POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan...

66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA MANDHASIYA TAWANGMANGU TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Disusun Oleh: DAMAS PRIABADA ARKA PAMUNGKAS C9408036 PROGRAM DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan...

Page 1: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA

MANDHASIYA TAWANGMANGU

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Disusun Oleh:

DAMAS PRIABADA ARKA PAMUNGKAS

C9408036

PROGRAM DIII USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan /

diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib )

Jalan terbaik dalam mencari kawan adalah kita harus berlaku sebagai kawan.

(Penulis)

Only god can judge me.(Penulis)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)

Page 5: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :

1. Ayah, Ibu, kakak-kakakku, lini cardina novra murti,

Dian fatima niranti.

2. Veionda putri, Devininta Imami N, Yudiawan,

Warsini kawan kawan UPW 2008 serta dosen

jurusan UPW.

Page 6: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat

dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis

menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, tugas akhir ini tidak akan

mungkin dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama

kepada :

1. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph. D ,selaku Dekan Fakultas Sastra

danSeni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Dra. Isnaini WW, M.Pd, selaku Ketua Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata yang telah memberikan petunjuk dan saran – saran serta

pengarahan sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. Suharyana, Mpd., selaku sekretaris Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata serta pembimbing Tugas akhir yang telah memberikan

bimbingan sehingga terselesaikan Tugas Akhir ini.

Page 7: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M.Hum, selaku pembimbing akademik

yang telah memberi bimbingan serta saran-saran sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Perangkat desa Pancot Tawagmangu yang memberikan informasi dan

warga pancot yang telah mengizinkan melaksanakan observasi.

6. Ayah, Ibu, dan kakak-kakakku yang selalu mensupport dan mendoakan

sehingga dapat terselesaiakan tugas akhir ini.

7. Seluruh mahasiswa – mahasiswi Program Diploma III Usaha Perjalanan

Wisata angkatan 2008 yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penulisan tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tugas Akhir ini masih

belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca

akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 8: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Damas Priabada Arka P C9408036, 2011. Kajian tentang potensi dan pengembangan

wisata budaya mandhasiya tawangmangu .Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni RupaUniversitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji, Kajian tentang latar belakang upacara

bersih desa mandhasiya serta prosesi, potensi dan strategi pengembangan upacara adat

ini beserta kendala yang dihadapi dalam pengembangan upacara bersih desa

mandhasiya.

Penulisan laporan ini disajikan untuk memperoleh gambaran informasi yang

berhubungan dengan Kajian tentang potensi dan pengembangan wisata budaya

mandhasiya tawangmangu dan kendala yang di hadapi dalam upaya pengembangan

wisata budaya tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,

studi dokumen, wawancara dan studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif.

Metode analisis yang dipakai adalah analisis 4A + 1P dan analisis SWOT

untuk mencari potensi yang dimiliki upacara bersih desa Mandhasiya kemudian

mendiskriptifkan menjadi suatu tujuan wisata budaya.

Upacara bersih desa mempunyai makna bahwa mereka bersama-sama

memenuhi kewajiban untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyangnya,

berbakti kepada bumi yang telah melahirkan dan yang telah member sumber hidup

dan rejeki. Upacara ini berawal dari acara arak-arakan tarian reyog dilanjutkan

penyiraman batu gilang, kemudian prosesi upacara nadar yaitu pelemparan ayam

hidup yamg akan diperebutkan pengunjung. Hal-hal tersebut berpotensi sebagai

atraksi wisata dengan cara mndatangkan wisatawan dengan strategi pembuatan paket

wisata beserta kendala yang dihadapi seperti perbaikan jalan, dan lain-lain.

Hal ini dapat disimpulan bahwa upacara ini adalah upacara turun temurun

yang bermakna bersyukur kepada alam kemudian dikarenakan adanya atraksi atau

prosesi dari upacara ini yang berpotens sebagai tujuan wisata maka dikembangkanlah

sebagai obyek wisata budaya dan dapat dibuat sebagai paket wisata.

Page 9: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………...……………………...…………...i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…………..…………….…………….ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN…………………………….………..…………..iii

MOTTO………………………………………………………...............…………….iv

PERSEMBAHAN…………………………………………….………..………….….v

KATA PENGANTAR…………………………………………………....……….….vi

ABSTRAK……………………………………………………………...…………..viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………...…….………ix

BAB I PENDAHULUAN…………………………………..…………..……………..1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………...1

B. Perumusan Masalah………………………………………..…………………4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….……………4

D. Manfaat penelitian……………………………………………….….………..4

E. Kajian Pustaka………………………………………………….………....….5

F. Metode Penelitian……………………………………………….…………..12

G. Sistematika Penelitian …………………………………………………........14

BAB II LATAR BELAKANG DAN PROSESI UPACARA ADAT

MANDHASIYA………………………………………………………….....16

A. Asal usul nama upacara………………………………….……...……………….16

B. Latar Belakang diadakannya upacara……………….….………..…………….....17

C. Maksud, tujuan diadakannya upacara …………………..……….……………....23

D. Penyelenggaraan upacara………….………………...……...……………….…..24

Page 10: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB III POTENSI DAN UPAYA PENGEMBANGAN

UPACARA ADAT MANDHASIYA……...………………………………31

A. Potensi Upacara Adat Mandhasiya………………………..………………..……31

B. Rencana Pengembangan Obyek Wisata Budaya Mandhasiya..............................40

C. Kendala Pengembangan Obyek Wisata Budaya Mandhasiya..............................47

BAB IV PENUTUP……………………………......…………………………….…..49

A. Kesimpulan …………………………………………..……………….………...49

B. Saran………….……………………….....……………………………..……...51

DAFTAR PUSTAKA………………………………….…………………..………...53

LAMPIRAN……………………………..……………………………….………….54

Page 11: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar informan........................................................................................54

Lampiran 2 Peta Kab. Karanganyar dan Peta wisata Karanganyar.............................55

Lampiran 3 Peta Kecamatan Tawangmangu...............................................................57

Page 12: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR FOTO

Foto 1. prosesi awal upacara yaitu arak-arakan penari reyog………………………..58

Foto 2. penari pengiring yaitu penari barongan...........................................................58

Foto 3. keseragaman pengiring tari reyog...................................................................59

Foto 4. penari pengiring tari reyog (tari jaranan) ………………………………….. 59

Foto 5. seperangkat gamelan pengiring tari reyog…………………………………...60

Foto 6. seperangkat gamelan turun temurun…………………………………………61

Foto 7. atraksi manusia pyramid……………………………………………………..62

Foto 8. reyog dari desa pancot……………………………………………………….62

Foto 9. pengunjung dapat berfoto dengan penari reyog………………………….….63

Foto 10. atraksi reyog naik keatas kepala reyog lain………………………………...63

Foto 11. upacara awal penyiraman batu gilang dipimpin oleh ketua lingkungan...…64

Foto 12. penyiraman batu gilang dan sekitar batu…………………………………...64

Foto 13. pelemparan pertama ayam nadar oleh ketua lingkungan……………...…...65

Foto 14. antusias warga yang akan merebutkan ayam nadar………………………...65

Foto 15. salah seorang warga yang mendapatkan ayam memiliki mitos akan

mendapat berkah……………………………………………………...……...66

Foto 16. saling merebutkan ayam di atap pasar pancot…………………………...…66

Foto 17. wisatawan yang tertarik melihat upacara bersih desa mandhasiya………...67

Foto 18. foto sesaji dan makanan khas upacara…………………….………………..67

Page 13: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN TENTANG POTENSI DAN PENGEMBANGAN

WISATA BUDAYA MANDHASIYA TAWANGMANGU

Damas Priabada Arka P1

Drs. Suharyana, M.Pd2

ABSTRAK

2011. Kajian tentang potensi dan pengembangan wisata

budaya mandhasiya tawangmangu .Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni RupaUniversitas

Sebelas Maret Surakarta.

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji, Kajian tentang latar belakang

upacara bersih desa mandhasiya serta prosesi, potensi dan strategi

pengembangan upacara adat ini beserta kendala yang dihadapi

dalam pengembangan upacara bersih desa mandhasiya.

