PP 37 Tahun 2011 - Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

17
SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 ten tang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); PERATURANPEMERINTAHTENTANGFORUM LALULINTAS DANANGKUTANJALAN. BAB I KETENTUANUMUM Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, selanjutnya disingkat forum, adalah wahana koordinasi antarinstansi penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan.

description

peraturan pemerintah

Transcript of PP 37 Tahun 2011 - Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

  • SALINAN

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 ten tang Lalu Lintas danAngkutan Jalan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintahtentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LaluLintas dan Angkutan Jalan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

    PERATURANPEMERINTAHTENTANGFORUM LALULINTASDANANGKUTANJALAN.

    BAB IKETENTUANUMUM

    Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:1. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, selanjutnya

    disingkat forum, adalah wahana koordinasi antarinstansipenyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    - 2 -2. Kawasan aglomerasi perkotaan adalah kawasan

    perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaanyang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengankawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memilikiketerkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistemjaringan prasarana wilayah yang terintegrasi danmembentuk sebuah sistem.

    3. Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah instansipemerintah daerah yang merupakan bagian daripemerintah daerah yang bertanggung jawab atas bidangtugas yang diemban.

    4. Asosiasi Perusahaan Angkutan Umum adalahperkumpulan yang dibentuk sebagai wadah dariperusahaan angkutan umum.

    BAB IIPENYELENGGARAANLALULINTAS

    DANANGKUTANJALAN

    (1) Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalamkegiatan pelayanan langsung kepada masyarakatdilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, badanhukum, dan/ atau masyarakat.

    (2) Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secaraterkoordinasi.

    (3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan oleh forum.

    (4) Forum bertugas melakukan koordinasi antarin stan sipenyelenggara yang memerlukan keterpaduan dalammerencanakan dan menyelesaikan permasalahan lalulintas dan angkutan jalan.

    Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)meliputi:a. urusan pemerintahan di bidang jalan, oleh kementerian

    negara yang bertanggung jawab di bidang jalan ataupemerintah daerah sesuai dengan ruang lingkupkewenangannya;

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    - 3 -b. urusan pemerintahan di bidang sarana dan prasarana

    lalu lintas dan angkutan jalan, oleh kementerian negarayang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasaranalalu lintas dan angkutan jalan atau pemerintah daerahsesuai dengan ruang lingkup kewenangannya;

    c. urusan pemerintahan di bidang pengembangan industrilalu lintas dan angkutan jalan, oleh kementerian negarayang bertanggung jawab di bidang industri ataupemerintah daerah sesuai dengan ruang lingkupkewenangannya;

    d. urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologilalu lintas dan angkutan jalan, oleh kementerian negarayang bertanggung jawab di bidang pengembanganteknologi atau pemerintah daerah sesuai dengan ruanglingkup kewenangannya; dan

    e. urusan pemerintahan di bidang registrasi danidentifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi,penegakan hukum, operasional manajemen danrekayasa lalu lintas, serta pendidikan berlalu lint::s, olehKepolisian Negara Republik Indonesia.

    Penyelenggaraan di bidang jalan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 huruf a meliputi kegiatan pengaturan,pembinaan, pembangunan, dan pengawasan prasaranajalan, terdiri atas:a. inventarisasi tingkat pelayanan jalan dan

    permasalahannya;b. penyusunan rencana dan program pelaksanaannya serta

    penetapan tingkat pelayanan jalan yang diinginkan;c. perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi

    pemanfaatan ruas jalan;d. perbaikan geometrik ruas jalan danj atau persimpangan

    jalan;e. penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan;f. uji kelaikan fungsi jalan sesuai dengan standar

    keamanan dan keselamatan berlalu lintas; dang. pengembangan sistem informasi dan komunikasi di

    bidang prasarana jalan.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    - 4-Pasal5

    Penyelenggaraan di bidang sarana dan prasarana lalu lintasdan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3huruf b terdiri atas:a. penetapan rencana umum lalu lintas dan angkutan jalan;b. manajemen dan rekayasa lalu lintas;c. persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;d. perizinan angkutan umum;e. pengembangan sistem informasi dan komunikasi di

    bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutanjalan;

    f. pembinaan sumber daya manusia penyelenggara saranadan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan; dan

    g. penYidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutanumum, persyaratan teknis dan kelaikan jalan kendaraanbermotor yang memerlukan keahlian danl atau peralatankhusus yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuanUndang-Undang ini.

