POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

345
POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh IRMA YUNINGSIH NIM.6661100789 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Transcript of POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Page 1: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

IRMA YUNINGSIH

NIM.6661100789

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Page 2: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

SERANG, Mei 2015

ABSTRAK Irma Yuningsih. NIM. 6661100789. Skripsi. Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Drs. Oman Supriadi, M.Si dan Pembimbing II: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan terkait pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang dimana potensi retribusi tersebut belum tergali secara maksimal dikarenakan adanya permasalahan dalam proses pemungutannya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan analisis mengenai potensi retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang dengan harapan agar potensi retribusi pasar di Pasar Petir tersebut dapat tergali secara maksimal sehingga akan memberikan tambahan pemasukan untuk kas daerah. Penelitian ini menggunakan teori Potensi Retribusi Pasar dari Mahmudi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan studi literature atau kepustakaan. Kemudian untuk uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara triangulasi (teknik dan sumber) dan membercheck. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, pendapatan retribusi pasar di Pasar Petir masih sangat sedikit sehingga kekurangan setoran retribusi pasar masih mengandalkan pendapatan dari iuran yang lain, pedagang tidak mematuhi peraturan yang ada di Pasar Petir dikarenakan kurangnya sosialisasi dan karena belum ada sanksi tegas, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Pedagang Asongan belum termasuk ke dalam subjek retribusi pasar di Pasar Petir. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan agar pihak Pasar Petir beserta Dinas terkait agar melakukan sosialisasi secara maksimal kepada para pedagang dan memberikan sanksi tegas atas pelanggarannya, mengganti petugas pasar dengan tingkat pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai, mendata Pedagang Kaki Lima (PKL) agar menjadi subjek retribusi pasar, sehingga bisa memperoleh pendapatan retribusi yang maksimal sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kata Kunci: Pasar Petir, Potensi, Retribusi

Page 3: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

ABSTRACT

Irma Yuningsih. NIM. 6661100789. Script. Market Potency Retribution in Petir

Market Serang District. Public Administration Department. Faculty of Social

and Political Sciences. Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st Advisor: Drs.

Oman Supriadi, M.Si and 2nd

Advisor: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si. This research was motivated by the problem about retribution market collection in Petir Market Serang District that retribution potency not yet exploited maximally because still many problems in collection process. Therefore, researchers are interested for analysis about market retribution potency in Petir Market Serang District with hopes that market retribution potency in Petir Market Serang District can exploited maximally so will give add on income for local cash. This research used market retribution potency theory from Mahmudi. Methods used in this reserch is descriptive method with qualitative approach. In the selection of informants with purposive technique. The data collection technique used by the observation, in-depth interview, documentation and literature. Then for data legality test in this research is used triangulation (technique and source) and membercheck. This research showed that, market retribution revenue in Petir Market still very little so that shortage levy deposit market still rely on income from other dues, traders don’t comply with existing regulations on Petir Market due to lack of socialization and because there is no strict sanctions, street vendors and hawkers have not been included in the subject market levy in Petir Market. Therefore researcher recommend that the Petir Market along with relevant agencies in order to optimally disseminate to the traders and provide sanction after, replacing the market officers with high education level and quality of human resources are adequate, record vendors in order to be subject to levy market, so obtain the maximum levy income that can increase locally revenue. Key Word: Petir Market, Potency, Retribution

Page 4: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG
Page 5: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG
Page 6: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG
Page 7: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

“Keberhasilan adalah mampu mengalahkan rasa malas dan mampu menghadapi

segala ujian” (Irma Yuningsih)

“Terkadang, apa yang paling kita inginkan dan cita-citakan dalam hidup ini,

itulah yang jadi ujian terberat untuk kita” (Irma Yuningsih)

“Semua yang ada pada diri kita adalah titipan Allah. Materi, kesehatan, nafas,

jasad, nyawa termasuk orang-orang tercinta semuanya adalah milik Allah. Ketika

Allah berkehendak untuk mengambil kembali titipanNya dari kita, yang bisa kita

lakukan hanyalah... Ikhlas” (Irma Yuningsih)

untuk

Ibu, Bapak & Orang-orang Tercinta

juga Masa Depanku

Page 8: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

i

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillaahirobbil’alamiin, puji syukur marilah kita panjatkan ke

hadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, inayah dan anugerah-Nya

kepada seluruh umat manusia. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah

kepada junjungan teladan insan yakni Nabi besar Muhammad SAW, kepada

keluarga dan sahabatnya serta tak lupa kita selalu menjunjung tinggi dan

meneladani untuk menjadi umatnya. Terima kasih yang terdalam peneliti ucapkan

kepada kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a, motivasi dan kasih

sayang yang tak terhingga.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini berjudul “Potensi

Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang”. Dalam proses penyusunan

skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak, baik secara

moril maupun materil. Maka dengan segenap ketulusan hati, peneliti ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa (Untirta);

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

Page 9: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

ii

3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

4. Ibu Mia Dwiana, S.Sos., M.Ikom., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta);

6. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

(Untirta);

7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa (Untirta);

8. Bapak Dr. Dirlanudin, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan serta bimbingan selama proses perkuliahan;

9. Bapak Drs. Oman Supriadi, M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi. Terima kasih

atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama proses penyusunan

skripsi;

10. Bapak Maulana Yusuf, S.IP., M.Si., Dosen Pembimbing II Skripsi. Terima

kasih atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama proses

penyusunan skripsi;

11. Tim Penguji Proposal dan Sidang Skripsi: Ibu Titi Stiawati, M.Si., Ibu

Listyaningsih, M.Si., Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Terima kasih atas

bimbingan dan arahan yang telah diberikan;

Page 10: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

iii

12. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

Terima kasih atas bimbingan, motivasi serta bantuan yang telah diberikan baik

selama proses penyusunan skripsi maupun selama proses perkuliahan;

13. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten

Serang, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar

Petir, Pasar Ciruas dan Pasar Dukuh) Bpk. Ma’mun Dian Purnama,

Koordinator Pasar Petir (Kepala/Mantri Pasar) Bpk. H. Hasan beserta Para

Staf, Pedagang dan pihak-pihak lainnya yang telah membantu. Terima kasih

atas kesediaannya membantu dan memberikan data dan informasi dalam

proses penyusunan skripsi ini;

14. Kedua orang tuaku tercinta, kakak-kakak dan adik-adikku. Terima kasih yang

teramat mendalam atas segala dukungan, do’a, motivasi serta kasih sayang

yang tak terhingga;

15. Sahabat-sahabatku dan semua orang-orang terdekat, baik di dalam maupun di

luar lingkungan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), terima

kasih atas kesediaannya untuk memberikan bantuan dan motivasi dalam

proses penelitian ini;

16. Kawan-kawan seperjuangan Program Studi Ilmu Administrasi Negara

khususnya Kelas A dan Kelas B Reguler. Terima kasih atas kebersamaan,

motivasi dan perjuangan selama proses perkuliahan;

17. Serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, peneliti

mengucapkan banyak terima kasih.

Page 11: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

iv

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tak luput dari kesalahan.

Peneliti memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.

Maka dari itu, dengan segala keterbukaan dan kelapangan dada, peneliti bersedia

menerima segala tegur sapa dan saran yang membangun guna perbaikan pada

skripsi ini. Akhir kata, peneliti ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, Mei 2015

Peneliti

Irma Yuningsih

Page 12: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ……………………………….......…………..............

DAFTAR ISI ……………………………………………......................…….

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................………………....................……

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………..........................………

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................

1.3 Batasan Masalah ..................................................................................

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................

1.5 Tujuan Penelitian …………......…….....………………….....….........

1.6 Manfaat Penelitian ...............................................................................

i

v

viii

ix

x

1

1

16

17

17

17

18

Page 13: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN .......................................................

2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................….

2.1.1 Konsep Manajemen Publik .....................................................

2.1.2 Manajemen Penerimaan Daerah ..............................................

2.1.3 Konsep Retribusi Daerah .........................................................

2.1.4 Konsep Retribusi Pasar ............................................................

2.1.5 Potensi Retribusi Pasar ............................................................

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ..........................................................

2.4 Asumsi Dasar .......................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..………..........................................

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................................

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian .........................................................

3.3 Lokasi Penelitian ..................................................................................

3.4 Variabel Penelitian ...............................................................................

3.4.1 Definisi Konsep .......................................................................

3.4.2 Definisi Operasional ................................................................

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................

3.6 Informan Penelitian ..............................................................................

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................

3.7.1 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................

19

19

20

29

32

40

41

43

45

47

48

48

50

50

51

51

52

54

60

62

62

Page 14: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

vii

3.7.2 Uji Keabsahan Data .................................................................

3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN .........................………..........................................

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang .....................................

4.1.2 Gambaran Umum Keadaan Pasar Petir Kabupaten Serang .....

4.2 Deskripsi Data ......................................................................................

4.2.1 Daftar Informan Penelitian ......................................................

4.2.2 Deskripsi Data Penelitian ........................................................

4.2.3 Hasil Penelitian ........................................................................

4.3 Pembahasan .........................................................................................

BAB V PENUTUP ....................................………..........................................

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................

5.2 Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

66

67

68

68

68

78

81

81

82

85

139

161

161

162

Page 15: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Klasifikasi Jumlah Pedagang dan Jenis Tempat Usaha di

Pasar Petir Kabupaten Serang ................................................... 8

Tabel 1.2 Data Potensi Retribusi di Pasar Petir Kabupaten Serang .......... 9

Tabel 1.3 Potensi Retribusi Pasar Petir Per Tahun .................................... 10

Tabel 1.4 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar ................................................ 14

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ................................................................ 58

Tabel 3.2 Daftar Informan Penelitian ........................................................ 61

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ....................................................................... 67

Tabel 4.1 Nama Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Serang ...... 70

Tabel 4.2 Jenis dan Jumlah Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Petir

Kabupaten Serang 2013 ............................................................. 81

Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian ........................................................ 82

Tabel 4.4 Pengkodean (coding) ................................................................. 84

Tabel 4.5 Jenis dan Jumlah Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Petir

Kabupaten Serang 2013 ............................................................. 92

Tabel 4.6 Kondisi Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Petir Kabupaten

Serang 2013 ............................................................................... 140

Tabel 4.7 Hasil Penilaian mengenai Fasilitas Pasar Petir .......................... 141

Tabel 4.8 Hasil Penilaian mengenai Jenis Dagangan di Pasar Petir .......... 144

Tabel 4.9 Hasil Penilaian mengenai Petugas Pemungut Retribusi Pasar

di Pasar Petir .............................................................................. 148

Tabel 4.10 Hasil Penilaian mengenai Tarif Retribusi Pasar di Pasar Petir... 150

Tabel 4.11 Hasil Penilaian mengenai Jumlah Kios dan Los di Pasar Petir.. 154

Tabel 4.12 Hasil Penilaian mengenai Luas Pasar dan Area Kaki Lima di

Pasar Petir .................................................................................. 155

Tabel 4.13 Hasil Penilaian mengenai Jumlah Pedagang di Pasar Petir ....... 158

Tabel 4.14 Hasil Penilaian mengenai Data Penerimaan Retribusi di Pasar

Petir ........................................................................................... 160

Page 16: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................. 47

Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman ......................... 63

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang ........................................................... 69

Gambar 4.2 Pasar Petir ............................................................................... 78

Gambar 4.3 Bagan Struktur Organisasi UPT Pasar Wilayah Tengah ........ 80

Gambar 4.4 Kegiatan Pengangkutan Sampah di Pasar Petir oleh DTRBP

Kabupaten Serang ...................................................................

91

Gambar 4.5 Kios-kios di Pasar Petir yang Non Aktif ................................ 117

Gambar 4.6 Los-los di Pasar Petir yang Non Aktif .................................... 117

Gambar 4.7 Deretan Auning di Pasar Petir yang Masih Kosong / Belum

Dioperasikan ........................................................................... 124

Page 17: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Daftar Informan penelitian

Lampiran 4 Transkrip Wawancara

Lampiran 5 Membercheck

Lampiran 6 Catatan Lapangan

Lampiran 7 Dokumentasi Observasi Penelitian

Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Wawancara

Lampiran 9 Data-data Pendukung Hasil Penelitian

Lampiran 10 Lembar Bimbingan

Lampiran 11 Riwayat Hidup

Page 18: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Otonomi daerah membawa paradigma sistem pemerintahan dari

sentralisasi menjadi desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan

kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan

bertanggungjawab untuk mengurus semua urusan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Kebijakan otonomi daerah

merupakan peluang sekaligus tantangan bagi daerah. Pemberian otonomi

daerah tersebut pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektiftas penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama dalam pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat.

Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah baik berupa

kebijakan otonomi daerah maupun desentralisasi fiskal menuntut pemerintah

daerah kabupaten untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam membiayai

kegiatan pembangunan dengan kapasitas fiskal yang dimiliki daerah. Salah

satu penyelenggaraan otonomi daerah adalah kemampuan pemerintah daerah

dalam mengelola keuangan daerah sebagai modal untuk penyelenggaraan

segala urusan pemerintahannya. Setiap daerah memiliki kewenangan untuk

menggali sumber keuangan sendiri secara mandiri. Pendapatan Asli Daerah

(PAD) diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam

membiayai seluruh kegiatan pembangunan daerah. Pemerintah daerah oleh

Page 19: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

2

karenanya harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal

dari daerah sendiri. Berdasarkan hal itu, perlu adanya upaya peningkatan

pendapatan daerah, salah satunya dalam hal peningkatan retribusi sebagai

salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Keuangan daerah merupakan faktor yang sangat menentukan dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Keuangan daerah merupakan salah

satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam

mengatur keuangan daerahnya. Selain itu, keuangan daerah juga memberikan

kontribusi yang tidak sedikit dalam pelaksanaan pembangunan daerah, maka

daerah harus mempunyai sumber-sumber keuangan sendiri yang memadai.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah

kedua kalinya menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Pemerintahan Daerah, menjelaskan bahwa salah satu hak daerah dalam

menyelenggarakan otonomi yaitu memungut pajak daerah dan retribusi

daerah. Berdasarkan pasal tersebut berarti kabupaten atau kota memiliki

kewenangan yang luas untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang

dimiliki masing-masing. Daerah kabupaten atau kota juga memiliki

kewenangan untuk membuat kebijakan daerah dalam memberikan pelayanan

kepada publik dengan baik, meningkatkan peran serta, prakarsa, dan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Selain itu, daerah juga diberikan kewenangan untuk melakukan

pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai salah satu sumber

pendapatan daerah.

Page 20: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

3

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah maka

daerah memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan daerahnya

masing-masing dalam membiayai rumah tangganya sendiri serta untuk

pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, daerah harus dapat

menghimpun dana sebesar-besarnya untuk membiayai semua program

pembangunannya. Pembangunan akan berjalan dengan baik jika didukung

biaya dan sumber daya manusia yang baik pula. Untuk itu peningkatan sumber

pendapatan daerah dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk

mencapai kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

salah satu sumber-sumber pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah

(PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan

peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan

sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimaksud salah satunya yaitu

terdiri dari Retribusi Daerah. Berdasarkan pasal tersebut berarti Retribusi

Daerah memiliki peranan yang potensial sebagai sumber Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Pengelolaan retribusi daerah dilakukan oleh masing-masing

daerah dan selanjutnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

Page 21: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

4

salah satu pungutan retribusi daerah adalah retribusi pasar. Retribusi pasar ini

termasuk dalam retribusi jasa umum yang memberikan kontribusi yang cukup

potensial terhadap peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang telah

dilaksanakan di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Sumber penerimaan ini

tetap terus dipertahankan sampai era otonomi dewasa ini. Penetapan retribusi

daerah sebagai sumber penerimaan daerah ditetapkan dengan dasar hukum

yang kuat, khususnya undang-undang tentang pemerintahan daerah, maupun

tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, retribusi

dikelola oleh pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan objek-objek

retribusi daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

Dimana objek-objek retribusi yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha

dan retribusi perizinan tertentu.

Selanjutnya, menurut Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang

Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, pada Bab II Bagian

Kesatu pasal 2, Jenis dan Golongan Retribusi Jasa Umum salah satunya

disebutkan yaitu Retribusi Pelayanan Pasar. Pada kutipan lampiran Peraturan

Daerah (Perda) tersebut di atas, jelas bahwa retribusi pasar atau pelayanan

pasar merupakan salah satu dari jenis atau golongan retribusi daerah yang

termasuk ke dalam retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup

dimanfaatkan oleh masyarakat. Retribusi pasar memberikan banyak manfaat

baik untuk pengguna pasar maupun untuk pemerintah daerah itu sendiri.

Page 22: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

5

Manfaat retribusi bagi para pengguna pasar antara lain untuk memenuhi

serta meningkatkan pelayanan dalam hal penyediaan, penggunaan dan

perawatan fasilitas pasar yang berupa halaman atau pelataran, kios dan los

yang dikelola oleh pemerintah. Sedangkan manfaat retribusi pasar untuk

pemerintah daerah adalah sebagai salah satu sumber pemasukan retribusi

daerah yang cukup potensial untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Begitu pula halnya dengan Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten

Serang.

Kemudian, pada pasal 16 Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang

Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, dijelaskan bahwa

Retribusi Pelayanan Pasar dipungut sebagai pembayaran atas jasa penyediaan

fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa pelataran, los dan kios yang

dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Pada

pasal ini juga dijelaskan objek retribusi pelayanan pasar yaitu berupa

penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa pelataran, los dan kios

yang dikelola oleh pemerintah daerah, bukan yang dikelola oleh Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau pihak

Swasta. Selanjutnya, pada pasal 17 dijelaskan, subjek retribusi pelayanan

pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas di pasar.

Sedangkan wajib retribusi pasar adalah pihak yang menerima atau

menggunakan fasilitas tempat berjualan di pasar serta pemungut (kolektor)

atau pemotong retribusi pelayanan pasar. Pengukuran tingkat penggunaan

Page 23: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

6

jasa retribusi pelayanan pasar didasarkan atas luas, jenis tempat dan kelas

pasar yang digunakan.

Pasar Petir merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di

Kabupaten Serang Provinsi Banten, tepatnya berada di Jalan Raya Petir-

Serang, Kampung Pasanggarahan, Desa Mekar Baru, Kecamatan Petir. Pasar

Petir merupakan salah satu pusat kegiatan jual beli bagi masyarakat

Kecamatan Petir dan sekitarnya mulai dari masyarakat menengah ke bawah

sampai masyarakat menengah ke atas. Sebagai pasar tradisional, Pasar Petir

memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian

khususnya dalam kegiatan perekonomian rakyat terutama bagi masyarakat

menengah ke bawah.

Ruang lingkup pangsa pasar di Pasar Petir cukup luas, mengingat Pasar

Petir merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di Kabupaten Serang

wilayah tengah. Hal tersebut menjadi peluang besar bagi Pasar Petir untuk

menarik konsumen. Ruang lingkup pangsa pasar yang dimaksud adalah

masyarakat sekitar wilayah Kecamatan Petir yang merupakan konsumen

utama untuk Pasar Petir diantaranya yaitu masyarakat Desa Mekar Baru, Desa

Tambiluk, Desa Petir, Desa Sanding, Desa Sindang sari, Desa Cireundeu dan

seluruh Desa yang ada di Kecamatan Petir serta kecamatan-kecamatan di

sekitar Pasar Petir diantaranya yaitu Kecamatan Tunjung Teja, Kecamatan

Cikeusal dan Kecamatan Pamarayan.

Pasar Petir secara administratif berada di bawah Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang, Unit

Page 24: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

7

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pasar Wilayah Tengah yang meliputi Pasar Petir, Pasar Baros dan Pasar

Dukuh. Pasar Petir merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Pasar wilayah tengah. Selain itu, lokasi pasar Petir

juga cukup strategis dan tempatnya mudah diakses. Pasar Petir berada pada

jalur khatulistiwa yang menghubungkan Kabupaten Serang, Kota Serang,

Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

Pasar Petir menyediakan dua jenis tempat usaha yaitu kios dan los.

Selain itu, Pasar Petir sudah dilengkapi dengan fasilitas listrik, toilet, mushola,

ruangan administrasi pasar, tempat penampungan sampah dan area parkir yang

cukup luas. Bentuk fisik bangunan Pasar Petir yaitu berupa barisan-barisan los

dan kios yang cukup rapi namum tidak berbentuk gedung, sehingga untuk kios

atau los yang berada di pinggir, ketika turun hujan airnya menyemprot ke

dalam kios atau los. Sebaliknya, ketika cuaca panas kondisi pasar menjadi

penuh debu bahkan sampai masuk ke dalam kios yang tentunya akan merusak

barang dagangan. Kemudian, area parkir yang luas belum dilengkapi dengan

atap dan paving block, sehingga ketika hujan tanahnya menjadi becek dan

ketika cuaca panas area parkir menjadi sangat gersang dan tidak nyaman.

Jenis dagangan yang tersedia di Pasar Petir diantaranya yaitu beras,

sembako, pakaian jadi, makanan ringan, makanan jadi, ikan, daging, sayur-

sayuran dan berbagai kebutuhan lainnya. Jumlah dan klasifikasi masing-

masing jenis dagangan yang ada di Pasar Petir untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 25: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

8

Tabel 1.1 Data Klasifikasi Jumlah Pedagang dan Jenis Tempat Usaha

di Pasar Petir Kabupaten Serang

No Jenis Dagangan Jumlah Jenis Tempat

1 Beras 7 Kios

2 Sembako 74 Kios 42 Los

3 Makanan Ringan 9 Kios 4 Bakso 5 Kios

5 Buah-Buahan 2 Kios 2 Los

6 Emas 30 Kios 7 Aksesoris 2 Kios 8 Kosmetik 11 Kios 9 Buku/Kitab 1 Kios 10 Elektronik 3 Kios 11 Jam 1 Kios 12 Kelontongan 3 Kios 13 Pakaian Jadi 129 Kios

14 Sendal, Sepatu, Tas 6 Kios 3 Los

15 Jahit 2 Kios 16 Pupuk 2 Kios 17 Pindang 2 Kios 18 Ikan Basah 16 Los 19 Ayam Potong 11 Los 20 Daging 2 Los 21 Sayuran 5 Los 22 Kue 1 Kios 23 Mainan 1 Kios

Jumlah Kios 290

Jumlah Los 88

Sumber: Diskoperindag UPT Pasar Kabupaten Serang, (Data Diolah, 2014)

Page 26: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

9

Potensi retribusi di Pasar Petir cukup besar sebagai salah satu sumber

pendapatan retribusi daerah. Berdasarkan hasil observasi di lapangan,

didapatkan data objek retribusi pelayanan pasar di Pasar Petir yaitu terdiri dari

kios dan los. Kemudian, subjek retribusi pelayanan pasar di Pasar Petir yaitu

jumlah kios dan los atau pedagang yang ada di Pasar Petir, yaitu kios 290 unit

dan jumlah los 88 unit. Jumlah tersebut tentu dapat memberikan pendapatan

yang cukup besar bagi kas daerah. Daftar jumlah kios dan los di Pasar Petir

untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Data Potensi Retribusi di Pasar Petir Kabupaten Serang

KIOS LOS Jumlah

Pedagang Hari Pasar

Aktif Non Aktif Jumlah Tarif

(Rp/Hari) Aktif Non Aktif Jumlah Tarif

(Rp/Hari)

200 90 290 2.000,- 50 38 88 1.500,- 250 Selasa & Sabtu

Sumber: Diskoperindag UPT Pasar Kabupaten Serang, (Data Diolah, 2014)

Berdasarkan data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

(Diskoperindag) Kabupaten Serang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Pasar untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir,

Pasar Baros dan Pasar Dukuh) target perolehan retribusi pasar di Pasar Petir

dalam satu tahun yaitu berjumlah Rp. 108.168.000,-. Jumlah tersebut

merupakan hasil penghitungan dari jumlah pedagang yang buka pada hari

pasar (Selasa dan Sabtu) dan pada hari selain hari pasar (Senin, Rabu, Kamis,

Page 27: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

10

Jum’at dan Minggu) dikalikan dengan besar tarif masing-masing jenis tempat

(Kios atau Los) dan dikalikan dengan jumlah hari dalam satu tahun. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Potensi Retribusi Pasar Petir Per Tahun

Nama Hari

Jumlah Pedagang

Jumlah Hari dlm

1 Bln

Tarif Retribusi

(Rp)

Jumlah Bulan dlm

1 Thn

Jumlah Retribusi (Rp)

Hari Pasar

200 8 Hari 2.000,- 12 Bulan 38.400.000,-

50 8 Hari 1.500,- 12 Bulan 7.200.000,-

Non Pasar

90 22 Hari 2.000,- 12 Bulan 47.520.000,-

38 22 Hari 1.500,- 12 Bulan 15.048.000,-

Jumlah Pendapatan Retribusi dalam 1 Tahun 108.168.000,-

Sumber: Diskoperindag UPT Pasar Kabupaten Serang, (Data Diolah, 2014)

Jumlah pendapatan retribusi pasar di Pasar Petir seperti pada tabel di

atas dapat dikatakan belum sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.

Sebenarnya potensi retribusi pasar yang ada di Pasar Petir lebih dari jumlah

tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, peneliti melakukan

penghitungan terhadap potensi retribusi pasar di pasar Petir, hasil

penghitungan tersebut yaitu sebesar Rp. 256.320.000,- pertahun, dengan

rincian potensi retribusi perbulannya adalah Rp. 21.360.000,- dan potensi

Page 28: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

11

retribusi perharinya yaitu sebesar Rp. 712.000,-. Sementara potensi retribusi

pasar di Pasar Petir yang ditentukan oleh Diskoperindag yaitu sebesar Rp.

108.168.000,- pertahun, Rp. 9.014.000 perbulan dan Rp. 300.467,-. Jadi,

selisih potensi retribusi pasar di Pasar Petir sebesar Rp. 148.152.000,-

pertahun, Rp. 12.346.000,- perbulan dan Rp. 411.533,- perhari.

Jumlah tersebut tentu bukan jumlah yang tidak sedikit. Pasar Petir dan

Daerah Kabupaten Serang secara umum kehilangan potensi retribusi pasar.

Namun, dibalik semua itu tentu ada permasalahan yang melatarbelakangi

kenapa potensi retribusi tersebut tidak dapat tergali. Permasalahan tersebut

tentu harus diatasi agar potensi retribusi pasar di Pasar Petir dapat tergali

secara maksimal. Sehingga dapat menambah pendapatan daerah Kabupaten

Serang.

Pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang bukan

tanpa kendala, terdapat berbagai permasalahan dalam pemungutannya.

Adanya permasalahan dalam pemungutan retribusi Pasar Petir tentu akan

berdampak pada hasil perolehan atau pendapatannya. Berdasarkan hasil

observasi ke lapangan yaitu tepatnya di Pasar Petir dan Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir, Pasar Baros dan Pasar Dukuh), peneliti

menemukan beberapa permasalahan dalam proses pemungutan retribusi pasar

di Pasar Petir.

Page 29: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

12

Permasalahan yang ada dalam pemungutan retribusi di Pasar Petir

diantaranya yaitu, masih ada objek dan subjek retribusi pasar sebagai potensi

retribusi pasar di Pasar Petir yang belum masuk ke dalam data sumber

pendapatan retribusi pasar di Pasar Petir yang masuk ke Kas Daerah. Saat ini,

objek retribusi pasar di Pasar Petir hanya kios dan los, padahal di lapangan

peneliti menemukan satu lagi objek retribusi di Pasar Petir yaitu auning (unit-

unit yang berupa deretan los-los tanpa sekat yang ditujukan untuk tempat

berdagang para pedagang kaki lima). Selain para pedagang yang ada pada

kios dan los, masih banyak pedagang lain yang diminta pungutan retribusi,

namun belum masuk ke dalam wajib retribusi (Subjek Retribusi) Pasar Petir.

Pedagang yang dimaksud seperti pedagang kaki lima (PKL), pedagang

keliling yang mangkal di Pasar Petir misalya pedagang baso, pedagang es,

pedagang asongan dan sebagainya. Jumlah pedagang tersebut belum terdata

sebagai bagian dari subjek retribusi pasar di Pasar Petir, karena memang

mereka tidak memiliki tempat berjualan yang tetap seperti halnya pedagang

yang berada di kios atau los.

Masalah yang selanjutnya yaitu, kurangnya upaya dan sikap dari

petugas pemungut retribusi pasar di Pasar Petir dalam mengatasi

permasalahan retribusi. Sikap yang dimaksud dalam hal ini adalah ketegasan

dalam melakukan pemungutan retribusi, bagaimana agar pedagang mau dan

patuh bersedia membayar retribusi sesuai dengan peraturan yang ada di

Perda. Kemudian upaya yang dimaksud misalnya tindakan-tindakan atau cara

yang dilakukan untuk mengatasi karakter pedagang yang ada di Pasar Petir

Page 30: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

13

khususnya dalam hal kepatuhannya dalam membayar retribusi pasar, mulai

dari memberitahukan (sosialisasi), pelaksanaan sampai dengan memberi

tindakan (sanksi) apabila ada penyimpangan terhadap aturan. Dalam hal ini,

Bapak Ma’mun Dian Purnama selaku Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah

Diskoperindag Kab Serang menyatakan bahwa memang petugas kurang tegas

dalam mengatasi masalah retribusi “Itu memang kurang ketegasan dari

petugas kita” (Wawancara: Senin 7 April 2014, Pukul 10.07 WIB, di UPTD

Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang).

Masalah yang selanjutnya atau ketiga yaitu, masih banyak kios dan los

yang belum digunakan oleh pemiliknya untuk berjualan (non aktif). Unit-unit

tersebut dibiarkan kosong tanpa digunakan untuk kegiatan jual-beli oleh

pemiliknya. Kios dan los tersebut harusnya menjadi sumber pendapatan atau

potensi retribusi pasar di Pasar Petir. Kondisi tersebut mengakibatkan Pasar

Petir secara khusus dan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang secara umum

menjadi kehilangan potensi retribusi pasar. Padahal jika semua kios dan los di

Pasar Petir aktif digunakan atau dibuka, maka tentu akan menambah

pendapatan retribusi Pasar Petir yang kemudian akan memberikan

peningkatan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari jumlah kios 290 unit

dan los 88 unit tidak semuanya aktif melakukan kegiatan jual-beli setiap

harinya, seperti yang ada pada tabel 1.2 dari jumlah kios 290 unit dan los 88

unit, yang aktif hanya 200 unit kios dan 50 unit los.

Permasalahan selanjutnya atau keempat yaitu, kurangnya kepatuhan

para wajib retribusi pasar (Pedagang) di Pasar Petir untuk membayar

Page 31: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

14

kewajibannya (retribusi) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Peraturan yang dimaksud yakni peraturan yang telah ditetapkan di dalam

Perda (Perda Kab.Serang No.1 Th.2011) baik dalam hal jenis objek retribusi

maupun tarif retribusi yang harus dibayar. Misalnya, untuk kios ditetapkan

tarif retribusinya adalah Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) dan untuk los tarif

retribusinya adalah Rp 1.500,- (seribu lima ratus rupiah), namun kebanyakan

pedagang hanya membayarkan Rp. 1.000,- (seribu rupiah). Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Ma’mun selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis

(UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir), “Salah satu hambatan dalam

pemungutan retribusi yaitu banyaknya pedagang di Pasar Petir yang kurang

patuh pada aturan, misalnya tarif retribusi maunya semua pedagang tarifnya

dipukul rata Rp. 1.000,- padahal kan tarifnya bukan segitu, kan sudah jelas

tarif untuk kios Rp. 2.000,- dan untuk los Rp. 1.500,-” (Wawancara: 27

Maret 2014, di UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang). Berikut

adalah rincian tarif retribusi pasar sesuai jenisnya:

Tabel 1.4 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar

LOKASI JENIS BANGUNAN

LUAS (M2)

TARIF

Rp/M2 Rp/Hr Rp/Bln

PASAR a. Kios/Toko 2x2 300,- 1.200,- 36.000,- 2,5x2,5 300,- 2.000,- 60.000,- 2x3 300,- 2.000,- 60,000,- 3x3 300,- 3.000,- 90.000,- 4x5 300,- 6.000,- 18.000,- b. Los 2x2 250,- 1.000,- 30.000,- 2,5x2,5 250,- 1.500,- 45.000,- 2x3 250,- 1.500,- 45.000,-

Page 32: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

15

LOKASI JENIS BANGUNAN

LUAS (M2)

TARIF

Rp/M2 Rp/Hr Rp/Bln

3x3 250,- 2.000,- 60.000,- c. Auning 1,5x1,5 200,- 500,- 15.000,- 2x1,5 200,- 500,- 15.000,-

Sumber: Lampiran V Perda Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum

Masalah yang terakhir atau kelima yaitu, potensi retribusi pasar di Pasar

Petir yang belum tergali secara maksimal. Target retribusi pasar di Pasar Petir

masih sulit tercapai dan jumlah nominal targetnya tidak/belum sesuai dengan

potensi yang ada. Hal inilah yang menjadi tolak ukur pencapaian retribusi

pasar di Pasar Petir. Ketercapaian target retribusi pasar di Pasar Petir

tergantung pada hasil pendapatan retribusi setiap harinya. Banyaknya

permasalahan yang ada dalam pemungutan retribusi ini akan menghambat

katercapaian target, baik permasalahan dari pedagang maupun dari petugas

atau pihak-pihak terkait lainnya. Target retribusi pasar secara umum

ditentukan dalam kurun waktu satu tahun, pada pelaksanaannya jumlah target

tersebut tidak langsung disetorkan dalam satu tahun tetapi disetorkannya bisa

per bulan, per minggu atau perhari. Retribusi yang telah dikumpulkan oleh

petugas pemungut akan disetorkan ke Kas Daerah melalui Dinas-dinas

terkait.

Mengingat retribusi pasar merupakan salah satu sumber penerimaan

daerah yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan melihat potensi retribusi pasar yang sangat besar di Pasar

Page 33: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

16

Petir, maka potensi retribusi pasar di Pasar Petir harus digali secara maksimal

serta perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan dalam pemungutan

retribusi pasar di Pasar Petir demi meningkatkan pendapatan retribusi pasar

tersebut yang kemudian akan memberikan peningkatan pada Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti

merasa tertarik untuk melakukan kajian melalui sebuah penelitian yang

berjudul “Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka peneliti

dapat mengidentifikasi masalah yang ada pada fokus penelitian dan hasil

observasi awal, maka identifikasi masalah-masalah pada penelitian ini

diantaranya:

1. Masih adanya objek dan subjek retribusi pasar yang belum termasuk

sebagai potensi retribusi pasar di Pasar Petir;

2. Kurangnya upaya dan sikap dari petugas pemungut retribusi di Pasar Petir

dalam mengatasi permasalahan retribusi;

3. Masih banyaknya kios dan los yang tidak aktif yang mengakibatkan

hilangnya potensi retribusi pasar di Pasar Petir;

4. Kurangnya kepatuhan para wajib retribusi pasar (Pedagang) di Pasar Petir

untuk membayar kewajibannya (retribusi) sesuai dengan peraturan yang

telah ditetapkan;

5. Terdapat potensi retribusi pasar di Pasar Petir yang belum tergali.

Page 34: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

17

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ditujukan untuk memberikan batasan studi

yang dilakukan, oleh karena itu pembatasan masalah penelitian sangat penting

dalam proses penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan

mengetahui dan menganalisis potensi retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten

Serang serta menemukan solusi atas permasalahan yang ada dalam

pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah rumusan permasalah dalam bentuk kalimat

pertanyaan yang dipergunakan untuk mencari jawaban atas masalah

penelitian. Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dipaparkan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian. Adapun

perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana Potensi Retribusi

Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang dalam meningkatkan pendapatan

daerah Kabupaten Serang?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya adalah rangkaian hasil penelitian

yang merupakan jawaban yang diharapkan akan didapatkan dari perumusan

masalah penelitian. Berkaitan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis Potensi Retribusi

Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang dalam meningkatkan pendapatan

Page 35: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

18

daerah Kabupaten Serang serta menemukan jawaban dan solusi atas

permasalahan yang ada dalam pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir

Kabupaten Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis bermafaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan

yang diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara

khususnya yang berkaitan dengan bidang Manajemen Publik, yaitu

tepatnya Manajemen Keuangan Daerah dan Retribusi Pasar.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan referensi berfikir serta

memberikan wawasan yang luas bagi seluruh mahasiswa

khususnya peneliti;

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan memberikan informasi terkait kondisi real yang terjadi di

lapangan serta dapat dijadikan sebagai masukan positif dan bahan

evaluasi bagi semua pihak terkait hasil penelitian yang telah

dilakukan;

3. Mengetahui secara langsung bagaimana Potensi Retribusi Pasar di

Pasar Petir Kabupaten Serang.

Page 36: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Teori berperan sebagai

acuan dalam pemecahan masalah dan sebagai pisau analisis dari permasalahan

yang ada dalam penelitian. Teori yang digunakan dalam ilmu sosial sama

peranannya dengan teori yang digunakan dalam ilmu lainnya seperti ilmu

pendidikan, biologi, fisika, kimia ataupun ilmu-ilmu yang lainnya. Menurut

Kerlinger (Basrowi dan Suwandi, 2008: 37), teori adalah seperangkat konstruk

(konsep), definisi dan proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara

sistematik, melalui spesifikasi hubungan antarvariabel, sehingga dapat

berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Kemudian, menurut

oleh Hoy dan Miskel (Sugiyono, 2012: 54) yaitu, “Theory Is a set of

interrelated concepts, assumptions, and generalizations that systematically

describes and explains regularities in behavior in organizations”. Pendapat

tersebut menjelaskan bahwa, teori didefinisikan sebagai seperangkat konsep,

asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi baik organisasi formal

maupun organisasi informal. Berdasarkan definisi tersebut ada tiga kegunaan

teori di dalam penelitian yaitu:

Page 37: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

20

1. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis;

2. Teori berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan memprediksi

perilaku yang memiliki keteraturan;

3. Teori sebagai stimulant dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan.

2.1.1 Konsep Manajemen Publik

Pasolong (2011: 83) memberikan definisi bahwa pada dasarnya

manajemen publik yaitu manajemen instansi pemerintah. Kemudian

Keban mengatakan, manajemen publik bukan “policy analisis”, bukan

juga administrasi publik, atau kerangka yang lebih baru (2004: 85).

Selanjutnya, Overman dalam Keban (2004: 85), mengemukakan

bahwa manajemen publik bukanlah “scientific management”,

meskipun sangat dipengaruhi oleh “scientific management”. Dalam

pengertian ini lebih memfokuskan dari manajemen publik, dan

mengatakan bahwa adanya perbedaan dari administrasi publik dengan

manajemen publik atau policy analysis. Manajemen benar-benar

sebagai sebuah pengaturan yang berhubungan dengan permasalahan

sosial atau menunjang kinerja aktor dari pemerintah dalam bentuk

penataan organisasi.

Studi manajemen publik umumnya mengarah kepada masalah-

masalah kebijakan yang nyata dan diaplikasikan untuk meningkatkan

pelayanan publik. Manajemen publik secara mendasar dapat diartikan

sebagai penelitian interdisipliner aspek generik organisasi. Manajemen

Page 38: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

21

publik merupakan perpaduan dari perencanaan, pengorganisasian, dan

pengendalian fungsi manajemen dengan manajemen sumber daya

manusia, keuangan, informasi fisik dan sumber daya politik. Dalam hal

ini dapat disimpulkan bahwa manajemen publik merupakan sebuah

kinerja kompleks dari aktornya yaitu pemerintah dan seluruh

pegawainya untuk melayani publik dengan sebaik-baiknya dan publik

merasa terpenuhi semua keinginannya dengan bagusnya kinerja atau

pengaturan dari dalam organisasi publik itu sendiri. Pengaturannya

yang bukanlah murni untuk sekedar mencapai profit organisasi

melainkan melayani konsumen yang berupa masyarakat sehingga

harus memperhatikan manajemen semua aspek yang menjadi

penunjang kinerja organisasi.

Definisi paling sederhana sekaligus paling klasik tentang

manajemen mengatakan bahwa manajemen adalah seni memperoleh

hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain,

(Siagian, 2005: 1). Manajemen berasal dari kata to manage yang

artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur

berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen

itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang

diinginkan, (Hasibuan, 2007: 1).

Menurut Terry dan Leslie (2009: 1), Manajemen adalah suatu

proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau

pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan

Page 39: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

22

organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Selain itu, manajemen

adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, Andrew F. Sikula (Hasibuan, 2007: 2)

mengatakan bahwa:

“Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service”. (Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien).

Selanjutnya, Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (Hasibuan,

2007: 2) mendefinisikan bahwa:

“Management is getting things done through people. In bringing about coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct and control the activities other people”. Artinya, manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian. Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan,

dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya

yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang

harus mereka lakukan, menetapkan bagaimana cara melakukannya,

Page 40: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

23

memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengatur

efektifitas dari usaha-usaha mereka. Selanjutnya perlu menetapkan

dan memelihara pula suatu kondisi lingkungan yang memberikan

respon ekonomis, psikologis, sosial, politis dan sumbangan-

sumbangan teknis serta pengendaliannya, (Terry, 2008: 9).

Adapun asas-asas umum manajemen (general principles of

management), menurut Henry Fayol (Handoko, 2003: 46-47) yaitu

sebagai berikut:

1. Division of work (asas pembagian kerja); 2. Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung

jawab); 3. Discipline (asas disiplin); 4. Unity of command (asas kesatuan perintah); 5. Unity of direction (asas kesatuan jurusan atau arah); 6. Subordination of individual interest into general interest (asas

kepentingan umum di atas kepentingan pribadi); 7. Remuneration of personnel (asas pembagian gaji yang wajar); 8. Centralization (asas pemusatan wewenang); 9. Scalar of chain (asas hierarki atau asas rantai berkala); 10. Order (asas keteraturan); 11. Equity (asas keadilan); 12. Initiative (asas inisiatif); 13. Esprit de corps (asas kesatuan); 14. Stability of turn-over personnel (asas kestabilan masa jabatan).

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai

tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari

hasil kerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (bussines

organization) atau pelayanan/pengabdian (public organization)

melalui proses manajemen itu.

Page 41: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

24

Fungsi-fungsi Manajemen menurut Terry yaitu Planning,

Organizing, Actuating dan Controlling yang disingkat menjadi

(POAC):

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan langkah konkret yang pertama-tama

diambil dalam usaha pencapaian tujuan, karena perencanaan

sebagai fungsi organik manajerial yang pertama. Artinya,

perencanaan merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang

harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakan dalam strategi

organisasi, (Siagian, 2005: 35). Menurut Hasibuan (2007: 40),

perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman

pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif

yang ada. Selanjutnya, Harold Koonts and Cyril O’Donnel, dalam

Hasibuan, (2007: 40) mengatakan bahwa:

“Planning is the function of a manager which involves the selection from alternatives of objectives, policies, procedures, and program". (Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada).

Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus

dilaksanakan oleh sekelompok untuk mencapai tujuan yang

digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan,

karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.

Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat

ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan

Page 42: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

25

untuk masa mendatang, (Terry, 2008: 17). Jadi, masalah

perencanaan adalah masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa

alternatif yang ada.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Definisi sederhana pengorganisasian adalah keseluruhan

proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta

wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta

suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang

utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya, (Siagian, 2005: 60).

Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan,

pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang

diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada

setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan dan

menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada

setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut,

(Hasibuan, 2007: 40).

Terry (Hasibuan, 2007: 40):

“Organizing is the estabilishing of effective behavioral relationships among persons so that they may work together efficiently and again personal satisfactions for the purpose of the achieving some goal or objective”. (Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu).

Page 43: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

26

3. Penggerakan/Pengarahan (Actuating)

Actuating dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha,

cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi

agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi

tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis,

(Siagian, 2005: 95). Selain itu, pengarahan adalah mengarahkan

semua bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk

mencapai tujuan, (Hasibuan, 2007: 41).

Terry memberikan definisi mengenai pengarahan (actuating),

yaitu:

“Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts”. (Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja sama secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian).

Selain itu, Actuating atau disebut juga “gerakan aksi”

mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk

mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur

perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat

tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan

manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan,

memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi kepada

mereka, (Terry, 2008: 17).

Page 44: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

27

4. Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan adalah fungsi terakhir dari proses

manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan

pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan

sebaik-baiknya. Pengawasan berkaitan erat dengan fungsi

perencanaan, kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi

karena:

a. Pengawasan harus lebih dahulu direncanakan;

b. Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana;

c. Pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan

dengan baik;

d. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak,

setelah pengawasan atau penilaian dilakukan.

Titik tolak yang digunakan dalam membahas pengawasan

sebagai salah satu fungsi organik manajemen ialah definisi yang

mengatakan bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan

dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua

pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya. Sebagai fungsi organik, pengawasan

merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh

semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari

manajer puncak hingga para manajer rendah yang secara langsung

Page 45: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

28

mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh

semua petugas operasional, (Siagian, 125: 2005).

Earl P. Strong memberikan definisi:

“Controlling is the process of regulating the various factors in enterprise according to the requirement of its plans”. (Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana).

Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah

kegiatan-kegiatan telah dilakukan sesuai rencana. Pelaksanaan

kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak

diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan

baik. Menurut Bohari dalam bukunya Pengawasan Keuangan

Negara, agar pelaksanaan pengawasan dapat dijadikan sebagai

suatu alat yang efektif, maka harus memperhatikan kriteria-kriteria

sebagai berikut:

1) Apa yang akan diawasi (objek yang perlu diawasi); 2) Mengapa perlu diadakan pengawasan; 3) Dimana dan bilamana diadakan pengawasan dan oleh siapa

pengawasan tersebut harus dilakukan: 4) Bagaimana pengawasan tersebut dapat dilakukan: 5) Pengawasan tersebut harus bersifat rasional, fleksibel, terus

menerus dan fragmatis.

Fungsi-fungsi manajemen merupakan rangkaian urutan

proses kegiatan suatu instansi atau organisasi dalam pencapaian

tujuannya dimana tujuan tersebut telah dirumuskan sebelumnya

pada proses perencanaan. Semua tahapan-tahapan dalam fungsi-

fungsi manajemen tersebut tidak boleh ada yang tertunda apalagi

Page 46: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

29

sampai terlewatkan, karena hal tersebut akan berpengaruh pada

tujuan dan hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu fungsi-fungsi

manajemen harus dijalankan sesuai prosesnya dan sesuai

tahapannya seperti yang telah direncanakan.

2.1.2 Manajemen Penerimaan Daerah

Secara garis besar manajemen keuangan daerah dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu manajemen penerimaan daerah dan

manajemen pengeluaran daerah, (Mardiasmo, 2004: 104). Meskipun

pemerintah daerah telah diberikan otonomi luas dan desentralisasi

fiskal, namun dalam pelaksanaannya harus tetap berada pada koridor

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk dalam

hal penerimaan sumber pendapatan yang menjadi hak pemerintah

daerah. Sumber Penerimaan Daerah yang dimaksud yaitu diatur dalam

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

sebagaimana dikutip dari Mahmudi (2010: 62-64) sumber dan

klasifikasi Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah a. Pajak Daerah

1) Pajak Hotel 2) Pajak Restoran 3) Pajak Hiburan 4) Pajak Reklame 5) Pajak Penerangan Jalan 6) Pajak Pengambilan Bahan Galian C 7) Pajak Parkir 8) Pajak Air Bawah Tanah

Page 47: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

30

9) Pajak Sarang Burung Walet 10) Pajak Lingkungan

b. Retribusi Daerah 1) Retribusi Jasa Umum

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan c) Retribusi Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan

Mayat e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum f) Retribusi Pelayanan Pasar g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran i) Retribusi Penggantian Alat Cetak Peta j) Retribusi Pelayanan Pendidikan

2) Retribusi Jasa Usaha 3) Retribusi Perizinan Tertentu

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan bagian laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan hasil kerja sama dengan pihak ketiga

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah 2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari

pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanakan desentralisasi a. Dana Bagi Hasil

1) Bagi Hasil Pajak 2) Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)

b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan (Ahmad Yani, 2009: 51).

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang

bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan pendapatan asli

daerah yang lain yang sah yang bertujuan untuk memberikan

Page 48: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

31

keluluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam

pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.

Manajemen pendapatan/penerimaan daerah sangat erat

kaitannya dengan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola

potensi fiskal daerah. Potensi fiskal daerah adalah kemampuan daerah

dalam menghimpun sumber-sumber pendapatan yang sah. Berhasil

tidaknya pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan daerah

sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen pendapatan yang

digunakan. Pada dasarnya terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu

diperhatikan pemerintah daerah dalam membangun sistem manajemen

daerah, sebagaimana dikutip dari Mahmudi (2010: 17), yaitu:

1. Peluasan basis penerimaan; 2. Pengendalian atas kebocoran pendapatan; 3. Peningkatan efisiensi administrasi pendapatan; 4. Transparansi dan akuntabilitas.

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi

fiskal, pemerintah daerah diharapkan memiliki kemandirian yang lebih

besar. Akan tetapi saat ini masih banyak masalah yang dihadapi

pemerintah daerah terkait dengan upaya meningkatkan penerimaan

daerah, seperti dikutip dari Soleh dan Heru (2010: 69) beberapa

masalah tersebut antara lain:

1. Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) yang tidak seimbang dengan kapasitas fiskal (fiscal capasity) yang dimiliki daerah, sehingga menimbulkan fiscal gap;

2. Kualitas layanan publik yang masih memperihatinkan menyebabkan produk layanan publik yang sebenarnya dapat dijual ke masyarakat direspon secara negatif. Keadaan

Page 49: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

32

tersebut juga menyebabkan keengganan masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi daerah;

3. Lemahnya infrastruktur prasarana dan sarana umum; 4. Tidak mencukupinya dana bantuan dari pusat terutama Dana

Alokasi Umum (DAU); 5. Belum diketahui potensi PAD yang mendekati kondisi riil.

Penerimaan sumber pendapatan daerah harus selalu berada pada

koridor hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),

meskipun daerah sudah memiliki hak otonomi dan desentralisasi.

Klasifikasi sumber penerimaan tersebt telah diatur dalam Undang-

Undang seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Manajemen

pendapatan/penerimaan daerah pada hakikatnya merupakan

kemampuan daerah dalam menggali sebanyak-banyaknya potensi

daerah serta mengelolanya agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya

untuk pembiayaan pembangunan daerah.

2.1.3 Konsep Retribusi Daerah

Retribusi daerah pada umumnya merupakan salah satu sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan merupakan sumber pendapatan

penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) kedua setelah pajak

daerah. Dalam istilah asing retribusi ini disebut sebagai user charge,

eser fees atau charging for service (Mahmudi, 2010: 25). Retribusi

daerah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pajak daerah.

Pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah

tanpa ada kontraprestasi langsung yang bisa diterima wajib pajak atas

pembayaran pajak tersebut. Sedangkan retribusi pajak imbalannya

Page 50: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

33

dapat diterima secara langsung sesuai dengan nilai retribusi yang

dibayarkan.

Retribusi daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada

negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi

penduduknya secara perorangan (Siahaan, 2005: 5). Kemudian

menurut Ahmad Yani (2009: 63), retribusi daerah adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan. Jasa tersebut dapat dikatakan

bersifat langsung, yaitu hanya yang membayar retribusi yang

menerima balas jasa dari negara.

Jasa yang dimaksud adalah kegiatan pemerintah daerah berupa

usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau

kemanfaatan lainnya, dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Bila seseorang ingin menikmati jasa yang disediakan oleh pemerintah

daerah, maka harus membayar retribusi yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Salah satu contoh jenis retribusi adalah

reribusi pasar yang dikelola oleh pemerintah. Setiap orang yang

memiliki tempat usaha di suatu pasar ingin mendapatkan pelayanan

atas tempat usaha yang dimilikinya di pasar tersebut baik berupa kios

ataupun los. Jumlah nominal retribusi yang dibayarkan disesuaikan

dengan objek yang diterima oleh masing-masing subjek retribusi pada

pasar tersebut.

Page 51: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

34

Siahaan (2005: 7), menjelaskan beberapa ciri yang melekat pada

retribusi daerah di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang dan peraturan daerah yang berkenaan;

2. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah; 3. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontraprestasi

(balas jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya;

4. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang dinikmasi oleh orang atau badan;

5. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan menerima jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Objek retribusi adalah berbagai jenis jasa atau pelayanan

tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah. Tidak semua jasa

yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya,

tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan

sosial-ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi. Jasa tertentu

tersebut dikelompokan ke dalam tiga golongan, yaitu jasa umum, jasa

usaha dan perizinan tertentu.

1. Jasa umum, yaitu jasa yang yang disediakan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan

umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa

umum antara lain meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan

persampahan dan pelayanan pasar. Jasa yang tidak termasuk jasa

umum adalah jasa urusan umum pemerintahan. Retribusi

pelayanan pasar merupakan salah satu jenis retribusi jasa umum

dari retribusi daerah. Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar

Page 52: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

35

tradisional/sederhana berupa pelataran dan los yang dikelola oleh

pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak

termasuk yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.

Subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang

bersangkutan. Subjek retribusi jasa umum dapat ditetapkan

menjadi wajib retribusi jasa umum, yaitu orang pribadi atau badan

yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi jasa

umum.

2. Jasa usaha, yaitu jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah

dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya

dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Jasa usaha antara lain

meliputi penyewaan aset yang dimiliki/dikuasai oleh pemerintah

daerah, penyediaan tempat penginapan, usaha bengkel kendaraan,

tempat pencucian mobil dan penjualan bibit.

3. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan tententu pemerintah daerah

dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan

yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian

dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan

sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu

guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

lingkungan.

Page 53: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

36

Besarnya retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara

mengalikan tarif retribusi dengan tingkat penggunaan jasa. Tingkat

penggunaan jasa dapat dinyatakan sebagai kuantitas penggunaan jasa

sebagai dasar alokasi beban biaya yang dipikul daerah untuk

penyelenggaraan jasa yang bersangkutan, misalnya berapa kali masuk

tempat rekreasi, berapa kali/berapa jam parkir kendaraan dan

sebagainya. Akan tetapi ada pula penggunaan jasa yang tidak dapat

dengan mudah diukur. Dalam hal ini tingkat penggunaan jasa

mungkin perlu ditaksir berdasarkan rumus tertentu yang ditetapkan

oleh pemerintah daerah. Misalnya mengenai izin bangunan, dapat

diukur dengan luas tanah, luas lantai bangunan, jumlah tingkat

bangunan dan rencana penggunaan bangunan.

Tarif retribusi daerah adalah nilai rupiah atau persentase tertentu

yang ditetapkan untuk menghitung besarnya retribusi daerah yang

terutang. Tarif dapat ditentukan seragam atau dapat diadakan

pembedaan mengenai golongan tarif sesuai dengan prinsip dan sasaran

tarif tertentu, misalnya pembedan retribusi rekreasi antara anak dan

dewasa, retribusi parkir antara sepeda motor dan mobil dan retribusi

pasar antara kios dan los. Besarnya tarif dapat dinyatakan dalam

rupiah per unit tingkat penggunaan jasa. Pemungutan retribusi

dilakukan dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah

(SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRD adalah surat

Page 54: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

37

ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi.

Dokumen lain yang dipersamakan antara lain berupa karcis masuk,

kupon dan kartu langganan.

Salah satu macam retribusi daerah adalah retribusi jasa umum.

Jasa umum merupakan jasa yang disediakan atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan

masyarakat umum. Bentuk jasa umum yang disediakan atau diberikan

oleh Pemerintahan Daerah kepada masyarakat umum diwujudkan

dalam jasa pelayanan. Dengan demikian, Retribusi Jasa Umum adalah

retribusi yang dikenakan terhadap orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang disediakan atau

diberikan oleh Pemerintah.