Penulisan laporan ini disajikan untuk memperoleh gambaran

informasi yang berhubungan dengan Kajian tentang potensi dan

pengembangan wisata budaya mandhasiya tawangmangu dan

kendala yang di hadapi dalam upaya pengembangan wisata budaya

tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi, studi dokumen, wawancara dan studi pustaka. Data yang

diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara

deskriptif.

Metode analisis yang dipakai adalah analisis 4A + 1P dan analisis

SWOT untuk mencari potensi yang dimiliki upacara bersih desa

Mandhasiya kemudian mendiskriptifkan menjadi suatu tujuan

wisata budaya.

Upacara bersih desa mempunyai makna bahwa mereka bersama-

sama memenuhi kewajiban untuk melestarikan budaya peninggalan

nenek moyangnya, berbakti kepada bumi yang telah melahirkan

dan yang telah member sumber hidup dan rejeki. Upacara ini

berawal dari acara arak-arakan tarian reyog dilanjutkan

penyiraman batu gilang, kemudian prosesi upacara nadar yaitu

1 Mahasiswa Jurusan Usaha Perjalanan Wisata dengan NIM C9408036

2 Dosen Pembibmbing

pelemparan ayam hidup yamg akan diperebutkan pengunjung. Hal-

hal tersebut berpotensi sebagai atraksi wisata dengan cara

mndatangkan wisatawan dengan strategi pembuatan paket wisata

beserta kendala yang dihadapi seperti perbaikan jalan, dan lain-

lain.

Hal ini dapat disimpulan bahwa upacara ini adalah upacara turun

temurun yang bermakna bersyukur kepada alam kemudian

dikarenakan adanya atraksi atau prosesi dari upacara ini yang

berpotens sebagai tujuan wisata maka dikembangkanlah sebagai

obyek wisata budaya dan dapat dibuat sebagai paket wisata.

Page 14: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berwisata atau melakukan suatu perjalanan adalah salah satu tujuan orang

melakukan wisata. Industri pariwisata mendapat prioritas utama dari proses

pambangunan pariwisata karena memiliki peranan penting dan manfaat yang

bermacam-macam yaitu menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat

menanggulangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar

daerah tujuan wisata, sehingga dapat merangsang aktifitas pariwisata untuk dapat

berkembang. Sesuai dengan amanat UU Kepariwisataan No 10 Tahun 2009

bahwa keadaan alam, flora dan fauna sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa serta

peninggalan purbakala, peninggalan sejarah , seni dan budaya yang dimiliki

Bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan

kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Indonesia. Oleh karena itu dalam pasal 10 ayat 1 UU No 10 Tahun 2009

menyebutkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendorong

penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing di bidang

kepariwisataan sesuai dengan rencana induk pembangunan kepariwisataan

Nasional, Provinsi dan Kabupaten atau Kota. Dalam pengembangan

kepariwisataan, pemerintah berusaha untuk mengarahkan kepada penggalian dan

pembinaan potensi sumber-sumber lahir batin dari alam, peninggalan spiritual

yang bersifaf nasional sehingga dapat menunjang pembangunan bangsa Indonesia

secara kondusif.

1

Page 15: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Bangsa Indonesia memiliki berbagai wisata seperti wisata alam, buatan

dan wisata budaya. Dan salah satu yang memiliki budaya yang menarik adalah

Kota kecil di timur Kota Surakarta yaitu Tawangmangu.

Tawangmangu adalah salah satu kota kecamatan Di Kabupaten

Karanganyar, Jawa Tengah. Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata

pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang dapat ditempuh dengan kendaraan

darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta. Obyek tujuan wisata utama

adalah air terjun Grojogan Sewu dengan tinggi 81 m. Dari Tawangmangu dapat

dimulai pendakian ke puncak Gunung Lawu (Pos Cemorokandang). Selain itu,

dari sini terdapat jalan tembus yang menuju ke Telaga Sarangan di Magetan

melewati Cemorosewu. Tawangmangu berada pada arel pegunungan yang subur

dikelilingi oleh hutan dan perbukitan. Namun kota kecil ini telah terkenal hingga

ke manca negara karena kawasan ini merupakan obyek pariwisata yang cocok

untuk dijadikan pilihan saat berlibur maupun berdarma wisata.

Selain wisata alamnya Tawangmangu memiliki satu wisata yang berbeda

dari wisata lain yaitu adalah wisata budaya. Salah satu desa lokal di

Tawangmangu memiliki tradisi yang disebut Mandhasiya. Mandhasiya adalah

upacara sedekah bumi yang dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan bersih

desa. Khususnya di Pancot Kelurahan Blumbang Kecamatan Tawangmangu,

sebelum gerakan bersih desa dilaksanakan warga masyarakat secara gotong

royong mengumpulkan beras yang nantinya akan dimasak menjadi nasi gandik.

Kemudian nasi gandik dibagi-bagikan kepada seluruh warga masyarakat. Menurut

kepercayaan masyarakat setempat mereka dengan makan nasi gandik akan

Page 16: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mendapatkan keselamatan dan terlepas dari malapetaka Upacara ini dikalsanakan

setiap 7 bulan sekali tepatnya hari Selasa Kliwon wuku Mandhasiya. Upacara ini

dilaksanakan di dusun Pancot Tawangmangu, acara dimeriahkan dengan parade

kuda turangga karya dan kesenian reog, acara yang paling meriah adalah

pelepasan ayam kampung yang akan diperebutkan para pengunjung upacara.

Sebelum acara tersebut dilaksanakan penyiraman air badheg atau air tape pada

batu gilang yang berada di sebelah pasar. Batu gilang merupakan legenda yang

ada di Pancot.

Upacara adat tersebut sangatlah berpotensi sebagai tujuan wisata Di

Tawangmangu pada khususnya. Selain prosesi atau acara dari upacara adapt

tersebut yang menarik tetapi ada satu hal yang membuat upacara adapt ini

berbeda, yaitu upacara adat ini dilakukan oleh semua warga dan demi

terselengaranya acara tersebut banyak warga yang tidak melakukan kegiatan

mereka sehari- hari seperti bekerja tetapi mereka mendedikasikan waktu mereka

pada hari itu untuk melakukan prosesi dari awal hingga akhir. Hal tersebut yang

membuat berbeda yaitu rasa cinta mereka terhadap budaya mereka sendiri. Selain

itu untuk memajukan upacara adat tersebut agar dapat dikenal masyarakat luas

maka dalam pengembangannya akan dilakukan upaya pembuatan paket wisata

budaya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menyusun tugas akhir

dengan judul “Potensi dan pengembangan Wisata Budaya Mandhasiya

Tawangmangu”. Ini merupakan salah satu langkah strategis yang juga akan

Page 17: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mendukung dalam penyediaan data dan informasi bagi penyusunan strategi serta

mengantisipasi kedatangan wisatawan dimasa yang akan datang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa latarbelakang upacara adat Mandhasiya?

2. Bagaimana prosesi, potensi dan strategi pengembangan upacara adat

tersebut?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pengembangan upacara adat

Mandhasiya menjadi suatu obyek wisata?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh jawaban atas masalah yang telah

dirumuskan. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui latarbelakang upacara adat Mandhasiya.

2. Untuk menggali dan mengenal bagaimana prosesi potensi dan strategi

pengembangan upacara adat Mandhasiya.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan

upacara adat Mandhasiya menjadi suatu obyek wisata budaya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

Page 18: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Manfaat teoritis, yaitu sebagai referensi dan tambahan ilmu

pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang upacara adat

Mandhasiya.

2. Manfaat praktis, yaitu memberikan gambaran pada penulis dan

pembaca mengenai potensi yang terdapat dalam upacara adat

Mandhasiya yang dapat dijadikan wisata baru Tawangmangu.

3. Manfaat akademis, yaitu untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan dunia kepariwisataan pada

umumnya serta untuk mempresentasikan teori-teori yang didapat

selama bangku kuliah terutama tentang wisata budaya yang disini

adalah upacara adat Mandhasiya.