    Penyelenggaraan di bidang pengembangan industri lalulintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 huruf c terdiri atas:a. penyusunan rencana dan program pelaksanaan

    pengembangan industri kendaraan bermotor;b. pengembangan industri perlengkapan kendaraan

    bermotor yang menjamin keamanan dan keselamatan lalulintas dan angkutan jalan; dan

    c. pengembangan industri perlengkapan jalan yangmenjamin keamanan dan keselamatan lalu lintas danangkutan jalan.

    Penyelenggaraan di bidang pengembangan teknologi lalulintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalamPasal3 huruf d terdiri atas:a. penyusunan rencana dan program pelaksanaan

    pengembangan teknologi kendaraan bermotor;

    b. pengembangan ...

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    b. pengembangan teknologi perlengkapan kendaraanbermotor yang menjamin keamanan dan keselamatan lalulintas dan angkutan jalan; dan

    c. pengembangan teknologi perlengkapan jalan yangmenjamin ketertiban dan kelancaran lalu lintas danangkutan jalan.

    Penyelenggaraan di bidang registrasi dan identifikasikendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum,operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, sertapendidikan berlalu lintas sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 huruf e terdiri atas:a. pengujian dan penerbitan Surat Izin Mengemudi

    kendaraan bermotor;b. pelaksanaan registrasi dan identifikasi kendaraan

    bermotor;c. pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian

    data lalu lintas dan angkutan jalan;d. pengelolaan pusat pengendalian sistem informasi dan

    komunikasi lalu lintas dan angkutan jalan;e. pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli lalu

    lintas;f. penegakan hukum yang meliputi penindakan pelanggaran

    dan penanganan kecelakaan lalu lintas;g. pendidikan berlalu lintas;h. pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas; dani. pelaksanaan manajemen operasionallalu lintas.

    (1) Perencanaan penyelenggaraan sebagaimana dimaksuddalam Pasal4 sampai dengan Pasal8 yang memerlukanketerpaduan dibahas dalam forum.

    (2) Kriteria perencanaan penyelenggaraan yangmemerlukan keterpaduan sebagaimana dimaksud padaayat (1)meliputi:a. terkait dengan tugas pokok dan fungsi antarinstansi

    penyelenggara; dan/ atau

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    - 6-b. berpotensi mengganggu pelayanan lalu lintas dan

    angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar,dan terpadu.

    (1) Dalam hal terjadi permasalahan lalu lintas danangkutan jalan yang kompleks dan memerlukanketerpaduan dalam penyelesaiannya, dibahas dalamforum.

    (2) Kriteria permasalahan lalu !intas dan angkutan jalanyang kompleks dan memerlukan keterpaduansebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:a. terganggunya lalu lintas dan angkutan jalan yang,

    berdampak negatif terhadap sosial-ekonomi;danjatau

    b. penyelesaiannya memerlukan keserasian dankesalingbergantungan kewenangan dan tanggungjawab antarinstansi pembina.

    BABIIIFUNGSIDANMEKANISMEKERJAFORUM

    Bagian KesatuFungsi

    Forum berfungsi sebagai wahana untuk menyinergikantugas pokok dan fungsi setiap penyelenggara lalu !intas danangkutan jalan dalam penyelenggaraan lalu !intas danangkutan jalan.

    Bagian KeduaMekanisme Kerja

    (1) Setiap instansi Pemerintah dan pemerintah daerahsebagai penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalanyang memerlukan keterpaduan di dalampen~elenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan,menJadi pemrakarsa pelaksanaan pembahasan dalamforum.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    (2) Badan hukum atau masyarakat penyelenggara laluHntas dan angkutan jalan dapat mengajukan usulanpembahasan permasalahan penyelenggaraan lalu Hntasdan angkutan jalan dalam forum melalui instansiPemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengantugas pokok dan fungsi instansi.

