POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI...

5
1 Abstrak—Semakin meningkatnya pembelian barang elektronik juga membuat potensi timbulan sampah elektronik juga semakin tinggi sehingga dibutuhkan sistem pengelolaan yang baik. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan dari rumah tangga, potensi timbulan sampah elektronik dari rumah tangga yang dikumpulkan pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik serta kemauan dan kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi melakukan penanganan sampah elektronik rumah tangga di Surabaya Barat. Penyebaran kuisioner dan wawancara dilakukan ke 100 responden rumah tangga dan 30 reponden pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik. Sehingga didapatkan berat sampah elektronik dari 30 responden pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik sebesar 389 ton/tahun. Kemudian untuk potensi timbulan sampah elektronik di rumah tangga Surabaya Barat saat ini sebesar 1.606 ton/tahun. Apabila diproyeksikan, timbulan sampah elektronik rumah tangga di Surabaya Barat pada tahun 2025 adalah sebesar 2.230 ton/tahun. Hasil persentase melalui perhitungan secara statistika menunjukkan sebesar 49% masyarakat di wilayah Surabaya Barat mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi melakukan pemilahan sampah elektronik. Kata Kunci—Pemanfaat Limbah Sampah Elektronik Pengumpul, Rumah Tangga, Sampah Eletronik, Surabaya Barat. I. PENDAHULUAN Lebih banyak masyarakat memiliki gaya hidup yang konsumtif terutama untuk barang elektronik. Terlihat semakin banyak toko elektronik yang menjual barang elektronik dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat cenderung lebih sering membeli barang elektronik dikarenakan kecanggihan dari barang elektronik tersebut. Ternyata kecanggihan tersebut membuat masa pakai barang elektronik semakin pendek. Menurut Robinson (2009), barang elektronik seperti Central Processing Unit (CPU) komputer pada tahun 1997 memiliki masa pakai selama 4-6 tahun. Namun semakin berkembangnya jaman, fungsi CPU sudah diganti dengan komputer jinjing yang memiliki masa pakai lebih pendek hanya sekitar 2 tahun saja. Masa pakai barang elektronik yang semakin pendek membuat semakin banyak jumlah timbulan sampah elektronik. Sampah elektronik merupakan peralatan elektronik yang terdiri dari peralatan elektronik rumah tangga yang besar seperti lemari es, Air Conditioners (AC), perangkat telepon, komputer, stereo system dan lain sebagainya yang sudah tidak digunakan dan dibuang oleh penggunanya dikarenakan rusak atau ingin membeli yang lebih canggih (Basel Action Network, 2012). Di negara maju seperti Uni Eropa, jumlah timbulan sampah elektronik selalu meningkat tiap tahunnya sekitar 3-5% per tahun dari total jumlah sampah kota. Sehingga pada tahun 2015 akan diprediksi jumlah sampah elektronik semakin meningkat hingga mencapai 9,8 juta ton (Gaidajis, 2010). Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia khususnya kota Surabaya, pada tahun 2011 rata-rata jumlah timbulan sampah elektronik sebesar 2,83 kg/orang.tahun (Prans, 2011). Sampah elektronik biasanya disebut dengan limbah berbahaya dikarenakan kandungannya terdiri dari Printed Circuit Board (PCB) dengan presentase sebesar 3-5% dan sisanya sekitar 95- 97% dari total sampah elektronik mengandung logam mulia (seperti emas, perak, merkuri, dll), kaca dan plastik yang harus melakukan teknik daur ulang secara benar agar tidak menimbulkan resiko kesehatan bagi manusia dan kerusakan lingkungan (Chatterjee, 2009). Sebagai contohnya adalah merkuri, merkuri merupakan logam berat yang bersifat karsiogenik. Apabila manusia sering bersentuhan dengan merkuri akan mengalami kerusakan di organ paru-paru (Pramila, 2012). Meskipun kandungan sampah elektronik berbahaya, banyak negara maju yang berbisnis untuk mendaur ulang logam mulia (emas, perak, dll) yang terkandung di dalam sampah elektronik (Chatterjee, 2009). Melihat dampak dari sampah elektronik yang berbahaya, dibutuhkan teknik pengelolaan yang baik. Sistem pengelolaan yang sering dilakukan dibeberapa negara dengan menggunakan metode daur ulang, recycle, dan Extended Producer Responsibility (EPR). Jepang sebagai negara maju melakukan sistem pengelolaan menggunakan Extended Producer Responsibility (EPR) dan daur ulang yang dimulai dari tahun 1998 (Gaidajis, 2010). Di Indonesia, sistem pengelolaan masih dimulai dari reduksi, penyimpanan, pengumpulan, POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ELEKTRONIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH SURABAYA BARAT Ira Indrihastuti dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia email : [email protected]