Dalam menetapkan jenis retribusi ke dalam kelompok retribusi

jasa umum, kriteria yang digunakan adalah (Mardiasmo, 2006: 15):

1. Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu;

2. Jasa tersebut termasuk dalam kelompok urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam pelaksanaan desentralisasi;

3. Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi;

4. Jasa tersebut dianggap layak jika hanya disediakan kepada badan atau orang pribadi yang membayar retribusi;

5. Retribusi untuk pelayanan pemerintahan daerah itu tidak bertentangan dengan kebijakan nasional;

6. Retribusi tersebut dapat dipungut secara efektif dan efisien serta dapat merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial;

7. Pelayanan yang bersangkutan dapat disediakan secara baik dengan kualitas pelayanan yang memadai.

Page 55: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

38

Jenis Retribusi Jasa Umum menurut Mardiasmo (2006: 15) yaitu:

1. Retribusi Pelayanan Kesehatan 2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Akte Catatan Sipil 4. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat 5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum 6. Retribusi Pelayanan Pasar 7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran 9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta 10. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan

Adapun objek retribusi jasa umum adalah dalam bentuk

pelayanan, misalnya pelayanan kesehatan dan pelayanan persampahan

dengan pengecualian pelayanan mengenai urusan umum

pemerintahan. Untuk lebih jelas, berikut diuraian bentuk-bentuk objek

retribusi jasa pelayanan umum:

1. Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan di puskesmas,

balai pengobatan dan rumah sakit umum daerah, tidak termasuk

pelayanan pendaftaran;

2. Pelayanan kebersihan dan persampahan meliputi pengambilan,

pengangkutan dan pembuangan serta penyediaan lokasi

pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, sampah industri

dan sampah perdagangan, tidak termasuk pelayanan kebersihan

jasa umum, taman dan ruangan tempat umum;

3. Penggantian biaya cetak KTP dan akte catatan sipil. Akte catatan

sipil meliputi akte kelahiran, akte perkawinan, akte perceraian, akte

pengesahan dan pengakuan anak, akte ganti nama baik warga asing

dan akte kematian;

4. Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat meliputi pelayanan

penguburan/pemakaman, pembakaran/pengabuan mayat dan sewa

Page 56: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

39

tempat pemakaman atau penguburan/pengabuan mayat yang

dimiliki atau dikelola oleh pemerintah daerah;

5. Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyedian parkir di tepi

jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah;

6. Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional/sederhana yang

berupa pelataran atau los yang dikelola oleh pemerintah daerah dan

khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola

oleh perusahaan daerah pasar;

7. Pelayanan air bersih adalah pelayanan penyediaan fasilitas air

bersih yang dimiliki atau dikelola langsung oleh pemerintah

daerah, tidak termasuk pelayanan oleh perusahaan daerah air

minum (PDAM);

8. Pelayanan pengujian kendaraan bermotor meliputi pelayanan

pemeriksaan kendaraan bermotor sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku, yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah;

9. Pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran adalah pelayanan

pemeriksaan dan pengujian oleh pemerintah daerah terhadap alat-

alat pemadam kebakaran yang dimiliki atau dipergunakan oleh

masyarakat;

10. Pelayanan pengujian kapal perikanan adalah pelayanan pengujian

terhadap kapal penangkap ikan yang menjadi kewenangan

pemerintah daerah;

Selanjutnya, subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi

atau badan yang menerima dan menggunakan jasa atau pelayanan

Page 57: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

40

yang diberikan oleh pemerintah daerah. Kemudian, dalam hal

penetapan tarif retribusi jasa umum pada dasarnya disesuaikan pada

peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jenis-jenis

retribusi yang berhubungan dengan kepentingan nasional. Untuk

retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Serang misalnya, diatur dan

ditentukan oleh Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang Nomor 1

Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

Retribusi daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli

Daerah (PAD) terbesar kedua setelah pajak. Perbedaannya dengan

pajak yaitu berada pada kontraprestasi yang diterima oleh pihak yang

membayar. Retribusi merupakan pembayaran wajib atas jasa yang

diterima secara langsung. Terdapat tiga macam jenis retribusi, yaitu

retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan

tertentu. Retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis

retribusi jasa umum. Segala urusan mengenai pemungutan retribusi

diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.4 Konsep Retribusi Pasar

Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah

satu jenis retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup

dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut penjelasan Peraturan

Pemerintah No. 66 Tahun 2001 yang dimaksud pelayanan pasar

adalah fasilitas pasar tradisional atau sederhana berupa pelataran, los

Page 58: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

41

yang dikelola pemerintah daerah, yang khusus disediakan untuk

pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) dan Pihak Swasta. Fasilitas-fasilitas lain yang

dikelola oleh pemerintah daerah untuk pedagang yaitu keamanan,

penerangan umum, penyediaan air, telepon, kebersihan dan

penyediaan alat-alat pemadam kebakaran.

Menurut Mahmudi dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Keuangan Daerah (2010: 73), retribusi pelayanan pasar adalah

pungutan sebagai pembayaran atas penggunaan, pemakaian dan

pemanfaatan kios, los atau toko di kawasan pasar dan tempat

perdagangan umum yang disediakan oleh pemerintah daerah. Salah

satu jenis pasar yang dikenakan retribusi pelayanan pasar adalah jenis

pasar umum.

2.1.5 Potensi Retribusi Pasar

Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada namun belum

didapat atau diperoleh di tangan (Mahmudi, 2010: 48). Untuk

mendapatkan atau memperolehnya diperlukan upaya-upaya tertentu.

Karena potensi tersebut sifatnya masih tersembunyi, maka perlu

diteliti besarnya potensi pendapatan yang ada. Analisis potensi

pendapatan bersifat luas sebab banyak faktor yang harus diidentifikasi

terkait dengan pendapatan. Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan merupakan bagian dari upaya mengenali

Page 59: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

42

potensi pendapatan. Potensi pendapatan suatu daerah berbeda dengan

daerah lainnya, tergantung pada sumber daya yang dimiliki dan

kemampuan mengelolanya. Potensi tersebut dipengaruhi oleh faktor

demografi, sosiologi, ekonomi, budaya, geomorfologi dan lingkungan

yang berbeda-beda.

Menurut Mahmudi dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Keuangan Daerah (2010: 73), untuk menghitung potensi retribusi

pasar, perlu dikumpulkan data-data berikut:

1. Fasilitas pasar; 2. Jenis dagangan; 3. Jumlah petugas pemungut; 4. Tarif retribusi; 5. Jumlah kios dan los; 6. Luas pasar dan area kali lima; 7. Jumlah pedagang termasuk pedagang kaki lima; 8. Data penerimaan retribusi tahunan.

Adapun rumus dasar penghitungan potensi retribusi pasar umum

yang dikutip dari Mahmudi (2010: 73) yaitu:

[(Jml Kios x TR) + (Jml Los x TR) + (Jml K5 x TR)] x [Ʃ Aktivitas Pasar Sebulan x 12] Keterangan: Jml Kios : Jumlah Kios Jml Los : Jumlah Los Jml K5 : Jumlah Kaki Lima TR : Tarif Retribusi

Subjek dari retribusi pasar adalah orang pribadi atau badan yang

menerima dan menggunakan fasilitas pasar. Subjek retribusi pasar

dapat dikatakan pula sebagai wajib retribusi pasar. Sedangkan objek

retribusi pasar meliputi:

Page 60: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

43

1. Penyediaan fasilitas pasar/tempat (Kios, Los, Front Toko, dan

Pelataran) pada pasar yang disediakan oleh pemerintah daerah;

2. Setiap kegiatan membongkar muatan hasil bumi, laut, ternak dan

barang dagangan lainnya pada radius 200 meter dari pasar;

3. Keramaian pasar;

4. Biaya balik nama pemakai.

Kemudian untuk mengetahui potensi pedagang yang ada di

pelataran (tidak terdaftar), maka perlu mengamati secara langsung

jumlah pedagang tersebut setiap harinya (Harun, 2003: 50). Cara

menghitungnya yaitu dengan mengalikan jumlah pedagang yang telah

diamati dikalikan dengan tarif retribusi per hari dan jumlah hari dalam

satu tahun, maka akan diperoleh jumlah potensi retribusi pasar untuk

pedagang pelataran atau kaki lima.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua

acuan dari penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

Pertama, dari penelitian yang dilakukan oleh Betty Rahayu dalam sebuah

skripsi yang berjudul “Analisis Potensi Pajak Hotel terhadap Realisasi

Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Gunung Kidul”, dari Universitas

Diponegoro Fakultas Ekonomika dan Bisnis tahun 2012. Dalam penelitian ini

Betty menggunakan teori/metode analisis dengan rumus perhitungan potensi

pajak hotel yang disampaikan oleh Harun (2011). Metode yang digunakan

Page 61: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

44

yaitu kualitatif deskriptif dengan jenis data primer dan sekunder melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat selisih yang sangat besar antara potensi pajak hotel yang ada

dengan realisasi penerimaan pajak hotel yang terjadi serta penggalian potensi

pajak belum optimal.

Acuan yang kedua yaitu, dari penelitian yang dilakukan oleh Lina

Aliany, A. Yamang Peddere dan Muhammad Ashari dalam sebuah karya

penelitian yang berjudul “Menghitung Potensi Retribusi Parkir di Kota

Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi

retribusi parkir di Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan di Kantor PD Parkir

Makassar Raya. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan

jenis data primer dan sekunder melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa target dan realisasi parkir

setiap tahunnya mengalami peningkatan, Potensi Retribusi Parkir yang

dihitung lebih besar jika dibandingkan dengan realisasi pada Tahun 2011.

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini diantaranya yaitu PD

Parkir Makassar Raya harus selalu meningkatkan sosialisasi tentang retribusi

parkir dan pelayanan parkir kepada para pemakai jasa parkir, pihak PD Parkir

Makassar diharapkan terus memaksimalkan potensi penerimaan sehingga

dapat memberikan kontribusi pendapatan Kota Makassar, para juru pakir

(jukir) agar senantiasa transparan dalam melaporkan realisasi pendapatan

parkir kepada pihak manajemen PD Parkir.

Page 62: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

45

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Salah satu isi dari kebijakan otonomi daerah adalah kewenangan untuk

menggali dan mengelola keuangan daerah sebagai modal untuk

penyelenggaraan segala urusan pemerintahannya. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah kedua kalinya menjadi

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa

dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak yang diantaranya

yaitu hak mengelola kekayaan daerah dan hak memungut pajak daerah dan

retribusi daerah. Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah, sumber-sumber pendapatan daerah yaitu meliputi Pendapatan Asli

Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang

Sah. Sedangkan sumber Pendapatan Asli Daerah sendiri yaitu terdiri dari

Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

Retribusi Daerah memiliki peranan yang potensial sebagai sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis retribusi daerah

yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu.

Kemudian, dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang Nomor 1

Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, pada Bab II Bagian Kesatu Pasal

2, salah satu jenis retribusi jasa umum adalah retribusi pasar atau retribusi

Page 63: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

46

pelayanan pasar. Lokasi pasar yang diambil dalam penelitian ini yaitu Pasar

Petir di Kabupaten Serang.

Pasar Petir merupakan salah satu pasar yang ada di Kabupaten Serang

yang berada di bawah Diskoperindag Kabupaten Serang UPTD Pasar untuk

UPT Pasar Wilayah Tengah (Pasar Baros, Pasar Dukuh dan Pasar Petir).

Sebagai pasar tradisional Pasar Petir memiliki potensi yang cukup besar

sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, khususnya pendapatan retribusi

pasar atau pelayanan pasar. Retribusi pasar sebagai sumber potensial

penerimaan daerah harus dimaksimalkan perolehannya guna pembiayaan

pembangunan daerah.

Mengingat retribusi pasar merupakan salah satu sumber penerimaan

daerah yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan melihat potensi retribusi pasar yang sangat besar di Pasar

Petir, maka potensi retribusi pasar di Pasar Petir harus digali secara maksimal

serta perlu dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan dalam

pemungutan retribusi Pasar Petir demi meningkatkan pendapatan retribusi

pasar tersebut yang kemudian akan meningkatkan PAD. Penelitian yang

berjudul “Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang”,

menggunakan teori/alat analisis dengan menggunakan Teori Penghitungan

Potensi Retribusi Pasar yang dikutip dari Mahmudi (2010: 73) dalam

bukunya yang berjudul Manajemen Keuangan Daerah. Teori tersebut

menggambarkan 8 (delapan) dimensi yang diperlukan dalam menganalisis

potensi retribusi pasar, kemudian peneliti menerapkan teori tersebut untuk

Page 64: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

47

menemukan jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian ini. Gambaran

kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Peneliti: 2014

2.4 Asumsi Dasar

Berdasarkan hasil observasi awal dan kerangka pemikiran penelitian

yang telah dipaparkan, maka peneliti berasumsi bahwa Potensi Retribusi Pasar

di Pasar Petir Kabupaten Serang masih belum tergali secara maksimal

dikarenakan adanya permasalahan dalam pemungutan retribusi pasar di Pasar

Petir tersebut.

Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang

Masalah dalam Pemungutan Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang

8 Dimensi Potensi Retribusi Pasar (Mahmudi, 2010: 73)

1. Fasilitas pasar 2. Jenis dagangan 3. Jumlah petugas pemungut 4. Tarif retribusi 5. Jumlah kios dan los 6. Luas pasar dan area kaki lima 7. Jumlah pedagang termasuk PKL 8. Data penerimaan retribusi tahunan

Meningkatkan PAD

Page 65: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 136), metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya. Sedangkan

menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian

Administrasi (2005: 1), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jadi

dapat dikatakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah yang

digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian.

Penelitian mengenai Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten

Serang ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dan berusaha

memahami makna di balik suatu peristiwa. Penelitian kualitatif dilakukan

karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena sosial yang bersifat

deskriptif.

Menurut Bogdan dan Taylor (Prastowo, 2011: 22) metode kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Menurut mereka, pendekatan ini lebih diarahkan pada latar dan individu

tersebut secara holistic (utuh). Kemudian, Kirk dan Miller dalam Moleong

Page 66: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

49

Lexy (2005: 4) mendefinisikan kualitatif sebagai, tradisi tertentu dalam

pengetahuan ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dalam kawasan sendiri dan berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Miles dan

Huberman (2009: 1) melanjutkan, data kualitatif yang lebih merupakan wujud

kata-kata daripada deretan angka-angka, senantiasa menjadi bahan utama bagi

ilmu-ilmu sosial tertentu, dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan

memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam

lingkup pikiran orang-orang setempat dan memperoleh penjelasan yang

banyak dan bermanfaat. Objek dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga

komponen, yaitu place (tempat) dimana interaksi dalam situasi sosial

berlangsung, actor (pelaku) atau orang-orang yang sedang memainkan peran

tertentu dan activities (aktifitas) atau kegiatan yang telah dilakukan oleh aktor

dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.

Melalui pendekatan kualitatif peneliti akan menjelaskan hasil temuan

lapangan dalam bentuk susunan kata-kata atau kalimat secara tertulis dan

dilengkapi dengan data-data dokumentasi seperti foto-foto atau gambar. Data

yang dikumpulkan dari lapangan adalah data yang didapatkan secara alamiah

dan apa adanya sesuai yang didapatkan oleh peneliti. Selain itu, peneliti

mengumpulkan data dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi di

lapangan, misalnya dengan cara observasi berperanserta (Participant

Observation), wawancara mendalam (Indept Interview) serta diskusi dengan

informan.

Page 67: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

50

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Secara ilmiah fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam

pengumpulan sata sehingga tidak terjadi bias terhadap data apa yang diambil.

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang

akan dilakukan. Penelitian yang berjudul Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir

Kabupaten Serang ini fokus penelitannya yaitu mengenai analisis potensi

retribusi pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang serta menemukan jawaban atas

permasalahan yang ada dalam pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir

tersebut, kemudian bagaimana agar potensi retribusi pasar tersebut dapat

tergali secara maksimal guna meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten

Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Bagian ini menjelaskan lokasi atau tempat penelitian dilaksanakan.

Lokasi penelitian atau wilayah pencarian data dalam penelitian ini adalah di

Kabupaten Serang, yaitu pada instansi, lembaga, tempat-tempat dan pihak-

pihak yang terkait dalam Pemungutan Retribusi Pasar Petir Kabupaten Serang,

diantaranya yaitu, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan

(Diskoperindag) Kabupaten Serang; Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Pasar; Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Dukuh,

Pasar Ciruas dan Pasar Petir) - Pasar Petir dan pihak-pihak lainnya yang

terkait dengan Retribusi Pasar Petir.

Page 68: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

51

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

1. Manajemen publik merupakan perpaduan dari perencanaan,

pengorganisasian dan pengendalian fungsi manajemen dengan

manajemen sumber daya manusia, keuangan, informasi fisik, dan

sumber daya politik. Manajemen publik merupakan sebuah kinerja

kompleks dari aktornya yaitu pemerintah dan seluruh pegawainya

untuk melayani publik dengan sebaik-baiknya dan publik merasa

terpenuhi semua keinginannya dengan bagusnya kinerja atau

pengaturan dari dalam organisasi publik itu sendiri.

2. Manajemen penerimaan atau pendapatan daerah sangat erat

kaitannya dengan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola

potensi fiskal daerah. Potensi fiskal daerah adalah kemampuan

daerah dalam menghimpun sumber-sumber pendapatan yang sah.

Berhasil tidaknya pemerintah daerah dalam memperoleh

pendapatan daerah sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen

pendapatan yang digunakan.

3. Retribusi daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada

negara karena adanya jasa tertentu yang secarta langsung diberikan

oleh negara bagi penduduknya secara perorangan atau badan.

4. Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional atau sederhana

berupa pelataran, los yang dikelola pemerintah daerah, yang

Page 69: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

52

khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola

oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Pihak Swasta.

5. Retribusi pasar atau pelayanan pasar adalah pungutan sebagai

pembayaran atas penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan kios,

los atau toko di kawasan pasar dan tempat perdagangan umum

yang disediakan oleh pemerintah daerah.

6. Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada namun belum

didapat atau diperoleh di tangan karena sifatnya yang cenderng

tersembunyi, maka perlu adanya upaya-upaya tertentu untuk

mendapatkannya.

7. Potensi retribusi pasar atau pelayanan pasar adalah potensi

pendapatan retribusi pelayanan pasar yang ada namun belum

tergali secara maksimal.

3.4.2 Definisi Operasional

1. Fasilitas pasar merupakan jenis pelayanan pasar yang disediakan

oleh Pemerintah Daerah dan diberikan kepada para pedagang atau

pengguna jasa pelayanan pasar. Fasilitas pasar dapat berupa fasilits

yang menjadi sumber retribusi pasar dan fasilitas pendukung

lainnya.

2. Jenis dagangan yaitu macam-macam rupa dan jenis barang

dagangan yang diperjualbelikan di pasar yang disesuaikan dengan

jenisnya serta penempatannya (zonasi). Misalnya, jenis dagangan

Page 70: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

53

pakaian, bahan makanan (sembako), kelontongan, kantin dan

sebagainya.

3. Jumlah petugas pemungut yaitu para personil (kolektor) yang

ditunjuk atau ditugaskan oleh pihak yang berwenang untuk

memungut retribusi pada suatu pasar dimana jumlahnya

disesuaikan dengan luas area pasar. Selain petugas pemugut

retribusi ada juga petugas lain (Pejabat terkait) yang turut berperan

dalam retribusi pasar.

4. Tarif retribusi yaitu jumlah nominal tarif dalam satuan rupiah yang

harus dibayarkan oleh wajib retribusi kepada Pemerintah Daerah

sebagai penyedia jasa pelayanan pasar melalui petugas pemungut

(kolektor) sesuai dengan nilai jasa/pelayanan yang diterimanya.

5. Jumlah kios dan los yaitu jumlah unit fasilitas pasar yang

disediakan oleh Pemerintah Daerah sebagai objek/sumber retribusi

pasar.

6. Luas pasar dan area kaki lima yaitu luas dari keseluruhan area

pasar termasuk area kaki lima dan area parkir yang digunakan

semaksimal mungkin untuk menjadi sumber potensi retribusi pasar

atau sumber pendapatan pasar secara umum.

7. Jumlah pedagang termasuk pedagang kaki lima yaitu jumlah

seluruh orang yang melakukan kegiatan berdagang atau jual beli di

pasar, baik pedagang yang di kios, los maupun pedagang kaki lima

Page 71: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

54

dan pedagang asongan yang merupakan subjek utama sebagai

sumber/potensi retribusi pasar.

8. Data penerimaan retribusi mencakup data penerimaan retribusi

atau pendapatan retribusi pada suatu pasar termasuk target

pendapatannya, pencapaiannya serta proses penyetorannya ke Kas

Daerah.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri

(Human Instrument). Menjadi instrumen secara langsung, peneliti dituntut

untuk dapat memahami metode penelitian kualitatif dan masalah secara

mendalam. Menurut Irawan dalam bukunya yang berjudul Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (2006: 17), satu-satunya

instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Menurut Lofland dan Lofland (Basrowi & Suwandi, 2008: 169),

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jenis data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diambil secara langsung tanpa perantara dari

sumbernya (Irawan, 2005: 55). Data primer dalam penelitian ini merupakan

data-data berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati secara

langsung dari hasil wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder adalah

data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya (Irawan, 2005: 55).

Page 72: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

55

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu, data-data yang didapatkan berupa

dokumen tertulis, buku-buku, jurnal, peraturan-peraturan, surat kabar, karya

tulis ilmiah, gambar dan foto-foto hasil dokumentasi. Adapun alat-alat yang

digunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu terdiri

dari pedoman wawancara, alat perekam (Handphone), buku catatan, alat tulis

dan kamera digital.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Observasi

Observasi atau lebih umum dikenal dengan pengamatan. Observasi

dalam penelitian kualitatif merupakan teknik dasar yang biasa dilakukan

(Anis Fuad dan Nugroho, 2012: 18). Kemudian Moleong (2005: 175)

menjelaskan, alasan secara metodologis penggunaan observasi adalah,

pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,

kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya.

Melalui observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak

terucapkan (tacit understanding), bagaimana teori digunakan langsung

(theory-in use) dan sudut pandang responden yang mungkin tidak

tercungkil lewat wawancara atau survey (Alwasilah, 2006: 155).

Adapun, teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi berperanserta (Participant Observation) yang bersifat

pasif (Passive Participant Observation). Passive Participant Observation

adalah, peneliti datang ke kancah penelitian namun tidak ikut terlibat

dalam kegiatan narasumber yang diamati. Sehingga posisi peneliti dapat

Page 73: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

56

dibedakan sebagai pihak luar, (Anis Fuad & Nugroho, 2012: 19). Ada

beberapa alasan mengapa dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi/pengamatam, seperti yang dikemukakan oleh Guba & Lincoln

dalam Moleong (2005: 174-175), diantaranya:

“Pertama, teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung. Kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang didapatkannya ada yang bias. Kelima, memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, karena harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang kompleks sekaligus. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat”.

2. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur

(Unstructured Interview) untuk memperoleh data dalam penelitian ini.

Wawancara tidak terstruktur disebut juga wawancara terbuka. Wawancara

tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan instrumen yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Peneliti menggunakan pedoman wawancara

yang hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan,

(Sugiyono, 2009: 74).

Adapun wawancara yang dilakukan yaitu Indept Interview atau

wawancara secara mendalam dengan sumber data atau informan yang

menguasai dan memahami data yang akan dicari oleh peneliti. Wawancara

Page 74: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

57

mendalam adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk kepentingan

penelitian dengan cara dialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan

informan atau yang memberi informasi dalam konteks observasi

partisipan, (Djam’an Satori dan Aan Komariah, 2009: 131). Wawancara

mendalam dimaksudkan agar peneliti dalam melakukan pertanyaan-

pertanyaan dapat dilakukan secara bebas dan leluasa tanpa terikat oleh

suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Wawancara mendalam

dilakukan dengan cara menciptakan suasana keakraban karena peneliti

membangun suasana “rapport” dengan lingkungan penelitian. Peneliti

berperan sebagai “tigger” yang menjadi pemimpin pemicu munculnya

jawaban-jawaban yang mendalam dan “crucial” yang diharapkan dari

informan yang menguasai dan memahami data/informasi yang diperlukan

dalam penelitian.

Pada proses wawancara mendalam, wawancara diawali dengan

pengantar, yaitu peneliti secara terbuka memperkenalkan diri dan

menjelaskan tujuan dari wawancara. Wawancara mendalam ini digunakan

untuk mencari data yang akan digunakan dalam mencari jawaban atas

perumusan masalah dalam penelitian ini. Pedoman wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa kisi-kisi wawancara yang

bersifat tidak terstruktur. Hal ini dimaksudkan agar pengambilan data

dalam penelitian kualitatif ini dapat berlangsung secara alami serta agar

peneliti dapat memperoleh informasi lebih mendalam mengenai objek

yang diteliti dan lebih banyak mendengarkan apa yang diungkapkan oleh

Page 75: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

58

informan. Adapun pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara

No Dimensi Informan

1 Fasilitas pasar:

a. Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada dan berapa jumlah masing-masing jenisnya

b. Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

2 Jenis dagangan:

a. Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya dengan pendapatan retribusi pasar

b. Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi para pedagang

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

3 Jumlah petugas pemungut: a. Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar

sudah sesuai/cukup dan bagaimana pembagian tugasnya

b. Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya

c. Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya

d. Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar

e. Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal retribusi pasar

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

Page 76: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

59

No Dimensi Informan

4 Tarif retribusi: a. Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar

retribusi pasar sesuai dengan tarif yang ada pada Perda

b. Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) & bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang & petugas)

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

5 Jumlah kios dan los: a. Seberapa banyaknya kios dan los yang aktif dan

non aktif b. Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif

agar menjadi aktif sebagai potensi retribusi pasar c. Adakah rencana penambahan unit baru pada jenis

objek yang sudah ada (kios dan los) untuk menambah potensi retribusi pasar

d. Adakah rencana penambahan jenis objek baru untuk menambah potensi retribusi pasar

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

6 Luas area pasar: a. Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan

potensi/pendapatan retribusi yang ada b. Kesesuaian luas area pasar dengan jumlah unit

objek retribusi yang ada

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

7 Jumlah pedagang: a. Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai

subjek retribusi terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)

b. Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar

c. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

8 Data penerimaan retribusi: a. Berapa target pendapatan retribusi pasar,

bagaimana jangka waktu penargetannya dan bagaimana pencapaiannya

b. Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah

I1, I2, I3

Peneliti: 2014

Page 77: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

60

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu sumber data sekunder yang

diperlukan dalam sebuah penelitian. Menurut Guba & Lincoln dalam

Moleong (2005: 216-217), “dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun

film, gambar dan foto-foto yang dipersiapkan karena adanya permintaan

seseorang penyidik”. Selanjutnya, studi dokumentasi dapat diartikan

sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang

diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi objek penelitian, baik

berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan

serta berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman).

4. Studi Literature atau Kepustakaan

Studi literature atau kepustakaan adalah pengumpulan data

penelitian yang diperoleh dari berbagai referensi baik buku-buku ataupun

jurnal ilmiah yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

3.6 Informan Penelitian

Informan merupakan sumber data kualitatif yang utama di samping

data-data lain yang diperoleh dari hasil studi pustaka. Informan merupakan

salah satu sumber data yang penting dalam penelitian ini. Teknik yang

digunakan dalam menentukan informan dalam penelitian ini adalah teknik

Purposive, yaitu teknik penentuan informan sebagai sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Artinya, peneliti mengambil sumber data dari beberapa

orang yang dianggap paling tahu, paling menguasai objek yang diteliti dan

Page 78: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

61

mempunyai informasi yang relevan dengan penelitian. Seperti yang dikatakan

oleh Sugiyono (2009: 54), teknik Purposive adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sugiyono melanjutkan,

pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu

tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Adapun informan yang telah peneliti tentukan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar Informan Penelitian

Kode Informan Informan Jumlah

I1

Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir) Dipskoperindag Kabupaten Serang

I1 : Bpk Ma’mum Dian Purnama

1 Orang

I2 Koordinator (Kepala) Pasar Petir

I2 : Bpk. H. Hasan 1 Orang

I3 Petugas Pemungut Retribusi (Kolektor) Pasar Petir

I3 : Bpk Wahyudi 1 Orang

I4 Staf Pasar Petir I4-1 : Bpk Mansur I4-2 : Bpk Saleh

2 Orang

I5 Pedagang (Wajib Retribusi) Pasar Petir

I5-1 : Ibu Siti Nasiroh I5-2 : Bpk Iwan Sopian

2 Orang

Total Informan 7 Orang

Peneliti: 2014

Page 79: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

62

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif, dimulai sejak

peneliti melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya

penelitian. Analisis data dilakukan secara terus menerus tanpa henti

sampai data tersebut bersifat jenuh. Menurut Bogdan & Biklen dalam

Moleong (2005: 248), analisis data kualitatif adalah:

“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.

Data yang terkumpul harus diolah sedemikian rupa sehingga

menjadi informasi yang dapat digunakan dalam menjawab perumusan

masalah yang diteliti. Aktifitas dalam menganalisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sampai datanya sudah jenuh. Model interaktif dalam

analisis data kualitatif dipakai untuk menganalisis data selama di

lapangan.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan

dan bahan-bahan lainnya sehingga dapat dengan mudah dipahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada yang lain. Teknik analisis

data kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap data-data non

angka, seperti wawancara atau catatan lapangan, buku-buku, artikel

Page 80: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

63

juga termasuk non tulisan seperti foto, gambar atau film (Irawan,

2005: 19).

Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dimana

data yang diperoleh akan dianalisis dan dikembangkan menjadi

sebuah asumsi dasar. Kemudian data-data lain terus dikumpulkan dan

ditarik kesimpulan. Kesimpulan tersebut akan memberikan suatu hasil

akhir apakah asumsi dasar yang telah dibuat sesuai dengan data yang

ada atau tidak.

Gambar 3.1 Analisis Data menurut Miles & Huberman

Sumber: Bungin (2005: 69)

Data Collection

Conclution Drawing & Verifying

Data Display

Data Reduction

Page 81: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

64

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pada proses

penelitian peneliti akan melakukan kegiatan berulang-ulang secara

terus menerus. Bagian-bagian tersebut merupakan sesuatu yang jalin

menjalin pada saat, sebelum dan sesudah pengumpulan data. Untuk

lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Dalam proses penelitian kualitatif, data yang didapatkan dari

berbagai sumber tentu jumlahnya sangat banyak semakin lama

peneliti berada di lapangan, maka data yang didapatkan akan

semakin kompleks dan rumit, sehingga apabila tidak segera diolah

akan dapat menyulitkan peneliti. Oleh karena itu, proses analisis

data pada tahap ini harus dilakukan oleh peneliti. Untuk

memperjelas data yang didapatkan dan mempermudah peneliti

dalam pengumpulan data selanjutnya, maka dilakukan reduksi

data.

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang

muncul di lapangan. Reduksi data berlangsung dalam proses

pengumpulan data masih berlangsung. Pada tahap ini juga akan

berlangsung kegiatan pengkodean, meringkas dan membuat partisi

(bagian-bagian), proses transformasi ini berlanjut terus sampai

laporan akhir penelitian tersusun lengkap.

Page 82: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

65

2. Penyajian Data (Data Display)

Langkah penting selanjutnya dalam kegiatan analisis data

kualitatif adalah penyajian data. Secara sederhana penyajian data

dapat diartikaan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam sebuah penelitian kualitatif,

penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Namun

pada penelitian ini, penyajian data yang dilakukan adalah bentuk

teks narasi.

3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan (Verification)

Langkah ketiga dalam tahapan analisis interaktif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti dari hubungan-

hubungan, mencari keteraturan, pola-pola dan menarik

kesimpulan.

Asumsi dasar dan kesimpulan awal yang dikemukakan di

awal masih bersifat sementara dan akan terus berkembang selama

proses pengumpulan data masih berlangung. Akan tetapi, apabila

kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti (data) yang valid

dan konsisten yang peneliti temukan di lapangan, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Page 83: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

66

3.7.2 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif sebagai metode

primer atau metode utama yang digunakan oleh peneliti adalah uji

kredibilitas data, yaitu:

1. Triangulasi

Triangulasi adalah proses check and recheck antara satu

sumber data dengan sumber data lainnya. Triangulasi antara lain

terdiri dari: 1) Triangulasi Teknik, yaitu menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda, 2) Triangulasi Sumber, yaitu untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, 3) Triangulasi

Waktu, yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda. Dalam penelitian ini

triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi teknik

dan triangulasi sumber.

2. Membercheck

Membercheck merupakan proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck

adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga, data yang

diperoleh dapat terjamin keabsahannya.

Page 84: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

67

3.8 Jadwal Penelitian

Adapun waktu penelitian yaitu dilaksanakan mulai Bulan Maret 2014

sampai dengan Bulan Mei 2015. Jadwal penelitian ini dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

N

o Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Tahun 2014-2015

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

1 Pengajuan Judul

2

Proses Bimbingan

dan Penyusunan

Proposal

3 Seminar Proposal

4 Pengumpulan Data

di Lapangan

5 Penyusunan

Bab IV-V

6 Sidang Skripsi

7 Revisi Skripsi

Peneliti: 2015

Page 85: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang

Kabupaten Serang terletak di ujung barat bagian utara Pulau

Jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau

Sumatera dengan Pulau Jawa, berjarak ± 70 km dari Ibukota Jakarta.

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari 4 Kabupaten dan 4 Kota

di wilayah Provinsi Banten yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota

Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Saat ini (sejak 28 Juli 2010),

Kabupaten Serang dipimpin oleh Bupati H. A. Taufik Nuriman dan

Wakil Bupati Hj. Rt. Tatu Chasanah.

Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada

koordinat 5°50’ sampai dengan 6°21’ Lintang Selatan dan 105°0’

sampai dengan 106°22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis

lurus dari Utara ke Selatan adalah sekitar 60 Km dan jarak terpanjang

dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 Km. Dengan luas wilayah

1.467,35 Km2, secara administratif Kabupaten Serang terdiri atas 28

Kecamatan dan 308 Desa.

Kedudukan batas administratif wilayah Kabupaten Serang yang

berbatasan langsung dengan wilayah lain adalah sebagai berikut:

Page 86: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

69

1. Sebelah Utara dengan Laut Jawa

2. Sebelah Timur dengan Kabupaten Tangerang

3. Sebelah Barat dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda

4. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang

Sumber: serangkab.go.id, 2014

Secara fisik, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat

potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas

keluar wilayah Kabupaten Serang cukup strategis, karena dilalui oleh

Jalan Tol Jakarta - Merak yang merupakan akses utama menuju

Sumatera melalui Pelabuhan penyeberangan Merak dan sebagai daerah

penyangga (hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika

diukur melalui jalan Tol Jakarta - Merak hanya 70 Km.

Page 87: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

70

Luas wilayah administratif tercatat 1.467,35 Ha yang terbagi

atas 28 Wilayah Kecamatan, 308 Desa. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Nama Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Serang

No Nama Kecamatan

Ibukota Kecamatan

Luas (Km²)

Jumlah Desa/

Kelurahan 1 Anyer Anyer 56,81 10 2 Bandung Bandung 25,18 8 3 Baros Baros 44,07 14 4 Binuang Binuang 26,17 7 5 Bojonegara Bojonegara 30,30 10 6 Carenang Panenjoan 36,40 10 7 Cikande Cikande 50,53 12 8 Cikeusal Cikeusal 88,25 15 9 Cinangka Cinangka 111,47 13 10 Ciomas Sukadana 48,52 10 11 Ciruas Citerep 40,61 16 12 Gunungsari Gunungsari 48,60 7 13 Jawilan Jawilan 38,95 9 14 Kibin Kibin 33,51 9 15 Kragilan Kragilan 51,56 14 16 Kramatwatu Kramatwatu 48,59 14 17 Kopo Kopo 44,69 10 18 Mancak Labuan 74,03 13 19 Pabuaran Pabuaran 79,14 7 20 Padarincang Padarincang 99,12 13 21 Pamarayan Pamarayan 41,92 9 22 Petir Petir 46,94 12 23 Pontang Pontang 64,85 15 24 Pulo Ampel Sumuranja 32,56 9 25 Tanara Cerukcuk 49,30 9 26 Tirtayasa Tirtayasa 64,46 14 27 Tunjung Teja Tunjung Teja 39,52 8 28 Waringin Kurung Waringin Kurung 51,29 11

Jumlah 1.467,35 308 Sumber: serangkab.go.id, 2011 (Data Diolah)

Page 88: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

71

1. Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Serang berada dalam

ketinggian 0 - 1.778 mdpl dan pada umumnya tergolong pada kelas

topografi lahan dataran dan bergelombang. Pada umumnya (>

97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang

dari 500 mdpl. Ketinggian 0 m dpl membentang dari Kecamatan

Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat selat Sunda

dan ketinggian 1778 m dpl terdapat di puncak Gunung Karang

yang terletak disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Pandeglang.

2. Hidrologi

Kondisi Hidrologi di Kabupaten Serang ditandai dengan

terdapatnya Daerah-daerah Aliran Sungai (DAS). Pengelolaan

sungai mengatur adanya Satuan Wilayah Sungai (SWS) dan

Daerah Aliran Sungai (DAS). Secara umum, baik SWS maupun

DAS yang ada di Kabupaten Serang relatif tidak luas. Sungai-

sungai yang terdapat di Kabupaten Serang memiliki lebar yang

relatif kecil (lebar kurang dari 50 m) dan pendek (panjang kurang

dari 100 km). Selain itu terdapat DPS (Daerah Pengelolaan

Sungai), yakni pengelolaan satu atau beberapa DAS secara

bersama yang dilakukan dalam pelaksanaan perencanaan dan

pengelolaan karena faktor efisiensi dana dan pelaksanaan. SWS

yang terdapat di Kabupaten Serang, yaitu Ciujung-Ciliman, terdiri

Page 89: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

72

atas DAS-DAS Cidurian, Ciujung, Cibanten, dan Cidanau. DAS-

DAS tersebut terdiri dari sub-sub DAS dengan rincian luas sebagai

disajikan pada Tabel 1.3. Sungai yang besar adalah Cidurian dan

Ciujung. Sungai Cidurian berhulu di Kabupaten Tangerang.

Sebagian besar sungai mengalir ke arah utara menuju Laut Jawa.

DAS Cidanau mengalir ke barat, Selat Sunda. Di sebelah

selatannya terdapat DAS Ciliman di mana terdapat dua arah

pengaliran, yang pada umumnya mengalir ke utara menuju Laut

Jawa atau Teluk Banten, dan sebagian ke barat menuju Selat

Sunda.

Ditinjau dari fisiografi dan morfologi permukaan tanahnya,

sebagian besar (sekitar 35 %) bagian utara Kabupaten Serang

merupakan hilir tata air permukaan yang mengarah ke Laut Jawa

bagian barat daya, khususnya ke Teluk Banten. Dari 35 % tersebut,

sekitar 25 % merupakan daerah perbukitan sangat rendah atau

mengalami pendataran sangat aktif (peneplainisasi) dan 10 %

berupa dataran pesisir. Aliran air permukaan yang besar terutama

berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidurian dan DAS

Ciujung. Sekitar 50 % merupakan perbukitan daerah hulu terutama

di bagian selatan dan sedikit di utara-barat laut, yaitu Kecamatan

Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel. Sisanya sekitar 14 %

merupakan wilayah perbukitan yang mengarahkan aliran air

permukaannya ke arah barat di Selat Sunda terutama dari DAS

Page 90: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

73

Ciliman, dengan dataran pesisir hilirnya di sebelah barat yang

sangat sempit (1 %).

3. Wilayah Pengembangan

a. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Barat

SKP Serang Barat meliputi Anyar, Mancak, Cinangka,

Waringin Kurung dan Kecamatan Gunungsari. Pusat

pengembangan yang direncanakan adalah di Anyar. Arahan

pengembangan:

1) Pengembangan Pariwisata di Kec. Anyar dan Cinangka;

2) Pengembangan Jasa dan Perdagangan pendukung sektor

pariwisata;

3) Pengembangan Pemukiman;

4) Kawasan Konservasi DAS Cidano, Pertanian dan

Perikanan.

b. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Selatan

SKP Serang Selatan meliputi Kecamatan Padarincang,

Ciomas, Pabuaran, Baros, Cikeusal, Petir dan Tunjung Teja

dengan Pusat Pengembangan di Kecamatan Ciomas. Arahan

pengembangan:

1) Pengembangan Pertanian Lahan Kering dan Pertanian

Lahan Basah, Pengembangan Ternak Besar, Ternak Kecil,

dan Unggas;

2) Pengembangan Konservasi Lahan untuk melindungi

catchment area Rawa Dano;

Page 91: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

74

3) Pengembangan Kawasan Hutan Lindung dan Cagar Alam;

4) Pengembangan Industri dan Pariwisata;

5) Pengembangan Perikanan Air Tawar, Padi, dan Sayuran.

c. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Utara

SKP Serang Utara meliputi Kecamatan, Pontang,

Tirtayasa, Tanara, Ciruas dan Carenang. Pusat Pengembangan

adalah Kecamatan Tirtayasa. Arahan pengembangan:

1) Pengembangan Pariwisata;

2) Pengembangan Pelabuhan;

3) Pengembangan Pusdiklat;

4) Pengembangan Pertanian Lahan Basah;

5) Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Pantai;

6) Pengembangan Perikanan dan Ternak Unggas;

7) Pengembangan Agro-Industri;

d. Sentra Kawasan Pengembangan Serang Timur

SKP Serang Timur meliputi Kecamatan Kragilan,

Cikande, Kibin, Kopo, Jawilan, Binuang, Bandung, Pamarayan

dengan pusat pengembangan di Kecamatan Cikande, Kragilan

dan Ciruas. Arahan pengembangan:

1) Pengembangan Aneka Industri, Agro Industri dan Industri

Kecil/Kerajinan Rakyat;

2) Pengembangan Permukiman;

3) Pengembangan Pertanian Lahan Kering;

Page 92: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

75

4) Pengembangan Industri Peternakan, Perdagangan dan Jasa.

e. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bojonegara

KEK meliputi Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan

Kramatwatu. Arahan pengembangan:

1) Pengembangan Pusat Pelabuhan Samudera;

2) Pengembangan Jasa dan Perdagangan;

3) Pengembangan Permukiman;

4) Pengembangan Pertanian Lahan Kering dan Kehutanan.

4. Potensi Unggulan Daerah

Dinamika investasi strategis di Kabupaten Serang pada

umumnya banyak mengalami perubahan yang cukup mendasar.

Pengaruh kebijakan pemerintah banyak membawa dampak bagi

pengembangan wilayah Kabupaten Serang. Salah satu

kebijaksanaan pokok yang membawa dampak tersebut adalah

reformasi politik yang membawa pengaruh bagi perkembangann

kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang menjadi

unsur pokok dalam berinvestasi.

Tingkat kegiatan perekonomian daerah sangat tergantung

pada faktor-faktor produksi, yaitu: modal, tenaga kerja, kekayaan

alam, dan teknologi. Keempat faktor tersebut diupayakan

pemanfaatannya agar berdampak pada peningkatan kondisi per

kapita. Pada umumnya dibarengi oleh alokasi sumber daya dengan

penurunan proporsi angkatan kerja yang dipekerjakan dalam

Page 93: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

76

kegiatan primer dan kenaikan proporsi dalam kegiatan sekunder,

dan kemudian disusul dengan kenaikan dalam kegiatan tersier.

Kegiatan industri merupakan salah satu sektor yang diunggulkan

Kabupaten Serang. Pusat kegiatan industri terdapat di Kawasan

Bojonegara dan Serang Timur khususnya di Kawasan Cikande.

Jenis tanaman yang tumbuh di Kabupaten Serang, adalah

tanaman yang biasa hidup di daerah tropis seperti pisang, duren,

kecapi, jambu air, jambu batu, salak, nanas, pepaya. Tanaman

tersebut umumnya dikelola oleh masyarakat. Sedangkan tanaman

yang dikelola oleh perkebunan besar dan perkebunan rakyat

meliputi cengkeh, jambu mete, kelapa, kopi, kapuk, karet, kakau,

kemiri, lada, melinjo pala dan panili. Selain itu terdapat pula

tanaman obat-obatan seperti jahe, kunyit, kencur, kapulaga,

lengkuas dan temu lawak.

Jenis fauna di Kabupaten Serang terdapat lebih dari 50 jenis

burung pemakan ikan yang bermukim di Pulau Dua. Kawasan ini

merupakan tempat transitnya berbagi jenis burung dari kawasan

Asia, Australia dan Afrika. Di kawasan lain Kabupaten Serang

terdapat juga burung jenis bangau, blekok, elang putih, elang

hitam, kuntul, kokok beluk, pecuk ular dan tongtong. Binatang

mamalia banyak terdapat di Rawa Dano seperti babi hutan, kalong,

lutung, monyet dan tupai. Sedangkan binatang besar/buas sudah

jarang dijumpai, hal ini disebabkan tidak ada lagi hutan lebat

Page 94: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

77

sebagai habitatnya. Dalam program pelestarian flora dan fauna, di

Kabupaten Serang tersedia cagar alam, hutan lindung, hutan

mangrove (bakau) dan kawasan suaka marga satwa.

5. Visi Kabupaten Serang

"Terwujudnya Masyarakat Yang Berkualitas Menuju Kabupaten

Serang Yang Agamis, Adil Dan Sejahtera"

6. Misi Kabupaten Serang

1) Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral

dan spiritual dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan

bernegara;

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat,

cerdas, berakhlaqulkarimah dan berbudaya;

3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana, prasarana dan

fasilitas pelayanan dasar di semua wilayah;

4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal

serta memperkuat struktur perekonomian daerah;

5) Meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup;

6) Mengembangkan kawasan strategis, cepat tumbuh, pesisir dan

pulau-pulau kecil;

7) Meningkatkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang

baik serta didukung kondisi sosial, politik, keamanan dan

demokratis.

Page 95: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

78

4.1.2 Gambaran Umum Keadaan Pasar Petir Kabupaten Serang

Pasar Petir merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di

Kabupaten Serang Provinsi Banten, tepatnya berada di Jalan Raya

Petir-Serang, Kampung Pesanggrahan, Desa Mekar Baru, Kecamatan

Petir. Pasar Petir merupakan salah satu pusat kegiatan jual beli bagi

masyarakat Kecamatan Petir dan sekitarnya mulai dari masyarakat

menengah ke bawah sampai masyarakat menengah ke atas. Sebagai

pasar tradisional, Pasar Petir memegang peranan yang sangat penting

dalam kegiatan perekonomian khususnya dalam kegiatan

perekonomian rakyat terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.

Gambar 4.2 Pasar Petir

Sumber: Peneliti (22-09-2014)

Page 96: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

79

Ruang lingkup pangsa pasar di Pasar Petir cukup luas,

mengingat Pasar Petir merupakan pasar tradisional yang terbesar yang

ada di Kabupaten Serang wilayah tengah. Hal tersebut menjadi

peluang besar bagi Pasar petir untuk menarik konsumen dan untuk

mengembangkan Pasar Petir menjadi pasar tradisional percontohan.

Ruang lingkup pangsa pasar yang dimaksud yaitu diantaranya

masyarakat sekitar wilayah Kecamatan Petir yang merupakan

konsumen utama untuk Pasar Petir yang meliputi masyarakat Desa

Mekar Baru, Desa Tambiluk, Desa Petir, Desa Sanding, Desa Seuat,

Desa Sindang Sari, Desa Cireundeu dan seluruh Desa yang ada di

Kecamatan Petir serta kecamatan-kecamatan di sekitar Pasar Petir

diantaranya yaitu Kecamatan Tunjung Teja, Kecamatan Cikeusal dan

Kecamatan Pamarayan.

Pasar Petir secara administratif berada di bawah Dinas Koperasi,

Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang,

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar untuk Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah yang meliputi Pasar Petir, Pasar

Baros dan Pasar Dukuh. Pasar Petir merupakan pasar tradisional

terbesar yang ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar wilayah

tengah. Selain itu, lokasi pasar Petir juga cukup strategis dan

tempatnya mudah diakses. Pasar Petir berada pada jalur khatulistiwa

yang menghubungkan Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kabupaten

Lebak. Luas Pasar Petir adalah 9.777 M2.

Page 97: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

80

Gambar 4.3 Bagan Struktur Organisasi UPT Pasar Wilayah Tengah

Sumber: UPT Pasar Petir (2014)

Fasilitas yang ada di Pasar Petir yaitu berupa deretan kios dan

los, lahan parkir, kantor pengelola Pasar Petir, tempat penampungan

sampah, toilet dan mushola. Fasilitas yang dikelola oleh Diskoperindag

Kabupaten Serang UPTD Pasar yaitu berupa fasilitas tempat berjualan

yang saat ini hanya terdiri dari kios dan los. Fasilitas kebersihan Pasar

Petir melalui UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang

bekerjasama dengan Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Perumahan

(DTRBP) Kabupaten Serang. Kemudian untuk Fasilitas keamanan

Pasar Petir dikelola oleh petugas internal Pasar Petir. Sumber dana

untuk kemananan dan kebersihan Pasar Petir berasal dari iuran harian

para pedagang. Adapun kios dan los yang disediakan di Pasar Petir

Kepala UPT Ma’mum Dian Purnama

NIP. 196405111993031007

Kasubag TU Rosmawirna

NIP. 196405111993031007

Koordinator Pasar Petir H. Hasan

Petugas Kebersihan 1. Yusa 2. Dulmuti 3. Ro’i

Petugas Ketertiban 1. Mansur 2. M. saleh

Petugas Retribusi 1. Wahyudi 2. Teni Niteni

Page 98: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

81

yaitu kios dengan ukuran 2,5 x 2,5 M2, lantai keramik, plafon triplek,

atap asbes dan penutup pintu rolling atas-bawah.

Tabel 4.2 Jenis dan Jumlah Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Petir

Kabupaten Serang 2013

No Jenis Fasilitas Jumlah Fasilitas

1 Kios 290 unit

2 Los 88 unit

3 Kantor Administrasi Pasar 1 unit

4 Mushola 1 unit

5 Toilet Umum / MCK 2 unit (7 kamar)

6 Lahan Parkir 2 unit

7 Tempat Penampungan Sampah 1 unit Sumber: UPT Pasar Petir, 2014 (Data diolah)

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Daftar Informan Penelitian

Penelitian yang berjudul Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir

Kabupaten Serang ini, pada metode kualitatif sebagai metode primer,

teknik pemilihan informan yaitu menggunakan teknik Purposive

(bertujuan). Adapun informan yang peneliti tentukan merupakan

orang-orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, karena informan tersebut merupakan

orang-orang yang memang pekerjaannya berkecimpung atau berurusan

dengan permasalahan yang diteliti.

Page 99: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

82

Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat

dalam Pemungutan Retribusi Pasar Petir, mulai dari Kepala UPTD

Pasar Wilayah Tengah (Pasar Dukuh, Pasar Ciruas dan Pasar Petir),

Koordinator Pasar Petir (Kepala Pasar), Kolektor retribusi di Pasar

Petir, para pedagang di Pasar Petir (Wajib Retribusi). Adapun nama-

nama informan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian

No Nama Informan Jabatan Keterangan

1 Bapak Ma’mun Dian Purnama

Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang

Key Informan

2 Bapak Hasan Koordinator Pasar Petir (Kepala Pasar)

Key Informan

3 Bapak Wahyudi kolektor retribusi pasar di Pasar Petir

Key Informan

4 Bapak Mansur Staf Pasar Petir Key Informan

5 Bapak Saleh Staf Pasar Petir Secondary Informan

6 Ibu Siti Nasiroh

salah satu pedagang (Wajib Retribusi) yang menggunakan jasa kios di Pasar Petir

Secondary Informan

7 Bapak Iwan Sopian

salah satu pedagang (Wajib Retribusi) yang menggunakan jasa kios di Pasar Petir

Secondary Informan

Sumber: Peneliti (2014)

4.2.2 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data

yang telah didapatkan dari hasil pencarian data penelitian di lapangan.

Page 100: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

83

Sebagaimana diketahui metode kualitatif adalah sebagai metode

primer atau metode utama dalam metode kombinasi/campuran (mixed

method) yang digunakan dalam penelitian ini, maka deskripsi data

yang utama dilakukan adalam deskripsi data kualitatif. Maka data yang

diperoleh yaitu bersifat deskriptif dalam bentuk susunan kata-kata dan

kalimat dari hasil wawancara dengan informan penelitian, hasil

observasi lapangan, catatan lapangan serta hasil dokumentasi lainnya

yang relevan dengan penelitian ini.

Pencarian data dilakukan dengan mengumpulkan data-data

melalui wawancara kepada sejumlah informan yang memiliki

informasi tentang masalah yang diteliti. Data-data tersebut adalah data-

data yang berkaitan dengan potensi retribusi pasar di Pasar Petir

Kabupaten Serang. Data-data yang ditelah dikumpulkan kemudian

dianalisa sehingga menghasilkan suatu pemahaman dari data yang

didapatkan.

Selain data-data hasil wawancara dengan informan, ada juga

data-data lain yang peneliti kumpulkan seperti dokumen-dokumen baik

dalam bentuk hard copy ataupun soft copy yang peneliti dapatkan dari

Instansi-instansi yang menjadi lokasi penelitian serta data-data dari

internet yang relevan dengan masalah penelitian. Selain itu, data-data

lain yaitu berupa foto-foto hasil dokumentasi, baik dokumentasi yang

berkaitan dengan masalah penelitian maupun dokumentasi dalam

proses penelitian.

Page 101: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

84

Penelitian kualitatif merupakan penelitian investigasi sehingga

data yang didapatkan harus dikonfirmasi ulang tidak hanya dari satu

sumber data atau informan, tetapi dari sumber lain yang memang

memiliki informasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Sesuai

dengan teknik pengecekan data yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka data yang didapatkan kemudian diuji kembali

dengan metode triangulasi.

Data-data yang telah diperoleh dipaparkan ke dalam bentuk

tertulis kemudian dilakukan pengkodean (coding) untuk memudahkan

dalam menyusun jawaban penelitian. Pengkodean yang dimaksud

yaitu:

Tabel 4.4 Pengkodean (coding)

No Kode Keterangan

1 Q menunjukan item pertanyaan

2 A menunjukan item jawaban

3 I1 menunjukan informan Kepala UPT pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir) UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang

4 I2 menunjukan informan dari Koordinator (Kepala/Mantri) Pasar Petir

5 I3 Kolektor atau Pemungut Retribusi Pasar Petir 6 I4-1 - I4-2 menunjukan informan dari Staf Pasar Petir

7 I5-1 - I5-2 menunjukan informan dari pihak Pedagang (Wajib Retribusi) Pasar Petir)

Sumber: Peneliti (2014)

Page 102: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

85

Hasil pengkodean yang telah dilakukan kemudian dikategorikan

berdasarkan jawaban-jawaban yang sama yang berkaitan dengan

pembahasan. Kategorisasi ini dilakukan untuk mempermudah peneliti

dalam membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut sehingga

mudah dipahami.

4.2.3 Hasil Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menganalisis data-data hasil wawancara, observasi maupun data-data

dari dokumen-dokumen yang didapatkan selama proses penelitian.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara terus

menerus sejak data awal dikumpulkan sampai dengan penelitian

berakhir. Untuk mengupas permasalahan dalam penelitian yang

berjudul Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang

peneliti menggunakan teori Potensi Retribusi Pasar dari Mahmudi

(2010: 73) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Keuangan

Daerah yang memberikan 8 (delapan) dimensi dalam menganalisis

potensi retribusi pasar, yaitu:

1. Fasilitas Pasar; 2. Jenis Dagangan; 3. Jumlah Petugas Pemungut; 4. Tarif Retribusi; 5. Jumlah Kios dan Los; 6. Luas Pasar dan Area Kaki Lima; 7. Jumlah Pedagang termasuk PKL; 8. Data Penerimaan Retribusi Tahunan.

Page 103: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

86

1. Fasilitas Pasar

Fasilitas pasar merupakan jenis pelayanan pasar yang

disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada para

pedagang atau pengguna jasa pelayanan pasar. Fasilitas pasar

tersebut dapat berupa sarana atau tempat berdagang maupun

fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas tempat berdagang yang ada

di Pasar Petir saat ini yaitu berupa kios 290 unit dan los 88 unit

yang merupakan sumber potensi retribusi pasar di Pasar Petir.

Selain kios dan los ada juga fasilitas pendukung lainya yaitu

kantor administrasi pasar, mushola, toilet umum/MCK, lahan

parkir dan tempat penampungan sampah. Beberapa di antara

fasilitas pendukung tersebut ada yang berkaitan atau memberikan

kontribusi secara langsung maupun tidak langsung pada

pendapatan retribusi Pasar Petir maupun pendapatan Pasar Petir

secara umum. Hal ini dijelaskan oleh I1, sebagai berikut:

“Fasilitas yang ada di Pasar Petir itu kios 290 unit dan los 88 unit, selain itu kantor sebagai fasilitas pendukung, toilet dan mushola termasuk fasilitas umum atau fasilitas pendukung di Pasar Petir” (Wawancara dengan Bpk. Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kabupaten Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, Tempat UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang).

Fasilitas yang ada di Pasar Petir terbagi dua jenis, ada

fasilitas utama yaitu tempat berjualan para pedagang yang berupa

kios dan los dan ada fasilitas pendukung yang diantaranya kantor

administrasi pasar, mushola, toilet, lahan parkir dan tempat

Page 104: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

87

penampungan sampah. Fasilitas pasar yang termasuk ke dalam

objek retribusi pasar yaitu kios dan los dimana untuk

penggunaannya dikenakan retribusi sesuai tarif dan aturan yang

telah ditentukan dalam Perda. Sedangkan untuk fasilitas yang lain

tidak termasuk ke dalam objek retribusi pasar. Untuk hal ini I1

melanjutkan:

“Untuk fasum itu tidak boleh dikenakan retribusi, kalaupun ada pungutan itu untuk pemeliharaan dan uangnya tidak masuk ke kas daerah, pemeliharaannya misalnya untuk biaya air, listrik dsb” (Wawancara dengan Bpk. Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kabupaten Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, Tempat UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang). Dalam perihal yang sama I2 memberikan pernyataannya

sebagai berikut:

“Fasilitas di Pasar Petir itu semacamnya MCK gitu ya, ada 4 kamar, di belakang ada 3 kamar. Peralatannya kalo di Kantor ya MCK ada, mushola ada. Mushola juga ada itu di ujung terus lahan parkir” (Wawancana dengan Bpk. Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB, di Pasar Petir). Fasilitas pendukung di atas memang bukan termasuk ke

dalam retribusi pasar, namun tetap memberikan kontribusi atau

pemasukan pada Kas Daerah. Salah satunya yaitu dari toilet/MCK

yang dikenakan tarif Rp. 1.000,- bagi penggunanya. Walaupun

sebelumnya I1 mengatakan fasilitas umum tidak boleh ada

pungutan, tetapi kenyataannya di lapangan fasilitas itu dikenakan

tarif, salah satunya toilet/MCK. Seperti diutarakan oleh I5-1 salah

Page 105: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

88

satu pedagang di Pasar Petir, “Bayar Neng seribu rupiah, kalo ke

mushola gak usah bayar lagi udah termasuk dong ke situ”

(Wawancara dengan Ibu Siti Nasiroh - salah satu pedagang di Pasar

Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.05 WIB, di Pasar Petir).

