POTENSI INDONESIA MENUJU NEGARA MARITIM -...

2
POTENSI INDONESIA MENUJU NEGARA MARITIM Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan POLICY BRIEF vol 10 Tahun 2014 RINGKASAN Potensi laut, seperti perikanan, transportasi dan bangunan di laut, minyak, gas, dan mineral, energi angin dan arus laut, wisata, dan biologi kelautan tersebut perlu dikembangkan secara cerdas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan untuk kesejahteraan rakyat dan pada saat yang bersamaan perlu dilaksanakan secara berhati-hati agar tidak merusak lingkungan. Untuk mengoptimalkan pembangunan sektor kelautan tersebut, selama 2 tahun terakhir ini telah dirintis pengembangan kebijakan kelautan dengan pendekatan ekonomi biru yang diharapkan mampu mendorong pelaksanaan pembangunan berbasis konsep negara kepulauan, dimana laut merupakan faktor dominan pembangunan. Arah kebijakannya mengacu pada RPJPN 2005 – 2025 terutama MISI ke 7 yang kemudian diterjemahkan ke dalam usulan RPJMN 2015 – 2019 yang dipersiapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mempertajam dan memperluas ruang lingkup kebijakan kelautan. Kebijakan ini selaras dengan komitmen Indonesia untuk membangun sektor kelautan yang ramah lingkungan, seperti yang telah sampaikan Presiden RI pada kesempatan konferensi tingkat tinggi RIO+20 tahun 2012 di Rio de Janeiro, Brazil, yaitu the blue economy is our new frontier. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi jumlah pulau sekitar 17.504 pulau, luas laut 2/3 wilayah, garis pantai sepanjang 104 ribu km, dan keanekaragaman hayati laut yang terdiri dari 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang. Modal dasar yang harus dimiliki adalah kondisi geogras, jumlah dan karakter penduduk (SDM) yang kuat, kemampuan menguasai (kedaulatan dan pemanfaatan) potensi ruang laut, sumberdaya alam, jasa kelautan, pertahanan, perdagangan, transportasi laut, industri perkapalan, mineral dan energy, wisata bahari, perikanan, bioteknologi kelautandan kedaulatan negara untuk kepentingan nasional maupun hubungan internasional. Empat tahun terakhir, Produk Domestik Bruto (PDB) sektor kelautan dan perikanan (KP)tumbuh rata-rata 6,79%, peningkatan produksi perikanan total sebesar 20% dengan rincian perikanan tangkap dengan rata-rata 1%, budidaya sebesar 32% dan garam sebesar 49%. Nilai Tukar Nelayan (NTN) di atas target (>105) dan peningkatan rata- rata konsumsi ikan dalam negeri sebesar 5,1%, peningkatan rata-rata nilai ekspor hasil perikanan sebesar 8,71%, turunnya kasus penolakan ekspor (export rejection) < 10 kasus pertahun, peningkatan rata-rata luasan kawasan konservasi sebesar 20,08%, pemberdayaan pulau-pulau kecil, serta 1 Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tukul Rameyo Adi, Tajerin, Achmad Zamroni, Rikrik Rahardian * Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Gedung Badan Litbang Kelautan Perikanan. Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur Jakarta Utara [email protected] * email: Penulis Rekomendasi 4 Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan pengelolaan listrik dan pemanfaatan energi yang memiliki sasaran peningkatan pemanfaatan energi listrik yang handal, aman, dan akrab lingkungan serta meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi dijabarkan dalam bentuk kegiatan strategis berupa kegiatan penyusunan kebijakan dan program serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ketenagalistrikan; kegiatan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik; kegiatan penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan pelaksanaan konservasi energi; serta kegiatan pembinaan keselamatan dan lindungan lingkungan ketenagalistrikan serta usaha jasa penunjang tenaga listrik. Program strategis pembinaan dan pengusahaan mineral diwujudkan dalam bentuk beberapa kegiatan strategis, yaitu penyusunan kebijakan, program dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang mineral; kegiatan pembinaan dan pengusahaan mineral; serta kegiatan pembinaan keteknikan lindungan lingkungan dan usaha penunjang mineral. Sektor jasa kelautan: fokus pada program yang mencakup program pelatihan kelautan dan perikanan, program pendidikan Kelautan dan Perikanan, program penyuluhan Kelautan dan perikanan, program pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan, program pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan, program pelayanan usaha perikanan tangkap, meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban usaha perikanan tangkap sesuai ketersediaan SDI di setiap WPP secara akuntabel dan tepat waktu; program pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, program pengelolaan sistem perbenihan ikan, program pengelolaan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, program peningkatan dayasaing usaha dan produk KP, program peningkatan serapan pasar domestik hasil KP, program penguatan dan perluasan akses pasar luar negeri hasil kelautan dan perikanan, dan program pengembangan produk dan usaha pasca panen nonpangan hasil kelautan dan perikanan. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN Indonesia memiliki potensi kelautan yang sangat besar dan dapat dijadikan modal dasar pembangunan, sehingga ke depan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi negara maritim. Meskipun belum secara postif dilakukan pengukuran terhadap berbagai indikator kesiapan Indonesia sebagai negara maritim, namun secara normativ berdasarkan keragaan saat ini (eksisting) aspek-aspek seperti regulasi dan kebijakan, Infrastruktur pendukung kemaritiman, inovasi teknologi, ekonomi maritim dan budaya bahari (khususnya SDM), maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya Indonesia belum siap untuk menjadi negara maritim. Untuk menjadikan Indonesia siap sebagai negara maritim, perlu dilakukan berbagai langkah-langkah strategis untuk mendorong, menguatkan dan mengembangkan serta mendayagunakan berbagai potensi pembangunan di tujuh sektor maritim (perikanan laut, mineral dan energi laut, industri maritim, angkutan laut, pariwisata bahari, bangunan kelautan, dan jasa kelautan lainnya). Langkah-langkah strategis tersebut perlu diimplementasikan ke dalam berbagai program pembangunan maritim dalam bentuk yang lebih konkrit, seperti melalui rencana aksi untuk meningkatkan kesiapan Indonesia menjadi negara maritim. Dalam rangka melanjutkan pembangunan Kelautan dan Perikanan menuju Negara Maritim Indonesia yang maju, kuat dan mandiri sesuai amanah RPJP 2005-2025, maka diperlukan: (1) Undang Undang sebagai payung hukum pembangunan Kelautan dan Perikanan; (2) Kebijakan Kelautan yang mencakup kebijakan dalam pengembangan tata kelola, peningkatan esiensi SDA, peningkatan keragaman aktivitas ekonomi, pengembangan konektivitas, peningkatan aksesibilitas, pengembangan investasi inovatif, dan pengembangan sistem pengelolaan SDA; (3) Peningkatan eksistensi peran kementerian teknis bidang kelautan (Kementerian Kelautan dan Perikanan) sebagai kementerian yang berfungsi menangani pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir dan sumberdaya di laut untuk peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia sekaligus menjaga sumberdaya laut tersebut agar tetap lestari dan berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Direktori Kementerian Perhubungan 2010-2014. Kementerian Perhubungan. Kementerian BAPPENAS. Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Buku 1 – Tema, Isu strategis, Kerangka Ekonomi Makro, Serta Pembiayaan Pembangunan. Kementerian BAPPENAS. Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Buku 2 – Proiritas Pembangunan Daerah. Kementerian BAPPENAS. Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Buku 3 – Rencana Pembangunan Berdimensi Kewilayahan. Kementerian Kelautan dan Perikanan. KKP, 2012.Kebijakan Kelautan Indonesia-Buku II.Dewan Kelautan Indonesia. KKP, 2014. Rancangan awal Rencana Pembangunan Kelautan dan Perikanan 2015-2019 Purwito, M. 2014. Analisis kondisi perikanan dan kelautan indonesia dan dunia. Draft 1Version 12.0July 25, 2014. Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi I. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Kurniasari, N., M. Yulisti. N., C. Yuliaty, I.Meliono, R.Martin, L.Suratminto. 2012. Kajian Kearifan Lokal Dalam Mendukung Kelestarian Sumber daya, Peningkatan Produksi dan Pendapatan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Laporan Teknis Kegiatan Penelitian. Kerjasama Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Balitbang KP.KKP dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Jakarta. Munsi Lampe, Munsi. 2003. Budaya Bahari dalam Konteks Global dan Modern (Kasus Komuniti-Komuniti Nelayan di Indonesia). Makalah disampaikan pada KONGRES KEBUDAYAAN V, Bukittinggi, Sumatra Barat Tgl. 20-23 Oktober 2003 Nasution,Z.,N.Kurniasari.,A.H.Purnomo.,F.N.Priyatna.,C.Yuliaty., Nurlaili. 2013. Kajian Sosio-Antropologi Masyarakat Perikanan di Kawasan MP3EI. BBPSEKP.Jakarta Nugroho, R. et al., 2014. Analisa lingkungan strategis pembangunan kelautan dan perikanan. Draft 1Version 12.0July 25, 2014. Renstra Strategis Kementeriaan Kebudayaan dan Pariwisata 2010-2014. Renstra Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral 2010- 2014. Sastrawidjaja, M. Yulisti. N. Kurniasari. C. Yuliati. Nurlaili.T.T.Hartono, I. Meliono, R. Martin, L. Suratminto, R. Pulungsari. 2011. Budaya Bahari. Laporan Teknis Kegiatan Penelitian. Kerjasama Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Balitbang KP. KKP dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Jakarta