Transcript of POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI...

Page 1: POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29090-3309100015-Paper.pdfMass Flow Analysis untuk sampah elektronik, ... 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan

1

Abstrak—Semakin meningkatnya pembelian barang elektronik juga membuat potensi timbulan sampah elektronik juga semakin tinggi sehingga dibutuhkan sistem pengelolaan yang baik. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan dari rumah tangga, potensi timbulan sampah elektronik dari rumah tangga yang dikumpulkan pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik serta kemauan dan kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi melakukan penanganan sampah elektronik rumah tangga di Surabaya Barat. Penyebaran kuisioner dan wawancara dilakukan ke 100 responden rumah tangga dan 30 reponden pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik. Sehingga didapatkan berat sampah elektronik dari 30 responden pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik sebesar 389 ton/tahun. Kemudian untuk potensi timbulan sampah elektronik di rumah tangga Surabaya Barat saat ini sebesar 1.606 ton/tahun. Apabila diproyeksikan, timbulan sampah elektronik rumah tangga di Surabaya Barat pada tahun 2025 adalah sebesar 2.230 ton/tahun. Hasil persentase melalui perhitungan secara statistika menunjukkan sebesar 49% masyarakat di wilayah Surabaya Barat mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi melakukan pemilahan sampah elektronik.

Kata Kunci—Pemanfaat Limbah Sampah Elektronik Pengumpul, Rumah Tangga, Sampah Eletronik, Surabaya Barat.

I. PENDAHULUAN Lebih banyak masyarakat memiliki gaya hidup yang

konsumtif terutama untuk barang elektronik. Terlihat semakin banyak toko elektronik yang menjual barang elektronik dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat cenderung lebih sering membeli barang elektronik dikarenakan kecanggihan dari barang elektronik tersebut. Ternyata kecanggihan tersebut membuat masa pakai barang elektronik semakin pendek. Menurut Robinson (2009), barang elektronik seperti Central Processing Unit (CPU) komputer pada tahun 1997 memiliki masa pakai selama 4-6 tahun. Namun semakin berkembangnya jaman, fungsi CPU sudah diganti dengan komputer jinjing yang memiliki masa pakai lebih pendek hanya sekitar 2 tahun saja.

Masa pakai barang elektronik yang semakin pendek membuat semakin banyak jumlah timbulan sampah elektronik. Sampah elektronik merupakan peralatan elektronik yang terdiri dari peralatan elektronik rumah tangga yang besar seperti lemari es, Air Conditioners (AC), perangkat telepon, komputer, stereo system dan lain sebagainya yang sudah tidak digunakan dan dibuang oleh penggunanya dikarenakan rusak atau ingin membeli yang lebih canggih (Basel Action Network, 2012).

Di negara maju seperti Uni Eropa, jumlah timbulan sampah elektronik selalu meningkat tiap tahunnya sekitar 3-5% per tahun dari total jumlah sampah kota. Sehingga pada tahun 2015 akan diprediksi jumlah sampah elektronik semakin meningkat hingga mencapai 9,8 juta ton (Gaidajis, 2010). Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia khususnya kota Surabaya, pada tahun 2011 rata-rata jumlah timbulan sampah elektronik sebesar 2,83 kg/orang.tahun (Prans, 2011). Sampah elektronik biasanya disebut dengan limbah berbahaya dikarenakan kandungannya terdiri dari Printed Circuit Board (PCB) dengan presentase sebesar 3-5% dan sisanya sekitar 95-97% dari total sampah elektronik mengandung logam mulia (seperti emas, perak, merkuri, dll), kaca dan plastik yang harus melakukan teknik daur ulang secara benar agar tidak menimbulkan resiko kesehatan bagi manusia dan kerusakan lingkungan (Chatterjee, 2009). Sebagai contohnya adalah merkuri, merkuri merupakan logam berat yang bersifat karsiogenik. Apabila manusia sering bersentuhan dengan merkuri akan mengalami kerusakan di organ paru-paru (Pramila, 2012). Meskipun kandungan sampah elektronik berbahaya, banyak negara maju yang berbisnis untuk mendaur ulang logam mulia (emas, perak, dll) yang terkandung di dalam sampah elektronik (Chatterjee, 2009).

