POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI...

256
Laporan Penelitian LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN WAKAF INDONESIA (BWI) Bekerjasama dengan LEMBAGA PENELITIAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Badan Wakaf Indonesia (BWI) Bekerjasama dengan Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTA

Transcript of POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI...

Page 1: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

Laporan Penelitian

LEMBAGA PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN BADAN WAKAF

INDONESIA (BWI) Bekerjasama dengan

LEMBAGA PENELITIAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

Badan Wakaf Indonesia (BWI) Bekerjasama dengan

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2012

POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTA

Page 2: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

ii

Laporan Penelitian

POTENSI WAKAF PRODUKTIF

DI DKI JAKARTA

Tim Peneliti:

Dr. Amelia Fauzia

Emi Ilmiah, MA

Prof. Dr. Uswatun Hasanah

Badan Wakaf Indonesia (BWI)

Bekerjasama dengan

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2012

Page 3: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

iii

RINGKASAN

Penelitian ini adalah studi mengenai potensi wakaf produktif di Jakarta. Penelitian

ini membahas 1) gambaran umum mengenai kondisi wakaf di Jakarta, 2) sejauh

mana pengelolaan aset tanah wakaf sudah diproduktifkan, dan 3) seberapa besar

potensi wakaf produktif dilihat dari potensi aset dan dari potensi nadzir.

Walaupun Jakarta memiliki potensi besar dari sisi geografis, demografis dan

ekonomi, namun studi ini melihat bahwa wakaf di Jakarta secara umum tidak jauh

berbeda dengan perkembangan wakaf di daerah lain di Indonesia, yaitu masih jauh

dari pengelolaan secara produktif. Terlebih lagi 87% dari total 5.661 tanah wakaf

(tahun 2008) di Jakarta dalam bentuk rumah ibadah yang bergantung dari dana

sedekah. Wakaf yang sudah masuk kategori produktif pun belum maksimal.

Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan sosiologis dan

menggunakan metode studi kasus. Studi ini mengambil 24 sampel yang diseleksi

secara purposif, yaitu yayasan wakaf yang memiliki aset besar dan berpotensi untuk

dikembangkan secara produktif. Data didapat melalui wawancara mendalam dan

observasi dengan nadzir dan penerima manfaat wakaf. Studi ini menggunakan teori

modal sosial.

Studi ini menemukan empat tipelogi wakaf produktif: (1) aset besar dengan

potensi nadzir tinggi; (2) aset besar dengan potensi nadzir cukup; (3) aset kecil

dengan potensi nadzir tinggi, dan (4) potensi sangat rendah atau tidak

mengembangkan wakaf produktif. Studi ini menemukan bahwa perkembangan

Page 4: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

iv

wakaf produktif sangat terkait dengan besarnya aset wakaf, kapasitas nadzir, dan

modal sosial seperti pemahaman dan kepercayaan (trust). Gerakan pengembangan

wakaf produktif harus mempertimbangan ketiga aspek tersebut.

Page 5: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

v

PENGANTAR

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran terkini tentang pengelolaan

tanah wakaf di Jakarta, kendala yang dihadapi, potensi yang dimiliki dan

kemungkinan untuk dimanfaatkan dan dikembangkan secara produktif atau –jika

sudah produktif bisa-- lebih produktif lagi.

Penelitian ini mengangkat tema wakaf produktif. Istilah “wakaf produktif”

bisa dianggap kurang tepat jika melihat konsep wakaf itu sendiri yang sebenarnya

adalah pengelolaan secara produktif suatu aset yang manfaatnya digunakan untuk

tujuan sosial dan kedermawanan. Konsep ini terlihat pada definisi wakaf dalam

kitab-kitab fikih dan juga dalam praktek. Misalnya pada masa Nabi Muhammad ada

wakaf kebun di Khaibar milik Umar yang hasil dari kebun tersebut diberikan untuk

sedekah kepada masyarakat miskin dan termasuk untuk membebaskan budak.1 Di

Mesir pada masa Mamluk banyak wakaf aset komersial seperti rumah, pertanian,

peternakan, dan budak, yang keuntungannya untuk sedekah sosial termasuk untuk

operasional lembaga pendidikan dan gaji guru di Mesir, bahkan untuk menyediakan

kiswah Ka’bah, dan mengurus jenazah di Mekkah dan Madinah.2 Walau dalam

prakteknya ada wakaf yang berupa aset bisnis komersial dan ada pula berupa aset

fasilitas umum3, bisa dikatakan bahwa konsep wakaf itu sendiri memang sudah

memiliki implikasi produktif.

1 Sahih Muslim, hadith no 4006.

2 Amelia Fauzia, “Faith and the State A History of Islamic Philanthropy in Indonesia”,

Disertasi doktoral, Universitas Melbourne, 2008, hal 52. 3 Doris Behrens-Abouseif, Egypt’s Adjustment to Ottoman Rule Institutions, Waqf and

Architecture in Cairo (16th

and 17th

Centuries), (Leiden: EJ Brill, 1994), h. 90.

Page 6: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

vi

Akan tetapi perkembangan praktek wakaf di Indonesia –termasuk Asia

Tenggara-- tidaklah seproduktif seperti di dunia Islam, di mana mayoritas dalam

bentuk tanah dan mayoritas dipergunakan untuk masjid dan mushalla. Karena itulah

muncul gerakan untuk mengembangkan wakaf produktif. Gerakan ini menguat

setelah Reformasi dan dimotori oleh para akademisi Muslim.4 Pemikiran dan upaya

mengembangkan wakaf produktif terlihat juga diadopsi oleh Badan Wakaf

Indonesia5 serta Kementerian Agama RI.

6

Oleh karena itu istilah “wakaf produktif” harus dilihat dalam konteks usaha

pengarusutamaan (mainstreaming) pengelolaan wakaf ke arah yang produktif. Di

Indonesia bentuk wakaf produktif yang cukup konvensional dan dipraktekkan

sebelum masa Kolonial Belanda adalah wakaf tanah sawah yang hasil

keuntungannya untuk membiayai operasional masjid dan untuk tujuan sosial lain.7

Namun jumlahnya kecil dan mungkin tidak bertambah signifikan sejak masa

4 Salah satu akademisi yang cukup aktif adalah Uswatun Hasanah, profesor kajian Islam dari

Universitas Indonesia, yang merupakan salah satu perumus Undang-undang Wakaf dan pembentukan

Badan Wakaf Indonesia. 5 Agustus 2008 BWI mencanangkan gerakan wakaf produktif dan juga seminar wakaf

produktif. Selain itu, peraturan BWI dan publikasi BWI didominasi dengan perspektif wakaf

produktif. Misalnya, Suparman Ibrahim dan Nani Al Muin, "Potensi Memproduktifkan Tanah Wakaf

di Indonesia", Jurnal Al-Awqaf vol 1V no 02 Juli 2011, h. 1-18; Uswatun Hasanah, “Wakaf Produktif

untuk Perumahan Rakyat”, Website Badan Wakaf Indonesia, 27 Mei 2011, URL:

http://bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=771%3Awakaf-produktif-untuk-

perumahan-rakyat&catid=27%3Aopini&Itemid=137&lang=in ; “Mewujudkan Wakaf Produktif di

Indonesia” [Wawancara KH Tolchah Hasan], Website BWI, 01 Februari 2011,

http://pda.bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=727%3Amewujudkan-wakaf-

produktif-di-indonesia&catid=1%3Aberitawakaf&Itemid=109&lang=ar; Tolchah Hasan, “Diskursus

Nazir Wakaf Produktif”, Website BWI, 16 September 2011,

http://bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=828:diskursus-nazhir-wakaf-

produktif&catid=27:opini&Itemid=137&lang=ar; dan M. Cholil Nafis, “Reaktualisasi Ajaran

Wakaf”, dalam Website BWI,

http://bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=637%3Areaktualisasi-ajaran-

wakaf&catid=27%3Aopini&Itemid=137&lang=in. 6 Lihat misalnya Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan

Wakaf, Model Pengembangan Wakaf Produktif, (Jakarta: Departemen Agama, 2008). 7 Untuk praktek tanah wakaf sawah pada masa kolonial, lihat Fauzia, Faith and the State, h.

105.

Page 7: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

vii

kolonial. Karena itu, upaya mainstreaming dan pemberdayaan harus dilakukan. Dan

penelitian ini adalah salah satu dari upaya di atas untuk mencari gambaran empiris

untuk menjadi bahan pertimbangan kebijakan.

Penelitian ini memperlihatkan bahwa kondisi wakaf dan perkembangan

wakaf produktif di Indonesia–dan khususnya di DKI Jakarta--masih belum

maksimal. Sebenarnya di lihat dari sisi potensi aset, wakaf di Indonesia tidak kalah

dari negara Islam lainnya, yaitu 590 trilyun rupiah (dihitung pada tahun 2004).

Namun, aset fisik atau materi bukanlah satu-satunya penentu berkembangnya wakaf

sehingga menjadi produktif. Penelitian ini melihat adanya faktor sosial kultural

(dalam penelitian ini disebut modal sosial) yang membentuk dan mempengaruhi

praktek wakaf di Indonesia, yaitu terkait norma sosial keagamaan, rigiditas dan

tekstualitas dalam memahami dan mempraktekkan fikih, dan kuatnya orientasi ritual

dibandingkan orientasi sosial-ekonomi dalam wakaf. Semua ini termanifestasi tidak

saja dalam bentuk dan pemanfaatan wakaf, tetapi juga dalam pemahaman pemberi

wakaf (wakif), pengelola (nadzir), pengguna wakaf (mauquf alaih), dan juga publik

secara umum. Selain itu, administrasi perwakafan juga belum tertata baik, akibat

lemahnya birokrasi dan juga akibat pemahaman dan orientasi ritual yang disebut di

atas.

Karena itu, perkembangan wakaf di Indonesia ke arah produktif belum

menunjukkan hasil yang signifikan. Intervensi sosial keagamaan (seperti

dikeluarkanya fatwa wakaf uang oleh Majlis Ulama Indonesia tahun 2002),

intervensi birokrasi (seperti diresmikannya Undang-Undang Wakaf tahun 2004,

dibentuknya Direktorat Wakaf tahun 2006, dan Badan Wakaf Indonesia tahun 2007),

Page 8: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

viii

perlu didorong oleh gerakan pemberdayaan dan perubahan paradigma masyarakat

atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi sosial ekonomi).

Laporan ini telah memotret lebih dekat realita pengelolaan wakaf di

Indonesia khususnya di wilayah Jakarta. Kami berharap laporan ini dapat menjadi

bahan masukan bagi semua pihak dalam membuat kebijakan dan menyusun program

yang diperlukan untuk pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf yang lebih baik

di Indonesia.

Wallah a’lam bi al-shawab

Jakarta, September 2012

Dr. Amelia Fauzia

Ketua tim peneliti

Page 9: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini merupakan kerjasama antara Badan Wakaf Indonesia dengan Lembaga

Penelitian Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini

tidak akan dapat dilakukan dan diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. KH. Tolchah Hasan, ketua Badan Wakaf Indonesia, yang telah

memberi dorongan dan senantiasa mengingatkan untuk selalu melakukan studi

terkait wakaf, dan Dr. Jajat Burhanudin, ketua Lembaga Penelitian, yang telah

memberi dukungan dan menfasilitasi penelitian ini,

2. Prof. Dr. Uswatun Hasanah, Emi Ilmiah, MA selaku tim peneliti; Nany Al-Muin,

M.Ag, Habibi Zaman, M.Ag, dan Arief Rakhmadi, M.Si selaku asisten peneliti,

yang telah memberi masukan, mencari data, dan menuliskan laporan,

3. Tim pewawancara, Dida Nuraida, S.Hum, Nurul Roaz Al-Rasyid, Soraya dan

Dewi Maryam, yang telah melakukan wawancara dan observasi dengan sangat

gigih dan tak kenal lelah.

4. Prof. Dr. Suparman dan Abdul Qadir, SH, MA dari BWI, Hj. Esa Aisyah, SE,

MM., Ibu Susi Sustiati, S.sos, MM, dan Marsimin, S.Sos, MM dari Kanwil

Kementerian Agama DKI, yang telah membantu memberikan data-data terkait

wakaf,

5. Staf Badan Wakaf Indonesia dan staf Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

Page 10: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

x

6. Dan yang tak kalah penting adalah para narasumber yang telah kami

wawancarai, baik selaku nadzir, wakif, penerima manfaat, serta tokoh

masyarakat di yayasan wakaf yang kami kunjungi (nama-nama responden kami

tuliskan pada daftar wawancara dalam Daftar Pustaka). Tanpa kesediaannya sulit

bagi kami melakukan penelitian ini.

Atas semua kebaikan, dukungan, dan bantuan, semoga Allah swt yang akan

membalasnya.

Jakarta, September 2012

Dr. Amelia Fauzia (ketua tim peneliti)

Page 11: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

xi

DAFTAR ISI

Ringkasan ........................................................................................................ iii

Pengantar ........................................................................................................ v

Ucapan Terima Kasih ..................................................................................... ix

Daftar Isi ......................................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 4

D. Metodologi Penelitian .......................................................................... 5

E. Kerangka Teori ..................................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 9

II. WAKAF PRODUKTIF DAN MODAL SOSIAL ................................... 10

A. Wakaf Produktif dan Prakteknya di Indonesia ................................... 12

B. Wakaf Produktif dan Keterkaitannya dengan Modal Sosial .............. 19

III. DKI JAKARTA: POTRET SOSIAL, EKONOMI DAN PERWAKAFAN 31

A. Latar Belakang Sosial, Ekonomi dan Keagamaan di Jakarta ............. 31

B. Gambaran Umum Wakaf di Jakarta .................................................... 37

IV. PROFIL WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTA............. ................ 46

Kelompok Pertama: Aset Besar Potensi Nadzir Tinggi:

1. Yayasan Madrasah Ad-Dakwah .......................................................... 48

2. Yayasan Shirathul Rahman ................................................................. 56

3. Yayasan Masjid Al Mukarromah ........................................................ 62

4. Yayasan Husnayain (Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq) ...................... 67

5. Yayasan Darul Azkar .......................................................................... 73

6. Yayasan Nurul Falah Tanah Kusir ...................................................... 79

7. Masjid Nurul Falah ............................................................................. 85

8. Masjid Al-Falah .................................................................................. 90

Page 12: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

xii

Kelompok Kedua: Aset Besar Potensi Nadzir Cukup:

9. Yayasan Keramat Payungan Hidayatullah .......................................... 96

10. Yayasan Wakaf Masjid Al-Barkah ..................................................... 101

11. Masjid Al-Muhtar ................................................................................ 106

12. Yayasan Masjid Al-Birru .................................................................... 111

13. Yayasan Al- Asyirostusyafi’iyah ........................................................ 116

14. Masjid Jami Darussalamah ................................................................. 122

15. Masjid Al-Hidayah .............................................................................. 127

16. Masjid Al-Firdaus ............................................................................... 133

17. Yayasan Darul Ulum ........................................................................... 138

Kelompok Ketiga: Aset Kecil Potensi Nadzir Tinggi

18. Masjid Al-Munawwar ......................................................................... 146

19. Masjid Al- Abraar ............................................................................... 153

20. Yayasan Masjid Baiturrahman ............................................................ 159

21. Yayasan Nur Assailina (Ma’had Al-Islam) ......................................... 163

Kelompok Keempat: tidak memungkinkan dikembangkan wakaf produktif:

22. Masjid Darussalam Al-Amin ............................................................. 169

23. Masjid Al-Muflihun ............................................................................ 173

24. Masjid Al-Inayah ................................................................................ 176

V. ANALISIS POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTA ...... 181

A. Aset Wakaf, Pemanfaatan dan Pengelolaannya ................................... 183

B. Pengetahuan Nazir tentang Wakaf Produktif ....................................... 201

C. Latar Belakang Pendidikan, Pekerjaan

dan Pengalaman Organisasi Nadzir ...................................................... 205

D. Respon Masyarakat terhadap Wakaf Produktif .................................... 207

E. Kendala dalam Pengembangan Wakaf Produktif ................................. 209

VI. PENUTUP................................................................................................. 213

Lampiran ......................................................................................................... 222

Daftar Pustaka ................................................................................................ 238

Page 13: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Tanah Wakaf di DKI Jakarta dengan Luas di atas 1000m2

Berdasarkan Data Tahun 200 ........................................................ 6

Tabel 3.1. Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi DKI Jakarta ........................ 34

Tabel 3.2. Sebaran Penduduk Muslim Provinsi DKI Jakarta ......................... 35

Tabel 3.3. Total Lokasi dan Luas Tanah Wakaf Propinsi DKI Jakarta .......... 38

Tabel 3.4. Laporan Perkembangan Sertifikasi Tanah Wakaf Kantor

Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008 39

Tabel 3.5. Penggunaan Aset Wakaf Tahun 2008 ............................................ 40

Tabel 3.6. Laporan Perkembangan Kegunaan Sertifikasi Tanah Wakaf

Menurut Wilayah Tahun 2008 ..................................................... 41

Tabel 3.7. Masjid di Jakarta yang Berdiri Bukan di atas Tanah Wakaf

Tahun 2012 ................................................................................... 43

Tabel 5.1. 24 Aset Wakaf Menurut Sebaran Wilayah ................................... 181

Tabel 5.2. Persentase yayasan wakaf dilihat dari sisi potensi pengembangan

wakaf produktif ............................................................................ 182

Tabel 5.3 Aset Wakaf Menurut Peruntukkan ................................................ 184

Tabel 5.4 Aset Wakaf Menurut Perkiraan Nilai Aset ..................................... 188

Tabel 5.5 Aset Wakaf Menurut Total Luas Lahan, Lahan Digunakan dan

Sisa Lahan .................................................................................... 190

Tabel 5.6 Aset Wakaf Menurut Unit Bisnis ................................................... 192

Tabel 5.7 Aset Wakaf Menurut Managemen dan Organisasi Wakaf ............ 199

Tabel 5.8 Aset Wakaf Menurut Pendidikan, Pekerjaan dan Pengalaman

Organisasi Nadzir.......................................................................... 205

Page 14: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Modal Sosial Nadzir .................................................................. 26

Gambar 4.1.1 Papan plang tanah wakaf masjid Ad-Da’wah .......................... 50

Gambar 4.1.2. Gedung tiga lantai, sarana belajar mengajar yayasan

Ad-Dakwah ................................................................................... 51

Gambar 4.1.3. Pembangunan gedung sekolah Yayasan Ad-Dakwah ............. 52

Gambar 4.1.4. H. Abdul Mubin, S. Ag ........................................................... 54

Gambar 4.2.1 Kompleks Sekolah Ibtidaiyah yayasan Shirathul Rahman ...... 57

Gambar 4.2.2. Tampak lahan kosong ditanami aneka sayur-mayur ............... 58

Gambar 4.2.3. Sebagian lagi, lahan kosong ini berupa rawa-rawa ................. 59

Gambar 4.3.1. Masjid Al Mukarromah, tampak depan .................................. 63

Gambar 4.3.2. Masjid Al Mukarromah, lantai 1 dalam tahap proses

pembangunan ................................................................................ 64

Gambar 4.3.3. Diatas lahan seluas 1000 m2 ini, rencananya akan dibangun

gedung serba guna......................................................................... 65

Gambar 4.4.1. Masjid Abu Bakr Ash-Shidq, tampak depan .......................... 68

Gambar 4.4.2. Lahan kosong Al-Husnayain seluas 1000 m2 ......................... 69

Gambar 4.4.3. Gedung Sekolah Al-Husnayain dua lantai .............................. 70

Gambar 4.4.4. Unit Usaha Al-Husnayain ....................................................... 71

Gambar 4.5.1. Masjid Darul Adzkar, tampak depan ...................................... 74

Gambar 4.5.2. Ruang serba guna, salah satu unit bisnis yayasan ................... 75

Gambar 4.5.3. Masjid Darul Adzkar, tampak depan terlihat terawat dengan

baik ................................................................................................ 76

Gambar 4.5.4. Lembaga pendidikan Al-Adzkar ............................................. 77

Gambar 4.6.1. Masjid Nurul Falah, tampak depan ......................................... 79

Gambar 4.6.2. lahan kosong tampak sebelah kanan masjid Nurul Falah ....... 81

Gambar 4.6.3. pembangunan gedung BMT Nurul Falah................................ 82

Gambar 4.7.1. Gapura depan Masjid Nurul Falah Karang Tengah ................ 86

Gambar 4.7.2. Masjid Nurul Falah tampak depan .......................................... 87

Page 15: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

xv

Gambar 4.7.3. Tampak belakang masjid Nurul Falah yang masih bisa

dimanfaatkan ................................................................................. 87

Gambar 4.7.4. Pembagunan gedung serbaguna masjid Nurul Falah .............. 88

Gambar 4.8.1. Masjid Nurhidayatullah, tampak depan .................................. 97

Gambar 4.8.2. Masjid Nurhidayatullah, tampak dalam .................................. 98

Gambar 4.8.3. Sisa lahan seluas 3000 m2, berupa lahan belukar tak terawat 99

Gambar 4.9.1. Kondisi sekolah yang memprihatinkan ................................... 102

Gambar 4.9.2. Masjid Al Barkah, tampak depan ............................................ 104

Gambar 4.10.1. Bagunan Masjid Al-Muhtar tampak depan ........................... 107

Gambar 4.10.2. Lahan kosong seluas 1900 m2 .............................................. 109

Gambar 4.11.1. Masjid Al-Birru Tampak Depan ........................................... 112

Gambar 4.11.2. Bangunan yang disewakan diatas tanah wakaf ..................... 113

Gambar 4.11.3. Bangunan yang disewakan diatas tanah wakaf ..................... 114

Gambar 4.11.4. Bangunan yang disewakan diatas tanah wakaf ..................... 114

Gambar 4.12.1. Unit bisnis, lahan parkir 24 jam bagi karyawan sekitar

perkantoran dan mall..................................................................... 118

Gambar 4.12.2. Unit bisnis, kantin bagi pelajar dan masyarakat umum ........ 119

Gambar 4.12.3. Bangunan Sekolah Al Asyirotussyafi’iyah ........................... 120

Gambar 4.13.1. Masjid Darussalamah tampak depan ..................................... 123

Gambar 4.13.2. Masjid Darussalamah, tampak samping................................ 123

Gambar 4.13.3. Lahan kosong, tampak depan ................................................ 124

Gambar 4.14.1. Masjid Jami Al Hidayah, tampak depan ............................... 128

Gambar 4.14.2. Prasasti peresmian oleh Probosutedjo ................................... 129

Gambar 4.14.3. Masjid Al-Hidayah lantai 2, bagian dalam ........................... 130

Gambar 4.14.4 Masjid Al Hidayah lantai 1, .................................................. 131

Gambar 4.14.5. Sisa lahan tanah wakaf untuk area parkir .............................. 131

Gambar 4.15.1. Masjid Al-Firdaus, tampak depan ......................................... 134

Gambar 4.15.2. Sekolah SMK Al-Firdaus tampak depan .............................. 135

Gambar 4.15.3. Sekolah dan lahan kosong yang tersisa sekitar 1000 m2 ...... 136

Gambar 4.16.1. Yayasan Darul Ulum, tampak depan .................................... 140

Gambar 4.16.2. Lorong Sekolah ..................................................................... 141

Page 16: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

xvi

Gambar 4.16.3. Lahan kosong Yayasan Darul Ulum seluas 2.000 m2 .......... 142

Gambar 4.17.1. Tampak sisa lahan yang belum dimanfaatkan ...................... 148

Gambar 4.17.2. Bangunan masjid Al-Munawwar dua lantai ......................... 149

Gambar 4.17.3. Masjid Al-Munawwar, tampak dalam ................................. 151

Gambar 4.18.1. Masjid Al Abraar Tampak Depan ......................................... 154

Gambar 4.18.2. Bangunan masjid Al Abroor dua lantai................................ 155

Gambar 4.18.3. Lahan kosong untuk pendirian klinik.................................... 157

Gambar 4.19.1. Masjid Baiturrahman Tampak Depan ................................... 160

Gambar 4.19.2. Lahan seluas 1600 m2 rencananya unit-unit bisnis .............. 161

Gambar 4.20.1. Yayasan Nur Assailina, tampak depan ................................. 164

Gambar 4.20.2. Bangunan sekolah ................................................................. 166

Gambar 4.20.3. Lahan kosong yayasan Nur Assailina ................................... 167

Page 17: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

1

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi wakaf di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai mencapai

1,085 triliun rupiah1. Akan tetapi masih sedikit sekali yang dimanfaatkan untuk

usaha-usaha yang bersifat produktif. Wakaf produktif adalah wakaf yang

berorientasi untuk meningkatkan nilai ekonomi aset wakaf. Ini artinya bagaimana

aset wakaf dapat memberi manfaat tidak hanya bagi kebutuhan langsung institusi

pengelola dan masyarakat, tapi juga bisa memproduksi barang dan jasa. Dengan

wakaf produktif diharapkan institusi pengelola bisa memperluas fungsi wakaf

pada nilai-nilai yang sifatnya ekonomis, seperti pemanfaatan tanah wakaf untuk

pembuatan gedung perkantoran, ruko, swalayan, pabrik, dan kontrakan. Atau bisa

juga keuntungan pemanfaat aset wakaf itu mampu menghasilkan pelayanan jasa,

seperti angkutan kota (angkot), jasa travel, dan jasa pendidikan. Perluasan manfaat

aset wakaf produktif yang semacam ini walaupun belum begitu populer, karena

umumnya wakaf masih dikelola dengan cara yang masih sederhana, tetapi

sebagiannya telah dipraktekkan terutama oleh beberapa institusi wakaf yang ada

di perkotaan, misalnya memanfaatkan lahan wakaf kosong di dekat area masjid

untuk bangunan kantor bank, lahan lapak/pedagang kaki lima, dan gedung

pernikahan.

Institusi wakaf di perkotaan berpotensi untuk memanfaatkan aset yang ada

untuk wakaf produktif. Jumlah aset wakaf di Jakarta yang terdata secara

1 Dengan perkiraan NJOP per meter adalah Rp. 500.000, yaitu angka di tengah-tengah

Page 18: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

2

administratif kurang lebih berjumlah 5.6612 lokasi tanah wakaf. Umumnya masih

digunakan manfaatnya secara langsung dan bersifat sosial. Misalnya, aset wakaf

dalam bentuk tanah dikelola nadzir untuk membangun masjid atau musola, ada

yang digunakan untuk pemakaman umum dan ada juga yang dibangun untuk

pendidikan, seperti sekolah dan majelis taklim. Dari segi pengelolaannya itu

terlihat bahwa wakaf umumnya masih diperuntukkan manfaatnya secara sosial.

Walaupun itu memang bisa dibenarkan sebagai upaya pemenuhan

kebutuhan sosial keagamaan, tetapi gagasan perlunya dilakukan perluasan nilai

aset hingga menjadi wakaf produktif sangat mungkin dilakukan di masyarakat

perkotaan.

Di Jakarta, misalnya, tanah wakaf tentu saja memiliki nilai ekonomi yang

tinggi sehingga bisa menjadi wakaf produktif. Manfaat yang bisa diambil tentu

saja tidak hanya bersifat sosial, tapi juga bermanfaat untuk membuka lahan kerja

baru jika dimanfaatkan untuk membuka home industry misalnya. Karena itu,

disamping penting dilakukan pemetaan potensi ekonomi apa yang bisa

dikembangkan pada tanah wakaf tertentu di Jakarta, juga perlu ditelusuri masalah

utama mengapa pengelolaan wakaf produktif masih sedikit dilakukan.

Masalah utama yang mudah saja ditemukan adalah soal pengetahuan dan

pemahaman tentang wakaf. Selama ini wakaf masih difahami sebagai barang yang

diberikan oleh si wakif untuk kepentingan yang pahalanya terus mengalir tanpa

batas waktu. Nadzir atau pengelola wakaf itu juga memaknai pengelolaan wakaf

secara syar’i dan sederhana layaknya sedekah. Artinya, antara pengetahuan

2 Berdasarkan data 2008 dan 2010 yang dikeluarkan oleh Kanwil Kementerian Agama

DKI Jakarta dan juga oleh Direktorat Wakaf Kementerian Agama. Kelihatannya tidak ada

pembaruan data pada tahun 2010, sehingga data yang ada persis sama dengan data 2008.

Page 19: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

3

tentang apa itu wakaf di kalangan masyarakat dan pengelolaan wakaf oleh nadzir

diduga masih saling berhubungan untuk melahirkan model pengelolaan wakaf

yang tidak produktif. Oleh karena itu, pengetahuan, dan pengelolaan tentang

wakaf produktif di masyarakat dan nadzir perlu ditelusuri seperti apa

perkembangannya.

Masalah lain adalah bagaimana membangun trust masyarakat bahwa wakaf

produktif itu tidak melanggar hukum Islam. Karena adanya alasan terikat oleh

peruntukkan wakaf yang dimaksudkan oleh wakif, masyarakat tidak yakin bahwa

pengelolalaan wakaf akan bisa diperluas fungsinya. Ketidakyakinan ini

mempengaruhi trust masyarakat bahwa wakaf bisa diluaskan fungsinya menjadi

bernilai ekonomis. Trust masyarakat akan wakaf produktif berarti memiliki kaitan

dengan pengetahuan mereka tentang norma-norma yang berkaitan dengan wakaf.

Jika norma tentang wakaf itu merujuk pada hadis Nabi yang mengartikan wakaf

dengan ‘menahan pokoknya dan hanya memanfaatkan buah-nya, maka wakaf

produktif memiliki dasar hukum yang jelas. Trust masyarakat tentang

diperbolehkannya wakaf produktif berarti memiliki kaitan dengan sumber hukum

Islam yang mereka yakini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada subyek wakaf yang ada di wilayah DKI Jakarta

dengan fokus pada kajian kelembagaaan yayasan wakaf. Penelitian ini dibatasi

pada melihat pengelolaan wakaf pada masa kontemporer.

Pertanyaan dari penelitian ini adalah bagaimanakah potensi wakaf

produktif di Jakarta, seperti apakah gambaran pengelolaannya dan bagaimana

Page 20: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

4

tanah wakaf tersebut dapat diproduktifkan. Untuk mendapatkan gambaran

lengkapnya, berikut dijelaskan dengan sub-sub pertanyaan, yaitu: (1)

Bagaimanakah kondisi terakhir aset tanah wakaf di Jakarta? Bagaimanakah

pengelolaannya? (2) Bagaimanakah pemahaman nadzir terhadap wakaf produktif?

Seberapa besar kemampuan nadzir dalam mengembangkan wakaf produktif. (3)

Jenis wakaf produktif seperti apa yang strategis untuk diterapkan sesuai dengan

potensi wakaf yang dimiliki, dan (4) Bagaimanakah respon dan tingkat

kepercayaan (modal sosial) masyarakat sekitar terhadap pengembangan wakaf

produktif

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memetakan potensi wakaf produktif di

Jakarta berdasarkan letak geografis, peruntukkan, nilai aset yang dimiliki,

sumberdaya manusia dan bagaimana wakaf tersebut dikelola. (2) Mengetahui

pemahaman Nazhir dan atau pengelola lainnya tentang wakaf produktif. (3)

Mengetahui tingkat posibilitas nadzir dalam pengembangan wakaf produktif. (4)

Mengetahui respon dan tingkat kepercayaan masyarakat sekitar terhadap

pengembangan wakaf produktif, dan (5) Menganalisa jenis wakaf produktif

seperti apa yang cocok diterapkan sesuai dengan potensi wakaf yang ada

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantaranya: (1)

Melengkapi data based Badan Wakaf Indonesia. (2) Memberikan gambaran

tentang situasi dan kondisi terakhir tanah wakaf di Jakarta. (3) Memberikan

gambaran tentang pengelolaan wakaf produktif di Jakarta. (4) Memberikan

gambaran tentang potret nadzir di Jakarta, dan (5) Sebagai bahan acuan bagi

Page 21: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

5

lembaga wakaf, lembaga studi, pemerintah, perusahaan dan siapa saja yang

concern dalam hal pengembangan wakaf produktif

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang meliputi kajian

lapangan dan pustaka. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan sosiologis

dalam menganalisa data dan penyusunan laporan. Penelitian lapangan akan

dilakukan di 24 tanah wakaf di Jakarta sebagai studi kasus. Studi kasus ini

digunakan karena keterbatasan untuk melakukan penelitian secara mendalam ke

seluruh tanah wakaf di DKI Jakarta ini yg pada tahun 2008 berjumlah 5.661.

Pemilihan DKI Jakarta tentu saja berdasarkan alasan bahwa tanah di

Jakarta bernilai tinggi sehingga berpotensi untuk diproduktifkan. Sementara

masyarakat yang tinggal di Jakarta adalah masyarakat urban yang diasumsikan

lebih bisa menerima konsep wakaf produktif. Selanjutnya, sebagai pusat transaksi

bisnis dan ekonomi, tanah wakaf di Jakarta memiliki tingkat kemungkinan yang

tinggi untuk dikembangkan menjadi wakaf produktif.

Metode Pemilihan Sampel

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai wakaf produktif,

penelitian menggunakan metode pemilihan sampel yang mempertimbangkan (1)

validitas data yayasan/lembaga wakaf dan (2) wakaf yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai wakaf produktif.

Jumlah tanah wakaf di DKI Jakarta menurut data Kanwil Kementerian

Agama DKI per tahun 2008 adalah 5.661. Tahun 2010 belum ada perbaharuan

Page 22: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

6

data ini dan yang dipublikasikan oleh Direktorat Wakaf Kementerian Agama

adalah data tahun 2008.3 Karena database tahun 2008 (yang memuat besaran sisa

lahan dan alamat lengkap lokasi wakaf) tidak berhasil didapat di awal

penelitian,pengambilan sampel atau kasus untuk wakaf produktif kami

menggunakan database milik tim Fakultas Ekonomi UIN Jakarta yang pernah

melakukan penelitian dan verifikasi 1301 tanah wakaf di DKI Jakarta pada tahun

2006. Kelebihan database ini adalah ada data yang lengkap menyangkut alamat,

nama nadzir, dan kelebihan sisa lahan wakaf yang belum termanfaatkan. Walau

ternyata di lapangan kami temui bahwa luas lahan banyak yang sudah kurang

valid apalagi terkait sisa lahan.

Dari 1301 tanah wakaf tersebut, yang yang memiliki luas tanah minimal

1.000m2, ada 108 lokasi dengan sebaran sebagaimana dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 1.1.

Jumlah Tanah Wakaf di DKI Jakarta dengan Luas di atas 1000m2

Berdasarkan Data Tahun 2006

Wilayah

Jumlah

Tanah

Wakaf

Tanah

Wakaf dg Sisa

Lahan >1000m2

Rencana

sampel

(20%)

Sampel

yang

terpilih

Jakarta Utara 249 24 5 3

Jakarta Pusat 182 11 2 1

Jakarta Timur 337 28 6 4

Jakarta Selatan 295 31 6 12

Jakarta Barat 254 14 3 4

Total 1301 108 22 24

3 Dan saat ini sedang dilakukan verifikasi dan pembaruan database oleh Kanwil

Kementerian Agama DKI Jakarta.

Page 23: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

7

Dari jumlah 108 tersebut diatas, ditarik sampel penelitian sebesar 20% sehingga

didapatkan 22 tanah wakaf sebagai unit analisis sampel.

Unit analisis sampel ditarik dengan menggunakan metode purposif, dengan

tahapan sebagai berikut: (1) Peneliti mengumpulkan informasi tentang kondisi

terkini ke-108 tanah wakaf di Jakarta dimaksud diatas. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan menggunakan telephone dan observasi langsung. (2)

Mengumpulkan informasi berupa jumlah aset, kondisi bangunan dan managemen

pengelolaan. (3) Memilih 24 sampel yang memenuhi kriteria. 4) Observasi dan

melakukan wawancara mendalam.

Adapun kriteria tanah wakaf sebagai unit analisis sampel adalah: (1)

Memiliki sertifikat wakaf; (2) Memiliki luas tanah lebih dari 1000 m2; (3)

Memiliki kelebihan bangunan diatas 1000 m2, dan (4) Peruntukan tanah wakaf

selain pemakamanan.

Namun hasil observasi dan pencarian data awal menunjukkan bahwa data

yang didapat banyak yang tidak sesuai lagi, misalnya nadzir sudah meninggal,

peruntukan wakaf ternyata kuburan, dan sisa lahan banyak yang hanya tinggal

ratusan meter. Jadi real tanah wakaf yang dilakukan observasi lebih dari 30 lahan,

dan yang dilakukan wawancara mendalam adalah sebanyak 24.

Metode Mengumpulkan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pencatatan aset

tanah wakaf didukung oleh dokumen-dokumen yang diperlukan, observasi dan

wawancara mendalam. Observasi dilakukan untuk melihat langsung kondisi fisik

Page 24: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

8

dan letak geografis tanah wakaf. Sementara wawancara mendalam dilakukan

untuk mengetahui pengetahuan nadzir tentang wakaf produktif. Wawancara

dilakukan juga untuk mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

pengembangan wakaf produktif dan juga mengetahui analisa pelaku ekonomi

lokal terhadap potensi ekonomi seperti apa yang bisa dikembangkan pada tanah

wakaf tersebut. Untuk itu wawancara primer dilakukan kepada nadzir dan

penerima manfaat wakaf (mauquf alaih). Dalam beberapa kasus, dilakukan

wawancara kepada wakif. Tokoh lokal juga diwawancarai dalam kapasitas sebagai

tokoh lokal, pelaku bisnis, dan ada juga yang sebagai kapasitas mauquf alaih.

Beberapa lokasi wawancara dengan pihak lain seperti tokoh masyarakat

dilakukan, khususnya di tempat yang informasinya sangat minim. Seluruh hasil

wawancara yang merupakan data primer dan hasil penelitian dari data sekunder

akan diolah dan dianalisa menggunakan teori funsionalisme dan modal sosial.

Hasil penelitian ini akan disajikan secara deskriptif analitis.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang dibangun dalam penelitian ini berpusat pada konsep

tentang wakaf produktif, potensi serta pengelolaannya, dan modal sosial. Dalam

definisi fikih klasik tidak ada istilah wakaf produktif. Istilah ini baru dan

berkembang di Indonesia karena terkait gerakan untuk memproduktifkan wakaf.4

Untuk melihat potensi wakaf di Jakarta, penelitian ini menggunakan analisis

4 Lihat pengantar laporan.

Page 25: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

9

sosiologi, khususnya funsionalisme Durkheim, dan teori modal sosial (social

capital). Detail kerangka teori dipaparkan pada Bab 2 laporan.

F. Sistematika Penulisan

Laporan ini terdiri dari enam bab. Bab Pendahuluan berisi latar belakang

masalah dan pengantar mengenai metodologi penelitian. Bab 2 berjudul “Wakaf

Produktif dan Modal Sosial” berisi paparan mengenai kerangka teori yang

menjadi landasan pijak penelitian. Pembahasan mengenai DKI Jakarta dari sisi

social, ekonomi, maupun wakaf dituliskan pada Bab 3. Temuan penelitian

dituliskan pada Bab 4 dan 5. Penulisan Bab 4 lebih banyak mendeskripsikan profil

wakaf produktif yang dibagi menjadi tiga kelompok wakaf yang potensial untuk

diproduktifkan. Sedangkan Bab 5 menganalisis wakaf produktif di Jakarta.

Analisa ini juga mengangkat hal-hal yang menjadi kendala bagi perkembangan

wakaf. Laporan diakhiri dengan penutup berupa kesimpulan dan saran. Laporan

dilengkapi dengan daftar pustaka dan juga lampiran-lampiran.

Page 26: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

10

II

WAKAF PRODUKTIF DAN MODAL SOSIAL

Bab ini menjelaskan dua hal, yaitu: pertama, mengenai wakaf produktif

dari sisi definisi dan penerapannya di Indonesia, dan kedua, mengenai keterkaitan

wakaf produktif dengan modal sosial. Pembahasan pertama memaparkan sejauh

mana pemahaman mengenai wakaf dari beberapa madzhab menjadi acuan

berkembangnya wakaf di Indonesia. Sedangkan pembahasan kedua menyorot

tentang tata kelola dan perkembangan wakaf dilihat dari sudut pandang modal

sosial, khususnya trust (kepercayaan).

Bab ini secara umum melihat bahwa terjadi perbedaan antara definisi

wakaf yang memang sudah mengandung unsur pemanfaatan produktif dengan

prakteknya di Indonesia yang lebih banyak menjadi aset tidak produktif. Praktek

wakaf di Indonesia ini merupakan hasil dari pola pikir masyarakat, pemahaman

fikih, serta kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Dilihat dari sisi produktivitas aset, wakaf dapat dibagi dalam dua kategori.

Pertama, aset wakaf yang dimanfaatkan untuk kegiatan sosial keagamaan dan

pendidikan, seperti tanah untuk masjid dan sekolah, dan kedua, aset wakaf yang

dimanfaatkan untuk kegiatan bisnis dan investasi. Wakaf jenis pertama biasanya

menggantungkan diri pada sedekah masyarakat untuk biaya operasionalnya.

Misalnya, ada tanah wakaf yang diatasnya dibangun sebuah masjid. Masjid ini

membutuhkan sumbangan masyarakat untuk biaya operasional pemeliharaan.

Sedangkan wakaf jenis kedua bentuknya adalah aset yang dikelola untuk

Page 27: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

11

menghasilkan keuntungan, misalnya sawah dan hotel, dimana keuntungan dari

pengelolaannya diberikan untuk kesejahteraan sosial termasuk diantaranya untuk

membiayai operasional sekolah dan masjid. Wahbah Al-Zuhaili menyebut tipe

pertama sebagai wakaf yang langsung bisa dipergunakan oleh masyarakat dan tipe

kedua wakaf investasi yang manfaaatnya baru didapat setelah asetnya dikelola

secara ekonomi-bisnis.12

Di Indonesia justru yang tipe pertama ini yang mengemuka. Islam masuk

ke Nusantara dan berkembang kuat sejak abad ke 13 masehi dengan penguatan

kerajaan-kerajaan Islam yang dapat bertahan sampai abad ke 19.13

Jika dilihat dari

pertumbuhan masjid yang sudah cukup tersebar sejak abad ke 13 dan cukup cepat,

ternyata status masjid itu belum tentu berdiri di atas tanah wakaf, dan bangunan

masjid itu juga belum tentu berstatus wakaf.14

Dan wakaf di Indonesia sejak awal

didominasi oleh wakaf dalam bentuk tanah dan diperuntukkan untuk dibangun

masjid.15

Kenyataan ini menunjukkan bahwa dominasi pemahaman fikih wakaf yang

berkembang di Indonesia sangat berorientasi ibadah, dan sosial, dan karenanya

wakaf tipe kedua yang berorientasi pada bisnis dan investasi tidak berkembang.

Hal ini salah satunya karena kuatnya unsur kehati-hatian dalam pengelolaan aset

wakaf (dan akibatnya aset wakaf malah tidak dikembangkan). Hal lain adalah

karena kuatnya doktrin mengenai amal ibadah pendirian masjid yang akan

12

Lihat Wahbah ibn Mustafā al-Zuhaylī, al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhū, 4th

Edition, vol.

10, 7600. 13

Amelia Fauzia, “Faith and the State a History of Islamic Philanthropy in Indonesia,”

disertasi, Universitas Melbourne, 2008. Lihat bab 3, tentang awal mula perkembangan zakat,

sedekah dan wakaf di Nusantara. 14

Ibid. 15

Rachmad Djatnika, “Les Biens De Mainmorte (Wakaf) A Java-Est” (PhD diss., École

des Hautes Études et Sciences Sociales Paris, 1982), 77-108.

Page 28: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

12

mendatangkan pahala bagi penyumbangnya tanpa henti walaupun penyumbang

sudah meninggal dunia.

Akibat dominasi fikih juga terlihat pada lemahnya pengadministrasian

wakaf. Upaya untuk melakukan pencatatan wakaf baru dilakukan oleh pemerintah

kolonial Belanda pada tahun 190516

itu pun lebih banyak karena menghidari

perselisihan terkait tanah yang banyak ditemui di masyarakat akibat wakaf yang

tidak dicatat dengan baik.

