 14:17

siang pak

maaf pak saya mau tanya untuk pembayaran pph ps 4 ayat 2 omzet 1% itu perhitungannya 1% dari dpp atau 1% dari dpp+ppn.kalo ternyata perhitungan yang benar 1% dari dpp tp kita bayarnya 1% dari dpp+ppn apa yang harus kita lakukan pak.

terima kasih

Balas

o Dwi Utomo Apr 5, 2014 at 15:03

Sore pak RaffaBerarti ada kelebihan ya pak, misalkan tersetor 1.100, maka yg 100 bisa dipindahbukukan ke pajak lainnya atau PP 46 masa berikutnya.

Balas

20. Angela Apr 3, 2014 at 13:36

Page 108: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Pak Dwi,saya lihat perhitungan yg exel,1771-1 no 4, rp.280juta.Bukan kan omzet bruto July-Des yang harus kita tulis disini ? masih bingung nich

Balas

o Dwi Utomo Apr 3, 2014 at 14:55

Bukan bu tapi laba/penghasilan atas penghasilan bruto yg dikenakan PPh final. Jika diisi omset bakal menggelembung besar.

Balas

21. nomadenwoman Apr 2, 2014 at 17:04

Dear Pak Dwi,Saya PKP pada bulan Juli 2013. Akan tetapi pajak masih nihil sampai oktober 2013. Baru ada pembayaran pada bulan November 2013.Saya bergerak di usaha fabrikasi. Dimana pekerjaan saya dibayar dua bulan setelah pekerjaan selesai. Jadi untuk laba rugi 2013 saya minus. Karena pembelian barang ada, sedangkan pemasukan belum ada. Bagaimana dengan laporan pajaknya?Terima Kasih

Balas

o Dwi Utomo Apr 3, 2014 at 13:51

Dear ibu Putri yaYg PKP ini OP atau Badan Usahanya?

1. Untuk PPN kemungkinan terjadi lebih bayar pada SPT Masa Desember 2013, opsinya bisa diajukan restitusi atau kompensasi.

2. Untuk pajak tahunan, harus dipastikan dulu usaha ini ikut PP 46 atau nggak, selebihnya perkiraan awal saya juga lebih bayar, mengingat biaya > pendapatan

Silahkan tanya lagi, silahkan jelaskan detilnya, karena infonya minim saya terimanya

Balas

Page 109: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

22. viani Apr 1, 2014 at 23:14

Malam Pak Dwi,

Pak ada yg mau saya tanyakan dalam pengisian SPT tahunan badan 2013.Utk di form 1771 kan kita hanya masukkan penghasilan neto fiskal (selama bulan jan-jun 2013) nah utk kredit pajak nya apakah kita masukkan hanya selama jan-jun saja atau selama jan-des?karena apabila kita masukkan selama jan-des tidak akan sinkron dengan penghasilan neto fiskalnya pak? lalu apabila kita sudah mendapatkan angka di form 1771 no. 14.g apakah pph pasal 25 tersebut harus kita setor kan jg krn kita kan sudah setor yg 1% dari omzet apabila omzet dibawah 4.8M?

Mohon bantuannya pak. jawaban saya tunggu by email ke email saya,.

Terima kasih.

Balas

o Dwi Utomo Apr 3, 2014 at 14:37

Siang Bu VianiKredit pajaknya tetap yg muncul di jan-des, kecuali ada yg sudah/sedang di-Pbk maka dikeluarkan dari perhitungan pajak tahunan. Jika pajak tahunan yg harus sudah dibayar ketemu, ya harus disetorkan juga untuk lampiran SPT Tahunan, sekalipun pada tahun ini ikut PP 46.

Balas

AHMAD Apr 3, 2014 at 19:23

saya masih bingung cara menginput kredit pajak ke dalam SPT tahunan pak mohon pencerahannya:Jumlah PPh terutang dalam form 1771 No. 6: 2.204.113kredit pajak dalam negeri selama jan – des : 12.090.500 (PPh 22/23)apakah yang input dalam form 1771 No.8 : 12.090.500ataukan sisanya setelah diperhitungkan pph final 1% :6.333.240 yaitu sebesar 5.757.080,-untuk diketahui pula selama periode jan – des tidak membayar pph final 1% tetapi 1,5% dan 2% dan kami akan berencana melakukan pbk dari pph 22/23 ke pph final 1%.

Page 110: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

nilai pph final 1% sebesar 6.333.240 diperoleh dari omset jul – des di kali 1%. sekali lagi mohon pencerahannya..

Balas

Dwi Utomo Apr 4, 2014 at 15:57

Saya coba bantu pakJumlah PPh terutang nilainya tetap segitu, kemudian yg bisa di Pbk adalah PPh 22 yg dipungut bendahara. Untuk PPh 23 terpaksa harus jadi kredit pajak. Jadi bapak bisa ajukan Pbk dari PPh 22 ke paak 1%. Kemudian nilai yg di Pbk tsb keluarkan dari kredit pajak, jadi kredit pajak yg ditulis di 1771 no. 8 adalah nilai setelah dikurangi dengan Pbk PPh 22.

Balas

AHMAD Apr 5, 2014 at 10:52

berarti saya pbk dulu baru lapor spt ya pak,boleh nanya lagi gak?perusahaan berdiri tahun 2012 spt tahunan 2012 Nihil dan apakah tahun 2013 masuk kategori pp 46 ?

Balas

Dwi Utomo Apr 5, 2014 at 13:58

Jika saat berdiri hingga saat ini nihil terus karena nggak beroperasi secara komersial maka nggak wajib PP 46 pak.

Balas

AHMAD Apr 6, 2014 at 16:17

tapi omset tahun 2013 melebihi 4,8 M gimana pak…..masuk PP46 gak untuk perhitungan SPT TAHUNAN 2013nya…

Page 111: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

karena yang dibayar pph 22 dan 23 untuk tahun 2013, kalo memang masuk pp 46 nanti kami akan melakukan pemidahbukuan…

Balas

Dwi Utomo Apr 7, 2014 at 08:11

Khusus tahun pajak 2013 masih masuk PP 46 termasuk hitungan pajak tahunannya. Nanti untuk hitungan pajak 2014 barulah menggunakan kredit pajak full dan angsuran PPh 25.

Balas

AHMAD Apr 7, 2014 at 10:11

teriama kasih banyak pak pencerahannya….semoga bapak sukses selalu…

Balas

23. Altim Mar 31, 2014 at 17:13

Selamat Sore Pak Dwi (semoga langsung di jawab sore ini.. heheh)Pak, mau nanya.. Ada perusahaan sudah bayar pph 25 selama 1 tahun, trus di potong pph 23 selama satu tahun juga. PPh Final sudah di bayar juga juli sd des. Saat ini mau buat spt tahunan, untuk kredit pajak diakui yang bulan jan sd juni, demikian juga pph 25. Kemudian yang kredit pajak Juli sd Des tidak di akui, bisakah di PBK ke PPh Final setelah lapor SPT? Nanti nilai PBK nya dimasukkan ke bagian mana di SPT tahunan pembetulan?Terima kasih

Balas

Page 112: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Apr 1, 2014 at 15:32

Selamat sore pak AltimJika bapak berencana Pbk setelah lapor SPT Tahunan, itu dimungkinkan, asalkan pada perhitungan SPT Tahunan tidak mengikutsertakan setoran yg akan di Pbk. Hasil Pbk sendiri tidak perlu diinput ke SPT Tahunan.

Balas

ALTIM Apr 2, 2014 at 14:49

Berarti tidak ada pembetulan SPT tahunan setelah keluar PBK ya? Saya pikir SPT dibetulkan dibagian PPh final.. Kalau hasil PBK tidak dimasukkan lagi jadi untuk apa ya pak harus dipendahbukukan?

Balas

Dwi Utomo Apr 3, 2014 at 13:58

Siang pakPendapat pak Altim ada benarnya namun itu dari sisi WP, dari sisi KPP tetap harus dilakukan Pbk karena data setoran yg ada di KPP tetap tercatat sebagai PPh 25/masa pajak yg salah, sehingga dengan Pbk itulah data setoran akan dirubah menjadi benar di sistem database KPP.

Balas

ALTIM Apr 3, 2014 at 14:58

Pak Dwi, mau nanya lagi.. Jadi setelah hasil PBK keluar tidak ada pembetulan SPT ya Pak?