    (3) Dalam hal badan hukum atau masyarakatpenyelenggara lalu Hntas dan angkutan jalan menilaibahwa suatu perencanaan penyelenggaraansebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)memerlukan keterpaduan antarinstansi penyelenggaralalu Hntas dan angkutan jalan, dapat mengajukanusulan pembahasan permasalahan penyelenggaraanlalu Hntas dan angkutan jalan dalam forum melaluiinstan si Pemerintah atau pemerintah daerah sesuaidengan tugas pokok dan fungsi instansi.

    (4) Dalam hal instansi Pemerintah atau pemerintah daerahmenilai bahwa usulan dari badan hukum ataumasyarakat memenuhi kriteria sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (2) atau Pasal 10 ayat (2), instansiPemerintah atau pemerintah daerah, dapat menjadipemrakarsa pelaksanaan pembahasan dalam forum.

    (1) Dalam pelaksanaan pembahasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan ayat (4),pemrakarsa pelaksanaan pembahasan dalam forummengundang semua anggota forum.

    (2) Dalam pelaksanaan pembahasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat mengundang pulainstansi lain yang terkait dengan permasalahan yangakan dibahas sebagai peserta forum.

    (3) Dalam pelaksanaan pembahasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan ayat (4), forumdipimpin oleh instansi Pemerintah atau pemerintahdaerah yang menjadi pemrakarsa pelaksanaanpembahasan.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -8-Pasal14

    (1) Pembahasan dalam forum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13 harus menghasilkan kesepakatan yangmerupakan solusi dalam perencanaan ataupenyelesaian permasalahan lalu lintas dan angkutanjalan.

    (2) Pelaksanaan pembahasan dapat dilakukan lebih dari 1(satu) kali dalam hal permasalahan sangat kompleksdan belum diperoleh kesepakatan.

    (3) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dituangkan dalam naskah kesepakatan danditandatangani oleh peserta forum yang sepakat.

    (4) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disepakati paling sedikit oleh pemrakarsa pelaksanaanpembahasan dalam forum dengan instansi Pemerintahatau pemerintah daerah yang sangat terkait denganpermasalahan yang dibahas.

    (5) Kesepakatan yang dihasilkan dalam forum lalu lintasdan angkutan jalan wajib dilaksanakan oleh semuainstansi penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan.

    Pasal15

    (1) Dalam pelaksanaan pembahasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 dan Pasal 14, setiap pesertaforum mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

    (2) Pembahasan dilaksanakan secara musyawarah untukmencapai kesepakatan diantara para peserta forum.

    (3) Apabila dalam pelaksanaan pembahasan tidak tercapaikesepakatan, permasalahan akan dikembalikan kepadapemangku kepentingan.

    BABIVKEANGGOTAANFORUM

    Bagian KesatuUmum

    (1) Keanggotaan forum terdiri atas un sur pembina,penyelenggara, akademisi, dan masyarakat.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Forum dapat diselenggarakan dalam rangka melakukankoordinasi antarinstansi penyelenggara lalu lintasangkutan jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

    Bagian KeduaForum Nasional

    Pasal17

    (1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)diselenggarakan dalam rangka melakukan koordinasiantarinstansi penyelenggara lalu lintas angkutan jalannasional, keanggotaan forum terdiri atas:

    a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang saranadan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;

    b. Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan;c. Menteri yang bertanggung jawab di bidang industri;d. Menteri yang bertanggung jawab di bidang

    pengembangan teknologi;e. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;f. badan usaha milik negara yang melakukan kegiatan

    usaha di bidang lalu lintas dan angkutan jalan;g. asosiasi perusahaan angkutan umum;h. perwakilan perguruan tinggi;i. tenaga ahli di bidang lalu lintas dan angkutan jalan;j. lembaga swadaya masyarakat yang aktivitasnya di

    bidang lalu lintas dan angkutan jalan; dank. pemerhati lalu lintas dan angkutan jalan.