Namun bukan berarti tipe wakaf kedua tidak ada sama sekali. Studi

Rachmad Djatnika menemukan bahwa sejak abad ke 16 tipe wakaf “produktif”

sudah ada misalnya dalam bentuk tanah sawah. Tanah wakaf sawah ini dimiliki

oleh masjid. Artinya, hasil panen sawah tersebut uangnya diperuntukkan untuk

membiayai masjid. Tradisi wakaf tanah sawah ini terus berlangsung sampai

sekarang ini dan banyak ditemui di daerah Jawa Tengah.17

Untuk mengetahui akar penyebab mengapa “wakaf produktif” ini tidak

populer di Indonesia, di bawah ini akan dibahas fikih wakaf dari sisi hukum fikih

normatif dan juga prakteknya di Indonesia.

A. Wakaf Produktif: Definisi dan Prakteknya di Indonesia

Secara etimologis, kata wakaf berakar dari bahasa Arab “waqafa- yaqifu -

waqfan yang berarti berdiri tegak, menahan, lawan dari kata al-julus (duduk).18

Secara substantif, wakaf berarti menahan pokok harta dan mendermakan hasilnya

untuk tujuan kebaikan. Ini berarti bahwa manfaatnya bertahan lama, untuk

16

Fauzia, h. 108. 17

Ibid. h. 108. 18

al-Mu‘jam al-Wasit, vol. 2 (Cairo: Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah, t.t.), 1028.

Page 29: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

13

penggunaan yang mubah dan dimaksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah

SWT.

Adapaun yurisdiksi di Indonesia pada UU No. 41/2004 menjelaskan bahwa

wakaf adalah perbuatan hukum orang yang berwakaf (wāqif) untuk memisahkan

dan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan

selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna

keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syariah.

Pada dasarnya wakaf dalam Islam secara substantif memiliki makna

produktif, dalam arti dapat menghasilkan. Hal ini adalah karena harta wakaf akan

mampu memenuhi tujuannya apabila telah menghasilkan, dimana hasilnya

dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya (mauquf alaih). Namun kenyataan di

lapangan masih saja banyak aset-aset wakaf yang kurang produktif dan kurang

atau tidak mampu melaksanakan tujuannya sebagai salah satu pilar pemberdayaan

umat. Di Indonesia, hampir semua wakaf bentuknya adalah wakaf tanah, dan

mayoritas peruntukannya adalah untuk masjid. Dan karenanya banyak tanah

wakaf yang terlantar karena belum ada dana untuk mendirikan masjid.

Munculnya ketimpangan antara das sollen dan das sein, antara teori

dengan praktek sehingga wakaf tidak produktif dipahami dari beberapa hal, di

antarnya adalah karena pemahaman mengenai wakaf yang tidak komprehensif.

Permasalahan pokok lainnya adalah terkait dengan fungsi dan kapasitas tatakelola

yang tidak profesional pada diri seorang nadzir, sehingga tidak memiliki visi dan

misi yang aplikatif.

Page 30: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

14

Di Indonesia pengaruh madzhab Syafi’i berakar sangat kuat dalam

membentuk praktek wakaf yang secara tidak langsung menjadi salah satu faktor

pendorong ke arah kejumudan. Hal ini bisa dilihat bahwa madzhab Imam Syafi’i –

dibanding madzhab hukum Islam lainnya—cenderung strik dan sangat hati-hati.

Madzhab Hanafi yang besumber pada Imam Abu Hanifah (w. 150 H.)

menjelaskan bahwa wakaf berarti menahan pokok harta sebagai kepemilikan

orang yang berwakaf, namun mendermakan nilai manfaat harta tersebut, seperti

laiknya posisi barang pinjaman (‘ariyah).19

Dalam catatan otoritatif mazhab ini20

,

justru obyek wakaf tidak hanya terbatas pada orang lain dan orang fakir, namun

juga melingkupi wakaf untuk diri si pewakaf sendiri. Ini menunjukkan bahwa

dalam mazhab Abu Hanifah, konsepsi alokasi wakaf cenderung bersifat tidak

ketat. Pengertian ‘jalan Allah’ diartikan dengan kemanfaatan yang cukup

luas.Pemahaman wakaf yang ditawarkan Abu Hanifah sebenarnya berimplikasi

pada lenyapnya status kepemilikan pewakaf atas harta yang diwakafkan.

Adapun Mazhab Malikiyah memaknai wakaf berarti penahanan suatu

benda dari ber-tasarruf (bertindak hukum, seperti memperjual-belikannya)

terhadap benda yang dimiliki serta benda itu tetap dalam pemilikan si wakif, dan

memproduktifkan hasilnya untuk keperluan kebaikan. Dalam pemahaman ulama

Mālikiyyah, wakaf terjadi ketika pemilik menahan pokok harta dari

kepemilikannya kemudian menyerahkan hasil pengelolaan harta tersebut untuk

19

Al-Zabīdi dengan tegas mengatakan inilah pengertian secara langsung disebut Abū

Hanīfah. ق بالمنفعة بمنزلة العارية Lihat Abū Bakr ibn ‘Alī ibn .حبس العين على حكم ملك الواقف والتصد

Muhammad al-Haddād al-Zabīdi, al-Jawharah al-Nayyirah, vol. 1 (Cairo: Matba‘at al-

Khayriyyah, 1322 H.), 333. 20

Muhammad Amīn ibn ‘Umar ibn ‘Abd al-‘Azīz ‘Ābidīn, Radd al-Muhtār ‘alā al-Durr

al-Mukhtār, vol. 4 (Beirut: Dār al-Fikr, 1992), 337.

Page 31: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

15

kedermawanan. Sementara hak kepemilikannya atas harta itu tidak lenyap, meski

itu dalam waktu tertentu saja.

Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal sendiri menjelaskan wakaf

berupa penahanan harta dari ber-tasarruf dan menyedekahkan hasilnya serta

berpindahnya kepemilikan dari orang yang berwakaf kepada orang yang

menerima wakaf dan tidak boleh bertindak sekehendak hati dari mauquf alaih.

Mayoritas ulama sendiri bersepakat bahwa wakaf diartikan sebagai

aktivitas dalam ruang lingkup ‘menahan’ harta yang bermanfaat, dengan menjaga

pokok hartanya. Status harta itu bukan lagi kepemikikan si pewakaf atau

keturunannya yang berarti mereka tidak memiliki ‘hak pengelolaan dan

derivatnya’ (al-tasarruf). Sementara obyek dari pemasukan adalah hal yang

mubah, filantrofis, dan kebajikan dengan didasari niat untuk mendekati Allah

SWT.21

Mengenai wakaf, masyarakat Islam Indonesia mengikuti madzhab Syafi’i

dalam hal ikrar wakaf, harta yang boleh diwakafkan, kedudukan harta setelah

diwakafkan, peruntukan harta wakaf, mengenai boleh tidaknya tukar menukar

harta wakaf, dan nadzir dalam wakaf.

Selain itu, banyak masyarakat menganggap bahwa niatan dan pernyataan

lisan bahwa mereka mewakafkan sesuatu sudah dianggap cukup kuat, terlebih lagi

wakaf tersebut dipercayakan kepada perorangan maupun lembaga yang mereka

anggap amanah. Mengenai ikrar wakaf, masyarakat hanya berhenti pada

pernyataan lisan karena menurut madzhab Syafi’i pernyataan lisan sudah cukup

21

Ibid, h., 7599.

Page 32: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

16

dianggap sah. Hal ini menjadi kebiasaan yang akhirnya mengabaikan prosedur

administratif. Dampaknya adalah bahwa banyak wakaf yang tidak tercatat dan

juga tidak dikelola dan prakteknya wakaf tanah ini seperti benda mati.

UU No. 5 tahun 1960 dan peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 telah

menegaskan bahwa pencatatan merupakan bagian dari sahnya wakaf untuk

mengantisipasi lemahnya administrasi dan hilangnya wakaf.

Terkait harta yang boleh diwakafkan, umat Islam Indonesia juga mengacu

kepada madzhab Syafi’i. Menurut pandangan Syafi’iyyah, harta yang diwakafkan

akan sah apabila memenuhi syarat: (1) benda harus bernilai guna dan tidak sah

hukumnya mewakafkan sesuatu yang bukan benda. Pada dasawarsa saat ini, syarat

tersebut berimplikasi pada banyaknya aset non-benda yang tidak bisa dikelola

menjadi wakaf, seperti hak cipta (properti right), hak lewat, dan hak pakai .22

Persyaratan kedua adalah (2) benda yang diwakafkan adalah benda tetap atau

benda bergerak yang dibenarkan untuk diwakafkan. Madzhab Syafi’i dan

mayoritas ulama’ melihat bahwa harta yang bisa diwakafkan dilihat dari

kekekalan fungsi atau manfaat dari harta tersebut baik dari harta tetap maupun

yang bergerak ataupun barang milik bersama.23

Walaupun demikian, sebagian

masyarakat Indonesia memiliki keyakinan kuat bahwa wakaf identik dengan

wakaf harta benda tak bergerak khususnya tanah dan bangunan. Tentunya hal ini

selain dipengaruhi oleh fikih madzhab Syafii, juga budaya lokaldi mana

masyarakat cenderung patuh terhadap tokoh Muslim lokal untuk mempraktekkan

22

Pendapat demikian didasarkan atas maksud wakaf yang poin pokoknya adalah

mengambil manfaat benda yang diwakafkan serta mengharapkan pahala atas wakaf tersebut. 23

Asy Syarbini dalam Direktorat Jenderal Islam dan Penyelenggaraan Haji, Panduan

pemberdayaan Tanah Wakaf produktif Strategis di Indonesia, Proyek Peningkatan Zakat dan

Wakaf (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), 376.

Page 33: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

17

ajaran agama, dan menghindari praktek yang dianggap tidak popular. Hal tersebut

berimplikasi negative mempengaruhi proses sosialisasi konsep wakaf bergerak

seperti wakaf tunai, terlebih konsep ini tidak populer dalam fikih Syafii. ,

Persyaratan selanjutnya adalah (3) benda yang diwakafkan harus tertentu

(diketahui), dan bisa dikuantifikasi jumlahnya. Mewakafkan tanpa menyebut

jumlah definitif dianggap tidak sah. Dan terakhir (4) benda yang diwakafkan

adalah milik tetap wakif. Tidak sah hukumnya apabila mewakafkan benda yang

belum menjadi miliknya, walaupun pada saatnya benda atau barang itu menjadi

miliknya, misalnya mewakafkan uang yang masih dalam arisan dan lain

sebagainya.

Dalam hal kedudukan harta setelah diwakafkan, mayoritas Muslim

Indonesia juga mengikuti pandangan madzhab Syafi’i. Di sini, status kepemilikan

wakaf adalah milik Allah atau milik umat Islam. Konsekuensinya wakif tidak

dapat menarik kembali harta atau benda yang telah diwakafkan, begitu tidak dapat

membelanjakan benda tersebut yang dapat mengakibatkan perpindahan hak milik.

Benda atau harta yang telah diwakafkan tidak dapat dijual, dagadaikan,

dihibahkan ataupun diwariskan.

Mengenai peruntukan harta wakaf, umat Islam Indonesia memberikannya

kepada dua golongan: pertama, wakaf yang ditujukan kepada keluarga atau orang

tertentu (wakaf ahli) yang ditunjuk oleh wakif, 24

dan kedua, wakaf yang

diperuntukkan kepada umat Islam (wakaf khairi).

24

Mengenai problematika dari wakaf ahli ini dapat dilihat pada buku Ahmad Azhar

Baasyir, Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah, dan Syirkah (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), 34.

Page 34: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

18

Terkait dengan diperbolehkan atau tidaknya pertukaran harta wakaf,

mayoritas umat Islam Indonesia juga berpegangan pada pandangan Madzhab

Syafi’i Bahwa harta wakaf tidak boleh ditukar dengan pertimbangan apapun. Hal

ini berbeda sekali dengan pandangan Imam bin Hambal yang memperbolehkan

menjual harta wakaf untuk mendapatkan harta atau benda wakaf yang lain atas

pertimbangan pengembangan dan kemaslahatan sesuai tujuan wakaf. Dalam

rangka mendayagunakan wakaf, UU Wakaf no 41 tahun 2004 dan peraturan

Badan Wakaf Indonesia telah menetapkan kebolehan pertukaran harta benda

wakaf.

Persoalan terakhir yang jamak dijumpai dalam persoalan wakaf ini adalah

mengenai posisi dan kemampuan nadzir. Sering dijumpai dalam pengelolaan

wakaf, seorang wakif memberikan kepercayaan kepada tokoh agama dalam hal ini

bisa disebut kyai, ustadz, buya, datuk, ajengan dan lain-lain. Kebiasaan dan

kepercayaan bahwa harta atau benda wakaf harus dikelola oleh tokoh agama

menjadi persoalan tersendiri, karena pada kenyataannya tidak semua tokoh yang

diberikan tanggungjawab pengelolaan harta wakaf tersebut mumpuni dalam

mengelola dan mengembangkan wakaf.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pemahaman atas fikih wakaf

menjadi faktor penting yang menghambat perkembangan dan tatakelola wakaf

kearah produktif Oleh karenanya ulama dan para pemegang kebijakan perlu duduk

bersama dan bersepaham mengenai aplikasi fikih wakaf. Monzer Kahf dalam hal

ini mendorong adanya kesepakatan pengampu kebijakan dan ulama terkait 6 isu

untuk dapat merevitalisasi praktek wakaf. Enam hal itu sebenarnya adalah unsur-

Page 35: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

19

unsur terkait wakaf, yaitu (1) the principle of perpetuity versus temporality; (2)

waqf of usufructs and financial right; (3) public waqf versus posterity or private

waqf; (4) waqf management; (5) the ownership of waqf and its legal entity, dan (6)

the special condition of the waqf founder. 25

Hal lain yang menghambat produktivitas wakaf adalah kemampuan

pengelola wakaf yang belum profesional. Dalam hal ini pengembangan sangat

tergantung bukan pada faktor aset materi tetapi pada aset atau modal sosial yaitu

pemahaman dan dukungan masyarakat, dan tata kelola kelembagaan. Di bawah ini

akan dibahas keterkaitan antara “wakaf produktif” dan modal sosial.

B. Wakaf Produktif dan Keterkaitannya dengan Modal Sosial

Tumbuh dan berkembangnya wakaf di Indonesia sangat dipengaruhi oleh

kondisi sosial, ekonomi dan politik.26

Perkembangan institusi Islam seperti zakat,

sedekah, dan wakaf, tidak bisa dilepaskan dari faktor masyarakat dan pegiatnya.

Misalnya, doktrin atau ajaran tentang wakaf yang sama dipahami dan

dipraktekkan berbeda di masyarakat Muslim Indonesia dan di Timur Tengah. Di

Timur Tengah, doktrin yang sama bisa menghasilkan perkembangan wakaf yang

betul-betul produktif dan bisa membiayai kesejahteraan masyarakat, sedangkan di

Indonesia tidak demikian. Ini artinya, faktor masyarakat atau sosial tidak bisa

25

Monzer Kahf, “Toward the Revival of Awqāf, a Few Fiqhi Issues to Reconsider”,

Paper presented at the Harvard Forum on Islamic Finance and Economics, Oktober, 1 1999.

Harvad University, USA

. http://monzer.kahf.com/papers/english/FIQHI_ISSUES_FOR_REVIVAL_OF_waqf.pdf

(diakses pada tanggal 1 september 2012) 26

Fauzia, “Faith and the State.”

Page 36: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

20

dikesampingkan. Masyarakat dan pengelola wakaf itu sendiri harus dianggap

sebagai modal penting berkembang atau tidaknya suatu wakaf. Inilah yang

dikatakan sebagai modal sosial. Bahwa perkembangan suatu insitusi tidak hanya

terkait pada modal ekonomi yang berupa aset tapi juga terkait pada modal sosial

yaitu potensi manusia pengelola dan masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, bagian ini akan membahas mengenai modal sosial, dan

berargumen bahwa perkembangan wakaf dan keberhasilan tatakelolanya banyak

dipengaruhi oleh modal sosial.

Tanpa adanya modal sosial yang kuat, pengelolaan wakaf banyak menemui

hambatan baik secara sosiologis maupun manajemen yang pada akhirnya

mempengaruhi tingkat keberhasilan pengelolaan lembaga wakaf itu sendiri.

Modal sosial di sini merujuk pada sisi manusia sebagai pengelola suatu institusi,

dan kultur masyarakat sebagai pengguna atau pemanfaat wakaf. Keberhasilan dan

perkembangan suatu lembaga akan dipengaruhi oleh siapa pengelolanya. Dan

begitu juga, akan dipengaruhi oleh bagaimana pola pikir masyarakatnya.

Konstruk kajian modal sosial memandang bahwa kualitas tata kelola

kelembagaan mempengaruhi kualitas jejaring dan kualitas output yang dihasilkan.

Apabila kualitas kelembagaannya buruk, buruk juga pencapaian yang diinginkan

lembaga tersebut.

Dalam hal ini, modal sosial yang terkait dengan wakaf ada dua. Pertama

yaitu modal sosial yang merujuk pada kapasitas manusianya (human resources).

Seperti diketahui, aset wakaf diberikan oleh wakif (orang yang berwakaf) untuk

dipercayakan kepada nadzir (pengelola) wakaf untuk menjaga dan mengelola

Page 37: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

21

wakaf itu supaya bisa terus mendatangkan manfaat. Kapasitas manusia ini juga

termasuk pemahaman dan dukungan dari masyarakat sebagai penerima manfaat

wakaf yang secara tidak langsung mengkonstruksi wakaf seperti apa yang bisa

diterima oleh masyarakat.

Kedua, modal sosial yang merujuk pada dukungan dalam bentuk

kepercayaan (trust). Kepercayaan ini sudah ada misalnya dalam proses

penunjukan nadzir, di mana wakif akan menunjukkan seseorang yang bisa amanah

untuk mengelola wakafnya. Selain dari wakif, trust juga harus ada antar para

nadzir (untuk nadzir kelompok dan lembaga). Yang terakhir trust juga ada dalam

bentuk kepercayaan dari masyarakat yang menilai kinerja nadzir. Kepercayaan

masyarakat ini akan naik turun sejalan dengan baik tidaknya kinerja nadzir.

Dalam masyarakat tradisional yang memiliki komunalisme tinggi seperti di

Indonesia, trust terhadap individu bisa didapat dari status seseorang, apakah itu

status yang didapat dari masyarakat, maupun status yang didapat dari pekerjaan.

Rata-rata wakif mempercayakan pengelolaan wakaf kepada mereka yang memiliki

status keagamaan, misalnya ulama, atau juga tokoh masyarakat, atau juga

kerabat/keluarga. Pemilihan ini berdasarkan pandangan bahwa orang-orang

tersebut, khususnya yang memiliki moralitas tinggi, akan mengelola aset wakaf

secara baik dan amanah. Teori modal sosial dan trust juga menunjukkan hal

tersebut.27

Praktek pengelolaan wakaf sudah memiliki modal sosial namun selama ini

tidak disadari. Modal sosial itu terbentuk dari keinginan wakif untuk berbuat baik

27

Stephen Macedo, “The Constitution, Civic Virtue, and Civil Society: Social Capital as

Substantive Morality,” Fordam Law Review, Vol. 69, Issue 5 (2001): 1582,

Page 38: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

22

dan mewakafkan asetnya untuk kepentingan social, dan juga dari penunjukkan

nadzir yang mengelola wakaf. Dalam praktek wakaf ada unsur derma (giving) dan

timbal balik kebaikan (resiprositas), dan juga kepercayaan. Hal inilah yang

sebenarnya dalam kaca mata Putnam menjadi modal sosial yang mengikat wakaf

sehingga berkembang di masyarakat.28

Terbentuknya trust merupakan indikasi dari potensi kesiapan lembaga

wakaf untuk mampu bekerjasama satu sama lain dalam mengelola dan

mengembangkan aset wakaf.29

Melalui trust kumpulan orang dalam lembaga

wakaf, dan antar lembaga wakaf dapat bekerjasama secara lebih efektif karena ada

kesediaan diantara mereka untuk menempatkan kepentingan lembaga wakaf

secara luas di atas kepentingan individu.30

Terciptanya saling percaya yang tinggi (high trust) dalam suatu komunitas

juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai ragam bentuk dan

dimensi, terutama dalam konteks membangun kemajuan bersama. Dalam hal ini

petensi ini dapat dikorelasikan juga bagi pengembangan aset dan lembaga

wakaf.31

Sebaliknya, kehancuran rasa saling percaya akan mengundang berbagai

bentuk masalah serius. Masyarakat yang kurang memiliki perasaan saling percaya

sulit menghindari berbagai situasi kerawanan sosial dan ekonomi. Dalam Islam,

28

Lihat Robert D. Putnam, Bowling Alone: The Collapse and Revival of American

Community (New York: Simon & Schuster, 2000), 3-22. 29

B. Rothstein and D. Stolle, How Political Institutions Create and Destroy Social

Capital: An Institutional Theory of Generalized Trust (2002): 4. 30

Lihat Fukuyama dalam Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity yang

mengkaji manfaat trust dalam lembaga. Francis Fukuyama, Trust: The Social Virtues and the

Creation of Prosperity (NewYork: The Free Press, 1995). 31

D. Gambetta, “Trust: Making and Breaking Cooperative Relations,” In Foundation of

Social Capital, ed. Elinor Ostrom and T.K. Ahn (Massachusetts: Edward Elgar Publishing

Limited, 2003), 213-237.

Page 39: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

23

konsep saling percaya bisa dilihat dari konsep amanah dan juga tidak berburuk

sangka (husn al-zann).32

Mengingat begitu penting trust dalam lembaga wakaf, menjadikan

lembaga tersebut mestinya mencari formula penting bagi terciptanya trust di

organisasinya tersebut. Dalam menanamkan nilai, sebuah lembaga harus mengerti

apa yang mendorong nilai-nilai di masyarakat. Lembaga juga harus mengerti dan

mengetahui di mana nilai diciptakan dan di mana dihancurkan. Di samping tetap

memeliharta trust, sebuah institusi harus membangun sebuah kultur nilai (value

culture). Value culture merupakan sesuatu yang memungkinkan semua orang

dalam sebuah lembaga mempunyai pandangan yang sama bahwa misi utama

lembaga wakaf adalah menjaga, mengelola dan mengembangkan amanat wakaf

yang telah diberikan sehingga aset dan tatakelolanya berkembang baik.33

Dalam lembaga wakaf, terdapat nadzir yang menduduki posisi strategis.

Karena itu fokus modal sosial yang utama ada pada kualitas nadzir itu sendiri.

Untuk itu sudah semestinya seorang nadzir memperhatikan elemen pembentuk

kepercayaan masyarakat (trust). Kepercayaan masyarakat atas nadzir akan muncul

seiring dengan adanya kapasitas kemampuan nadzir dalam mengelola, memelihara

komitmen, melaksanakan apa yang dikatakan, serta menginspirasi orang lain.

Keseluruhan ide yang digagasnya menjadi seseorang yang layak dipercaya, baik

32

QS. Al- Hujarāt: 12 Tafsir ayat ini menekankan bahwa buruk sangka adalah sifat yang

harus dijauhi. Lihat Abu al-Fida’ Isma’īl ibn Kathīr Al-Damshiqi Ibn Kathīr, Tafsīr al-Qur’ān al-

‘Azīm Juz VII (Dār al- Taybah li al-Nasr wa al-Tawzī‘, 1999), 377. 33

Untuk melihat bagaimana value culture itu penting, lihat Yuswohadi, Bembi Dwi

Indrio, dan Sunarto Ciptoharjono (ed.), Hermawan Kartajaya on Marketing (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2004), 644.

Page 40: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

24

bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Adapun prinsip kunci mewujudkan trust

pada level ini adalah kredibilitas.34

Setidaknya terdapat empat hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan

kualitas personal nadzir yang kredibel, diantaranya adalah integritas (integrity),

niat (intent), kapabilitas (capability), dan hasil (result).35

Untuk mengembangkan

integritas seseorang harus memiliki nilai-nilai jujur,36

dan adil.37

Sifat-sifat ini

penting dalam mengelola dan mengembangkan aset wakaf. Seorang nadzir harus

memiliki komitmen melaksanakan tugas, agenda atau kesepakatan. Komitmen

yang dibuat harus rasionalitas dan dengan persiapan matang; menjaga sebuah

kepercayaan dengan bersikap amanah;38

selalu memiliki kesiapan menerima

segala kebaikan yang diterima dengan bentuk evaluasi dan peningkatan kinerja;

melandasi semua aktifitas usaha atas dasar ibadah.

Untuk memelihara niat (intent) supaya sesuai koridor, seorang nadzir harus

bekerja dengan cara yang legal, baik menurut peraturan hukum positif maupun

34

Seseorang dianggap kredibel apabila kualitas pribadinya dapat dipercaya. Orang yang

kredibel harus memegang komitmen yang dibuatnya, memiliki integritas, tidak melakukan

kebohongan dan siap bertanggungjawab apabila melakukan suatu kesalahan. Salah satu indikator

seseorang dianggap kredibel adalah selalu menjaga ucapannya selaras dengan perbuatan yang

dilakukan. Lihat Budhi Wibowo, Dibenci tetapi Dirindu Sukses sebagai Perantara (Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2010), 26-27. 35

Stephen m. R. Covey, The Speed of Trust: The One Thing That Changes Everything,

43-109. 36

Konsep dan praktek jujur dalam Islam dapat dilihat dari banyak hadith dan sirah

Nabawi. Diantaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidhi dari Sufyan Athauri, dari Abi

Hamzah, dari Hasan Basri, dari Abī Sa’id berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Seorang

pedagang yang jujur dan amanah bersama-sama dengan para nabi, orang-orang yang jujur dan para

syuhada." hadīth hasan. (Abu al-Fida’ Isma’īl ibn Kathīr Al-Damshiqi, Tafsīr al-Qur’ān al-‘Azīm.

[Beirut: Dār al-Fikr. 1997], 355). 37

Dalam al- Qur’ān perintah berbuat adil dapat ditelusurui dalam Q.S. Nisā’ (4) : 58, Q.S.

al-Māidah (5): 8, Q.S. al-An'ām (6): 152, Q.S. al-A'rāf (7): 29 dan 85, Q.S. Hūd (11): 84-85, Q.S.

al-Isrā'(17): 35, Q.S. al- Anbiyā (21): 112, Q.S. al-Rahmān (55): 9, Q.S. al-Mutaffifīn (83): 1-3,

Q.S. al-Talāq (65): 2. 38

Konsep amanah dalam Islam dapat dijumpai dalam al-Qur’ān surat al- Anfāl ( 8) :27:

Q.S. al-Mu’minūn (23) : 8 dan 11; Q.S. al- Ahzāb (33):72; Q.S. Fātir (35): 32 dan 35.

Page 41: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

25

menurut syar’i (agama),39

berbuat dengan penuh ketulusan dan kepedulian,

memastikan segala ketulusan niat tersebut berjalan dengan baik, memastikan

bahwa antara yang ada dalam gagasan itu sesuai dengan realitas kenyataan di

lapangan, mencari jalan keluar yang saling menguntungkan.

Adapun supaya nadzir capable, dirinya harus bekerja cerdas sesuai dengan

kemampuan yang maksimal. Dalam ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan

secara benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik.

Selalu menciptakan proses, hasil kerja yang berkualitas, dan bekerja secara

profesional sesuai dengan kemampuan dan keahliannya ini adalah selayaknya

menjalankan konsep amanah yang dicontohkan dan juga diamanatkan oleh Nabi

Muhammad. Bahkan Nabi Muhammad pernah menyatakan bahwa bumi akan

kacau dan kiamat jika tidak ada amanah.40

Poin terakhir yang harus diperhatikan dalam membentuk trust pada diri

nadzir adalah aspek hasil (results). Hasil memiliki hubungan yang erat dengan

trust, karena dengan hasil yang baik, seorang nadzir dikenal dan dinilai memiliki

kecakapan, keahlian dan dedikasi kerja yang baik sehingga tetap dipercaya. Hasil

yang optimal akan menunjukkan rekam jejak yang baik, seorang yang memiliki

hasil kerja positif akan memberi pengaruh yang baik kepada orang lain. Seorang

nadzir yang memiliki hasil kerja (results) yang baik akan menghabiskan waktunya

dengan sesuatu kegiatan yang membawa manfaat dan tidak berbuat dengan

perkara yang sia sia. Ia akan menyelesaikan segala tanggungjawab dan tugas

39

Dalam ajaran Islam seorang muslim diperintahkan untuk selalu berbuat sesuai aturan,

dan tidak melanggar ketentuan, seperti dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah (2): 188, Q.S. al-

Nisa’(4): 29-30 dan 161, Q.S. al-Taubah (9): 34. 40

Muhammad bin Ismaī‘īl al-Bukhāri, Sahīh al-Bukhārī, dalam Maktabah Al-Shāmilah

(Riyad: Dār al-Salām, 1419 H), hadis ke 59.

Page 42: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

26

yang diberikan kepadanya dengan tidak hanya sekedar mengerjakan kewajiban

dan tugas, tetapi juga melakukan sebuah evaluasi menyeluruh untuk peningkatan

kinerja.

Dalam lembaga wakaf, kemampuan nadzir dan tim yang bertugas

mengelola dan mengembangkan wakaf membentuk modal sosial baik di internal

maupun eksternal yang mampu mengubah tatakelola lembaga wakaf menjadi

lebih unggul.

Berikut adalah ciri-ciri yang harus dimiliki nadzir dilihat dari kerangka

modal sosial: (1) memiliki keunggulan pendidikan; (2) memiliki kemampuan

manajerial yang baik; (3) memiliki jaringan luas; (4) memiliki karakter

kepemimpinan yang transformatif; dan (5) mempunyai pengetahuan mapan

mengenai wakaf produktif.

Gambar 2.1. Modal Sosial Nadzir

Page 43: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

27

Di bawah ini akan dijelaskan lima karakteristik modal sosial yang harus

dimiliki oled nadzir wakaf.

Pendidikan yang dimiliki oleh nadzir melahirkan profesionalisme sehingga

menjadi subjek penggerak pengelolaan lembaga wakaf yang baik. Dengan

pendidikan yang baik, seorang nadzir diharapkan memiliki kualitas pengetahuan,

memahami arti pentingnya tekhnologi, dan memiliki keterampilan teknis dan

kecakapan yang memadai mengenai wakaf. Nadzir yang memiliki pendidikan

bagus juga diharapkan mempunyai kemampuan kewirausahaan, yang menjadi

salah satu pilar roda pengembangan ekonomi pada sebuah lembaga saat ini

sehingga mampu bertahan dan berkembang. Pentingnya pendidikan juga dipahami

karena ia dapat meningkatkan daya saing yang menjadi syarat eksistensi dari

banyaknya persaingan era sekarang.41

Kemampuan manajerial yang baik pada diri nadzir memiliki manfaat bagi

lembaga wakaf yang ia pimpin, karena organisasi yang baik membutuhkan kinerja

yang juga baik sehingga organisasi menjadi efektif. Kemampuan manajerial

membawa organisasi memiliki kepastian perencanaan program kerja dan praktek

manajemen yang ditentukan. Hal ini tentunya juga berdampak pada terlaksananya

program lembaga wakaf, dan pencapaian-pencapaian yang diinginkan.42

Adapun pentingnya jaringan adalah karena ia dapat memfasilitasi

terjadinya komunikasi dan interaksi yang baik, memungkinkan tumbuhnya trust

41

Saat ini beberapa negara mengembangkan knowledge-based economy (KBE), yang

mensyaratkan dukungan manusia berkualitas. Lihat Mohammad Ali, Pendidikan untuk

Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan berdaya SaingTinggi

(Jakarta: Grasindo, 2009), 282. 42

Untuk mengetahui pentingnya manajemen dan manjerial lihat Hessel Nogi S

Tangkilisan, Manajemen Publik, ed. Yovita Hardiwati (Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2005), 163.

Page 44: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

28

dan memperkuat jalinan kerjasama. Salah satu ciri masyarakat atau komunitas

yang sehat adalah memiliki jaringan-jaringan yang kuat dan kokoh. Jalinan inter-

relasi yang kental tersebut dapat berbentuk formal maupun informal.43

Jaringan

sosial yang erat mampu memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya serta

manfaat-manfaat dari partisipasinya itu.44

Selain itu, jaringan yang luas juga

sangat dibutuhkan oleh nadzir karena bermanfaat untuk: (1) menemukan

sumberdaya penunjang atau spesialisasi bagi terciptanya efektifitas usaha dan

efektifitas program lembaga wakaf; (2) efesiensi pengeluaran sehingga biaya-

biaya transaksi dapat ditekan; dan (3) terciptanya usaha yang fleksibel karena

memiliki banyak jaringan yang dapat dipercaya.45

Untuk itu seorang nadzir perlu

memperhatikan faktor jaringan bagi lembaganya. Manfaat utama jaringan dalam

lembaga wakaf adalah membantu penghimpunan wakaf, membantu berjalannya

bisnis yang dikelola oleh wakaf, dan mendorong terbentuknya trust.

Adapun nadzir yang memiliki karakteristik kepemimpinan yang bersifat

transformatif memiliki ciri-ciri antara lain: (1) memiliki kharisma, (2) senantiasa

menghadirkan stimulasi intelektual yaitu selalu membantu dan mendorong para

pengikutnya untuk mengenali ragam persoalan dan cara-cara untuk

memecahkannya; (3) memiliki perhatian dan kepedulian terhadap setiap

anggotanya untuk melakukan hal yang terbaik bagi dirinya sendiri dan

43

Jenny Onyx dan Paul Bullen “Measuring Social Capital in Five Communities,” Journal

of Applied Behavioral Science, vol. 36, no. 23(2000): 23-42. 44

Dalam Islam terdapat ajaran yang merujuk pada penguatan jaringan (hubungan), yaitu

konsep persaudaraan (ikhwah) yang memiliki dimensi luas karena cakupannya sudah tidak

memandang pertalian darah sebagai satu-satunya gagasan persaudaraan. Lihat Tantawī, “Al-Tafsīr

Al-Wasīt,” Mauqi’ Al-Tafāsir, t.t, 3937. 45

Lihat pentingnya jaringan dalam usaha pada Muhammad Ismail Yusanto dan

Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press,

2002), 97.

Page 45: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

29

komunitasnya; (4) senantiasa memberikan motivasi yang memberikan inspirasi

bagi anggotanya; (5) berupaya meningkatkan kapasitas para pengikutnya agar bisa

mandiri, tidak selamanya tergantung pada pemimpin, dan lebih banyak

memberikan contoh ketimbang berbicara (keteladanan). 46

Karakter terakhir dari modal sosial nadzir adalah pengetahuan nadzir

tentang wakaf. Seorang nadzir perlu memiliki pengetahuan terkait wakaf

(misalnya regulasi) dan juga memiliki wawasan yang luas. Dengan modal ini,

nadzir mampu membuat kebijakan yang tepat bagi kemajuan lembaga wakaf yang

dikelolanya.

Selain perlunya trust yang kuat pada internal lembaga wakaf dan

nadzirnya, trust juga perlu dimiliki masyarakat luas. Bagaimanapun

masyarakatlah yang kemudian memonitor dan menikmati hasil berkembangnya

lembaga wakaf. Ada beberapa langkah langkah yang perlu diambil nadzir untuk

menciptakan kepercayaan masyarakat kepadanya dan kepada lembaga yang

dikelolanya, yaitu (1) menjaga aset wakaf serta mengembangkannya dengan

memperhatikan kelayakan investasi serta kehati-hatian atas resiko investasi yang

ditimbulkan; (2) menghindari penyalahgunaan aset wakaf; (3) melakukan

distribusi hasil aset wakaf tepat sasaran; (4) memperhatikan dan menjalankan

budaya organisasi yang telah ditentukan oleh wakif dan tim; (5) mensosialisaikan

wakaf kepada khalayak umum dengan menunjukkan kualitas pelayanan dan

pengelolaan yang sudah dibuktikan dengan baik; dan (6) menciptakan sistem

46

lihat Habibi Zaman Riwan Ahmad, Membangun Ekonomi Pesantren, Analisis Modal

Sosial (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), 143.

Page 46: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

30

pelaporan atas aset wakaf yang komprehensif, yang dapat diakses oleh khalayak

umum.

Dari semua pembahasan mengenai modal sosial dan keterkaitannya dengan

wakaf tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa modal sosial bermanfaat bagi

penguatan lembaga wakaf dalam tatakelola. Modal sosial yang kuat dapat

mempengaruhi image masyarakat luas pada lembaga wakaf sehingga terbentuklah

kepercayaan yang mendukung bagi tercipta dan berkembangnya pengelolaan

wakaf yang lebih terorganisir dan modern.

Page 47: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

31

III

DKI JAKARTA: POTRET SOSIAL EKONOMI DAN PERWAKAFAN

Bab ini akan membahas sekilas tentang potret sosial ekonomi dan perwakafan

di DKI Jakarta berdasarkan yang kondisi geografis dan demografis Jakarta, hal ini

penting untuk memberikan konteks mengapa Jakarta merupakan tempat yang

strategis dan menjanjikan bagi perkembangan wakaf produktif di tanah air. Dalam

bab ini juga akan dibahas kondisi terkini perwakafan di DKI Jakarta berdasarkan

data yang dirilis oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Republik Indonesia

Provinsi DKI Jakarta tahun 2008.

A. Latar Belakang Sosial, Ekonomi dan Keagamaan Jakarta

Kondisi Geografis

Jakarta merupakan rumah bagi 9.607.787 jiwa penduduknya. Memiliki luas

daratan 661,52 km2, Jakarta berbatasan dengan laut Jawa disebelah Selatan;

Kabupaten/Kota Bekasi disebelah Timur; Kabupaten/Kota Bogor dan Depok

disebelah Selatan; serta Kabupaten/Kota Tangerang disebelah Barat.

Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan satu

Kabupaten administratif, yakni: Kota administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90

km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15

km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, dan Kota administrasi Jakarta

Page 48: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

32

Timur dengan luas 187,73 km2, serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu

dengan luas 11,81 km247

.

Sebagai ibukota negara, Jakarta memiliki kedudukan khusus di Indonesia.

Ia menjadi barometer segala dinamika politik, ekonomi dan sosial yang terjadi di

Indonesia.

Sebagai pusat perekonomian, Jakarta memiliki Bandara Internasional

Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai jalur utama pintu masuk

perdagangan antar pulau dan perdagangan internasional. Maka tak heran jika

perekonomian bertumpu di Jakarta. Terpusatnya kegiatan, ekonomi, bisnis dan

perdagangan berdampak pada 70% peredaran uang berada di kota ini. Dengan

ditunjang dengan fasilitas terbaik di segala sektor seperti pendidikan, kesehatan,

kesenian, olahraga dan fashion, Jakarta menjadi satelit bagi kota-kota lain di

Indonesia dan menjadi dayatarik bagi setiap orang untuk tinggal dan berharap

mendapatkan penghidupan yang lebih baik di kota ini.

Sementara itu dalam hal nilai aset tanah, tanah di Jakarta memiliki nilai

jual yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) di

DKI Jakarta mulai dari Rp.1000.000 sampai dengan 32 juta rupiah berdasarkan

list yang dimuat oleh Dirjen Pajak RI, Lebih detail dapat dilihat di

http://njop.pajak.go.id/. Hal ini menunjukkan bahwa satu meter tanah di Jakarta

memiliki nilai jual tinggi dibandingkan dengan harga tanah di tempat lain. Hal ini

juga yang menyebabkan perkiraan nilai aset wakaf pada masing-masing tanah

wakaf dalam penelitian ini berkisar diatas 1 milyar.

47

Sumber : Perda No 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Tahun 2007-2012

Page 49: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

33

Selain sebagai pusat perekonomian, Jakarta juga merupakan pusat

pemerintahan. Semua lembaga tinggi negara, istana negara dan kantor

pemerintahan berada di kota ini. Hal berimplikasi kepada seluruh kebijakan

nasional dan kebijakan politik lahir dikota ini. Sebagai konsekwensinya, Jakarta

menjadi barometer bagi dinamika dinamika politik, ekonomi dan sosial di negara

ini.

Kondisi Demografis

Penduduk Jakarta datang dari berbagai suku, etnis dan kultur yang

berbeda. Suku Jawa (35%), Betawi (28%) dan Jawa (15%) merupakan populasi

terbesar yang tinggal di Jakarta. Sementara merujuk pada agama yang dianut,

mayoritas penduduk Jakarta adalah Muslim (85.4%) diikuti oleh Kristen (7.5%)

dan Katolik (3.2%). Dengan sifat penduduknya yang heterogen ini menjadikan

Jakarta sebagai kota yang cukup terbuka dan menuntut toleransi yang tinggi

diantara penduduknya.

Begitupun dengan latar belakang pendidikan penduduknya, mayoritas

warga Jakarta adalah masyarakat terpelajar dimana jumlah penduduk yang

mengenyam sekolah tinggi cukup banyak. Sebagaimana tergambar dalam table

dibawah ini dapat diketahui bahwa penduduk Jakarta sebagian besar telah

mengenyam pendidikan sampai setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

pun sederajat.

Page 50: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

34

Tabel 3.1. Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan Provinsi DKI Jakarta

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Jumlah

1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 249,786*

2 Tidak/Belum Tamat SD 1,136,234

3 SD/MI/Sederajat 1,563,662

4 SLTP/MTs/Sederajat 1,675,833

5 SLTA/MA/Sederajat 2,653,635

6 SM Kejuruan 368,705

7 Diploma I/II 76,519

8 Diploma III 293,498

9 Diploma IV/Universitas 678,454

10 S2/S3 78,520

11 Tidak Terjawab 3,117

Jumlah 8,777,963

Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia * Penduduk yang tidak bersekolah sebagian besar usia lanjut.

Ketiga faktor diatas diyakini menjadikan warga Jakarta lebih terbuka dan

terbiasa dalam merespon ide-ide inovatif dan kreatif. Begitupun dengan konsep

wakaf produktif, bagi warga Jakarta konsep ini relative baru. Meskipun sejarah

mencatat bahwa wakaf produktif sudah dijalankan sejak masa Rasulullah, bagi

warga Jakarta, konsep ini baru dikenal kembali. Hal ini karena bentuk

pengembangan dan pemanfaatannya yang disesuaikan dengan konteks kekinian

Page 51: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

35

semisal wakaf melalui uang tunai dan atau saham, mengunakan tanah wakaf untuk

bangunan hotel, apartemen dan mall, kesemuanya tidak ada pada zaman

Rasulullah.

Sosial Keagamaan

Penduduk Muslim tersebar secara merata di 6 wilayah pemerintahan DKI,

jumlah terbesar dapat ditemui di Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.

Tabel 3.2.

Sebaran Penduduk Muslim Provinsi DKI Jakarta

Nama Kabupaten/Kota

Total Jumlah

Penduduk

Jumlah Penduduk

Muslim

%

1 Kepulauan Seribu 21,082 21,009 100

2 Kodya Jakarta Selatan 2,062,232 1,896,152 92

3 Kodya Jakarta Timur 2,693,896 2,416,360 90

4 Kodya Jakarta Pusat 902,973 752,465 83

5 Kodya Jakarta Utara 1,645,659 1,311,198 80

6 Kodya Jakarta Barat 2,281,945 1,803,612 79

Total 9,607,787 8,200,796

Sumber: Kanator Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta 2008

Dalam hal keagamaan, Jakarta menjadi poros bagi dinamika sosial

keagamaan yang terjadi di tanah air. Keberagamaan atau religiusitas masyarakat

Jakarta terbilang cukup tinggi. Saat ini di Jakarta, mudah ditemui orang

perempuan berjilbab yang fashionable di pusat-pusat perbelanjaan (mall), kampus,

Page 52: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

36

sekolah, bank dan perkantoran. Mereka menggunakan identitas keislamannya

dengan rasa percaya yang tinggi. Fenomena ini tidak kita dapati pada awal tahun

90’an, dimana identitas keislaman seseorang tidak boleh di munculkan di ruang

publik. Pada masa itu, perempuan berjilbab tidak bisa bermimpi untuk bisa

bekerja di bank atau menjadi presenter di televisi.