Trus mau nanya masalah transkrip, Beban atau manfaat pajak di transkrip di isi apa ya Pak Dwi?

Terimakasih pak..

Balas

Page 113: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Dwi Utomo Apr 3, 2014 at 16:48

Selama yg diajukan Pbk sudah dikeluarkan dari SPT ya nggak usah dibetulin lagi.Transkripnya judulnya apa pak? Saya nyari-nyari tapi belum ketemu

Balas

Altim Apr 4, 2014 at 21:29

Pak Dwi.. Saya tidak sertakan kredit pajak Juli sd Des.. tapi rencananya PPh yang dipotong di Juli sd Des mau PBK setelah lapor.. Dalam kasus ini apakah saya masih pembetulan SPT?

Untuk beban(manfaat)PPh di elemen laporan rugi laba itu di isi apa ya pak?

Terimakasih Pak Dwi

Balas

Dwi Utomo Apr 5, 2014 at 14:31

Tidak perlu pembetulan pak, karena setelah Pbk tidak ada pengaruh hitungan di SPT. tapi pastikan Pbk diproses dan sudah terbit bukti Pbk-nya.

Beban (manfaat) PPh ini saya masih belum paham pak. Hari kerja akan saya coba cari infonya.

Balas

ALTIM Apr 5, 2014 at 14:43

Terima kasih pak atas informasinya.

Page 114: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

emah Apr 5, 2014 at 16:30

sore, ikut nimbrung ^^pak altimuntuk beban(manfaat)pph di transkip di isi nilai dari PPH kurang/lebih bayar di spt pph wp badansemoga membantu

Balas

Dwi Utomo Apr 7, 2014 at 08:59

Terima kasih rekan Emah atas kontribusinya

ALTIM Apr 12, 2014 at 14:43

Pak Dwi, mau nanya lagi.. kalau Koperasi karyawan termasuk ke pp 46 gak Pak?

Omzetnya pake yang mana ya pak? apakah penjualan juga masuk DPP nya?

Dwi Utomo Apr 14, 2014 at 11:50

Page 115: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Kalau kopkar tersebut modelnya toserba maka 1% dari penjualan kotor, jika simpin maka 1% atas pendapatan bunganya.

24. hendra Mar 20, 2014 at 17:21

Pusing bagai Mana cara Mengisi Pajak Tahunan

Balas

o Dwi Utomo Mar 22, 2014 at 15:51

Bisa ke KPP/KP2KP terdekat pak, ada petugas yang siap membimbing disana dan gratis pastinya

Balas

Ades Mar 23, 2014 at 00:21

Pak Dwi…mohon pencerahannya perihal pengertian Omzet/Peredaran Bruto terkait dengan adanya PP No. 46 dengan tarif 1% dari OMZET.Bentuk badan usaha saya adalah CV yg bergerak dalam bidang perdagangan perangkat komputer. Permasalahannya begini : Saat Pembelian 1 Unit Komputer jurnal akuntansinya begini :Dr. HP Pembelian……..5,000,000.-Dr. PPn……………….500,000.-Cr. Cash…………………….5,500,000.-

Dalam usaha tentunya yang dicarikan LABA. Dari transaksi pembelian tersebut diketahui : HP Pembelian = 5,000,000.- Kemudian dijual dengan harga Rp. 6,000,000.- belum termasuk PPn. Saat penjualan barang, jurnal akuntansinya begini :Dr. Cash……6,600,000.-Cr. HP Pembelian……..5,000,000.-Cr. Laba Penjualan……1,000,000.-Cr. PPn……………….600,000.-

Page 116: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

DPP untuk PPh Final 1% dari transaksi penjualan di atas apakah dari HP Pembelian + Laba Penjualan atau dari Laba Penjualan saja. Saat ini saya dapat masukan bahwa yang namanya omzet adalan HP Penjualan padahal dalam komponen HP Penjualan terdapat HP Pembelian dan Laba Penjualan. Jika benar PPh Final 1% itu dari HP Penjualan menurut saya kurang logis dan kurang etis artinya negara ini mengenakan pajak final bukan saja kepada penghasilan tetapi dikenakan juga kepada modal usaha. Gambarannya begini HP Penjualan = HP Pembelian + Laba Usaha HP Penjualan = 5,000,000 + 1,000,000.- PPh Final 1 = 1% x 5,000,000 = 50,000.- PPh Final 2 = 1% x 1,000,000 = 10,000.- Jika perhitungan sperti di atas berarti modal usaha saya untuk repeat order perangkat komputer menjadi 5,000,000 – 50,000 = 4,950,000.- artinya modal saya makin menurun. Atas hal ini mohon pencerahannya dari Pak Dwi. Terima kasih sebelum dan sesudahnya.

Balas

Dwi Utomo Mar 23, 2014 at 21:33

Berdasarkan PP 46, yg dikenakan 1% adalah atas omset kotor/DPP PPN. Artinya dari kasus diatas 1% tersebut adalah 60.000. Dengan demikian repeat order menjadi 5.000.000-60.000=4.940.000. Sayangnya bunyi peraturannya menginginkan 1% atas DPP/omset bukan dari laba. Ya untungnya perlakuan ini bersifat final sehingga tidak perlu lagi mengitung untuk mencari pajak tahunannya nanti. Terima kasih atas opininya rekan Ades, banyak yg berpikir sama atas penerapan PP 46 ini.

Balas

Ades Mar 23, 2014 at 22:06

Terima kasih Pak Dwi atas pencerahannya.

Namun yang saya masukan itu hanya pemisalan dengan nominal kecil saja, sedangkan kan yang aktualnya dalam bisnis saya yaitu dagang barang terdapat transaksi penjualan dimana HP Pembelian bisa mencapai Rp. 150,000,000. belum termasuk PPn. Setiap bulan bisa mencapai Rp. 150,000,000.-.

Berarti saya harus membayar Pajak Final untuk periode bulan Juli s/d Desember 2013 adalah sbb :

Page 117: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

PPh Final dari HP Pembelian = 6 x (1% x Rp. 150,000,000) = Rp. 9,000,000.-PPh Final dari Laba penjualan = 6 x (1% x Rp. 10,000,000) = Rp. 600,000.-Total PPh Final terutan sebesar Rp. 9,600,000.-

Yaa artinya selama 6 bulan tersebut saya telah nombokin sebesar Rp. 9,000,000.-

Sehingga alternatif untuk menambal Modal Usaha saya :1. Dari kocek/saku sendiri2. Mengambil dari keuntungan penjualan yang ada

ckckckckckckckck…….????????????????????

Ya mau bagimana lagi jika seperti ini ?????

Balas

Dwi Utomo Mar 27, 2014 at 10:33

Ini ada komen serupa pak disini.Saya mah nurutin aja pak, karena aturanbelum direvisi atau dicabut. Semoga suara rakyat ini makin senada dan banyak hingg dipertimbangkan ulang untuk revisi

Balas

AHMAD Mar 25, 2014 at 10:01

bagaimana bentuk spt tahunan badan bila ada pemotongan pembayaran pajak pph oleh bendaharawan pemerintah, selama juni – des tetap membayar 1,5% bukan pph final 1% …mohon pencerahannya

Balas

Dwi Utomo Mar 25, 2014 at 15:11

Sore pak AhmadJika kondisinya seperti itu ya nantinya pemotongan PPh 22 tsb jadi

Page 118: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

kredit pajak pada SPT Tahunan jadinya lebih bayar, karena jika petugas penerima SPT teliti pasti mereka akan (tetep) nyuruh bapak bayar dulu yg 1% walaupun sudah dipotong 1.5% atau kalo gak dianjurkan Pbk dari PPh 22 ke PP 46

Balas

AHMAD Mar 25, 2014 at 16:17

tapi pada kasus diatas perusahaannya tidak mendapat surat rekomendasi dari pajak, apakah penerapan PP 46 berlaku langsung untuk yang beromset di bawah 4,8 ataukah berlaku untuk yang beromset 4,8 tapi mendapat rekomendasi dari KPP…mohon pencerahannya

Balas

Dwi Utomo Mar 27, 2014 at 10:31

PP 46 langsung berlaku bagi usaha yg tahun sebelumnya <4.8M. Karena tidak ada SKB PPH itulah makanya dipungut PPh 22 pak.