Seperti yang telah diungkapkan oleh I1 di atas, tarif yang

dikenakan dari fasilitas toilet/MCK tersebut digunakan untuk biaya

pemeliharaan untuk fasilitas tersebut, misalnya untuk biaya air,

listrik, pembersih toilet dan sebagainya. Namun di samping itu,

ternyata hasil lebih dari toilet/MCK itu juga disetorkan ke Kas

Daerah. Hal ini diunggkapkan oleh I3 selaku Petugas Pemungut

Retribusi di Pasar Petir:

“Oh itu dari sana, udah ada peraturannya dari Diskoperindag, itu kan targetnya bisa per tahun tapi gak ada jumlah targetnya berapa, ya sedapetnya aja, itu sama disetorin juga masuk ke Kas Daerah” (Wawancara dengan Bpk Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi di Pasar Petir, Minggu 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Kemudian untuk parkir, pendapatannya tidak masuk ke kas

pasar padahal pihak pasar (UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten

Serang) mengharapkan pendapatan parkir masuk ke kas pasar atau

setidaknya ada kontribusinya ke pihak Pasar Petir karena

wilayahnya ada di area Pasar Petir. Saat ini pendapatan parkir di

Pasar Petir disetorkan ke Kas Daerah oleh para petugas parkirnya

melalui Dinas Perhubungan jadi tidak melalui pihak Pasar Petir

atau Diskoperindag. Hal ini tengah dalam proses perundingan

Page 106: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

89

antara pihak Diskoperindag dengan pihak Dishub Kabupaten

Serang. Wawancara dengan I1:

“Ada lagi parkir, itu kan lahannya punya pasar tapi pungutannya masuk ke Dinas Perhubungan, sebetulnya itu rugi untuk pihak pasar, makanya ini sedang diusulkan bagaimana agar ada jalan tengahnya” (Wawancara dengan Bpk. Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kabupaten Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, Tempat UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang). Pernyataan senada diungkapkan oleh I3 - Petugas Pemungut

Retribusi di Pasar Petir:

“Itu kan sebenarnya bukan urusan pasar walaupun memang wilayahnya ada di pasar itu dananya masuk ke Dishub Perdanya juga Perda Dishub, tapi sama masuk ke Kas Daerah” (Wawancara dengan Bpk Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi di Pasar Petir, Minggu 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir).

Selain fasilitas yang telah disebutkan di atas ada juga fasilitas

pendukung lainnya yang berupa peralatan dan perlengkapan dalam

pemeliharaan pasar, seperti alat kebersihan yang diberikan setiap

satu tahun oleh Diskoperindag Kabupaten Serang. I2 selaku

Koordinator Pasar Petir mengungkapkan:

“Terus juga dapet peralatan seperti cangkul, golok, arit, sikup, sapu itu setiap tahun dikasih, ya namanya peralatan setiap hari dipake jadi setiap tahun harus dikasih. Ya untuk peralatan kebersihan, pengki juga dikasih” (Wawancana dengan Bpk. Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB, di Pasar Petir). Kemudian untuk pengelolaan kebersihan (sampah) pihak

Pasar Petir melakukan koordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan

Page 107: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

90

Bangunan bidang Pertamanan dan Kebersihan. Meskipun

wilayahnya ada di area pasar, namun untuk urusan sampah pihak

pasar atau Diskoperindag tidak mempunyai kewenangan untuk

mengurusnya tetapi melakukan koordinasi dengan Dinas terkait.

Untuk hal ini I1 menjelaskan:

“Unit kebersihan bukan kewenangan pasar tapi dikelola oleh pasar termasuk iurannya juga dikelola oleh pasar. Kebersihan itu kewenangan Dinas Tata Ruang dan Bangunan, tetapi karena wilayahnya ada di area pasar jadi dikelola oleh pasar dan koordinasi dengan Dinas tersebut” (Wawancara dengan Bpk. Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kabupaten Serang, Kamis 27 Maret 2014, Pukul 10.37 WIB, Tempat UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang). Untuk mengangkut sampah dari Pasar Petir ke TPA pihak

Pasar Petir (Diskoperindag) melakukan pemungutan iuran

kebersihan kepada para pedagang kemudian disetorkan kepada

Dinas Tata Ruang dan Bangunan sesuai jumlah sampah yang

diangkutnya dimana tarif atau biaya per kubiknya sudah ada

aturannya di Perda. I1 dalam waktu yang berbeda melanjutkan:

“Kalo untuk sampah itu dikelola oleh pihak pasar sendiri juga koordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Bangunan bidang Pertamanan dan Kebersihan secara bersinergi, jadi kita yang menghimpun iurannya dia yang mengangkut sampahnya. Di sana ada biaya per kubiknya berapa sudah ada di Perda Persampahan itu” (Wawancara dengan Bpk. Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kabupaten Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, Tempat UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang).

Page 108: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

91

Gambar 4.4 Kegiatan Pengangkutan Sampah di Pasar Petir oleh DTRBP

Kabupaten Serang

Sumber: Peneliti, (22-09-2014)

Selanjutnya, untuk urusan keamanan atau ketertiban, pihak

Pasar Petir memberikan jasa keamanan atau ketertiban kepada

seluruh lingkungan Pasar Petir. Dana untuk keamanan atau

ketertiban tersebut dipungut dari para pedagang setiap hari dimana

dana itu akan dikelola untuk biaya keamanan dan ketertiban Pasar

Petir. Dana untuk keamanan dan ketertiban tidak termasuk ke

dalam retribusi pasar juga tidak masuk ke Kas Daerah, seperti

dikatakan oleh I1:

“Keamanan juga bukan tugas pasar sebenarnya, tapi dikelola oleh pasar jadi iuran yang dipungut itu digunakan untuk pengelola pasar dan tidak masuk ke Kas Daerah” (Wawancara dengan Bpk. Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kabupaten Serang, Kamis 27 Maret 2014, Pukul 10.37 WIB, di UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang). Fasilitas pasar yang ada di Pasar Petir secara umum ada dua

jenis, yang pertama fasilitas utama berupa fasilitas tempat

Page 109: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

92

berdagang (kios 290 unit dan los 88 unit) yang merupakan sumber

potensi retribusi pasar di Pasar Petir. Kemudian yang kedua adalah

fasilitas pendukung diantaranya Kantor Administrasi Pasar beserta

segala fasilitas yang ada di dalamnya, 1 unit Mushola, 2 unit

Toilet/MCK yang terdiri dari 7 kamar, 2 unit Lahan Parkir (parkir

depan dan parkir dalam) dan 1 unit Tepat Penampungan Sampah.

Untuk lebih memperjelas mengenai fasilitas Pasar Petir dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Jenis dan Jumlah Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Petir

Kabupaten Serang 2013

No Jenis Fasilitas Jumlah Fasilitas

1 Kios 290 unit 2 Los 88 unit 3 Kantor Administrasi Pasar 1 unit 4 Mushola 1 unit 5 Toilet Umum / MCK 2 unit (7 kamar) 6 Lahan Parkir 2 unit 7 Tempat Penampungan Sampah 2 unit

Sumber: UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang, 2014, (Data diolah)

Selain retribusi pasar, ternyata ada juga pendapatan lain dari

pasar yaitu dari Toilet/MCK dimana hasil lebih dari tarif yang

dikenakan pada fasilitas tersebut juga disetorkan ke Kas Daerah

melalui Diskoperindag setiap tahunnya dengan jumlah nominal

yang tidak ditentukan. Namun, untuk fasilitas parkir pihak Pasar

Petir sama sekali tidak mempunyai kewenangan untuk

mengelolanya meskipun lokasinya berada di area Pasar Petir

Page 110: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

93

walaupun memang tetap dananya masuk ke Kas Daerah, karena

seperti yang kita ketahui urusan parkir adalah kewenangan Dinas

Perhubungan (Dishub).

Kemudian, selain fasilitas-fasilitas yang telah dipaparkan di

atas, Pasar Petir juga memberikan jasa pelayanan kebersihan dan

keamanan (ketertiban) yang mana dana untuk pengelolaannya

dipungut dari para pedagang setiap hari seperti halnya retribusi

pasar, namun tidak termasuk ke dalam retribusi pasar juga tidak

masuk ke Kas Daerah. untuk urusan kebersihan (pengangkutan

sampah) pihak Pasar Petir melalui Diskoperindag melakukan

koordinasi dengan DTRBP Kabupaten Serang.

2. Jenis Dagangan

Jenis dagangan yaitu macam-macam rupa dan jenis barang

dagangan yang diperjualbelikan di pasar yang disesuaikan dengan

jenisnya serta penempatannya (zonasi). Misalnya, jenis dagangan

pakaian, bahan makanan (sembako), kelontongan, kantin dan

sebagainya. Pedagang Pasar Petir menyediakan berbagai macam

janis barang kebutuhan, dari mulai bahan makanan, pakaian,

perabot rumah tangga, perlengkapan pertanian dan sebagainya.

Dulu sebelum Pasar Petir direvitalisasi, penempatan pedagang

belum diatur zonasinya sesuai janis dagangannya, tetapi masih

bercampur baur. Ada pedagang pakaian di samping pedagang ikan

Page 111: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

94

asin, ada pedagang sayuran di samping toko emas dan sebagainya.

Kini, setelah Pasar Petir direvitalisasi, pengaturan zonasi mulai

dibenahi. Penempatan pedagang diatur disesuaikan dengan jenis

dagangannya. Misalnya pedagang pakaian ada di blok pakaian,

pedagang emas ada di blok emas, pedagang ikan ada di blok ikan,

pedagang sayuran ada di blok sayuran dan seterusnya. Namun,

pada pelaksanaannya sekarang memang belum sepenuhnya

terlaksanan dengan baik, masih banyak pedagang yang nggatur

belum mematuhi aturan. Padahal pengaturan zonasi ini sangat

berpengaruh pada keindahan dan ketertiban pasar yang kemudian

berpengaruh juga pada penjualan dan retribusi. Berikut adalah hasil

wawancara dengan I1 (Kepala UPT Pasar):

“Sebetulnya sudah ada itu zonasi blok-bloknya untuk kios dan los itu, tujuannya untuk mempermudah pembeli mencari barang yang dicarinya. misalnya toko emas ada di blok A, toko baju ada di blok D gitu. Itu semua sudah kita atur dalam peta pembagian blok atau zonasi” (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa, zonasi tersebut

ditujukan untuk mempermudah pembeli mencari barang yang akan

dibelinya. Dengan adanya kemudahan tersebut diharapkan

pengunjung akan tertarik untuk berbelanja ke Pasar Petir sehingga

Pasar Petir akan menjadi ramai. Selain hal tersebut tentunya zonasi

tersebut juga akan membuat Pasar jadi terlihan rapi, teratur, tertib,

Page 112: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

95

indah dan menarik. Hal ini diharapkan akan menjadi daya tarik

bagi Pasar Petir agar tidak kalah dengan pasar modern.

Sebagai salah satu pasar yang mendapatkan program

revitalisasi pasar dari Pemerintah Pusat, tentunya Pasar Petir ini

bukan tanpa tujuan tententu. Pasar Petir ini akan dijadikan pasar

percontohan di Kabupaten Serang. Unutk mengetahui hal ini

peneliti melakukan wawancara dengan I2 (Koordinator Pasar Petir)

yang mengungkapkan:

“Pasar Petir ini sebenarnya potensinya sangat bagus, punya pedagang emas terbanyak dan pedagang pakaian terbanyak dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang ada di Kabupaten serang khususnya wilayah tengah sehingga menjadi ikon di Kabupaten Serang ini, bahkan rencananya akan dijadikan pasar percontohan se-Indonesia. Maka dari itu zonasi ini adalah cara agar Pasar Petir ini jadi rapi tertib dengan mengatur letak pedagang sesuai jenis dagangannya” (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB, di Pasar Petir). Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa, Pasar

Petir ini memang akan dijadikan pasar percontohan tingkat se-

Indonesia untuk wilayah Kabupaten Serang - Provinsi banten.

Salah satu programnya adalah dengan mengadakan pengaturan

zonasi jenis dagangan. Untuk wilayah tengah kabupaten Serang,

Pasar Petir ini memang paling besar, potensinya sangat bagus,

memiliki pedagang pakaian dan pedagang emas terbanyak.

Namun, pada pelaksanaannya pengaturan zonasi ini masih

jauh dari sempurna. Masih banyak pedagang yang tidak/belum

mematuhi aturan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh I3 yaitu:

Page 113: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

96

“Kalo zonasi benar-benar diterapkan sesuai aturan, pasti kan pasar

ini jadi tertib, rapi dan menarik, jadi rame. Yaa sekarang liat aja,

masih banyak yang ngatur sendiri” (Wawancara dengan Bapak

Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir,

Minggu 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa, pengaturan

zonasi belum sepenuhnya dipatuhi oleh para pedagang, bahkan

masih banyak pedagang yang ngatur sendiri. Padahal, zonasi itu

bukan semata-mata hanya ingin memperindah pasar, tetapi juga

untuk menarik pengunjung agar Pasar Petir jadi ramai, penjualan

pedagang jadi meningkat yang diharapkan pembayaran retribusi

pun menjadi lancar. Karena memang selama ini alasan klasik para

pedagang adalah karena sepi pembeli, seperti yang dikemukakan

oleh I5-1 (Pedagang/Wajib Retribusi di Pasar Petir) “Yaa karena

jualannya sepi, kalo rame saya mah bayar aja sih” (Wawancara

dengan Ibu Siti Nasiroh - Pedagang/Wajib Retribusi di Pasar Petir,

Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.05 WIB, di Pasar Petir).

Kurang patuhnya pedagang pada aturan zonasi ini bukan

tidak ditanggapi oleh pihak pasar, petugas sudah beberapa kali

memberikan teguran dan peringatan pada para pedagang yang

melanggar aturan tersebut. Namun, tidak ada satu pun pedagang

yang mau menurutinya. Sementara ini pihak pasar belum

memberikan tindakan lanjut untuk permasalahan tersebut sampai

Page 114: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

97

menunggu Pasar Petir ini diresmikan. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh I4-2 (Staf Pasar Petir), yaitu sebagai berikut:

“Pasar Petir ini kan sebenarnya mau dijadikan pasar percontohan, jadi dibuatlah zonasi penempatan jenis dagangan supaya pasar ini tertib, rapi, indah dan menarik. Supaya menarik pengunjung, pasarnya rame, penjualan meningkat dan diharapkan retribusinya juga lancar, begitu... tapi ya kita lihat sendiri pelaksanaannya, masih banyak pedagang yang tidak nurut ke aturan. Ya untuk sementara ini sih hanya diberikan peringatan atau pemberitahuan saja, belum diberikan sanksi apa-apa. Pasar Petir ini kan sebenarnya belum diresmikan, nanti kalo sudah diresmikan pengaturan zonasi itu harus benar-benar dilaksanakan sesuai aturan. Pokonya nanti kalo sudah peresmian harus ada perubahan semuanya. Tempatnya di mana ya harus kembali ke tempatnya, yang belum ditempati harus diisi. Itu instruksinya dari Kementrian langsung” (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir). Dari hasil wawancara tersebut di atas dapat diketahui bahwa,

pelanggaran terhadap aturan zonasi ini baru sekedar peringatan

atau teguran saja, belum ada tindakan atau sanksi yang tegas.

Aturan zonasi ini akan benar-benar diterapkan ketika Pasar Petir

sudah diresmikan.

Selain masalah zonasi, jenis dagangan pun bisa

mempengaruhi kelancaran pembayaran retribusi oleh para

pedagang. Hal ini berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh

I4-1 (Staf Pasar Petir) yang mengungkapkan:

“Ya kalo sehari-hari kaya gini mah lebih lancar dari sembako dan sayuran, kalo dari pakaian mah ya liat sendiri ni saya muter baru dapat 5 orang. Tapi kalo pihak Dinas mah yang di atas taunya yang sejumlah kios dan los aja, gak tau kondisinya di lapangan seperti apa” (Wawancara dengan

Page 115: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

98

Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Dari hasil wawancara dengan I4-1 di atas jelas diketahui

bahwa jenis dagangan juga mempengaruhi pada kelancaran

pedagang dalam membayar retribusi. Terbukti pada keterangan

tersebut bahwa pedagang sayuran dan sembako (bahan makanan)

lebih lancar bayarnya dari pada pedagang pakaian. Seperti yang

telah dibahas si atas bahwa pedagang selalu menggunakan alasan

klasiknya untuk tidak membayar retribusi yaitu karena sepi pembeli

atau penjualan lagi kurang.

Kemudian, untuk lebih memperjelas fakta tersebut peneliti

melakukan triangulasi pada informan lain yaitu I4-2 (Staf Pasar

Petir) yang mengatakan:

“Memang tukang sayuran mah sih rapih bayarnya dari dulu juga lancar, kalo sayur mayur itu paking lancar, ikan juga kadang-kadang masih jarang bayar. Yang jarang bayar mah sembako, yang paling jarang bayar mah ya ini baju (pakaian) malah ada yang seminggu gak masuk/gak bayar” (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir). Hasil triangulasi kepada I4-2 tersebut telah memperkuat

kebenaran bahwa, memang pedagang bahan makanan (sayuran,

ikan, sembako, bumbu dapur dsb) lebih lancar membayar

retribusinya dari pada pedagang pakaian (baju, sepatu, aksesoris,

kerudung dsb). Bahkan pada kutipan wawancara tersebut

memberikan vonis bahwa pedagang pakaian paling jarang bayar

retribusi.

Page 116: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

99

Jenis dagangan ternyata memang mempunyai kaitan atau

pengaruh yang cukup penting bagi potensi retribusi pasar. Untuk

masalah zonasi jenis dagangan memang sepintas terdengar sepele,

namun ternyata jika pada suatu pasar jenis dagangan yang tersedia

lengkap dan beragam apalagi jika penempatan pedagangnya diatur

sesuai dengan zonasi jenis dagangnnya, maka hal tersebut secara

tidak langsung dapat berpengaruh pada pendapatan potensi

retribusi pasar. Zonasi yang rapi dan teratur akan menciptakan

pasar yang tertib, rapi, indah dan menarik. Sehingga akan menarik

pengunjung/konsumen untuk datang ke Pasar Petir tersebut karena

pengunjung/konsumen akan lebih mudah menemukan barang-

barang yang akan dibelinya. Pasar akan ramai pengunjung dan

pendapatan pedagang pun akan bertambah. Sehingga, kelancaran

pembayaran retribusi pun diharapkan akan lancar.

Kemudian, jenis dagangan pun ternyata berpengaruh pada

kelancaran pedagang dalam membayar retribusi. Pedagang bahan

makanan terbukti lebih lancar retribusinya dari pada pedagang

pakaian. Alasannya adalah karena bahan makanan itu selalu pasti

laku setiap harinya karena itu merupakan kebutuhan pokok.

Sedangkan pakaian hanya pada waktu tertentu saja lakunya,

misalnya pada musim liburan, menjelang masuk sekolah atau

menjelang lebaran Idul Fitri maupun Lebaran Idul Adha.

Page 117: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

100

3. Jumlah Petugas Pemungut

Jumlah petugas pemungut yaitu para personil (kolektor) yang

ditunjuk atau ditugaskan oleh pihak yang berwenang untuk

memungut retribusi pada suatu pasar dimana jumlahnya

disesuaikan dengan luas area pasar. Selain petugas pemugut

retribusi ada juga petugas lain (Pejabat terkait) yang turut berperan

dalam retribusi pasar. Beberapa hal tentang petugas pemungut

retribusi yang berkaitan dengan potensi retribusi yang telah peneliti

rumuskan diantaranya yaitu mengenai jumlah petugas pemungut,

pengaruh jumlah petugs pemungut, sikap petugas, keterlibatan

petugas lain serta upaya dari petugas tersebut.

Pertama, jumlah petugas pemungut retribusi pasar di Pasar

Petir apakah sudah cukup atau belum. Untuk menemukan jawaban

dari pertanyaan ini peneliti pertama-tama melakukan wawancara

dengan I1 yang mengatakan:

“Harusnya ada penambahan petugas, karena kadang kan gak ketanganan. Jumlahnya itu disesuaikan dengan luas wilayah dan dibagi per zona. Ada 2 orang itu semua sudah resmi melalui Surat Perintah. Pembagian tugas ada yang bagian depan, tengah dan belakang sesuai zonasinya” (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa, menurut I1

jumlah petugas pemungut retribusi pasar di Pasar Petir masih

kurang yaitu kurang 1 orang dengan alasan agar pemungutan

Page 118: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

101

retribusi dapat tertangani dengan baik. Beliau juga menjelaskan

bahwa, penugasan petugas tersebut resmi melalui Surat Perintah

dari Kepala UPT di bawah Diskoperindag Kabupaten Serang.

Hal senada juga diutarakan oleh I2, beliau mengatakan: “Ya

yang sedang mah tiga, ya karena yang 1 orang pindah itu si

Jumroni ke Baros” (Wawancara dengan Bapak Hasan -

Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49

WIB). Pernyataan tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh

I1 di atas, dimana memang menurut mereka petugas pemungut

retribusi pasar untuk Pasar Petir seharusnya ada 3 orang. Dari

pernyataan I2 diketahui juga bahwa tadinya petugas pemungut

retribusi di Pasar Petir ini ada 3 orang, tapi yang 1 orang pindah ke

Baros yang bernama Jumroni.

Lain halnya dengan pernyataan dari I3, yang

mengungkapkan: “Kalo untuk pemungut retribusi mah udah cukup,

gak keteter ko’ malah kekecilan pasarnya” (Wawancara dengan

Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir,

Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Dari

keterangan tersebut dapat diketahui suatu pernyataan yang berbeda

bahwa petugas pemungut retribusi merasa petugas pemungut

retribusi pasar di Pasar Petir sudah cukup 2 orang saja. Malah

beliau mengatakan pemungutannya tidak keteter bahkan masih

luang waktunya.

Page 119: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

102

Kemudian, hal yang serupa juga diungkapkan oleh I4-1 yaitu:

“Cukup, soalnya ini aja masih banyak yang nganggur setiap

harinya, kadang ada 2 atau 3 orang yang nganggur” (Wawancara

dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014,

Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir). Hal ini lebih menjelaskan

pernyataan dari I3 bahwa, petugas pemungut retribusi pasar di

Pasar Petir memang sudah cukup 2 orang saja, bahkan beliau

mengungkapkan saat ini masih ada yang kadang nganggur tidak

kebagian tugas antara 2 sampai 3 orang.

Kedua, apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar di

Pasar Petir berpengaruh pada pendapatan retribusi pasar. Untuk

mencari jawaban dari pertanyaan tersebut peneliti melakukan

wawancara dengan I4-1 yaitu:

“Yaa mempengaruhi.. justru kalo ditambah malah pendapatannya merosot, semakin banyak petugas kan semakin banyak orang yang harus dibayar sedangkan pendapatan atau potensinya segitu-gitu aja” (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa, semakin

banyaknya petugas pemungut retribusi, maka biaya yang harus

dikeluarkan pun semakin banyak. Biaya yang dimaksud adalah

biaya operasional harian petugas pemungut misalnya untuk makan

dan minum. Sehingga jika biayanya bertambah maka pendapatan

retribusi akan berkurang karena untuk biaya operasional harian

mengambil dari hasil pendapatan retribusi.

Page 120: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

103

Pernyataan yang sama juga diugkapkan oleh I4-2 yang

mengungkapkan:

“Itu kalo diperbanyak itu target bisa hilang karena ya jadi banyak tangan, lebih banyak orang lebih banyak biaya lebih banyak resikonya, malah pendapatannya berkurang, bisa target hilang, kalo target kurang dari mana nombokannya kita” (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir). Hasil wawancara tersebut lebih memperjelas pernyataan

sebelumnya dari I4-2, bahwa memang jika petugas pemungut

retribusi ditambah lagi maka akan menambah biaya operasional

harian petugas. Bukannya memperbaiki malah akan memperburuk

keadaan. Intinya menurut mereka ditambah atau tidaknya petugas

pemungut retribusi pasar, tidak akan memperbaiki kelancaran

pembayaran retribusi dari para pedagang. Hal tersebut berarti,

jumlah petugas pemungut retribusi pasar di Pasar Petir tidak

berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan retribusi, malah

akan mengurangi pendapatannya karena akan digunakan untuk

tambahan biaya operasional harian petugas.

Ketiga, mengenai sikap petugas pemungut, bagaimana sikap

petugas pemungut retribusi pasar di Pasar Petir, apakah sikap

petugas pemungut retribusi dapat mempengaruhi pendapatan

retribusi pasar di Pasar Petir, bagaimana kaitannya. Untuk

mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut peneliti

mengadakan wawancara dengan I2 yang mengungkapkan:

Page 121: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

104

“Ketegasan ada, cuma ya pedagangnya itu cenderung menyepelekan harusnya bayar 2000 malah 1000, malah ada yang mau lewat aja. Memang belum sadar hukum masyarakat sini mah. Yaa memang sudah ada Perda, ya maksudnya itu harus ada perubahan supaya lebih kuat sebagai pegangan para petugas untuk menerapkan ketegasan. Kalo kita melihat dari sisi kemanusiaan atau rasa kasihan ya kaya gini terus, tapi kan kita bicara peraturan, bagaimana caranya peraturan bisa diterapkan secara tegas dan agar dipatuhi” (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa,

selama ini petugas sudah memberikan sikap tegas kepada para

pedagang dalam melakukan pemungutan retribusi pasar, namun

beliau mengatakan ketegasan tersebut cenderung disepelekan oleh

para pedagang bahkan beliau mengungkapkan bahwa pedagang

belum sadar hukum.

Pernyataan berbeda dari I1 yang mengungkapkan secara

singkat mengenai sikap petugas pasar yaitu “itu memang kurang

ketegasan dari petugas kita” (Wawancara dengan Bapak Ma’mun

Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag

Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor

UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Hal ini berarti beliau

mengatakan bahwa sikap petugas Pasar Petir kurang tegas dalam

menangani pedagang.

Pernyataan lebih lanjut dipaparkan oleh I3 yaitu:

“Kalo saya sih belum menerapkan ketegasan, ketegasan itu harusnya dimulai dari pimpinan, kita bisa aja tegas, kalo dari atasnya memerintahkan saya harus tegas ya saya siap. Saya pernah memungut dengan cara tegas tapi ya ketika saya dapat

Page 122: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

105

perlawanan ya saya mau gimana.. respon dari pimpinan kan gak ada. Kalo pedagang nggak, kita dari petugasnya dulu, ya dari Birokrasinya lah. Kalo dari atas tegas ya pedagang juga akan ikut. Kita harus punya solusi lah gimana caranya agar pedagang itu patuh untuk membayar retribusi, biar pedagang enak kita juga enak, dsb” (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa,

sikap tegas yang dilakukan oleh petugas harus dimulai dari atasnya

dulu atau dari pimpinan teratas yang kemudian petugas lapangan

akan secara luas bersikap dengan tegas dalam menghadapi

pedagang atau permasalahan retribusi pasar di Pasar Petir. Artinya,

petugas lapangan tidak ingin tegas sendiri apabila tidak ada

instruksi dari atasan. Dalam wawancara tersebut juga terlihat

perbedaan pandangan antara I2 dan I3 mengenai karakter pedagang.

I2 cenderung menyatakan bahwa pedaganglah yang kurang paham

atau kurang sadar hukum, sedangkan I3 mengatakan sebaliknya

bahwa tidak ada masalah pada pedagang. Hal ini menunjukan

adanya ketidaksinergian antara petugas atas dan bawah.

Selanjutnya yang keempat, apakah perlu adanya petugas lain

(pejabat terkait) yang harus langsung ke lapangan dalam mengatasi

permasalahan dalam pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir.

Untuk masalah ini peneliti mencoba melakukan wawancara dengan

I2 sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut:

“Yaa mungkin sosialisasinya masih kurang, ya barang kali jangan cuma mantrinya doang. Bagusnya sih ada seminar

Page 123: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

106

atau pertemuan dengan para pedagang. Sekarang kan sudah dibentuk Forum Pedagang, tujuannya untuk menampung keluhan-keluhan pedagang nanti koordinasi dengan saya (Koordinator Pasar) dan Pak Ma’mun. Bisa juga forum itu jadi media untuk sosialisasi dengan mengadakan pertemuan” (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB). Dari hasil wawancara denngan I2 tersebut diketahui bahwa,

beliau menyadari bahwa sosialisai mengenai retribusi pasar di

Pasar Petir masih kurang sehingga para pedagang masih banyak

yang belum mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya retribusi

para mulai dari tarifnya, jenis objeknya serta aturannya secara detil

yang sesuai dalam Perda. Beliau pun mengatakan seharusnya

diadakan suatu pertemuan secara rutin antara pedagang dan pihak

pasar untuk sosialisasi. Dalam kutipan wawancara tersebut beliau

mengatakan “Barangkali jangan mantrinya doang”, hal ini berarti

selama ini Mantri/Koordinator Pasar telah turun ke lapangan

melakukan sosialisasi kepada pedagang.

Keterangan lain diungkapkan oleh I3 melalui wawancaranya

dengan peneliti yang mengungkapkan:

“Kalo Kepala Dinas untuk sementara tidak perlu lah, itu kan ada Kepala UPT’nya. Turun ke lapangannya bukan untuk marah-marahin orang, kasih pengarahan.. gimana caranya supaya para pedagang taat pada retribusi, dsb. Selama ini belum ada yang turun ke lapangan secara langsung seperti itu” (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Dari uraian wawancara dari I3 di atas dapat diketahui bahwa,

I3 mengharapkan Kepala UPT Pasar datang berkunjung ke Pasar

Page 124: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

107

Petir untuk memberikan pengarahan, sosialisasi atau pendekatan

kepada para pedagang di Pasar Petir secara rutin tanpa adanya

suatu hal yang menimbulkan emosi atau kemarahan. I3 ini juga

menekankan bahwa Peran Kepala UPT sangat penting dalam segala

urusan pasar khususnya masalah retribusi pasar. Kemudian beliau

juga mengatakan tidak perlu dulu ada petugas lain yang lebih tinggi

untuk turun langsung ke lapangan atau ke Pasar Petir.

Kemudian yang kelima atau yang terakhir adalah, mengenai

upaya pihak Pasar Petir dalam hal retribusi pasar. Untuk

mengetahui mengenai hal tersebut peneliti melakukan wawancara

dengan I1 yang mengungkapkan:

“Ya surat edaran, tapi pedagang suka pura-pura tidak tahu, ini kan pemberitahuan sudah diedarkan foto copyannya, tarifnya berapa bagaimana aturanya secara jelas sudah ada di edaran itu. Kemarin juga sudah minta lagi edarannya”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Dari ungkapan di atas dapat diketahui bahwa upaya yang

telah dilakukan oleh pihak Pasar Petir dalam mensosialisasikan

mengenai retribusi pasar yaitu melalui surat edaran yang diberikan

kepada para pedagang di Pasar Petir. Namun, dalam kutipan

wawancara tersebut diungkapkan juga bahwa para pedagang sering

kali bersikap pura-pura tidak tau mengenai apa dan bagaimana

aturan mengenai retribusi pasar.

Page 125: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

108

Kemudian, pernyataan lain diungkapkan oleh I3, sebagaimana

hasil wawancara dengan peneliti yaitu sebagai berikut:

“Sementara ini baru ada surat edaran aja. Ya seharusnya sih musyawarah dengan pedagang, di sini kan ada forum, ya harusnya ada lah pertemuan untuk sosialisasi, pengarahan, dsb. Sekarang kita urus dulu penertiban pedagang, seperti PKL ditempatkan dan ketertiban secara keseluruhan. Kalo untuk retribusi gak susah-susah amat kalo pedagangnya kita tentramkan kita bikin enak dan nyaman. Pasarnya juga kita bikin aman, tertib, nyaman supaya bisa menarik konsumen jadi kan jualannya rame maka pedagang juga bayar retribusinya lancar. Pokonya Kalo pemimpin pengen punya pendapatan yang bagus ya itu harus dari atasnya dulu”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Hasil wawancara dengan I3 di atas mengungkapkan bahwa,

sosialisasi yang dilakukan tidak cukup hanya melalui surat edaran

saja tapi juga perlu mengadakan musyawarah antara pihak pasar

(petugas) dengan pedagang. Selain itu I3 juga menjelaskan bahwa

permasalahan retribusi pasar bukanlah hal yang sulit apabila hal-

hal pendukung lainnya sudah dibenahi dengan benar, diantaranya

masalah pengaturan PKL, kebersihan, ketertiban zonasi kios dan

los, kenyamanan pasar dan sebagainya. Kemudian I3 juga

menekankan bahwa, keberhasilan pemungutan retribusi tidak

hanya dibebankan pada upaya-upaya yang dilakukan oleh staf

bawah dan petugas pemungut saja, namun juga harus dimulai dari

para pejabat atas.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pihak Pasar Petir

pernah beberapa kali mengundang para pedagang untuk

Page 126: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

109

mengadakan musyawarah mengenai segala permasalahan yang ada

di Pasar Petir termasuk masalah retribusi pasar. Namun, para

pedagang cenderung menyepelekan ajakan tersebut dan hanya

sebagian kecil dari para pedagag yang menghadiri kegiatan

tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh I2 yaitu sebagai

berikut:

“Ya surat edaran dan sosialisasi dengan para pedagang secara langsung walaupun belum semua. Ya makanya saya kelayar keluyur di Pasar ya itu untuk apa, ya untuk itu, untuk pendekatan ke para pedagang (sosialisasi) secara tatap muka. Saya omongin, ngasih pengarahan. Ada mah ada pertemuan/musyawarah antara pedagang dan petugas, cuma kesadaran masyarakatnya itu untuk mengikuti kegiatan itu masih sangat kurang. Ya kesadaran itu sangat sulit, masyarakatnya belum sadar hukum”, (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB). Pernyataan dari I2 di atas seolah menjadi jawaban atas

ungkapan dari I3, yaitu mengenai musyawarah antara pihak pasar

dan para pedagang. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa

bukannya pihak pasar tidak mengadakan, namun memang

pedagangnya saja yang tidak mau ikut serta dalam musyawarah

tersebut sehingga informasi tidak tersampaikan sebagaimana

mestinya. Selain itu, I2 juga mengatakan bahwa beliau kerap kali

datang atau turun ke pasar untuk melakukan pendekatan atau

sosialisasi kepada para pedagang walaupun memang menurut

beliau belum semua pedagang dikunjungi.

Page 127: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

110

Untuk memastikan kebenaran bahwa I2 (Koordinator/Mantri

Pasar) sering turun ke pasar untuk melakukan sosialisasi kepada

para pedagang, peneliti melakukan triangulasi sumber kepada I4-1

sebagaimana hasil wawancaranya yaitu sebagai berikut:

“Yaa sebetulnya kan ada selebaran surat, disamping juga kami tidak bosan-bosan memberitahukan kepada para pedagang, kalo Kepala Pasarnya saya kira juga sudah cuma mungkin belum semuanya”, (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Dari hasil triangulasi di atas dapat diketahui bahwa, memang

benar Mantri Pasar (Koordinator Pasar) telah melakukan sosialisasi

dengan cara pendekatan secara langsung kepada para pedagang di

Pasar Petir walaupun memang belum semua pedagang dikunjungi.

4. Tarif Retribusi

Tarif retribusi yaitu jumlah nominal tarif dalam satuan rupiah

yang harus dibayarkan oleh wajib retribusi kepada Pemerintah

Daerah sebagai penyedia jasa pelayanan pasar melalui petugas

pemungut (kolektor) sesuai dengan nilai jasa/pelayanan yang

diterimanya.

Sub indikator pertama mengenai tarif retribusi pasar yaitu

masalah kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar

sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan di Peraturan Daerah

(Perda) yang berlaku. Untuk mengetahui mengenai hal ini peneliti

Page 128: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

111

melakukan wawancara dengan I1 dengan hasil wawancara sebagai

berikut:

“Masih belum sesuai dengan tarif, di Perda kan sudah jelas tarif untuk kios 2.000 untuk los 1.500, itu juga harus sesuai dengan luas unitnya itu, mayoritas pedagang kan menggunakan tempat melebihi kios/losnya itu harusnya bayar lebih dari tarif itu”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa, nominal

retribusi yang dibayarkan oleh para pedagang di Pasar Petir belum

sesuai dengan tarif yang ditentukan di Perda. Seharusnya untuk

kios bayar 2.000 dan untuk los bayar 1.500 itu pun harus sesuai

dengan luas unitnya (kios dan los), namun mayoritas pedagang

tidak menghiraukan Perda tersebut, bahkan mereka menggunakan

area berdagangnnya melebihi batas yang ditentukan.

Selanjutnya wawancara dengan I3 yang mengungkapkan:

“Berat, karena pedagang dengan alasan sepi beberapa tidak mau membayar atau bayar tapi tidak sesuai tarif, kita masih sering memaklumi dengan hati nurani kita, yang penting mencapai target”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa,

pemungutan retribusi pasar di Pasar Petir dikatakan berat

dikarenakan pedagang tidak mau membayar sesuai tarif dengan

alasan sepi pembeli. Padahal. Di dalam Perda tidak ada ketentuan

bahwa apabila jualannya sepi maka pembayaran retribusi dapat

Page 129: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

112

dihilangkan atau ditunda. Retribusi sifatnya wajib dan harus

dibayarkan oleh semua pedagang yang ada di kios dan los setiap

harinya.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, peneliti

menemukan bahw memang benar mayoritas para pedagang di

Pasar Petir tidak/belum membayar retribusi pasar sesuai dengan

tarif yang ada di Perda. Seperti yang diungkapkan oleh I5-1 yaitu

sebagai berikut:

“Kadang 1000 kadang 2000, pernah gak bayar sama sekali karena lagi gak dapet uang. Emang sih aturannya mah mau buka atau enggak tetap harus bayar, tapi ya keberatan lah, masa gak buka bayar aja, malah kalo lagi buka juga kalo gak dapet uang mah kadang gak bayar ya gak mau bohong. Tapi jarang sih gak bayarnya ya lebih sering bayar. Rata-rata sih Mamah bayarnya 1000 kalo 2000 mah jarang”, (Wawancara dengan Ibu Siti Nasiroh - Pedagang/Wajib Retribusi di Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.05 WIB, di Pasar Petir). Hal senada juga diungkapkan oleh I5-1 yaitu, “Kalo saya sih

rata-rata bayar 1.000 per kios, kalo lagi rame saya bayar 2.000, tapi

saya gak pernah sampe gak bayar”, (Wawancara dengan Bapak

Iwan Sopian - salah satu pedagang di Pasar Petir, Jum’at 19

September 2014, Pukul 08.07 WIB, di Pasar Petir).

Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan tersebut

dapat diketahui bahwa, para pedagang di Pasar Petir memang

cenderung menyepelekan aturan Perda. Mereka melakukan

pembayaran retribusi hanya jika ada penjualan pada hari ketika

Page 130: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

113

mereka buka unitnya (kios dan los). Jika mereka tidak buka maka

tidak akan bayar retribusi bahkan meskipun mereka buka tapi jika

tidak ada penjualan maka mereka tidak akan membayar retribusi.

Jumlah retribusi yang biasa mereka bayarkan adalah 1.000 baik

untuk kios maupun los.

Kemudian sub indikator kedua pada bagian ini yaitu masalah

rencana kenaikan tarif retribusi pasar. Untuk mengetahui mengenai

hal ini peneliti melakukan wawancara dengan I1 sebagaimana hasil

pemaparannya yaitu sebagai berikut:

“Ada, itu kita nanti koordinasi dengan Dewan yang nantinya juga akan ada perubahan Perda, itu sudah ada rencananya. Dasar pertimbagannya dari kemampuan atau daya beli masyarakat, kenaikan barang dagangan secara umum dan terutama untuk meningkatkan pemasukan ke PAD”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Baerdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa,

rencana kenaikan terif retribusi pasar di Kabupaten Serang sudah

ada, namun rencana tersebut baru bersifat wacana belum ada

koordinasi secara khusus dengan Dewan terkait. Rencana kenaikan

tarif retribusi pasar menurut I1 harus disesuaikan dengan

kemampuan ekonomi masyarakat khususnya kemampuan daya beli

masyarakat di pasar trasisional. Jika tarif retribusi naik maka

otomatis harga barang dagangan di pasar pun akan naik (mahal),

hal tersebut akan memberatkan masyaraat sebagai konsumen

Page 131: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

114

dikarenakan mereka harus mengeluarkan budget lebih banyak

untuk membeli keperluan hidupnya di pasar tradisional.

Kemudian bagaimana tanggapan petugas retribusi mengenai

rencana kenaikan tarif retribusi pasar, berikut hasil wawancara

peneliti dengan I3, yaitu sebagai berikut:

“Boleh untuk kita peningkatkan pendapatan untuk Kas Daerah, tapi dengan catatan apabila ada keluhan dari staf di lapangan, kalo ada benturan segala macam, kalo memang pertanggungjawaban dari atasan oke, kita kan harus diberikan arahan dari atasan, terus kalo ada komplain, harus ada ketegasan dari petugas/atasan. Kalo yang saya rasakan Pemerintahan di Provinsi Banten kayanya kurang tegas, jadi tegasnya hanya ke staf aja gak langsung ke lapangan. Untuk 2500 belum bisa lah apalagi untuk pasar selevel kita, setidaknya yang tadinya belum mencapai 2.000 biar nyampe 2.000 lah, kalo lebih dari itu kayanya belum bisa”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Dari hasil wawancara di atas kita dapat melihat beberapa

fakta lain, bukan hanya mengenai rencana peningkatan tarif

retribusi, tetapi juga mengenai ketegasan pihak Pasar Petir.

Kutipan wawancara tersebut mengungkapkan bahwa pada dasarnya

petugas retribusi menyetujui rencana kenaikan tarif retribusi

tersebut, namun beliau mengatakan bahwa pelaksanaannya harus

benar-benar diawasi secara tegas oleh pihak Pasar Petir terutama

para pejabat di Dinas yang bersangkutan, jadi tidak hanya staf-staf

bawah saja. Selain itu I3 juga menegaskan, kenaikan tarif retribusi

pasar bisa dilakukan jika pencapaian retribusi yang sekarang sudah

tercapai secara maksimal.

Page 132: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

115

Tanggapan lain diutarakan oleh I4-1 yaitu sebagai berikut:

“Kalo ada peningkatan tarif atau target yaa susah sih tapi gimana ketegasan kita supaya pedagang paham, apa dasarnya, bagaimana peraturannya diterangkan secara jelas pada pedagang, ya mungkin bisa aja kalo menaikan tarif/target”, (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir). Menurut I4-1 kenaikan tarif retribusi pasar dirasa sangat berat,

karena memang seperti yang telah kita ketahui pendapatan retribusi

pasar di Kabupaten Serang khususnya di Pasar Petir masih sangat

minim. Namun, menurut beliau kenaikan tarif tersebut bisa saja

dilakukan, tapi harus adanya ketegasan dan sosialisasi yang

maksimal dari pihak Dinas terkait.

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh I5-1 salah satu

pedagang di Pasar Petir yaitu sebegai berikut:

“Wih.. ulah, ulah.. tos sakitu bae. Keberatan lah kalo dinaikin mah. Soalnya kan pasarnya seperti ini kurang rame. Paling ramenya kalo lagi bulan puasa atau lagi musim mau masuk sekolah”, (Wawancara dengan Ibu Siti Nasiroh - Pedagang/Wajib Retribusi di Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.05 WIB, di Pasar Petir). Pernyataan I5-1 tersebut mengungkapkan secara tegas dan

gamblang bahwa beliau merasa sangat keberatan jika tarif retribusi

pasar dinaikkan dengan alasan penjualannya sering sepi. Rencana

kenaikan tarif retribusi pasar sebenarnya bisa meningkatkan

potensi pendapatan retribusi pasar yang kemudian akan menambah

kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Daerah

akan mendapatlan tambahan penghasilan (modal) untuk

Page 133: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

116

menjalankan pembangunan daerah. Namun, hal tersebut tidak

semudah membalikan telapak tangan dikarenakan pemerintah

harus menyesuaikan dengan kemampuan masyarakat.

5. Jumlah Kios dan Los

Jumlah kios dan los yaitu jumlah unit fasilitas pasar yang

disediakan oleh Pemerintah Daerah sebagai objek/sumber retribusi

pasar.

Pertama, peneliti menanyakan berapa jumlah kios dan los

yang aktif dan non aktif. Untuk mencari jawaban dari pertanyaan

ini peneliti pertama kali melakukan wawancara dengan I1 dengan

hasil wawancara sebagai berikut:

“Yaa.. kurang lebih 80% kios aktif, 90% los aktif. Nah.. itu lah kelemahan para pedagang-pedagang kita, mau memiliki unit tapi tidak mau menggunakannya untuk berjualan, itu kan mempengaruhi juga terhadap perolehan retribusi kita.. seharusnya itu jadi pemasukan rutin untuk kita”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Berdasarkan hasil wawancara dengan I1 di atas dapat

diketahui ternyata masih banyak kios dan los yang non aktif.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh gambaran kondisi kios dan

los di Pasar Petir seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Page 134: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

117

Gambar 4.5 Kios-kios di Pasar Petir yang Non Aktif

Sumber: Peneliti, (22-09-2014)

Gambar 4.6 Los-los di Pasar Petir yang Non Aktif

Sumber: Peneliti, (22-09-2014)

Page 135: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

118

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh I2 yang secara

singkat mengungkapkan: “Yaa kira-kira 80% yang aktif, 20% yang

belum aktif”, (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator

Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB).

Kemudian, pernyataan lebih lanjut disampaikan oleh I3 dan I4-2

yaitu sebagai berikut:

“Kios yang belum aktif masih banyak.. Yaa itu dia, Pemda kan tidak mau tau jumlah kios dan los yang ada itu harus ada semua retribusinya, gak mau tau kios itu aktif atau tidak, bayar atau tidak. Dari kaki lima itu untuk menutupi kekurangan itu. Jadi PKL ini sekarang hanya sebagai solusi”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). “Kalo jumlahnya belum pasti ada berapa yang jelas masih banyak lah.. karena kan para pedagang yang mau ngisi kiosnya atau mau dikontrakin itu gak pernah ada yang laporan ke petugas, jadi kan datanya gak pasti. Harusnya itu kan kalo kios dan los aktif jadi sumber pendapatan juga untuk retribusi dan salar”, (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir).

Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan di atas

dapat diketahui bahwa memang masih banyak kios dan los di Pasar

Petir yang non aktif. Sebenarnya unit-unit tersebut sudah ada

pemiliknya masing-masing, namun para pemiliknya tidak/belum

menggunakannya untuk berdagang. Dari hasil pengamatan lebih

lanjut di lapangan, peneliti memang melihat secara jelas kios dan

los yang masih kosong tersebut. unit-unit tersebut dibiarkan begitu

saja oleh pemiliknya. Padahal jika kios dan los tersebut diisi atau

Page 136: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

119

digunakan untuk berdagang, tentunya target pendapatan retribusi

pasar di Pasar Petir akan terealisasi dengan maksimal.

Kedua, bagaimana mengatasi kios dan los yang tidak/belum

aktif. Untuk mengetahui mengenai hal tersebut, peneliti melakukan

wawancara dengan I1 dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Ada, ada sanksinya itu. Yaa sanksinya kalo dia tidak buka dalam satu tahun otomatis harus dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Pemerintah Daerah. Pedagang yang sekarang menempati unit di Pasar Petir itu bukan sebagai pemilik, tetapi hanya diberikan hak untuk menggunakan jasa atau fasilitas berdagang dari Pemerintah Daerah dan itu semua milik Pemerintah Daerah, mulai dari tanah, bangunan dan seluruh fasilitas yang ada di Pasar tersebut. Sementara ini peraturan tersebut belum ditegakkan, karena sebenarnya Pasar Petir ini belum diresmikan, walaupun sekarang sudah digunakan. Jadi nanti kebijakan atau peraturan itu berlaku ketika Pasar Petir sudah diresmikan”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Berdasarkan hasil wawancara dengan I1 di atas dapat

diketahui bahwa, semua unit kios dan los termasuk tanah,

bangunan serta segala fasilitas yang ada di Pasar Petir adalah milik

Pemerintah Daerah, bukan milik masyarakat Petir atau pun milik

para pedagang di Pasar Petir. Semua pedagang yang berjualan di

Pasar Petir hanya mendapatkan Hak Guna Pakai yang dibuktikan

dengan Surat Hak Guna Pakai (HGP) yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah. Adapun, untuk kios dan los yang tidak dibuka

atau tidak digunakan untuk berdagang dalam satu tahun, maka kios

dan los tersebut akan ditarik kembali oleh Pemerintah Daerah.

Page 137: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

120

Namun, saat ini kebijakan tersebut belum diterapkan dikarenakan

Pasar Petir belum melakukan peresmian dari Pemerintah Daerah

dan Pemerintah Pusat.

Pernyataan senada juga diutarakan oleh I4-2 yang

mengungkapkan:

“Yaa untuk sementara ini kan Pasar Petir belum peresmian, jadi belum ada tindakan secara tegas untuk mengatasi kios non aktif itu. Nanti kalo sudah diresmikan harus buka semua itu, kios yang belum aktif harus aktif, yang belum punya tempat akan ditempatkan, dsb”, (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir). Jadi, memang belum ada tindakan yang tegas untuk kios dan

los yang non aktif tersebut. Sementara ini hanya dilakukan teguran-

teguran ringan saja dari para staf Pasar Petir. Seperti yang

diungkapkan oleh I1 di atas, bahwa memang Pasar Petir ini belum

diresmikan.

Pemaparan lebih lanjut disampaikan oleh I4-1 yaitu sebagai

berikut:

“Ya itu kan kios-kios yang kosong sudah dikasih peringatan dengan surat yang ditempel-tempel itu supaya diketahui oleh pemeliknya agar diaktifkan. Itu kan seharusnya jadi potensi pendapatan retribusi, kalo tutup aja ya kita kehilangan pendapatan untuk retribusi”, (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Tindakan lain yang telah dilakukan oleh pihak Pasar petir

untuk mengatasi kos dan los yang non aktif yaitu dengan

menempelkan surat peringatan pada unit-unit yang non aktif.

Page 138: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

121

Namun, sampai saat ini tindakan itu belum mendapatkan respon

dari para pedagang yang mendapatkan hak guna pakai dari unit-

unit tersebut. padahal, seharusnya unit-unit tersebut menjadi

sumber potensi pendapatan retribusi pasar di Pasar Petir. Namun

karena tidak digunakan untuk berdagang (non aktif) maka pihak

Pasar Petir (Pemerintah Daerah) kehilangan potensi pendapatan

retribusi pasar di Pasar Petir.

Selanjutnya (ketiga), mengenai rencana penambahan unit

baru untuk kios dan los. Pertama peneliti melakukan wawancara

dengan I1 yaitu: “Oh nggak itu sudah segitu jumlahnya, kan

mengikuti jumlah awal sebelum Pasar Petir direvitalisasi, jumlah

kios 290 jumlah losnya 88”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun

Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag

Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor

UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Berdasarkan hasil

wawancara tersebut diketahui bahwa tidak ada penambahan unit

baru baik untuk kios maupun untuk los di Pasar Petir. Jumlah unit

yang ada sudah ditentukan oleh Pemerintah jadi tidak dapat

ditambah atau pun dikurangi.

Pernyataan lebih lanjut disampaikan oleh I4-1 sebagaimana

hasil penuturannya yaitu sebagai berikut:

“Kalo kios dan los gak bisa nambah ya segini aja, bicara soal keramaian pasar, kalo bangunannya seperti dulu itu bisa memancing keramaian, ya ini lihat saja struktur bangunannya seperti ini dilihat dari depan aja sudah terbendung oleh kantor

Page 139: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

122

pasar. Kalo dulu kan pintu masuk ada 3 jadi mantep itu bisa memancing keramaian”, (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Senada dengan hasil wawancara dengan I1 di atas bahwa

jumlah unit kios dan los yang ada di Pasar Petir tidak dapat

ditambah. Namun, dalam kutipan wawancara tersebut, I4-1

mengungkapkan bahwa struktur bangunan Pasar Petir yang

sekarang tidak lebih baik dari yang sebelumnya (sebelum

direvitalisasi). Menurut beliau struktur bangunan Pasar Petir yang

dulu lebih baik karena memiliki tiga jalur masuk utama di depan,

dimana menurut beliau hal itu bisa menarik atau memancing

keramaian Pasar Petir. Namun sebaliknya, Pasar Petir yang

sekarang menurut beliau kurang mampu menarik pengunjung,

karena dari depan pasar sudah terbendung oleh Kantor

Administrasi Pasar, sehingga deretan kios dan los tidak secara

langsung terlihat dari depan.

Kemudian yang terakhir (keempat) yaitu mengenai rencana

penambahan jenis objek retribusi baru di Pasar Petir. Wawancara

pertama peneliti lakukan dengan I1 yaitu: “Paling penambahannya

itu untuk menampung PKL, jadi nanti dibuatkan ruang untuk PKL.

Sekarang sudah mulai dibangun namun belum dioperasikan”,

(Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT

Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26

Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar

Page 140: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

123

Diskoperindag Kab. Serang). Hasil wawancara tersebut

menjelaskan bahwa, saat ini di Pasar Petir sudah dibuatkan unit

baru untuk menempatkan Pedagang Kaki Lima (PKL), namun saat

ini unit tersebut belum dioperasikan.

Kemudian, wawancara selanjutnya dilakukan dengan I3 dan

I4-1 sebagaimana hasil pemaparannya yaitu sebagai berikut:

“Yaa barangkal itu PKL kalo udah ditempatkan di auning. Tempat untuk kaki lima kan udah ada di belakang, sekarang sih belum ditempati karena pengunjungnya masih sepi. Sekarang kan pintu masuk Pasar Petir ini ada 2, dari depan dan dari belakang. Kalo pengunjungnya udah rame dari depan maupun dari belakang ya pasti mulai dipake. Itu auning namannya, jumlahnya 60 unit, bentuknya seperti los cuma tidak ada sekat-sekatnya dan tidak ada meja-mejanya, jadi datar aja”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). “Ada itu auning di belakang tapi belum dioperasikan, sementara ini petugas pasar ditugaskan untuk mengarahkan para pedagang kaki lima untuk mengisi auning tersebut, tapi kan kalo pasarnya belum cukup ramai sampai ke belakang jadi auning itu belum bisa dioperasikan”, (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan di atas

dapat diketahui bahwa, unit baru yang bernama Auning itu

ditempatkan di belakang Pasar Petir dengan jumlah sekitar 60 unit.

Bentuk atau struktur dari unit tersebut mirip seperti los namun

tnapa ada tembok-tembok penyekat. Seperti yang telah

diungkapkan oleh I1 pada wawancara pertama, saat ini auning di

Pasar Petir belum dioperasikan dikarenakan kondisi Pasar Petir

Page 141: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

124

masih sepi. Meski saat ini pintu masuk Pasar Petir ada dua yaitu

dari depan dan belakang pasar, namun untuk mulai membuka atau

mengoperasikan auning tersebut adalah kondisi keramaian pasar.

Untuk lebih memperjelas data hasil wawancara di atas, dapat

dilihat gambaran mengenai deretan auning yang ada di Pasar Petir

sebagai berikut:

Gambar 4.7 Deretan Auning di Pasar Petir yang Masih Kosong / Belum

Dioperasikan

Sumber: Peneliti, (22-09-2014)

6. Luas Pasar dan Area Kaki Lima

Luas pasar dan area kaki lima yaitu luas dari keseluruhan

area pasar termasuk area kaki lima dan area parkir yang digunakan

semaksimal mungkin untuk menjadi sumber potensi retribusi pasar

atau sumber pendapatan pasar secara umum. Poin pertama yang

Page 142: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

125

akan dibahas adalah bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan

potensi/pendapatan retribusi yang ada.

Wawancara pertama dengan I1 , “Pasar Petir dengan luas

segitu sudah dimaksimalkan pembangunan unitnya dari mulai kios,

los, halaman, area parkir. Semuanya itu sudah ada aturannya di

peta”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala

UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26

Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar

Diskoperindag Kab. Serang).

Kemudian wawancara dengan I4-1 yaitu:

“Harusnya sih untuk pasar seluas ini ya pendapatnnya banyak, melihat jumlah unit kios dan los juga banyak, luas halaman parkir luas, pedagang kaki lima dan asongan banyak, tapi kan belum tentu semua itu menjamin pendapatan retribusi”, (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan di atas

dapat diketahui bahwa, jumlah unit bangunan yang ada di Pasar

Petir mulai dari kios, los dan berbagai fasilitas lainnya seperti

mushola, toilet, kantor administrasi pasar, lahan parkir dan tempat

penampungan sampah sudah diatur jumlah, luas dan ukurannya

oleh pemerintah. Seluruh lahan Pasar Petir sudah dimaksimalkan

untuk pembangunan unit-unit baik yang menjadi potensi retribusi

maupun sebagai fasilitas pendukung. Namun, menurut I4-1 luas

Pasar Petir yang ada tidak sesuai dengan pendapatan retribusi yang

Page 143: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

126

diperoleh. Jumlah kios dan los yang merupakan sumber potensi

retribusi utama belum bisa mencapai target, jumlah PKL yang

banyak hanya menjadi alternatif untuk menutupi kekurangan target

akan retribusi kios dan los, kemudian lahan parkir yang luas pun

pendapatnnya tidak masuk sama sekali ke kas Pasar Petir.

Kemudian yang kedua mengenai kesesuaian luas area pasar

dengan jumlah unit objek retribusi yang ada, peneliti melakukan

wawancara dengan I2 dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“Kalo untuk menambah unit baru mah gak bisa, ya buat apa, unit yang ada aja masih banyak yang kosong.. coba kalo semua aktif, itu kan potensi retribusi yang utama. Sekarang jangan dulu mikirin penambahan unit, maksimalkan dulu dari unit yang sudah ada ini”, (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB). Hasil wawancara dengan I2 di atas menunjukan fakta bahwa

menurut beliau dari luas area Pasar Petir yang ada tidak perlu lagi

ditambah unit baru untuk dijadikan potensi retribusi. Karena

memang unit yang ada sekarang pun masih banyak yang kosong.

Belian menegaskan, dari pada menambah unit baru lebih baik

memaksimalkan pendapatan pada unit-unit yang sudah ada.

Hal yang senada pun diungkapkan oleh I4-1 dan I4-2, yaitu

sebagai berikut:

“Bisa saja menambah unit lagi di Pasar Petir ini, tapi kan kita lihat sekarang, jangankan mau nambah lagi ke belakang, unit yang ada aja masih banyak yang kosong di los dan kiosnya itu masih banyak yang kosong”, (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir).