Pasca reformasi 1998, tingkat partisipasi masyarakat Indonesia secara

umum dan masyarakat Jakarta secara khusus terhadap aktifitas keagamaan

meningkat tinggi. Hal ini terlihat dari hal-hal yang kasat mata seperti

meningkatnya jumlah masyarakat yang mengenakan busana muslim, maraknya

partai politik Islam, berjamurnya perbankan syariah, meningkatnya tayangan

program TV yang bernuansa Islam, maraknya lembaga-lembaga zakat dan

kemanuasiaan bernuansa Islam dan peningkatan penyediaan fasilitas masjid atau

musholla di gedung-gedung perkantoran dan mall. Perubahan juga terjadi pada

hal-hal yang tidak kasat mata, seperti meningkatnya rasa percaya masyarakat

kelas menengah terhadap sekalah-sekolah Islam, meningkatnya perolehan dana

zakat, infak dan sedekah, tingginya minat masyarakat terhadap produk-produk

syariah dan tingginya minat masyarakat terhadap tren fashion muslim. Dari

paparan diatas dapat disimpulkan bahwa fenomena tersebut diatas merupakan

indikasi tingginya tingkat religiousitas masyarakat Jakarta.

Dapat dikatakan bahwa pengembangan wakaf produktif memiliki masa

depan cerah jika di kelola dengan baik. Dinamika sosial, ekonomi, politik dan

keagamaan di Jakarta merupakan modal sosial yang besar bagi berkembangnnya

potensi wakaf produktif di Indonesia.

Page 53: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

37

B. Gambaran Umum Wakaf di Jakarta

Sebagai sebuah kota dengan mayoritas penduduk Muslim, Jakarta juga

memiliki sejarah perwakafan yang panjang. Jakarta menempati urutan ke 16

dalam hal jumlah lokasi aset wakaf diantara 33 provinsi di Indonesia. Angka ini

terbilang cukup baik mengingat tanah di Jakarta relatif lebih mahal dibandingkan

tanah di propinsi lain dan sebagian besar sudah habis terpakai oleh kantor-kantor

pemerintahan, pusat bisnis dan perumahan penduduk.

Data yang dimiliki oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta

tahun 2008 dan juga menjadi data yang dirilis oleh Direktorat Wakat Kementerian

Agama tahun 2010 menyebutkan total luas tanah wakaf di Jakarta mencapai

9.353.537.662 m2. Ini berarti 14% dari total luas daratan Jakarta adalah tanah

wakaf. Aset tanah ini terdapat di 5.661 lokasi yang tersebar di lima kota wilayah

administrasi (dalam laporan ini wilayah Kepulauan Seribu masuk kedalam

wilayah administrasi Jakarta Utara).

Dari tabel dibawah ini dapat dilihat wakaf tersebar dengan cukup merata di

tiga wilayah kota yakni Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Lokasi

aset wakaf sebagian besar terkonsentrasi di Jakarta Timur sebesar 28 % dan

Jakarta Selatan mencapai 27%.

Meskipun demikian, luas tanah wakaf terbesar berada di Jakarta Timur

yaitu mencapai 81%. Hal ini sejalan dengan sebaran penduduk Muslim di tiap

wilayah administratif kota seperti dapat dilihat pada tabel demografi (Tabel 3.2).

Page 54: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

38

Tabel 3.3.

Total Lokasi dan Luas Tanah Wakaf Propinsi DKI Jakarta

No. Kota

Administrasi

Total % %

Lokasi Luas M2 lokasi luas

1 Jakarta Timur 1,558 7,606,097 28 81

2 Jakarta Selatan 1,506 963,744

27 10

3 Jakarta Barat 1,028 330,480

18 4

4 Jakarta Utara 853 248,030

15 3

5 Jakarta Pusat 716 209,593

13 2

Jumlah 5,661 9,357,945 100 100

Sumber: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta 2008

Aset Wakaf Berdasarkan Sertifikasi Tanah Wakaf

Berdasarkan status sertifikat wakaf, sekitar 74% dari aset wakaf yang ada

telah bersertifikat. Sayangnya luas tanah wakaf yang sudah bersertifikat hanya

18% dari total luas aset wakaf di DKI Jakarta. Hal ini berarti, sekitar 82 % luas

aset wakaf yang tersebar di 1950 lokasi belum bersertifikat. Angka ini sebagian

besar terkonsentrasi di Jakarta Timur mencapai luas 7.286.118m2 di 593 lokasi

wakaf.

Sementara aset wakaf yang telah bersertifikat terkonsentrasi di Jakarta

Selatan dengan luas tanah mencapai 666,409 di 1.160 lokasi. Belum diketahui

mengapa lokasi aset wakaf bersertifikat sebagian besar terdapat di Jakarta Selatan,

apakah hal tersebut di sebabkan oleh birokrasi dan pelayanan di wilyah ini lebih

Page 55: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

39

bagus, ataukah tingkat kesadaran nadzir lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah

lainnya di Jakarta. masih harus dicari lebih jauh lagi.

Tabel 3.4.

Laporan Perkembangan Sertifikasi Tanah Wakaf

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008

Kota

Administrasi

Jumlah Sudah bersertifikat

Sudah ada AIW/APAIW Belum

Sudah didaftar

BPN

Belum didaftar BPN Bersertifikat

Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2)

Jakarta Selatan 1,506 963,744 1,160 666,409 2 434 344 296,901 346 297,335

Jakarta Timur 1,558 7,606,097 965 371,057 0 0 593 7,286,118 593 7,286,118

Jakarta Barat 1,028 330,480 775 282,039 54 6,832 199 41,609 253 48,441

Jakarta Utara 853 248,030 679 192,593 112 43,514 62 11,923 174 55,437

Jakarta Pusat 716 205,186 593 171,123 45 19,953 78 18,517 584 202,090

Jumlah 5,661 9,353,538 4,172 1,683,221 213 70,733 1,276 7,655,070 1,950 7,889,422

Sumber: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Pemanfaatan Aset Wakaf

Sementara itu, berdasarkan penggunaan aset wakaf, musholla menempati urutan

pertama (51%), diikuti oleh masjid (32%), madrasah/sekolah (8.7%), makam (0.3)

dan sosial/lain-lain (0.1).

Page 56: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

40

Tabel 3.5.

Penggunaan Aset Wakaf Tahun 2008

Penggunaan Lokasi Luas M2 %

Lokasi Luas M2

1 Langgar/Musholla 2,892 478,233 51.1 5.1

2 Masjid 1,813 988,126 32.0 10.6

3 Madrasah/Sekolah 492 384,230 8.7 4.1

4 Kuburan/Makam 17 27,890 0.3 0.3

5 Sosial/lain-lain 447 7,479,465 0.1 79.9

Total 5,661 9,357,945 92 100 Sumber: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Meskipun begitu, penggunaan untuk sosial/lain-lain ini menggunakan luas

aset wakaf yang paling besar mecapai 7.479.465 m2 atau sekitar 79.9% dari total

luas aset wakaf di DKI Jakarta.

Dari data yang kami peroleh, Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi DKI Jakarta mengkategorikan penggunaan aset wakaf mencakup kategori

empat M yaitu; masjid, musholla, madrasah dan makam. Sementara di luar itu

dimasukkan dalam katergori sosial/lain-lain. Data yang kami peroleh,

pemanfaatan dengan kategori lain-lain ini mencakup yayasan pendidikan,

pesantren, sekolah taman kanak-kanak dan ada dua wakaf yang jelas menyebutkan

wakaf produktif sebagai peruntukkannya.

Adapun penggunaan aset wakaf berdasarkan persebaran wilayah seperti

terlihat pada table 3.6 dibawah ini, jumlah masjid yang berdiri diatas tanah wakaf

banyak terdapat di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Begitupun dengan

musholla, madrasah, makam dan juga untuk kategori sosial.

Page 57: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

41

Data dibawah ini menunjukkan jumlah lokasi dan luas aset wakaf sebagian

besar berada di Jakarta Timur dan Barat. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah

populasi penduduk di wilayah itu yang mencapai 92 dan 90 persen (lihat table

3.2).

Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aset wakaf yang

tersebar di DKI Jakarta ini dimaksudkan peruntukkannya dalam rangka memenuhi

kebutuhan akan rumah ibadah di wilayah tersebut, maka tak heran jika sebagian

besar aset wakaf diperuntukkan untuk bangunan masjid, musholla, madrasah dan

makam.

Tabel 3.6.

Laporan Perkembangan Kegunaan Sertifikasi Tanah Wakaf

Menurut Wilayah Tahun 2008

Kota

Administrasi

Masjid Musholla

Madrasah/Sekol

ah

Makam Sosial/lain-lain Total

Lokasi Luas M2 Lokasi Luas M2

Lok

asi

Luas M2

Loka

si

Luas

M2

Lokasi Luas M2

Total

Lokasi

Total

Luas M2

Jakarta Timur 470 254,850 814 113,533 164 117,542 10 100 100 7,120,072 1,558

7,606,09

7

Jakarta Selatan 412 334,629 772 201,181 138 141,216 5 24,800 179 261,918 1,506 963,744

Jakarta Barat 363 155,566 513 75,112 96 74,486 2 2,990 54 22,326 1,028 330,480

Jakarta Utara 254 105,939 486 59,007 60 34,123 0 0 53 48,962 853 248,030

Jakarta Pusat 314 137,141 307 29,400 34 16,864 0 0 61 26,188 716 209,593

Page 58: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

42

Jumlah 1,813 988,126 2,892 478,233 492 384,230 17 27,890 447 7,479,465 5,661

9,357,94

5

Sumber: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

Akan tetapi, data ini tidak menunjukkan bahwa jumlah masjid di satu

wilayah lebih besar dengan wilayah lain. Hal ini disebabkan oleh banyaknya

masjid yang juga berdiri diatas bukan tanah wakaf. Masjid-masjid ini tidak masuk

terhitung kedalam data ini karena statusnya bukan tanah wakaf.

Masjid dibangun bukan diatas tanah wakaf

Sebuah studi yang dilakukan oleh Amelia Fauzia mengenai status wakaf

masjid dan mushalla di Indonesia memperlihatkan fenomena yang cukup

mengangetkan, bahwa 294,020 (atau 41%) masjid/mushalla berdiri di atas tanah

non wakaf. Di Jakarta persentase lebih kecil yaitu 33% atau sekitar 2.831

masjid/mushalla yang berdiri di atas tanah non wakaf.48

Fenomena ini memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat di Indonesia

termasuk juga di Jakarta untuk mendirikan masjid di atas tanah wakaf masih

kurang. Dan sepertinya kesadaran untuk mempertimbangkan status tanah dan

termasuk izin pendirian bangunan masih rendah. Padahal, persoalan tanah dan izin

48

Amelia Fauzia, “Fenomena Masjid di atas Tanah Bukan Wakaf: Sebuah Kajian

Empiris,” Website Badan Wakaf Indonesia,

http://bwi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1008%3Afenomena-masjid-di-

atas-tanah-bukan-wakaf-sebuah-kajian-empiris-3-

habis&catid=27%3Aopini&Itemid=137&lang=ar.

Page 59: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

43

mendirikan bangunan dalam berbagai kasus, masjid/musholla yang berdiri diatas

tanah non wakaf telah menimbulkan konflik sosial yang berkepanjangan.

Untuk kasus DKI Jakarta, masjid/mushalla di atas berdiri di atas tanah milik

perseorangan atau yayasan, milik pengembang perumahan, atau milik pemerintah.

Tabel 3.7.

Masjid di Jakarta yang Berdiri Bukan di atas Tanah Wakaf Tahun 2012

NO NAMA MASJID ALAMAT STATUS TANAH MILIK

1 Masjid Istiqlal Jakarta Pusat Aset Pemda DKI

2 Masjid Kubah Emas

Dian Al-Mahri Jl. Meruyung Raya, Limo, Depok

Yayasan Keluarga Dian al-

Mahri

3 Masjid Pondok Indah Jl. Sultan Iskandar Muda Pd Indah PT Metropolitan Jakarta

4 Masjid Agung Sunda Kelapa Jl. Taman Sundakelapa 16 Menteng Pengelolaan dalam aset Pemda

DKI

5 Masjid At-Tin Taman Mini Indonesia Indah Jaktim Yayasan kel. Alm. Ibu Tien

Soeharto

6 Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan Yayasan pend Islam Al-Azhar

Jaksel

7 Masjid At-Taqwa Ps Minggu Jl.Poltangan II 45 Ps Minggu Aset pemda dki jakarta selatan

8 Masjid Jakarta Islamic Center Jl. Koeja, JIC Jakarta Pusat Aset Pemda DKI

9 Mesjid Jami' Bintaro Sector 1. Bintaro Jaya,

Jaksel Pengembang Bintaro jaya

10 Masjid Al-Bina Senayan Komp Gelora Bung Karno Senayan Pemda DKI

11 Masjid Al-I’Tisham Dukuh Atas, Jakarta Pusat Bank Negara Indonesia (BNI)

12 Masjid Baitul Ihsan BI Jl. Merdeka Raya Komplek BI Bank Indonesia (BI)

13 Masjid Akbar Kemayoran Jl. Benyamin Sueb Blok Boing Jak-

pus Pemda DKI

14 Masjid al-Musyawarah Kota Satelit Kelapa Gading PT Sumericon Agung

15 Masjid Ni’matul Ittihad Pondok Pinang Pemda DKI

16 Masjid Cut Mutia Jln. Cut Mutia, kp. Melayu Jaktim Gedung dan tanah pemda

Page 60: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

44

Sumber: Amelia Fauzia, “Fenomena masjid”

Walaupun dari sisi status tanah masjid-masjid besar di atas berdiri di atas tanah

bukan wakaf, namun harus diakui bahwa masjid-masjid tersebut dikelola dengan

baik. Bahkan beberapa dikelola secara profesional, seperti masjid Agung Al-

Azhar, sehingga mampu mengembangkan unit bisnis yang menguntungkan dan

menjadi tempat aktivitas budaya Islam yang inovatif dan modern.

Bisa dikatakan bahwa kasus masjid-masjid yang didirikan diatas tanah non

wakaf ini memiliki modal sosial yang tinggi sehingga pengurusnya bisa mengelola

aset yang ada secara profesional, tidak hanya menghasilkan dari sisi ekonomi tapi

juga sosial dan budaya, yang memberi kontribusi positif bagi masyarakat Muslim

Indonesia.

Pengelolaan masjid yang berdiri di atas tanah non wakaf di Jakarta

memperlihatkan bahwa managemen dan kapasitas pengelola atau modal sosial

menjadi faktor penting dalam pengembangan suatu lembaga keagamaan. Status

kepemilikan tanah sementara ini tidak menjadi persoalan serius yang menghambat

pengelolaan masjid. Walau tentunya kepastian hukum seperti yang dimiliki tanah

17 Masjid Darul Adzkar Karang Tengah Lebak Bulus Jak-

Sel Yayasan Darul Adzkar

18 Masjid Bani Umar Bintaro, Jaksel Yayasan Kel. Umar Wirahadi

Kusuma

19 Masjid At-Tawab Ciledug Larangan Indah Ciledug Pengembang Larangan Indah

20 Masjid Al-Falah Bona Indah Cilandak, Lebak Bulus Pengembang Bona Indah

21 Masjid Al-Hikmah (Sarinah) Sarinah, Thamrin, Jak-pus Pengembang PT Sarinah

Page 61: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

45

wakaf secara teori bisa menyumbangkan lebih banyak keleluasaan dalam hal

pengembangan.

Dari pemaparan bab ini, dapat disimpulkan bahwa Jakarta memiliki

potensi yang tinggi untuk pengembangan wakaf produktif. Potensi ini tidak hanya

dari sisi modal aset yang bernilai ekonomi, tapi juga modal sosial yang besar bagi

pengembangan wakaf produktif. Apakah wakaf di Jakarta sudah dikelola secara

profesional dan memiliki modal sosial yang tinggi untuk pengembangan wakaf

produktif? Bab selanjutnya akan memaparkan potensi wakaf produktif di Jakarta

dengan melihat profil sampel beberapa yayasan atau lembaga wakaf di Jakarta.

Page 62: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

46

IV

PROFIL

POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTA

Bab ini membahas temuan penelitian mengenai potensi wakaf produktif di Jakarta

berupa profil sebanyak 24 yayasan yang menjadi studi kasus wakaf produktif di

Jakarta. Di setiap profil, kami menampilkan sejarah singkat tanah wakaf,

gambaran tanah wakaf saat ini, pengelolaannya, persoalan-persoalan yang biasa

dihadapi dan rencana pengembangan tanah tersebut. Profil dilengkapi dengan

gambaran mengenai nadzir dan harapan mereka terhadap pengembangan wakaf

produktif dan ditutup dengan kesimpulan dan saran yang dirangkum oleh tim

peneliti.

Bab ini dibagi kedalam empat sub-bab berdasarkan hasil temuan yaitu

empat kelompok potensi wakaf produktif. Potensi ini didapatkan dari analisis

potensi aset tanah wakaf dan potensi nadzir. Yang dimaksud dengan aset tanah

wakaf merujuk pada sisa lahan tanah wakaf yang belum digunakan, letak

geografis tanah dan manajemen pengelolaan. Sementara potensi nadzir, merujuk

pada pemahaman nadzir tentang wakaf produktif, gaya kepemimpinan, jaringan

kerja dan tingkat kepercayaan masyarakat.

Adapun empat kelompok potensi wakaf produktif itu adalah sebagai

berikut:

Page 63: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

47

Kelompok pertama adalah profil tanah wakaf dengan aset besar dan potensi

nadzir tinggi.

Kelompok kedua yaitu profil tanah wakaf dengan aset besar dan potensi nadzir

cukup.

Kelompok ketiga yaitu profil tanah wakaf dengan aset kecil dan potensi nadzir

tinggi.

Kelompok keempat yaitu profil wakaf yang tidak bersedia ataupun tidak

memungkinkan untuk mengembangkan wakaf produktif

A. PROFIL KELOMPOK PERTAMA: ASET BESAR DENGAN

POTENSI NADZIR TINGGI

Kelompok pertama ini terdiri dari delapan yayasan wakaf, yaitu (1)

Yayasan Madrasah Ad-Dakwah, (2) Yayasan Shirathul Rahman, (3) Yayasan

Masjid Al Mukarromah, (4) Yayasan Husnayain (Masjid Abu Bakar Ash-

Shiddiq), (5) Yayasan Darul Azkar, (6) Yayasan Nurul Falah Tanah Kusir, (7)

Masjid Nurul Falah, (8) Masjid Al-Falah. Kelompok ini mewakili tanah wakaf

dengan aset besar dan potensi nadzir besar.

Mereka dikelompokkan dalam kelompok yang memiliki aset besar karena

selain memiliki lokasi yang strategis, mereka memiliki sisa lahan yang cukup luas

berkisar antara 4.000m2 sampai dengan 1.500 m2, hanya satu lokasi yang

memiliki sisa lahan dibwah 1000 m2 yaitu masjid Al-Falah yang memiliki luas

660 m2. Dari kedelapan lokasi wakaf, kesemuanya memiliki unit bisnis. Sebagian

Page 64: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

48

besar berupa gedung serbaguna, sebagain lain berupa sekolah, ruko, koperasi dan

Kantor Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Hanya satu lokasi yang tidak memiliki

unit bisnis, karena masih dalam tahap pembangunan gedung. Pembangunannya

sudah mencapai 70% dari yg direncanakan. Nadzir dalam kelompok ini memiliki

jejak rekam yang baik dalam pengelolaan aset wakaf. Begitupun dilihat dari latar

belakang pendidikan, pengalaman organisasi, personalitas dan gaya

kepemimpinannya. Dalam profil ini kami tidak membahas secara detail jaringan

yang mereka miliki. Kuat lemahnya jaringan dilihat dari baik buruknya

pengelolaan aset wakaf yang mereka kelola selama ini. Untuk itu mereka

dikategorikan sebagai nadzir dengan potensi tinggi.

Berikut profil delapan yayasan wakaf tersebut.

1. YAYASAN MADRASAH AD-DAKWAH, JAKARTA BARAT

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Madrasah Ad-Dakwah

Alamat : Yayasan ini tersebar di tiga tempat berbeda:

1. Jl. Madrasah Tanah Koja Kelurahan Duri Kosambi,

Cengkareng, Jakarta Barat

2. Jl. Duri Kosambi Raya no. 53. Kelurahan Duri Kosambi,

Cengkareng, Jakarta Barat

3. Kelurahan Gondrong, Cipondoh Tangerang

Peruntukkan : Masjid dan lembaga pendidikan

Luas tanah wakaf : Total 7.741 m2

Lahan dipergunakan : Total 3.600 m2

Page 65: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

49

Sisa Lahan : Total 4.141 m2

No Alamat Luas Tanah Wakaf Lahan Digunakan Sisa Lahan

1 Jl. Tanah Koja 4.027 m2 1.500 m2 2.927 m2

2 Jl. Duri Kosambi Raya 1.700 m2 1.400 m2 300 m2

3 Kelurahan Gondrong 2.014 m2 1.100 m2 914 m2

Total 7.741 m2 3.600 m2 4.141 m2

Yayasan ini memiliki tiga sertifikat tanah wakaf, yaitu:

No Alamat No Sertifikat Tanah Wakaf

1 Jl. Tanah Koja 09.03.01.04.1.01163

2 Jl. Duri Kosambi Raya 09.03.01.04.1.01241

3 Kelurahan Gondrong 10.25.02.05.1.00803

Total Perkiraan Nilai Aset : 48 Milyar Rupiah

Sejarah Singkat

Yayasan Ad-Dakwah tersebar di tiga lokasi. Lokasi yang pertama, seluas

4.027 m2 adalah terletak di jalan Tanah Koja, Duri Kosambi Jakarta Barat. Tanah

wakaf berasal dari masyarakat sekitar yang dipercayakan pengelolaannya kepada

H. Muhammad Zen sebagai Nadzir. Figur seorang H. Muhammad Zen bagi

masyarakat Duri Kosambi merupakan tokoh masyarakat yang soleh dan dapat

dipercaya. Atas dukungan masyarakat pula, dibangunlah diatas tanah tersebut

sekolah Madrasah Ibtida’iyah dan Madrasah Tsanawiyah.

Page 66: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

50

Tahun 1980an, H. Muhammad Zen meninggal dunia, nadzir untuk tanah

wakaf di jalan tanah Koja kemudian berpindah kepada sang anak H. Abdul

Mubin. Setelah wafatnya H. Muhammad Zen, para ahli waris sepakat untuk

mewakafkan sebidang tanah seluas 1.700 m2 yang terletak di Jl. Duri Kosambi

Raya untuk pembangunan masjid dan sekolah. Tanah wakaf ini atas nama H.

Muhammad Zen sebagai wakif dan H. Abdul Mubin sebagai nadzir.

Atas dukungan masyarakat setempat, yayasan ini berkembang dengan baik

dan masih terus melanjutkan pengembangannya sampai ke Cipondoh Tangerang.

Gambar 4.1.1 Papan plang tanah wakaf masjid Ad-Da’wah

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Sepeninggal H. M. Zen, posisi nadzir berpindah kepada anaknya yang

bernama H. Abdul Mubin. Sama seperti ayahnya, dibawah kepemimpinannya,

tanah wakaf yayasan ini berkembang mencapai total 7.741 m2 yang tersebar di

tiga wilayah. Ketiga tanah wakaf ini dipergunakan sesuai peruntukannya sebagai

lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat bangunan masjid dan gedung

Page 67: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

51

sekolah terdiri dari madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan gedung Sekolah

Menengah Pertama (SMP).

Berada di tengah pemukiman penduduk, ketiga tanah wakaf ini juga

berdekatan dengan kantor pemerintahan setempat dan juga pusat bisnis dan

ekonomi seperti pasar dan ruko (rumah toko). Khusus untuk yang berlokasi di Jl.

Duri Kosambi Raya, letaknya berbatasan dengan Garuda Indonesia Training

Center (GITC).

Gambar 4.1.2. Gedung tiga lantai, sarana belajar mengajar yayasan Ad-Dakwah

Saat ini yayasan belum memiliki donatur tetap. Pengelolaan yayasan ini

masih mengandalkan pendapatan dari sumbangan siswa, sementara masjid

mengandalkan sumbangan dari jamaah Jumat yang datang. Adapun penggunaan

dana sumbangan tersebut habis untuk kepentingan perawatan gedung, membayar

gaji guru dan pegawai, dan operasional kegiatan seperti listrik dan telepon.

Sesekali mereka mendapatkan sumbangan dari masyarakat dan pemerintah namun

hal tersebut lebih bersifat insidental seperti perayaan hari besar Islam dan kegiatan

Page 68: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

52

Ramadhan. Tentu saja dana-dana tersebut habis terdistribusi untuk kepentingan

kegiatan-kegiatan.

Pihak yayasan juga belum memiliki unit usaha yang keuntungannya dapat

dipergunakan untuk pengembangan yayasan. Hal ini dikarenakan baik nadzir

maupun pengurus hanya fokus untuk mengembangkan sektor pendidikan dan

belum memiliki pengetahuan dan perspektif yang lain yang lebih bersifat profit

dan menguntungkan secara ekonomi. Dalam hal sumber daya manusia,

kebanyakan dari mereka adalah berlatar pendidikan guru dan pegawai

administrasi, tidak ada satu divisi yang dikhususkan untuk mengembangkan sektor

ekonomi. Padahal, jika dilihat dari sejarahnya, yayasan ini mengalami

perkembangan yang cukup baik.

Gambar 4.1.3. Pembangunan gedung sekolah Yayasan Ad-Dakwah

Page 69: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

53

b. Profil Nadzir

Nama : H. Abdul Mubin, S. Ag

TTGL : Jakarta 10 Juni 1946

Alamat : Jl. Raya Duri kosambi Rt 03/01

Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta Pusat

Telephone : 021-6198514

Pendidikan : Sarjana Strata 1

Pekerjaan : Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Like father like son, H. Abdul Mubin, S. Ag merupakan anak dari H.

Muhammad Zen yaitu wakif pertama cikal bakal yayasan Ad-Dakwah. Sama

seperti ayahnya, H. Abdul Mubin mendapatkan kepercayaan yang besar dari

masyarakat untuk mengembangkan syiar Islam di wilayahnya. Maka tak heran

jika ia memegang peranan penting dalam pengembangan yayasan Ad-Dakwah.

Selain sebagai nadzir, dia juga berperan sebagai pemimpin, tokoh masyarakat dan

guru bagi masyarakat Cengkareng.

Kepercayaan masyarakat yang besar kepadanya dapat dilihat dari

bertambahnya jumlah tanah wakaf yang dipercayakan masyarakat untuk dikelola

olehnya. Tak hanya itu, H Abdul Mubin juga memiliki hubungan baik dengan

pejabat pemerintahan setempat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa dana

pemerintahan yang masuk untuk mendukung pengembangan yayasan Ad-Dakwah

ini.

Page 70: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

54

Perspektif H Abdul Mubin, tentang wakaf produktif sudah sangat maju, ini

bisa dilihat dari pernyataannya yang membolehkan investasi di atas tanah wakaf

dapat berasal dari mana saja meskipun berasal dari non-muslim selama keduanya

bersepakat untuk meggunakannya untuk kepentingan masyarakat luas. Dan dia

percaya bahwa wakaf produktif haruslah digalakkan untuk sebesar besarnya

kepentingan umat.

Gambar 4.1.4. H. Abdul Mubin, S. Ag tampak menerima souvenir dari pewawancara dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berupa buku-buku dan informasi wakaf dari Badan

Wakaf Indonesia

Pemikirannya ini tidak semata-mata miliknya sendiri melainkan juga

pengurus yayasan dan staf pengajar di sekolah tersebut. Sebagaimana juga diamini

oleh Furqon. S. Ag, yang ditemui secara terpisah. Furqon menyatakan bahwa unit

usaha seperti balai kesehatan, mini market, ruko, BMT dan anjungan ATM

merupakan alternatif pilihan bagi pengembangan wakaf produktif di yayasan Ad-

Page 71: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

55

Dakwah. Selain tentunya pengembangan pendidikan tinggi juga perlu dipikirkan

mengingat pendidikan tinggi yang ada saat ini, lokasinya cukup jauh bagi

masyarakat sekitar.

c. Kesimpulan dan Saran

Tanah wakaf yang strategis, nadzir sekaligus pemimpin yang cakap dan

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas serta perspektif wakaf yang

modern menjadikan yayasan Ad-Dakwah memiliki potensi tinggi untuk

dikembangkan pemanfaatan wakafnya. Tidak hanya terhenti bagi pengembangan

pendidikan tetapi dapat diarahkan kepada kegiatan ekonomi dan bersifat profit.

Kendala yang dihadapi oleh yayasan ini adalah belum ada divisi atau

personel yang memikirkan kearah sana. Dengan bantuan dan arahan Badan Wakaf

Indonesia (BWI), diharapkan yayasan ini bisa berkembang lebih baik dan

keuntungan dari pemanfaatan tanah wakafnya dapat memberikan kemaslahatan

yang lebih besar dan lebih luas bagi ummat dan bangsa ini.

Page 72: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

56

2. YAYASAN SHIRATUL RAHMAN JAKARTA BARAT

A. Profil Tanah Wakaf

Nama :Yayasan Shirathul Rahman

Alamat : Jl. Darmawanita IV No. 2E RT10/01, Rawabuaya,

Cengkareng, Jakarta Barat

Peruntukan : Lembaga Pendidikan

Luas Tanah Wakaf : Total 3.595 m2

No Peruntukkan Luas tanah No Sertifikat

1 Bangunan sekolah 730 m2 09.03.01.05.7.02105

2 Lahan kosong 2.865 m2 09.03.01.01.1.02110

Total Perkiraan Nilai Aset : 3.759.500.000 Rupiah

Sejarah Singkat

Yayasan Shirathul Rahman dibangun diatas tanah wakaf H. Usman Perak

seluas 580 m2. Awalnya tanah ini digunakan sebagai tempat kegiatan majlis

taklim. Karena satu dan lain hal, kegiatan ini dipindahkan ke masjid terdekat.

Selanjutnya dibangunlah sekolah madrasah Ibtidaiyah di atas lahan kosong ini dan

berkembang baik sampai hari ini. Yayasan ini terus berkembang hingga mencapai

total luas lahan sebesar 3.594 m2 yang berada di tiga tempat yang berbeda.

Page 73: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

57

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Yayasan ini memiliki total luas tanah wakaf sebesar 3.595 m2. Berupa

bangunan sekolah, rumah toko (ruko) dan lahan kosong yang masing masing

berada di wilayah yang berbeda.

1) Sekolah Ibtidaiyah Shirathul Rahman

Sekolah ini bangun diatas tanah wakaf seluas 580 m2 yang diwakafkan

oleh H. Usman Perak. Tanah wakaf ini tidak memiliki sisa lahan, semuanya habis

untuk bangunan sekolah. Sumbangan siswa diperuntukkan bagi operasional

sekolah, perawatan dan membayar gaji guru dan pegawai. Dengan NJOP senilai

Rp. 2.000.000 per meter persegi, total nilai aset tanah dan bangunan sekolah

mencapai 2.9 miliyar rupiah.

Gambar 4.2.1 Kompleks Sekolah Ibtidaiyah yayasan Shirathul Rahman

Page 74: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

58

2) Rumah Toko (Ruko)

Rumah toko milik yayasan ini didirikan diatas tanah seluas 150 m2

merupakan tanah wakaf dari pejabat kelurahan setempat. Ruko ini berada di

pinggir jalan raya dan disewakan seharga 20 juta pertahunnya. Hasil dari

penyewaan ruko ini di peruntukkan untuk menambah gaji guru dan pegawai,

membantu biaya operasional sekolah dan memberikan beasiswa bagi pelajar

Shirathul Rahman yang tidak mampu. Sehingga total lahan yang telah digunakan

adalah untuk sekolah dan ruko adalah 730 m2.

3) Lahan Kosong

Adapun sisa lahan seluas 2.865 m2 masih merupakan lahan kosong yang

diwakafkan oleh H. As’ad bin H. Ja’far yang diikrarkan kepada KH. Makmun.

Wakif dalam hal ini merupakan orang tua dari H. Ahmad Azhari sang nadzir. Saat

ini lahan tersebut digunakan untuk menanam aneka sayuran yang dapat

dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari pihak pengelola yayasan. Untuk lahan

kosong ini, perkiraan total aset mencapai Rp. 859.500.000,-

Gambar 4.2.2. Tampak lahan kosong ditanami aneka sayur mayur

Page 75: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

59

Gambar 4.2.3. Sebagian lagi, lahan kosong ini berupa rawa-rawa

Sedianya lahan ini dimaksudkan untuk pembangunan sarana pendidikan

sebagai kelanjutan dari pembangunan yang sudah ada, yaitu bangunan sekolah

tingkat Tsanawiyah, Aliyah dan perguruan tinggi. Akan tetapi hal tersebut

terkendala oleh ketiadaan sumberdaya manusia dan sumber dana pihak pengelola.

b. Profil Nadzir

Nama : H. Ahmad Azhari

TTGL : Jakarta, 11 Maret 1954

Alamat : Jl. Darmawanita IV No. 2E RT 10/01 Rawabuaya, Cengkareng,

Jakarta Barat

Telepon : 02195634968

Pendidikan : Lulusan pesantren Annida Al Islamy di Bekasi dan pernah kuliah

di sebuah universitas di Tangerang jurusan pendidikan.

Pekerjaan : Guru

Page 76: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

60

H. Ahmad Azhari adalah sosok nadzir yang cukup berpendidikan

meskipun tidak sampai menyelesaikan sarjana di salah satu perguruan tinggi di

Tanggerang, dia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup lama di

pondok pesantren Annida Al Islamiy pimpinan KH. Muhajirin di Bekasi.

Keterlibatan Azhari pada pesantren ini yang menjadi alasan wakif dan masyarakat

sekitar mempercayakan H. Ahmad Azhari sebagai nadzir di yayasan Shirathul

Rahman. Selain itu, Azhari juga dipercaya untuk menjadi nadzir bagi tanah wakaf

berupa masjid Al-Khoirot yang berada tak jauh dari yayasan Shiratul Rahmaan

ini. Hal ini cukup menjadi bukti bahwa kepribadian dan kepemimpinan H. Ahmad

Azhari mendapatkan kepercayaan dan sambutan yang baik dari masyarakat luas.

Pemahaman Azhari sendiri terhadap hukum perwakafan baik secara fikih

klasik maupun pemikiran kontemporer cukup baik. Hal ini dipraktekkan meski

masih terbatas dilingkungan yayasannya dimana keuntungan dari hasil tanah

wakaf dapat digunakan sebagai subsidi silang bagi operasional dan pemeliharaan

sekolah, tak jarang keuntungan tersebut juga digunakan untuk membayar gaji guru

dan pegawai sekaligus memberikan beasiswa bagi pelajar yang tak mampu.

c. Kesimpulan dan Saran

Pada kasus ini kita bisa belajar, bahwa ruko yang hanya berdiri diatas tanah seluas

150 meter persegi ini, telah memberikan dampak yang signifikan bagi

keberlanjutan pengembangan yayasan Shirathul Rahman. Dari sini kita dapat

Page 77: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

61

melihat bahwa sekecil apapun sumbangan yang berbentuk wakaf jika di

pergunakan untuk hal-hal yang bersifat produktif memberikan manfaat yang besar

dan bersifat jangka panjang bagi kemaslahatan masyarakat sekitar.

Yayasan wakaf ini dapat menjadi best practice bagi kampanye dan

sosialisasi keberhasilan pengelolaan wakaf produktif yang mungkin bisa

diterapkan di tempat lain di kota besar di Indonesia.

Page 78: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

62

3. YAYASAN MASJID AL MUKARROMAH JAKARTA UTARA

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Masjid Al Mukarromah

Alamat Alamat : Jl. Mangga no. 2, Rt 02/08, Koja Jakarta Utara

Peruntukan : Masjid dan Lembaga pendidikan

Luas Tanah Wakaf : total 3.008 m2

Lahan Dipergunakan : 1.000 m2

Sisa Lahan : 2.000 m2

No Sertifikat : No. 16 tahun 1993

Total Perkiraan Nilai Aset : 15 Milyar

Sejarah Singkat

Wilayah ini dahulunya adalah rawa-rawa yang ditimbun oleh pemerintah, dalam

hal ini dikuasakan oleh Badan Penguasa Pelabuhan (BPP). Tahun 1975,

pemerintah menyerahkan tanah seluas 3008 m2 kepada masyarakat yang diwakili

oleh H. Zakoni, tokoh masyarakat setempat untuk dijadikan masjid dan fasilitas

umum lainnya. Sehingga status awal tanah ini merupakan hibah dari pemerintah.

Pembangunan masjid ini sendiri baru dimulai tahun 1998.

Pada tahun 2008, H. Zarkoni meninggal dunia, padahal dalam struktur

kepengurusan yang bersangkutan bertindak sebagai ketua Nadzir. Kantor Urusan

Agama setempat memiliki inisiatif untuk menerbitkan sertifikat atas tanah hibah

pemerintah ini dengan menggunakan nama H. Zarkoni sebagai yang mewakafkan.

Page 79: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

63

Pada tahun 2000, sertifikat wakaf ini diterbitkan dengan menunjuk H. Syaifuddin,

AH. MG sebagai ketua Nadzir.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Masjid Al Mukarromah dibangun diatas tanah seluas 1000 m2 dari total luas tanah

wakaf 3008 m2. Sampai hari ini, masjid ini masih dalam proses pembangunan.

Masjid Al-Mukarromah yang dibangun tiga lantai ini terlihat begitu megah. Lantai

1 ditujukan untuk pembangunan unit bisnis dan fasilitas umum seperti koperasi,

perpustakaan, klinik dan apotik, sedangkan lantai 2 dan 3 untuk tempat ibadah.

Gambar 4.3.1. Masjid Al Mukarromah, tampak depan

Page 80: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

64

Pembangunan Masjid ini diperkirakan telah menelan biaya sekitar 7

Milyar. Pengurus mengandalkan pembiayaan pembangunannya berasal dari dana

zakat, infak dan sedekah mayarakat. Sebagian didapat dari sponor dan investor.

Gambar 4.3.2. Masjid Al Mukarromah, lantai 1 dalam tahap proses pembangunan

Pengelolaan Masjid Al Mukarromah dilakukan secara kelembagaan, dan

dikelola oleh pengurus dengan latar belakang pengalaman organisasi yang cukup

baik, sehingga alur keluar masuk dana yayasan masjid Al Mukarromah ini

dilaporkan setiap tiga bulan sekali. Hasil dari pendapatan (dana masuk) masjid ini

sebagian besar habis terpakai untuk pembangunan masjid, selebihnya untuk biaya

operasional dan perawatan masjid.

Page 81: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

65

Gambar 4.3.3 Diatas lahan seluas 1.000 m2 ini rencananya akan dibangun

gedung serba guna

Sementara sisa lahan seluas 2.000 m2, rencananya akan dibangun gedung

serbaguna untuk disewakan, dan lembaga pendidikan. Ke depan, hasil dari unit

bisnis yang saat ini sedang dibangun akan diperuntukkan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat sekitar dan pemberian beasiswa pendidikan bagi warga

yang tidak mampu.

b. Profil Nadzir

Nama : H. Syaifuddin, AH. MG

TTGL : Payakumbuh, 12 April 1940

Alamat : Jl. Dukuh No. 44 A RT 01/17 Legoa, Koja, JAKUT

Page 82: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

66

Pendidikan : Akademi Meteorologi dan Geofisika Jakarta, 1964

Pekerjaan : Wiraswasta

Pengalaman Organisasi : Dewan Masjid Indonesia, Himpunan Haji JAKUT

Tanah wakaf ini memiliki nadzir dalam bentuk kelompok. Dalam hal ini

bertindak sebagai ketua nadzir adalah H. Syaifuddin, AH. MG. Latar belakangnya

sebagai wiraswasta dengan pendidikan yang cukup tinggi dan aktif di organisasi,

membuat H. Syaifuddin memiliki pandangan yang cukup baik tentang

pemanfaatan tanah wakaf secara produktif. Meskipun tidak mengetahui secara

persis apa dan bagaimana wakaf produktif, ide dan semangat H Syaifuddin dan

anggota nadzir lainnya sudah sejalan dengan prinsip-prinsip pengelolaan wakaf

secara produktif.

c. Kesimpulan dan Saran

Yayasan masjid Al-Mukarromah telah melewati tahapan selangkah lebih maju

dalam hal pengembangan wakaf produktif dibandingkan dengan masjid di Jakarta

pada umumnya. Penggunaan lahan wakaf untuk orientasi ekonomi telah

memasuki wilayah kesadaran kolektif para nadzir dan pengurus masjid. Tinggal

nanti pemanfaatannya yang perlu diawasi apakah sesuai dengan prinsip prinsip

keadilan, transparan dan akuntabel.

Page 83: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

67

4. YAYASAN HUSNAYAIN (MASJID ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ)

JAKARTA TIMUR

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Husnayain

Alamat : Jl. Kalisari, Gg. LAPAN 1 Rt 09/01, Pekayon, Pasar

Rebo, Jakarta Timur

Peruntukan : Islamic Center

Luas Tanah Wakaf : 6.524 m2

Lahan Dipergunakan : 5.000 m2

Sisa Lahan : 1.524 m2

No Sertifikat Wakaf : No. 213 AIW/PPAIW: W2/32/91

Total Perkiraan Nilai Aset : 20 Milyar

Sejarah Singkat

Berawal dari hubungan baik antar KH. Cholil Ridwan semasa kuliah di

Madinah dengan seorang dermawan bernama Asmuni yang tengah melaksanakan

ibadah haji, diwakafkanlah tanah seluas 7.000 m2 pada tahun 1976 yang

diperuntukkan sebagai pusat kajian dan kebudayaan Islam. Pada tahun 1986,

berdiri sebuah yayasan di atas tanah tersebut yang dikenal dengan nama yayasan

Dwi Bahagia. Selanjutnya Dwi Bahagia berganti nama menjadi Yayasan

Husnayain.

Page 84: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

68

Gambar 4.4.1. Masjid Abu Bakr Ash-Shidq, tampak depan

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Dengan luas tanah mencapai 7.000 m2, yayasan ini berkembang dengan

pesat di bawah kepemimpinan KH. Cholil Ridwan, Lc. Berada di Timur Jakarta,

yayasan ini menempati lokasi strategis di tengah perumahan warga, pusat

perniagaan dan pusat perkantoran. Sisa lahan 1.000 m2 sementara digunakan

untuk lahan parkir. Di atas tanah wakaf tersebut telah berdiri lembaga pendidikan,

lembaga dakwah, fasilitas pelayanan masyarakat dan unit-unit usaha.

Page 85: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

69

Gambar 4.4.2. Lahan kosong Al-Husnayain seluas 1.000 m2

Lembaga pendidikan Al-Husnayain meliputi Taman Kanak-kanak, SD,

SMP, SMU, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pesantren Husnayain. Sebagai

lembaga Dakwah, yayasan ini mensuplay kebutuhan penceramah dan khotib yang

siap ditempatkan di berbagai daerah di seluruh Indonesia, mengadakan kegiatan

keagamaan seperti peringatan hari besar Islam, siraman rohani dan lain

sebagainya.

Page 86: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

70

Gambar 4.4.3. Gedung Sekolah Al-Husnayain dua lantai

Di atas tanah ini juga di kembangkan unit-unit bisnis meliputi klinik,

rumah sakit, apotik, kantin, kios dan Alfamart, layanan ATM dan lain sebagainya.

Selain itu yayasan ini juga mengembangkan bisnis konsultasi keagamaan,

psikologi dan ekonomi Islam, layanan zakat infak, sedekah yang dikelola secara

profesional.

Dengan didukung sumber daya manusia yang memadai, yayasan ini

berkembang dengan sangat baik. Pembiayaan operasional yayasan ini

mengandalkan dana masyarakat yang dihimpun secara professional melalui unit-

unit usaha yang dikembangkan dan juga memanfaatkan jaringan timur tengan KH.

Cholil Ridwan, Lc.

Page 87: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

71

Gambar 4.4.4 Unit Usaha Al-Husnayain

b. Profil Nadzir

Nama : KH. A. Cholil Ridwan, Lc

Alamat : Jl. LAPAN Gg. SMP 184 no. 1 Pekayon, Cijantung,

Jakarta Timur

Telepon : 0816882911

Email : [email protected]

Pendidikan : Universitaas Islam Jami’ah Islamiyah Madinah

Pekerjaan : Ketua MUI Pusat/Pembina Yayasan Husnayain

Pengalaman Organisasi : Majlis Ulama Indonesia, Dewan Dakwah Indonesia

KH. Ahmad Cholil Ridwan merupakan, tokoh, ulama dan cendikiawan

Muslim Indonesia. Kiprahnya di dunia dakwah dan pendidikan sudah sampai ke

penjuru dunia.

Page 88: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

72

Selain itu, KH. Cholil Ridwan semenjak muda dikenal sebagai sosok yang

aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan seperti Pelajar Islam Indonesia (PII),

Persatuan Pelajar Indonesia Saudi Arabia (PPI), BKsPPI (Badan Kerjasama

seluruh Pondok Pesantren di Indonesia), Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII),

dan saat ini menjabat sebagai salah satu ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI)

pusat sampai dengan 2015.

c. KESIMPULAN DAN SARAN

Yayasan Husnayain merupakan salah satu best practice bagi keberhasilan

pemanfaatan aset wakaf secara produktif di Indonesia. Dengan sumberdaya

manusia yang handal, manajemen dan kepimpinan yang baik, yayasan ini masuk

ke sebuah dunia dimana pendidikan dan keagamaan menjadi industri dan

komoditas perdagangan yang menjanjikan dan disambut baik kehadirannya oleh

masyarakat, tinggal bagaimana kita mengukur bahwa apa yang dihasilkan oleh

yayasan ini sebanding dengan apa yang dikembalikan kepada masyarakat dan

memberikan dampak positif bagi pengembangan manusia Indonesia.

Page 89: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

73

5. YAYASAN DARUL AZKAR JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Darul Azkar

Alamat : Jl Raya Karang Tengah No.30 A, Lebak Bulus-

Jakarta Selatan 12440

Peruntukan : Masjid dan Lembaga pendidikan

Luas Tanah Wakaf : 12.000 m2

Lahan Dipergunakan : 8.000 m2

Sisa Lahan : 4.000 m2

No Sertifikat : No. 21, 25 Agustus 2004

Total perkiraan nilai aset : 92 Milyar

Sejarah Singkat

Sejarah dari tanah wakaf yayasan Darul Azkar adalah berawal dari

keinginan wakif mewakafkan tanah untuk dijadikan sarana fasilitas sosial-dakwah

dan pendidikan. Maka didirikanlah bangunan sekolah dan masjid untuk

mewujudkan niat tersebut. Adalah H. Murtani, selaku wakif, membeli sebidang

tanah di daerah Karang Tengah sebagai salah satu wujud mimpi beliau untuk

membangun masjid. Maka, setelah pembelian tanah usai, sebuah bangunan masjid

didirikan, bernama Darul Azkar, untuk kemudian diwakafkan kepada masyarakat

yang diwakili oleh putra beliau, Bapak Mudjaidi.

Page 90: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

74

Awal peruntukan tanah wakaf tersebut adalah untuk dijadikan masjid dan

sekolah, dan dapat pula digunakan untuk kepentingan bersama warga.

Gambar 4.5.1. Masjid Darul Adzkar, tampak depan

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Tanah wakaf yayasan Darul Azkar memiliki lokasi strategis karena pada

bagian muka berbatasan langsung jalan raya Karang Tengah, perumahan elit,

pertokoan dan perkantoran, bagian samping kanan-kiri juga bersinggungan

langsung dengan pertokoan dan perkantoran. Sementara bagian belakang

berbatasan dengan perumahan warga.

Sisa lahan masih cukup besar. Sebagian besar di peruntukan untuk

parkiran, dan juga terdapat 4.000 m2 yang direncanakan dibangun SMP. NJOP

Page 91: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

75

dari tanah wakaf diperkirakan mencapai Rp. 3.000.000/m2. Sementara perkiraan

nilai aset bangunan, Rp. 5.000.000 dikalikan dengan jumlah luas bangunan. Untuk

bangunan per meter sendiri mencapai angka sekitar Rp. 3.000.000/m2.

Di tanah wakaf yayasan Darul Adzkar berdiri masjid, bangunan sekolah

dan ruang serba guna. Lembaga pendidikan ditangani pihak yayasan yang terdiri

dari sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Sementara pengelolaan ruang

serba guna dilimpahkan kepengurusannya kepada pengurus masjid. Ruang

Serbaguna ini biasanya disewakan untuk keperluan acara dan perkawinan.

Meskipun terkesan beda manajemen namun semuanya berada di bawah

wewenang dan pengawasan nadzir.

Gambar 4.5.2. Ruang serba guna, salah satu unit bisnis yayasan

Page 92: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

76

Terkait pendapatan dari hasil tanah wakaf, kebanyakan diperuntukkan

untuk membiayai biaya operasional sekolah, membayar gaji guru. Sementara

pemasukan dari penggunaan ruang serbaguna diperuntukan untuk biaya

pengelolaan masjid, dan karyawan. Selain itu setiap bulan Ramadahan banyak

mendapat sumbangan. Yasayasan ini menerima sumbangan-sumbangan tersebut

selama tidak mengikat. Pembangunan awal masjid berasal dari dana pribadi wakif

sendiri, dan tidak ada investasi dari pihak manapun.

Gambar 4.5.3 Masjid Darul Adzkar, tampak depan terlihat terawat dengan baik

Warga sekitar sangat mendukung upaya yang dilakukan nadzir untuk

pengembangan tanah wakaf. Begitupun Nadzir dan pihak yayasan, terus berusaha

untuk mengembangkan tanah wakaf seproduktif mungkin. Mereka memiliki

Page 93: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

77

rencana untuk membangun restoran waralaba, namun masih dalam tahap

pembicaraan dan belum ada kepastian kapan realisasinya. Nadzir sendiri tidak

keberatan jika ada investasi dari luar untuk mengembangkan lahan wakaf, asalkan

masih sesuai dan hasilnya kembali pada yayasan untuk dimanfaatkan seluasnya

bagi masyarakat.

Gambar 4.5.4 Lembaga pendidikan Al-Azkar,

termasuk lembaga pendidikan bagi kelas menengah ke atas

b. Profil Nadzir

Nama : Mudjaidi Maulana Syarif

Alamat : Jl. H. Baun No. 40 Lebak Bulus, Jakarta Selatan

Telepon : 08121335511

Pendidikan : Akademi Perhotelan

Pekerjaan : Wiraswasta

Pengalaman Organisasi : Yayasan Warga Betawi

Page 94: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

78

Mudjaidi Maulana Syarif adalah seorang pengusaha. Dipercayakan sang

bapak H. Murtani, untuk menjadi nadzir atas tanah wakaf yang diniatkan untuk

pembangunan masjid dan lembaga pendidikan. Selain sebagai nadzir, Mudjaidi

merupakan pimpinan pengurus yang dipercaya untuk mengelola dan

mengembangkan yayasan Darul Azkar. Pengetahuan Mudjaidi tentang wakaf

sudah sangat baik, meskipun secara dasar keilmuan tidak ada menempuh

pendidikan terkait perwakafan. Posisinya sebagai nadzir sekaligus pimpinan

yayasan membuatnya memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan

yayasan ini. Saat ini tanah wakaf dikelola dengan menerapkan prinsip-prinsip

modern dan profesional dan telah dimanfaatkan dengan sangat baik.

c. Kesimpulan dan Saran

Darul Azkar, merupakan contoh pemanfaatan lahan tanah wakaf yang

dikelola dengan baik. Hal ini karena nadzir berasal dari kalangan terpelajar dan

tergolong mampu secara ekonomi. Sehingga tidak menggantungkan hidupnya dari

memanfaatkan lahan tanah wakaf sebagaimana terjadi di tempat lain.

Darul Azkar memiliki potensi wakaf produktif tinggi karena letaknya yang

sangat strategis, memiliki kualiatas nadzir yang baik dan telah menerapkan sistem

pengelolaan secara modern. Hendaknya potensi ini bisa disambut baik oleh

berbagai pihak untuk bisa menginvestasikan dana untuk mengembangkan tanah

wakaf ini. Restoran waralaba, anjungan ATM merupakan alternatif investasi yang

menarik yang bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi geografis tanah wakaf

ini.

Page 95: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

79

6. YAYASAN NURUL FALAH TANAH KUSIR JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Nurul Falah

Alamat : Jl. Madrasah Rt 01/12, Bintaro, Pesanggrahan,

Jakarta Selatan

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 3.200 m2

Lahan dipergunakan : 900 m2

Sisa lahan : 2.300 m2

Total perkiraan nilai aset : 22 Milyar

Gambar 4.6.1. Masjid Nurul Falah, tampak depan

Page 96: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

80

Sejarah Singkat

Tahun 1969, H. Harun, tokoh masyarakat setempat mewakafkan tanah

seluas 300 m2 untuk pembangunan Masjid. Tahun 1989, tanah tersebut tergusur

untuk pelebaran jalan. Untuk itu pemerintah menggantinya dengan tanah yang

terletak tak jauh dari tanah wakaf asal seluas 1.000 m2. Tanah wakaf ini terus

berkembang menjadi 3.200 m2 di tahun 2012 ini. Sebagian merupakan wakaf dari

warga sekitar, sebagian dibeli oleh pihak yayasan dengan dana berasal dari zakat,

infak dan sedekah masyarakat.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Terletak dipinggir jalan utama Tanah Kusir, Jakarta Selatan, tanah wakaf

yayasan Nurul Falah menempati lokasi yang sangat strategis. Dengan luas

mencapai 3.200 m2, tanah wakaf terdiri dari bangunan masjid, 3 buah ruang kelas

untuk Taman Kanak-Kanak dan ruang serbaguna, seluruhnya seluas 900 m2.

Sehingga masih tersisa lahan kosong mencapai 2.300 m2.

Karena terus mengalami perluasan, proses sertifikasi tanah wakaf ini

menjadi bertingkat. Tercatat ada 5 bidang tanah yang harus memiliki sertifikat,

tiga diantaranya telah rampung sementara dua bidang tanah masih menunggu

proses Badan Pertanahan Negara (BPN) Jakarta, dengan rincian yang telah

bersertifikat sebagai berikut:

No Luas tanah No sertifikat

1 2.7008 m2 no. 4, tahun 2000

2 384 m2 no. 10, tahun 1994

3 312 m2 no. 11, tahun 2005

Page 97: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

81

Gambar 4.6.2. lahan kosong tampak sebelah kanan masjid Nurul Falah

Yayasan ini mengandalkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan operasional, perawatan bangunan dan

pelaksanaan program kegiatan. Selain itu dana juga didapat melalui penyewaan

ruang serba guna untuk umum. Tercatat saat ini yayasan ini memiliki 29 orang

pegawai yang terdiri dari pegawai kesekretariatan, bagian kebersihan dan

keamanan yang mendapatkan gaji setiap bulannya.

Meski begitu, semua data keuangan sudah menggunakan sistem akutansi

dimana selalu ada laporan keuangan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan

yayasan ini terbilang modern dalam sisi manajemen dan pengelolaannya.

Perencanaan kegiatan dan fundraising semua dirancang dalam agenda tahunan

yayasan.

Untuk program fundraising misalnya, yayasan Nurul Falah mencanangkan

wakaf melalui uang. Yayasan menawarkan kepada masyarakat untuk bisa

berwakaf melalui uang. Uang yang didapat kemudian digunakan untuk pembelian

Page 98: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

82

tanah yang kemudian diwakafkan kepada yayasan Nurul Falah. Strategi lainnya

yang diterapkan adalah dengan mengefektifkan jaringan dan melalui hubungan

kekerabatan dan pertemanan para nadzhir.

Yayasan memiliki rencana mendirikan gedung 4 lantai. Gedung ini akan

digunakan untuk pengembangan unit bisnis yayasan diantaranya pembangunan

gedung serba guna beserta lahan parkirnya, perpustakaan, klinik kesehatan,

lembaga pendidikan dan Baitul Mal wa Tamwil (BMT). Rencana ini sudah masuk

dalam agenda pengembangan yayasan. Hanya saja pembangunannya masih

terkendala dana yang sampai saat ini masih dalam proses pengumpulan.

Gambar 4.6.3. pembangunan gedung BMT Nurul Falah

Page 99: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

83

b. Profil Nadzir

Nama : Syahrir Tanjung

TTGL : Pematang Siantar, 17 Januari 1944

Alamat : Jl. Madrasah Rt 01/12, Bintaro, Pesanggrahan,

Jakarta Selatan

Telepon : 08161908251

Email : [email protected]

Pendidikan : S2 Universitas Gadjah Mada

Pekerjaan : Dosen Universitas Indonesia, Dosen Universitas

Muhammadiyah Jakarta & Komisioner Harta

Harta Insan Karimah (HIK)

Pengalaman Organisasi : Pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI)

Syahrir Tanjung adalah salah satu nadzir untuk tanah wakaf yayasan Nurul

Falah, Tanah Kusir, Jakarta Selatan ini. Dengan latar belakang pendidikan yang

cukup tinggi, Syahrir mampu mengelola dan mengembangkan tanah wakaf yang

awalnya hanya seluas 300 m2 menjadi 3.200 m2. Tentu saja ia tidak bekerja

sendiri, ada nadzir lain yang juga memiliki visi dan misi yang sama dalam

pengembangan tanah wakaf ini.

Dalam sistem organisasinya, yayasan ini terdiri dari dewan pembina,

dewan pengawas, pengurus dan pengelola. Seluruh keputusan diambil dengan cara

musyawarah dan mufakat. Kepengurusan yayasan ini memiliki visi dan misi yang

Page 100: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

84

sama yaitu memajukan yayasan ini agar lebih bisa bermanfaat untuk masyarakat

miskin.

Tentang wakaf produktif, mereka tidak terlalu memahami secara detil

prosedur dan prinsipnya, akan tetapi semangat dari wakaf produktif dapat

dipahami dan diterima sangat terbuka. Sebagai buktinya, dibawah kepemimpinan

Syahrir Tanjung, yayasan diarahkan untuk pengembangan produktifitasi tanah

wakaf.

c. Kesimpulan dan Saran

Yayasan Nurul Falah, Tanah Kusir, Jakarta Selatan merupakan satu contoh

yang baik di mana tanah wakaf dikelola dengan professional dan terus

mendapatkan perhatian untuk terus dikembangkan.

Lokasi strategis, latar belakang pendidikan yang tinggi, nadzir yang

memiliki wawasan dan visi kedepan, kepengurusan yang memiliki visi dan misi

yang sama, manajemen yang professional merupakan kombinasi yang sempurna

untuk pengembangan wakaf produktif.

Yayasan Nurul Falah ini bisa dijadikan contoh bagi nadzir yang lain untuk

bisa belajar bagaimana bisa menerapkan manajemen yang modern dalam

pengelolaan tanah wakaf dan melakukan fundraising untuk pengembangan aset

tanah wakaf salah satunya adalah penerapan sistem pelaporan keuangan yang

akuntabel dan transparan. Hal ini sangat penting untuk meraih kepercayaan publik

yang lebih besar.

Page 101: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

85

7. MASJID NURUL FALAH JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Nurul Falah

Alamat : Jl. Karang Tengah Raya no. 24, Rt 03/03, Lebak

Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan

Peruntukan : Masjid dan Lembaga Pendidikan

Luas tanah wakaf : 2.650 m2

Lahan dipergunakan : 1.929 m2

Sisa lahan : 1.650 m2

Total perkiraan nilai aset : > 10 Milyar

Sejarah Singkat

Berawal dari tanah wakaf keluarga H. Nawi seluas 500 m2 pada tahun 1952, tanah

wakaf ini kemudian berkembang menjadi 2.650 m2. Pengembangan dilakukan

dengan membeli tanah masyarakat di sekitar masjid yang kemudian diwakafkan

kembali atas nama H. Nawi. Adapun dana untuk pembebasan tanah masyarakat

tersebut berasal dari dana zakat, infak dan sedekah masyarakat dan juga berasal

dari para donatur tidak tetap. Diatas lahan seluas 1.929 m2 kini berdiri megah

masjid Nurul Falah dan masih menyisakan lahan kosong seluas 1650 m2.

Page 102: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

86

Gambar 4.7.1. Gapura depan Masjid Nurul Falah Karang Tengah

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Masjid Nurul Falah terletak di selatan Jakarta tepatnya di Jl. Karang

Tengah Raya Lebak Bulus. Berdiri diatas tanah seluas 1.929 m2, bangunan masjid

terlihat begitu megah dan indah.

Letaknya yang strategis di pinggir jalan raya, membuat masjid ini menjadi

pilihan bagi siapa saja yang ingin beristirahat sejenak melepas kepenatan dari

macetnya ibu kota.

Bangunan masjid juga dilengkapi dengan sekretariat pengurus masjid yang

juga sekaligus berfungsi sebagai kantor koperasi Maslahah Ummat, Lembaga

Santunan Kematian dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh.

Page 103: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

87

Gambar 4.7.2. Masjid Nurul Falah tampak depan

Gambar 4.7.3. Tampak belakang masjid Nurul Falah yang masih bisa dimanfaatkan

Saat ini masjid Nurul Falah tengah membangun 2 lantai gedung serbaguna yang

akan disewakan untuk umum. Diharapkan hasil dari penyewaan ini dapat

digunakan untuk pengembangan yayasan ini.

Page 104: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

88

Gambar 4.7.4. Pembangunan gedung serbaguna masjid Nurul Falah

Dengan (Nilai Jual Objek Pajak) NJOP senilai 4.000 juta rupiah per meter

persegi, nadzir memperkirkan aset tanah wakaf ini mencapai lebih dari 10 milyar

rupiah.

Pengelolaan masjid masih dilakukan secara sederhana di mana arus keluar

masuk dana yang berasal dari masyarakat diumumkan pada setiap kesempatan

sholat Jum’at. Meskipun begitu, di bawah kepemimpinan sang nadzir, yayasan ini

optimis untuk bisa mengembangkan dan memanfaatkan aset tanah wakaf ini

menjadi lebih produktif.

Page 105: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

89

b. Profil Nadzir

Nama : Drs. H. Ahmad Sarnubi

TTGL : Jakarta, 05 Februari 1952

Alamat : Jl. Karang Tengah Raya no. 24, Rt 03/03, Lebak Bulus,

Cilandak, Jakarta Selatan

Telepon : 021-7655845/08161354745

Pendidikan : IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1976

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Pengalaman Organisasi: Karang Taruna, IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama),

PMII (Persatuan Mahasiswa Indonesia)

Drs. H. Ahmad Sarnubi merupakan pensiunan PNS. Lulus dari IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1976, H. Sarnubi dipercaya menjadi nadzir

pada tanah wakaf seluas 2.650 m2 ini. Menurut beliau, tugas daripada nadzir tidak

hanya menjaga dan merawat gedung masjid, tapi lebih dari itu yaitu mengelola

dan mengembangkannya agar lebih bisa bermanfaat lebih bagi ummat Islam.

Drs. H Sarnubi terlihat cukup profesional dan memiliki kepemimpinan

yang baik dalam memimpin yayasan dan mengelola aset tanah wakaf ini

sebagaimana diamini oleh Drs. Choiruddin yang juga tokoh masyarakat setempat

dalam wawancara terpisah. Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya aset

tanah wakaf dan juga unit-unit bisnis yang sedang dikembangkan. Seperti

pembangunan gedung serbaguna, pengelolaan koperasi, lembaga santunan

Page 106: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

90

kematian dan penyediaan bimbingan ibadah haji dan umroh. Unit-unit tersebut

diharap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligs sebagai sumber dana bagi

pengembangan tanah wakaf yang dikelolanya.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari sini dapat kita lihat bahwa nadzir yang baik sangat menentukan baik

buruknya pengelolaan dan pengembangan aset tanah wakaf. Untuk contoh kasus

Nurul Falah ini, meski dengan pengelolaan yang sederhana dan pemahaman yang

terbatas mengenai wakaf produktif, potensi nadzir sangat menentukan karena ia

memiliki semangat dan cita-cita yang besar untuk pengembangan wakaf.

Untuk itu perlu ada arahan, bimbingan dan dukungan dari pihak terkait

dalam hal ini Badan Wakaf Indonesia, terhadap nadzir semisal H. Ahmad Sarnubi

ini, sehingga bisa menjadi contoh positif bagi nadzir lainnya.

8. YAYASAN MASJID AL-FALAH JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Al-Falah

Alamat : Mampang Prapatan I, Jakarta Selatan

Peruntukan : Masjid dan Sekolah

Luas tanah wakaf : 1.660 m2

Lahan dipergunakan : 1.000 m2

Sisa lahan : 660 m2

Perkiraan nilai aset wakaf : 30 Milyar

Page 107: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

91

Sejarah Singkat

Bangunan masjid ini awalnya adalah sebuah mushalla yang bernama Musholla

Hasan. Adanya kebutuhan masyarakat akan masjid untuk dipergunakan shalat

Jum’at, maka pada tahun 1950an masyarakat bergotong royong mengumpulkan

dana untuk membangun sebuah masjid dari mushalla ini. Masjid ini dinamakan

Al-Ittihad, yang berarti persatuan, yang digunakan sebagai bentuk apresiasi

kepada jamaah yang memiliki latar belakang beragam terdiri dari unsur TNI

(Tentara Nasional Indonesia), Masyumi dan NU (Nahdlatul Ulama). Sebelum

tahun 1960an, nama ini berganti lagi menjadi Masjid Al-Falah yyang berarti

kemenangan.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Lokasi yayasan masjid al-Falah ini cukup strategis karena hanya berjarak 100

meter dengan pasar Mampang. Diatas tanah wakaf ini terdapat bangunan masjid,

aula, dan koperasi. Penggunaan Aula masjid Al-Falah diperuntukkan untuk rapat,

pengajian dan kebutuhan masyarakat. Selain itu aula juga digunakan sebagai TPA

bagi 150 santri yang mengaji di masjid ini setiap harinya. Selanjutnya

pembangunan Aula ini merupakan bagian dari optimalisasi wakaf, yang biaya

pembangunanya diambil dari dana infak, sedekah, maupun wakaf. Nantinya aula

ini bisa dimanfaatkan untuk acara perkawinan dan seminar yang diselenggarakan

oleh kecamatan maupun kelurahan sehingga hasil masukkannya menjadi sedekah

yang akan dipergunakan untuk operasional masjid.

Page 108: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

92

Yayasan masjid Al-Falah memiliki sisa lahan yang kurang 40 persen dari

penggunaan lahan yang ada. Akan tetapi sisa lahan yang ada sering dipergunakan

untuk shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Sementara sehari-hari, lahan yang

tersisa saat ini dipergunakan sebagai tempat parkiran bagi 10 buah mobil warga

sekitar. Hasil sewa parkiran ini dipergunakan yayasan untuk operasional

kebutuhan masjid dan yayasan.

Yayasan masjid Al-Falah memiliki sebuah gedung baru. Saat ini lantai satu

gedung baru tersebut dipergunakan untuk penitipan sepatu, dan lantai atas

digunakan untuk Kantor Jasa Keuangan Syariah (KJKS) bekerjasama dengan

Bank Muamalat.

Bank Muamalat memberikan kepercayaan kepada yayasan Al-Falah sebagai

rekan bisnis melalui sistem bagi hasil 10 persen dari investasi dana zakat infak

dan sedekah nasabah KJKS Al Falah. Setiap tahunnya rata-rata yayasan Al-Falah

mendapatkan sekitar 100 sampai dengan 200 juta bagi hasil dari kerjasama ini.

Dana ini dikelola dan digunakan untuk bantuan bagi orang yang membutuhkan.

Biasanya untuk usaha dan diutamakan untuk orang dhuafa dan masyarakat

ekonomi lemah. Tujuan dari kerjasama antara yayasan Al-Falah dengan Bank

Muamalat adalah untuk memberdayakan ekonomi masyarakat umum.

Masjid Al-Falah terbuka selama 24 jam. Masjid ini tidak hanya berfungsi

untuk tempat shalat saja, akan tetapi bisa dipergunakan oleh warga yang ingin

bermalam, beristirahat dan yang membutuhkan kamar kecil, artinya untuk

kebutuhan sosial masyarakat. Pengurus berpendapat bahwa masjid bukanlah

museum yang hanya bisa dikunjungi dalam waktu-waktu tertentu. Akan tetapi

Page 109: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

93

masjid haruslah menjadi pusat kegiatan, tidak hanya ibadah maghdoh akan tetapi

tersentral untuk ibadah-ibadah sosial yang lain.

Pemanfaatan masjid ini cukup baik dan aktif artinya tidak pernah ada

keberatan dari kalangan masyarakat sekitarnya malah mereka sangat antusias

dengan kehadiran masjid ini. Kegiatan majis taklim yang dilaksanakan di masjid

ini selalu dipenuhi peserta dari masyarakat sekitar. Pengelolaan yang baik dari

masjid ini mengantarkan masjid ini terpilih pada tahun 2011 menjadi masjid

percontohan diantara 11 masjid yang ada se-DKI Jakarta. Meski tidak disebutkan

menempati peringkat ke berapa, hal ini telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi

masjid Al-Falah atas prestasi yang telah dicapai.

Hasil dari pemanfaatan aset wakaf ini mencapa1 167 juta rupiah setiap tahun

(dana ini diluar aset KJKS). Seluruh hasil yang didapat dipergunakaan untuk

kegiatan masjid, membayar staf keamanan dan kebersihan dan kegiatan sosial

lainnya. Masyarakat menyambut baik investasi yang datang dari luar. Saat ini

yayasan sedang merencanakan pelayanan ambulan dan mobil jenazah gratis bagi

masyarakat sekitar.

b. Profil Nadzir

Nama : H. Hulaimi

Usia : 47 tahun

Alamat : Mampang Prapatan I, Jakarta Selatan

Telepon : 021-7985565 /08161414552

Page 110: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

94

Masjid ini di kelola oleh nadzir kelompok yang diketua oleh H. Hulaimi yang

menggantikan nadzir sebelumnya yaitu H. Alwi Usman yang telah meninggal

dunia sejak tahun 2004. H. Hulaimi sendiri merupakan anak keturunan dari wakif.

Meskipun begitu menurut pengakuannya, penunjukan nadzir selalu berdasarkan

musyawarah masjid atau dikenal dengan MUMES. Pada tahun 2010, H. Hulaimi

terpilih kembali sebagai nadzir sekaligus ketua masjid sampai dengan tahun 2015.

Dibawah kepemimpinannya, masjid ini dikelola dengan sangat baik mulai

dari pemanfaatan aset wakaf untuk penyewaan aula, penitipan sepatu, penyewaan

lahan parkir sampai dengan KJKS. Pemahaman H. Hulaimi tentang wakaf

produktif tidak mendalam. Ia tidak pernah belajar khusus, namun cukup sering

mendengar istilah wakaf produktif. Untuk H. Hulaimi wakaf produktif berarti

memaksimalkan aset wakaf untuk menghasilakan secara ekonomi sebagai

pemasukan bagi masjid. Makna produktif juga dipahami sebagai wakaf yang telah

memberi manfaat sosial bagi masyarakat yaitu berupa syiar Islam. Produktifitas

dalam arti sosial juga diperhitungkan, bukan hanya produktifitas ekonomi saja.

c. Kesimpulan dan Saran

Masjid Al-Falah merupakan masjid yang sudah merasakan langsung manfaat

wakaf produktif melalui penyewaan aula, penyewaan lahan parkir, penitipan

sepatu dan Kantor Jasa Keuangan Syariah. Sisa lahan yang tak terlalu luas

menyebabkan pemanfaatan wakaf produktif haruslah diupayakan dengan cara

yang lain seperti memaksimalkan aset yang sudah ada. Adapun pembangunan

gedung baru tidak dimungkinkan mengingat lahan yang terbatas.

Page 111: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

95

B. PROFIL KELOMPOK KEDUA: ASET BESAR DENGAN POTENSI

NADZIR CUKUP

Kelompok kedua ini terdiri 9 yayasan wakaf, yaitu (1) Yayasan Keramat

Payungan Hidayatullah, (2) Yayasan Wakaf Masjid Al-Barkah, (3) Masjid Al-

Muhtar, (4) Yayasan Masjid Al-Birru, (5) Yayasan Al- Asyirostusyafi’iyah, (6)

Masjid Jami Darussalamah, (7) Masjid Al-Hidayah, (8) Masjid Al-Fidaus, dan (9)

Yayasan Darul Ulum. Kelompok ini mewakili tanah wakaf dengan aset besar dan

potensi nadzir cukup.

Kelompok ini memiliki lokasi geografis yang cukup strategis dengan 7

lokasi memiliki luas lahan diatas 1.000 m2. Sementara dua lokasi masing-masing

memiliki sisa lahan seluas 200 m2 dan 500 m2. Karena letaknya di tengah kota

dan memiliki total nilai aset besar, keduanya masuk kedalam aset wakaf besar.

Dalam kelompok ini sebagian memiliki unit bisnis, sebagian lain tidak.

Kelompok ini terdiri atas nadzir yang memiliki potensi cukup. Nadzir pada

kelompok ini tidak sebagus nadzir pada kelompok pertama, dalam hal pengelolaan

wakaf misalnya mereka cendrung mengelola aset wakaf apa adanya. Beberapa

diantara mereka memiliki kecendrungan gaya kepemimpinan yang otoriter,

sebagian lain terlalu lemah dan cenderung tidak memiliki inisiatif dalam

pengeloaan aset wakaf mereka. Meskipun begitu, mereka menerima dengan baik

konsep wakaf produktif dan beberapa sudah ada yang mempraktekkannya. Hal

tersebut sudah bisa menjadi modal sosial bagi pengembangan wakaf produktif.

Untuk itu mereka masuk dalam kelompok kedua dengan kategori potensi cukup.

Di bawah ini detail profil mereka.

Page 112: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

96

9. YAYASAN KERAMAT PAYUNGAN HIDAYATULLAH

JAKARTA TIMUR

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Keramat Payungan Hidayatullah

Alamat : Jl. Raya Cipayung Rt. 04/02, Pasar Rebo

Jakarta Timur

Peruntukan : Masjid dan Pendidikan

Luas tanah wakaf : 5.269 m2

Lahan dipergunakan : 2.000 m2

Sisa lahan : 3.269 m2

No sertifikat wakaf : No 1 tahun 1999

Total perkiraan nilai aset : 10 Milyar Rupiah

Sejarah Singkat

Yayasan ini didirikan pada tahun 1994 diatas tanah wakaf bapak Rimin bin

Bimun. Adapun nama Yayasan Keramat Payungan Hidayatullah merujuk pada

sejarah tanah wakaf ini yang konon katanya dahulu kala ditemukan payung dan

benda keramat diatas tanah ini. Dengan berbadan hukum yayasan, sedianya diatas

tanah wakaf ini akan dibangun Islamic Center yang sumber pendanaannya berasal

dari Dubai. Di komplek ini rencananya akan dibangun pusat pendidikan, asrama

yatim, gedung serba guna dan lain sebagainya layaknya pusat pengembangan

Islam. Karena satu dan lain hal, sampai hari ini cita-cita tersebut tidak pernah

terealisasi.

Page 113: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

97

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Terletak di wilayah pemukiman padat penduduk, tanah wakaf ini terbilang

strategis, karena berada di depan jalan raya yang dilewati angkutan umum. Tanah

ini juga berdampingan dengan perumahan Jasa Marga dan lembaga pendidikan

seperti SMP 64 Cipayung dan SD Islam Cipayung dan mudah diakses melalui

TOL Jagorawi.

Meski berbadan hukum yayasan, saat ini diatas tanah wakaf berdiri satu

buah bangunan Masjid Nurhidayatullah dua tingkat seluas kurang lebih 1.000 m2

dan bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kurang lebih 1.000 m2. Selain

itu terdapat tujuh makam tua terdiri dari makam bapak Rimin bin Bimun dan

keturunannya. Untuk biaya pemeliharaan gedung, pengurus masjid mengandalkan

dari pemasukan infak yang berasal dari masyarakat sekitar. Sementara PAUD

sendiri masih dikelola secara tradisional dan menunjukkan perkembangan yang

memprihatinkan.

Gambar 4.8.1. Masjid Nurhidayatullah, tampak depan

Page 114: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

98

Gambar 4.8.2. Masjid Nurhidayatullah, tampak dalam

Menyisakan sekitar 3.000 m2 lahan kosong, tanah wakaf ini pernah

masuk dalam Ensiklopedi Sejarah Kebudayaan Masyarakat DKI Jakarta.

Sayangnya, sampai saat ini belum ada dari pihak pemerintah ataupun swasta yang

melirik tanah ini untuk dikembangkan. Padahal, menurut pihak nadzir, total aset

tanah dan bangunan diperkirakan mencapai 10 milyar dengan menghitung NJOP

tanah di wilayah ini mencapai Rp. 800.000 m2.

Page 115: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

99

Gambar 4.8.3. Sisa lahan seluas 3.000 m2, berupa lahan belukar tak terawat

b. Profil Nadzir

Nama : KH. Zaenuddin

TTGL : Jakarta 11 April 1940

Alamat : Gg. Musholla Fathul Ulum rt 003/02 Munjul Cipayung

Jakarta Timur

Pendidikan : Sekolah Rakyat

Pekerjaan : Wirausaha

KH. Zaenuddin merupakan tokoh masyarakat yang cukup disegani di

wilayahnya. Meski sang nadzir tinggal di wilayah yang berbeda dengan tanah

wakaf ini, saran dan pendapat beliau masih menjadi rujukan utama bagi

pengembangan tanah wakaf ini. Secara personal, sang nadzir memiliki visi yang

Page 116: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

100

baik tentang pengembangan tanah wakaf untuk sektor pendidikan. Hanya saja,

faktor usia dan kurangnya wawasan tentang manajemen yang profesional

menyebabkan beliau tidak dapat berbuat banyak untuk mengembangkan tanah

wakaf ini.

Sementara itu pengurus yang dalam hal ini diwakili oleh bapak S. Nurdin,

yang juga masih merupakan anak keturunan dari wakif, menempatkan sang nadzir

sebagai tokoh sentral. Sehingga inisiatif untuk pengembangan yayasan ini hampir

tidak ada. S. Nurdin sendiri merupakan sarjana dan berprofesi sebagai karyawan

swasta dan menjadi bagian dari pengurus masjid Nurhidayatullah ini. Meski

begitu, baik nadzir maupun pengurus dibawahnya menyambut baik inisiasi dari

berbagai pihak untuk bisa mengembangkan yayasan ini dan keluar dari situasi

yang stagnan ini.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari data yang kami paparkan diatas, terlihat bahwa yayasan ini berdiri

diatas tanah wakaf yang memiliki potensi untuk di produktifkan. Selain memiliki

sisa lahan yang cukup luas, letak tanah wakaf ini juga berada di lokasi yang sangat

strategis.

Sayangnya, meski sudah berbadan hukum yayasan, pengelolaannya jauh

dari cita cita awal pendirian yayasan ini. Pengelolaan yang apa adanya ini,

dikarenakan sedari awal sang pendiri hanya mengandalkan janji pihak ketiga

untuk pengembangan yayasan ini. Sementara, tidak ada inisiatif dari nadzir

maupun pengurus lain untuk lebih mengembangkan yayasan ini. Sehingga lebel

Page 117: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

101

yayasan pada tanah wakaf ini baru sebatas nama, dan jauh dari fungsi yayasan

yang seharusnya. Hal lain bisa jadi dikarenakan sang nadzir yang sudah sepuh.

Padahal, nadzir, pengurus maupun masyarakat sekitar sudah merespon

sangat baik untuk dikembangkannya tanah wakaf ini. Dalam hal ini mereka dalam

posisi menunggu pihak ketiga baik pemerintah maupun swasta untuk lebih bisa

memanfaatkan tanah wakaf ini kearah yang lebih produktif. Tentu saja Badan

Wakaf Indonesia (BWI) diharapkan menjadi institusi pertama yang dapat

memfasilitasi dan membuka pintu bagi yayasan ini untuk bisa dikembangkan.

Sehingga manfaatnya lebih bisa dirasakan bagi masyarakat sekitar.

10. YAYASAN WAKAF MASJID AL-BARKAH, JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Wakaf Masjid al-Barkah

Alamat : Jl. Kemang Bangka Rt 02/04, Bangka,

Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

Peruntukan : Masjid, Madrasah dan Makam

Luas tanah wakaf : 5.000 m2

Lahan dipergunakan : 4.500 m2

Sisa lahan : 500 m2

No sertifikat : No. 21 tahun 1989

Total perkiraan nilai aset : 20 milyar Rupiah

Page 118: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

102

Sejarah Singkat

Masjid Al-Barkah didirikan sejak tahun 1818 pada zaman Belanda. Pada

tahun 1989, tanah ini sah dicatatkan dalam sertifikat wakaf atas nama H. Okib bin

Naisin sebagai wakif sekaligus nadzir. Setelah wafat, H. Okib digantikan oleh

putranya KH. Abdul Shomad Naisin. Setelah KH Abdul Shomad meninggal,

belum ada pergantian nadzir secara resmi akan tetapi kepengurusan diteruskan

oleh putranya H. Nashir bin Abdul Shomad Naisin.

Selain masjid, di atas tanah wakaf ini juga berdiri sekolah atas nama

yayasan Saadatul Muslimin. Pada awal pendiriannya, sekolah ini memiliki jurusan

SMK, SMA, SMP dan Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah siswa yang cukup

besar. Seiring waktu, jumlah siswa terus menurun, hingga sampai dengan tahun

2000 manajemen sekolah hanya menerima Madrasah Ibtidaiyah saja dengan total

jumlah total sebanyak 200 siswa.

Gambar 4.9.1. Kondisi sekolah yang memprihatinkan

Page 119: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

103

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Tanah wakaf masjid Al-Barkah dan yayasan Madrasah Sa’adatul Muslimin

sangatlah strategis. Terletak di jantung kota Jakarta Selatan, masjid ini dapat

dengan mudah di jangkau dengan transportasi umum. Letaknya yang dekat

dengan gedung perkantoran, gedung kelurahan dan pasar tradisional Kemang,

menjadikan masjid ini sebagai tempat singgah dan istirahan bagi masyarakat

umum.

Luas tanah keseluruhan yayasan madrasah Saadatul Muslimin dan masjid

Al-Barkah senilai 5.000 m2 sebagian besar habis terpakai untuk bangunan masjid

sekitar dan sekolah. Sedangkan sisa lahan dari seluruh total tanah wakaf ini sekitar

500 m-2, sisa lahan ini pun habis terpakai untuk lahan parkir.

Sayangnya, meski berada di jalur strategis dan merupakan tempat singgah

bagi masyarakat umum, tanah dan bangunan wakaf ini terlihat tidak terawat

dengan kondisi bangunan yang hancur di sana-sini, kotor dan kumuh, tempat ini

terlihat begitu meyedihkan. Padahal masjid ini juga digunakan bagi warga sekitar

untuk mengadakan pertemuan warga, resepsi pernikahan dan lain sebagainya.

Akan tetapi, karena manajemen pengelolaan masih sangat tradisional,

masyarakat hanya dihimbau untuk berinfak sekedarnya dan tidak ada aktifitas

yang bersifat profit yang keuntungannya digunakan untuk perbaikan

pembangunan gedung. Begitupun dengan pengelolaan madrasah. Sumbangan

siswa habis terpakai untuk membayar gaji guru dan operasional sekolah.

Page 120: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

104

Gambar 4.9.2. Masjid Al Barkah, tampak depan

b. Profil Nadzir

Nama : KH. Abdul Shomad Naisin

TTGL : Jakarta, 7 November 1940

Alamat : Jl. Al-Barkah no 1, Bangka, Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan

Pendidikan : Sarjana Muda

Pekerjaan : Pensiun Kementerian Agama RI

KH. Abdul Shomad Naisin merupakan bapak dari H. Nashir, pengelola

dan pengurus masjid dan yayasan Al Barkah. Tidak banyak cerita yang bisa kami

gali tentang sosok KH. Abdul Shomad Naisin karena yang bersangkutan telah

wafat. H. Nashir, selaku anak lebih mengarahkan keterangannya pada sulitnya

Page 121: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

105

mencari dana untuk membayar tukang dan membeli bahan bangunan untuk

perbaikan masjid dan madrasah. Dan ia mengaku sampai hari ini belum ada dana

dari pihak pemerintah untuk perbaikan dan pembangunan bangunan masjid dan

madrasah ini.

c. Kesimpulan dan Saran

Yayasan Masjid Al-Barkah adalah contoh dari tanah wakaf yang tidak

dikelola baik. Meski terletak di daerah perkotaan padat penduduk dan memiliki

nilai ekonomi tinggi. Tanah wakaf ini seolah hilang tergerus zaman dan seolah

tanpa manfaat.

Kondisi ini akibat lemahnya kepemimpinan sang nadzir. Posisi nadzir

yang turun termurun menyebabkan tanah ini seolah sebagai beban bagi ahli

warisnya, sementara biaya operasional dan perawatan gedung tentulah tidak

murah. Hal ini jelas membuat nadzir lelah dan tidak dapat berfikir untuk

mengembangkannya ke arah yang lebih produktif. Nadzir hanya mampu

memikirkan bagaimana biaya operasional setiap bulannya dapat dipenuhi.

Padahal, masjid ini juga digunakan warga untuk resepsi perkawinan,

perkumpulan warga dan rapat rapat pengurus RT dan RW. Jika saja potensi ini di

kelola secara professional dengan menerapkan kebijakan sewa, hal ini dapat

memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi tanah wakaf tersebut.

Letaknya yang di pinggir jalan dan merupakan tempat singgah bagi

masyarakat yang datang dari berbagai penjuru kota, semestinya dapat dijadikan

Page 122: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

106

peluang bisnis bagi pengembangan wakaf produktif. Dengan NJOP sekitar

6.000.000 per m2, seharusnya tanah wakaf ini dapat bernilai tinggi.

Profil tanah wakaf ini merupakan contoh tidak bagus bagi manajemen

pengembangan tanah wakaf di Indonesia khususnya Jakarta. Jika ada pihak yang

berwenang yang dapat mengambil alih pengelolaannya dan berani berinvestasi

untuk melakukan perubahan total bagi tanah wakaf ini, kami percaya tanah wakaf

ini dapat di produktifkan dan memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat

sekitar.

11. MASJID AL-MUHTAR JAKARTA TIMUR

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Al-Muhtar

Alamat : Jl. Raya Tanah Malaka, RT 04/08, Munjul,

Cipayung, Jakarta Timur

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 2400 m2

Lahan dipergunakan : 437 m2

Sisa lahan : 1900 m2

No sertifikat wakaf : No. 59. AIW/PPAIW W2A/50/4/XII/1990

Perkiraan total nilai aset : Satu milyar rupiah

Page 123: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

107

Sejarah Singkat

Tanah ini merupakan wakaf dari H. Muhtar Zakariya, mantan pejabat di

kantor walikota Jakarta Selatan pada tahun 1990. Di atas tanah ini, pada tahun

1993 dibangun masjid yang diberi nama masjid Al-Mukhtar sesuai dengan nama

sang wakif. Tanah wakaf ini merupakan kepemilikian perseorangan dan dikelola

dibawah yayasan keluarga besar H. Nashir yang merupakan anak dari H. Muhtar

Zakariya. Sejak awal pendiriannya keluarga besar menunjuk Muhdar sebagai

nadzir resmi dari keluarga. Muhdar sendiri merupakan mantan sopir pribadi

keluarga tersebut selama puluhan tahun. Setelah H. Zakaria meninggal, segala hal

yang berhubungan dengan pengelolaan tanah wakaf ini secara resmi dipercayakan

kepada Muhdar.

Gambar 4.10.1. Bagunan Masjid Al-Muhtar tampak depan

Page 124: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

108

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Tanah wakaf ini terletak di daerah perkampungan penduduk. Meski begitu

tanah wakaf ini memiliki akses yang sangat strategis karena dilalui oleh angkutan

umum. Selain itu masjid ini juga diapit oleh perumahan penduduk, sebelah kiri

berdekatan dengan Malaka Residence, sebelah depan berdekatan perumahan

Malaka Grand, dari posisi sebelah belakang berdekatan dengan Komplek Polri.

Masjid ini juga bersebelahan dengan sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Cipayung.

Memiliki total luas tanah wakaf 2.400 m2, tanah ini baru digunakan

sebesar 500 m2 untuk bangunan masjid Al-Muhtar. Bangunan masjid dua lantai

ini didesain khusus. Lantai atas dipergunakan untuk ritual keagamaan seperti

sholat dan pengajian, sementara lantai bawah dimaksudkan sebagai aula tempat

kegiatan kegiatan sosial. Sisa lahan sebesar 1.900 m2, tampak kosong dan

dibiarkan tanpa perawatan. Sementara ini hanya dijadikan lahan bercocok tanam

dan beternak bagi Muhdar sang pengelola dan tempat parkir mobil bagi warga

sekitar. Adapun biaya operasional dan perawatan mengandalkan sedekah yang

berasal dari masyarakat sekitar.

