POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di...

81
POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA DESA PEKALOBEAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI MUHLIS 105 950 062 915 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Transcript of POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di...

Page 1: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

i

POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA

DESA PEKALOBEAN KECAMATAN ANGGERAJA

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

MUHLIS

105 950 062 915

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

ii

POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA

DESA PEKALOBEAN KECAMATAN ANGGERAJA

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Program Studi Kehutanan

MUHLIS

105 950 062 915

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Potensi Pemanfaatan Hutan Adat Marena Desa

Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang

Nama : Muhlis

Stambuk : 105950062915

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

Makassar, Oktober 2019

Disetujui Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Hajawa.,M.P Muthmainnah., S.Hut.,M.Hut

NIDN: 0003066407 NIDN : 09200188801

Diketahui Oleh,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Hikmah, S.Hut., M.Si.,IPM

NIDN: 0912066901 NIDN : 0011077101

Page 4: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Potensi Pemanfaatan Hutan Adat Marena Desa

Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang

Nama : Muhlis

Stambuk : 105950062915

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN TIM PENGUJI

NAMA TANDA TANGAN

Dr. Ir. Hajawa, M.P

Pembimbing I

(……………………)

Muthmainnah,S.Hut., M.Hut

Pembimbing II

(……………………)

Dr. Hikmah,S.Hut.,M.Si.,IPM

Penguji I

(……………………)

Dr. Ir. Hasanuddin Molo, S.Hut., M.P., IPM.

Penguji II

(……………………)

Tanggal lulus : 15 februari 2020

Page 5: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi Potensi Pemanfaatan Hutan

Adat Marena Di Desa pekalobean Kecamatan anggeraja Kabupaten

Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan adalah karya saya dengan arahan komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagain akhir Skripsi ini.

Page 6: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

vi

HAK CIPTA

@ Hak Cipta Milik Unismuh Makassar, Tahun 2020

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

2. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah.

3. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh Makassar

4. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh Makassar

Page 7: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat

dan KaruniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi dengan berjudul “Potensi Pemanfaatan Hutan Adat

Marena Di Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang”.

Sebagai salah satu syarat mendapat Gelar Sarjana Kehutanan. Salam dan salawat

semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah SWT kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW sebagai suri tauladan kepada kita semua. Penulis berharap apa

yang dipaparkan dalam skripsi ini dapat memberikan informasi baru bagi kita

semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata

kesempurnaan, untuk itu saran dan masukan sangat penulis hargai.

Ucapan terima kasih yang tidak terhingga untuk kedua orang tua penulis.

Untuk Ibu dan Ayah yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang

selalu memberikan motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan kasih sayang serta doa

yang tentu takkan bisa penulis balas.

Penghargaan dan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penulis

hanturkan kepada:

1. Bapak prof. Dr. H. Rahman Rahim SE,. MM selaku Rektor Universitas

Muhammadyah Makassar

Page 8: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

viii

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si. Selaku Wakil Dekan I Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM. Selaku Ketua Program Studi Kehutanan

Universitas Muhammadiyah Makassar dan Penguji I

5. Dr. Ir. Hajawa, M.P. Selaku Pembimbing I dan ibu Muthmainnah,S.Hut.,

M.Hut. Selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sistem

penyusunan skripsi, pengetahuan dan motivasi.

6. Bapak Ir. M. Daud, S.Hut., M.Si., IPM. selaku penguji II yang tak hentinya

memberi arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta staf Tata Usaha Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu

selama di bangku perkuliahan.

8. Ketua Adat Marena beserta Jajarannya yang telah menerima dan mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian pada Hutan Adat Marena

9. Sahabat-Sahabatku serta teman-teman yang telah banyak memberikan

semangat dan motivasi, membantu serta siap menemaniku dalam suka maupun

duka, pertengkaran kecil penuh canda dan tawa yang selalu mewarnai

kebersamaan kita selama perkuliahan akan selalu aku rindukan. Semoga

persahabatan dan persaudaraan kita tetap abadi selamanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

Page 9: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

ix

untuk penyempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Akhirnya penulis berharap semoga bantuan yang telah diberikan

mendapatkan balasan dari Allah SWT, dengan pahala yang berlipat ganda.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum

warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Februari 2020

Penulis

Page 10: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

x

ABSTRAK

Muhlis (105950062915). Potensi Pemanfaatan Hutan Adat Marena Di Desa

Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi

Selatan di Bawah Bimbingan Hajawa dan Muthmainnah

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Bentuk Pemanfaatan Hutan

Adat Marena dan Potensi Pemanfaatan Hutan Adat Marena di Desa Pekalobean

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Data yang digunakan meliputi data

primer yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan

masyarakat. Data sekunder bersumber dari instansi-instansi yang terkait serta

berupa dokumen-dokumen dan literature yang relevan. Data dikumpulkan melalui

teknik wawancara dan observasi . Analisis data dilakukan secara deskriptif dan

kuantitatif untuk mengetahui jenis dan bentuk Potensi Pemanfaatan Hutan Adat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk pemanfaatan yang ada di Hutan

Adat Marena terdiri dari pemanfaatan kawasan hutan adat (tanaman kopi, tanaman

cengkeh dan pohon pinus), pemungutan hasil hutan kayu (pemungutan kayu

bakar) , dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (tanaman jahe dan kunyit).

Kata Kunci: Potensi, Pemanfaatan, Adat Marena.

Page 11: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI .................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.I. Hutan Adat ............................................................................................ 5

2.2. Potensi Hutan Adat ............................................................................... 6

2.3. Pemanfaatan Hutan Adat ...................................................................... 6

2.4. Masyarakat Sekitar Hutan .................................................................... 8

2.5. Konsep Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat ................................ 9

2.6. Kerangka Fikir ...................................................................................... 11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Penelitian .................................................................................. 13

3.2. Objek, Subjek dan Alat Penelitian ....................................................... 13

3.3. Jenis Data ............................................................................................. 13

3.4. Pengumpuln Data ................................................................................. 14

3.5. Petak Ukur ............................................................................................ 15

Page 12: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

xii

3.6. Analisis Dan Penyajian Data ................................................................ 16

3.6.1. Penyajian Data ........................................................................... 16

3.6.2. Analiss Data .............................................................................. 16

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIA

4.1. Geografis dan Demografi ..................................................................... 17

4.1.1. Geografis .................................................................................... 17

4.1.2. Iklim ........................................................................................... 17

4.2. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya................................................. 17

4.2.1. Penduduk .................................................................................... 17

4.2.2. Tingkat Pendidikan .................................................................... 18

4.2.3. Mata Pencaharian ....................................................................... 19

4.2.4. Pola Penggunaan Tanah ............................................................. 19

4.2.5. Kepemilikan Ternak ................................................................... 19

4.2.6. Agama dan Kondisi Sosial Masyarakat...................................... 20

4.2.7. Sarana dan Prasarana Desa ......................................................... 20

4.3. Pembagian Wilayah Desa ..................................................................... 20

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden ............................................................................. 21

5.1.1. Jenis Kelamin ............................................................................ 21

5.1.2. Umur Responden ....................................................................... 22

5.1.3. Pendidikan Responden .............................................................. 23

5.1.4. Pekerjaan Responden ................................................................ 24

5.1.5. Tanggungan Keluarga ............................................................... 24

5.2. Jenis Pemanfaatan Hutan Adat Marena................................................ 25

5.2.1. Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat Marena ............................... 25

5.2.2. Pemungutan Hasil Hutan Kayu .................................................. 27

5.2.3. Pemanfaatan hasil Hutan Bukan Kayu ...................................... 29

5.3. Potensi Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat Marena ........................... 34

5.3.1. Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat ........................................... 34

Page 13: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

xiii

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan ........................................................................................... 41

6.2. Saran ..................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

xiv

DAFTAR TABEL

No Teks Hal

1. Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan ................................... 18

2. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja,

Kabupaten Enrekang ...................................................................................... 19

3. Jenis Kelamin Responden Hutan Adat Marena .............................................. 21

4. Umur Responden Responden di Hutan Adat Marena .................................... 22

5. Pendidikan Responden Responden di Hutan Adat Marena ............................ 23

6. Pendidikan Responden Responden di Hutan Adat Marena ............................ 24

7. Tanggungan Keluarga Responden di Hutan Adat Marena ............................. 24

8. Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat Marena .................................................. 26

9. Volume Pemungutan Kayu Bakar ................................................................. 27

10. Volume Pemungutan Kayu Bakar ................................................................. 28

11. Frekuensi Pemungutan Kayu Bakar dalam Perbulan .................................... 29

12. Hasil Kontrak Penyadapan Getah Pinus ........................................................ 30

13. Yang Memanfaatakan Tanaman Obat ........................................................... 33

14. Potensi Luasan Kebun Yang Dimanfaatkan .................................................. 35

15. Kerapatan Jenis Tanaman Plot 10x10 ........................................................... 37

16. Kerapatan Jenis Pohon Plot 20x20 ................................................................ 39

Page 15: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

xv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Hal

1. Kerangka Pikir ........................................................................................ 12

2. Ukuran Plot............................................................................................. 15

Page 16: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Hal

1. Daftar Pertanyaan Untuk Responden ................................................... 43

2. Data Responden ................................................................................... 46

3. Data luas kawasan dan kerapatan ........................................................ 47

4. Data Setiap Plot .................................................................................... 48

5. Data Pemungutan Kayu Bakar ............................................................. 63

6. Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 64

Page 17: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan adalah salah satu jenis sumberdaya alam yang sangat penting bagi

kehidupan masyarakat pedesaan. Bagi masyarakat pedesaan, hutan sekurang-

kurangnya memiliki dua fungsi penting, yaitu sumberdaya hutan baik kayu

maupun non kayu, hutan memberikan manfaat dalam kehidupan masyarakat.

Aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan hutan khususnya bagi masyarakat

yang bermukim di sekitar hutan sudah berlangsung sejak lama sehingga hutan

memiliki makna tersendiri bagi masyarakat yang memiliki ketergantungan

terhadap sumberdaya hutan. Pemaknaan terhadap hutan ini kemudian melahirkan

cara-cara unik di kalangan masyarakat pedesaan dalam mengelola hutan. Secara

umum, karakteristik pengelolaan hutan pada masyarakat pedesaan bisa dibedakan

dari sifat pengelolaannya yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

pengelolaan hutan yang bersifat eksploitatif dan pengelolaan hutan bersifat

konservatif. (Arief,2001)

Pengelolaan hutan yang bersifat eksploitatif merupakan tindakan

memanfaatkan hasil hutan yang bersifat mengeksploitasi sumberdaya hutan baik

berupa pemanfaatan sumberdaya kayu dan non kayu maupun pemanfaatan

sumberdaya lahan untuk pengembangan aktivitas produksi pertanian. Cara-cara

pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat

pedesaan yang sifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat semakin

berkurangnya komponen-komponen ekosistem hutan.

Page 18: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

2

Pengelolaan hutan yang bersifat konservatrif meliputi dua kategori yaitu

perlindungan serta pemanfaatan. Pengelolaan hutan yang bersifat perlindungan

merupakan tindakan proteksi guna mempertahankan kelestarian hutan yang

diwujudkan seperti dalam bentuk “hutan larangan” dan sebagian menggunakan

istilah “hutan adat”. Mekanisme pengelolaan hutan yang diterapkan hanya berupa

aktivitas perlindungan tanpa adanya bentuk pemanfaatan secara langsung.

Pengelolaan semacam ini dilakukan oleh masyarakat pedesaan atas dasar

pentingnya melindungi hutan yang berfungsi sebagai penopang aktivitas produksi

mereka seperti mempertahankan sumber air bagi pengairan sawah-sawah yang

dikelola setiap tahunnya. Kawasan hutan yang menjadi sasaran proteksi ini

biasanya kawasan hutan alam yang berada di sekitar hulu sungai dan di lereng

bukit/gunung dimana disekitarnya merupakan bentangan sawah-sawah

masyarakat.

Hutan adat bagi sebagian masyarakat hukum adat Indonesia merupakan

suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam Undang–undang Kehutanan Nomor

41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dimana dalam Undang-Undang tersebut

menjelaskan bahwa Hutan Adat adalah hutan negara yang berada pada tanah yang

dibebabani hak atas tanah

Dengan adanya Keputusan Mentri Lngkungan Hidup Dan Kehutanan

Republik Indonesia Tentang penetapan dan pencantuman Hutan Adat Marena

seluas ±155 hektare dengan nomor : SK.4716/MENLHK-

PSKL/PKTHA/PSL.1/7/2018 TANGGAL 10 JULI 2018.

Page 19: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

3

Sejak tahun 1975 kawasan Hutan Adat Marena berada dalam penguasaan

Dinas Kehutanan yang ditanami pinus. Pengelolaan hutan marena selama ini

memang memiliki mekanisme adat tersendiri meski sempat tak berfungsi karena

penguasaan pihak kehutanan. Hutan adat marena didominasi oleh tegakan pinus

dimana dalam hutan adat tersebut tidak diperbolehkan menebang pohon karena itu

milik Kahutanan jika ada yang melanggar maka ancamannya adalah pidana,

disela-sela tegakan pinus warga masih diperbolehkan menanam kopi dan kayu

lokal.

Setiap daerah/etnis memiliki pola pemanfaatan hutan yang berbeda-beda.

Pemanfaatan hutan yang dilakukan oleh masyarakat lokal terutama pemanfaatan

yang bersifat mempertahankan kelestarian hutan dimana hutan memberikan nilai

konservasi terhadap kelangsungan fungsi ekosistem hutan dan nilai ekonomis

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.Oleh karena itu

perlu dilakukan penelitian tentang potensi Pemanfaatan Hutan Adat Marena Desa

Pekalobean Kecematan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;

1. Bagaimanah Potensi yang dimanfaatkan Hutan Adat Marena di Desa

Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

2. Bagaimanah bentuk pemanfaatan Hutan Adat Marena di Desa Pekalobean

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

Page 20: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

4

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Sumber daya yang dimanfaatkan di Hutan Adat Marena Desa Pekalobean

Kecamatan Angeraja Kabupaten Enrekang

2. Bentuk pemanfaatan Kawasan Hutan Adat Marena di Desa Pekalobean

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Sebagai Bahan Acuan Dalam Penelitian Selanjutnya Yang Berkenaan Dengan

Masyarakat Sekitar Kawasan Hutan Adat Marena Di Desa Pekalobean

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Sebagai Data Bagi Masyarakat Dan Pemerintah Dalam Pemanfaatan Hasil

Hutan Yang Diperoleh Dari Kawasan Hutan Adat Marena Di Desa

Pekalobean Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi

Selatan

Page 21: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Hutan Adat

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menyatakan

dalam pasal 1 bahwa Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah

masyarakat hutan adat. Hutan adat termasuk dalam hutan negara. Dimasukkannya

hutan-hutan yang dikuasai oleh masyarakat hukum adat dalam pengertian hutan

negara adalah sebagai konsekuensi adanya hak menguasai dan mengurus oleh

negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat dalam prinsip 4 Negara

Kesatuan Republik Indonesia,.

Hutan adat adalah kawasan hutan yang berada yang berada di wilayah adat

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari siklus kehidupan komunitas

adat penghuninya. Pada umunya komunitas-komunitas masyarakat adat penghuni

hutan di Indonesia memandang bahwa manusia adalah bagian dari alam yang

harus saling memelihara dan menjaga keseimbangan dan harmoni (Raden dan

Nababan 2003).

Prinsip-prinsip kearifan adat yang masih dihormati dan dipraktekkan oleh

kelompok-kelompok masyarakat adat yaitu masih hidup selaras alam dengan

mentaati mekanisme ekosistem dimana manusia merupakan bagian dari ekosistem

yang harus dijaga keseimbangannya, adanya hak penguasaan dan kepemilikan

bersama komunitas sehingga mengikat semua warga untuk menjaga dan

mengamankannya dari kerusakan, adanya sistem pengetahuan dan struktur

kelembagaan/pemerintahan adat yang memberikan kemampuan bagi komunitas

untuk memecahkan secara bersama masalah-masalah yang mereka hadapi dalam

Page 22: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

6

pemanfaatan sumberdaya hutan, ada sistem pembagian kerja dan penegakan

hukum adat untuk mengamankan sumerdaya milik bersama dari penggunaan

berlebihan baik oleh masyarakat sendiri maupun orang luar dan ada mekanisme

pemerataan distribusi hasil panen sumberdaya alam milik bersama yang bisa

meredam kecemburuan social di tengah masyarakat (Nababan 1995 dalam Raden

dan Nababan 2003).

2.2. Potensi Hutan Adat

Potensi adalah suatu kemampuan, kesanggupan, kekuatan ataupun daya

yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan lagi menjadi bentuk

yang lebih besar.Potensi hutan adat di Desa Pekalobean menyimpan potensi

ekonomi dan kearifan lokal untuk pelestarian hutan.Hutan Masyarakat Adat

Marena terletak di Kecamatan Anggareja, Kabupaten Enrekang, Sulawesi

Selatan. Masyarakat adat Marena memiliki cara sendiri untuk menjaga wilayah

hutan. Hukum adat efektif mendorong masyarakat menjaga hutan.

Hutan adat di Desa Pekalobean masih perlu dikembangkan, mengingat

hutan adat tersebut masih tergolong baru dan masih dikembangkan oleh

masyarakat adat. Desa Pekalobean memiliki sumber daya alam yang potensial

untuk dikembangkan, namun saat ini belum dikembangkan oleh masyarakat adat.

