Power point

26
HIPERTENSI Kelompok 1 Oleh Masyhurikaseng Andriadin suradi Sustina Hasrat Warga al faozan

Transcript of Power point

Page 1: Power point

HIPERTENSI

Kelompok 1OlehMasyhurikasengAndriadin suradiSustinaHasratWarga al faozan

Page 2: Power point

A. KONSEP DASAR 1. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan

tekanan systole, yang tingginya

tergantung umur individu yang terkena,

dimana tekanan darah berfluktuasi dalam

batas-batas tertentu dan tergantung

posisi / bentuk tubuh, umur dan tingkat

stress yang dialami (Baughman, 2000).

Page 3: Power point

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg, diklasifikasikan sesuai derajat keperahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer / ensensial (hampir 90 % dari semua kasus) terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki. (Joint National Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure).

Page 4: Power point

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatik, sistem rennin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor yang meningkatkan resiko seperti obseitas, alcohol, merokok, serta polisitemia

Hipertensi sekunder atau

hipertensi renal. Penyebab

spesifiknya diketahui, seperti

penggunaan estrogen, penyakit

ginjal, hipertensi vaskuler renal,

hiperakdosteronisme primer dan

sindrom cushing,

feokromositoma, koarktasio

aorta, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan

dan lain-lain (Mansjoer, 2000).

2. ETIOLOGI

Page 5: Power point

3. PATOFISIOLOGIPengaturan tekanan arteri meliputi

kontrol sistem saraf yang kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam mempengaruhi curah jantung dan tahan faskular perfier. Hal lain yang ikut dalam pengatutran tekanan darah adalah refleks baroreseptor. Curah jantung ditentukan oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan perifer ditentukan oleh diameter arteriol. Bila diameternya menurun (vasokontriksi), tahanan perifer meningkat. Bila diameternya meningkat (vasodilatasi), tahanan perifer akan menurun.

Page 6: Power point

Pengaturan primer tekanan arteri dipengaruhi oleh baroreseptor pada sinus karotikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls ke pusat saraf simpatis di medula oblongata. Impuls tersebut akan menghambat stimulasi sistem saraf simpatis. Bila tekanan arteri meningkat, maka ujung-ujung reseptor akan teregang dan memberikan respon terhadap penghambat pusat simpatis, dengan respons terjadinya pusat akselerasi geraak jantung di hambat. Sebaliknya, hal ini akan menstimulasi pusat penghambat penggerak jantung yang bermanifestasi pada penurunan curah jantung. Hal lain dari pengaruh stimulasi baroreseptor adalah dihambatnya pusat vasomotor sehingga terjadi vasodilatasi. Gabungan vasodilatasi dan penurunan curah jantung akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah. Sebaliknya, pada saat tekanan darah turun, maka respon reaksi cepat untuk melakukan proses homeostasis tekanan darah supaya berada dalam kisaran normal

Page 7: Power point

4. MANIFESTASI KLINIK

Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu satunya gejala. Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing

Page 8: Power point

5. KLASIFIKASI HIPERTENSI

Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Brunner dan Suddarth, 2002) :

Hipertensi ringan Sistolik 140-150 Diastolik 90-99

Hipertensi sedang Sistolik 160-179 Diastolik 100-109

Hipertensi berat Sistolik 180-209 Diastolik 110-119

Hipertensi sangat berat Sistolik ≥ 210 Diastolik ≥ 120

Page 9: Power point

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperkirakan urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG). Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan ekokardiografi (Mansjoer, 2000).

Page 10: Power point

7. PENATALAKSANAAN

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko kardiovaskular dengan biaya sedikit, dan resiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski harus disertai obat antihipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat.

Page 11: Power point

Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia. Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam, dan lebih disukai dalam dosis tungal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat mengontrol hipertensi terus menerus dan lancer dan melindungi pasien terhadap berbagai resiko dari kematian mendadak, serangan jantung atau strok akibat peningkatkan tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang terdapat pula obat yang berisi kombinasi dosis rendah dua obat dari golongan yang berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan efektivitas tambahan dan mengurangi efek samping.

Page 12: Power point

B.TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI

Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dari pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan

Page 13: Power point

LAANNJUUUDD.........

Pendekatan proses keperawatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan tersebut meliputi pengkajian data, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi

Page 14: Power point

1. PENGKAJIAN

Pengkajian yaitu tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasikan status kesehatan klien yang

berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia (Nursalam,

2001).

Page 15: Power point

A. PENGUMPULAN DATA

DATA YANG DIKUMPULKAN

OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF, DATA

SUBJEKTIF DI DAPAT DENGAN

WAKTU CARA INTERAKSI

SEDANGKAN DATA OBJEKTIF

DIDAPAT DENGAN CARA INSPEKSI,

PALPASI, PERKUSI DAN AUSKULTASI.

Page 16: Power point

Adapun data yang dikumpulkan antara lain :

1) Biodata a) Identitas klien

Identits klien terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin, status agama, suku/bangsa, pendidikan, nomor askes, pendapatan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register dan diagnosa medik.

b) Identitas penanggung jawab

Meliputi nama,

umur, agama,

pendidikan,

pekerjaan,

pendapatan, nomor

askes, alamat dan

hubungan dengan

klien.

Page 17: Power point

2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama

Pumumnya

klien dengan

penyakit hipertensi

adalah sakit kepala,

klien merasa

tegang pada batang

leher dan mata

berkunang-kunang

b) Riwayat keluhan utama

Merupakan informasi mengenai hal-hal yang menyebabkan klien mengalami keluhan, hal apa saja yang mendukung dan mengurangi, kapan, dimana dan berapa jauh keluhan tersebut dirasakan klien. Hal tersebut dapat diuraikan dengan metode PQRST

Page 18: Power point

c) Riwayat kesehatan yang lalu

o Kaji kebiasaan klien : merokok, jarang berolah raga, kebiasaan minum kopi dan kebiasaan minum alkohol

o Riwayat penyakit : hipertensi, anemia, infark miocard.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Kaji riwayat keluarga apakah ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien, riwayat penyakit menular atau keturunan.

Page 19: Power point

nEeZzzTttt,,,,,,

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan secara

sistematis guna memperoleh data yang

dikaji dengan mudah dari kasus PJR

meliputi beberapa cara yaitu; inspeksi,

auskultsi, palpasi dan perkusi.

Page 20: Power point

Hal-hal yang perlu dikaji atau diperiksa adalah :

Keadaan umum Tanda-tanda vital Pemeriksaan

seluruh anggota tubuh “persistem“ yaitu secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

4) Pola aktivitas

sehari-hari :

o Nutrisi

o Eliminasi

o Pola tidur dan

istrahat

o Personal hygiene

Page 21: Power point

Data sosial

Data spiritual

Data Penunjang

5.

6.

7.

Page 22: Power point

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain (http;// ilmukeperawatan.wordpress.com/2008).

Page 23: Power point

3. PERENCANAAN

Perencanaan merupakan aktivitas berorientasi pada tujuan dan sistematik dimana rancangan intervensi keperawatan dituangkan dalam rencana keperawatan.

Tujuan bergantung apa yang diinginkan institusi tersebut untuk dikembangkan. Tindakan menuju hasil yang diharapkan dilakukan berdasarkan tujuan tersebut, dan kriteria evaluasi dirumuskan untuk menentukan apakah tindakan direncakan mengarah pada hasil yang diharakan sambil rencana tetap dilaksanakan.

Page 24: Power point

4. IMPLEMENTASIImplementasi/pelaksanaan adalah

inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan diususun dan ditujukan pada perawat untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Doengoes, 2000).

Page 25: Power point

5. EVALUASI Evaluasi adalah tindakan intelektual

untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan yang sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Nursalam, 2001).Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan yang berguna untuk menilai kemajuan dan kemunduran kesehatan setelah dilakukan asuhan keperawatan. Evaluasi bisa diambil dari respon yang ada, bentuk catatan perkembangan yang dilakukan perawat selama tiga hari (Nursalam, 2001).

Page 26: Power point

TERIMAH KASIH