Karena sifatnya milik keluarga, tentu saja Muhdar sebagai nadzir tidak

memiliki peran strategis dalam pengembangan tanah wakaf ini. Meskipun begitu

tercatat pernah ada rencana kerjasama yang di-inisiasi oleh yayasan keluarga besar

H. Nashir (anak dari wakif) berupa rancangan kerjasama di bidang pendidikan

oleh tiga yayasan. Karena satu dan lain hal, sampai hari ini kerjasama tersebut

tidak terealisasi.

Page 125: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

109

Gambar 4.10.2. Lahan kosong seluas 1.900 m2

b. Profil Nadzir

Nama : Muhdar

Alamat : Jl. Raya Malaka RT 04/08, Munjul, Cipayung, Jakarta

Timur

Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pekerjaan : Wiraswasta

Muhdar adalah laki-laki sederhana yang mengabdikan hidupnya sebagai

sopir pribadi keluarga mantan pejabat dalam hal ini wakif. Atas loyalitasnya,

Muhdar dipercaya untuk mengurus tanah wakaf milik keluarga yang terletak di

desa Munjul, Cipayung Jakarta Timur. Tidak banyak yang bisa dilakukan Muhdar

Page 126: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

110

untuk pengembangan tanah wakaf ini disamping latar belakang pendidikan dan

pengalamannya yang terbatas, hal ini juga dikarenakan pengelolaan sepenuhnya

berada di pihak H. Nashir selaku anak dari sang wakif.

c. Kesimpulan dan Saran

Tanah wakaf Masjid Al-Muhtar merupakan contoh tanah wakaf pribadi

yang pengembangan dan pemanfaatannya sangat bergantung pada perhatian dan

keinginan kuat dari pihak keluarga. Sampai hari ini, sepertinya belum ada

perhatian khusus dari pihak keluarga untuk lebih memanfaatkan tanah wakaf

tersebut ke arah yang lebih produktif. Sementara sang Nadzir memainkan peran

yang sangat terbatas dan jika boleh dibilang hanya sebagai penunggu bangunan

masjid.

Meskipun demikian, lokasi yang strategis dan sisa lahan yang cukup besar

di tengah-tengah minimnya lahan di ibu kota dapat menjadi nilai lebih bagi tanah

wakaf model ini. Harus ada pihak yang berani mengambil inisiatif memanfaatkan

potensi strategis tanah wakaf ini sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung

oleh masyarakat sekitar.

Page 127: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

111

12. YAYASAN MASJID AL-BIRRU JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Al-Birru

Alamat : Jl. Desa Putra Rt.02/17 Srengseng Sawah,

Jagakarsa, Jakarta Selatan

Peruntukan : Lembaga pendidikan

Luas tanah wakaf : 2.166 m2

Lahan dipergunakan : 866 m2

Sisa lahan : 1.300 m2

No sertifikat wakaf : No w.3.a/201/I, 24 Januari 1994

Total perkiraan nilai aset : 3 milyar

Sejarah Singkat

Tanah yang kini berdiri masjid Al-Birru pada awalnya adalah tanah wakaf

dari Departemen Kesehatan (kini Kementrian Kesehatan). Nadzir, bapak

Zainuddin sendiri adalah tercatat hanya nadzir bagi tanah saja, tidak lebih. Kala

tanah tersebut disengketakan oleh pihak ABRI (kini TNI) bapak Zainuddin adalah

perwakilan masyarakat yang turut mempertahankan dari penguasaan oleh ABRI.

Setelah konflik sengketa itu usai, Departemen Kesehatan pun kemudian

mempercayakan penguasaan tanah kepada Bapak Zainuddin dengan status nadzir

wakaf.

Pemerintah melalui Departemen Kesehatan mewakafkan lahan tersebut

dengan kepentingan bagi pengembangan kemaslahatan yang dapat diperoleh oleh

Page 128: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

112

masyarakat. Kini, di atas lahan wakaf tersebut, telah berdiri masjid Al-Birru,

untuk mewujudkan mimpi dan tujuan wakaf.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Secara model pengelolaan, tanah wakaf yang berada di bilangan Srengseng

Sawah ini masih dapat diklasifikasikan sebagai model organisasi sederhana.

Pengelolaan wakaf ini dilakukan secara kekeluargaan. Posisi nadzir yaitu bapak

M. Zainudin merupakan ketua yayasan. Ia dibantu oleh Lukman Hakim yaitu

anaknya untuk mengelola tanah wakaf ini.

Gambar 4.11.1. Masjid Al-Birru Tampak Depan

Tanah wakaf masjid Al-Birru berbatasan langsung dengan perumahan

warga, sementara bagian muka masjid berbatasan dengan jalan raya. Bagian

belakang Masjid berbatasan dengan komplek perumahan ABRI. Jarak lokasi

Page 129: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

113

Masjid dengan pusat-pusat bisnis, perkantoran, dan pusat perdagangan (pasar)

berjarak sekitar 2 km. Sisa lahan yang belum dipergunakan ada sekitar 1.300 m2

dari 2.166 m2, dengan NJOP tanah diperkirakan bernilai Rp. 2.000.000,-. per

meter persegi.

Pengelolaan tanah wakaf juga masih bersifat tradisonal, semua kegiatan

terpusat di nadzir yang sekaligus menjabat sebagai ketua yayasan. Di kawasan

masjid Al-Birru hanya terdapat TK (Taman kanak-kanak) dan beberapa bangunan

kontrakan yang disewakan.

Bagunan ini dibangun atas inisiatif dan investasi harta pribadi sang nadzir.

Untuk membangun kontrakan ini sang nadzir mengusahakannya dengan menjual

mobil, motor dan harta lainnya. Karena alasan tersebut, seluruh pendapatan dari

TK dan sewa kontrakan diperuntukkan sepenuhnya bagi keperluan operasional

masjid dan TK dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga nadzir. Adapun untuk

warga sekitar, biasanya tidak secara otomatis bisa menikmati hasil tanah wakaf

melainkan jika ada permintaan atau kegiatan-kegiatan tertentu.

Gambar 4.11.2. Bangunan yang disewakan diatas tanah wakaf

Page 130: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

114

Gambar 4.11.3. Bangunan yang disewakan diatas tanah wakaf

Gambar 4.11.4 Bangunan yang disewakan diatas tanah wakaf

Pemanfaatan aset wakaf bagi keperluan produktif dapat diterima dengan

baik oleh nadzir, meski nadzir dan mauquf ‘alaih tidak terlalu mengetahui pola

pengelolaannya secara teknis, namun dukungan untuk pemanfaatan aset wakaf

Page 131: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

115

bagi usaha produktif tercermin dari keinginan kedua pihak tersebut untuk

mengembangkannya. Tentu hal ini dengan syarat, seluruh hasil yang didapat

dikembalikan kepada masyarakat sekitar.

Baik nadzir dan pihak keluarganya tidak keberatan seandainya ada

investor yang berkeinginan untuk mengembangkan aset wakaf, asalkan unit-unit

bisnis yang ada masih sesuai dengan kapasitas nadzir untuk pengelolaannya dan

dapat bermanfaat bagi warga-warga sekitar.

b. Profil Nadzir

Nama : M. Zainuddin

Alamat : Jl. Desa Putra Rt.02/17 Srengseng Sawah,

Jagakarsa, Jakarta Selatan

Telepon : 021-98284414

Pendidikan : SLTP YKP

Pekerjaan : Pensiunan ABRI

Pengalaman organisasi : Anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Selain sebagai nadzir, M Zainuddin bertindak selaku ketua yayasan masjid

Al-Birru. Perannya sebagai nadzir dan ketua yayasan membuatnya menjadi satu

satunya orang yang dapat mengambil keputusan. Tentu saja hal ini tidaklah sehat,

karena aset tanah wakaf yang dikelolanya bukan milik keluarga. Bahkan, seiring

dengan semakin uzurnya usia, pengelolaan sehari-hari diserahkan kepada sang

anak yang bernama Lukman Hakim.

Page 132: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

116

c. Kesimpulan dan Saran

Masjid Al-Birru merupakan contoh lain dari praktek pemanfaatan tanah

wakaf. Diatas tanah ini, nadzir membangun unit usaha dengan menginvestasikan

harta pribadinya. Sehingga dalam pemanfaatannya, selain untuk perawatan

masjid, sang nadzir dan keluarganya merasa berhak untuk menikmatinya. Dalam

hal ini tujuan agar tanah wakaf dapat bermanfaat bagi kepentingan ummat dalam

arti yang lebih luas belumlah tercapai. Harus ada upaya yang serius oleh pihak

yang berkepentingan melakukan pembinaan terhadap nadzir, pengurus dan pihak

keluarga tentang esensi dari pemanfaatan wakaf bagi kepentingan masyarakat

luas.

13. YAYASAN Al- ASYIROSTUSYAFI’IYAH JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Al-Asyirotusyafi’iyah

Alamat : Jl. KH. Syafii Hadzami No. 40 Rt 09/06

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240

Peruntukan : Lembaga pendidikan

Luas tanah wakaf : 3.700 m2

Lahan dipergunakan : 2.700 m2

Sisa lahan : 1.000 m2

Total perkiraan nilai aset : 20 milyar

Page 133: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

117

Sejarah Singkat

Sejarah tanah wakaf Al-Asyirotusafiiyah berasal dari pemilik tanah

(wakif) yang bernama H. Hafidz, yang juga merupakan orang asli Kebayoran. H.

Hafidz mencari orang yang dapat dipercaya untuk mengurus tanah tersebut. Atas

rekomendasi dari KH. Syukron Makmun yang merupakan pimpinan pondok

pesantren Darul Rahman, H. Hafidz meminta KH Syafii Hadzami untuk menjadi

nadzir sekaligus mengelola tanah wakaf tersebut. Tahun 1975 berdirilah pondok

pesantren Al-Asyirotussyafiiyah di atas tanah wakaf ini. Yayasan

menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat kanak kanak sampai tingkat

aliyah.

Tahun 2006, KH. Syafii Hadzami berpulang. Berdasarkan hasil

musyawarah, posisi beliau sebagai nadzir kemudian digantikan oleh putra tertua,

H. Khudori. Kini, dengan usia yang tak muda lagi dan ditambah faktor kesehatan

yang semakin menurun, H. Khudori tidak dapat lagi mengemban amanat menjadi

Nadzir sekaligus pengelola yayasan. Maka berdasarkan hasil musyawarah

pengurus, diangkatlah H. Miftahurahmat sebagai nadzir baru menggantikan posisi

H. Khudori. Terpilihnya beliau sebagai nadzir baru merupakan keputusan

musyawarah bersama, karena bentuk dari pengelolaan tanah wakaf telah

berbentuk lembaga sehingga segenap keputusan diselesaikan secara musyawarah,

bukan atas keputusan individu semata.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Peruntukan tanah wakaf diperuntukan untuk kepentingan pendidikan, dan

Page 134: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

118

hasilnya dapat digunakan untuk kepentingan bersama. Pihak nadzir sendiri belum

dapat menunjukan dokumen terkait tanah wakaf, namun berdasarkan pengakuan

sertifikat tanah sudah lengkap.

Luas tanah sekitar 3.700 m2. Di depan tanah wakaf berbatasan langsung

dengan jalan raya dan perkantoran, pusat perbelanjaan. Samping kanan-kiri serta

bagian belakang berbatasan dengan pertokoan dan rumah warga.

Jarak tanah wakaf dengan pusat bisnis seperti Mall Gandaria City,

perkantoran dan pasar sangat dekat, hanya sekitar beberapa ratus meter saja. Sisa

lahan tanah wakaf yang masih kosong diperkirakan sekitar 1.000 m2 lagi.

Sayangnya baik nadzir maupun mauquf alaih tidak mengetahui secara persis dari

NJOP tanah tersebut

Gambar 4.12.1. Unit bisnis, lahan parkir 24 jam bagi karyawan sekitar

perkantoran dan mall

Page 135: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

119

Gambar 4.12.2. Unit bisnis, kantin bagi pelajar dan masyarakat umum

Beberapa unit bisnis telah dikembangkan seperti kantin dan juga

penyewaan tempat parkir untuk karyawan-karyawan yang bekerja di sekitar tanah

wakaf. Manajemen pengelolaan tanah wakaf telah dikembangkan menurut kaidah

organisasi modern dengan membentuk yayasan.

Pemanfaatan tanah wakaf digunakan untuk biaya operasional, honor

karyawan serta beasiswa bagi santri-santri yang mendapatkan pendidikan gratis di

pesantren. Hasil dari tanah wakaf kembali kepada yayasan dan digunakan untuk

keperluan-keperluan di atas. nadzir tidak memiliki peran signifikan dalam

penentuan kebijakan arah pengembangan yayasan, karena semua harus melalui

mekanisme musyawarah dan atas persetujuan badan pendiri.

Page 136: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

120

Gambar 4.12.3. Bangunan Sekolah Al-Asyirotussyafi’iyah

Selama aset wakaf dikelola oleh yayasan, tidak ada pengaduan ataupun

keberatan dari pihak warga. Nadzir dan mauquf alaih sendiri baru mendengar

terminologi wakaf produktif. Sementara ini nadzir tidak ingin mengambil

kebijakan apapun terkait wakaf termasuk wakaf produktif tanpa adanya

persetujuan dari pihak lembaga.

b. Profil Nadzir

Nama : H. Miftahurahmat

Usia : 37 tahun

Alamat : Jl. Hutan Kayu No. 104 D Jakarta Timur

Telepon : 021- 98613054

Pendidikan : Akademi manajemen Jayabaya

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Page 137: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

121

H. Miftahurahmat adalah cucu dari KH. Syafii Hadzami. Keberadaannya

sebagai nadzhir lebih karena faktor keturunan. H. Miftahurrahmat sendiri tidak

memiliki kewenangan besar dalam pengembangan aset wakaf. Semua diputuskan

secara musyawarah bersama pengurus yayasan.

Pihak pengurus yang diwawancarai secara terpisah menyatakan,

menyambut baik pengembangan wakaf produktif. Hanya perlu diskusi lebih lanjut

mekanismenya. Melihat potensi yang dimiliki yayasan ini yakni menyediakan

lahan parkir bagi karyawan perkantoran disekitarnya, pengembangan pemanfaatan

aset wakaf bisa dengan menyediakan lahan parkir bertingkat yang dikelola secara

profesional. Tentu saja hal ini akan memerlukan nilai investasi yang tidak sedikit.

c. Kesimpulan dan Saran

Melihat letaknya yang strategis yang diapit oleh pertokoan, perkantoran

dan mall besar, seharusnya tanah wakaf ini memiliki nilai investasi yang tinggi

dan menjanjikan untuk diprofitkan. Hanya saja butuh dana yang besar jika ada

pihak yang serius ingin mengembangkan wakaf produktif di atas lahan wakaf ini.

Dengan nadzhir dan pengurus yang memiliki latar belakang pendidikan baik dan

bisa menerima konsep wakaf produktif dengan baik, hal ini membuat nilai plus

bagi tanah wakaf ini untuk dikembangkan.

Sementara pihak yayasan membuka unit bisnis berupa kantin yang terbuka

untuk pelajar dan masyarakat umum dan berupa penyediaan lahan parkir motor 24

jam bagi karyawan perkantoran dan pengunjung mall. Jika ada pihak yang mau

Page 138: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

122

berinvestasi, mengembangkan lahan parkir bertingkat yang di kelola secara

professional merupakan satu ide yang patut di coba.

14. MASJID JAMI DARUSSALAMAH JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Jami Darussalamah

Alamat : Jl. Rengas Raya Rt 11/11, Bintaro,

Pesanggrahan, Jakarta Selatan

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 3.200 m2

Lahan dipergunakan : 2.000 m2

Sisa lahan : 1.200 m2

Total perkiraan nilai aset : 2 milyar

Sejarah Singkat

Tahun 1992, H. Daih mewakafkan tanah seluas 900 m2 untuk dibangun

sebuah masjid. Atas dananya pula berdirilah masjid Jam’i Darussalamah.

Kesalehan sang bapak menjadi teladan bagi H. Idup, anak dari H. Daih. Maka

kemudian, masih di areal yang sama, H. Idup mewakafkan 2.300 m2. Sehingga

total tanah wakaf Masjid Jami Darussalamah mencapai 3.200 m2. Dengan

peruntukkan bagi bangunan masjid dan lembaga pendidikan Islam

Page 139: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

123

Gambar 4.13.1. Masjid Darussalamah tampak depan

Gambar 4.13.2. Masjid Darussalamah, tampak samping

Page 140: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

124

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Dengan luas mencapai 3.200 m2, tanah wakaf ini hanya terdiri dari

bangunan masjid seluas 2.000 m2 dan tower pemancar milik PT Telkom. Masjid

Darussalamah tampak megah di tengah pemukiman warga Bintaro sektor 1. Selain

pemukiman warga, tanah wakaf ini sangat dekat dengan pusat bisnis, perkantoran

dan Mall Bintaro Plaza, di Selatan Jakarta.

Gambar 4.13.3 Lahan kosong, tampak depan

Pengelolaan yayasan masih sangat tradisional dan sederhana. Pencatatan

pemasukan dan pengeluaran dilakukan dengan sangat sederhana, dan dilaporkan

secara lisan pada kesempatan sholat Jumat setiap bulan. Selain dana masyarakat,

pengurus juga mendapat pemasukkan dari sewa lahan kosong untuk alat pemancar

oleh PT Telkom. Sewa menyewa ini akan habis masa kontraknya dalam dua tahun

Page 141: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

125

kedepan. Seluruh pemasukan baik yang berasal dari masyarakat maupun hasil

sewa habis digunakan untuk operasional, perwatan dan perbaikan masjid.

b. Profil Nadzir

Nama : H. Mukhtar

TTGL : Jakarta, 09 Agustus 1957

Alamat : Jl. Rengas Raya Rt 11/11, Bintaro, Pesanggrahan,

Jakarta Selatan

Telepon : 081319545718

Pendidikan : Pesantren Gontor

Pekerjaan : Pembina PONPES Al-Amanah Al-Gontory

Pondok Aren

Pengalaman Organisasi : Ketua RT, Ketua RW

H. Muktar adalah cucu dari sang wakif, H Daih. H. Mukhtar diangkat

menjadi Nadzir menggantikan H. Najih, sang kakak yang meninggal pada tahun

2001. Sistem pengangkatan nadzir dilakukan secara turun temurun oleh ahli waris

sang wakif.

Dengan latar belakang pesantren Gontor, H. Mukhtar bercita-cita

membangun sebuah lembaga pendidikan Islam di kawasan tersebut. Hal ini bukan

saja karena amanat sang kakek akan tetapi juga dikarenakan lembaga pendidikan

berbasis agama Islam sangat sedikit dapat ditemui di kawasan tersebut. Mimpi ini

masih terkendala dana dan sumberdaya manusia.

Page 142: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

126

c. Kesimpulan dan Saran

Tidak ada yang salah dalam penunjukkan pengelolaan yang diwariskan

secara turun temurun. Akan tetapi hal tersebut bisa menjadi kendala untuk

pengelolaan tanah wakaf dan yayasan yang dipimpinnya jika tidak didukung oleh

sumberdaya manusia yang baik.

Dalam kasus ini, pengelolaan tanah wakaf sudah melewati tiga generasi,

akan tetapi terlihat stagnan dan cenderung hanya meneruskan apa yang sudah

dilakukan para pendahulunya yakni mengelola masjid. Padahal, wilayah di mana

tanah wakaf ini berada sangat strategis. Selain penyewaan tanah wakaf kepada

pihak komersil, semestinya tidak terlalu sulit untuk memproduktifkan tanah wakaf

ini mengingat lahan kosong yang tersedia cukup luas.

Dengan bantuan pihak ketiga semisal investor dan penerapan sistem

manajemen yang professional. Tanah wakaf ini sangat menjanjikan untuk di

produktifkan.

Page 143: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

127

15. MASJID AL-HIDAYAH JAKARTA TIMUR

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Al-Hidayah

Alamat : Jl. Sunan Giri no. 5, Rawamangun Jakarta Timur

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 1.200 m2

Lahan dipergunakan : 1.000 m2

Sisa lahan : 200 m2

No. sertifikat : No. 72 tahun 1992)

Total perkiraan nilai aset : 5 milyar

Sejarah Singkat

KH. Muslih mewakafkan tanah seluas 1.200 m2. Atas bantuan masyarakat

sekitar berdirilah bangunan masjid di atas tanah seluas 1.000 m2. Selanjutnya atas

bantuan donatur utama bapak Probosutedjo, pengusaha nasional mewakili

Yayasan Amal Muslim Pancasila milik H. M. Soeharto, masjid ini dibangun ulang

menjadi dua lantai. Kini masjid al-Hidayah berdiri megah di tengah kota di Timur

Jakarta.

Page 144: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

128

4.14.1. Masjid Jami Al Hidayah, tampak depan

Masjid ini berada dalam pengelolaan nadzir perseorangan, pengelolaannya

masuk dalam bagian pengelolaan yayasan pendidikan Diponegoro milik keluarga

keturunan KH. Muslih yang berada tepat di samping masjid.

Yayasan Diponegoro merupakan yayasan milik keturunan KH. Muslih,

Tanah dari yayasan ini bukan merupakan tanah wakaf melainkan milik keluarga

besarnya. Yayasan ini mengelola pendidikan setingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dan Universitas.

Page 145: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

129

Gambar 4.14.2. Prasasti peresmian oleh Probosutedjo

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Berada di jalan protokol Rawamangun Jakarta Timur, masjid ini dilalui

oleh berbagai macam angkutan umum mulai gedung gedung perbankan seperti

dari angkot sampai dengan Trans Jakarta. keberadaannya mudah dikenali karena

bangunan masjid terlihat indah dan megah. Selain itu sangat dekat dengan pusat

perkantoran, pusat pertokoan, pusat perbankan dan pasar Rawamangun.

Page 146: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

130

Gambar 4.14.3. Masjid Al-Hidayah lantai 2, bagian dalam

Manajemen pengelolaan mulai dari pendanaan, biaya perawatan, listrik,

air, sampai dengan honor pengurus harian ditanggung oleh pihak yayasan di mana

dana ini di ambil dari infak setiap siswa sebesar Rp. 60.000 setiap bulannya.

Sebagai kompensasi, pihak yayasan menggunakan fasilitas masjid sebagai bagian

dari fasilitas belajar mengajar. Lantai dua digunakan untuk kepentingan ibadah

dan lantai satu untuk seminar, pelatihan, diskusi dan lain sebagainya.

Page 147: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

131

Gambar 4.14.4 Masjid Al Hidayah lantai 1,

tampak siswa-siswi sekolah Diponegoro tengah mengikuti pelatihan

Dengan perkiraan Nilai Jual Objek Pajak (NIOP) tanah saat ini,

diperkiraan total aset tanah wakaf ini mencapai 5 miliar rupiah. Tidak ada lahan

yang tersisa dari tanah wakaf ini, sekitar 200 meter lahan yang ada sudah habis

digunakan untuk fasilitas parkir.

Gambar 4.14.5. Sisa lahan tanah wakaf untuk area parkir

Page 148: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

132

b. Profil Nadzir

Nama : Ir. Adji Pamungkas

Alamat : Jl. Sunan Giri no. 5, Rt. 08/015, Rawamangun

Jakarta Timur

Telepon : 08159485555

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Wiraswasta/Pengusaha

Ir. Adji Pamungkas adalah keturan dari KH. Muslih, wakif dari tanah

wakaf masjid Al-Hidayah. Bertindak sebagai nadzir sekaligus pimpinan yayasan

Dipenegoro, Ir. Adji pamungkas juga berprofesi sebagai pengusaha.

Meski memiliki pemahaman yang terbatas tentang wakaf produktif, ada cukup

semangat untuk lebih mengembangkan pemanfaatan tanah wakaf ini. Bapak Adji

bercita-cita untuk memanfaatkan lantai satu masjid untuk bisa dikomersialkan

semisal disewakan untuk umum dan membangun sejenis koperasi atau BMT yang

dikelola oleh pengurus masjid. Hasil dari keuntungannya dipergunakan untuk

peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Menurutnya yang dibutuhkan saat ini

adalah sistem IT (informasi dan teknologi) dan sistem finansial yang baik

sehingga idenya ini bisa didukung oleh manajemen yang baik.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari kasus ini terlihat seperti ada hubungan simbiosis mutualisme yang

dibangun oleh Bapak Adji selaku nadzir dan pengelola yayasan. Hanya saja

Page 149: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

133

simbiosis ini cenderung lebih menguntungkan pihak yayasan. Karena pihak

yayasan mengunakan fasilitas masjid sebagai bagian dari fasilitas sekolah. Hal ini

sah saja, karena baik masjid maupun yayasan masih berada dalam pengelolaan

milik keluarga besar KH. Muslih.

Padahal dengan infak sebesar Rp. 6o.ooo per kepala perbulan, seharusnya

dana ini bisa dikelola dan dikembangkan pemanfaatannya. Dana ini semestinya

dapat diupayakan untuk dikelola agar bisa dikembangkan ke arah yang lebih

produktif. Begitupun dengan penggunaan fasilitas masjid, jika dapat di

komersilkan dan dibuka untuk umum hal tersebut merupakan langkah strategis

bagi pengembangan aset tanah wakaf tersebut.

16. MASJID AL-FIRDAUS JAKARTA BARAT

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Al-Firdaus

Alamat : Jl. Peta Utara Rt 01/06, Pegadungan,

Kali Deres, Jakarta Barat

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 3.553 m2

Lahan dipergunakan : 2.550 m2

Sisa lahan : 1.003 m2

No sertifikat : No. 09.03.06.04.08935)

Total perkiraan nilai aset : 5 milyar

Page 150: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

134

Sejarah Singkat

Tanah wakaf seluas 3.553 m2 ini dahulunya adalah area persawahan.

Tanah ini kemudian dibeli dan dibangun sebuah masjid oleh seorang non-Muslim

beragama Budha pemilik Rumah Duka Jabar Agung. Pemberian tanah ini

difasilitasi oleh Bapak Syamsudin, yang bekerja sebagai tukang sapu di rumah

duka di atas. Di atas tanah ini pemilik rumah duka tersebut mendirikan sebuah

masjid. Adapun dana perbaikan masjid juga diperoleh dari partisipasi masyarakat.

Awalnya sang pemilik rumah duka itu ingin mengelola sendiri masjid Al-Firdaus,

akan tetapi pihak lurah dan camat setempat keberatan. Maka pada tahun 1985

bersamaan dengan peresmian masjid Al-Firdaus, ditunjuklah H. Asnawi, tokoh

masyarakat setempat untuk menjadi nadzir dan pengelola tanah wakaf ini.

Gambar 4.15.1 Masjid Al-Firdaus, tampak depan

Page 151: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

135

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Kini, di atas tanah wakaf seluas kurang lebih 3.553 m2, telah berdiri

bangunan masjid dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Semenjak awal

didirikan, tanah wakaf ini memang diniatkan bagi pembangunan masjid dan

kegiatan umat pada umumnya. Niat awal itu hingga kini terus dipertahankan,

meskipun jaman terus berubah. Hal ini ditekankan oleh Nadzir, bapak H. Asnawi

Mursan.

Gambar 4.15.2. Sekolah SMK Al-Firdaus tampak depan

Di atas tanah seluas 2.550 m2, berdiri bangunan masjid dan sekolah SMK

Al-Firdaus. Tanah wakaf ini berlokasi di jalan Peta Utara RT 01 RW 06 kelurahan

Pegadungan, Kecamatan Kalideres Jakarta Barat 11830, dan terletak sangat dekat

dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dan kelurahan Pegadungan.

Page 152: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

136

Gambar 4.15.3. Sekolah dan lahan kosong yang tersisa sekitar 1.000 m2

Luasnya lahan yang tersisa dari tanah wakaf, sekitar kurang lebih 1.000m2,

membuat masjid Al-Firdaus memiliki potensi pengembangan yang cukup tinggi,

terutama ditilik dari sektor ekonomi produktif. Untuk sementara ini,

pengembangan tanah wakaf selain untuk kegiatan masjid juga didirikan fasilitas

pendidikan (SMK) yang pendanaannya bersumber dari bantuan perseorangan.

Biaya operasional dan perawatan masjid mengandalkan dana zakat, infak dan

sedekah masyarakat, sementara sumbangan siswa habis untuk menggaji guru.

Page 153: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

137

b. Profil Nadzir

Nama : H. Asnawi Mursan

Alamat : Jl. Peta Utara Rt 01/06, Pegadungan,

Kali Deres, Jakarta Barat

Telepon : 021-5402047

Pendidikan : S1 Tarbiah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pekerjaan : Pensiunan Guru SMP 169

H. Asnawi Mursan, adalah nadzir dari tanah wakaf ini karena ia adalah

tokoh masyarakat setempat. Sebenarnya nadzir ini berbentuk kelompok, akan

tetapi hal tersebut hanya untuk memenuhi persyaratan saja, pada prakteknya, ia

adalah pengambil keputusan tunggal dengan dibantu anak-anaknya yang bertindak

sebagai sekretaris dan bendahara yayasan.

Selaku nadzir ia berpendapat bahwa pengembangan tanah wakaf di daerah

tersebut lebih bagus dititikberatkan pada peningkatan kualitas SDM. Hal ini tidak

terlepas dari latar belakang beliau yang seorang pengajar di guru SMP 169. H.

Asnawi sendiri sangat mendukung jika ada investor yang tertarik untuk

mengembangkan pendidikan di tanah wakaf tersebut.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari tanah wakaf ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa tanah wakaf

dapat berasal dari seorang non-Muslim. Terlepas dari motivasi apa sang wakif

Page 154: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

138

membeli tanah dan membangunkan masjid untuk masyarakat, wakafnya dapat

diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.

Dari sini juga kita bisa mengetahui bahwa kecenderungan nadzir untuk

bekerja sendiri lebih dominan. Meski di atas kertas nadzir dari tanah wakaf ini

adalah berbentuk kelompok, pada prakteknya tidaklah demikian. Bahkan

pengelolaan wakaf menjadi pengelolaan keluarga di mana keputusan tunggal

diambil oleh sang nadzir dan pengelolaannya dibantu anak-anak sang nadzir.

Padahal tanah wakaf ini bukanlah berasal dari wakaf keluarga.

Terlepas dari manajemen pengelolaan yang masih perlu dibenahi, perlu

ada arahan dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk

pengembangan tanah wakaf ini. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi aktif

untuk pengembangan dan pemanfaatan tanah wakaf ini.

17. YAYASAN DARUL ULUM JAKARTA BARAT

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Darul Ulum

Alamat : Jl. Madrasah Rt 02/01, Kali Deres, Jakarta Barat

Peruntukan : Sosial dan Dakwah

Luas tanah wakaf : 5.015 m2

Lahan dipergunakan : 3.015 m2

Sisa lahan : 2.000 m2

No sertifikat : No. 09.03.06.05.1.01067

Total perkiraan nilai aset : 2 milyar

Page 155: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

139

Sejarah Singkat

Tanah seluas kurang lebih 5.015 m2 diberikan oleh orang tua dari nadzir,

Bapak H. Hamzah, untuk kepentingan sosial dakwah masyarakat. Sempat terjadi

kasus di mana pada saat Gubernur Ali Sadikin menjabat, sekolah tempat nadzir H.

Hamzah mengajar akan digusur untuk pelebaran jalan. Terjadi penolakan yang

kemudian membuahkan hasil dibangunnya kembali sekolah oleh pemerintah DKI

Jakarta di atas lahan tanah wakaf ini.

Walaupun secara legal tanah itu berstatus kepemilikannya orang tua dari

H. Hamzah, namun peruntukkan tanah tersebut sepenuhnya dikembalikan bagi

masyarakat umum. Hingga kini, pengelolaan tanah wakaf dilakukan oleh keluarga

H. Hamzah, dengan alasan ada kekhawatiran pengelolaan akan melenceng dan

disalahgunakan bagi kepentingan yang tidak benar jika pengelolaan diberikan

kepada pihak luar.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Berlokasi di Jalan Peta Selatan no. 48 RT 09 RW 01 Kelurahan Kali

Deres, Kecamatan Kali Deres Jakarta Barat, tanah seluas 5015 m2 didirikan

sekolah dan aula, yang peruntukkannya adalah untuk ibadah Jumat dan hari raya

Ied. Sehingga kini, dengan adanya bangunan sekolah dan aula tersebut,

menyisakan tanah wakaf seluas kurang lebih 2.000 m2.

Page 156: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

140

Gambar 4.16.1 Yayasan Darul Ulum, tampak depan

Tanah wakaf dikelola oleh yayasan yang dikepalai oleh H. Hamzah.

Sementara ini bangunan sekolah telah berkembang dengan menyediakan

pendidikan dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidaiyah, hingga SMP.

Posisi yayasan sendiri sangat berdekatan dengan pasar tradisional, dengan jarak

kurang lebih 150 meter.

Yayasan Darul Ulum, dengan potensinya yang cukup besar – ditilik dari

luasnya lahan tersisa untuk pengembangan lebih lanjut – memiliki pengalaman

sengketa cukup pelik. Pernah suatu waktu ada pihak yang berusaha merebut

kepemilikan lahan bagi kepentingan pribadi. Ancaman itu bahkan ditujukan

kepada mauquf alaih Bapak Sudrajat yang juga anak dari bapak H. Hamzah, yang

saat itu berniat membangun masjid di lahan kosong. Lebih lanjut, sengketa

tersebut disertai dengan ancaman akan memasukkan Bapak Sudrajat ke balik bui

Page 157: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

141

jika rencana pembangunan masjid direalisasikan. Namun konflik ini berhasil

diselesaikan.

Gambar 4.16.2. Lorong Sekolah

Biaya operasional sekolah diambil dari SPP murid. Bahkan beberapa kali

Bapak Sudrajat harus menutupi dari dana pribadinya, seperti untuk perbaikan

fasilitas dan pembiayaan sekolah murid. Kebijakan ini diambil karena

mempertimbangakan agar murid tidak lantas beralih ke institusi pendidikan lain

yang lokasinya berdekatan dengan sekolah Yayasan Darul Ulum.

Satu hal yang dapat dijadikan pertimbangan positif, bahwa dengan luasnya

lahan tanah masih terbuka peluang pemanfaatan bagi kegiatan usaha yang sifatnya

produktif, yang nantinya akan dikembalikan sepenuhnya bagi kepentingan umat

dan masyarakat setempat.

Page 158: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

142

Kendala yang terbesar untuk pengembangan wakaf ini adalah terkait

modal. Beberapa peluang kegiatan produktif pernah diusulkan oleh Bapak

Sudrajat seperti pembangunan lapangan futsal. Namun hal tersebut tidak dapat

terwujud. Selain terdapat persoalan keterbatasan dana, tanah yang tersedia

bukanlah tanah yang rata. Upaya meratakan tanah dengan gerobak belum selesai

dilakukan walau sudah berjalan 4 tahun. Selain hal teknis, ada pula persoalan

ketidaksamaan visi dengan pihak lain sekitar yayasan.

Gambar 4.16.3. Lahan kosong Yayasan Darul Ulum seluas 2.000 m2

H. Hamzah memiliki keinginan untuk membangun masjid, karena aula

yang ada sudah tidak mampu lagi menampung jamaah Jumat dan Ied. Namun,

lagi-lagi permasalahan dana mengemuka. H. Hamzah menginginkan jikalau ada

Page 159: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

143

investor yang tertarik untuk mengembangkan lahan wakaf, maka akan

diperuntukkan bagi pengembangan sekolah terlebih dahulu.

b. Profil Nadzir

Nama : H. Hamzah

Usia : 72 tahun

Alamat : Jl. Madrasah RT 02/01 Kali Deres, Jakarta Barat

Telepon : 021-5406433

Pendidikan : MA (Madrasah Aliyah)-Senen-Tanah Tinggi

Pekerjaan : Pensiunan guru dan Ketua Yayasan Darul Ulum

Pengalaman Organisasi : Pelajar Islam Indonesia (PII), Kesatuan Aksi

Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI)

H. Hamzah adalah nadzir tanah wakaf yang dipercayakan ayahnya.

Semasa muda H. Hamzah adalah aktifis Pelajar Islam Indonesia (PII). Di kalangan

masyarakat, H Hamzah dikenal sangat tegas dan pemberani. Dia menuntut untuk

dibangunkan sekolah yang tergusur untuk pembangunan jalan. Malah sempat

masuk penjara untuk kasus ini. Atas kegigihannya, pemerintah setempat memilih

mengalah mengingat penggaruh H. Hamzah di masyarakat sangat itu sangatlah

besar.

Saat ini usia H. Hamzah sudah sepuh, akan tetapi masih bisa

berkomunikasi dengan baik saat wawancara ini dilakukan. Dalam mengelola

yayasan, H. Hamzah dibantu sang anak yaitu Sudrajat, M.Pd. Sudrajat adalah

Page 160: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

144

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dipercaya H. Hamzah untuk mengurus,

mengelola dan mengembangkan Yayasan Darul Ulum ini.

Akan tetapi konflik keluarga yang terjadi antara H. Hamzah dan adik-adik

nya dalam memperebutkan pengelolaan tanah wakaf ini merupakan kendala

terbesar bagi yayasan untuk dapat berkembang lebih baik.

c. Kesimpulan dan Saran

Yayasan Darul Ulum memiliki sisa luas tanah yang cukup besar sekitar

2.000 m2. Ditengah kota Jakarta yang semakin sulit mencari ruang kosong dengan

harga tanah yang semakin melambung, tanah seluas ini tentulah menjadi aset

penting bagi yayasan untuk bisa lebih berkembang.

Sementara sang nadzir semakin sepuh, asetnya yang besar --berupa

lembaga pendidikan mulai Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah

Pertama (SMP)-- juga menjadi daya tarik bagi keturunan sang wakif untuk

memperebutkan hak pengelolaannya. Hal ini menjadi konflik yang tak kunjung

selesai sampai hari ini.

Dari kasus ini kita bisa lihat bahwa, meskipun ada sisa lahan yang cukup

luas dan faktor nadzir dan keturunannya yang memiliki pemahaman yang baik

tentang bagaimana memproduktifkan tanah wakaf, hal ini tidaklah cukup.

Perebutan kekuasaan diantara keluarga besar keturunan wakif (ayahanda Bapak H.

Hamzah) menjadi kendala yang signifikan bagi pengembangan dan pemanfaatan

tanah wakaf.

Page 161: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

145

Untuk itu perlu ada mediasi dan keputusan tegas dari pejabat berwenang

memfasilitasi penyelasaian konflik ini. Sehingga tanah ini bisa memberikan

manfaat lebih besar kepada masyarakat sekitar dan bukan kepada orang perorang.

C. PROFIL KELOMPOK KETIGA: ASET KECIL DENGAN

POTENSI NADZIR TINGGI

Kelompok kedua ini terdiri empat yayasan wakaf, yaitu (1) Masjid Al-

Munawwar, (2) Masjid Al-Abraar, (3) Yayasan Masjid Baiturrahman, dan (4)

Yayasan Nur Assailina (Ma’had Al-Islam). Kelompok ini mewakili tanah wakaf

dengan aset kecil dengan potensi nadzir tinggi.

Meski keempat lokasi aset wakaf ini menempati lokasi yang strategis dan

mudah dijangkau, sisa lahan yang mereka miliki sangat terbatas. Tiga diantara

mereka memiliki sisa lahan maksimal 1.000m2, sementara satu lokasi wakaf

memiliki luas 840 m2. Itulah mengapa mereka dikategorikan memiliki aset kecil.

Dua dari dari ke lima lokasi ini memiliki unit bisnis.

Namun demikian yayasan wakaf ini memiliki nadzir dengan semangat dan

motivasi kuat untuk mengembangkan wakaf produktif. Pada kelompok ini,

kapasitas potensi nadzir lebih besar ketimbang aset yang mereka kelola. Dibawah

ini profil keempat yayasan tersebut.

Page 162: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

146

18. MASJID AL-MUNAWWAR JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama Alamat : Jl. Pancoran Barat IV C, RT 013/01, Pancoran,

Jakarta Selatan

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 3.600 m2

Lahan dipergunakan : 2.600 m2

Sisa lahan : 1.000 m2

No sertifikat : No. 7798, tahun 1992

Total perkiraan nilai aset : 5 milyar

Sejarah Singkat

Sekitar tahun 1945, tidak ada masjid yang dapat digunakan oleh warga

sekitar Pancoran untuk shalat Jum’at. Mereka harus pergi ke daerah yang cukup

jauh di sekitar Menteng Dalam. Karena adanya inginan untuk memiliki rumah

ibadah yang dekat dan nyaman di sekitar Pancoran itu, warga mendekati tuan

Guru Hamzah, Guru Jimmi dan Guru Mahmud untuk mewakafkan tanah mereka

untuk membangun sebuah masjid pada tahun 1945. Sebutan ‘tuan guru’ pada saat

itu merujuk pada seseorang dengan ilmu pengetahuan agama yang dalam dan

memiliki cukup banyak murid yang belajar agama kepada mereka. Ketiga orang

ini mewakafkan tanah dengan luas total 3.600 m2. Dan tanah ini sampai sekarang

dimanfaatkan warga.

Page 163: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

147

Pada tahun 1975, masing-masing keturunan dari ketiga wakif di atas

menyerahkan wakaf tersebut secara resmi di depan warga. Saat itu Guru Hamzah

dan Guru Jimmi telah meninggal dunia, sementara Guru Mahmud sudah sangat

sepuh. Selanjutnya dalam kurun waktu tahun 1978-1985, kepengurusan sertifikat

wakaf dilakukan oleh tim yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat yaitu Guru

Mahmud, KH. Salim Mahmud, KH. Abdul Wahab dan Ali Nurdin selaku

sekretaris tim dan sekretaris pribadi KH Salim Mahmud.

Tujuan awal diserahkan tanah wakaf ini semula hanya untuk pembangunan

masjid dan kompleks makam keluarga wakif. Seiring perkembangan zaman,

pemanfaatannya melampaui tujuan awal.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Masjid Al-Munawwar berdiri di atas tanah seluas 2.000 m2 yang terletak

di tengah pemukiman warga. Selain bangunan masjid ada tanah seluas 600 m2

yang digunakan untuk kompleks makam ahli waris para wakif. Sedangkan sisa

lahan seluas 1.000 m2, saat ini masih kosong dan sementara digunakan sebagai

lahan parkir.

Page 164: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

148

Gambar 4.17.1. Tampak sisa lahan yang belum dimanfaatkan

Masjid Al-Munawwar, menjadi tempat yang menyenangkan bagi warga

sekitar maupun warga Jakarta lain yang secara kebetulan melintas untuk

melaksanakan shalat ataupun sekedar melepas lelah. Hal ini karena Masjid

dibangun dengan sangat nyaman dan sangat mudah untuk diakses karena letaknya

yang berada di pinggir jalan raya yang biasa dilewati oleh angkutan kota. Letak

tanah wakaf ini sendiri berada di tengah kota di Selatan Jakarta. Selain

pemukiman warga, daerah sekitar Pancoran ini kini juga dipadati oleh perumahan

elit, perkantoran, rumah toko (ruko), restoran dan fasilitas umum lainnya dengan

NJOP antara 10 juta hingga 15 juta rupiah per meter persegi.

Page 165: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

149

Gambar 4.17.2. Bangunan masjid Al-Munawwar dua lantai

Selain kegiatan rutin peribadatan, masjid ini biasa menggelar pengajian

rutin mingguan dan bulanan, perayaan hari besar Islam dan santunan bagi anak

yatim dan masyarakat miskin. Adapun dana operasional kegiatan dan perawatan

masjid sepenuhnya bersumber dari dana zakat, infak dan sedekah warga Jakarta.

Saat ini, sedang dibangun gedung serba guna yang akan disewakan untuk

kepentingan resepsi pernikahan ataupun ruang pertemuan. Hasil dari penyewaan

ini nantinya digunakan untuk menunjang kegiatan sosial masjid dan memperkuat

organisasi kepemudaan masjid Al-Munawwar. Akan tetapi pembangunan gedung

itu bukan tanpa tantangan. Sejumlah tokoh masyarakat dan juga ahli waris wakif

merasa keberatan jika rumah ibadah dicampur-aduk dengan kegiatan ekonomi.

Mereka khawatir hal tersebut akan mengganggu kekhusukkan beribadah.

