PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... ·...

128

Transcript of PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... ·...

Page 1: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 2: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 3: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 4: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

katapengantar

Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah (PPRPT) Tahun 2017 merupakan pelaksanaan dari Peraturan

Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

Ditjen PPRPT merupakan institusi pemerintah yang bertanggungjawab

terhadap peningkatan tertib tata ruang dan penguasaan tanah.

Seluruh kebijakan yang ditempuh selama tahun 2017 merupakan lanjutan

dari kebijakan tahun 2016 dengan berbagai perbaikan dalam rangka

pelaksanaan 2 sasaran strategis dalam Renstra Tahun 2015-2019, yakni

pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang dan tertib

pemanfaatan hak atas tanah dan pendayagunaan tanah negara bekas

tanah terlantar. Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah telah menetapkan peta strategis tahun 2017 melalui 4

Indikator Kinerja Program (IKP), 4 Output, dan 10 indikator output.

Laporan Kinerja Ditjen PPRPT menggambarkan capaian kinerja tahun 2017

dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian

Kinerja, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Strategis (Renstra) 2015-

2019 dan RPJMN 2015-2019 beserta analisisnya. Permasalahan dan

kendala yang dihadapi dalam pencapaian target tahun 2017, akan menjadi

rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun 2018.

Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami

harapkan untuk peningkatan kinerja Ditjen PPRPT dalam rangka

mewujudkan peningkatan tertib tata ruang dan penguasaan tanah.

d I r j e n p e n g e n d a l I a n p e m a n f a a t a n r u a n g d a n p e n g u a s a a n t a n a h

Jakarta, Februari 2018

Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah

Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP.

Page 5: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

ringkasaneksekutif

Laporan kinerja Ditjen PPRPT tahun 2017, merupakan perwujudan transparansi dan

akuntabilitas Ditjen PPRPT dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta penggunaan

anggaran. Selain itu, laporan kinerja ini merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi

dan misi, sebagaimana yang terjabarkan dalam tujuan/sasaran strategis yang mengacu pada

Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

2017 dan Renstra Ditjen PPRPT Tahun 2015-2019.

Pada Kabinet Kerja 2015-2019, Ditjen PPRPT sebagai unit organisasi yang berada dalam

lingkup Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mendapat amanat

untuk menjalankan tugas di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan

tanah. Hal ini berarti bahwa fungsi pengendalian, baik dalam hal pengendalian pemanfaatan

ruang maupun pengendalian pertanahan, akan dijalankan oleh unit organisasi Ditjen PPRPT.

Melalui pembentukan Ditjen ini, diharapkan dapat tercapai suatu sinergitas antara kebijakan

pengendalian pemanfaatan ruang dan kebijakan pengendalian pertanahan, dalam

menjawab isu strategis yang dihadapi di masing-masing bidang baik tata ruang maupun

pertanahan.

Dalam menjalankan tugas yang diemban, Ditjen PPRPT memiliki tujuan yakni “Menjamin

terwujudnya Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah yang sesuai dengan

kebijakan Penataan Ruang dan kebijakan Agraria”. Tujuan tersebut kemudian dijabarkan

lebih lanjut melalui penetapan sasaran yang ingin dicapai yaitu: 1). Pemanfaatan Ruang yang

sesuai dengan Rencana Tata Ruang; dan 2). Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan

Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

Dalam mengukur kinerja pencapaian Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah, digunakan 4 Indikator Kinerja Program (IKP), 4 Output, dan 10 Indikator

Output.

Berdasarkan hasil analisis, kinerja Ditjen PPRPT tahun 2017 (Berdasarkan PK) telah

menunjukan capaian yang terukur dengan tercapainya target 3 Indikator Kinerja Program

(IKP) atau 75% (dari total 4 IKP) yang telah ditetapkan dalam PK 2017.

1 (satu) IKP yang belum dapat mencapai target, lebih disebabkan adanya faktor

penghematan anggaran. Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian target tersebut

selanjutnya akan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun

berikutnya. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

• IKP 1, prosentasi implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang

pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pada tahun 2017 berhasil merealisasikan sebesar

4,56% dengan tingkat capaian sebesar 98,68%.

K i n e r j a d i t j e n p p r p t t a h u n 2 0 1 7

Page 6: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

• IKP 2, jumlah penindakan indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang, pada tahun 2017

berhasil merealisasikan sebanyak 4 (empat) wasmatlitrik dengan tingkat capaian

100%.

• IKP 3, jumlah rekomendasi hasil pengendalian dan pemantauan pertanahan berhasil

merealisasikan sebanyak 22 (dua puluh dua) bidang dengan tingkat capaian 100%.

• IKP4, jumlah rekomendasi penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar, berhasil

merealisasikan sebanyak 18 (delapan belas) bidang dengan tingkat capaian 100%.

Berdasarkan perbandingan, Tahun 2017 Ditjen PPRPT mengalami penurunan kinerja dari

tahun 2016, hal ini disebabkan oleh faktor penurunan anggaran yang signifikan di tahun

2017. Selain itu, Ditjen PPRPT hingga tahun 2017 memiliki backlog yang cukup besar dalam

mewujudkan target Rencana Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019, maupun Renstra Ditjen

PPRPT 2015-2019. Backlog yang besar tersebut diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara

rencana anggaran Renstra dengan alokasi anggaran dalam DIPA, sehingga mengakibatkan

semakin tidak terbiayainya kegiatan-kegiatan yang ada.

Kinerja keuangan Ditjen PPRPT tahun 2017 dilaksanakan melalui 1 program yakni program

pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. Pagu alokasi anggaran

berdasarkan DIPA terbit sebesar Rp.54.693.183.000,-, yang selanjutnya mengalami

penghematan, sehingga pagu anggaran Ditjen PPRPT tahun 2017 menjadi sebesar Rp.

44.457.545.000,-. Dari pagu alokasi anggaran tersebut, sampai akhir tahun 2017 dapat

direalisasikan sebesar Rp. 44.235.364.000,- atau 99,50% dari pagu efektif Ditjen PPRPT Rp.

44.457.545.000,-.

Berbagai kebijakan, program, dan kegiatan Ditjen PPRPT tahun 2017 telah dilaksanakan dan

diharapkan memberikan dampak positif bagi stakeholders pengendalian pemanfaatan

ruang dan penguasaan tanah. Permasalahan yang dihadapi dan menyebabkan belum

tercapainya target pada 1 (satu) IKP seperti dijelaskan di atas, akan menjadi perhatian utama

dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2018.

Capaian TargetPerjanjian Kinerja

2017

Capaian TargetRKT 2017

Capaian TargetRenstra 2015-

2017

Capaian Kinerja Anggaran 2017

Capaian Target RPJMN 2015-2017

Efisiensi Anggaran 2017

Page 7: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

daftar i s i

k i n e r j a d i t j e n p p r p t 2 0 1 7

ringkasan eksekutif ………….…………………………………… 1-1

BAB 1 pendahuluan ………………..……….…….………………

1.1. gambaran umum ………………………………………………………………………………………… 1-1

1.2. tugas dan fungsi ditjen pprpt ……………………….......................………………………… 1-6

1.3. struktur organisasi ………………………….…………………………………………………………. 1-7

1.4. sumber daya manusia ………………………………………………………………………………. 1-9

1.5. sarana dan prasarana ………………………………………………………………………………. 1-9

1.6. arti penting organisasi ……………………………………………………………………………. 1-10

1.7. isu strategis/potensi dan permasalahan pembangunan ……………….………… 1-11

1.8. harapan terhadap organisasi …………………………………………………………………….. 1-15

1.9. sistematika penyusunan ………………………………………..………………………………… 1-16

BAB 2 perencanaan kinerja …………………….……….......... 2-1

2.1. rencana strategis 2015-2019 ………….………………..………………………………………… 2-2

2.1.1. visi dan misi ……………………………………………………………………………………………… 2-2

2.1.2. tujuan dan sasaran …………………………………………….………………………………..…… 2-3

2.1.3. kebijakan …………………………………….………………………………………………………….. 2-3

2.1.4. program dan kegiatan ………………….……………………………………………………….. 2-6

2.2. rencana kinerja tahunan (rkt) 2017 ……………………….…………………………………. 2-12

2.3. penetapan kinerja tahun 2017 …………………………..……………………………………… 2-13

2.4. metode pengukuran kinerja ……………………………..…………………………………… 2-17

Page 8: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

BAB 3 akuntabilitas kinerja ……………...…………………… 3-1

3.1. capaian kinerja organisasi …………………………………….……………………………….. 3-2

3.1.1. pengelolaan kinerja ……………………………..………………………….…………………….. 3-3

3.1.2. realisasi kinerja berdasarkan PK …………………………………..……………………… 3-7

3.1.3. perbandingan capaian kinerja dengan tahun sebelumnya ………………….. 3-19

3.1.4. perbandingan target rkt ditjen pprpt tahun 2017 dengan

capaian kinerja tahun 2017 ……………………….…………………………………………. 3-33

3.1.5. perbandingan target renstra tahun 2017

dengan capaian kinerja tahun 2017 ……………………………………..……………….. 3-36

3.1.6. perbandingan target rpjmn tahun 2017

dengan capaian kinerja tahun 2017…………………………………………………….…. 3-40

3.1.7. analisis keberhasilan dan kegagalan atau peningkatan

dan penurunan kinerja ………………………………………………………………………….. 3-43

3.1.8. analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan

atau kegagalan pencapaian kinerja ……………………………………………………… 3-44

3.1.9. analisis efisiensi penggunaan sumber daya …………………………………..……… 3-45

3.2. kinerja anggaran …………………………………………………………………………………… 3-48

3.3. capaian kinerja lainnya ………………………………………………………………………… 3-49

BAB 4 penutup ……………………..…………………………… 4-1

lampiran …………………………………………………………….. 5-1

Page 9: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

daftar tabel

k i n e r j a d i t j e n p p r p t 2 0 1 7

tabel 1-1. sarana dan prasarana ditjen pprpt……….……. 1-10

tabel 1-2. sasaran strategis ditjen pprpt ….……………… 1-11

tabel 2-1. rkt ditjen pprpt 2017 …………………………….. 2-12

tabel 2-2. pk ditjen pprpt 2017………………………………. 2-14

tabel 2-3. alokasi anggaran ditjen pprpt …………………… 2-16

tabel 2-4. alokasi asnggaran pengelolaan pertanahan ….. 2-16

tabel 3-1. kriteria penilaian progres capaian ……………. 3-4

tabel 3-2. capaian kinerja per triwulan tahun 2017….…. 3-5

tabel 3-3. realisasi kinerja ditjen pprpt 2017………..…… 3-7

tabel 3-4. capaian indikator output pembentuk ikp 1….… 3-11

tabel 3-5. lokasi pemantauan dan evaluasi …………….….. 3-15

tabel 3-6. capaian indikator output pembentuk ikp 2 …… 3-18

tabel 3-7. lokasi penegakan hukum 2017………………..... 3-21

tabel 3-8. capaian indikator output pembentuk ikp 3 …… 3-23

tabel 3-9. capaian rekomendasi pemenuhan pemegang

hat/dpat 2017 pertanian ………..………………. 3-25

tabel 3-10. capaian rekomendasi pemenuhan pemegang

hat/dpat 2017 non-pertanian……..…………….. 3-28

tabel 3-11. capaian indikator output pembentuk ikp 4 …... 3-29

tabel 3-12. rekomendasi penertiban tanah terlantar…….. 3-30

tabel 3-13. perbandingan kinerja 2016 dan 2017 ………… 3-32

tabel 3-14. perbandingan rkt dengan kinerja 2017….……. 3-36

tabel 3-15. perbandingan alokasi anggaran renstra….…… 3-38

tabel 3-16. perbandingan target renstra …………………… 3-40

tabel 3-17. perbandingan target rpjmn …..……………....... 3-43

tabel 3-18. struktur program………………………………….. 3-47

tabel 3-19. sarana dan prasarana ditjen pprpt ……………. 3-47

tabel 3-20. kegiatan strategis (tambahan dana)…………… 3-48

tabel 3-21. realisasi anggaran………..……………………….. 3-49

tabel 3-22. capaian nspk 2017……...…………………………. 3-52

Page 10: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

gambar 1-1. struktur organisasi ditjen pprpt ………..….. 1-8

gambar 1-2. jumlah pegawai berdasarkan pendidikan ….. 1-9

gambar 2-1. siklus pengelolaan kinerja …….………………. 2-1

gambar 2-2. distribusi anggaran ditjen pprpt 2017 ……. 2-16

gambar 3-1. rekomendasi pemegang hat/dpat …………… 3-35

gambar 3-2. kronologis perubahan struktur renstra …... 3-31

gambar 3-3. perbandingan alokasi anggaran renstra …... 3-39

gambar 3-4. perbandingan alokasi anggaran ……….…….. 3-49

gambar 3-5. target dan realisasi anggaran ……..……….. 3-50

gambar 3-6. capaian kinerja ditjen pprpt ………………….. 3-52

daftar gambar

k i n e r j a d i t j e n p p r p t 2 0 1 7

Page 11: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 12: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 13: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

bab 1

Indonesia adalah negara berpenduduk

terpadat nomor empat di dunia, dengan

jumlah total populasi sekitar 262 juta

penduduk (Statistik, 2017). Sebagai negara

kepulauan terbesar di dunia, Indonesia

memiliki jumlah pulau sebanyak 17.504

pulau yang terbentang dari sabang sampai

merauke, dengan luas daratan seluas

1.922.570 km2 dan luas perairan sebesar

3.257.483 km2.

Dengan luas wilayah dan populasi

penduduk yang besar tersebut, tentunya

Indonesia memiliki potensi kekayaan

sumber daya yang begitu melimpah salah

satunya adalah ruang dan tanah. Kekayaan

yang melimpah tersebut harus dikelola

dan dimanfaatkan secara optimal agar

dapat memberikan kesejahteraan dan

kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Terkait dengan hal itu, pengelolaan atas

ruang dan tanah memiliki peran penting

dalam menjaga dan mengoptimalkan

berbagai sumber daya yang ada di wilayah

Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan

yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang (UUPR) dan Undang-udang No. 5

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-pokok Agraria (UUPA).

Pendahuluan

Sebagaimana tertuang dalam Undang-

undang Penataan Ruang (UUPR) bahwa

penataan ruang memiliki tujuan

mewujudkan ruang wilayah nasional yang

aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan berlandaskan Wawasan

Nusantara dan Ketahanan Nasional.

Bergerak dari hal tersebut, penataan ruang

sebagai sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan

pengendalian pemanfaatan ruang,

memiliki peran nyata dalam mewujudkan:

a). Keharmonisan antara lingkungan alam

dan lingkungan buatan; b). Keterpaduan

dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan dengan

memperhatikan sumber daya manusia;

dan c). Perlindungan fungsi ruang dan

pencegahan dampak negatif terhadap

lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Penataan ruang dilakukan secara

berjenjang pada setiap tingkatan

kewilayahan yakni nasional, provinsi,

kabupaten, dan kota. Proses perencanaan

tata ruang sebagai tahap awal dalam

penataan ruang, menghasilkan rencana

tata ruang (RTR) yang memuat struktur

dan pola ruang. Setiap tingkatan

pemerintahan sesuai dengan

kewenangannya wajib menyusun dan

menetapkan RTR, baik berupa rencana

umum maupun rencana rincinya, sebagai

acuan pembangunan wilayah dan jaminan

kepastian hukum dalam hal pemanfaatan

ruang.

Pengendalian pemanfaatan ruang memiliki

peran penting dan strategis dalam

mewujudkan tujuan penataan ruang dan

tertib tata ruang yaitu untuk memastikan

bahwa pemanfaatan ruang dilaksanakan

sesuai dengan RTR. Upaya mewujudkan

tertib tata ruang tersebut dilaksanakan

melalui penerapan 4 (empat) instrumen

pengendalian yakni peraturan zonasi,

perizinan, insentif-disinsentif, dan sanksi.

1.1g a m b a r a n u m u m

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

11 -

Page 14: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

“Pengelolaan Atas Ruang

Dan Tanah Memilki Peran

Penting Dalam Menjaga

Dan Mengoptimalkan

Berbagai Sumber Daya

Yang Ada Di Wilayah

Indonesia”

Peran penting pengendalian tersebut,

perlu didukung dengan penyiapan dan

penyusunan instrumen pengendalian

pemanfaatan ruang yang lengkap

sehingga dapat dijadikan acuan dan

menjamin kepastian hukum dalam

pelaksanaan pengendalian pemanfaatan

ruang. Upaya yang harus dilakukan dalam

pengendalian pemanfaatan ruang meliputi

Perumusan Kebijakan dalam Pengendalian

Pemanfaatan Ruang, Penyusunan NSPK

Pengendalian Pemanfaatan Ruang,

Monitoring dan Evaluasi, Bintek dan

Bantek Peraturan Zonasi (PZ), Pengawasan

Teknis dan Pengawasan Khusus,

Pembentukan dan Pemberdayaan

Komunitas Masyarakat Pengawasan dan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang,

Pengembangan Sistem Informasi

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah.

Kegiatan prioritas tahun 2017 yang sedang

dilakukan dalam rangka mewujudkan

tujuan pengendalian pemanfaatan ruang

adalah sedang diusunnya 4 NSPK bidang

pengendalian pemanfaatan Ruang yang

salah satunya sudah menjadi Peraturan

Menteri (Peraturan Menteri tentang

Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan

ruang, Rapermen Pedoman Penyusunan

Peraturan Zonasi Sistem Nasional dan

Provinsi, Rapermen Pedoman Bentuk dan

Tata Cara Pemberian Insentif dan

Disinsentif Penataan Ruang, dan

Rapermen Pemberian Izin Pemanfaatan

Ruang), selain ini sedang dilakukan

penyusunan instrumen lengkap

pengendalian pemanfaatan ruang situ,

danau, embung, dan waduk (SDEW) di

Jabodetabek.

Upaya mewujudkan tertib tata ruang

tersebut juga didukung dengan

keberadaan Penyidik Pengawai Negeri

Sipil (PPNS) Penataan Ruang yang

memiliki tugas untuk mendukung

kepolisian dalam melakukan penegakan

hukum terkait pelanggaran pemanfaatan

ruang. Hingga akhir tahun 2017, jumlah

PPNS yang aktif sekitar 751 orang

personil baik pegawai pusat maupun

daerah. Jumlah tersebut tentunya masih

belum memadai untuk menangani

berbagai permasalahan yang dihadapi di

lapangan, sehingga perlu adanya

penambahan personel PPNS Penataan

Ruang melalui penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan yang

bekerjasama dengan Mabes Polri. Selain

itu upaya tertib tata ruang dilakukan

melalui 1). inventarisasi indikasi

pelanggaran pemanfaatan ruang, 2).

Operasional pengawasan, pengamatan

penelitian dan pemeriksaan (Wasmatlitrik)

PPNS penataan ruang, 3). Pembinaan

teknis PPNS, 4). Penegakan hukum bidang

penertiban pemanfaatan ruang,

penertiban pemanfaatan ruang di 4

(empat) wilayah, dan 5). penyusunan 5

(lima) NSPK bidang penertiban

pemanfaatan ruang (Rapermen Audit Tata

Ruang, Rapermen Dukungan Pelaksanaan

Perlindungan PPNS Penataan Ruang,

Rapermen PPNS Penataan Ruang,

Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang, dan

Petunjuk Teknis Operasional Pengelolaan

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang di

Daerah).

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

1 - 2

Page 15: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Selain pengendalian pemanfaatan ruang,

upaya pengendalian juga dilakukan dalam

konteks pengelolaan pertanahan,

sebagaimana tertuang dalam UUPA. Pasal

2 UUPA menyebutkan bahwa bumi, air,

dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya itu

pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh

Negara, sebagai organisasi kekuasaan

seluruh rakyat. Hak menguasai dari

Negara tersebut memberi wewenang

untuk a). mengatur dan

menyelenggarakan peruntukan,

penggunaan, persediaan dan

pemeliharaan bumi, air, dan ruang

angkasa tersebut; b). menentukan dan

mengatur hubungan-hubungan hukum

antara orang-orang dengan bumi, air, dan

ruang angkasa; c). menentukan dan

mengatur hubungan-hubungan hukum

antara orang-orang dan perbuatan-

perbuatan hukum yang mengenai bumi,

air, dan ruang angkasa.

Pengelolaan pertanahan dilakukan

terutama terkait dengan penguasaan,

pemilikan, penggunaan, dan

pemanfaatan tanah dalam rangka

menjamin penggunaan dan pemanfaatan

tanah yang berkelanjutan. Tanah pada

dasarnya tidak bertambah atau dengan

kata lain ketersediaan tanah terbatas baik

luas maupun kemampuannya, sementara

kebutuhan akan tanah terus bertambah

mengingat jumlah penduduk semakin

banyak. Kegiatan pembangunan semakin

meningkat, sehubungan dengan hal

tersebut, maka perlu dilakukan penertiban

pemanfaatan hak atas tanah dan

pendayagunaan tanah negara bekas tanah

terlantar.

Adapun upaya yang perlu dilakukan

adalah pengendalian dan pemantauan

pertanahan serta penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar. Upaya

pengendalian tersebut meliputi

pembinaan pemenuhan hak dan

Upaya pengendalian tersebut meliputi

pembinaan pemenuhan hak dan kewajiban

pemegang HAT/DPAT, basis data tanah

pertanian dan non pertanian, mengeluarkan

rekomendasi hasil pengendalian pemantauan

pertanahan, selain itu upaya tersebut

dilakukan melalui penyusunan 2 (dua) NSPKn

bidang pengendalian dan pemantaua

pertanahan (Rapermen pengendalian dan

pemantauan pertanahan, dan Rapermen

Pengendalian Alih Fungsi Sawah), selain itu

juga dilakukan verifikasi sawah terhadap data

kewajiban pemegang HAT/DPAT, basis

data tanah pertanian dan non pertanian,

mengeluarkan rekomendasi hasil

pengendalian pemantauan pertanahan,

selain itu upaya tersebut dilakukan melalui

penyusunan 2 (dua) NSPK bidang

pengendalian dan pemantauan

pertanahan (Rapermen pengendalian dan

pemantauan pertanahan, dan Rapermen

Pengendalian Alih Fungsi Sawah), selain

itu juga dilakukan verifikasi sawah

terhadap data pertanahan (Pilot Project

Daerah Istimewa Yogyakarta).

Sedangkan upaya yang sedang dilakukan

dalam rangka penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar adalah

melakukan revitalisasi database tanah

terlantar sebanyak 4.644 (empat ribu

enam ratus empat puluh empat) bidang

yang tersebar di 33 (tiga puluh tiga)

provinsi.

Pada Kabinet Kerja 2015-2019,

Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan Nasional

diberikan tugas penyelenggaraan urusan

pemerintahan di bidang pertanahan dan

tata ruang. Kemudian, terkait dengan

pelaksanaan aspek pengendalian

pemanfaatan ruang dan tanah, tugas

tersebut secara khusus diamanatkan

kepada Direktorat Jenderal Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah, sebagai unit organisasi yang

berada dalam lingkup Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

Nasional.

Melalui pembentukan Direktorat Jenderal

ini, dengan menyatukan fungsi-fungsi

pengendalian pemanfaatan ruang dan

penguasaan tanah, diharapkan dapat

tercapai suatu sinergitas kebijakan, antara

kebijakan pengendalian pemanfaatan

ruang dan kebijakan pengendalian

pertanahan, dalam menjawab isu strategis

yang dihadapi di masing-masing bidang.

31 -

Page 16: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

2

41 -

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah mengemban tugas

dan fungsi sebagaimana telah secara jelas

diatur dalam Perpres Nomor 17 Tahun

2015, yang kemudian diatur lebih lanjut

melalui Peraturan Menteri Agraria dan

Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 8 Tahun 2015 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

Nasional. Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah sebagai unit eselon I dalam lingkup

Kementerian Agraria dan Tata Ruang

mengemban tugas yakni:

Menyelenggarakan Perumusan Dan

Pelaksanaan Kebijakan Di Bidang

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dan

Penguasaan Tanah Serta Penertiban Dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar Sesuai

Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan.

Untuk menjalankan tugas tersebut, Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah menyelenggarakan

beberapa fungsi yakni:

1. Perumusan kebijakan di bidang

pengendalian pemanfaatan ruang dan

penguasaan tanah serta penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang

pengendalian pemanfaatan ruang dan

penguasaan tanah serta penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar;

3. Penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria di bidang

pengendalian pemanfaatan ruang dan

penguasaan tanah serta penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar;

“Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah Mengemban Tugas dan Fungsi Penyelenggaraan Perumusan

& Pelaksanaan Kebijakan Bidang Pengendalian”

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya,

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah didukung oleh 5

(lima) unit kerja Eselon II yang berada di

bawahnya meliputi:

A. Sekretariat Direktorat Jenderal

Sekretariat Ditjen mempunyai tugas

Melaksanakan pemberian pelayanan

administratif kepada seluruh satuan

organisasi di lingkungan Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah. Dalam menjalankan

tugas tersebut. Sekretariat Ditjen

melaksanakan fungsi:

1.2t u g a s d a n f u n g s i

4. Pemberian bimbingan teknis dan

supervisi di bidang pengendalian

pemanfaatan ruang dan penguasaan

tanah serta penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

di bidang pengendalian pemanfaatan

ruang dan penguasaan tanah serta

penertiban dan pendayagunaan tanah

terlantar;

6. Pelaksanaan administrasi Direktorat

Jenderal Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah; dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

oleh Menteri.

Page 17: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

1. Koordinasi dan penyusunan rencana

program dan anggaran;

2. Koordinasi dan penyusunan

rancangan peraturan perundang-

undangan dan advokasi hukum;

3. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan

laporan;

4. Pelaksanaan urusan kepegawaian;

5. Pelaksanaan urusan keuangan dan

barang milik negara; dan

6. Pengelolaan urusan tata usaha dan

rumah tangga Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah.

B. Direktorat Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Direktorat Pengendalian Pemanfaatan

Ruang mempunyai tugas Melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, dan pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pelaksanaan

evaluasi dan pelaporan di bidang

pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Direktorat

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di

bidang pengendalian pemanfaatan

ruang;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang

pengendalian pemanfaatan ruang

3. Penyiapan penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria di

bidang pengendalian pemanfaatan

ruang;

4. Pemberian bimbingan teknis dan

supervisi di bidang pengendalian

pemanfaatan ruang;

5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang

pengendalian pemanfaatan ruang;

dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha

Direktorat

C. Direktorat Penertiban Pemanfaatan

Ruang

Direktorat Penertiban Pemanfaatan Ruang

mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, dan pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pelaksanaan

evaluasi dan pelaporan di bidang

penyidikan dan penertiban terhadap

pelanggaran pemanfaatan ruang serta

pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Penataan Ruang.

Dalam menjalankan tugas tersebut,

Direktorat Penertiban Pemanfaatan Ruang

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di

bidang penyidikan dan penertiban

terhadap pelanggaran pemanfaatan

ruang serta pembinaan Penyidik

Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang

penyidikan dan penertiban terhadap

pelanggaran pemanfaatan ruang serta

pembinaan Penyidik Pegawai Negeri

Sipil Penataan Ruang;

3. Penyiapan penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria di

bidang penyidikan dan penertiban

terhadap pelanggaran pemanfaatan

ruang serta pembinaan Penyidik

Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang;

4. Pemberian bimbingan teknis dan

supervisi di bidang penyidikan dan

penertiban terhadap pelanggaran

pemanfaatan ruang serta pembinaan

Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Penataan Ruang;

5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang penyidikan

dan penertiban terhadap pelanggaran

pemanfaatan ruang serta pembinaan

Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Penataan Ruang; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha

Direktorat.

51 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 18: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

61 -

S e k r e t a r i a t D i r e k t o r a tJ e n d e r a l

D i t . P e n e r t i b a nP e m a n f a a t a n R u a n g

D i t . P e n g e n d a l i a n d a nP e m a n t a u a n P e r t a n a h a n

D i t . P e n e r t i b a n d a nP e n d a y a g u n a a n T a n a h T e r l a n t a r

D i t . P e n g e n d a l i a nP e m a n f a a t a n R u a n g

or

ga

ni

sa

si

di

re

kt

or

at

je

nd

er

al

pe

ng

en

da

li

an

pe

ma

nf

aa

ta

nr

ua

ng

da

np

en

ga

ua

sa

an

t

an

ah

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Firman M. Hutapea, MUM

Direktur

Ir. Wisnubroto Sarosa, CES, M.Dev.Plg

Direktur

Ir. Suryaman Kardiayat, MA

Direktur

Dra. Fatimah Saleh, M. Si

Direktur

Sudaryanto, S.H., MM

A

B

C

D

E

Page 19: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

D. Direktorat Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

Direktorat Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan

pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

di bidang pengendalian dan pemantauan

pertanahan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Direktorat Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di

bidang pengendalian dan

pemantauan pertanahan;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang

pengendalian dan pemantauan

pertanahan;

3. Penyiapan penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria di

bidang pengendalian dan

pemantauan pertanahan;

4. Pemberian bimbingan teknis, supervisi

dan perizinan kerjasama di bidang

pengendalian dan pemantauan

pertanahan;

5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang

pengendalian dan pemantauan

pertanahan; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha

Direktorat.

E. Direktorat Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar mempunyai tugas

Perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, dan pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, serta pelaksanaan

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di

bidang penertiban dan pendayagunaan

tanah terlantar.

Dalam menjalankan tugas tersebut,

Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di

bidang penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang

penertiban dan pendayagunaan tanah

terlantar;

3. Penyiapan penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria di

bidang penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar;

4. Pemberian bimbingan teknis dan

supervisi di bidang penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar;

5. Pelaksanaan pengamanan dan

pendayagunaan tanah negara bekas

tanah terlantar untuk berbagai

kepentingan pembangunan;

6. Penyusunan program pendayagunaan

tanah negara bekas tanah terlantar

untuk berbagai kegiatan

pembangunan;

7. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar

8. Pelaksanaan urusan tata usaha

Direktorat

1.3s t r u k t u r o r g a n i s a s i

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah dalam

menjalankan tugas dan fungsinya,

didukung dengan perangkat organisasi

yang terdiri dari 4 (empat) direktorat

teknis, 1 (satu) sekretariat, dan kelompok

jabatan fungsional sebagaimana terlihat

pada gambar 1-1. Dari keempat direktorat

teknis tersebut, 2 (dua) direktorat di

antaranya yakni Direktorat Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Direktorat

Penertiban

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

71 -

Page 20: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Pemanfaatan Ruang memiliki lingkup

tugas di bidang pengendalian

pemanfaatan ruang. Sedangkan, 2 (dua)

direktorat teknis lainnya mempunyai

lingkup penugasan di bidang

pengendalian pertanahan. Namun

demikian, hal tersebut semakin

memperkuat sinergitas kebijakan

pengendalian pemanfaatan ruang dan

kebijakan pengendalian pertanahan dalam

rangka menjawab berbagai permasalahan

dan dinamika yang berkembang di

lapangan, sekaligus mendukung

pencapaian kinerja Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah.

“Ditjen PPRPT didukung 4 direktorat teknis, 1

sekretariat, dan kelompok jabatan fungsional”

GAMBAR 1-1. Struktur Organisasi Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah

Sumber: Permen ATR/BPN No. 8 Tahun 2015 Tentang organisasi dan tata kerja kementerian ATR/BPN

LK

J D

I T

J E

N

P

PR

P T

81 -

Page 21: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

PR

P T

Selain kelengkapan perangkat organisasi,

sumber daya manusia (SDM) aparatur juga

memiliki peran penting dan strategis

dalam menentukan keberhasilan kinerja

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah. Dukungan SDM

aparatur tersebut tentunya harus memadai

baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Secara kuantitas, Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah memiliki jumlah SDM aparatur

sebanyak 157 orang.

“Dukungan SDM aparatur harus memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas”

Sumberr: Setditjen PPRPT, 2017

Selanjutnya, aparatur dengan kualifikasi

pendidikan Strata-2 (S2) memiliki jumlah

terbanyak kedua yakni sejumlah 67 orang.