Page 144: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

127

“Tapi kayanya gak bisa, karena yang ada aja masih banyak yang kosong, kecuali kios ini sudah penuh terisi semua kalo ada lahan yang kosong, itu boleh-boleh aja”, (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir). Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan di atas

peneliti dapat menganalisis bahwa, untuk saat ini luas area pasar di

Pasar Petir saat ini dikatakan sudah cukup maksimal

penggunaannya sebagai potensi retribusi pasar di Pasar Petir

terutama dari jumlah kios dan los. Saat ini penambahan unit untuk

kios dan los belum bisa dilakukan, terkecuali jika jumlah unit yang

ada sudah terisi semua dan permintaan akan unit baru masih ada,

mungkin luas area Pasar Petir masih bisa dimaksimalkan untuk

penambahan unit baru.

7. Jumlah Pedagang termasuk PKL

Jumlah pedagang termasuk pedagang kaki lima yaitu jumlah

seluruh orang yang melakukan kegiatan berdagang atau jual beli di

pasar, baik pedagang yang di kios, los maupun pedagang kaki lima

dan pedagang asongan yang merupakan subjek utama sebagai

sumber/potensi retribusi pasar.

Pertanyaan pertama untuk masalah pedagang adalah,

bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

Pasar Petir terhadap jumlah unit yang ada (kios dan los). Untuk

menjawab pertanyaan tersebut peneliti mencoba melakukan

Page 145: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

128

wawancara dengan I1 sebagai berikut, “Yaa seperti yang kita

ketahui, kios dan los yang ada masih banyak yang belum aktif,

bukan karena tidak ada pemiliknya, tapi pemiliknya tidak/belum

menggunakannya untuk berjualan”, (Wawancara dengan Bapak

Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah

Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07

WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang).

Dari hasil wawancara dengan I1 di atas dapat diketahui

bahwa, jumlah pedagang yang ada di Pasar Petir tidak sesuai

dengan jumlah unit yang ada baik di kios maupun di los. Hal

tersebut dikarenakan kios dan los yang ada belum atau tidak dibuka

atau digunakan untuk berdagang oleh pemilik hak guna pakainya

(HGP). Padahal seharusnya semua unit yang ada digunakan untuk

berdagang oleh pemilik HGP masing-masing.

Wawancara selanjutnya dari I4-1 dengan hasi wawancaranya

yaitu: “Jumlah pedagang lebih sedikit dari jumlah unit yang ada,

jumlah unit mah banyak pedagangnya mah itu-itu juga”,

(Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19

September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Pernyataan dari

I4-2 tersebut mengungkapkan bahwa memang jumlah pedagang

yang ada di Pasar Petir tidak sesuai dengan jumlah unit kios an los

yang ada. Berdasarkan hasil pengamatan lebih lanjut yang peneliti

lakukan di lapangan, hal tersebut dikarenakan ada beberapa

Page 146: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

129

pedagang yang memiliki unit lebih dari satu. Selain itu juga karena

unit-unit yang ada belum/tidak digunakan oleh pemiliknya.

Selanjutnya, Apakah selain pedagang yang ada di kios dan

los itu masih ada jenis pedagang lain yang bisa menjadi potensi

retribusi pasar. Untuk mendapatkan informasi atau data mengenai

masalah ini peneliti melakukan wawancara dengan 11 yaitu:

“PKL, itu dihitung/didata, baru pendataan, jumlahnya belum fix, ya sekarang ada lah sekitar 28 PKL. Harusnya mah PKL itu ijin dulu kepada pengelola pasar, misalnya Kepala UPTD atau Mantri Pasar atau Koordinator Pasar, mereka asal masuk aja langsung dagang aja, jadi petugas kalo mau mendata ya dihitung saat di lapangan aja. Ya pedagang kaki lima dan asongan kan belum masuk ke objek retribusi daerah karena memang jumlahnya tidak tetap setiap harinya, tetapi kan iuran tetap dilakukan jadi itu menjadi solusi untuk menutupi kekurangan target retribusi pasar”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa,

ada jenis pedagang lain yang bisa dijadikan potensi retribusi pasar

yaitu Pedagang Kaki Lima dan Asongan. Kendalanya adalah

jumlah pedagang tersebut sulit ditentukan karena mereka

merupakan pedagang yang tidak tetap. Sementara ini belum ada

sistem atau cara yang dilakukan pihak terkait untuk mengatasi

permasalahan tersebut, hanya dilakukan penghitungan secara

langsung di lapangan dan itu pun jumlahnya masih tentatif.

Kemudian wawacara dengan I2 dan I3 yang mengungkapkan

hal hampir senada dengan hasil penuturannya sebagai berikut:

Page 147: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

130

“PKL dan asongan itu kan dipungut juga, sementara ini buat nalangin yang retribusi kalo kurang, terus juga buat biaya harian petugas (operasional), masa petugas gak makan gak minum, masa “mati di lumbung padi”. Jadi belum masuk secara mandiri sebagai objek retribusi hanya untuk nombokin aja”, (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB). “Kalo pendapatan retribusi untuk kios dan los sudah mencukupi ya mungkin pendapatan dari PKL juga bisa menjadi objek baru untuk retribusi. Ada datanya, yang di atas taunya PKL itu gak masuk retribusi ya itu masuk untuk nutupin kekurangan retribusi kios dan los”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan di atas

dapat diketahui bahwa memang saat ini pengutan terhadap PKL

dan asongan di Pasar Petir sudah dilakukan. Namun hasil

pendapatnnya digunakan untuk biaya operasional harian petugas

atau staf Pasar Petir serta untuk menutupi apabila ada kekurangan

target retribusi kios dan los. Sementara ini retribusi PKL dan

asongan belum masuk menjadi objek retribusi pasar.

Terakhir, mengenai faktor-faktor atau hal-hal yang

melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi

pasar. Berikut hasil wawancara pertama dengan I1 yaitu sebagai

berikut:

“Ya permasalahannya kurang taatnya itu, kurang patuh pada aturan berapa tarifnya, bagaimana aturannya yang sesuai di Perda. Retribusi itu dipungut berdasarkan adanya kegiatan berjualan di pasar, jadi kalau tidak buka ya tidak bayar retribusi. Ya seharusnya sih ada atau tidaknya kegiatan berjualan ya tetap harus bayar retribusi seperti yang sudah diatur di Perda. Tetapi yaa kita lihat sendiri realitanya di

Page 148: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

131

lapangan, kalo pedagangnya tidak buka ya kita mau gimana. Malah kalaupun pedagangnya buka, masih banyak yang tidak mau bayar dengan alasan sepi pembeli lah atau mau bayar tapi tidak sesuai tarif yang ditentukan”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Hasil wawancara dengan I1 di atas sesuai dengan apa yang

peneliti lihat di lapangan, dimana memang pemungutan retribusi

pasar di Pasar petir hanya dilakukan apabila ada kegiatan berjualan

di unitnya baik kios atau los. Malah ketika ada kegiatan berjualan

pun para pedagang tetap tidak mau membayar retribusi pasar

dengan alasan belum ada penjualan atau penjualannya lagi sepi.

Seharusnya, ada atau tidaknya kegiatan berjualan dan ada atau

tidaknya penjualan, pemilik hak guna pakai kios dan los harus

membayar retribusi pasar sesuai dengan tarifnya dan jenis unitnya.

Wawancara selanjutnya mengenai kepatuhan pedagang di

Pasar Petir yaitu sebagai berikut:

“Kesadaran pedagang masih sangat kurang, kenyataannya sekarang, untuk zonasi aja sangat sulit karena sikap “Kumaha Aing”, jadi susah diatur. Para pedagang di Pasar Petir ini sangat kurang kesadarannya dalam mematuhi segala peraturan mengenai pasar, bukan hanya dalam membayar retribusi, semisal HGP saja surat Hak Guna Pakai itukan harusnya diperbarui setiap satu tahun, mana coba.. gak ada, hanya sedikit yang patuh. Terus kalo ada yang mau ngontrak apa pernah ada yang lapor ke petugas, ada lagi yang sampe membongkar tembok kios, mereka itu merasa kios ini milik sendiri seperti rumah, terserah mau diapain gimana sendirinya aja”, (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB).

Page 149: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

132

Faktor lain yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang

dalam membayar retribusi yaitu diantaranya kurangnya kesadaran

para pedagang di Pasar Petir dan sikap para pedagang di Pasar

Petir yang selalu ingin mengatur sendiri. Bukan hanya dalam hal

kepatuhan membayar retribusi pasar, tetapi juga dalam hal

mematuhi peraturan-peraturan yang lain seperti pengaturan zonasi

kios dan los, Hak Guna Pakai (HGP), mekanisme pengontrakan

kios dan los, pindah tangan HGP dan sebagainya. Semua itu tidak

dipatuhi oleh para pedagang di Pasar Petir. Hal inilah yang menjadi

dilema yang sangat sulit diselesaikan bagi Pasar Petir.

Penuturan lebih lanjut disampaikan oleh I3 yaitu:

Kultur juga berpengaruh pada kesadaran pedagang untuk membayar, masyarakat di sini masih cenderung tradisional. Kalo pasar yang ada di kota mah sudah rata 2.000 untuk kios, jadi kalo ada rencana kenaikan masih bisa lah kalo untuk di kota walaupun prosesnya sulit, malah kalo di Jakarta kebersihan itu sampe 5.000 itu bisa diterapkan dengan ketegasan, kalo gak ngasih gak bisa jualan. Kalo di kita ada tarif segitu yang ada ribut”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Hasil wawancara dengan I3 di atas memberikan fakta baru

mengenai kepatuhan pedagang di Pasar Petir. Dalam wawancara

tersebut diketahui ada faktor lain yang melatarbelakangi kepatuhan

para pedagang di Pasar Petir yaitu kultur atau karakter masyarakat,

karena secara umum masyarakat pedagang Pasar Petir masih

sangat tradisional.

Page 150: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

133

Kemudian fakta lain juga diungkapkan oleh I4-1 dalam

wawancaranya dengan peneliti yaitu sebagai berikut:

“Sebetulnya kalo melihat dari Perda kalo pedagang tidak membayar retribusi selama 3 bulan berturut-turut maka unitnya akan kembali pada Pemda. Faktor yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi ya menurut saya yang jelas mah faktor pembeli, kalo sepi pembeli yaa pedagang mau bayar gimana. Kalo kesadaran pedagang menurut saya mah sudah cukup baik.. ya kalo dia gak punya bekal dari rumah ya mau bayar pake apa.. untuk sementara ini saya masih pake hati nurani aja selama targetnya masih bisa tercapai, tapi kalo seandainya targetnya naik lagi ya mau gak mau tarif yang ada di Perda itu harus diterapkan pada pedagang”, (Wawancara dengan Bapak Mansur - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB, di Pasar Petir). Menurut I4-1 faktor yang melatarbelakangi kepatuhan para

pedagang di Pasar Petir dalam membayar retribusi pasar yaitu

faktor pembeli (penjualan). Beliau mengatakan bahwa kesadaran

para pedagang di Pasar Petir sudah cukup bagus, jika mereka

mendapatkan hasil penjualan yang cukup maka mereka akan

membayar retribusi, namun jika tidak ata belum ada penjualan

maka mereka tidak akan membayar retribusi.

Selanjutnya menurut I4-2 juga mengungkapkan hal yang lain

yaitu:

“Kurang paham, jadi retribusi ini kemana masuknya, kebersihan dan keamanan kemana masuknya jadi karena kurang pahamnya itu pedagang jadi kurang patuh bayar retribusi dan pungutan lainnya juga. Kalo kita sih sebagai petugas selalu memaklumi kalo memang penjualan lagi sepi selama target tercapai”, (Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir, Jum’at, 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB, di Pasar Petir).

Page 151: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

134

Menurut I4-2 faktor yang melatarbelakangi kepatuhan

pedagang di Pasar Petir dalam membayar retribusi pasar adalah

karena kurang paham. Para pedagang kurang memahami kemana

masuknya retribusi, untuk apa hasil pungutan retribusi tersebut.

beliau mengatakan apabila para pedagang sudah paham maka

mereka akan membayar retribusi sesuai dengan kewajibannya

masing-masing.

Untuk memastikan kebenaran data dari hasil wawancara

beberapa informan di atas, maka peneliti melakukan triangulasi

sumber kepada informan lain, yaitu kepada I5-1 & I5-2 sebagaimana

hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

“Yaa karena jualannya sepi, kalo rame saya mah bayar aja sih.. walaupun cuma 1.000, mungkin karena udah kebiasaan juga, biasanya bayar 1.000 ya segitu aja. Tapi kalo petugasnya bener-bener tegas mah mungkin bisa aja retribusi itu sesua tarifnya 2.000, tapi jangan tegas separo-separo doang, harus tegas secara total dan menyeluruh. Yaa kalo semuanya pada bayar 2.000 mah saya juga siap bayar 2.000. Terus juga bukan cuma giat minta retribusinya aja, pelayanannya juga diperbaiki, dimaksimalkan, masalah kebersihan, toilet biar nyaman, parkirnya juga, pokonya semuanya lah”, (Wawancara dengan Ibu Siti Nasiroh - Pedagang/Wajib Retribusi di Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.05 WIB, di Pasar Petir). Kemudian wawancara dengan I5-2 yaitu sebagai berikut: “Ya tergantung penjualan aja, kalo gak ada penjualan ya kita mau bayar pake apa? Ya untuk bayar retribusi itu kan kita juga ada perhitungan. Saya sih gak pernah tidak bayar, saya selalu bayar, ya kadang 1.000 kadang 2.000, tapi lebih seringnya 1.000”, (Wawancara dengan Bapak Iwan Sopian -salah satu pedagang di Pasar Petir, Jum’at 19 September 2014, Pukul 08.07 WIB, di Pasar Petir).

Page 152: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

135

Informan yang merupakan pedagang di Pasar Petir ini

mengungkapkan hal yang senada dengan hasil wawancara dari

beberapa informan di atas yang mengungkapkan bahwa para

pedagang membayar retribusi pasar hanya karena ada penjualan

saja, jika tidak ada penjualan mereka tidak akan membayar. Tarif

retribusi yang dibayarkan pun tidak sesuai dengan tarif yang

seharusnya. Para pedagang seolah-olah menentukan tarif sendiri

yaitu sebesar Rp. 1.000,-. Padahal seharusnya untuk kios Rp.

2.000,- dan untuk los Rp. 1.500,-.

Selain itu dalam kutipan wawancara tersebut pedagang

mengharapkan ketegasan dari para petugas atau pihak terkait

apabila memang tarif retribusi akan diterapkan sesuai peraturan di

Praturan Daerah (Perda). Di samping itu juga pedagang

mengharapkan perbaikan dari seluruh fasilitas yang ada dan

pelayanan di Pasar Petir sebagai timbal balik dari pembayaran

retribusi yang mereka lakukan.

8. Data Penerimaan Retribusi Tahunan

Data penerimaan retribusi mencakup data penerimaan

retribusi atau pendapatan retribusi pada suatu pasar termasuk target

pendapatannya, pencapaiannya serta proses penyetorannya ke Kas

Daerah.

Page 153: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

136

Hal pertama yang peneliti tanyakan mengenai penerimaan

retribusi pasar di Pasar Petir ini yaitu mengenai target pendapatan

retribusi pasar di Pasar Petir, bagaimana jangka waktu

penargetannya dan bagaimana pencapaiannya. Untuk mengetahui

mengenai hal ini peneliti melakukan wawancara dengan I1 yaitu

sebagai berikut:

“Tidak per hari, ya bisa per bulan terus per tahun juga dihitung targetnya. Ada jumlah targetnya, tapi ini datanya tidak boleh diberikan, jadi hanya boleh dibacakan saja. Untuk tahun 2013 target 50juta dan target itu tercapai sampai 50juta, target 2014 sebesar 53juta realisasinya belum terdata karena sekarang kan baru bulan Agustus”, (Wawancara dengan Bapak Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui jumlah target

retribusi pertahun untuk tahun 2013 yaitu sekitar 50 juta rupiah dan

realisasinya tercapai, untuk tahun 2014 dinaikan menjadi 53 juta

rupiah namun realisasi atau pencapaiannya belum dapat diketahui

karena pada saat wawancara baru bulan Agustus 2013. Data asli

mengenai target dan realisasi retribusi pasar untuk wilayah

Kabupaten Serang khususnya Pasar Petir tidak dapat diberikan

copyannya kepada peneliti dikarenakan data tersebut bersifat

rahasia.

Kemudian, peneliti melakukan wawancara dengan I2 dengan

hasil wawancara yaitu: “Per tahun, dibagi 12 bulan, per tahunnya

67.500.000 kurang lebih”, (Wawancara dengan Bapak Hasan -

Page 154: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

137

Koordinator Pasar Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49

WIB). Pada wawancara dengan I2 peneliti mendapatkan jumlah

nominal yang berbeda dengan I1. Target retribusi yang

disampaikan oleh I2 lebih besar dari yang disampaikan oleh I1 yaitu

sebesar Rp. 67.500.000,-.

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan I3 dengan

hasil wawancara sebagai berikut:

“310.000 per hari untuk satu pasar ini, jadi nanti hasil dari Saya dan Bu Teni digabungkan sampai mencapai jumlah yang sesuai target harian itu. Disetorkannya per minggu, kadang per hari. Pendapatan retribusi Pasar Petir dari keseluruhan itu per hari rata-rata 370.000”, (Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir, Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir). Wawancara dengan I3 memberikan penjelasan yang berbeda

dengan kedua informan sebelumnya dimana I3 mengungkapkan

jumlah target retribusi Pasar Petir per hari yaitu sebesar Rp.

310.000,- per hari dengan jumlah pendapatan perhari yaitu rata-rata

Rp. 370.000,-.

Kemudian yang kedua adalah mengenai proses

penyetorannya ke kas daerah. Untuk mengetahui mengenai hal

tersebut peneliti melakukan wawancara dengan I1 yaitu: “Itu dari

petugas pemungut ke Kepala Pasar terus ke UPT Pasar kemudian

ke Dispenda melalui Bendahara”, (Wawancara dengan Bapak

Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah

Diskoperindag Kab. Serang, Selasa 26 Agustus 2014, Pukul 09.07

Page 155: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

138

WIB, di Kantor UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang). Hasil

wawancara tersebut menjelaskan mekanisme penyetoran retribusi

pasar di Pasar Petir yaitu dari petugas pemungut (kolektor) ke

Kepala Pasar kemudian ke UPT Pasar melalui bendahara dan

kemudian disetorkan ke Dispenda.

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada informan

lain yaitu I2 dan I3 yang mengungkapkan: “Disetorkannya per

bulan. Disetorkan oleh saya kan Mantri Pasar (Koordinator/Kepala

Pasar) ke Kantor ke Bagian Keuangan Ibu Ros itu terus ke Pak

Ma’mun”, (Wawancara dengan Bapak Hasan - Koordinator Pasar

Petir, Sabtu 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB). “Penyetorannya

dari Saya ke Pak Mansur dia kan koordinatornya ke Mantri Pasar

terus ke Dinas dari Dinas ke Dispenda”, (Wawancara dengan

Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar di Pasar Petir,

Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB, di Pasar Petir).

Hasil wawancara dengan I2 dan I3 ini memberikan penjelasan

lebih lanjut mengenai proses penyetoran retribusi Pasar Petir yaitu,

petugas pemungut melakukan pungutan retribusi pasar di Pasar

Petir kemudian hasil dikumpulkan dan dihitung bersama dengan

staf lainnya yang ditugaskan. Selanjutnya retribusi diserahkan

kepada Kepala Pasar untuk disetoran ke UPT Pasar Diskoperindag

Kabupaten Serang melalui Ibu Ros selaku bendahara yang juga

dikoordinasikan oleh Pak Ma’mun sebagai Kepala UPT Pasar. Dari

Page 156: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

139

hasil wawancara dengan beberapa informan di atas diketahui

penyetoran retribusi Pasar Petir dilakukan per hari, per minggu

juga per bulan.

4.3 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian merupakan analisa secara mendalam

terhadap data-data dan fakta yang telah dikumpulkan dari lapangan kemudian

disesuaikan dengan teori yang digunakan dalam penelitian. Seperti yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, teori yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teori Potensi Retribusi Pasar dari Mahmudi (2010: 73) yang meliputi 8

(delapan) dimensi yaitu:

1. Fasilitas Pasar;

2. Jenis Dagangan;

3. Jumlah Petugas Pemungut;

4. Tarif Retribusi;

5. Jumlah Kios dan Los;

6. Luas Pasar dan Area Kaki Lima;

7. Jumlah Pedagang termasuk PKL;

8. Data Penerimaan Retribusi Tahunan.

Penelitian mengenai Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten

Serang dari hasil penelitian di lapangan dapat dilihat dari delapan indikator

untuk melihat atau mengetahui potensi retribusi tersebut. Adapun pembahasan

yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut:

Page 157: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

140

1. Fasilitas Pasar

Tabel 4.6 Kondisi Fasilitas yang Dimiliki oleh Pasar Petir Kabupaten Serang

2013

No Jenis Fasilitas Jumlah Fasilitas Kondisi

1 Kios 290 unit 90% Baik, 10% Kurang Baik

2 Los 88 unit 97% Baik, 3% Kurang Baik

3 Kantor Administrasi Pasar 1 unit Baik

4 Mushola 1 unit Baik 5 Toilet Umum / MCK 2 unit (7 kamar) Kurang Baik 6 Lahan Parkir 2 unit Baik

7 Tempat Penampungan Sampah 2 unit Baik

Sumber: UPTD Pasar Diskoperindag Kab. Serang, 2014, (Data diolah)

Fasilitas pasar di Pasar Petir yang menjadi potensi retribusi pasar

adalah kios dan los. Kios berjumlah 290 unit dan los 80 unit. Selain itu ada

juga fasilitas pendukung lainnya diantaranya kantor administrasi pasar,

mushola, toilet umum/MCK 2 unit (7 kamar), lahan parkir 2 unit dan

tempat penampungan sampah 2 unit.

Diantara fasilitas pendukung tersebut diketahui ada yang

memberikan kontribusi terhadap pendapatan retribusi Pasar Petir baik

secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil penelitian diketahui

fasilitas pendukung Pasar Petir yang memberikan kontribusi terhadap

retribusi daerah diantaranya yaitu fasilitas kebersihan, dimana kelebihan

dari biaya kebersihan yang telah disetorkan ke Dinas Tata Ruang dan

Bangunan bidang Pertamanan dan Kebersihan digunakan untuk menutupi

Page 158: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

141

kekurangan setoran retribusi kios dan los. Kemudian toilet/MCK juga

memberikan kontribusi terhadap pendapatan Pasar Petir, walaupun

memang tidak masuk ke retribusi pasar melainkan untuk biaya listrik dan

biaya air.

Hasil pendapatan dari fasilitas parkir tidak masuk ke kas Pasar Petir

melainkan ke Dinas Perhubungan. Padahal lahan parkirnya berada di

dalam area Pasar Petir. Seharusnya pendapatan parkir tersebut masuk ke

pendapatan Pasar Petir yang kemudian juga akan memberikan kontribusi

terhadap retribusi Pasar Petir. Dalam Perda No. 1 Tahun 2011 tantang

Retribusi Jasa Umum pasal 13 jelas tertulis bahwa, jasa parkir yang tertulis

adalah parkir di tepi jalan umum. Dalam hal ini, tentu pihak Pasar Petir

beserta Diskoperindag merasa kehilangan pendapatan dikarenakan lahan

parkirnya dikuasai oleh Dishub.

Untuk mempermudah pemahaman, peneliti membuat tabel hasil

penilaian mengenai fasilitas pasar di Pasar Petir, sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Penilaian mengenai Fasilitas Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Fasilitas Pasar Petir yang menjadi potensi retribusi

a. Terdapat 290 unit kios dan 80 unit los; b. Kios dan los masih banyak yang non aktif

yang mengakibatkan kehilangan pendapatan retribusi pasar;

c. Setoran retribusi pasar masih mengandalkan dari hasil iuran yang lain.

Fasilitas pendukung yang memberikan kontribusi

a. Pendapatan parkir tidak masuk ke kas Pasar Petir (Diskoperindag);

Page 159: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

142

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

terhadap pendapatan retribusi

b. Hasil iuran kebersihan, ketertiban dan toilet/MCK masih digunakan untuk menutup kekurangan setoran retribusi kios dan los.

Sumber: Peneliti, 2014

Berdasarkan pemaparan dan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa

jumlah fasilitas Pasar Petir yang termasuk ke dalam potensi retribusi pasar

cukup banyak, yaitu 290 kios dan 80 los. Namun, dari semua jumlah

tersebut masih banyak unit-unit yang non aktif yang mengakibatkan pihak

pasar (Diskoperindag) kehilangan potensi pendapatan. Kios dan los yang

non aktif tersebut disebabkan karena pemilik Hak Guna Pakainya (HGP)

tidak menggunakan atau tidak membuka unitnya tersebut untuk kegiatan

berdagang. Mereka hanya ingin memiliki tetapi tidak mau

menggunakannya untuk berdagang, padahal Pemerintah menyediakan

fasilitas tersebut sebagai tempat usaha bagi para pedagang di Pasar Petir.

Pihak Pasar harus menutupi kekurangan setoran retribusi pasar dengan

mengambil hasil iuran dari fasilitas yang lain seperti kebersihan, ketertiban

dan tiolet/MCK. Hal tersebut bukan hanya dikarenakan masih banyak kios

dan los yang non aktif, namun juga karena faktor kepatuhan para

pedagang, faktor petugas dan pihak pasar (Dinas terkait). Sedangkan untuk

fasilitas parkir, pihak Pasar Petir (Diskoperindag) tidak mendapatkan hasil

dikarenakan pengelolaan dan hasilnya dipegang oleh Dinas Perhubungan

(Dishub).

Page 160: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

143

2. Jenis Dagangan

Poin pertama mengenai jenis dagangan yaitu masalah zonasi. Zonasi

merupakan pengaturan zonasi penempatan kios dan los sesuai dengan jenis

dagangannya. Di Pasar Petir pengaturan zonasi jenis dagangan sebenarnya

sudah cukup baik, namun kepatuhan pedagang masih sangat kurang.

Bersadarkan hasil temuan dan pengamatan langsung di lapangan, peneliti

melihat bahwa masih banyak pedagang yang belum mematuhi pengaturan

zonasi sesuai dengan jenis dagangnnya. Mereka seolah tidak peduli akan

peraturan yang ada, tidak peduli adanya staf atau petugas pasar. Padahal,

pihak pasar sudah memberikan teguran dan peringatan, namun tindakan

tersebut tidak diindahkan oleh para pedagang. Seharusnya pihak Pasar

Petir beserta Diskoperindag sanksi kepada para pedagang yang melanggar

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Zonasi sebenarnya sangat berpengaruh terhadap kerapihan,

keindahan dan ketertiban pasar sehingga dapat menarik pembeli yang

secara tidak langsung juga dapat meningkatkan pendapatan retribusi pasar.

Pasar yang rapi dan teratur tentu akan memudahkan para pembeli untuk

mencari barang yang akan dibelinya. Selain itu pasar juga akan terlihat

rapi, bersih, teratur dan indah seperti halnya pasar modern yang tentunya

kondisi tersebut akan lebih menarik pembeli sehingga pasar akan ramai

pembeli. Pasar yang ramai pembeli tentu akan meningkatkan pendapatan

para pedagang yang tentunya akan meningkatkan kepatuhan para

Page 161: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

144

pedagang dalam membayar retribusi pasar. Sehingga potensi pendapatan

retribusi pasar dapat tergali secara maksimal.

Poin yang kedua mengenai jenis dagangan adalah kelancaran dalam

membayar retribusi pasar pada masing-masing jenis dagangan. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa pada hari-hari biasa jenis pedagang bahan

makanan lebih lancar dalam membayar retribusi dari pada jenis pedagang

yang lain, misalnya jenis dagangan sembako, sayuran, ikan asin dan

bumbu-bumbu masakan. Sebaliknya, pedagang yang paling jarang

membayar retribusi yaitu pedagang jenis pakaian seperti baju, sepatu, tas,

aksesoris dan kerudung. Jenis pedagang pakaian tersebut hanya ramai pada

saat musim liburan atau menjelang lebaran Idul Fitri saja karena pada saat-

saat tersebut penjualannya meningkat.

Berikut adalah hasil penilaian mengenai jenis dagangan:

Tabel 4.8 Hasil Penilaian mengenai Jenis Dagangan di Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar

a. Masih banyak pedagang yang belum mematuhi pengaturan zonasi jenis dagangan;

b. Para pedagang yang melanggar zonasi tidak peduli pada peringatan dari pihak pasar;

c. Pihak pasar kurang tegas dalam menindak para pedagang yang tidak mematuhi pengaturan zonasi dan belum ada sanksi yang tegas;

d. Zonasi belum terlaksana dengan baik dan sempurna sehingga Pasar Petir masih terlihat berantakan.

Page 162: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

145

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Kepatuhan membayar retribusi pada masing-masing jenis dagangan

a. Pada hari-hari biasa pedagang jenis bahan makanan lebih patuh membayar retribusi;

b. Pedagang jenis pakaian lebih jarang membayar retribusi dengan alasan sepi pembeli;

c. Patokan para pedagang dalam membayar retribusi adalah tergantung pada adanya penjualan yang tentunya pada hari-hari biasa lebih ramai pada jenis dagangan bahan makanan.

Sumber: Peneliti, 2014

Berdasarkan hasil pemaparan dan tabel di atas diketahui hasil

penilaian terhadap indikator kedua yaitu jenis dagangan masih terdapat

beberapa permasalahan. Dimana pada poin pertama pengaturan zonasi

jenis dagangan masih belum terealisasi dengan baik, diantaranya masih

banyak pedagang yang belum mematuhi pengaturan zonasi jenis

dagangan. Hal ini disebabkan karena para pedagang ingin mempunyai

tempat berdagang yang lokasinya paling strategis dan ramai dikunjungi

pembeli. Para pedagang yang melangggar aturan zonasi tidak peduli

terhadap peringatan dari petugas pasar. Hal tersebut dikarenakan

peringatan atau tindakan yang dilakukan pihak pasar kurang tegas karena

memang belum ada sanksi yang tegas dari pihak pasar, sehingga tidak

membuat pedagang jera malah cenderung menyepelekan.

Untuk poin kedua diketahui bahwa pedagang dengan jenis dagangan

bahan makanan lebih rajin membayar retribusi dari pada pedagang pakaian

Page 163: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

146

dan lainnya yang non pangan, terutama pada hari-hari biasa. Hal ini

dikarenakan bahan makanan merupakan bahan kebutuhan pokok sehari-

hari yang sudah pasti dicari dan dibeli oleh para pengunjung pasar.

Pendapatan pedagang bahan makanan lebih pasti dari pada pedagang

pakaian atau jenis lainnya yang non pangan. Maka, pendapatan retribusi

pada hari-hari biasa lebih lancar pada pedagang bahan makanan (jenis

pangan).

3. Jumlah Petugas Pemungut

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa jumlah

petugas pemungut retribusi pasar di Pasar Petir berjumlah 2 (dua) orang

yang penugasannya secara resmi langsung dari UPT Pasar Diskoperindag

Kabupaten Serang. Jumlah tersebut dikatakan sudah cukup dan tidak

perlu ditambah. Poin yang kedua mengenai jumlah petugas pemungut

retribusi diketahui bahwa, berdasarkan hasil data di lapangan penambahan

petugas pemungut retribusi tidak akan menambah pendapatan retribusi,

malah akan berkurang dikarenakan biaya operasional petugas menjadi

bertambah. Diperlukan petugas pemungut retribusi serta pejabat-pejabat

pasar yang baru dengan tingkat pendidikan dan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang memadai.

Ketiga, mengenai sikap petugas pemugut retribusi diketahui bahwa,

para pedagang di Pasar Petir cenderung menyepelekan ketegasan dari para

petugas pasar, dikatakan juga bahwa para pedagang belum sadar hukum.

Page 164: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

147

Pihak Pasar Petir bersama Diskoperindag Kabupaten Serang harus lebih

tegas kepada para pedagang di Pasar Petir dan harus memberikan sanksi

tegas kepada para pedagang yang melanggar aturan, baik aturan mengenai

retribusi maupun peraturan lain dalam pasar agar bisa memberikan efek

jera kepada para pedagang.

Keempat, dari hasil data di lapangan diketahui bahwa sosialisasi

mengenai peraturan-peraturan retribusi pasar yang dilakukan di Pasar Petir

kurang maksimal. Masih banyak pedagang yang belum mengetahui dan

belum paham secara jelas apa dan bagaimana sebenarnya retribusi pasar

tersebut. Seharusnya ada petugas lain selain staf Pasar Petir yang masuk ke

Pasar Petir untuk melakukan sosialisasi secara maksimal melalui seminar,

rapat atau pertemuan, sehingga tidak ada alasan lagi bagi para pedagang

untuk mengatakan tidak tahu. Selain itu juga sosialisasi bisa menggunakan

papan reklame, spanduk dan surat edaran yang diberikan secara rutin

setiap bulan.

Terakhir adalah mengenai upaya yang dilakukan para petugas Pasar

Petir dalam hal retribusi pasar. Dalam hal ini didapatkan data bahwa,

sudah diberikan surat edaran kepada para pedagang, namun cara tersebut

sama sekali tidak memberikan efek yang baik. Seharusnya upaya yang

dilakukan untuk mengatasi permasalahan retribusi pasar di Pasar Petir

tidak hanya sosialisasi saja, apalagi kalau hanya dalam bentuk edaran,

belum tentu para pedagang membacanya. Selain sosialisasi, pihak Pasar

Petir (Diskoperindag) juga harus mencari upaya lain untuk mengatasi

Page 165: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

148

permasalahan tersebut. mulai dari sosialisasi, penerapannya,

pengawasannya sampai kepada tindakan/sanksi atas pelanggaran yang ada.

Untuk lebih jelas hasil penilaian mengenai petugas pemungut

retribusi pasar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Penilaian mengenai Petugas Pemungut Retribusi Pasar

di Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian Jumlah personil pemungut

retribusi pasar dan pembagian tugasnya

a. Jumlahnya sudah cukup, tidak perlu ada penambahan personel, namun diperlukan personel yang lebih tegas dengan tingkat pendidikan dan kualitas SDM yang memadai;

b. Penugasan dan pembagian tugasnya langsung secara resmi dari UPT Diskoperindag.

Penambahan petugas pemungut retribusi pasar

Penambahan personel tidak akan menambah pendapatan retribusi, malah akan meningkatkan biaya operasional petugas tersebut.

Sikap petugas pemungut retribusi pasar

Sikap tegas yang dilakukan oleh para petugas pemungut retribusi pasar cenderung disepelekan oleh para pedagang karena tidak adanya sanksi dan tidak memberikan efek jera kepada para pedagang yang melanggar aturan.

Keterlibatan petugas lain (pejabat terkait)

Diperlukan adanya atasan yang turun langsung ke lapangan, pejabat terkait lainnya untuk melakukan sosialisasi secara maksimal, perlu keterlibatan Satpol PP

Upaya pihak Pasar Petir (Diskoperindag)

Upaya sosialisasi yang dilakukan masih belum maksimal, sementara hanya menggunakan surat edaran dan penyampaian secara langsung dari petugas pemungut.

Sumber: Peneliti, 2014

Page 166: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

149

Berdasarkan pemaparan tabel di atas diketahui bahwa jumlah

petugas pemungut retribusi pasar di Pasar Petir sudah cukup dan tidak

perlu ada penambahan personel, karena penambahan personel tidak akan

menambah atau meningatkan pendapatan retribusi pasar, malah akan

menghabiskan lebih banyak biaya operasional yang diambil dari

pendapatan retribusi dan iuran pasar lainnya. Namun yang harus dilakukan

adalah mengganti petugas pemungut retribusi serta staf-staf pasar dengan

orang-orang yang benar-benar mampu dan tegas dengan kriteria

pendidikan dan kualitas SDM yang memadai. Sikap tegas para petugas

pemugut retribusi pasar cenderung disepelekan oleh para pedagang karena

tidak diimbangi dengan sanksi yang tegas. Keterlibatan petugas lain dari

Dinas terkait selain petugas pemungut nampaknya sangat diperlukan agar

para pedagang lebih mematuhi pembayaran retribusi pasar.

4. Tarif Retribusi

Hal pertama yang akan dibahas mengenai tarif retribusi adalah

kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai denngan tarif

masing-masing yang telah ditentukan dalam Perda. Berdasarkan hasil

penelitian dan pengamatan peneliti di lapangan, peneliti memperoleh data

bahwa masih banyak pedagang yang belum patuh membayar retribusi

pasar sesuai dengan aturan yang ada dalam Perda. Jumlah nominal yang

dibayarkan belum sesuai dengan aturan. Untuk kios seharusnya Rp.2.000,-

namun para pedagang mayoritas membayar hanya Rp.1.000,- itu pun jika

Page 167: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

150

mereka sudah mendapatkan penjualan, jika belum ada malah mereka tidak

bayar sama sekali. Sama halnya dengan pedagang pada los, seharusnya

bayar Rp.1.500,- tapi hanya bayar Rp.1.000,- bahkan jika penjualannya

sepi tidak bayar sama sekali.

Kedua, mengenai rencana peningkatan tarif retribusi pasar.

Berdasarkan fakta dan fenomena yang ada dapat diketahui bahwa, tarif

retribusi pasar di Pasar Petir untuk saat ini belum bisa dinaikkan

dikarenakann tarif yang sekarang ada pun masih sangat jauh dari sempurna

pencapaiannya. Berikut hasil penilaian peneliti mengenai tarif retribusi

pasar di Pasar Petir, yaitu:

Tabel 4.10 Hasil Penilaian mengenai Tarif Retribusi Pasar di Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Kepatuhan pedagang terhadap tarif retribusi pasar

Tarif yang dibayarkan para pedagang belum sesuai dengan tarif yang seharusnya.

Rencana peningkatan tarif retribusi pasar

Tarif retribusi pasar di Pasar Petir belum bisa dinaikkan dikarenakan tarif yang sekarang pun masih belum terealisasi secara maksimal.

Sumber: Peneliti, 2014

Berdasarkan hasil pemaparan pada tabel di atas dapat diketahui

bahwa, kepatuhan pedagang di Pasar Petir terhadap tarif retribusi pasar

masih kurang. Sebagaiman data yang telah diperoleh, tarif yang

dibayarkan para pedagang belum sesuai dengan tarif yang seharusnya,

baik untuk pedagang di kios maupun di los. Hal tersebut dikarenakan

Page 168: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

151

kurangnya pengetahuan mengenai tarif retribusi dan aturan

pembayarannya, kurang kesadaran untuk membayar bagi yang sudah

mengetahui serta karena alasan penjualan yang sepi atau pendapatan

sedikit. Mengenai rencana peningkatan tarif retribusi pasar di Pasar Petir

secara khusus atau di Kabupaten Serang secara umum nampaknya belum

bisa diterapkan, mengingat kondisi saat ini yang mana tarif yang sekarang

ada pun masih belum tercapai secara maksimal.

5. Jumlah Kios dan Los

Jumlah kios dan los non aktif di Pasar Petir masih sangat banyak,

jumlahnya sekitar 20%. Sebenarnya unit-unit tersebut sudah ada pemilik

Hak Guna Pakainya (HGP), namun pemiliknya tersebut tidak/belum

menggunakannya untuk berjualan. Unit-unit tersebut dibiarkan

terbengkalai begitu saja. Seharusnya, semua jumlah unit kios dan los yang

ada di Pasar Petir menjadi sumber potensi retribusi pasar di Pasar Petir.

Namun, karena masih banyak yang non aktif, Pasar Petir jadi kehilangan

potensi pendapatan retribusi.

Untuk mengatasi kios dan los yang non aktif tersebut Pemerintah

Daerah melalui Diskoperindag Kabupaten Serang melakukan pengambilan

kembali unit-unit yang non aktif tersebut menjadi milik Pemerintah

Daerah Kabupaten Serang apabila unitnya non aktif selama lebih dari satu

tahun. Karena memang sebenarnya semua fasilitas yang ada di Pasar Petir

yang berupa kios, los termasuk tanah, bangunan dan seluruh fasilitas

Page 169: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

152

pendukung yang ada merupakan milik Pemerintah Daerah Kabupaten

Serang. Para pedagang hanya diberikan Hak Guna Pakai (HGP) untuk

menggunakan fasilitas tersebut sebagai tempat atau fasilitas berdagang.

Namun, sementara ini kebijakan tersebut belum diterapkan dikarenakan

Pasar Petir belum diresmikan. Jadi, sementara ini upaya atau tindakan

yang dilakukan pihak Pasar Petir beserta Diskoperindag yaitu hanya

berupa teguran-teguran secara lisan maupun melalui surat edaran atau

surat peringatan.

Mengenai rencana penambahan unit baru untuk kios dan los.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, diketahui bahwa tidak ada

penambahan unti untuk kios dan los. Jumlah yang sudah ada itu tidak bisa

ditambah lagi karena memang jumlahnya sudah ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah. Selain itu juga karena jumlah unit yang sekarang

sudah ada pun belum semuanya aktif. Jadi, sementara ini tidak ada rencana

penambahan unit untuk kios dan los.

Melihat kondisi tersebut di atas, seharusnya pemerintah beserta

pihak-pihak terkait melakukan tindakan yang lebih tegas untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Pemerintah harus memberikan sanksi tegas para

pedagang mau menggunakan kios dan losnya untuk berdagang. Jadi tidak

hanya mau memiliki saja tetapi juga digunakan secara aktif untuk

berdagang. Karena memang Pemerintah membangun Pasar Petir tersebut

untuk memberikan fasilitas berdagang kepada para pedagang di Pasar Petir

yang kemudian fasilitas tersebut akan menjadi sumber potensi retribusi

Page 170: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

153

pasar di Pasar Petir. Jika fasilitas tersebut terus dibiarkan non aktif, maka

Pemerintah Daerah akan kehilangan pendapatan atau potensi retribusi

pasar.

Dalam rencana penambahan jenis objek baru, di Pasar Petir sudah

ada penambahan jenis objek baru yaitu berupa Auning, yaitu unit-unit

yang berupa deretan los-los tanpa sekat yang ditujukan untuk tempat

berdagang para Pedagang Kaki Lima (PKL). Bentuk bangunannya yaitu

menyerupai deratan lapak berlantai semen, beratap asbes, hampir

menyerupai los namun untuk auning tidak ada dinding penyekat dan tidak

ada meja-mejanya. Jumlahnya sekitar 60 unit yang letaknya ada di bagian

belakang Pasar Petir. Namun, saat ini auning belum dioperasikan atau

belum digunakan dikarenakan pasarnya belum cukup ramai untuk mengisi

sampai ke area belakang.

Seharusnya pihak Pasar Petir beserta pihak terkait lainnya segera

melakukan sosialisasi secara maksimal agar auning bisa dioperasikan, baik

melalui surat edaran, papan reklame, spanduk, penyampaian secara

langsung kepada para pedagang atau melalui acara seminar dengan para

pedagang dan masyarakat setempat. Pihak pasar harus bisa mengarahkan

para PKL agar mau berdagang di area yang sudah ditempatkan (auning).

Dengan demikian para pembeli pun akan secara tertib melakukan kegiatan

berbelanja di pasar.

Page 171: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

154

Tabel 4.11 Hasil Penilaian mengenai Jumlah Kios dan Los di Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Jumlah kios dan los yang aktif dan non aktif

Jumlahnya masih sangat banyak mencapai 20%

Upaya untuk mengatasi kios dan los non aktif

Sementara hanya upaya teguran secara lisan dan surat edaran, belum ada sanksi yang tegas

Rencana penambahan unit baru pada objek yang suah ada (kios dan los)

Belum ada rencana penambahan unit baru untuk kios dan los, karena masih banyak yang non aktif

Rencana penambahan jenis objek baru

Ada jenis objek baru yaitu Auning untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) namun belum dioperasikan

Sumber: Peneliti, 2014

Berdasarkan pemaparan pada tabel di atas, diketahui bahwa

penilaian atas dimensi jumlah kios dan los di Pasar Petir yaitu masih

terdapat beberapa permasalahan. Dimana jumlah kios dan los non aktif

masih banyak dan upaya untuk mengatasinya pun masih kurang.

Kemudian untuk jenis objek baru (Auning) yang belum dioperasikan,

pihak terkait belum melakukan upaya apapun untuk mengoperasikan

auning. Sedangkan untuk penambahan unit untuk kios dan los nampaknya

belum ada, dikarenakan unit yang ada masih banyak yang non aktif.

6. Luas Pasar dan Area Kaki Lima

Dari luas area pasar yang ada yaitu 9,777 hektar dengan jumlah kios

290 dan jumlah los 88, pendapatan rata-rata retribusi pasar di Pasar Petir

Page 172: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

155

hanya Rp. 370.000,-. Belum lagi lahan parkir yang cukup luas, area kaki

lima (Auning) yang cukup luas dan berjumlah 60 unit. Seharusnya,

pendapatan Pasar Petir baik untuk retribusi maupun untuk pendapatan dari

iuran lainnya bisa lebih banyak mengingat luas area Pasar Petir yang

cukup luas dengan jumlah fasilitas yang menjadi objek retribusi pasar

(kios, los, auning) cukup banyak. Kemudian mengenai kesesuaian luas

area pasar dengan jumlah unit objek retribusi yang ada, berdasarkan hasil

data yang diperoleh diketahui bahwa jumlah unit objek retribusi yang ada

di Pasar Petir dikatakan sudah cukup sesuai dengan luas area pasar yang

ada, dimana jumlah kios 290 unit dan jumlah los 88 unit. Terlebih lagi

sekarang sudah ada penambahan jenis objek retribusi baru yaitu berupa

Auning yang rencananya akan digunakan untuk Pedagang Kaki Lima

(PKL) yang jumlahnya 60 unit.

Tabel 4.12 Hasil Penilaian mengenai Luas Pasar dan Area Kaki Lima

di Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan retribusi yang ada

Masih belum sesuai

Kesesuaian luas area pasar dengan jumlah unit objek retribusi yang ada

Sudah cukup sesuai

Sumber: Peneliti, 2014

Berdasarkan hasil pemaparan dan tabel penilaian di atas, maka

diketahui bahwa hasil penilaian mengenai luas area pasar dan area kaki

lima di Pasar Petir, untuk kesesuaian luas area pasar dengan pendapatan

Page 173: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

156

masih belum sesuai. Sedangkan untuk kesesuaian luas area pasar dengan

jumlah unit objek retribusi dikatakan sudah cukup sesuai. Hal tersebut

dapat dibuktikan dengan jumlah unit kios dan los yang cukup banyak yaitu

290 kios dan 80 los, area parkir yang cukup luas, kantor administrasi,

toilet, mushola, serta adanya unit baru yang berupa auning yang berjumlah

60 unit.

7. Jumlah Pedagang termasuk PKL

Kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi terhadap

jumlah unit objek retribusi (kios dan los) di Pasar Petir diketahui

belum/tidak sesuai. Dimana kios dan los yang ada belum atau tidak dibuka

atau digunakan untuk berdagang oleh pemilik hak guna pakainya (HGP).

Selain itu juga karena ada beberapa pedagang yang memiliki unit lebih

dari satu. Jadi jelaslah jumlah pedagang tidak sesuai dengan jumlah unit.

Sejauh ini belum ada upaya yang signifikan dari pihak Pasar Petir maupun

dari Dinas terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut. jika kondisi ini

dibiarkan lebih lama, tentu Pemerintah Daerah Kabupaten Serang akan

kehilangan potensi pendapatan retribusi dari Pasar Petir.

Selain pedagang yang ada di kios dan los, ada jenis pedagang lain di

Pasar Petir yaitu Pedagang Kaki Lima, pedagang asongan dan pedagang

keliling yang mangkal di area Pasar Petir, seperti pedagang yang di

gerobak, pikul dan sebagainya. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa dari

beberapa jenis pedagang tersebut juga dilakukan pemungutan iuran,

Page 174: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

157

namun iuran tersebut tidak secara langsung masuk ke retribusi pasar

karena jenis pedagang tersebut bukan sebagai subjek retribusi pasar.

Namun, secara tidak langsung hasil iuran dari pedagang-pedagang tersebut

dijadikan untuk memenuhi target retribusi kios dan los yang seringkali

tidak tercapai. Selain itu, hasil iurannya juga digunakan untuk biaya

operasional harian para petugas pemungut retribusi serta staf pasar di

Pasar Petir.

Mengenai kepatuhan para pedagang dalam membayar retribusi pasar

di Pasar Petir, berdasarkan hasil temuan di lapangan diketahui bahwa para

pedagang di Pasar Petir membayar retribusi pasar apabila kios atau losnya

buka dan jika ada penjualan saja. Bahkan meskipun kios atau losnya buka

tetapi tidak/belum ada penjualan, mereka tidak mau membayar retribusi.

Bahkan, meski sudah ada penjualan tetapi pedagang tetap tidak mau

membayar retribusi dengan alasan penjualannya hanya sedikit. Dari hasil

data penelitian yang diperoleh diketahui bahwa, kondisi tersebut karena

kurangnya kesadaran dan kepatuhan dari para pedagang di Pasar Petir

karena memang tidak ada sanksi tegas terhadap segala pelanggaran yang

ada. Selain itu juga karena kurangnya pengetahuan mengenai retribusi

pasar yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dari pihak pasar.

Seharusnya pihak pasar beserta Pemerintah Daerah harus melakukan

upaya dan tindakan yang tegas dengan memberikan sanksi yang tegas

kepada para pedagang yang tidak mau membayar retribusi atau tidak

mematuhi peraturan pasar sesuai dengan peraturan yang ada (Perda).

Page 175: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

158

Misalnya dengan menutup dan mengambil alih kembali unit kios atau los

yang tidak membayar retribusi atau tidak membuka kiosnya selama tiga

bulan berturut-turut.

Tabel 4.13 Hasil Penilaian mengenai Jumlah Pedagang di Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)

Tidak sesuai karena masih banyak unit yang non aktif dan banyak pedagang yang memiliki unit lebih dari satu

Jenis pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar

Yaitu PKL dan Pedagang Asongan namun belum belum terdata

Faktor yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran para pedagang karena kurangnya sosialisasi, tidak/belum ada sanksi tegas atas segala pelanggaran yang ada

Sumber: Peneliti, 2014

Berdasarkan pemaparan tabel hasil penilaian di atas dapat diketahui

bahwa, kesesuaian subjek dan objek retribusi pasar di Pasar Petir belum

sesuai, hal tersebut dikarenkan masih banyak unit yang non aktif, artinya

unitnya ada, pemilik Hak Guna Pakainya ada, namun tidak atau belum

digunakan untuk kegiatan berdagang, jadi subjeknya ada tetapi objeknya

tidak menghasilkan potensi retribusi karena unitnya belum digunakan.

Selain itu juga ada beberapa orang (pedagang/subjek) yang memiliki unit

(objek) lebih dari satu, sehingga jumlah retribusi yang dibayarkan hanya

berdasarkan jumlah pemiliknya saja bukan atas berapa jumlah unit yang

digunakanya.

Page 176: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

159

Adapun mengenai adanya jenis pedagang lain selain yang ada di kios

dan los yang bisa menjadi subjek retribusi pasar di Pasar Petir, salah

satunya yaitu Pedagang Kali Lima (PKL). Kemudian, mengenai kepatuhan

pedagang dalam membayar retribusi pasar di Pasar Petir didapatkan,

kepatuhan pedagang disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran

para pedagang dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pihak pasar serta

tidak/belum ada tindakan dan sanksi yang tegas dari pihak pasar.

8. Data Penerimaan Retribusi

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diketahui target retribusi

pasar di Pasar Petir pertahun dari berbagai sumber hasilnya berbeda-beda.

I1 mengatakan 53 juta rupiah pertahun, I2 mengatakan Rp. 67.500.000,-

pertahun, sedangkan I3 mengatakan Rp. 310.000,- perhari. Namun, dari

ketiga sumber tersebut nominalnya dapat dikatakan tidak realistis karena

tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Kemudian mengenai

proses penyetoran retribusi ke kas daerah yaitu, petugas pemungut

melakukan pungutan retribusi pasar di Pasar Petir kemudian hasil

dikumpulkan dan dihitung bersama dengan staf lainnya yang ditugaskan.

Selanjutnya retribusi diserahkan kepada Kepala Pasar untuk disetoran ke

UPT Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang melalui Ibu Ros selaku

bendahara yang juga dikoordinasikan oleh Pak Ma’mun sebagai Kepala

UPT Pasar. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan proses penyetoran

Page 177: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

160

retribusi pasar cenderung berbelit dan kurang parktis karena harus melalui

beberapa tangan.

Tabel 4.14 Hasil Penilaian mengenai Data Penerimaan Retribusi di Pasar Petir

Kriteria Penilaian Hasil Penilaian

Target pendapatan retribusi Pasar Petir

a. Data yang didapatkan berbeda-beda dari masing-masing sumber/informan

Proses penyetoran ke Kas

Daerah Proses penyetorannya kurang praktis

Sumber: Peneliti, 2014

Page 178: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

161

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penyimpulan akhir mengenai Potensi

Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang secara umum dapat dikatakan

belum tergali secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat

berbagai permasalahan yang ada dalam proses pemungutan retribusi pasar di

Pasar Petir tersebut. Kesimpulan lebih lanjut dari hasil penelitian mengenai

Potensi Retribusi Pasar di Pasar Petir Kabupaten Serang yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan retribusi pasar di Pasar Petir masih sangat sedikit dikarenakan

mayoritas pedagang hanya membayar retribusi pasar ketika kios atau

losnya buka dan jika penjualannya banyak juga karena masih banyak kios

dan los non aktif, sehingga kekurangan setoran retribusi masih

mengandalkan dari pendapatan retribusi Pedagang Kali Lima (PKL) dan

asongan serta iuran kebersihan, keamanan/ketertiban dan Toilet/MCK;

b. Pedagang tidak mematuhi peraturan yang ada di Pasar Petir, dari mulai

peraturan zonasi (penempatan pedagang sesuai jenisnya), kios dan los

yang non aktif, auning (unit-unit yang berupa deretan los-los tanpa sekat

yang ditujukan untuk tempat berdagang para pedagang kaki lima) yang

belum dioperasikan, terutama peraturan mengenai retribusi pasar

dikarenakan kurangnya sosialisasi dan karena belum ada sanksi tegas;

Page 179: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

162

c. Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Pedagang Asongan dikenakan retribusi

namun belum termasuk ke dalam subjek retribusi pasar di Pasar Petir;

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran atau rekomendasi yang

peneliti ajukan yaitu sebagai berikut:

a. Pihak Pasar (Diskoperindag Kabupaten Serang) harus melakukan

sosialisasi secara maksimal mengenai peraturan zonasi agar bisa

diterapkan sebagaimana mestinya, permasalahan kios dan los non aktif

dapat diatasi, unit baru (auning) agar dapat dioperasikan dan menjadi

objek pendapatan retribusi baru di Pasar Petir, diantaranya melalui surat

edaran, spanduk, papan reklame, pertemuan secara langsung face to face

dengan para pedagang atau melalui forum pertemuan antara pihak pasar,

para pedagang, masyarakat setempat dan pihak-pihak terkait lainnya, serta

harus memberikan sanksi yang tegas atas pelanggarannya;

b. Mengganti petugas yang lebih tegas dengan tingkat pendidikan dan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai, dari mulai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Pasar, Staf Pasar terutama Petugas Pemungut

Retribusi Pasar;

c. Pedagang Kaki Lima (PKL) harus didata dan terdaftar pada daftar

pedagang di Pasar Petir dan agar masuk menjadi subjek potensi retribusi

pasar di Pasar Petir;

Page 180: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alwasilah, A. Chaedar, 2006. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Arikunto, Suharsimin, 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta. Basrowi, Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Bohari, 1992. Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta: Rajawali. Bungin, Burhan, 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. Fuad, Anis, Nugroho, S, Kandung, 2012. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif.

Serang: FISIP Untirta Press. Handoko, T, Hani, 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Harun, Hamrolie, 2003. Menghitung Potensi Pajak dan Retribusi Daerah.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Hasibuan, Malayu, 2007. Manajemen: Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara. Irawan, Prasetya, 2005. Materi Pokok Metodologi Penelitian Administrasi.

Jakarta: Universitas Terbuka. , 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: DIA FISIP Universitas Indonesia. Keban.T Yeremias, 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.

Yogyakarta: Gava Media. Mahmudi, 2010. Manajemen Keuangan Negara. Jakarta: Erlangga. Mardiasmo, 2004. Otonomi dan Manajemen Kuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. , 2006. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Page 181: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Miles, Matthew. B dan A. Michael Huberman, 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy, J, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Pasolong, Harbani, 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Prastowo, Andi, 2011. Metode Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Kanisius. Satori, Djam’an, Aan Komariah, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta. Siagian, P. Sondang, 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. Siahaan, P. Marihot, 2005. Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. Soleh, Chahib, Heru Rochmansjah, 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah: Sebuah Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik. Bandung: Fokusmedia.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. , 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. , 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Terry, George. R, 2008. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Terry, George, Rue, Leslie. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi

Aksara. Yani, Ahmad, 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Dokumen:

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Page 182: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 1 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa

Umum Data Pedagang Kios dan Los Unit Pasar Petir Kabupaten Serang Tahun 2013 Data Potensi Pasar Tradisional di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang

Tahun 2014, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah.

Data Potensi Pasar di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar

Petir, Pasar Dukuh dan Pasar Baros). Sumber Lain:

Betty Rahayu. 2012. “Analisis Potensi Pajak Hotel terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Gunung Kidul”. Skripsi. Gunung Kidul. Universitas Diponegoro.

http://arifcintaselvia.wordpress.com/kuliah/manajemen-publik/apa-itu-manajemen-publik/, Senin, 5 Mei 2014, 20:27 WIB. http://birokrasi.kompasiana.com/2013/07/21/dari-definisi-manajemen-publik-sampai-semangat-kaizen-578471.html, Senin, 5 Mei 2014, 20:37 WIB. Lina Aliany, A. Yamang Peddere dan Muhammad Ashari. 2011. “Menghitung

Potensi Retribusi Parkir di Kota Makassar”. Makassar.