Page 166: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

150

b. Profil Nadzir

Nama : Drs. Ali Nurdin, MM

TTGL : Jakarta, 3 Januari 1956

Alamat : Jl. Pancoran Barat IV C, RT 013/01,

Pancoran, Jakarta Selatan

Telepon : 0817790633

Pendidikan : S2, STIE tahun 1997

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama RI

Pengalaman organisasi : Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB)

Drs. Ali Nurdin, MM merupakan tokoh masyarakat yang cukup disegani

oleh warga sekitar. Ali berkesempatan mengenyam pendidikan sarjana di IAIN

dan menyelesaikan strata 2 di STIE tahun 1997. Semasa kuliah Ali aktif di

organisasi kepemudaan dan kedaerahan. Pekerjaannya sebagai pegawai negeri

sipil Kementerian Agama RI dan pengalamannya di berbagai organisasi

kemasyarakatan menjadikannya sebagai orang yang memiliki jaringan yang cukup

luas.

Page 167: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

151

Gambar 4.17.3. Masjid Al-Munawwar, tampak dalam gambar,

Sosok Ali Nurdin tengah menerima souvenir dari tim peneliti

Menurut H.M. Hasan, seorang warga dan tokoh masyarakat setempat yang

kami wawancarai secara terpisah, Ali dikenal sebagai asisten pribadi KH. Salim

Mahmud selama puluhan tahun. Kedekatannya dengan tokoh alim ulama

menjadikan Ali dikenal sebagai ahli agama.

Begitupun dengan pemahamannya tentang persoalan wakaf dan

pentingnya pemanfaatan aset wakaf untuk diarahkan ke hal-hal yang produktif

berbeda dari kebanyakan pengurus masjid lainnya. Hal inilah yang membuat Ali

bertahan untuk terus melanjutkan pembangunan gedung serba guna meski

mendapat tentangan dari tokoh masyarakat lainnya. Ali sendiri sangat senang jika

ada pihak yang dapat berinvestasi jangka panjang di kompleks tanah wakaf masjid

Al-Munawwar. Menurut Ali, tanah wakaf yang cukup luas akan sangat baik jika

Page 168: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

152

dibuat kompleks pertokoan, perkantoran, apartemen bahkan apartemen hotel yang

keuntungan dari hasil tanah wakaf tersebut dapat digunakan untuk kepentingan

umat.

Saat ini selain sebagai PNS, kegiatan keagamaan Ali Nurdin diisi dengan

memberikan ceramah agama, menjadi khotib di sejumlah masjid, dan salah satu

pembina organisasi masa yang di kenal dengan KMB (Keluarga Mahasiswa

Betawi).

c. Kesimpulan dan Saran

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi yang strategis dan

pemahaman yang baik oleh nadzir tentang wakaf produktif menjadi modal utama

bagi pengembangan aset tanah wakaf ke arah yang lebih bernilai produktif. Meski

ada kekurangan, sosok nadzir yayasan wakaf ini memegang peranan kunci bagi

keberhasilan pengembangan aset tanah wakaf.

Untuk itu perlu ada upaya lebih dari Badan Wakaf Indonesia dan atau

instansi terkait untuk bisa memberikan pencerahan dan sosialisasi yang baik

terhadap tokoh masyarakat maupun masyarakat umum dalam hal memberikan

pemahaman yang memadai dan arahan yang tepat mengenai wakaf produktif dan

dampaknya yang besar bagi kemaslahatan ummat.

Page 169: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

153

19. MASJID AL-ABRAAR JAKARTA PUSAT

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Masjid Al-Abraar

Alamat : Jl. Danau Tondano no. 10 B, Bendungan Hilir,

Tanah Abang, Jakarta Pusat

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 2.100 m2

Lahan dipergunakan : 1.100 m2

Sisa lahan : 1.000 m2

No sertifikat : No. 09.01.06.01.1.00027

Total perkiraan nilai aset : 10 milyar

Sejarah Singkat

Dimulai dengan sebuah mimpi mendirikan masjid yang mampu menaungi

warga di daerah Pejompongan, Bendungan Hilir, maka pada pertengahan tahun

1960-an berkumpullah warga untuk mendiskusikan pendiriannya. Kemudian

berdirilan masjid yang dinamakan Al-Abraar di atas tanah wakaf seluas 2.100 m2.

Pendirian masjid atas prakarsa warga ini kemudian berkembang dengan

pembangunan, renovasi, dan pengembangan di beberapa sektor, misalnya

pemanfaatan tanah wakaf seluas 1.100 m2 untuk pembangunan perluasan masjid,

pengembangan area masjid menjadi 2 lantai; di mana lantai 1 digunakan untuk

Page 170: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

154

kegiatan TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) di sore hari, serta ruang sekretariat

pengurus masjid.

Pembangunan, pengembangan, dan renovasi masjid ini banyak bertumpu

pada dana swadaya masyarakat sekitar. Hal ini memperlihatkan bahwa masyarakat

setempat dan pengurus masjid Al-Abraar memiliki modal sosial yang tinggi.

Gambar 4.18.1. Masjid Al Abraar tampak depan

Tanah di mana masjid Al-Abraar berdiri ini, di awal pendiriaannya

merupakan tanah/aset milik pemerintah daerah DKI Jakarta. Namun setelah proses

dan pengusulan pendirian masjid ini bergulir, diputuskan bahwa hak kepemilikan

tanah tersebut diberikan kepada masyarakat setempat, melalui nadzir yang

berbentuk kelompok. Proses pengalihan hak milik ini berlangsung cukup

Page 171: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

155

kompleks dikarenakan adanya kekhawatiran kelak di kemudian hari anak-

keturunan dari para nadzir saling bersengketa menuntut hak atas tanah tersebut.

Maka sebagai solusinya, sebagaimana dituturkan oleh Bapak Sanusi

sebagai salah satu nadzir tanah wakaf, tanah tersebut dikukuhkan posisinya

sebagai milik pemerintah daerah, baru kemudian diwakafkan kepada nadzir

kelompok warga masyarakat. Hingga kini, peruntukkan tanah wakaf tersebut

masih berfungsi sebagai pusat kegiatan dakwah.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Terdiri dari 2 lantai, masjid Al-Abraar berdiri di atas tanah wakaf seluas

2.100 m2

dengan luas bangunan mencapai kurang lebih 1.100 m2. Diperkirakan

nilai aset tanah wakaf mencapai Rp. 10.000.000 per meter persegi berdasarkan

perkiraan dari nadzir bapak Sanusi.

Gambar 4.18.2 Bangunan masjid Al Abroor dua lantai

Page 172: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

156

Masjid Al-Abraar sendiri berbatasan secara langsung dengan sebuah

lapangan besar di sisi kanan masjid, di mana di lapangan tersebut banyak

pedagang mikro yang menjual jajanan makanan. Masjid ini terletak di pinggir

jalan. Sebelah depan dan belakang masjid bersinggungan langsung dengan area

perumahan penduduk dengan tingkat kesejahteraan yang terlihat berbeda jika

diukur dari ukuran rumahnya. Perumahan yang sebelah depan masjid berukuran

lebih besar dibanding yang belakang.

Untuk mendukung kegiatan operasional masjid, pendapatan terbesar

berasal dari sumbangan infak warga dan jamaah masjid. Pendapatan tersebut lalu

dipergunakan untuk menggaji marbot dan kegiatan operasional masjid lainnya,

seperti perawatan bangunan.

Pengurus pernah berusaha mendirikan koperasi sebagai salah satu

alternatif moda pemasukan, namun tidak dapat berkembang karena kalah bersaing

dengan pasar Benhil (Bendungan Hilir) dan pedagang mikro yang berjualan tak

jauh dari masjid Al-Abraar.

Masjid Al-Abraar memiliki fasilitas ambulan gratis untuk dipergunakan

sewaktu-waktu bagi masyarakat sekitar yang tidak mampu. Terkait

pengembangan aset wakaf untuk keperluan produktif, baik nadzir maupun mauquf

alaih sama-sama mendukung meski dengan bentuk yang berbeda. Bapak Sanusi

cenderung berpikir untuk mendirikan klinik kesehatan di belakang masjid,

sementara bapak Zaenuddin condong pada kegiatan produktif jual-beli di sekitar

Page 173: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

157

masjid. Kedua pihak mendukung jika ada donatur yang berkeinginan untuk

mengembangkan aset tanah wakaf untuk kegiatan yang sifatnya produktif.

Gambar 4.18.3 Lahan kosong untuk pendirian klinik

b. Profil Nadzir

Nama : Sanusi

TTGL : 67 tahun

Alamat : Jl. Danau Linboto Gg. Kabin No. 08 RT 21/04,

Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat

Telepon : 021-5742341

Pendidikan : D2 Pendidikan

Pekerjaan : Pensiunan Guru SD

Pengalaman organisasi : Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI)

Page 174: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

158

Sanusi adalah pensiunan guru SD yang mendedikasikan hidupnya sebagai

pengurus masjid sejak tahun 1973. Sanusi dipercaya masyarakat untuk menjadi

nadzir tanah wakaf masjid Al-Abraar bersama beberapa orang lainnya. Hanya

saja, semua nadzir telah meninggal, tinggal Sanusi yang masih hidup. Saat ini ia

tengah mengajukan struktur nadzir baru ke (Badan Wakaf Indonesia) BWI.

Pengetahuan Sanusi tentang wakaf terbilang standar. Meski demikian Sanusi

sadar betul akan pentingnya pengembangan wakaf produktif bagi kepentingan

masyarakat banyak. Untuk itu dia sangat mendukung sekecil apapun usaha ke arah

sana. Sanusi sendiri pernah mencoba mendirikan koperasi tetapi gagal karena

tidak mampu menjalankannya. Dalam waktu dekat, atas dukungan masyarakat

sekitar, Sanusi berniat mendirikan klinik kesehatan di atas lahan kosong tanah

wakaf tersebut.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa seorang nadzir yang sederhana

seperti Sanusi, sesungguhnya sudah melakukan praktek-praktek pemanfaatan

tanah wakaf secara produktif meskipun belum mengerti betul mengenai konsep

wakaf produktif.

Dengan letaknya yang strategis dekat dengan pasar dan pedangan sektor

riil, konsep mendirikan koperasi sebenarnya sudah tepat, hanya saja sumber daya

nadzir tidak memungkinkan sehingga usaha tidak berjalan.

Page 175: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

159

Untuk itu, Badan Wakaf Indonesia bisa memfasilitasi mempertemukan

pengurus masjid kepada pihak-pihak yang dipandang mampu membantu nadzir ini

mewujudkan mimpi-mimpinya, memanfaatkan aset tanah wakaf bagi

kesejahteraan masyarakat sekitar.

20. YAYASAN MASJID BAITURRAHMAN JAKARTA UTARA

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Masjid Baiturrahman

Alamat : Jl. Pelumpang Semper no 13. RT 01/03

Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara

Peruntukan : Masjid

Luas tanah wakaf : 1.600 m2

Lahan dipergunakan : 840 m2

Sisa lahan : 840 m2

Total perkiraan nilai aset : 2 milyar

Sejarah Singkat

Asalnya tanah ini merupakan empang yang ditimbun oleh pemerintah

menjadi lahan pemukiman, sehingga status tanah ini awalnya hanya hak guna

pakai. Kebutuhan masyarakat akan rumah ibadah memaksa mereka mendesak

pemerintah untuk menghibahkan tanah tersebut untuk dibangun masjid. Maka

dibuatlah skenario bahwa pemerintah provinsi DKI Jakarta menghibahkan tanah

Page 176: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

160

ini kepada bapak Abdurrahman, tokoh masyarakat setempat untuk kemudian di

wakafkan bagi pembangunan masjid. Adapun nadzir dipercayakan kepada H.

Abdul Wahab dengan posisinya sebagai ketua nadzir. Menurut pengurus yayasan,

lahan ini telah di daftarkan ke notaris untuk dibuat sertifikat tanah wakaf.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Masjid Baiturrahman merupakan masjid besar yang terletak di Utara

Jakarta. Masjid dua lantai ini relatif baru selesai pembangunannya pada tahun

2012 dan terletak di wilayah padat penduduk. Pengelolaan masjid dilakukan

dengan organisasi yang lumayan apik, di mana ada perangkat ketua, sekretaris dan

lain sebagainya.

Gambar 4.19.1. Masjid Baiturrahman tampak depan

Biaya operasional dan perawatan masjid mengandalkan dana dari

masyarakat. Meski begitu, masjid ini memiliki donatur tetap diantaranya adalah

H. Abdul wahab dan H. Ismail beserta keluarga besar mereka.

Page 177: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

161

Total luas tanah wakaf ini mencapai 1.600 m2 dan setengahnya telah

dipakai untuk bangunan masjid, sementara sisanya masih kosong. Di belakang

masjid terdapat rumah-rumah yang disewakan.

Disamping mendapatkan dana dari masyarakat dan donatur tetap, biaya

operasional dan perawatan masjid plus untuk menggaji pengurus mengandalkan

dari hasil sewa rumah kontrakan ini.

Gambar 4.19.2. Lahan seluas 1.600 m2 rencananya unit-unit bisnis

Nadzir sudah merencanakan rumah-rumah kontrak ini akan ditertibkan dan

dibangun unit-unit bisnis. Namun hal ini masih terkendala karena kasihan

terhadap penghuni rumah sewa. Selain itu, pembangunan unit-unit bisnis juga

diperkirakan memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Page 178: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

162

b. Profil Nadzir

Nama : Abdul Khafif Khalili, M. HI (Anggota nadzir)

TTGL : Bangkalan 10 Mei 1966

Alamat : Jl. Pelumpang Semper no 13. RT 01/03

Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara

Pendidikan : S2, Institut Kyai Hasyim Asy’ari (IKAHA),

Jombang Jawa Timur

Pekerjaan : Wiraswasta

Pengalaman organisasi : Partai Kebangkitan Umat Daerah Jawa Timur

Abdul Khafif Khalili, M. HI merupakan nadzir dalam ponsisinya sebagai

anggota. Adapun jabatan ketua nadzir dipercayakan kepada H. Abdul Wahab.

Meskipun begitu, Khafif lah yang bertanggung jawab terhadap terhadap arah dan

kebijakan kepengurusan yayasan. Khafif sendiri belum memiliki pemahaman

yang memadai tentang wakaf produktif. Akan tetapi dia menyambut baik setiap

inisiatif yang dilakukan untuk kemaslahatan umat. Contoh kecilnya adalah ia

setujua dan melakukan pemanfaatan lahan masjid untuk rumah petakan yang

hasilnya dikembalikan untuk kepentingan masjid dan masyarakat sekitar.

c. Kesimpulan dan Saran

Kasus tanah yang berasal dari hibah pemerintah hendaknya mendapat

perhatian serius dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) dari sisi hukum agar ke

depannya tidak menimbulkan masalah.

Page 179: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

163

Selanjutnya, BWI harus melihat sosok Abdul Khafif dan nadzir lain

semisal khafif ini sebagai aset bagi pengembangan wakaf produktif di Indonesia.

Untuk itu perlu diberikan pemahaman, arahan, dukungan yang kuat kepada

nadzir-nadzir yang memiliki potensi mengembangkan wakaf produktif.

21. YAYASAN NUR ASSAILINA (MA’HAD AL-ISLAM)

JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Yayasan Nur Assailina

Alamat : Jl. Warung Silah, Gudang Baru Rt 01 Rw 05,

Jagakarsa, Jakarta Selatan

Peruntukan : Masjid dan Lembaga pendidikan

Luas tanah wakaf : 2.500 m2

Lahan dipergunakan : 1.500 m2

Sisa lahan : 1.000 m2

No sertifikat : No. 1186 16 Juni 1992

Total perkiraan nilai aset : 4 milyar

Sejarah Singkat

Wakaf ini berawal dari adanya keprihatinan atas minimnya fasilitas

pendidikan agama di sekitar daerah ini. Lembaga pendidikan agama yang bagus

pun adanya di daerah Ciganjur yang cukup jauh hingga sulit diakses oleh anak-

Page 180: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

164

anak sekitar.

Pertemuan wakif dengan KH Abdul Rajak Khaidir pada pertengahan 1973

melalui serangkaian pertemuan diskusi membuahkan kesepakatan bahwa KH

Abdul Rajak Khaidir akan bertindak sebagai nadzir, dan mengurus sebidang tanah

untuk dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi keperluan pendidikan di kampung

tersebut. Tak lama kemudian, pada 1976, madrasah didirikan.

Gambar 4.20.1 Yayasan Nur Assailina, tampak depan

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Dengan luas tanah wakaf mencapai 2.500 m2

dan sisa lahan yang tersisa

sekitar 1.000 m2 membuat wakaf tersebut memiliki potensi pengembangan yang

cukup besar. Didukung oleh surat-surat yang lengkap dan resmi, Ma’had Al-Islam

telah resmi terdaftar di Kementrian Agama. Hal ini turut dibuktikan dengan ikut

sertanya pengurus Yayasan pada pelatihan yang diadakan oleh Kementrian

Agama. Saat ini sertifikat yang asli masih terdapat pada pengurus yayasan yang

Page 181: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

165

lama, meski kemudian nadzir tidak dapat mengetahui keberadaan sertifikat

tersebut.

Letak tanah wakaf ini berada di pinggir jalan yang di kelilingi rumah-

rumah warga. Areal tanah wakaf di bagian belakang berbatasan dengan kebun-

kebun, di bagian samping kanan dan kiri terdapat perumahan warga, di depan

terdapat masjid dan juga beberapa pertokoan-pertokoan. Jarak dengan pusat-pusat

bisnis, perkantoran sekitar 2-3 km yang berada di kisaran Lenteng Agung.

NJOP saat ini diperkirakan mencapai sekitar Rp. 1.050.000/m2 dan

perkiraan NJOP tanah berikut aset bangunannya adalah Rp. 1.500.000/m2. Di

tanah wakaf Ma’had Al-Islam belum terdapat unit bisnis apapun, dan manajemen

pengelolaan tanah wakaf masih bersifat tradisional. Pendapatan hasil dari tanah

wakaf diperuntukan bagi keperluan perawatan bangunan dan juga untuk

membayar honor karyawan.

Saat ini belum ada investasi dari pihak manapun terhadap tanah wakaf

tersebut, hanya pembangunan awal sekolah mendapatkan sokongan dana dari

yayasan asal Timur Tengah.

Page 182: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

166

Gambar 4.20.2 Bangunan sekolah

Pengurus yayasan sangat berkeinginan mendirikan kios, seperti yang

disampaikan oleh nadzir. Pada 2013 mendatang direncanakan akan meminjam ke

bank untuk mendirikan unit-unit usaha. Nadzir sendiri tidak masalah dengan

adanya unit-unit usaha yang berkembang di tanah wakaf. Pihak yayasan pernah

memasukan proposal kerjasama ke salah satu kelompok usaha waralaba toko

modern, namun dikarenakan harus adanya penyertaan modal sekitar Rp.

300.000.000,- untuk membangun unit bisnis, rencana itupun batal. Mauquf ‘alaih-

- dalam wawancara yang dilakukan secara terpisah-- sebenarnya mengutarakan

keberatan jika ada unit bisnis di aset tanah wakaf tersebut, namun mengizinkan

dengan catatan keuntungan yang diperoleh dikembalikan lagi untuk kepentingan

masyarakat.

Page 183: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

167

Gambar 4.20.3. Lahan kosong yayasan Nur Assailina

b. Profil Nadzir

Nama : H. Abdul Malih

Usia : 55 tahun

Alamat : Warung Silah, Gudang Baru Rt 01 Rw 05,

Jagakarsa, Jakarta Selatan

Telepon : 081398550962

Pendidikan : Pesantren Ashegaf, Bukit Duri

Pekerjaan : Pengurus Yayasan

Pengalaman organisasi : Nahdlatul Ulama

H. Abdul Malih adalah nadzir sekaligus pengurus yayasan Nur Assailina.

Dibawah kepemimpinannya, pengurus yayasan memiliki pemahaman yang sama

Page 184: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

168

untuk mengembangkan aset tanah wakaf kearah yang lebih produktif. Beberapa

usaha telah coba dilakukan mulai pembuatan proposal sampai dengan meminjam

dana dari pihak ketiga, hanya saja usaha ini belum membuahkan hasil.

c. Kesimpulan dan Saran

Yayasan Nur Assailina berada di daerah pinggiran Jakarta selatan. Meskipun

begitu, lokasinya yang strategis dipinggir jalan dan berada di tengah pemukiman

warga menjadi satu modal bagi yayasan ini untuk bisa lebih berkembang.

Dari pihak nadzir dan pengurus yayasan juga sudah berfikir untuk

mengembangkan aset tanah wakaf ini melalui usaha waralaba. Meski demikian

yayasan ini perlu mendapatkan arahan dan bimbingan mengingat belum semua

unsur termasuk didalamnya mauquf alaih memahami konsep wakaf produktif.

Page 185: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

169

D. PROFIL KELOMPOK KEEMPAT: YAYASAN WAKAF YANG

TIDAK BERSEDIA ATAU TIDAK MEMUNGKINKAN UNTUK

MENGEMBANGKAN WAKAF PRODUKTIF

Kelompok ini diwakili oleh 3 masjid yaitu (1) Masjid Darussalam Al-Amin.

(2) Masjid Al-Muflihun, dan (3) Masjid Al-Inayah. Meski masing-masing aset

wakaf ini memiliki sisa lahan yang belum digunakan, akan tetapi nadzir tak

menghendaki atau tidak memungkinkan untuk mengembangkan produktif dengan

berbagai alasan. Alasan yang paling mengemuka adalah terbatasnya lahan,

peruntukan lahan untuk pemakaman, dan tidak ingin menganggu kenyamanan dan

keindahan masjid. Meski begitu, ketiga nadzir menyambut positif pemanfaatan

lahan wakaf untuk dikembangkan kearah wakaf produktif. Di bawah ini profil

ketiga yayasan wakaf tersebut.

22. YAYASAN MASJID DARUSSALAM AL-AMIN JAKARTA UTARA

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Darussalam Al-Amin

Alamat : Jl Raya Kali Baru Timur Kosambi Raya No. 41

Rt/Rw 02/001 Kali Baru Cilincing Jakarta Utara

Peruntukan : Masjid dan Lembaga Pendidikan

Luas tanah wakaf : 1.000 m2

Page 186: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

170

Lahan dipergunakan : 400 m2

Sisa lahan : 600 m2

Total perkiraan nilai aset : 3 milyar

Sejarah Singkat

Tahun 1960 pemerintah memiliki proyek PT DOK dan Perkapalan

Tanjung Priok. Untuk kepentingan proyek, penduduk Karya Bahari (sekarang

Pelita Bahari) direlokasi ke lokasi yang sekarang; plus dibangunkan masjid

sebagai fasilitas umum. Tahun 1968, edaran dari Kementrian Agama menghimbau

agar tanah ini diurus sertifikat wakafnya dengan bapak H. Imam, tokoh

masyarakat setempat sebagai wakif sekaligus nadzir.

Di masjid Darussalam Al-amin, jabatan ketua masjid dengan serta merta

menjabat sebagai nadzir wakaf. Tahun 1985 bapak H. Imam meninggal dunia, dan

kepengurusan masjid berganti ke Bapak H. Syarika Ali sebagai ketua masjid

(sekaligus nadzir) dan H. Hasanuddin sebagai sekretaris. Mengingat H. Syarika

Ali semakin sepuh, kepengurusan beralih ke H. Hasanuddin sebagai ketua pada

tahun 2011.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Saat ini di atas tanah wakaf berdiri bangunan masjid dan 3 lokal kelas

yang digunakan untuk Taman Kanak-kanak. Total lahan yang dipergunakan

seluas 400 m2, sementara sisa lahan seluas 600 m2 berfungsi sebagai tempat

parkir dan dipergunakan untuk sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Dengan NJOP

Page 187: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

171

mencapai 950.000, tanah ini beserta bangunannya diperkirakan memiliki aset

senilai 3 milyar rupiah.

Belum ada unit bisnis di atas aset wakaf ini, dikarenakan beberapa alasan:

pertama, sisa lahan habis digunakan untuk parkir, upacara murid TK dan lahan

tambahan untuk shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Kedua, pengurus khawatir

masyarakat belum bisa menerima konsep wakaf produktif, Ketiga, berkaca dari

pengelolaan di masjid lain, ada kekhawatiran jika pengurus tidak amanah, akan

menimbulkan efek negatif misalnya bisa saja uang “zakat menjadi uang jaket”.

Keempat, kurangnya sumberdaya manusia untuk mengelola wakaf produktif ini.

b. Profil Nadzir

Nama : H. Hasanuddin

TTGL : Jakarta, 31 Desember 1956

Alamat : Jl Raya Kali Baru Timur Kosambi Raya No. 41

Rt/Rw 02/00 Kali Baru Cilincing Jakarta Utara

Pendidikan : Sekolah Teknik Menengah STM) Perkapalan

Pekerjaan : Karyawan BUMN dari 1978-sekarang

Pada tahun 2011 H. Hasanuddin menjabat sebagai ketua nadzir

menggantikan K.H. Syarika Ali yang telah sepuh secara aklamasi. Pemilihan

nadzir dilakukan setiap lima tahun sekali. Sudah tiga kali pemilihan nadzir ini,

selalu dilakukan secara aklamasi. Meskipun H. Hasanuddin tidak mengeyam

Page 188: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

172

pendidikan agama secara khusus, akan tetapi pemahaman yang bersangkutan

terhadapa konsep wakaf sangat baik.

Menurut H. Hasanuddin, wakaf adalah itu artinya berhenti, dalam arti

wakif dan ahlinya sudah tidak ada hak atas benda yang diwakafkan. Sementara

wakaf produktif sangat bagus untuk menunjang operasional masjid dan kegiatan

lainnya, termasuk bagian dari kemaslahatan. Untuk itu, dia berpendapat bahwa

sangat positif jika aset wakaf dapat diproduktifkan. Akan tetapi untuk kasus

masjid Al-Amin ini, pengurus telah memutuskan bahwa peluang untuk

memanfaatkan aset wakaf menjadi lebih produktif adalah sulit. Hal ini selain

karena lahan yang ada sangat minim juga karena beberapa pertimbangan ynag

telah dipaparkan di atas.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa wakaf produktif tidak

mungkin untuk dikembangkan mengingat terbatasnya lahan yang ada. Jikapun

dikembangkan untuk wakaf produktif, pengurus masih terkendala sumber daya

manusia dan khawatitran penolakan masyarakat terhadap pengembangan aset

wakaf ini.

Page 189: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

173

23. MASJID AL-MUFLIHUN JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Al-Muflihun

Alamat : Jl. Masjid Al-Muflihun RT 04/RW 10, Bintaro

Peruntukan : Masjid dan Pemakaman

Luas tanah wakaf : 4.000 m2

Lahan dipergunakan : Total 2.500 m2, (Masjid:700 m2, pemakaman:

1.800 m2)

Sisa lahan : 1.500 m2

Total perkiraan nilai aset : 3 milyar

Sejarah Singkat

Masjid ini adalah masjid tua begitu kira-kira penuturan nadzir masjid Al-

Muflihun menanggapi pertanyaan sejarah berdirinya masjid. Menurut penuturan

beliau, masjid Al-Muflihun ini telah didirikan ketika jaman penjajahan belanda,

berbarengan waktunya dengan pembangunan jalan kereta yang membelah kota

Batavia. Maka tak heran, masjid tersebut adalah salah satu masjid tertua di antara

masjid yang ada di lingkungan tersebut, dan termasuk satu dari masjid tertua di

Jakarta.

Ketika awal pendiriannya, tanah wakaf ini diniat dan ikhtiarkan untuk

pembangunan 2 (dua) sarana sosial, yaitu masjid dan pemakaman. Hingga kini,

bangunan masjid telah berdiri megah, serta juga sebagai areal pemakaman.

Page 190: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

174

Sementara berdasarkan penuturan dari mauquf ‘alaih Bapak Abdul Rosyid, ada

kemungkinan area tanah wakaf ini diwakafkan oleh orang Arab, karena dulu

terdapat banyak keluarga arab yang bermukim di sekitar masjid. Namun untuk

kepastiannya, Bapak Abdul Rosyid tidak dapat menunjukkan bukti otentik yang

mendukung pernyataan tersebut.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Dengan luas tanah 4.000 m2, area wakaf yang terletak di Kelurahan

Bintaro Kecamatan Pesanggrahan ini memiliki peruntukkan yang variatif.

Diantaranya adalah untuk kegiatan ibadah (masjid), masjlis taklim, TPA. Tanah

yang sisa adalah seluas 1.500 m2. Di dalam sertifikat wakaf, tertera peruntukkan

tanah wakaf adalah sebagai area masjid dan pemakaman. Bangunan kontrakan 3

pintu yang ada di sana hanya bersifat sementara dan secara hukum ditak

dibolehkan. Bangunan ini ke depan akan dihancurkan dan peruntukan tanah

dikembalikan menjadi area pemakaman.

Terletak di pinggir jalan Bintaro, tak jauh dari tanah kusir, masjid Al-

Muflihun telah memiliki struktur organisasi masjid yang cukup rapih, menyatu

dengan pengelolaan lahan pemakaman. Dengan aset tanah yang bernilai kurang

lebih Rp. 3.000.000.000, biaya operasional masjid dua tingkat ini banyak

bergantung pada sumbangan dana dari masyarakat.

Sumbangan biaya pengurusan pemakaman di masjid al-Muflihun hanya

dikenakan sebesar Rp. 1.500.000. Harga ini jauh lebih rendah dibandingkan

dengan biaya pengurusan pemakaman di Tanah Kusir yang mencapai Rp.

Page 191: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

175

5.000.000. Oleh karena itu, keberadaan area pemakaman di daerah tersebut sangat

membantu masyarakat yang tidak mampu.

Perolehan operasional dan dana pembangunan serta pengembangan masjid

sepenuhnya berasal dari swadaya masyarakat dan biaya sewa bangunan sebanyak

tiga pintu. Hingga kini belum ada investor dari luar yang tertarik untuk

mengembangkan area tanah wakaf bagi usaha produktif.

Nadzir bapak Mahumet setuju jika peruntukkan tanah wakaf diberdayakan

bagi kegiatan usaha produktif. Namun untuk area masjid Al-Muflihun usaha

produktif yang tepat adalah untuk pengembangan area pemakaman. Hal ini tidak

terlepas dari posisi tanah wakaf yang cukup luas dan strategis untuk membantu

masyarakat, di mana biaya pemakaman di tanah kusir tidak terjangkau. Bahkan

dengan biaya yang cukup rendah sekalipun telah cukup banyak pengaduan yang

diterima pengurus. Maka dari itu, pengurus biasanya akan mengembalikan biaya

pemakaman kepada mereka yang kurang mampu.

b. Profil Nadzir

Nama : Bpk. Mahumet

Usia : 45 tahun

Alamat : Jl. Masjid Al-Muflihun RT 04/10 Bintaro

Telepon : 085691515289

Pendidikan : Sarjana Teknik

Pekerjaan : Swasta

Page 192: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

176

Bapak Muhmet bukanlah nadzir aset wakaf ini, dia adalah ketua masjid Al-

Muflihun. Sang nadzir bapak H. Mughni telah meninggal dunia, dan belum diurus

penggantinya. Sebagai sarjana teknik pengetahuan Bapak Muhmet tentang wakaf

sangat sederhana, Bapak Muhmet menyakini bahwa tanah wakaf tidak dapat

diperjualbelikan dan harus sesuai peruntukkan. Untuk itu, aset wakaf masjid Al-

Muflihun tidak mungkin dikembangkan menjadi wakaf produktif karena

peruntukkan awalnya adalah untuk pemakaman.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari pemaparan di atas jelas bahwa aset wakaf ini tidak dapat dikembangkan

terkendala pemahaman pengurus dan masyarakat sekitar bahwa wakaf harus

sesuai dengan peruntukkannya.

24. YAYASAN MASJID AL-INAYAH JAKARTA SELATAN

a. Profil Tanah Wakaf

Nama : Masjid Al-Inayah

Alamat : Jl. Moh. Kahfi RT 005/02 Desa Cipedak, Jak-sel

Peruntukan : Masjid dan Sekolah

Luas tanah wakaf : 2.000 m2

Lahan dipergunakan : 1.000 m2

Sisa lahan : 1.000 m2

No sertifikat : 09.04.09.06.00001

Total perkiraan nilai aset : 3.5 milyar

Page 193: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

177

Sejarah Singkat

Adalah H. Tole, seorang tokoh masyarakat setempat, sang pemilik lahan

seluas tak kurang dari 2.000 m2, mewakafkan tanah kepemilikannya itu bagi

keperluan dakwah dan sosial. Meski di awal infrastruktur masjid belum terbangun,

namun atas swadaya masyarakat setempat bangunan masjid awal pun berhasil

didirikan. Masjid itu kemudian di namakan masjid Al-Inayah.

Kini, dengan pengembangan di beberapa sektor, serta keinginan untuk

lebih berperan bagi masyarakat, di tanah wakaf tersebut telah berdiri tidak hanya

masjid, namun juga bangunan TPA (Taman Pendidikan al-Quran) Bina Mutiara

sebagai salah satu wujud peran dan partisipasi aset wakaf bagi kemajuan

pendidikan agama di Desa Cipedak.

Gambaran Terkini Tanah Wakaf

Berdiri di atas tanah seluas 1.909 m2, masjid Al-Inayah dengan luas

bangunan tak kurang dari 900 m2 berikhtiar menjadi pusat kegiatan dakwah bagi

masyarakat sekitar. Perkiraan harga tanah di sekitar masjid tak kurang dari Rp.

3.500.000/m2. Hal ini membuat masjid Al-Inayah sebagai salah satu aset wakaf

yang cukup potensial, jika menilik masih banyaknya ruang pengembangan yang

tersedia.

Ditunjang dengan pengelolaan organisasi modern, serta struktur

kepengurusan dewan masjid yang lengkap, membuat pengembangan masjid Al-

Page 194: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

178

Inayah berjalan tertata rapih. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembangunan

gedung TPA untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan diniyah.

Terletak di jalan Moh. Kahfi RT 005/02 Desa Cipedak, Jakarta Selatan,

posisi masjid sangat dekat dengan fasilitas pendidikan lain sebagai penunjang

modal sosial aset wakaf. Adapun untuk nadzir, tercatat nadzir kelompok atas

nama Naing Nikin (ketua), Haji Hasan Kurniawan (Sekretaris), Nata Kusuma

(Bendahara), Haji Saih (Anggota), dan Suyono, S.Si. (Anggota)

Pengembangan tanah wakaf dari yang semula berperan untuk kegiatan

dakwah melalui pendirian masjid, kini dengan bantuan swadaya masyarakat

masjid Al-Inayah telah memiliki bangunan TPA. Dalam bangunan TPA ini

nantinya akan difungsikan untuk kegiatan pendidikan diniyah.

Peran serta masyarakat sekitar aset wakaf dalam pengembangan sangat

mempengaruhi posisi dan peran wakaf. Dengan adanya partisipasi yang tinggi dari

masyarakat sekitar dalam mendukung pembangunan dan pengembangan aset

wakaf tentu menjadikannya satu poin khusus dari sisi modal sosial. Terlebih lagi

masih tersisanya lahan yang cukup luas yaitu sekitar 1.000 m2.

b. Profil Nadzir

Nama : Agus Ridwan

Usia : 57 tahun

Alamat : Cipedak RT 08/RW 02 no 1

Telepon : 081513440747

Page 195: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

179

Pendidikan :Tidak Sekolah Formal, Pesantren (setingkat Aliyah)

Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah

Pekerjaan : Wirausaha (Pedagang Sayur)

Agus Ridwan merupakan ketua masjid Al-Inayah untuk 3 periode sejak tahun

1997. Pemilihan bapak Agus merupakan hasil musyawarah pengurus dan

masyarakat sekitar. Latar belakang pendidikannya di pesantren di Jawa Tengah,

dianggap masyarakat sebagai orang yang cukup memiliki kemampuan agama dan

merupakan faktor yang bisa menjelaskan mengapa bapak Agus selalu terpilih

kembali menjadi ketua masjid.

Namun satu hal yang perlu diperhatikan, berdasarkan penuturan dari nadzir

masjid Al-Inayah Bapak Agus Ridwan, pengembangan aset wakaf tidak boleh

keluar dari peruntukkan wakaf, yaitu pendidikan dan dakwah. Lebih jauh,

ditegaskan bahwa sebagai nadzir Agus tidak mendukung pemanfaatan aset masjid

Al-Inayah untuk tujuan produktif karena khawatir akan mengotori lingkungan

masjid dan fasilitas yang ada.

c. Kesimpulan dan Saran

Dari profil ini, pengurus Al-Inayah tidak hendak mengembangkan asetnya

menjadi aset wakaf produktif kecuali untuk tujuan pendidikan. Wakaf produktif

dikhawatirkan akan menganggu kenyamanan dan keindahan masjid.

Page 196: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

180

Demikian profil 24 lembaga wakaf produktif dan berpotensi untuk

dikembangkan lagi. Banyak hal dari 24 lembaga itu yang bisa dipelajari untuk

ditiru dan dijadikan model bagi pengembangan lembaga-lembaga wakaf di Jakarta

dan juga di tanah air tentunya. Walaupun demikian, lembaga-lembaga ini juga

tidak imun dari kendala. Bab 5 akan menganalisis produktivitas lembaga-lembaga

ini juga termasuk kendala yang dihadapi.

Page 197: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

181

BAB V

ANALISIS

POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTA

Bab ini memaparkan analisis mengenai wakaf produktif di Jakarta, dibagi

dalam tiga bagian: 1) pemanfaatan aset wakaf serta pengelolaannya, 2)

pemahaman dan pengetahuan nadzir mengenai wakaf produktif, dan 3) respon

masyarakat terkait wakaf produktif, konsep pengembangannya dan kendala yang

dihadapi.

Bab ini merujuk pada 24 yayasan yang telah diobservasi dan diwawancarai

yang tersebar di 5 wilayah Jakarta (nama yayasan wakaf beserta nama responden

bisa dilihat di lampiran). Bab ini akan melihat aspek-aspek penting yang bisa

menjadi potensi untuk perkembangan wakaf produktif, termasuk kendala-kendala

yang dihadapi yayasan wakaf yang tidak produktif untuk bisa menjadi bahan

analisis pengembangan wakaf produktif itu sendiri. Berikut adalah tabel 24

yayasan wakaf yang diteliti berdasarkan sebaran wilayah:

Tabel 5.1

24 Aset Wakaf Menurut Sebaran Wilayah

No Wilayah Jumlah

1 Jakarta Selatan 12

2 Jakarta Timur 4

3 Jakarta Barat 4

4 Jakarta Utara 3

5 Jakarta Pusat 1

Total 24

Page 198: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

182

Dari data yang ada, penelitian ini menemukan empat kelompok yayasan

wakaf dilihat dari potensi pengembangan wakaf produktif, yaitu 1) potensi tinggi,

2) potensi sedang, 3) potensi kecil, dan 4) tidak berpotensi mengembangkan

wakaf produktif. Jika dibuat persentase maka dapat dilihat bahwa lembaga wakaf

yang memiliki potensi paling tinggi (aset besar dan kualitas nadzir tinggi) kira-

kira berjumlah 33%. Yang cukup banyak adalah yayasan wakaf yang memiliki

potensi produktif sedang (aset besar dan kualitas nadzir kecil) yaitu sebanyak

38%. Sedangkan yang potensinya kecil ada 17% lembaga wakaf. Dari lembaga2

yang cukup baik ini, ternyata ada juga sebanyak 13% yang tidak berpotensi untuk

pengembangan wakaf produktif. Kelompok yang terakhir ini rata-rata karena aset

kecil dan potensi nadzir kecil, selain itu karena memang nadzir tidak mau

mengembangkan wakaf yang dikelola dengan berbagai alasan.

Tabel 5.2

Persentase yayasan wakaf dilihat dari sisi potensi pengembangan wakaf produktif

Tipe/Potens

i Deskripsi % Kasus

Tinggi Aset besar dan kualitas nadzir

besar 33 % 8

Sedang Aset besar dan kualitas nadzir

kecil 38% 9

Kecil Aset kecil dan kualitas nadzir

besar 17% 4

Tidak

berpotensi

Tidak mengembangkan wakaf

produktif 13% 3

Total 100 24

Page 199: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

183

%

A. Aset Wakaf, Pemanfaatan dan Pengelolaannya

Aset wakaf adalah harta benda yang diwakafkan oleh wakif dengan maksud

tertentu untuk digunakan bagi kepentingan bersama. Harta benda ini bisa dalam

bentuk tanah, bangunan, uang tunai, kendaraan, royalti dan lain sebagainya.

Sementara pemanfaatannya dapat dibagi dalam dua kategori yaitu produktif dan

tidak produktif.

Untuk kategori produktif, pemanfaatan aset wakaf paling sedikit memenuhi

setidaknya tiga nilai yaitu pertama memiliki nilai produksi, kedua memiliki nilai

ekonomis dan ketiga memiliki nilai manfaat. Contoh dari pemanfaatan ini seperti

perkebunan, peternakan, peternakan, industri pakaian, penyewaan lahan dan

gedung ruang serbaguna, rumah toko, kontrakan, restoran, makam yang dikelola

secara komersial, balai pengobatan, dan sekolah. Sementara pemanfaatan wakaf

yang tidak produktif adalah aset wakaf yang tidak memiliki nilai ekonomis.

Dalam penelitian ini, peruntukan wakaf di 24 lokasi seluruhnya untuk

kegiatan yang bersifat sosial seperti masjid, sekolah dan makam atau yang disebut

sebagai wakaf yang langsung dapat dimanfaatkan. Tidak ada yang sepenuhnya

hanya dalam bentuk wakaf produktif bisnis, Tapi, ada 11 diantara 24 wakaf sosial

di atas yang memiliki unit bisnis produktif yang dibangun di atas aset tanah

wakaf, seperti gedung serbaguna dan penyewaan lahan tanah wakaf. Di bawah

ini akan dijelaskan peruntukan dan pemanfaatan tanah wakaf tersebut.

Page 200: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

184

1. Peruntukan dan Pemanfaatan Aset Wakaf

Tabel dibawah ini berisi informasi mengenai peruntukkan berdasarkan

amanat sang wakif. Dari 24 aset wakaf yang kami teliti, 12 diantaranya adalah

diperuntukkan untuk masjid saja, menyusul masjid dan lembaga pendidikan

sebanyak 5 lokasi, lembaga pendidikan saja, masjid dan makam, dan Islamic

center masing masing berada di dua lokasi dan satu lokasi diperuntukkan untuk

dakwah sosial. Untuk kategori dakwah sosial dan Islamic center pada realisasinya

juga terdapat masjid dan lembaga pendidikan.

Tabel 5.3

Aset Wakaf Menurut Peruntukkan

No Peruntukkan Jumlah

1 Masjid 12

2 Masjid dan Lembaga Pendidikan 5

3 Lembaga Pendidikan 2

4 Masjid dan Makam 2

5 Islamic Center 2

6 Dakwah Sosial 1

Total 24

Secara umum aset wakaf ini digunakan sesuai pemanfaatan dan bahkan

beberapa yang peruntukkan awalnya hanya untuk masjid saja, dalam realisasinya

mereka mengembangkan lembaga pendidikan seperti Taman pendidikan Al-

Quran, Taman kanak-kanak dan juga Sekolah Menengah Kejuruan. Sementara

khusus untuk aset wakaf Hidayatullah, pemanfaatannya baru sebatas masjid dan

Pendidikan Usia Dini (PAUD). Padahal pada awalnya tanah ini dimaksudkan

Page 201: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

185

untuk dibangun Islamic Center, menurut pengurusnya, hal ini terjadi karena

terkendala pendanaan.

Peruntukkan aset wakaf yang keseluruhannya untuk masjid dan musholla

adalah fenomena umum yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Sebagaimana

laporan Kantor Wilayah Kementrian Agama tahun 2008 menyebutkan

peruntukkan dan pemanfaatan aset wakaf di DKI Jakarta yang paling besar adalah

untuk musholla (51,1%), selanjutnya masjid (32,0%), sekolah (8,7%), makam

(0,3%) dan yayasan sosial (7,9%). Rumah ibadah merupakan peruntukan favorit

yaitu sebesar 83%. Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

Pertama, pemahaman keagamaan yang tradisonal. Masyarakat Indonesia

memahami wakaf sebagai bagian dari kegiatan yang bersifat ibadah dimana wakaf

dianggap sebagai kebaikan yang sempurna dan diganjar pahala yang berlipat dan

tak akan putus meskipun si wakif telah meninggal dunia. Selain ibadah, wakaf

juga difahami sebagai kegiatan sosial dimana pemanfaatannya dapat dirasakan

oleh orang banyak. Sehingga wakaf dalam bentuk pemberian fasilitas lain yang

juga untuk kepentingan bersama seperti jembatan, jalan, rumah sakit dan lain

sebagainya diyakini sebagai bukan kewajiban mereka melainkan kewajiban

pemerintah.