Potensi yang ada di Desa Pekalobean,

2.3. Pemanfaatan Hutan Adat

Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan

,memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan hasil hutan

non kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan

Page 23: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

7

adil untuk kesehjahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. Di

Indonesia, pemanfaatan hutan diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 6 tahun

2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta

Pemanfaatan Hutan

Adapun bentuk bentuk pemanfaatan adalah sebagai berikut:

a. Pemanfaatan hasil hutan kayu (HHK)

Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan

mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak mengurangi fungsi

pokoknya. Kegiatan ini hanya dapat dilakukan pada hutan produksi, baik itu hutan

alam maupun hutan tanaman.(Prihartini Nurtjahjawilasa, 2015)

b. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK)

Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan

dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan tidak merusak

lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.(Prihartini Nurtjahjawilasa,

2015)

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan jenis tanaman yang tumbuh,

baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Peranan HHBK sudah dirasakan

masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan, namun sistem pengelolaannya

masihbersifat tradisional sehingga kualitas yang dihasilkan masih jauh dari

standar yangdiharapkan dan harganya masih rendah.Ketua adat sebagai pengambil

kebijakan perlu mengatur program pengembangan HHBK melalui agroforestri,

baik di dalam maupun di luar kawasan hutan secara berkesinambungan bersama

Page 24: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

8

masyarakatsehingga menjadi sumber pendapatan masyarakat yang kompetitif.

(Njurumana dan Butarbutar, 2008).

HHBK seperti rotan, daging binatang, madu, damar, gaharu, getah, berbagai

macam minyak tumbuhan, bahan obat-obatan, dan lainnya merupakan sumber

penghidupan bagi jutaan masyarakat hutan (Myers 1979; Simpson and Connor-

Ogorzaly 1986).

c. Pemanfaatan kawasan

Pemanfaatan kawasan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang

tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat

ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya. Kegiatan ini

dapat dilakukan di kawasan hutan konservasi (kecuali pada cagar alam, zona

rimba dan inti taman nasional), hutan lindung, dan hutan produksi.(Prihartini

Nurtjahjawilasa, 2015)

2.4. Masyarakat Sekitar Hutan

Masyarakat sekitar hutan adalah penduduk yang tinggal di dalam dan

sekitar hutan yang mata pencaharian dan lingkungan hidupnya sebagian besar

tergantung pada eksistensi hutan dan kegiatan perhutanan.Masyarakat sekitar

hutan sebenarnya memiliki potensi yang tinggi apabila diberdayakan, tetapi dalam

hal ini masyarakat harus dilibatkan dalam pengelolaan hutan.Peningkatan

pendapatan masyarakat sekitar hutan mempunyai prioritas utama dalam suatu

pengelolaan hutan. Masyarakat hutan dalam berladang secara turun temurun

memanfaatkan hutan di daerah hutan primer (Arief,2001).

Page 25: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

9

Masyarakat sekitar hutan adalah sekelompok orang yang tinggal di daerah-

daerah hutan wilayah desa yang masih memiliki sifat rata-rata tradisional dalam

mempertahankan kehidupan tradisional dari leluhurnya dan terdapat hutan-hutan

asli yang mereka lindungi yang didalamnya masih terdapat keanekaragaman

biologi yang masih khas (Iskandar,1992).

Masyarakat ataupun kelompok masyarakat melakukan kegiatan

pemanfaatan hutan.Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memperoleh

manfaat optimal dari hutan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat dalam

pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan

kayu, pemanfaatan hasil hutna non kayu, pemungutan hasil hutan kayu dan

pemungutan hasil hutan bukan kayu.

Menurut Keputusan Menteri Kehutanan No.31 tahun 2001, pemanfaatan

hutan adalah kegiatan untuk memperoleh manfaat optimal dari hutan untuk

kesejahteraan seluruh masyarakat dalam pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa

lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

2.5. Konsep Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat

Kita memahami bahwa dari tahun ketahun perspektif pengelolaan sumber

daya hutan mengalami perubahan sejalan dengan perubahan sosial- politik yang

sedang terjadi.Bahkan lebih tinggi lagi paradigm pengelolaan sumber daya hutan

juga berubah secara mendasar terutama dalam menyongsong gelombang

demokrasi dunia.

Menurut Dephut (2000), sistem pengelolaan hutan oleh masyarakat

memiliki performasi atau kinerja yang berbeda beda. Performasi yang di maksud

Page 26: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

10

adalah produktivitas, keberlanjutan, dan keadilan.Adapun tujuan dari pengelolaan

berbasiskan masyarakat yaitu untuk, memberdayakan masyarakat sekitar hutan

agar kehidupannya menjadi lebih sejahtera.Sistem pengelolaan berbasis

masyarakat memiliki keuntungan dan kerugian masing – masing. Keuntungan

yang dapat di peroleh yaitu :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan

2. Mempercepat hubungan antar sesama petani hutan

3. Meningkatkan aneka ragam hasil hutan

4. Meningkatkan keamanan hutan

5. Menciptakan lapangan kerja

6. Memberdayakan masyarakat setempat

Sedangkan kerugian dari pengelolaan berbasis masyarakat yaitu:

1. Hutan rawan perambahan, pencurian hasil hutan, perladanganberpindah

dan kebakaran hutan.

2. Terjadi fragmentasi karena areal hutan dekat dengan penduduk.

3. Adanya penguasaan lahan oleh masyarakat.

Menurut Nasution (1990), pengelolaan hutan berbasiskan masyarakat

dirasakan pada tahun 1970-an karena negara dunia ketiga menyadari

perkembangan pembangunan dan dampaknya terhadap ekologi di mana pada saat

ini orientasi pembangunannya adalah pertumbuhan ekonomi setinggi tingginya

dengan mengekploitasi sumber daya alam. Di Indonesia pemanfaatan sumber

daya alam khususnya hutan,pengelolaan di berikan penguasaan kepada

perusahaan asing yang pengelolaan sumber daya alam. Ekspansi negara dunia

Page 27: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

11

pertama berlandaskan pada teori ekonomi bahwa alam di eksploitasi untuk

kepentingan pasar yang sangat merugikan Negara dunia ketiga,lahan pertanian

dan kehutanan di kelola untuk kebutuhan industri negara dunia terutama semua

hasil pertanian dan kehutanan diekspor keluar negeri untuk kepentingan pasar

sangat merugikan sumber daya alam khususnya hutan akibatnya terjadi

degradasi,deporentasi hutan

2.6. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian gambaran kerangka berfikir menjelaskan bahwa Hutan

Adat merupakan sebagai potensi pemanfaatan hutan untuk menunjang

kemakmuran masyarakat adat tersebut.

Page 28: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

12

Gambar 1. Kerangka Pikir

Hutan Adat

Marena Desa Pekalobean

Hasil hutan

kayu

Hasil hutan

Bukan kayu

Kawasan

hutan

Potensi

pemanfaatan

HUTAN

Page 29: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

13

III. METODE PENELITIAN

3.1.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 2 (dua) bulan, yaitu pada bulan

November sampai dengan bulan Desember 2019. Penelitian ini dilaksanakan di

Dusun Marena, Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang

Sulawesi Selatan.

3.2. Objek, Subjek dan Alat Penelitian

a. Objek dan Subjek penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah Kawasan Hutan Adat Marena Desa

Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Sedangkan subjek

penelitian ini adalah masyarakat sekitar Dusun Marena, Desa Pekalobean,

Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

b. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :.

1. Tali rafiah

2. Tally sheet

3. Alat tulis untuk mencatat setiap informasi responden.

4. Kuisioner, dipergunakan untuk mengisi daftar pertanyaan.

5. Kamera untuk dokumentasi.

3.3. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.Data

primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan atau

Page 30: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

14

wawancara langsung di dusun tempat penelitian dan berpedoman pada daftar

pertanyaan yang telah disampaikan, sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh peneliti yang terkait dengan penelitian ini.

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung melalui

observasi dan wawancara langsung denganre sponden pada objek yang

diteliti.

Data mengenai pemanfaatn hutan adat meliputi :

1. Informasi mengenai hasil hutan kayu (HHK)

2. Informasi mengenai hasil hutan bukan kayu (HHBK)

3. Informasi mengenai kawasan hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat

adat

b. Data sekunder, yaitu data diperoleh dari Kantor Desa berupa dokumen-

dokumen dan literature yang relevan serta dari data statistik.