Transcript of POTENSI INDONESIA MENUJU NEGARA MARITIM -...

Page 1: POTENSI INDONESIA MENUJU NEGARA MARITIM - …brsdm.kkp.go.id/__pub/files64744pb_potensi_maritim.pdf · 2005 – 2025 terutama MISI ke 7 yang kemudian diterjemahkan ke dalam usulan

POTENSI INDONESIA MENUJU NEGARA MARITIM

Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

PO

LIC

Y B

RIE

F

vol 10 Tahun 2014

RINGKASAN Potensi laut, seperti perikanan, transportasi dan bangunan di laut, minyak, gas, dan mineral, energi angin dan arus laut, wisata, dan biologi kelautan tersebut perlu dikembangkan secara cerdas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan untuk kesejahteraan rakyat dan pada saat yang bersamaan perlu dilaksanakan secara berhati-hati agar tidak merusak lingkungan. Untuk mengoptimalkan pembangunan sektor kelautan tersebut, selama 2 tahun terakhir ini telah dirintis pengembangan kebijakan kelautan dengan pendekatan ekonomi biru yang diharapkan mampu mendorong pelaksanaan pembangunan berbasis konsep negara kepulauan, dimana laut merupakan faktor dominan pembangunan. Arah kebijakannya mengacu pada RPJPN 2005 – 2025 terutama MISI ke 7 yang kemudian diterjemahkan ke dalam usulan RPJMN 2015 – 2019 yang dipersiapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mempertajam dan memperluas ruang lingkup kebijakan kelautan. Kebijakan ini selaras dengan komitmen Indonesia untuk membangun sektor kelautan yang ramah lingkungan, seperti yang telah sampaikan Presiden RI pada kesempatan konferensi tingkat tinggi RIO+20 tahun 2012 di Rio de Janeiro, Brazil, yaitu the blue economy is our new frontier.

PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki

potensi jumlah pulau sekitar 17.504 pulau, luas laut 2/3 wilayah, garis pantai sepanjang 104 ribu km, dan keanekaragaman hayati laut yang terdiri dari 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang. Modal dasar yang harus dimiliki adalah kondisi geogras, jumlah dan karakter penduduk (SDM) yang kuat, kemampuan menguasai (kedaulatan dan pemanfaatan) potensi ruang laut, sumberdaya alam, jasa kelautan, pertahanan, perdagangan, transportasi laut, industri perkapalan, mineral dan energy, wisata bahari, perikanan, bioteknologi kelautandan kedaulatan negara untuk

kepentingan nasional maupun hubungan internasional.Empat tahun terakhir, Produk Domestik Bruto

(PDB) sektor kelautan dan perikanan (KP)tumbuh rata-rata 6,79%, peningkatan produksi perikanan total sebesar 20% dengan rincian perikanan tangkap dengan rata-rata 1%, budidaya sebesar 32% dan garam sebesar 49%. Nilai Tukar Nelayan (NTN) di atas target (>105) dan peningkatan rata-rata konsumsi ikan dalam negeri sebesar 5,1%, peningkatan rata-rata nilai ekspor hasil perikanan sebesar 8,71%, turunnya kasus penolakan ekspor (export rejection) < 10 kasus pertahun, peningkatan rata-rata luasan kawasan konservasi sebesar 20,08%, pemberdayaan pulau-pulau kecil, serta

1Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Tukul Rameyo Adi, Tajerin, Achmad Zamroni, Rikrik Rahardian*

Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan PerikananGedung Badan Litbang Kelautan Perikanan. Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur Jakarta Utara

[email protected]*email:

Penulis Rekomendasi

4 Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

pengelolaan listrik dan pemanfaatan energi yang memiliki sasaran peningkatan pemanfaatan energi listrik yang handal, aman, dan akrab lingkungan serta meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi dijabarkan dalam bentuk kegiatan strategis berupa kegiatan penyusunan kebijakan dan program serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ketenagalistrikan; kegiatan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik; kegiatan penyediaan dan pengelolaan energi baru terbarukan dan pelaksanaan konservasi energi; serta kegiatan pembinaan keselamatan dan lindungan lingkungan ketenagalistrikan serta usaha jasa penunjang tenaga listrik. Program strategis pembinaan dan pengusahaan mineral diwujudkan dalam bentuk beberapa kegiatan strategis, yaitu penyusunan kebijakan, program dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang mineral; kegiatan pembinaan dan pengusahaan mineral; serta kegiatan pembinaan keteknikan lindungan lingkungan dan usaha penunjang mineral.

Sektor jasa kelautan: fokus pada program yang mencakup program pelatihan kelautan dan perikanan, program pendidikan Kelautan dan Perikanan, program penyuluhan Kelautan dan perikanan, program pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan, program pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan, program pelayanan usaha perikanan tangkap, meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban usaha perikanan tangkap sesuai ketersediaan SDI di setiap WPP secara akuntabel dan tepat waktu; program pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, program pengelolaan sistem perbenihan ikan, program pengelolaan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, program peningkatan dayasaing usaha dan produk KP, program peningkatan serapan pasar domestik hasil KP, program penguatan dan perluasan akses pasar luar negeri hasil kelautan dan perikanan, dan program pengembangan produk dan usaha pasca panen nonpangan hasil kelautan dan perikanan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Indonesia memiliki potensi kelautan yang sangat besar dan dapat dijadikan modal dasar pembangunan, sehingga ke depan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi negara maritim.

Meskipun belum secara postif dilakukan pengukuran terhadap berbagai indikator kesiapan Indonesia sebagai negara maritim, namun secara normativ berdasarkan keragaan saat ini (eksisting) aspek-aspek seperti regulasi dan kebijakan, Infrastruktur pendukung kemaritiman, inovasi teknologi, ekonomi maritim dan budaya bahari (khususnya SDM), maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya Indonesia belum siap untuk menjadi negara maritim.

Untuk menjadikan Indonesia siap sebagai negara maritim, perlu dilakukan berbagai langkah-langkah strategis untuk mendorong, menguatkan dan mengembangkan serta mendayagunakan berbagai potensi pembangunan di tujuh sektor maritim (perikanan laut, mineral dan energi laut, industri maritim, angkutan laut, pariwisata bahari, bangunan kelautan, dan jasa kelautan lainnya). Langkah-langkah strategis tersebut perlu diimplementasikan ke dalam berbagai program pembangunan maritim dalam bentuk yang lebih konkrit, seperti melalui rencana aksi untuk meningkatkan kesiapan Indonesia menjadi negara maritim.

Dalam rangka melanjutkan pembangunan Kelautan dan Perikanan menuju Negara Maritim Indonesia yang maju, kuat dan mandiri sesuai amanah RPJP 2005-2025, maka diperlukan: (1) Undang Undang sebagai payung hukum

pembangunan Kelautan dan Perikanan;

(2) Kebijakan Kelautan yang mencakup kebijakan dalam pengembangan tata kelola, peningkatan esiensi SDA, peningkatan keragaman aktivitas ekonomi, pengembangan konektivitas, peningkatan aksesibilitas, pengembangan investasi inovatif, dan pengembangan sistem pengelolaan SDA;

(3) Peningkatan eksistensi peran kementerian teknis bidang kelautan (Kementerian Kelautan dan Perikanan) sebagai kementerian yang berfungsi menangani pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir dan sumberdaya di laut untuk peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia sekaligus menjaga sumberdaya laut tersebut agar tetap lestari dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktori Kementerian Perhubungan 2010-2014. Kementerian Perhubungan.