Kedua, kebutuhan rumah ibadah. Sebagian besar aset wakaf berupa tanah

dalam penelitian ini diwakafkan di atas tahun 1980an. Dimana saat itu transportasi

masih sangat terbatas dan jumlah rumah ibadah masih sedikit. Sehingga untuk

bisa shalat Jum’at berjamaah , seseorang harus menempuh perjalanan kurang lebih

2 kilometer jauhnya. Hal ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi tokoh

Page 202: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

186

agama setempat, maka tak heran sebagian besar wakif dalam penelitian ini adalah

tokoh agama dan tokoh masyarakat di daerahnya yang fokus pada peruntukan

rumah ibadah.

Ketiga, milik keluarga. Faktor yang ketiga adalah banyaknya masjid,

mushola dan makam milik keluarga. Dimana pada awalnya aset ini diwakafkan

dan dikhusukan penggunaannya untuk lingkungan keluarga saja.

Keempat, menjadi bagian dari pesantren atau yayasan pendidikan. Jumlah

sekolah dan yayasan pendidikan mencapai 9%. Bagi sekolah atau yayasan yang

memiliki lahan cukup luas dan jumlah murid banyak, penyediaan masjid dan

mushalla di lingkungan mereka adalah bagian dari fasilitas. Terlebih lagi bagi

pesantren, masjid merupakan bangunan yang wajib ada karena masjid pada

umumnya menjadi pusat kegiatan santri dan simbol eksistensi sebuah pesantren.

Kelima, beberapa responden dalam penelitian ini menyatakan wakaf yang

berorientasi profit dapat menimbulkan konflik dan perpecahan sehingga akan

menganggu kekhusukan beribadah. Di samping itu, wakaf jenis ini juga menuntut

keahlian khusus dan pengelolaan tersendiri, untuk mengantisipasi agar aset wakaf

tidak mengalami kerugian atau berkurang nilainya atau bahkan hilang. Alasan lain

adalah dikhawatirkan mengotori rumah ibadah. Mengotori dalam hal ini bisa

bermakna sesungguhnya ataupun bermakna kiasan. Makna ‘kotor’ dalam arti

kiasan sebagaimana disebutkan oleh salah satu responden yang menyatakan

bahwa kegiatan ibadah yang bercampur dengan uang akan mengotori makna

ibadah itu sendiri.

2. Nilai Aset Wakaf

Page 203: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

187

Sebagian besar lokasi aset wakaf dalam penelitian ini, menempati lokasi yang

strategis karena berada di pinggir jalan utama yang dilewati oleh angkutan umum.

Sebagian lain berada di tengah pemukiman yang sangat mudah diakses oleh

masyarakat sekitar. Dan karena letaknya di wilayah perkotaan, sebagian besar

lokasi wakaf berdekatan dengan fasilitas publik seperti pasar, pertokoan,

perkantoran, kantor pemerintahan, sekolah dan juga mall.

Karena letaknya yang strategis itulah, aset wakaf dalam penelitian ini

memiliki nilai jual objek pajak (NJOP) yang cukup tinggi berkisar antara Rp. 1.5

Juta sampai dengan Rp. 15 Juta dan dengan sendirinya menjadikan aset wakaf

dalam penelitian ini bernilai tinggi. Perkiraan aset wakaf ini berdasarkan hitungan

yang dilakukan oleh nadzir sendiri dan sudah termasuk di dalamnya perkiraan

nilai aset tanah dan bangunan. Perkiraan total nilai aset dalam penelitian ini

berada dalam rentang 1 sampai dengan 92 milyiar rupiah.

Tabel dibawah ini, menunjukkan bahwa lima dari delapan aset wakaf pada

kelompok pertama memiliki perkiraan nilai aset wakaf yang paling tinggi di atas

20 milyar rupiah. Sementara tiga lainnya memiliki aset kurang dari 20 milyar

rupiah. Pada kelompok kedua, dua lokasi wakaf memiliki total perkiraan nilai aset

yang cukup besar mencapai 20 milyar rupiah sementara yaitu tujuh lainnya

memiliki total perkiraan nilai aset dibawah 20 milyar rupiah. Sementara pada

kelompok ketiga dan keempat perkiraan total nilai aset wakaf mulai dari dua

sampai dengan sepuluh milyar rupiah.

Sebagai catatan, perkiraan nilai aset bukanlah satu-satunya variabel yang

menentukan baik buruknya pengelolaan wakaf. Dalam penelitian ini,

Page 204: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

188

pengelompokkan aset wakaf kepada empat kategori kelompok merujuk pada

beberapa variabel diantaranya sisa luas lahan, letak geografis, kapasitas nadzir,

dan dukungan masyarakat sekitar.

Nilai aset wakaf ini akan naik seiring dengan naiknya nilai jual objek pajak

di suatu wilayah. Nilai aset wakaf juga akan naik dengan sendirinya sesuai dengan

maksimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan aset wakaf melalui pengembangan

unit-unit bisnis, sebagaimana yng dilakukan oleh sebelas aset wakaf dalam

penelitian ini.

Tabel 5.4

Aset Wakaf Menurut Perkiraan Nilai Aset

No Nama Wilayah Perkiraan

Nilai Aset

(Milyar)

Potensi Tinggi:

Aset Besar Potensi Nadzir Tinggi

1 Yayasan Darul Azkar Jakarta Selatan 92

2 Yayasan Madrasah Ad-Dakwah Jakarta Barat 48

3 Yayasan Shirathul Rahman Jakarta Barat 38

4 Masjid Al-Falah Jakarta Selatan 30

5 Yayasan Nurul Falah Tanah Kusir Jakarta Selatan 22

6

Yayasan Husnayain (Masjid Abu Bakar

Ash-Shiddiq) Jakarta Timur 20

7 Yayasan Masjid Al Mukarromah Jakarta Utara 15

8 Masjid Nurul Falah Jakarta Selatan 10

Potensi Sedang:

Aset Besar Potensi Nadzir Cukup

9 Yayasan Wakaf Masjid Al-Barkah Jakarta Selatan 20

10 Yayasan Al- Asyirostusyafi’iyah Jakarta Selatan 20

11 Yayasan Keramat Payungan Hidayatullah Jakarta Timur 10

12 Masjid Al-Hidayah Jakarta Timur 5

13 Masjid Al-Fidaus Jakarta Barat 5

14 Yayasan Masjid Al-Birru Jakarta Selatan 3

15 Masjid Jami Darussalamah Jakarta Selatan 2

16 Yayasan Darul Ulum Jakarta Barat 2

Page 205: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

189

17 Masjid Al-Muhtar Jakarta Timur 1

Potensi Kecil:

Aset Kecil Potensi Nadzir Tinggi

18 Masjid Al- Abraar Jakarta Pusat 10

19 Masjid Al-Munawwar Jakarta Selatan 5

20 Yayasan Nur Assailina (Ma’had Al-Islam) Jakarta Selatan 4

21 Yayasan Masjid Baiturrahman Jakarta Utara 2

Tidak berpotensi/

Tidak mengembangkan wakaf produktif

22 Masjid Al-Inayah Jakarta Selatan 3.5

23 Masjid Darussalam Al-Amin Jakarta Utara 3

24 Masjid Al-Muflihun Jakarta Selatan 3

Dalam penelitian ini diketahui, rata-rata pemanfaatan aset wakaf mencapai

70%. Sisa lahan yang ada sebagian besar masih berupa lahan kosong. Tabel

berikut ini adalah data tentang total luas lahan, lahan yang sudah digunakan dan

sisa luas lahan. Dari tabel di bawah ini, dapat diketahui bahwa tujuh lokasi wakaf

memiliki sisa luas lahan mulai 2.000 m2 sampai dengan 4.141 m2. Sebagian besar

berada di wilayah Jakarta Selatan, sebagian kecil menyebar di Jakarta Timur, dan

Jakarta Barat.

Page 206: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

190

Tabel 5.5

Aset Wakaf Menurut Total Luas Lahan, Lahan Digunakan dan Sisa Lahan

No Nama Wilayah

Total

Luas Lahan

M2

Lahan

Digunakan

M2

Sisa

LuasLahan

M2

Potensi Tinggi: Aset Besar Potensi Nadzir Tinggi

1 Yayasan Madrasah Ad-Dakwah Jakarta Barat 7741 3600 4141

2 Yayasan Darul Azkar Jakarta Selatan 12000 8000 4000

3 Yayasan Shirathul Rahman Jakarta Barat 3595 730 2865

4 Yayasan Nurul Falah Tanah Kusir Jakarta Selatan 3200 900 2300

5 Yayasan Masjid Al Mukarromah Jakarta Utara 3008 1000 2000

6 Masjid Nurul Falah Jakarta Selatan 2650 1929 1650

7

Yayasan Husnayain (Masjid Abu

Bakar Ash-Shiddiq) Jakarta Timur 6524 5000 1524

8 Masjid Al-Falah Jakarta Selatan 1660 1000 660

Potensi Sedang:

Aset Besar Potensi Nadzir Cukup

9

Yayasan Keramat Payungan

Hidayatullah Jakarta Timur 5269 2000 3269

10 Yayasan Darul Ulum Jakarta Barat 5015 3015 2000

11 Masjid Al-Muhtar Jakarta Timur 2400 437 1900

12 Yayasan Masjid Al-Birru Jakarta Selatan 2166 866 1300

13 Masjid Jami Darussalamah Jakarta Selatan 3200 2000 1200

14 Masjid Al-Fidaus Jakarta Barat 3553 2550 1003

15 Yayasan Al- Asyirostusyafi’iyah Jakarta Selatan 3700 2700 1000

16 Yayasan Wakaf Masjid Al-Barkah Jakarta Selatan 5000 4500 500

17 Masjid Al-Hidayah Jakarta Timur 1200 1000 200

Potensi Kecil:

Aset Kecil Potensi Nadzir Tinggi

18 Masjid Al-Munawwar Jakarta Selatan 3600 2600 1000

19 Masjid Al- Abraar Jakarta Pusat 2100 1100 1000

20

Yayasan Nur Assailina

(Ma’had Al-Islam) Jakarta Selatan 2500 1500 1000

21 Yayasan Masjid Baiturrahman Jakarta Utara 1600 840 840

Tidak berpotensi/

Tidak mengembangkan wakaf produktif

22 Masjid Al-Muflihun Jakarta Selatan 4000 2500 1500

23 Masjid Al-Inayah Jakarta Selatan 2000 1000 1000

24 Masjid Darussalam Al-Amin Jakarta Utara 1000 400 600

Dari tabel di atas, dapat dilihat sebagian besar aset wakaf dalam penelitian ini

memiliki sisa lahan diatas 1.000 m2. Hanya 5 dari 24 lokasi wakaf yang memiliki

Page 207: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

191

sisa lahan dibawah 1.000 m2. Hal ini tentu menjadi nilai tersendiri mengingat

sulitnya mendapati lahan kosong dan mahalnya harga tanah di Jakarta. disamping

itu, dengan sisa lahan yang lebih besar, tentu memberikan banyak alternatif

pilihan bagi pemanfaatan wakaf produktif. Yayasan Shiraturrahman misalnya,

memiliki rumah toko (ruko) yang berada di pinggir jalan raya. Ruko ini dibangun

di atas tanah seluas 150 m2, dan disewakan seharga 20 juta pertahunnya. Sehingga

bisa dibayangkan jika terdapat tanah kosong seluas 1.500 m2, maka di atasnya

dapat dibangun sekitar 10 ruko, dengan total penghasilan sebesar 200 juta

pertahunnya.

3. Unit bisnis

Unit bisnis yang mungkin dikembangkan oleh para nadzir tentu tergantung

pada potensi lokasi tempat wakaf itu ada. Meskipun demikian, bagi lembaga

wakaf DKI Jakarta, tanah di manapun mereka berada, sangat mungkin untuk

dikembangkan. Pertimbangan-pertimbangan seperti umumnya tanah wakaf di

pinggir jalan, adanya keramaian di sekitar wakaf karena ada sekolah dan lain

sebagainya, serta luasnya tanah kosong yang menjadi aset tanah wakaf membuka

peluang besar bagi pengembangan wakaf produktif.

Dari 24 aset wakaf yang kami teliti, 11 diantaranya telah memiliki unit

bisnis. Jika mau mengaca pada apa yang telah dipraktekkan oleh lembaga wakaf

yang dijadikan sumber informasi pada penelitian ini, maka ada baiknya

menganalisis pilihan unit bisnis yang dikembangkannya.

Page 208: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

192

Tabel 5.6

Aset Wakaf Menurut Unit Bisnis

No Nama Wilayah Unit Bisnis

1 Yayasan Darul Adzkar

Jakarta

Selatan Gedung sebaguna

2

Yayasan Nurul Falah Tanah

Kusir

Jakarta

Selatan Gedung sebaguna

3 Masjid Al-Hidayah Jakarta Timur Gedung sebaguna

4 Yayasan Shirathul Rahman Jakarta Barat Gedung sebaguna

5 Masjid Nurul Falah

Jakarta

Selatan

Gedung serbaguna, KBIH

(Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji), Koperasi

6 Yayasan Masjid Baiturrahman Jakarta Utara Kontrakan rumah tinggal dan

7 Yayasan Masjid Al-Birru

Jakarta

Selatan

Kontrakan untuk usaha (toko

kelontong, pangkas rambut,

warung tegal)

8 Yayasan Al-Asyirostusyafi’iyah

Jakarta

Selatan

Sewa lahan parkir motor dan

Kantin

9 Yayasan Husnayain Jakarta Timur Ruko, Alfamart

10 Masjid Jami Darussalamah

Jakarta

Selatan Sewa lahan pemancar telkom

11 Masjid Al-Falah

Jakarta

Selatan

aula, sewa parkir mobil, kantor

jasa keuangan syariah (KJKS)

Berikut paparan pemilihan unit bisnis di atas.

a. Ruko (rumah toko)

Pilihan untuk mengembangkan tanah wakaf menjadi rumah toko adalah

karena dekat dengan pasar. Yayasan Shiratul Rahman memilih untuk membangun

ruko di tanah wakafnya adalah karena dekat dengan pasar, yakni hanya berjarak

50 meter saja.

b. Alfamart

Pengembangan jenis usaha ini dengan pertimbangan lokasi yang cukup

ramai dari pagi hingga malam. Yayasan Husnayain, Jakarta Timur, membuka

peluang bisnis ini karena di sekitar tanah wakafnya juga didirikan sekolah (SD,

SMP, SMA, SMU, STIE dan Pesantren), klinik dan rumah sakit.

Page 209: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

193

c. Gedung Serbaguna/Aula

Pengembangan gedung serbaguna diminati oleh beberapa yayasan wakaf

karena manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat kota, misalnya untuk

penyelenggaraan resepsi pernikahan. Kondisi pemukiman padat masyarakat urban

mempersempit ruang terbuka bagi warga sehingga mempersulit mereka untuk

mengadakan hajatan besar. Yayasan Darul Azkar, Yayasan Masjid Nurul Falah,

Masjid Al-Falah Mampang dan Yayasan Nurul Falah Tanah Kusir yang

keempatnya berada di daerah Jakarta Selatan, melihat peluang bisnis sewa

gedung/aula ini untuk menjadi usaha mereka mengembangkan wakaf produktif.

d. Lahan Parkir

Dipilihnya usaha jasa parkir oleh lembaga wakaf adalah karena ingin

memanfaatkan lahan kosong yang mereka miliki untuk kemudian menghasilkan

layanan jasa perparkiran. Usaha seperti ini tentu saja mendatangkan keuntungan

yang banyak, apalagi jika dikelola secara lebih profesional. Yayasan Al-

Asyirostusyafi’iyah, Jakarta Selatan membuka bisnis ini mengingat lokasi yang

dekat dengan pusat perbelanjaan, perkantoran dan berbatasan langsung dengan

jalan raya. Luas 1.000m2 lahan kosong mereka itu diperuntukkan bagi parkir

kendaraan roda dua bagi pengunjung Mal Gancit (Gandaria City) dan pegawai

perkantoran dari Gandaria, Jakarta Selatan.

Lain halnya dengan masjid Al-Falah Mampang, sisa lahan seluas 600 m2,

mampu menampung 10 buah mobil warga sekitar yang memiliki mobil tetapi

tidak memiliki garasi. Hasil sewa lahan parkir mobil ini dipergunakan untuk

Page 210: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

194

membiayai operasional masjid. Untuk masjid Al-Falah hasil pemanfaatan lahan

wakaf ini mencapai 167 juta rupiah pertahunnya diluar bagi hasil koperasi.

e. KBIH

Pembukaan layanan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan

Umrah) juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembangan wakaf produktif

oleh yayasan/lembaga wakaf. Pengelolaan jasa layanan ini memang membutuhkan

kepercayaan yang tinggi masyarakat bahwa yayasan dipandang mampu

mengemban amanat untuk mengorganisir, membimbing, dan melayani para calon

haji dan umrah. Salah satu yayasan yang mengembangkan layanan jasa haji dan

umrah ini adalah yayasan Masjid Nurul Falah Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta

Selatan. Selain KBIH, ia juga membuka layanan jasa aula serbaguna dan koperasi.

f. Kontrakan

Kontrakan ini dibuka untuk usaha seperti toko kelontongan, tukang cukur

rambut dan warteg (warung tegal). Atau, kontrakan itu disewakan untuk tempat

tinggal. Jenis yang pertama dilakukan oleh Yayasan Masjid Al-Birru Jakarta

Selatan, sedang yang jenis kedua dikembangkan oleh Yayasan Masjid

Baiturrahman Jakarta Utara.

g. Sewa Lahan untuk Pemancar

Masjid Jami Darussalamah, Bintaro Jakarta Selatan, menyewakan lahan

kosongnya untuk pemasangan alat pemancar PT. Telkom. Hasil dari sewa ini

digunakan untuk pemeliharaan dan pemugaran masjid

h. Kantin

Page 211: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

195

Menyediakan kantin bagi pelajar dan santri merupakan pilihan

tepat bagi yayasan A-Asyirotusyafi’iyah yang terletak di wilayah Jakarta Selatan

ini. Selain melayani pelajar dan santri, kantin juga menjadi pilihan bagi karyawan

dan pekerja mall dan perkantoran sekitar yayasan.

i. Kantor Jasa Keuangan Syariah (KJKS)/Koperasi

Koperasi dan lembaga sejenisnya, juga merupakan pilihan yang mungkin

dikembangkan. Sebagaimana yang dilakukan masjid Darul Adzkar dan masjid Al-

Falah Mampang. Masjid Al-Falah bekerjasama dengan Bank Muamalat KJKS

melayani masyarakat kecil menengah ke bawah dalam hal simpan pinjam. Bgai

hasil yang dapat cukup besar mencapai 100 juta sampai dengan 200 juta rupiah

setiap tahunnya.

Kesembilan jenis unit bisnis yang dikembangkan oleh yayasan wakaf di atas

hanya merupakan model pengembangan bisnis saja. Model bisnis lainnya yang

memiliki nilai ekonomi mungkin bisa dikembangkan oleh masing-masing nadzir.

Kreatifitas, keberanian, jaringan dan feeling bisnis memang dibutuhkan ada bagi

para nadzir.

Alasan dikembangkannya unit bisnis bagi tiap lokasi sangat beragam, untuk

kasus rumah toko milik yayasan Shiraturrahman, inisiasi bukan datang dari nadzir

tetapi merupakan wakaf dari pemerintah setempat untuk membantu yayasan

tersebut memenuhi kebutuhan keuangannya. Pada kasus pengadaan gedung

serbaguna di dalam kompleks masjid dibeberapa lokasi aset wakaf, bisa jadi

inisiasi pembangunannya berasal dari dalam, bisa datang dari nadzir ataupun

pengurus lainnya, biasanya gedung serbaguna dibangun untuk memenuhi

Page 212: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

196

kebutuhan masyarakat akan gedung pertemuan dan juga dimaksudkan sebagai

tambahan pemasukan untuk perawatan dan operasional masjid.

Sementara lahan parkir yang ada di komplek yayasan As-Shiratus Syafi’iyah

lebih merupakan karena kesempatan yang ada di mana pekerja dan pengunjung

pusat perbelanjaan Mall Gandaria City membutuhkan lahan parkir motor.

Kesimpulan yang bisa kita dapatkan adalah unit bisnis yang bisa

dikembangkan di atas aset wakaf bisa sangat beragam. Hal tersebut sangat

tergantung pada letak lokasi, kebutuhan pasar, dan dana yang tersedia. Sementara

inisiasi bisnis bisa datang dari pihak luar maupun pihak nadzir sendiri. Inisiasi

juga datang karena ada peluang dan kesempatan.

4. Sumber Pendanaan dan Pengelolaan aset wakaf

Seluruh aset wakaf yang berbentuk masjid bergantung pada dana zakat, infak

dan sedekah dari masyarakat sekitar. Penerimaan rutin didapat dari sedekah

jamaah shalat jum’at. Sebagian aset wakaf yang memiliki unit bisnis juga menjadi

sumber pemasukan tetap bagi pengelola. Sementara aset wakaf dalam bentuk

yayasan pendidikan, sumber pendapatan utama mereka berasal dari sumbangan

pendidikan dan pembangunan (SPP) siswa.

Pengelolaan keuangan masjid secara umum masih dilakukan dengan metode

sederhana yakni uang diterima, dicatat dan dilaporkan setiap minggu atau setiap

bulannya di depan jamaah masjid shalat Jumat. Demikian pula halnya dengan

lembaga pendidikan, sebagian besar masih menggunakan system keuangan

sederhana. bedanya adalah pada lembaga pendidikan, biasanya ada bagian khusus

Page 213: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

197

yang menangani penerimaan dan pengeluaran uang. Untuk membedakan dengan

metode sebelumnya kami mengidentifikasinya sebagai metode semi professional.

Metode profesional dilakukan oleh yayasaan Nurul Falah Tanah Kusir

Jakarta Selatan. Yayasan ini dalam hal sumber pendapat juga mengandalkan dana

zakat dan sedekah dari masyarakat.

Akan tetapi yayasan ini juga mengembangkan wakaf melalui uang. Dimana

masyarakat ditawarkan untuk bersedekah yang sedekahnya akan digunakan untuk

pembebasan tanah dalam rangka pengembangan aset wakaf. Cara lain juga

digunakan dengan memanfaatkan jaringan pertemanan nadzir. Dalam hal

pencatatan dan penggunaan dana, yayasan ini memiliki staf keuangan khusus yang

bekerja mengatur keluar masuk uang setiap harinya. Mereka bekerja berdasarkan

standar sistem akutansi keuangan.

Adapun dalam hal pemanfaatan dana, sebagian besar nadzir mengatakan dana

yang didapat habis digunakan untuk biaya perawatan gedung, penambahan dan

perbaikan fasilitas gedung dan biaya operasional tetap seperti listrik, telepon, air,

gaji karyawan, gaji guru dan sedikit untuk beasiswa murid yang tidak mampu.

Menariknya, dana untuk beasiswa diperoleh dari hasil pengembangan unit

bisnis. Al-Shiraturrahman misalnya mampu memberikan beasiswa kepada murid

yang tidak mampu dari hasil penyewaan ruko. Sementara Al-Asyiratussayafi’iyah

memberikan beasiswa dari dana hasil sewa lahan parkir motor dan kantin. Bahkan

dari dana tersebut masih bisa untuk menambah gaji guru dan karyawan.

Dari pemaparan diatas jelas, sumber dana aset wakaf masih sangat

bergantung pada dana zakat dan sedekah yang berasal dari masyarakat. Kalaupun

Page 214: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

198

ada yang menerapkan wakaf melalui uang sebagaimana yang dilakukan yayasan

Nurul Falah Tanah Kusir, sifatnya hanya inisiatif jangka pendek dalam rangka

memperluas tanah wakaf yang sudah ada. Sementara aset wakaf yang didalamnya

berupa lembaga pendidikan, mengandalkan dana iuran siswa. Sayangnya sumber

dana ini habis digunakan untuk operasional, perawatan dan perbaikan aset wakaf.

5. Manajemen dan Organisasi Pengelolaan Wakaf

Penelitian ini menemukan bahwa aset wakaf di Jakarta sebagian besar masih

dikelola secara tradisional (17 lokasi) dimana pencatatan dan pengeluaran dana

dilakukan secara sederhana dan cenderung tidak transparan. Adapun sistem

pelaporan sebagaimana telah dijelaskan di atas, memanfaatkan media shalat Jumat

untuk mengumumkan arus keluar masuknya dana. Sistem semi tradisional

biasanya dilakukan oleh yayasan wakaf yang memiliki sekolah dengan jumlah

siswa yang besar (7 lokasi) di mana dalam pengelolaannya ada pencatatan dan

pelaporan secara berkala dan dibawah pengawasan pimpinan atau kepala sekolah.

Sementara sistem profesional (4 lokasi) ditandai dengan sudah diterapkannya

sistem administrasi keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi. Manajemen

ini hanya terdapat di kelompok pertama dimana mereka telah memiliki staf ahli

akuntansi dan atau melibatkan akuntan publik sebagaimana diungkap pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.7

Aset Wakaf Menurut Managemen dan Organisasi Wakaf

Kelompok

Manajemen Pengelolaan

Organisasi Wakaf

Page 215: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

199

Tradisional Semi

Profesional Profesional Perorangan Kelompok

Potensi Tinggi:

Aset Besar Potensi Nadzir Tinggi 1

3

4

5

3

Potensi sedang:

Aset Besar Potensi Nadzir Cukup 7

2 -

7

2

Potensi Kecil;

Aset Kecil Potensi Nadzir Tinggi 2 2 -

1

3

Tidak berpotensi/:

Tidak mengembangkan wakaf produktif 3 - -

1

2

13 7

4

14

10

Sementara itu, organisasi pengelolaan wakaf saat ini didominasi oleh nazir

perseorangan (14) dan nadzir kelompok (10). Pemerintah melalui Badan Wakaf

Indonesia mendorong masyarakat untuk menerapkan model kelompok yang

kedua. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pengelolaan wakaf yang lebih

professional, akuntabel dan transparan dan menghindari pengelolaan aset wakaf

yang status quo dan gaya kepemimpinan yang otoriter.

Hal ini sebagaimana terjadi pada yayasan Darul Ulum, yayasan ini dikelola

dibawah managemen keluarga melalui nadzir perseorangan. Penunjukkan nadzir

secara langsung oleh nadzir sebelumnya, menimbulkan perselisihan dan

perpecahan diantara anak keturunan wakif. Masing-masing pihak merasa paling

berhak menjadi nadzir atas tanah wakaf tersebut. Kasus ini dapat menjadi contoh

bahwa pengelolaan aset wakaf melalui nadzir perseorangan cenderung melahirkan

gaya kepemimpinan yang otoriter.

Sayangnya, data di lapangan menunjukkan bahwa beberapa pengelolaan aset

wakaf melalui kelompok hanya untuk memenuhi persyaratan administrasi wakaf

saja, sementara pada kenyataannya aset wakaf dikelola berdasarkan pengelolaan

Page 216: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

200

perseorangan sebagaimana dikemukakan oleh M. Zainuddin, nadzir masjid Al-

Birru dan Bapak Sanusi, nadzir masjid Al-Abraar.

Sementara itu, organisasi pengelolaan wakaf dalam penelitian ini tidak

menjadi faktor penentu bagi pengelolaan aset wakaf yang lebih baik. Data diatas

menunjukkan bahwa nadzir melalui perseorangan dan melalui kelompok terdapat

di masing-masing kategori kelompok aset wakaf.

Begitu juga dengan proses pengangkatan seorang nadzir, apakah melalui

proses penunjukan langsung (oleh wakif atau nadzir sebelumnya) atau melalui

proses musyawarah. Tidak memiliki dampak secara signifikan terhadap

keberhasilan pengelolaan aset wakaf.

Sebagaimana dapat dilihat pada kasus Darul Adzkar, yayasan ini dikelola

oleh nadzir perseorangan. Penggangkatannya sebagai nadzir karena faktor

keturunan. Sang nadzir sukses mengembangkan pemanfaatan tanah ini menjadi

lebih produktif. Ditempat lain Masjid Al-Barkah, dengan kondisi yang sama

mengalami kesulitan dalam menjaga, merawat apalagi mengembangkan aset

wakafnya.

Di tempat lain Masjid Al-Mukarromah di Jakarta Utara dan yayasan Nurul

Falah di Tanah Kusir yang dikelola secara kelompok juga sukses mengembangkan

tanah wakaf. Sementara yayasan Nur Assailina yang juga dikelola melalui

organisasi wakaf dalam bentuk kelompok, belum berhasil mengembangkan

pemanfaatan aset wakafnya. (detail sudah dijelaskan dalam profil di Bab IV).

Penelitian ini menemukan kapasitas personal nadzir sangat menentukan baik

buruknya aset wakaf dikelola. Sementara organisasi pengelolaan wakaf baik yang

Page 217: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

201

dikelola secara prorangan maupun kelompok tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.

B. Pengetahuan Nadzir Tentang Wakaf Produktif

Dalam pengelolaan wakaf, penelitian ini ingin mengungkap seberapa dalam

pengetahuan nadzir tentang wakaf produktif. Secara teori, yang dimaksud dengan

wakaf produktif adalah harta wakaf yang pengelolaannya memiliki nilai manfaat,

nilai ekonomi, dan nilai produksi. Wakaf produktif diyakini bisa lebih

menguntungkan bagi umat. Konsep wakaf produktif, dengan demikian, adalah

jukstaposisi dengan wakaf konsumtif --wakaf yang banyak membutuhkan dana

dalam pengelolaannya tapi sedikit mendatangkan uang. Penelitian ini

mengasumsikan bahwa pengelolaan wakaf memiliki kaitan dengan pengetahuan

nadzir tentang wakaf, khususnya tentang wakaf produktif.

Secara umum, para nazir tidak tahu apa itu wakaf produktif. Mereka, para

nazir yang menjadi informan penelitian ini, bisa memahami apa yang dimaksud

dengan wakaf produktif ketika terlibat wawancara dengan peneliti. Dari apa yang

ditemukan di lapangan, bisa disebutkan bahwa ada 2 (dua) kategori kelompok

terkait dengan pengetahuan nadzir tentang wakaf produktif. Pertama, meski

mereka tidak tahu wakaf produktif, tetapi secara serta merta tidak menolak apa

yang dimaksud dengan istilah ini. Kedua, walaupun mereka tidak mengenal istilah

wakaf produktif, tetapi pada prakteknya sudah menjalankan apa yang dimaksud

dengan wakaf produktif itu. Artinya, kelompok kedua ini sesungguhnya sudah

memiliki pengalaman dalam menjalankan wakaf produktif itu.

Page 218: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

202

Para nadzir yang masuk dalam kelompok pertama tidak mengenal apa itu

wakaf produktif. Meski demikian, mereka tidak menolak pentingnya wakaf

produktif. Seperti yang dituturkan oleh Abdul Mubin S.Ag., nadzir Yayasan

Madrasah- Ad-Dakwah, Jakarta Barat. “Kalau memang untuk pengembangan sih

artinya saya sependapat dengan adanya wakaf produktif.Ttapi masih banyak juga

ditemukan wakaf yang tetap itu tidak dikembangkan artinya tidak produktif.”49

Pernyataan nadzir di atas menunjukkan bahwa konsep tentang wakaf

produktif untuk di daerah DKI Jakarta sudah cukup diketahui hanya karena belum

banyak yang mempraktekkannya saja. Dengan kata lain, para nadzir ini tidak

masalah dengan konsep wakaf produktif. Hal ini mengingat mereka berpegang

pada prinsip dari wakaf itu sendiri yakni harta yang dikelola untuk “membantu

orang-orang yang lemah, kaum dhuafa, dan mengentaskan kemiskinan.”50

Pengelolaan tanah wakaf di DKI Jakarta ini lebih banyak diperuntukkan

bagi masjid dan lembaga pendidikan. Meski belum diketahui apakah ada kaitan

ketidaktahuan mereka tentang wakaf produktif dengan praktek pengelolaan wakaf,

tapi memang tren pengelolaan wakaf masih berorientasi nirlaba, seperti untuk

pembangunan masjid dan sekolah-sekolah. Mungkin fakta tentang hal ini

memiliki hubungan dengan sejarah Islam yang menjadikan masjid sebagai pusat

pendidikan Islam, madrasah, dan tempat pengajian, selain sebagai sarana ibadah.

Oleh karena itu, banyak ditemukan di lapangan kalau tanah wakaf itu dibangun

masjid, maka umumnya didirikan pula madrasah, sekolah, atau TPA. Bila dihitung

dari data yang ada, 20 lembaga wakaf yang dijadikan sumber data, 18-nya adalah

49 Wawancara dengan Abdul Mubin S.Ag.

50 Wawancara dengan Abdul Mubin, S.Ag.

Page 219: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

203

mengelola masjid dan sekolah, sementara 2 lembaga wakaf yang lainnya hanya

mengelola sekolah.

Diantara lembaga wakaf itu ada pula yang sudah mempraktekkan wakaf

produktif. Lembaga ini masuk pada kategori kelompok kedua sebagaimana

pembagian yang disebut diatas, yakni walaupun mereka tidak mengenal istilah

wakaf produktif, tetapi pada prakteknya sudah menjalankan apa yang dimaksud

dengan wakaf produktif itu. Diantara nadzir itu sebenarnya pernah ada yang

mengikuti kegiatan yang membahas soal wakaf produktif tetapi belum cukup

baginya mengantarkan informasi tentang apa yang dimaksud dengan wakaf

produktif itu. Seperti penuturan H. Ahmad Azhari, nadzir Shiratul Rahman,

Jakarta Barat.”Kalau wakaf produktif saya sudah pernah mendengar tapi belum

begitu jelas. Jadi wakaf produktif itu, wakaf yang ada digunakan untuk beberapa

keperluan, pendidikan, musyawarah.51

Pengalaman Azhari dalam mengelola wakaf produktif itu dimulai dengan

membangun ruko (rumah toko). Ia mengakui bahwa rumah toko yang dikelola

lembaga wakafnya merupakan unit bisnis yang menghasilkan pemasukan uang.

Dibangun di tanah seluas 150 meter persegi, ruko ini memberi masukkan bagi

lembaga wakafnya sebesar Rp. 20.000.000,- per tahun untuk sekali bayar sewa.

Uang dari hasil penyewaan ruko itu digunakan untuk menambah biaya kebutuhan

gedung lain yang ada dibawah kelola lembaga wakafnya, yaitu sekolah dan

masjid.

51

Wawancara dengan H. Ahmad Azhari

Page 220: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

204

Tidak hanya Azhari dengan Shiratul Rahman-nya, lembaga wakaf lainnya

juga mengembangkan bentuk unit bisnis lainnya. Ada 11 lembaga wakaf,

termasuk Shiratul Rahman, yang membuka unit bisnis. Diantara kesembilan

lembaga dan unit bisnis lainnya itu adalah Yayasan Husnayain (ruko, alfamart),

Yayasan Darul Adzkar (gedung serba guna), Yayasan Nurul Falah Tanah Kusir

(gedung serba guna), Masjid Nurul Falah (gedung serbaguna, KBIH, Koperasi),

Yayasan Masjid Al-Birru (kontrakan), Yayasan Al-Asyirostusyafi’iyah (lahan

parkir, kantin), Masjid Jami Darussalamah (pemancar), Masjid Al-Hidayah (ruang

serbaguna), dan Yayasan Masjid Baiturrahman (Kontrakan), Masjid Al-Falah

(aula, KJKS dan sewa lahan parkir mobil).

Apa kira-kira yang bisa menjelaskan mengapa sebagian nadzir wakaf di

DKI Jakarta mau mengembangkan wakaf produktif? Jawaban yang mungkin

untuk pertanyaan itu adalah bisa dilihat pada konsep para nadzir tentang wakaf.

Bagi mereka, wakaf adalah “suatu benda yang bisa dimanafaatkan kepentingan

umum tetapi barang tersebut tidak berkurang”52, dan “dananya akan digunakan

untuk masjid dan kemaslahatan umat”53. Dengan begitu, selama wakaf produktif

tidak melanggar prinsip wakaf itu sendiri, maka pengembangan wakaf produktif

menurut para nazir adalah hal yang mungkin dilakukan.

Dari sini dapat diketahui bahwa pemahaman nadzir tentang wakaf produktif

masih rendah. Mereka tidak mengetahui secara jelas apa dan bagaimana wakaf

produktif. Adapun praktek wakaf produktif melalui unit bisnis seperti yang sudah

mereka lakukan bukan didasarkan pada pegetahuan mereka tentang pentingnya

52

H. Asnawi, Yayasan Masjid Al-Firdaus 53

H. Ali Nurdin, Yayasan Masjid Al-Munawwaroh

Page 221: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

205

mengembangkan wakaf produktif. Melainkan inisiatif untuk mencari sumberdana

lain untuk memenuhi kebutuhan operasional dan perawatan aset wakaf yang sudah

mereka miliki. Disamping praktek sewa menyewa sudah merupakan bagian dari

kultur masyarakat kota.

C. Latar Belakang Pendidikan, Pekerjaan dan Pengalaman Organisasi

Nadzir

Data dari penelitian ini menunjukkan kapasitas dan kepemimpinan nadzirlah

yang seringkali menentukan berkembang atau tidaknya pemanfaatan aset wakaf.

Kapasitas di sini termasuk di dalamnya latar belakang pendidikan, jaringan yang

dimiliki dan kemampuan melakukan inovasi.

Tabel 5.8

Aset Wakaf Menurut Pendidikan, Pekerjaan dan Pengalaman Organisasi Nadzir

Kelompok Pendidikan Pekerjaan Organisasi

PT < PT Aktif Pensiun Aktif Tidak

Potensi Tinggi Aset Besar Potensi Nadzir Tinggi 8 0 6 2 5 3

Potensi Sedang: Aset Besar Potensi Nadzir Cukup 5 4 5 4 3 6

Potensi Kecil; Aset Kecil Potensi Nadzir Tinggi 4 0 2 2 4 0

Tidak berpotensi mengembangkan wakaf produktif 1 2 3 0 0 3

Total 18 6 16 8 12 12

24 24 24

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok pertama memiliki potensi

nadzir tinggi karena sebagian besar dari para nadzir memiliki latar belakang

pendidikan tinggi, masih aktif bekerja dan memiliki pengalaman organisasi.

Sementara pada kelompok kedua, setengah dari nadzirnya lulusan setingkat

pendidikan Sekolah Menengah Atas, bahkan ada diantaranya lulusan Sekolah

Rakyat. Sementara dilihat dari aktifitas pekerjaan dan pengalaman organisasi,

Page 222: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

206

nadzir pada kelompok ini setengahnya adalah pensiunan dan tidak memiliki

pengalaman keorganisasian. Pada kelompok ketiga, nadzir memiliki latar

pendidikan tinggi dan memiliki pengalaman organisasi. Sementara pada kelompok

terakhir, meski mereka masih aktif bekerja, para nadzir tidak memiliki pendidikan

tinggi dan tidak memiliki pengalaman organisasi.

Dari data diatas jelas bahwa kapasitas seorang nadzir sangat ditentukan

oleh pendidikan dan pengalaman organisasi. Keduanya merupakan instrumen

penting dalam melihat potensi seorang nadzir. Dengan latar belakang pendidikan

tinggi nadzir diasumsikan memiliki wawasan yang lebih luas mengenai berbagai

persoalan sosial, sementara pengalaman organisasi menunjukkan kapasitas nadzir

sebagai seorang pemimpin dan sekaligus menunjukkan kekuatan jaringan yang

dimilikinya. Keduanya menjadi modal penting dalam mengukur kapasitas nadzir

dalam hal gaya kepemimpinan, kemampuan berinovasi dan kekuatan jaringan

dalam mengelola aset wakaf.

Sementara status pekerjaan nadzir tidak memiliki pengaruh signifikan

dalam mengukur kapasitas potensi seorang nadzir, hal ini dapat dilihat pada

kelompok kedua dan keempat, pada kelompok kedua setengah nadzirnya adalah

pensiun dan setengahnya lagi aktif bekerja akan tetapi kapasitas nadzirnya tidak

sebagus kelompok pertama dan ketiga. Begitupun yang terjadi dengan kelompok

keempat meski semuanya tercatat memiliki pekerjaan tetap, kapasitas sang nadzir

dibawah rata-rata.

Page 223: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

207

Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa pendidikan, gaya

kepemimpinan dan jaringan seorang nadzir merupakan modal sosial yang penting

bagi seseorang dalam keberhasilan mengelola dan mengembangkan aset wakaf.

D. Respon Masyarakat Terhadap Wakaf Produktif

Keinginan untuk mengembangkan wakaf produktif juga tampak pada

masyarakat. Keinginan itu terlihat dari rencana pembangunan apa yang ingin

dikembangkan di sekitar tanah wakaf. Sebagai orang yang mendapatkan manfaat

dari adanya pengelolaan wakaf, atau dikenal dalam kamus fikih dengan istilah

mauquf alaih, meyakini bahwa wakaf produktif tidak bertentangan dengan ajaran

Islam. Seperti yang diungkap oleh Ahmad Muslim, seorang penerima manfaat

pada yayasan Masjid Al-Adzkaar, yang mengatakan

jika ada unit-unit bisnis yang datang tidak jadi masalah, karena masjid itu

bukan hanya digunakan untuk hal-hal ritual berbau ibadah, [namun] hal

yang memberdayakan umat, memberdayakan warga-warga yang kurang

mampu, itu salah satu fungsi masjid. BMT pernah ada [namun] vakum

lama, sampai sekarang belum ada lagi.

Keyakinan dibolehkannya wakaf produktif tentu saja berpegang pada norma

bahwa wakaf adalah untuk memberdayakan umat. Masjid yang didirikan di tanah

wakaf bisa menjadi sumber penghasilan bagi yayasan dan juga bisa dirasakan

manfaatnya bagi warga sekitar. Hal ini karena ada keyakinan bahwa saat ini

bangunan masjid bukan semata-mata tempat pelaksanaan ibadah ritual. Sekarang

banyak ditemukan masjid dibangun secara bertingkat, dengan maksud agar

penggunaannya bisa untuk shalat (di lantai atas) dan juga untuk ruang serbaguna

(di lantai dasar). Atas pengalaman melihat masjid-masjid seperti inilah para

Page 224: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

208

informan dalam posisi sebagai penerima manfaat wakaf ini meyakini bahwa

wakaf produktif bisa dikembangkan, bahkan di masjid itu sendiri. Mereka yakin

bahwa usaha-usaha yang dilakukan arahnya adalah untuk bisa memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Keyakinan seperti ini tentu saja menggambarkan adanya kepercayaan

(trust) masyarakat kepada nadzir. Artinya, warga masyarakat percaya bahwa

pengelolaan wakaf produktif pada akhirnya juga untuk kepentingan masyarakat.

Rasa percaya ini bahkan mengalami perluasan (extended) dengan menganggap

bahwa nadzir diperkenankan untuk mendatangkan investor yang mau

mengembangkan unit bisnis di lahan wakaf yang ada. Tentu saja keputusan yang

mungkin akan diambil disarankan melalui musyawarah nadzir yang

mengikutsertakan warga dan para sesepuh.

Ada berbagai jenis usaha yang direkomendasikan oleh warga. Diantaranya,

mauquf alaih Yayasan Darul Ulum, Jakarta Barat mengusulkan dibuatkan

penyewaan lapangan futsal, Yayasan Madrasah Ad-Dakwah mengusulkan

dibangun minimarket asalkan dibangun juga sekolah didekatnya, Yayasan Al-

Adzkar menginginkan dibukanya kembali lembaga keuangan mikro dalam bentuk

BMT yang sebelumnya pernah ada, dan lain sebagainya.

Masyarakat dalam hal ini direpresentasikan oleh mauquf alaih,

memberikan respon positif terhadap pengembangan wakaf produktif. Sama seperti

nadzir, hal tersebut juga bukan karena pemahaman mereka terhadap wakaf

produktif ini sudah cukup baik. Melainkan lebih kepada menjual jasa melalui

sistem sewa menyewa sudah banyak dilakukan orang dan sudah menjadi bagian

Page 225: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

209

dari kultur masyarakat perkotaan. Jika hal tersebut dilakukan diatas tanah wakaf

menurut mereka tentu lebih baik karena akan memberikan tambahan dana

disamping kebutuhan masyarakat akan gedung serbaguna misalnya cukup tinggi.