Page 183: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN

Page 184: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG
Page 185: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Pedoman Wawancara

No Dimensi Informan 1 Fasilitas pasar:

a. Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada dan berapa jumlah masing-masing jenisnya

b. Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

2 Jenis dagangan: a. Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan

bagaimana kaitannya dengan pendapatan retribusi pasar

b. Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi para pedagang

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

3 Jumlah petugas pemungut: a. Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar

sudah sesuai/cukup dan bagaimana pembagian tugasnya

b. Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya

c. Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya

d. Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar

e. Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal retribusi pasar

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

4 Tarif retribusi: a. Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar

retribusi pasar sesuai dengan tarif yang ada pada Perda

b. Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) & bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang & petugas)

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

Page 186: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

No Dimensi Informan 5 Jumlah kios dan los:

a. Seberapa banyaknya kios dan los yang aktif dan non aktif

b. Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif sebagai potensi retribusi pasar

c. Adakah rencana penambahan unit baru pada jenis objek yang sudah ada (kios dan los) untuk menambah potensi retribusi pasar

d. Adakah rencana penambahan jenis objek baru untuk menambah potensi retribusi pasar

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

6 Luas area pasar: a. Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan

potensi/pendapatan retribusi yang ada b. Kesesuaian luas area pasar dengan jumlah unit

objek retribusi yang ada

I1, I2, I3, I4-1, I4-2

7 Jumlah pedagang: a. Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai

subjek retribusi terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)

b. Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar

c. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi

I1, I2, I3, I4-1, I4-2, I5-1, I5-2

8 Data penerimaan retribusi: a. Berapa target pendapatan retribusi pasar,

bagaimana jangka waktu penargetannya dan bagaimana pencapaiannya

b. Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah

I1, I2, I3

Page 187: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Daftar Informan Penelitian

Kode Informan Informan Jumlah

I1

Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir) Dipskoperindag Kabupaten Serang

I1 : Bpk Ma’mum Dian Purnama

1 Orang

I2 Koordinator (Kepala) Pasar Petir

I2 : Bpk. H. Hasan 1 Orang

I3 Petugas Pemungut Retribusi (Kolektor) Pasar Petir

I3 : Bpk Wahyudi 1 Orang

I4 Staf Pasar Petir I4-1 : Bpk Mansur I4-2 : Bpk Saleh

2 Orang

I5 Pedagang (Wajib Retribusi) Pasar Petir

I5-1 : Ibu Iroh I5-2 : Bpk Wawan

2 Orang

Total Informan 7 Orang

Page 188: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

TRANSKRIP WAWANCARA

Peneliti

Q1-a

Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

I1 Kios dan Los. 290 kios dan 88 los.

I2 Ya kios dan los.

I3 Kios dan los, itu kan jumlah rinciannya sudah ada di data

yang saya kasih itu.

I4-1 Sebetulnya mah semuanya juga dikatakan masuk ke retribusi, kaki lima segala itu kan, kios, los sama disetorin. Sebenarnya memang retribusi itu hanya kios dan los, mengingat sekarang ini target per tahunnya meningkat, jadi itu untuk menunjang kekurangan retribusi itu dari yang lain itu masuk retribusi juga.

I4-2 Kios sama los. Ya Kebersihan & keamanan sama masuk

juga.

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q1-b

Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

I1 Kantor sebagai fasilitas pendukung, toilet, mushola. Toilet

dan mushola termasuk fasum (fasilitas umum). Untuk fasum itu tidak boleh dikenakan retribusi, kalaupun ada pungutan itu untuk pemeliharaan dan uangnya tidak masuk ke kas daerah, pemeliharaannya misalnya untuk biaya air, listrik dsb. Unit kebersihan bukan kewenangan pasar tapi dikelola oleh pasar termasuk iurannya juga dikelola oleh pasar. Kebersihan itu kewenangan Dinas Tata Ruang dan Bangunan, tetapi karena wilayahnya ada di area pasar jadi dikelola oleh pasar dan koordinasi dengan Dinas tersebut. Kalo untuk sampah itu dikelola oleh pihak pasar sendiri juga koordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Bangunan bidang Pertamanan dan Kebersihan

Page 189: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

secara bersinergi, jadi kita yang menghimpun iurannya dia yang mengangkut sampahnya. Di sana ada biaya per kubiknya berapa sudah ada di Perda Persampahan itu. Keamanan juga bukan tugas pasar sebenarnya, tapi dikelola oleh pasar jadi iuran yang dipungut itu digunakan untuk pengelola pasar dan tidak masuk ke kas daerah. Ada lagi parkir, itu kan lahannya punya pasar tapi pungutannya masuk ke Dinas Perhubungan, sebetulnya itu rugi untuk pihak pasar, makanya ini sedang diusulkan bagaimana agar ada jalan tengahnya. Jadi untuk retribusi yang masuk ke kas daerah itu hanya dari retribusi kios dan los.

I2 Itu semacamnya MCK gitu ya, ada 4 kamar, di belakang ada

3 kamar. Peralatannya kalo di Kantor ya MCK ada, mushola ada, terus juga dapet peralatan seperti cangkul, golok, arit,sikup, sapu itu setiap tahun dikasih, ya namanya peralatan setiap hari dipake jadi setiap tahun harus dikasih. Ya untuk peralatan kebersihan, pengki juga dikasih. Mushola juga ada itu di ujung terus lahan parkir.

I3 MCK ada 2 unit, yang satu 3 yang satunya ada 4 yang deket

mushola, jadi semuanya ada 7 kamar. Untuk tarifnya itu dari sana, udah ada peraturannya dari Diskoperindag, itu kan targetnya bisa per tahun tapi gak ada jumlah targetnya berapa, ya sedapetnya aja, itu sama disetorin juga masuk ke Kas Daerah. Area parkir luasnya yang depan 20x30 M2, kalo yang dalam 20x10 M2, Itu kan sebenarnya bukan urusan pasar walaupun memang wilayahnya ada di pasar itu dananya masuk ke Dishub Perdanya juga Perda Dishub, tapi sama masuk ke Kas Daerah.

I4-1 Parkir itu masuk ke Dishub, jadi pasar sama sekali gak

punya kewenangan apa-apa, bahkan gak ada pembagian dana sama sekali dari parkir itu. Padahal kan wilayahnya ada di dalam Pasar Petir. Kalo MCK seharusnya masuk juga apa itu per bulan apa per tahun ke kas pasar atau ke daerah, tapi selama ini belum ada pemasukan. Yaa selama ini mungkin pendapatnnya hanya digunakan untuk biaya operasionalnya saja selebihnya untuk pribadi pengelolanya itu. Untuk kebersihan itu kan biayanya dibayarkan per bulan 1.200.000 ke Dinas PU, sebagiannya untuk biaya operasional, sebagian lagi untuk menutup kekurangan retribusi juga. Kemudian kalo biaya keamanan itu hanya biaya atau upah untuk petugas yang jaga terutama jaga malam, petugasnya yaa staf pasar ini sendiri karena sudah dimusyawarahkan jadi petugas keamanan dan ketertiban pasar ini tidak mengambil dari pihak luar tapi oleh staf pasar sendiri, yaa sebenarnya kami ini staf pasar tapi sekaligus ditugaskan untuk petugas kemananan dan ketertiban Pasar Petir. Dana hasil

Page 190: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

pungutannya tidak ada pembagian untuk pihak-pihak lain karena yang tugas jaga kan staf-staf pasar sendiri. Kemudian sisa dari biaya keamanan itu ya untuk menutupi target retribusi juga bahkan sampai 50% lebih dari pendapatan keamanan masuk ke retribusi.

I4-2 Yaa kebersihan dan keamanan itu beda lagi dari retribusi.

Tapi kalo pendapatan retribusi belum mencapai target, jadi keamanan dan kebersihan ini untuk nombokin retribusi malah dari semuanya diambil dari PKL dan asongan juga. Parkir itu emang adanya di lingkungan pasar, tapi itu kewenangannya ada pada Dinas Perhubungan. Harusnya sih jadi hak pasar karena kan wilyahnya punya pasar. MCK juga ada pungutan, tapi untuk lebih jelasnya saya kurang paham itu ke Pak Wahyudi aja ya.

I5-1 Toilet semuanya ada 8 kamar, yang di pinggir 4 yang di

belakang 4 kamar. MCK Bayar Neng seribu rupiah, kalo ke mushola gak usah bayar lagi udah termasuk dong ke situ. Parkir juga Ya bayar Neng, kadang Rp.1000 kadang Rp.2000, kadang mah gak bayar kalo lagi gak ada uang mah.

I5-2 Bayar parkir ya tergantung, kalo bawa mobil ya kadang

5.000 kadang 3.000 atau 2.000 lah, kalo bawa motor ya 1.000 kadang 2.000. Kalo ke MCK ya saya bayar juga 1.000 kadang juga 2.000. Untuk salar kebersihan dan keamanan juga saya bayar 1.000 masing-masing. Kalo untuk retribusi kios saya lebih sering bayar 1.000 kadang kalo penjualan lagi bagus saya bayar 2.000.

Peneliti

Q2-a

Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya dengan pendapatan retribusi pasar?

I1 Sebetulnya sudah ada itu zonasi blok-bloknya untuk kios dan

los itu, tujuannya untuk mempermudah pembeli mencari barang yang dicarinya. misalnya toko emas ada di blok A, toko baju ada di blok D gitu. Itu semua sudah kita atur dalam peta pembagian blok atau zonasi. Peraturannya kalau secara tertulis belum ada, ini hanya berupa kebijakan dari Diskoperindag dan UPTD Pasar saja.

I2 Pasar Petir ini sebenarnya potensinya sangat bagus, punya

pedagang emas terbanyak dan pedagang pakaian terbanyak dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang ada di Kabupaten serang khususnya wilayah tengah sehingga menjadi ikon di Kabupaten Serang ini, bahkan rencananya akan

Page 191: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

dijadikan pasar percontohan se-Indonesia. Maka dari itu zonasi ini adalah cara agar Pasar Petir ini jadi rapi tertib dengan mengatur letak pedagang sesuai jenis dagangannya.

I3 Kalo zonasi benar-benar diterapkan sesuai aturan, pasti kan

pasar ini jadi tertib, rapi dan menarik, jadi rame. Yaa sekarang liat aja, masih banyak yang ngatur sendiri.

I4-1 Zonasi itu kan dengan mengatur letak kios dan los sesuai

jenis dagangannya yang sudah diatur oleh pasar, tujuannya untuk memudahkan pembeli untuk belanja, jadi pembeli tau di mana letak barang yang dia cari. Secara tidak langsung hal itu bisa meningkatkan pendapatan retribusi juga, karena kalo zonasinya dipatuhi oleh pedagang, pasarnya jadi rapi, indah, bisa menarik pengunjung, pasarnya rame yaa Insya Allah pedagang yang bayar retribusinya juga lancar. Yaa sekarang kan lihat aja di blok emas masih ada pedagang sepatu dan pedagang pakaian. Semua itu kan perlu ketegasan dari petugas, saya kira kalo memang aturan itu dipatuhi oleh para pedagang ya bisa. Kepala UPT’y kurang detil dalam menegakan ketegasan, kalo saya kan hanya staf pasar menjalankan apa yang diperintahkan. Selebihnya kewenangan Kepala UPT dan Kepala Pasar. Kalo petugas kebersihan ngasih teguran ya paling diketawain...

I4-2 Yaa Pasar Petir ini kan sebenarnya mau dijadikan pasar

percontohan, jadi dibuatlah zonasi penempatan jenis dagangan supaya pasar ini tertib, rapi, indah dan menarik. Supaya menarik pengunjung, pasarnya rame, penjualan meningkat dan diharapkan retribusinya juga lancar, begitu... tapi ya kita lihat sendiri pelaksanaannya, masih banyak pedagang yang tidak nurut ke aturan. Ya untuk sementara ini sih hanya diberikan peringatan atau pemberitahuan saja, belum diberikan sanksi apa-apa . Pasar Petir ini kan sebenarnya belum diresmikan, nanti kalo sudah diresmikan pengaturan zonasi itu harus benar-benar dilaksanakan sesuai aturan. Pokonya nanti kalo sudah peresmian harus ada perubahan semuanya. Tempatnya di mana ya harus kembali ke tempatnya, yang belum ditempati harus diisi. Itu instruksinya dari Kementrian langsung.

I5-1 Ya bagus juga sih ada zonasi ini, supaya pedagang tau letak-

letak pedagang sesuai barang yang dia cari di mana. Harapannya sih zonasi ini berjalan sesuai peraturannya, terus juga mudah-mudahan dengan adanya zonasi ini pengunjungnya jadi rame biar pendapatan pedagang juga meningkat.

I5-2 Zonasi ya menurut saya itu bagus lah, jadi untuk

Page 192: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

memudahkan pembeli menemukan barang yang akan dibelinya, mau beli baju sebelah mana, mau beli ikan sebelah mana, terus biar pasar juga terlihar rapi, tertib, teratur dan indah. Ya kalo mau tertib ya tertibkan lah.. Supaya menarik pengunjung pendapatan juga meningkat. Kalo keramaian mah relatif, yaa namanya pasar di kampung, yang jelas kalo adanya zonasi itu bisa memudahkan pembeli dalam berbelanja.

Peneliti

Q2-b

Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi para pedagang?

I1 Oh tentu berbeda, antara pedagang sayuran dengan pedagang

pakaian misalnya, kalo sayuran kan orang setiap hari pasti beli jadi bayar retribusinya juga lancar, sedangkan pakaian tidak setiap hari orang beli baju, jadi bayar retribusinya jarang tergantung penjualan aja, itulah yang dijadikan alasan pedagang.

I2 Iya jelas, kalo pedagang bahan makanan seperti sayuran,

ikan, sembako itu kan penjualannya setiap hari jadi retribusiya juga lanvar, coba kalo pedagang pakaian, sendal sepatu paling kan ramenya pas mau lebaran atau musim liburan saja jadi retribsinya juga macet banyak yang lewat aja gak bayar.

I3 Yaa secara garis besar begitu, yang lebih lancar itu dari

pedagang bahan makanan, sayuran, ikan yang di belakang itu.

I4-1 Ya kalo sehari-hari kaya gini mah lebih lancar dari sembako dan sayuran, kalo dari pakaian mah ya liat sendiri ni saya muter baru dapat 5 orang. Tapi kalo pihak Dinas mah yang di atas taunya yang sejumlah kios dan los aja, gak tau kondisinya di lapangan seperti apa.

I4-2 Memang tukang sayuran mah sih rapih bayarnya dari dulu

juga lancar, kalo sayur mayur itu paking lancar, ikan juga kadang-kadang masih jarang bayar. Yang jarang bayar mah sembako, yang paling jarang bayar mah ya ini baju (pakaian) malah ada yang seminggu gak masuk/gak bayar.

I5-1 Yaa kalo saya sebagai pedagang pakaian memang merasa

bayar retribusinya lebih sering 1.000 rupiah ya harusnya mah kan 2.000, tapi kan kalo jualannya sepi mau gimana..

I5-2 Ya saya sendiri sebagai pedagang pakaian ya kalo jualan lagi

sepi gini paling bayar 1.000 aja. Kalo hari-hari biasa gini kan orang yang beli pakaian jarang, kecuali kali makanan, sayuran,

Page 193: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

ikan, sembako itu mah tiap hari pasti laku.

Pen

eliti Q3-a

Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan bagaimana pembagian tugasnya?

I1 Harusnya ada penambahan petugas, karena kadang kan gak

ketanganan. Jumlahnya itu disesuaikan dengan luas wilayah dan dibagi per zona. Ada 2 orang itu semua sudah resmi melalui Surat Perintah. Pembagian tugas ada yang bagian depan, tengah dan belakang sesuai zonasinya. Selain itu ada juga kolektor internal pasar yaitu unit keamanan dan kebersihan sekaligus sebagai pengelola keamanan dan kebersihan, pembagian tugasnya juga diatur oleh UPTD Pasar dan diperintahkan secara resmi melalui Surat Perintah.

I2 Ya yang sedang mah tiga, ya karena yang 1 orang pindah itu si Jumroni ke Baros. Sebenarnya jumlah personil itu cukup tapi harus ada kesinergian untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di Pasar Petir, seperti masalah jual beli kios, kontrak, penggantian nama dsb. Kalo jumlahnya sih udah cukup, cuma kerjasamanya ini yang harus lebih ditingkatkan, misalnya gimana caranya kios yang sepi supaya jadi rame, kios yang tutup supaya buka jadi bisa menambah keramaian pasar. Ya istilahnya kita buat terobosan lah.. Kalo pasar rame kan bisa jadi potensi juga untuk Pasar Petir, Penjualan meningkat, kepatuhan bayar retribusi meningkat maka pendapatan retribusi juga meningkat, begitu.

I3 Kalo untuk pemungut retribusi mah udah cukup, gak keteter

ko’ malah kekecilan pasarnya, hee hee...

I4-1 Kalo petugas pemungut mah saya rasa sudah cukup.

I4-2 Cukup, soalnya ini aja masih banyak yang nganggur setiap harinya, kadang ada 2 atau 3 orang yang nganggur.

I5-1 - I5-2 Yang saya lihat sih petugas kebersihan yang belum cukup,

itu kan kerjaan yang berat, yaa kita lihat aja dimana-mana banyak sampah berserakan, jadi kebersihannya kurang terawat. Kalo untuk keamanan menurut saya 2 orang itu kurang tambah 1 bisa nanti kan dibagi masing-masing zona-zonanya.

Page 194: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Peneliti

Q3-b

Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

I1 Tidak berpengaruh apa-apa kalo untuk pendapatan, tapi kalo

personilnya banyak otomatis biaya operasionalnya juga lebih banyak.

I2 Kalo dari segi pendapatan mah relatif, tapi tentunya kalo

petugas nambah, jadi biaya untuk ngopi dan rokoknya ini jadi nambah juga kan..

I3 Yaa jelas lah, nanti biaya operasionalnya jadi nambah, bukan

pendapatan retribusinya nambah, malah keambil. Pendapatan mah gak jauh beda segitu-gitu aja.

I4-1 Yaa mempengaruhi.. justru kalo ditambah malah

pendapatannya merosot, semakin banyak petugas kan semakin banyak orang yang harus dibayar sedangkan pendapatan atau potensinya segitu-gitu aja.

I4-2 Itu kalo diperbanyak itu target bisa hilang karena ya jadi

banyak tangan, lebih banyak orang lebih banyak biaya lebih banyak resikonya, malah pendapatannya berkurang, bisa target hilang, kalo target kurang dari mana nombokannya kita...

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q3-c

Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

I1 Pendapatan retribusi yang kurang karena kurang patuhnya

pedagang dalam membayar, itu memang kurang ketegasan dari petugas kita.

I2 Ketegasan ada, cuma ya pedagangnya itu cenderung

menyepelekan harusnya bayar 2000 malah 1000, malah ada yang mau lewat aja. Memang belum sadar hukum masyarakat sini mah. Yaa memang sudah ada Perda, ya maksudnya itu harus ada perubahan supaya lebih kuat sebagai pegangan para petugas untuk menerapkan ketegasan. Kalo kita melihat dari sisi kemanusiaan atau rasa kasihan ya kaya gini terus, tapi kan kita bicara peraturan, bagaimana caranya peraturan bisa diterapkan secara tegas dan agar dipatuhi.

Page 195: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

I3 Kalo saya sih belum menerapkan ketegasan, ketegasan itu

harusnya dimulai dari pimpinan, kita bisa aja tegas, kalo dari atasnya memerintahkan saya harus tegas ya saya siap. Saya pernah memungut dengan cara tegas tapi ya ketika saya dapat perlawanan ya saya mau gimana.. respon dari pimpinan kan gak ada. Kalo pedagang nggak, kita dari petugasnya dulu, ya dari Birokrasinya lah. Kalo dari atas tegas ya pedagang juga akan ikut. Kita harus punya solusi lah gimana caranya agar pedagang itu patuh untuk membayar retribusi, biar pedagang enak kita juga enak, dsb.

I4-1 Yaa itu tinggal skill dari para petugasnya aja, mau secara

tegas atau gimana, tegas ini juga tidak pengaruh bagi para pedagang, dengan pedagang tidak ada masalah, kalo tegas ya dengan aturan, yang ada pedagang bukannya semakin mau ngasih malah tidak mau ngasih. Jadi bukan tegas untuk menimbulkan permasalahan. Jadi gimana caranya tegas untuk mencapai target tanpa menimbulkan masalah.

I4-2 Tegas gak tegas sama begitu aja, karena ya namanya juga

pedagang.. yaa begitu..

I5-1 Ya walaupun mau tegas kaya gimana kalo penjualannya belum ada mah mau bayar pake apa, kita kan bayar retribusi tu sesuai hasil penjualan itu.

I5-2 Yaa mungkin kalo petugasnya lebih tegas bisa aja para pedagang lebih patuh bayar retribusinya, jadi biar pedagangnya merasa berkewajiban/merasa takut, tapi tegas dengan cara yang baik jangan sampe bikin keributan.

Peneliti

Q3-d

Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

I1 - I2 Yaa mungkin sosialisasinya masih kurang, ya barang kali

jangan cuma mantrinya doang. Bagusnya sih ada seminar atau pertemuan dengan para pedagang. Sekarang kan sudah dibentuk Forum Pedagang, tujuannya untuk menampung keluhan-keluhan pedagang nanti koordinasi dengan saya (Koordinator Pasar) dan Pak Ma’mun. Bisa juga forum itu jadi media untuk sosialisasi dengan mengadakan pertemuan.

I3 Kalo Kepala Dinas untuk sementara tidak perlu lah, itu kan

Page 196: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

ada Kepala UPT’nya. Turun ke lapangannya bukan untuk marah-marahin orang, kasih pengarahan.. gimana caranya supaya para pedagang taat pada retribusi, dsb. Selama ini belum ada yang turun ke lapangan secara langsung seperti itu.

I4-1 Yaa seharusnya Kepala Pasar juga rutin datang ke pasar

untuk memberikan pengarahan kepada para pedagang, terutama Kepala UPT juga harus turun langsung ke lapangan.

I4-2 Yaa boleh juga.. misalnya Kepala Pasar lah supaya dia tahu

permasalahan di lapangan gimana kondisinya di Pasar Petir ini.

I5-1 Yaa boleh lah pejabatnya pada turun ke sini ke pasar, untuk ngobrol-ngobrol, pendekatan, terutama ya untuk memberitahukan apabila memang ada yang perlu diberitahukan pada pedagang.

I5-2 Yaa seharusnya sih ada, misalnya Kepala Pasarnya lah rutin

ke sini, ngasih pengarahan, penjelasan kepada pedagang.

Peneliti

Q3-e

Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal retribusi pasar?

I1 Ya surat edaran, tapi pedagang suka pura-pura tidak tahu, ini

kan pemberitahuan sudah diedarkan foto copyannya, tarifnya berapa bagaimana aturanya secara jelas sudah ada di edaran itu. Kemarin juga sudah minta lagi edarannya.

I2 Ya surat edaran dan sosialisasi dengan para pedagang secara langsung walaupun belum semua. Ya makanya saya kelayar keluyur di Pasar ya itu untuk apa, ya untuk itu, untuk pendekatan ke para pedagang (sosialisasi) secara tatap muka. Saya omongin, ngasih pengarahan. Ada mah ada pertemuan/musyawarah antara pedagang dan petugas, cuma kesadaran masyarakatnya itu untuk mengikuti kegiatan itu masih sangat kurang. Ya kesadaran itu sangat sulit, masyarakatnya belum sadar hukum.

I3 Sementara ini baru ada surat edaran aja. Ya seharusnya sih

musyawarah dengan pedagang, di sini kan ada forum, ya harusnya ada lah pertemuan untuk sosialisasi, pengarahan, dsb. Sekarang kita urus dulu penertiban pedagang, seperti PKL ditempatkan dan ketertiban secara keseluruhan. Kalo untuk retribusi gak susah-susah amat kalo pedagangnya kita tentramkan kita bikin enak dan nyaman. Pasarnya juga kita bikin aman, tertib, nyaman supaya bisa menarik konsumen jadi kan jualannya rame maka pedagang juga bayar retribusinya lancar.

Page 197: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Pokonya Kalo pemimpin pengen punya pendapatan yang bagus ya itu harus dari atasnya dulu.

I4-1 Yaa sebetulnya kan ada selebaran surat, disamping juga

kami tidak bosan-bosan memberitahukan kepada para pedagang, kalo Kepala Pasarnya saya kira juga sudah cuma mungkin belum semuanya.

I4-2 Surat edaran sering diberikan pada pedagang. Dengan

pendekatan secara halus dari petugas, terus juga teguran-teguran dari para petugas pemungut.

I5-1 Yang pernah saya lihat sih paling ada selebara surat

pemberitahuan, kadang saya juga lihat ada Kepala Pasar ke sini sama Kepala UPT’y itu pernah liat juga beberapa kali.

I5-2 Yang saya lihat sih paling ada surat edaran kaya gitu, gak

ada yang lain. Belum ada musyawarah apa-apa, ya mungkin ada, tapi undangannya atau pemberitahuannya itu kurang jelas atau kurag tegas, jadi pedagang ya cendeerung menyepelekan untuk menghadirinya.

Peneliti

Q4-a

Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai dengan tarif yang ada pada Perda?

I1 Masih belum sesuai dengan tarif, di Perda kan sudah jelas

tarif untuk kios 2.000 untuk los 1.500, itu juga harus sesuai dengan luas unitnya itu, mayoritas pedagang kan menggunakan tempat melebihi kios/losnya itu harusnya bayar lebih dari tarif itu..

I2 Pedagangnya itu cenderung menyepelekan harusnya bayar

2000 malah 1000, malah ada yang mau lewat aja.

I3 Berat, karena pedagang dengan alasan sepi beberapa tidak mau membayar atau bayar tapi tidak sesuai tarif, kita masih sering memaklumi dengan hati nurani kita, yang penting mencapai target.

I4-1 Sebetulnya untuk 1.000 saja para pedagang masih susah

jangankan untuk 2.000, karena dengan alasan keterbatasan yang belanja.

I4-2 Yaa kadang-kadang gitu lah.. gak nyampe, gak sesuai

dengan tarifnya. Kalo sayur mayur emang lancar itu tapi tetap

Page 198: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

aja gak bisa mencapai target. Itu pedagang bila mana 3 bulan berturut-turut tidak bayar retribusi maka diambil kembali unitnya oleh Pemda, ini akan berlaku nanti setelah peresmian.

I5-1 Kadang 1000 kadang 2000, pernah gak bayar sama sekali

karena lagi gak dapet uang. Emang sih aturannya mah mau buka atau enggak tetap harus bayar, tapi ya keberatan lah, masa gak buka bayar aja, malah kalo lagi buka juga kalo gak dapet uang mah kadang gak bayar ya gak mau bohong. Tapi jarang sih gak bayarnya ya lebih sering bayar. Rata-rata sih Mamah bayarnya 1000 kalo 2000 mah jarang.

I5-2 Kalo saya sih rata-rata bayar 1.000 per kios, kalo lagi rame

saya bayar 2.000, tapi saya gak pernah sampe gak bayar.

Pen

eliti Q4-b

Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) & bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang & petugas)?

I1 Ada, itu kita nanti koordinasi dengan Dewan yang nantinya

juga akan ada perubahan Perda, itu sudah ada rencananya. Dasar pertimbagannya dari kemampuan atau daya beli masyarakat, kenaikan barang dagangan secara umum dan terutama untuk meningkatkan pemasukan ke PAD.

I2 Wah.. kayanya belum bisa, yang ini aja masih banyak yang

macet..

I3 Boleh untuk kita peningkatkan pendapatan untuk Kas Daerah, tapi dengan catatan apabila ada keluhan dari staf di lapangan, kalo ada benturan segala macam, kalo memang pertanggungjawaban dari atasan oke, kita kan harus diberikan arahan dari atasan, terus kalo ada komplain, harus ada ketegasan dari petugas/atasan. Kalo yang saya rasakan Pemerintahan di Provinsi Banten kayanya kurang tegas, jadi tegasnya hanya ke staf aja gak langsung ke lapangan. Untuk 2500 belum bisa lah apalagi untuk pasar selevel kita, setidaknya yang tadinya belum mencapai 2.000 biar nyampe 2.000 lah, kalo lebih dari itu kayanya belum bisa.

I4-1 Ya itu kan hasrus dimusyawarahkan dulu, terus stafnya juga

harus turun memberikan himbauan, ada selebarannya dijelaskan secara transparan, yaa miungkin bisa aja kalo kaya gitu.

I4-2 Kalo ada peningkatan tarif atau target yaa susah sih tapi

Page 199: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

gimana ketegasan kita supaya pedagang paham, apa dasarnya, bagaimana peraturannya diterangkan secara jelas pada pedagang, ya mungkin bissa aja kalo menaikan tarif/target.

I5-1 Wih.. ulah, ulah.. tos sakitu bae. Keberatan lah kalo dinaikin

mah. Soalnya kan pasarnya seperti ini kurang rame. Paling ramenya kalo lagi bulan puasa atau lagi musim mau masuk sekolah.

I5-2 -

Pen

eliti Q5-a

Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)?

I1 Yaa.. kurang lebih 80% kios aktif, 90% los aktif. Nah.. itu lah kelemahan para pedagang-pedagang kita, mau memiliki unit tapi tidak mau menggunakannya untuk berjualan, itu kan mempengaruhi juga terhadap perolehan retribusi kita.. seharusnya itu jadi pemasukan rutin untuk kita.

I2 Yaa kira-kira 80% yang aktif, 20% yang belum aktif.

I3 Kios yang belum aktif masih banyak.. Yaa itu dia, Pemda

kan tidak mau tau jumlah kios dan los yang ada itu harus ada semua retribusinya, gak mau tau kios itu aktif atau tidak, bayar atau tidak. Dari kaki lima itu untuk menutupi kekurangan itu. Jadi PKL ini sekarang hanya sebagai solusi.

I4-1 Yaa pokoknya kita lihat saja masih banyak kios dan los yang

belum buka.

I4-2 Kalo jumlahnya belum pasti ada berapa yang jelas masih banyak lah.. karena kan para pedagang yang mau ngisi kiosnya atau mau dikontrakin itu gak pernah ada yang laporan ke petugas, jadi kan datanya gak pasti. Harusnya itu kan kalo kios dan los aktif jadi sumber pendapatan juga untuk retribusi dan salar.

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q5-b

Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif sebagai objek retribusi pasar?

I1 Ada, ada sanksinya itu. Yaa sanksinya kalo dia tidak buka

dalam satu tahun otomatis harus dikembalikan kepada

Page 200: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

pemiliknya yaitu Pemerintah Daerah. Pedagang yang sekarang menempati unit di Pasar Petir itu bukan sebagai pemilik, tetapi hanya diberikan hak untuk menggunakan jasa atau fasilitas berdagang dari Pemerintah Daerah dan itu semua milik Pemerintah Daerah, mulai dari tanah, bangunan dan seluruh fasilitas yang ada di Pasar tersebut. Sementara ini peraturan tersebut belum ditegakkan, karena sebenarnya Pasar Petir ini belum diresmikan, walaupun sekarang sudah digunakan. Jadi nanti kebijakan atau peraturan itu berlaku ketika Pasar Petir sudah diresmikan.

I2 Sementara ini baru teguran aja dari pihak pasar, belum ada

upaya yang tegas karena kan pasarnya juga belum diresmikan.

I3 Yaa dicari pemiliknya siapa, dikasih surat pemberitahuan supaya dibuka.

I4-1 Ya itu kan kios-kios yang kosong sudah dikasih peringatan

dengan surat yang ditempel-tempel itu supaya diketahui oleh pemeliknya agar diaktifkan. Itu kan seharusnya jadi potensi pendapatan retribusi, kalo tutup aja ya kita kehilangan pendapatan untuk retribusi.

I4-2 Yaa untuk sementara ini kan Pasar Petir belum peresmian,

jadi belum ada tindakan secara tegas untuk mengatasi kios non aktif itu. Nanti kalo sudah diresmikan harus buka semua itu, kios yang belum aktif harus aktif, yang belum punya tempat akan ditempatkan, dsb.

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q5-c

Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

I1 Tidak ada. Itu sudah segitu aja, karena di peta yang direncanakan memang jumlahnya harus segitu sejumlah kios yang ada sebelumnya.

I2 Oh nggak itu sudah segitu jumlahnya, kan mengikuti jumlah

awal sebelum Pasar Petir direvitalisasi, jumlah kios 290 jumlah losnya 88.

I3 Oh ngggak itu udah segitu aja.

I4-1 Kalo kios dan los gak bisa nambah ya segini aja, bicara soal

Page 201: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

keramaian pasar, kalo bangunannya seperti dulu itu bisa memancing keramaian, ya ini lihat saja struktur bangunannya seperti ini dilihat dari depan aja sudah terbendung oleh kantor pasar. Kalo dulu kan pintu masuk ada 3 jadi mantep itu bisa memancing keramaian.

I4-2 Sepertinya sih tidak ada, untuk kios dan los ya jumlahnya

udah segitu aja dari sananya.

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q5-d

Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya?

I1 Paling penambahannya itu untuk menampung PKL, jadi nanti dibuatkan ruang untuk PKL. Sekarang sudah mulai dibangun namun belum dioperasikan.

I2 Itu kan ada di belakang, auning, itu maksudnya untuk PKL,

cuma ya sekarang PKL masih belum bisa diarahkan untuk berjualan di auning, mungkin ya karena pasarnya juga belum rame.

I3 Yaa barangkal itu PKL kalo udah ditempatkan di auning.

Tempat untuk kaki lima kan udah ada di belakang, sekarang sih belum ditempati karena pengunjungnya masih sepi. Sekarang kan pintu masuk Pasar Petir ini ada 2, dari depan dan dari belakang. Kalo pengunjungnya udah rame dari depan maupun dari belakang ya pasti mulai dipake. Itu auning namannya, jumlahnya 60 unit, bentuknya seperti los cuma tidak ada sekat-sekatnya dan tidak ada meja-mejanya, jadi datar aja.

I4-1 Ada itu auning di belakang tapi belum dioperasikan,

sementara ini petugas pasar ditugaskan untuk mengarahkan para pedagang kaki lima untuk mengisi auning tersebut, tapi kan kalo pasarnya belum cukup ramai sampai ke belakang jadi auning itu belum bisa dioperasikan.

I4-2 Ya auning itu udah jadi tapi belum dioperasikan. Yaa karena

pasarnya belum belum begitu rame juga karena belum peresmian.

I5-1 - I5-2 -

Page 202: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Peneliti

Q6-a

Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan retribusi yang ada?

I1 Pasar Petir dengan luas segitu sudah dimaksimalkan

pembangunan unitnya dari mulai kios, los, halaman, area parkir. Semuanya itu sudah ada aturannya di peta.

I2 Masih jauh, untuk mencapai target aja masih nombokin dari sana-sini.

I3 Area pasarnya cukup luas, tapi pendapatannya minim.

I4-1 Harusnya sih untuk pasar seluas ini ya pendapatnnya

banyak, melihat jumlah unit kios dan los juga banyak, luas halaman parkir luas, pedagang kaki lima dan asongan banyak, tapi kan belum tentu semua itu menjamin pendapatan retribusi.

I4-2 Sementara ini saya rasa Pasar Petir sudah cukup ya

bangunannya, sesuai antara luas dengan jumlah bangunan yang ada.

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q6-b

Kesesuaian luas area pasar dengan jumlah unit objek retribusi yang ada?

I1 Sudah tidak bisa lagi, sudah cukup. Malah yang ada aja

belum semua aktif.

I2 Kalo untuk menambah unit baru mah gak bisa, ya buat apa, unit yang ada aja masih banyak yang kosong.. coba kalo semua aktif, itu kan potensi retribusi yang utama. Sekarang jangan dulu mikirin penambahan unit, maksimalkan dulu dari unit yang sudah ada ini.

I3 Gak bisa, kalo pun bisa masih jauh kayanya untuk ke situ,

kita maksimalkan aja dulu dari unit yang ada.

I4-1 Bisa saja menambah unit lagi di Pasar Petir ini, tapi kan kita lihat sekarang, jangankan mau nambah lagi ke belakang, unit yang ada aja masih banyak yang kosong di los dan kiosnya itu masih banyak yang kosong.

I4-2 Tapi kayanya gak bisa, karena yang ada aja masih banyak

yang kosong, kecuali kios ini sudah penuh terisi semua kalo ada lahan yang kosong, itu boleh-boleh aja.

Page 203: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q7-a

Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)?

I1 Yaa seperti yang kita ketahui, kios dan los yang ada masih banyak yang belum aktif, bukan karena tidak ada pemiliknya, tapi pemiliknya tidak/belum menggunakannya untuk berjualan.

I2 Yaa jelas tidak sesuai, jumlah unitnya berapa.. jumlah

pedagang berapa.. ya jelas lebih sedikit..

I3 Belum sesua lah, ya tu kan kios sama losnya masih banyak yang kosong.

I4-1 Jumlah pedagang lebih sedikit dari jumlah unit yang ada,

jumlah unit mah banyak pedagangnya mah itu-itu juga.

I4-2 Ya seperti yang kita lihat unitnya masih banyak yang kosong, jumlah pedagangnya lebih sedikit dari jumlah unit di pasar ini.

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q7-b

Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

I1 PKL, itu dihitung/didata, baru pendataan, jumlahnya belum

fix, ya sekarang ada lah sekitar 28 PKL. Harusnya mah PKL itu ijin dulu kepada pengelola pasar, misalnya Kepala UPTD atau Mantri Pasar atau Koordinator Pasar, mereka asal masuk aja langsung dagang aja, jadi petugas kalo mau mendata ya dihitung saat di lapangan aja. Ya pedagang kaki lima dan asongan kan belum masuk ke objek retribusi daerah karena memang jumlahnya tidak tetap setiap harinya, tetapi kan iuran tetap dilakukan jadi itu menjadi solusi untuk menutupi kekurangan target retribusi pasar.

I2 PKL dan asongan itu kan dipungut juga, sementara ini buat

nalangin yang retribusi kalo kurang, terus juga buat biaya harian

Page 204: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

petugas (operasional), masa petugas gak makan gak minum, masa “mati di lumbung padi”. Jadi belum masuk secara mandiri sebagai objek retribusi hanya untuk nombokin aja.

I3 Kalo pendapatan retribusi untuk kios dan los sudah

mencukupi ya mungkin pendaparan dari PKL juga bisa menjadi objek baru untuk retribusi. Ada datanya, yang di atas taunya PKL itu gak masuk retribusi ya itu masuk untuk nutupin kekurangan retribusi kios dan los.

I4-1 Ya sebetulnya kalo menurut saya penghasilan mah dilihat

secara global aja gak ada pemisahan ini penghasilan kios, ini dari los, kaki lima dsb. Kaki lima itu sudah ada jumlah minimal 40 maksimal 50 itu sudah ada datanya. Ya saya kira kalo kai lima untuk di pasar petir ini gak terlalu banyak ya paling kira-kira 50 orang dan tarifnya 1.000, gak ada yang bayar 2.000 malah 500 perak.

I4-2 Mungkin kali lima dan asongan bisa saja itu juga potensi

retribusi juga. Jumlahnya cukup banyak itu tapi ya perlu diatur juga jenis dagangannya, jangan asal ngegelar dagangan aja barang jualannya juga diatur, kalo kue ya kue aja, masa jualan kue ada sayuran juga..

I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q7-c

Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi?

I1 Ya permasalahannya kurang taatnya itu, kurang patuh pada

aturan berapa tarifnya, bagaimana aturannya yang sesuai di Perda. Retribusi itu dipungut berdasarkan adanya kegiatan berjualan di pasar, jadi kalau tidak buka ya tidak bayar retribusi. Ya seharusnya sih ada atau tidaknya kegiatan berjualan ya tetap harus bayar retribusi seperti yang sudah diatur di Perda. Tetapi yaa kita lihat sendiri realitanya di lapangan, kalo pedagangnya tidak buka ya kita mau gimana. Malah kalaupun pedagangnya buka, masih banyak yang tidak mau bayar dengan alasan sepi pembeli lah atau mau bayar tapi tidak sesuai tarif yang ditentukan.

I2 Kesadaran pedagang masih sangat kurang, kenyataannya

sekarang, untuk zonasi aja sangat sulit karena sikap “Kumaha Aing”, jadi susah diatur. Para pedagang di Pasar Petir ini sangat kurang kesadarannya dalam mematuhi segala peraturan

Page 205: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

mengenai pasar, bukan hanya dalam membayar retribusi, semisal HGP saja surat Hak Guna Pakai itukan harusnya diperbarui setiap satu tahun, mana coba.. gak ada, hanya sedikit yang patuh. Terus kalo ada yang mau ngontrak apa pernah ada yang lapor ke petugas, ada lagi yang sampe membongkar tembok kios, mereka itu merasa kios ini milik sendiri seperti rumah, terserah mau diapain gimana sendirinya aja.

I3 Kultur juga berpengaruh pada kesadaran pedagang untuk

membayar, masyarakat di sini masih cenderung tradisional. Kalo pasar yang ada di kota mah sudah rata 2.000 untuk kios, jadi kalo ada rencana kenaikan masih bisa lah kalo untuk di kota walaupun prosesnya sulit, malah kalo di Jakarta kebersihan itu sampe 5.000 itu bisa diterapkan dengan ketegasan, kalo gak ngasih gak bisa jualan. Kalo di kita ada tarif segitu yang ada ribut.

I4-1 Sebetulnya kalo melihat dari Perda kalo pedagang tidak membayar retribusi selama 3 bulan berturut-turut maka unitnya akan kembali pada Pemda. Faktor yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi ya menurut saya yang jelas mah faktor pembeli, kalo sepi pembeli yaa pedagang mau bayar gimana. Kalo kesadaran pedagang menurut saya mah sudah cukup baik.. ya kalo dia gak punya bekal dari rumah ya mau bayar pake apa.. untuk sementara ini saya masih pake hati nurani aja selama targetnya masih bisa tercapai, tapi kalo seandainya targetnya naik lagi ya mau gak mau tarif yang ada di Perda itu harus diterapkan pada pedagang.

I4-2 Kurang paham, jadi retribusi ini kemana masuknya,

kebersihan dan keamanan kemana masuknya jadi karena kurang pahamnya itu pedagang jadi kurang patuh bayar retribusi dan pungutan lainnya juga. Kalo kita sih sebagai petugas selalu memaklumi kalo memang penjualan lagi sepi selama target tercapai.

I5-1 Yaa karena jualannya sepi, kalo rame saya mah bayar aja

sih.. walaupun Cuma 1.000, mungkin karena udah kebiasaan juga, biasanya bayar 1.000 ya segitu aja. Tapi kalo petugasnya bener-bener tegas mah mungkin bisa aja retribusi itu sesua tarifnya 2.000, tapi jangan tegas separo-separo doang, harus tegas secara total dan menyeluruh. Yaa kalo semuanya pada bayar 2.000 mah saya juga siap bayar 2.000. Terus juga bukan cuma giat minta retribusinya aja, pelayanannya juga diperbaiki, dimaksimalkan, masalah kebersihan, toilet biar nyaman,

Page 206: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

parkirnya juga, pokonya semuanya lah.

I5-2 Ya tergantung penjualan aja, kalo gak ada penjualan ya kita mau bayar pake apa? Ya untuk bayar retribusi itu kan kita juga ada perhitungan. Saya sih gak pernah tidak bayar, saya selalu bayar, ya kadang 1.000 kadang 2.000, tapi lebih seringnya 1.000.

Peneliti

Q8-a

Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu penargetannya dan bagaimana pencapaiannya?

I1 Tidak per hari, ya bisa per bulan terus per tahun juga

dihitung targetnya. Ada jumlah targetnya, tapi ini datanya tidak boleh diberikan, jadi hanya boleh dibacakan saja. Untuk tahun 2013 target 50juta dan target itu tercapai sampai 50juta, target 2014 sebesar 53juta realisasinya belum terdata karena sekarang kan baru bulan Agustus.

I2 Per tahun, dibagi 12 bulan, per tahunnya 67.500.000 kurang

lebih.

I3 310.000 per hari untuk satu pasar ini, jadi nanti hasil dari Saya dan Bu Teni digabungkan sampai mencapai jumlah yang sesuai target harian itu. Disetorkannya per minggu, kadang per hari. Pendapatan retribusi Pasar Petir dari keseluruhan itu per hari rata-rata 370.000.

I4-1 - I4-2 - I5-1 - I5-2 -

Pen

eliti Q8-b

Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah?

I1 Itu dari petugas pemungut ke Kepala Pasar terus ke UPT Pasar kemudian ke Dispenda melalui Bendahara.

I2 Disetorkannya per bulan. Disetorkan oleh saya kan Mantri

Pasar (Koordinator/Kepala Pasar) ke Kantor ke Bagian Keuangan Ibu Ros itu terus ke Pak Ma’mun.

I3 Penyetorannya dari Saya ke Pak Mansur dia kan

koordinatornya ke Mantri Pasar terus ke Dinas dari Dinas ke

Page 207: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Dispenda.

I4-1 - I4-2 - I5-1 - I5-2 -

Page 208: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

MEMBERCHECK

1. Wawancara dengan Bpk. Ma’mun Dian Purnama - Kepala UPT Pasar

Wilayah Tengah Diskoperindag Kabupaten Serang

Kode Informan : I1

Waktu : Selasa, 26 Agustus 2014, Pukul 09.07 WIB

Tempat : UPTD Pasar Diskoperindag Kabupaten Serang

Q1-a : Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada

dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

A : Kios dan Los. 290 kios dan 88 los.

Q1-b : Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang

memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara

umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

A : Kantor sebagai fasilitas pendukung, toilet, mushola. Toilet dan mushola

termasuk fasum (fasilitas umum). Untuk fasum itu tidak boleh dikenakan

retribusi, kalaupun ada pungutan itu untuk pemeliharaan dan uangnya tidak masuk

ke kas daerah, pemeliharaannya misalnya untuk biaya air, listrik dsb. Unit

kebersihan bukan kewenangan pasar tapi dikelola oleh pasar termasuk iurannya

juga dikelola oleh pasar. Kebersihan itu kewenangan Dinas Tata Ruang dan

Bangunan, tetapi karena wilayahnya ada di area pasar jadi dikelola oleh pasar dan

koordinasi dengan Dinas tersebut. Kalo untuk sampah itu dikelola oleh pihak

pasar sendiri juga koordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Bangunan bidang

Pertamanan dan Kebersihan secara bersinergi, jadi kita yang menghimpun

Page 209: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

iurannya dia yang mengangkut sampahnya. Di sana ada biaya per kubiknya

berapa sudah ada di Perda Persampahan itu. Keamanan juga bukan tugas pasar

sebenarnya, tapi dikelola oleh pasar jadi iuran yang dipungut itu digunakan untuk

pengelola pasar dan tidak masuk ke kas daerah. Ada lagi parkir, itu kan lahannya

punya pasar tapi pungutannya masuk ke Dinas Perhubungan, sebetulnya itu rugi

untuk pihak pasar, makanya ini sedang diusulkan bagaimana agar ada jalan

tengahnya. Jadi untuk retribusi yang masuk ke kas daerah itu hanya dari retribusi

kios dan los.

Q2-a : Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar?

A : Sebetulnya sudah ada itu zonasi blok-bloknya untuk kios dan los itu,

tujuannya untuk mempermudah pembeli mencari barang yang dicarinya. misalnya

toko emas ada di blok A, toko baju ada di blok D gitu. Itu semua sudah kita atur

dalam peta pembagian blok atau zonasi. Peraturannya kalau secara tertulis belum

ada, ini hanya berupa kebijakan dari Diskoperindag dan UPTD Pasar saja.

Q2-b : Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi

para pedagang?

A : Oh tentu berbeda, antara pedagang sayuran dengan pedagang pakaian

misalnya, kalo sayuran kan orang setiap hari pasti beli jadi bayar retribusinya juga

lancar, sedangkan pakaian tidak setiap hari orang beli baju, jadi bayar retribusinya

jarang tergantung penjualan aja, itulah yang dijadikan alasan pedagang.

Q3-a : Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan

bagaimana pembagian tugasnya?

Page 210: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Harusnya ada penambahan petugas, karena kadang kan gak ketanganan.

Jumlahnya itu disesuaikan dengan luas wilayah dan dibagi per zona. Ada 2 orang

itu semua sudah resmi melalui Surat Perintah. Pembagian tugas ada yang bagian

depan, tengah dan belakang sesuai zonasinya. Selain itu ada juga kolektor internal

pasar yaitu unit keamanan dan kebersihan sekaligus sebagai pengelola keamanan

dan kebersihan, pembagian tugasnya juga diatur oleh UPTD Pasar dan

diperintahkan secara resmi melalui Surat Perintah.

Q3-b : Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Tidak berpengaruh apa-apa kalo untuk pendapatan, tapi kalo personilnya

banyak otomatis biaya operasionalnya juga lebih banyak.

Q3-c : Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Pendapatan retribusi yang kurang karena kurang patuhnya pedagang

dalam membayar, itu memang kurang ketegasan dari petugas kita.

Q3-d : Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut

retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

A : -

Q3-e : Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal

retribusi pasar?

A : Ya surat edaran, tapi pedagang suka pura-pura tidak tahu, ini kan

pemberitahuan sudah diedarkan foto copyannya, tarifnya berapa bagaimana

Page 211: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

aturanya secara jelas sudah ada di edaran itu. Kemarin juga sudah minta lagi

edarannya.

Q4-a : Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai

dengan tarif yang ada pada Perda?

A : Masih belum sesuai dengan tarif, di Perda kan sudah jelas tarif untuk kios

2.000 untuk los 1.500, itu juga harus sesuai dengan luas unitnya itu, mayoritas

pedagang kan menggunakan tempat melebihi kios/losnya itu harusnya bayar lebih

dari tarif itu..

Q4-b : Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) &

bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang &

petugas)?

A : Ada, itu kita nanti koordinasi dengan Dewan yang nantinya juga akan

ada perubahan Perda, itu sudah ada rencananya. Dasar pertimbagannya dari

kemampuan atau daya beli masyarakat, kenaikan barang dagangan secara umum

dan terutama untuk meningkatkan pemasukan ke PAD.

Q5-a : Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)?

A : Yaa.. kurang lebih 80% kios aktif, 90% los aktif. Nah.. itu lah kelemahan

para pedagang-pedagang kita, mau memiliki unit tapi tidak mau menggunakannya

untuk berjualan, itu kan mempengaruhi juga terhadap perolehan retribusi kita..

seharusnya itu jadi pemasukan rutin untuk kita.

Q5-b : Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif

sebagai objek retribusi pasar?

Page 212: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Ada, ada sanksinya itu. Yaa sanksinya kalo dia tidak buka dalam satu

tahun otomatis harus dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Pemerintah Daerah.

Pedagang yang sekarang menempati unit di Pasar Petir itu bukan sebagai pemilik,

tetapi hanya diberikan hak untuk menggunakan jasa atau fasilitas berdagang dari

Pemerintah Daerah dan itu semua milik Pemerintah Daerah, mulai dari tanah,

bangunan dan seluruh fasilitas yang ada di Pasar tersebut. Sementara ini peraturan

tersebut belum ditegakkan, karena sebenarnya Pasar Petir ini belum diresmikan,

walaupun sekarang sudah digunakan. Jadi nanti kebijakan atau peraturan itu

berlaku ketika Pasar Petir sudah diresmikan.

Q5-c : Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

A : Tidak ada. Itu sudah segitu aja, karena di peta yang direncanakan

memang jumlahnya harus segitu sejumlah kios yang ada sebelumnya.

Q5-d : Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya?

A : Paling penambahannya itu untuk menampung PKL, jadi nanti dibuatkan

ruang untuk PKL. Sekarang sudah mulai dibangun namun belum dioperasikan.

Q6-a : Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan

retribusi yang ada?

A : Pasar Petir dengan luas segitu sudah dimaksimalkan pembangunan

unitnya dari mulai kios, los, halaman, area parkir. Semuanya itu sudah ada

aturannya di peta.

Q6-b : Apakah luas area pasar yang ada masih bisa dimaksimalkan

penggunaannya untuk dijadikan potensi retribusi?

Page 213: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Sudah tidak bisa lagi, sudah cukup. Malah yang ada aja belum semua

aktif.

Q7-a : Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)?

A : Yaa seperti yang kita ketahui, kios dan los yang ada masih banyak yang

belum aktif, bukan karena tidak ada pemiliknya, tapi pemiliknya tidak/belum

menggunakannya untuk berjualan.

Q7-b : Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis

pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

A : PKL, itu dihitung/didata, baru pendataan, jumlahnya belum fix, ya

sekarang ada lah sekitar 28 PKL. Harusnya mah PKL itu ijin dulu kepada

pengelola pasar, misalnya Kepala UPTD atau Mantri Pasar atau Koordinator

Pasar, mereka asal masuk aja langsung dagang aja, jadi petugas kalo mau mendata

ya dihitung saat di lapangan aja. Ya pedagang kaki lima dan asongan kan belum

masuk ke objek retribusi daerah karena memang jumlahnya tidak tetap setiap

harinya, tetapi kan iuran tetap dilakukan jadi itu menjadi solusi untuk menutupi

kekurangan target retribusi pasar.

Q7-c : Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi?

A : Ya permasalahannya kurang taatnya itu, kurang patuh pada aturan berapa

tarifnya, bagaimana aturannya yang sesuai di Perda. Retribusi itu dipungut

berdasarkan adanya kegiatan berjualan di pasar, jadi kalau tidak buka ya tidak

bayar retribusi. Ya seharusnya sih ada atau tidaknya kegiatan berjualan ya tetap

Page 214: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

harus bayar retribusi seperti yang sudah diatur di Perda. Tetapi yaa kita lihat

sendiri realitanya di lapangan, kalo pedagangnya tidak buka ya kita mau gimana.

Malah kalaupun pedagangnya buka, masih banyak yang tidak mau bayar dengan

alasan sepi pembeli lah atau mau bayar tapi tidak sesuai tarif yang ditentukan.

Q8-a : Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu

penargetannya dan bagaimana pencapaiannya?

A : Tidak per hari, ya bisa per bulan terus per tahun juga dihitung targetnya.

Ada jumlah targetnya, tapi ini datanya tidak boleh diberikan, jadi hanya boleh

dibacakan saja. Untuk tahun 2013 target 50juta dan target itu tercapai sampai

50juta, target 2014 sebesar 53juta realisasinya belum terdata karena sekarang kan

baru bulan Agustus.

Q8-b : Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah?

A : Itu dari petugas pemungut ke Kepala Pasar terus ke UPT Pasar kemudian

ke Dispenda melalui Bendahara.

Informan Kepala UPT Pasar

Ma’mum Dian Purnama NIP. 196405111993031007

Page 215: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

2. Wawancara dengan Bapak H. Hasan - Koordinator (Kepala) Pasar Petir

Kode Informan : I2

Waktu : Sabtu, 6 September 2014, Pukul 09.49 WIB

Tempat : Pasar Petir

Q1-a : Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada

dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

A : Ya kios dan los.

Q1-b : Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang

memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara

umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

A : Itu semacamnya MCK gitu ya, ada 4 kamar, di belakang ada 3 kamar.

Peralatannya kalo di Kantor ya MCK ada, mushola ada, terus juga dapet peralatan

seperti cangkul, golok, arit,sikup, sapu itu setiap tahun dikasih, ya namanya

peralatan setiap hari dipake jadi setiap tahun harus dikasih. Ya untuk peralatan

kebersihan, pengki juga dikasih. Mushola juga ada itu di ujung terus lahan parkir.

Q2-a : Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar?

A : Pasar Petir ini sebenarnya potensinya sangat bagus, punya pedagang

emas terbanyak dan pedagang pakaian terbanyak dibandingkan dengan pasar

tradisional lain yang ada di Kabupaten serang khususnya wilayah tengah sehingga

menjadi ikon di Kabupaten Serang ini, bahkan rencananya akan dijadikan pasar

percontohan se-Indonesia. Maka dari itu zonasi ini adalah cara agar Pasar Petir ini

jadi rapi tertib dengan mengatur letak pedagang sesuai jenis dagangannya.

Page 216: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q2-b : Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi

para pedagang?

A : Iya jelas, kalo pedagang bahan makanan seperti sayuran, ikan, sembako

itu kan penjualannya setiap hari jadi retribusiya juga lanvar, coba kalo pedagang

pakaian, sendal sepatu paling kan ramenya pas mau lebaran atau musim liburan

saja jadi retribsinya juga macet banyak yang lewat aja gak bayar.

Q3-a : Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan

bagaimana pembagian tugasnya?

A : Ya yang sedang mah tiga, ya karena yang 1 orang pindah itu si Jumroni

ke Baros. Sebenarnya jumlah personil itu cukup tapi harus ada kesinergian untuk

mengatasi segala permasalahan yang ada di Pasar Petir, seperti masalah jual beli

kios, kontrak, penggantian nama dsb. Kalo jumlahnya sih udah cukup, cuma

kerjasamanya ini yang harus lebih ditingkatkan, misalnya gimana caranya kios

yang sepi supaya jadi rame, kios yang tutup supaya buka jadi bisa menambah

keramaian pasar. Ya istilahnya kita buat terobosan lah.. Kalo pasar rame kan bisa

jadi potensi juga untuk Pasar Petir, Penjualan meningkat, kepatuhan bayar

retribusi meningkat maka pendapatan retribusi juga meningkat, begitu.

Q3-b : Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Kalo dari segi pendapatan mah relatif, tapi tentunya kalo petugas

nambah, jadi biaya untuk ngopi dan rokoknya ini jadi nambah juga kan..

Q3-c : Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

Page 217: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Ketegasan ada, cuma ya pedagangnya itu cenderung menyepelekan

harusnya bayar 2000 malah 1000, malah ada yang mau lewat aja. Memang belum

sadar hukum masyarakat sini mah. Yaa memang sudah ada Perda, ya maksudnya

itu harus ada perubahan supaya lebih kuat sebagai pegangan para petugas untuk

menerapkan ketegasan. Kalo kita melihat dari sisi kemanusiaan atau rasa kasihan

ya kaya gini terus, tapi kan kita bicara peraturan, bagaimana caranya peraturan

bisa diterapkan secara tegas dan agar dipatuhi.