Balas

AHMAD Mar 27, 2014 at 11:06

untuk yang dipungut pph 22 sampai dengan bulan desember 2013, apakah dalam perhitungan SPT badan diperhitungkan juga pph final 1%nya dan di lakukan Pbk dari pph 22 ke PPh Final 1% sedangkan sisanya di restitusi atau kompensasi? kalo pengajuan PBK bisa gak setelah di lakukan setelah pelaporan SPT Tahunan?

Balas

Page 119: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Dwi Utomo Mar 27, 2014 at 11:10

Jika pak Ahmad belum mengajukan Pbk, maka PPh 22 tsb semuanya jadi kredit pajak. Kecuali bapak lapor SPT seadanya dulu tanpa mengkreditkan PPh 22, kemudian ajukan Pbk dan jika bukti Pbk sudah terbit maka lakukan pembetulan SPT Tahunan

Balas

AHMAD Mar 29, 2014 at 08:25

saya bingung postingnya ke form spt tahunannya datanya laporan keuanganya kira2 spt ini:LAPORAN RUGI LABAPER 31 DESEMBER 2013PT ABC

PEREDARAN USAHA Rp8.451.193.500HPP Rp7.496.900.000LABA BRUTTO Rp954.293.500

BIAYA BIAYA USAHA :

Gaji PegawaiRp28.000.000,00Biaya Administrasi Rp7.800.000,00Biaya Telepon Rp6.200.000,00Biaya Listrik Rp4.800.000,00Rekening Air Rp3.100.000,00Transportasi Rp8.700.000,00Penyusutan Inventaris Rp3.000.000,00Biaya kebersihan Rp2.780.000,00Biaya Lainnya Rp3.100.000,00

Page 120: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Total Biaya Rp 67.480.000Laba sebelum pajak Rp 886.813.500

Jakarta, 1 April 2013PT. ABC

xxxxxxxxDirektur

Ket tambahan: perusahaan di atas pada tahun 2012 nihil,(artinya tahun 2013 termasuk kategori pp 46) pph pasal 22 dan 23 yang dipotong oleh pemungut tahun ini sebesar Rp 158.255.109 , angsuran pasal 25 nihil, pembayaran pph 22 dan 23 bulan juli – des 2013, mohon bantuanya cara posting ke spt tahunan 1771, 1771 I dan 1771 IV .balas di email saja ya pak…..mohon bantuannya

Balas

Dwi Utomo Mar 29, 2014 at 14:17

Jika pak Ahmad berencana melakukan Pbk, maka dalam SPT Tahunan PPh 22 tsb jangan dikreditkan dulu. Karena jika diperhitungkan sebagai kredit pajak, maka Pbk tidak bisa diproses. Itu aja syartnya agar Pbkk bisa diajukan setelah lapor.

Balas

AHMAD Mar 29, 2014 at 16:31

Page 121: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

gimana nih bentuk spt tahunannya? yang tanpa kredit pajak pph 22

Balas

25. tati Mar 20, 2014 at 13:37

siang Pak Dwi perkenalkan saya tati dari Lombok NTB, saya mau tanya gimana cara membuat spt tahunan yg 2 th tdk ada transaksi (tdk berjalan )sementara pemilik perusahaan menginginkan PKPnya di cabut.mohon penjelasannya pak dan mohon kirim contoh laporannya terima kasih sebelumnya

Balas

o Dwi Utomo Mar 24, 2014 at 10:58

Selamat siang bu TatiYang ibu perlu siapkan adalah membuat neraca untuk 2 tahun pajak tersebut, sementara untuk SPT Tahunannya tidak perlu diisi angka rupiah (karena gak ada penghasilan toh). Mudahkokbu, nanti bisa minta bimbingan petugas di KPP.

Cheers

Balas

Lisa Mar 27, 2014 at 13:58

Pak Dwi,

Utk SPT Tahunan perusahaan belum beroperasi jadi form mana saja yang perlu diisi ya?Hanya 1771 induk saja dengan lampiran Neraca?

terima kasih

Balas

Dwi Utomo Mar 29, 2014 at 14:57

Page 122: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Iya bu Lisa benar, dengan daftar penyusutan jika ada harta yg disusutkan

Balas

26. OTNAY Mar 17, 2014 at 17:42

Pak Dwi ….Menurut saya contoh pengisian SPT Badan yang bapak berikan “ngaco” / salah besar.Coba lihat 1771 induk :penghasilan neto fiskal 200.000.000,-PPh terutang 62.400.000,- (saya lihat menghitungnya dari penghasilan netto fiskal setahun sebesar 480.000.000,- ).Lihat 1771 IV : Penghasilan WP yg memiliki peredaran bruto ttt 30.000.000,-Sehingga th 2013 PT Amsyong bayar PPh 62.400.000,- + 30.000.000,- = 92.400.000,-Nah kacau bukan ?????Menurut saya PPH terutangnya dihitung dari penghasilan netto fiskal 200.000.000,- saja.Hayo gimana Pak Dwi ????

Balas

o Dwi Utomo Mar 19, 2014 at 15:43

Yak memang saya yang salah mas Otnay, udah saya benerin baik di file excel dan artikel diatas. Makasih kontribusinya mas Otnay, sangat mengoreksi

Balas

27. YULIANA Mar 17, 2014 at 15:19

Pak, mau nanya kalo ada usaha jasa digital printing yang berbentuk PT dan ada NPWP sejak Okt 2013, peredaran bruto tidak sampai 4,8 M, namun sampe skrg tiap bulannya blm setor PPH Final. Dan skrg misal bulan Maret ini mau dibenahi, yg mau saya tanyakan:1. Utk spt tahunan pph badan 2013 utk laporan keuangan periode Okt-Des tetap dibuat dan dilampirkan tapi bagaimana dengan pengisian 1771IV utk pph final di no 14, apakah diisi peredaran bruto selama itu langsung dipotong 1% ?2. Trs utk SSP final dari Okt-Des 2013 kan rencana baru dibuat Mar 2014, apa ada sanksi keterlambatan? dan utk Jan-Mar 2014 mekanisme pelaporan sspnya bagaimana? dan utk spt masanya yg dilaporkan tiap bulan apa tinggal menyerahkan ssp yang sudah divalidasi ntpnnya saja?

Page 123: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Tlg infonya. Thx.

Balas

o Dwi Utomo Mar 17, 2014 at 16:04

Sore ibu Yuli

1. laporan keungaan yg dibutuhkan tetap setahun, tapi ibu juga butuh perkiraan penghasilan selama semester 2 dan laba usaha sms 2. Kemudian pada 1771-IV itu kan untuk final, jadi yg diisi disitu adalah peredaran usaha selama jul-des dan nilainya dikalikan 1%

2. Untuk keterlambatan setoran 1% jul-des 2013 tidak dikenakansanksi, jadi silahkan setor sebelum SPT badannya dilaporkan. Jika ibu setor dan sudah dapat resi/BPN yg isinya nomor NTPN itu artinya ibu tidak wajib lapor SPT lagi. Kecuali tidak dapat NTPN maka wajib lapor paling lambat tanaggal 20 bulan berikutnya

Balas

YULIANA Mar 17, 2014 at 16:19

Kalo utk pelaporan SSP masa Jan dan Feb 2014 jika blm dilaporkan apa juga tidak dikenai sanksi?

Berarti kalo PT tersebut baru beroperasi bulan Okt 2013, lap keuangannya tetap Okt-Des , kalo peredaran brutonya selama 3 bulan itu dibawah 4,8 M berarti ntar PPH tahunannya nihil ya, krn kan sdh setor pph final dari peredaran bruto. Benar begitu?

Balas

28. ian Mar 15, 2014 at 11:41

lalu bagaimana perlakuannya ke wp badan yang terkait pp 46 tapi tidak mencapai 4,8M pak?

Balas

Page 124: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Mar 17, 2014 at 16:56

maka laba/penghasilan neto fiskal kalikan saja dengan tarif 12,5% kemudian kurangkan angsuran/kredit pajak.

Balas

29. Update & Revisi Cara Mengisi SPT Tahunan PPh Badan PP 46 | Amsyong !! Mar 14, 2014 at 14:49

[…] Buat SPT Tahunan Badan […]

Balas

30. PajakMania Mar 13, 2014 at 16:49

Yth Pak Dwi,

Saya tidak setuju atas tulisan bapak yang tidak mengisi omset Juli-Desember 2013 di form 1771-I. Menurut saya, form 1771-I tetap harus diisi dengan penghasilan setahun (tidak 6 bulan), namun semua penghasilan dan biaya di Juli-Desember 2013 terkait PP 46 ini dikoreksi fiskal sepenuhnya.