E. Kajian Pustaka

1. Pengertian Budaya

Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup, manusia belajar, berfikir,

merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.

Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan

social, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, teknologi, semua itu berdasarkan

budaya.

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat secara forma.

Budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan,

nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan sekelompok orang

dari generasi ke generasi melalui usaha dan kelompok.(Mulyana, Dedi, 1990 ; 18)

Page 19: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Istilah budaya berasal dari bahasa sansekerta “budayah” yang bearti budi

atau hal-hal yang berhubungan dengan akal budi. Menurut E.B Taylor,

kebudayaan merupakan suatu kompleks yang mencakup pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kemampuan serta

kebiasaan lain yang didapat manusia dalam masyarakat.

2. Pengertian Wisata budaya

Pariwisata yang disebabkan adanya daya tarik seni dan budaya di suatu

daerah atau tempat seperti adapt istiadat, tata cara kehidupan masyarakat,

peninggalan nenek moyang, benda-benda kuno dan sebagainya .(Mulyana, Dedi,

1990 ; 18)

3. Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dalam sementara waktu, dari

suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud dan tujuan bukan untuk

perusahaan (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi

semata-mata sebagai konsumen yang menikmati perjalanan tersebut guna untuk

bertamasya atau rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam

(Oka A.Yoeti, 1993; 109)

Berdasarkan ketentuan W A T A (World Association of Travel Agent :

Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia ) Wisata itu adalah perjalanan keliling

selama lebih dari 3 hari, yang diselenggarakan suatu kantor perjalanan (Travel)

didalam dan yang acaranya antara lain mencangkup melihat lihat diberbagai

tempat atau kota, baik didalam maupun luar negeri. (R.G Soekadijo, 1996; 2)

Page 20: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata . Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari

kegiatan tersebut juga dilakukan secara suka rela serta bersifat sementara untuk

menikmati objek dan daya tarik wisata (Oka. A. Yoeti, 2001; 146)

Pengertian pariwisata oleh para ahli memberikan gambaran bahwa

kegiatan pariwisata mencangkup banyak hal seperti orang yang melakukan

perjalanan (wisatawan), tempat yang dikunjungi (objek wisata), waktu, dan biro

perjalanan yang menyelenggarakan perjalanan.

Secara garis besar terdapat beberapa hal unsur-unsur dalam perjalanan :

Terdapat dua tempat atau lebih, ada orang yang melakukan perjalanan tersebut,

ada aktivitas-aktivitas tersebut menyebabkan perpindahan, ada tujuan perjalanan

dan pada koordinasi dan pengorganisasian langkah awal yang harus dilakukan

adalah menginvestasi titik rawan yang dapat menimbulkan komplain, biasanya

berkenaan dengan pemberian pelayanan dan fasilitas.

4. Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu negara

tanpa memandang kewarganegaraan, berkunjung kesuatu tempat pada negara

yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanan dapat

diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini:

a. Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan,

keagamaan dan olah raga

b. Bisnis atau mengunjungi keluarga (Happy Marpaung, 2002; 36)

Page 21: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Menurut Ogilvie wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat

yaitu pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediaman mereka untuk jangka

waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka berpergian

mereka mengeluarkan uang ditempat mereka kunjungi tanpa dengan maksud

mencari nafkah ditempat tersebut. (Nyoman.S Pendit, 1986; 32)

5. Pengertian Objek Wisata

Menurut Happy Marpaung objek wisata adalah suatu bentuk atau aktivitas

dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau

pengujung untuk datang kesuatu daerah atau tempat tertentu. (Happy Marpaung,

2002; 78)

Objek Wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni

budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

tarik untuk dikunjungi wisatawan. (Oka. A. Yoeti, 1983; 95)

6. Bentuk-bentuk Pariwisata

Dilihat dari pembagian kategori bentuk-bentuk pariwisata dengan istilah-

istilah tersebut, agaknya terlalu bersifat teknis. Namun demikian, dilihat dari segi

ekonomi hal ini sangat penting dan perlu. Sebab dari klasifikasi ini, ditentukan

sistem perpajakan dan perhitungan pendapatan dalam industri pariwisata.

Di samping adanya bentuk pariwisata, ada pula jenis pariwisata yang

beraneka ragam. Menurut Nyoman S Pendit, (1986 ; 36 ) jenis-jenis pariwisata

yang terkenal dewasa ini adalah :

Page 22: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1. Wisata Budaya (Cultural Tourism), yaitu jenis pariwisata yang

maksud dan tujuan perjalanannya atas dasar keinginan atau adanya

daya tarik seni budaya atau suatu tempat atau daerah. Jadi yang

merupakan objek kunjungannya itu adalah warisan nenek moyang,

misalnya berbentuk benda-benda kuno, seni tari, seni musik atau

kegiatan yang bermotif sejarah dan disamping itu ingin mendapat

kepuasan dari hasil kebudayaan suatu negara.

2. Wisata Kesehatan (Health Tourism), yaitu jenis pariwisata yang

maksud dan tujuan perjalanannya adalah dalam rangka untuk

menyembuhkan suatu penyakit, atau memulihkan kesehatan di

suatu negara misalnya berkunjung ke mata air panas dan mandi

lumpur.

3. Wisata Komersial (Commercial Tourism), yaitu jenis pariwisata

yang maksud dan tujuan perjalanannya dikaitakan dengan kegiatan

perdagangan nasional, internasional misalnya sering diadakannya

kegiatan Expo, Pekan Raya, Pameran Indistri dan lain-lain.

4. Wisata Olahraga (Sport Tourism), yaitu jenis pariwisata yang

maksud dan tujuan perjalanannya untuk memenuhi kebutuhan dan

kepuasan untuk melakukan kegiatan olahraga yang disenangi atau

untuk menyaksikan suatu peseta olahraga disuatu tempat atau

negara tertentu.

5. Wisata Konferensi (Conference Tourism), yaitu jenis pariwisata

yang maksud dan tujuan perjalanannya dilakukan untuk suatu

Page 23: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pertemuan, konferensi, dimana para pesertanya juga memerlukan

fasilitas kepariwisataan seperti transpotasi, akomodasi, serta

pembelian souvenir, sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang

sebagai kenang-kenangan.

6. Wisata Belanja (Shopping Tourism), yaitu jenis pariwisata yang

maksud dan tujuan perjalanannya mengunjungi objek wisata

sekaligus mengunjungi suatu pusat perbelanjaan tradisional, pusat

oleh-oleh, souvenir serta benda-benda pernak-pernik ciri khas

daerah atau negara yang dikunjungi sebagai koleksi pribadi atau

bahkan untuk dijual lagi didaerah atau negara asalnya.

7. Wisata Politik (Political Tourism), yaitu jenis pariwisata yang

maksud dan tujuan perjalananya untuk melihat suatu keadaan

pariwisata atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan yang

diadakan oleh suatu negara.

8. Wisata Rekreasi (Recreational Tourism), yaitu jenis pariwisata

yang maksud dan tujuan perjalanannya untuk mengembalikan

kekuatan fisik maupun mental setelah melakukan pekerjaan atau

tugas rutin.

Jenis pariwisata dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi

perkembangan dunia pariwisata baik itu disuatu daerah maupun negara yang ingin

memajukan industri pariwisatanya. Pada dasarnya semua ini tergantung pada

selera atau kreatifitas para ahli professional yang berkecimpung dalam bisnis

Page 24: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

industri pariwisata, termasuk gagasan-gagasan untuk menciptakan bentuk dan

jenis wisata baru tentunya.