Gambar 1-2. Jumlah Pegawai

Berdasarkan Pendidikan

Lebih lanjut, selain harus memadai dari sisi

kuantitas, SDM aparatur juga tentunya

secara kualitas harus dapat memenuhi

kebutuhan organisasi Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah dalam menjalankan tugas dan

fungsinya. Kualitas tersebut salah satunya

tercermin dari kualifikasi pendidikan yang

dimiliki oleh SDM aparatur. Dari seluruh

SDM aparatur yang bertugas di Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah, aparatur dengan

kualifikasi pendidikan Strata-1 (S1)

mendominasi dengan jumlah sebanyak 68

(enam puluh delapan) orang.

1.5s a r a n a d a n p r a s a r a n a

Dalam menghadapi dinamika dan

tantangan tugas yang semakin berat, dan

untuk mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah, diperlukan

adanya dukungan sarana dan prasarana

perkantoran yang memadai baik secara

kuantitas maupun kualitas. Prasarana

utama yang saat ini dimanfaatkan sebagai

lokasi kantor adalah Gedung Perkantoran

di Jalan Raden Patah I Nomor 1 Kebayoran

Baru – Jakarta Selatan, dengan status

pinjam pakai dari Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR).

1.4s u m b e r d a y a m a n u s i a

“Dukungan SDM Aparatur Harus Memadai Baik Dari Segi Kuantitas Maupun Kualitas”

91 -

Adapun jumlah pegawai struktural Ditjen

PPRPT sebanyak 62 orang, dan Jumlah

pegawai jabatan fungsional dan/tertentu

sebanyak 95 orang.

Page 22: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Adapun, sarana dan prasarana penunjang

yang dimiliki oleh Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah secara umum masuk ke dalam

upaya peningkatan kapasitas SDM

aparatur secara menerus untuk

membentuk SDM yang profesional dan

handal melalui berbagai pendidikan dan

pelatihan teknis, keikutsertaan dalam

berbagai konferensi dan pertemuan ilmiah

baik lingkup nasional maupun

internasional, serta berbagai kegiatan

pengembangan karakter dan kerja sama

tim.

Selain gedung sarana dan prasarana Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah terdiri dari peralatan

dan mesin mencakup mesin hitung, alat

penyimpan perlengkapan kantor,

meubelair, alat pendingin, peralatan studio

audio, alat komunikasi, personal computer,

peralatan personal computer, peralatan

jaringan, dan peralatan penunjang lainnya.

Nama Barang Satuan Jumlah

Kendaraan Bermotor

Penumpang

Unit 4

Mesin Hitung/Mesin

Jumlah

Buah 3

Alat Penyimpan

Perlengkapan Kantor

Buah 195

Alat Kantor Lainnya Buah 57

Meubelair Buah 1.296

Alat Dapur Buah 4

Personal Komputer Buah 232

Peralatan Personal

Komputer

Buah 44

Lift Unit 4

Tabel 1-1. Sarana Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah Tahun 2017

Sumber: Setditjen PPRPT, 2017

Ditjen PPRPT sebagai bagian dari

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

berperan dalam mendukung terwujudnya

ruang aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan melalui peningkatan tertib

pemanfaatan ruang dan penguasaan

tanah. tertib pemanfaatan ruang dan

penguasaan tanah diselenggarakan untuk

menjamin terwujudnya tata ruang sesuai

dengan rencana tata ruang.

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah mendukung

perwujudan sasaran strategis melalui 4

output penting yang meliputi:

• IKP 1 : Prosentase implementasi

pengawasan dan pengendalian

pemanfaatan ruang pemerintah daerah

Prov/Kab/Kota

• IKP 2: Jumlah penindakan indikasi

pelanggaran pemanfaatan ruang

1.6a r t i p e n t i n g o r g a n i s a s i

101 -

Page 23: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

“Ditjen PPRPT Memiliki Arti Penting Dalam Mewujudakan

Ruang Aman, Nyaman, Produktif Dan Berkelanjutan Melalui Peningkatan Tertib

Tata Ruang”

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Isu strategis di bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

tanah yang berkembang pada saat ini

diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Masih maraknya kegiatan

pemanfaatan ruang yang tidak

sesuai dengan rencana tata ruang

dan peraturan perundang-undangan

Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak

sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan

Peraturan Perundang-undangan seperti

alih fungsi lahan secara melawan hukum,

kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak

sesuai perizinan pemanfaatan ruang, dan

perizinan pemanfaatan ruang yang tidak

sesuai peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan data pengaduan yang masuk

sampai bulan Juli tahun 2014, 70%

diantaranya terjadi di kawasan perkotaan.

Selain itu, data ini juga didukung oleh hasil

audit pemanfaatan ruang yang dilakukan

pada kawasan perkotaan Jakarta, Bogor,

Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan

Cianjur (Jabodetabekpunjur), kawasan

perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan

Tabanan (Sarbagita), dan kawasan

perkotaan Makassar, Sunguminasa, Maros,

dan Takalar (Maminasata).

NO SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

1 Meningkatnya

kesejahteraan

masyarakat

melalui

pemanfaatan

agraria yang

adil dan

berkelanjutan

Persentase pencapaian

penataan ulang

ketimpangan

penguasaan pemilikan,

penggunaan dan

pemanfaatan tanah

Persentase kenaikan

pendapatan

masyarakat penerima

Reforma Agraria

2 Terwujudnya

ruang yang

aman, nyaman,

produktif dan

berkelanjutan

Persentase

peningkatan

kesesuaian rencana

program

pembangunan sektor

dengan rencana tata

ruang

Peningkatan tertib tata

ruang dan penguasaan

tanah

3 Berkurangnya

kasus tata

ruang dan

pertanahan

(sengketa,

konflik dan

perkara)

Persentase

berkurangnya jumlah

sengketa, konflik dan

perkara bidang tata

ruang dan pertanahan

Persentase cakupan

peta dasar pertanahan

TABEL 1-2. Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja Utama

Kementerian ATR/BPN

Sumberr: Permen ATR/BPN No. 12 Tahun 2016

1.7i s u s t r a t e g i s

• IKP 3: Jumlah rekomendasi hasil

pengendalian dan pemantauan

pertanahan

• IKP 4: Jumlah rekomendasi penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar

Kasus Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

111 -

Page 24: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

B. Konflik antar sektor dan sengketa

kepemilikan lahan

Sengketa kepemilikan lahan banyak terjadi

karena benturan kepentingan antar

masyarakat maupun antarsektor. Akar

permasalahannya dapat berupa

ketidakjelasan kepemilikan maupun

perebutan kepemilikan. Kasus sengketa

kepemilikan lahan timbul karena adanya

klaim/pengaduan/keberatan dari

masyarakat (perorangan/badan hukum)

yang berisi kebenaran dan tuntutan

terhadap suatu keputusan di bidang

pertanahan yang dirasakan merugikan

hak-hak mereka atas tanah.

C. Belum efektifnya upaya pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan

ruang serta Pemantauan dan

Pengendalian Pertanahan

Belum efektifnya upaya pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang serta

pemantauan dapat disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu belum lengkapnya :

• Instrumen peraturan daerah yang dapat

digunakan untuk pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang,

• Belum ditetapkannya peraturan daerah

tentang rencana tata ruang wilayah

beserta rencana rincinya,

• Kurangnya sumber daya manusia yang

dapat melaksanakan pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang serta,

dan

• Lemahnya sistem pengawasan dan

pengendalian yang ada.

Banyaknya pelanggaran terhadap

pemenuhan kewajiban pemegang Hak

Atas Tanah (HAT) menurut peraturan

perundangan yang berlaku maupun

berdasarkan syarat yang tercantum dalam

SK Pemberian Hak Atas Tanah-nya.

D. Banyaknya kasus tanah terlantar

yang belum dimanfaatkan dan

ditindaklanjuti sesuai dengan ijin

peruntukannya

Upaya secara yuridis untuk menangani

kasus tanah terlantar telah dilakukan oleh

Pemerintah, antara lain melalui Peraturan

Pemerintah No. 36 tahun 1998 tentang

Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar. Namun, pelaksanaan penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar belum

sesuai dengan yang diharapkan.

Pelaksanaan PP No. 36 Tahun 1998 belum

efektif antara lain disebabkan belum

adanya kesamaan persepsi terhadap

tujuan peraturan tersebut, objek tanah

terlantar, masalah keperdataan bekas

pemegang hak, jangka waktu hak, asas

publisitas, serta pendanaan untuk

mengidentifikasi dan menginventarisasi

tanah terlantar.

Terdapat beberapa permasalahan terkait

dengan tanah yang belum dimanfaatkan

sesuai dengan peruntukannya sehingga

terindikasi telantar di antaranya 1). Proses

pemberian HAT/DPAT yang tidak

memperhitungkan kemampuan teknis dan

finansial dari Pemegang Hak/DPAT, 2).

Unsur kesengajaan dari Pemegang

Hak/DPAT (Kurangnya kesadaran dari

Pemegang Hak/DPAT terhadap kewajiban

untuk penggunaan dan pemanfaatan

tanahnya maupun Unsur spekulasi), dan

3). Unsur kesengajaan dari Pemegang

Hak/DPAT (Kurangnya kesadaran dari

Pemegang Hak/DPAT terhadap kewajiban

untuk penggunaan dan pemanfaatan

tanahnya maupun Unsur spekulasi). Oleh

karena itu, perlu dilaksanakan penertiban

dengan cara penetapan sebagai tanah

terlantar atau diberikan izin optimalisasi

pemanfaatan apabila kondisi fisiknya

benar-benar sudah dimanfaatkan sesuai

dengan peruntukannya.

121 -

Page 25: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

kegiatan Pengawasan dan Pengendalian

pemanfaatan ruang sebagaimana amanat

dari peraturan perundang-undangan

bidang penataan ruang dapat disebabkan

oleh beberapa hal, antara lain: kurangnya

pemahaman dan kesamaan persepsi di

lingkungan masyarakat tentang

pengendalian pemanfaatan ruang, belum

tersosialisasikannya rencana tata ruang

yang telah berkekuatan hukum,

ketidaktahuan masyarakat dan dunia

usaha terhadap pelanggaran tata ruang

yang ada di sekitar tempat tinggalnya,

ketidaktahuan proses pengaduan dan

pelaporan yang seharusnya dilakukan, dan

sebagainya.

H. Belum jelasnya struktur

kelembagaan pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang

Saat ini lembaga di bidang penataan

ruang lebih menitikberatkan pada

kegiatan pembinaan penataan ruang

dengan kegiatan utama mendorong

penyusunan dan penetapan rencana tata

ruang wilayah. Akan tetapi di lain pihak,

belum ada kejelasan terkait lembaga yang

menjamin kedudukan atau posisi Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan

Ruang dalam menjalankan tugas dan

fungsi dalam mendukung kegiatan

Pengawasan dan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang. Lebih lanjut, banyak

PPNS Penataan Ruang tidak dapat

menjalankan tugas dan fungsinya dalam

mendukung Pengawasan dan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang karena

proses mutasi di daerah. PPNS Penataan

Ruang dimutasikan kepada bidang tugas

non teknis operasional bidang penataan

ruang sehingga tidak dapat melaksanakan

tugas dan fungsinya.

I. Ketimpangan penguasaan tanah di

Indonesia

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

terdapatnya penguasaan tanah yang

E. Terbatasnya SDM/Aparatur untuk

kegiatan pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang

Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

memiliki peran penting dan strategis

dalam mendukung kegiatan pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Dukungan SDM aparatur tersebut

tentunya harus memadai baik dari segi

kuantitas maupun kualitas. Saat ini,

terdapat keterbatasan aparatur/sumber

daya manusia dalam kegiatan pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan ruang

meliputi keterbatasan secara kuantitas

maupun kualitasnya.

F. Belum Lengkapnya Instrumen Dasar

Atau Aturan Norma, Standar,

Prosedur, dan Kriteria (NSPK)

NSPK berperan sebagai dasar yang

melandasi implementasi aktivitas

Pengawasan dan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang. Belum lengkapnya

NSPK yang ada menyebabkan kegiatan

Pengawasan dan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang belum dapat

dilakukan secara optimal, baik oleh

pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah. Sebagai contoh, belum adanya

pengaturan mengenai cara untuk

melakukan pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan, belum adanya pengaturan

penentuan kriteria permasalahan khusus,

di mana pada saat ini, pengawasan khusus

dianalogikan/difungsikan sebagai

penyelidikan/pulbaket. Di samping itu,

pedoman-pedoman perizinan, insentif &

disinsentif, dan pengenaan sanksi masih

dalam proses penyusunan dan penetapan.

G. Perlu pelibatan dan pendayagunaan

masyarakat dan dunia usaha dalam

kegiatan pengendalian pemanfaatan

ruang

Masih kurangnya peran atau partisipasi

masyarakat dan dunia usaha dalam

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

131 -

Page 26: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

berlebihan oleh segelintir orang. Selain itu,

terdapat penguasaan tanah pertanian oleh

orang yang berdomisili di luar daerah letak

tanah, sehingga pengendalian

penguasaan tanah perlu dimasukkan ke

dalam Rancangan Undang-undang

pertanahan agar dapat dijalankan secara

efektif.

J. Banyaknya pelanggaran terhadap

pemenuhan kewajiban pemegang

Hak Atas Tanah (HAT)

Pemegang HAT tidak melaksanakan

kewajiban menurut peraturan

perundangan yang berlaku maupun

berdasarkan syarat yang tercantum dalam

SK Pemberian HAT-nya. Untuk itu,

diperlukan pemantauan dan evaluasi

terhadap HAT secara periodik, serta

pembinaan kepada pemegang HAT

melalui pemberian sanksi yang tegas

terhadap setiap pelanggaran/tidak

terpenuhinya kewajiban pemegang HAT.

K. Belum efektifnya pengendalian dan

pemantauan lahan pertanian

pangan berkelanjutan (LP2B)

Pengendalian alih fungsi lahan pada

kawasan LP2B belum optimal, sehingga

terjadi perubahan yang relatif cepat dari

tanah pertanian ke non pertanian (dari

sawah menjadi kawasan industri dan

permukiman).

Adapun upaya yang dilakukan dalam

peningkatan pengendalian LP2B :

1. Pengendalian penguasaan tanah

perlu dimasukan ke dalam Rancangan

Undang-undang (RUU) pertanahan

agar dapat dijalankan secara efektif,

dan

2. Perubahan penggunaan tanah pada

area LP2B perlu dikendalikan dan

dipantau untuk mendukung program

ketahanan pangan nasional.

L. Belum optimalnya pendayagunaan

Tanah Cadangan Umum Negara

(TCUN)

Permasalahan yang terjadi adalah objek

yang sudah ditetapkan sebagai tanah

terlantar, rentan adanya okupasi oleh

masyarakat (ada lokasi yang dikuasai oleh

masyarakat bukan dari golongan ekonomi

lemah. Selain itu, pendayagunaan Tanah

Cadangan Umum Negara (TCUN) pada

beberapa lokasi, keadaan fisik tanah

meliputi kemampuan tanah dan akses

tidak mendukung untuk dipergunakan

oleh penerima manfaat (masyarakat,

Negara, dan badan hukum).

Kebijakan yang dilakukan adalah perlu

peningkatan pengamanan, kepastian

waktu pelaksanaan pendayagunaan TCUN,

dan diperlukan rekayasa teknologi agar

TCUN dapat memiliki added value.

Alih fungsi lahan sawah (AFLS) Tanah terlantar

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

141 -

Page 27: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Seiring dengan arah kebijakan RPJMN

Tahap ke-III bahwa tata ruang telah

memasuki fase pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang,

maka seharusnya saat ini

program/kegiatan penyelenggaraan

penataan ruang sedikit demi sedikit telah

bergeser ke tahapan pengendalian

pemanfaatan ruang dan penguasaan

tanah.

Pengendalian pemanfaatan ruang

berperan memastikan bahwa pemanfaatan

ruang dilaksanakan sesuai dengan RTR.

Upaya ini dilakukan melalui penerapan 4

(empat) instrumen pengendalian yakni

peraturan zonasi, perizinan, insentif-

disinsentif, dan pengenaan sanksi. Kondisi

saat ini, NSPK terkait 4 (empat) intrumen

pengendalian pemanfaatan ruang belum

selesai.

Selain itu, dalam upaya mewujudkan tertib

tata ruang perlu didukung dengan

keberadaan PPNS penataan ruang yang

memiliki tugas untuk mendukung

kepolisian dalam melakukan penegakan

hukum terkait pelanggaran pemanfaatan

ruang. Hingga akhir tahun 2017, jumlah

PPNS yang aktif sekitar 751 orang

personil baik pegawai pusat maupun

daerah. Jumlah tersebut tentunya masih

belum memadai untuk menangani

berbagai permasalahan yang dihadapi di

lapangan, sehingga perlu adanya

penambahan personel PPNS Penataan

Ruang melalui penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan yang

bekerjasama dengan Mabes Polri.

Selain pengendalian pemanfaatan ruang,

upaya pengendalian juga dilakukan dalam

konteks pengelolaan pertanahan.

Dalam menghadapi dinamika dan

tantangan tugas yang semakin berat, dan

untuk mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah, diperlukan

adanya dukungan sarana dan prasarana

perkantoran yang memadai baik secara

kuantitas maupun kualitas. Prasarana

utama yang saat ini dimanfaatkan sebagai

lokasi kantor adalah Gedung Perkantoran

di Jl. Raden Patah I Nomor 1 Kebayoran

Baru – Jakarta Selatan, dengan status

pinjam pakai dari Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat.

Pengelolaan pertanahan dilakukan

terutama terkait dengan penguasaan,

pemilikan, penggunaan, dan

pemanfaatan tanah dalam rangka

menjamin penggunaan dan pemanfaatan

tanah yang berkelanjutan.

Dengan keterbatasan yang dimilki Ditjen

PPRPT saat ini, kegiatan-kegiatan yang

ada belum sepenuhnya menjawab isu dan

tantangan pembanguan yang ada.

Ditjen PPRPT melalui program dan

kegiatannya diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan dan isu

strategis bidang pengendalian

pemanfaatan ruang dan penguasaan

tanah melalui:

1.Restrukturisasi perencanaan program/

kegiatan PPRPT yang mengarah pada

pencapaian outcome/manfaat tertib tata

ruang dan penguasaan tanah sehingga

dapat dirasakan langsung oleh

stekeholders terkait.

2.Percepatan legalisasi NSPK bidang

pengendalian pemanfaatan ruang dan

penguasan tanah agar dapat segera

menjadi acuan dan diimplementasikan

oleh stakeholders pusat dan daerah.

3.Mendorong perencanaan program –

progra, pengendalian pemanfaatan

ruang yang bersinergi dengan sektor.

1.8

h a r a p a n t e r h a d a p o r g a n i s a s i

151 -

Page 28: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

3. Mendorong PPNS daerah agar proaktif

dalam penanganan kasus

pelanggaraan pemanfaatan ruang.

4. Peningkatan tertib tata ruang melalui

peningkatan jumlah prov/kab/kota

yang mendapatkan pembinaan dan

pemantauan dan evaluasi

pengendalian pemanfaatan ruang,

diharapkan dapat meningkatkan tertib

tata ruang.

5. Peningkatan jumlah penanganan kasus

pelanggaran pemanfaatan ruang

dalam rangka peningkatan tertib tata

ruang di Indonesia.

6. Peningkatan jumlah personil PPNS

penataan ruang melalui

penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan yang bekerja sama dengan

Mabes Polri.

7. Peningkatan jumlah rekomendasi

HAT/DPAT yang ditangani.

8. Peningkatan jumlah rekomendasi

penertiban dan penadayagunaan

tanah teralantar

1.9s i s t e m a t i k a p e n y u s u n a n

Laporan ini disusun dengan sistematika

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini mengulas tentang unit organisasi

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah beserta tugas dan

fungsi yang diemban. Selain itu, juga

dibahas tentang kondisi dan tantangan

pembangunan yang dihadapi, serta

rencana strategis yang menjadi acuan bagi

Ditjen PPRPT dalam menjalankan

tugasnya.

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab ini membahas tentang dokumen

perencanaan tahunan dalam bentuk

rencana kinerja tahunan sebagai

penjabaran dari rencana strategis 5 (lima)

tahunan Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah.

Adapun bentuk komitmen Dirjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah selaku pelaksana

program Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah kepada

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala

Badan Pertanahan Nasional dituangkan

dalam dokumen perjanjian kinerja.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Bab ini mengupas mengenai capaian

kinerja organisasi yang mencakup

pengelolaan kinerja dan pengukuran

kinerja baik terhadap dokumen PK, RKT,

Renstra, dan RPJMN. Selain itu, pada

bagian ini juga diulas tentang pengukuran

atas realisasi anggaran dan analisis

efisiensi penggunaan sumber daya.

Bab IV Penutup

Bab ini menyajikan tentang capaian kinerja

keseluruhan yang diraih oleh Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah baik berupa

keberhasilan ataupun kegagalan sekaligus

permasalahan/kendala yang dihadapi.

Selain itu, dijelaskan pula mengenai

rekomendasi dalam rangka peningkatan

kinerja pada tahun-tahun berikutnya.

161 -

Page 29: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 30: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 31: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

bab 2

Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

dilaksanakan berdasarkan pada Perpres

Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP).

Perpres tersebut menyatakan bahwa

penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan

untuk penyusunan Laporan Kinerja sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan secara selaras dan sesuai

dengan penyelenggaraan Sistem

Akuntansi

perencanaan kinerja

Pemerintahan dan tata cara pengendalian

serta evaluasi pelaksanaan rencana

pembangunan. Penyelenggaraan SAKIP

meliputi: Rencana Strategis (Renstra),

Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja,

Pengelolaan Data Kinerja, Pelaporan

Kinerja, dan Reviu dan Evaluasi Kinerja

Kementerian Negara/Lembaga menyusun

Renstra sebagai dokumen perencanaan

untuk periode 5 (lima) tahunan, yang

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Sebagai

implikasi dari hal tersebut,

penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan

secara berjenjang mulai dari RPJMN yang

digunakan sebagai acuan penyusunan

Renstra Kementerian, kemudian pada

setiap tahun anggaran, RPJMN

dilaksanakan melalui RKP bersama-sama

dengan Renstra Kementerian yang

dipergunakan sebagai dasar penyusunan

Rencana Kerja, untuk selanjutnya

diimplementasikan ke dalam RKA.

GAMBAR 2-1. Siklus Pengelolaan Kinerja

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

12 -

Page 32: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

2.1r e n s t r a d i t j e n p p r p t 2 0 1 5 - 2 0 1 9

“Dukungan SDM aparatur harus memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas”

VISI

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong

2.1.1

v i s i, m i s i

Visi dan misi pembangunan Tahun 2015-

2019 sebagaimana menjadi arahan

Presiden Republik Indonesia, menjadi

dasar ataupun acuan bagi seluruh

Kementerian/Lembaga dalam merancang

arah pembangunan, sasaran, dan strategi

yang akan dilaksanakan. Arahan

pembangunan Indonesia ini tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-

2019 yang telah ditetapkan melalui

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015.

Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah Tahun 2015-2019 merupakan

dokumen perencanaan pembangunan

yang merujuk pada Peraturan Menteri

Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penelaahan

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga

(Renstra K/L) 2015-2019.

MISI

Mewujudkan Keamanan Nasional Yang Mampu Menjaga Kedaulatan Wilayah, Menopang

Kemandirian Ekonomi Dengan Mengamankan Sumber Daya Maritim Dan Mencerminkan

Kepribadian Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

Mewujudkan Masyarakat Maju, Berkeseimbangan Dan Demokratis

Berlandasakan Negara Hukum

Mewujudkan Politik Luar Negeri Yang Bebas Aktif Dan Memperkuat Jatidiri Sebagai Negara

Maritim

Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Yang Tinggi, Maju Dan Sejahtera

Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing

Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Maritim Yang Mandiri, Kuat Dan Berbasisikan

Kepentingan Nasional

Mewujudkan Manusia Indonesia Yang Berkepribadian Dalam Kebudayaan

LK

J D

I T

J E

N

P

PR

P T

22 -

Page 33: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

2.1.2t u j u a n,s a s a r a n

Kementerian/Lembaga dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya

mendasarkan kepada arah kebijakan dan

strategi nasional yang telah ditetapkan.

Dalam arah kebijakan dan strategi

tersebut, terdapat 6 (enam) agenda yang

menjadi prioritas nasional. Pada agenda

ketujuh yaitu Mewujudkan Kemandirian

Ekonomi dengan Menggerakkan

Sektor–Sektor Ekonomi Strategik,

terdapat arah kebijakan meningkatkan

pembinaan kelembagaan penataan

ruang yang dijabarkan melalui kebijakan

strategi nasional. Dari arah kebijakan dan

strategi nasional tersebut, maka dapat

dijabarkan tujuan Direktorat Jenderal

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah.

Menjamin Terwujudnya Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dan Penguasaa Tanah

Yang Sesuai Dengan Kebijakan Penataan Ruang Dan Kebijakan Agraria

SASARAN

Pemanfaatan Ruang Yang Sesuai Dengan Rencana Tata Ruang

Tertib Pemanfaatan Ruang Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas

Tanah Terlantar

2.1.3

k e b i j a k a n

Dalam dokumen RPJMN III 2015-2019

Ditjen PPRPT memiliki dukungan pada 2

(dua) Bidang, yaitu Program

Penyelenggaraan Penataan Ruang dan

Pengelolaan Pertanahan Nasional.

Berdasarkan amanat RPJMN III, Program

Penyelenggaraan Penataan Ruang yang

terkait dengan Program Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah, yakni:

TUJUAN

SASARAN :

Meningkatkan Pembinaan Kelembagaan Penataan Ruang

01

SASARAN :

Meningkatkan Kualitas Evaluasi Penyelenggaraan Penataan Ruang

02

Untuk menjabarkan tujuan dan sasaran

yang dimiliki sekaligus menjalankan garis

kebijakan yang telah ditetapkan dalam

RPJMN 2015-2019, maka dirumuskan

kebijakan operasional Direktorat

Jenderal Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah yang

meliputi kebijakan kelembagaan,

pengendalian pemanfaatan ruang,

penertiban pemanfaatan ruang,

pengendalian dan pemantauan

pertanahan, serta penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar.

SASARAN :

Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional

03

32 -

Page 34: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

KEBIJAKAN KELAMBAGAAN

Melakukan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Dan Peningkatan

Kompetensi SDM Di Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dan

Penguasaan Tanah

STRATEGI 1

Memberikan Dukungan Manajemen Peningkatan Kualitas Kesekretariatan Sebagai Upaya Meningkatkan Implementasi Program

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah

STRATEGI 2

Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Bidang Keuangan Direktorat Jenderal

STRATEGI 3

Melakukan Koordinasi dan Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan

dan Pemberian Advokasi Hukum

STRATEGI 4

Menciptakan Kelembagaan Direktorat Jenderal Ditjen PPRPT yang Efektif, Efisien dan Sinergis

Kebijakan tersebut mencakup lingkup

kegiatan yang menjadi bagian dari

program pengendalian pemanfaatan

ruang dan penguasaan tanah. Adapun,

kebijakan dan strategi dimaksud

sebagaimana tersaji dibawah ini :

STRATEGI 5

Meningkatkan Pembinaan PPNS Penataan Ruang

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG:

Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dan Pengawasan

Penataan Ruang

STRATEGI 1

Mengembangkan Sistem Pengaduan Masyarakat Dan Tindaklanjutnya (P5R)

STRATEGI 2

Pemantauan Dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang Di Tingkat Pusat Dan Daerah

STRATEGI 3

Melakukan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Sesuai Dengan Rencana Tata

Ruang

STRATEGI 4

Melaksanakan Pengawasan Teknis Dan Pengawasan Khusus Penataan Ruang

STRATEGI 5

Melaksanakan Pemberian Pertimbangan Teknis (Clearance) Perijinan Pemanfaatan

Ruang

STRATEGI 6

Melakukan Pengembangan Instrumen Insentif Dan Disinsentif Bidang Penataan Ruang

42 -

Page 35: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

KEBIJAKAN PENERTIBAN PEMANFAATAN RUANG

Meningkatkan Efektivitas Penertiban Pemanfaatan Ruang

STRATEGI 1

Menyiapkan Pedoman Operasionalisasi PPNS

STRATEGI 2

Melaksanakan Audit Pemanfaatan Ruang di Tingkat Pusat dan Daerah

STRATEGI 3

Memenuhi Kebutuhan Operasionalisasi PPNS di Seluruh Indonesia

STRATEGI 4

Melakukan Penindakan Terhadap Pelanggaran Rencana Tata Ruang

STRATEGI 5

Melakukan Pengumpulan Bahan Keterangan (Pulbaket) atau Pengawasan, Pengematan, Penelitian, dan Pemeriksaan (Wasmatlitrik) Terhadap Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

STRATEGI 6

Pelaksanaan Koordinasi Nasional, Pembinaan, serta Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

Tugas PPNS Bidang Penataan Ruang

STRATEGI 7

Pengelolaan Pelaporan Masyarakat Atas Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN PEMANTAUAN PERTANAHAN

Meningkatkan Efektivitas Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan

STRATEGI 1

Melakukan Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian dan Non Pertanian

STRATEGI 2

Melakukan Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan

STRATEGI 1

Penyusunan NSPK Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

STRATEGI 2

Pengelolaan Data dan Informasi Tanah Terindikasi Terlantar

STRATEGI 3

Penertiban dan Penetapan Tanah Terlantar

STRATEGI 4

Penyiapan Rekomendasi dan SK Pendayagunaan Tanah Terlantar

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERTANAHAN DAN PENERTIBAN TANAH

TERLANTARMeningkatkan Efektivitas Pengendalian

dan Pemantauan Pertanahan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

52 -

Page 36: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

2.1.4p r o g r a m, k e g i a t a n

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah melaksanakan

tugas dan fungsi yang diemban melalui

Program Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah, yang

LK

J D

I T

J E

N

P

PR

P T

dijabarkan melalui 2 (dua) sasaran

program, 4 (empat) indikator kinerja

program, dan 9 (sembilan) output.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

01

SASARAN

PROGRAM

Pemanfaatan Ruang

yang sesuai dengan

rencana tata ruang

02

SASARAN

PROGRAM

Tertib pemanfaatan

hak atas tanah dan

pemberdayagunaan

tanah Negara bekas

tanag terlantar

Kem

en

teri

an

Level D

itje

n (

ese

lon

I)

INDIKATOR KINERJA STRATEGIS

Peningkatan tertib tata ruang dan

penguasaan tanah

SASARAN STRATEGIS

Terwujudnya ruang yang aman,

nyaman, produktif,

berkelanjutan

INDIKATOR KINERJA PROGRAM 1

Prosentase implementasi pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan ruang

pemerintah daerah Provinsi,

Kabupaten/ Kota

INDIKATOR KINERJA PROGRAM 2

Jumlah Penindakan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM 3

Jumlah Rekomendasi Hasil

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM 4

Jumlah Rekomendasi Penertiban

dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar

OUTPUT

IKP 3

1.NSPK Bidang

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

2. Rekomendasi

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

OUTPUT

IKP 4

1.NSPK Bidang

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

2.Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

OUTPUT

IKP 1

1.NSPK

2.Tata Kelola

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

OUTPUT

IKP 2

1.NSPK

2.Kebijakan Pemanfaatan

Ruang

3.Pelaksanaan

Penertiban

Pemanfaatan Ruang

Level K

eg

iata

n (

ese

lon

II)

62 -

Page 37: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Kinerja yang dijalankan oleh Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah dalam mewujudkan

sasaran program dan outcome yang telah

ditetapkan. Melalui IKP 1, kinerja yang

direfleksikan terkait dengan upaya

pengendalian pemanfaatan ruang dalam

hal (1). pengawasan teknis, pengawasan

khusus, dan pemenuhan SPM,

(2)pembinaan pengendalian,

(3)pengembangan kelembagaan dan

prosedur, (4) pemantauan dan evaluasi

pemanfaatan ruang.

Lebih lanjut, kinerja yang digambarkan

melalui IKP 2 menyangkut upaya

penertiban pemanfaatan ruang, yang

terkait dengan penanganan indikasi

pelanggaran pemanfaatan melalui

Pengawasan, Pengamatan, Penelitian,

Pemeriksaan (Wasmalitrik) yang

selanjutnya menjadi dasar pelaksanaan

tahapan selanjutnya yakni penyidikan dan

rekomendasi pengenaan sanksi

(administratif ataupun pidana).