Penghasilan –> dikoreksi negatif 100% (pada form 1771-I no 4 – Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan Yang Tidak Termasuk Objek Pajak)

Biaya –> dikoreksi positif 100% (pada form 1771-I no 4 – Penyesuaian Fiskal Positif)

asumsi tidak ada koreksi fiskal lain

Sehingga penghasilan neto fiskal sehubungan dengan PP 46 (Juli-Desember 2013) menjadi nol. Dan yang tersisa adalah penghasilan yang kena tarif pasal 17, yang akan masuk/pindah ke form induk.

Tentunya bapak mengetahui bahwasanya biaya sehubungan dengan penghasilan yang bersifat final juga tidak boleh dibiayakan, bukan?

Demikian pendapat saya pak. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.

Sukses selalu untuk bapak dan tim. Blog ini sungguh sangat bermanfaat.

Page 125: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

PS: Anyway, saya setuju bahwa laporan keuangan 6 bulan perlu dibuat agar dapat mengklasifikasikan jenis penghasilan. Ini sungguh mencerahkan.

Balas

o Dwi Utomo Mar 19, 2014 at 15:46

Saya jadi lupa bales ini. Makasih admin PajakMania atas masukan dan koreksinya, iya sudah saya update dan sesuai pemahaman bersama.

Cheers

Balas

31. Ades Mar 12, 2014 at 02:41

Selamat malam Pak Dwi.Saya mohon dijelaskan mengenai rekon fiskal dan jurnal apa yang harus saya lakukan atas transaksi di bawah ini karena saya masih kebingunan dalam membuat laporan nya. Jenis Badan Usaha yaitu CV.

NIBT Jan s/d Jun 2013 adalah Laba sebesar Rp. 100,000.-Pada Pos Biaya ada “Gaji Yang Dibayarkan Kepada Anggota Persekutuan” sebesar Rp. 9,000,000.- (6 x Rp. 1,500,000.-).Mohon bantuan dan pencerahannya untuk perhitungan PPh Badan dan lainnya terkait penjelasan di atas.Terima kasih sebelum dan sesudahnya.

Balas

o Dwi Utomo Mar 12, 2014 at 15:46

Sore rekan AdesBiaya tersebut karena sebagai komponen koreksi positif maka akan menambah laba 100rb tsb. sehingga neto fiskal menjadi 9.100.000.Untuk jurnalnya saya tidak bisa menjawab bu, mungkin seperti jurnal koreksi dibalik dengan lawan akun koreksi positif fiskal.

Balas

Page 126: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

32. Ades Mar 12, 2014 at 02:35

Selamat malam Pak Dwi.Saya diminta saudara untuk membantu mengerjakan Laporan Keuangan dan SPT Tahunan untuk PPh Badan, tetapi untuk tahun 2013 saya bingung membuat laporannya.Yang menjadi pertanyaan saya untuk Laporan Pajak Tahun 2013 :1. Laporan Keuangan yang dipergunakan untuk mengisi Lampiran 8A-2 apakah menggunakan Laporan Keuangan per 31 Juni 2013 atau tetap menggunakan Laporan Keuangan per 31 Desember 2013 ?2. Sama juga dengan Formulir 1771 I juga menggunakan Laporan Keuangan yang sampai kapan Pak.3. Pak boleh minta contoh untuk pelaporan SPT Tahunan 2013 untuk Badan dan PPh Final terkait PP.46Teriam kasih sebelum dan sesudahnya atas info dan pencerahan yang akan Bapak berikan.

Balas

o Dwi Utomo Mar 12, 2014 at 15:56

Laporan keuangan yg dibutuhkan dan dilampirkan tetap yang setahun penuh, tapi rekan Ades juga harus tahu penghasilan mana aja yg dikenakan pajak final. Dalam bulan akan saya update untuk cara pengisiannya khusus SPT Badan

Balas

33. Farida Mar 11, 2014 at 17:27

selamat sore pak,,Didapatkan form 1771 tahunan, isian pph kurang dibayar (pph ps 29) kolom 11 adalah 5juta.Padahal selama ini, pajak yang diangsur jan-jun adalah pph ps 25.Perbedaannya apa?Kemudian untuk kurang pajak 5 juta masuk pph pasal berapa? kemudian nulis di SSPnya kode akun pajak berapa?Terimakasih

Balas

Page 127: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Farida Mar 11, 2014 at 18:15

menambahkan pak, jan-jun yang dilaporkan pph pasal 25, tapi semua nihil, karena tahun 2012 tidak memiliki laba. Mohon bantuannya pak

Balas

Dwi Utomo Mar 12, 2014 at 16:13

Sore bu Ida, karena tahun 2012 belum terbit PP 46 dan tidak ada nilai angsuran PPh 25, maka yg disetor ya senilai 5jt, dengan isian di SSP 411126-200

Balas

34. acok Mar 10, 2014 at 11:48

pagi pak dwi,apakabr,? smoga sehat slalu amin….

pak dwi mohon penjelasannya untuk pengisian lampiran dielemen spt tahunan pajak konpensasi kerugian dengan data begini pak?

tahun 2009 laba 350 jttahun 2010 laba 137 jttahun 2011 laba 150 jttahun 2012 laba 275 jttahun 2013 rugi 345 jt

pertanyaanya adalah :1. untuk laba tahun 2010 laba tahun 2009 ditambah laba berjalan 2010 dapat hasil atau ditulis laba setiap tahunnya2. dngn kondisi data diatas bagaimana laba tahun berjalannya (2014)

mohon bantuannya

terima kasihsalamacok

Balas

Page 128: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Mar 12, 2014 at 10:30

Salam pak Acok, ini pertanyaanya gak keliru kan. Saya lihat rugi hanya muncul di tahun 2013, untuk pendistribusian rugi 2013 maksimal hingga 2017. Karena tahun-tahun sebelum 2013 semua untung maka tidak ada kompensasi kerugian.

Balas

acok Mar 12, 2014 at 13:04

betul pak dwi begitu pertanyaan saya..selama 5 tahun terakhir laba dan baru tahun ini rugi..terima kasih atas pencerahannya

Balas

acok Mar 12, 2014 at 13:26

jadi untuk form lampiran khusus tidak perlu di isikan pak??

terima kasih

Balas

Dwi Utomo Mar 12, 2014 at 15:15

Untuk tahun yg masih laba tidak perlu dilampirkan, jika sudah ngalami rugi yg berkrlanjutan baru dilampirkan

Balas

35. Santy Mar 6, 2014 at 17:38

Dear Pak Dwi,

Terkait Pengisian SPT Tahunan Badan, informasi yang saya dapatkan dari kring pajak adalah pada 1771-1 lampiran 1 penghasilan neto komersial dalam negeri atau tepatnya

Page 129: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

angka 1, 2 dan 3 di isi penghasilan masa jan-des dan bukan masa jan-jun saja spt contoh yang pak dwi buatkan diatas.

Sementara angka 4 (penghasilan yang dikenakan pph final dan yang tidak termasuk objek pajak) merupakan akumulasi Laba bersih Jul-Des.

Nah setelah coba saya input. hasil penghasilan neto fiskal tidak sesuai dengan penghasilan neto fiskal di laporan laba rugi periode jan-juni saya.

Mohon pencerahannya, apakah benar cara pengisiannya seperti yang di contohkan oleh pak dwi di atas karena lebih logis juga menurut saya. dimana yang di input di lampiran 1 hanya utk periode jan-jun

atau memang ada ketentuan dari peraturan perpajakan bahwa SPT Tahunan 1771 pada lampiran 1 yang di masukkan adalah peredaran usaha, hpp dan biaya periode 1 tahun.

Saya tunggu pencerahannya segera pak dwi.

Salam…

Balas

o Dwi Utomo Mar 13, 2014 at 16:33

Tunggu besok ya

Balas

36. yo Mar 1, 2014 at 20:33

Pak Utomo,

Jika ada koreksi fiskal seperti PPH21 dan PPH 22, apakah hanya Jan-Jun juga?