Kementerian BAPPENAS. Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Buku 1 – Tema, Isu strategis, Kerangka Ekonomi Makro, Serta Pembiayaan Pembangunan.

Kementerian BAPPENAS. Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Buku 2 – Proiritas Pembangunan Daerah.

Kementerian BAPPENAS. Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Buku 3 – Rencana Pembangunan Berdimensi Kewilayahan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan.KKP, 2012.Kebijakan Kelautan Indonesia-Buku II.Dewan

Kelautan Indonesia.KKP, 2014. Rancangan awal Rencana Pembangunan Kelautan

dan Perikanan 2015-2019Purwito, M. 2014. Analisis kondisi perikanan dan kelautan

indonesia dan dunia. Draft 1Version 12.0July 25, 2014.

Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi I. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Kurniasari, N., M. Yulisti. N., C. Yuliaty, I.Meliono, R.Martin, L.Suratminto. 2012. Kajian Kearifan Lokal Dalam Mendukung Kelestarian Sumber daya, Peningkatan Produksi dan Pendapatan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Laporan Teknis Kegiatan Penelitian. Kerjasama Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Balitbang KP.KKP dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Jakarta.

Munsi Lampe, Munsi. 2003. Budaya Bahari dalam Konteks Global dan Modern (Kasus Komuniti-Komuniti Nelayan di Indonesia). Makalah disampaikan pada KONGRES KEBUDAYAAN V, Bukittinggi, Sumatra Barat Tgl. 20-23 Oktober 2003

Nasution,Z.,N.Kurniasari.,A.H.Purnomo.,F.N.Priyatna.,C.Yuliaty.,Nurlaili. 2013. Kajian Sosio-Antropologi Masyarakat Perikanan di Kawasan MP3EI. BBPSEKP.Jakarta

Nugroho, R. et al., 2014. Analisa lingkungan strategis pembangunan kelautan dan perikanan. Draft 1Version 12.0July 25, 2014.

Renstra Strategis Kementeriaan Kebudayaan dan Pariwisata 2010-2014.

Renstra Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral 2010-2014.

Sastrawidjaja, M. Yulisti. N. Kurniasari. C. Yuliati. Nurlaili.T.T.Hartono, I. Meliono, R. Martin, L. Suratminto, R. Pulungsari. 2011. Budaya Bahari. Laporan Teknis Kegiatan Penelitian. Kerjasama Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Balitbang KP. KKP dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Jakarta

Page 2: POTENSI INDONESIA MENUJU NEGARA MARITIM - …brsdm.kkp.go.id/__pub/files64744pb_potensi_maritim.pdf · 2005 – 2025 terutama MISI ke 7 yang kemudian diterjemahkan ke dalam usulan

peningkatan penanganan IUU Fishing. Nilai aktivitas ekonomi sektor perikanan meningkat dari U$ 3,5 Milliar (2000) menjadi U$ 27,6 milliar (2013), menghidupi sekitar 2,84 juta nelayan laut dan perairan umum daratan, 5,78 juta pembudidaya ikan, 31.432 petambak garam, pengolah dan pemasar, serta menyerap tenaga kerja sekitar 12,6 juta dan 37 juta jiwa bergantung pada Sektor Kelautan dan Perikanan.

Studi McKinsey Global Institute (MGI) memperkirakan proyeksi permintaan pasar akan mengalami peningkatan dari U$ 0,5 Trilliun (saat ini) menjadi U$ 1,8 Trilliun pada tahun 2030. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan Luas laut RI mencapai 5,8 juta km2 atau sekitar 2/3 wilayah RI adalah laut, yang terdiri dari 2,3 juta km2 perairan kepulauan, 0,8 juta km2 perairan tritorial, dan 2,7 juta km2 perairan ZEEI. Jumlah pulau 17.504 pulau, terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil dengan panjang pantai 104.000 km.