Berikutnya melalui IKP 3, kinerja yang

direfleksikan terkait dengan upaya

pengendalian pemantauan pertanahan

dimana dilakukan inventarisasi, verifikasi,

monitoring, dan evaluasi pemenuhan

kewajiban pemegang hak dan perijinan

tanah pertanian dan non pertanian dalam

rangka penyusunan rekomendasi

pemenuhan hak dan kewajiban pemegang

hak atas tanah dan dasar penguasaan atas

tanah.

Terakhir, kinerja yang digambarkan

melalui IKP 4 terkait dengan upaya

penertiban dan pendayagunaan tanah

terlantar dalam rangka penyusunan

rekomendasi penetapan tanah terlantar

dan peruntukan tanah cadangan umum

negara.

Dalam rangka menjalankan Program

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah, dilakukan penetapan

kegiatan yang merupakan penjabaran

ataupun operasionalisasi dari program

dimaksud. Adapun pembagian kegiatan

sebagaimana termuat dalam Renstra

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Dan Penguasaan Tanah 2015-2019,

dilakukan berdasarkan pengelompokkan

unit eselon II di lingkungan Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dan

Penguasaan Tanah, yaitu:

1. Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2. Penertiban Pemanfaatan Ruang

3. Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

4. Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar

Tingkat keberhasilan suatu kegiatan

ditunjukkan melalui pencapaian Output

kegiatan. Adapun pencapaian Output

tersebut dilaksanakan melaui pemenuhan

Indikator Output. Sedangkan indikator

output dicapai melalui sub output dan

aktivitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

di bawah ini:

Rapat Kerja Akhir Tahun 2017

72 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 38: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Kegiatan Dukungan Manajemen Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah

01

OUTPUT 1:

Layanan

Dukungan

Manajemen

Eselon I

INDIKATOR

OUTPUT :

Jumlah Layanan

Dukungan

Manajemen

Direktorat

Jenderal

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang dan

Penguasaan

Tanah

AKTIVITAS:

1. Penyusunan Rencana

Program

2. Penyusunan Rencana

Anggaran

3. Pelaksanaan Pemantauan

dan Evaluasi

4. Pengelolaan Data dan

Informasi

5. Penyusunan laporan

keuangan

6. Pengelolaan

Perbendaharaan

7. Pelayanan Hukum

8. Pengembangan

Kepegawaian

9. Pelayanan Umum dan

Perlengkapan

10. Pelaksanaan Rumah

Tangga

11. Pelayanan Humas dan

Protokol

12. Pelayanan Organisasi, Tata

Laksana, dan Reformasi

Birokrasi

13. Penyusunan Dokumen

Fasilitasi Administrasi

Kerjasama

14. Dokumen Indikator

outcome dan baseline

penyelenggaraan penataan

ruang

OUTPUT 2:

Pegawai Yang

Dibentuk

Menjadi PPNS

INDIKATOR

OUTPUT :

Jumlah Pegawai

PPNS

AKTIVITAS:

Pembentukan Pegawai Menjadi

PPNS

Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang 02

OUTPUT 1:

Norma/Standar/

Prosedur/Kriteria

(NSPK)

INDIKATOR

OUTPUT :

Jumlah NSPK

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

AKTIVITAS:

1. Penyusunan Materi Teknis

NSPK Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

2. Penyusunan NSPK Bidang

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

3. Diseminasi NSPK Bidang

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

OUTPUT 2:

Tata Kelola

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

INDIKATOR

OUTPUT 1:

Jumlah

Kebijakan

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

SUB OUTPUT:

Kebijakan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

AKTIVITAS:

1. Penyusunan Kebijakan dan

Strategi Operasional

Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

2. Penyusunan Rencana,

Program, dan Anggaran

Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

3. Pengelolaan Data dan

Informasi Bidang

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

4. Monitoring dan Evaluasi

Kinerja Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

INDIKATOR

OUTPUT 2:

Jumlah

Prov/Kab/Kota

yang

mendapatkan

Pembinaan

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

SUB OUTPUT:

Pembinaan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

AKTIVITAS:

1. Pengawasan

Penyelenggaraan Penataan

Ruang

2. Bimbingan Teknis,

Supervisi, dan Konsultasi

INDIKATOR

OUTPUT 3:

Jumlah

Prov/Kab/Kota

yang

mendapatkan

Pemantauan dan

Evaluasi

Kegiatan

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

SUB OUTPUT:

Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Pengawasan Penyelenggaraan

Penataan Ruang

AKTIVITAS:

1. Pengawasan Khusus

Penyelenggaraan Penataan

Ruang

2. Pelaksanaan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

82 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 39: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

INDIKATOR

OUTPUT 4:

Jumlah

Provinsi/Kab/

Kota Hasil

Peningkatan

Kapasitas

Masyarakat

dalam

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

SUB OUTPUT

Hasil Peningkatan Kapasitas

Masyarakat dalam

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

AKTIVITAS:

1. Sosialisasi Peningkatan

Peran Komunitas

Pengendalian

2. Pembentukan Komunitas

Pengendalian

3. Pendampingan

Peningkatan Peran

Komunitas Pengendalian

Kegiatan Penertiban Pemanfaatan Ruang 03

OUTPUT 1:

NSPK

INDIKATOR

OUTPUT :

Jumlah NSPK

Penertiban

Pemanfaatan

Ruang

AKTIVITAS:

1. Penyusunan NSPK Bidang

Penertiban Pemanfaatan

Ruang

2. Sosialisasi/Diseminasi

NSPK Bidang Penertiban

Pemanfaatan Ruang

OUTPUT 2:

Kebijakan

Pemanfaatan

Ruang

INDIKATOR

OUTPUT :

Jumlah Kebijakan

Penertiban

Pemanfaatan

Ruang

AKTIVITAS:

1. Penyusunan Rencana dan

Program Bidang

Penertiban Pemanfaatan

Ruang

2. Pengelolaan Data dan

Informasi Bidang

Penertiban Pemanfaatan

Ruang

3. Monitoring dan Evaluasi

Kinerja Penertiban

Pemanfaatan Ruang

OUTPUT 3:

Pelaksanaan

Penertiban

Pemanfaatan

Ruang

INDIKATOR

OUTPUT 1:

Jumlah Audit dan

Inventarisasi

Indikasi

Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

SUB OUTPUT

Audit dan Inventarisasi Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

AKTIVITAS:

1. Audit Tata Ruang

2. Inventarisasi Pengelolaan

Pengaduan

INDIKATOR

OUTPUT 2:

Jumlah Pulbaket/

Penyidikan

Indikasi

Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

SUB OUTPUT

Pulbaket/Penyidikan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

AKTIVITAS:

Operasional Pengawasan,

Pengamatan, Penelitian dan

Pemeriksaaan (wasmatlitrik) PPNS Penataan Ruang

INDIKATOR

OUTPUT 3:

Jumlah

Operasionalisasi

dan Pembinaan

PPNS Penataan Ruang

SUB OUTPUT: Operasionalisasi

dan Pembinaan PPNS Penataan

Ruang

AKTIVITAS:

1. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Tugas PPNS

2. Penegakan Hukum Bidang

Penertiban Pemanfaatan Ruang

3. Fasilitasi Penertiban dalam

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 04

OUTPUT 1:

Norma/Sistem/Pr

osedur/

Ketentuan

(NSPK) Bidang

Pengendalian

dan Pemantauan Pertanahan

AKTIVITAS:

1. Penyusunan Materi Teknis

NSPK Bidang Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

2. Penyusunan NSPK Bidang

Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan

92 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 40: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

INDIKATOR

OUTPUT

Jumlah

Rancangan NSPK

Bidang

Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

3. Sosialisasi NSPK Bidang

Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

OUTPUT 2:

Rekomendasi

Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

INDIKATOR

OUTPUT 1:

Jumlah Satker

yang dilakukan

Perencanaan,

Evaluasi Kinerja,

dan Pelaporan

Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

SUB OUTPUT

Satker yang dilakukan

Perencanaan, Evaluasi Kinerja,

dan Pelaporan Pengendalian

dan Pemantauan Pertanahan

AKTIVITAS:

1. Penyusunan Perencanaan

Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

2. Evaluasi Kinerja

Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

3. Penyusunan Laporan

Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

INDIKATOR

OUTPUT 2:

Jumlah satker

yang

mendapatkan

Pembinaan

Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

SUB OUTPUT:

Pembinaan Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

AKTIVITAS:

1. Pembinaan Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

2. Konsultasi Teknis

Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

3. Bimbingan Teknis

Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

4. Peningkatan Kapasitas

SDM Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

INDIKATOR

OUTPUT 3:

Jumlah

Rekomendasi

Pengendalian

Penerapan

Kebijakan dan

Program

Pertanahan

SUB OUTPUT

Rekomendasi Pengendalian

Penerapan Kebijakan dan

Program Pertanahan

AKTIVITAS:

1. Persiapan Penyusunan

Rekomendasi

Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program

Pertanahan

2. Monitoring dan Evaluasi

Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program

Pertanahan

3. Penyusunan Rekomendasi

Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program

Pertanahan

4. Pelaporan Hasil

Penyusunan Rekomendasi

Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program

Pertanahan

INDIKATOR

OUTPUT 4:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak

dan Kewajiban

Pemegang Hak

Atas Tanah dan

Dasar

Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

SUB OUTPUT:

Rekomendasi Pemenuhan Hak

dan Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah

Pertanian

AKTIVITAS:

1. Persiapan Penyusunan

Persiapan Penyusunan

Rekomendasi Pemenuhan

Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah

dan Dasar Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

2. Monitoring dan Evaluasi

Tanah Pertanian

3. Penyusunan Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah

Pertanian

4. Pelaporan Hasil Penyusunan

Rekomendasi Pemenuhan

Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah

dan Dasar Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

102 -

LK

J D

I T

J E

N

P

PR

P T

Page 41: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

INDIKATOR

OUTPUT 5:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak

dan Kewajiban

Pemegang Hak

Atas Tanah dan

Dasar

Penguasaan Atas

Tanah Non

Pertanian

SUB OUTPUT

Rekomendasi Pemenuhan Hak

dan Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah Non

Pertanian

AKTIVITAS:

1. Persiapan Penyusunan

Rekomendasi Pemenuhan

Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah

dan Dasar Penguasaan

Atas Tanah Non Pertanian

2. Monitoring dan Evaluasi

Tanah Non Pertanian

3. Penyusunan Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah

Non Pertanian

4. Pelaporan Hasil

Penyusunan Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah

Non Pertanian

INDIKATOR

OUTPUT 6:

Jumlah Data

Tanah Pertanian

dan Tanah Non

Pertanian

SUB OUTPUT:

Data Tanah Pertanian dan

Tanah Non Pertanian

AKTIVITAS:

Pemutakhiran Basis Data Tanah

Pertanian dan Non Pertanian

Kegiatan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar05

OUTPUT 1:

NSPK

INDIKATOR

OUTPUT :

Jumlah NSPK

Bidang Penertiban

dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

AKTIVITAS:

1. Pengumpulan Masukan

dan Inventarisasi

Masalah

2. Penyusunan Rancangan

Peraturan

3. Sosialisasi Peraturan

OUTPUT 2:

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

INDIKATOR

OUTPUT 1 :

Jumlah satker

yang

mendapatkan

Pembinaan

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

SUB OUTPUT:

Pembinaan Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

AKTIVITAS:

1. Pembinaan Teknis

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

2. Pendampingan Teknis

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

3. Konsultasi Teknis

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

4. Peningkatan Kualitas

SDM Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

NDIKATOR OUTPUT 2 :

Jumlah

Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

SUB OUTPUT:

Rekomendasi Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

AKTIVITAS:

1. Penyusunan

Rekomendasi Potensi Tanah Terlantar

2. Penyusunan

Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar

3. Penyusunan

Rekomendasi

Pendayagunaan Tanah Terlantar

4. Pengolahan Data

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

5. Evaluasi dan Laporan

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

6. Pengarsipan Data

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

112 -

LK

J D

I T

J E

N

P

PR

P T

Page 42: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

2.2r e n c a n a k e r j a t a h u n a n ( r k t )

Target kinerja Direktorat Jenderal

sebagaimana tercantum dalam dokumen

Renstra, setiap tahunnya dijabarkan

melalui penyusunan dokumen Rencana

Kinerja Tahunan (RKT). RKT merupakan

penetapan rencana capaian atau target

indikator kinerja berdasarkan sasaran

strategis/sasaran program yang telah

ditetapkan dalam rencana strategis.

Muatan Renstra Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah 2016-2019 disusun dengan

mengacu dan berpijak kepada Renstra

Kementerian Agraria dan Tata Ruang serta

Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJMN).

“Target kinerja Renstra Ditjen PPRPT, setiap tahunnya

dijabarkan melalui rencana kinerja tahunan (RKT)”

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/INDI

KATOR OUTPUT

TARGET

1 Pemanfaatan

Ruang yang

Sesuai

dengan

Rencana Tata

Ruang

1 Indikator Kinerja

Program 1:

Prosentase Implementasi

Pengawasan dan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Pemerintah Daerah

Prov/Kab/Kota

10,81%

Output:

Tata Kelola Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

9

Kebijakan

/ 33 Prov/

415 Kab/

93 Kota

Indikator Output 1:

Jumlah Kebijakan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

9

Kebijakan

Indikator Output 2:

Jumlah Prov/Kab/Kota

yang mendapatkan

Pembinaan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

33 Prov/

415 Kab/

93 Kota

Indikator Output 3:

Jumlah Prov/Kab/Kota

yang mendapatkan

Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

33 Prov/

415 Kab/

93 Kota

Indikator Output 4:

Jumlah Komunitas Hasil

Peningkatan Kapasitas

Masyarakat dalam

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

4 Kab/

Kota

2 Indikator Kinerja

Program 2:

Jumlah Penindakan

Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

28

Wasmat

litrik

Output:

Pelaksanaan Penertiban

Pemanfaatan Ruang

28

Wasmat

litrik

Indikator Output 1:

Jumlah Audit dan

Inventarisasi Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

22

Laporan

Hasil

Audit

Indikator Output 2:

Jumlah Pulbaket/

Penyidikan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

28

Wasmat

litrik

Indikator Output 3:

Jumlah Operasionalisasi

dan Pembinaan PPNS

Penataan Ruang

96 Kasus

TABEL 2-1. Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) Tahun 2017

122 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

RKT Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah memuat

sasaran program, indikator kinerja, dan

target capaian. Adapun sasaran program

untuk Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah adalah

Pemanfaatan Ruang yang sesuai

dengan Rencana Tata Ruang, Tertib

Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan

Pendayagunaan Tanah Negara Bekas

Tanah Terlantar.

Page 43: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/

INDIKATOR OUTPUT

TARGET

2 Tertib

Pemanfaatan

Hak Atas

Tanah dan

Pendayagun

aan Tanah

Negara

Bekas Tanah

Terlantar

3 Indikator Kinerja

Program 3:

Jumlah

Rekomendasi Hasil

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

64

Reko

mendasi

Output:

Rekomendasi

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

64

Reko

mendasi

Indikator Output 1:

Jumlah

Rekomendasi

Pengendalian

Penerapan

Kebijakan dan

Program Pertanahan

32

Reko

mendasi

Indikator Output 2:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak

dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

16

Reko

mendasi

Indikator Output 3:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak

dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas

Tanah Non

Pertanian

16 Reko

mendasi

4 Indikator Kinerja

Program 4:

Jumlah

Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

44

Reko

mendasi

Output:

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

44

Reko

mendasi

Indikator Output 1:

Jumlah

Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

44

Reko

mendasi

2.3p e r j a n j i a n k i n e r j a ( p k )

Perjanjian kinerja merupakan instrumen

pelaksanaan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja, dan merupakan

tekad dan janji yang akan dicapai antara

pimpinan unit kerja yang menerima

amanah/tanggung jawab/ kinerja dengan

pihak yang memberikan

amanah/tanggung jawab/kinerja.

“PK merupakan tekad dan janji yang akan dicapai antara

pimpinan yang menerima amanah/tanggung

jawab/kinerja dengan pihak yang memberi

amanat/tanggung jawab/kinerja”

Sumberr: RKT Ditjen PPRPT, 2017

132 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Dokumen PK Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah Tahun 2017 memuat 4 Indikator

Kinerja Program (IKP) sebagai instrument

pengukuran bagi pencapaian program

pengendalian pemanfaatan ruang dan

penguasaan tanah.

PK Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah mengalami

1 (satu) kali revisi target, hal ini sebagai

implikasi dari penghematan anggaran.

Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2-2.

Page 44: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/INDIKATOR OUTPUTTARGET AWAL REVISI TARGET

1 Pemanfaatan

Ruang yang

Sesuai dengan

Rencana Tata

Ruang

1. Indikator Kinerja Program 1:

Prosentase Implementasi Pengawasan dan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pemerintah

Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

4.56% 4.56%

Output:

Tata Kelola Pengendalian Pemanfaatan Ruang

6 Kebijakan

9 Provi/ Kab/Kota

6 Kebijakan ,*10

Prov/ Kab/Kota

Indikator Output 1:

Jumlah Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

6 Kebijakan 6 Kebijakan

Indikator Output 2:

Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pembinaan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2 Prov/Kab/Kota 2 Prov/Kab/Kota

Indikator Output 3:

Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan

Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

5 Prov/Kab/Kota 6 Prov/Kab/Kota

Indikator Output 4:

Jumlah Komunitas Hasil Peningkatan Kapasitas

Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2 Prov/Kab/Kota 2 Prov/Kab/Kota

2 Indikator Kinerja Program 2:

Jumlah Penindakan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

4 Wasmatlitrik 4 Wasmatlitrik

Output:

Pelaksanaan Penertiban Pemanfaatan Ruang

4 Wasmatlitrik 4 Wasmatlitrik

Indikator Output 1:

Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

4 Wasmatlitrik 4 Wasmatlitrik

Indikator Output 2:

Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS

Penataan Ruang

4 Kasus 4 Kasus

2 Tertib

Pemanfaatan

Hak Atas Tanah

dan

Pendayagunaan

Tanah Negara

Bekas Tanah

Terlantar

3 Indikator Kinerja Program 3:

Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

22 Bidang 22 Bidang

Output:

Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

23 Rekomendasi 23 Rekomendasi

Indikator Output 1:

Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program Pertanahan

1 Rekomendasi 1 Rekomendasi

Indikator Output 2:

Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan

Atas Tanah Pertanian

12 Rekomendasi 12 Rekomendasi

Indikator Output 3:

Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan

Atas Tanah Non Pertanian

10 Rekomendasi 10 Rekomendasi

4 Indikator Kinerja Program 3:

Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar

21 Bidang 18 Bidang

Output:

Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

23 Rekomendasi ** 20

Rekomendasi

Indikator Output 1:

Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar

23 Rekomendasi ***20

Rekomendasi

Sumberr: Ditjen PPRPT, 2017

TABEL 2-2. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PPRPT 2017

Keterangan :

• Sehubungan dengan adanya revisi pengalihan honor output dan efisiensi terhadap pendanaan APBN Ditjen

PPRPT Tahun 2017, terdapat perubahan beberapa target tahun 2017 pada 1 IKP.

• * Pada revisi pengalihan honor output terdapat penambahan target 1 (satu) Provinsi melalui kegiatan strategis

Ditjen PPRPT 2017 yaitu pengukuran dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Satker Situ Prioritas di

Jabodetabek

• ** Efisiensi anggran mengakibatkan pengurangan jumlah rekomendasi menjadi 20 (dua puluh)

• *** Efisiensi anggran mengakibatkan pengurangan jumlah rekomendasi menjadi 20 (dua puluh)

142 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 45: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Perjanjian kinerja Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah tahun 2017 diimplementasikan

melalui 4 (empat) Indikator Kinerja

Program (IKP) sebagai berikut:

1. IKP 1 Prosentase Implementasi

Pengawasan Dan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Pemerintah

Daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota

IKP ini merupakan tolak ukur

pencapaian sasaran program

Pemanfaatan Ruang yang sesuai

dengan Rencana Tata Ruang dengan

sasaran pemanfaatan ruang yang

sesuai dengan rencana tata ruang. IKP

ini direalisasikan melalui pelaksanaan

kegiatan pengendalian pemanfaatan

ruang.

2. IKP 2 Jumlah Penindakan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

(Wasmatlitrik)

IKP ini mendukung secara langsung

pencapaian sasaran program

pemanfaatan ruang yang sesui dengan

Rencana Tata Ruang, Pemenuhan atas

IKP tersebut dijalankan melalui

pelaksanaan Kegiatan Penertiban

Pemanfaatan Ruang.

IKP ini mencerminkan tindakan yang

dilakukan dalam penanganan indikasi

pelanggaran pemanfaatan ruang yang

menjadi ranah kewenangan Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah melalui perangkat

PPNS Penataan Ruang. Tindakan ini

melibatkan rangkaian aktivitas yang

terkait dengan pengumpulan bahan

dan keterangan. Hasil dari aktivitas

tersebut akan menjadi dasar bagi

proses penegakan hukum selanjutnya.

3. IKP 3 Jumlah Rekomendasi Hasil

Pengendalian Dan Pemantauan

Pertanahan

IKP ini menjadi tolak ukur pencapaian

salah satu sasaran program Ditjen

PPRPT yaitu “Tertib Pemanfaatan Hak

Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah

Negara Bekas Tanah Terlantar”.

Dalam rangka pemenuhan target IKP 3

tersebut, maka dilakukan pemantauan

dan evaluasi terhadap pemenuhan

kewajiban pemegang hak atas tanah,

DPAT, dan perizinan pertanahan,

sebagaimana tertuang dalam

keputusan pemberian hak maupun

perizinan pertanahan serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. IKP 4 Jumlah Rekomendasi

Penertiban Dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar

IKP ini turut berkontribusi secara

langsung terhadap capaian sasaran

program yakni “Tertib Pemanfaatan

Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan

Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar”.

IKP ini direalisasikan melalui

pelaksanaan Kegiatan Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar.

IKP ini merupakan upaya pencegahan

penelantaran tanah maupun

penertiban untuk mengurangi atau

menghapus dampak negatif dari

adanya penelantaran tanah, sehingga

apabila Pemegang HAT/DPAT telah

menggunakan, memanfaatkan dan

mengusahakan tanahnya sesuai sifat

dan tujuan peruntukannya, maka dapat

direkomendasikan untuk dimanfaatkan

kembali oleh Pemegang HAT/DPAT.

152 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 46: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Adapun pagu alokasi anggaran untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan tahun

2017 berdasarkan DIPA terbit adalah

sebesar Rp. 54.693.183.000, yang

bersumber dari Rupiah Murni sebesar Rp.

29.565.183.000 dan PNBP sebesar Rp.

25.128.000.000.

NO SATKER/DIREKTORAT

PAGU

ANGGARAN

APBN

PAGU

ANGGARAN

REVISI

PAGU

ANGGARAN

APBN-P

1 Sekretariat Direktorat Jenderal 14.215.183.000 13.922.633.000 12.525.133.000

2 Penertiban Pemanfaatan Ruang 17.043.000.000 15.568.500.000 12.726.654.000

3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang 16.543.000.000 16.028.250.000 12.724.946.000

4 Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

3.700.000.000 5.224.800.000 3.638.097.000

5 Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar

3.192.000.000 3.949.000.000 2.842.715.000

Jumlah 54.693.183.000 54.693.183.000 44.457.545.000

Dalam pelaksanaannya mengalami

beberapa penyesuaian seiring dinamika

yang berkembang selama tahun berjalan,

penyesuaian tersebut sebagai dampak dari

revisi pengalihan honor output, dan

efisiensi anggaran. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL 2-3. Alokasi Anggaran Ditjen PPRPT 2017

Sumberr: Ditjen PPRPT, 2017

Selain itu, terdapat program pengelolaan

pertanahan di daerah yang secara

substansi dibawah pembinaan Ditjen

PPRPT dan secara anggaran menginduk

dan bertanggungjawab langsung pada

Sekretariat Jenderal Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/BPN. Program ini

dilaksanakan oleh Kanwil BPN

Provinsi/Kantah Kab/Kota dengan

anggaran sebesar Rp. 29.871.487.000.

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

NO DIREKTORAT APBN APBN-P

1 Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 20.124.130.000 20.124.130.000

2 Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 9.747.357.000 9.747.357.000

Jumlah 29.871.487.000 29.871.487.000

TABEL 2-4. Alokasi anggaran Pengelolaan Pertanahan di Daerah Tahun 2017

Sumberr: Ditjen PPRPT, 2017

162 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

GAMBAR 2-2. Distribusi Anggaran Ditjen PPRPT Tahun 2017

Sumberr: Ditjen PPRPT, 2017

Page 47: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Dalam rangka mengetahui tingkat

pencapaian kinerja yang dihasilkan oleh

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah, diperlukan adanya

pengukuran atas kinerja yang dicapai pada

tahun yang bersangkutan. Pengukuran

tersebut dilakukan terhadap 4 (empat) IKP

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah akan

mencerminkan pencapaian kinerja baik

dalam konteks kinerja tahunan maupun

kontribusi atas kinerja 5 tahunan 2015-

2019. Metode pengukuran yang

digunakan pada masing-masing IKP akan

diuraikan sebagaimana penjelasan berikut

ini:

IKP ini menjadi tolak ukur kinerja Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah dalam pelaksanaan

pengawasan dan pengendalian

pemanfaatan ruang terhadap kinerja

Pemerintah Daerah dalam

penyelenggaraan penataan ruang. IKP ini

merefleksikan pelaksanaan aktivitas

Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang (2), Pembinaan Pemanfaatan Ruang

(3), Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan

Ruang (4) Peningkatan Kapasitas

Masyarakat. Masing-masing aktivitas

tersebut saling terkait satu sama lain dan

memiliki kontribusi terhadap berjalannya

pengendalian pemanfaatan ruang.

Kontribusi dari masing-masing aktivitas

tersebut tercermin dari bobot nilai, yang

diberikan sesuai dengan nilai strategisnya

terhadap pemenuhan sasaran

pengawasan dan pengendalian itu sendiri.

Adapun, rumus penghitungan kinerja IKP

ini sebagaimana dijabarkan sebagai

berikut:

2.4m e t o d e p e n g u k u r a n k i n e r j a

Keterangan:

PA : Persentase Pelaksanaan Aktivitas

Pengawasan (1), Kebijakan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

(2),Pembinaan Pemanfaatan Ruang

(3), Monitoring dan Evaluasi

Pemanfaatan Ruang (4) Peningkatan

Kapasitas Masyarakat

TA: Persentase Target Aktivitas (1).

Kebijakan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang (2),Pembinaan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

(3), Monitoring dan Evaluasi

Pemanfaatan Ruang (4) Peningkatan

Kapasitas Masyarakat

Dalam upaya mewujudkan tertib tata

ruang, penindakan atas dugaan

pelanggaran pemanfaatan ruang menjadi

hal yang krusial. Tindakan tersebut

dilakukan untuk menegakkan hukum

sekaligus memberikan efek jera bagi

pelanggar pemanfaatan ruang. Upaya

penindakan yang menjadi ranah Ditjen

Penertiban Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah dilakukan melalui

pendayagunaan perangkat PPNS Penataan

Ruang. PPNS Penataan Ruang mendukung

tugas kepolisian dalam hal pengumpulan

bahan dan keterangan (pulbaket) serta

penyidikan. IKP ini mencerminkan kinerja

penanganan atas indikasi pelanggaran

pemanfaatan ruang yang ditemukan

Prosentase implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/Kota

01Jumlah Penindakan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

02

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

172 -

Page 48: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

melalui Wasmatlitrik PPNS Penataan

Ruang Pusat. Adapun, kriteria yang

digunakan dalam menentukan target yang

digunakan dalam menentukan target

Wasmatlitrik untuk tiap-tiap wilayah

adalah sebagai berikut:

• Jumlah provinsi dan kabupaten/kota

yang telah memiliki perda;

• Jumlah SDM PPNS Penataan Ruang

Pusat di masing-masing wilayah.

Dalam hal penentuan temuan yang

dijadikan kasus prioritas untuk

ditindaklanjuti dengan aktivitas

Wasmatitrik, pertimbangan yang

digunakan terkait dengan nilai strategis

dan skala indikasi penyimpangan yang

terjadi di lapangan, dengan mengacu

kepada arahan pemanfaatan ruang yang

termuat dalam RTRW.

Di samping itu, pemantauan terhadap hak

atas tanah diperlukan agar tidak terjadi

pelanggaran atas kewajiban-kewajiban

yang harus dilaksanakan oleh pemegang

hak terkait fungsi sosial hak atas tanah

dan pemeliharaan lingkungan hidup.

Melalui IKP ini, diharapkan dapat diperoleh

hasil pemantauan dan evaluasi di bidang

pertanahan yang dilakukan terutama

terkait rekomendasi yang dihasilkan

mencakup:

• Rekomendasi hak dan kewajiban

pemegang hak atas tanah dan dasar

penguasaan tanah pertanian

• Rekomendasi hak dan kewajiban

pemegang hak atas tanah dan dasar

penguasaan tanah non pertanian

• Rekomendasi Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program Pertanahan

Pemantauan dan evaluasi ini dilakukan di

wilayah Kanwil BPN, dengan juga

melibatkan kantor pertanahan yang

berada di bawahnya.

Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan

03

𝐼𝐾𝑃2 = 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑊𝑎𝑠𝑚𝑎𝑡𝑙𝑖𝑡𝑟𝑖𝑘

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑊𝑎𝑠𝑚𝑎𝑡𝑙𝑢𝑡𝑟𝑖𝑘𝑥100%

Pemantauan dan evaluasi dilakukan

terhadap pemenuhan kewajiban

pemegang hak atas tanah, DPAT, dan

perizinan pertanahan sebagaimana

tertuang dalam keputusan pemberian hak

maupun perizinan pertanahan serta

peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Seluruh hak atas tanah, DPAT, dan

perijinan yang memerlukan pertimbangan

teknis pertanahan harus dipantau untuk

memastikan bahwa tanah digunakan

sesuai dengan peruntukannya sehingga

bermanfaat bagi peningkatan

kesejahteraan rakyat.

𝐼𝐾𝑃 3 = 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖𝑥100%

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

182 -

Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan

04

IKP ini merefleksikan upaya optimalisasi

pemanfaatan tanah yang terindikasi

terlantar. Penetapan tanah indikasi

terlantar memiliki dua makna strategis

hubungannya dengan kinerja, berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun

2010 tentang Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar, bahwa

tujuan penertiban dan pendayagunaan

Page 49: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

tanah terlantar tidak hanya penertiban

tapi juga pencegahan terjadinya tanah

terlantar. Dengan demikian, upaya

penertiban tidak harus selalu berujung

kepada penetapan tanah terlantar tetapi

juga termasuk mengingatkan dan

mendorong pemegang hak yang

diindikasikan memiliki tanah terlantar

melakukan upaya maksimal untuk segera

memanfaatkan lahan yang diindikasikan

terlantar, sehingga tidak diusulkan untuk

ditetapkan sebagai tanah terlantar.

Penanganan atas tanah terindikasi

terlantar tersebut pada pelaksanaannya

didasarkan kepada jumlah usulan tanah

terindikasi terlantar, dengan

mempertimbangkan ketersediaan sumber

daya yang ada.

Adapun, rumus perhitungan yang

digunakan untuk mengukur kinerja IKP ini

adalah sebagai berikut:

𝐼𝐾𝑃 3 = 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖

𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖𝑥100%

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

192 -

Page 50: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

202 -

Page 51: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 52: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 53: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

bab 3

Sebagai bagian dari perwujudan prinsip

tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) khususnya dalam rangka

memenuhi prinsip akuntabilitas

(pertanggungjawaban), Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah (PPRPT) harus dapat

mempertanggungjawabkan pencapaian

kinerjanya baik itu berupa keberhasilan

ataupun kegagalan. Prinsip akuntabilitas

merupakan satu dari empat belas prinsip

good governance, yang dimaksudkan

untuk mewujudkan tata pemerintahan

yang bertanggung jawab (akuntabel)

dimana instansi pemerintah dan

aparaturnya harus dapat

mempertanggungjawabkan pelaksanaan

kewenangan yang diberikan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini

tentunya termasuk

mempertanggungjawabkan kebijakan,

program, dan kegiatan yang dilakukannya.