Mohon penjelasannya.Trims Pak

Balas

o Dwi Utomo Mar 3, 2014 at 15:10

Page 130: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Selamat sore rekan YoJika atas PPh 21/22/23 tsb tidak dilakukan Pbk maka atas yg terpungut/potong juga memperhitungkan yg terjadi di bulan juli-des. Alias semua kredit pajak sepanjang tahun bisa dikreditkan/koreksi

Balas

37. kuniaman Mar 1, 2014 at 17:59

sore pak dwi.. saya mau nanya kalau perusahaan baru berjalan satu tahun, apakah pph 25 bisa di cicil pada tahun depan, atau bagaimana ya pak, mohon bantuannya…

Balas

o Dwi Utomo Mar 3, 2014 at 15:16

Sore pak Kuniaman.Fungsi dari angsuran PPh 25 adalah untuk memperingan pajak tahunan WP. jadi jika dicicil tahun ini artinya untuk mengurangi pajak tahunan yg pada tahun depan akan dibayar. Dan nggak mungkin kebalik, bayar tahunan baru nyicil. kalau memang merasa berat dengan angsuran PPh 25 tsb, bisa ajukan keringanan ke KPP terdaftar.

Balas

38. Khusnul Feb 27, 2014 at 17:53

sore pak dwi.sya mau tanya pak. perusahaan yang saya tangani berdiri hampir 1 th, cuman sebagai pembanding dan blum ada pekerjaan. namun sudah keluar biaya gaji tiap bulannya. apakah saya lapor nihil atau saya tetep mebuat laba rugi walaupun rugi ? mohon bantuan untuk mengisi SPT tahunan nihil dan kalo ada minta yang bentuk excelnya biar mudah,,terimakasih,,

Balas

o Dwi Utomo Feb 28, 2014 at 14:44

Page 131: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Ini mau lapor apa maksudnya ya? saya coba jawab aja rekan KhusnulUntuk SPT PPh 21 tetap lapor tentunya bisa nihil atau KB tergantung ada yang dipotong atau tidakUntuk SPT Tahunan juga lapor, bisa dibilang rugi jika memang tidak ada pendapatan.

Untuk SPT Tahunan nihil, mudah saja bu, buat saja minimal neraca keuangan, jika ada pengeluaran gaji berarti bikin laba rugi juga. SPT-nya sendiri tinggal diisi 0 semua di bagian induk SPT

Balas

39. hamdi Feb 27, 2014 at 16:55

selamat siang pak dwi, saya mau melaporkan pajak pph tahunan apakah perlu di buat rugi laba, neraca, sama aktiva tetap per 6 bln.mohon penjelasannya.terima kasih

Balas

o Dwi Utomo Feb 28, 2014 at 15:14

Hingga saat ini saya belum mendapatkan aturan tentang perlunya laporan keuangan 6 bulan. yang pasti lapkeu setahun perlu dilampirkan, jika mau nambahi yg 6 bulan akan diperkenankan.

Balas

40. Edwin Feb 21, 2014 at 15:41

Selamat siang Bapak Dwi,

Saya mau menayakan untuk pengisian SPT Tahunan 2013 saya, saya memiliki omZet dibawah 4,8M dalam tahun ini dan saya belum melakukan pembayaran untuk pph final 1%, saya harus melakukan langkah seperti apa ya pak? krn saya melihat contoh yang ada itu omzet dalam 1 tahun mencapai 5M. apa perlakuannya sama? apa saya harus membayar pph final 1% nya terlebih dahulu?Mohon pencerahaanya ya pak.Terima kasih

Edwin

Page 132: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

o Dwi Utomo Feb 22, 2014 at 15:40

Sore pak EdwinSecara umum langkahnya

1. Setorlah PPh 25 jan-jun (jika belum)2. Setorlah PPh final 1% untuk jul-des3. Kemudian bisa lihat di perhitungan SPT tahunan yg saya contohkan

Saya jawab secara umum soalnya saya juga nggak tahu progess pembayaran usaha bapak sudah sejauh apa

Balas

41. Dhandi Feb 19, 2014 at 18:32

Pak Dwi yang terhormat,Langsung saja ke pertanyaan,

mengenai biaya penyusutan dan amortisasi yang di input ke lampiran khusus 1A apakah hanya biaya penyusutan selama 6 bulan (Januari – Juni) atau setahun penuh? Karena bila input lampiran khusus biaya penyusutan dan amortisasi via ESPT, biaya penyusutan akan terhitung secara otomotis 1 tahun, apakah harus diinput manual untuk 6 bulan.?Lalu ketika input lampiran 2 (Perincian HPP, Biaya usaha lainnya, dan Biaya dari luar usaha), juga hanya di isi dengan biaya selama 6 bulan (Januari – Juni) atau setahun penuh?Terima Kasih

Balas

42. tedy m noor Feb 18, 2014 at 19:03

Selamat sore Pak Dwi..

Saya mau tanya, kalo perusahaan baru beroperasi meski sudah mulai ada penjualan tapi masih merugi maka apakah perusahaan tersebut tetap dikenakan PP 46 1% dari penjualannya atau bagaimana? Terima kasih

Balas

Page 133: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Mar 19, 2014 at 15:49

Iya tetap diterapkan PP 46 pak.

Balas

43. M. Ichsan Wahyudi Feb 15, 2014 at 22:21

Dear all,

Mohon pendapatnya, untuk pelaporan SPT Tahunan OP/BDN yang terkena PPh Final 1%.a. Apakah pembuatan SPTnya jan sd jun saja? dasar aturannya ada tidak? supaya untuk pegangan kami jika suatu saat diperiksa oleh fiskus.b. Menurut info dari rekan ada yg menanyakan ke AR, menurutnya SPT Tauhunannya tetap dibuat sd Desember dan nilai PPh Final 1% yg sudah disetor diinput sbg koreksi fiskal. Bila hal ini benar atau diperbolehkan atas nilai tersebut untuk form SPT Tahunan OP/BDN di input diform lampiran dan kolom mana?c. Sebenarnya Pengenaan PPh Final 1%, khususnya untuk WP BDN, apabila si WP baru beroperasi di Tahun 2013 ( sebelum PP 46 diundangkan, pada saat diundangkan, dan setelah PP 46 diundangkan ) apakah atas WP tersebut sudah dikenakan PP 46, ataukah belum. Dikarenakan menurut pemahaman saya antara PP 46, Permenkeu 107, SE-42. Ada perbedaan pemahaman antara PP 46 & PMK 107 vs SE-42.

Mohon petunjuknya.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya atas perhatian dan petunjuknya.

M. Ichsan Wahyudi

Balas

o Dwi Utomo Feb 17, 2014 at 00:31

Ikut nyumbang pikiran pak tanpa ada tendensi kontra dengan sesama AR

1. Teknis atas perhitungan jan-jun ada pada SE-42/PJ/2013 huruf F.112. Yang saya tahu sesuai dengan poin 1 di atas pak3. Sudah dirinci pada PP 46 pasal 10, dengan cara melihat hasil

penyeahunannya apakah sudah melebihi atau belum, yg beda adalah jumlah bulan yg dipakai untuk menyetahunkan

Page 134: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Itu yg bisa saya sampaikan pak Ichsan, terima kasih

Balas

M. Ichsan Wahyudi Mar 2, 2014 at 00:24

Terima kasih pendapatnya Pak Dwi, mau tanya nih Pak untuk pengisian SPT Tahunan Th pajak2013 bila :a. usaha orang pribadi atas nama Yudi Sansan beroperasi secara komersialnya bulan Oktober 2013, dan nilai peredaran usahanya tidak melebihi 4,8M gimana SPT Tahunan 2013. dan bulan okt sd des Yudi Sansan sudah membyr PPh Final 1%.b. sedang untuk usaha badan misal PT. Ichsan Sejahtera yg mulai beroperasi Okt 2013 dan peredaran usaha tdk melebihi 4,8M dan sudah menyetorkan PPh Final 1%.c. Pak, misal saya sbg jasa pembuat SPT tetapi klien kami tdk mau memenuhi pembayaran PPh Final1% karena asumsinya usahanya masih rugi ( SPT Masa PPN masih LB ) apakah saya membuat SPTnya tetap memperhitungkan nilai PPh Final 1% atau tidak?Mohon masukan dan petunjuknya Pak.