3.4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode

observasi yaitu meninjau dan mengamati langsung di lapangan. Selain itu

digunakan juga metode kuisioner yaitu dengan melakukan wawancara langsung

dengan masyarakat Desa Pekalobean dengan jumlah responden sebanyak 30

orang.

a. Observasi yaitu melakukan survei ke lokasi peneliti dengan mengamati dan

mendata kegiatan pemanfaatan hutan adat untuk mengetahui bentuk dan

potensi pemanfaatan hutan adat

b. Wawancara adalah suatu bentuk komunikas lisan yang di lakukan secara

terstruktur oleh dua orang atau lebih baik secara langsung maupun jarak jauh,

Page 31: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

15

unttuk membahas dan mnggali informasi tertentu guna mencapai tujuan

tertentu pula.kemudian daripada itu wawancara ini dilakukan kepada

responden, dan yang menjadi responden adalah masyarakat di sekitar hutan

adat yang di pilih secara sengaja (porpossive sampling). Jumlah responden

yang diambil sebanyak 30 orang

c. Pengukuran dan pengamatan kepada aktivitas masyarakat di dalam kawasan

hutan adat Marena. Hal ini dilakukan pada kawasan hutan yang

dimanfaatkan, data yang dikumpulkan adalah :

1. Luas kawasan hutan yang dimanfaatkan dalam hutan adat

2. Jenis kegiatan pemanfaatan (bertani, beternak, dan perikanan bila ada)

3. Jenis produk yang dihasilkan, misalnya hasil tanaman pertanian,

perkebunan, peternakan dan atau perikanan bila ada.

3.5. Petak Ukur

Pengamatan dan pengukuran dilakukan dengan membuat plot pengamatan.

Adapun ukuran plot adalah 20 m x 20 m untuk tingkat pohon, 5 m x 5 m untuk

tanaman pertanian (tanaman semusim) dan 10 m x 10 m untuk tanaman

perkebunan dan HHK serta HHBK tingkat poles dan sapling.

Gambar 2. Ukuran plot

Keterangan:

C

B B

A

Page 32: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

16

A = plot ukuran 5 m x 5 m

B = plot ukuran 10 m x 10 m

C = plot ukuran 20 m x 20 m

3.6. Analisis Dan Penyajian Data

3.6.1. Penyajian Data

Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabulasi, dan narasi.

Data-data yang ditampilkan adalah data mengenai pemanfaatan kawasan hutan

adat, data mengenai HHK dan HHBK yang dimanfaatkan oleh masyarakat adat

yang berasal dari Hutan Adat Marena.

3.6.2. Analisis data

a. Data kerapatan pohon mengenai jumlah dan jenis tumbuhan yang diperoleh

dianalisis secara kuantitatif menggunakan rumus kerapatan pohon yang

didasarkan pada perhitungan nilai kerapatan serta dideskripsikan.

Kerapatan dirumuskan sebagai berikut :

Pohon disini adalah pohon dari HHK dan HHBK,

Rumus ini dipergunakan pula untuk menghitung tanaman perkebunan dan

tanaman pertanian.

b. Data mengenai luas kawasan hutan yang dimanfaatkan dihitung dengan

memprosentasikan dengan luas hutan adat keseluruhan,

𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ ℎ𝑎

𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛

=𝑙𝑢𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎

𝐿𝑢𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑡 ℎ𝑎 𝑋 100 %

Page 33: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

17

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Geografis dan Demografi

4.1.1. Geografis

Desa Pekalobean merupakan Desa yang berada pada Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Pekalobean

terletak ± 31 Km dari Ibukota Kabupaten Enrekang, atau 7 Km dari Ibukota

Kecamata Anggeraja denga luas wilayah 9,92 Km2, dengan batas – batas sebagai

berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Salu Dewata

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mataram

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bubun Lamba

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Singki

4.1.2. Iklim

Keadaan iklim di Desa Pekalobean terdiri dari : musim hujan, kemarau,

dan musim pancaroba. Dimana musim hujan biasanya terjadi antara Bulan Januari

sampai dengan April, musim kemarau anatara Bulan Juli sampai dengan

November, sedangkan musim pancaroba anatara Bulam Mei sampai dengan Juni.

4.2. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya

4.2.1. Penduduk

Penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya sebuah

Negara/wilayah atau sekaligus sebagai aset atau modal bagi suksesnya

Page 34: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

18

pembangunan disegala bidang kehidupan bail dalam bentuk pembangunan fisik

maupun non fisik. Oleh karena itu kehadiran dan perannya sangat menentukan

bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar, sehingga

dibutuhkan data atau potensi kependudukn yang tertib dan terukur.

Desa pekalobean terletak di Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

yang memiliki jumlah penduduk sebanyak ± 2.380 jiwa, terdiri dari laki – laki

1208 jiwa dan perempuan 1.172 jiwa dengan jumlah 573 Kepala Keluarga. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 1. Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Dusun/Lingkungan

No Nama Dusun Jumlah Jiwa Kepala

Keluarga L P Total

1 Dusun Marena 454 451 905 210

2 Dusun Pasang 233 203 436 110

3 Dusun Malimongan 167 159 326 79

4 Dusun Kota 219 222 441 106

5 Dusun Sipate 135 137 272 68

Jumlah 1.208 1.172 2.380 573

Sumber: Kantor Desa Pekalobean, 2018

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan data sekunder, sebagian besar masyarakat Desa Pekalobean

memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah, yakni Sekolah Dasar (SD), hanya

sedikit saja yang melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi bahnyak lebih banyak

tidak tamat sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:

Page 35: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

19

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pekalobean Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 Tidak Tamat SD 667

2 SD 578

3 SMP 422

4 SMA 472

5 D3/S1 80

Jumlah 2.219

Sumber: Kantor Desa Pekalobean, 2018

4.2.3. Mata Pencaharian

Jenis mata pencaharian masyarakat Desa Pekalobean antara lain yaitu

petani, pedagang, PNS, buruh, wiraswasta, karyawan swasta, honorer, dan sopir.

Akan tetapi masyarakat Desa Pekalobean lebih banyak mata pencaharianya

sebagai petani. Masyrakat memanfaatkan lahan – lahan yang ada untuk ditanami

bawang merah, jagung, tomat, kol, wortel, ubi, kopi, dan lain – lain. Masyarakat

juga sebagian mengembala ternak.

4.2.4. Pola Penggunaan Tanah

Pola penggunaan tanah umumnya digunakan sebagai lahan perkebunan

dan pertanian (terutama bawang merah) dengan panen musiman.

4.2.5. Kepemilikan Ternak

Jenis ternak yang dikembangkan masyrakat yaitu Ayam/itik, sapi,

kambing, dal lain – lain. Dimana masyrakat lebih banyak mengembangkan ayam

dibandingkan yang lain disebabkan karena masyarakat lebih muda dalam

memelihara ayam di bandingkan yang lain. Masyarakat hanya membuat kandang

Page 36: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

20

kecil dan disimpan di kolom rumah Sedangkan untuk ternak lain membutuhkan

tempat yang lebih besar.

4.2.6. Agama dan Kondisi Sosial Masyarakat

Semua masyarakat Desa Pekalobean beragama islam. Mengenai kegiatan

sosial yang dilakukan masyrakat berupa kerja bakti dalam pembangunan seperti

memperbaiki jalan. Kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya yaitu tujuh belasan

memperingati Hari Kemerdekaan RI dengan berbagai macam lomba.

Mata pencaharian masyarakat yang paling utama yaitu pertani, dimana

masyarakat memiliki sifat gotong royong yang tinggi untuk saling membantu

terutama dalam hal membantu saat memanen.

4.2.7. Sarana dan Prasarana Desa

Desa Pekalobean memiliki sarana dan prasarana umum yaitu Kantor Desa,

Balai Desa, Masjid, dan Sekolah, dan pada sector kesehatan Desa Pekalobean

memiliki sarana berupa pustu.

4.3. Pembagian Wilayah Desa

Desa Pekalobean terbagi atas 5 Dusun yaitu Dusun Marena, Dusun

Pasang, Dusun Malimongan, Dusun Kota, Dusun Sipate. Jumlah penduduk

±2.380 jiwa, yang terdiri atas laki – laki 1.208 jiwa, perempuan 1.172 jiwa,

dengan jumlah kepala keluarga 573.

Page 37: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

21

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Identitas responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin, umur responden, pendidikan responden, pekerjaan responden, dan

tanggungan keluarga.

5.1.1 Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang terdiri dari laki

laki dan perempuan. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat

pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Jenis Kelamin Responden di Hutan Adat Marena

No Jenis kelamin Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1

2

Laki-Laki

Perempuan

23

7

76,67

23,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3 dapat di ketahui bahwa dari 30 jumlah atau dengan

Persentase 100 % total responden ada 27 orang jenis kelamin laki laki dengan

Persentase 76,67 % , sedangkan jumlah responden perempuan sebanyak 7 orang

dengan Persentase 23,33 %. Dalam hal ini jenis kelamin laki laki lebih dominan

dari pada jenis kelamin perempuan, karna tenaga jenis kelamin laki laki lebih kuat

di bandingkan dengan tenaga perempuan untuk melakukan aktifitas

pemanfaatan Hutan Adat Marena ini.

