Power point pemeriksaan perkemihan
Transcript of Power point pemeriksaan perkemihan
APA ITU SISTEM PERKEMIHAN ?
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN
BAGIAN TUBUH YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM PERKEMIHAN
2 GINJAL2 URETER
1 VESIKA URINARIA 1 URETHRA
URINE ( AIR KEMIH )
SIFAT – SIFAT URINE KOMPOSISI URINEMEKANISME
TERBENTUKNYA URINE
1. PROSES FILTRASI2. PROSES REABSORPSI3. PROSES AUGMENTASI4. MIKTURISI
CIRI – CIRI URINE NORMAL
Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.
1. Inkontinensia Urine2. Retensi urine3. Enuresis 4. Sering Berkemih 5. Urgensi Perasaan
Masalah yang sering timbul dari
pola berkemih
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN
1. Tujuan• Mengkaji keadaan normal dan abnormal sistem perkemihan klien• Mendengarkan suara pembuluh darah•Menunjang diagnosa lebih lanjut2. Pelaksanaan• Kaji ulang untuk memastikan bahwa klien memerlukan pengkajian fisik sistem perkemihan•Jelaskan tujuan dan rasional tindakan
SELANJUTNYA . .3. Persiapkan alat stetoskop4. Persiapan lingkungan Pasang gorden untuk menjaga privasi klien 5. Langkah kerja• Awali interaksi dengan pasien dengan mengucapkan salam• Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan selengkapnya pada klien• Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa klien• Pemeriksaan fisik , dengan 4 tahap :1. Inspeksi :• Atur posisi yang tepat• Kaji daerah abdomen kiri dan kanan perhatikan simetris/ sama atau tidak kedua bagian, • Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna, kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen,• Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih,• Inspeksi penggunaan catheter, • Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang terkait dengan sistem perkemihan.
2. Palpasi• Di daerah abdomen apakah tampak adanya distensi (meningkatnya tekanan dalam perut)• Untuk melakukan palpasi Ginjal Kanan: Posisi di sebelah kanan pasien. Tangan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel pada costa ke-12, ujung cari menyentuh sudut costovertebral (angkat untuk mendorong ginjal ke depan). Tangan kanan diletakkan dengan lembut pada kuadran kanan atas di lateral otot rectus,minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan ga). Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.• Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakan. Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang teraba).
SELANJUTNYA . .
SELANJUTNYA . .3. Auskultasi Siapkan stetoskop Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan dan letakkan pada tubuh pasien untuk mendengar bunyi / detak jantung dan denyutan nadi apakah ada bunyi desiran (Bruits) atau tidak.4. Perkusi• Klien posisi terlentang, • Lakukan pengetukan pada daerah kandung kemih, jika penuh akan tedengar redup• Untuk pemeriksaan ketok ginjal prosedur tambahannya dengan mempersilahkan penderita untuk duduk menghadap ke salah satu sisi, dan pemeriksa berdiri di belakang penderita, satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kanan). Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal kiri). Penderita diminta untuk memberikan respons terhadap pemeriksaan bila ada rasa sakit.