Terima kasihYudi

Balas

Dwi Utomo Mar 3, 2014 at 14:42

Siang pak Yudi

1. Berarti SPT PPh OP nihil2. SPT Tahunan PPh Badan juga nihil, tapi tetep bikin laporan

keuangan juga3. Karena pajak 1% itu sifatnya final, maka tidak perlu

diperhitungkan di laba rugi, karena bukan biaya

Itu yang bisa saya sampaikan pak yudi

Balas

44. Emmy Feb 6, 2014 at 13:15

Page 135: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

selamat siang pak dwi.Saya mau nanya lg nie pak,ttg pengisian SPT Tahunan 2013.Jenis usaha saya dagang,dan menggunakan norma perhitungan 25%,jumlah penghasilan netto Januari- Juni saya lebih kecil dr PTKP,sedangkan Juli-Desember saya sudah memakai PP 46 FinalJd itu gmn ya pak,apakah kredit PPh pasal 25 (Januari-Juni) yang telah di bayarkan tetap di isi di kolom kredit pajak???? bila penghasilan netto<PTKP,mohon infonya pak,terima kasih

Balas

o Dwi Utomo Feb 6, 2014 at 13:40

Siang bu Emmy Sebenarnya jika pada aturan PPh 25, jika Neto < PTKP maka SPT-nya nihil. Jika ibu masukkan kredit pajak (angsuran PPh 25 jan-jun) di SPT, maka jadinya lebih bayar sebesar kredit pajak tsb. Pada aturan baru (Per-198) jika SPT Tahunan PPh OP kelebih pajaknya tapi masih dibawah 10jt bisa direstitusi tanpa melalui pemeriksaan tetapi dengan penelitian, silahkan saja masukkan di bagian kredit pajak, jika ingin uangnya dikembalikan bu.

Balas

45. mat Feb 5, 2014 at 14:55

Selamat siang pak Dwi. Saya mohon bantuan penjelasan tentang perhitungan SPT tahun 2013 jika hasil neto kita lebih kecil dari jumlah PTKP untuk K3. Sebelumnya terima kasih pak. P

Balas

o Dwi Utomo Feb 5, 2014 at 16:08

Jika penghasilan neto rekan mat < PTKP maka tidak ada pajak yg terutang alias jadinya 0 atawa nihil.

Balas

mat Feb 6, 2014 at 00:27

Page 136: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Terima kasih pak Dwi.

Balas

Dwi Utomo Feb 6, 2014 at 12:45

Sama-sama pak

Balas

46. afni Feb 5, 2014 at 10:24

Saya mau tnyakan,jika perusahaan terdaftar sbgai wp di tgl 22-05-13 walaupun usaha sdh berjalan di awal thn 2013…apakah perhitungan spt bdn utk periode jan-jun hrs dihitung atau cuma bulan mei dan juni saja? krn utk pph 1% nya cuma utk bln juli-agt’13

Balas

o Dwi Utomo Feb 5, 2014 at 16:11

Iya tetap dihitung saudari Afni untuk periode hingga akhir juni 2013, karena disitu terlihat apakah ada pajak tahunan yg terutang atau tidak

Balas

47. dinda Jan 28, 2014 at 21:46

Malam pak, saya mau tanya, memang untuk badan harus membuat laporan laba-rugi dan neraca dllnya. Tapi kalau metode PP 46 tanpa melihat biaya dllnya pajak langsung dipotong 1% dari omzet. Jadi untuk apa membuat laporan laba rugi?? kalau membuat laporan laba rugi di bagian akhir kita akan menghitung jumlah pajak yg harus dibayar. pasti nilainya akan berbeda dengan jumlah pajak yang dibayar sesuai dengan pp 46. Nah, kalau begini bagaimana?? saya jadi bingung… mohon pencerahannya,, tks.

Balas

o Dwi Utomo Jan 30, 2014 at 16:02

Page 137: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Sore mbak Dindafungsi dari lampiran laporan keuangan adalah untuk mengecek kewajaran dari kondisi keuangan perusahaan, tentunya yg sudah dilapor final (1%) tidak perlu dihitung kembali. Mungkin mbak Dinda pernah melihat pada perusahaan yang murni jasa konstruksi, SPT mereka nihil tetapi tetap melampirkan laba-rugi yg memperlihatkan laba mereka walaupun tidak dihitung pada akhirnya.

Balas

48. nunung Jan 28, 2014 at 19:36

sre pak Dwi,slm kenal dr saya,maaf pak sy mau tanya bgaimana klu perusahaan itu br berdiri 1 tahun,tetapi baru berjalan sekitar 4 bulan terakhir (oktober-januari) hanya baru beberapa transaksi saja,bagaimana cara membuat laporan pajak tahunannya,karena sy blm faham,mohon penjelasannya,terimakasih pak.

Balas

o Dwi Utomo Jan 30, 2014 at 16:04

Sore bu NunungSaya tidak bisa memberikan penjelasan detail, pastinya atas transaksi oktober desember bisa dibuatkan laporan laba rugi dan neraca. Jika usaha ibu ikut PP 46 dan selalu setor 1% setiap bulannya (okt-des) maka pajak tahunannya nihil, hanya saja lampiran laporan keuangan tetap perlu.

Balas

49. arifin Jan 27, 2014 at 21:08

Selamat mlm Pak Dwi, Saya mau tanya mengenai pph badan terkait pp 46 th 2013.Pertanyaan pertamaKalau pph sudah terlanjur dibayarkan dgn perhitungan pph pasal 25 dari bulanjanuari sampai november 2013, apakah utk bln juli sampai november2013 perlu dilakukan pemindahbukuan ke dalam pph 1 % atau tidak?Pertanyaan keduaMengenai biaya dalam laporan Laba/Rugi semester pertama (periode januari-juni 2013), yang dicatat itu biaya dalam 1 tahun pajak atau hanya biaya dalam semester pertama saja? (misalnya utk biaya gaji dan biaya penyusutan).Terimakasih sebelumnya Pak

Page 138: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Balas

o Dwi Utomo Jan 28, 2014 at 08:26

Selamat pagi P. Arifin

1. Jika pada masa juli-nov belum menyetor PPh 1% maka yg PPh 25 tsb bisa dipindahbukukan ke PPh 1%, kecuali udah setor 1% maka PPh 25 tsb jadi kredit pajak di SPT Tahunan

2. Laporan keuangan semester 1 hanya memuat biaya untuk semester 1 saja pak

Balas

50. dila Jan 25, 2014 at 11:08

mohon pencerahannya pak.. apa benar neraca dan laporan keu untuk menghitung pajak tahuan, unsur pajak nya seperti PPh 21, pph 23, PPN,dikluarkan semua?

Balas

o Dwi Utomo Jan 28, 2014 at 09:25

Iya benar bu DilaIstilahnya koreksi fiskal yaitu mengeluarkan beban/biaya2 yg muncul terkait pajak.

Balas

51. Fidah Jan 20, 2014 at 13:28

Selamat Siang Pak,Saya mau tanya, klo kantor konsultan yang bergerak di bidang riset bagaimana perhitungan dan pengisian spt tahunan 2013 (berdasarkan peraturan baru)? atau apakah formatnya masih tetap sama seperti spt tahunan 2012?Klo ada contoh file nya, mohon dikirimkan lewat email. Tks, Fidah

Balas

Page 139: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

o Dwi Utomo Jan 28, 2014 at 12:59

Siang bu FidahIni riset pendidikan nirlaba atau bagaimana spesifik usahanya?Tidak ada perubahan dalam format SPT Tahunan PPh Badan, jadi masih bisa menggunakan file lama

Balas

52. ida Jan 10, 2014 at 14:06

siang pak,saya mau tanya, kalo perusahaan manufaktur gmn cara pengisian spt tahunan,, kalo ada saya minta contoh pengisian dlm bentuk excelya. lewat email

Balas

o Irfan Hartono Jan 14, 2014 at 13:37

Salam, Bu Ida. Pengisian SPT Tahunannya sama saja kok dengan yang lain. Mungkin pada laporan keuangannya saja yang berbeda. Sebagai gambaran, silakan dilihat di SPT Tahunan PPh badan, bagian lampiran khusus transkrip laporan keuangan perusahaan manufaktur.

Balas

53. sodik Jan 10, 2014 at 12:53

bos kalau ssp pasal 4 ayat 2 di potong bendaharawan masuk kemana ya

Balas

o Irfan Hartono Jan 10, 2014 at 15:13

177-IV bagian A.