Page 38: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

22

5.1.2. Umur Responden

Klasifikasi umur di dasarkan pada rata rata umur responden dari 30 0rang

yang di wawancarai, adapun Tabel yang d maksud dapat di lihat dari Tabel 4 di

bawah ini.

Tabel 4. Umur Responden Responden di Hutan Adat Marena

No Umur (Tahun) Jumlah Persentase

(Jiwa) (%)

1

2

≤ 35,57

>35,57

17

13

56,67

43,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 4 dapat di ketahui bahwa dari 30 jumlah responden rata

rata umur responden yaitu 35,57 tahun. Dan di bawa umur atau kurang dri 35,57

terdapat 17 orang dengan presentase 56,67%, sedang di atas umur atau lebi dari

35,57 sebanyak 13 orang dengan presentase 43,33 %. Umur responden yang

mayoritas relatif masih produktif memiliki pontensi yang cukup besar dalam

meningkatkan pemanfaatan Hutan Adat Marena. Hal tersebut juga di tunjang oleh

kondisi fisik yang masi baik sehinggah memungkinkan responden untuk

melakukan kegiatan pemanfaatan secara optimal.

Page 39: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

23

5.1.3. Pendidikan Responden

Berdasarkan pendidikan responden dapat dilihat dari Tabel 5 di bawah in

yaitu:

Tabel 5. Pendidikan Responden Responden di Hutan Adat Marena

No Pendidikan jumlah Persentase

(jiwa) (%)

1

2

3

4

5

Tidak sekolah

SD

SMP

SMA/SMK

PT

8

10

8

4

0

26,67

33,33

26,67

13,33

0

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 5 dapat di ketahui bahwa dari 30 jumlah responden

sebanyak 8 orang atau 26,67% yang tidak sekolah dan sebanyak 10 orang atau

33,33 yang menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan sebanyak 8 orang atau

26,67% yang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sedangkan 4 orang atau 13,33% yan menempuh Pendidikan Sekolah Menengah

atas atau Sekolah Menegah Kejuruan dan tidak ada yang lanjut ke Perguruan

Tinggi . Pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berfikir, terutama

dalam mengadopsi suatu inovasi baru dalam melakukan pemanfaatan Hutan Adat

Marena ini.

Page 40: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

24

5.1.4. Pekerjaan Responden

Berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat dari Tabel 6 di bawah ini

yaitu:

Tabel 6. Pekerjaan Pokok Keluarga Responden di Hutan Adat Marena

No Pekerjaan jumlah Persentase

(jiwa) (%)

1

2

Petani

Ibu Rumah Tangga

23

7

76,67

23,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebanyak

23 orang atau 76,67% yang berprofesi sebagai Petani sedangkan sebanyak 7

orang atau 23,33% lainya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tanggah (IRT).

Pekerjaan pokok dalam hal ini sangat berpengaruh untuk pengalaman yang lebih

banyak sehingga mudah untuk malakukan pemanfaatan hutan adat marena ini

5.1.5. Tanggungan Keluarga

Klasifikasi tanggungan keluarga di dasarkan pada rata rata jumlah anggota

keluarga responden dari 30 0rang yang di wawancarai, adapun Tabel yang d

maksud dapat di lihat dari Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Tanggungan Keluarga Responden di Hutan Adat Marena

No Anggota Keluarga Jumlah Persentase

(jiwa) (%)

1

2

≤4,73

>4,73

14

16

46,67

53,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Page 41: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

25

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 30 responden rata rata

tanggungan anggota keluaraga 4,73. Dan dari rata rata tersebut sebanyak 14 atau

46,67% di atas dari 4,73 yang memiliki anggota keluarga sedangkan di bawa dari

4,73 sebanyak 16 atau 53,33% yang memiliki anggota keluarga. Jumlah

tanggungan keluarga dapat mempengaruhi responden untuk melakukan kegiatan

pemanfaatan Hutan Adat Marena untuk memiliki penghasilan yang lebih

banyakagar bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari hari.

5.2. Jenis pemanfaatan Hutan Adat Marena

Pemanfaatan Hutan Adat Marena di Desa Pekalobean Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang terdiri dari pemanfaatan kawasan hutan adat ,

pemungutan hasil hutan kayu, dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

5.2.1. Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat Marena

Pemanfaatan kawasan Hutan Adat Marena adalah kegiatan untuk

memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat dari potensi yang ada di

dalam Hutan Adat Marena yang bisa menjadi nilai ekonomis dan membantu

masyarakat dalam memenuhui kebutuhan hidup sehari hari.

Potensi yang ada di dalam Hutan Adat Marena ini ada beberapa yang di

manfaatakan masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari hari yaitu pemanfaatan

tanaman perkebunan berupa kopi dan cengkeh, selain itu masyarakat juga

melakukan pemeliharaan hewan ternak di dalam Kawasan Hutan Adat Marean

Berdasarkan aktivitas masyarakat dalam pemanfaatan kawasan Hutan Adat

Marena dapat di lihat dari Tabel 8

Page 42: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

26

Tabel 8. Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat Marena

No Nama Responden Kopi Cengkeh Hewan Ternak

1 Supirman

2 Samuding x

3 Ruding

4 Nurhayati x x

5 Erwin

6 Bp. Pea x x

7 Rahma x x

8 Radiarjo

9 Salam x

10 Supriadi

11 Manja x x

12 Syawal x

13 Darman x

14 Jumardi

15 Anjas x

16 Basri

17 Haliati x x

18 Sudaman x

19 Patahuddin x

20 Mardi

21 Irdan

22 Accong x

23 Ina x x

24 Jahisa x

25 Yuda

26 Amir

27 Rafi x x

28 Suherman

29 Hasnia x x

30 Alias

Jumlah 30 22 13

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa 30 orang responden semuanya

menanam kopi, yang menanam cengkeh sebanyak 22 orang,yang beternak

kambing sebanyak 13 orang. Responden yang menanam kopi lebih banyak

Page 43: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

27

karena lokasi penelitian hanya terdapat pohon pinus, sehingga masyarakat hanya

dapat menanam tanaman kopi di bawah tegakan pinus, sedangkan untuk tanaman

cengkeh hanya apabilah tegakan pinus telah mati, tegakan pinus yang telah

tumbang ditanami cengkeh.

5.2.2. Pemungutan Hasil Hutan Kayu

Pemungutan hasil hutan kayu yang di lakukan masyarakat adat marena di

dalam kawasan hutan adat adalah hanya sekedar mengambil kayu bakar dari

ranting pohon pinus yang kering atau yang sudah jatuh untuk di gunakan dalam

memasak air.

Tabel 9. Pemungutan kayu bakar Hutan Adat Marena

No Pemungutan

Kayu Bakar

Jumlah

Responden Persentase (%)

1

2

Memungut

Tidak

17

13

56.67

43.33

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang

responden untuk pemungutan kayu bakar sebanyak 17 orang atau 56,67 % yang

memungut kayu bakar sedangkan yang tidak memungut kayu bakar dri 30

responden sebanyak 13 orang atau 43,33 %. Sebagian besar masyarakat adat

lebih suka menggunakan kayu bakar memasak air dari pada tabung gas, karna

pangkalan tabung gas jauh dari tempat masyarakat adat untuk membelinya.

Sehingga masyarakat adat menggunakan kayu bakar untuk memasak.

Volume Pemungutan hasil hutan kayu yang dilakukan di Hutan Adat

Marena dapat kita dilihat di Tabel 10.

Page 44: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

28

Tabel 10. Volume Pemungutan Kayu Bakar

No Nama

Responde

Pemungutan Kayu Bakar Total.

Volume

(cm³)

Frekuensi

Perbulan

Volume

(cm³) Volume (m³)

1 Supirman 2145 3 6435 0.006435

2 Samuding 2291 4 9164 0.009164

3 Nurhayati 2033.5 2 4067 0.004067

4 Erwin 2040 2 4080 0.00408

5 Bp. Pea 1935 3 5805 0.005805

6 Rahma 2128 2 4256 0.004256

7 Radiarjo 2175 4 8700 0.0087

8 Salam 2251.5 3 6754.5 0.0067545

9 Syawal 1935.75 4 7743 0.007743

10 Darman 2016 3 6048 0.006048

11 Jumardi 1971 3 5913 0.005913

12 Anjas 1961 3 5883 0.005883

13 Haliati 1913.5 3 5740.5 0.0057405

14 Ina 2058 4 8232 0.008232

15 Rafi 1950.5 3 5851.5 0.0058515

16 Suherman 1950 3 5850 0.00585

17 Alias 2165.5 2 4331 0.004331

Jumlah 0.1048535

Rata rata 3 0.006167853

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa ada 17 orang yang

melakukan pemungutan kayu bakar, di mana pemungutan kayu bakar ini ada

yang mengambil kayu 2 kali, 3 kali, bahkan sampai 4 kali dalam sebulan. Dan

volume terbesar dalam pengambilan kayu bakar ini adalah 0,009164 m³. dan

volume pengambilan kayu yang terkecil adalah 0,004067 m³. dari jumlah total

volume sebanyak 0,1048535 m³.