Berdasarkan sifat perjalanannya, lokasi dimana perjalanan dilakukan,

wisatawan dapat diklarifikasikan sebagai berikut :

a. Wisatawan Asing (foreign tourist)

Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang dtang

memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara

dimana biasanya tinggal, wisatawan asing disebut juga wisatawan

mancanegara atau disingkat wisman.

b. Domestic Foreign Tourism

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu negara

karena tugas dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara

dimana ia tinggal.

c. Domestic Tourist

Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan

wisata dalam wilayah negara sendiri tanpa melewati perbatasan

negaranya.

d. Indigenous Foreign Tourist

Warga negara suatu negara tertentu yang karena tugas atau

jabatannya berada di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan

melakukan perjalanan wisata di wilayah negara sendiri.

e. Transit Tourist

Page 25: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu negara

tertentu yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan

atau airport atau stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

f. Business Tourist

Orang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan tujuan

wisata tetapi wisata akan dilakukan setelah tujuannya yang utama

selesai. Jadi, perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder,

setalah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan. (A Hari

Karyono, 1997; 21)

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penlitian

Penelitian ini dilakukan di desa Pancot, Kelurahan Kalisoro, Kecamatan

Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah pada periode bulan Juli-November

2011 yaitu 26 Juli 2011observasi obyek dan bulan Oktober-November

wawancara.

2. Metode Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian dan sumber data yang digunakan, maka

metode yang digunakan adalah:

a. Metode wawancara

Page 26: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Endar Sugiarto dan Kusmayadi (2000; 85) wawancara adalah

proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden,

sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan

bertanya langsung kepada responden dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam

dengan alat perekam. Metode wawancara, disebut juga interview dalam hal ini

dijadikan sebagai cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan

antara peneliti dengan subjek penelitian atau informan. Pada awalnya penyusunan

dilakukan terlebih dahulu pembuatan pedoman wawancara yang berisi garis-garis

besar pertanyaan tentang permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan nara sumber

penulis memilih informan yang dianggap lebih tahu dan dipercaya mengetahui

dan menguasai permasalahan yang akan dibahas. Wawancara yang dilakukan

adalah wawancara dengan Ketua Lingkungan desa Pancot yang dipercaya lebih

tau mengenai upacara ini.

b. Metode observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan

mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. Dengan

cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual dalam artian data yang

dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung. (Endar Sugiarto dan

Kusmayadi, 2000; 84-85)

Dalam penelitian ini observasi dilakukan di desa Pancot kecamatan

Tawangmangu. Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran

umum masalah yang dikaji sehingga penelitian akan terarah untuk mendapatkan

deskripsi nyata tentang permasalahan yang akan dibahas. Dalam hal ini

Page 27: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

penpenulis mengakaji atau meneliti tentang potensi yang ada didalam pelaksanaan

upacara adat mandhasiya.

c. Studi pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi maupun

buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan data pendukung

yang dapat digunakan sebagai acuan pembahasan permasalahan dalam penelitian

baik segi instansi terkait maupun yang lain melalui buku-buku untuk mendapatkan

informasi secara menyeluruh. Studi Pustaka yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan cara membaca buku dan tulisan yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti dan data yang diperoleh dari buku-buku teori, perpustakaan

Laboraturium Tour DIII Usaha Perjalanan Wisata maupun informasi dari pihak

pengelola upacara adat Mandhasiya dan pamong desa serta warga Pancot,

Tawangmangu.

3. Teknik Analisis Data

Dengan data yang diperoleh dengan metode-metode tersebut diatas,

peneliti menggunakan teknik deskriptif kualitatif untuk menganalisa data yang

didapatkan. Teknik deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan hubungan antara fenomena yang diteliti dengan sistematis,

faktual dan akurat, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

(Endar Sugiarto dan Kusmayadi,2000;29)

Page 28: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Data yang ada baik data yang diperoleh secara langsung ataupun tidak

langsung dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan melihat kaitan data yang

diperoleh dengan teori yang ada, sehingga nantinya data yang dipakai sebagai

bahan pembahasan masalah lebih lanjut merupakan data-data yang berkualitas

sehingga dapat menberikan sumbangan pikiran guna pemecahan masalah yang

ada.

G. Sistematika Penulisan

BAB I Merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kajian pustaka, metodologi penelitian, analisis dan sistematika penulisan.

Bab II Merupakan pembahasan mengenai potensi yang dimiliki

oleh upacara adat baik itu dari segi, Atraksi, Aksesibilitas, aktivitas,

maupun amenitas dan pengelola dan analisis SWOT serta upaya-upaya

yang perlu dilakukan dalam pengembangan upacara adat Mandhasiya.

BAB III Menguraikan tentang potensi dan pengembangan serta

hambatan dan kendala dalam pengembangan serta cara mengatasi

hambatan tersebut.

BAB IV Merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan

terhadap rumusan masalah yang dibahas, saran serta lampiran-lampiran.

Page 29: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

LATAR BELAKANG DAN PROSESI UPACARA ADAT MANDHASIYA

A. Asal usul nama upacara adat

Nama upacara Bersih Desa Mandhasiya ini erat hubungannya dengan

nama wuku (nama hari jawa). Oleh karena itu akan diuraikan tentang wuku yang

ada hubungannya dengan cerita rakyat. Secara singkat ceritanya adalah sebagai

berikut: (observasi dan wawancara Bp Saryadi dan Bp Sulardiyanto bulan

November 2011)

Alkisah menurut cerita, Prabu Watugunungadalah seorang raja Gilingwesi

yang beristri Dewi Sinta yang kemudian mempunyai putra dan putrid berjumlah

28 orang. Mereka akan kembali ke khayangan dalam kurun waktu berturut-turut

dalam selang waktu satu Minggu yang berawal dari Sinta dan Berakhir dengan

Watugunung.

Adapun nama wuku dan jumlahnya berdasarkan dari cerita tersebut adalah

30 nama yaitu Ibu, 28 orang anaknya serta ayah. Tiap-tiap wuku berawal dari hari

Minggu dan berakhir pada hari Sabtu.

Dibawah ini akan penulis uraikan nama wuku serta nama “hari” dan

“pasaran” (observasi dan wawancara Bp Saryadi dan Bp Sulardiyanto bulan

November 2011).

16

Page 30: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Nama-nama wuku :

Sinta, Landep, Wukir, Kurantil, Tolu, Gumbreng, Warigalit, Warigagung,

Julungwangi, Sungsang, Galungan, Kuningan, Lankir, Mandhasiya, Julungpujut,

Pahang, Kuruwelut, Merakeh, Tambir, Medhangkungan, Maktal, Wuye, Menahil,

Prangbakat, Bala, Wugu, Wayang, Kelawu, Dhukut, Watugunung.

Nama-nama hari :

Minggu neptu (nilai yang ada di hari dan pasaran yang digunakan untukj

menghitung sesuatu hal seperti pernikahan, membuat rumah oleh orang jawa

kuno) atau memiliki nilai 5, Senin neptu 4, Selasa neptu 3, Rabu neptu 7, Kamis

neptu 8, Jumat neptu 6, Sabtu neptu 9.

Nama-nama pasaran:

Pon neptu 7, Wage neptu 4, Kliwon neptu 8, Legi neptu 5, Pahing neptu 9

Upacara tradisional tersebut dinamakan “MANDHASIYA” karena

dilaksanakan pada wuku Mandhasiya tepatnya pada hari Selasa Kliwon.

B. Latar belakang diadakannya upacara Mandhasiya

Pada umumnya masyarakat yang mengadakan upacara tradisional

mempunyai kepercayaan yang kuat terhadap tradisi adat istiadat yang telah

berjalan turun temurun. Upacara tersebut sejak kapan dilaksanakan tidak diketahui

secara pasti. Menurut kepercayaan masyarakat setempat upacara ini dilaksanakan

Page 31: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sejak terjadinya peristiwa antara Prabu Baka dan Puthut Tetuka yang terlibat

dalam pertempuran dan yang dimenangkan oleh Puthut Tetuka karena Prabu Baka

bersifat serakah. Upacara bersih desa mempunyai makna bahwa mereka bersama-

sama memenuhi kewajiban untuk melestarikan budaya peninggalan nenek

moyangnya, berbakti kepada bumi yang telah melahirkan dan yang telah member

sumber hidup dan rejeki.

Berhubungan dengan cerita rakyat tentang terjadinya upacara Mandhasiya

tak lepas dari suatu derita yang tidak diketahui pengarangnya dan disampaikan

secara turun-temurun dari masyarakat setempat. Adapun ringkasan ceritanya

adalah sebagai berikut :

Kyai Jenta adalah orang pertama yang mendiami Dukuh Pancot (Desa

pancot). Kyai Jenta mau bekerja keras agar masyarakat dukuhnya aman, makmur

dan sejahtera sehingga segala kebutuhannya dapat tercukupi. Dalam hal

membangun Kyai Jenta sangat berhasil sehingga beliau dihormati dan dikenang

oleh rakyatnya. ( wawancara dengan Bp. Saryadi bulan Oktober 2011)

Prabu Baka adalah orang yang memimpin Pedukuhan tersebut, pada suatu

waktu , ia menggunakan kekuasaanya diluar batas peri kemanusiaan sehingga

meresahkan rakyat yang dipimpinnya. Perampasan harta dan penganiayaan bukan

merupakan hal yang haram baginya. Penindasan tersebut memuncak hingga

sampai-sampai Sang Prabu memakan daging manusia.

Asal mula Sang Prabu makan daging manusia adalah sebagai berikut.

Seperti biasanya setiap hari para juru masak menghidangkan masakannya untuk

Page 32: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Sang Prabu. Pada suatu hari dirasakan masakan juru masak lebih lezat dari

biasanya. Dalam hal ini Sang Prabu bertanya kepada juru masak tentang apa yang

digunakan bumbu masak sehingga masakan lebih lezat dari biasanya. Karena

takut dan jujurnya juru maka juru masak menceritakan semuanya. Bahwa ketika

sedang memasak, jarinya tersayat pisau sehingga sebagian darah dan daging

jarinya masuk kedalam masakan. Juru masak menceritakan dengan wajah

ketakutan apabila akan diberi hukuman oleh Sang Prabu. Mendengar hal tersebut

Sang Prabu tidak menjadi marah tetapi Sang Prabu menjadi senang serta member

pujian dan terima kasih kepada juru masaknya. Demikianlah cerita dari juru

masak dan selanjutnya Sang Prabu memerintahkan kepada Sang Patih dan

Tumenggung agar pada hari-hari tertentu menyiapkan korban manusia sebagai

santapannya. Pengambilan korban dilaksanakan secara bergilir. Dengan keadaan

tersebut masyarakat menjadi resah dan takut. Suasana Pedukuhan menjadi

mencekam dengan keputusan Sang Prabu Baka. Banyak penduduk yang

mengungsi kedaerah lain demi keselamatan jiwanya.

Keresahan tersebut menimpa Nyai Randha Dhadhapan. Pada suatu saat

undian bergulir pada keliarga Nyai Randha Dhadhapan. Nyai Randha Dhadhapan

adalah seorang janda yang mempunyai seorang anak yang sangat dicintainya. Ia

sangat bingung dan sukar menentukannya apakah dirinya atau anaknya yang akan

diserahkan kepada Sang Prabu. Apabila ia mengorbankan dirinya maka ia tidak

rela anaknya sebatang kara, siapa yang akan mengasuh dan memberinya makan.

Tetapi apabila ia mengorbankan anaknya maka apalah arti hidup bagi Nyai

Randha Dhadhapan jika sampai anaknya menjadikorban. Untuk mencari jalan

Page 33: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

keluar tidak ada jalan lain kecuali ratap tangis dan menyesali hidupnya yang

malang itu.

Dengan ratap tangis dan deraian air mata, siang malam mereka selalu

berdoa memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari

mala petaka yang menimpanya. Hari-hari yang dilalui keluarga tersebut selalu

diwarnai dengan kesedihan. (wawancara dengan Bp. Saryadi bulan Oktober

2011).

Dibagian Lereng Gunung Lawu di bagian barat terdapat suatu tempat yang

bias digunakan untuk bertapa. Tempat pertapaan itu disebut dengan nama

“Pringgodani”.

Pada suatu hari di Petapaan tersebut ada seorang pemuda yang berwajah

tampan, gagah beran idan berbudi luhur sedang melakukan semedi. Adapun

maksud dan tujuannya tidak lain adalah agar diberikan kekuatan lahir dan bain

oleh Tuhan Yang Maha Esa dehingga dapat digunakan untuk memegakkan

keadilan dan menumpas penindasan yang akan terjadi pada umat manusia.

Pemuda itu bernama Puthut Tetuka. Pada tiap malam ia berjalan-jalan sendirian

dengan tujuan supaya diberi ilham dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa

tentang apa yang harus dilakukannya.ia berjalan-jalan disekitar Pertapaan

sehingga masuk pada sebuah Pedukuhan atau sebuah Desa. Di sana ia mendengar

suara tangisan dari sebuah rumah penduduk tetepi ia tidak menghiraukannya. Pada

malam berikutnyaia berjalan-jalan pada tempat yang sama dan ia pun mendengar

Page 34: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dari tangisan dari rumah yang sama. Barulah pada hari ketiga ia mendekati rumah

tersebut.

Alangkah terkejutnya Nyai Randha Dhadhapan mendengar pintunya

diketuk oleh seseorang. Mereka mengira bahwa tamunya adalah utusan Prabu

Baka yang akan membawa salah satu dari mereka. Setelah mereka mendengar

beberapa pertanyaan dari luar barulah mereka yakin bahwa yang dating bukan

utusan dari Prabu Baka tetapi justru orang yang akan menyelamatkannya. Nyai

Randha Dhadhapan menceritakan kejadian yang menimpa mereka bahwa mereka

akan menjadi santapan Prabu Baka yang serakah. Sebagai Ksatria, Puthut Tetuka

tidak keberatan mengorbankan dirinya sebagai ganti keluarga Nyai Randha

dhadhapan. Keadaan menjadi tenang ketika Puthut Tetuka mengutarakan

maksudnya. Nyai Randha Dhadhapan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berterima kasih kepada Puthut Tetuka.

Seperti biasanya wajib setor manusia tersebut ditentukan waktunya oleh

Prabu Baka. Kali ini pada hari Selasa Kliwon prabu baka memerintahkan kepada

pengawalnya untuk mengambil tumbal dari keluarga Nyai Randha Dhadhapan.

Puthut Tetuka diarak menuju tempat Prabu Baka untuk menjadi santapan. Melihat

wajah tampan dan tubuh yang gagah maka Prabu Baka menyala-nyala nafsu

makannya. Sambil tertawa-tawa Prabu Baka mengiggit-gigit tubuh Puthut Tetuka

dan menyabetkan pedangnya untuk memotong tubuh Puthut Tetuka. Atas

perlindungan Tuhan Yang Maha Esa maka gigitan dan sabetan pedang Prabu

Baka tidak mempan pada tubuh Puthut Tetuka.ia masih berdiri dengan tegap

menghadapi Prabu Baka.

Page 35: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Hari Selasa Kliwon adalah hari naas Prabu Baka. Alangkah marahnya ia

melihat hal yang belum pernah terjadi pada hari itu. Prabu Baka terus menyerang

Puthut Tetuka dengan senjatanya yang ampuh dan bermacam-macam. Hal

tersebut mebuat Puthut Tetuka menjadi hilang kesabarannya dan menyerang

Prabu Baka. Terjadilah perang tanding antara keduanya. Penduduk bersorak-sorai

melihat pemandangan tersebut. Karena lelahnya, Prabu Baka lengah, tubuhnya

diinjak-injak dan ditendang-tendang oleh Puthut Tetuka. Tubuh Prabu Baka

dipancatkan kebumi. Lehernya diputar hingga putus. Kepalanya dibantingkan ke

sebuah batu didekatnya sehingga jasadnya hancur menjadi bagian-bagian yang

terpisah dan berserakan. Penduduk bersorak-sorai sambil mengulurkan tangannya

kepada Puthut Tetuka. Peristiwa yang mereka tunggu setelah sekian lama yaitu

hancurnya Prabu Baka yang menindas rakyat. Untuk kelestarian dan kedamaian

masyarakat desa, maka Puthut Tetuka berpesan kepada mereka bahwa setiap hari

Selasa Kliwon wuku Mandhasiya agar diadakan “bersih desa” dengan

menghidangkan sesaji pada tempat tersebut dan dalam waktu itu pula Watu

Gilang (Batu Gilang) disiram dengan Badheg (air tape ketan) dengan tujuan

supaya tempat itu tidak menjadi angker untuk masa yang akan datang. Pada hari

itu juga saat Prabu Baka menjadi Roh menyadari kesalahannya di dunia. Agar

arwahnya diterima tuhan dan sebagai balas budi kepada masyarakat maka

keempat taringnya berubah menjadi bawang merah dan bawang putih sebagai

tanam pokok masyarakat. Hapuslah sudah angkara murka yang dilakukan Prabu

Baka sehingga Pedukuhan menjadi tersebut menjadi aman, makmur, tentram dad

damai. Masyarakat bekerja giat untuk meningkatkan produksi bawang merah dan

Page 36: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

bawang putihnya. Puthut Tetuka bersyukur kepada Tuhan atas berhasilnya

kewajiban menumpas angkara murka tersebut. Ia segera meninggalkan tempat

kejadian tersebut untuk melanjutkan semedinya.

Dengan adanya cerita rakyat yang diikuti upacara Bersih Desa

Mandhasiya. Cerita tersebut menimbulkan kepercayaan yang cukup kuat kepada

penduduk setempat untuk melaksanakaan upacara adat Mandhasiya. Demikian

pula dengan tanaman bawang merah dan bawang putih yang menjadi tanaman

pokok penduduk secara turun-temurun. Walaupun masyarakat sudah hidup pada

jaman modern sekarang ini, namun masyarakat belum berani meninggalkan

pelaksanaan upacara tersebut.

C. Maksud dan tujuan diadakannya upacara Mandhasiya

Maksud upacara Bersih Desa Mandhasiyaini seolah-olah merupakan

peringatan tentang peristiwa antara Prabu Baka dengan Puthut Tetuka atau

keserakahan dilawan dengan kejujuran yang dimenagkan oleh kejujuran.

Upacara ini lahir terjadinya peristiwa tersebut atau setelah manusia

mempunyai kepercayaan dan kepercayaan tersebut dilatarbelakangi oleh

kebudayaan serta kepercayaan bahwa penghormatan kepada roh nenek moyang

tidak bertentangan dengan agama.

Atas dasar inilah upacara Bersih Desa Mandhasiya dimaksudkan untuk

memberikan pisungsung saji (sesaji) kepada roh Prabu Baka dan Danyang Desa

(roh penguasa desa). Sebab walaupun Prabu Baka semasa hidupnya mengunakan

kekuasaannya di luar batas kemanusiaan namun setelah menjadi roh menyadari

Page 37: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bahwa semasa hidupnya di Pedukuhan yang disengsarakan tersebut dapat subur

makmur.

Masyarakat telah mengenyam hasil dari pertaniannya yang telah menjadi

sumber pokok pencaharian, maka mereka perlu untuk menyajikan sebagian kecil

dari hasilnya sebagai rasa syukur dan ucapan terima kasih atas balas budi yang

menjadi sumber kehidupan itu.

Dalam membinasakan Prabu Baka. Puthut Tetuka mengunakan sebuah

batu yang bernama watu Gilang atau Batu Gilang. Tempat itu setiap upacara

dilaksanakan selalu disiram dengan air tape ketan dengan tujuan agar pada sekitar

batu itu dan semua tanah di Pedukuhan tidak menjadi angker.

Dengan menyelengarakan upacara adat tersebut masyarakat merasa bersih

dari kewajiban dan tangung jawab yang harus dipenuhi terhadap kampung

halamannya. Dan menjaga keselamatan sehari hari dari hal-hal yang tidak

diinginkan. ( wawancara dengan Bp. Saryadi bulan Oktober 2011)

D. Penyelenggaraan upacara Mandhasiya

Upacara penyelenggaraan dilaksanakan setiap tujuh bulan sekali yaitu 26

Juli 2011 dan menetap yaitu di “Pundhen Bale Pathokan”. Dilaksanakan di tempat

itu karena menurut kepercayaan masyarakat setempat bahwa di tempat itulah

terjadinya peristiwa antara Prabu Baka dengan Puthut Tetuka dan di tempat itulah

terdapat Batu Gilang. Tempat ini berupa sebuah rumah yang khusus digunakan

sebagai Punden, di depannya terdapat halaman yang saat upacara dilaksanakan

Page 38: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

digunakan sebagai tempat pementasan reog, di tempat itu juga terdapat rumah

yang berisi Batu Gilang. (wawancara dengan Bp. Saryadi bulan Oktober 2011)

Upacara dilaksanakaan pada hari Selasa Kliwon tepatnya wuku

Mandhasiya. Upacara tersebut dilaksanakan setiap tujuh bulan sekali dengan dasar

wuku ada 30 nama.

Pada jaman dahulu pelaksanaan upacara tersebut ditangani oleh Pamong

Desa yang pada waktu dulu disebut Petinggi yang dibantu oleh para Bekel yang

jumlahnya ada 10 orang. Pada waktu sekarang masih melestarikan naluri tersebut

bahwa yang menangani pelaksanaan upacara tersebut adalah Kepala Lingkungan

yang dibantu para Ketua RT. ( wawancara dengan Bp. Saryadi bulan Oktober

2011)

Dua hari sebelum pelaksanaan upacara sudah menjadi kebiasaan

masyarakat setelah mendengar pengumuman dari kepala Lingkungan, mereka

pergi ke tempat Kepala Lingkungan untuk menyerahkan 1 liter belas, kayu bakar

dan sejumlah uang. Penyerahan barang-barang tersebut oleh masyarakat setempat

dinamakan atau dikenal dengan nama cebukan.

Penggunaan bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Beras diolah menjadi gandik atau sesaji lainnya tempat pengolahannya

berada di tempat Kepala Lingkungan. Gandik yang digunakan sebagai

sesaji dan sisanya dibagikan kepada masyarakat.

Page 39: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2. Kayu bakar digunakan sebagai bahan bakar memasak gandik dan sesaji

lainnya.

3. Uang digunakan untuk membeli ketan yang akan dibua menjadi tape

ketan, kambing kendit yaitu kambing jawa yang dibadannya melingkar

warna putih. Beberapa ayam untuk sesaji dan perlengkapan lainnya.

Dalam pembuatan sesaji yang sangat beragam bahan-bahan tersebut

dimasak oleh wanita yang sudah tua yang sudah berpengalaman dikarenakan

pemasak dilarang mencicipi masakan tersebut.

1. Persiapan Upacara Mandhasiya

a. Perlengkapan berupa sesaji

Perlengkapan upacara dapat dibedakan menjadi 9 macam, Sajen diletakkan

pada dua tempat yaitu pada ruangan khusus yang disebut sanggar pada rumah

Kepala Lingkungan dan di tempatkan pada Pundhen Bale Pathokan.

Perlengkapan yang berupa Sajen banyak macamnya diantaranya sebagai berikut :

Gandik, makanan yang terbuat dari beras yang digiling kemudian dibentuk

dengan bentuk tertentu kemudian di tanak atau direbus, pisang kepyok, tape ketan,

pencok bakal, perlengapan sesaji yang berisi sebatang rokok, telur, kacang hijau,

daun sirih dan lain-lain, bothok ares, sayuran dari daging pelepah pisang, kedelai

goreng, kinangan, berisi sirih dan tembakau, kumpang dan beras, tumpeng rakan,

tumpeng dari bahan jagung, daging kambing matang, belulang kambing kaki

kambing, usus dan daging kambing mentah, tempe bakar, pelas dele, kedelai yang

Page 40: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ditumbuk kemudian dibungkus daun pisang dan direbus, gula kelapa atau gula

jawa, minyak wangi, ayam (godhog, mentah, panggang), degan paes, kelapa muda

yang dihias.

Syarat pembuatan sesaji

- Harus bersih atau suci (mandi keramas dahulu).

- Tidak dalam masa haid (orang tua yang tidak mengalami haid).

- Tidak boleh mencicip.

- Selama memasak tidak boleh berdiri dan bercakap-cakap.

- Memegang sesuatu dalam memasak harus menggunakkan tangan kanan.

- Kayu bakar tidak boleh dilangkahi.

b. Perlengkapan berupa alat

Perlengkapan upacara penyiraman Watu Gilang dengan Bhadeg (air tape

ketan). Alat yang digunakan yaitu air tape ketan yang dimasukkan pada tembaga

yang sudah dipersiapan petugasnya. Perlengapan Bendhe tradisional, Bendhe

adalah sebuah alat music khusus Mandhasiya yang dibunyikan pada waktu-waku

terentu. Perlengkapan pakaian para Danyang Desa, pakaian ersebut dijemur untuk

disanggarkan. Perlengkapan upacara nadar, alat yang digunakan adalah ketupat

atau ketupat luwar, tumpeng, beras kuning dan uang logam. Perlengkapan

Gamelan tradisional, gamelan tersebut merupakan gamelan khusus digunakan

pada waktu upacara adat Mandhasiya secara turun temurun. Dari mana asal usul

Page 41: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

gamelan tersebut tidak dapat diketahui secara pasti. Gamelan tersebut tidak akan

dijual atau diganti karena telah menjadi kegemaran Danyang Desa. Gamelan

tersebut disimpan pada salah satu rumah warga.

Persiapan seni reog, perlengkapan ini disiapkan oleh beberapa warga

karena kelompok yang akan menghiasi atau meramaikan upacara adalah

kelompok dari dalam dusun sendri yang berfungsi sebagai hiburan bari

masyarakat.

Perlengkapan janur kuning, beras kuning dan uang logam, janur kuning,

beras kuning dan uang logam, janur kuning dipergunakan untuk hiasan dan kupat

luwar pada acara pelepasan nadar sadangkan beras kuningdan uang logam

digunakan untuk tabur sebelum dan sesudah upacara penyiraman batu gilang

dengan air tape.

Perlengkapan payung kebesaran, perlengkapan ini berupa payung

diletakkan pada depan Punden Bale Patokan yang jumlahnya dua buah karena

dusun Pancot terdiri dari dua dusun yaitu Pancot Utara dan selatan. (wawancara

dengan Bp. Saryadi bulan Oktober 2011)

2. Prosesi upacara

a. Upacara pendahuluan

Sehari sebelum pelaksanaan upacara disiapkan sesaji dan pakaian

Danyang Desa pada tempat khusus di rumah Kepala Lingkungan yang disebut

Sangar sesaji. Pada malam harinya sekitar pukul 19.00 WIB ada warga yang

Page 42: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

memukul Bendhe tradisional di sekitar dusun dan tempat-tempat yang dianggap

keramat.yang bertujuan unuk pemberitahuan terhadap warga desa karena

keesokan harinya akan dilaksanakaan upacara Bersih Desa Mandhasiya dengan

permohonan kepada dayang dimohon datang dan tidak menggangu upacara.

b. Puncak acara

Pada hari selasa pagi, Kepala Lingkungan beserta pembantunya

mendatangi Punden Bale Pathokan untuk menyembelih kambing kendit dan

beberapa ayam jantan sebagai sesaji. Kambing dan ayam langsung dimasak di

punden dan dapat dibawa pulang setelah acara selesai. Semua bahan sesaji

disanggarkan di tempat sesaji punden. Dilaksanakan pemberian gandik kepada

masyarakat. Kemudian mengambil gamelan tradisional.

Pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB gamelan mulai dimainkan oleh

masyarakat yang mempunyai keahlian menabuh. Kemudian sekitar pukul 15.00

WIB seni Reyog mulai menari di sekiar jalan desa menuju punden bale pathokan.

Seni Reyog adalah seni yang berupa tarian dengan merak diatas kepala hariamau

diiringi beberapa pendamping tarian yaitu kuda lumping yang ditarikan oleh

wanita dan tarian lainnya. Dengan diiringi alat music kendang, kempul, kenong,

angklung, gong dan alat lainnya saat tarian ini telah sampai di Punden Bale

Pathokan maka disambut suara bendhe tradisional. Terdapat tiga tempat sebagai

pusat acara yaitu, Punden Bale Patokan, Pasar Pancot dan Tempat batu gilang.

Setelah selesainya pentas reyog maka dilaksanakan upacara penyiraman

watu gilang dengan Badheg (air tape ketan) yang didahului oleh penyiraman beras

Page 43: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kuning oleh sesepuh dusun. Acara ini adalah acara inti dari seluruh proses

upacara.

Kemudian dilanjutkan upacara nadar yaitu untuk warga yang memiliki

janji tertentu jika keinginannya tercapai akan mengadakan upacara nadar dengan

menarik kupat luwar yang berisi beras kuning yang artinya lepas dari nadar atau

keluar dari kesulitan hidup.Warga yang melaksanakan upacara nadar maka harus

menyumbangkan ayam yang akan diperebutkan. Acara inilah yang sangat menarik

pengunjung dari luar desa. Ayam dilepaskan di samping atap punden untuk

diperebutkan pengunjung. Acara ini diiringi gamelan dengan irama kebogiro.

c. Mengakhiri upacara

Upacara ini berakhir dengan sendirinya setelah Ketua Lingkungan beserta

para pembantunya menyebarkan uang logam dan beras kuning yang artinya ayam

nadar telah habis.

Sebagai salah satu kekayaan budaya yang berasal dar leluhur maka acara

Bersih Desa Mandhasiya sangat mengakar dimasyarakat. Mereka percaya bahwa

keamanan terjamin setelah dilaksanakannya upacara Mandhasiya tersebut. Oleh

karena itu masyarakat Pancot masih melaksanakaanya sampai sekarang.

Mandhasiya dan desa Pancot adalah saatu rangkaian, sampai saat ini tidak ada

tanda-tanda bahwa upacara adat ini berakhir sejalan dengan berkembangnya

peradaban. Semua peralatan masih dikemas rapi dan dilakukan sesuai alur.

Upacara adat Mandhasiya ini adalah kebangaan warga Pancot. ( wawancara

dengan Bp. Saryadi bulan Oktober 2011).

Page 44: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

POTENSI DAN UPAYA PENGEMBANGAN UPACARA ADAT

MANDHASIYA

A. Potensi Upacara Adat Mandhasiya

Dalam upaya mewujudkan suatu wilayah sebagai tujuan wisata, perlu

dikembangkan upaya-upaya pemberdayaan seluruh potensi yang ada untuk

ditampilkan sebagai atraksi wisata. Untuk itu perlu dilakukan eksplorasi kreatif

guna mengenali potensi lain yang terpendam. Upaya ini dimaksudkan agar dapat

memperkaya khasanah daya tarik wisata. Tingkat keanekaragaman daya tarik

akan sangat penting artinya bagi kelangsungan industri pariwisata suatu daerah.

Semakin banyak jenis daya tarik yang ditawarkan akan semakin banyak pangsa

yang akan dirambah dan akan lebih punya peluang “memaksa” wisatawan untuk

tinggal lebih lama di suatu tempat.

Di kawasan Tawangmangu, selain suasana alam juga suasana pedesaan

yang masih cukup terasa merupakan potensi lain yang juga layak ditawarkan

sebagai daya tarik wisata. Wilayah pedesaan yang secara geografis dan sosial

berbeda dengan perkotaan, terdapat suasana khusus dan khas. Potensi daya tarik

wisata di kawasan Tawangmangu paling tidak terdapat tiga jenis daya tarik, yaitu

daya tarik budaya upacara adat seperti upacara tradisional dukutan dan upacara

bersih desa Mandhasiya, kesenian local seperti gemelan tradisional, kegiatan

ekonomi khas seperti pusat oleh-oleh pasar wisata Tawangmangu, keramahan

penduduk, dll. daya tarik alam, yaitu keindahan alam pedesaan seperti desa

31

Page 45: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Pancot, Blumbang, Gondosuli yang sebagian besar warga bermata pencahariaan

sebagai petani sehingga alam pedesaan sangat terasa, karakter khas lingkungan,

dll. daya tarik khusus meliputi event-event khusus seperti pemilihan putra putrid

lawu yang menjadi daya tarik.