Q3-d : Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut

retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

A : Yaa mungkin sosialisasinya masih kurang, ya barang kali jangan cuma

mantrinya doang. Bagusnya sih ada seminar atau pertemuan dengan para

pedagang. Sekarang kan sudah dibentuk Forum Pedagang, tujuannya untuk

menampung keluhan-keluhan pedagang nanti koordinasi dengan saya

(Koordinator Pasar) dan Pak Ma’mun. Bisa juga forum itu jadi media untuk

sosialisasi dengan mengadakan pertemuan.

Q3-e : Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal

retribusi pasar?

A : Ya surat edaran dan sosialisasi dengan para pedagang secara langsung

walaupun belum semua. Ya makanya saya kelayar keluyur di Pasar ya itu untuk

apa, ya untuk itu, untuk pendekatan ke para pedagang (sosialisasi) secara tatap

muka. Saya omongin, ngasih pengarahan. Ada mah ada pertemuan/musyawarah

antara pedagang dan petugas, cuma kesadaran masyarakatnya itu untuk mengikuti

Page 218: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

kegiatan itu masih sangat kurang. Ya kesadaran itu sangat sulit, masyarakatnya

belum sadar hukum.

Q4-a : Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai

dengan tarif yang ada pada Perda?

A : Pedagangnya itu cenderung menyepelekan harusnya bayar 2000 malah

1000, malah ada yang mau lewat aja.

Q4-b : Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) &

bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang & petugas)

A : Wah.. kayanya belum bisa, yang ini aja masih banyak yang macet..

Q5-a : Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)?

A : Yaa kira-kira 80% yang aktif, 20% yang belum aktif.

Q5-b : Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif

sebagai objek retribusi pasar?

A : Sementara ini baru teguran aja dari pihak pasar, belum ada upaya yang

tegas karena kan pasarnya juga belum diresmikan.

Q5-c : Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

A : Oh nggak itu sudah segitu jumlahnya, kan mengikuti jumlah awal

sebelum Pasar Petir direvitalisasi, jumlah kios 290 jumlah losnya 88.

Q5-d : Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya?

A : Itu kan ada di belakang, auning, itu maksudnya untuk PKL, cuma ya

sekarang PKL masih belum bisa diarahkan untuk berjualan di auning, mungkin ya

karena pasarnya juga belum rame.

Page 219: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q6-a : Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan

retribusi yang ada?

A : Masih jauh, untuk mencapai target aja masih nombokin dari sana-sini.

Q6-b : Apakah luas area pasar yang ada masih bisa dimaksimalkan

penggunaannya untuk dijadikan potensi retribusi?

A : Kalo untuk menambah unit baru mah gak bisa, ya buat apa, unit yang ada

aja masih banyak yang kosong.. coba kalo semua aktif, itu kan potensi retribusi

yang utama. Sekarang jangan dulu mikirin penambahan unit, maksimalkan dulu

dari unit yang sudah ada ini.

Q7-a : Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)?

A : Yaa jelas tidak sesuai, jumlah unitnya berapa.. jumlah pedagang berapa..

ya jelas lebih sedikit..

Q7-b : Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis

pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

A : PKL dan asongan itu kan dipungut juga, sementara ini buat nalangin

yang retribusi kalo kurang, terus juga buat biaya harian petugas (operasional),

masa petugas gak makan gak minum, masa “mati di lumbung padi”. Jadi belum

masuk secara mandiri sebagai objek retribusi hanya untuk nombokin aja.

Q7-c : Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi?

A : Kesadaran pedagang masih sangat kurang, kenyataannya sekarang, untuk

zonasi aja sangat sulit karena sikap “Kumaha Aing”, jadi susah diatur. Para

Page 220: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

pedagang di Pasar Petir ini sangat kurang kesadarannya dalam mematuhi segala

peraturan mengenai pasar, bukan hanya dalam membayar retribusi, semisal HGP

saja surat Hak Guna Pakai itukan harusnya diperbarui setiap satu tahun, mana

coba.. gak ada, hanya sedikit yang patuh. Terus kalo ada yang mau ngontrak apa

pernah ada yang lapor ke petugas, ada lagi yang sampe membongkar tembok kios,

mereka itu merasa kios ini milik sendiri seperti rumah, terserah mau diapain

gimana sendirinya aja.

Q8-a : Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu

penagetannya dan bagaimana pencapaiannya?

A : Per tahun, dibagi 12 bulan, per tahunnya 67.500.000 kurang lebih.

Q8-b : Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah?

A : Disetorkannya per bulan. Disetorkan oleh saya kan Mantri Pasar

(Koordinator/Kepala Pasar) ke Kantor ke Bagian Keuangan Ibu Ros itu terus ke

Pak Ma’mun.

Informan Koordinator Pasar Petir

H. Hasan

Page 221: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

3. Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi

Pasar Petir

Kode Informan : I3

Waktu : Minggu, 7 September 2014, Pukul 10.06 WIB

Tempat : Pasar Petir

Q1-a : Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada

dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

A : Kios dan los, itu kan jumlah rinciannya sudah ada di data yang saya kasih

itu.

Q1-b : Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang

memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara

umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

A : MCK ada 2 unit, yang satu 3 yang satunya ada 4 yang deket mushola,

jadi semuanya ada 7 kamar. Untuk tarifnya itu dari sana, udah ada peraturannya

dari Diskoperindag, itu kan targetnya bisa per tahun tapi gak ada jumlah

targetnya berapa, ya sedapetnya aja, itu sama disetorin juga masuk ke Kas Daerah.

Area parkir luasnya yang depan 20x30 M2, kalo yang dalam 20x10 M2, Itu kan

sebenarnya bukan urusan pasar walaupun memang wilayahnya ada di pasar itu

dananya masuk ke Dishub Perdanya juga Perda Dishub, tapi sama masuk ke Kas

Daerah.

Q2-a : Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar?

Page 222: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Kalo zonasi benar-benar diterapkan sesuai aturan, pasti kan pasar ini jadi

tertib, rapi dan menarik, jadi rame. Yaa sekarang liat aja, masih banyak yang

ngatur sendiri.

Q2-b : Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi

para pedagang?

A : Yaa secara garis besar begitu, yang lebih lancar itu dari pedagang bahan

makanan, sayuran, ikan yang di belakang itu.

Q3-a : Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan

bagaimana pembagian tugasnya?

A : Kalo untuk pemungut retribusi mah udah cukup, gak keteter ko’ malah

kekecilan pasarnya, hee hee...

Q3-b : Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Yaa jelas lah, nanti biaya operasionalnya jadi nambah, bukan pendapatan

retribusinya nambah, malah keambil. Pendapatan mah gak jauh beda segitu-gitu

aja.

Q3-c : Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Kalo saya sih belum menerapkan ketegasan, ketegasan itu harusnya

dimulai dari pimpinan, kita bisa aja tegas, kalo dari atasnya memerintahkan saya

harus tegas ya saya siap. Saya pernah memungut dengan cara tegas tapi ya ketika

saya dapat perlawanan ya saya mau gimana.. respon dari pimpinan kan gak ada.

Kalo pedagang nggak, kita dari petugasnya dulu, ya dari Birokrasinya lah. Kalo

Page 223: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

dari atas tegas ya pedagang juga akan ikut. Kita harus punya solusi lah gimana

caranya agar pedagang itu patuh untuk membayar retribusi, biar pedagang enak

kita juga enak, dsb.

Q3-d : Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut

retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

A : Kalo Kepala Dinas untuk sementara tidak perlu lah, itu kan ada Kepala

UPT’nya. Turun ke lapangannya bukan untuk marah-marahin orang, kasih

pengarahan.. gimana caranya supaya para pedagang taat pada retribusi, dsb.

Selama ini belum ada yang turun ke lapangan secara langsung seperti itu.

Q3-e : Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal

retribusi pasar?

A : Sementara ini baru ada surat edaran aja. Ya seharusnya sih musyawarah

dengan pedagang, di sini kan ada forum, ya harusnya ada lah pertemuan untuk

sosialisasi, pengarahan, dsb. Sekarang kita urus dulu penertiban pedagang, seperti

PKL ditempatkan dan ketertiban secara keseluruhan. Kalo untuk retribusi gak

susah-susah amat kalo pedagangnya kita tentramkan kita bikin enak dan nyaman.

Pasarnya juga kita bikin aman, tertib, nyaman supaya bisa menarik konsumen jadi

kan jualannya rame maka pedagang juga bayar retribusinya lancar. Pokonya Kalo

pemimpin pengen punya pendapatan yang bagus ya itu harus dari atasnya dulu.

Q4-a : Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai

dengan tarif yang ada pada Perda?

Page 224: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Berat, karena pedagang dengan alasan sepi beberapa tidak mau

membayar atau bayar tapi tidak sesuai tarif, kita masih sering memaklumi dengan

hati nurani kita, yang penting mencapai target.

Q4-b : Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) &

bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang &

petugas)?

A : Boleh untuk kita peningkatkan pendapatan untuk Kas Daerah, tapi

dengan catatan apabila ada keluhan dari staf di lapangan, kalo ada benturan segala

macam, kalo memang pertanggungjawaban dari atasan oke, kita kan harus

diberikan arahan dari atasan, terus kalo ada komplain, harus ada ketegasan dari

petugas/atasan. Kalo yang saya rasakan Pemerintahan di Provinsi Banten kayanya

kurang tegas, jadi tegasnya hanya ke staf aja gak langsung ke lapangan. Untuk

2500 belum bisa lah apalagi untuk pasar selevel kita, setidaknya yang tadinya

belum mencapai 2.000 biar nyampe 2.000 lah, kalo lebih dari itu kayanya belum

bisa.

Q5-a : Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)?

A : Kios yang belum aktif masih banyak.. Yaa itu dia, Pemda kan tidak mau

tau jumlah kios dan los yang ada itu harus ada semua retribusinya, gak mau tau

kios itu aktif atau tidak, bayar atau tidak. Dari kaki lima itu untuk menutupi

kekurangan itu. Jadi PKL ini sekarang hanya sebagai solusi.

Q5-b : Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif

sebagai objek retribusi pasar?

A : Yaa dicari pemiliknya siapa, dikasih surat pemberitahuan supaya dibuka.

Q5-c : Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

A : Oh ngggak itu udah segitu aja.

Q5-d : Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya?

Page 225: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Yaa barangkal itu PKL kalo udah ditempatkan di auning. Tempat untuk

kaki lima kan udah ada di belakang, sekarang sih belum ditempati karena

pengunjungnya masih sepi. Sekarang kan pintu masuk Pasar Petir ini ada 2, dari

depan dan dari belakang. Kalo pengunjungnya udah rame dari depan maupun dari

belakang ya pasti mulai dipake. Itu auning namannya, jumlahnya 60 unit,

bentuknya seperti los cuma tidak ada sekat-sekatnya dan tidak ada meja-mejanya,

jadi datar aja.

Q6-a : Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan

retribusi yang ada?

A : Area pasarnya cukup luas, tapi pendapatannya minim.

Q6-b : Apakah luas area pasar yang ada masih bisa dimaksimalkan

penggunaannya untuk dijadikan potensi retribusi?

A : Gak bisa, kalo pun bisa masih jauh kayanya untuk ke situ, kita

maksimalkan aja dulu dari unit yang ada.

Q7-a : Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)?

A : Belum sesua lah, ya tu kan kios sama losnya masih banyak yang kosong.

Q7-b : Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis

pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

A : Kalo pendapatan retribusi untuk kios dan los sudah mencukupi ya

mungkin pendaparan dari PKL juga bisa menjadi objek baru untuk retribusi. Ada

datanya, yang di atas taunya PKL itu gak masuk retribusi ya itu masuk untuk

nutupin kekurangan retribusi kios dan los.

Page 226: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q7-c : Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi?

A : Kultur juga berpengaruh pada kesadaran pedagang untuk membayar,

masyarakat di sini masih cenderung tradisional. Kalo pasar yang ada di kota mah

sudah rata 2.000 untuk kios, jadi kalo ada rencana kenaikan masih bisa lah kalo

untuk di kota walaupun prosesnya sulit, malah kalo di Jakarta kebersihan itu

sampe 5.000 itu bisa diterapkan dengan ketegasan, kalo gak ngasih gak bisa

jualan. Kalo di kita ada tarif segitu yang ada ribut.

Q8-a : Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu

penagetannya dan bagaimana pencapaiannya?

A : 310.000 per hari untuk satu pasar ini, jadi nanti hasil dari Saya dan Bu

Teni digabungkan sampai mencapai jumlah yang sesuai target harian itu.

Disetorkannya per minggu, kadang per hari. Pendapatan retribusi Pasar Petir dari

keseluruhan itu per hari rata-rata 370.000.

Q8-b : Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah?

A : Penyetorannya dari Saya ke Pak Mansur dia kan koordinatornya ke

Mantri Pasar terus ke Dinas dari Dinas ke Dispenda.

Informan Petugas Pemungut Retribui Pasar Petir

Wahyudi

Page 227: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

4. Wawancara dengan Bapak Mansur – Staf Pasar Petir

Kode Informan : 4-1

Waktu : Jum’at, 19 September 2014, Pukul 09.37 WIB

Tempat : Pasar Petir

Q1-a : Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada

dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

A : Sebetulnya mah semuanya juga dikatakan masuk ke retribusi, kaki lima

segala itu kan, kios, los sama disetorin. Sebenarnya memang retribusi itu hanya

kios dan los, mengingat sekarang ini target per tahunnya meningkat, jadi itu untuk

menunjang kekurangan retribusi itu dari yang lain itu masuk retribusi juga.

Q1-b : Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang

memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara

umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

A : Parkir itu masuk ke Dishub, jadi pasar sama sekali gak punya

kewenangan apa-apa, bahkan gak ada pembagian dana sama sekali dari parkir itu.

Padahal kan wilayahnya ada di dalam Pasar Petir. Kalo MCK seharusnya masuk

juga apa itu per bulan apa per tahun ke kas pasar atau ke daerah, tapi selama ini

belum ada pemasukan. Yaa selama ini mungkin pendapatnnya hanya digunakan

untuk biaya operasionalnya saja selebihnya untuk pribadi pengelolanya itu. Untuk

kebersihan itu kan biayanya dibayarkan per bulan 1.200.000 ke Dinas PU,

sebagiannya untuk biaya operasional, sebagian lagi untuk menutup kekurangan

retribusi juga. Kemudian kalo biaya keamanan itu hanya biaya atau upah untuk

petugas yang jaga terutama jaga malam, petugasnya yaa staf pasar ini sendiri

Page 228: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

karena sudah dimusyawarahkan jadi petugas keamanan dan ketertiban pasar ini

tidak mengambil dari pihak luar tapi oleh staf pasar sendiri, yaa sebenarnya kami

ini staf pasar tapi sekaligus ditugaskan untuk petugas kemananan dan ketertiban

Pasar Petir. Dana hasil pungutannya tidak ada pembagian untuk pihak-pihak lain

karena yang tugas jaga kan staf-staf pasar sendiri. Kemudian sisa dari biaya

keamanan itu ya untuk menutupi target retribusi juga bahkan sampai 50% lebih

dari pendapatan keamanan masuk ke retribusi.

Q2-a : Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar?

A : Zonasi itu kan dengan mengatur letak kios dan los sesuai jenis

dagangannya yang sudah diatur oleh pasar, tujuannya untuk memudahkan pembeli

untuk belanja, jadi pembeli tau di mana letak barang yang dia cari. Secara tidak

langsung hal itu bisa meningkatkan pendapatan retribusi juga, karena kalo

zonasinya dipatuhi oleh pedagang, pasarnya jadi rapi, indah, bisa menarik

pengunjung, pasarnya rame yaa Insya Allah pedagang yang bayar retribusinya

juga lancar. Yaa sekarang kan lihat aja di blok emas masih ada pedagang sepatu

dan pedagang pakaian. Semua itu kan perlu ketegasan dari petugas, saya kira kalo

memang aturan itu dipatuhi oleh para pedagang ya bisa. Kepala UPT’y kurang

detil dalam menegakan ketegasan, kalo saya kan hanya staf pasar menjalankan

apa yang diperintahkan. Selebihnya kewenangan Kepala UPT dan Kepala Pasar.

Kalo petugas kebersihan ngasih teguran ya paling diketawain...

Q2-b : Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi

para pedagang?

Page 229: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Ya kalo sehari-hari kaya gini mah lebih lancar dari sembako dan sayuran,

kalo dari pakaian mah ya liat sendiri ni saya muter baru dapat 5 orang. Tapi kalo

pihak Dinas mah yang di atas taunya yang sejumlah kios dan los aja, gak tau

kondisinya di lapangan seperti apa.

Q3-a : Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan

bagaimana pembagian tugasnya?

A : Kalo petugas pemungut mah saya rasa sudah cukup.

Q3-b : Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Yaa mempengaruhi.. justru kalo ditambah malah pendapatannya merosot,

semakin banyak petugas kan semakin banyak orang yang harus dibayar sedangkan

pendapatan atau potensinya segitu-gitu aja.

Q3-c : Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Yaa itu tinggal skill dari para petugasnya aja, mau secara tegas atau

gimana, tegas ini juga tidak pengaruh bagi para pedagang, dengan pedagang tidak

ada masalah, kalo tegas ya dengan aturan, yang ada pedagang bukannya semakin

mau ngasih malah tidak mau ngasih. Jadi bukan tegas untuk menimbulkan

permasalahan. Jadi gimana caranya tegas untuk mencapai target tanpa

menimbulkan masalah.

Q3-d : Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut

retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

Page 230: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Yaa seharusnya Kepala Pasar juga rutin datang ke pasar untuk

memberikan pengarahan kepada para pedagang, terutama Kepala UPT juga harus

turun langsung ke lapangan.

Q3-e : Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal

retribusi pasar

A : Yaa sebetulnya kan ada selebaran surat, disamping juga kami tidak

bosan-bosan memberitahukan kepada para pedagang, kalo Kepala Pasarnya saya

kira juga sudah cuma mungkin belum semuanya.

Q4-a : Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai

dengan tarif yang ada pada Perda?

A : Sebetulnya untuk 1.000 saja para pedagang masih susah jangankan untuk

2.000, karena dengan alasan keterbatasan yang belanja.

Q4-b : Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) &

bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang &

petugas)?

A : Ya itu kan hasrus dimusyawarahkan dulu, terus stafnya juga harus turun

memberikan himbauan, ada selebarannya dijelaskan secara transparan, yaa

miungkin bisa aja kalo kaya gitu.

Q5-a : Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)

A : Yaa pokoknya kita lihat saja masih banyak kios dan los yang belum

buka.

Q5-b : Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif

sebagai objek retribusi pasar?

Page 231: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Ya itu kan kios-kios yang kosong sudah dikasih peringatan dengan surat

yang ditempel-tempel itu supaya diketahui oleh pemeliknya agar diaktifkan. Itu

kan seharusnya jadi potensi pendapatan retribusi, kalo tutup aja ya kita kehilangan

pendapatan untuk retribusi.

Q5-c : Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

A : Kalo kios dan los gak bisa nambah ya segini aja, bicara soal keramaian

pasar, kalo bangunannya seperti dulu itu bisa memancing keramaian, ya ini lihat

saja struktur bangunannya seperti ini dilihat dari depan aja sudah terbendung oleh

kantor pasar. Kalo dulu kan pintu masuk ada 3 jadi mantep itu bisa memancing

keramaian.

Q5-d : Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya?

A : Ada itu auning di belakang tapi belum dioperasikan, sementara ini

petugas pasar ditugaskan untuk mengarahkan para pedagang kaki lima untuk

mengisi auning tersebut, tapi kan kalo pasarnya belum cukup ramai sampai ke

belakang jadi auning itu belum bisa dioperasikan.

Q6-a : Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan

retribusi yang ada?

A : Harusnya sih untuk pasar seluas ini ya pendapatnnya banyak, melihat

jumlah unit kios dan los juga banyak, luas halaman parkir luas, pedagang kaki

lima dan asongan banyak, tapi kan belum tentu semua itu menjamin pendapatan

retribusi.

Q6-b : Apakah luas area pasar yang ada masih bisa dimaksimalkan

penggunaannya untuk dijadikan potensi retribusi

Page 232: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Bisa saja menambah unit lagi di Pasar Petir ini, tapi kan kita lihat

sekarang, jangankan mau nambah lagi ke belakang, unit yang ada aja masih

banyak yang kosong di los dan kiosnya itu masih banyak yang kosong.

Q7-a : Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)?

A : Jumlah pedagang lebih sedikit dari jumlah unit yang ada, jumlah unit

mah banyak pedagangnya mah itu-itu juga.

Q7-b : Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis

pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

A : Ya sebetulnya kalo menurut saya penghasilan mah dilihat secara global

aja gak ada pemisahan ini penghasilan kios, ini dari los, kaki lima dsb. Kaki lima

itu sudah ada jumlah minimal 40 maksimal 50 itu sudah ada datanya. Ya saya kira

kalo kai lima untuk di pasar petir ini gak terlalu banyak ya paling kira-kira 50

orang dan tarifnya 1.000, gak ada yang bayar 2.000 malah 500 perak.

Q7-c : Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi?

A : Sebetulnya kalo melihat dari Perda kalo pedagang tidak membayar

retribusi selama 3 bulan berturut-turut maka unitnya akan kembali pada Pemda.

Faktor yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi ya

menurut saya yang jelas mah faktor pembeli, kalo sepi pembeli yaa pedagang mau

bayar gimana. Kalo kesadaran pedagang menurut saya mah sudah cukup baik.. ya

kalo dia gak punya bekal dari rumah ya mau bayar pake apa.. untuk sementara ini

saya masih pake hati nurani aja selama targetnya masih bisa tercapai, tapi kalo

Page 233: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

seandainya targetnya naik lagi ya mau gak mau tarif yang ada di Perda itu harus

diterapkan pada pedagang.

Q8-a : Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu

penagetannya dan bagaimana pencapaiannya

A : (Dijawab oleh Petugas Retribusi)

Q8-b : Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah

A : (Dijawab oleh Petugas Retribusi)

Informan Staf Pasar Petir

Mansur

Page 234: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

5. Wawancara dengan Bapak Saleh - Staf Pasar Petir

Kode Informan : 4-2

Waktu : Jum’at, 19 September 2014, Pukul 07.35 WIB

Tempat : Pasar Petir

Q1-a : Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada

dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

A : Kios sama los. Ya Kebersihan & keamanan sama masuk juga.

Q1-b : Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang

memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara

umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

A : Yaa kebersihan dan keamanan itu beda lagi dari retribusi. Tapi kalo

pendapatan retribusi belum mencapai target, jadi keamanan dan kebersihan ini

untuk nombokin retribusi malah dari semuanya diambil dari PKL dan asongan

juga. Parkir itu emang adanya di lingkungan pasar, tapi itu kewenangannya ada

pada Dinas Perhubungan. Harusnya sih jadi hak pasar karena kan wilyahnya

punya pasar. MCK juga ada pungutan, tapi untuk lebih jelasnya saya kurang

paham itu ke Pak Wahyudi aja ya.

Q2-a : Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar?

A : Yaa Pasar Petir ini kan sebenarnya mau dijadikan pasar percontohan, jadi

dibuatlah zonasi penempatan jenis dagangan supaya pasar ini tertib, rapi, indah

dan menarik. Supaya menarik pengunjung, pasarnya rame, penjualan meningkat

dan diharapkan retribusinya juga lancar, begitu... tapi ya kita lihat sendiri

Page 235: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

pelaksanaannya, masih banyak pedagang yang tidak nurut ke aturan. Ya untuk

sementara ini sih hanya diberikan peringatan atau pemberitahuan saja, belum

diberikan sanksi apa-apa . Pasar Petir ini kan sebenarnya belum diresmikan, nanti

kalo sudah diresmikan pengaturan zonasi itu harus benar-benar dilaksanakan

sesuai aturan. Pokonya nanti kalo sudah peresmian harus ada perubahan

semuanya. Tempatnya di mana ya harus kembali ke tempatnya, yang belum

ditempati harus diisi. Itu instruksinya dari Kementrian langsung.

Q2-b : Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi

para pedagang?

A : Memang tukang sayuran mah sih rapih bayarnya dari dulu juga lancar,

kalo sayur mayur itu paking lancar, ikan juga kadang-kadang masih jarang bayar.

Yang jarang bayar mah sembako, yang paling jarang bayar mah ya ini baju

(pakaian) malah ada yang seminggu gak masuk/gak bayar.

Q3-a : Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan

bagaimana pembagian tugasnya?

A : Cukup, soalnya ini aja masih banyak yang nganggur setiap harinya,

kadang ada 2 atau 3 orang yang nganggur.

Q3-b : Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Itu kalo diperbanyak itu target bisa hilang karena ya jadi banyak tangan,

lebih banyak orang lebih banyak biaya lebih banyak resikonya, malah

pendapatannya berkurang, bisa target hilang, kalo target kurang dari mana

nombokannya kita...

Page 236: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q3-c : Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Tegas gak tegas sama begitu aja, karena ya namanya juga pedagang.. yaa

begitu..

Q3-d : Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut

retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

A : Yaa boleh juga.. misalnya Kepala Pasar lah supaya dia tahu

permasalahan di lapangan gimana kondisinya di Pasar Petir ini.

Q3-e : Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal

retribusi pasar?

A : Surat edaran sering diberikan pada pedagang. Dengan pendekatan secara

halus dari petugas, terus juga teguran-teguran dari para petugas pemungut.

Q4-a : Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai

dengan tarif yang ada pada Perda?

A : Yaa kadang-kadang gitu lah.. gak nyampe, gak sesuai dengan tarifnya.

Kalo sayur mayur emang lancar itu tapi tetap aja gak bisa mencapai target. Itu

pedagang bila mana 3 bulan berturut-turut tidak bayar retribusi maka diambil

kembali unitnya oleh Pemda, ini akan berlaku nanti setelah peresmian.

Q4-b : Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) &

bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang &

petugas)?

A : Kalo ada peningkatan tarif atau target yaa susah sih tapi gimana

ketegasan kita supaya pedagang paham, apa dasarnya, bagaimana peraturannya

Page 237: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

diterangkan secara jelas pada pedagang, ya mungkin bissa aja kalo menaikan

tarif/target.

Q5-a : Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)?

A : Kalo jumlahnya belum pasti ada berapa yang jelas masih banyak lah..

karena kan para pedagang yang mau ngisi kiosnya atau mau dikontrakin itu gak

pernah ada yang laporan ke petugas, jadi kan datanya gak pasti. Harusnya itu kan

kalo kios dan los aktif jadi sumber pendapatan juga untuk retribusi dan salar.

Q5-b : Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif

sebagai objek retribusi pasar?

A : Yaa untuk sementara ini kan Pasar Petir belum peresmian, jadi belum ada

tindakan secara tegas untuk mengatasi kios non aktif itu. Nanti kalo sudah

diresmikan harus buka semua itu, kios yang belum aktif harus aktif, yang belum

punya tempat akan ditempatkan, dsb.

Q5-c : Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

A : Sepertinya sih tidak ada, untuk kios dan los ya jumlahnya udah segitu aja

dari sananya.

Q5-d : Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya?

A : Ya auning itu udah jadi tapi belum dioperasikan. Yaa karena pasarnya

belum belum begitu rame juga karena belum peresmian.

Q6-a : Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan

retribusi yang ada?

A : Sementara ini saya rasa Pasar Petir sudah cukup ya bangunannya, sesuai

antara luas dengan jumlah bangunan yang ada.

Page 238: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q6-b : Apakah luas area pasar yang ada masih bisa dimaksimalkan

penggunaannya untuk dijadikan potensi retribusi?

A : Tapi kayanya gak bisa, karena yang ada aja masih banyak yang kosong,

kecuali kios ini sudah penuh terisi semua kalo ada lahan yang kosong, itu boleh-

boleh aja.

Q7-a : Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)?

A : Ya seperti yang kita lihat unitnya masih banyak yang kosong, jumlah

pedagangnya lebih sedikit dari jumlah unit di pasar ini.

Q7-b : Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis

pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

A : Mungkin kali lima dan asongan bisa saja itu juga potensi retribusi juga.

Jumlahnya cukup banyak itu tapi ya perlu diatur juga jenis dagangannya, jangan

asal ngegelar dagangan aja barang jualannya juga diatur, kalo kue ya kue aja,

masa jualan kue ada sayuran juga..

Q7-c : Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi?

A : Kurang paham, jadi retribusi ini kemana masuknya, kebersihan dan

keamanan kemana masuknya jadi karena kurang pahamnya itu pedagang jadi

kurang patuh bayar retribusi dan pungutan lainnya juga. Kalo kita sih sebagai

petugas selalu memaklumi kalo memang penjualan lagi sepi selama target

tercapai.

Page 239: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q8-a : Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu

penagetannya dan bagaimana pencapaiannya?

A : (Dijawab oleh Petugas Retribusi)

Q8-b : Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah?

A : (Dijawab oleh Petugas Retribusi)

Informan Staf Pasar Petir

Saleh

Page 240: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

6. Wawancara dengan Ibu Siti Nasiroh - Pedagang di Pasar Petir (Wajib

retribusi)

Kode Informan : I5-1

Waktu : Sabtu, 6 September 2014, Pukul 09.05 WIB

Tempat : Pasar Petir

Q1-a : Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada

dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

A : -

Q1-b : Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang

memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara

umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

A : Toilet semuanya ada 8 kamar, yang di pinggir 4 yang di belakang 4

kamar. MCK Bayar Neng seribu rupiah, kalo ke mushola gak usah bayar lagi

udah termasuk dong ke situ. Parkir juga Ya bayar Neng, kadang Rp.1000 kadang

Rp.2000, kadang mah gak bayar kalo lagi gak ada uang mah.

Q2-a : Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar?

A : Ya bagus juga sih ada zonasi ini, supaya pedagang tau letak-letak

pedagang sesuai barang yang dia cari di mana. Harapannya sih zonasi ini berjalan

sesuai peraturannya, terus juga mudah-mudahan dengan adanya zonasi ini

pengunjungnya jadi rame biar pendapatan pedagang juga meningkat.

Q2-b : Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi

para pedagang?

Page 241: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

A : Yaa kalo saya sebagai pedagang pakaian memang merasa bayar

retribusinya lebih sering 1.000 rupiah ya harusnya mah kan 2.000, tapi kan kalo

jualannya sepi mau gimana..

Q3-a : Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan

bagaimana pembagian tugasnya?

A : -

Q3-b : Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : -

Q3-c : Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Ya walaupun mau tegas kaya gimana kalo penjualannya belum ada mah

mau bayar pake apa, kita kan bayar retribusi tu sesuai hasil penjualan itu.

Q3-d : Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut

retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

A : Yaa boleh lah pejabatnya pada turun ke sini ke pasar, untuk ngobrol-

ngobrol, pendekatan, terutama ya untuk memberitahukan apabila memang ada

yang perlu diberitahukan pada pedagang.

Q3-e : Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal

retribusi pasar

A : Yang pernah saya lihat sih paling ada selebara surat pemberitahuan,

kadang saya juga lihat ada Kepala Pasar ke sini sama Kepala UPT’y itu pernah

liat juga beberapa kali.

Page 242: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q4-a : Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai

dengan tarif yang ada pada Perda?

A : Kadang 1000 kadang 2000, pernah gak bayar sama sekali karena lagi gak

dapet uang. Emang sih aturannya mah mau buka atau enggak tetap harus bayar,

tapi ya keberatan lah, masa gak buka bayar aja, malah kalo lagi buka juga kalo

gak dapet uang mah kadang gak bayar ya gak mau bohong. Tapi jarang sih gak

bayarnya ya lebih sering bayar. Rata-rata sih Mamah bayarnya 1000 kalo 2000

mah jarang.

Q4-b : Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) &

bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang &

petugas)?

A : Wih.. ulah, ulah.. tos sakitu bae. Keberatan lah kalo dinaikin mah.

Soalnya kan pasarnya seperti ini kurang rame. Paling ramenya kalo lagi bulan

puasa atau lagi musim mau masuk sekolah.

Q5-a : Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)?

A : -

Q5-b : Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif

sebagai objek retribusi pasar?

A : -

Q5-c : Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Q5-d : Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Page 243: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q6-a : Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan

retribusi yang ada

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Q6-b : Apakah luas area pasar yang ada masih bisa dimaksimalkan

penggunaannya untuk dijadikan potensi retribusi

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Q7-a : Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Q7-b : Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis

pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Q7-c : Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi

A : Yaa karena jualannya sepi, kalo rame saya mah bayar aja sih.. walaupun

Cuma 1.000, mungkin karena udah kebiasaan juga, biasanya bayar 1.000 ya segitu

aja. Tapi kalo petugasnya bener-bener tegas mah mungkin bisa aja retribusi itu

sesua tarifnya 2.000, tapi jangan tegas separo-separo doang, harus tegas secara

total dan menyeluruh. Yaa kalo semuanya pada bayar 2.000 mah saya juga siap

bayar 2.000. Terus juga bukan cuma giat minta retribusinya aja, pelayanannya

juga diperbaiki, dimaksimalkan, masalah kebersihan, toilet biar nyaman,

parkirnya juga, pokonya semuanya lah.

Page 244: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q8-a : Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu

penagetannya dan bagaimana pencapaiannya?

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Q8-b : Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah

A : (Dijawab oleh Pihak Pasar)

Informan Pedagang (Wajib Retribusi) Pasar Petir

Siti Nasiroh

Page 245: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

7. Wawancara dengan Bapak Iwan Sopian - Pedagang di Pasar Petir

(Wajib Retribusi)

Kode Informan : I5-2

Waktu : Jum’at, 19 September 2014, Pukul 08.07 WIB

Tempat : Pasar Petir

Q1-a : Apa saja fasilitas pasar yang menjadi potensi retribusi yang sekarang ada

dan berapa jumlah masing-masing jenisnya?

A : -

Q1-b : Selain jenis fasilitas tersebut adakah fasilitas pendukung lainnya yang

memberikan kontribusi terhadap retribusi pasar atau pendapatan pasar secara

umum (untuk parkir, MCK, kebersihan dan ketertiban)?

A : Bayar parkir ya tergantung, kalo bawa mobil ya kadang 5.000 kadang 3.000 atau 2.000 lah, kalo bawa motor ya 1.000 kadang 2.000. Kalo ke MCK ya saya bayar juga 1.000 kadang juga 2.000. Untuk salar kebersihan dan keamanan juga saya bayar 1.000 masing-masing. Kalo untuk retribusi kios saya lebih sering bayar 1.000 kadang kalo penjualan lagi bagus saya bayar 2.000. Q2-a : Bagaimana pengaturan jenis dagangan (zonasi) dan bagaimana kaitannya

dengan pendapatan retribusi pasar?

A : Zonasi ya menurut saya itu bagus lah, jadi untuk memudahkan pembeli menemukan barang yang akan dibelinya, mau beli baju sebelah mana, mau beli ikan sebelah mana, terus biar pasar juga terlihar rapi, tertib, teratur dan indah. Ya kalo mau tertib ya tertibkan lah.. Supaya menarik pengunjung pendapatan juga meningkat. Kalo keramaian mah relatif, yaa namanya pasar di kampung, yang jelas kalo adanya zonasi itu bisa memudahkan pembeli dalam berbelanja. Q2-b : Apakah jenis dagangan mempengaruhi kemampuan membayar retribusi

para pedagang?

A : Ya saya sendiri sebagai pedagang pakaian ya kalo jualan lagi sepi gini

paling bayar 1.000 aja. Kalo hari-hari biasa gini kan orang yang beli pakaian

jarang, kecuali kali makanan, sayuran, ikan, sembako itu mah tiap hari pasti laku.

Page 246: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q3-a : Apakah jumlah personil pemungut retribusi pasar sudah sesuai/cukup dan

bagaimana pembagian tugasnya?

A : Yang saya lihat sih petugas kebersihan yang belum cukup, itu kan

kerjaan yang berat, yaa kita lihat aja dimana-mana banyak sampah berserakan,

jadi kebersihannya kurang terawat. Kalo untuk keamanan menurut saya 2 orang

itu kurang tambah 1 bisa nanti kan dibagi masing-masing zona-zonanya.

Q3-b : Apakah jumlah petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : -

Q3-c : Apakah sikap petugas pemungut retribusi pasar mempengaruhi

pendapatan retribusi pasar, bagaimana kaitannya?

A : Yaa mungkin kalo petugasnya lebih tegas bisa aja para pedagang lebih

patuh bayar retribusinya, jadi biar pedagangnya merasa berkewajiban/merasa

takut, tapi tegas dengan cara yang baik jangan sampe bikin keributan.

Q3-d : Apakah perlu adanya petugas lain (pejabat terkait) selain pemungut

retribusi untuk turun tangan dalam melakukan pemungutan retribusi pasar?

A : Yaa seharusnya sih ada, misalnya Kepala Pasarnya lah rutin ke sini,

ngasih pengarahan, penjelasan kepada pedagang.

Q3-e : Upaya apa saja yang sudah dilakukan petugas (pihak terkait) dalam hal

retribusi pasar?

A : Yang saya lihat sih paling ada surat edaran kaya gitu, gak ada yang lain.

Belum ada musyawarah apa-apa, ya mungkin ada, tapi undangannya atau

pemberitahuannya itu kurang jelas atau kurag tegas, jadi pedagang ya cendeerung

menyepelekan untuk menghadirinya.

Page 247: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q4-a : Bagaimana kepatuhan pedagang dalam membayar retribusi pasar sesuai

dengan tarif yang ada pada Perda?

A : Kalo saya sih rata-rata bayar 1.000 per kios, kalo lagi rame saya bayar

2.000, tapi saya gak pernah sampe gak bayar.

Q4-b : Adakah rencana peningkatan tarif retribusi (untuk kios dan los) &

bagaimana tanggapannya apabila ada peningkatan tarif (dari pedagang &

petugas)?

A : -

Q5-a : Berapa jumlah kios dan los (aktif dan non aktif)?

A : -

Q5-b : Bagaimana untuk mengatasi kios dan los non aktif agar menjadi aktif

sebagai objek retribusi pasar?

A : -

Q5-c : Adakah rencana penambahan unit baru (untuk kios dan los)?

A : -

Q5-d : Adakah rencana penambahan jenis objek baru dan berapa jumlahnya?

A : -

Q6-a : Bagaimana kesesuaian luas area pasar dengan potensi/pendapatan

retribusi yang ada?

A : -

Q6-b : Apakah luas area pasar yang ada masih bisa dimaksimalkan

penggunaannya untuk dijadikan potensi retribusi?

A : -

Page 248: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Q7-a : Bagaimana kesesuaian jumlah pedagang sebagai subjek retribusi

terhadap jumlah unit objek retribusi (kios dan los)?

A : -

Q7-b : Apakah selain pedagang yang ada di kios dan los itu masih ada jenis

pedagang lain yang bisa menjadi potensi retribusi pasar?

A : -

Q7-c : Faktor apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan pedagang dalam

membayar retribusi?

A : Ya tergantung penjualan aja, kalo gak ada penjualan ya kita mau bayar

pake apa? Ya untuk bayar retribusi itu kan kita juga ada perhitungan. Saya sih gak

pernah tidak bayar, saya selalu bayar, ya kadang 1.000 kadang 2.000, tapi lebih

seringnya 1.000.

Q8-a : Berapa target pendapatan retribusi pasar, bagaimana jangka waktu

penagetannya dan bagaimana pencapaiannya?

A : (Dijawab oleh Petugas Pasar)

Q8-b : Bagaimana proses penyetorannya ke Kas Daerah?

A : (Dijawab oleh Petugas Pasar)

Informan Pedagang (Wajib Retribusi) Pasar Petir

Iwan Sofian

Page 249: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

CATATAN LAPANGAN

No Tanggal Jam (WIB) Kegiatan / Hasil Data

1 13-03-2014 09.29 Observasi Awal ke Diskoperindag Kabupaten Serang

Perda kabupaten Serang No.1/2011 tentang Retribusi Jasa Umum

2 14-03-2014 07.00 Observasi Awal ke Pasar Petir - Pengamatan Awal

3 27-03-2014 10.37 Observasi lanjutan ke Diskoperindag Kabupaten

Serang Wawancara Data Potensi Pasar Tradisional di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Serang Tahun 2014, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah.

Data Potensi Pasar di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Wilayah Tengah (Pasar Petir, Pasar Dukuh dan Pasar Baros).

4 07-04-2014 10.07 Observasi lanjutan ke Diskoperindag Kabupaten

Serang Wawancara Data Pedagang Kios dan Los Unit Pasar Petir

Kabupaten Serang Tahun 2013

5 14-04-2014 07.00 Observasi Lanjutan ke Pasar Petir

6 17-05-2014 09.00 Observasi Lanjutan ke Pasar Petir

7 11-08-2014 09.27 Penyampaian Surat Izin Penelitian ke Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang

8 26-08-2014 09.07 Wawancara dengan Kepala UPT Pasar Wilayah Tengah: Bpk. Ma’mun Dian Purnama di Kantor UPT Pasar Kabupaten Serang

Page 250: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

9 06-09-2014 09.05 Wawancara dengan Ibu Iroh – Pedagang di Pasar Petir di Pasar Petir

10 09.49 Wawancara dengan Koordinator Pasar Petir: Bpk. H. Hasan di Kantor Pasar Petir

Struktur Organisasi Pasar Petir

11 07-09-2014 10.06 Wawancara dengan Bapak Wahyudi - Petugas Pemungut Retribusi Pasar Petir di Pasar Petir

Data Jumlah Pedagang di Pasar Petir

12 19-09-2014 07.35 Wawancara dengan Bapak Saleh – Staf Pasar Petir di Pasar Petir

Dokumentasi

08.07 Wawancara dengan Bapak Iwan – Pedagang di Pasar Petir di Pasar Petir

Dokumentasi

09.37 Wawancara dengan Bapak Mansur – Staf Pasar Petir di Pasar Petir

Dokumentasi Dokumentasi Informan Penelitian

13 22-09-2014 09.17 Dokumentasi LokasiPenelitian

13.47 Dokumentasi Lokasi Penelitian

14 23-09-2014 11.27 Dokumentasi Informan Penelitian Dokumentasi Kantor Pasar Petir

Page 251: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN

DOKUMENTASI OBSERVASI PENELITIAN “PASAR PETIR”

Pasar Petir (tampak depan)

Kantor Administrasi Pasar Petir

Page 252: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Ruang Kepala UPT Pasar

Ruang Koordinator Pasar Petir

Ruang Staf Pasar Petir

Page 253: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Area Parkir (Depan)

Page 254: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Area Parkir (Dalam)

Page 255: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Mushola (tampak luar)

Mushola (tampak dalam)

Page 256: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Toilet (Dalam)

Toilet (Belakang)

Page 257: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Tempat Penampungan Sampah (Dalam)

Tempat Penampungan Sampah (Belakang)

Page 258: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Deretan Kios

Page 259: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Deretan Los

Page 260: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Karcis Retribusi Kios

Karcis Retribusi Los

Page 261: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

DOKUMENTASI KEGIATAN WAWANCARA DENGAN INFORMAN

Kegiatan Wawancara dgn Koordinator/Kepala Pasar Petir “Bpk H. Hasan”

Kegiatan Wawancara dengan Petugas Pemungut Retribusi Pasar Petir

“Bapak Wahyudi”

Page 262: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Kegiatan Wawancara dengan Staf Pasar Petir “Bapak Mansur”

Kegiatan Wawancara denngan Staf Pasar Petir “Bapak Saleh”

Page 263: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

Kegiatan Wawancara dengan Pedagang di Pasar Petir “Ibu Iroh”

Kegiatan Wawancara dengan pedagang di Pasar Petir “Bapak Wawan”

Page 264: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

NOMOR 1 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERANG,

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka sebagai implementasi pelaksanaannya, Peraturan Daerah yang mengatur retribusi jasa umum perlu dilakukan penyesuaian maupun pengaturan kembali dengan mengelompkkan semua jenis retibusi jasa umum yang menjadi kewenangan Daerah ke dalam Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum;

b. bahwa kebijakan Retribusi Jasa Umum dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674);

6. Undang-undang ........

Page 265: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 2 -

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan lembaran Negara Reublik Indonesia Nomor 4736);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 1 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2005 Nomor 705);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2006 Nomor 736);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 24 Tahun 2006 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2006 Nomor 745);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2008 Nomor 772);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2008 Nomor 776);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2008 Nomor 777).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG

dan BUPATI SERANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia. 2. Daerah adalah Daerah Kabupaten Serang. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah di Kabupaten Serang. 4. Pemerintahan ...........

Page 266: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 3 -

4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

5. Bupati adalah Bupati Serang. 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Serang. 7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Serang. 8. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Serang. 9. Dinas adalah satuan organisasi di lingkungan pemerintah daerah yang berkedudukan sebagai

unsur pelaksana pemerintah di daerah. 10. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang

melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

11. Retribusi Jasa Umum, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk orang pribadi atau Badan, dengan tujuan untuk kepentingan dan kemanfaatan umum.

12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah organisasi perangkat Daerah yang mempunyai tugas mengelola dan mengatur tarif retribusi.

13. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

14. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

15. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

16. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

17. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.

19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disebut SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan kelebihan retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

20. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

21. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.

22. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah.

23. Penyidikan............

Page 267: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 4 -

23. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

RETRIBUSI JASA UMUM

Bagian Kesatu

Jenis dan Golongan Retribusi

Pasal 2 Jenis Retribusi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini terdiri dari : a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil; d. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; e. Retribusi Pelayanan Pasar; f. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; g. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; h. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; i. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; j. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang; k. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan l. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Pasal 3 Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

Bagian Kedua

Retribusi Pelayanan Kesehatan Pasal 4

(1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa pelayanan kesehatan yang disedikan di sarana pelayanan kesehatan pemerintah daerah.

(2) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a adalah pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.

(3) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan bagi warga miskin Kabupaten Serang dan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

(4) Pelayanan kesehatan bagi warga miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 5

(1) Subjek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan kesehatan yang disediakan di sarana pelayanan kesehatan pemerintah daerah.

(2) Wajib Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa pelayanan kesehatan yang disedikan di sarana pelayanan kesehatan pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Pasal 6 ……….

Page 268: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 5 -

Pasal 6 Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Kesehatan didasarkan atas pelayanan yang diberikan atas kualitas dan kuantitas pemeriksaan dan pengobatan sebagai alokasi beban biaya yang dipikul untuk penyelenggaraan fasilitas kesehatan.

Bagian Ketiga Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Pasal 7 (1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut retribusi sebagai

pembayaran atas jasa pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

(2) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi: a. pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan sementara;

b. pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah; dan

c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah. (3) Dikecualikan dari Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, dan sosial. Pasal 8

(1) Subjek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

(2) Wajib Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

Pasal 9

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan didasarkan atas jenis dan volume sampah.

Bagian Keempat Retribusi Penggantian Biaya Cetak

Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil Pasal 10

(1) Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil dipungut retribusi atas penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

(2) Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c adalah pelayanan: a. kartu tanda penduduk; b. kartu keterangan tempat tinggal; c. kartu identitas kerja; d. kartu penduduk sementara; e. kartu identitas penduduk musiman; f. kartu keluarga; dan g. akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan

pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing, dan akta kematian. (3) Bagi .....

Page 269: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 6 -

(3) Bagi anak yang lahir dan dicatatkan sebelum 60 (enam puluh) hari dibebaskan dari retribusi Akta Catatan Sipil.

(4) Bagi penduduk warga negara Republik Indonesia yang melaporkan sebelum 14 (empat belas) hari dari kewajiban memiliki Kartu Keluarga dan/atau Kartu Tanda Penduduk dibebaskan dari retribusi biaya penerbitan Kartu Keluarga dan/atau Kartu Tanda Penduduk.

Pasal 11 (1) Subjek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil

adalah orang pribadi yang memperoleh jasa pencetakan Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

(2) Wajib Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil adalah orang pribadi yang memperoleh jasa pencetakan Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil

Pasal 12

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil didasarkan atas jumlah Kartu Tanda Penduduk dan atau Akta Catatan Sipil dicetak.

Bagian Kelima

Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Pasal 13

(1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa penyediaan pelayanan tempat parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14 (1) Subjek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah oang atau badan yang

menggunakan tempat parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah. (2) Wajib Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati jasa penyediaan pelayanan tempat parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Parkir.

Pasal 15

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum didasarkan atas frekuensi penggunaan, jenis kendaraan dan lokasi/tempat.

Bagian Keenam Retribusi Pelayanan Pasar

Pasal 16 (1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa

penyediaan fasilitas pasar tradisonal/sederhana, berupa pelataran, los, dan kios yang dikelola oleh pemerintah daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.

(2) Objek Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.

(3) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Pasr sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Pasal 17 .........

Page 270: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 7 -

Pasal 17 (1) Subjek Retribusi Pelayanan Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan

pelayanan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola pemerintah daerah.

(2) Wajib Retribusi Pelayanan Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan pelayanan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Pasar.

Pasal 18

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Pasar didasarkan atas luas, jenis tempat dan kelas pasar yang digunakan.

Bagian Ketujuh Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Pasal 19 (1) Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut retribusi sebagai pembayaran

atas jasa penyediaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan di air, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

(2) Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf f adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 20

(1) Subjek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, termasuk kendaraan di air, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

(2) Wajib Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.

Pasal 21 Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor didasarkan atas jenis pelayanan dan kendaraan yang diuji.

Bagian Kedelapan

Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Pasal 22

(1) Dengan nama Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh pemerintah daerah.

(2) Objek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf g adalah pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat.

Pasal 23 (1) Subjek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh pemerintah daerah.

(2) Wajib .......

Page 271: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 8 -

(2) Wajib Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.

Pasal 24 Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran didasarkan atas luas bangunan dan jenis alat pemadam kebakaran yang digunakan.

Bagian Kesembilan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

Pasal 25 (1) Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta dipungut retribusi sebagai pembayaran

atas jasa penyediaan peta yang dibuat oleh pemerintah daerah. (2) Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf h

adalah penyediaan peta yang dibuat oleh pemerintah daerah. Pasal 26

(1) Subjek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa penyediaan peta yang dibuat oleh pemerintah daerah.

(2) Wajib Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa penyediaaan pembuatan peta oleh pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.

Pasal 27

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta didasarkan atas jumlah dan ukuran peta yang dicetak.

Bagian Kesepuluh

Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus Pasal 28

(1) Dengan nama Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

(2) Objek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf i adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

(3) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.

Pasal 29

(1) Subjek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

(2) Wajib Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati jasa pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus.

Pasal 30

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus didasarkan atas tempat dan volume.

Bagian Kesebelas ……..

Page 272: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 9 -

Bagian Kesebelas Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

Pasal 31 (1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang dipungut retribusi sebagai pembayaran atas

jasa pelayanan tera, tera ulang, pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Objek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf l meliputi: 1. pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya; dan

2. pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 32 (1) Subjek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan ulang pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya, dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Wajib Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan ulang pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya, dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang.

Pasal 33 Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang didasarkan atas jenis dan jangka waktu penggunaan alat.

Bagian Keduabelas Retribusi Pelayanan Pendidikan

Pasal 34 (1) Dengan nama Retribusi Pelayanan Pendidikan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa

pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah daerah. (2) Objek Retribusi Pelayanan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf j adalah

pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah daerah. (3) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pelayanan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah; b. pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah;

c. pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan d. pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

Pasal 35 (1) Subjek Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah daerah.

(2) Wajib Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah daerah, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Pendidikan.

Pasal 36 .......

Page 273: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 10 -

Pasal 36 Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Pendidikan didasarkan atas jenis pelayanan pada setiap semester.

Bagian Ketigabelas

Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Pasal 37

(1) Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.

(2) Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf k adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.

Pasal 38 (1) Subjek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi. (2) Wajib Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati jasa pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Pasal 39 Cara mengukur tingkat penggunaan jasa Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi didasarkan atas luas lahan yang digunakan untuk menara telekomunikasi.

BAB III

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI JASA UMUM

Pasal 40 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya Tarif Retribusi Jasa Umum

didasarkan pada tujuan menutup sebagian atau seluruh biaya pelayanan yang berkaitan dengan kepentingan umum dan kemanfaatan umum.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasional dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.

Pasal 41 (1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi dari masing-masing jenis Retribusi Jasa Umum

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(2) Tarif Retribusi Jasa Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

(3) Peninjauan Tarif Retribusi Jasa Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.

(4) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 42

(1) Besarnya Retribusi yang terutang, dihitung berdasarkan perkalian antara tingkat penggunaan jasa dengan tarif Retribusi.

(2) Tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah jumlah penggunaan jasa yang dijadikan dasar alokasi beban biaya yang dipikul pemerintah daerah untuk penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.

(3) Apabila tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sulit diukur maka tingkat penggunaan jasa dapat ditaksir berdasarkan rumus yang dibuat oleh pemerintah daerah.

(4) Rumus .........

Page 274: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 11 -

(4) Rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus mencerminkan beban yang dipikul oleh pemerintah daerah dalam menyelenggarakan jasa tersebut.

(5) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah nilai rupiah atau persentase tertentu yang ditetapkan untuk menghitung besarnya Retribusi yang terutang.

BAB IV WILAYAH PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Pasal 43 Wilayah pemungutan Retribusi Jasa Umum meliputi wilayah Kabupaten Serang.

BAB V PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Bagian Kesatu Tata Cara Pemungutan dan Penagihan

Pasal 44 (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(4) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didahului dengan Surat Teguran.

(5) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 45

(1) Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44ayat (4) diterbitkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Pengeluaran Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagai tindakan awal pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran.

(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

(4) Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

(5) Tata cara penagihan dan penerbitan Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua Tata Cara Pembayaran

Pasal 46 (1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas.

(2) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Umum Daerah atau tempat lain yang ditunjuk sesuai dengan SKRD.

(3) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan Daerah dari retribusi tersebut harus disetor ke Kas Umum Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam.

(4) Retribusi ……

Page 275: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 12 -

(4) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga Pemanfaatan

Pasal 47 Pemanfaatan dari penerimaan masing-masing jenis Retribusi diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.

Bagian Keempat

Keberatan Pasal 48

(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.

(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.

Pasal 49

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati.

(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 50 (1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran

Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) untuk waktu paling lama 12 (dua belas) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

BAB VI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 51

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila …….

Page 276: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 13 -

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.

(7) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VII KADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 52 (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui 3 (tiga)

tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila : a. diterbitkan Surat Teguran; atau

b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.

(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasi kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

Pasal 53 (1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan

sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. (2) Piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

oleh Bupati atau Pejabat yang berwenang. (3) Penetapan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati

BAB VIII PEMERIKSAAN

Pasal 54 (1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban

Retribusi Daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah.

(2) Wajib Retribusi Jasa Umum yang diperiksa wajib : a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi

dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan Objek Retribusi yang terutang; b. memberikan …..

Page 277: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 14 -

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Retribusi Jasa Umum diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IX

INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 55

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan perundang-undangan.

BAB X

PENYIDIKAN Pasal 56

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Penyidik …..

Page 278: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 15 -

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan saat dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 57

Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi Terutang yang tidak atau kurang dibayar.

Pasal 58 Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57, merupakan penerimaan negara.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 59

Retribusi yang masih terutang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang yang mengatur retribusi jasa umum sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, masih dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutang.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 60

Jenis Retribusi sebagaiaman dimaksud dalam Pasal 2 huruf j, huruf k, dan huruf l mulai berlaku efektif 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Peraturan Daerah ini.

Pasal 61 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar (Lembaran

Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Serang Tahun 1999 Nomor 459); 2. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2000 tentang Retribusi Biaya Cetak Peta

(Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2000 Nomor 468); 3. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan

Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2000 Nomor 469); 4. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Parkir

di Tepi Jalan Umum(Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2000 Nomor 479); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Retribusi Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2000 Nomor 481); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Retribusi Jasa Umum

Bidang Perhubungan Darat (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2006 Nomor 735); 7. Pasal-pasal yang memuat ketentuan retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Akta Catatan Sipil yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan masyarakat di Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2007 Nomor 752; dan

9. Peraturan Daerah ............

Page 279: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 16 -

9. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2007 Nomor 753);

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

Pasal 62

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serang.

Disahkan di Serang pada tanggal 18 Februari 2011

BUPATI SERANG, TTD

A. TAUFIK NURIMAN Diundangkan di Serang pada tanggal 18 Februari 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG, TTD LALU ATHARUSSALAM R LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2011 NOMOR 803

Page 280: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

NOMOR 1 TAHUN 2011

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

I. UMUM

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Kabupaten Serang mempunyai hak dan kewajiban mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah tersebut, daerah berhak mengenakan pungutan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan Retribusi sebagai salah satu perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada masyarakat, seperti Retribusi dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan Peraturan Daerah. Dengan demikian, pemungutan Retribusi Daerah harus didasarkan pada Peraturan Daerah.

Selama ini pungutan Daerah Kabupaten Serang yang berupa Retribusi didasarkan atas Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 6 Tahun 2003 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Retribusi Pasar, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Retribusi Jasa Umum Bidang Perhubungan Darat, Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran, dan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 4 Tahun 2000 tentang Retribusi Biaya Cetak Peta. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Serang yang mengatur tentang Retribusi perlu dilakukan penyesuain-penyesuain yang dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah. Sehingga daerah diberi kewenangan untuk membuat kebijakan dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hasil penerimaan Retribusi diakui belum memadai dan memiliki peranan yang relatif kecil terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebagian besar pengeluaran APBD dibiayai dana alokasi dari pusat. Dalam banyak hal, dana alokasi dari pusat tidak sepenuhnya dapat diharapkan menutup seluruh kebutuhan pengeluaran Daerah. Oleh karena itu, dukungan masyarakat melalui Retribusi Daerah masih harus terus digalakkan, dengan tetap menjaga kesetabilan iklim investasi dan menghindari adanya tumpang tindih dengan pungutan pusat, serta tidak merintangi arus barang dan jasa antar daerah.

Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah ini, Kabupaten Serang diharapkan akan semakin mampu membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam melaksanakan kegiatan pembangunan daerah, disisi lain akan dapat memberikan kepastian bagi masyarakat dan dunia usaha yang selanjutnya diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban Retribusi Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2 ……..

Page 281: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 2 -

Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas

Pasal 24 ……..