Page 45: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

29

Tabel 11. Frekuensi Pemungutan Kayu Bakar dalam Perbulan

No Frekuensi

perbulan

Jumlah

responden

( jiwa )

Persentase (%)

1

2

3

2 Kali

3 Kali

4 Kali

4

9

4

23,53

52,94

23,53

Jumlah 17 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 11 dapat di ketahui bahwa terdapat 3 frekuensi

pengambilan kayu bakar dalam sebulan, sebanyak 4 atau 23,53% jumlah

responden yang paling sering mengambil kayu bakar dengan frekuensi

pengambilan kayu bakar 4 kali dalam sebulan, dan 9 atau 52,94% jumlah

responden yang mengambil kayu bakar dengan frekuensi pengambilan kayu

bakar 3 kali dalam sebulan, kemudian sebanyak 4 atau 23,52% jumlah responden

yang paling jarang mengambil kayu bakar dengan frekuensi pengambilan kayu

bakar 2 kali dalam sebulan. Responden yang paling sering mengambil kayu

bakar dalam sebulan karna dalam pengambilan kayu bakar responden tidak bisa

membawah pulang kayu bakar dengan jumlah yang banyak sehingga responden

tersebut mengambil kayu bakar dengan frekuensi 4 kali dalam sebulan

5.2.3. Pemanfataan Hasil Hutan Bukan Kayu

Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan

dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu, Pemanfaatan Hasil Hutan

Bukan Kayu di Hutan Adat Marena berupa :

Page 46: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

30

1. Penyadapan Getah Pinus

Penyadapan getah pinus di Hutan Adat Marena dikelolah oleh pihak ketiga

dalam hal ini adalah pihak swasta. Penyadapan getah pinus dilakukan sejak tahun

2019 oleh perusahaan PT. Adimitra, dan Lama kontrak selama 1 tahun di mulai

bulan Juni 2019 Sampai dengan bulan Juni 2020, dengan sistem bagi hasil.

Sistem bagi hasil terjadi antara PT. Adimitra dan Masyarakat Adat dan

Pemerintah Desa, di mana Masyarakat Adat dan Pemerintah Desa mendapat

bagian Rp. 800/kg hasil sedapat getah pinus..Dari yang Rp 800/kg ini dibagi lagi

menjadi , Rp 500/kg untuk masyarakat adat, dan Rp. 300/kg untuk Pemerintah

Desa. Dimanah hasil sadapan getah pinus dalam satu bulan sebanyak 6250 kg.

Tabel 12. Hasil Kontrak Penyadapan Getah Pinus

No Bulan Jumlah Hasil

Kontrak (Rp)

Bagian Masyarakat

Adat (Rp)

Bagian Pemerintah

Desa (Rp)

111

1

2

3

4

5

6

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

3.125.000

3.125.000

3.125.000

3.125.000

3.125.000

3.125.000

1.875.000

1.875.000

1.875.000

1.875.000

1.875.000

1.875.000

Jumlah Rp 30.000.000 Rp 18.750.000 Rp 11.250.000

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa penyadapan getah pinus di

Hutan Adat Marena sudah berjalan 6 bulan dan hasil dari kontrak tiap bulanya

sebanyak Rp. 5.000.000/bulan, Sehingga dari sistem bagi hasil antara pihak

pemerintah desa dengan masyrakat adat Rp. 30.000.000/bulan. Sebanyak Rp

3.125.000/bulan merupakan bagian untuk Masyarakat adat, Sebanya Rp

Page 47: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

31

1.875.000/bulan merupakan bagian untuk pemerintah desa. Dan dana yang di

peroleh di pergunakan untuk sebagai berikut;

a. Pemerintah desa

Dana yang di peroleh dari penyadapan getah pinus di masukan ke dalam

kas Desa untuk di pergunakan membangun Desa. Dan juga untuk kepentingan

umum dengan pembuatan pos ronda di setiap dusun di Desa Pekalobean.

b. Masyarakat adat

Bagi hasil untuk Masyarakat Adat d pergunakan untuk pembuatan villa di

dalam Kawasan Hutan Adat Marena. Dan untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan seperti apabila terdapat Masyarakat Adat yang tertimpah musibah

atau apabila terjadi bencana alam.

2. Tanaman Obat

Hasil hutan bukan kayu merupakan sumber daya alam yang sangat

melimpah di Indonesia dan memiliki prospek yang sangat baik untuk

dikembangkan. Bagi masyarakat pedesaan hasil hutan bukan kayu merupakan

sumber daya yang penting bahkan merupakan kebutuhan pokok mereka. Mereka

memanfaatkan hasil hutan bukan kayu sebagai pangan dan obat-obatan.

Menurut Zuhud et al. (2004), tumbuhan obat adalah seluruh spesies

tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan

menjadi :

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau

dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai

bahan baku obat tradisional.

Page 48: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

32

2. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif dan penggunaannya

dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung

senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi secara ilmiah

penggunaannya sebagai obat tradisional sulit ditelusuri.

Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang bagian tumbuhannya (akar,

batang, daun, umbi, buah, biji, dan getah) mempunyai khasiat sebagai obat dan

digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern. Berikut

tumbuhan obat yang di gunakan Masyarakat Adat Marena dapat dilihat pada

Tabel 11.

Page 49: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

33

Tabel 13. Yang Memanfaatakan Tanaman Obat

No Nama Responden Jahe Kunyit

1 Supirman x

2 Samuding x

3 Ruding x

4 Nurhayati x x

5 Erwin x

6 Pea x

7 Rahma x x

8 Radiarjo x x

9 Salam x x

10 Supriadi x x

11 Manja x x

12 Syawal x

13 Darman x

14 Jumardi

15 Anjas x x

16 Basri x x

17 Haliati x x

18 Sudaman x

19 Patahuddin x x

20 Mardi x x

21 Irdan x x

22 Accong x x

23 Ina x x

24 Jahisa x

25 Yuda x x

26 Amir x x

27 Rafi x x

28 Suherman x x

29 Hasnia x

30 Alias x

Jumlah 10 3

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

memanfaatkan tanaman jahe sebanyak 10 0rang responden sedangkan yang

memanfaatkan tanaman kunyit sebanyak 3 orang. Responden yang

Page 50: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

34

memanfaatakan tanaman jahe karena jahe tersebut tumbuh dengan sendirinya di

kebun 10 responden sehingga responden mengambilnya untuk memanfaatkannya

sebagai bahan obat.

5.3. Potensi Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat Marena

Potensi adalah suatu kemampuan, kesanggupan, kekuatan ataupun daya

yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan lagi menjadi bentuk

yang lebih besar.Potensi hutan adat di Desa Pekalobean menyimpan potensi

pemanfaatan kawasan hutan adat dan pemungutan hasil hutan kayu.

5.3.1. Pemanfaatan Kawasan Hutan Adat

Pemanfaatan kawasan hutan adat marena menunjukan bahwa aktivitas

yang di lakukan masyarakat adat dalam kawasan hutan adat marena menunjukan

bahwa luasan kawasan yang di kelolah atau di manfaatankan dapat di lhat dari

tabel di bawa ini.

Page 51: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

35

Tabel 14. Potensi Luasan Kebun Yang Dimanfaatkan

No Responden Luas Kebun (Are) Persentase (%)

1 40 2,88

2 30 2,16

3 100 7,21

4 30 2,16

5 40 2,88

6 32 2,31

7 30 2,16

8 70 5,05

9 70 5,05

10 60 4,33

11 30 2,16

12 50 3,60

13 45 3,24

14 50 3,60

15 40 2,88

16 60 4,33

17 35 2,52

18 45 3,24

19 50 3,60

20 60 4,33

21 40 2,88

22 50 3,60

23 25 1,80

24 40 2,88

25 40 2,88

26 70 5,05

27 25 1,80

28 70 5,05

29 30 2,16

30 30 2,16

Jumlah 1387 100

Rata rata 46,23

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 14 dapat d ketahui bahwa potensi pemanfaatan luasan

kebun yang di manfaatakan masyarakat adat marena dari 30 jumlah responden

Page 52: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

36

adalah sejumlah 1387 are yang jika di hektarkan menjadi 13,87 ha. Sehingga dari

30 memiliki rata rata luas kebun yang di manfaatakan adalah 46,23 are.

Data luas kawasan hutan yang dimanfaatkan dihitung dengan

memprosentasikan dengan luas hutan adat keseluruhan,Jadi dapat di ketahui

bahwah presentasi hutan adat yang di manfaatkan oleh masyarakat adat di hutan

adat marena ini adalah sebesar 8,94 %. Perencanaan penanaman kembali akan di

laksanakan dengan menanam pohon durian dan tanaman pala yang di anggarkan

oleh pemerintah desa setempat dengan jumlah bibit sebanyak 1000 pohon, dan

untuk bibit durian sebanyak 500 pohon dan untuk bibit pala sebanyak 500 pohon

juga.

Ada beberapa jenis tanaman yang ada di Hutan Adat Marena yang di

manfaatakan oleh masyaraka sekitar hutan adat marena, di bawah ini adalah tabel

yang menjelaskana tanaman jenis kopi yang di manfaatkan oleh masyarakat

sekitar adat marena.

Page 53: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

37

Tabel 15. Kerapatan Jenis Tanaman Plot 10x10

No Plot Jenis Tanaman Jenis Tanaman

Kopi (0,01 ha) Kopi (1 ha)

1 11 1100

2 8 800

3 8 800

4 9 900

5 11 1100

6 11 1100

7 9 900

8 11 1100

9 10 1000

10 11 1100

11 9 900

12 10 1000

13 9 900

14 11 1100

15 9 900

16 7 700

17 12 1200

18 11 1100

19 8 800

20 11 1100

21 13 1300

22 11 1100

23 10 1000

24 9 900

25 11 1100

26 9 900

27 10 1000

28 11 1100

29 10 1000

30 11 1100

Jumlah 301 30100

Rata rata 10,03 1003,33

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Bedasarkan Tabel 15 dapat di ketahui bahwa luas sampel pada tanaman

kopi adalah ukuran plot 10x10 atau 100 m² kemudian jumlah plot sebanyak 30

Page 54: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

38

plot sehinggah luas sampel keseluruhannya adalah 100x30 dengan hasil 3000 m²

yang jika di hektarekan menjadi 0,3 ha.

Data Kerapatan tanaman kopi di Hutan Adat Marena dapat kita peroleh

dengan cara, jumlah individu suatu jenis tanaman di bagi dengan luas petak

contoh, di manah jumlah individu tanaman kopi sebanyak 301 indvidu dari jumlah

30 plot yang di buat dan luas petak contoh yang digunakan adalah 0,3 ha,

sehingga dari 301 individu tanaman kopi di bagi dengan 0,3 ha luas petak contoh

menghasilkan 1003 individu/ha. Maka dri itu dapat di ketahui bahwa kerapatan

kopi di Hutan Adat Marena adalah 1003 individu/ha.

Ada beberapa jenis pohon yang ada di hutan adat marena yang di

manfaatakan oleh masyaraka sekitar hutan adat marena, yaitu dapat kita lihat dari

Tabel 14;

Page 55: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

39

Tabel 16. Kerapatan Jenis Pohon Plot 20x20

No. Plot

Jenis Pohon

Pinus

(0,04 ha)

Pinus

(1 ha)

Cengkeh

(0,04) Cengkeh

(0,1 ha)

1 6 150 3 75

2 6 150 4 100

3 8 200 4 100

4 9 225 0 0

5 7 175 4 100

6 10 250 0 0

7 13 325 0 0

8 6 150 3 75

9 7 175 2 50

10 6 150 4 100

11 7 175 0 0

12 7 175 2 50

13 6 150 4 100

14 6 150 3 75

15 6 150 4 100

16 6 150 4 100

17 11 275 0 0

18 6 150 5 125

19 6 150 3 75

20 6 150 3 75

21 7 175 5 125

22 5 125 5 125

23 11 275 0 0

24 7 175 2 50

25 7 175 4 100

26 7 175 5 125

27 13 325 0 0

28 6 150 3 75

29 9 225 0 0

30 6 150 4 100

Jumlah 223 5575 80 2000

Rata rata 7,43 185,83 2,67 66,67

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019

Berdasarkan Tabel 16 dapat di ketahui bahwa luas sample pada pohon

pinus dan cengkeh adalah ukuran plot 20x20 atau 400 m² kemudian jumlah plot

Page 56: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

40

sebanyak 30 plot sehinggah luas sample keseluruhannya adalah 400x30 dengan

hasil 12000 m² yang jika di hektarekan menjadi 1,2 ha.

Data Kerapatan pohon pinus di Hutan Adat Marena dapat kita peroleh

dengan cara, jumlah individu suatu jenis tanaman di bagi dengan luas petak

contoh, di manah jumlah individu pohon pinus sebanyak 223 indvidu dari jumlah

30 plot yang di buat dan luas petak contoh yang di gunakan adalah 1,2 ha,

sehingga dari 223 individu pohon pinus di bagi dengan 1,2 ha luas petak contoh

menghasilkan 185 individu/ha. Maka dari itu dapat di ketahui bahwa kerapatan

pohon pinus di Hutan Adat Marena adalah 185 individu/ha.

Data Kerapatan pohon pinus di Hutan Adat Marena dapat kita peroleh

dengan cara, jumlah individu suatu jenis tanaman di bagi dengan luas petak

contoh, di manah jumlah individu pohon cengkeh sebanyak 80 indvidu dari

jumlah 30 plot yang di buat dan luas petak contoh yang di gunakan adalah 1,2 ha,

sehingga dari 80 individu pohon cengkeh di bagi dengan 1,2 ha luas petak contoh

menghasilkan 66,67 individu/ha. Maka dari itu dapat di ketahui bahwa kerapatan

pohon cengkeh di Hutan Adat Marena adalah 66,67 individu/ha.

Page 57: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

41

VI. PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

1. Bentuk pemanfaatan yang ada di hutan adat marena terdiri dari pemanfaatan

kawasan hutan adat ( tanaman kopi, tanaman cengkeh dan pohon pinus),

pemungutan hasil hutan kayu( pemungutan kayu bakar) , dan pemanfaatan

hasil hutan bukan kayu ( tanaman jahe dan kunyit).

2. Potensi pemanfaatan hutan adat marena terdapat 1 jenis tanaman kopi pada

plot 10x10 dengan kerapatan 1003 individu/ha sedangkan pada pohon

terdapat 2 jenis yaitu pinus dengan kerapatan 185 individu/ha dan cengekh

dengan kerapatan 66,67 individu/ha. Dan untuk kayu bakar jumlah total

volume pengambilan keseluruhan sebanyak 0,1048535 m³, kemudian untuk

presentasi hutan adat yang di manfaatkan adalah sebesar 8,94 %. Sebagian

besar tersebut telah digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat.

6.2. Saran

Pada kawasan hutan adat marena desa pekalobean sebaiknya dalam

melakukan kegiatan aktifitas sebaiknya melibatkan peran serta masyarakat sekitar

hutan adat marena untuk melakukan penyadapan getah pinus supaya masyarakat

bisa mandiri dan bisa mengelolah sendiri penyadapan getah pinus itu sendiri

tanpa melibatkan lagi pihak ketiga untuk bagi hasil lagi

Page 58: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

42

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 2001.Hutan dan Perhutanan. Kanisius, Yogyakarta

[Dephut] Departemen Kehutanan. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia

No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Jakarta (ID):Dephut.

Iskandar, J., 1992. Ekologi Perdagangan di Indonesia, Studi Kasus dari daerah Badui

Selatan, Jawa Barat, Pernit Jambatan, Jakarta.

Nasution M. 1999. Untuk Mewujudkan Pembangunan Kehutanan dan

Perkebunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.Kumpulan orasi dan

pidato.

Njurumana, G. N. D. dan T. Butarbutar. 2008. Prospek pengembangan hasil

hutan bukan kayu berbasis agroforestri untuk peningkatan dan

diversifikasi pendapatan masyarakat di Timor Barat. Jurnal Info Hutan.

Myers, N. 1979. The Sinking Ark: A New Look at the Problem of Disappearing

Species. Program Press. New York.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusutan

Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan. Jakarta.

Prihartini A, Nurtjahjawilasa. 2015. Pengelolaan Hutan oleh Pemegang Ijin.

Bogor (ID): Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia, Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

Zuhud EAM, Siswoyo Soekmadi R, Sandra E, Adhiyanto E. 2004. Penyususnan

Rancangan dan Pengembangan Sumberdaya Alam Hayati Berupa

Tumbuhan di Kbupaten Sintang, Bogor. Fakultas Kahutanan IPB dan

Bappeda Kabupaten Sintang

Page 59: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

43

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Untuk Responden

KUESIONER POTENSI PEMANFAATAN HUTAN UNTUK RESPONDEN

(MASYARAKAT ADAT) TERPILIH DI DESA PEKALOBEAN,

KECAMATAN ANGGERAJA,

KABUPATEN ENREKANG

NAMA MAHASISWA :

PT :

HARI/TGL WAWANCARA :

NOMOR RESPONDEN :

I. Identitas Responden

1. Nomor responden :

2. Nama :

3. Usia :

4. Jenis kelamin :

5. Alamat :

6. Pendidikan :

7. Pekerjaan :

8. Jumlah anggota keluarga :

II. Pemanfaatan Hutan Adat

1. Apakah bapak/ibu memnfaatkan hasil dari hutan ?

a. Ya

b. Tidak

Page 60: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

44

2. Jika ya apa saja yang bapak/ibu manfaatkan dari hutan ?

NO. JENIS NAMA JUMLAH

1 Tanaman

berkayu

1.

2.

3.

2 Tanaman non

kayu

1. 1.

2. 2.

3. 3.

3 Hewan

4 Tanaman obat 1.

2.

5 Kayu bakar

3. Dalam memanfaatan hasil hutan adat in apakah harus di laporkan terlebih

dahulu?

a. Ya

b. Tidak

4. Jika ya, kepada siapa harus di laporkan ?

a. Pemerintah setempat

b. Ketua adat

5. Menurut bapak/ibu adakah aktvitas di dalam hutan adat ini ?

a. Ya

b. Tidak

Page 61: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

45

6. Jika ya, aktivitas apa saja yang ada di dalam hutan adat ini ?

7. Apakah bapak/ibu mempunyai lahan di dalam hutan adat ini ?

a. Ya

b. Tidak

8. Jika ya, dipergunaka apa lahan bapak/ ibu di dalam hutan adat in ?

9. Apa saja yang bapak /ibu tanam di dalam lahannya?

10. Berapa luas lahan bapak / ibu di dalam hutan adat ini?

Page 62: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

46

Lampiran 2. Data Responden

No Nama Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun) Pendidikan Pekerjaan Pokok

Jumlah

Tanggungan

Keluarga

1 Supirman Laki-laki 49 SD Petani 6

2 Samuding Laki-laki 45 Tidak sekolah Petani 5

3 Ruding Laki-laki 48 SD Petani 6

4 Nurhayati Perempuan 35 SMP Ibu rumah tangga 5

5 Erwin Laki-laki 29 SMA Petani 4

6 Bp. Pea Laki-laki 49 Tidak sekolah Petani 7

7 Rahma Perempuan 39 SD Ibu rumah tangga 6

8 Radiarjo Laki-laki 43 Tidak sekolah Petani 2

9 Salam Laki-laki 29 SMA Petani 4

10 Supriadi Laki-laki 26 SMP Petani 4

11 Manja Perempuan 38 SD Ibu rumah tangga 4

12 Syawal Laki-laki 25 SMP Petani 4

13 Darman Laki-laki 42 Tidak sekolah Petani 4

14 Jumardi Laki-laki 38 SD Petani 6

15 Anjas Laki-laki 27 SMP Petani 5

16 Basri Laki-laki 35 SD Petani 5

17 Haliati Perempuan 35 Tidak sekolah Ibu rumah tangga 7

18 Sudaman Laki-laki 32 SMP Petani 6

19 Patahuddin Laki-laki 45 Tidak sekolah Petani 6

20 Mardi Laki-laki 29 SMP Petani 5

21 Irdan Laki-laki 24 SMA Petani 5

22 Accong Laki-laki 34 SD Petani 5

23 Ina Perempuan 39 SD Ibu rumah tangga 4

24 Jahisa Perempuan 28 SD Ibu rumah tangga 5

25 Yuda Laki-laki 25 SMA Petani 4

26 Amir Laki-laki 40 Tidak sekolah Petani 4

27 Rafi Laki-laki 27 SMP Petani 4

28 Suherman Laki-laki 38 SD Petani 4

29 Hasnia Perempuan 32 SMP Ibu rumah tangga 3

30 Alias Laki-laki 42 Tidak sekolah Petani 3

Page 63: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

47

Lampiran 3. Data Luas Kawasan Dan Kerapatan

1. Luas Kawasan

ℎ ℎ

ℎ ℎ 100 %

1 ℎ

1 ℎ 100 %

8,94 %

2. Kerapatan Tanaman Kopi

= ℎ

ℎ ℎ

=

=1003

3. Pohon Pinus

= ℎ

ℎ ℎ

=

=185

4. Tanaman Cengkeh

=

=

=66.67

Page 64: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

48

Lampiran 4. Data Setiap Plot

Plot 1.

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 Kopi

2 Pinus 2 Kopi

3 Pinus 3 Kopi

4 Cengkeh 4 Kopi

5 Cengkeh 5 Kopi

6 Cengkeh 6 Kopi

7 Pinus 7 Kopi

8 Pinus 8 Kopi

9 Pinus 9 Kopi

10 Kopi

11 Kopi

Plot 2.

20x20

10x10

No Jenis pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Cengkeh 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus

10 Cengkeh

Page 65: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

49

Plot 3

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus

10 Pinus

11 Pinus

12 Cengkeh

Plot 4

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

Page 66: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

50

Plot 5

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Cengkeh 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus 10 kopi

11 Pinus 11 kopi

Plot 6

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus 10 kopi

11 kopi

Page 67: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

51

Plot 7

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus

Plot 8

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 kopi

11 kopi

Page 68: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

52

Plot 9

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 kopi

Plot 10

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Cengkeh 10 kopi

11 kopi

Page 69: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

53

Plot 11

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 kopi

9 kopi

Plot 12

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 kopi

Page 70: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

54

Plot 13

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Cengkeh

Plot 14

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 kopi

11 kopi

Page 71: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

55

Plot 15

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Cengkeh 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus

Plot 16

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Cengkeh 7 kopi

8 Pinus

9 Pinus

10 Pinus

Page 72: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

56

Plot 17

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus 10 kopi

11 pinus 11 kopi

12 kopi

Plot 18

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Cengkeh 10 kopi

11 Cengkeh 11 kopi

Page 73: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

57

Plot 19

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus

Plot 20

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 kopi

11 kopi

Page 74: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

58

Plot 21

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Cengkeh 10 kopi

11 Cengkeh 11 kopi

12 Pinus 12 kopi

13 kopi

Plot 22

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 cengkeh 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 cengkeh 10 kopi

11 kopi

Page 75: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

59

Plot 23

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus 10 kopi

11 Pinus

Plot 24

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 cengkeh 4 kopi

5 cengkeh 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

Page 76: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

60

Plot 25

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Cengkeh 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus 10 kopi

11 Pinus 11 kopi

Plot 26

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 cengkeh 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 cengkeh 4 kopi

5 cengkeh 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 cengkeh 8 kopi

9 cengkeh 9 kopi

10 Pinus

13 Pinus

12 Pinus

Page 77: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

61

Plot 27

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Pinus 10 kopi

12 Pinus

13 Pinus

Plot 28

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 kopi

11 kopi

Page 78: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

62

Plot 29

20x20

10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Pinus 4 kopi

5 Pinus 5 kopi

6 Pinus 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 kopi

Plot 30

20x20 10x10

No Jenis Pohon No Jenis Tanaman

1 Pinus 1 kopi

2 Pinus 2 kopi

3 Pinus 3 kopi

4 Cengkeh 4 kopi

5 Cengkeh 5 kopi

6 Cengkeh 6 kopi

7 Pinus 7 kopi

8 Pinus 8 kopi

9 Pinus 9 kopi

10 Cengkeh 10 kopi

11 kopi

Page 79: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

63

Lampiran 5. Data pemungutan kayu bakar

No Nama

Responde

Panjang

(Cm)

Keliling

(Cm)

Diameter

(C M)

Volume

(Cm)

1 Supirman 110 78 24.84 2145

2 Samuding 116 79 25.16 2291

3 Nurhayati 98 83 26.43 2033.5

4 Erwin 120 68 21.66 2040

5 Bp. Pea 90 86 27.39 1935

6 Rahma 112 76 24.20 2128

7 Radiarjo 116 75 23.89 2175

8 Salam 114 79 25.16 2251.5

9 Syawal 89 87 27.71 1935.75

10 Darman 96 84 26.75 2016

11 Jumardi 108 73 23.25 1971

12 Anjas 106 74 23.57 1961

13 Haliati 86 89 28.34 1913.5

14 Ina 98 84 26.75 2058

15 Rafi 94 83 26.43 1950.5

16 Suherman 104 75 23.89 1950

17 Alias 122 71 22.61 2165.5

Page 80: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

64

Lampiran 6. Dokumentasi penelitian

Gambar pembuatan plot

Gambar penyadapan getah pinus

Page 81: POTENSI PEMANFAATAN HUTAN ADAT MARENA ......pemanfaatan hutan semacam ini cukup banyak dijumpai di kalangan masyarakat pedesaan yang s ifatnya merubah fungsi ekosistem hutan akibat

65

Gambar wawancara dengan responden