E. Kendala dalam Pengembangan Wakaf Produktif

Kendala yang masih menjadi hambatan adalah tidak luasnya jaringan yang

mereka punya untuk mencari investor yang mau mengembangkan tanah wakafnya

itu. Beberapa responden dari yayasan wakaf yang diwawancarai mengeluhkan

sulitnya mencari donatur yang mau menanamkan sahamnya untuk membuka

bisnis di lingkungan tanah wakaf mereka.

Kendala lain yang diungkapkan oleh seorang responden yaitu bersumber

dari pihak internal itu sendiri, yakni adanya sesepuh masyarakat yang

berkeyakinan bahwa tanah wakaf tidak boleh dimanfaatkan untuk unit bisnis.

Menurutnya, kendala ini sebenarnya bisa dicarikan solusinya dengan cara

musyawarah antar warga. Dan keputusan yang mungkin akan berdampak pada

warga masyarakat memang biasanya dimusyawarahkan terlebih dahulu. Bisa jadi

penolakan sesepuh ini karena pengetahuan tentang wakaf produktif memang

masih minim dan belum mengerti apa itu yang dimaksud dengan pengelolaan

wakaf produktif.

Sementara itu, berdasarkan wawancara di tiga lokasi yang tidak

memungkinkan dikembangkannya wakaf peroduktif, kami mendapatkan

setidaknya menurut mereka ada 4 alasan terkendalanya pengembangan wakaf

produktif:

Page 226: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

210

Pertama, cara berfikir merujuk pada fiqih klasik, di mana pemanfaatan

wakaf haruslah sesuai dengan peruntukannya dan sama sekali tidak bisa diubah.

Dalam kasus ini pengembangan aset produktif terkendala oleh keyakinan nadzir

dan masyarakat sekitar yang menghendaki pemanfaatan lahan kosong hanya boleh

untuk area pemakaman.

Kedua, nadzir tidak memiliki kapasitas untuk mengembangkan dan

menglola wakaf produktif. Padahal model pengelolaan wakaf produktif sangat

menuntut keahlian khusus dan pengelolaan yang profesional. Namun realitanya

sebagian besar nadzir tidak memiliki kemampuan tersebut.

Ketiga, keterbatasan lahan wakaf. Satu diantara empat yayasan wakaf yang

menyatakan tidak mungkin mengembangkan wakaf produktif beralasan bahwa

mereka tidak memiliki lahan sisa lagi. Sisa lahan yang ada biasanya sudah

digunakan untuk menampung jamaah shalat Idul Fitri dan Idul Adha dan

digunakan sebagai lokasi pemotongan kurban.

Keempat, adanya kekhawatiran jika pengembangan wakaf produktif akan

menimbulkan konflik kepentingan. Menurut sebagian nadzir, pengelolaan wakaf

seharusnya murni untuk ibadah, sebaiknya tidak dicampur adukkan dengan bisnis

dan uang. Jika sudah bercampur dengan uang, dikhawatirkan akan memicu

konflik kepentingan yang berakibat buruknya hunbungan sosial yang pada

akhirnya mengganggu kekhusukan ibadah.

Bab ini menganalisa 24 kasus yayasan wakaf dari pemanfaatan dan

pengelolaan aset, pemahaman nadzir dan masyarakat sekitar termasuk kendala-

Page 227: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

211

kendala pengembangan wakaf produktif. Dari sini dapat dilihat bahwa walaupun

mayoritas wakaf adalah dalam bentuk sosial, ternyata pengelolaan yang bersifat

produktif sudah dilakukan oleh sebagian kecil wakaf yang ada. Pengelolaa ini

lebih banyak karena dorongan untuk mendapatkan tambahan dana untuk

operasional aset wakaf yang ada, dan bukanlah karena pemahaman yang

komprehensif mengenai wakaf produktif.

Latar belakang pendidikan, organisasi dan wawasan nadzir sangat berpengaruh

pada berkembang tidaknya yayasan wakaf dan pengelolaan yang produktif.

Sementara pekerjaan nadzir dan organisasi pengelolaan wakaf baik yang

dikelola secara perorangan maupun kelompok tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan dan pengembangan aset wakaf.

Justru respon dan dorongan dari masyarakat secara tidak langsung memberi modal

sosial bagi pengembangan wakaf produktif.

Di Jakarta, model wakaf produktif yang paling tepat untuk dikembangkan

adalah berupa penyediaan jasa,dan penyediaan sewa bangunan dan lahan. Wakaf

di Jakarta sangat potensial untuk dikembangkan secara produktif karena tidak

hanya memiliki modal ekonomi yaitu aset yang bagus dan letaknya strategis,

tetapi juga memiliki modal sosial yang tinggi dilihat dari potensi nadzir serta

masyarakatnya. Walaupun saat ini belum ada upaya pengembangan yang

terstruktur, namun dengan potensi modal ekonomi dan potensi modal sosial yang

tinggi pengembangan wakaf ke arah produktif tidak akan sulit dilakukan.

Page 228: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

212

Page 229: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

222

VI

PENUTUP:

KESIMPULAN DAN SARAN

Jumlah lokasi tanah wakaf di Indonesia mencapai 415.980 lokasi dengan

luas wilayah mencapai 2.171.300.341.74 m2. Jika dikonversi ke dalam rupiah,

aset potensi wakaf ini sangat besar, diperkirakan minimal mencapai 1,085 triliun

rupiah.54

Di DKI Jakarta terdapat minimal 5.661 lokasi wakaf (atau 1.3% dari

total lokasi wakaf di Indonesia) dengan luas yaitu 9.357.945 m255

dan nilai sekitar

14 trilyun rupiah.56

Dengan potensi yang sedemikian besar, wakaf semestinya

dapat berkontribusi bagi persoalan bangsa terkait kesejahteraan dan perlindungan

terhadap masyarakat miskin.

Namun realita di lapangan menunjukkan bahwa potensi ini hanyalah

sekedar potensi yang tidak diberdayakan secara maksimal. Hampir semua wakaf

tanah di DKI Jakarta berorientasi pada wakaf untuk tujuan ibadah dan sosial

keagamaan yang berorientasi non-profit, bukanlah wakaf yang berorientasi

produktif. Dilihat dari peruntukannya, data tahun 2008 menunjukkan bahwa

54

Dengan perkiraan NJOP per meter adalah Rp. 500.000, yaitu angka di tengah-tengah 55

Perkembangan Sertifikasi Tanah Wakaf Per Propinsi seluruh Indonesia tahun 2010,

Direktorat Wakaf Kementrian Agama. Data 2010 ini sama dengan data tahun 2008. 56

Di Jakarta NJOP aset wakaf yang ditemukan adalah mulai dari 1,5 juta sampai 15 juta

rupiah. Perhitungan ini menggunakan angka minimal yaitu 1,5 juta rupiah dengan pertimbangan

adanya aset bangunan.

Page 230: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

223

semua wakaf di Jakarta untuk tujuan non-profit di atas: untuk masjid/mushalla

(83,1%), madrasah/sekolah (8,7%), sosial (7,9%) dan makam (0,3%).57

Tentu saja wakaf ini memberi kontribusi besar dalam hal pemanfaatan

sosial. Namun secara ekonomi, mayoritas wakaf ini masih bergantung dari uang

zakat dan sedekah masyarakat untuk membiayai pengelolaannya. Usaha bidang

pendidikan yang banyak dilakukan, misalnya pendidikan usia dini, sekolah

formal, adalah bentuk usaha yang juga non-profit yang lebih mengutamakan

dakwah dan pelayanan sosial pendidikan. Karenanya walau sekolah-sekolah ini

menerima uang SPP atau pembayaran dari siswa, uang ini akan habis digunakan

untuk biaya operasional sekolah dan tidak bisa menghasilkan keuntungan yang

bisa disumbangkan lebih banyak lagi untuk kesejahteraan seperti halnya jika

dibuat unit bisnis.

Wakaf tipe ini sangat populer di Indonesia karena dapat dimanfaatkan

secara langsung (tidak perlu dikelola seperti aset hotel dan perkebunan) dan

karena didukung ajaran normatif yang sangat kuat pada masyarakat, khususnya

untuk mendirikan masjid dan mushalla.

Walaupun semua wakaf di Jakarta peruntukannya adalah wakaf sosial

yang bersifat non-profit, dan pemahaman masyarakat dan nadzir mengenai wakaf

produktif masih rendah, namun sebagian wakaf yang ada sudah memiliki unit

bisnis yang sifatnya profit. 11 dari 24 wakaf yang menjadi studi kasus dalam

penelitian ini adalah masjid yang memiliki unit bisnis seperti ruko, rumah

kontrakan, gedung pertemuan, dan koperasi. Keuntungan dari usaha ini sebagian

57

Laporan Perkembangan Kegunaan Sertifikasi Tanah Wakaf Kantor Wilayah

Departemen Agama Propinsi DKI Jakarta Tahun 2008.

Page 231: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

224

dimanfaatkan untuk bantuan beasiswa, santunan dan membantu biaya operasional

masjid. Hal ini menjadi temuan penting yang bisa diambil sebagai model

pengembangan wakaf produktif di Jakarta.

Seberapa besar potensi wakaf produktif di Jakarta dilihat dari aset dan

nadzir? Studi ini menemukan empat tipologi wakaf terkait potensi wakaf

produktif. Pertama, potensi tinggi, yaitu wakaf yang memiliki aset besar dan

potensi nadzir tinggi. Kedua, potensi sedang, yaitu wakaf yang memiliki aset

besar dan potensi nadzir cukup. Ketiga, potensi kecil, yaitu wakaf yang memiliki

aset kecil dan potensi nadzir tinggi. Dan keempat adalah wakaf yang tidak

berpotensi untuk dikembangkan.

DKI Jakarta memiliki potensi wakaf produktif yang tinggi, karena 71%

dari wakaf yang ada termasuk kategori pertama dan kedua. Kategori ketiga

dengan potensi kecil berjumlah sekitar 17% saja. Dan sekitar 13% dari wakaf

yang ada di Jakarta tidak potensial atau sulit dikembangkan untuk wakaf produktif

lebih karena asset yang terbatas dan rigiditas nadzir serta masyarakat sekitar yang

bertahan pada paradigma wakaf yang konvensional.

Tingginya potensi pengembangan wakaf produktif ini berdasar pada pada

tiga hal yang saling terkait: (1) besarnya aset wakaf, (2) baiknya kapasitas nadzir,

dan (3) tingginya modal sosial. Dalam penelitian ini diketahui, rata-rata

pemanfaatan aset (tanah) wakaf mencapai 70 %. Sisa lahan yang ada sebagian

besar masih berupa lahan kosong. Namun aset bukanlah harga mati. Penelitian ini

menemukan bahwa kapasitas personal nadzir sangat menentukan baik buruknya

aset wakaf dikelola.

Page 232: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

225

Kapasitas personal nadzir ini meliputi pemahaman tetang wakaf produktif,

latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi. Sementara ini, rata-rata

nadzir melakukan tugas kenadziran secara part-time. Hal ini ternyata tidak

memberikan pengaruh pada baik buruknya pengelolaan wakaf. Begitu juga, nadzir

kelompok atau perorangan tidak memberi pengaruh signifikan terhadap

keberhasilan pengelolaan dan pengembangan aset wakaf. Justru yang sangat

mempengaruhi adalah latar belakang pendidikan nadzir, pengalaman organisasi

atau network serta wawasannya, serta faktor modal sosial yaitu dukungan dan

kepercayaan masyarakat.

Modal sosial di sini diterjemahkan dengan dukungan masyarakat untuk

memproduktifkan wakaf, kepercayaan (trust) masyarakat pada yayasan wakaf,

dan termasuk kepada nadzir. Trust dalam banyak kasus menjadi ujung kunci

suksesnya pengelolaan wakaf dan munculnya unit-unit bisnis yang produktif.

Justru di DKI Jakarta modal sosial inilah yang telah mendorong wakaf produktif

yang dimiliki oleh masjid.

Walaupun pemahaman nadzir dan masyarakat tentang wakaf produktif

masih rendah, masyarakat sudah memberikan dorongan kepada nadzir untuk

mengelola aset wakaf secara produktif. Hampir 99% nadzir menyambut baik dan

mendukung semangat dan ide pengembangan wakaf produktif. Begitupun dengan

respon masyarakat, yang dalam hal ini direpresentasikan oleh mauquf ‘alaih,

sebagian besar dari mereka mendukung pemanfaatan wakaf produktif ini.

Adanya 11 wakaf yang sudah memiliki unit bisnis bukan didasarkan pada

pengetahuan mereka tentang pentingnya mengembangkan wakaf produktif,

Page 233: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

226

melainkan atas inisiatif nadzir dan masyarakat untuk mencari sumber dana lain

untuk memenuhi kebutuhan operasional dan perawatan aset wakaf yang sudah

mereka miliki. Pengembangan wakaf produktif melalui praktek sewa menyewa

dipilih karena mudah dan sudah merupakan bagian dari kultur masyarakat kota.

Dari sini dapat dilihat bahwa –walaupun masih pada tahap yang

permulaan-- wakaf di DKI Jakarta sudah mulai masuk pada sektor ekonomi. Dan

ini adalah indikator baik menuju ke arah wakaf produktif. Wakaf produktif tidak

bisa terlepas dari sektor ekonomi dan memang harus masuk pada pergerakan

ekonomi masyarakat. Hal inilah yang terjadi pada perkembangan wakaf di dunia

Islam pada abad ke 16 dan 17, misalnya di Cairo. Di kota ini, hampir semua sektor

ekonomi, baik itu perdagangan, pertanian, sewa menyewa, pabrik makanan, toko-

toko, hotel, merupakan aset wakaf. Wakaf komersial dan industri ini berkembang

pesat, untuk membiayai wakaf sosial, fasilitas umum, dan kesejahteraan

masyarakat.58

Dan berkembangnya wakaf produktif di Singapura juga mengarah

pada aspek bisnis komersial yang memang menjadi ranah wakaf produktif agar

mendapatkan profit yang nantinya dimanfaatkan untuk bantuan sosial.

Model pengembangan wakaf produktif di Jakarta tidak harus memiliki

nilai produksi –misalnya perikanan, peternakan dan pertanian—yang sulit

mendapatkan lahan. Akan tetapi lebih dapat diarahkan pada penyediaan fasilitas

umum seperti gedung serbaguna, penyediaan jasa simpan pinjam seperti koperasi

syariah dan sewa lahan seperti sewa ruko dan lahan parkir. Ke depan, harus mulai

58

Doris Behrens-Abouseif, Egypt‘s Adjustment to Ottoman Rule Institutions, Waqf and

Architecture in Cairo (16th and 17th Centuries) (Leiden: EJ Brill, 1994), h. 90.

Page 234: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

227

dipikirkan pemanfaatan aset wakaf untuk penyediaan fasilitas umum seperti hotel,

apartemen, pertokoan dan gedung perkantoran.

Kendala pengelolaan dan pengembangan wakaf produktif bisa disebabkan

faktor internal dan faktor external diantaranya: (1) pemahaman nadzir dan

masyarakat yang sangat berorientasi fikih yang menganggap wakaf harus sesuai

peruntukkan awal, dan tidak bisa dirubah. (2) Kekhawatiran akan timbulnya

perselisihan yang disebabkan oleh uang, (3) rendahnya kapasitas sumber daya

pengelola wakaf dalam bidang administrasi dan bisnis. Sementara dari faktor

eksternal adalah, (1) membutuhkan dana yang besar, (2) sulitnya mencari investor,

(3) tidak tersedianya lahan yang cukup.

Tentu saja potensi wakaf produktif yang tinggi di DKI Jakarta ini perlu

didorong dan difasilitasi agar gerakan ke arah wakaf produktif semakin

mengemuka. Di bawah ini beberapa saran untuk mendorong berkembangnya

wakaf produktif di DKI dan juga secara umum di Indonesia.

1. Sosialisasi dan edukasi mengenai tata kelola administrasi perwakafan yang

baik, serta pengelolaan wakaf yang akuntabel dan transparan kepada

masyarakat. Sosialisasi ini sebaiknya tidak melulu melalui seminar,

workshop, pelatihan, atau melalui media verbal seperti khutbah Jum’at dan

media tulis seperti majalah. Studi komparasi antar nadzir dengan melihat

langsung pengelolaan yang dianggap sukses lebih bisa memberikan

pengetahuan secara kongkret.

2. Pengarusutamaan (mainstreaming) serta advokasi (pemberdayaan) wakaf

produktif. Pengarus-utamaan ini harus dilakukan oleh Direktorat Wakaf

Page 235: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

228

kementrian Agama (sampai ke kantor wilayah) dan juga Badan Wakaf

Indonesia dalam semua kegiatan mengenai wakaf. Pengarus-utamaan ini

harus mengarah pada tata kelola administrasi yang baik, merubah

pemahaman wakaf yang konvensional menjadi kontekstual, dan juga

membawa wakaf pada ranah bisnis dan ekonomi komersial.

3. Advokasi atau pemberdayaan terkait wakaf produktif. Pemberdayaan tidak

bisa dilakukan dengan cara memberikan modal begitu saja kepada yayasan

wakaf. Pola seperti ini sama sekali tidak efektif dan hanya akan membuang

anggaran, selain bisa membuka peluang korupsi. Advokasi harus

dilakukan dengan melakukan kerjasama tiga lembaga: lembaga non

pemerintah seperti lembaga swadaya masyarakat yang bergerak pada

bidang advokasi dan sudah terlatih melakukan pemberdayaan, lembaga

yang bergerak di bidang ekonomi dan bisnis, dan Badan Wakaf Indonesia

atau Kementrian Agama yang mensupervisi. Hanya yayasan wakaf yang

potensial yang bisa menjadi target group kegiatan ini.

4. Membuat blue print wakaf produktif. Pembuatan blue print ini harus

melibatkan semua stakeholder wakaf: perwakilan dari yayasan wakaf,

Kementrian Agama, Badan Wakaf Indonesia, ulama, pemerintah daerah,

lembaga ekonomi dan perdagangan, serta pelaku bisnis.

5. Membuat pilot project wakaf produktif yang serius dan dapat sustainable.

Pilot project ini merupakan salah satu bentuk advokasi yang bisa dilakukan

dengan kerjasama dengan lembaga penelitian dan pemberdayaan

masyarakat.

Page 236: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

229

6. Mendorong terbentuknya forum silaturrahmi nadzir untuk menyediakan

wadah bagi mereka bertukar informasi, pengalaman dan jaringan.

7. Meningkatkan peran Badan Wakaf Indonesia agar memiliki kapasitas lebih

sehingga dapat menyediakan layanan konsumen (customer service).

Layanan ini dapat mencakup pelayanan sertifikat wakaf, konsultasi

mengenai segala hal yang berhubungan dengan wakaf, sampai pada

penyediaan data wakaf yang diperlukan masyarakat.

8. BWI juga diharapkan dapat memainkan peran penting dan strategis dengan

memediasi pihak-pihak yang berkonflik, mengambil alih pengelolaan aset

wakaf yang tidak efektif dan tidak mendapat dukungan masyarakat sekitar.

Sampai pada memfasilitasi pihak investor dan profesional dalam

pengembangan wakaf produktif di Indonesia.

Untuk jangka panjang pemerintah dan Badan Wakaf Indonesia harus

mendorong perubahan paradigma masyarakat terkait wakaf, dari yang tradisional

menuju wakaf yang modern, kontekstual, dan produktif. Pemahaman wakaf yang

kontekstual perlu terus disuarakan mulai dari tingkat pengambil kebijakan, tokoh

masyarakat, pengelola aset wakaf dalam hal ini nadzir, dan masyarakat umum

termasuk di dalamnya pengurus masjid.

Selain itu, penelitian-penelitian berupa action research yang mengarah

pada pengembangan wakaf produktif harus dilakukan. Misalnya, wakaf produktif

dalam bidang perdagangan, bidang saham, bidang sektor riil, dan bidang

perhotelan.

Page 237: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

230

Terakhir, penelitian ini menemukan bahwa DKI Jakarta memiliki potensi

wakaf produktif yang cukup baik. Pilihannya ada pada kita semua, pada

masyarakat, pada pemerintah dan pada masyarakat Muslim, akankah potensi

wakaf produktif ini hanya akan menjadi potensi di atas kertas saja, atau dapat

benar-benar menjadi potensi riil sehingga slogan wakaf untuk kesejateraan

masyarakat bisa benar-benar terwujud.

Wallahu ‘A’lam bi Al-Shawab

Page 238: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

231

Page 239: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

232

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA NAZIR

PROFIL NADZIR

1. Nama, usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan, organisasi, pengalaman

organisasi, kedudukan dalam masyarakat

2. Alamat lengkap, nomer telepon, handphone, email

3. Apakah menjadi nadzir untuk tanah wakaf lain? Berapa banyak, dimana

saja (sebutkan)

4. Apakah menjadi nadzir untuk harta benda wakaf lain selain tanah wakaf

(sebutkan, plus perkiraan nilainya)

5. Alasan dipilihnya anda sebagai nadzir

6. Bentuk nadzir (perseorangan, kelompok, lembaga)

7. Posisi nadzir dalam kelompok, lembaga (ketua, sekretaris, bendahara atau

anggota)

8. Sejauh mana peran nadzir dalam menentukan kebijakan pemanfaatan dan

hasil tanah wakaf

ASET TANAH WAKAF

1. Sejarah singkat tanah wakaf

2. Peruntukan tanah wakaf (siapa yg menentukan peruntukannya, apakah

pernah ada perubahan peruntukkan)

3. Akad pemanfaatan hasil harta wakaf (keluarga, masyarakat umum)

4. No sertifikat (minta copy dokumen terkait)

Page 240: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

233

5. Luas tanah, berbatasan dgn apa (sisi kanan, kiri, depan belakang)

6. Letak tanah wakaf (perumahan, perkantoran, desa, kota dll)

7. Jarak lokasi tanah wakaf dengan pusat bisnis/perdagangan seperti pasar,

kantor, ruko dll

8. Sisa lahan yang bisa dipergunakan

9. NJOP tanah saat ini,

10. Perkiraan nilai asset tanah dan bangunan

11. Unit bisnis yang sudah ada (sebutkan) dan siapa dan bagaimana

pengelolaannya

12. Management pengelolaan tanah wakaf (tradisional, modern)

13. Pendapatan hasil dari tanah wakaf (usaha, zakat, infaq shodaqoh)

14. Pemanfaatan hasil tanah wakaf (biaya operasional, honor, investasi usaha

dll)

15. Apakah ada investasi (masyarakat, pengusaha/pemerintah/bank/lembaga

zakat) terhadap tanah wakaf tersebut.

PENGETAHUAN NADZIR

1. Pengetahuan anda terhadap hukum, jenis dan manfaat wakaf

2. Pengetahuan anda terhadap wakaf produktif

3. Tanggapaan anda terhadap wakaf produktif

KEPERCAYAAN TERHADAP NADZIR

1. Bagaimana hasil dari tanah wakaf ini dikelola dan dimanfaatkan

2. Bagaimana peran anda dalam pengelolaan tanah wakaf ini

Page 241: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

234

3. Apakah pernah ada keberatan/komplain dari pihak wakif maupun mauquf

alaih terhadap pemanfaatan hasil tanah wakaf

4. Tanggapan anda memanfaatkan tanah wakaf ini untuk diproduktifkan

5. Menurut anda tanah wakaf ini dapat diproduktifkan dengan cara seperti

apa dan apa yang harus dilakukan dan faktor apa yang dibutuhkan agar

pengembangan tanah wakaf tersebut berjalan baik

6. Bagaimana pandangan anda Jika ada investasi dari luar misalnya

pengusaha/pemerintah/bank/lembaga zakat untuk mengembangkan unit

usaha ditanah wakaf ini.

Page 242: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

235

PEDOMAN WAWANCARA MAUQUF ALAIH

PROFIL MAUQUF ALAIH

1. Nama, usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan, organisasi,

pengalaman organisasi, kedudukan dalam masyarakat

2. Alamat lengkap, nomer telepon, handphone, email

3. Apakah menjadi nadzir untuk tanah wakaf lain dan atau harta wakaf

lain? Berapa banyak, dimana saja (sebutkan)

PENGETAHUAN MAUQUF ALAIH

1. Pengetahuan anda terhadap hukum, jenis dan manfaat wakaf

2. Pengetahuan anda terhadap wakaf produktif

3. Tanggapan anda terhadap wakaf produktif

KEPERCAYAAN MAUQUF ALAIH

1. Apakah anda tahu sejarah singkat tanah wakaf tsb (peruntukan,

pemanfaatan, luas tanah, alasan pemilihan Nadazir)

2. NJOP tanah saat ini dan perkiraan nilai asset tanah dan bangunan pada

tanah wakaf tersebut

3. Unit bisnis yang sudah ada (sebutkan) dan (siapa dan bagaimana

pengelolaannya)

4. Management pengelolaan tanah wakaf (tradisional, modern)

5. Pendapatan hasil dari tanah wakaf (usaha, zakat, infaq shodaqoh)

Page 243: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

236

6. Pemanfaatan hasil tanah wakaf (biaya operasional, honor, investasi usaha

dll)

7. Apakah ada investasi (masyarakat, pengusaha/pemerintah/bank/lembaga

zakat) terhadap tanah wakaf tsb.

8. Tanggapan bapak terhadap nadzir tanah wakaf (personal, managerial,

jaringan)

9. Apakah anda tahu mengapa yang bersangkutan dipilih sebagai nadzir

10. Sejauh mana peran nadzir dalam menentukan kebijakan pemanfaatan dan

hasil tanah wakaf

11. Apakah pernah ada keberatan/komplain dari pihak wakif maupun mauquf

alaih terhadap pemanfaatan hasil tanah wakaf

12. Apakah anda setuju jika tanah wakaf tersebut diproduktifkan

13. Menurut anda tanah wakaf ini dapat diproduktifkan dengan cara seperti

apa dan apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dibutuhkan agar

pengembangan tanah wakaf tersebut berjalan baik

14. Bagaimana pandangan anda Jika ada investasi dari luar misalnya

pengusaha/pemerintah/bank/lembaga zakat untuk mengembangkan unit

usaha ditanah wakaf ini.

Page 244: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

237

LAMPIRAN 2

DAFTAR NAMA WAWANCARA WAKAF

No Nama Tempat Nadzir Mauquf Alaih

1 Masjid Al-Birru M. Zainuddin Muhammad Yunus

2 Mahad Al-Islam H. Abdul Malih H. Saman

3 Yayasan Darul Azkar Mudjaidi Maulana Syarif Ahmad Muslim

4 Yayasan Asyirotusafiiyah H. Miftahurahmat Hariri

5

Yayasan Husnayain Masjid Abu

Bakar KH. A. Cholil Ridwan, Lc Syamsudin

6 Yayasan Siratul Rahman H. Ahmad Azhari H. Nasrudin

7 Madrasah Ad-Da'wah H. Abdul Mubin HM, S.Ag Furqon S.Ag

8 Masjid Al-Mukaramah H. Syaifuddin, Ah.MG H.M Zein Ardini

9 Masjid Baiturrahman Ust. Abdul KhafiKhalili, M.Hi Drs. H. Abdul Wasi’ Sholeh

10 Masjid Nurul Falah Tanah Kusir Drs.H .Sahrir Tanjung, M.Ba Ir. Munadi

11 Masjid Darusalamah H. Mukhtar H. M. Yasin

12 Masjid Nurul Falah Lak Bulus Drs. H. Ahmad Sarnubi Drs. Choiruddin

13 Masjid Al-Munawar Drs.H Ali Nurdin, MM H. M hasan bin H muhyiddin

14 Masjid Darussalam Al-Amien H. Hasanuddin Untung Susohpati

15 Masjid Al-Fidausi H. Asnawi Mursan Syamsudin

16 Masjid Al-Inayah Agus Ridwan Hj. Saidah

17 Masjid Darul Ulum H. Hamzah Sudrajat, M.Pd

18 Masjid Al-Abrar Sanusi Zaenudin

19 Masjid Al-Muflihun Mahumet

20

Yayasan Wakaf Masjid Al-

Barkah KH. Abdul Shomad Naisin Yusuf

21

Yayasan Keramat Payungan

Hidayatullah KH. Zaenuddin Nurudin

Page 245: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

238

22 Masjid Al-Muhtar Muhdar M. Muhammad

23 Masjid Al-Hidayah Ir. Adji Pamungkas M. Muhammad

24 Masjid Al-Falah H. Hulaimi Muhammad Ali Idris

Page 246: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

239

LAMPIRAN 3

DAFTAR NAMA 24 ASET WAKAF

No Nama Wilayah Nama Nadzir

Total

Luas

Lahan

Lahan

Digunakan

Sisa

Luas

Lahan

Perkiraan

Nilai Aset Peruntukkan Realisasi

Pemanfaatan

Wakaf Produktif

M2 M2 M2 Milyar

Rupiah

Kelompok Pertama: Aset Besar Potensi Nadzir Tinggi

1 Yayasan Madrasah Ad-

Dakwah Jakarta Barat H. Abdul Mubin, Sag

7741 3600 4141 92

Masjid & Lembaga

Pendidikan Masjid & Sekolah Sekolah

2 Yayasan Shirathul

Rahman Jakarta Barat H. Ahmad Azhari

12000 8000 4000 48

Lembaga

Pendidikaan

Masjid & Lembaga

Pendidikan Ruko, Sekolah

3 Yayasan Masjid Al

Mukarromah Jakarta Utara H. Syaifuddin, AH. MG

3595 730 2865 38

Masjid & Lembaga

Pendidikan Masjid

Masih dalam tahap

pembangunan

gedung

4

Yayasan Husnayain

(Masjid Abu Bakar Ash-

Shiddiq)

Jakarta Timur KH. A. Cholil Ridwan,

LC 3200 900 2300 30 Islamic Center

Masjid & Lembaga

Pendidikan

Sekolah, Ruko,

Alfamart

5 Yayasan Darul Azkar Jakarta Selatan Mudjaidi Maulana Syarif 3008 1000 2000 22

Masjid & Lembaga

Pendidikan

Masjid & Lembaga

Pendidikan Gedung Serbaguna

6 Yayasan Nurul Falah

Tanah Kusir Jakarta Selatan Syahirir Tanjung

2650 1929 1650 20 Masjid

Masjid & Taman

Kanak-kanak

Gedung Serbaguna

& Taman Kanak-

kanak

7 Masjid Nurul Falah Jakarta Selatan Drs. H. Ahmad Sarnubi 6524 5000 1524 15 Masjid Masjid

Gedung Serbaguna,

KBIH, Koperasi

8 Masjid Al-Falah Jakarta Selatan H. Hulaimi

1660 1000 660 10 Masjid

Masjid, KJKS, Aula,

Taman Pendidikan Al-

Quran

KJKS, Aula, TPA,

Sewa Parkir Mobil

Kelompok Kedua: Aset Besar Potensi Nadzir Cukup

9 Yayasan Keramat

Payungan Hidayatullah Jakarta Timur KH. Zaenuddin

5269 2000 3269 20 Islamic Center

Masjid & Taman

Pendidikan Al-Quran

Pendidikan Usia

Dini

10 Yayasan Wakaf Masjid

Al-Barkah Jakarta Selatan

KH. Abdul Shomad

Naisin 5015 3015 2000 20

Masjid & Lembaga

Pendidikan Masjid & Sekolah

Sekolah Madrasah

Ibtidaiyah

Page 247: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

240

11 Masjid Al-Muhtar Jakarta Timur Muhdar 2400 437 1900 10 Masjid Masjid

Taman Pendidikan

Alquran

12 Yayasan Masjid Al-Birru Jakarta Selatan M. Zainudin 2166 866 1300 5 Masjid

Masjid & Taman

Pendidikan Al-Quran Kontrakan

13 Yayasan Al-

Asyirostusyafi’iyah Jakarta Selatan H. Miftahurahmat

3200 2000 1200 5

Masjid & Lembaga

Pendidikan

Masjid , Sekolah,

Pesantren

Lahan Parkir,

Kantin, Sekolah

14 Masjid Jami Darussalamah Jakarta Selatan H. Mukhtar 3553 2550 1003 3 Masjid Masjid

Sewa lahan untuk

Pemancar Telkom

15 Masjid Al-Hidayah Jakarta Timur Ir. Adji Pamungkas 3700 2700 1000 2 Masjid Masjid & Sekolah Gedung Serbaguna

16 Masjid Al-Fidaus Jakarta Barat H. Asnawi 5000 4500 500 2 Masjid Masjid & Sekolah Sekolah

17 Yayasan Darul Ulum Jakarta Barat H. Hamzah 1200 1000 200 1 Sosial dan Dakwah Sekolah Sekolah

Kelompok Ketiga: Aset Kecil Potensi Nadzir Tinggi

18 Masjid Al-Munawwar Jakarta Selatan Drs. Ali Nurdin, MM 3600 2600 1000 10 Masjid dan Makam Masjid & Makam Tidak ada

19 Masjid Al- Abraar Jakarta Pusat Sanusi 2100 1100 1000 5 Masjid

Masjid & Taman

Pendidikan Al-Quran

Taman Pendidikan

Alquran

20 Yayasan Masjid

Baiturrahman Jakarta Utara

Abdul Khafif Khalili, M.

HI 2500 1500 1000 4 Masjid Masjid Kontrakan

21 Yayasan Nur Assailina

(Ma’had Al-Islam) Jakarta Selatan H. Abdul Malih

1600 840 840 2 Sekolah Sekolah Sekolah

Kelompok Keempat: Tidak Mengembangkan Wakaf Produktif

22 Masjid Darussalam Al-

Amin Jakarta Utara H. Hasanuddin

4000 2500 1500 3.5 Masjid

Masjid & Taman

Pendidikan Al-Quran

Taman Kanak-

kanak

23 Masjid Al-Muflihun Jakarta Selatan Mahumet 2000 1000 1000 3 Masjid dan Makam Masjid dan Makam Kontrakan

24 Masjid Al-Inayah Jakarta Selatan Agus Ridwan 1000 400 600 3 Masjid Masjid & Sekolah Sekolah

Page 248: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

241

LAMPIRAN 4

PERKEMBANGAN SERTIFIKASI TANAH WAKAF PER PROVINSI SELURUH INDONESIA TAHUN 2010

NO. PROPINSI

JUMLAH TANAH WAKAF

S T A T U S

PROSENTASE

SERTIFIKAT

TANAH

WAKAF

Sudah

Bersertipikat

Belum

Bersertipikat

Belum Bersertipikat

Lokasi Luas M2 Dalam Proses

BPN

Dalam Prosos

KUA dan

Sudah ber

AIW/PAIW

Belum

AIW/PAIW

1 2 3 4 5 6 7 8 10 11

1 NANGGROE ACEH

DARUSSALAM

27,416

1,333,233,627.26

12,245

15,171

6,782

5,502

2,887 45

2 SUMATERA UTARA

16,084

32,293,815.00

7,497

8,587

1,721

4,400

2,466 47

3 SUMATERA BARAT

6,093

7,463,355.00

4,167

1,926

1,164

945

161 68

4 R I A U

7,897

97,448,625.81

2,761

5,136

1,242

295

3,599 35

5 JAMBI

6,316

14,801,083.98

4,153

2,163

74

2,090

- 66

6 SUMATERA SELATAN

8,513

2,854,715.96

3,605

4,908

1,567

2,040

1,301 42

7 BENGKULU

924

1,034,246.00

756

168

75

301

- 82

8 LAMPUNG

15,433

23,172,952.00

9,402

6,031

6,031

-

- 61

9 DKI JAKARTA

5,661

9,357,945.00

4,172

1,489

213

1,276

- 74

10 JAWA BARAT

70,749

116,662,017.81

45,401

25,348

-

25,348

- 64

11 JAWA TENGAH

96,874

82,009,136.22

78,942

17,932

8,378

6,308

3,246 81

Page 249: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

242

12 YOGYAKARTA

7,359

2,485,518.00

6,715

644

289

321

55 91

13 JAWA TIMUR

74,429

58,239,272.20

54,193

20,236

4,926

15,310

- 73

14 BALI

1,217

1,899,343.00

1,076

141

32

45

64 88

15 NUSA TENGGARA

BARAT

11,793

83,060,488.00

7,635

4,158

3,589

569

- 65

16 NUSA TENGGARA

TIMUR

2,021

5,685,153.25

1,375

646

185

18

193 68

17 KALIMANTAN BARAT

5,123

29,059,836.00

2,062

3,061

1,007

4,116

- 40

18 KALIMANTAN TENGAH

2,502

40,988,556.66

1,768

734

53

165

516 71

19 KALIMANTAN

SELATAN

8,772

110,208,613.54

7,271

1,501

719

759

23 83

20 KALIMANTAN TIMUR

3,535

14,165,538.94

1,277

2,258

399

1,859

- 36

21 SULAWESI UTARA

897

1,457,963.00

310

587

55

532

- 35

22 SULAWESI TENGAH

3,197

5,782,021.00

1,874

1,323

664

612

47 59

23 SULAWESI SELATAN

9,356

14,476,007.00

5,748

3,608

1,892

1,716

- 61

24 SULAWESI TENGGARA

1,827

4,366,536.00

1,699

128

69

262

- 93

25 MALUKU

597

5,552,484.00

270

327

58

269

- 45

26 MALUKU UTARA

1,467

16,135,042.00

887

580

417

163

- 60

27 PAPUA

339

694,466.00

135

204

87

155

184 40

28 BANTEN

13,480

35,618,445.00

10,418

3,062

13,480

-

- 77

29 BANGKA BELITUNG

1,189

3,317,702.00

1,040

149

19

130

- 87

30 GORONTALO

1,878

4,537,827.11

769

1,109

194

915

- 41

Page 250: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

243

31 SULAWESI BARAT

1,834

3,671,778.00

683

1,151

460

691

- 37

32 KEPULAUAN RIAU

925

9,026,093.00

281

644

162

404

78 30

33 PAPUA BARAT

283

540,138.00

67

216

54

-

- 24

J U M L A H

415,980

2,171,300,341.74

280,654

135,326

56,057

77,516

14,820 67

Jakarta, 5 Nopember 2010

Direktur Pemberdayaan Wakaf

Drs. H. Masyhudi,MM

Nip. 195107052006031001

Page 251: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

244

LAMPIRAN 5

PERKEMBANGAN SERTIFIKASI TANAH WAKAF

PER PROVINSI SELURUH INDONESIA TAHUN 2006

NO. PROPINSI

JUMLAH TANAH WAKAF S T A T U S PROSENTASE

SERTIFIKAT

TANAH

WAKAF Lokasi Luas M2 Sertifikat Terdaftar di

BPN

Belum

Terdaftar

di BPN

Belum

AIW/PAIW

1 2 3 5 6 7 8 9 10

1 NANGGOE ACEH DARUSSALAM

27,511 64,176,332.00

13,919

88 47 13,457 51 %

2 SUMATERA UTARA

16,189 31,670,410.00

6,530

4,888 3,983 788 40 %

3 SUMATERA BARAT

5,314 6,546,488.00

4,273

1,119 22 (100) 80 %

4 R I A U

7,449 1,222,257.00

3,300

312 32 3,805 44 %

5 JAMBI

5,977 313,377,088.00

3,458

27 1,296 1,196 58 %

6 SUMATERA SELATAN

7,055 34,564,356.00

4,473

1,251 1,700 (369) 63 %

7 BENGKULU

3,976 9,381,617.00

1,650

2,212 - 114 41 %

8 LAMPUNG

21,144 23,172,952.00

9,943

5,803 - 5,398 47 %

9 DKI JAKARTA

6,767 9,581,510.00

5,036

1,714 117 (100) 74 %

Page 252: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

245

10 JAWA BARAT

74,284 58,755,959.00

67,580 - 11,096 (4,392) 91 %

11 JAWA TENGAH

88,245 54,909,003.00

73,757

9,055 4,724 709 84 %

12 YOGYAKARTA

6,641 2,190,763.81

6,357

290 28 (34) 96 %

13 JAWA TIMUR

63,264 48,055,563.63

54,134

5,285 4,145 (300) 86 %

14 BALI

811 1,247,938.00

765

23 43 (20) 94 %

15 NUSA TENGGARA BARAT

11,304 84,821,936.00

6,891

369 76 3,968 61 %

16 NUSA TENGGARA TIMUR

1,232 4,672,084.98

1,154

117 24 (63) 94 %

17 KALIMANTAN BARAT

5,064 28,794,983.00

2,718

1,180 1,272 (106) 54 %

18 KALIMANTAN TENGAH

2,219 4,830,556.00

1,777

324 203 (85) 80 %

19 KALIMANTAN SELATAN

8,668 10,998,030.00

6,197 - - 2,471 71 %

20 KALIMANTAN TIMUR

2,523 3,711,692.00

1,630

13 101 779 65 %

21 SULAWESI UTARA

2,487 3,307,508.00

1,374

1,128 85 (100) 55 %

22 SULAWESI TENGAH

2,691 7,184,153.00

1,920

801 55 (85) 71 %

23 SULAWESI SELATAN

8,894 266,156,542.00

7,884

856 295 (141) 89 %

24 SULAWESI TENGGARA

2,158 4,562,396.00

1,699

69 262 128 79 %

25 MALUKU

1,906 29,066,523.00

968

988 - (50) 51 %

26 MALUKU UTARA

1,393 6,665,695.00

550

74 405 364 39 %

27 PAPUA

340 249,871,107.00

179

60 20 81 53 %

28 BANTEN

15,397 22,293,671.00

11,784

834 2,728 51 77 %

Page 253: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

246

29 BANGKA BELITUNG

1,102 3,178,983.00

1,029

128 - (55) 93 %

30 GORONTALO

2,671 460,803,251.00

1,733

1,016 - (78) 65 %

J U M L A H

404,676 1,849,771,348.42

304,662

40,024 32,759 27,231 75

%

Jakarta, Desember 2006

Direktorat Pemberdayaan Wakaf

DR. Sumuran Harahap,M.Ag,MM,MH

NIP.1501912389

Page 254: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

247

LAMPIRAN 6

Laporan Perkembangan Sertifikasi Tanah Wakaf

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2008

NO Kota Administrasi Jumlah

Sudah

bersertifikat

Sudah ada AIW/APAIW Belum

Sudah didaftar

BPN Belum didaftar BPN Bersertifikat

Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2) Lokasi Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Jakarta Pusat 716 205,186 593 171,123 45 19,953 78 18,517 584 202,090

2 Jakarta Barat 1,028 330,480 775 282,039 54 6,832 199 41,609 253 48,441

3 Jakarta Timur 1,558 7,606,097 965 371,057 0 0 593 7,286,118 593 7,286,118

4 Jakarta Selatan 1,506 963,744 1,160 666,409 2 434 344 296,901 346 297,335

Page 255: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

248

5 Jakarta Utara 853 248,030 679 192,593 112 43,514 62 11,923 174 55,437

Jumlah 5,661 9,353,538 4,172 1,683,221 213 70,733 1,276 7,655,070 1,950 7,889,422

LAMPIRAN 7

Laporan Perkembangan Kegunaan Sertifikasi Tanah Wakaf

Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2008

No.

Kota Administrasi

Masjid Langgar/Musholla Madrasah/Sekolah Kuburan/Makam Sosial/lain-lain Letak Total

Keteran

gan Lokasi Luas M2 Lokasi Luas M2 Lokasi Luas M2 Lokasi Luas M2 Lokasi Luas M2 Strat

egis

Tdk

strategi

s

Tot

Lokasi Tot Luas M2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1

Jakarta

Pusat 314 137,141 307 29,400 34 16,864 0 0 61 26,188 0 0 716 209,593 0

2

Jakarta

Barat 363 155,566 513 75,112 96 74,486 2 2,990 54 22,326 0 0 1,028 330,480 0

3

Jakarta

Timur 470 254,850 814 113,533 164 117,542 10 100 100 7,120,072 0 0 1,558 7,606,097 0

4

Jakarta

Selatan 412 334,629 772 201,181 138 141,216 5 24,800 179 261,918 0 0 1,506 963,744 0

Page 256: POTENSI WAKAF PRODUKTIF DI DKI JAKARTArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39648/1/Laporan wakaf produktif... · atas wakaf, yang lebih berorientasi ritual menuju orientasi

249

5

Jakarta

Utara 254 105,939 486 59,007 60 34,123 0 0 53 48,962 0 0 853 248,030

Jumlah 1,813 988,126 2,892 478,233 492 384,230 17 27,890 447 7,479,465 0 0 5,661 9,357,945 0