Page 282: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 3 -

Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Cukup jelas Pasal 33 Cukup jelas Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Cukup jelas Pasal 36 Cukup jelas Pasal 37 Cukup jelas Pasal 38 Cukup jelas Pasal 39 Cukup jelas Pasal 40 Cukup jelas Pasal 41 Cukup jelas Pasal 42 Cukup jelas Pasal 43 Cukup jelas Pasal 44 Cukup jelas Pasal 45 Cukup jelas

Pasal 46 ……..

Page 283: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 4 -

Pasal 46 Cukup jelas Pasal 47 Cukup jelas Pasal 48 Cukup jelas Pasal 49 Cukup jelas Pasal 50 Cukup jelas Pasal 51 Cukup jelas Pasal 52 Cukup jelas Pasal 53 Cukup jelas Pasal 54 Cukup jelas Pasal 55 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “instansi yang melaksanakan pemungutan” adalah SKPD yang

tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pemungutan Retribusi. Ayat (2) Pemberian besarnya insentif dilakukan melalui pembahasan yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah dengan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang membidangi masalah keuangan.

Ayat (3) Cukup jelas Pasal 56 Cukup jelas Pasal 57 Cukup jelas Pasal 58 Cukup jelas Pasal 59 Cukup jelas Pasal 60 Cukup jelas Pasal 61 Cukup jelas Pasal 62 Cukup jelas

Page 284: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RSUD KABUPATEN SERANG

INSTALASI RAWAT JALAN

No. URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 1 PASIEN BARU ADMINISTRASI 10.000 12.500

JASA PELAYANAN 15.000 18.750 TOTAL BIAYA 25.000 31.250 2 PASIEN LAMA

ADMINISTRASI 2.500 3.125 JASA PELAYANAN 15.000 18.750

PRAKTEK SORE PASIEN BARU DAN LAMA No. URAIAN TARIF 1. PASIEN BARU DAN LAMA 10.000 2. JASA PELAYANAN 50.000-100.000

CATATAN : 1. (JASA PELAYANAN, PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN TINDAKAN MEDIS) CITO

DIKENAKAN BIAYA 11/2 (SATU SETENGAH) KALI DARI TARIF BIASA 2. UNTUK PASIEN KONTRAK/PERUSAHAAN DIKENAKAN BIAYA 1 ¼ (SATU

SEPEREMPAT) KALI DARI TARIP BIASA 3. PENGATURAN PEMBAGIAN JASA PELAYANAN DITETAPKAN LEBIH LANJUT

DENGAN KEPUTUSAN BUPATI.

TINDAKAN MEDIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No JENIS TINDAKAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4

1. Tindakan Medik Ringan/ Pemeriksaan Dokter Umum 20.000

25.000

2. Tindakan Medik Sedang/ Pemeriksaan Dokter Spesialis 30.000

37.500

3. Tindakan Medik Observasi Kegawatan Kurang dari 24 jam

40.000

50.000

4. Pemeriksaan Kasus Trauma/pembunuhan dan lain-lain untuk visum

50.000

62.500

5. Pemasangan Ransel Verband 30.000

37.500

6. DC-Syok 125.000

156.250

7. Resusitasi Cardio Pulmonal 95.000

118.750

8. Intubasi 75.000

93.750

9.Tindakan ……

Page 285: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 2 -

1 2 3 4

9. Tindakan Bedah Minor

Sirkumsisi/perdarahan Post Sirkumsisi/ekstraksi kuku/Corpus Alineum/

Eksplorasi Peluru/benda Tajam/Benda Tumpul/Ruptur Tendon Angkat Gram/Insisi Abses 100.000 125.000

10 Jahit Luka

Jahitan Luka kurang dari 5 jahitan 40.000

50.000

Jahitan Luka kurang dari 10 jahitan 70.000

87.500

Jahitan Luka lebih dari 10 jahitan 100.000

125.000

11. Debridement Luka tanpa jahitan 50.000

62.500

12. Eksplorasi luka 50.000

62.500

13. Nekrotomi Luka Bakar 50.000

62.500

14. Pemasangan Spalk 20.000

25.000

15. Perawatan Luka 10.000

12.500

16. Ambil darah vena 5.000

6.250

17. Ambil darah arteri 10.000

12.500

18 Pemasangan Elastik Verband 30.000

37.500

19. Maag Spoeling 20.000

25.000

20. Suntik IM/IV/SC/IC 6.000

7.500

POLIKLINIK MATA

No URAUAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4

A. Tindakan Operasi Mata

I 1. Slit Lamp

10.000

12.500

2. Strikretinoscopi

45.000

56.250

3. Funduscopi Direk

20.000

25.000

4. Funduscopi Indirek

55.000

68.750

5. Auto Refraktometer

15.000

18.750

6. Pemeriksaan Keratometer

50.000

62.500

7. Pemeriksaan Biometry

50.000

62.500

8. Aneltest

25.000

31.250

9. ………

Page 286: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 3 -

1 2 3 4

9. Refraksi

10.000

12.500

10. Flouresin Test

15.000

18.750

11. Schemeer Test

15.000

18.750

12. Tes Buta Warna

10.000

12.500

13. Tonometer

10.000

12.500 II Operasi Kecil

1. Epilasi

25.000

31.250

2. Debridement/ spooling

50.000

62.500

3. Eksplorasi

50.000

62.500

4. Ekstirpasi corpal ekstra okuler

100.000

125.000

5. Ekstirpasi lithiasis

150.000

187.500

6. Ekstirpasi granuloma

170.000

212.500

7. Ekstirpasi millium

150.000

187.500

8. Ekstirpasi nevus Conjungtiva kecil

250.000

312.500

9. Ekstirpasi gram kornea

150.000

187.500

10. Simblevarektomi

75.000

93.750

11. Penjahitan konjungtiva

250.000

312.500

12. Insisi hordeolum/khalazion

150.000

187.500

13. Insisi Abses palpebra

100.000

125.000

14. Injeksi subconjungtiva

50.000

62.500

15. Ekstirpasi Xanthelasma kecil

250.000

312.500 III Operasi Sedang

1. Eksterpasi Corpal Kornea dengan Penjahitan

1.000.000

1.250.000

2. Eksterpasi Kista Konyungtiva

800.000

1.000.000

3. Eksterpasi Atheroma Palpebra

800.000

1.000.000

4. Penjahitan Margo Palpbra tanpa Avulsi

750.000

937.500

5. Injeksi Intra Vitreal

750.000

937.500

6. Ekstirpasi Pterigyum tanpa Graff Conjungtiva

750.000

937.500

7. Ekstirpasi Pterygium dengan Graff conjungtiva

1.500.000

1.875.000

8. SBL/ Tarsotomi

1.000.000

1.250.000

9. Ekstirpasi xantelasma sedang

1.000.000

1.250.000

11. Simblevarektomi dan Graf konyungtiva

1.500.000

1.875.000

IV …….

Page 287: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 4 -

1 2 3 4

IV Operasi Besar

1. Jahitam Margo dengan Avulsi Palpebra

1.200.000

1.500.000

2. ECCE/ICCE/SICS

2.100.000

2.625.000

3. Vitrektomi Anterior

2.000.000

2.500.000

4. Trabekulektomi

2.100.000

2.625.000

5. Iridektomi Perifer

2.000.000

2.500.000

6. Parasentesa Hypema

2.000.000

2.500.000

7. Bleparoplasti

1.750.000

2.187.500

8. Jahit Kornea dengan Reposisi/Gunting Iris

2.000.000

2.500.000

9. Penjahitan Sklera,Kornea

2.000.000

2.500.000

10. Reposisi Ptosis Palpebra

2.200.000

2.750.000

11. Ekstirpasi Xantelasma dan Skin graff

2.000.000

2.500.000

12. Jahit palpebra dengan reposisi saluran air mata

2.000.000

2.500.000

13. Eviserasi Enukleasi 2000000

2.500.000 V Operasi Besar Khusus

1. Operasi katarak pheco

3.750.000

4.687.500

2. Triple Procedure

3.750.000

4.687.500

3. Exsentrasi

3.000.000

3.750.000 KULIT KELAMIN

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4

1 Elektro Desikasi untuk melasma Flessboroik&kratesis

69.000

86.250

2 Elektro Cauterisasi Veruca Vulgaris, Planaveruca Plan

100.000

125.000

3 Eksterpasi Clavus

115.000

143.750

4 Elektrocauterisasi Syringoma Trichocolium

57.500

71.875

5 Elektrocauterisasi Condiloma Acuminata

143.750

179.688

6 Eksterpasi Fibroma Fole, Granuloma Ploginicum

115.000

143.750

7 Ekstraksi Kuku

69.000

86.250

8 Enukliasi Komedo

46.000

57.500

9 Insisi Abses Bartholin

69.000

86.250

10 Eksterpasi Total Bartholin

230.000

287.500

11. ………

Page 288: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 5 -

1 2 3 4

11 Cosmetic Surgery

230.000

287.500

12 Eksterpasi Total Tumor Jinak non muka

172.500

215.625

13 Prock Test

143.750

179.688

14 Patch test

143.750

179.688

15 Eksterpasi Xantelasma Palpebra

172.500

215.625

16 TCA

115.000

143.750

17 Ekstepasi Kista besar

230.000

287.500

18 Ekstepasi Kista sedang

201.250

251.563

19 Ekstepasi Kista kecil

172.500

215.625

OBSTETRY & GYNECOLOGY

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 MOP ODS 1.150.000 1.437.500

2 Visum kasus Ginekologi

75.000 93.750

3 Angkat IUD

57.500 71.875

4 Pasang IUD

57.500 71.875

5 Pasang/Buka Implant

86.250 107.813

6 Pasang Pesarium

57.500 71.875

7 Hidrotubasi

115.000 143.750

8 Biopsi

115.000 143.750 BEDAH UMUM

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4

1 Eksisi keloid Kecil

230.000

287.500

2 Eksterpasi Papiloma

172.500

215.625

3 Eksterpasi Veruca

172.500

215.625

4 Ekstraksi Kuku

115.000

143.750

5 Insisi abses

86.250

107.813

6 Eksterpasi kista

230.000

287.500

7 Sirkumsisi

172.500

215.625

8 Sirkumsisi Komplikasi

287.500

359.375

ORTOPEDI ……….

Page 289: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 6 -

ORTOPEDI

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 Punksi/Aspirasi 1 lutut

115.000

143.750

2 Punksi/Aspirasi 2 lutut

230.000

287.500

3 Angkat Wire

115.000

143.750

4 Pasang Gips Short

115.000

143.750

5 Densitometri

50.000

62.500

6 Pasang Gips Long

230.000

287.500

THT

No JENIS TINDAKAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 Caustic hidung/pharyng 23.000 28.750

2 Perawatan Epistaksis 28.750 35.938

3 Tampon Hidung 50.000 62.500

4 Spoeling Sinus Maksilaris 40.250 50.313

5 Indirect Laryngoscopy 17.250 21.563

6 Audometri 40.250 50.313

7 Test Garputala 8.000 10.000

8 Ekstraksi Granuloma/Cholesteatum, Liang hidung 17.250 21.563

9 Spoeling Serumen 13.800 17.250

10 Punksi Perichondritis/Othematum 11.500 14.375

11 Paresentese telinga/Miringotomi 28.750 35.938

12 Gips Telinga 28.750 35.938

13 Ekstraksi Corpus Alineum Telinga, Hidung, Oropharynx 28.750 35.938

14 Bellog Tampon 115.000 143.750

15 Suction Telinga (OMP) 15.000 18.750

16 Rhinoscopi Posterior 17.250 21.563

17 Insisi Abses Mastoid 23.000 28.750

18 Insisi Septum Nasi 23.000 28.750

19 Insisi Abses Peritonsil 23.000 28.750

20 Biopsi Cavum Nasi 57.500 71.875

21 Biopsi Nasopharynx 57.500 71.875

22 Biopsi Oropharynx 57.500 71.875

23 Lepas tampon hidung 30.000 37.500

24 Ekstraksi corpus alineum hypopharynx dengan Indirect Laryngoscop

50.000 62.500

GIGI ……….

Page 290: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 7 -

GIGI & MULUT

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 I Penambalan

a. Tambal sementara

28.750

35.938

b. Tambal sementara perawatan endomanual/eksterpasi

34.500

43.125

c. Pulp Caping

40.250

50.313

d. Pengisian perawatan endo

46.000

57.500

e. Tambal amalgam simpleks

51.750

64.688

f. Tambal amalgam kompleks

74.750

93.438

g. Tambal light curig 1 permukaan besar

175.000

218.750

h. Tambal light curig 1 permukaan kecil

100.000

125.000

i. Tambal light curig 2 permukaan besar

225.000

281.250

j. Inlay/Uplay

69.000

86.250 II Pencabutan

a. Gigi sulung topikal

34.500

43.125

b. Gigi sulung dengan suntik

34.500

43.125

c. Gigi tetap tanpa komplikasi

46.000

57.500

d. Molar 3 tanpa komplikasi

80.500

100.625

e. Molar 3 dengan komplikasi

100.000

125.000

III Scalling/Pembersihan karang gigi (per-rahang)

90.000

112.500

IV Tindakan Lainnya

a. Alvelectomy

60.000

75.000

b. Operculectomy

60.000

75.000

c. Frenoktomi

60.000

75.000

d. Insisi Abses Intra oral

60.000

75.000

e. Insisi Abses Ekstaroral

60.000

75.000 Rmovible Prothese

a. Portese Partial gigi pertama

300.000

375.000

b. Portese Partial gigi berikutnya

60.000

75.000

c. Full / Prothese / rahang atas & Rahang bawah

2.400.000

3.000.000

d. Rebase prothese full rahang atas / bawah

480.000

600.000

e. Reparasi prothese

240.000

300.000

Fixed ……….

Page 291: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 8 -

1 2 3 4

Fixed Prothese

a. Jacket Crown All Acrylic

480.000

600.000

b. Bridge acrylic metal procelin per-elemen

960.000

1.200.000

c. Procelin crown per-gigi

960.000

1.200.000

d. Full Cost Crown

600.000

750.000

Dental X-Ray

36.000

45.000

BEDAH MULUT

No URAIAN TARIP UMUM PERUSAHAAN

I Tindakan di Poliklinik

a. Kecil a

192.000

240.000

b. Kecil b

300.000

375.000

c. Sedang a

360.000

450.000

d. Sedang b

498.000

622.500

e. Besar a

624.000

780.000

f. Besar b

750.000

937.500 II Tindakan Medik di Ruang Operasi Bedah Sentral disesuaikan dengan Tarip Bedah Sentral POLIKLINIK ORTODONTI

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 I Konsultasi

a. Biasa

12.000

15.000

b.Sito

18.000

22.500

II Pencetakan

240.000

300.000 III Pemasangan

a. 1. Alat Ortodonri Lepas RA + RB

720.000

900.000

2. Alat Ortodonti Lepas RA/RB

540.000

675.000

b. 1. Alat Ortodonti Cekat Lepas RA + RB

1.680.000

2.100.000

2. Alat Ortodonti Cekat RA/RB

840.000

1.050.000

c. 1. Alat Ortodonti Cekat RA+RB

2.760.000

3.450.000

2. Alat Ortodonti Cekat RA/RB

1.800.000

2.250.000

3. Alat Ortodonti Secsional

1.200.000

1.500.000

IV. ……….

Page 292: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 9 -

1 2 3 4

IV Kontrol

1. O Ring

24.000

30.000

2. Br Ulang 1

10.000

12.500

Br Ulang 2

20.000

25.000

Br Ulang 3

30.000

37.500

3. Power Chain 1

10.000

12.500

Power Chain 2

20.000

25.000

4 Arch Wire 1

15.000

18.750

Arch Wire 2

30.000

37.500

5. Spiral 1

10.000

12.500

Spiral 2

20.000

25.000 V Pemasangan Alat Tambahan

a. Alat Ekstra Oral

1.200.000

1.500.000

b. Bate Raiser Posterior/Anterior (removible)

240.000

300.000

c. Plat Retensi RA/RB

240.000

300.000

d. Trans Palatal Arch

240.000

300.000

e. Lip Bumper

240.000

300.000

PENUNJANG NON MEDIK

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

I TRANSPORTASI 1. Ambulance

a. Dalam Kota

100.000

125.000

b. Luar Kota non AC/Km (PP)

6.000

7.500

c. Luar Kota dengan AC/Km (PP)

7.500

9.375

2. Mobil Jenazah

-

a. Dalam Kota

100.000

125.000

b. Luar Kota non AC/Km (PP)

6.000

7.500

c. Luar Kota dengan AC/Km (PP)

7.500

9.375 II LAIN-LAIN Administrasi VER (Visum Et Revertum) 20.000 25.000

TARIF …………..

Page 293: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 10 -

TARIF INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

No URAIAN TARIF UMUM PERUSAHAAN

KAMAR JENAZAH

1 Sewa KamarJenazah dengan Pengawet 25.000

31.250

2 Sewa KamarJenazah tanpa Pengawet 20.000

25.000

3 Pemeriksaan Luar Jenazah di dalam 150.000

187.500

4 Pemeriksaan Dalam Jenazah (OTOPSI) 750.000

937.500

5 Pemeriksaan Histopatologik 250.000

312.500

6 Pemeriksaan Toksikologik per-jenis 250.000

312.500

7 Pemeriksaan Obat Kualitatif per jenis 250.000

312.500

8 Pemeriksaan Obat Kuantitatif per jeis 250.000

312.500

9 Pemeriksaan Kerangka 750.000

937.500

10 Pemeriksaan Otopsi Klinis 900.000

1.125.000

11 Rekonstruksi Estetik Sederhana 200.000

250.000

12 Rekonstruksi Estetik Menengah 250.000

312.500

13 Rekonstruksi Estetik Luas 300.000

375.000

14 Pengawetan Jenazah 500.000

625.000

15 Pengawetan Jenazah Pasca Otopsi 750.000

937.500

16 Penggalian Kuburan (Otopsi di kuburan) 2.000.000

2.500.000

17 Memandikan dan Mengkafani Laki-laki 800.000

1.000.000

18 Memandikan dan Mengkafani Perempuan 900.000

1.125.000

KONSULTASI GIZI

No MACAM DIET URAIAN TARIF

Rawat Jalan Rawat Inap

Umum Perusahaan Umum Perusahaan

1 2 3 4 5 6 7

1 DM Konsultasi 10.000 12.500

17.500 21.875

Leaflet 3 macam/lembar 7.500 9.375

2 DM + 1 Komplikasi Konsultasi 10.000 12.500

20.000 25.000

Leaflet 4 macam/lembar 10.000 12.500

3 DM + 2 Komplikasi Konsultasi 10.000 12.500 22.500 28.125

Leaflet 5 macam/lembar 12.500 15.625

4……………

Page 294: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 11 -

4 DM + 3 Komplikasi Konsultasi 10.000 12.500

25.000 31.250

Leaflet 6 macam/lembar 15.000 18.750

5 DM + 4 Komplikasi Konsultasi 10.000 12.500

27.500 34.375

Leaflet 7 macam/lembar 17.500 21.875

6 DM + 5 Komplikasi Konsultasi 10.000 12.500

30.000 37.500

Leaflet 8 macam/lembar 20.000 25.000

7 Diet Lain Konsultasi 10.000 12.500

15.000 18.750

(DL, RG, RPm, dll Leaflet 2 macam/lembar 5.000 6.250

HEMODIALISA

No JENIS TINDAKAN TARIF

Umum Perusahaan

1 Hemodialisa Reguler

650.000

812.500

2 Hemodialisa Reguler Cito

812.500

1.015.625

3 Hemodialisa Re-use

500.000

625.000

4 Hemodialisa Re-use Cito

625.000

781.250

TARIF KAMAR ……..

Page 295: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 12 -

TARIF KAMAR & PELAYANAN RAWAT INAP

No KELAS TARIF

FASILITAS DAN AKOMODASI AKOMODASI JASA PELAYANAN JUMLAH UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Paviliun Arafah 275.000

343.750

60.000

75.000

335.000

418.750

1 TT, AC, TV, Lemari Es,Sofa, Dispenser

Alat Minum, Water Heater, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

2 Paviliun Mina Besar 250.000

312.500

60.000

75.000

310.000

387.500

1 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Water Heater, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

Paviliun Mina Kecil 225.000

281.250

60.000

75.000

285.000

356.250

1 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Water Heater, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

3 Paviliun Muzdalifah Besar 250.000

312.500

60.000

75.000

310.000

387.500

1 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Water Heater, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

Paviliun Muzdalifah Kecil 225.000

281.250

60.000

75.000

285.000

356.250

1 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Water Heater, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

4 Kelas Utama Mawar 150.000

187.500

45.000

56.250

195.000

243.750 2 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

5 Kelas Utama Flamboyan 150.000

187.500

45.000

56.250

195.000

243.750 2 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

6 Kelas Utama Wijaya Kusuma 150.000

187.500

45.000

56.250

195.000

243.750 2 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

7 Kelas I Mawar 100.000

125.000

30.000

37.500

130.000

162.500 2 TT, AC, TV, Lemari Es, Sofa, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 2 kali

8 Kelas I AnggrekI 100.000

125.000

30.000

37.500

130.000

162.500

2 TT, AC, TV, Lemari Es, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

9 Kelas I Anggrek II 100.000

125.000

30.000

37.500

130.000

162.500

2 TT, AC, TV, Lemari Es, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

10. …….

Page 296: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 13 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 Kelas I Melati I 100.000

125.000

30.000

37.500

130.000

162.500

2 TT, AC, TV, Lemari Es, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

11 Kelas I Melati II 100.000

125.000

30.000

37.500

130.000

162.500

2 TT, AC, TV, Lemari Es, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

12 Kelas I Flamboyan 100.000

125.000

30.000

37.500

130.000

162.500

2 TT, AC, TV, Lemari Es, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

13 Kelas I Wijaya Kusuma 100.000

125.000

30.000

37.500

130.000

162.500

2 TT, AC, TV, Lemari Es, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

14 Kelas II Flamboyan 45.000

56.250

20.000

25.000

65.000

81.250 6-8 TT, Fan, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

15 Kelas II Wijaya Kusuma 45.000

56.250

20.000

25.000

65.000

81.250 6-8 TT, Fan, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

17 Kelas III Cempaka 20.000

25.000

10.000

12.500

30.000

37.500 8 TT, Fan, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

18 Kelas III Dahlia 20.000

25.000

10.000

12.500

30.000

37.500 8 TT, Fan, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

19 Kelas III Flamboyan 20.000

25.000

10.000

12.500

30.000

37.500 8 TT, Fan, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

20 Kelas III Wijaya Kusuma 20.000

25.000

10.000

12.500

30.000

37.500 8 TT, Fan, Kursi Tunggu, Visite Dokter, Makan 3 kali, Snack 1 kali

*Untuk Pasien Kelas III yang berasal dari Kabupaten Serang dan tidak mempunyai kartu Jamkesmas tidak dikenakan biaya dan dialokasikan dari APBD Kab.Serang.

*Service 12,5% dari seluruh biaya pelayanan dari tindakan Rawat Inap kecuali pembelian obat-obatan

TARIF BIAYA ………

Page 297: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 14 -

TARIF BIAYA RUANG PERAWATAN KHUSUS

No URAIAN

TARIF

KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV MUZDALIFAH & MINA (KCL)

PAV MUZDALIFAH & MINA (BSR) PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Status Pasien Rawat Inap 15.000 18.750 15.000 18.750 15.000 18.750 15.000 18.750 15.000 18.750 15.000 18.750 15.000 18.750

2 Rawat Gabung - - -

Perawatan ibu 20.000 25.000 45.000 56.250 100.000 125.000 150.000 187.500 200.000 250.000 250.000 312.500 275.000 343.750

Perawatan Bayi 10.000 12.500 22.500 28.125 50.000 62.500 75.000 93.750 100.000 125.000 125.000 156.250 137.500 171.875

3 Perawatan Khusus 22.500 28.125 56.250 70.313 125.000 156.250 187.500 234.375 250.000 312.500 312.000 390.625 343.750 429.687

4 Ruang ICU/ICCU/NICU 180.000 225.000 250.000 312.500 300.000 375.000 350.000 437.500 400.000 500.000 400.000 500.000 450.000 562.500

5 VISITE Dr. ICU/ICCU/NICU 12.500 15.625 30.000 37.500 60.000 75.000 90.000 112.500 100.000 125.000 100.000 125.000 100.000 125.000

6 Asuhan Keperawatan 2.500 3.125 3.000 3.750 6.000 7.500 9.000 11.250 12.000 15.000 12.000 15.000 15.000 18.750

7 Ruang ICU/ICCU/NICU (non kls) Umum Perusahaan

Kiriman IGD dan Terus Pulang 180.000 225.000

TINDAKAN MEDIK ……….

Page 298: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 15 -

TINDAKAN MEDIK DI KELAS III, KELAS II, DAN KELAS I

A. TINDAKAN OPERASI DI RUANG BEDAH SENTRAL

NO JENIS TINDAKAN TARIF

KELAS III KELAS II KELAS I

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Operasi Kecil 342.000 427.500 650.000 812.500 900.000 1.125.000

2 Operasi Sedang 708.000 885.000 1.350.000 1.687.500 2.000.000 2.500.000

3 Operasi Besar 1.164.000 1.455.000 1.650.000 2.062.500 3.000.000 3.750.000

4 Operasi Khusus I 1.350.000 1.687.500 2.150.000 2.687.500 3.750.000 4.687.500

5 Operasi Khusus II 1.548.000 1.935.000 2.700.000 3.375.000 4.000.000 5.000.000

6 Operasi Sectio Cesaria 1.344.000 1.680.000 1.897.500 2.371.875 3.462.000 4.327.500

7 Operasi cito 1 1/2 kali operasi sesuai dengan jenis dan kelasnya

B. PERSALINAN

NO JENIS TINDAKAN TARIF

KELAS III KELAS II KELAS I

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Persalinan Normal 180.000 225.000 300.000 375.000 425.000 531.250

2 Perswalinan Abnormal (kelainan) tanpa tindakan 270.000 337.500 400.000 500.000 550.000 687.500

3 Persalinan Abnormal (kelainan) dengan tindakan 330.000 412.500 500.000 625.000 600.000 750.000

4 Partus Gemelli Normal x N persalinan sesuai kelasnya N= jumlah bayi yang dilahirkan

TINDAKAN ………..

Page 299: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 16 -

TINDAKAN MEDIK DI KLU DAN PAVILIUN

A. TINDAKAN OPERASI DI RUANG BEDAH SENTRAL

NO JENIS TINDAKAN TARIF

KLU PAV MUZDALIFAH & MINA PAV. ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Operasi Kecil 1.200.000 1.500.000 1.800.000 2.250.000 2.000.000 2.500.000

2 Operasi Sedang 2.500.000 3.125.000 3.250.000 4.062.500 3.500.000 4.375.000

3 Operasi Besar 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.500.000 6.250.000 7.812.500

4 Operasi Khusus I 4.500.000 5.625.000 7.250.000 9.062.500 7.500.000 9.375.000

5 Operasi Khusus II 5.000.000 6.250.000 7.350.000 9.187.500 7.600.000 9.500.000

6 Operasi Sectio Cesaria 4.617.000 5.771.250 6.939.000 8.673.750 7.200.000 9.000.000 7 Operasi cito 1 1/2 kali operasi sesuai dengan jenis dan kelasnya

B. PERSALINAN

NO JENIS TINDAKAN TARIF

K L U PAV MUZDALIFAH & MINA PAV. ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Persalinan Normal 575.000 718.750 750.000 937.500 850.000 1.062.500

2 Perswalinan Abnormal (kelainan) tanpa tindakan 600.000 750.000 850.000 1.062.500 950.000 1.187.500

3 Persalinan Abnormal (kelainan) dengan tindakan 750.000 937.500 1.000.000 1.250.000 1.250.000 1.562.500

4 Partus Gemelli Normal x N persalinan sesuai kelasnya N= jumlah bayi yang dilahirkan

SMF SYARAF ………

Page 300: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 17 -

SMF SYARAF, ANAK, BEDAH SYARAF, BEDAH TULANG

No URAIAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Punksi Lumbal

80.000

100.000

30.000

37.500

80.000

100.000

100.000

125.000

125.000

156.250

175.000

218.750

200.000

250.000

2 Punksi Sumsum Tulang

80.000

100.000

30.000

37.500

80.000

100.000

100.000

125.000

125.000

156.250

175.000

218.750

200.000

250.000

3 EEG

150.000

187.500

120.000

150.000

150.000

187.500

175.000

218.750

200.000

250.000

250.000

312.500

300.000

375.000

4 Myelografi

150.000

187.500

90.000

112.500

150.000

187.500

175.000

218.750

200.000

250.000

250.000

312.500

300.000

375.000

5 Vena Seksi -

60.000

75.000

100.000

125.000

125.000

156.250

150.000

187.500

175.000

218.750

200.000

250.000

6 Rsusitasi Cardio Pulmonal -

65.000

81.250

80.000

100.000

95.000

118.750

110.000

137.500

125.000

156.250

150.000

187.500

7 Decompresi Anak -

22.500

28.125

35.000

43.750

50.000

62.500

65.000

81.250

80.000

100.000

100.000

125.000

8 Punksi Cephal Hematom

125.000

156.250

9 Eksisi dengan Anestesi lokal

400.000

500.000

10 ARTHROSCOPY - -

1.000.000

1.250.000 1.500.000

1.875.000 2.000.000

2.500.000 2.250.000

2.812.500 2.500.000

3.125.000 2.750.000

3.437.500

11 C-ARM - -

150.000

187.500 170.000

212.500 190.000

237.500 210.000

262.500 230.000

287.500 250.000

312.500

TARIF TINDAKAN SMF JIWA

NO URAIAN

TARIF

POLIKLINIK KLS III KLS II KLS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 MMPI-2 150.000 187.500 130.000 162.500 150.000 187.500 170.000 212.500 175.000 218.750 180.000 225.000 200.000 250.000

2 Psikoterapi 50.000 62.500 30.000 37.500 50.000 62.500 70.000 87.500 75.000 93.750 80.000 100.000 105.000 131.250

3 Konseling perkawinan 60.000 75.000 40.000 50.000 60.000 75.000 80.000 100.000 85.000 106.250 90.000 112.500 105.000 131.250

SMF PENYAKIT ……….

Page 301: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 18 -

SMF PENYAKIT DALAM, JANTUNG, PARU

No URAIAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Central Venus Pressure

45.000

56.250

75.000

93.750

90.000

112.500

110.000

137.500

125.000

156.250

150.000

187.500

2 EKG

40.000

50.000

20.000

25.000

25.000

31.250

40.000

50.000

45.000

56.250

50.000

62.500

55.000

68.750

3 Echo Cardiografhy

200.000

250.000

150.000

187.500

170.000

212.500

180.000

225.000

200.000

250.000

225.000

281.250

250.000

312.500

4 Treadmill

250.000

312.500

150.000

187.500

200.000

250.000

250.000

312.500

275.000

343.750

300.000

375.000

325.000

406.250

5 Punksi Pleura

125.000

156.250

75.000

93.750

150.000

187.500

200.000

250.000

250.000

312.500

275.000

343.750

300.000

375.000

6 Test Punksi Pleura

75.000

93.750

50.000

62.500

60.000

75.000

75.000

93.750

85.000

106.250

100.000

125.000

125.000

156.250

7 WSD

225.000

281.250

100.000

125.000

175.000

218.750

200.000

250.000

225.000

281.250

250.000

312.500

275.000

343.750

8 Bronchoscoi

150.000

187.500

75.000

93.750

125.000

156.250

195.000

243.750

225.000

281.250

250.000

312.500

275.000

343.750

9 Biopsi Pleura

100.000

125.000

60.000

75.000

90.000

112.500

125.000

156.250

150.000

187.500

175.000

218.750

200.000

250.000

10 Biopsi Kelenjar Leher

100.000

125.000

75.000

93.750

90.000

112.500

125.000

156.250

150.000

187.500

175.000

218.750

200.000

250.000

11 Bronchografi

120.000

150.000

70.000

87.500

100.000

125.000

120.000

150.000

150.000

187.500

200.000

250.000

250.000

312.500

12 Toracoscofi

150.000

187.500

90.000

112.500

125.000

156.250

150.000

187.500

175.000

218.750

225.000

281.250

250.000

312.500

13 Resusitasi Cardio Pulmonal

65.000

81.250

80.000

100.000

95.000

118.750

110.000

137.500

125.000

156.250

150.000

187.500

14 DC Syok,Cardio Versi

60.000

75.000

80.000

100.000

100.000

125.000

110.000

137.500

120.000

150.000

130.000

162.500

15 Punksi Ascites

50.000

62.500

60.000

75.000

75.000

93.750

90.000

112.500

100.000

125.000

110.000

137.500

TINDAKAN MEDIS ………..

Page 302: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 19 -

TINDAKAN MEDIS KEPERAWATAN

No URAIAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK IRD KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAVILIUN

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Buka Gips Short

10.000

12.500

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

22.500

28.125

25.000

31.250

2 Ganti Balutan, Up Hecting

25.000

31.250

30.000

37.500

20.000

25.000

25.000

31.250

30.000

37.500

35.000

43.750

40.000

50.000

3 Buka Gips Long

20.000

25.000

22.500

28.125

15.000

18.750

20.000

25.000

22.500

28.125

25.000

31.250

27.500

34.375

4 Nebuleizer/kali

25.000

31.250

40.000

50.000

30.000

37.500

35.000

43.750

40.000

50.000

45.000

56.250

50.000

62.500

5 Spirometri

40.000

50.000

20.000

25.000

25.000

31.250

40.000

50.000

45.000

56.250

50.000

62.500

55.000

68.750

6 Pemasangan Ransel Verband

40.000

50.000

50.000

62.500

30.000

37.500

40.000

50.000

50.000

62.500

55.000

68.750

60.000

75.000

7 Refraksi

10.000

12.500 -

-

-

-

-

-

8 Test Buta Warna

10.000

12.500 -

-

-

-

-

-

9 Pasang Folley Catheter -

20.000

25.000

10.000

12.500

15.000

18.750

20.000

25.000

25.000

31.250

30.000

37.500

10 Pasang Maagslang -

25.000

31.250

15.000

18.750

20.000

25.000

25.000

31.250

30.000

37.500

40.000

50.000

11 Pasang Infus Bayi -

20.000

25.000

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

22.500

28.125

25.000

31.250

12 Pasang Infus Dewasa -

15.000

18.750

10.000

12.500

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

13 Terapi Sinar/24 jam - -

35.000

43.750

37.500

46.875

40.000

50.000

42.500

53.125

45.000

56.250

14 Klisma -

25.000

31.250

10.000

12.500

15.000

18.750

20.000

25.000

25.000

31.250

30.000

37.500

15 Isap Lendir/hari -

15.000

18.750

10.000

12.500

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

16 Test Penisilin/Procain/Mantouk Test

15.000

18.750

20.000

25.000

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

22.500

28.125

25.000

31.250

17 Memberikan suntikan im,iv,ic,sc/hari

5.000

6.250

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

6.500

8.125

7.000

8.750

7.500

9.375

18. …….

Page 303: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 20 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

18 Ganti Balutan Combustio

35.000

43.750

40.000

50.000

25.000

31.250

30.000

37.500

40.000

50.000

45.000

56.250

50.000

62.500

19 Memberikan Oksigen

2.000

2.500

2.500

3.125

1.750

2.188

2.000

2.500

2.500

3.125

2.750

3.438

3.000

3.750

20 Spoeling Catheter

3.500

4.375

3.000

3.750

2.000

2.500

2.500

3.125

2.750

3.438

3.000

3.750

3.500

4.375

21 Sure Step

12.000

15.000

15.000

18.750

10.000

12.500

12.500

15.625

15.000

18.750

20.000

25.000

25.000

31.250

22 Angkat Drain

3.500

4.375

4.000

5.000

2.500

3.125

3.500

4.375

4.000

5.000

4.500

5.625

5.000

6.250

23 Ambil Darah Vena

4.000

5.000

5.000

6.250

3.000

3.750

4.000

5.000

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

24 Ambil Darah Arteri

8.000

10.000

10.000

12.500

8.000

10.000

10.000

12.500

12.000

15.000

15.000

18.750

20.000

25.000

25 Nekrotomi

35.000

43.750

40.000

50.000

25.000

31.250

30.000

37.500

40.000

50.000

45.000

56.250

50.000

62.500

26 Pasang Kondom Catheter

3.000

3.750

3.500

4.375

2.500

3.125

3.000

3.750

3.500

4.375

4.000

5.000

5.000

6.250

27 Injeksi Sitostatika/Infus Sitostatika

90.000

112.500

100.000

125.000

50.000

62.500

75.000

93.750

100.000

125.000

125.000

156.250

150.000

187.500

28 Angkat Tampon

5.000

6.250

6.000

7.500

4.000

5.000

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

29 Kompres Basah/Kering

2.000

2.500

2.500

3.125

1.500

1.875

2.000

2.500

2.500

3.125

3.000

3.750

3.500

4.375

30 Pemasangan Elastik Verrband

25.000

31.250

30.000

37.500

10.000

12.500

15.000

18.750

20.000

25.000

25.000

31.250

30.000

37.500

31 Maag Spoeling

15.000

18.750

20.000

25.000

7.500

9.375

10.000

12.500

15.000

18.750

20.000

25.000

25.000

31.250

32 Blader Training - -

3.000

3.750

3.500

4.375

4.000

5.000

4.500

5.625

5.000

6.250

PENUNJANG ………

Page 304: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 21 -

PENUNJANG DIAGNOSTIK LABORATORIUM 1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK

No JENIS PEMERIKSAAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 HB

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

2 Leukosit

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

3 Diff Count

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

4 LED

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

5 DDR

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

6 Trombosit

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

7 BT/CT

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

8 Erytrosit

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

9 Hematokrit

6.000

7.500

5.000

6.250

6.000

7.500

7.000

8.750

8.000

10.000

9.000

11.250

10.000

12.500

10 BTA

10.000

12.500

7.500

9.375

10.000

12.500

11.000

13.750

12.000

15.000

15.000

18.750

17.000

21.250

11 Sekret Uretra/Mata

10.000

12.500

7.500

9.375

10.000

12.500

11.000

13.750

12.000

15.000

15.000

18.750

18.000

22.500

12 Widal

30.000

37.500

27.500

34.375

30.000

37.500

35.000

43.750

40.000

50.000

50.000

62.500

55.000

68.750

13 Hbs Ag/Anti Hbs Ag

30.000

37.500

25.000

31.250

30.000

37.500

35.000

43.750

40.000

50.000

45.000

56.250

47.000

58.750

14 VDRL

12.000

15.000

10.000

12.500

12.000

15.000

20.000

25.000

22.000

27.500

25.000

31.250

27.000

33.750

15 Gula Darah

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

22.000

27.500

16 Ureum

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

22.000

27.500

17 Creatinin

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

22.000

27.500

18 Colesterol Total, HDL/LDL

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000

22.000

27.500

19. ……..

Page 305: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 22 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

19 Trigliserida

14.500

18.125

14.000

17.500

14.500

18.125

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000 22.000

27.500

20 SGOT/SGPT

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000 22.000

27.500

21 HVD Total/Direct

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000 22.000

27.500

22 Protein Total/Albumin

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000 22.000

27.500

23 Alkali Phospatase

16.000

20.000

12.000

15.000

16.000

20.000

18.000

22.500

20.000

25.000

22.000

27.500 24.000

30.000

24 Gamma GT

20.000

25.000

18.000

22.500

20.000

25.000

22.000

27.500

24.000

30.000

26.000

32.500 28.000

35.000

25 Asam Urat

12.500

15.625

11.000

13.750

12.500

15.625

15.000

18.750

17.500

21.875

20.000

25.000 22.000

27.500

26 Urine

15.000

18.750

12.000

15.000

15.000

18.750

17.000

21.500

19.000

23.750

21.000

26.250 23.000

28.750

27 Faeces

10.000

12.500

6.000

7.500

10.000

12.500

12.000

15.000

14.000

17.500

16.000

20.000 18.000

22.500

28 PP Test

14.000

17.500

12.000

15.000

14.000

17.500

16.000

20.000

18.000

22.500

20.000

25.000 25.000

31.250

29 IGG Dengue

80.000

100.000

60.000

75.000

80.000

100.000

90.000

112.500

100.000

125.000

100.000

125.000 110.000

137.500

30 IGM Dengue

80.000

100.000

60.000

75.000

80.000

100.000

90.000

112.500

100.000

125.000

100.000

125.000 110.000

137.500

31 Majelis Penguji Kesehatan

75.000

93.750

-

32 Na/Kalium

35.000

43.750

30.000

37.500

35.000

43.750

40.000

50.000

45.000

56.250

50.000

62.500 60.000

75.000

33 Astrup

100.000

125.000

75.000

93.750

100.000

125.000

110.000

137.500

120.000

150.000

130.000

162.500 140.000

175.000

34 Calsium

25.000

31.250

20.000

25.000

25.000

31.250

35.000

43.750

38.000

47.500

40.000

50.000 45.000

56.250

Page 306: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 23 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

35 CKMB

80.000

100.000

43.000

53.750

80.000

100.000

90.000

112.500

100.000

125.000

110.000

137.500 120.000

150.000

36 Narkoba (3 macam)

100.000

125.000

-

37 HIV

90.000

112.500

85.000

106.250

90.000

112.500

100.000

125.000

110.000

137.500

120.000

150.000 125.000

156.250

38 Morfologi

20.000

25.000

18.000

22.500

20.000

25.000

22.000

27.500

24.000

30.000

26.000

32.500 28.000

35.000

39 LPB

10.000

12.500

8.000

10.000

10.000

12.500

12.000

15.000

14.000

17.500

16.000

20.000 18.000

22.500

40 Astro/CRP/RF

15.000

18.750

14.000

17.500

15.000

18.750

17.000

21.250

18.000

22.500

19.000

23.750 20.000

25.000

41 IgG Anti TB

70.000

87.500

60.000

75.000

70.000

87.500

80.000

100.000

90.000

112.500

100.000

125.000 110.000

137.500

42 H C V 80.000 100.000 70.000 87.500 80.000 100.000 85.000 106.250 90.000 112.500 95.000 118.750 100.000 125.000

43 TPHA 30.000 37.500 25.000 31.250 30.000 37.500 35.000 43.750 40.000 50.000 45.000 56.250 50.000 62.500

44 CD4 100.000 125.000 90.000 112.500 100.000 125.000 105.000 131.250 110.000 137.500 115.000 143.750 120.000 150.000

45 ELEKTROLIT 90.000 112.500 80.000 100.000 90.000 112.500 95.000 118.750 100.000 125.000 105.000 131.250 110.000 137.500

46 A G D 130.000 162.500 120.000 150.000 130.000 162.500 135.000 168.750 140.000 175.000 145.000 181.250 150.000 187.500

47 Anti HAV Igm 125.000 156.250 120.000 150.000 125.000 156.250 130.000 162.500 135.000 168.750 140.000 175.000 150.000 187.500

48 C R F 35.000 43.750 30.000 37.500 35.000 43.750 40.000 50.000 45.000 56.250 50.000 62.500 55.000 68.750

49 RF 35.000 43.750 30.000 37.500 35.000 43.750 40.000 50.000 45.000 56.250 50.000 62.500 55.000 68.750

50 ASTO 35.000 43.750 30.000 37.500 35.000 43.750 40.000 50.000 45.000 56.250 50.000 62.500 55.000 68.750

51 PAPTB 75.000 93.750 70.000 87.500 75.000 93.750 80.000 100.000 85.000 106.250 90.000 112.500 95.000 118.750

52 HBeAg 105.000 131.250 100.000 125.000 105.000 131.250 110.000 137.500 115.000 143.750 120.000 150.000 125.000 156.250

Tarif cito : Masing-masing kelas ditambah 25 %

2. PEMERIKSAAN ………….

Page 307: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 24 -

2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

No JENIS PEMERIKSAAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sitologi Biasa 50.000

62.500

40.000

50.000

50.000

62.500

55.000

68.750

60.000

75.000

70.000

87.500

75.000

93.750

2 Sitologi Cito 60.000

75.000

50.000

62.500

60.000

75.000

65.000

81.250

75.000

93.750

85.000

106.250

90.000

112.500

3 Histopatologi Biasa 80.000

100.000

60.000

75.000

80.000

100.000

85.000

106.250

95.000

118.750

105.000

131.250

110.000

137.500

4 Histopatologi Cito 95.000

118.750

75.000

93.750

95.000

118.750

105.000

131.250

115.000

143.750

130.000

162.500

135.000

168.750

5 Histopatologi Khusus 100.000

125.000

80.000

100.000

100.000

125.000

110.000

137.500

120.000

150.000

130.000

162.500

135.000

168.750

6 Histopatologi Khusus Cito 105.000

131.250

90.000

112.500

105.000

131.250

125.000

156.250

140.000

175.000

165.000

206.250

170.000

212.500

7 Potong Beku 260.000

325.000

220.000

275.000

260.000

325.000

290.000

362.500

310.000

387.500

330.000

412.500

340.000

425.000

3. RADIOLOGI

No JENIS PEMERIKSAAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

a. Foto Tanpa Bahan Kontras

1 Foto Thorax PA (AP) 50.000

62.500

42.000

52.500

50.000

62.500

60.000

75.000

70.000

87.500

85.000

106.250

90.000

112.500

2 Foto Thorax PA dan Lateral 100.000

125.000

90.000

112.500

100.000

125.000

110.000

137.500

125.000

156.250

160.000

200.000

175.000

218.750

3 Foto Abdomen/BNO 55.000

68.750

48.000

60.000

55.000

68.750

65.000

81.250

75.000

93.750

90.000

112.500

105.000

131.250

4 Foto Abdomen 2 Posisi 100.000

125.000

90.000

112.500

100.000

125.000

115.000

143.750

140.000

175.000

165.000

206.250

180.000

225.000

5 Foto Abdomen 3 Posisi 145.000

181.250

120.000

150.000

145.000

181.250

160.000

200.000

180.000

225.000

200.000

250.000

220.000

275.000

6 Foto Waters 45.000

56.250

42.000

52.500

45.000

56.250

60.000

75.000

70.000

87.500

85.000

106.250

100.000

125.000

7 Foto Oclusal 40.000

50.000

36.000

45.000

40.000

50.000

55.000

68.750

65.000

81.250

105.000

131.250

115.000

143.750

8. ………….

Page 308: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 25 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

8 Foto Temporal Mandibula Joint 105.000

131.250

84.000

105.000

105.000

131.250

115.000

143.750

130.000

162.500

156.000

195.000

165.000

206.250

9 Foto Basis Cranii 55.000

68.750

42.000

52.500

55.000

68.750

60.000

75.000

75.000

93.750

85.000

106.250

95.000

118.750

10 Foto Os Nasalis Lateral 55.000

68.750

42.000

52.500

55.000

68.750

60.000

75.000

75.000

93.750

85.000

106.250

95.000

118.750

11 Foto Os Nasalis AP/Lateral 105.000

131.250

90.000

112.500

105.000

131.250

120.000

150.000

130.000

162.500

160.000

200.000

175.000

218.750

12 Foto Eisler Ka atau Ki saja 40.000

50.000

36.000

45.000

40.000

50.000

55.000

68.750

65.000

81.250

75.000

93.750

85.000

106.250

13 Foto Eisler Ka dan Ki 75.000

93.750

72.000

90.000

75.000

93.750

90.000

112.500

110.000

137.500

130.000

162.500

145.000

181.250

14 Foto Schedell AP/Lateral 95.000

118.750

84.000

105.000

95.000

118.750

105.000

131.250

115.000

143.750

145.000

181.250

160.000

200.000

15 FotoMastoid 95.000

118.750

84.000

105.000

95.000

118.750

105.000

131.250

115.000

143.750

145.000

181.250

160.000

200.000

16 Foto Sinus Paranasalis (Water&AP) 145.000

181.250

114.000

142.500

145.000

181.250

155.000

193.750

170.000

212.500

195.000

243.750

205.000

256.250

17 Foto Ekstremitas AP & Lateral 75.000

93.750

66.000

82.500

75.000

93.750

85.000

106.250

105.000

131.250

130.000

162.500

145.000

181.250

18 Foto Ekstremitas bawah AP&Lateral 75.000

93.750

66.000

82.500

75.000

93.750

85.000

106.250

105.000

131.250

130.000

162.500

145.000

181.250

19 Foto Sendi AP&Lateral 90.000

112.500

78.000

97.500

90.000

112.500

105.000

131.250

125.000

156.250

145.000

181.250

160.000

200.000

20 Foto Vertebra Cervical AP&Lateral 95.000

118.750

78.000

97.500

95.000

118.750

105.000

131.250

125.000

156.250

145.000

181.250

160.000

200.000

21 Foto Vertebra Oblique kanan&kiri 95.000

118.750

84.000

105.000

95.000

118.750

110.000

137.500

130.000

162.500

155.000

193.750

165.000

206.250

22 Foto Vertebra Thoracal AP&Lateral 105.000

131.250

90.000

112.500

105.000

131.250

115.000

143.750

145.000

181.250

165.000

206.250

175.000

218.750

23 Foto Vertebra Lumbosacral AP 105.000

131.250

90.000

112.500

105.000

131.250

120.000

150.000

145.000

181.250

165.000

206.250

175.000

218.750

Lateral dan Oblique

No JENIS PEMERIKSAAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

b. Foto Dengan Bahan Kontras

1). Bahan Kontras TidakDisediakan

1 BNO/IVP 225.000

281.250

200.000

250.000

225.000

281.250

260.000

325.000

290.000

362.500

325.000

406.250

350.000

437.500

2. …………

Page 309: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 26 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2 Cholesistography Oral/IV 165.000

206.250

156.250

195.313

165.000

206.250

185.000

231.250

215.000

268.750

235.000

293.750

250.000 312.500

3 HSG 195.000

243.750

168.750

210.938

195.000

243.750

220.000

275.000

250.000

312.500

285.000

356.250

300.000 375.000

4 Urethrocystography 155.000

193.750

137.500

171.875

155.000

193.750

195.000

243.750

225.000

281.500

260.000

325.000

275.000 343.750

5 Fistulography 165.000

206.250

137.500

171.875

165.000

206.250

185.000

231.250

195.000

243.750

220.000

275.000

250.000 312.500

6 Myelography 195.000

243.750

175.000

218.750

195.000

243.750

215.000

268.750

245.000

306.250

275.000

343.750

290.000 362.500

2). Bahan Kontras Disediakan

1 Oesophagography 135.000

168.750

125.000

156.250

135.000

168.750

145.000

181.250

175.000

218.750

195.000

243.750

210.000 262.500

2 Analisa Jantung 125.000

156.250

112.500

140.625

125.000

156.250

145.000

181.250

170.000

212.500

195.000

243.750

210.000 262.500

3 Maag Duodenum Foto 210.000

262.500

187.500

234.375

210.000

262.500

235.000

293.750

260.000

325.000

295.000

368.750

310.000 387.500

4 Colon Inloop Foto 240.000

300.000

225.000

281.250

240.000

300.000

275.000

343.750

300.000

375.000

340.000

425.000

360.000 450.000

3). Panoramic Foto 85.000

106.250

80.000

100.000

85.000

106.250

90.000

112.500

100.000

125.000

110.000

137.500

115.000 143.750

4). USG

1 USG Abdomen 180.000 225.000

162.500

203.125

180.000

225.000

200.000

250.000

240.000

300.000

260.000

325.000

275.000 343.750

2 USG Obstetri/Gynekologi 120.000

150.000

112.500

140.625

120.000

150.000

140.000

175.000

160.000

200.000

180.000

225.000

200.000 250.000

INSTALASI REHABILITASI MEDIK

No JENIS PEMERIKSAAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

I Micro Wafe Diathermi 20.000

25.000

10.000

12.500

18.000

22.500

20.000

25.000

30.000

37.500

40.000

50.000

45.000 56.250

Stimulasi Listrik 20.000

25.000

10.000

12.500

18.000

22.500

20.000

25.000

30.000

37.500

40.000

50.000

45.000 56.250

Latihan Umum 20.000

25.000

10.000

12.500

18.000

22.500

20.000

25.000

30.000

37.500

40.000

50.000

45.000 56.250

II. ………….

Page 310: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 27 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

II Short Wafe Diathermi 25.000

31.250

18.750

23.438

22.500

28.125

25.000

31.250

37.500

46.875

50.000

62.500

55.000 68.750

Ultra Sound Terapi 25.000

31.250

18.750

23.438

22.500

28.125

25.000

31.250

37.500

46.875

50.000

62.500

55.000 68.750

Prafin Bath 25.000

31.250

18.750

23.438

22.500

28.125

25.000

31.250

37.500

46.875

50.000

62.500

55.000 68.750

Nebuleizer 25.000

31.250

18.750

23.438

22.500

28.125

25.000

31.250

37.500

46.875

50.000

62.500

55.000 68.750

III Traksi Lumbal/Cervical 30.000

37.500

22.500

28.125

27.000

33.750

30.000

37.500

45.000

56.250

60.000

75.000

65.000 81.250

Infra Red Radiation 30.000

37.500

22.500

28.125

27.000

33.750

30.000

37.500

45.000

56.250

60.000

75.000

65.000 81.250

Latihan Spesifik 30.000

37.500

10.000

12.500

27.000

33.750

30.000

37.500

45.000

56.250

60.000

75.000

65.000 81.250

Manipulasi 30.000

37.500

22.500

28.125

27.000

33.750

30.000

37.500

45.000

56.250

60.000

75.000

65.000 81.250

Therapy Wicara 30.000

37.500

20.000

25.000

27.000

33.750

30.000

37.500

45.000

56.250

60.000

75.000

65.000 81.250

Therapy Okupasi 30.000

37.500

10.000

12.500

27.000

33.750

30.000

37.500

45.000

56.250

60.000

75.000

65.000 81.250

IV CPM 40.000

50.000

30.000

37.500

36.000

45.000

40.000

50.000

60.000

75.000

80.000

100.000

85.000 106.250

V 2 Tindakan 40.000

50.000

14.000

17.500

36.000

45.000

40.000

50.000

60.000

75.000

80.000

100.000

85.000 106.250

VI 3 Tindakan 50.000

62.500

20.000

25.000

45.000

56.250

50.000

62.500

75.000

93.750

100.000

125.000

110.000 137.500

Pelayanan Psikologi

TARIF

No JENIS PEMERIKSAAN POLI KLINIK KLS III KLS II KLS I KLU PAV Muzdalifah & Mina ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 Konsultasi 25.000 31.250 10.000 12.500 15.000 18.750 25.000 31.250 30.000 37.500 35.000 43.750 40.000 50.000

2 Tes Kepribadian 65.000 81.250 32.500 40.625 50.000 62.500 65.000 81.250 70.000 87.500 75.000 93.750 80.000 100.000

3 Tes IQ 45.000 56.250 30.000 37.500 35.000 43.750 45.000 56.250 50.000 62.500 60.000 75.000 65.000 81.250

4 Tes Minat dan Bakat 65.000 81.250 30.000 37.500 35.000 43.750 65.000 81.250 70.000 87.500 75.000 93.750 80.000 100.000

5 Terapi Psikologi 45.000 56.250 25.000 31.250 35.000 43.750 45.000 56.250 55.000 68.750 60.000 75.000 65.000 81.250

6 Klinik Teratai (VCT) 5.000 6.250

PEMERIKSAAN ……..

Page 311: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 28 -

PEMERIKSAAN CT-SCAN

No JENIS PEMERIKSAAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A. NON KONTRAS

1 Brain 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

2 Brain Trauma Kepala (HI) 425.000

531.250

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

500.000

625.000

3 Sella Tursika 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

4 Orbita 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

5 Mastoid 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

6 Thyroid 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

7 Sinus Paranasalis (SPN) 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

8 Nasipharynx 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

9 Larynx 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

10 Parsial Vertebrae Cervical 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

11 Parsial Vertebrae Thoracal 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

12 Parsial Vertebrae Lumbo Sacral 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

13 Upper Extermity 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

14 Lower Extermity 400.000

500.000

350.000

437.500

375.000

468.750

400.000

500.000

425.000

531.250

450.000

562.500

475.000

593.750

15. ……..

Page 312: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 29 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

15 WholeVertebrae Cervical 600.000

750.000

525.000

656.250

550.000

687.500

600.000

750.000

625.000

781.250

650.000

812.500

675.000

843.750

16 WholeVertebrae Thoracal 600.000

750.000

525.000

656.250

550.000

687.500

600.000

750.000

625.000

781.250

650.000

812.500

675.000

843.750

17 WholeVertebrae Lumbo Sacral 600.000

750.000

525.000

656.250

550.000

687.500

600.000

750.000

625.000

781.250

650.000

812.500

675.000

843.750

18 Pelvis 600.000

750.000

525.000

656.250

550.000

687.500

600.000

750.000

625.000

781.250

650.000

812.500

675.000

843.750

No JENIS PEMERIKSAAN

TARIF TARIF

POLIKLINIK KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAV Muzdalifah & Mina PAV ARAFAH

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

B. DENGAN KONTRAS

1 Brain 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

2 Brain Trauma Kepala (HI) 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

3 Sella Tursika 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

4 Orbita 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

5 Mastoid 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

6 Thyroid 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

7 Sinus Paranasalis (SPN) 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

8 Nasipharynx 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

9 Larynx 700.000

875.000

650.000

812.500

675.000

843.750

700.000

875.000

725.000

906.250

750.000

937.500

775.000

968.750

10 Thorax 1.250.000

1.562.500

1.100.000

1.375.000

1.150.000

1.437.500

1.250.000

1.562.500

1.300.000

1.625.000

1.350.000

1.687.500

1.400.000

1.750.000

11 Upper Abdominal 1.050.000

1.312.500

950.000

1.187.500

1.000.000

1.250.000

1.050.000

1.312.500

1.100.000

1.375.000

1.150.000

1.437.500

1.200.000

1.500.000

12 Lower Abdominal 1.250.000

1.562.500

1.100.000

1.375.000

1.150.000

1.437.500

1.250.000

1.562.500

1.300.000

1.625.000

1.350.000

1.687.500

1.400.000

1.750.000

13 Whole Abdominal 1.400.000

1.750.000

1.250.000

1.562.500

1.300.000

1.625.000

1.350.000

1.687.500

1.400.000

1.750.000

1.500.000

1.875.000

1.550.000

1.937.500

Tarif ……..

Page 313: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 30 -

Tarif Pelayanan CSSD

No Set Alat Tarif

1 Set Dasar 60.000

2 Set Laparatomi 60.000

3 Set Hystrek 60.000

4 Hand Set 60.000

5 Set Tenun 15.000

6 Set TE 60.000

7 LF 60.000

8 SF 60.000

9 Atroscopy 2.800.000

10 Craniotomi 60.000

TINDAKAN MEDIS KEPERAWATAN DI ICU/ICCU/NICU

No URAIAN

TARIF TARIF

KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAVILIUN

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN 1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Pemasngan Folley Catheter

15.000

18.750

22.500

28.125

30.000

37.500

37.500

46.875

45.000

56.250

2 Pemasngan Maagslang

22.500

28.125

30.000

37.500

37.500

46.875

45.000

56.250

60.000

75.000

3 Pemasngan Infus Bayi

9.000

11.250

26.250

32.813

30.000

37.500

33.750

42.188

37.500

46.875

4 Pemasngan Infus Dewasa

15.000

18.750

18.750

23.438

22.500

28.125

26.250

32.813

30.000

37.500

5. ………..

Page 314: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 31 -

1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

5 Tarapi Sinar/24 jam

52.500

65.625

56.250

70.313

60.000

75.000

63.750

79.688

67.500

84.375

6 Klisma

15.000

18.750

22.500

28.125

30.000

37.500

37.500

46.875

45.000

56.250

7 Isap Lendir/hari

15.000

18.750

18.750

23.438

22.500

28.152

26.250

32.813

30.000

37.500

8 Nebuleizer/kali

45.000

56.250

52.500

65.625

60.000

75.000

67.500

84.375

75.000

93.750

9 Spirometri

37.500

46.875

45.000

56.250

52.500

62.625

60.000

75.000

65.000

81.250

10 Test Penisilin/Procain/Mantouk Test

22.500

28.125

26.250

32.813

30.000

37.500

33.750

42.188

37.500

46.875

11 Memberikan suntikan im,iv,ic,sc/hari

7.500

9.375

9.000

11.250

9.750

12.188

10.500

13.125

11.250

14.063

12 Ganti Balutan, Up Hecting

30.000

37.500

37.500

46.875

45.000

56.250

52.500

65.625

60.000

75.000

13 Ganti Balutan Combustio

37.500

46.875

45.000

56.250

60.000

75.000

67.500

84.375

70.000

87.500

14 Memberikan Oksigen

2.625

3.281

3.000

3.750

3.750

4.688

4.125

5.156

4.500

5.625

15 Spoeling Catheter

3.000

3.750

3.750

4.688

4.125

5.156

4.500

5.625

5.250

6.563

16 Sure Step

15.000

18.750

18.750

23.438

20.000

25.000

25.000

31.250

30.000

37.500

17 Angkat Drain

3.750

4.688

5.250

6.563

6.000

7.500

6.750

8.438

7.500

9.375

18 Ambil Darah Vena

4.500

5.625

6.000

7.500

7.500

9.375

9.000

11.250

10.500

13.125

19 Ambil Darah Arteri

15.000

18.750

22.500

28.125

30.000

37.500

37.500

46.875

45.000

56.250

20 ………..

Page 315: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 32 -

1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

20 Nekrotomi

37.500

46.875

45.000

56.250

52.500

65.625

60.000

75.000

62.500

78.125

21 Pasang Kondom Catheter

3.750

4.688

4.500

5.625

5.250

6.563

6.000

7.500

6.500

8.125

22 Injeksi Sitostatika/Infus Sitostatika

75.000

93.750

112.500

140.625

150.000

187.500

187.500

234.375

225.000

281.250

23 Angkat Tampon

6.000

7.500

7.500

9.375

9.000

11.250

10.500

13.125

12.000

15.000

24 Kompres Basah/Kering

2.250

2.813

3.000

3.750

3.750

4.688

4.500

5.625

5.250

6.563

25 Maag Spoeling

15.000

18.750

20.000

25.000

27.500

34.375

30.000

37.500

35.000

43.750

TARIF TINDAKAN DAN PENGGUNAAN ALAT KHUSUS DI LUAR PAKET PERAWATAN

NO TINDAKAN

TARIF TINDAKAN DAN PENGGUNAAN ALAT

KELAS III KELAS II KELAS I KLU PAVILIUN

UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN UMUM PERUSAHAAN 1 Penggunaan Ventilator mekanik/hari 125.000 156.250 150.000 187.500 175.000 218.750 200.000 250.000 225.000 281.250 2 Intubasi Trachea 50.000 62.500 75.000 93.750 100.000 125.000 125.000 156.250 150.000 187.500 3 Extubasi 20.000 25.000 30.000 37.500 40.000 50.000 50.000 62.500 60.000 75.000 4 Pasang Central Venous Catheter 130.000 162.500 140.000 175.000 150.000 187.500 16.000 20.000 175.000 218.750 5 Mengukur CV / hari 10.000 12.500 15.000 18.750 20.000 25.000 25.000 31.250 30.000 37.500 6 Tindakan Resusitasi Jantung Paru 65.000 81.250 80.000 100.000 95.000 118.750 110.000 137.500 125.000 156.250 7 Tindakan defibrilasi / cardioversi 37.000 46.250 80.000 100.000 100.000 125.000 110.000 137.500 120.000 150.000 8 Pemeriksaan EKG 30.000 37.500 35.000 43.750 40.000 50.000 45.000 56.250 50.000 62.500 9 Chest Fisioterapi 15.000 18.750 20.000 25.000 25.000 31.250 35.000 43.750 40.000 50.000 10 Perawatan ETT dan Oral Higiene 15.000 18.750 20.000 25.000 25.000 31.250 35.000 43.750 40.000 50.000 11 Penggunaan Continus Positive Airway Pressure 125.000 156.250 150.000 187.500 175.000 218.750 200.000 250.000 225.000 281.250 12 Penggunaan Radiant Warmer 30.000 37.500 30.000 37.500 40.000 50.000 45.000 56.250 50.000 62.500

Page 316: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 33 -

TARIF RETRIBUSI DI LABKESDA DAN PUSKESMAS A. LABKESDA

NO PARAMETER TARIF (Rupiah) KETERANGAN PERUSAHAAN PERORANGAN

1 2 3 4 5 I FISIK

Rasa dan bau 5.500 3.000 Warna 10.000 3.000 TDS (Total Dispensi Solid) 8.500 4.000 Kekeruhan 7.500 3.000 Suhu 5.500 3.000 DHL/Conduktivity 7.500 3.000 TSS 8.500 4.000 II Kimia Air

Arsen 182.500 176.000 Fluorida 39.000 32.000 Total Kromium 29.000 22.000 Kadmium 95.500 89.000 Nitrit (NO2) 17.000 10.000 Nitrat (NO3) 37.000 30.500 Sianida 36.500 29.500 Selenium 55.000 48.000 Aluminium 42.000 35.000 Besi 26.000 19.000 Kesadahan 91.500 85.000 Kesadahan (titrasi) 23.000 16.000 Klorida 32.000 25.000 Klorida (titrasi) 25.500 19.000 Mangan 25.000 18.500 pH 13.000 9.000 Zink metode I 30.500 23.500 Zink metode II 74.500 67.500 Sulfat 26.000 19.000 Tembaga 31.000 24.000 Amoniak 42.000 36.000 Clorine/total klorin 17.000 10.500 III Kimia lingkungan Sulfide 39.500 33.000 COD 100.500 93.500 COD Titrasi 53.500 42.500 DO 36.500 29.500 O2 terabsorsi 91.000 84.500 BOD 116.000 109.000 PO4 90.500 89.000 Krom VI 31.000 24.000 KMnO4 51.000 44.000

Kebasaan/…….

Page 317: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 34 -

1 2 3 4 5

Kebasaan/keasaman 26.500 19.500 Surfactan 76.000 69.000 IV Mikrobiologi BTA (SPS) 33.000 30.000 BTA 15.000 12.000 Leprae 14.000 11.000 Malaria 14.000 11.000 Faeces lengkap 14.000 11.000 Jamur Permukaan 17.500 14.500 Coliform 51.000 45.500 E.coli 51.000 45.500 Jumlah koloni 61.000 55.500 Salmonella 31.000 25.500 Shigella 31.000 25.500 Vibrio 31.000 25.500 E.coli pathogen 31.000 25.500 Bakteriologi Lingkungan Telur cacing 30.500 25.000 V lingkungan dan udara

CO/CO2 188.500 NOx 213.500 H2S 238.500 NH3 263.500 O3 238.500 TSP 113.500 Dusfal 213.500 Kebisingan 102.000 Cahaya 102.000

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

Uji Kuantitatif Formalin 242.500 215.000 Borax 242.500 215.000 Pewarna 246.000 218.500 Na.sacharin 242.500 215.000 Na. Siklamat 242.500 215.000 Benzoat 242.500 215.000 Lemak 242.500 215.000 Uji Kualitatif Pengawet Formalin 74.500 69.000 Pengawet Borak 59.000 53.500 Pewarna Rhodamin B 63.000 57.500 Pewarna Methanil Yellow 67.000 61.500 Pemanis Na.Siklamat 75.000 69.500

VI. Pathologi …….

Page 318: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 35 -

1 2 3 4 5

VI Pathologi Klinis Albumin 16.000 13.000 Bilirubin direct 16.000 13.000 Bilirubin total 16.000 13.000 Globulin 16.000 13.000 Protein total 16.000 13.000 SGOT 16.000 13.000 SGPT 16.000 13.000 Asam Urat 18.500 15.500 Kreatinin 16.000 13.000 Ureum 16.000 13.000 Kolesterol Total 18.500 15.500 Kolesterol HDL 18.500 15.500 Kolesterol LDL 23.500 20.500 Triglyserida 23.500 20.500 Glukosa 18.500 15.500 Hematokrit 9.000 6.000 Leukosit 9.000 6.000 Erytrosit 9.000 6.000 Trombosit 9.000 6.000 Hitung jenis leukosit 9.000 6.000 Laju Endap Darah 9.000 6.000 Hemoglobin 9.000 6.000 Retraksi Bekuan 9.000 6.000 Waktu Pendarahan 9.000 6.000 Waktu Pembekuan 9.000 6.000 VII Urinalisa Urine lengkap 26.500 23.500 Warna 9.500 6.500 BJ 9.500 6.500 pH 9.500 6.500 Sedimen 9.500 6.500 Keton 9.500 6.500 Bilirubin 9.500 6.500 Darah Samar 9.500 6.500 Reduksi urine 9.500 6.500 Protein 9.500 6.500 Pemeriksaan Sperma Sperma 66.500 63.500 VII Imunologi Tes Kehamilan 14.500 11.500 Golongan darah 13.500 10.500 Widal 38.500 35.500 VDRL 24.000 21.000 HbsAg 33.500 30.500 HbsAb 39.500 36.500 HCV 56.500 53.500 HIV 114.500 111.500

Page 319: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 36 -

B. PUSKESMAS

NO PENJELASAN TARIF

1 2 3 1 PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN

a. Satu kali pelayanan kesehatan dan pengobatan 1) Kunjungan Baru 5,000 2) Kunjungan Ulang 5,000 b. Kunjungan Gawat Darurat 12,500 c. Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut 1) Biaya Penambalan Gigi a) Tambalan sementara/Fletcher 5,000 b) Perawatan Endo Manual 10,000 c) Pengisian Perawatan Endo 15,000 d) Pulp Caping 7,500 e) Tambalan tetap Amalgam 10,000 f) Tambalan Glass Ionomer dan Komposit 17,500 g) Tambalan Komposit dengan Light Curing 40,000 2) Biaya Pencabutan Gigi a) Pencabutan Gigi Sulung 7,500 b) Pencabutan Gigi Tetap 12,500 c) Pencabutan Gigi Tetap dengan Komplikasi 20,000 3) Scalling/Pembersihan Karang Gigi/per Rahang 60,000 4) Incisi Abces intra Oral 15,000 d. Pelayanan kesehatan Mata 1) Refraksi a) Manual 5,000 b) Snellen 5,000 2) Tes Buta Warna 5,000 3) Pengangkatan Benda Asing 25,000 4) Washing 10,000 5) Episial 5,000

2 BIAYA PERAWATAN a. Biaya Perawatan Umum/ per hari rawat 40,000 b. Biaya rawat gabung Ibu dan Bayi 50,000

3 TINDAKAN MEDIK DI UGD a. Biaya Operasi Kecil 25,000 b. Biaya Pengobatan Luka 1) Luka tanpa jahitan 5,000 2) Luka dengan jahitan 1 s/d 5 10,000 3) Luka dengan jahitan 6 s/d 10 15,000 4) Luka dengan jahitan > 10 25,000 5) Pemasangan Spalk 25,000 6) Perawatan Luka Bakar 15,000 7) Buka Jahitan 5,000 c. Biaya Pertolongan Persalinan Normal 1) Persalinan oleh Bidan 200,000 2) Persalinan oleh Dokter 250,000 3) Persalinan dengan Penyulit oleh dokter/Poned 500,000 4) Perineum Plasty 100,000 5) Placenta Manual oleh Bidan 50,000 6) Placenta Manual oleh Dokter 75,000

8) Pelayanan ……

Page 320: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 37 -

1 2 3

8) Pelayanan Keluarga Berencana (KB) a) Suntik 10,000 b) Pemasangan Implan 50,000 c) Pencabutan Implan 50,000 d) Pemasangan IUD 25,000 d. Biaya Tindakan Medis Perawatan 1) Lavement 20,000 2) Pemasangan Maagslang 20,000 3) Pemasangan Chatheter 15,000 4) Vena Sections 50,000 5) Punksi Lumbal 20,000 6) Nebulaizer 25,000 7) Pemakaian Oksimetri 20,000 7) Pemakaian O2 perjam 10,000 8) Tindakan Infus 10,000 e. Biaya Tindakan di Ruangan 1) Ruang Gawat Darurat a) Tindakan Medik Observasi Kegawatdaruratan 25,000 b) Pemasangan Infus 10,000 c) Pemasangan Ransel Verban 25,000 d) Pemasangan Intubasi 20,000 e) Pemasangan Chatheter 20,000 f) Tindakan Bedah Minor : (1) Circumsisi 100,000 (2) Perdarahan Post Circumsisi/Ekstraksi 25,000 Kuku,Luka Bakar dan lain-lain (3) Debridement Luka Tanpa Jahitan 10,000 (4) Explorasi peluru/Corpus Aleunium 40,000 (5) Incisi Abces 20,000 (6) Pengangkatan Lipoma, Atheroma, Ganglion, Clavus 50,000 2) Kesehatan Anak a) Fungsi Lumbal 20,000 b) Vena Section 25,000 c) Pemasangan Chatheter 10,000 d) Perawatan Incubator Sederhana 20,000

4 PEMERIKSAAN KESEHATAN (KEURING) a. Pemeriksaann Kesehatan Umum 10,000 1) Pemeriksaan Fisik dasar 2) Pemeriksaan lanjutan b. Pemeriksaan Kesehatan CPNS 15,000 1) Pemeriksaan Fisik dasar 2) Pemeriksaan lanjutan 3) Pemeriksaan status psikologis 4) Konsul/rujukan dan lain-lain c. Pemeriksaan Kesehatan Mahasiswa 20,000 1) Pemeriksaan Fisik dasar 2) Pemeriksaan lanjutan 3) Pemeriksaan status psikologis 4) Pemeriksaan Visus 5) Pemeriksaan Butawarna 6) Pemeriksaan Gigi 7) Konsul/rujukan dan lain-lain

d. Pemeriksaan …..

Page 321: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 38 -

1 2 3

d. Pemeriksaan Kesehatan Izin Mengemudi 20,000 1) Pemeriksaan Fisik dasar 2) Pemeriksaan lanjutan 3) Pemeriksaan Status Psikologis 4) Pemeriksaan Visus e. Pemeriksaan Kesehatan Siswa/Pelajar 10,000 1) Pemeriksaan fisik dasar f. Pemeriksaan persyaratan PNS 100 % 30,000 1) Pemeriksaan fisik dasar 2) Pemeriksaan Status Psikologis 3) Pemeriksaan Butawarna 4) Pemeriksaan Gigi 5) Visus 6) Konsul/rujukan dan lain-lain g. Pemeriksaan Calon Jemaah Haji Tingkat Dasar 20,000 h. Pemeriksaan Calon Jemaah Haji Lanjutan 40,000

5 PEMERIKSAAN LABORATORIUM a. Hematologi 1) Hematologi Lengkap (manual) 15.000 2) Hematologi Rutin (manual) 12.500 3) Seri DBD (manual) 12.500 4) Hematologi Lengkap (Autolyzer SYSMEX Poch 1001) 25.000 5) Hematologi Rutin (Autolyzer SYSMEX Poch 1001) 20.000 6) Seri DBD (Autolyzer SYSMEX Poch 1001) 20.000 7) Laju Endap Darah (LED) 5.000 8) Retikulosit 5.000 9) Malaria / Microfilaria 5.000 10) Golongan Darah & Rhesus 10.000 11) Waktu Perdarahan 5.000 12) Waktu Pembekuan 5.000 b. Faeces 1) Faeces Lengkap 5.000 2) Darah Samar 10.000 c. Urine 1) Urine Lengkap 10.000 2) Reduksi Urine 7.500 3) Protein Urine 7.500 4) Test Kehamilan 10.500 d. Kimia Klinik 1) Protein Total 10.000 2) Albumin 10.000 3) Globumin 15.000 4) Bilirubin Total 10.000 5) Bilirubin Direct 10.000 6) Bilirubin Indirect 15.000

7) SGOT…………

Page 322: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 39 -

1 2 3

7) SGOT 10.000 8) SGPT 10.000 9) Fosfatase Alkali 10.000 10) Gamma GT 15.000 11) Cholinesterase (CHE) 20.000 12) Glokosa Sewaktu 15.000 13) Glokosa Puasa 15.000 14) Glokosa Puasa 2 Jam PP 15.000 15) Ureum 10.000 16) Creatinine 10.000 17) Asam Urat 15.000 18) Cholesterol Total 20.000 19) Cholesterol HDL 15.000 20) Cholesterol LDL 20.000 21) Trigliserida 20.000 22) Lipid Total 20.000 e. Immunoserologi 1) Widal Test 35.000 2) VDRL/RPR 20.000 3) TPHA/Anti Syphilis IgG 30.000 4) HBsAg 30.000 5) HBs Anti 35.000 6) Anti TB IgG (PAP) 80.000 7) Anti Streptolysin O (ASO) 30.000 8) Rheumatoid Factor (RF) 30.000 9) C-Reaktif Protein (CRP) 30.000 10) Anti HCV 50.000 11) Anti HIV 100.000 12) Dengue IgG/IgM 90.000 f. Mikrobiologi 1) BTA Sputum 5.000 2) Hapus Vagina/GO Uretra 10.000 3) Hapus Diptheria 10.000 g. Lain-lain 1) Narkoba Test 3 Parameter 125.000 2) Mantoux Test 65.000 h. Paket Diagnosa 1) Paket TYPHOID (Hematology manual) 42.500

2) Paket TYPHOID (Hematology Autolyzer SYSMEX POCH 1001) 50.000

3) Paket DENGUE (Hematology manual) 92.500

4) Paket DENGUE (Hematology Autolyzer SYSMEX POCH 1001) 100.000

5) Paket TB Anak 65.000

6) Paket ………..

Page 323: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 40 -

1 2 3

6) Paket TB Kelenjar 75.000 7) Paket RHEUMATIK 67.500 8) Paket KEHAMILAN 67.500 I. Paket Diagnosa 1) Paket HEPATITIS 90.000 2) Paket ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) 55.000 3) Paket SEKSUAL Inf 55.000 4) Paket DM Akut 30.000 5) Paket DM Kronis 35.000 6) Paket HIPERTENSI 112.500

6 PENUNJANG DIAGNOSTIK MEDIK a. Photo Rontgen 1) Thorax, Ekstremitas dan Abdomen 50.000 2) Biaya Baca Rontgen 15.000 b. USG Obstertic/Gynekolog 50.000 c. Dental X-Ray 35.000 d. EKG 25.000

7 ANGKUTAN / TRANSPORTASI

Ambulance per km 4.500 8 LAIN-LAIN

a. Sertifikat Laik Penyehatan 1) Rumah Makan dan Restoran 150.000 2) Damiu 150.000 3) PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) 150.000 4) Jasaboga : a) Golongan A1 150.000 b) Golongan A2 200.000 c) Golongan A3 250.000 d) Golongan B 300.000 b. Laik Sehat Hotel 1) Hotel Berbintang 300.000 2) Hotel Melati 200.000

BUPATI SERANG,

TTD

A.TAUFIK NURIMAN

Page 324: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

No URAIAN TARIF

1 2 3 1. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah

rumah tangga :

a. Rumah Mewah 8.000,-/bln/KK b. Rumah Menengah 5.000,-/bln/KK c. Rumah Sederhana 2.000,-/bln/KK

2. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah khususnya bagi rumah tangga Real Esatate ditetapkan berdasarkan:

a. Luas bangunan sampai dengan 200 m2 13.500,-/bln/KK b. Luas bangunan lebih dari 200 m2 10.000,-/bln/KK

3. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah dari perkantoran :

a. Perkantoran Pemerintah 50.000,-/bln b. Perkantoran Swasta : 1) Perkantoran Swasta Besar 75.000,-/bln 2) Perkantoran Swasta Sedang 50.000,-/bln 3) Perkantoran Swasta Kecil 25.000,-/bln c. Bank, BUMN dan BUMD : 1) Bank Pemerintah, BUMN dan BUMD 50.000,-/bln 2) Bank Swasta 50.000,-/bln

4. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah dari Rumah Sakit, Poliklinik Bersalin, Poliklinik Umum, Puskesmas, Balai Pengobatan, Praktek Dokter, Praktek Bidan, Apotik dan Optikal :

a. Rumah Sakit Type B 100.000,-/bln b. Rumah Sakit Type C 75.000,-/bln c. Poliklink Bersalin Besar 60.000,-/bln d. Rumah Sakit Type D, Poliklinik Bersalin Sedang, Puskesmas,

Poliklinik Umum, Praktek Dokter Spesialis, Labolatorium 50.000,-/bln

e. Praktek Dokter Umum, Praktek Bidan, Balai Pengobatan, Apotik, Tempat Kebugaran dan Optik

30.000,-/bln

f. Pengobatan Alternatif/Tradisional 10.000,-/bln 5. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah

dari Lembaga Pendidikan, Perguruan Tinggi, Sekolah, Tempat Kursus dan sejenisnya :

a. Perguruan Tinggi dan Akademi 50.000,-/bln b. Tempat Kursus 30.000,-/bln c. SLTP dan SLTA Sederajat 20.000,-/bln d. SD dan Taman Kanak-Kanak 10.000,-/bln

6. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah dari Industri dan Pabrik-pabrik :

a. Industri Kecil/Home Industri 30.000,-/bln b. Industri Menengah 100.000,-/bln c. Industri Besar 500.000,-/bln d. Industri Berat 300.000,-/bln e. Limbah Industri Kecap, Saos berupa pecahan beling/kaca 300.000,-/bln

7. Pengangkutan, ………

Page 325: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 2 -

1 2 3 7. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah

dari Pertokoan/Ruko, Dealer, Perbengkelan, SPBU, Pergudangan dan sebagainya :

a. Dealer, Perbengkelan Besar, SPBU, dan Pergudangan 50.000,-/bln b. Ruko, Penampungan Besi Tua, Panglong dan Usaha Bubut Besar 35.000,-/bln c. Toko, Bengkel Kecil, Tailr Outlet pada Toko Swalayan dan

Usaha Bubut Kecil 50.000,-/bln

d. Bengkel bubut kecil 20.000,-/bln

8. Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah dari Hotel, Penginapan, Restoran, Rumah Makan dan sejenisnya :

A. Hotel/Penginapan 1) Hotel Bintang 5 150.000,-/bln 2) Hotel Bintang 3 dan 4 100.000,-/bln 3) Hotel Bintang 1 dan 2 75.000,-/bln 4) Villa dan Pesangrahan 25.000,-/bln 5) Hotel Melati III 50.000,-/bln 6) Hotel Melati I dan II, Losmen dan Penginapan 40.000,-/bln 7) Kontrakan dan Pondokan 20.000,-/bln b. Restoran Rumah Makan dsb 1) Kantin dan Café 35.000,-/bln 2) Restoran/Rumah Makan dengan jumlah meja s/d 10 50.000,-/bln 3) Restoran/Rumah Makan dengan jumlah meja s/d 25 75.000,-/bln 4) Restoran/Rumah Makan dengan jumlah meja di atas 25 150.000,-/bln 9 Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah

dari Pedagang Kaki Lima, Warteg yang berada di luar Pasar, Terminal dikenakan Retribusi

1.000,-/hari

10 Pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemusnahan sampah

dari tempat resepsi, seminar, hiburan/rekreasi dari penyelengaraan pertandingan

200.000,-/kegiatan

11. Pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan sampah dari pasar, terminal dan sub terminal dibebankan kepada pengelola kebersihan di lingkungan yang bersangkutan sampai ke TPA

13.500,-/M3

12. Pengangkutan, pembuangan, dan pemusnahan sampah padat sampai ke TPA :

a. Bongkaran Bangunan 90.000,-/M3 b. Sampah Tebangan Pohon 100.000,-/M3

13. Penggunaan TPA oleh pribadi atau Badan, setelah mendapat izin dari Kepala Dinas dikenakan Retribusi berdasarkan jenis sampah :

a. Fasilitas Perekonomian/Perdagangan, Perumahan 20.000,-/M3 b. Industri 35.000,-/M3

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 326: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK

DAN AKTA CATATAN SIPIL

No. URAIAN TARIF (Rp)

1. Biaya penerbitan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Warga Negara Indonesia yang melaporkan sebelum 14 (empat belas) hari dari kewajiban memiliki Kartu Keluarga dan/atau Kartu Tanda Penduduk

(Gratis)

2. Biaya Penerbitan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk

(KTP) Warga Negara Indonesia yang melaporkan lewat dari 14 (empat belas) hari kewajiban memiliki Kartu Keluarga dan/atau Kartu Tanda Penduduk

10.000,-

3. Biaya penerbitan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk

(KTP) bagi warganegara asing 400.000,-

4. Biaya Penerbitan Kartu Keterangan Bertempat Tinggal (Surat

Keterangan Tempat Tinggal / SKTT) 100.000,-

5. Biaya Penerbitan Kartu Sementara/Kartu Identitas Penduduk Musiman 10.000,- 6. Pencatatan Penerbitan Akta Perkawinan WNI :

a. Pada Jam Kerja di Kantor b. Pada Hari Libur

150.000,- 250.000,-

7. Pelayanan dan Pencatatan Penerbitan Akta Perkawinan WNA : a. Pada Jam Kerja di Kantor b. Pada Hari Libur

500.000,- 750.000,-

8. Pelayanan Pencatatan Penerbitan Akta Perceraian : a. Warga Negara Indonesia b. Warga Negara Asing

250.000,- 500.000,-

9. Pengesahan/Pengakuan Anak a. Warga Negara Indonesia b. Warga Negara Asing

200.000,- 500.000,-

10. Perubahan Akta/Penggantian Nama Warga Negara Asing 500.000,-

11. Penerbitan Akta Kematian a. Warga Negara Indonesia b. Warga Negara Asing

100.000,- 500.000,-

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 327: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

No. JENIS KENDARAAN TARIF KETERANGAN

1. Sepeda Motor Rp. 1.000,- Per sekali parkir

2. Mobil penumpang ( Sedan, Jeep, Minibus, Pick-up dan sejenisnya)

Rp. 2.000,- Per sekali parkir

3. Bus, Truck dan Alat besar lainnya Rp. 3.000,- Per sekali parkir

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 328: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

LOKASI

JENIS BANGUNAN LUAS TARIF

Rp/M2 Rp/Hr Rp/Bln 1 2 3 4 5 6

PASAR a.Kios / Toko 2 X 2 M2 300,- 1.200,- 36.000,- 2,5 X 2,5 M2 300,- 2.000,- 60.000,- 2 X 3 M2 300,- 2.000,- 60.000,- 3 X 3 M2 300,- 2.000,- 90.000,- 4 X 5 M2 300,- 6.000,- 180.000,-

b. Los 2 X 2 M2 250,- 1.000,- 30.000,- 2,5 X 2,5 M2 250,- 1.500,- 45.000,-

2 X 3 M2 250,- 1.500,- 45.000,- 3 X 3 M2 250,- 1.000,- 60.000,- c. Auning 1,5 X 1,5 M2 200,- 500,- 15.000,- 2 X 1,5 M2 200,- 500,- 15.000,-

PEDAGANG YANG MEMANFAATKAN FASILITAS PASAR

JENIS PELAYANAN

T A R I F

Rp Pedagang Pelataran Pasar / Emprakan :

a. Pedagang Kaki 5 1000/ Hari / Pedagang

b. Gerobak Es/Baso dan sejenisnya 1000/ Hari / Pedagang

c. Pedagang Asongan 500/ Hari / Pedagang

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 329: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

No. URAIAN TARIF

1. Pengujian pertama : a. Mobil Barang/Bus/Tracktor Head Rp. 40,500,- /Kend. b. Mobil Penumpag/Kereta Gadengan/Kereta Tempelan Rp. 38,000,- /Kend.

2. Pengujian Berkala : a. Mobil Barang/Bus/Tracktor Head Rp. 39,000,- /Kend. b. Mobil Penumpang/Kereta Gadengan/Kereta Tempelan Rp. 31,500,- /Kend.

3. Penilain Kondisi Teknis Kendaraan (penghapusan) : a. Mobil Barang/Bus/Tracktor Head Rp. 51,000,- /Kend. b. Mobil Penumpang/Kereta Gadengan/Kereta Tempelan Rp. 36,000,- /Kend. c. Sepeda Motor Rp. 21,000,- /Kend.

4. Penggantian Buku Uji Hilang Rp. 50,000,- /Kend. 5. Penggantian Tanda Uji yang Hilang atau Rusak Rp. 20,000,- /Kend. 6. Buku Uji Rp. 7,500,- /Kend. 7. Uji Asap Rp. 5,000,- /Kend. 8. Mutasi Pengujian Kendaraan Bermotor Rp. 50,000,- /Kend. 9. Numpang Uji Kendaraan Bermotor

Sama dengan tarif retribusi pengujian berkala

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 330: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN VII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

No. JENIS PEMERIKSAAN TARIF 1. Pemeriksaan Visual (Bangunan) a. 1 m2 s/d 2.000 m2 45,-/m2 b. 2.001 m2 s/d 5.000 m2 35,-/m2 c. 5.000 m2 s/d 10.000 m2 30,-/m2 d. 10.000 m2 s/d 20.000 m2 20,-/m2 e. 20.000 m2 s/d 40.000 m2 15,-/m2 f. Lebih dari 40.000 m2 10,-/m2

2. Pemeriksaan Alat Pemadam jenis Hydrant 10.000,-/titik/tahun

3. Pemeriksaan Alat Pemadam jenis Sprinkler 2.500,-/titik/tahun

4. Pemeriksaan Unit Pemadam jenis satuan alat kendaraan 50.000,-/tahun

5. Pemeriksaan Alat Pemadam jenis auir bertekanan a. 1 liter s/d 9 liter 2.000,- perbuah/tahun b. lebih dari 9 liter 2.500,- perbuah/tahun

6. Pemeriksaan Alat Pemadam jenis Racun Api a.Jenis Dry Cemical : - 1 kg s/d 3,5 kg 2.000,-/tabung/tahun - 3,5 kg s/d 6 kg 2.500,-/tabung/tahun - 6 kg s/d 15 kg 3.000,-/tabung/tahun - Lebih dari 15 kg 7.000,-/tabung/tahun b. Jenis Halon : - 1 kg s/d 3 kg 2.000,-/tabung/tahun - 3 kg s/d 6 kg 2.500,-/tabung/tahun - Lebih dari 6 kg 5.000,-/tabung/tahun c. Jenis Carbon Dioksida (Co2) - 1 kg s/d 3 kg 2.000,-/tabung/tahun - 3 kg s/d 6 kg 2.500,-/tabung/tahun - Lebih dari 6 kg 5.000,-/tabung/tahun d. Jenis Foam Busa - 1 kg s/d 9 liter 2.000,-/tabung/tahun - lebih dari 9 liter 2.500,-/tabung/tahun

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 331: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN VIII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

No. PETA TARIF

1 2 3 1. Peta Kabupaten dengan ukuran

1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 12.000,- / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 9.000,- / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 7.000,- / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 6.500,- / lembar.

2. Peta Kecamatan dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 12.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 9.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 7.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 6.500, - / lembar.

3. Peta Desa dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 12.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 9.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 7.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 6.500, - / lembar.

4. Peta Dasar dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 12.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 9.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 7.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 6.500, - / lembar.

5. Peta RTRW dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 17.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 14.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 12.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 11.500, - / lembar.

6. Peta RDTRKw dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 17.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 14.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 12.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 11.500, - / lembar.

7. Peta RUTRK dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 22.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 19.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 17.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 16.000, - / lembar.

8. Peta RDTRK dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 27.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 24.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 22.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 21.500, - / lembar.

9. Peta ..........

Page 332: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 2 -

1 2 3 9. Peta RTRK dengan ukuran 1. Peta ukuran kertas ” A 0 ” Rp. 32.000, - / lembar. 2. Peta ukuran kertas ” A 1 ” Rp. 29.000, - / lembar. 3. Peta ukuran kertas ” A 2 ” Rp. 27.000, - / lembar. 4. Peta ukuran kertas ” A 3 ” Rp. 26.500, - / lembar.

10. Untuk Retribusi produk peta yang dicetak warna dengan skala 1 : 50.000 dikenakan biaya sebesar Rp. 40.000,-/lembar

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 333: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN IX : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

No. Tempat Tarif 1. Rumah tangga/ sosial

Rp. 30.000,-/M3 2. Kantor/ Instansi

Rp. 50.000,-/M3 3. Perusahaan/ Hotel

Rp. 50.000,-/M3

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 334: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN X : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

No.

Jenis Retribusi

Satuan

Tera Tera Ulang Pengujian/

Pengesahan/Pembatalan

Penjustiran Pengujian/ Pengesahan

Penjustiran

1 2 3 4 5 6 7

I. BIAYA PENGUJIAN . A. UTTP

1. UKURAN PANJANG a. Sampai dengan 2 m 1) Meter dengan Pegangan buah 1.000,- - 500,- - 2) Meter meja dari bahan logam buah 2.000,- - 1.000-, - 3) Meter Saku Baja buah 1.000,- - 500,- - 4) Salib Ukur buah 4.000,- - 2.000,- - 5) Gauge Block buah 5.000,- - 5.000,- - 6) Micrometer buah 6.000,- - 6.000,- 7) Jangka Sorong buah 6.000,- - 6.000,- - b. Lebih dan 2 m sampai dengan 10 m 1) Tongkat duga buah 5.000, - 2.500,-

-

2) Meter Saku Baja buah 2.000, - 1.000,- - 3) Ban Ukur kundang depth tape buah 5.000, - 2.500,- - 4) Alat ukur tinggi orang buah 5.000, - 2.500,- - 5) Komparator buah 30.000, - 30.000, - c. Lebih dari 10 m, biaya pada huruf b

angka ini ditambah untuk setiap 10 m atau bagian atas :

1) Ban Ukur Depth tape buah 5.000,- - 2.500,- - 2) Komparator buah 20.000,- - 10.000,- -

2. ALAT UKUR PANJANG DENGAN ALAT HITUNG (COUNTER METER)

buah 10.000,-

10.000,-

3. ALAT UKUR PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL

GAUGE)

a. Mekanik buah 50.000, 12.500,- 50.000, 12.500,- b. Elektronik buah 100.000, 25.000,- 100.000, 25.000,-

4. TAKARAN (BASAH/KERING) a. Sampai dengan 2L buah 200,- - 200,- - b. Lebih dari 2 L sampai 25 L buah 400,- - 400,- - c. Lebih dari 25 L buah 2.000,- - 2.000,- -

5. TANGKI UKUR TETAP a. Bentuk Silinder Tegak 1) Sampai dari 500 kL buah 100.000,- - 100.000,- - 2) Lebih dari 500 kL dihitung sbb: a) 500 kL pertama buah 100.000,- - 100.000,- - b) Selebihnya dari 500 kL sampai dengan 1000

kL, setiap kL buah 150,- - 150,- -

c) Selebihnya dari 1000 kL sampai dengan 2000 kL, setiap kL

buah 100,- - 100,- -

d) Selebihnya dari 2000 kL sampai dengan 10.000 kL, setiap kL

buah 80,- - 80,- -

e)Selebihnya dari 10.000 kL sampai dengan 20.000 kL, setiap kL

buah 30,- - 30,- -

f) Selebihnya dari 20.000 kL setiap kL buah 20,- - 20,- - Bagian-bagian dari kL dihitung satu kL

b. bentuk ……

Page 335: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 2 -

1 2 3 4 5 6 7 b. Bentuk Silinder datar 1) Sampai dengan 500 kL buah 150.000,- - 150.000,- - 2) Lebih dari 500 kL dihitung sbb : a) 500 kL pertama buah 150.000,- - 150.000,- - b) Selebihnya dari 500 kL sampai dengan 1000

kL, setiap kL buah 200,- - 200,- -

c) Selebihnya dari 1000 kL sampai dengan 2000 kL, setiap kL

buah 150,- - 150,- -

d) Selebihnya dari 2000 kL sampai dengan 10.000 kL, setiap kL

buah 100,- - 100,- -

e) Selebihnya dari 10.000 kL sampai dengan 20.000 kL, setiap kL

buah 50,- - 50,- -

f) Selebihnya dari 20.000 kL setiap kL buah 30- - 30- - Bagian-bagian dari kL dihitung satu kL c.Bentuk bola dan Speroidal 1) Sampai dengan 500 kL buah 200.000,- - 200.000,- - 2) Lebih dari 500 kL dihitung sbb : a) 500 kL pertama buah 200.000,- - 200.000,- - b) Selebihnya dari 500 kL sampai dengan 1000

kL, setiap kL buah 250,- - 250,- -

6. TANGKI UKUR GERAK a.Tangki ukur mobil dan tangki ukur wagon 1) Kapasitas sampai dengan 5 kL buah 20.000,- - 20.000,- - 2) Lebih dari 5 kL dihitung sbb : a) 5 kL pertama buah 20.000,- - 20.000,- - b) Selebihnya dari 5 Kl setiap kL buah 2.000,- - 2.000,- - Bagian-bagian dari kL dihitung satu kL b.Tangki ukur tongkang, tangki ukur pindah dan

tangki ukur apung dan kapal

1) Kapasitas sampai dengan 50 kL buah 80.000,- - 80.000,- - 2) Lebih dari 50 kL dihitung sbb : a) 50 kL pertama buah 80.000,- - 80.000,- - b) Selebihnya dari 50 kL sampai dengan 75 kL,

setiap kL buah 1.200,- - 1.200,- -

c) Selebihnya dari 75 kL sampai dengan 100 kL, setiap kL

buah 1.000,- - 1.000,- -

d) Selebihnya dari 100 kL sampai dengan 250 kL, setiap kL

buah 700,- - 700,- -

e) Selebihnya dari 250 kL sampai dengan 500 kL, setiap kL

buah 500,- - 500,- -

f) Selebihnya dari 500 kL sampai dengan 1000 kL, setiap kL

buah 200,- - 200,- -

g)Selebihnya dari 1000 kL, setiap kL buah 50,- - 50,- -

7. ALAT UKUR DARI GELAS a.Labu ukur, buret dan pipet buah 10.000,- - - b.Belas ukur buah 6.000,- - -

8. BEJANA UKUR a.sampai dengan 50 L buah 10.000,- - 10.000,- - b.Lebih dari 50 L sampai dengan 200 L buah 20.000,- - 20.000,- - c.Lebih dari 200 L sampai dengan 500 L buah 30.000,- - 30.000,- - d.Lebih dari 500 L sampai dengan 1000 L buah 40.000,- - 40.000,- - e.Lebih dari 1000 L biaya pada huruf d angka ini

ditambah tiap 1000 L buah 10.000,- - 10.000,- -

Bagian-bagian dari 1000 L dihitung 1000 L

9. METER TAKSI buah 10.000,- - 100,- -

10. THERMOMETER buah 6.000,- - 100,- -

11. DENSIMETER buah 6.000,- - 30,- -

12. VISKOMETER buah 6.000,- - 100,- -

13. ALAT UKUR LUAS buah 5.000,- - 200.000,- -

14. ALAT UKUR ...........

Page 336: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 3 -

1 2 3 4 5 6 7

14. ALAT UKUR SUDUT buah 5.000,- - 200.000,- -

15. ALAT UKUR CAIRAN MINYAK a. Meter bahan bakar minyak a.1. Meter induk

untuk setiap media uji

1) Sampai dengan 25 m3/h buah 40.000,- 16.000,- 40.000,- 16.000,- 2) Lebi h dari 25 m3/h dihitung sbb :

a. 25 m3/h pertama buah 40.000,- 16.000,- 40.000,-

16.000,-

b. Selebihnya dari 25 m3/h sampai dengan 100 m3/h, setiap m3/h buah 1.600,- 800,- 16.000,- 800,- c.Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan

500 m3/h, setiap m3/h buah

800,-

400.-

800,-

400.- d.Selebihnya dari 500 m3/h setiap m3/h buah 400.- 200,- 400.- 200,- Bagian-Bagian dari m3/h dihitung satu m3/h a.2.Meter Kerja Untuk setiap jenis media uji Sampai dengan 15 m3/h buah 12.000,- 6.000,- 12.000,- 6.000,- Lebih dari 15 m3/h dihitung sbb : a. 15 m3/h pertama buah 12.000,- 6.000,- 12.000,- 6.000,- b. Selebihnya dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h, setiap m3/h buah 600,- - 600,- - c.Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan

500 m3/h, setiap m3/h buah 400,- 200,- 400,- 200,-

d.Selebihnya dari 500 m3/h setiap m3/h buah 200,- 100,- 200,- 100,- Bagian-Bagian dari m3/h dihitung satu m3/h a.3.Pompa Ukur Untuk setiap badan ukur buah 20.000,- 10.000,- 20.000,- 10.000,- 16. ALAT UKUR GAS a.Meter induk 1) Sampai dengan 100 m3/h buah 20.000,- 10.000,- 20.000,- 10.000,- 2) Lebih dari 100 m3/h dihitung sbb : a. 100 m3/h pertama buah 20.000,- 10.000,- 20.000,- 10.000,- b. Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 m3/h, setiap m3/h buah 100,- 50,- 100,- 50,- c. Selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan

1000 m3/h, setiap m3/h

buah

50,-

20,-

50,-

20,- d. Selebihnya dari 10.000 m3/h setiap 2000

m3/h

buah

20,-

10,-

20,-

10,- e. Selebihnya dari 2000 m3/h dihitung

setiap m3/h

buah

10,-

5,-

10,-

5,- Bagian-Bagian dari m3/h dihitung satu m3/h b. Meter Kerja 1) Sampai dengan 50 m3/h buah 2.000,- - 2.000,- - 2) Lebih dari 50 m3/h dihitung sbb : a. 50 m3/h pertama buah 2.000,- - 2.000,- - b. Selebihnya dari 50 m3/h sampai dengan 500 m3/h, setiap m3/h buah 20,- - 20,- - c. Selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan

1000 m3/h, setiap m3/h

buah

15,- -

15,-

-

d. Selebihnya dari 10.000 m3/h setiap 2000 m3/h

buah

10,-

-

10,-

-

e.Selebihnya dari 2000 m3/h dihitung setiap m3/h

buah

5,-

-

5,-

-

Bagian-Bagian dari m3/h dihitung satu m3/h c. Meter gas Orifice dan sejenisnya (merupakan satu

system/unit alat ukur)

buah

100.000,-

50.000,-

100.000,-

50.000,- d.Perlengkapan meter gas orifice (jika diuji

tersendiri), setiap alat perlengkapan)

buah

20.000,-

10.000,-

20.000,-

10.000,- e.Pompa ukur bahan bakar gas (BBG), elpiji, untuk

setiap bahan ukur

buah

30.000,-

15.000,-

30.000,-

15.000,-

17. METER AIR …….

Page 337: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 4 -

1 2 3 4 5 6 7

17. METER AIR a.Meter Induk 1) Sampai dengan 15 m3/h buah 20.000,- 10.000,- 20.000,- 10.000,- 2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h buah 40.000,- 20.000,- 40.000,- 20.000,- 3) Lebih dari 100 m3/h buah 50.000,- 25.000,- 50.000,- 25.000,- b.Meter Kerja

1) Sampai dengan 3 m3/h buah 1.000,- 500,- 1.000,- 500,-

2) Lebih dari 3 m3/h sampai dengan 10 m3/h buah 2.000,- 1000,- 2000,- 1000,- 3) Lebih dari 10 m3/h sampai dengan 100 m3/h buah 4.000,- 2.000,- 4.000,- 2.000,- 4) Lebih dari 100 m3/h buah 10.000,- 5.000,- 10.000,- 5.000,- 18. METER CAIRAN MINUM SELAIN AIR a.Meter Induk 1). Sampai dengan 15 m3/h buah 30.000,- 15.000,- 30.000,- 15.000,- 2). Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h buah 50.000,- 25.000,- 50.000,- 25.000,- 3). Lebih dari 100 m3/h buah 60.000,- 30.000,- 60.000,- 30.000,- b.Meter Kerja 1). Sampai dengan 15 m3/h buah 3.000,- 1.500,- 3.000,- 1.500,- 2). Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h buah 5.000,- 2.500,- 5.000,- 2.500,- 3). Lebih dari 100 m3/h buah 12.000,- 6.000,- 12.000,- 6.000,- 19. PEMBATAS ARUS AIR buah 1.000,- 500,- 1.000,- 500,- 20. ALAT KOMPENSASI : SUHU (ATC)/TEKANAN

KOMPENSASI LAINNYA buah 20.000,- 5.000,- 20.000,- 25.000,-

21. METER PROVER a.Sampai dengan 2000 L buah 50.000,- 25.000,- 50.000,- 25.000,- b.Lebih dari 2000 L sampai dengan 10.000 L buah 100.000,- 50.000,- 100.000,- 50.000,- c. Lebih dari 10.000 L buah 150.000,- 75.000,- 150.000,- 75.000,- Meter Prover yang mempunyai 2(dua) seksi atau

lebih, maka setiap seksi dihitung sebagai satu alat ukur

22. METER ARUS MASSA

Meter Kerja Untuk setiap jenis media uji :

1). Sampai dengan 15 kg/min buah 12.000,- 6.000,- 12.000,- 6.000,- 2). Lebih dari 1 kg/min dihitung sbb :

a. 15 kg/min pertama buah 12.000,- 6.000,- 12.000,- 6.000,- b. Selebihnya dari 15 kg/min sampai dengan

100 kg/min, setiap kg/min buah 600,- - 600,- -

c. Selebihnya dari 100 kg/min sampai dengan 500 kg/min, setiap kg/min

buah 400,-

200,- 400,- 200,-

d. Selebihnya dari 500 kg/min sampai dengan 1000 kg/min, setiap kg/min

buah 200,- 100,- 200,- 100,-

e. Selebihnya dari 1000 kg/min, setiap kg/min buah 100,- 12.000,- 100,- 50,- Bagian-bagian dari kg/min dihitung satu kg/min 23. ALAT UKUR PENGISI (FILLING MACHINE) Untuk setiap jenis media 1. Sampai dengan 4 alat pengisi buah 12.000,- 4.800,- 12.000,- 4.800,- 2. Selebihnya dari 4 alat pengisi, setiap alat pengisi

buah

2.500,-

1.000,-

2.500,-

1.000,- 24. METER LISTRIK (Meter kWh) a. Meter Induk 1). 3 (tiga) phasa buah 40.000,- 15.000,- 20.000,- 7.500,- 2). 1 (satu) phasa buah 12.000,- 5.000,- 5.000,- 5.000,- b. Meter Kerja Kelas 2 1). 3 (tiga) phasa buah 3.000,- 1.200,- 3.000,- 7.500,- 2). 1 (satu) phasa buah 1.000,- 400,- 1.000,- 400,- c. Meter Kerja Kelas 1, Kelas 0,5 1). 3 (tiga) phasa buah 5.000,- 2.000,- 5.000,- 7.500,- 2). 1 (satu) phasa buah 1.500,- 600,- 1.500,- 600,-

25. Meter energi ………….

Page 338: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 5 -

1 2 3 4 5 6 7

25. Meter energi listrik lainnya, biaya pemeriksaan, pengujian, peneraan atau penera ulangnya dihitung sesuai dengan jumlah kapasitas menurut tariff pada angka 24 huruf a,b dan c

buah

-

-

-

-

26. STOP WATCH buah 2.000,- 1.000,- 2.000,- 1.000,- 27. METER PARKIR buah 6.000,- 3.000,- 6.000,- 3.000,- 28. ANAK TIMBANGAN a. Ketelitian sedang dan biasa (kelas M2 dan M3) 1). Sampai dengan 1 kg buah 300,- 100,- 200,- 100,- 2). Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg buah 600,- 300,- 300,- 200,- 3). Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg buah 1.000,- 500,- 500,- 300,- b. Ketelitian halus (kelas F2 dan M1) 1) Sampai dengan 1kg buah 1.000,- 500,- 500,- 300,- 2) Lebih dari 1kg sampai dengan 5kg buah 2.000,- 1.000,- 1.000,- 500,- 3) Lebih dari 5kg samapi dengan 50kg buah 5.000,- 2.500,- 2.500,- 1.000,- c. Ketelitian khusus (kelas E2 dan F1) 1) Sampai dengan 1kg buah 5.000,- 2.500,- 2.500,- 1.000,- 2) Lebih dari 1kg sampai dengan 5kg buah 7.500,- 5.000,- 5.000,- 2.500,- 3) Lebih dari 5kg samapi dengan 50kg buah 10.000,- 7.500,- 7.500,- 5.000,- 29. TIMBANGAN a. Sampai dengan 3000kg

1) Ketelitian sedang dan biasa (kelas III dan IIII)

a) Sampai dengan 25kg buah 1.500,- 500,- 1.000,- 500,- b) Lebih dari 25kg sampai dengan 150kg buah 3.000,- 1.000,- 1.500,- 1.000,- c) Lebih dari 150kg sampai dengan

500kg buah 5.000,- 2.500,- 2.500,- 1.000,-

d) Lebih dari 500kg sampai dengan 1.000kg

buah 10.000,- 5.000,- 5.000,- 2.500,-

e) Lebih dari 1.000kg sampai dengan 3.000kg

buah 20.000,- 10.000,- 10.000,- 5.000,-

2) Ketelitian halus (kelas II) a) Sampai dengan 1kg buah 20.000,- 10.000,- 10.000,- 5.000,-

b) Lebih dari 1kg sampai dengan 25kg buah 25.000,- 12.500,- 12.500,- 7.500,-

c) Lebih dari 25kg sampai dengan 100kg buah 30.000,- 15.000,- 15.000,- 7.500,- d) Lebih dari 100kg sampai dengan

1.000kg buah 40.000,- 20.000,- 20.000,- 10.000,-

e) Lebih dari 1.000kg sampai dengan 3.000kg

buah 60.000,- 30.000,- 30.000,- 15.000

3) Ketelitian Khusus (kelas I) buah 75.000,- 30.000,- 40.000,- 15.000 b. Lebih dari 3000kg 1) Ketelitian sedang dan biasa setiap ton buah 4.000,- 2.000,- 2.000,- 1.000,- 2) Ketelitian khusus dan halus setiap ton buah 5.000,- 2.500,- 3.000,- 1.500, c. Timbangan ban berjalan 1) Sampai dengan 100 ton/h buah 100.000,- 50.000,- 100.000,- 50.000,- 2) Lebih dari 100 ton/h sampai dengan 500

ton/h buah 200.000,- 100.000,- 200.000,- 100.000,-

3) Lebih dari 500 ton/h buah 300.000,- 150.000,- 300.000,- 150.000,- d. Timbangan dengan dua skala (multirange) atau

lebih dan dengan sebuah alat penunjuk yang penunjukannya dapat deprogram untuk penggunaan setiap skala timbang,biaya, pengujian,penerapan, peneraan ulangnya dihitung sesuai dengan jumlah lantai timbangan dan kapasitas masing-masing serta menurut tarif pada angka 29 a, b, dan c.

buah - - - -

30. a. Dead Weight Testing Machine 1) Sampai dengan 100kg/cm buah 5.000,- - 5.000,- 2) Lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan

1000kg/cm2 buah 10.000,- - 10.000,-

3) Lebih dari 1000kg/cm2 buah 15.000,- - 1.000,-

b. 1) Alat …….

Page 339: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

- 6 -

1 2 3 4 5 6 7

b. 1) Alat Ukur Tekanan Darah buah 5.000,- 2.500,- 5.000,- 2.500,- 2) Manometer Minyak

a.Sampai dengan 100kg/cm2 buah 5.000,- 2.500,- 5.000,- 2.500,- b.Lebih dari 100kg/cm2 sampai dengan

1000kg/cm2 buah 7.500,- 3.000,- 7.500,- 2.500,-

c. Lebih dari 1000kg/cm2 buah 10.000,- 5.000,- 7.500,- 5.000,- 3) Pressure Calibrator buah 20.000,- 10.000,- 20.000,- 10.000,-

4) Pressure Recorder

a) Sampai dengan 100kg/cm2 buah 5.000,- 2.500,- 5.000,- 2.500,-

b) Lebih dan 100kg/cm2 sampai dengan 1000kg/cm

buah 10.000,- 5.000,- 10.000,- 5.000,-

c) Lebih dari 1000kg/cm2 buah 15.000,- 7.500,- 15.000,- 7.500,-

31.

PENCAP KARTU (Printer/Recorder) OTOMATIS

buah

4.000,-

2.000,-

4.000,-

2.000,-

32. METER KADAR AIR a. Untuk biji-bijian tidak mengandung minyak

setiap komoditi buah 10.000,-

5.000,- 2.500,- 1.500,-

b. Untuk biji-bijian mengandung minyak, kapas dan tekstil, setiap komoditi

buah 15.000,-

7.500,- 7.500,- 300,-

c. Untuk kayu dan komoditi lain, setiap komoditi buah 20.000,-

10.000,- 10.000,- 5.000,-

33.

Selain UTTP tersebut pada angka 1 sampai dengan 32 atau benda/barang bukan UTTP yang atas permintaan untuk diukur, ditakar, ditimbang setiap jam dan bagian dari jam dihitung 1 jam

buah

2.000

-

2.000,-

-

B. KALIBRASI ALAT-ALAT METROLOGI TEKNIS

No Penggunaan untuk Klasifikasi Tarif 1. Industri Ketelitian Tinggi 50.000,-

Ketelitian Biasa 25.000,- 2. Lain-lain 5.000,-

II. PENGGUNAAN KAWAT BDKT

No. Jenis Pengujian Besaran Tarif per jam 1. Per nominal (produk mesin) Massa 50.000,- Volume 50.000,- Hitungan 10.000,-

2. Per nominal (produk manual) Massa 10.000,- Volume 10.000,- Hitungan 5.000,-

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 340: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN XI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN

No. JENIS RETRIBUSI TARIF 1. Registrasi Rp. 50.000,-/semester 2. Penerimaan UPP Rp. 1.165.000,-/semester 3. Ujian Tengah Semester Rp. 45.000,-/semester 4. Ujian Akhir Semester Rp. 45.000,-/semester 5. Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) Rp. 25.000,-/semester 6. Praktek Rp. 250.000,-/semester 7. Sarana Asrama Rp. 15.000,-/semester

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 341: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

LAMPIRAN XII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun 2011 Tanggal : 18 Februari 2011 Tentang : Retribusi Jasa Umum

TARIF RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI Tarif Retribusi ditetapkan sebesar 2 % x Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) PBB Menara Telekomunikasi.

BUPATI SERANG,

TTD

A. TAUFIK NURIMAN

Page 342: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

UPT PASAR WILAYAH TENGAH

Kepala UPT

Ma’mum Dian Purnama NIP. 196405111993031007

Kasubag TU

Rosmawirna NIP. 196405111993031007

Koordinator Pasar Petir

H. Hasan

Petugas Kebersihan

1. Yusa 2. Dulmuti 3. Ro’i

Petugas Ketertiban

1. Mansur 2. M. saleh

Petugas Retribusi

1. Wahyudi 2. Teni Niteni

Page 343: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG
Page 344: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG
Page 345: POTENSI RETRIBUSI PASAR DI PASAR PETIR KABUPATEN SERANG

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Irma Yuningsih 2. NIM : 6661100789 3. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Juni 1992 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Berat Badan & Tinggi Badan : 47 Kg / 157 Cm 6. Usia : 23 Tahun 7. Kewarganegaraan : Indonesia 8. Alamat : Jalan KH. A. Ghazali Kp. Pabuaran RT. 13

RW. 04 Desa Tambiluk Kecamatan Petir Kabupaten Serang 42172

9. Agama : Islam 10. Nomor Telepon / HP : 087775475789 11. Email : [email protected] Pendidikan Formal 2010-2015 : Universitas Sultan Ageng Titrayasa (Untirta)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Program Studi Ilmu Administrasi Negara

2007-2010 : SMKN 1 Kota Serang Jurusan Administrasi Perkantoran

2006-2007 : MTs Nur-El Falah Kubang Petir Serang 2004-2006 : MTs Nurul Falah Cadasari Pandeglang 1998-2004 : SDN Pajarakan Petir Kabupaten Serang Prestasi Pemenang Dana Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa Tingkat Nasional

(PKM) Bidang Kewirausahaan - Dikti Tahun 2011 Pemenang Dana Kewirausahaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)

Untirta Tahun 2011 Pemenang Dana Kewirausahaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)

Untirta - Tahun 2012 Penerima Beasiswa PPA/BBM Untirta Tahun 2011-2014