Posisi Indonesia strategis, terletak di antara Samudera Pasik dan Samudera Hindia. Keanekaragaman hayati kelautan terbesar di dunia setara dengan keanekaragaman hayati Amazon dan Congo Basin.Lebih dari 80% kota-kota di Indonesia berlokasi di pesisir.Pemanfaatan potensi Bioteknologi Kelautan Indonesia sangat besar untuk dikembangkan ke depan, meliputi: Ekstraksi (pengambilan) senyawa aktif (bioactive substances) atau bahan alami (natural products) dari biota laut; Rekayasa genetik (genetic engineering) terhadap spesies tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan jenis tumbuhan atau hewan baru; Rekayasa genetik dari mikroorganisme (bakteri), sehingga mampu melumat (menetralkan) bahan pencemar (pollutants) yang mencemari suatu lingkungan perairan atau daratan (seperti tumpahan minyak/oil spills).Potensi energi dan mineral dari laut di Indonesia diantaranya terlihat dari 40 cekungan minyak di laut atau sekitar 70% dari total cekungan yang ada. Cadangan minyak pada 11 cekungan yang sudah berproduksi diperkirakan mencapai 1,93 miliar barrel sedangkan gas bumi mencapai 107,5 triliun kaki kubik. Sumber minyak bumi Indonesia di lepas pantai diperkirakan 40,1 miliar barel, sedangkan gas bumi mencapai 217,5 triliun kaki kubik.Sebagai salah satu bagian dari potensi kelautan, Indonesia memiliki potensi perikanan laut yang besar dan berperan penting dalam perekonomian nasional. Pertumbuhan PDB Perikanan 2014 mencapai 6,9% lebih tinggi dari pertumbuhan PDB nasional (5,8%) dan pertumbuhan PDB pertanian secara umum (3,5%).

Peta pariwisata bahari di Indonesia mencakup 21 titik pengembangan yaitu: meliputi banyak pulau dan pantai di beberapa daerah yang termasuk dalam jalur lingkar luar Indonesia, jalur lingkar dalam, jalur lingkar barat tengah. Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai sekitar 5,8 persen. Sektor pariwisata menyumbangkan produk domestik bruto mencapai Rp 347 triliun, ataumenempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa negara tahun 2013. Transportasi laut memiliki potensi yang sangat besar untuk menyokong kegiatan perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan muatan angkutan laut Indonesia baik domestik maupun internasional, terus meningkat. 876,2 juta ton (2011). 937,5 juta ton (2012). satu miliar ton (2015). Data Asosiasi Pemilik Kapal Indonesia (Indonesian National Shipowners Association/INSA)2020 INSA akan meningkatkan pangsa pasar kapal nasional di sektor pelayaran luar negeri menjadi 20%.Jumlah kapal naik signikan sebesar 98,7 persen yaitu dari 6.041 kapal (Maret 2005) menjadi 12.004 kapal (Februari 2013). Angkutan pasar dari pangsa pasar angkutan domestik, kapal dalam negeri naik 100% dari mengangkut 114,5 juta ton (2005) menjadi 258,3 juta ton (2010).

Bangunan laut khususnya pelabuhan sangat diperlukan dan menjadikan titik sentral penggerak kegiatan ekonomi kelautan. Pada tahun 2014 pelabuhan niaga berjumlah 2400 pelabuhan. Diantaranya ada 4 pelabuhan utama, yaitu Belawan di Medan, Tanjung Priuk di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya, dan Makasar. Keempat pelabuhan utama tersebut akan dikembangkan jaringan pelabuhan terintegrasi dengan perkiraan biaya Rp 206 triliun.

KERANGKA KONSEP PEMBANGUNAN NEGARA MARITIM INDONESIA

Visi Negara Maritim Indonesia yaitu “Indonesia Menjadi Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasiskan Kepentingan Nasional” [UU17 RPJP 2025]. Konsep pembangunan kelautan Indonesia dibangun oleh tujuh sektor, yaitu: Perhubungan laut, Perikanan, Wisata Bahari, Industri Maritim, Energi dan Sumberdaya Mineral, Bangunan Laut, dan Jasa Kelautan. Ketujuh pilar pembangunan kelautan tersebut dijabarkan dalam tujuan pembangunan pada masing-masing kementerian yang ada saat ini. Sektor kelautan dan perikanan memiliki visi “Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat.” Melalui visi tersebut, diharapkan dapat terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang dapat memberikan nilai tambah terhadap produk kelautan dan perikanan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.

Visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut kemudian dijabarkan menjadi tiga misi, yaitu: (1) Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; (2) Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan; dan (3) Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Pada sektor kelautan dan perikanan, tujuan pembangunan difokuskan pada meningkatnya produksi dan produktivitas usaha kelautan dan perikanan, berkembangnya diversikasi dan pangsa pasar produk hasil kelautan dan perikanan, terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Sementara itu, strategi pembangunan kelautan dibagi empat perspektif yaitu; stakeholder perspective, customer perspective, internal process perspective, Learning & growth perspective. Ada 9 strategi pendayagunaan potensi ekonomi kelautan, yakni pengembangan wawasan dan budaya bahari; penguatan SDM dan Iptek; tata kelola laut; pengembangan ekonomi kelautan melalui industri dan jasa kelautan; peningkatan kemampuan pengawasan pemanfaatan sumber daya; mitigasi bencana dan penanggulangan pencemaran laut; konservasi; peningkatan kesejahteraan, dan pengembangan kawasan.

Sektor perhubungan laut memiliki visi “Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah”. Visi pembangunan sektor perhubungan laut dijabarkan lebih lanjut menjadi beberapa misi, yaitu (1) Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi; (2) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah; (3) Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi; (4) Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan dan kelembagaan sebagai upaya peningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi; (5) Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara konsisten; dan (6) Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Melalui misi tersebut, sektor perhubungan laut harus mampu memenuhi kebutuhan infrastruktur yang saling terintegrasi ke seluruh wilayah dalam rangka mewujudkan konektivitas wilayah Indonesia. Sektor perhubungan laut memiliki tujuan mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang efektif dan esien yang didukung SDM transportasi yang berkompeten guna mendukung perwujudan Indonesia yang lebih sejahtera, sejalan dengan perwujudan Indonesia yang aman dan damai serta adil dan demokratis. Penyelenggaraan kegiatan transportasi yang efektif berkaitan dengan ketersediaan aksesibilitas, optimalisasi kapasitas, maksimalisasi kualitas serta keterjangkauan dalam pelayanan, sedangkan penyelenggaraan transportasi yang esien berkaitan dengan peningkatan peran Daerah, BUMN, Swasta, dan masyarakat dalam penyediaan

infrastruktur sektor transportasi sebagai upaya meningkatkan esiensi dalam penyelenggaraan transportasi, termasuk peningkatan kemampuan pengembangan dan penerapan teknologi transportasi maupun peningkatan kualitas SDM transportasi yang berdampak kepada optimalisasi dayaguna tanpa pembebanan kepada masyarakat selaku pengguna jasa transportasi.

Sektor energi dan sumberdaya mineral memiliki visi “Terwujudnya Ketahanan dan Kemandirian Energi serta Peningkatan Nilai Tambah Energi dan Mineral yang Berwawasan Lingkungan untuk Memberikan Manfaat yang Sebesar-Besarnya Bagi Kemakmuran Rakyat”. Visi pembangunan energi dan sumberdaya mineral tersebut kemudian dijabarkan menjadi beberapa misi, yaitu (1) Meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri; (2) Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap energi, mineral dan informasi geologi; (3) Mendorong keekonomian harga energi dan mineral dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat; (4) Mendorong peningkatan kemampuan dalam negeri dalam pengelolaan energi, mineral dan kegeologian; (5) Meningkatkan nilai tambah energi dan mineral; (6) Meningkatkan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan usaha energi dan mineral secara berdaya guna, berhasil guna, berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; (7) Meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan ESDM; (8) Meningkatkan kualitas SDM sektor ESDM; dan (9) Melaksanakan good governance. Pada sektor energi dan sumberdaya mineral, tujuan pembangunan energi adalah fokus pada terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestic, terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM, terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan harga, terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah, terwujudnya pengurangan beban subsidi dan listrik, terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca perdagangan dengan mengurangi impor, terwujudnya peningkatan efek berantai/ ketenagakerjaan.