Melihat dampak dari sampah elektronik yang berbahaya, dibutuhkan teknik pengelolaan yang baik. Sistem pengelolaan yang sering dilakukan dibeberapa negara dengan menggunakan metode daur ulang, recycle, dan Extended Producer Responsibility (EPR). Jepang sebagai negara maju melakukan sistem pengelolaan menggunakan Extended Producer Responsibility (EPR) dan daur ulang yang dimulai dari tahun 1998 (Gaidajis, 2010). Di Indonesia, sistem pengelolaan masih dimulai dari reduksi, penyimpanan, pengumpulan,

POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

ELEKTRONIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH SURABAYA BARAT

Ira Indrihastuti dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

email : [email protected]

Page 2: POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29090-3309100015-Paper.pdfMass Flow Analysis untuk sampah elektronik, ... 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan

2

pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3 yang melibatkan unit sektor non-formal seperti pemulung dan pemanfaat limbah (PP No. 18 Tahun 1999).

Permasalahan sistem pengelolaan sampah elektronik merupakan permasalahan yang sangat penting sehingga dibutuhkan kajian lebih dalam terhadap sistem pengelolaan secara tepat baik di negara maju maupun di negara berkembang.

II. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode stratified random

sampling untuk penentuan responden dan metode random sampling untuk penentuan pengumpul dan pemanfaat limbah sampah elektronik. Sedangkan untuk pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder. Data primer menggunakan hasil kuisioner sedangkan data sekunder menggunakan data dari instansi yang berhubungan dengan penelitian ini.

Gambar 1. Metode Penelitian.

Dari Gambar. 1 didapatkan penjelasan tentang analisis data berupa perhitungan proyeksi penduduk, perhitungan potensi timbulan sampah elektronik, melakukan pengelolaan data menggunakan analisis statistik berupa metode Chi Kuadrat,

membuat diagram alir Mass Flow Analysis (MFA) untuk sampah elektronik, dan pada penelitian ini menggunakan penyajian data berupa tabulasi silang dan diagram pie.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Eksisting Sampah Elektronik di Surabaya Barat Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden di Surabaya

Barat. Responden yang terpilih terdapat pada 3 (tiga) kecamatan yang memiliki kategori miskin, sedang, dan kaya. Kategori tersebut didapatkan berdasarkan PBB per kecamatan tahun 2012. Pendistribusian responden pada ketiga kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pembagian Responden Berdasarkan Kategori

Sehingga didapatkan barang elektronik yang dominan di rumah tangga pada wilayah studi antara lain televisi, kulkas, kipas angin, blender, setrika, magiccom, dan handphone. Barang-barang elektronik tersebut memiliki persentase lebih dari 50% dikarenakan disetiap rumah tangga hampir memiliki semua barang elektronik tersebut. Gambar 2 menjelaskan tentang barang elektronik di Surabaya Barat.

Gambar 2. Jenis dan Jumlah Barang Elektronik

B. Timbulan Sampah Elektronik yang Bersumber dari Rumah Tangga Menurut Chung dkk., (2011) persamaan 3.1 untuk mengetahui potensi timbulan sampah elektronik adalah sebagai berikut:

.................................................... (Persamaan 1)

Dimana : E = Potensi timbulan sampah (kg / tahun)

Page 3: POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29090-3309100015-Paper.pdfMass Flow Analysis untuk sampah elektronik, ... 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan

3

W = Rata – rata berat & ukuran setiap jenis barang elektronik (kg)