    (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf h sampai dengan huruf k ditunjuk olehpemrakarsa pelaksanaan pembahasan sesuai denganpermasalahan yang dibahas.

    Pelaksanaan forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17dapat mengikutsertakan gubernur, kepala kepolisian daerah,dan/atau bupati/walikota dan kepala kepolisian resor/resorkota dalam rangka pembahasan perencanaan danpenyelesaian permasalahan lalu lintas danangkutaJ. jalankawasan aglomerasi perkotaan.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    - 10 -Bagian KetigaForum Provinsi

    Pasal19

    (1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)diselenggarakan dalam rangka melakukan koordinasiantarinstansi penyelenggara lalu lintas angkutan jalanprovinsi, keanggotaan forum terdiri atas:a. gubemur;b. kepala kepolisian daerah;c. badan usaha milik negara danj atau badan usaha

    milik daerah yang kegiatan usahanya di bidang la1ulintas dan angkutan jalan;

    d. asosiasi perusahaan angkutan umum di provinsi;e. perwakilan perguruan tinggi;f. tenaga ahli di bidang lalu lintas dan angkutan jalan;g. lembaga swadaya masyarakat yang aktivitasnya di

    bidang lalu lintas dan angkutan jalan; danh. pemerhati lalu lintas dan angkutan jalan di provinsi.

    (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufd sampai dengan huruf h ditunjuk oleh pemrakarsapelaksanaan pembahasan sesuai dengan permasalahanyang dibahas.

    (3) Dalam pembahasan forum, gubemur sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a harus mengikutsertakanSatuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan:a. sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;b. jalan;c. perindustrian; dand. penelitian dan pengembangan.

    (4) Dalam pembahasan forum, kepala kepolisian daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harusmengikutsertakan direktur lalu lintas kepolisian daerah.

    Pelaksanaan forum sebagaimana dimaksud dalam pasal 19dapat mengikutsertakan bupatijwalikota dan kepalakepolisian resorjresor kota dalam rangka pembahasanperencanaan dan penye1esaian permasalahan lalu lintas danangkutan jalan kawasan aglomerasi perkotaan.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Bagian KeempatForum Kabupaten/Kota

    Pasa121

    (1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)diselenggarakan dalam rangka melakukan koordinasiantarinstansi penyelenggara lalu lintas angkutan jalankabupaten/kota, keanggotaan forum terdiri atas:a. bupati/walikota;b. kepala kepolisian resor / resor kota;c. badan usaha milik negara dan/ atau badan usaha

    milik daerah yang kegiatan usahanya di bidang lalulintas dan angkutan jalan;

    d. asosiasi perusahaan angkutan umum dikabupaten/kota;

    e. perwakilan perguruan tinggi;f. tenaga ahli di pidang lalu lintas dan angkutan jalan;g. lembaga swadaya masyarakat yang aktivitasnya di

    bidang lalu lintas dan angkutan jalan; danh. pemerhati lalu lintas dan angkutan jalan di

    kabupaten/kota.

    (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufd sampai dengan huruf h ditunjuk oleh pemrakarsapelaksanaan pembahasan sesuai dengan permasalahanyang dibahas.

    (3) Dalam pembahasan forum, bupati/walikota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a harus mengikutsertakanSatuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan:a. sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;b. jalan;c. perindustrian; dand. penelitian dan pengembangan;

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    (4) Dalam pembahasan forum, kepala kepolisian resor j resorkota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harusmengikutsertakan kepala satuan lalu lintas kepolisianresor j resor kota.

    Bagian KelimaDukungan Administratif

    (1) Pelaksanaan forum lalu lintas dan angkutan jalannasional memperoleh dukungan administratif darikementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang sarana dan prasarana lalulintas dan angkutan jalan.

    (2) Pelaksanaan forum lalu lintas dan angkutan jalanprovinsi memperoleh dukungan administratif darisekretariat daerah provinsi.

