Potensi Energi Angin

7
Potensi Energi Angin http://www.litbang.esdm.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=78:plt- angin&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93 Angin adalah sumber energi yang tersedia cukup berlimpah di alam. Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000 SM untuk menggerakkan baling-baling perahu di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah memanfaatkan energi angin untuk pompa air, dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk menggiling biji-bijian. Pada abad ke-20, energi angin telah banyak dimanfaatkan untuk pengolahan makanan, pompa air, dan pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT Angin sangat cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah mempunyai grid. Keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh pemilihan lokasi (sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu guna (service life) mesin turbin angin. Oleh sebab itu studi potensi angin sepanjang tahun pada lokasi yang mempunyai potensi merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan sebelum diputuskan untuk membangun PLT Angin. Untuk itu kegiatan Pengukuran Potensi Energi Angin bertujuan untuk memperoleh suatu lokasi yang secara teknis dan ekonomi layak dibangun pembangkit listrik tenaga angin (PLT Angin) terutama di daerah yang belum terjangkau Pembangkit Listrik yang berasal dari energi fosil maupun energi baru terbarukan lain. Pada tahun 2005 telah dipasang 2 Menara Anemometer di Universitas Cendrawasih , Waena, Abepura, Provinsi Papua dan Desa Borongloe, Kecamatan Pajukuhang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelum Pemasangan Anemometer ini telah dilakukan Pengumpulan data sekunder, terrain dan lingkungan, informasi rencana pengembangan daerah, dan data pendukung lainnya terutama bidang energi. Setalah data

description

potensi angin di indonesia cukup besar

Transcript of Potensi Energi Angin

Page 1: Potensi Energi Angin

Potensi Energi Angin

http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=78:plt-angin&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93

Angin adalah sumber energi yang tersedia cukup berlimpah di alam. Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000 SM untuk menggerakkan baling-baling perahu di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah memanfaatkan energi angin untuk pompa air, dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk menggiling biji-bijian. Pada abad ke-20, energi angin telah banyak dimanfaatkan untuk pengolahan makanan, pompa air, dan pembangkit listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT Angin sangat cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah mempunyai grid. Keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh pemilihan lokasi (sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu guna (service life) mesin turbin angin. Oleh sebab itu studi potensi angin sepanjang tahun pada lokasi yang mempunyai potensi merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan sebelum diputuskan untuk membangun PLT Angin.

Untuk itu kegiatan Pengukuran Potensi Energi Angin bertujuan untuk memperoleh suatu lokasi yang secara teknis dan ekonomi layak dibangun pembangkit listrik tenaga angin (PLT Angin) terutama di daerah yang belum terjangkau Pembangkit Listrik yang berasal dari energi fosil maupun energi baru terbarukan lain.

Pada tahun 2005 telah dipasang 2 Menara Anemometer di Universitas Cendrawasih, Waena, Abepura, Provinsi Papua dan Desa Borongloe, Kecamatan Pajukuhang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelum Pemasangan Anemometer ini telah dilakukan Pengumpulan data sekunder, terrain dan lingkungan, informasi rencana pengembangan daerah, dan data pendukung lainnya terutama bidang energi. Setalah data tersebut dianalisis dan dievaluasi selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data primer profil kecepatan angin dengan memasang anemometer pada ketinggian 10 meter, 30 meter dan 50 meter, dan wind vane pada ketinggian 30 meter pada menara setinggi 50 meter.

Page 2: Potensi Energi Angin

Gambar 1. Lokasi Menara Anemometer di Bantaeng, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Universitas Cenderawasih, Jayapura

1. Bantaeng

Lokasi menara anemometer berada di Desa Borongloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Koordinat: S 05o34’67” dan E 120o02’85”. Sejak tanggal 7 Januari 2006 data logger tidak berfungsi untuk mencatat hasil pengukuran anemometer, sehingga dari tanggal tersebut tidak terdapat data. Baru pada tanggal 16 Juni 2006 data logger berhasil dioperasikan kembali.

Gambar 2. Distribusi Kecepatan Angin Rata-rata untuk Bantaeng

Page 3: Potensi Energi Angin

Gambar 3. Wind Rose Arah Angin Bantaeng

Gambar 4. Interval Kecepatan Angin dalam 24 Jam

Berdasarkan data Pengukuran di Bantaeng yang mulai beroperasi kembali sejak 16 Juni 2006 hingga 15 Desember 2006 memperlihatkan hasil pengukuran Distribusi kecepatan angin rata-rata untuk Bantaeng (Gambar 2), Wind rose arah angin Bantaeng (Gambar 3), dan Interval Kecepatan Angin dalam 24 Jam (gambar 4). Dari data distribusi kecepatan angin diperoleh besaran kecepatan angin rata-rata sebesar: 4.66 m/s, sedangkan arah angin didominasi arah N, dan puncak kecepatan rata-rata angin tertinggi pada interval pukul 12.00 hingga 16.00 Waktu Indonesia Bagian Tengah.

http://www.alpensteel.com/article/119-106-energi-laut-ombakgelombangarus/539-studi-potensi-energi-angin-energi-gelombang-dan-energi-pasang-surut-di-indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah perairan yang luas dengan potensi sumber energi laut yang besar. Untuk dapat dimanfaatkan, diperlukan studi yang mempelajari mengenai potensi energi laut yang terkandung di dalamnya, meliputi energi angin, energi gelombang dan energi pasut. Hasil analisis kecepatan angin untuk 15 lokasi pengamatan selama satu tahun diperoleh kecepatan rata-rata pada elevasi 10 m antara 0,79 m/det sampai dengan 2,4 m/det. Dengan menghitung kecepatan angin pada elevasi 24 m, 30 m, dan 50 m dapat dihasilkan potensi energinya dengan menggunakan teknologi pemanfaatan berupa turbin angin sumbu horizontal (HAWT) dan turbin angin sumbu vertikal (VAWT) masin-masing sebesar 0,171 W/m2 sampai dengan 6,548 W/m2 dan 0,096 W/m2 sampai dengan 3,677 W/m2. Tinggi gelombang yang diperoleh dari hasil peramalan gelombang berdasarkan data angin mempunyai rentang yang relatif besar berkisar antara 0,062 m sampai dengan 8,914 m memberikan daya rata-rata sebesar 0,114 kW/m sampai dengan 3,923 kW/m berdasarkan analisis menggunakan konverter

Page 4: Potensi Energi Angin

energi gelombang tipe pelampung Salter dan rakit Cockerel]. Dengan metoda konvensional berupa kolam pasut terdapat tiga lokasi yang mempunyai tunggang pasut > 2 m dan kondisi geografis yang sesuai dengan adanya teluk atau selat. yaitu Bagan Siapi-api, Teluk Bintuni dan Selat Muli. Daya pertahun yang dapat dibangkitkan mencapai 14.687 MWh sampai dengan 36.785 MWh.

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-mulyatinim-29237

KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN INDONESIA (STUDI KASUS DI NUSA TENGGARA TIMUR)

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2015-01-20 08:59:20Oleh : MULYATI (NIM 12803017); Pembimbing : Dr. Armi Susandi, MT. & Dra. Sri Hartati Soenarmo, MSP , S1 - Department of Geophysics and MeteorologyDibuat : 2008, dengan 10 file

Keyword : Wind, Alternative Energy, HAWT 3 Blades , Effective of Wind Power

Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. Sebagai salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, angin dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan akan energi listrik. Namun, tidak semua daerah memiliki angin yang potensial, begitu juga di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi energi angin adalah daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk dapat dimanfaatkan, diperlukan studi yang mempelajari mengenai potensi energi angin di beberapa daerah yang memiliki potensi tersebut.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi energi angin di daerah NTT sebagai energi alternatif. Dalam mengkaji potensi energi angin di daerah NTT diperlukan data angin, baik kecepatan maupun arah angin. Data angin yang digunakan adalah data angin pada ketinggian 10 m di atas permukaan tanah selama 10 tahun pada 7 stasiun di daerah NTT. Untuk mendapatkan kecepatan angin pada ketinggian di atas 10 m digunakan persamaan profil angin hukum pangkat. Kecepatan angin untuk NTT bagian selatan berkisar antara 4 m/s sampai 5,8 m/s pada ketinggian 10 m, 24 m, 35 m, dan 50 m. Sedangkan kecepatan angin untuk NTT bagian utara kurang dari 4 m/ s pada ketinggian 10 m, 24 m, 35 m, dan 50 m, kecuali stasiun meteorologi untuk daerah Mali yaitu berkisar antara 4 m/s sampai 4,5 m/s.

Daya angin efektif daerah NTT diperoleh dengan menggunakan turbin HAWT 3 baling-baling. Untuk NTT bagian selatan, daerah Waingapu dan Kupang, daya angin efektif dapat dihasilkan pada ketinggian 50 m yaitu di atas 1800 kW. Untuk daerah Lekunik dan Tardamu, daya angin efektif dihasilkan pada ketinggian 24 m di atas permukaan tanah dengan daya yang dihasilkan adalah lebih dari 70 kW. NTT bagian utara yaitu Maumere dan Larantuka, kecuali daerah Mali diperoleh daya angin efektif pada ketinggian 24 m di atas permukaan tanah yaitu lebih dari 5 kW. Untuk daerah Mali, daya angin efektif didapatkan pada ketinggian 35 m yang besarnya lebih dari 90 kW.

Deskripsi Alternatif :

In Indonesia, The energy requirements , especially electrical energy is being more needed and being

Page 5: Potensi Energi Angin

unseparated things from daily requirements of modern society. As one of sources of alternative energy that environmental friendly, wind could be used to complete the requirement of electrical energy. But, not all area in Indonesia has a potential sources especially wind energy that can be used as a source to complete the requirement society about electrical energy. East Nusa Tenggara (NTT) as a part district of Sulawesi Islands has a potential natural resource that can be used as a Alternative Energy to help their society getting another source in wish to complete their requirement about electrical energy.

This Research, is meaning to study Potential wind energy in NTT that can be used as a alternative energy. In studying potential wind energy in NTT, needed some wind data, such as wind speed and direction. The data is used on 10 m high above ground (HAG) during 10 years in 7 meteorogical stations in some districts of NTT. For get wind speed on high more than 10 m HAG by using equation of wind profile with exponential law. The south of NTT have wind speed about 4 m/s to 5,8 m/s on 10 m, 24 m, 35 m, and 50 high above ground (HAG). The north of NTT have wind speed about less than 4 m/s, except Mali station that has wind speed about 4 m/s to 4,3 m/s on 10 m, 24 m, 35 m, and 50 high above ground (HAG).

The effective of wind power is got with use HAWT 3 blades of turbine . For the Waingapu and Kupang, the effective of wind power is more than 1800 kW on 50 m HAG. For the Lekunik and Tardamu, the effective of wind power is more than 70 kW on 24 m HAG. For north of NTT, the effective of wind power is 5 kW on 24 m HAG, except Mali station. For the Mali station, the effective of wind power is more than 90 kW on 35 m HAG.