N = Jumlah unit barang elektronik per jenis L = Rata – rata usia pakai (life span) tiap jenis barang

(tahun) Dari rumus persamaan 1 didapatkan hasil perhitungan untuk timbulan sampah elektronik di Surabaya Barat yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Potensi Timbulan Sampah Elektronik Berdasarkan Kategori

* Sumber jumlah pendududk (Surabaya dalam Angka 2006-2012)

Dari Tabel 2. didapatkan rata-rata potensi timbulan sampah elektronik di Surabaya Barat pada saat ini sebesar 3,44 kg/Orang.Tahun. Selanjutnya dilakukan perhitungan proyeksi timbulan sampah elektronik di Surabaya Barat hingga tahun 2025 yang sesuai dengan pasal 1 dalam UUD No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan Nasional. Proyeksi timbulan sampah elektronik dapat dihitung dengan memproyeksikan penduduk dengan menggunakan metoda Geometri yang memiliki nilai koefisien korelasi (r) mendekati satu yaitu sebesar 0,992. Persamaan rumus 2 digunakan untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk.

.......................................... (Persamaan 2) Dimana : Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n Po = Jumlah penduduk awal r = Rata-rata pertumbuhan tiap tahun n = Tahun yang ingin diproyeksikan Besaran rata-rata potensi timbulan sampah elektronik di wilayah Surabaya Barat menjadi dasar menghitung proyeksi timbulan sampah elektronik pada tahun 2012 hingga 2025 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Proyeksi Timbulan Sampah Elektronik di Surabaya Barat Tahun 2025

No Tahun Proyeksi Jumlah

Penduduk

Rata-rata Timbulan

(kg/orang.tahun)

Potensi Timbulan (kg/tahun)

1 2012 454.768 3,44 1.562.826

2 2013 467.384 3,44 1.606.180

3 2014 480.349 3,44 1.650.736

4 2015 493.675 3,44 1.696.529 Tabel 3. Proyeksi Timbulan Sampah Elektronik di Surabaya

Barat Tahun 2025 (Lanjutan)

No Tahun Proyeksi Jumlah

Penduduk

Rata-rata Timbulan

(kg/orang.tahun)

Potensi Timbulan (kg/tahun)

5 2016 507.369 3,44 1.743.592

6 2017 521.444 3,44 1.791.960

7 2018 535.909 3,44 1.841.671

8 2019 550.776 3,44 1.892.760

9 2020 566.055 3,44 1.945.267

10 2021 581.758 3,44 1.999.230

11 2022 597.896 3,44 2.054.690

12 2023 614.482 3,44 2.111.688

13 2024 631.528 3,44 2.170.268

14 2025 649.047 3,44 2.230.473

C. Kemauan dan Kemampuan Masyarakat dalam Berpartisipasi terhadap Pengelolaan Sampah Elektronik di Surabaya Barat

Kegiatan pengelolaan sampah elektronik tidak dapat terlepas dari partisipasi masyarakat yang merupakan konsumen dari barang elektronik. Hasil penelitian didapatkan dari hasil kuisioner terhadap responden di wilayah studi. Kuisioner yang ditujukan terhadap responden rumah tangga berisi tentang identitas responden, pengetahuan responden terhadap sampah elektronik, perilaku responden dalam pengelolaan sampah elektronik, dan sikap responden dalam pengelolaan sampah elektronik. Identitas responden yang dianalisis antara lain usia, jenis kelamin, pekerjaan pokok, pendidikan terakhir dan finansial responden. Rata-rata usia responden yang diwawancarai antara 41-50 tahun dengan memiliki presentase 42% dari total responden. Responden wanita lebih banyak sekitar 71% dengan memiliki pekerjaan pokok sebagai ibu rumah tangga (38%). Di wilayah studi, tingkat pendidikan responden berada ditamatan SMA/SMK sekitar 28%. Rata-rata pengeluaran tiap bulan untuk responden di wilayah studi sebesar Rp.1.000.000–Rp.2.500.000 dengan jumlah persentase sebesar 61%.