Visi pembangunan sektor wisata bahari adalah “Terwujudnya Bangsa Indonesia yang Mampu Memperkuat Jati Diri dan Karakter Bangsa serta Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat”. Untuk mewujudkan visi pembangunan sektor wisata bahari maka dijabarkan kemudian misi untuk mencapai terwujudnya visi pembangunan sektor wisata bahari tersebut. Misi pembangunan sektor wisata bahari adalah (1) Melestarikan nilai, keragaman dan kekayaan budaya dalam rangka memperkuat jati diri dan karakter bangsa; (2) Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing, destinasi yang berkelanjutan dan menerapkan pemasaran yang bertanggung jawab (responsible marketing); (3) Mengembangkan sumberdaya kebudayaan dan pariwisata; dan (4) Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel. Sektor wisata bahari memiliki tujuan mengembangkan kepariwisataan yang mampu memberikan kontribusi yang signikan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat yang dijabarkan menjadi sasaran sebagai berikut, meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan, terwujudnya destinasi pariwisata yang berdaya saing internasional, terwujudnya kapasitas pengelolaan destinasi pariwisata, terwujudnya diversikasi destinasi pariwisata, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dan pergerakan wisatawan nusantara, mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian nasional terhadap PDB, lapangan kerja dan investasi.

Visi pembangunan industri maritim dan jasa kelautan salah satunya adalah “Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025”. Visi pembangunan tersebut kemudian dijabarkan menjadi misi, yaitu diantaranya : (1) Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan; (2) Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air; (3) Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah

dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan; (4) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan; (5) Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang; (6) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman; (7) Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance; dan (8) Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional. Sektor Jasa Kelautan meliputi berbagai subsektor seperti jasa pertanian (jasa produksi, sarana dan pasca panan), jasa perdagangan, jasa penunjang angkutan, jasa pemerintahan umum, dan jasa pendidikan. Adapun tujuan secara umum dari pembangunan di sektor jasa kelautan ini adalah untuk menunjang terjadinya peningkatan produksi KP yang berkelanjutan, peningkatan kinerja ekspor komoditas KP dan menguatkan pasar KP dalam negeri.

LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENUJU NEGARA MARITIME

Sektor perikanan laut: fokus pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas TeknisLainnya, Pembinaan dan Koordinasi Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP, Perumusan dan Pengembangan Kebijakan Kelautan, Program Pengawasan danPeningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP, Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan, Program Pengembangan SDM Kelautan, Pembinaan dan Pengembangan Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, dan Pengawakan Kapal Perikanan, Pengembangan dan Pembangunan serta Pengelolaan Pelabuhan Perikanan, Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap, Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan, Program Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Budidaya, Program Peningkatan Daya Saing Usaha dan Produk Kelautan, Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan, Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

Sektor wisata bahari; fokus pada program strategis pengembangan destinasi pariwisata dengan sasaran kegiatan strategis berupa pengembangan daya tarik pariwisata; pengembangan standarisasi pariwisata; pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata; pengembangan usaha, industri dan investasi pariwisata; dan peningkatan PNPM Mandiri bidang pariwisata. Program strategis lainnya adalah program pengembangan pemasaran yang dijabarkan menjadi kegiatan strategis berupa peningkatan promosi pariwisata dalam negeri; peningkatan promosi pariwisata luar negeri; pengembangan informasi pasar pariwisata; peningkatan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran dalam upaya meningkatkan keterlibatan stakeholders Indonesia dalam memasarkan pariwisata; dan peningkatan publikasi pemasaran pariwisata.

Sektor energi dan sumberdaya mineral: fokus pada program strategis berupa program pengelolaan dan penyediaan minyak dan gas bumi dengan sasaran kegiatan strategis berupa kegiatan penyiapan kebijakan dan peningkatan kerjasama bilateral/multilateral, peningkatan investasi kegiatan usaha migas dan pemberdayaan kapasitas nasional; kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan usaha hulu minyak dan gas bumi; kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan usaha hilir minyak dan gas bumi; serta kegiatan pembinaan lindungan lingkungan, keselamatan operasi dan usaha penunjang migas. Program strategis

3Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan2 Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan