Potensi Kedelai Indonesia

3

Click here to load reader

Transcript of Potensi Kedelai Indonesia

Page 1: Potensi Kedelai Indonesia

3

Kepala Badan Litbang Pertanian,ditentukan pula oleh faktor lainnya,terutama ketersediaan benih danmutu benih itu sendiri. Penggunaanbenih bermutu tinggi merupakanprasyarat utama dalam budi dayakedelai. Oleh karena itu, pengem-bangan varietas unggul menuntutpenyediaan benih yang bermututinggi dalam jumlah yang cukup dantersedia tepat waktu. “Badan Lit-bang Pertanian pada tahun 2007telah memprogramkan percepatanproduksi benih sumber varietasunggul kedelai. Benih unggul terse-but diperuntukkan bagi para pe-nangkar dan institusi perbenihanuntuk diperbanyak dan dikembang-

kan lebih lanjut”, ujar Prof. AchmadSuryana. Selain itu, Badan LitbangPertanian juga telah menghasilkanteknologi budi daya, panen, danpascapanen yang berperan pentingdalam menekan kehilangan hasilpanen dan menentukan mutu hasilkedelai.

Sebelum mengakhiri konferensipers tersebut, Prof. Achmad Sur-yana mengemukakan bahwa dis-kusi panel dan konferensi pers inimerupakan salah satu cara yang di-tempuh Badan Litbang Pertaniandalam menyebarluaskan informasiteknologi. Ternyata, acara ini men-dapat respons positif dari berbagaikalangan, terutama insan pers, se-

bagaimana terbukti dari munculnyaliputan tentang perkedelaian di ber-bagai media massa, baik elektronikmaupun cetak (Hermanto).

Untuk informasi lebih lanjuthubungi:

Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman PanganJalan Merdeka No. 147Bogor 16111Telepon : (0251) 334089

311432Faksimile : (0251) 312755E-mail : [email protected]

Balai Besar Penelitian dan Pe-ngembangan Sumberdaya La-

han Pertanian (BBSDLP) telahmengidentifikasi sumber daya lahanuntuk menilai tingkat kesesuaiandan arahan pengembangannya di13 provinsi (selanjutnya menjadi 17provinsi), pada skala tinjau (1:250.000). Provinsi-provinsi terse-but adalah Nanggroe Aceh Darus-salam, Sumatera Barat, Jambi, Su-matera Selatan, Bangka-Belitung,Lampung, Jawa Barat, Banten, Ja-wa Tengah, Jawa Timur, Bali, NusaTenggara Barat, Sulawesi Selatan,Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,Papua, dan Papua Barat. Berda-sarkan kondisi biofisik sumber dayalahan, luas lahan yang sesuai untukpengembangan kedelai di 17 pro-vinsi mencapai 17,7 juta ha, terdiriatas lahan berpotensi tinggi 5,3 jutaha, berpotensi sedang 3,1 juta ha,dan berpotensi rendah 9,3 juta ha(Tabel 1).

Potensi dan Ketersediaan Lahan untukPengembangan Kedelai di Indonesia

Pengembangan kedelai sebaik-nya diprioritaskan pada provinsiyang memiliki lahan berpotensitinggi cukup luas, seperti Jawa Ti-mur, Jawa Tengah, Sumatera Ba-

rat, Papua Barat, Jawa Barat, danSulawesi Selatan. Bila lahan ber-potensi sedang juga diperhitungkanmaka kedelai dapat pula dikem-bangkan di Lampung, NAD, Ban-ten, Nusa Tenggara Barat, dan Su-lawesi Tenggara. Minat petani un-tuk menanam kedelai cukup tinggidi Jawa Timur, Nusa Tenggara Ba-rat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,dan NAD. Sementara itu, usaha tanikedelai yang cukup intensif ditemuidi Jawa Timur, Jawa Tengah, Ja-wa Barat, Bali, dan Lampung. Con-toh peta arahan pengembangankedelai disajikan pada Gambar 1.

Untuk mendukung peningkatan produksi kedelai, perluasan areal tanamtidak hanya dilakukan ke daerah yang sebelumnya menjadi sentraproduksi kedelai, tetapi juga membuka daerah pertumbuhan baru.

Berkaitan dengan hal itu, potensi dan ketersediaan lahanpenting diketahui.

Gambar 1. Peta arahan pengembangan kedelai Provinsi Jawa Timur.

Page 2: Potensi Kedelai Indonesia

4

Tabel 1. Lahan yang berpotensi tinggi, sedang, dan rendah untuk pengembangankedelai di 17 provinsi.

Provinsi

Luas (ha)

Jumlah (ha)Potensi Potensi Potensitinggi sedang rendah

Nanggroe AcehDarussalam 6.821 185.988 173.051 365.860

Sumatera Barat 861.220 78.011 360.487 1.299.718Jambi 0 16.287 774.916 791.203Sumatra Selatan 20.339 0 1.216.946 1.237.285Lampung 58.213 214.479 590.085 862.778Bangka Belitung 0 0 190.431 190.431Jawa Barat 412.608 774.136 325.675 1.512.419Jawa Tengah 1.054.842 541.227 158.228 1.754.297Jawa Timur 1.494.942 337.775 486.976 2.319.693Banten 0 183.104 206.935 390.039Bali 127.725 48.055 34.368 210.148Nusa Tenggara Barat 184.210 158.812 53.828 396.850Sulawesi Selatan 327.362 403.519 448.231 1.179.112Sulawesi Barat 610 18.424 29.724 48.758Sulawesi Tenggara 49.900 144.582 474.587 669.069Papua 171.381 0 2.576.646 2.748.027Papua Barat 562.349 2.466 1.198.951 1.763.766

Jumlah 5.332.522 3.106.865 9.300.065 17.739.452

Ketersediaan Lahan

Lahan yang tersedia untuk pengem-bangan kedelai dapat diketahui me-lalui overlay (tumpang tepat) antarapeta kesesuaian lahan dan petapenggunaan lahan terbitan BadanPertanahan Nasional tahun 1998.Melalui cara tersebut, telah diketa-hui lahan-lahan potensial yang saatini belum dimanfaatkan. Lahan ter-sebut masih berupa hutan belukar,semak belukar, padang alang-alang/rumput atau tanah kosong. Namun,status kepemilikan lahan tersebutbelum diketahui, sehingga bisa be-rupa tanah negara, HGU/HPH, ta-nah ulayat atau tanah milik swasta/pribadi yang diterlantarkan.

Lahan yang sesuai untuk pe-ngembangan kedelai berupa lahansawah, lahan kering (tegal, kebuncampuran, dan perkebunan), dan la-han kering terlantar (hutan belukar,semak belukar, dan padang alang-alang/rumput). Luas lahan sawahyang sesuai untuk pengembangankedelai mencapai 4,4 juta ha, lahankering 4,3 juta ha, dan lahan belumdimanfaatkan (hutan belukar,semak belukar, dan padang alang-alang/rumput) 4,4 juta ha (Tabel 2).

Strategi Peningkatan ProduksiKedelai

Berdasarkan data Badan Pusat Sta-tistik, luas tanam kedelai nasionalmenurun dari 1,6 juta ha tahun1992 menjadi 580.534 ha tahun2006-2007. Sementara itu Direk-torat Jenderal Tanaman Panganmenargetkan luas panen kedelaitahun 2008 meningkat menjadi1,04 juta ha dan pada tahun 2010sekitar 1,44 juta ha. Berarti, padatahun 2008 areal tanam harus ber-tambah sekitar 500 ribu ha, denganasumsi petani hanya menanam ke-delai satu kali setahun, baik padalahan sawah maupun lahan kering,dengan pola tanam padi−padi−kedelai atau padi−kedelai−bera.Oleh karena itu, pengembangankedelai memerlukan strategi de-ngan memperhatikan kesesuaianlahan untuk mencapai hasil yangoptimal.

Dari aspek sumber daya lahan(biofisik lahan dan iklim), pengem-bangan kedelai dapat diarahkan pa-da wilayah yang berpotensi tinggi,baik pada lahan sawah maupunlahan kering (Tabel 1 dan 2). Lahansawah yang sesuai untuk kedelai

paling luas terdapat di Jawa Barat,Jawa Timur, Jawa Tengah, Sula-wesi Selatan, Sumatera Selatan,dan NAD. Pada lahan sawah, arealtanam kedelai dapat ditingkatkandengan mengatur pola tanam, ter-utama pada sentra-sentra produksikedelai yang ada saat ini atau yangpernah ada (pada tahun 1992sekitar 1,6 juta ha). Perluasan arealtanam ke daerah ini akan lebihmudah, karena petani telah me-nguasai teknologi budi daya ke-delai serta pengelolaan dan pema-saran hasil. Perluasan areal tanamkedelai ke lahan kering, selain as-pek sosial perlu pula memperha-tikan kesesuaian lahan dan keter-sediaan air.

Untuk mempercepat pencapai-an swasembada kedelai, perluasanareal tanam ke daerah-daerah per-tumbuhan baru dapat pula dilaku-kan. Upaya ini penting karena ma-kin terbatasnya peluang mengusa-hakan kedelai di lahan sawah akibatpersaingan dengan komoditas lain.Salah satu alternatifnya adalah me-manfaatkan lahan kering terlantar.Namun, di wilayah ini petani belumterbiasa menanam kedelai, sehing-ga perlu pendampingan mulai dari

Salah satu varietas unggul kedelaiyang dihasilkan Badan LitbangPertanian, memiliki daya hasil yangtinggi.

Page 3: Potensi Kedelai Indonesia

5

Tabel 2. Penyebaran lahan yang sesuai untuk kedelai di lahan sawah, lahankering, dan lahan yang belum dimanfaatkan di 17 provinsi.

ProvinsiLahan sawah

Lahan kering (ha)

(ha) Pertanian1) Non-pertanian2)

Nanggroe Aceh Darussalam 141.171 97.360 108.201Sumatera Barat 186.692 210.712 114.772Jambi 76.037 518.370 136.831Sumatera Selatan 144.326 557.283 481.386Bangka Belitung 0 26.996 159.429Lampung 109.050 580.264 263.033Banten 134.558 9.648 0Jawa Barat 881.510 464.863 61.543Jawa Tengah 887.525 783.064 77.240Jawa Timur 1.172.223 204.680 0Bali 91.128 119.073 0Nusa Tenggara Barat 208.197 37.289 148.688Sulawesi Selatan 354.421 298.597 333.291Sulawesi Barat 10.460 17.956 11.711Sulawesi Tenggara 18.421 143.765 465.942Papua 494 119.049 1.256.358Papua Barat 2.513 107.704 803.300

Jumlah 4.418.726 4.296.673 4.421.725

1)Berupa tegalan/ladang/kebun campuran/perkebunan. 2)Berupa hutan belukar/semak belukar, padang rumput.

Di antara teknologi yang diha-silkan melalui penelitian, va-

rietas unggul lebih mudah diterap-kan. Hingga saat ini Badan LitbangPertanian telah melepas lebih dari60 varietas unggul kedelai, seba-gian di antaranya telah berkem-bang di kalangan petani. Hal initerbukti dari 90% areal pertanamankedelai dewasa ini telah ditanamivarietas unggul.

Beberapa di antara varietasunggul kedelai tersebut memiliki bijiyang besar, seperti Burangrang danAnjasmoro. Kedelai berbiji besardisukai oleh perajin tempe sebagaibahan baku. Hasil varietas unggultersebut berkisar 2,1-3,3 t/ha.

Teknologi Produksi Kedelai:Arah dan Pendekatan Pengembangan

Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan teknologi produksi kedelaiyang siap diimplementasikan untuk mendukung program

peningkatan produksi nasional.

Selain varietas unggul, BadanLitbang Pertanian juga telah meng-hasilkan teknologi budi daya kedelaimenurut agroekosistem, yaitu la-han kering masam, lahan sawah,dan lahan pasang surut.

Lahan Kering Masam

Dari segi luasnya, lahan kering ma-sam berpotensi untuk usaha tanikedelai. Namun, pengembangankedelai pada agroekosistem inidihadapkan kepada kondisi tanahyang kurang subur karena rendah-nya pH (4,3-5,5), kandungan alumi-nium tinggi, kandungan bahan orga-

nik rendah, ketersediaan hara N, P,K, Ca, dan Mg rendah, serta ke-mampuan tanah mengikat air jugarendah. Masalah ini dapat dipecah-kan melalui penerapan teknologiameliorasi lahan, seperti penggu-naan kapur (kalsit atau dolomit) danbahan organik, serta penerapanteknologi pemupukan sesuai de-ngan kondisi tanah setempat.

Pengembangan kedelai padalahan kering masam hendaknya de-ngan sistem tumpang sari padaareal pertanaman ubi kayu, kelapasawit atau karet muda. Lahan ke-ring yang selama ini belum diman-faatkan untuk usaha tani, sepertipadang alang-alang atau semakbelukar, juga dapat didayagunakanuntuk perluasan areal kedelai.

Lahan Sawah

Di beberapa daerah, kedelai diusa-hakan pada lahan sawah setelahpanen padi, mengikuti pola tanampadi−padi−kedelai, padi−kedelai−bera, padi−kedelai−bawang merah

pemilihan lokasi dan teknologi budidaya yang sesuai hingga penge-lolaan dan pemasaran hasil. Lahanterlantar ini sangat luas, mencapai4,4 juta ha yang tersebar di 14 pro-vinsi (Tabel 2). Namun, pengem-bangan kedelai di wilayah ini perlumemperhatikan jumlah rumah tang-ga petani, ketersediaan tenaga ker-ja, serta minat masyarakat se-tempat untuk mengembangkanusaha tani kedelai (Anny Mulyani).

Untuk informasi lebih lanjuthubungi:

Balai Besar Penelitian danPengembangan SumberdayaLahan PertanianJalan Ir. H. Juanda No. 98Bogor 16123Telepon : (0251) 323012

327215Faksimile : (0251) 311256E-mail: [email protected]

Administrator
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 30, No. 1 2008