Pengetahuan responden yang dianalisis antara lain definisi sampah elektronik, kandungan B3 pada sampah elektronik, tempat pembuangan sampah elektronik, cara pengolahan sampah elektronik, produsen bertanggung jawab terhadap barang elektronik yang rusak, keinginan pemerintah agar masyarakat melakukan pemisahan sampah elektronik dari sumber, dan keinginan pemerintah agar masyarakat berpartisispasi terhadap sampah perkotaan. Dari hasil analisis menghasilkan bahwa banyak masyarakat belum tahu tentang definisi sampah elektronik (78%) dan cara pengolahan sampah elektronik agar menjadi barang yang bermanfaat (98%).

Perilaku masyarakat lebih banyak menjual barang elektronik (61%) yang rusak ke pengumpul dari pada memperbaiki (10%) dan menyimpannya (29%). Hal ini dikarenakan harga memperbaiki lebih mahal dari pada harga bila membeli barang elektronik yang baru.

Sedangkan sikap responden terhadap barang elektronik yang dianalisis antara lain : mau melakukan pemilahan sampah

Page 4: POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29090-3309100015-Paper.pdfMass Flow Analysis untuk sampah elektronik, ... 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan

4

elektronik dari sampah rumah tangga lainnya sebesar 49%, kemauan ikut bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah elektronik untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar 53%, dan kemauan membayar harga yang lebih mahal untuk keperluan barang elektronik agar pengelolaan sampah elektronik dapat berlangsung dengan baik hanya sebesar 34%.

D. Timbulan Sampah Elektronik yang Dikumpulkan Pengumpul dan Pemanfaat Sampah Elektronik

Penelitian ini dilakukan dengan jumlah responden pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik sebanyak 30 responden. Pengepul dan pemanfaat sampah elektronik dipilih secara random sampling pada wilayah studi. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner dan wawancara langsung dengan pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik. Perhitungan potensi timbulan sampah elektronik pada pengumpul dilakukan karena tidak semua barang elektronik yang dijual oleh masyarakat ke pengumpul langsung dipecah namun ada barang elektronik yang diperbaiki kemudian dijual kembali ke masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa barang masih mempunyai nilai ekonomi.Selanjutnya dengan menggunakan rumus yang sama pada persamaan 1, didapatkan timbulan sampah elektronik pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik sebesar 389126,64 kg/tahun.

Dari hasil persentase 61% barang yang dijual masyarakat ke pengumpul akan dilakukan perhitungan potensi timbulan sampah elektronik hingga tahun 2025. Perhitungan potensi timbulan sampah elektronik adalah sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk Surabaya Barat tahun 2012

= 454.768 jiwa 2. Rata-rata timbulan/orang.tahun = 3,44 kg/orang.tahun 3. Potensi timbulan tahun 2012

= 454.768 jwa x 3,44 kg/orang.tahun = 1.562.826 kg/tahun 4. Persentase barang elektronik yang dijual oleh rumah tangga

kepada pemulung dan pengepul adalah sebesar 61% 5. Potensi sampah elektronik yang dikumpulkan oleh

pengumpul dan pengepul adalah = 1.562.826 kg/tahun x 61 % = 953.324 kg/tahun

Sampah elektronik yang bersumber dari rumah tangga hingga ke pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik memiliki rute sendiri. Rute tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Kemudian, rute aliran yang dibuat dapat juga menentukan Mass Flow Analysis (MFA) untuk sampah elektronik yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Tabel 4. Potensi Timbulan Pengumpul dan Pemanfaat Sampah

Elektronik Tahun 2025 di Surabaya Barat

Gambar 3. Rute Aliran Eksisting Sampah Elektronik di

Surabaya Barat

Gambar 4. Mass Flow Analysis (MFA) Sampah Elektronik di

Surabaya Barat.

E. Metoda Chi Kuadrat (X2) Metoda Chi Kuadrat adalah metoda yang membandingkan

hasil dari Ho (simpulan awal) dengan nilai Ha (simpulan akhir). Tingkat signifikan value Pearson Chi-Square (α) yang akan digunakan sebesar 5%. Apabila setelah dilakukan analisis nilai signifikan value Pearson Chi-Square > 0,05 maka Ho diterima. Sebaliknya, setelah dilakukan analisis nilai signifikan value Pearson Chi-Square < 0,05 maka Ho ditolak.. Metoda Chi

Page 5: POTENSI TIMBULAN DAN PARTISIPASI …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29090-3309100015-Paper.pdfMass Flow Analysis untuk sampah elektronik, ... 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan

5

Kuadarat (X2) dapat menggunakan aplikasi statistik yaitu SPSS. Pada penelitian ini yang dianalisis adalah faktor pengetahuan dan sikap. Faktor tersebut akan dihubungkan dengan aspek tingkat pendidikan, usia responden, dan jenis kelamin responden yang sesuai dengan hasil kuisioner. Hasil dari analisis dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis Metoda Chi Kuadarat (X2)

*Artinya, dua faktor yang dianalisis tidak menghasilkan suatu hubungan yang saling ketergantungan. **Artinya dua faktor yang dianalisis menghasilkan suatu hubungan yang saling ketergantungan

F. Rekomendasi Sistem Pengelolaan Sampah Elektronik di Surabaya Barat

Rekomendasi ini bertujuan untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah elektronik yang baik sesuai dengan peraturan yang ada. Menurut PP No. 18 Tahun 1999 disebutkan bahwa sistem pengelolaan limbah B3 dari sampah elektronik terdiri dari reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Rekomendasi yang dilakukan dengan melakukan sistem EPR. Extended Producer Responsibility (EPR) merupakan suatu sistem dimana produsen akan bertanggung jawab atas barang yang dibuat hingga barang tersebut tidak dipakai lagi. Selain itu produsen bertanggung jawab mengambil kembali produk yang tidak terpakai lagi guna dilakukan recoery atau daur ulang.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan

untuk timbulan sampah elektronik di Surabaya Barat saat ini sebesar 1.606 ton/tahun dan proyeksi timbulan sampah elektronik pada tahun 2025 sebesar 2.230 ton/tahun.

Berat sampah elektronik yang dihasilkan dari 30 responden pengepul dan pemanfaat sampah elektronik di Surabaya Barat

adalah sebesar 389,1 ton/tahun. Sedangkan untuk potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan dari pengumpul dan pemanfaat sampah elektronik pada tahun 2025 sebesar 1.360 ton/tahun.

Sebesar 49% masyarakat di Surabaya Barat mempunyai kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi melakukan pemilahan sampah elektronik.

Saran dari penelitian ini adah menakukan analisis studi kelayakan dari segi ekonomi terhadap sistem pengelolaan sampah elektronik sehingga menjadi masukkan terhadap pemerintah kota Surabaya untuk melakukan sistem pengelolaan lebih baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Pusat Statistik. 2006. Surabaya Dalam Angka 2006-2012. BPS

Surabaya. [2] Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of

Hazardous Wastes and Their Disposal. 1980. Basel [3] Chatterjee, S., Kumar, K. 2009. Effective Electronic Waste Management

and Recycling Process Involving Formal and Non-Formal Sectors. International Journal of Physical Sciences, Vol 4 (13), p. 893-905

[4] Chung, S., Suzuki, M. 2011. A Comparative Study of E-waste Recycling Systems in Japan, South Korea, and Taiwan from the EPR Perspective: Implications for Developing Countries. In: Kojima, Michikazu. (Ed), Promoting 3Rs in Developing Countries: Lessons from the Japanese Experience. IDE-JETRO, Chiba

[5] Gaidajis, G., Angelakoglou, K., Aktsoglou. 2010. E-waste: Environmental Problems and Current Management. Journal of Engineering Science and Technology Review, Vol 3 (1), p. 193-199

[6] Menteri Negara Sekretaris Negara. 2012. Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta, Indonesia.

[7] Pramila, S., Fulekar, M.H., Bhawana, P. 2012. E- Waste- A Challenge

for Tomorrow. International Science Congress Association, Vol 1(3), p. 86- 93

[8] Prans, Roberto. 2012. Studi Pengelolaan Sampah Elektronik dari Rumah Tangga di Surabaya Timur. Teknik Lingkungan – ITS. Surabaya

[9] Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembagunan Nasional. Jakarta

[10] Robinson,B.H. 2009. E-waste: An Assessment of Global Production and Environmental Impacts. Science of the Total Environment, Vol 408, p. 183-191