    (3) Pelaksanaan forum lalu lintas dan angkutan jalankabupatenjkota memperoleh dukungan administratifdari sekretariat daerah kabupatenjkota.

    BABVKETENTUANPENUTUP

    Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

  • PRESIDENREPU8L1K INDONESIA

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakartapada tanggal 25 Juli 2011

    PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA

    Diundangkan di Jakartapada tanggal 25 Juli 2011

    MENTERIHUKUMDANHAKASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

  • PRESIDENREPU8L1K INDONESIA

    PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 37 TAHUN 2011

    Penyelenggaraan lalu !intas dan angkutan jalan bersifat lintas sektor danharus dilaksanakan secara terkoordinasi oleh para pembina beserta parapemangku kepentingan (stakeholders). Guna mengatasi permasalahanyang sangat kompleks yang memerlukan keterpaduan, dibahas dalamforum lalu !intas dan angkutan jalan.Forum tersebut merupakan badan ad hoc yang berfungsi sebagai wahanauntuk menyinergikan tugas pokok dan fungsi setiap instansipenyelenggara lalu !intas dan angkutan jalan dalam rangka menganalisispermasalahan, menjembatani, menemukan solusi, serta meningkatkankualitas pelayanan, dan bukan sebagai aparat penegak hukum.Forum terdiri atas forum lalu !intas dan angkutan jalan nasional, forumprovinsi dan forum kabupaten/kota. Pada forum nasional dan provinsidapat juga dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan transportasi dikota-kota besar yang bersifat aglomerasi.Untuk kelancaran tugas forum diperlukan dukungan administratif darikementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangsarana dan prasarana untuk forum nasional, sekretariat daerah untukforum provinsi atau kabupaten/kota.

    PasallCukup jelas.

    Pasal2Cukup jelas.

    Pasal3Cukup jelas.

  • PRESIDENREPU8LIK INDONESIA

    Pasal4Cukup jelas.

    Pasal5Cukup jelas.

    Pasal6Cukup jelas.

    Pasal 7Cukup jelas.

    Pasal8Cukup jelas.

    Pasal9Cukup jelas.

    Pasal10Cukup jelas.

    Pasal11Fungsi menyinergikan dimaksudkan untuk:a. menganalisis permasalahan;b. menjembatani, menemukan solusi, dan meningkatkan kualitas

    pelayanan

    Pasal12Cukup jelas.

    Pasal13Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)Yang dimaksud dengan "instansi lain" adalah instansi di luarpenyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan dan instansipembina lainnya yang berada di luar wilayah forum yangbersangkutan.

    Ayat (3)Cukup jelas.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    Pasal14Cukup jelas.

    Pasal15Cukup jelas.

    Pasal16Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan "akademisi" adalah orang-peroranganyang mempunyai keahlian di bidang ilmu pengetahuan danteknologi yang diperoleh secara formal melalui jenjangpendidikan yang terkait dengan bidang lalu lintas dan angkutanjalan.

    Yang dimaksud dengan "masyarakat" adalah kelompok yangmenaruh minat danl atau melakukan kajian dibidang lalu lintasdan angkutan jalan. .

    Ayat (2)Cukup jelas.

    Pasal17Ayat (1)

    HurufaCukup jelas.

    HurufbCukup jelas.

    HurufcCukup jelas.

    HurufdCukup jelas.

    HurufeCukup jelas.

    HuruffCukup jelas.

    HurufgCukup jelas.

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    HurufhCukup jelas.

    HurufiCukup jelas.

    HurufjYang dimaksud dengan "lembaga swadaya masyarakat"adalah organisasi non pemerintah berbadan hukum yangmelakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidanglalu lintas dan angkutan jalan

    HurufkCukup jelas.

    Ayat (2)Cukup jelas.

    Pasal18Cukup jelas.

    Pasal19Cukup jelas.

    Pasal20Cukup jelas.

    Pasal21Cukup jelas.

    Pasal22Cukup jelas.

    Pasal23Cukup jelas.

    TAMBAHANLEMBARANNEGARAREPUBLIKINDONESIANOMOR5229