Adapun peraturan perundang - undangan

yang terkait dengan penyusunan Laporan

Kinerja di lingkungan Ditjen PPRPT-

Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan Nasional

(ATR/BPN) meliputi :

1. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang.

2. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015

tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Tahun 2015 – 2019.

3. Peraturan Presiden No. 45 Tahun

2016 tentang Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) Tahun 2017;

akuntabilitas kinerja

3. Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,

dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

4. Peraturan Menteri ATR/BPN No. 8

Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Agraria dan

Tata Ruang/ Badan Pertanahan

Nasional.

5. Surat Edaran Menteri ATR/BPN No.

15/SE/IX/2015 tentang Penyusunan

PK dan LKj di Lingkungan

Kementerian ATR/BPN.

6. Peraturan Menteri ATR/BPN No. 25

Tahun 2015 tentang Rencana

Strategis Kementerian ATR/BPN

Tahun 2015-2019.

7. Rencana Strategis Ditjen PPRPT Tahun

2015-2019.

Upaya untuk melaksanakan dan

mengimplementasikan secara penuh

peraturan perundangan tersebut di atas,

masih memerlukan reformasi

perencanaan dan penganggaran serta

manajemen berbasis kinerja di

lingkungan Ditjen PPRPT. Bab

akutabilitas kinerja ini akan membahas

analisis dan capaian kinerja terhadap PK,

RKT, RPJMN, Renstra, analisis

perbandingan kinerja dengan tahun

sebelumnya, analisis keberhasilan dan

kegagalan atau peningkatan/penurunan

kinerja, analisis capaian efisisensi

penggunaan sumber daya, analisis

program/kegiatan yang menunjang

keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian kinerja, realisasi kinerja

anggaran dan capaian kinerja lainnya.

Pengukuran kinerja ini digunakan sebagai

dasar untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

13 -

Page 54: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Pada Tahun Anggaran 2017, Ditjen PPRPT

melaksanakan program Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah yang dijalankan melalui 5 (lima)

kegiatan dalam rangka mewujudkan

sasaran Direktorat Jenderal yakni

pemanfaatan ruang yang sesuai dengan

rencana tata ruang serta tertib

pemanfaatan hak atas tanah dan

pendayagunaan tanah negara bekas

tanah terlantar, serta dalam rangka

berkontribusi terhadap pencapaian

sasaran outcome Kementerian ATR/BPN

yakni Prosentase peningkatan tertib

tata ruang dan penguasaan tanah.

Pencapaian Sasaran tersebut diukur

melalui pemenuhan 4 (empat) indikator

kinerja program.

Keterkaitan antara indikator kinerja

program sebagaimana tertuang dalam

dokumen PK Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah Tahun 2017 merupakan hasil

identifikasi paket pekerjaan pada

DIPA/RKA-KL Tahun 2017 dan dokumen

RKT Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah Tahun 2017

sebagai penjabaran tahunan dari Renstra

Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang

dan Penguasaan Tanah Tahun 2015-2019.

Dalam mengukur kinerja capaian tahun

2017, pengukuran dilakukan dengan

membandingkan antara realisasi dan

target yang telah ditentukan untuk tiap-

tiap IKP dan output. Adapun target yang

menjadi pembanding, sesuai dengan nilai

yang tertuang dalam dokumen PK, RKT,

Renstra, dan RPJMN. Hasil pengukuran

dari keseluruhan IKP akan menjadi

cerminan pencapaian kinerja Ditjen PPRPT

dalam menjalankan program PPRPT.

Secara umum, pelaksanaan pekerjaan

Program Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah pada

Tahun 2017 dapat terselesaikan dengan

baik. Capaian tersebut tercermin dari

tingkat capaian akhir pada masing-masing

IKP sebagaimana tertuang dalam

dokumen PK 2017. Namun demikian

dengan adanya dinamika perubahan

anggaran (efisiensi/penghematan) yang

berimplikasi pada penurunan Pagu

Program PPRPT Tahun Anggaran 2017 dan

faktor lainnya yang mempengaruhi

terhadap pelaksanaan pekerjaan,

sehingga terdapat 1 IKP yang tidak

dapat memenuhi target yang

ditetapkan. Hal ini tentunya akan menjadi

bahan masukan untuk menjadi strategi

pelaksanaan pekerjaan ke depan terutama

dalam mengantisipasi permasalahan yang

mungkin terjadi.

Selain itu dengan adanya dinamika

perubahan dalam

pemrograman/perencanaan terdapat

ketidaksesuaian perbandingan capaian

kinerja yang disebabkan oleh perbedaan

output dan target yang terdapat di

masing-masing dokumen perencanaan,

antara lain sebagai berikut :

3.1c a p a i a n k i n e r j a o r g a n i s a s i

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

23 -

“Secara umum seluruh pelaksanaan pekerjaan

tahun 2017 dapat terselesaikan dengan baik, namun terdapat 1 IKP yang

tidak mencapai target”

Page 55: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

1. Target Renstra Ditjen PPRPT Tahun

2015-2019 tinggi, hal ini belum

menyesuaikan dengan kapasiatas dan

kapabilitas Ditjen PPRPT kondisi saat

ini. Di sisi lain berdasarkan kebijakan

Kementerian ATR/BPN, revisi Renstra

tidak boleh merubah target, sehingga

dimungkinkan terjadi backlog yang

sangat besar.

2. Perubahan Struktur Renstra yang

menyesuaikan dengan KRISNA. Hal

ini berimpilikasi pada perubahan

struktur PK dan RKT di tahun 2017.

3. Program Prioritas Nasional (PN)

dan Program Prioritas Bidang (PB)

di mengalami perubahan setiap

tahun, sehingga mengalami kesulitan

dalam melakukan pengukuran

capaian kinerja RPJMN 2015-2017.

4. Perbandingan capaian kinerja

Ditjen PPRPT tahun 2017 dengan

capaian tahun 2016, terdapat

perbedaan indikator kinerja.

Perbedaan ini disebabkan oleh

perubahan struktur Renstra Ditjen

PPRPT 2015-2019.

“peningkatan capaian kinerja pada triwulan II

dan IV atau antara Bulan Juli samapai dengan Bulan

Desember 2017”

Pemantauan atas kinerja Program

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah pada Tahun 2017

dilaksanakan pada 4 (empat) triwulan atau

12 (dua belas) bulan kalender, dimana

triwulan I merupakan periode Bulan

Januari-Maret, triwulan II merupakan

periode Bulan April-Juni, triwulan III Bulan

Juli-September, dan triwulan IV

merupakan periode Bulan Oktober -

Desember. Pemantauan dilakukan melalui

sistem yang Ditjen PPRPT miliki yaitu

simekadal.pprpt.atr-bpn.go.id.

3.1.1p e n g e l o l a a n k i n e r j a

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

33 -

Kriteria penilaian terhadap rencana aksi

triwulan didasarkan kepada progres

capaian pada setiap triwulan sebagaimana

tersaji pada tabel 3.1. Adapun, nilai

progres capaian diperoleh dari hasil

perbandingan antara realisasi dan target

yang ditentukan pada triwulan yang

bersangkutan.

Sedangkan kriteria penilaian terhadap

kinerja didasarkan pada Permen PAN dan

RB Nomor 12 tahun 2015 tentang

pedoman evaluasi atas implementasi

sistem akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah.

Dalam rangka mendorong kinerja

pelaksanaan pekerjaan Tahun Anggaran

2017, Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah melakukan

pemantauan secara periodik (triwulan)

terhadap pencapaian target dokumen PK

selama Tahun Anggaran 2017. Adapun

langkah pemantauan tersebut,

dilaksanakan berdasarkan rencana aksi

yang telah disusun pada awal tahun

sejalan dengan penetapan dokumen

Perjanjian Kinerja Tahun 2017.

Page 56: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

43 -

NO KATEGORI MENJADI INTERPRETASIKATEGORI

WARNA

1 AA > 90 - 100 Sangat

Memuaskan,

2 A > 80 – 90 Memuaskan,

Memimpin

perubahan,

berkinerja tinggi,

dan sangat

akuntabel

3 BB > 70 – 80 Sangat Baik,

Akuntabel,

berkinerja baik,

memiliki sistem

manajemen

kinerja yang andal.

4 B > 60 - 70 Baik, Akuntabilitas

kinerjanya sudah

baik, memiliki

sistem yang dapat

digunakan untuk

manajemen

kinerja, dan perlu

sedikit perbaikan.

5 CC > 50 - 60 Cukup (memadai),

Akuntabilitas

kinerjanya cukup

baik, taat

kebijakan,

memiliki sistem

yang dapat

digunakan untuk

memproduksi

informasi kinerja

untuk

pertanggung

jawaban, perlu

banyak perbaikan

tidak mendasar.

6 C > 30 - 50 Kurang, Sistem

dan tatanan

kurang dapat

diandalkan,

memiliki sistem

untuk manajemen

kinerja tapi perlu

banyak perbaikan

minor dan

perbaikan yang

mendasar.

7 D 0 - 30 Sangat Kurang,

Sistem dan

tatanan tidak

dapat diandalkan

untuk penerapan

manajemen

kinerja; Perlu

banyak perbaikan,

sebagian

perubahan yang

sangat mendasar.

TABEL 3-1. Kriteria Penilaian

Progres Capaian

Pemantauan Kinerja Triwulan I

Hasil pemantauan periodik terhadap

capaian indikator kinerja pada triwulan I

rata-rata seluruh kegiatan masih memiliki

kinerja sangat kurang.

Pada periode ini, pelaksanaan kegiatan

rata-rata masih tahap persiapan dan

mobilisasi personil.

Pemantauan Kinerja Triwulan II

Hasil pemantauan periodik terhadap

capaian indikator kinerja pada triwulan II

sudah menunjukan progres yang lebih

baik bila dibandingkan dengan triwulan I,

walaupun tetap dibawah target yang

ditetapkan.

Deviasi antara target dan progres tersebut

salah satunya disebabkan oleh

penyusunan rencana yang terlalu optimis

sehingga tidak mempertimbangkan

faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan pekerjaan.

Pemantauan Kinerja Triwulan III

Hasil pemantauan periodik terhadap

capaian indikator kinerja pada triwulan III

sebagian besar menunjukan kinerja yang

semakin meningkat. Hal ini ditandai

dengan peningkatan jumlah IKP dan

output yang memiliki capaian kinerja

diatas kategori baik hingga

memuaskan.

Periode ini, merupakan puncak

pelaksanaan pekerjaan swakelola (paket

meeting dan perjalanan dinas), sehingga

progres realisasi keuangan dan fisik

meningkat cukup signifikan.

Pemantauan Kinerja Triwulan IV

Seiring dengan berjalannya waktu, hasil

pemantauan pada triwulan IV atau akhir

waktu pelaksanaan menunjukkan hasil

yang sangat memuaskan, di mana 3

(tiga) IKP memiliki realisasi capaian 100%

atau dapat dinyatakan sesuai target, dan 1

IKP memiliki kinerja sebesar 98, 68%.

Hasil pematauan periodik terhadap

capaian IKP per triwulan menunjukan

bahwa progres IKP pada triwulan I-III, rata-

rata memiliki kecenderungan tingkat

capaian yang masih dibawah target. Hal ini

disebabkan oleh berbagai faktor yang

dihadapi pada saat pelaksanaan kegiatan,

sehingga progres capaian tidak dapat

memenuhi target yang direncanakan.

Sumber: PermenPAN dan RB No. 12 tahun 2015

Page 57: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

TABEL 3-2. Capaian Kinerja Per Triwulan Tahun 2017L

KJ D

I T

J E

N

P

P R

P T

53 -

Sumber : simekadal.pprpt.atr-bpn.go.id.

Page 58: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

63 -

Page 59: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

3.1.2r e a l i s a s i k i n e r j a b e r d a s a r k a n p k

Pengukuran kinerja dilakukan dengan

membandingkan tingkat capaian/realisasi

terhadap target yang telah ditetapkan

dalam dokumen PK Tahun 2017.

Pengukuran dilakukan terhadap setiap IKP

sebagai agregasi dari kinerja setiap

kegiatan yang tercermin dalam output

dan indikator output, capaian tersebut

sebagaimana tersaji pada tabel 3-3.

“IKP 1 prosentase implemantasi pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan ruang tidak

dapat mencapai target kinerja, dikarenakan

penghematan anggaran”

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/

INDIKATOR OUTPUT

TARGET REALISASICAPAIAN

(%) KETERANGAN

1 Pemanfaatan

Ruang yang

Sesuai

dengan

Rencana

Tata Ruang

1 Indikator Kinerja

Program 1:

Prosentase

Implementasi

Pengawasan dan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Pemerintah Daerah

Prov/Kabup/Kota

4.56% 4.50% 98,68%

Capaian Indikator Kinerja Program

dan Output ini sebagai agregasi

dari 4 aktivitas di bawah

Output:

Tata Kelola

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

6 Kebijakan

10 Prov/

Kab/Kota

6 Kebijakan

4 Prov

2 Kab, 4 Kota

98,68%

Indikator Output1:

Jumlah Kebijakan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

6

Kebijakan

6

Kebijakan

100% 6 Kebijakan :

- 1 Hasil Kajian Bentuk Tata Cara

Pelaksanaan Pengawasan

Teknis Penyelenggaraan

Penataan Ruang

- 2 Materi Teknis dan Raperda

PZ Kawasan Perbatasan

Motaain, dan Kawasan

Perbatasan Wini

- 1 Laporan Program

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang Tahun 2018

- 1 Profil SDEW Jabodetabek

- 1 Laporan Hasil Monev

Kegiatan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Indikator Output 2:

Jumlah

Prov/Kab/Kota yang

mendapatkan

Pembinaan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

2

Prov/Kab/

Kota

2

Provinsi

100% 2 Prov/Kab/Kota yang

Mendapatkan Pembinaan

- Provinsi Banten

- Provinsi Kepulauan Riau

TABEL 3-3. Realisasi Kinerja Ditjen PPRPT Tahun 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

73 -

Page 60: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/

INDIKATOR OUTPUT

TARGET REALISASICAPAIAN

(%) KETERANGAN

Indikator Output 3:

Jumlah Prov/Kab/Kota

yang mendapatkan

Pemantauan dan

Evaluasi Kegiatan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

6

Prov/Kab/

Kota

2 Prov

1 Kab

3 Kota

94.72% 6 Prov/Kab/Kota yang

mendapatkan pemantauan

dan evaluasi:

- Prov. DIY (Pemantauan dan

Evaluasi Provinsi)

- Provinsi Jawa Barat

(Pemantauan dan Evaluasi

DAS Citarum)

- Kota Cirebon (Pemantauan

dan Evaluasi Kota)

- Kota Manado (Pemantauan

dan Evaluasi Kawasan

Rawan Bencana)

- Kota Tangerang Selatan-

Situ Gintung (Pemantauan

dan evaluasi SDEW

Jabodetabek)

- Kabupaten Rembang

(Pemantauan dan Evaluasi

Kabupaten)

Indikator Output 4:

Jumlah Komunitas

Hasil Peningkatan

Kapasitas Masyarakat

dalam Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

2

Prov/Kab/

Kota

1 Kab

1 Kota

100% 2 Prov/Kab/ Kota Hasil

Peningkatan Kapasitas

Masyarakat:

- Kota Malang

- Kab Lombok Tengah

2 Indikator Kinerja

Program 2:

Jumlah Penindakan

Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

4

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

100% 4 laporan Wasmatlitrik:

- Wilayah 1: Kota Bandar

Lampung

- Wilayah 2: Kabupaten

Sleman

- Wilayah 3: Kota Gorontalo

- Wilayah 4: Kota Bima

Output:

Pelaksanaan

Penertiban

Pemanfaatan Ruang

4

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

100%

Indikator Output 1:

Jumlah

Pulbaket/Penyidikan

Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

4

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

100% 4 laporan Wasmatlitrik:

- Wilayah 1: Kota Bandar

Lampung

- Wilayah 2: Kabupaten

Sleman

- Wilayah 3: Kota Gorontalo

- Wilayah 4: Kota Bima

Indikator Output 2:

Jumlah

Operasionalisasi dan

Pembinaan PPNS

Penataan Ruang

4

Kasus

4

Kasus

100% 4 kasus :

− Wilayah 1: Perumahan Di

Kawasan Pariwisata Di Kota

Bandar Lampung

− Wilayah 2: Pembangunan

Pariwisata Tanpa Ijin Dan

Terletak Pada Kawasan

Rawan Bencana Geologi Di

Kab. Sleman

− Wilayah 3: Pelanggaran

Batas Sempadan Danau

Limboto Di Kota Gorontalo

− Wilayah 4: Pembangunan

Pada Kawasan Sempadan

Sungai Padolo Di Kota Bima

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

83 -

Page 61: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/IN

DIKATOR OUTPUT

TARGET REALISASICAPAIAN

(%) KETERANGAN

2 Tertib

Pemanfaatan Hak

Atas Tanah dan

Pendayagunaan

Tanah Negara

Bekas Tanah

Terlantar

3 Indikator Kinerja

Program 3:

Jumlah Rekomendasi

Hasil Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

22

Bidang

22

Bidang

100% 22 Bidang Rekomendasi

Hasil Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan:

- 12 Bidang

Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

-10 Bidang

Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan Atas

Tanah Non Pertanian

Output:

Rekomendasi

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

23

Rekomendasi

23

Rekomendasi

100% 23 Rekomendasi Hasil

Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

- 1 Rekomendasi

Pengendalian

Penerapan Kebijakan

dan Program

Pertanahan PTSL

- 12

Bidang/Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

- 10

Bidang/Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan Atas

Tanah Non Pertanian

Indikator Output 1:

Jumlah Rekomendasi

Pengendalian

Penerapan Kebijakan

dan Program

Pertanahan

1

Rekomendasi

1

Rekomendasi

100% 1 Rekomendasi

Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program

Pertanahan PTSL

Indikator Output 2:

Jumlah Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan

Atas Tanah Pertanian

12

Rekomendasi

12

Rekomendasi

100% 12 Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah

Pertanian

Indikator Output 3:

Jumlah Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan

Atas Tanah Non

Pertanian

10

Rekomendasi

10

Rekomendasi

100% 10 Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah

Non Pertanian

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

93 -

Page 62: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/IN

DIKATOR OUTPUT

TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

KETERANGAN

4 Indikator Kinerja

Program 4:

Jumlah Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

18

Bidang

18

Bidang

100% 18 Bidang Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

- 1 Bidang Rekomendasi

Potensi Tanah Terlantar

- 15 Bidang Rekomendasi

Penertiban Tanah

Terlantar

- 2 Bidang

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

Output:

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

20

Rekomendasi

20

Rekomendasi

100% 20 Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar:

- 1 Rekomendasi

Rekomendasi Potensi

Tanah Terlantar

- 15 Rekomendasi

Rekomendasi Penertiban

Tanah Terlantar

- 2 Rekomendasi

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

- 2 Rekomendasi Evaluasi,

Laporan Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

Indikator Output 1:

Jumlah Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

20

Rekomendasi

20

Rekomendasi

100%

Sumberr:Data Olahan, 2017

Berikut ini dijabarkan secara lebih rinci

capaian, permasalahan/kendala serta

tindak lanjut yang diperlukan.

Perhitungan Prosentase implementasi

pengawasan dan pengendalian

pemanfaatan ruang pemerintah daerah

Provinsi / Kabupaten / Kota diatas

didasarkan pada 4 (empat) indikator

output yakni (1). Jumlah Kebijakan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang, (2).

Jumlah Provinsi / Kabupaten / Kota yang

mendapatkan Pembinaan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang, (3). Jumlah Provinsi /

Kabupaten / Kota yang mendapatkan

Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dan

(4). Jumlah Komunitas Hasil Peningkatan

Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian

Pemanfaatan Ruang. Berdasarkan hasil

penghitungan, capaian indikator output

tersebut adalah:

prosentase implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah daerah prov/kab/kota

IKP

1Indikator kinerja ini merupakan agregasi

dari seluruh kegiatan Direktorat

Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Indikator kinerja ini adalah suatu ukuran

untuk menilai implementasi pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan ruang

pemerintah daerah prov/kab/kota. Target

kinerja yang ditetapkan adalah 4,56% dan

diakhir tahun tercapai 4,50% atau

98,68%.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

103 -

Page 63: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

TABEL 3-4. Capaian Indikator Output Pembentuk IKP 1

Konsinyasi Penyusunan Bentuk dan Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Teknis

Penyelenggaraan Penataan Ruang

NO INDIKATOR OUTPUT TARGET REALISASI CAPAIAN %

1 Jumlah Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

6

Kebijakan

6 Kebijakan 100%

2 Jumlah Prov/Kab/

Kota yang mendapatkan Pembinaan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2 Prov/Kab/

Kota

2

Provinsi

100%

3 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan

Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

6 Prov/Kab/

Kota

2 Prov

1 Kab

3 Kota

94,72%

4 Jumlah Komunitas Hasil Peningkatan Kapasitas

Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

2 Prov/Kab/

Kota

1 Kota

1 Kab

100%

Sumberr: Data Olahan, 2017

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

01

Kebijakan pengendalian pemanfaatan

ruang ini dilakukan melalui 4 (empat)

aktivitas yang meliputi 1). Penyusunan

kebijakan dan strategi operasional bidang

pengendalian pemanfaatan ruang, 2).

Penyusunan rencana, program, anggaran

bidang pengendalian pemanfaatan ruang,

3). Pengelolaan data dan informasi bidang

pengendalian pemanfaatan ruang, dan 4).

Monitoring dan evaluasi kinerja

pengendalian pemanfaatan ruang.

Pertama, Aktivitas penyusunan kebijakan

dan strategi operasional bidang

pengendalian pemanfaatan. Aktivitas ini

menghasilkan 3 kebijakan yang meliputi:

1. Kajian Bentuk dan tata cara

pelaksanaan pengawasan teknis

penyelenggaraan penataan ruang.

Bentuk dan tata cara pelaksanaan

pengawasan teknis penyelenggaraan

penataan ruang yang termuat dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun

2010 tentang penyelenggaraan

penataan ruang belum cukup

operasional ketika akan diterapkan

di lapangan, oleh karena itu perlu

disusun juknis bentuk dan tata cara

wastek penyelenggaran penataan

ruang.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

113 -

kegiatan ini telah dilaksanakan dengan

capaian fisik 100%. Adapun hasil kegiatan

ini berupa hasil kajian bentuk tata cara

pelaksanaan pengawasan teknis

penyelenggaraan penataan ruang.

2. PZ Kawasan Perbatasan Motaain dan

Kawasan Wini

Penyusunan PZ merupakan kegiatan

strategis dan penting dalam

mewujudkan tertib tata ruang. Tahun

2017 penyusunan PZ difokuskan

kepada kawasan perbatasan Motaain

dan kawasan perbatasan Wini.

Page 64: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Kegiatan ini telah dilaksanakan, secara

fisik tercapai 100% dengan output

akhir berupa materi teknis PZ dan

rancangan peraturan daerah

kawasan perbatasan Motaain, dan

kawasan perbatasan Wini.

Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan

penyusunan instrumen lengkap

pengendalian pemanfaatan ruang (PZ,

Insentif dan Diinsentif) pada kawasan

perbatasan yang belum tertangani di

tahun 2017.

Kedua, aktivitas Penyusunan rencana,

program, anggaran bidang pengendalian

pemanfaatan ruang. Aktivitas ini

menghasilkan 1 kebijakan.

Aktivitas ini dilakukan dalam rangka

memfasilitasi penyusunan program

pengendalian pemanfaatan ruang Tahun

Anggaran 2018 agar sesuai dengan

kebutuhan pengendalian pemanfaatan

ruang.

Penyusunan program pengendalian

pemanfaatan TA 2018 telah dilaksanakan,

secara fisik tercapai 100% dengan output

akhir berupa laporan program

pengendalian pemanfaatan ruang

tahun 2018.

Rapat Penyusunan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Tahun 2018

Ketiga, Pengelolaan data dan informasi

bidang pengendalian pemanfaatan ruang.

Aktivitas ini menghasilkan 1 kebijakan.

Tahun 2017, aktivitas ini difokuskan pada

Pengelolaan Data dan Sistem Informasi

Pengendalian Pemanfaatan Ruang pada

kawasan Situ Jabodetabek.

Situ memiliki fungsi yang vital bagi

keberlanjutan proses sirkulasi air di

kawasan perkotaan (cadangan air baku,

tempat parkir air pada aliran sungai, dan

pengendali banjir), kondisi saat ini jumlah

situ yang ada di Jabodetabek mengalami

penurunan yang signifikan dari

semula 204 situ, sekarang hilang 23 situ,

sehingga perlu penanganan. Tahun 2017

kegiatan difokuskan kepada

pemutakhiran aplikasi Website

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Profil SDEW di Jabodetabek.

Kegiatan ini telah dilaksanakan, secara fisik

kegiatan ini dapat terlaksana 100%

dengan hasil akhir Profil Situ di

Jabodetabek.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

123 -

FGD Pengelolaan Data Dan Informasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Page 65: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Prov/Kab/Kota yang Mendapatkan Pembinaan Pengendalian PemanfaatanRung

02

pengendalian pemanfaatan ruang dalam

mewujudkan tertib tata ruang. Tahun

2017 merupakan tahap ketiga bagi

aktivitas pembinaan pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan

melalui peningkatan pelaksanaan

pengendalian pemanfaatan ruang berbasis

GIS dan Peningkatan kapasitas dalam

penyusunan peraturan zonasi.

Pertama, Peningkatan kapasitas

pelaksanaan pengendalian pemanfaatan

ruang berbasis GIS di Provinsi Banten.

Peningkatan kapasitas pelaksanaan

pengendalian pemanfaatan ruang berbasis

GIS ini bertujuan untuk memberikan

bimbingan teknis kepada pelaksana

pengendalian pemanfaatan ruang

mengenai penggunaan sistem informasi

geografis dalam rangka pemantauan dan

evaluasi pemanfaatan ruang.

Pembinaan peningkatan kapasitas

pelaksanaan pengendalian dilakukan

melalui pelatihan dengan mengundang

peserta dari Pusat dan beberapa provinsi.

Provinsi Banten merupakan tempat/lokasi

pelaksanaan kegiatan tersebut.

Kegiatan tersebut telah dilaksanakan

dengan capaian 100%, dengan hasil akhir

berupa laporan peningkatan

pelaksanaan pengendalian

pemanfaatan ruang berbasis GIS.

Kedua, Peningkatan kapasitas dalam

penyusunan peraturan zonasi (PZ) di

Provinsi Kepulauan Riau.

Peningkatan kapasitas dalam penyusunan

peraturan zonasi bertujuan meningkatkan

kualitas pembinaan pengendalian

pemanfaatan ruang melalui penguasaan

materi, penyamaan persepsi, dan

pemahaman yang kuat terkait kedalaman

PZ sesuai dengan kaidah keilmuan yang

benar.

Peningkatan kapasitas pelaksanaan

pengendalian dilakukan melalui pelatihan

dengan mengundang peserta dari Pusat

Keempat, Monitoring dan evaluasi kinerja

pengendalian pemanfaatan ruang.

Aktivitas ini menghasilkan 1 kebijakan.

Maksud dari aktivitas ini adalah melakukan

kontrol terhadap kinerja Direktorat

Pengendalian Pemanfaatan Ruang serta

kegiatan terkait bidang pengendalian

pemanfaatan ruang sebagai upaya

penyelenggaraan penataan ruang untuk

mewujudkan tertib tata ruang, selain itu

sebagai upaya mendorong

penyelenggaraan tata kelola

pemerintahan yang baik dan benar (good

governance) di Direktorat Pengendalian

Pemanfaatan Ruang.

Kegiatan ini telah dilaksanakan, secara fisik

kegiatan ini dapat terlaksana 100%

dengan hasil akhir Laporan Hasil Monev

Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang.

Rapat Evaluasi Kinerja Kegiatan Strategis “Penyempurnaan Substansi NSPK

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pembinaan pengendalian pemanfaatan

ruang dimaksudkan sebagai upaya untuk

mendorong dan meningkatkan kinerja

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

133 -

Page 66: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

dan beberapa provinsi. Provinsi Kepulauan

Riau (Batam) merupakan tempat/lokasi

pelaksanaan kegiatan pelatihan tersebut.

Kegiatan tersebut telah dilaksanakan

dengan capaian 100%, dengan hasil akhir

berupa Laporan Peningkatan Kapasitas

pelaksana pengendalian dalam

penyusunan PZ.

Workshop Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Pengendalian Dalam Penyusunan PZ

Pemantauan dan evaluasi ini merupakan

aktivitas rutin yang dilaksanakan setiap

tahun dalam rangka monitoring dan

evaluasi atas kinerja pengaturan,

pembinaan, dan pelaksanaan yang

dijalankan oleh pemerintah daerah pada

tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.

Hasil dari aktivitas ini adalah diperolehnya

potret kinerja penyelenggaraan penataan

ruang masing-masing wilayah pada tahun

berjalan dan rekomendasi untuk

peningkatan kinerja pemerintah daerah

dalam penyelenggaraan penataan ruang

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Prov/Kab/Kota yang Mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

03

Ke depannya. Adapun pengawasan khusus

sebagai tindak lanjut dari adanya indikasi

penyimpangan pemanfaatan ruang.

Pemantauan dan Evaluasi ini dilakukan

terhadap wilayah-wilayah yang telah

memiliki Perda RTRW. Melalui pelaksanaan

pekerjaan ini, diperoleh potret

implementasi pemanfaatan ruang yang

ada di lapangan sekaligus tingkat

kesesuaiannya terhadap arahan

pemanfaatan ruang yang tertuang dalam

RTRW.

Hasil pemantauan dan evaluasi ini

diharapkan dapat ditindaklanjuti baik

melalui upaya penertiban ataupun

penguatan kebijakan yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kualitas

penyelenggaraan penataan ruang di

daerah.

Ditjen PPRPT setiap tahunnya

menargetkan dapat melakukan

pemantauan dan evaluasi pengendalian

pemanfaatan ruang terhadap 33 Provinsi,

412 Kabupaten, dan 93 Kota, namun tahun

2017 tidak dapat terpenuhi, hal tersebut

dikarenakan penurunan anggaran Ditjen

PPRPT yang signifikan.

FGD Monitoring dan Evaluasi DAS Citarum

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

143 -

Page 67: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

TABEL 3-5. Lokasi Pemantauan dan

Evaluasi Pemanfaatan Ruang 2017

No Uraian Lokasi

1 Pemantauan

dan Evaluasi

Provinsi

Prov. Jatim

Prov. Jabar

Prov. Jateng

Prov. DIY

Prov. Banten

Prov. DKI Jakarta

2. Pemantauan

dan Evaluasi

Kabupaten

Kab. Rembang

Kab. Bantul

Kab. Kebumen

Kab. Bangka Tengah

Kab. Bengkulu Selatan

3. Pemantauan

dan Evaluasi

Kota

Kota Palembang

Kota Lampung

Kota Cirebon

Kota Mataram

Kota Bau-Bau

Kota Denpasar

Kota Banjarmasin

Kota Tanjung Pinang

4. Pemantauan

dan Evaluasi

SDEW

Provinsi Jawa Barat

(DAS Citarum)

Kota Tangerang Selatan

(Situ Gintung)

Sumberr: Dit. Pengendalian Pemanfaatan Ruang, 2017

Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan

capaian 98,68%, penghematan anggaran

pada kegiatan pematauan dan evaluasi

SDEW Jabodetabek, mengakibatkan

pengurangan lokasi yang semula 6

(enam) lokasi menjadi 1 (satu) lokasi.

Adapun hasil akhir kegiatan ini meliputi:

1. Rekomendasi pengendalian

pemanfaatan ruang di Provinsi DIY.

2. Rekomendasi pengendalian

pemanfaatan ruang di Kota Cirebon.

3. Rekomendasi pengendalian

pemanfaatan ruang di Kabupaten

Rembang.

4. Hasil monitoring dan evaluasi DAS

Citarum (Provinsi Jawa Barat).

5. Hasil monitoring dan Evaluasi

Kawasan Rawan Bencana (Kota

Manado).

6. Draft PZ, perijinan, pemberian insentif

dan disinsentif serta pengenaan

sanksi atas pelanggaran pemanfaatan

ruang kawasan Situ, dan konsep

pengendalian pemanfaatan ruang Situ

dan sekitarnya (Situ Gintung, Kota

Tangerang Selatan).

Tindak lanjut dari pelaksanaan monitoring

dan evaluasi pengendalian pemanfaatan

ruang meliputi:

1. Kegiatan-kegiatan pengawasan

khusus yang telah dilakukan di tahun

2017 akan ditindaklanjuti melalui

audit tata ruang (Dit. Penertiban

Pemanfaatan Ruang) di tahun 2018.

2. Kegiatan Pengelolaan Data dan

Informasi SDEW akan dilanjutkan

pelaksanaanya di tahun 2018 melalui

pengelolaan data dan informasi di 8

DAS.

Workshop Pemantauan Dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

153 -

Prov/Kab/Kota yang mendapatkan

pemantauan dan evaluasi pengendalian

pemanfaatan ruang tahun 2017 meliputi :

Page 68: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

163 -

Pemantauan dan Evaluasi SDEW (Lokasi Situ Gintung-Kota Tangerang Selatan)

Page 69: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Komunitas Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

04

Pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka

meningkatkan partisipasi masyarakat

untuk berperan aktif dalam pengawasan

dan pengendalian pemanfaatan ruang,

kegiatan dilakukan melalui pembentukan

komunitas masyarakat pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

Target pembentukan komunitas tahun

2017 dilakukan di 2 Provinsi, dengan hasil

akhir adalah terbentuknya komunitas

masyarakat pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

Kegiatan ini telah dilaksanakan, secara fisik

tercapai 100% dengan hasil akhir

terbentuknya 2 (dua) komunitas

masyarakat pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang di

Provinsi Jawa Timur (Kota Malang), dan

Prov NTB (Kota Lombok Tengah).

Pemantauan Dan Evaluasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Terhadap Sit (Lokasi Situ

Gintung-kota Tangerang Selatan)

Jumlah penindakan indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang (wasmatlitrik)

IKP

2

Indikator kinerja ini merupakan output

penting dari Direktorat Penertiban

Pemanfaatan Ruang.

Indikator kinerja ini adalah suatu ukuran

untuk menilai seberapa besar

pemanfaatan ruang sesuai dengan

rencana tata ruang melalui jumlah

penindakan indikasi pelanggaran

pemanfaatan ruang.

Perhitungan Jumlah indikasi penindakan

indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang

di atas didasarkan pada 2 (dua) indikator

output yakni:

1. Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang, dan

2. Jumlah Operasionalisasi dan

Pembinaan PPNS Penataan Ruang.

Adapun hasil penghitungan capaian kedua

indikator output tersebut dijabarkan dalam

tabel sebagai berikut.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

173 -

Penghematan anggaran, berimplikasi pada

tidak terlaksananya workshop peningkatan

kapasitas yang diakhiri dengan

penandatanganan berita acara

kesepakatan antar masyarakat (akademisi

dan organisasi profesional), pemerintah

daerah dan Kementerian ATR/BPN,

Sehingga secara substansi kegiatan ini

mengalami penurunan kualitas output.

Page 70: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Penanganan indikasi pelanggaran

pemanfaatan ruang difokuskan pada

aktivitas wasmatlitrik yang dilaksanakan di

4 (empat) wilayah kerja dengan tingkat

ketercapaian sebesar 100%.

Jumlah kasus indikasi penyimpangan

pemanfaatan ruang pada Tahun 2017

sebanyak 4 (empat) kasus prioritas

ditindaklanjuti dengan pelaksanaan

wasmatlitrik dalam rangka pendalaman

substansi.

Empat kasus tersebut dipilih berdasarkan

atas nilai strategis dan skala

penyimpangannya. Kasus-kasus yang

diangkat tersebut terutama terkait dengan

pemanfaatan ruang yang tidak sesuai

dengan persyaratan izin, pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan rencana

tata ruang yang menyebabkan perubahan

fungsi sehingga berdampak pada kerugian

materil, yakni berupa:

1. Kasus pemanfaatan ruang yang

menyalahi peruntukkan pada kawasan

sempadan sungai.

2. Kasus pemanfaatan ruang yang

menyalahi peruntukkan pada kawasan

sempadan Danau.

3. Kasus pemanfaatan ruang yang tidak

sesuai fungsi ruang pada pariwisata.

4. Kasus pemanfaatan ruang yang tidak

sesuai dengan persyaratan izin

(pembangunan pariwisata tanpa izin).

IKP 2 didukung oleh 3 (tiga) Indikator

Output yang secara langsung

mempengaruhi capaiannya.

Ketiga Indikator output tersebut

merefleksikan kinerja yang dicapai melalui

pelaksanaan Kegiatan Penertiban

Pemanfaatan Ruang dalam mendukung

pencapaian sasaran program.

TABEL 3-6. Capaian Indikator Output Pembentuk IKP 2

NO INDIKATOR OUTPUT TARGET REALISASI CAPAIAN

%

1 Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

4

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

100%

2 Jumlah Operasionalisasi dan

Pembinaan PPNS Penataan Ruang

4

Kasus

4

Kasus

100%

Sumber: Data Olahan, 2017

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

01

Kegiatan ini dilakukan melalui

pengawasan, pengamatan penelitian dan

pemeriksaan (wasmatlitrik) dan/atau

penyidikan terhadap tindak pidana

pelanggaran pemanfaatan ruang terhadap

rencana tata ruang yang berlaku.

Wasmatlitrik ini dilakukan oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan

Ruang.

Kasus yang ditangani, merupakan tindak

lanjut dari temuan/pengaduan indikasi

pelanggaran pemanfaatan ruang pada

tahun sebelumnya.

Target tahun ini 4 Wasmatlitrik, dengan

keluaran berupa laporan wasmatlitrik di 4

(empat) wilayah kerja.

Kegiatan wasmatlitrik di 4 (empat) Wilayah

telah dilaksanakan, dan tercapai 100%,

namun secara kualitas substansi kurang

optimal dikarenakan ada beberapa

kegiatan yang terkena penghematan

anggaran. Hasil dari kegiatan ini meliputi:

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

183 -

Page 71: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

1. Laporan Wasmatlitrik Wilayah 1: Kota

Bandar Lampung

2. Laporan Wasmatlitrik Wilayah 2: Kota

Sleman

3. Laporan Wasmatlitrik 3: Kota

Gorontalo

4. Laporan Wasmatlitrik 4: Kota Bima

Kegiatan ini sebagai bentuk pembinaan

terhadap PPNS yang dilakukan melalui

pelatihan / workshop peningkatan

pengetahuan dan keterampilan teknis

pelaksanaan penertiban tata ruang

terhadap PPNS di 4 (empat) wilayah.

Kegiatan ini telah dilaksanakan, secara fisik

tercapai 100 % dengan hasil akhir berupa

laporan pembinaan teknis penertiban

tata ruang di 4 (empat) wilayah.

Kedua, Penegakan hukum bidang

penertiban pemanfaatan ruang. Tahun

2017 ditargetkan dapat menangani 4

kasus pelanggaran pemanfaatan ruang

yang tersebar di 4 (empat) wilayah.

Penegakan hukum bidang pengendalian

pemanfaatan ruang merupakan tindak

sosialisasi, pencegahan, sekaligus

peringatan demi meningkatkan kesadaran

masyarakat, pemerintah dan semua pihak

dalam mewujudkan tertib tata ruang. Saat

ini penegakan hukum yang telah dilakukan

adalah melalui pembuatan dan

pemasangan tanda pencegahan dan/atau

peringatan.INDIKATOR KINERJA : Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang

02

FGD Wasmatlitrik di Kabupaten Gianyar, Bali

Jumlah opersionalisasi dan pembinaan

PPNS penataan ruang dilakukan melalui 2

(dua) aktivitas yaitu 1). Pembinaan teknis

pelaksanaan tugas PPNS, dan 2).

Penegakan hukum bidang penertiban

pemanfaatan ruang.

Pertama, Pembinaan teknis pelaksanaan

tugas PPNS yang dilaksanakan di 4

(empat) wilayah yakni :

1. Pulau Sumatera

2. Pulau Jawa dan Pulau Bali

3. Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi

4. Kep. Nusa Tenggara, Kep. Maluku,

dan Pulau Papua

Penegakan hukum bidang penertiban pemanfaatan Ruang (Pemasangan plang himbauan di Kota

Sorong)

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

193 -

Page 72: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Direktorat Jenderal Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah pada tahun 2017 telah memberikan

fasilitasi kepada pemerintah

kabupaten/kota dalam rangka pengenaan

sanksi administratif berupa peringatan

tertulis dan pemasangan plang papan

peringatan guna mewujudkan tertib tata

ruang, tahun ini ditargetkan pelaksanaan

kegiatan pada 4 lokasi/kasus yang

tersebar di berbagai provinsi. Jenis-jenis

plang yang telah dipasang sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan bidang

Penataan Ruang serta ketentuan dalam

Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah yang bersangkutan,

meliputi:

1. Plang papan Ancaman, berisi

informasi ketentuan ancaman

pengenaan sanksi pidana bagi

kegiatan pemanfaatan ruang yang

telah dan/atau sedang berlangsung

yang tidak sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

bidang penataan ruang dan perda

tentang RTRW. Pemanfaatan Ruang

dimaksud berpotensi dapat

berdampak negatif bagi lingkungan,

sosial dan ekonomi, sehingga plang

papan ancaman merupakan

pencegahan terhadap dampak-

dampak tersebut.

2. Plang papan Peringatan, berisi

informasi ketentuan peringatan

pengenaan sanksi pidana terhadap

pemanfaatan ruang yang telah ada

sejak lama dan tidak sesuai dengan

perda tentang RTRW.

3. Plang papan Himbauan, berisi

informasi himbauan bagi semua pihak

agar setiap upaya pemanfaatan ruang

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan bidang

penataan ruang dan perda tentang

RTRW, termasuk informasi pengenaan

sanksi.

4. Plang papan Pemberitahuan, berisi

informasi pemberitahuan yang bersifat

penegasan terhadap lokasi-lokasi yang

dilarang untuk dimanfaatkan oleh

semua pihak, kecuali yang diatur

diperbolehkan oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan

bidang penataan ruang dan perda

tentang RTRW.

Kegiatan penegakan hukum telah

dilaksanakan pada 4 kasus pelanggaran

pemanfaatan ruang yang tersebar di 4

Kabupaten/Kota (Kota Bandar Lampung,

Kabupaten Sleman, Kota Gorontalo, dan

Kota Bima) secara fisik tercapai 100%.

Dengan rincian :

1. Wilayah 1: Pemasangan plang

pemberitahunan pada kasus

Perumahan di kawasan pariwisata di

Kota Bandar Lampung.

2. Wilayah 2: Pemasangan plang

peringaran pada kasus

Pembangunan Pariwisata tanpa ijin

dan terletak pada Kawasan Rawan

Bencana geologi di Kabupaten

Sleman.

3. Wilayah 3: pemasangan plang

himbauan pada kasus Pelanggaran

batas sempadan danau limboto di

Kota Gorontalo.

4. Wilayah 4: pemasangan plang

himbauan pada kasus Pembangunan

pada Kawasan Sempadan Sungai

Padolo di Kota Bima.

Selain 4 kasus di atas terdapat kasus-kasus

yang dilaksnakan di tahun 2017 dengan

rincian sebagai berikut:

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

203 -

Page 73: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

TABEL 3-7. Lokasi Penegakan Hukum Bidang Penertiban Pemanfaatan Ruang

Tahun 2017

TITIK LOKASI JENIS PLANG SANKSI

Wilayah Sumatera

Kota Bandar

Lampung

Kelurahan Sukadanaham,

Kecamatan Tanjung Karang Barat

Pembangunan perumahan

pada kawasan pariwisata

Pemasangan Papan Plang

Pemberitahuan

Kota Metro Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan

Metro Pusat

Bangunan restoran tanpa izin,

melanggar GSS dan GSB serta

dibangun pada lahan LP2B

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kelurahan Tejo Agung, Kecamatan

Metro Timur

Bangunan gudang yang tidak

memiliki izin

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kelurahan Ganjar Asri, Kecamatan

Metro Barat

Bangunan di atas lahan LP2B Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kelurahan Margorejo, Kecamatan

Metro Selatan

Kawasan Permukiman

dengan Lahan LP2B

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Wilayah Jawa Bali

Kota

Tangerang

Selatan

Kelurahan Buaran, Kecamatan

Serpong

Bangunan rumah (kontrakan)

tanpa izin yang

peruntukannya sebagai RTH

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kelurahan Pondok Ranji,

Kecamatan Ciputat Timur

Bangunan peribadatan tanpa

izin

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kota Bandung Bukit Manglayang, Kelurahan

Palasari, Kecamatan Cibiru

Alih fungsi lahan dari

peruntukan lahan industri

dan pergudangan menjadi

perumahan

ditindaklanjut oleh

pemerintah daerah

Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan

Cidadap

Alih fungsi lahan dari

Kawasan perlindungan

setempat (Sempadan

Jaringan SUTET) menjadi

permukiman

ditindaklanjut oleh

pemerintah daerah

Kelurahan Cieumbeuleuit,

Kecamatan Coblong

Alih fungsi lahan dari

Kawasan perlindungan

setempat (sempadan sungai)

menjadi perumahan

ditindaklanjut oleh

pemerintah daerah

Kabupaten

Sleman

Desa Pakembinangun, Kecamatan

Pakem

Rumah Susun Santri pada

Kawasan Rawan Bencana

Geologi KRB III

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Desa Kepuharjo, Kecamatan

Cangkringan

Area Wisata pada Resapan

Air, Kawasan Rawan Bencana

III

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Desa Hargobinangun, Kecamatan

Pakem

Bangunan Hotel pada

Kawasan Rawan Bencana

Geologi

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Kabupaten

Gianyar

Jalan Sakah – Kemenuh, Kecamatan

Sukawati

Alih fungsi lahan Ruang

Terbuka Hijau (Koridor RTH)

menjadi beberapa bangunan

ditindaklanjut oleh

pemerintah daerah

Wilayah Kalimantan dan Sulawesi

Kota

Makassar

Pantai Akkarena, Kelurahan Tanjung

Merdeka, Kecamatan Tamalate

Pengembangan Kawasan

Reklamasi Pantai

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Kelurahan Barombong, Kecamatan

Tamalate

Pembangunan Rumah Toko

(Ruko) tanpa Izin

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Kota

Gorontalo

Kelurahan Libuo, Kecamatan

Dungingi

Kawasan Permukiman pada

Kawasan Pertanian

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Sempadan Danau Limboto Peruntukan (kepemilikan

lahan) Permukiman, Pertanian

dan Perkebunan pada

Kawasan Sempadan Danau

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kabupaten

Kutai

Kertanegara

Kelurahan Bukit Mardeka,

Kecamatan Loa Janan

Bangunan rumah makan dan

rest area pada RTH (Taman

Hutan Raya) Bukit Soeharto

Pemasangan Papan Plang

Ancaman

Kecamatan Loa Kulu Pemanfaatan ruang eks.

galian tambang

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Kota Kendari Sempadan Sungai Wanggu Titik 1 Bangunan tanpa izin pada

Sempadan Sungai

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Sempadan Sungai Wanggu Titik 2 Bangunan tanpa izin pada

Sempadan Sunga

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Sempadan Sungai Wanggu Titik 3 Bangunan tanpa izin pada

Sempadan Sungai

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

213 -

Page 74: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

TITIK LOKASI JENIS PLANG SANKSI

Wilayah Sumatera

Sempadan Sungai Wanggu Titik 4 Bangunan tanpa izin pada

Sempadan Sungai

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Taman Kota Kendari Bangunan tanpa izin pada

RTH

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Taman Kota Kendari Bangunan tanpa izin pada

RTH

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Kota

Banjarbaru

Kelurahan Landasan Uliin,

Kecamatan Liang Anggang

Bangunan Gedung tanpa izin

pada Kawasan Hutan Lindung

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Kelurahan Cempaka, Kecamatan

Cempaka,

Pertambangan Intan pada

Kawasan Permukiman dan

Pertanian

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kawasan Bandara Syamsudin Noor,

Kecamatan Landasan Uliin

Bangunan toko pada

Kawasan Pengembangan

Bandara

Pemasangan Papan Plang

Peringatan

Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

Kota Jayapura Sempadan sungai Hanyaan Kelapa

Dua Entrop

Bangunan Kios dan Rumah

tanpa izin pada Sempadan

Sunga

Pemasangan Papan Plang

Ancaman

Sempadan Sungai Entrop Distrik

Jayapura Selatan

Bangunan Kios dan Rumah

tanpa izin pada Sempadan

Sungai

Pemasangan Papan Plang

Ancaman

Kawasan Taman Wisata Alam Teluk

Youteva

Bangunan tanpa izin Pemasangan Papan Plang

Ancaman

Kota Bima Kawasan Sempadan Sungai Melayu,

Kecamatan Asakota

Bangunan pada sempadan

sungai

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Sempadan Sungai Padolo di

Kecamatan Rasanae Barat, Mpunda,

Raba dan Rasanae Timur

Bangunan pada sempadan

sungai

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Kota Sorong Kelurahan Malawei dan Kelurahan

Klaligi, Kecamatan Sorong Manoi

Bangunan Permukiman pada

Kawasan Sempadan Pantai

Pemasangan Papan Plang

Himbauan

Sumberr: Dit. Penertiban Pemanfatan Ruang, 2017

Setelah Penertiban

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

223 -

Page 75: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Indikator kinerja ini merupakan output

penting dari Direktorat Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan. Indikator kinerja

ini berkontribusi pada pencapaian sasaran

strategis tertib pemanfaatan hak atas

tanah dan pendayagunaan tanah negara

bekas terlantar.

Pengaturan hubungan hukum hak atas

tanah (HAT) pada hakikatnya merupakan

perwujudan kehadiran Negara dalam

menciptakan instrumen hukum. Negara

berwenang untuk membatalkan hak,

sehingga tanahnya menjadi tanah yang

dikuasai langsung oleh Negara.

Pemegang HAT tidak hanya mempunyai

hak untuk menggunakan tanah yang

dikuasainya tetapi juga berkewajiban

menggunakan tanahnya sehingga baik

secara langsung dan tidak langsung

memenuhi kepentingan umum,

meningkatkan nilai ekonomi tanah, dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pemberian HAT juga mengandung

kewajiban penerimanya untuk

menggunakan dan memanfaatkan

tanahnya sebaik mungkin sesuai jenis hak

yang diberikan. Oleh karena itu,

diperlukan pemantauan dan evaluasi

sejauh mana kewajiban-kewajiban

pemegang HAT telah dilaksanakan.

Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian Pemantauan Pertanahan

IKP

3

NO INDIKATOR OUTPUT TARGET REALISASI CAPAIAN (%)

1 Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan

Program Pertanahan

1

Rekomendasi

1

Rekomendasi

100%

2 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah

Pertanian

12

Rekomendasi

12

Rekomendasi

100%

3 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah

Non Pertanian

10

Rekomendasi

10

Rekomendasi

100%

Perhitungan Pencapaian rekomendasi hasil

pengendalian dan pemantauan

pertanahan didasarkan pada 3 (tiga)

indikator output yakni (1). Jumlah

Rekomendasi Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program Pertanahan, (2).

Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang HAT/DPAT

Pertanian, dan (3). Jumlah Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang HAT/DPAT Non Pertanian.

Berdasarkan hasil penghitungan capaian

indikator output tersebut adalah:

TABEL 3-8. Capaian Indikator Output Pembentuk IKP 3

Sumberr: Data Olahan, 2017

Direktorat Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan pada tahun 2017 telah

melakukan pemantauan dan evaluasi

terhadap pemenuhan kewajiban

pemegang HAT dengan tahapan sebagai

berikut:

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

233 -

Page 76: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Kegiatan ini dilakukan melalui monitoring

dan evaluasi pengendalian penerapan

kebijakan dan program pertanahan. Tahun

2017, monitoring dan evaluasi dilakukan

terhadap program pendaftaran tanah

sistem lengkap (PTSL).

Monitoring dan evaluasi pengendalian

penerapan kebijakan dan program

pertanahan telah dilaksanakan, secara fisik

tercapai 100% dengan hasil akhir berupa 1

Rekomendasi Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program Pertanahan

Rekomendasi pengendalian penerapan

kebijakan dan program pertanahan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan

pengambilan keputusan dalam

menentukan arah kebijakan PTSL

selanjutnya.

Kegiatan ini dilakukan melalui

pemantauan dan evaluasi terhadap

pemenuhan hak dan kewajiban pemegang

HAT/DPAT. Dalam pemberian hak atas

tanah pertanian kepada masyarakat baik

perorangan maupun badan hukum,

terdapat kewajiban yang melekat yang

harus dipenuhi oleh pemegang hak atas

tanah sebagaimana diatur dalam

peraturan perundangan

agraria/pertanahan antara lain UUPA,

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

1996, serta yang tercantum dalam

Keputusan pemberian hak atas tanahnya.

Penelantaran HAT/DPAT, pemanfaatan

tanah tidak sesuai peruntukannya, serta

pelanggaran-pelanggaran terhadap

pemenuhan kewajiban pemegang hak

mendasari pelaksanaan kegiatan ini.

Rekomendasi sebagai hasil telaahan

terhadap pemantauan dan evaluasi yang

diberikan akan disampaikan kepada

stakeholder terkait untuk dapat

ditindaklanjuti sesuai peraturan yang

berlaku.

Pemantauan dan evaluasi telah

dilaksanakan di 12 bidang tanah pertanian

yang tersebar di Provinsi, secara fisik

tercapai 100% dengan hasil akhir

berupa 12 rekomendasi hak dan

kewajiban pemegang hak atas tanah

dan dasar penguasaan tanah pertanian.

Sebagai tindak lanjut rekomendasi hak

dan kewajiban HAT/DPAT tanah pertanian

yang terkait dengan tanah terlantar akan

ditindaklanjuti oleh Direktorat Penertiban

dan Pendayagunaan Tanah Terlantar di

Tahun 2018.

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Tanah Pertanian

02

Monitoring Dan Evaluasi Dilakukan Terhadap Program Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap

(PTSL)

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan

01

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

243 -

Page 77: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

38%

15%0%

4%

19%

12%

12%

Pembinaan

Pelepasan

Terlantar

Perpanjangan

SKP

perubahan Penguasaan

RTRW

GAMBAR 3-1. Rekomendasi Pemegang HAT/DPAT Atas Tanah Pertanian

NO LOKASI LUAS JUMLAH REKOMENDASI

1 Provinsi Riau

Kabupaten

Kampar

2.191,

4925

1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk memperbaiki

penomoran patok batas bidang tanah, dan laporan

perkembangan pemanfaatan tanah.

Kabupaten

Indragiri Hulu

2.158,

78

1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk menyediakan

plasma, areal konservasi, pemeliharaan tanda batas dan

menyampaikan laporan perkembangan pemanfaatan

tanah dan/atau menyelesaikan permasalahan dengan

koperasi/masyarakat (diusulkan kepada pemegang hak

untuk melepaskannya ±40% dari luas HGU, yang masih

dikuasai masyarakat karena perolehan tanahnya dari

penyerahan sukarela oleh masyarakat).

2 Provinsi Jambi

Kabupaten

Batanghari

154 2 Pembinaan kepada pemegang hak untuk memfasilitasi

pensertipikatan plasma, pemasangan tanda batas, dan

menyelesaikan permasalahan tanah yang dikuasai

masyarakat seluas ±22 Ha.

3 Provinsi Lampung

Kabupaten Way

Kanan

4.000 1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk memanfaatkan

tanahnya dan melaporkan perkembangannya.

Perlu kesepakatan dengan masyarakat adat setempat

berkaitan dengan rencana penyerahan sebagian

tanahnnya tanpa menunggu berakhirnya hak.

4 Provinsi Jawa

Barat

Kabupaten

Bandung

2.127,

15

1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk memenuhi

kewajibannya

5 Provinsi Jawa

Tengah

Kabupaten

Kendal

320,9

499

1 Pembinaan untuk pemutakhiran data Buku Tanah (9

bidang) karena telah dilepaskan menjadi kawasan hutan

TABEL 3-9. Rincian Rekomendasi Pemenuhan Pemegang HAT/DPAT Atas Tanah

Pertanian (HGU)

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

253 -

Page 78: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO LOKASI LUAS JUMLAH REKOMENDASI

6 Provinsi

Kalimantan

Tengah

Kabupaten

Seruyan

4.890 1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk

menyediakan/membangun plasma kepada masyarakat

sekitar, serta menjaga dan mengamankan areal

konservasi.

Kabupaten Kota

Waringin Timur

12.76

2, 225

1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk membangun

plasma, menyelesaikan perizinan, dan menyelesaikan

sengketa/konflik terhadap penguasaan pihak lain.

7 Provinsi

Kalimantan

Selatan

Kabupaten Barito

Kuala

4.943

dan

6.167,

1145

1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk memelihara

patok batas, penambahan nilai CSR, pemenuhan laporan

tahunan perkembangan pemanfaatan tanahnya.

Pelepasan sebagian tanah ±500 Ha

Kabupaten Tapin 14.66

1

1 Pembinaan kepada pemegang hak untuk memelihara

tanda batas, dan menyampaikan laporan perkembangan

pemanfaatan tanahnya

8 Provinsi

Kalimantan Timur

Kabupaten Kutai

Timur

10.10

4, 1

1 Pembinaankepada pemegang hak untuk memenuhi

kewajibannya, serta pelepasan sebagian hak yang

diokupasi masyarakat dan ditindaklanjuti dengan

sertipikasi PTSL

Sumberr: Direktorat Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan, 2017

Pemantauan dan Evaluasi di Kalimantan Timur

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

263 -

Page 79: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Kegiatan ini dilakukan melalui

pemantauan dan evaluasi terhadap

pemenuhan hak dan kewajiban pemegang

HAT/DPAT.

Dalam pemberian hak atas tanah non

pertanian (HGB) kepada masyarakat baik

perorangan maupun badan hukum,

terdapat kewajiban yang melekat yang

harus dipenuhi oleh pemegang hak atas

tanah sebagaimana diatur dalam

peraturan perundangan

agraria/pertanahan antara lain UUPA,

Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996,

serta yang tercantum dalam Keputusan

pemberian hak atas tanahnya.

Penelantaran HAT/DPAT, pemanfaatan

tanah tidak sesuai peruntukannya, serta

pelanggaran-pelanggaran terhadap

pemenuhan kewajiban pemegang hak

mendasari pelaksanaan kegiatan ini.

Rekomendasi sebagai hasil telaahan

terhadap pemantauan dan evaluasi yang

diberikan akan disampaikan kepada

stakeholder terkait untuk dapat

ditindaklanjuti sesuai peraturan yang

berlaku.

Pemantauan dan evaluasi telah

dilaksanakan di 10 (sepuluh) bidang tanah

non pertanian yang tersebar di 5 (lima)

Provinsi, secara fisik tercapai 100%

dengan hasil akhir berupa 10 (sepuluh)

rekomendasi hak dan kewajiban

pemegang hak atas tanah dan dasar

penguasaan tanah non pertanian.

Sebagai tindak lanjut rekomendasi hak

dan kewajiban HAT/DPAT tanah non

pertanian yang terkait dengan tanah

terlantar akan ditindaklanjuti oleh Dit.

Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar di Tahun 2018.

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Tanah Non Pertanian

03

Rekomendasi Tanah Terindikasi Terlantar dan Pelepasan Hak

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

273 -

Page 80: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO LOKASILUAS

(M²)JUMLAH REKOMENDASI

1 Provinsi

Sumatera

Barat

Kabupaten

Pesisir

Selatan

41.520 1 Klarifikasi pemanfaatan tanah yang diindikasikan terlantar

seluas ±33.673 m²

Kabupaten

Padang

Pariaman

4.000 1 Pemantauan dan Pembinaan kepada pemegang hak untuk

memanfaatkan tanah sesuai peruntukannya. Jika dalam

jangka 3 bulan tidak mengusahakan tanahnya maka dapat

diproses penertiban tanah terlantar

2 Provinsi

Kepulauan

Riau

Kota Batam 10.000 2 Pemantauan dan Pembinaan kepada pemegang hak untuk

memanfaatkan tanah sesuai peruntukannya.

16.121

3 Provinsi

Bangka

Belitung

Kabupaten

Bangka

99.344 1 Pemantauan dan Pembinaan kepada pemegang hak untuk

memanfaatkan tanah sesuai peruntukannya.

Kabupaten

Belitung

123.800 1 Pemegang hak agar segera menyelesaikan masalah

penguasaan tanah oleh masyarakat yang dapat memicu

terjadinya konflik

4 Provinsi Jawa

Barat

Kabupaten

Garut

13.135 2 Verifikasi tanah yang tidak dimanfaatkan untuk diusulkan

menjadi tanah objek reforma agraria (TORA).

Menginformasikan kepada pemegang hak bahwa telah

berakhir dan tanah yang dikuasainya kembali kepada

negara.

Agar pemegang hak dari pecahan HGB tersebut agar

dapat dimanfaatkan dan dipergunakan sesuai dengan

peruntukannya.

96.090

5 Provinsi

Nusa

Tenggara

Barat

Kabupaten

Lombok

Barat

13.984

16.332

2 Pembinaan kepada pemegang hak atas tanah untuk

memanfaatkan tanahnya dan melaporkan

perkembangannya. jika dalam waktu 3 tahun tidak

melaksanakannya maka dapat dimasukkan dalam tanah

terindikasi terlantar

Pemantauan terhadap perkembangan pemanfaatan tanah;

Pembinaan kepada pemegang hak untuk memasang

patok batas,

TABEL 3-10. Rincian Rekomendasi Pemenuhan Pemegang HAT/DPAT Atas Tanah

Non Pertanian (HGB)

Sumberr: Dit. Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan, 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

283 -

Page 81: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Indikator kinerja ini merupakan output

penting dari Direktorat Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar. Indikator

kinerja ini berkontribusi pada pencapaian

sasaran strategis tertib pemanfaatan hak

atas tanah dan pendayagunaan tanah

negara bekas terlantar.

Perhitungan Pencapaian rekomendasi

penertiban dan pendayagunaan tanah

terlantar didasarkan pada indikator

output jumlah rekomendasi penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar.

Berdasarkan hasil penghitungan capaian

indikator output tersebut adalah:

penertiban tanah terlantar, (3).

Penyusunan rekomendasi pendayagunaan

tanah terlantar, dan (4). Evaluasi dan

laporan penertiban dan pendayagunaan

tanah terlantar.

Pertama, Aktivitas penyusunan

rekomendasi potensi tanah terlantar telah

dilaksanakan, secara fisik tercapai 100%

dengan hasil akhir berupa 1

rekomendasi potensi tanah terlantar.

Kedua, Aktivitas penyusunan rekomendasi

penertiban tanah terlantar di 15 (lima

belas) bidang tanah yang tersebar di 6

(enam) Provinsi telah dilaksanakan, secara

fisik tercapai 100% dengan hasil akhir

berupa 8 (delapan) rekomendasi

optimalisasi pemanfaatan tanah

terindikasi terlantar, dan 7 (tujuh)

rekomendasi penetapan tanah

terlantar. Aktivitas ini merupakan

kelanjutan dari kegiatan Penertiban Tanah

Terindikasi Terlantar oleh Kanwil BPN

Provinsi dan Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota.

Ketiga, Aktivitas Penyusunan rekomendasi

pendayagunaan tanah terlantar di 2 (dua)

bidang tanah yang tersebar di 2 (dua)

Provinsi telah dilaksanakan, secara fisik

tercapai 100% dengan hasil akhir

berupa 2 (dua) rekomendasi

pendayagunaan tanah terlantar.

Aktivitas ini sebagai tindak lanjut hasil

penertiban tanah terlantar.

Keempat, Aktivitas evaluasi dan laporan

penertiban dan pendayagunaan tanah

terlantar bertujuan untuk mengevaluasi

semua kegiatan yang dilaksanakan oleh

Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar selama 1 tahun anggaran.

Kegiatan ini telah selesai dilaksanakan,

dengan capaian fisik 100% dengan hasil

akhir berupa 2 rekomendasi penertiban

dan pendayagunaan tanah terlantar.

Pelaksanaan rekomendasi penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar dilakukan

melalui 4 (empat) aktivitas yakni (1).

Penyusunan rekomendasi potensi tanah

terlantar, (2). Penyusunan rekomendasi

INDIKATOR KINERJA : Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

01

Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

IKP

4

TABEL 3-11. Capaian Indikator

Output Pembentuk IKP 4

NO

IND

IKA

TO

R

OU

TP

UT

TA

RG

ET

REA

LI

SA

SI

CA

PA

IAN

(%

)

1 Jumlah

Rekomendasi

Penertiban

dan

Pendayaguna

an Tanah

Terlantar

20

Rekome

n-dasi

20

Reko

men-

dasi

100%

Sumberr: Data Olahan, 2017

293 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 82: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO LOKASI

PROV/KAB/KOTALUAS BIDANG

I Rekomendasi Potensi Tanah Terlantar

1 Sumatera Utara - 1

II. Rekomendasi Penertiban tanah terlantar

A Rekomendasi

Optimalisasi

Pemanfaatan

Tanah Terindikasi

Terlantar

16.455,734

2

9

1 Jawa Barat

Kabupaten Bogor 264,3320 1

Kabupaten

Karawang

226,6306 1

Kabupaten

Karawang

204,9609 1

2 Jawa Timur

Kabupaten Gresik 92,8424 1

3 Kalimantan

Selatan

Kabupaten Tanah

Laut

621,4800 1

4 Kalimantan Timur

Kab Kutai

Kartanegara

5.362,9400 1

Kab Kutai Timur 5.801,2400 1

5 Sulawesi Tengah

Kota Palu 103,9353 1

6 NTT

Kota Kupang 3.720,0000 1

B Rekomendasi/SK

Penetapan Tanah

Terlantar

858,5590 6

1 Provinsi

Kalimantan

Selatan

Kabupaten Tanah

Laut

621,4800 1

2 Provinsi Nusa

Tenggara Timur

Kabupaten Kupang 50,0000 1

Kabupaten Kupang 75,0000 1

Kabupaten Kupang 50,0000 1

Kabupaten Kupang 50,0000 1

3 Jawa Tengah

Kota Pekalongan 12,0790 1

Kota Pekalongan

III Rekomendasi

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

622,6060 2

1 Bangka Belitung

Kab Belitung 397,0000 1

2 Sulawesi Tenggara

Kab. Kolaka Timur 225,6060 1

TABEL 3-12. Rincian Rekomendasi

Penertiban dan Pendayagunaan

Tanah Terlantar

Sumberr: Dit. Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar 2017

303 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 83: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Bagian ini menampilkan perbandingan

capaian kinerja dari tahun 2016 dengan

tahun 2017. Struktur output yang

digunakan sebagai dasar pengukuran

adalah struktur output pada tahun 2017,

hal ini disebabkan tahun 2016 memiliki

indikator kinerja yang berbeda dengan

tahun 2017 (kronologis dapat dilihat pada

gambar di bawah).

Pertengahan tahun 2016 dilakukan revisi

Renstra Ditjen PPRPT yang menyesuaikan

dengan ketentuan baru dalam

pemrograman dan penganggaran melalui

penajaman sasaran, outcome, dan output

kegiatan.

3.1.3

p e r b a n d i n g a n k i n e r j a 2 0 1 7 d e n g a n 2 0 1 6

“Terdapat Penurunan target dan capaian kinerja 2016 ke 2017 diakibatkan

oleh faktor anggaran”

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

313 -

GAMBAR 3-2. Kronolgis Perubahan Struktur Output Renstra Ditjen PPRPT 2015-

2019

Page 84: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

TABEL 3-13. Perbandingan Kinerja Tahun 2016 dan Tahun 2017

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/

INDIKATOR OUTPUT

TAHUN 2016 TAHUN 2017KETERANGAN

TARGET REALISASI TARGET REALISASI

1 Pemanfaatan

Ruang yang

Sesuai

dengan

Rencana

Tata Ruang

1

Indikator Kinerja

Program 1:

Prosentase

Implementasi

Pengawasan dan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Pemerintah Daerah

Prov/Kab/Kota

4,63% 4,63% 4,56% 4.50% Penurunan jumlah

prosentase

implementasi

pengawasan dan

pengendalian

pemanfaatan ruang

diakibatkan

penurunan jumlah

pagu di tahun 2017

Output:

Tata Kelola

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

44

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/K

ota)

43

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/

Kota)

6 Kebijakan

10 Prov/

Kab/Kota

6 Kebijakan

4 Provinsi

2 Kab

4 Kota

Indikator output 1:

Jumlah Kebijakan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

- - 6

Kebijakan

6

Kebijakan

Jumlah kebijakan

merupakan Aktivitas

baru, sehingga

capainnya tidak bisa

dibandingkan

Indikator output 2:

Jumlah

Prov/Kab/Kota yang

mendapatkan

Pembinaan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

3

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/

Kota)

3

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/

Kota)

2

Prov/Kab/

Kota

2

Provinsi

Penurunan jumlah

pembinaan

Prov/Kab/Kota yang

ditangani di tahun

2017 diakibatkan

penurunan anggaran

Indikator output 3:

Jumlah

Prov/Kab/Kota yang

mendapatkan

Pemantauan dan

Evaluasi Kegiatan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

37

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/K

ota)

36

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/

Kota)

6

Prov/Kab/

Kota

2 Provinsi

1 Kabupaten

3 Kota

Tahun 2016 kegiatan

ini dilakukan secara

dekonsentrasi ke 33

provinsi

Penurunan anggaran

yang signifikan di

tahun 2017,

menyebabkan tidak

dapat melakukan

kegiatan

dekonsentrasi di 33

Provinsi.

Prov/Kab/Kota yang

tertangani ditahun

2017 sebanyak 6

Prov/Kab/Kota yang

dipilih berdasarkan

tingkat

kepentingannya

Indikator output 4:

Jumlah Komunitas

Hasil Peningkatan

Kapasitas Masyarakat

dalam Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

4

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/K

ota)

4

Dokumen

(setara

dengan

Prov/Kab/

Kota)

2

Prov/Kab/

Kota

1 Kabupaten

1 Kota

Penurunan jumlah

pembentukan

komunitas di tahun

2017 diakibatkan

penurunan anggaran

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

323 -

Page 85: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/IN

DIKATOR OUTPUT

TAHUN 2016 TAHUN 2017KETERANGAN

TARGET REALISASI TARGET REALISASI

3 Indikator Kinerja

Program 2:

Jumlah Penindakan

Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

13

Pulbaket

(setara

dengan

Wasmatlitrik)

13

Pulbaket

(setara

dengan

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

Penurunan jumlah

wasmatlitrik yang

ditangani di tahun

2017 diakibatkan

penurunan pagu

anggaran

Output:

Pelaksanaan

Penertiban

Pemanfaatan Ruang

13

Pulbaket

(setara

dengan

Wasmatlitrik

13

Pulbaket

(setara

dengan

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

(setara

dengan

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

Indikator Output 1:

Jumlah

Pulbaket/Penyidikan

Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

13

Pulbaket

(setara

dengan

Wasmatlitrik

13

Pulbaket

(setara

dengan

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

4

Wasmatlitrik

Indikator Output 2:

Jumlah

Operasionalisasi dan

Pembinaan PPNS

Penataan Ruang

35

Dokumen

(setara

dengan Kasus

35

Dokumen

(setara

dengan

Kasus

4

Kasus

4

Kasus

Tahun 2016

kegiatan ini

dilakukan secara

dekonsentrasikan

ke 33 provinsi, dan

2 kegiatan

dilakukan oleh

pusat

Penurunan

anggaran yang

signifikan di tahun

2017,

menyebabkan tidak

dapat melakukan

kegiatan

dekonsentrasi di 33

Provinsi.

Kasus yang

tertangani ditahun

2017 sebanyak 4

Kasus yang dipilih

berdasarkan

tingkat

kepentingannya

2 Tertib

Pemanfaatan

Hak Atas

Tanah dan

Pendayagun

aan Tanah

Negara

Bekas Tanah

Terlantar

3 Indikator Kinerja

Program 3:

Jumlah Rekomendasi

Hasil Pengendalian

dan Pemantauan

Pertanahan

16

Rekomendas

i

16

Rekomenda

si

22

Bidang

22

Bidang

Peningkatan

jumlah

rekomendasi yang

disusun di tahun

2017

Output:

Rekomendasi

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

16 Rekomen

dasi

16

Rekomen

dasi

23

Rekomen

dasi

23

Rekomen

dasi

Indikator Output 1:

Jumlah Rekomendasi

Pengendalian

Penerapan Kebijakan

dan Program

Pertanahan

1

Dokumen

(setara

dengan

Rekomen

dasi)

1

Dokumen

(setara

dengan

Rekomen

dasi)

1

Rekomen

dasi

1

Rekomen

dasi

Jumlah

rekomendasi tahun

2017 sama dengan

jumlah

rekomendasi

ditahun 2016

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

333 -

Page 86: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/IN

DIKATOR OUTPUT

TAHUN 2016 TAHUN 2017KETERANGAN

TARGET REALISASI TARGET REALISASI

Indikator Output 2:

Jumlah Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan

Atas Tanah Pertanian

1

Dokumen

(setara

dengan 8

Rekomen

dasi)

1

Dokumen

(setara

dengan 8

Rekomen

dasi)

12

Rekomen

dasi

12

Rekomendas

i

Peningkatan jumlah

rekomendasi

pemenuhan

HAT/DPAT atas tanah

pertanian di tahun

2017

Hal ini seiring

peningkatan jumlah

anggarapan di Dit.

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan tahun

2017

Indikator Output 3:

Jumlah Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang

Hak Atas Tanah dan

Dasar Penguasaan

Atas Tanah Non

Pertanian

1

Dokumen

(setara

dengan 8

Rekomen

dasi)

1

Dokumen

(setara

dengan 8

Rekomen

dasi)

10

Rekomen

dasi

10

Rekomen

dasi

Peningkatan jumlah

rekomendasi

pemenuhakn

HAT/DPAT atas tanah

non pertanian di

tahun 2017

Hal ini seiring

peningkatan jumlah

anggarapan di Dit.

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

4 Indikator Kinerja

Program 4:

Jumlah Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

29

Rekomen

dasi

(setara

dengan

Bidang)

30

Rekomen

dasi

(setara

dengan

Bidang)

18

Bidang

18

Bidang

Penurunan jumlah

Bidang yang

ditangani di tahun

2017, yang

disebabkan oleh

penurunan pagu

anggaran di tahun

2017

Output:

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

29

Rekomen

dasi

30

Rekomen

dasi

20

Rekomen

dasi

20

Rekomen

dasi

Penurunan jumlah

rekomendasi yang

ditangani di tahun

2017, yang

disebabkan oleh

penurunan pagu

anggaran di tahun

2017

Indikator Output 1:

Jumlah Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

29

Rekomen

dasi

30

Rekomen

dasi

20

Rekomen

dasi

20

Rekomen

dasi

Sumber: Data Olahan, 2017

Dilihat dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa:

Pertama, Terdapat perbedaan satuan

pada beberapa Indikator kinerja program,

output maupun indikator output. Langkah

yang dilakukan adalah melakukan

penyetaraan satuan dengan tahun 2017.

Kedua, Terjadi penurunan target pada 3

(tiga) IKP yang meliputi:

• IKP 1 Prosentase Implementasi

Pengawasan dan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Pemerintah

Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tahun

2017 sebesar 4,63% atau mengalami

penurunan target (0,07%) dan kinerja

(0,13%) dari tahun 2016.

• IKP 2 Penindakan Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang yang ditangani

tahun 2017 sebanyak 4 Wasmatlitrik

atau mengalami penurunan target dan

kinerja dari tahun 2016 sebanyak 9

Wasmatlitrik.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

343 -

Page 87: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

• IKP 4 Jumlah Rekomendasi Penertiban

dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

tahun 2017 18 Bidang atau mengalami

penurunan target dan kinerja dari

tahun 2016 sebanyak 11 Bidang.

Ketiga, selain itu terdapat penurunan

target yang signifikan pada aktivitas:

• Aktivitas Jumlah Operasionalisasi dan

Pembinaan PPNS Penataan Ruang.

• Aktivitas Jumlah Prov/Kab/Kota yang

mendapatkan Pemantauan dan

Evaluasi Kegiatan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang.

• Kegiatan ini tahun 2016 dilakukan

secara dekonsentrasi di 33 Provinsi,

dan tahun 2017 mengalami penurunan

anggaran sehingga tidak dapat

melakukan kegiatan tersebut ke 33

Provinsi.

Keempat, Penurunan target dan capaian

dari tahun 2016 ke tahun 2017 disebabkan

oleh penurunan jumlah pagu anggaran

Ditjen PPRPT tahun 2017.

Kelima, Terdapat peningkatan target pada

IKP Jumlah Rekomendasi Hasil

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan sebanyak 6 bidang.

Berdasarkan hasil analisis terhadap

capaian kerja tahunan (RKT) dapat

disimpukan bahwa:

• Seluruh IKP, Indikator Output dan

Aktivitas tidak dapat memenuhi target

yang ditetapkan dalam dokumen

rencana kerja tahunan (RKT) tahun

2017.

• Target rencana kerja tahunan (RKT)

tahun 2017 yang tidak tercapai, akan

menjadi backlog di tahun 2018-2019.

• Terdapat 1 (satu) indikator output yang

tidak dapat dilaksanakan di tahun 2017

dikarenakan anggran yang tidak

memungkinkan. Indikator tersebut

yakni Audit dan Inventarisasi Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang.

• Kegagalan pencapaian Ditjen PPRPT

dalam merealisasikan Rencana Kerja

Tahunan (RKT) tahun 2017 tidak

terlepas dari faktor penurunan dan

penghematan anggaran Ditjen PPRPT

di tahun 2017.

3.1.4

p e r b a n d i n g a n t a r g e t r k t d e n g a n k i n er j a 2 0 1 7

Bagian ini menampilkan perbandingan

capaian kinerja dari taget RKT dengan

kinerja Ditjen PPRPT tahun 2017 (Tabel 3-

14). Perbandingan ini bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan/kegagalan

pencapaian Ditjen PPRPT dalam

mewujudkan tujuan dan sasaran

organisasi.

“Seluruh Target IKP, Indikator Output dan

Aktivitas dalam RKT tidak Tercapai. Hal Ini Tidak Terlepas Dari Faktor

Penurunan Anggaran Ditjen PPRPT Tahun 2017”

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

353 -

Page 88: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/INDIKA

TOR OUTPUT

TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)KETERANGAN

1 Pemanfaatan

Ruang yang

Sesuai

dengan

Rencana

Tata Ruang

1. Indikator Kinerja

Program 1:

Prosentase Implementasi

Pengawasan dan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Pemerintah Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota

10,81% 4,50% 41,63% Anggaran tahun 2017 tidak

memungkinkan untuk

menangani seluruh target.

Besaran anggaran tata kelola

pengendalian pemanfaatan

ruang TA 2017 sebesar

10,942M, artinya 4,20% dari

anggaran yang ada di Renstra

(260,63M).Output:

Tata Kelola Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

9 Kebijakan

33 Provinsi

415 Kab

93 Kota

6 Kebijakan

4 Provinsi

2 Kab

4 Kota

2,91%

Indikator Output 1:

Jumlah Kebijakan

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

9

Kebijakan

6

Kebijakan

66,67%

Jumlah Prov/Kab/Kota

yang mendapatkan

Pembinaan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

33 Provinsi

415 Kab

93 Kota

2 Provinsi 0,37% Ditargetkan dapat melakukan

pembinaan ke Prov/Kab/Kota

seluruh Indonesia namun pagu

anggaran TA 2017 tidak

memungkinkan.

Tahun 2017 hanya melakukan

pembinaan ke 2 Provinsi saja.

Indikator Output 2:

Jumlah Prov/Kab/Kota

yang mendapatkan

Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

33 Provinsi

415 Kab

93 Kota

2 Provinsi

1

Kabupaten

3 Kota

1,11% Tahun 2017 ditargetkan dapat

melakukan pemantauan dan

evaluasi melalui kegiatan

dekonsentrasi di 33 Prov,

namun pagu anggaran TA 2017

tidak memungkinkan.

Tahun 2017 mampu

menangani 6 lokasi saja.

Indikator Output 3:

Jumlah Komunitas Hasil

Peningkatan Kapasitas

Masyarakat dalam

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

4 Kab/ Kota 1

Kabupaten

1 Kota

50% Ditargetkan tahun ini dapat

menghasilkan 4 komunitas

masyarakat, Anggaran TA 2017

tidak memungkinkan.

2. Indikator Kinerja

Program 2:

Jumlah Penindakan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

28

Wasmat

litrik

4

Wasmat

litrik

14,28% Ditargetkan dapat menangani

28 wasmatlitrik dan 96 kasus

yang tersebar di 4 (empat)

wilayah, namun anggaran TA

2017 tidak memungkinkan

menangani seluruh target.

Besaran anggaran Wasmatlitrik

tahun 2017 sebesar 3,449 M

artinya 1,7% dari alokasi

anggaran yang ada di Renstra

(202,36 M).

Terget yang mampu

direalisasikan di tahun 2017

sebanyak 4 Wasmatlitrik saja.

Keterbatasan anggaran

aktivitas audit tidak

dilaksanakan di tahun 2017.

Output:

Pelaksanaan Penertiban

Pemanfaatan Ruang

28

Wasmat

litrik

4

Wasmat

litrik

14,28%

Indikator Output 1:

Jumlah Audit dan

Inventarisasi Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

22

Laporan

Hasil Audit

- 0%

Indikator Output 2:

Jumlah

Pulbaket/Penyidikan

Indikasi Pelanggaran

Pemanfaatan Ruang

28

Wasmat

litrik

4

Wasmat

litrik

14,28%

Indikator Output 3:

Jumlah Operasionalisasi

dan Pembinaan PPNS

Penataan Ruang

96

Kasus

4

Kasus

4,16%

TABEL 3-14. Perbandingan Target RKT dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

363 -

Page 89: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO SASARAN

PROGRAM

INDIKATOR KINERJA

PROGRAM/OUTPUT/I

NDIKATOR OUTPUT

TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)KETERANGAN

2 Tertib

Pemanfaatan

Hak Atas

Tanah dan

Pendayagu

naan Tanah

Negara Bekas

Tanah

Terlantar

3 Indikator Kinerja

Program 3:

Jumlah

Rekomendasi Hasil

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

64

Rekomendasi

22

Bidang

34,36% Ditargetkan menghasilkan

64 rekomendasi dengan

lokasi yang tersebar di 33

Provinsi (1 provinsi

menghasilkan 2

rekomendasi), namun

anggaran 2017 tidak

memungkinkan menangani

seluruh target.

Besaran anggaran

Rekomendasi TA 2017

3,506M artinya 12,43% dari

anggaran yang ada di

Renstra (260,63M).

Output:

Rekomendasi

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

64

Rekomendasi

23

Rekomendasi

35,94%

Indikator Output 1:

Jumlah

Rekomendasi

Pengendalian

Penerapan Kebijakan

dan Program

Pertanahan

32

Rekomendasi

1

Rekomendasi

3,13%

Indikator Output 2:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban

Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

16

Rekomendasi

12

Rekomendasi

75%

Indikator Output 3:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan

Kewajiban

Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas

Tanah Non

Pertanian

16

Rekomendasi

10

Rekomendasi

62,5%

4 Indikator Kinerja

Program 4:

Jumlah

Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

44

Rekomendasi

(setara

bidang)

18

Bidang

40,91% Ditargetkan menghasilkan

44 rekomendasi dengan

lokasi yang tersebar di 33

provinsi, namun anggaran

2017 tidak memungkinkan

menangani seluruh target.

Besaran anggaran

Rekomendasi TA 2017 1,09

M, artinya 10,51% dari

anggaran yang ada di

Renstra (10,35M).

Output:

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

44

Rekomendasi

20

Rekomendasi

45,45%

Indikator Output 1:

Jumlah

Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

44

Rekomendasi

20

Rekomendasi

45,45%

Sumber: Data Olahan, 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

373 -

Page 90: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Struktur renstra yang diggunakan adalah

struktur Renstra revisi (sesui penjelasan

di sub bab perbandingan capaian

kinerja tahun 2017 dengan tahun 2016).

Renstra Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah telah

memasuki tahun ke-3, pada perjalannya

terdapat beberapa perubahan kebijakan

dan dinamika anggaran yang perlu

diakomodasi.

Dengan kecenderungan DIPA anggaran

yang menurun, maka terdapat backlog

anggaran yang cukup besar, yakni Rp

203,02 Milyar pada Tahun 2016 dan Rp

647,28 Milyar pada Tahun 2017, secara

rinci per unit Eselon II, sebagai berikut:

3.1.5

p e r b a n d i n g a n t a r g e t r e n s t r a d e n g a n k i n e r j a 2 0 1 7

capaian kinerja dari target output di

Renstra Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah Tahun

2015-2019 dengan kinerja Ditjen Tahun

2015-2017. Perbandingan ini bertujuan

untuk mengetahui selisih target pekerjaan

dalam pencapaian sasaran organisasi, dan

juga sebagai bahan evaluasi dan

perencanaan program selanjutnya.

TABEL 3-15. Perbandingan Alokasi Anggaran Renstra dan DIPA Ditjen PPRPT

Tahun 2015-2019

KEGIATAN

ANGGARAN (RP. MILYAR)

2015 2016 2017

2018 2019RENST

RADIPA RENSTRA DIPA

RENST

RADIPA

Dukungan

Manajemen

Program

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang dan

Penguasaan

Tanah

78.26 78.26 78.32 33.86 100.43 14.22 109.01 123.09

Penertiban

Pemanfaatan

Ruang

114.48 114.48 105.69 57.95 266.33 17.04 295.34 320.09

Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

97.46 97.46 188.49 44.98 266.86 16.54 342.18 443.75

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

3.46 3.46 21.70 5.75 30.70 3.70 33.02 36.05

Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

3.85 3.85 35.50 4.14 37.65 3.19 40.30 43.04

TOTAL 297.51 297.51 429.70 146.68 701.97 54.69 819.85 966.02

Sumber: Data Olahan, 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

383 -

Page 91: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

GAMBAR 3-3. Perbandingan Alokasi Anggaran Renstra dan DIPA Ditjen PPRPT

Tahun 2015-2019

Ketidakseimbangan antara rencana

anggaran Renstra dengan alokasi

anggaran dalam DIPA, mengakibatkan

semakin tidak terbiayainya kegiatan-

kegiatan pokok seperti Pembentukan

PPNS Penataan Ruang, Penanganan

Komprehensif Pengendalian Pemanfaatan

Ruang (Peraturan Zonasi, Insentif-

Disinsentif, Perizinan), Penegakan Hukum

dalam rangka Penertiban Pemanfaatan

Ruang, Penerbitan rekomendasi

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan, dan Penanganan Penertiban

dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, serta

Direktif Pimpinan seperti Pengendalian

LP2B dan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang sekitar SDEW dalam konteks GN-

KPA.

Selain anggaran, secara teknis terdapat

kesulitan dalam menghitung baclog pada

beberapa indikator output dan output

dikarenakan satuan target bukan agregasi

tapi jumlah prov/kab/kota diseluruh

Indonesia. Indikator output dan output

tersebut meliputi:

Pertama, Output tata kelola

pengendalian pemanfaatan ruang.

Kedua, Indikator output Jumlah

Prov/Kab/Kota yang mendapatkan

Pembinaan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang.

Sumber: Data Olahan, 2017

Ketiga, Indikator output Jumlah

Prov/Kab/Kota yang mendapatkan

Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Output dan indikator output diatas, setiap

tahun menargetkan melakukan

pembinaan, pemantauan dan evaluasi

kepada seluruh prov/kab/kota yang ada di

Indonesia. Target tersebut, dibuat pada

masa transisi perpindahan organisasi dari

Kementerian PU ke Kementerian ATR/BPN

dengan kondisi anggaran masih sangat

memungkinkan dapat melaksanakannya

melalui kegiatan dekonsentrasi di 33

Provinsi. Seiring berjalannya waktu

kapasitas dan kapabilitas Ditjen PPRPT

tidak lagi memungkinkan melaksanakan

target tersebut dikarenakan penurunan

anggaran yang signifikan setiap tahunnya.

Sebagai tindaklanjut, kedepan perlu ada

revisi target yang sesuai dengan kapasitas

dan kapabilitas Ditjen PPRPT saat ini.

Target pada output dan indikator output

tersebut dibuat secara bertahap sesuai

dengan kapasitas dan kapabilitas Ditjen

PPRPT saat ini (tiap tahun tidak langsung

menangani seluruh prov/kab/kota di

Indonesia). Besarnya backlog antara

realisasi kinerja terhadap target renstra

pada masing-masing kegiatan dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

393 -

Page 92: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

TABEL 3-16. Perbandingan Target Renstra dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017

NO

IKP/OUTPUT/

INDIKATOR/

SUBOUTPUT/

AKTIVITAS SA

TU

AN

2015 2016 2017

TA

RG

ET

20

15

-20

17

REA

LIS

AS

I 2

01

5-

20

17

BA

CK

LO

G

TA

RG

ET

20

18

TA

RG

ET

20

19

TO

TA

L T

AR

GET

20

15

-20

19

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

1

Indikator Kinerja

Program 1:

Prosentase

Implementasi

pengawasan dan

pengendalian

pemanfaatan ruang

pemerintah daerah

prov/kab/kota

Persen 7,64 7.64 9,08 4,63 10,81 4,50 - - - 12,14 13,98 -

Output :

Tata Kelola

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN/

PROVINSI/

Kab/

Kota

11/

33/

415 /

93

18/

39/

22/4

6 /

33/

415/

93

6/

39/

16/4

8/

33 /

415/

93

6/

2/

6/

2

- - - 8 /

33 /

415 /

93

7 /

33 /

415 /

93

40 /

33 /

415 /

93

Indikator Output 1:

Jumlah Kebijakan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN 11 18 6 6 8 6 25 30 - 8 7 40

Indikator Output 2:

Jumlah Prov/Kab/Kota

yang mendapatkan

Pembinaan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Prov/Kab/

Kota

541 39 541 39 541 2 - - - 541 541 541

Indikator Output 3:

Jumlah Prov/Kab/Kota

yang mendapatkan

Pemantauan dan

Evaluasi Kegiatan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Prov/Kab/

Kota

541 22 541 16 541 6 - - - 541 541 541

Indikator Output 4:

Jumlah

Provinsi/Kabupaten/K

ota Hasil

Peningkatan

Kapasitas Masyarakat

dalam Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Prov/Kab/

Kota

4 4 4 4 4 2 12 10 2 4 4 20

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

403 -

Page 93: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NOIKP/OUTPUT/

INDIKATOR

OUTPUT SA

TU

AN

2015 2016 2017

TA

RG

ET

20

15

-2

01

7

REA

LIS

AS

I 2

01

5-2

01

7

BA

CK

LO

G

TA

RG

ET

20

18

TA

RG

ET

20

19

TO

TA

L T

AR

GET

20

15

-20

19

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

2 Indikator Kinerja

Program 2:

Jumlah penindakan

indikasi

pelanggaran pemanfaatan ruang

Wasmatlitrik

4 20 26 13 28 4 58 37 21 34 37 129

Output:

Pelaksanaan

Penertiban

Pemanfaatan Ruang

Wasmatlitrik

4 20 26 13 28 4 58 37 21 34 37 129

Indikator Output 1:

Jumlah Audit dan

Inventarisasi Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

Laporan

Hasil Audit

4 0 20 4 22 0 46 4 42 25 30 101

Indikator Output 2:

Jumlah Pulbaket/

Penyidikan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

Wasmatlitrik

4 20 26 13 28 4 58 37 21 34 37 129

Indikator Output 3:

Jumlah

Operasionalisasi dan

Pembinaan PPNS Penataan Ruang

Kasus 35 4 35 4 37 4 107 12 95 37 37 411

3 Indikator Kinerja

Program 3:

Rekomendasi Hasil

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

Rekomendasi

32 32 64 16 64 22 160 71 89 64 64 336

Output:

Rekomendasi

Pengendalian dan

Pemantauan

Pertanahan

Rekomendasi

32 32 64 16 64 22 160 71 89 64 64 336

Indikator Output 1:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak

dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah Pertanian

Rekomendasi

1 1 32 8 32 12 65 21 44 32 32 146

Indikator Output 2:

Jumlah

Rekomendasi

Pemenuhan Hak

dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas

Tanah Non Pertanian

Rekomendasi

1 1 32 8 32 10 65 19 46 32 32 130

Indikator Output 3:

Jumlah Data Tanah

Pertanian dan Tanah Non Pertanian

Data 1 1 1 1 1 1 3 3 0 1 1 1

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

413 -

Page 94: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NOIKP/OUTPUT/

INDIKATOR

OUTPUT SA

TU

AN

2015 2016 2017

TA

RG

ET

20

15

-2

01

7

REA

LIS

AS

I 2

01

5-2

01

7

BA

CK

LO

G

TA

RG

ET

20

18

TA

RG

ET

20

19

TO

TA

L T

AR

GET

20

15

-20

19

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

4 Indikator Kinerja

Program 4:

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

Rekomendasi

36 36 39 30 44 23 119 89 30 44 44 207

Output:

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

Indikator Output 1:

Jumlah Rekomendasi

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

Rekomendasi

36 36 39 30 44 23 119 89 30 44 44 207

Sumber: Data Olahan, 2017

3.1.6

p e r b a n d i n g a n t a r g e t r p j m nd e n g a n k i n e r j a 2 0 1 7

Bagian ini menampilkan perbandingan

capaian kinerja dari target di RPJMN

Tahun 2017 dengan Kinerja Ditjen PPRPT

Tahun 2017. Beberapa amanat RPJMN III

yang terkait dengan Program

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah yang harus dipenuhi

diantaranya adalah Penyusunan NSPK

Bidang Tata Ruang, Pelatihan terhadap

PPNS, Penyusunan Peraturan Zonasi,

dan Pemberdayaan Komunitas

Masyarakat.

Sehubungan dengan DIPA Program

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah yang terus menurun

maka terdapat backlog yang cukup besar

pada realisasi target kinerja RPJMN hingga

tahun 2017.

Dari 13 (tiga belas) indikator output,

hingga tahun 2017 baru tercapai 2 (dua)

indikator output yakni: 1). Penyusunan

pedoman mekanisme insentif dan

pemberian sanksi dalam penyelenggaraan

penataan ruang, dan 2). Penyusunan

pedoman kerja PPNS.

Adapun indikator output/kegiatan yang

belum tercapai (backlog 71%-97%) yakni :

1. Penyusunan NSPK Bidang Tata Ruang

yang sudah mengakomodir kebijakan

sektoral.

2. Penyediaan jumlah PPNS yang

memadai.

3. Pelaksanaan kegiatan pembinaan

kemitraan masyarakat dan dunia

usaha.

4. Penyusunan sistem informasi

penataan ruang yang terpadu dan

terintegrasi antara Pusat dan Daerah.

5. Penyusunan dan implementasi

peraturan zonasi sesuai standar

6. Pelaksanaan evaluasi pemanfaatan

ruang (Wasmalitrik).

7. Penyusunan indikator outcome dan

baseline penyelenggaraan penataan

ruang.

8. Harmonisasi peraturan perundangan

sektoral yang berkaitan dengan

Bidang Tata Ruang.

9. Pembentukan forum masyarakat dan

dunia usaha dalam rangka

pemanfaatan dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

423 -

Page 95: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Pagu indikatif Tahun 2018 sebesar Rp.

105,89 Milyar, namun hal tersebut belum

dapat memberikan perubahan yang cukup

signifikan terhadap backlog target kinerja

RPJMN, sehingga dapat diperkirakan

backlog akan terus bertambah hingga

tahun 2019.

10. Pemanfaatan sistem informasi

penataan ruang untuk perizinan di

Daerah.

11. Pemanfaatan sistem informasi

penataan ruang untuk pemantauan

dan evaluasi (Provinsi).

TABEL 3-17. Perbandingan Target RPJMN dengan Realisasi Kinerja Tahun 2017

NOINDIKATOR

OUTPUT

SA

TU

AN

TA

RG

ET

20

15

-20

19

2015 2016 2017

REA

LIS

AS

I

20

15

-20

17

BA

CK

LO

G

(20

15

-20

17

)

KETERANGAN

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

1. Arah Kebijakan I: Meningkatkan Ketersediaan Regulasi Tata Ruang yang Efektif dan Harmonis

A Harmonisnya

peraturan

perundangan

sektoral yang

berkaitan dengan

Bidang Tata

Ruang

Dok 0 1 0 1 0 1 0 0 0 • Target indikator

output ini merupakan

target Ditjen PPRPT

dan Ditjen Tata

Ruang. Tahun 2015-

2017 sudah

terlaksana di Ditjen

Tata Ruang.

B Tersusunnya

NSPK Bidang TR

yang sudah

mengakomodir

kebijakan sektoral

NSPK 10 2 0 2 0 2 1 1 5 • Permen Standar

Pelaksanaan

Penertiban

Pemanfaatan Ruang

Daerah Prov dan

Kab./Kota.

• Petunjuk Teknis

Pembinaan

Pelaksanaan

Penegakan Hukum.

• Permen Penggantian

yang Layak Terhadap

Kerugian yang

Diderita Akibat

Perubahan Rencana

Tata Ruang &

Pengawasan Teknis

Kinerja Fungsi dan

Mangaat

Penyelenggaraan

Penataan Ruang.

2. Arah Kebijakan II: Meningkatkan Pembinaan Kelembagaan Penataan Ruang

A Tersedianya

jumlah PPNS

yang memadai

Orang 1000 200 0 200 67 200 49 116 484

B Terlaksananya

pedoman kerja

PPNS

NSPK 1 1 0 1 0 1 1 1 0 Petunjuk Teknis

Pedoman Kerja PPNS.

C Terbentuknya

forum masyarakat

dan dunia usaha

dalam rangka

pemanfaatan dan

pengendalian

pemanfaatan

ruang

Kelom

pok

175 35 4 35 4 35 5 13 92 Realisasi pada indikator

ini merupakan paket

pekerjaan yang sama

dengan poin D.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

433 -

Page 96: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NOINDIKATOR

OUTPUT

SA

TU

AN

TA

RG

ET

20

5-

20

19

2015 2016 2017

REA

LIS

AS

I

20

15

-20

17

BA

CK

LO

G

(20

15

-20

17

)

KETERANGAN

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

TA

RG

ET

REA

LIS

AS

I

D Terlaksananya

kegiatan

pembinaan

kemitraan

masyarakat dan

dunia usaha

Kelomp

ok

80 16 4 16 4 16 5 13 35 Realisasi pada indikator

ini merupakan paket

pekerjaan yang sama dengan poin C.

E Tersusunnya

sistem informasi

penataan ruang

yang terpadu

dan terintegrasi

antara Pusat

dan Daerah

Sistem 1 0 0 0 0 0 0 0 0 Sistem Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah

(Operation Center).

3. Arah Kebijakan III: Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Penataan Ruang

A Tersusun dan

diimplementasi

kannya

peraturan

zonasi sesuai

standar

PZ 59 0 0 0 0 19 2 2 17 Kawasan Perbatasan

Motamasin, Kawasan

Perbatasan Nunukan,

Kawasan Perbatasan

Skow, Kawasan

Perbatasan Nangabadau,

Kawasan Perbatasan

Paloh Aruk.

B Terlaksananya

pedoman

mekanisme

insentif dan

pemberian

sanksi dalam

penyelenggaraa

n penataan

ruang

NSPK 1 0 0 0 0 1 1 1 0 Sudah tidak ada backlog.

C Pemanfaatan

sistem informasi

penataan ruang

untuk perizinan

di Daerah

Provinsi 34 34 0 34 0 34 0 0 34 Dilaksanakan di tahun

2019.

D Terlaksananya

evaluasi

pemanfaatan

ruang

Prov/

Kab/

Kota

129 4 20 26 13 28 4 37 21 Monitoring Dan Evaluasi

Pelaksanaan Program

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Dan

Penguasaan Tanah di 33

provinsi.

4. Arah Kebijakan IV: Melaksanakan Evaluasi Penyelenggaraan Penataan Ruang

A Tersusunnya

indikator

outcome dan

baseline

penyelenggaraa

n penataan

ruang

Dok 1 0 0 0 0 0 0 0 Kegiatan Midterm

Review Capaian

Outcome Program PPRPT

2015-2017.

B Pemanfaatan

sistem informasi

penataan ruang

untuk

pemantauan

dan evaluasi

Provinsi 34 34 0 34 0 34 0 34 Dilaksanakan di tahun

2019.

Sumber: Data Olahan, 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

443 -

Page 97: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Bagian ini menampilkan hasil analisis

kegagalan dan keberhasilan dalam

pencapaian kinerja Ditjen PPRPT Tahun

2017. Secara umum, seluruh pelaksanaan

pekerjaan Program Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah pada Tahun 2017 dapat

terselesaikan dengan baik. Namun

demikian dengan adanya dinamika

perubahan anggaran (penghematan) yang

berimplikasi pada penurunan Pagu

Program PPRPT Tahun Anggaran 2017 dan

faktor lainnya yang mempengaruhi

terhadap pelaksanaan pekerjaan,

sehingga terdapat 1 IKP yang tidak

dapat memenuhi target yang

ditetapkan. Faktor-faktor yang

berpengaruh pada keberhasilan dan

kegagalan diantaranya:

Pertama, faktor keberhasilan dalam

pencapaian kinerja Ditjen PPRPT Tahun

2017:

• Kualitas aparatur organisasi sudah

cukup baik dilihat dari tingkat

pendidikannya (rata-rata

berpendidikan S1 ke atas).

• Struktur organisasi telah mengatur

tugas dan fungsi masing-masing unit

kerja.

• Adanya koordinasi dan komunikasi

yang terjalin antara masing-masing

unit kerja (salah satunya melalui rapat

koordinasi pelaksanaan pekerjaan

setiap bulan dan triwulan).

• Program kerja berpedoman pada

perencanaan yang ada (Renstra Ditjen

PPRPT 2015-2019).

3.1.7a n a l i s i s k e b e r h a s i l a n & k e g a g a l a n / p e n i n g k a ta n & p e n u r u n a n k i n e rj a

• Pemantauan dan evaluasi capaian

kinerja per triwulan melalui system

website yang Ditjen PPRPT miliki

(simekadal.pprpt.atr-bpn.go.id).

• Penyusunan rencana aksi, dalam

rangka pemetaan kembali pelaksanaan

kegiatan strategis Ditjen Pengendalian

Pemanfaatan Ruang Tahun 2017 pasca

efisiensi anggaran.

• Mampu mengoptimalisasikan

anggaran pasca efisiensi, dengan

menstrukturkan kembali kegiatan-

kegiatan strategi dan prioritas yang

harus diselesaikan.

• Revisi pengalihan honor output

kebeberapa kegiatan strategis dan

prioritas Ditjen PPRPT.

• Tertib administrasi, sehingga secara

anggaran Ditjen PPRPT dapat

mencapai 99,50%.

Kedua, faktor kegagalan dan penurunan

kinerja Ditjen PPRPT Tahun 2017 yang

disebabkan oleh faktor penurunan dan

penghematan anggaran di tahun 2017.

Lebih rinci dapat dijabarkan sebagai

berikut:

• Kegagalan pencapaian target PK pada

IKP prosentase pengendalian

pemanfaatan ruang pemerintah daerah

prov/kab/kota diakibatkan oleh

penghematan anggaran pada kegiatan

pemantauan dan evaluasi

pengendalian pemanfaatan ruang

SDEW jabodetabek. Pada awalnya

ditargetkan dapat melaksanakan 6

(enam) lokasi situ namun yang

terealisasi 1 (satu) lokasi.

• Penurunan target dan Kinerja Ditjen

PPRPT dari tahun 2016 ke tahun 2017

diakibatkan oleh penurunan anggaran

yang signifikan. Anggaran tahun 2017

sebesar Rp. Rp.146.681.603.000,- dan

mengalami penurunan di tahun 2017

menjadi Rp. 44.457.454.000 (30% dari

anggaran 2016).

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

453 -

Page 98: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

• Kegagalan pencapaian seluruh target

RKT dan Renstra disebabkan

ketidakseimbangan antara rencana

anggaran Renstra dengan alokasi

anggaran dalam DIPA, mengakibatkan

semakin tidak terbiayainya kegiatan-

kegiatan pokok Ditjen PPRPT seperti

Pembentukan PPNS Penataan Ruang,

Penanganan Komprehensif

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

(Peraturan Zonasi, Insentif-Disinsentif,

Perizinan), Penegakan Hukum dalam

rangka Penertiban Pemanfaatan

Ruang, Penerbitan rekomendasi

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan, dan Penanganan

Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

Terlantar, serta Direktif Pimpinan

seperti Pengendalian LP2B dan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

sekitar SDEW dalam konteks GN-KPA.

Selain itu, Secara teknis terdapat

kesulitan dalam menghitung backlog

pada beberapa indikator output dan

output dikarenakan satuan target

bukan agregasi tapi jumlah

prov/kab/kota diseluruh Indonesia.

Ditjen PPRPT berkontribusi terhadap

capaian Sasaran Strategis 2 yaitu

Terwujudnya ruang yang aman,

nyaman, produktif dan berkelanjutan

dengan indikator kinerja utama (IKU)

Peningkatan Tertib Tata Ruang dan

penguasaan Tanah, dengan target

46,61%.

Pencapaian kinerja Peningkatan tertib tata

ruang dan penguasaan tanah

dikontribusikan oleh 2 Ditjen yaitu Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah dan Ditjen

Pengadaan tanah, untuk pencapaian

target tersebut kemudian diturunkan ke

dalam output prioritas Ditjen PPRPT, yang

kemudian dituangkan didalam Perjanjian

Kinerja yang dapat

dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.

Pencapaian indikator kinerja peningkatan

tertib tata ruang dan penguasaan tanah

dicapai melalui 3 sasaran program yang

terdiri dari 2 (dua) sasaran program

Ditjen PPRPT dan 1 sasaran program

Ditjen Pengadaan Tanah. Tabel dibawah

ini menjelaskan tentang struktur program

bidang penertiban pemanfaatan ruang

dan penguasaan tanah dalam kerangka

pencapaian tujuan dan sasaran strategis

Kementerian.

Output penting Ditjen PPRPT sangat

berpengaruh pada pencapaian kinerja

Kementerian ATR/BPN, jika salah satu

output penting Ditjen PPRPT rendah atau

tidak tercapai, maka akan berpengaruh

pada penghitungan capaian pada

indikator kinerja Kementerian. Tahun 2017

Ditjen PPRPT tidak dapat berkontribusi

secara penuh dikarenakan terdapat 1(satu)

output penting yang tidak mencapai

target dikarenakan penghemetan

anggaran, sehingga capaian kinerja

peningkatan tertib tata ruang dan

penguasaan tanah tahun 2017 adalah

sebesar 45,34% atau 97,28%.

3.1.8a n a l i s i s k e b e r h a s i l a n, k e g a g a l a n p e n c a p a i a n k i n e r j a

Program/kegiatan pengendalian

pemanfaatan ruang dan penguasaan

tanah mendukung keberhasilan dan

kegagalan kinerja Kementerian ATR/BPN.

Program ini sudah terstruktur secara

jelas dan terukur di dalam dokumen

Renstra Kementerian ATR/BPN tahun

2015-2019, yang kemudian diturunkan ke

Renstra masing-masing unit kerja Eselon I

dan Eselon II sebagai pelaksana tugas dan

fungsi teknis.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

463 -

Page 99: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

• Jumlah pegawai (PNS) yang ada saat

ini belum cukup efektif untuk

menyelesaikan seluruh pekerjaan.

Berdasarkan analisis beban kerja pada

setiap unit kerja Eselon II, diperoleh

kebutuhan pegawai untuk Ditjen

PPRPT adalah 203 pegawai, namun

eksisting hanya ada 95 pegawai (PNS

jabatan fungsional), sehingga dalam

hal ini Ditjen PPRPT masih terdapat

kekurangan sebanyak 108 pegawai

(perhitungan terlampir).

Pada tahun 2017 Ditjen PPRPT

melakukan rekrutmen pegawai tidak

tetap (PTT) untuk membantu

pelaksanaan pekerjaan yang berjumlah

87 orang.

• Sarana dan Prasarana kerja dan

penunjang pekerjaan sudah

memadai.

Analisis ini didasarkan pada

Permendagri No. 15 tahun 11 tentang

standar sarana dan prasarana kantor.

Standar sarana dan prasara

perkantoran tersebut dikelompokan

menjadi 3 (tiga) yakni ruang kantor,

perlengkapan kantor, dan

kendaraan dinas i. Dengan rincian

sebagai berikut:

TABEL 13-18. Struktur

Program/Kegiatan Bidang PPRPT di

Kementerian ATR/BPN

Sasaran Strategis : Terwujudnya ruang yang

aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

Indikator Kinerja Utama: Peningkatan Tertib

Tata Ruang dan Penguasaan Tanah

Sasaran

Program 1:

Pemanfaatan Ruang Yang

Sesuai Dengan Rencana Tata

Ruang

Indikator Prosentase Implementasi

Pengawasan Dan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Pemerintah Daerah Provinsi,

Kabupaten/ Kota

Indikator Jumlah Penindakan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan

Ruang

Sasaran

Program 2

Tertib Pemanfaatan Hak Atas

Tanah dan Pendayagunaan

Tanah Negara Bekas Tanah

Terlantar

Indikator Jumlah Rekomendasi Hasil

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

Indikator Jumlah Rekomendasi SK

Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah

Terlantar

Sumber: Permen ATR/BPN No. 12 Tahun 2016

3.1.9a n a l i s i s e f i s i e n s i p e n g g u n a a n s u m b e r d a y a

Penggunaan dan pemanfaatan sumber

daya dalam rangka mendukung

pelaksanaan suatu kegiatan memiliki

peran penting dan strategis dalam

menentukan keberhasilan kinerja Ditjen

PPRPT. Sumber daya terdiri dari sumber

daya manusia, sumber daya anggaran, dan

sumber daya teknis (perlengkapan dan

peralatan dalam mendukung

terlaksananya kegiatan). Berikut dapat

dijelaskan penggunaan sumber daya di

lingkungan Ditjen PPRPT:

TABEL 3-19. Sarana dan Prasarana

Ditjen PPRPT

Nama Barang Satuan Jumlah Kondisi

Ruang Kantor

Gedung Eks

Kemepera Jl.

Raden Patah

No. 1

Kebayoran

Baru Jakarta

Selatan

- - Baik

Kendaraan Dinas

Kendaraan

Bermotor

Penumpang

Unit 4 Baik

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

473 -

Page 100: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Ditjen PPRPT, tahun 2015

melaksanakan pengadaan peralatan

kantor dan melakukan perbaikan

utilitas ruang kerja di tahun 2017.

• Secara anggaran Ditjen PPRPT

efektif, hal ini ditunjukan dari nilai

efisiensi sebesar 20% yang dikeluarkan

oleh Kementerian keuangan melalui

aplikasi SMART DJA

(monev.anggaran. depkeu.go.i).

hal tersebut ditindaklanjuti melalui

pengiriman surat usulan Revisi anggaran

dari Ditjen PPRPT No. 180/KU-700/V/2017

taggal 19 Mei 2017, yang kemudian

disetujui oleh Kementerian Keuangan

tanggal 2 Juni 2017 melalui surat No.S-

991/AG/2017 perihal pengesahan revisi

anggaran TA 2017.

Nama Barang Satuan Jumlah Kondisi

Perlengkapan Kantor

Mesin

Hitung/Mesin

Jumlah

Buah 3 Baik

Alat

Penyimpan

Perlengkapan

Kantor

Buah 195 Baik

Alat Kantor

Lainnya

Buah 57 Baik

Meubelair Buah 1296 Baik

Alat Dapur Buah 4 Baik

Personal

Komputer

Buah 232 Baik

Peralatan

Personal

Komputer

Buah 44 Baik

Lift Unit 4 Baik

Sumber: Data Olahan, 2017

3.2k i n e r j a a n g g a r a n d i t j e n p p r p t 2 0 1 7

Tahun 2017, pagu alokasi anggaran Ditjen

PPRPT adalah sebesar Rp. 54.693.183.000,-

atau turun Rp. 136.457.000.000,- dari pagu

alokasi anggaran tahun 2016 (Rp.

179.663.295.000,-). Pagu alokasi anggaran

tahun 2017 tersebut, 4,33% digunakan

untuk kesatkeran dan 93,82% untuk

belanja kegiatan program pengendalian

pemanfatan ruang dan penguasaan tanah.

Dalam rangka peningkatan kualitas

pelaksanaan pekerjaan, telah dilakukan

revisi pengalihan honor output ke

beberapa kegiatan strategis Ditjen PPRPT,

TABEL 3-20. Kegiatan Strategis

yang Mendapat Tambahan

Anggaran 2017

NO JUDUL PEKERJAAN ANGGARAN

1 Pengukuran dan

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang di

Sekitar Situ Prioritas di

Jabodetabek

600,000

2 Percepatan Penyelesaian

NSPK Bidang

Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

350,000

3 Percepatan Penyelesaian

NSPK Bidang

Pemantauan Pertanahan

350,000

4 Verifikasi Data Sawah

terhadap Data

Pertanahan (Pilot Project

: Daerah Istimewa

Yogyakarta)

1,400,000

5 Pemutakhiran Data

Tanah Terindikasi

Terlantar Wilayah Barat

250,000

6 Pemutakhiran Data

Tanah Terindikasi

Terlantar Wilayah Timur

250,000

7 Percepatan Penyelesaian

NSPK Bidang Tanah

Terlantar

350,000

8 Fasilitasi Percepatan

Penyelesaian Legal

Drafting NSPK Bid PPRPT

250,000

9 Peningkatan Layanan

Rumah Tangga dan

Fasilitasi Pelaksanaan

Tugas Pimpinan

91,700

Program PPRPT 4,091,700

Sumber: Data Olahan, 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

483 -

Page 101: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Selanjutnya, Berdasarkan Instruksi

Presinden No. 4 Tahun 2017 tanggal 22

Juni 2017 yang ditindaklanjuti oleh surat

edaran Menteri ATR/BPN No. 2581/1.2-

100/VII/2017 perihal efisiensi anggaran

Kementerian ATR/BPN TA 2017,

mengintruksikan agar melakukan

identifikasi secara mandiri terhadap

belanja perjalanan dinas dan paket

meeting, honorarium tim/kegiatan, biaya

rapat, iklan, sisa dana lelang atau

swakelola, anggaran yang belum terkait

kontrak, dan kegiatan-kegiatan yang tidak

mendesak atau dapat dilanjutkan (carry

over) ke tahun anggaran berikutnya.

Berdasarkan surat edaran tersebut,

besaran efisiensi Ditjen PPRPT Rp.

10.320.000.000,-, sehingga pagu efektif

Ditjen PPRPT setelah efisiensi anggaran

dan APBN-P menjadi Rp. 43.203.728.000,-.

Dalam hal kaitan ini, Ditjen PPRPT

berupaya untuk tetap mempertahankan

porsi alokasi anggaran untuk seluruh

direktorat. Sebagian besar penghematan

bersumber dari efisiensi harga satuan,

alokasi belanja untuk komponen yang

dibatasi (perjalanan, paket meeting) dan

belanja tidak prioritas atau dapat ditunda.

Dalam rangka pelaksanaan anggaran

tahun 2017, upaya yang telah dilakukan

antara lain melalui Rapat Koordinasi Ditjen

PPRPT dalam rangka percepatan dan

optimalisasi anggaran pasca efisiensi dan

Penyusunan rencana aksi, dalam rangka

pemetaan kembali pelaksanaan kegiatan

strategis Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang Tahun 2017 pasca efisiensi

anggaran.

GAMBAR 3-4. Kronologis Perubahan Anggaran Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah Tahun 2017

Sumber: Data Olahan, 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

493 -

Page 102: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Berdasarkan data realisasi anggaran

Sistem Informasi Pengendalian

(SIMEKADAL) Ditjen PPRPT per tanggal 10

Januari 2018, realisasi anggaran Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah tahun 2017 adalah

Rp. 44.235.364,- atau 99,50% dari pagu

efektif pasca efisiensi. Hal tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

TABEL 3-21. Realisasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Tahun 2017

NO SATKER/DIREK

TORAT

PAGU

ANGGARAN

APBN

PAGU

ANGGARAN

REVISI

PAGU

ANGGARAN

APBN-P

REALISASI

ANGGARAN

%

THD

APBN

-P

1 Sekretariat

Direktorat

Jenderal

14.215.183.000 13.922.633.000 12.525.133.000 12.494.654.000 99,76

2 Penertiban

Pemanfaatan

Ruang

17.043.000.000 15.568.500.000 12.726.654.000 12.686.184.000 99,68

3 Pengendalian

Pemanfaatan

Ruang

16.543.000.000 16.028.250.000 12.724.946.000 12.634.083.000 99.29

4 Pengendalian

dan

Pemantauan

Pertanahan

3.700.000.000 5.224.800.000 3.638.097.000 3.615.946..000 99,39

5 Penertiban dan

Pendayagunaan

Tanah Terlantar

3.192.000.000 3.949.000.000 2.842.715.000 2.804.496.000 98,66

Jumlah 54.693.183.000 54.693.183.000 44.457.545.000 44.235.364.000 99,50

Sumber: Data Olahan, 2017

Sumber: Data Olahan, 2017

GAMBAR 3-5. Target dan Realisasi Anggaran Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah TA 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

503 -

Page 103: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Kinerja penganggaran yang dicapai di

tahun 2017 akan dijadikan satu referensi

untuk perbaikan dalam formulasi target

output pada TA 2018, termasuk dalam

Bagian ini menguraikan informasi kinerja

lainnya yang dicapai selama satu tahun

berjalan, yang tidak diperjanjikan pada PK

Ditjen PPRPT (PK Eselon I), namun memiliki

nilai strategis dan berdampak pada

peningkatan tertib tata ruang dan

penguasaan tanah.

Kinerja yang diperjanjikan dalam PK eselon

I merupakan output penting dari 4 eselon

II dilingkungan Ditjen PPRPT bukan

agregasi dari seluruh kegiatan sehingga

GAMBAR 3-6. Capaian Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah Tahun 2017 (SMART DJA)

Sumber: monev.anggaran.kemenkeu.go.id

3.3c a p a i a n k i n e r j a l a i n n y a

sebagian kegiatan yang mendukung

terhadap pencapaian tersebut tidak

terakomodir di dalam PK.

Kegiatan-kegiatan strategis yang

dilakukan di Tahun 2017, merupakan

upaya Ditjen PPRPT dalam menjawab isu,

tantangan dan kebutuhan saat ini.

Kegiatan strategis tersebut meliputi:

1. Percepatan penyusunan Norma,

Standar, Prosedur, Kriteria (NSPK).

2. Pembentukan PPNS Bidang Penataan

Ruang Tahun 2017.

3. Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi

SDEW.

4. Pengendalian alih fungsi lahan sawah

(AFLS).

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

513 -

penentuan reviu baseline, selain itu

menjadi acuan untuk pemberian insentif

kinerja anggaran (sesuai amanat UU APBN

No. 18 Tahun 2017 pasal 18).

Page 104: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Percepatan penyusunan NSPK dilakukan

dalam rangka mendukung peran penting

dan strategis pengendalian pemanfaatan

ruang dan penguasaan tanah dalam

mewujudkan tujuan penataan ruang dan

tertib tata ruang yaitu untuk memastikan

bahwa pemanfaatan ruang dilaksanakan

sesuai dengan RTR.

Saat ini Ditjen Pengendalian Pemanfaatan

Ruang dan Penguasaan Tanah telah

menyelesaikan 3 (tiga) Peraturan Menteri,

7 (tujuh) Juknis dan sedang menyusun 12

(Dua belas) Materi Teknis. Adapun rincian

capaian NSPK Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah Tahun 2015-2017 dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Dalam rangka mewujudkan tersedianya

PPNS Penataan Ruang yang mempunyai

kemampuan untuk melakukan

pengumpulan barang bukti dan

keterangan serta penyidikan dalam

penanganan pelanggaran-pelanggaran

pemanfaatan ruang yang berindikasi

tindak pidana penataan ruang, diperlukan

pendidikan dan pelatihan bagi pegawai

negeri sipil untuk dididik dan dilatih

menjadi PPNS Penataan Ruang.

Terbentuknya 1.000 PPNS Penataan Ruang

merupakan target kementerian Agraria

dan Tata Ruang hingga tahun 2019

Percepatan Penyusunan Norma Standar, Prosedur, Kriteria (NSPK)01

TABEL 3-22. Capaian NSPK Bidang

PPRPT 2017

Direktorat Capaian

NSPK

Keterangan

pengendalian

pemanfaatan ruang

1 permen, 9

matek

3 rapermen

selesai akhir

tahun 2017

penertiban

pemanfaatan ruang

2 permen, 3

matek

2 rapermen

dan 2 juknis

selesai akhir

tahun 2017

pengendalian dan

pemantauan

pertanahan

4 juknis 2 rapermen

selesai akhir

tahun 2017

penertiban dan

pendayagunaan

tanah terlantar

3 juknis 2 rapermen

selesai akhir

tahun 2017

jumlah 3 permen,

12 matek, 7

juknis

Sumberr: Ditjen PPRPT, 2017

Pembentukan PPNS Bidang Penataan Ruang Tahun 201702

Pelatihan PPNS Tahun 2017

Adapun capaian kinerja pembentukan

PPNS Bidang Penataan Ruang Tahun

2015-2017 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

TAHUN

JUMLAH

PPNS

(ORANG)

KETERANGAN

2015 0 Pembentukan PPNS

2015 tidak dapat

tercapai karena kuota

Pusdikreskrim sudah

penuh

2016 67

2017 49

JUMLAH 116

TABEL 3-23. Capaian Pembentukan

Baru PPNS Tahun 2015-2017

Sumberr: Ditjen PPRPT, 2017

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

523 -

Page 105: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi SDEW03

Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang pada Pasal

5 Ayat (2) huruf b menjelaskan bahwa

“kawasan perlindungan setempat antara

lain, sempadan pantai, sempadan sungai,

kawasan sekitar danau/waduk dan

kawasan sekitar mata air”, dalam hal ini

kawasan SDEW termasuk dalam Kawasan

Perlindungan Setempat.

Fenomena Situ, Danau, Embung dan

Waduk (SDEW) yang ada di Indonesia

mengalami penurunan, baik secara fisik

seperti perubahan alih fungsi lahan

terbangun dan adanya pendangkalan situ

(proses sedimentasi), maupun

permasalahan non fisik seperti

ketidakjelasan batasan pengelolaan situ

antara Pemerintah, PemerintahProvinsi

dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Berkurangnya SDEW dipengaruhi oleh

lemahnya pengendalian pemanfaatan

ruang dan kurangnya pemahaman

masyarakat terhadap rencana tata ruang.

Dalam rangka perlindungan dan

optimalisasi fungsi SDEW, maka perlu

disusun strategi pengendalian

pemanfaatan ruang dan perlu adanya

proses pendaftaran tanah kawasan SDEW

agar jelas kepemilikannya dan memiliki

kekuatan hukum atas deliniasi kawasan

SDEW.

Untuk itu, diperlukan upaya pengendalian

pemanfaatan ruang di Kawasan Sekitar

Situ di Jabodetabek. Pengendalian

pemanfaatan ruang tersebut dilakukan

dengan melakukan legalisasi aset Kawasan

Sekitar Situ atas nama pemerintah dan

menyusun strategi pengendalian

pemanfaatan ruang.

Perjanjian Kerja Sama antara 3 Kementerian

Hasil Rumusan Perlindungan dan

Optimalisasi Fungsi SDEW:

1. Kondisi SDEW dan sumber air

permukaan lainnya saat ini banyak

yang hilang dan berkurang luasannya,

hal tersebut diakibatkan adanya

okupasi. Sehingga diperlukan upaya

legalisasi kekayaan negara (SDEW dan

sumber air permukaan lainnya)

berupa sertifikat;

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

533 -

Page 106: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

2. Dalam rangka implementasi Perjanjian

Kerja Sama (PKS) oleh 4 eselon I

diperukan sinergitas antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

masyarakat, dan swasta. Disepakati

bahwa Kementerian ATR/BPN sebagai

leader sedangkan Kementerian PUPR

harus menentukan klaim atas batas

tanah SDEW dan sumber air

permukaan lainnya;

3. Kementerian ATR/BPN melalui Ditjen

PPRPT melakukan penyusunan

instrumen pengendalian pemanfaatan

ruang pada SDEW dan sumber air

permukaan lainnya;

4. Kementerian ATR/BPN melakukan

langkah-langkah percepatan legalisasi

asset SDEW;

5. Kemendagri mengawal urusan

Pemerintah Daerah yang terkait

dengan proses penetapan batas serta

legalisasi SDEW; dan

6. Ketiga kementerian segera menyusun

rencana kerja dan penganggarannya.

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

543 -

Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah (AFLS)04

Dalam rangka pengendalian alih fungsi

lahan sawah, Direktorat Pengendalian

Pemantauan Pertanahan melaksanakan

pilot project Verifikasi Lahan Sawah

Terhadap Data Pertanahan. Pilot project ini

dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo

dan Kota Yogyakarta Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY). Verifikasi

dilakukan secara bertahap selama 31 hari

yang berakhir pada bulan Oktober 2017.

Kegiatan verifikasi ini melibatkan unsur-

unsur dari Direktorat Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan, Kantor

Wilayah BPN Provinsi DIY, Kantor

Pertanahan Kabupaten Kulon Progo

dan Kota Yogyakarta, serta dari Dinas-

dinas terkait di Provinsi DIY, Kabupaten

Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta.

Data pertanahan yang diperlukan dalam

verifikasi yaitu data tekstual dan spasial

Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)

dalam rangka Izin Lokasi, Izin Perubahan

Penggunaan Tanah, dan Penetapan Lokasi;

Hak Atas Tanah berupa Hak Guna

Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) di

atas sawah; Proyek Strategis Nasional

(PSN) maupun program pembangunan

daerah yang menggunakan sawah; serta

program cetak sawah baru. Data diperoleh

dari Badan Informasi Geospasial (BIG),

Page 107: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Hasil survey lapangan selanjutnya

diklarifikasikan melaui forum rapat yang

diikuti oleh perwakilan dari Kantor

Pertanahan, Kanwil BPN DIY, Dinas-

dinas terkait baik tingkat provinsi

maupun kabupaten/kota, Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian,

Kementerian Pertanian, Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat, BIG, dan Direktorat

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan Kementerian ATR/BPN.

Klarifikasi ini bertujuan untuk mencapai

titik temu dalam menentukan luas sawah

pada masing-masing kabupaten/kota

dengan mempertimbangkan faktor-faktor

seperti : Hak atas tanah dan perijinan yang

telah terbit di atas sawah, Proyek Strategis

Nasional dan program pembangunan

daerah di atas sawah; Program cetak

sawah baru; dan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW). Hasil klarifikasi diolah

untuk mendapatkan hasil akhir verifikasi

lahan sawah terhadap data pertanahan.

553 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Kantor Pertanahan setempat, dinas-dinas

terkait, dan Pusat Data dan Informasi

Pertanahan, Tata Ruang, dan Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan

Kementerian ATR/BPN.

Kegiatan Verifikasi Lahan Sawah Terhadap

Data Pertanahan ini dilakukan terhadap

tanah seluas 10.348,89 Ha di 88

desa/kelurahan di Kabupaten Kulon

Progo dan 46 kelurahan di Kota

Yogyakarta, dengan tahapan sebagai

berikut:

• Deliniasi sawah dan plotting data

pertanahan pada peta citra terbaru;

• Survey lapangan

• Klarifikasi terhadap hasil survey

lapangan.

Berdasarkan hasil deliniasi dan plotting

tersebut, dilakukan survey lapangan

dengan menggunakan peta kerja skala 1

: 4.000. Survey lapangan yang dilakukan

meliputi:

• Survey sawah eksisting dengan sawah

hasil deliniasi;

• Survey kesesuaian pemanfaatan tanah

dengan peruntukan HGB, Hak Pakai,

dan PTP;

• Survey PSN, progam pembangunan

provinsi dan kabupaten pada area

sawah;

• Survey perubahan penggunaan tanah

pada area sawah yang teridentifikasi

tanpa PTP

• Survey cetak sawah baru.

Page 108: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

563 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 109: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 110: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 111: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

bab 4

Dalam rangka mewujudkan 2 sasaran

program pengendalian pemanfaatan

ruang 2015-2019 yakni pemanfaatan

ruang yang sesuai dengn Rencana Tata

Ruang, dan Tertib pemanfaatan atas

tanah dan pendayagunaan tanah

terlantar, berbagai upaya telah dilakukan

selama periode tahun 2017 melalui

berbagai kebijakan, program dan kegiatan.

Ditjen PPRPT telah menunjukan capaian

kinerja yang terukur dengan tercapainya

target 3 Indikator Kinerja Program (IKP)

atau 75% dari total IKP yang telah

ditetapkan dalam PK 2017.

1(satu) Indikator Kinerja Program yang

belum dapat mencapai terget, lebih

disebabkan adanya faktor penghematan

anggaran. Permasalahan yang

mempengaruhi pencapaian target tersebut

selanjutnya akan menjadi perhatian utama

dalam pelaksanaan program dan kegiatan

tahun berikutnya. Secara rinci dijabarkan

sebagai berikut:

KP 1, prosentasi implementasi

pengawasan dan pengendalian

pemanfaatan ruang pemerintah provinsi,

kabupaten/kota, pada tahun 2017 berhasil

merealisasikan sebesar 4,50% dengan

tingkat capaian sebesar 98,68%.

KP 2, jumlah penindakan indikasi

pelanggaran pemanfaatan ruang, pada

tahun 2017 berhasil merealisasikan

sebanyak 4 (empat) wasmatlitrik dengan

tingkat capaian 100%.

Penutup

IKP 3, jumlah rekomendasi hasil

pengendalian dan pemantauan

pertanahan berhasil merealisasikan

sebanyak 22 (dua puluh dua) bidang

dengan tingkat capaian 100%.

IKP4, jumlah rekomendasi penertiban dan

pendayagunaan tanah terlantar, berhasil

merealisasikan sebanyak 18 (delapan

belas) bidang dengan tingkat capaian

100%.

Adapun anggaran yang berhasil

direalisasikan adalah Rp.

44.235.364.000,- atau 99,50% dari pagu

efektif Ditjen PPRPT Rp. 44.457.545.000,-.

Dalam pelaksanaan kegiatan tentu

terdapat kendala dan permasalahan yang

dihadapi oleh Ditjen PPRPT, terutama pada

pengukuran akuntabilitas kinerja yang

meliputi:

1. Analisis perbandingan capaian

kinerja dengan tahun sebelumnya,

kesulitan dalam membandingkan

realisasi tahun 2016 dan tahun 2017

dikarenakan perbedaan satuan target.

Tahun 2017 menggunakan struktur

output baru yang termuat pada renstra

revisi yang telah menyesuiakan dengan

Krisna.

2. Analisis perbandingan capaian

kinerja dengan Renstra dan RKT,

Ketidakseimbangan antara rencana

anggaran Renstra dengan alokasi

anggaran dalam DIPA, mengakibatkan

semakin tidak terbiayainya kegiatan-

kegiatan output prioritas yang

berimplikasi pada semakin besarnya

backlog.

3. Analisis perbandingan capaian

kinerja dengan RPJMN, RPJMN 2015-

2019 disusun pada saat restrukturisasi

kementerian/lembaga sehingga ada

beberapa output penting yang menjadi

tanggungjawab Ditjen PPRPT belum

terakomodir didalamnya.

14 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 112: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

2. Sistem money follows program,

sedikit banyaknya akan berpengaruh

pada sulitnya mengukur kinerja jangka

menengah Ditjen PPRPT. sehingga

diperlukan adanya arahan lanjut dari

Bappenas dalam penghitungan kinerja

5 tahunan.

3. Dalam penentuan target dan satuan

target dalam Perjanjian Kinerja

tahun 2018 akan lebih

menggambarkan nilai

manfaat/outcome yang dapat

dirasakan oleh stekeholders terkait.

4. Peningkatan koordinasi serta peran

aktif dari masing-masing bagian

dalam Ditjen PPRPT dan juga antar unit

kerja Eselon II yang terlibat dalam

pelaksanaan pekerjaan.

5. RPJMN Tahun 2015-2019 perlu

ditinjau kembali atau direvisi dan dapat

memasukan output penting Ditjen

PPRPT yang belum terakomodir. Jika

RPJMN tidak dapat direvisi, maka perlu

dikoordinasikan dengan Bappenas

bagaimana kebijakan yang sesuai

untuk pemenuhan target kegiatan

tersebut.

6. 1 (satu) IKP yang belum mencapai

target substansi, selanjutnya akan

menjadi perhatian utama dalam

pelaksanaan program dan kegiatan

tahun berikutnya.

Demikian Laporan Kinerja (LKj) Ditjen

PPRPT Tahun Anggaran 2017 ini disusun

untuk dijadikan bahan evaluasi dan

rekomendasi tindak lanjut tahun-tahun

berikutnya. Selain itu Laporan Kinerja ini

disusun sebagai dasar penentuan

kebijakan secara internal dan memberikan

arahan kebijakan bagi penentu kebijakan.

Diharapkan pencapaian kinerja Ditjen

PPRPT Tahun 2018 lebih baik daripada

tahun 2017.

Output yang belum terakomodir

diantaranya Penertiban tanah

terindikasi terlantar, Pengendalian dan

pemantauan pertanahan (rekomendasi

pemenuhan HAT/DPAT Pertanian dan

Non Pertanian).

4. Analisis Perbandingan Capaian

Kinerja dengan tahun sebelumnya,

terjadi perubahan struktur output

pada setiap tahunnnya, perubahan ini

berimplikasi pada sulitnya mengukur

kinerja jangka menengah Ditjen

PPRPT dan sulitnya membandingan

capainan kinerja dengan tahun

sebelumnya. perubahan ini terjadi

sesuai dengan perubahan mendasar

dalam perencaaan pembangunan

nasional sejak tahun 2016 yang

menggunakan cara atau sistem

money follows program.

5. Analisis Kinerja (PK), Target dan

Satuan target dalam PK belum

seluruhnya menggambarkan nilai

manfaat/outcome. Selain itu tahun

2017 terdapat 1 IKP yang tidak

menacapai target PK, hal ini

disebabkan oleh faktor penghematan

anggaran.

Dalam rangka peningkatan kinerja Ditjen

Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan

Penguasaan Tanah, informasi capaian dan

permasalahan yang tertuang dalam

laporan kinerja akan menjadi bahan

perbaikan di tahun berikutnya, untuk itu

saran atau rekomendasi untuk perbaikan

tahun berikutnya adalah:

1. Rencana strategis Ditjen PPRPT

Tahun 2015-2019 perlu ditinjau dan

direvisi dalam rangka penyesuaian

target. Ketidakseimbangan antara

rencana anggaran Renstra dengan

alokasi anggaran dalam DIPA

mengakibatkan semakin tidak

terbiayainya kegiatan-kegiatan yang

ada, dan tentunya diakhir akan terjadi

backlog yang besar.

24 -

LK

J D

I T

J E

N

P

P R

P T

Page 113: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 114: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 115: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Lampiran 1: PK awal

Page 116: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 117: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Lampiran 2: PK Revisi

Page 118: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 119: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

Lampiran 3: RKT 2017

Page 120: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan
Page 121: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO

.

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKA

TOR/

SUBOUTPUT/AKTIVITAS

SATUAN

TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019

PROGRAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN

PENGUASAAN TANAH 297.52 429.67 702.17 819.86 965.82 3,215.04

I. Setditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah

Kegiatan: Dukungan Manajemen Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah78.26 78.32 100.43 109.01 123.09 489.11

1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I LAYANAN 30 47 58 57 57 24976.43 34.32 50.83 54.58 63.34 279.50

1.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen

Direktorat Jenderal Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan

Tanah

051Penyusunan Rencana Program LAYANAN 2 2 2 2 210

2.05 1.43 2.73 2.83 4.90 13.94

052Penyusunan Rencana Anggaran LAYANAN 5 4 5 5 524

3.68 2.15 3.58 3.82 4.70

17.92

053Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi LAYANAN 5 4 5 5 524

5.58 4.18 4.43 3.95 4.75

22.89

054Pengelolaan Data dan Informasi LAYANAN 2 2 3 3 313

3.50 1.65 2.82 3.19 3.65

14.81

055Penyusunan laporan keuangan LAYANAN 4 9 10 10 1043

3.88 5.72 8.69 9.72 11.22 39.23

056Pengelolaan Perbendaharaan LAYANAN 0 0 0 0 00

- - - - --

057Pelayanan HukumLAYANAN 3 4 5 5 5

223.04 1.65 2.92 3.19 3.70 14.50

058Pengembangan KepegawaianLAYANAN 4 7 9 9 9

385.16 6.93 9.62 10.78 11.61 44.11

059Pelayanan Umum dan Perlengkapan LAYANAN 2 5 6 6 625

46.00 1.84 3.00 3.05 3.60 57.49

060Pelaksanaan Rumah Tangga LAYANAN 1 2 2 2 29

0.50 0.80 0.90 0.95 1.20 4.35

061Pelayanan Humas dan Protokol LAYANAN 0 0 0 0 00

- - - - --

062Pelayanan Organisasi, Tata Laksana,

dan Reformasi Birokrasi

LAYANAN1 6 7 7 7 28

1.55 5.94 7.73 8.37 8.41 32.00

063Penyusunan Dokumen Fasilitasi

Administrasi Kerjasama

LAYANAN 1 2 3 3 312

1.50 2.04 3.71 4.73 5.60 17.58

064Dokumen Indikator outcome dan

baseline penyelenggaraan penataan

ruang

LAYANAN 0 0 1 0 0

1 - - 0.70 - -0.70

2 Pegawai Yang Dibentuk Menjadi PPNS ORANG 200 200 200 200 200 10001.83 44.00 49.60 54.43 59.75 209.61

2.1 Jumlah Pegawai PPNS ORANG

1 Pembentukan Pegawai Menjadi PPNS ORANG 200 200 200 200 2001000

1.83 44.00 49.60 54.43 59.75 209.61

95

1Layanan Internal (overhead) UNIT

Jumlah Layanan Internal (overhead) UNIT

051Pengadaan Kendaraan Bermotor UNIT

052Pengadaan Perangkat Pengolah Data

Komunikasi

UNIT

053Pengadaan Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran

UNIT

054Pembangunan dan Renovasi Gedung

dan Bangunan

UNIT

99

4Layanan Perkantoran LAYANAN

Jumlah Layanan Perkantoran LAYANAN

1 Gaji dan Tunjangan LAYANAN

2 Operasional dan Pemeliharaan

Perkantoran

LAYANAN

Lampiran 4: matrik restra ditjen pprpt 2015-2019

Page 122: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO

.

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKAT

OR/

SUBOUTPUT/AKTIVITAS

SATUAN

TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 2015 2016 2017 2018 20192015-

2019

II. Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Kegiatan: Pengendalian Pemanfaatan Ruang114.48 105.69 266.33 295.34 320.09 1,101.93

1Norma/Standar/Prosedur/Kriteria

(NSPK)NSPK 4 1 1 1 1 8

13.95 5.93 5.70 6.30 7.35 39.23

1.1Jumlah NSPK Pengendalian Pemanfaatan

RuangNSPK

1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

NSPK4 2 4 3 3 16

5.70 3.18 4.20 3.30 4.15 20.53

2 Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

NSPK4 1 1 1 1 8

6.00 1.25 1.50 1.50 1.50 11.75

3 Diseminasi NSPK Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

KEGIATAN1 1 1 1 4

2.25 1.50 1.50 1.70 6.95

2Tata Kelola Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

KEBIJAKAN/

PROVINSI/Kab/

Kota

11 / 33

/ 415 /

93

6 / 33

/ 415 /

93

8 / 33 /

415 /

93

8 / 33

/ 415 /

93

7 / 33

/ 415 /

93

40 / 33 / 415

/ 93 100.53 99.76 260.63 289.04 312.74 1,062.70

2.1 Jumlah Kebijakan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN 11 6 8 8 7 40

23.50 19.77 21.26 23.32 25.95 113.80

Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1 Penyusunan Kebijakan dan Strategi

Operasional Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN 7 5 6 6 6 30

14.20 11.85 12.27 13.50 16.62 68.44

2 Penyusunan Rencana, Program, dan

Anggaran Bidang Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN 4 1 2 2 1 10

7.80 5.82 6.89 7.32 6.53 34.36

3 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

KEGIATAN 0 1 1 1 1 4

0.80 0.80 0.90 1.00 3.50

4 Monitoring dan Evaluasi Kinerja

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

KEGIATAN 1 1 1 1 2 6

1.50 1.30 1.30 1.60 1.80 7.50

2.2 Jumlah Prov/Kab/Kota yang

mendapatkan Pembinaan Pengendalian

Pemanfaatan Ruang

Prov/Kab/Kota 541 541 541 541 541 33 Provinsi/

415 Kab/ 93

Kota

23.65 24.07 91.45 100.85 107.70 347.72

Pembinaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1 Pengawasan Penyelenggaraan

Penataan Ruang

Prov/Kab/Kota 541 541 541 541 541 33 Provinsi/

415 Kab/ 93

Kota

13.68 18.00 84.85 93.45 99.70 309.68

2 Bimbingan Teknis, Supervisi, dan

Konsultasi

Prov/Kab/Kota 6 4 4 4 4 22

Prov/Kab/Kota 9.97 6.07 6.60 7.40 8.00 38.04

2.3 Jumlah Prov/Kab/Kota yang

mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

Prov/Kab/Kota 541 541 541 541 541 33 Provinsi/

415 Kab/ 93

Kota

46.38 48.00 139.52 155.67 168.79 558.36

Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1 Pengawasan Khusus Penyelenggaraan

Penataan Ruang

Prov/Kab/Kota 541 541 541 541 541 33 Provinsi/

415 Kab/ 93

Kota

13.68 11.00 49.35 53.85 56.20 184.08

2 Pelaksanaan Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

Prov/Kab/Kota 22 22 56 56 56 212

Prov/Kab/Kota 32.70 37.00 90.17 101.82 112.59 374.28

2.4 Jumlah Provinsi/Kabupaten/Kota Hasil

Peningkatan Kapasitas Masyarakat

dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Prov/Kab/Kota 4 4 4 4 4 20

Prov/Kab/Ko

ta

7.00 7.92 8.40 9.20 10.30 42.82

Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

1 Sosialisasi Peningkatan Peran

Komunitas Pengendalian

Prov/Kab/Kota 4 0 0 0 0 4

Prov/Kab/Kota 7.00 - - - - 7.00

2 Pembentukan Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota 0 4 0 0 0 4

Prov/Kab/Kota - 7.92 - - - 7.92

3 Pendampingan Peningkatan Peran

Komunitas Pengendalian

Prov/Kab/Kota 0 0 4 4 4 12

Prov/Kab/Kota - - 8.40 9.20 10.30 27.90

Page 123: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/

INDIKATOR/

SUBOUTPUT/AKTIVITAS

SATUAN

TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 2015 2016 2017 2018 20192015-

2019

III. Direktorat Penertiban Pemanfaatan Ruang

Kegiatan: Penertiban Pemanfaatan Ruang97.46 188.49 266.86 342.19 443.75 1,338.75

1Norma/Standar/Prosedur/Kriteria

(NSPK)NSPK 2 2 2 2 2 10

1.90 12.50 17.00 19.55 22.48 73.43

1.1 Jumlah NSPK Penertiban Pemanfaatan

Ruang

NSPK

1 Penyusunan NSPK Bidang Penertiban

Pemanfaatan Ruang NSPK2 2 2 2 2 10

0.90 5.00 7.00 7.55 8.48 28.93

2 Sosialisasi/Diseminasi NSPK Bidang

Penertiban Pemanfaatan Ruang KEGIATAN1 1 1 1 1 5

1.00 7.50 10.00 12.00 14.00 44.50

2 Kebijakan Pemanfaatan Ruang KEBIJAKAN 5 5 5 5 5 2527.35 34.00 47.50 59.60 69.00 237.45

2.1Jumlah Kebijakan Penertiban

Pemanfaatan Ruang KEBIJAKAN

1 Penyusunan Rencana dan Program

Bidang Penertiban Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN 5 5 5 5 5 25

20.85 25.50 36.50 45.10 51.50 179.45

2 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang

Penertiban Pemanfaatan Ruang

KEGIATAN1 1 1 1 1 5

2.00 2.00 3.00 4.00 5.00 16.00

3 Monitoring dan Evaluasi Kinerja

Penertiban Pemanfaatan Ruang

KEGIATAN4 3 3 3 3 16

4.50 6.50 8.00 10.50 12.50 42.00

3Pelaksanaan Penertiban Pemanfaatan

Ruang

WASMATLITRI

K4 26 28 34 37 129

68.21 141.99 202.36 263.04 352.27 1,027.87

3.1 Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

LAPORAN

HASIL AUDIT

4 20 22 25 30

10.00 40.00 47.50 68.00 102.50 268.00

Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

1 Audit Tata Ruang LAPORAN

HASIL AUDIT4 20 22 25 30 101

10.00 37.00 43.50 63.00 96.50 250.00

2 Inventarisasi Pengelolaan Pengaduan KEGIATAN0 1 1 1 1 4

- 3.00 4.00 5.00 6.00 18.00

3.2 Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

WASMATLITRI

K

4 26 28 34 37

13.00 40.55 47.50 60.35 76.78 238.18 Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

1 Operasional Pengawasan, Pengamatan,

Penelitian dan Pemeriksaaan

(wasmatlitrik) PPNS Penataan Ruang

WASMATLITRIK 4 26 28 34 37 129

13.00 40.55 47.50 60.35 76.78 238.18

3.3 Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan

PPNS Penataan Ruang

KASUS 35 35 37 37 37 411

45.21 61.44 107.36 134.69 172.99 521.69

Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang

1 Pembinaan Teknis Pelaksanaan Tugas

PPNS

WILAYAH 8 4 37 37 37 123

13.80 15.87 36.50 41.98 48.27 156.42

2 Penegakan Hukum Bidang Penertiban

Pemanfaatan Ruang

KASUS 35 35 37 37 37 181

19.41 22.32 36.31 41.76 48.02 167.82

3 Fasilitasi Penertiban dalam

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

PROVINSI 8 16 22 28 33 107

12.00 23.25 34.55 50.95 76.70 197.45

IV. Direktorat Pengendalian Pemantauan Pertanahan

Kegiatan: Pengendalian Pemantauan Pertanahan3.46 21.67 30.90 33.02 35.85 124.90

1

Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan

(NSPK) Bidang Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

NSPK 3 2 2 2 20.30 2.15 2.70 3.00 3.20 11.35

1.1 Jumlah Rancangan NSPK Bidang

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

NSPK 3 2 2 2 2 11

0.30 2.15 2.70 3.00 3.20 11.35

1 Penyusunan Materi Teknis NSPK

Bidang Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

NSPK 0 0 2 2 2 6

- - 0.70 1.00 1.00 2.70

2 Penyusunan NSPK Bidang

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

NSPK 3 2 2 2 2 11

0.30 2.15 1.00 1.00 1.20 5.65

3 Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian

dan Pemantauan Pertanahan

KEGIATAN 0 0 2 2 2 6

- - 1.00 1.00 1.00 3.00

Page 124: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/

INDIKATOR/

SUBOUTPUT/AKTIVITAS

SATUAN

TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 2015 2016 2017 2018 20192015-

2019

III. Direktorat Penertiban Pemanfaatan Ruang

Kegiatan: Penertiban Pemanfaatan Ruang97.46 188.49 266.86 342.19 443.75 1,338.75

1Norma/Standar/Prosedur/Kriteria

(NSPK)NSPK 2 2 2 2 2 10

1.90 12.50 17.00 19.55 22.48 73.43

1.1 Jumlah NSPK Penertiban Pemanfaatan

Ruang

NSPK

1 Penyusunan NSPK Bidang Penertiban

Pemanfaatan Ruang NSPK2 2 2 2 2 10

0.90 5.00 7.00 7.55 8.48 28.93

2 Sosialisasi/Diseminasi NSPK Bidang

Penertiban Pemanfaatan Ruang KEGIATAN1 1 1 1 1 5

1.00 7.50 10.00 12.00 14.00 44.50

2 Kebijakan Pemanfaatan Ruang KEBIJAKAN 5 5 5 5 5 2527.35 34.00 47.50 59.60 69.00 237.45

2.1Jumlah Kebijakan Penertiban

Pemanfaatan Ruang KEBIJAKAN

1 Penyusunan Rencana dan Program

Bidang Penertiban Pemanfaatan Ruang

KEBIJAKAN 5 5 5 5 5 25

20.85 25.50 36.50 45.10 51.50 179.45

2 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang

Penertiban Pemanfaatan Ruang

KEGIATAN1 1 1 1 1 5

2.00 2.00 3.00 4.00 5.00 16.00

3 Monitoring dan Evaluasi Kinerja

Penertiban Pemanfaatan Ruang

KEGIATAN4 3 3 3 3 16

4.50 6.50 8.00 10.50 12.50 42.00

3Pelaksanaan Penertiban Pemanfaatan

Ruang

WASMATLITRI

K4 26 28 34 37 129

68.21 141.99 202.36 263.04 352.27 1,027.87

3.1 Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

LAPORAN

HASIL AUDIT

4 20 22 25 30

10.00 40.00 47.50 68.00 102.50 268.00

Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

1 Audit Tata Ruang LAPORAN

HASIL AUDIT4 20 22 25 30 101

10.00 37.00 43.50 63.00 96.50 250.00

2 Inventarisasi Pengelolaan Pengaduan KEGIATAN0 1 1 1 1 4

- 3.00 4.00 5.00 6.00 18.00

3.2 Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi

Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

WASMATLITRI

K

4 26 28 34 37

13.00 40.55 47.50 60.35 76.78 238.18 Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

1 Operasional Pengawasan, Pengamatan,

Penelitian dan Pemeriksaaan

(wasmatlitrik) PPNS Penataan Ruang

WASMATLITRIK 4 26 28 34 37 129

13.00 40.55 47.50 60.35 76.78 238.18

3.3 Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan

PPNS Penataan Ruang

KASUS 35 35 37 37 37 411

45.21 61.44 107.36 134.69 172.99 521.69

Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang

1 Pembinaan Teknis Pelaksanaan Tugas

PPNS

WILAYAH 8 4 37 37 37 123

13.80 15.87 36.50 41.98 48.27 156.42

2 Penegakan Hukum Bidang Penertiban

Pemanfaatan Ruang

KASUS 35 35 37 37 37 181

19.41 22.32 36.31 41.76 48.02 167.82

3 Fasilitasi Penertiban dalam

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

PROVINSI 8 16 22 28 33 107

12.00 23.25 34.55 50.95 76.70 197.45

IV. Direktorat Pengendalian Pemantauan Pertanahan

Kegiatan: Pengendalian Pemantauan Pertanahan3.46 21.67 30.90 33.02 35.85 124.90

1

Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan

(NSPK) Bidang Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

NSPK 3 2 2 2 20.30 2.15 2.70 3.00 3.20 11.35

1.1 Jumlah Rancangan NSPK Bidang

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

NSPK 3 2 2 2 2 11

0.30 2.15 2.70 3.00 3.20 11.35

1 Penyusunan Materi Teknis NSPK

Bidang Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

NSPK 0 0 2 2 2 6

- - 0.70 1.00 1.00 2.70

2 Penyusunan NSPK Bidang

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

NSPK 3 2 2 2 2 11

0.30 2.15 1.00 1.00 1.20 5.65

3 Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian

dan Pemantauan Pertanahan

KEGIATAN 0 0 2 2 2 6

- - 1.00 1.00 1.00 3.00

Page 125: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKA

TOR/

SUBOUTPUT/AKTIVITAS

SATUAN

TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 2015 2016 2017 2018 20192015-

2019

2Rekomendasi Pengendalian dan

Pemantauan PertanahanREKOMENDASI 2 64 64 64 64 258

3.16 19.52 28.20 30.02 32.65 113.55

2.1 Jumlah Satker yang dilakukan

Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan

Pelaporan Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

SATKER 4 32 32 32 32 32

0.64 0.79 2.80 2.92 3.50 10.65

Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan

1 Penyusunan Perencanaan

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

SATKER 4 32 32 32 32 32

0.06 0.18 0.60 0.67 0.75 2.26

2 Evaluasi Kinerja Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

KEGIATAN 1 0 1 1 1 1

0.52 - 1.25 1.25 1.50 4.52

3 Penyusunan Laporan Pengendalian

dan Pemantauan Pertanahan

KEGIATAN 2 1 1 1 1 1

0.06 0.61 0.95 1.00 1.25 3.87

2.2 Jumlah satker yang mendapatkan

Pembinaan Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

SATKER 32 32 32 32 32 33

1.15 3.50 6.65 7.25 8.20

Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan

1 Pembinaan Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

SATKER 32 32 32 32 32 32

0.27 2.40 0.75 1.00 1.50 5.92

2 Konsultasi Teknis Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

SATKER 32 32 32 32 32 32

0.67 1.10 1.20 1.25 1.50 5.72

3 Bimbingan Teknis Pengendalian dan

Pemantauan Pertanahan

SATKER 0 0 32 32 32 32

- - 3.50 3.50 3.70 10.70

4 Peningkatan Kapasitas SDM

Pengendalian dan Pemantauan

Pertanahan

SATKER 32 0 32 32 32 32

0.21 - 1.20 1.50 1.50 4.41

2.3 Jumlah Rekomendasi Pengendalian

Penerapan Kebijakan dan Program

Pertanahan

REKOMENDASI 0 32 32 32 32 33

- 4.83 5.35 5.95 6.25 22.38

Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan

1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi

Pengendalian Penerapan Kebijakan

dan Program Pertanahan

KEGIATAN 0 1 1 1 1 4

- 0.50 0.50 0.50 0.50 2.00

2 Monitoring dan Evaluasi Pengendalian

Penerapan Kebijakan dan Program

Pertanahan

KEGIATAN 0 32 32 32 32 32

- 3.90 3.90 4.20 4.50 16.50

3 Penyusunan Rekomendasi

Pengendalian Penerapan Kebijakan

dan Program Pertanahan

REKOMENDASI 0 32 32 32 32 128

- 0.30 0.70 1.00 1.00 3.00

4 Pelaporan Hasil Penyusunan

Rekomendasi Pengendalian Penerapan

Kebijakan dan Program Pertanahan

KEGIATAN 0 1 1 1 1 5

- 0.13 0.25 0.25 0.25 0.88

2.4 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak

dan Kewajiban Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar Penguasaan Atas

Tanah Pertanian

REKOMENDASI 1 32 32 32 32 129

0.76 4.85 5.70 5.95 6.25

1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah Pertanian

KEGIATAN 0 1 1 1 1 5

- 0.50 0.50 0.50 0.50 2.00

2 Monitoring dan Evaluasi Tanah

Pertanian

KEGIATAN 0 1 1 1 1 5

- 3.90 4.10 4.25 4.50 16.75

3 Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan

Hak dan Kewajiban Pemegang Hak

Atas Tanah dan Dasar Penguasaan

Atas Tanah Pertanian

REKOMENDASI 16 16 16 16 16 80

0.76 0.30 0.90 1.00 1.00 3.96

4 Pelaporan Hasil Penyusunan

Rekomendasi Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah

dan Dasar Penguasaan Atas Tanah

Pertanian

KEGIATAN 0 1 1 1 1 1

- 0.15 0.20 0.20 0.25 0.80

Page 126: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO

.

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIK

ATOR/

SUBOUTPUT/AKTIVITAS

SATUAN

TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 2015 2016 2017 2018 20192015-

2019

2.5 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak

dan Kewajiban Pemegang Hak Atas

Tanah dan Dasar Penguasaan Atas

Tanah Non Pertanian

REKOMENDAS

I

1 32 32 32 32 129

0.30 4.35 5.70 5.95 6.25

Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian

1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah Non

Pertanian

KEGIATAN 0 1 1 1 1 5

- 0.50 0.50 0.50 0.50 2.00

2 Monitoring dan Evaluasi Tanah Non

Pertanian

KEGIATAN 0 1 1 1 1 5

- 3.35 4.10 4.25 4.50 16.20

3 Penyusunan Rekomendasi

Pemenuhan Hak dan Kewajiban

Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar

Penguasaan Atas Tanah Non

Pertanian

REKOMENDASI 16 16 16 16 16 80

0.30 0.35 0.90 1.00 1.00 3.55

4 Pelaporan Hasil Penyusunan

Rekomendasi Pemenuhan Hak dan

Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah

dan Dasar Penguasaan Atas Tanah

Non Pertanian

KEGIATAN 0 1 1 1 1 5

- 0.15 0.20 0.20 0.25 0.80

2.6 Jumlah Data Tanah Pertanian dan

Tanah Non Pertanian

DATA 1 1 1 1 1 1

0.31 1.20 2.00 2.00 2.20

Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian

1 Pemutakhiran Basis Data Tanah

Pertanian dan Non Pertanian

DATA 1 1 1 1 1 1

0.31 1.20 2.00 2.00 2.20 7.71

V. Direktorat Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar

Kegiatan: Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar3.86 35.50 37.65 40.30 43.04 160.35

1

Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan

(NSPK) Bidang Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

NSPK 3 3 3 3 3 150.19 0.75 1.80 1.90 2.00 6.64

1.1 Jumlah

Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan

(NSPK) Bidang Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

NSPK

0.19 0.75 1.80 1.90 2.00 6.64

1 Pengumpulan Masukan dan

Inventarisasi Masalah

KEGIATAN 0 1 1 1 1 4 - 0.20 0.30 0.35 0.40 1.25

2 Penyusunan Rancangan Peraturan NSPK 3 1 1 1 1 7 0.19 0.35 1.20 1.20 1.20 4.14

3 Sosialisasi Peraturan KEGIATAN 0 1 1 1 1 4 - 0.20 0.30 0.35 0.40 1.25

Page 127: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan

NO

.

PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKA

TOR/

SUBOUTPUT/AKTIVITAS

SATUAN

TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL

2015 2016 2017 2018 2019 2015-2019 2015 2016 2017 2018 20192015-

2019

2Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

TerlantarREKOMENDASI 36 39 44 44 44 207 3.67 34.75 35.85 38.40 41.04 153.71

2.1 Jumlah satker yang mendapatkan

Pembinaan Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

SATKER 3 4 33 33 33 33 2.04 24.95 25.50 26.20 27.20 105.89

Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

SATKER

1 Pembinaan Teknis Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

SATKER 1 1 33 33 33 68 0.83 2.00 2.10 2.50 3.00 10.43

2 Pendampingan Teknis Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

SATKER 1 1 5 7 10 14 1.08 3.05 3.10 3.30 3.40 13.93

3 Konsultasi Teknis Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

SATKER 1 1 33 33 33 68 0.13 18.00 18.30 18.30 18.50 73.23

4 Peningkatan Kualitas SDM Penertiban

dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

SATKER 0 1 1 1 1 3 0.00 1.90 2.00 2.10 2.30 8.30

2.2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

REKOMENDASI 36 39 44 44 44 207 1.63 9.80 10.35 12.20 13.84 47.82

Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

REKOMENDASI

1 Penyusunan Rekomendasi Potensi

Tanah Terlantar

REKOMENDASI 1 1 1 1 1 5 0.10 1.00 1.00 1.00 1.00 4.10

2 Penyusunan Rekomendasi Penertiban

Tanah Terlantar

REKOMENDASI 30 33 36 36 36 171 1.00 4.10 4.50 5.00 6.00 20.60

3 Penyusunan Rekomendasi

Pendayagunaan Tanah Terlantar

REKOMENDASI 5 5 7 7 7 31 0.29 3.35 3.50 4.80 5.34 17.28

4 Pengolahan Data Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

KEGIATAN 1 1 1 1 1 5 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.50

5 Evaluasi dan Laporan Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

KEGIATAN 2 2 2 2 2 10 0.04 1.15 1.15 1.20 1.30 4.84

6 Pengarsipan Data Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar

KEGIATAN 1 1 1 1 1 5 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.50

Page 128: PowerPoint Presentationsimekadal.pprpt.atr-bpn.go.id/file_sakip/LAKIP_0000_2017_Laporan... · Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pendahuluan Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Penataan