Balas

Page 140: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

54. putri Dec 27, 2013 at 15:56

Saya tadi sudah melihat cara membuat SPT Tahunan badan terkait pp46 versi Excel,,lalu apakah lampirannya harus 8A-6? atau memang disana hanya sebagai contoh dari pak dwi?Karena memang sebelumnya kami memakai 8A-2 pak,,

Balas

55. putri Dec 27, 2013 at 15:18

Trim’s pak atas jawabannya waktu itu,,saya mau tanya lagi pak,,,kalau sebuah perusahaan membeli salah satu gudang, tetapi pembayaran uang mukanya di cicil perbulan selama 6 bulan, maka biaya uang muka gudang tersebut apakah menjadi beban atau bagaimana untuk memasukkan ke dalam pembukuan untuk laporan perpajakannya?sebelumnya trima kasih pak,,

Balas

56. Agus Zainal Dec 24, 2013 at 22:00

Pak Dwi yang baik, mohon pencerahannya mengenai pajakgini pak, Perusahaan saya bergerak di bidang konstruksi dan baru berdiri setahun, dan belum memiliki SPT Tahunan, laporan pajak bulanannya lengkap, selama ini perusahaan saya sudah mengerjakan beberapa proyek pemerintah dan telah selesai, sedangkan Potongan pajaknya (PPN&PPh) langsung di pungut oleh Bendahara dinas, yang ingin saya tanyakan gimana cara membuat laporan laba-rugi, neraca dan SPT Tahunan, mohon jawabannya Pak dwi, via email jg bisa pak, terima kasih atas bantuannya pak.

Balas

57. vivi Dec 24, 2013 at 13:50

Selamat siang Pak Dwi,Saya mau tanya, untuk badan yg omsetnya pada akhir Des 2013 ternyata >4,8M , maka pada bulan Jan 2014 sd Maret 2014 nanti apakah pembyran pajaknya masih tetap kena tarif final PPH 4(2) sebesar 1% atau langsung kena tarif PPH psl 25 berdsrkan laporan

Page 141: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Jan-Jun 2013 ? Karena SPT badan tahunan baru lapor di bln April 2014.Terima kasih.

Balas

o Dwi Utomo Dec 24, 2013 at 14:02

Selamat siang bu Vivi.Saya pending jawabannya karena masih menunggu aturan baru terbit. Saya juga masih belum tahu pasti. Segera saya infokan nantinya.

Balas

vivi Jan 3, 2014 at 15:46

Ok pak, saya tunggu penjelasannya. makasih

Balas

58. yudhi Dec 14, 2013 at 10:21

salam kenal pak dwi..saya mau tanya, nilai 60jt pd kolom 14d dproleh dr mana? trims..

Balas

o Dwi Utomo Dec 17, 2013 at 10:09

Salam kenal juga pak YudhiItu hasil dari 480.000.000 x 12,5%

Balas

59. Syahrudin Dec 13, 2013 at 08:35

pagi pakk,,saya orang yang sangat awam di bidang pajak,,maklum pndidikan baru lulus SMA,,tapi

Page 142: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

sekarang disuruh ngurus pajak Badan,,lembaga saya baru 4 bulan terhitung awal septmber,,mohon bantuan untuk mengisi SPT tahunan dan kalo ada minta yang bentuk excelnya biar mudah,,terimakasih,,

Balas

o Dwi Utomo Dec 17, 2013 at 11:06

Siang pak UdinBerikut link untukSPT PPh Badanlampiran khususTranskripPetunjuk pengisianYang pasti siapkan dulu pak, laporan keuangan 2013 (laba rugi, neraca) karena isi SPT dari laporan keuangan tsb.

Balas

60. putri Dec 12, 2013 at 12:00

saya baca artikel bpk yang ini, itu perhitungan untuk perusahaan yang ternyata akhir tahun 2013 omsetnya >4,8 milyar,,nah bagaimana untuk perhitungan perusahaan yang sampai akhir tahun 2013 omsetnya tetap < 4,8 milyar? dan bagaimana cara pembuatan laporannya dengan sudah dibayarnya pph final 1%?

Balas

o Dwi Utomo Dec 12, 2013 at 16:07

Sore mbakMasih sama caranya, hanya yg langkah terakhir (form 1771-hal 2) tidak perlu diisi karena tidak ada angsuran di tahun depannya

Balas

61. fresh Dec 4, 2013 at 18:30

Page 143: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Sore Pak Dwi, salam kenal. sy baru banget belajar pajak. mohon infonya. dr uraian di atas sy pahami, untuk laporan akhir tahun ke kantor pajak berarti kita bikin 2 laporan ya pak. yg pertama utk jan-jun 2013, kemudian jul-des 2013 (terkait pp 46)Terima kasih.

Balas

o Dwi Utomo Dec 4, 2013 at 19:12

Selamat malam pak FreIya pak untuk menghitung pajak tahunannya harus dibuat juga laporan laba rugi per 30 juni 2013, hanya saja yang masih belum tahu apakah laporan tengah tahun tersebut harus dilampirkan juga di SPT Tahunan atau tidaknya. Masih menunggu petunjuk lebih teknisnya lagi.

Balas

62. anton Dec 3, 2013 at 12:01

selamat siang pak dwi.saya mau tanya apa sudah ada spt tahunan badan 2013 dalam bentuk excel.kl sudah ada boleh saya memintanya pak dwi lewat email.terima kasih pak dwi

Balas

o Dwi Utomo Dec 3, 2013 at 15:16

File sent via email

Jelang penyampaian SPT PPh tahunan pasti akan saya ulas juga pak.

Cheers

Balas

tommy Jan 15, 2014 at 22:17

Page 144: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Pak Utomo,Contoh perhitungan untuk wajib pajak badan yang peredarannya diatas 4,8M bukannya perhitungannya pakai rumus:4.8M / peredaran dikali laba = AA – laba = BA x 12,5 %. = ……..B x 25 %. = ……..+PPh terutang =…………Maaff kalau saya yang salah

Balas

Irfan Hartono Jan 16, 2014 at 16:43

terimkasih atas koreksinya, pak tommy. segera akan kami perbaiki artikelnya.

Balas

Sejak bulan Januari 2014, terkait dengan pembuatan SPT Tahunan PPh, seringkali saya mendapat pertanyaan mengenai cara pembuatan dan pengisian SPT Tahunan PPh bagi Wajib Pajak yang memiliki omset tidak lebih dari Rp 4,8 milyar (atau yang biasa disebut WP Usaha Kecil Menengah/WP-UKM). Pertanyaan itu muncul karena katanya ada perbedaan treatment PPh terhadap omset bulan Januari-Juni 2013 dengan omset bulan Juli-Desember 2013.

Banyak yang bilang, bahwa untuk omset yang diperoleh mulai bulan Juli 2013 hingga Desember 2013 menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013, dikenakan PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final sebesar 1% (satu persen). Sehingga terhadap omset bulan Juli hingga Desember 2013 tersebut tidak perlu lagi dihitung PPh terutangnya di SPT Tahunan PPh. Sementara untuk omset yang diperoleh bulan Januari-Juni 2013 masih dikenakan PPh dengan tarif PPh umum sehingga harus dihitung kembali PPh yang terutangnya dalam SPT Tahunan PPh WP-UKM yang bersangkutan. Tapi bagaimana caranya...?

Dalam artikel ini saya akan coba menjelaskan bagaimana cara membuat SPT Tahunan PPh untuk WP-UKM tersebut. Tapi yang akan saya jelaskan ini hanya berlaku untuk WP-UKM yang menyelenggarakan pembukuan terutama untuk WP-UKM berbentuk badan. Sedangkan untuk WP Orang Pribadi (WPOP), jika yang bersangkutan membuat atau menyelenggarakan pembukuan, maka yang bersangkutan bisa membuat SPT Tahunan PPh dengan cara yang sama seperti yang saya jelaskan dalam artikel ini.

Bedakan Omset dan Biaya Berdasarkan BulanBagi WP UKM yang sudah ‘terlanjur’ menyetorkan PPh Final Pasal 4 ayat (2) sebesar 1% atas omset bulan Juli sampai dengan Desember 2013 (tidak melakukan penyetoran PPh Pasal

Page 145: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

25), berarti WP-UKM harus membuat pembukuan/pencatatan mengenai omset dan biayanya dalam dua kolom periode. Kolom pertama untuk periode Januari sampai dengan Juni 2013 dan kolom ke-2 untuk periode Juli sampai dengan Desember 2013, seperti gambar berikut ini:

UraianJanuari – Juni

(Rp)

Juli – Desember

(Rp)

Penjualan (Pendapatan):

- Sales- Sales Return- Discount

2.300.000.000,-

200.000.000,-

100.000.000,-

2.300.000.000,-

200.000.000,-

100.000.000,-

Penjualan (Pendapatan) Bersih 2.000.000.000,- 2.000.000.000,-

Harga Pokok Penjualan: 1.150.000.000,- 1.150.000.000,-

Laba Kotor 850.000.000,- 850.000.000,-

Biaya Usaha:

- Marketing Expenses- Administration Expenses- Dst..

300.000.000,-

100.000.000,-

50.000.000,-

300.000.000,-

100.000.000,-

50.000.000,-

Total Biaya Usaha 450.000.000,- 450.000.000,-

Laba Usaha 450.000.000,- 450.000.000,-

Pendapatan (Biaya) Luar Usaha:

- Other Income- Other Expenses

60.000.000,-

10.000.000,-

60.000.000,-

10.000.000,-

Laba Bersih 500.000.000,- 500.000.000,-

Jangan lupa untuk menambahkan satu kolom lagi, yaitu kolom “Jumlah Total” di sebelah kolom “Juli-Desember” untuk menjumlahkan total pendapatan dan biaya selama satu tahun buku tersebut.

Page 146: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Koreksi Negatif dan Positif atas Omset dan Biaya Juli-Desember 2013Angka-angka dalam kolom “Jumlah Total” itu nantinya harus dicantumkan dalam Formulir 1771-I (untuk WP Badan) pada bagian 1. Penghasilan Neto Komersial Dalam Negeri. Karena bagian ini adalah bagian untuk melaporkan jumlah total peredaran bruto, biaya, serta penghasilan neto komersial selama satu tahun buku.

Selanjutnya, terhadap omset dan biaya bulan Juli hingga Desember 2013 tadi dikoreksi negatif maupun positif. Terhadap omset Juli dan Desember 2013 dilakukan koreksi negatif (dikeluarkan dari penghasilan neto komersial) karena sudah dikenakan PPh Final 1% sehingga tidak perlu dihitung lagi PPh yang terutang.

Koreksi negatif terhadap omset ini dilakukan pada bagian kolom atau nomor urut 4. Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final Dan Yang Tidak Termasuk Objek Pajak, yang ada di Formulir 1771-I. Pada saat yang sama, WP juga harus mengisi Formulir 1771-IV, pada Bagian A: PPh Final, dalam nomor urut 14. Kolom Jenis Penghasilan pada nomor urut 14 tersebut masih kosong sehingga WP harus mencantumkan sendiri keterangan dalam kolom Jenis Penghasilan tersebut dengan kalimat seperti: “Penghasilan WP Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013”.

Jumlah yang tercantum dalam Formulir 1771-I nomor urut 4 itu harus sama dengan jumlah total Dasar Pengenaan Pajak yang ada dalam Formulir 1771-IV. Sebab pada dasarnya angka yang tercantum dalam Formulir 1771-I nomor urut 4 itu adalah pindahan dari jumlah total pada kolom Dasar Pengenaan Pajak yang ada pada Formulir 1771-IV.

Selain harus melakukan koreksi negatif terhadap omset bulan Juli-Desember 2013 tersebut, WP-UKM juga harus melakukan koreksi positif terhadap biaya-biaya usaha bulan Juli-Desember 2013. Sebab sesuai dengan ketentuan yang berlaku, biaya-biaya yang terkait dengan penghasilan yang dikenakan PPh final tidak boleh diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan (alias bersifat non deductible expenses). Koreksi terhadap biaya usaha ini dilakukan di Formulir 1771-I, khususnya pada nomor urut 5m. Penyesuaian Fiskal Positif Lainnya.

Koreksi Negatif dan Positif atas Omset dan Biaya Januari-Juni 2013Setelah dilakukan koreksi positif dan negatif atas seluruh omset dan biaya bulan Juli-Desember 2013, berarti dalam Formulir 1771-I tersebut nantinya hanya tersisa omset dan biaya untuk bulan Januari-Juni 2013 serta pendapatan dan biaya luar usaha. Dan terhadap omset dan biaya serta penghasilan dan biaya lain-lain bulan Januari-Juni 2013 tersebut dilakukan koreksi positif sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku.

Koreksi negatif biasanya dilakukan terhadap penghasilan yang dikenakan PPh Final selain PPh Final 1%, misalnya penghasilan sewa tanah/bangunan, bunga deposito/giro, dlsb. Selain itu terhadap penghasilan yang menurut UU PPh tergolong sebagai penghasilan yang bukan objek PPh (tidak dikenakan PPh) seperti sumbangan, warisan, dividen yang memenuhi persyaratan Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh, dlsb.

Page 147: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak

Koreksi positif biasanya dilakukan terhadap biaya-biaya usaha yang menurut ketentuan Pasal 9 UU PPh maupun peraturan terkait lainnya, tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expenses).

Dari hasil setelah dilakukan koreksi positif dan negatif tersebut, nantinya akan diperoleh Penghasilan Neto Fiskal. Dari penghasilan neto fiskal tersebut selanjutnya dikalikan dengan tarif PPh Pasal 17 untuk mendapatkan jumlah PPh terutang. Selanjutnya, PPh terutang itu dikurangi dengan kredit PPh (Pasal 22, PPh Pasal 23, maupun PPh Pasal 24) dan dikurangi lagi dengan angsuran PPh Pasal 25 yang sudah dibayar dalam tahun 2013 sehingga diperoleh jumlah PPh yang kurang atau lebih bayar [PPh Pasal 29 (KB) atau PPh Pasal 28A (LB)].

Berlaku Mulai Tahun Pajak 2014Bagi WP-UKM yang tidak menyetor PPh Final 1% untuk bulan Juli hingga Desember 2013, maka pembuatan SPT Tahunan PPh-nya dilakukan sesuai dengan ketentuan umum. Mereka tidak harus membuat pemisahan omset dan biaya seperti di atas dan tidak harus melakukan koreksi negatif maupun positif terhadap omset maupun biaya bulan Juli-Desember 2013 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Lalu apakah mereka akan dikenakan sanksi pajak karena tidak menyetor PPh Final 1% untuk bulan Juli hingga Desember 2013..? Atau apakah mereka harus melakukan Pbk (pemindahbukuan) terhadap SSP PPh Pasal 25 bulan Juli sampai dengan Desember 2013 menjadi SSP PPh Final 1%...?

Saat saya membaca dan mempelajari contoh case yang ada pada memori penjelasan Pasal 3 dan Pasal 10 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013, saya berpendapat bahwa untuk WP-UKM yang terdaftar sebelum tahun 2013 pengenaan PPh Final 1% tersebut mulai diberlakukan pada tahun 2014, bukan pada tahun 2013. Pemberlakuan PPh Final 1% mulai 2013, menurut contoh-contoh dalam kedua pasal tersebut, hanya berlaku bagi WP-UKM yang terdaftar NPWP pada bulan yang sama dengan pemberlakuan Peraturan Pemerintah tersebut atau terdaftar pada bulan-bulan setelah Peraturan Pemerintah tersebut berlaku.

Seperti tercantum dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013, pengenaan PPh Final 1% tersebut diberlakukan mulai 1 Juli 2013. Dengan merefer pada ketentuan dan contoh Pasal 3 serta Pasal 10 Peraturan Pemerintah tersebut, maka:

Untuk WP-UKM yang terdaftar NPWP sebelum 1 Juli 2013, pengenaan PPh Final 1% diberlakukan mulai 1 Januari 2014. Itu pun kalau omsetnya dalam tahun 2013 tidak melebihi Rp 4,8 milyar. Untuk tahun 2013-nya sendiri, khususnya untuk omset bulan Juli-Desember 2013, seharusnya tidak dikenakan PPh Final meskipun omset di tahun 2012 tidak melebihi Rp 4,8 milyar. Jadi menurut pendapat saya, tidak salah apabila WP UKM tetap melakukan penyetoran PPh Pasal 25 seperti biasa untuk bulan Juli hingga Desember 2013. Seharusnya mereka tidak dikenakan sanksi denda karena tidak menyetor PPh Final dan tidak seharusnya pula diwajibkan melakukan Pbk terhadap PPh Pasal 25-nya menjadi PPh Final 1%;

Sedangkan untuk WP-UKM yang terdaftar NPWP pada tanggal 1 Juli 2013, atau sesudahnya, maka terhadap WP UKM dapat dikenakan PPh Final 1% apabila terhadap omset bulanan yang disetahunkan jumlahnya belum melebihi Rp 4,8 milyar.

Page 148: PP 46 Wajib Lapor SPT Masa Atau Tidak