Daya tarik budaya dalam bentuk upacara adat bersih desa merupakan daya

tarik unggulan bagi kawasan Tawangmangu khususnya desa Pancot sebagai

daerah tujuan wisata. Pengembangan daya tarik budaya ini harus dilakukan

dengan ekstra hati-hati. (Observasi bulan Juni-November 2011)

Adapun komponen-komponen yang menjadi dasar potensi obyek dan daya

tarik wisata meliputi empat komponen utama (4A) yaitu Atraksi, Aksesibilitas,

Amenitas, dan Aktivitas (Samsuridjal D dan Kaelany HD, 1997: 20-21).

1. Atraksi

Dalam dunia pariwisata segala sesuatu yang menarik dan bernilai

untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi (Nyoman S. Pendit, 2003:19).

Dalam istilah menyebutkan yang dimaksud dengan atraksi atau daya tarik

wisata adalah “The features that attract a tourist to aparticular

destination…They constitute the main reason for travel to the destination.

They are the pull factors tourism” artinya atraksi merupakan aspek yang

menarik bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat tertentu. Atraksi

merupakan salah satu tujuan utama dalam suatu perjalanan dan merupakan

salah satu faktor penarik dalam pariwisata. (Soekadijo, 1996: French,

1996:124).

Page 46: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Berikut ini adalah berbagai acara dalam bersih desa Mandhasia yang

menarik untuk dikunjungi, yang pertama adalah kisah dilaksanakannya

upacara adat bersih desa Mandhasia, atraksi reyog dengan penari kuda

lumping serta penari penari lainnya yang diiringi oleh alat musik

tradisional, upacara nadar dengan cara melepaskan ayam atau dilempar ke

atas atap punden dan diperebutkan oleh warga, kemudian kebersamaan

warga yang masih mau melestarikan budayanya agar tidak punah, selain

itu alam pedesaan yang masih asri dengan hamparan saawah yang indah

adalah salah satu hal menarik di tempat ini. (Obsevasi pada bulan

November 2011).

2. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah sarana pendukung yang memberikan kemudahan

untuk mencapai daerah tujuan wisata. Asesibilitas tidak hanya menyangkut

kemudahan transportasi bagi wisatawan tetapi juga waktu yang dibutuhkan

untuk sampai di lokasi. Dengan kata lain aksesibilitas atau disebut juga

keterjangkauan obyek merupakan sarana pendukung untuk mencapai suatu

obyek wisata serta jarak tempuh dan waktu yang diperlukan untuk

mencapai obyek wisata tersebut. Faktor-faktor yang penting di dalam

aksesibilitas meliputi ”... road signage, acces to tourist attractions, and

ground transport,... time taken to reach the destination, the cost of

travelling to destination, and the frequency of transport to the

destination.” Aksesibilitas yang dimaksud meliputi penunjuk jalan, jalan

menuju atraksi wisata, transportasi darat, waktu yang dibutuhkan untuk

Page 47: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mencapai obyek, biaya perjalanan menuju obyek dan jumlah transportasi

yang tersedia menuju obyek (French, 1996: 204).

Akses menuju tempat upacara adat Mandhasiya tidak terlalu sulit

karena letaknnya yang hanya sekitar 3 kilometer dari pusat kota

Tawangmangu dan sekitar 46 kilometer dari kota Surakarta. Wisatawan

yang berasal dari arah Solo dapat dicapai dengan menggunakan bus umum

jurusan Tawangmangu dengan harga penumpang umum Rp.6.000.- dan

pelajar Rp.4.000.-. Dari Terminal Tawangmangu pengunjung dapat

menggunakan angkutan desa yang biasa disebut colt disel menuju desa

Pancot dengan membayar antara Rp.2.000-Rp.3.000. Jika menggunakan

kendaraan pribadi dapat dicapai dari Solo melewati Karanganyar,

Karangpandan kemudian Tawangmangu dan langsung menuju desa

Pancot, jika dari arah Matesih dapat melalui jalur Matesih Tawangmangu.

(Observasi pada bulan November 2011).

Untuk kunjungan wisatawan yang berupa group atau rombongan yang

menggunakan transportasi bus pariwisata dapat langsung menuju obyek,

tetapi bus tidak dapat masuk ke dalam desa hanya dapat parkir di jalan

raya karena jalan desa tidak dapat menampung bus pariwisata. Kondisi

jalan menuju lokasi sudah cukup baik dan beraspal walau sedikit

berlubang dan bergelombang tetapi memungkinkan untuk dilalui berbagai

macam alat transportasi temasuk bus pariwisata yang berukuran besar serta

kendaraan pribadi baik mobil maupun motor walaupun tidak sampai ke

area desa pancot untuk bus pariwisata. Papan petunjuk arah menuju obyek

Page 48: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

juga sudah terpasang cukup baik, sehingga para wisatawan yang

berkunjung dapat dengan mudah untuk menemukan obyek wisata yang

dituju (Tawangmangu). (Obsevasi pada bulan November 2011).

3. Amenitas

Amenitas adalah fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan pariwisata

yang juga ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan.

Pengertian lain menyebutkan “…basic facilities required by tourist…aminities

do not usually in themselves generate or attract tourist, but the lack of

amenities might cause tourist to avoid a particular destination ’’ artinya

amenitas merupakan fasilitas dasar yang menjadi permintaan wisatawan.

Amenitas biasanya tidak untuk menghasilkan atau menarik wisatawan, tetapi

kurangnya amenitas di suatu obyek wisata dapat mengakibatkan para

wisatawan enggan untuk mengunjungi obyek tersebut. (French, 1996:15).

Berbagai sarana wisata yang harus dibangun atau disediakan oleh daerah

tujuan wisata antara lain adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi,

restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua obyek

wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap, pengadaan sarana wisata

tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Adapun fasilitas

pendukung dari sekitar obyek upacara adat mandhasiya antara lain hotel,

rumah makan (restaurant), pusat perbelanjaan, bank.

Bahwa pusat perbelanjaan yang ada sebagian besar berlokasi di pusat kota

Tawangmangu yang jaraknya sekitar 2-3 kilometer dari desa Pancot walau

begitu banyak terdapat juga disekitar desa Pancot. Salah satu tempat belanja

Page 49: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang sangat menarik bagi para wisatawan untuk membeli cinderamata adalah

di Pasar Wisata Tawangmangu. Ditempat ini menjual berbagai macam oleh-

oleh khas Tawangmangu serta makanan khas tawangmangu dan buah-buahan.

(Obsevasi pada bulan November 2011).

Akomodasi yang tersedia bagi wisatawan banyak disekitar

desa Pancot. Hal ini disebabkan daerah tersebut adalah kawasan

wisata alam sehingga para wisatawan selain menginap sekaligus

dapat menikmati suasana alam.

Restoran atau rumah makan sangat banyak di sekitar desa,

pengunjung tinggal memilih menu apa yang akan mereka pilih.

Tentu saja sate khas Tawangmangu. (Obsevasi pada bulan

November 2011).

4. Aktivitas

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dapat dilakukan oleh

wisatawan selama berada di suatu daerah wisata. Faktor ini sangat

berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk tinggal lebih lama

ataupun mempercepat kepulangannya. French menyebutkan bahwa

aktivitas adalah “…What the tourist does at the destination area “

atau kegiatan apa yang dapat dilakukan oleh para wisatawan di

daearah tujuan wisata. (French, 1996:124). Aktivitas juga dapat

berarti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar obyek

wisata, yang berfungsi sebagai penunjang keberlangsungan kegiatan

pariwisata di daerah tersebut serta sebagai wujud partisipasi dalam

Page 50: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

industri pariwisata. Menurut Murphy (1995:46) aktivitas dapat

digolongkan menjadi:

a. Sightseeing (melihat-lihat tempat menarik), hiking

(mendaki gunung), photography (fotografi), enjoying the

outdoors. (menikmati udara bebas).

b. Extractive-symbolic, seperti picking berries (memetik

buah), bird hunting (berburu burung).

c. Passive-free play (permainan bebas yang pasif), seperti

resting and relaxing (istirahat dan bersantai), getting away from

the city (pergi jauh dari kota), campin (kemah) cooking,

(memasak), reading (membaca), enjoying camp-fires

(menikmati api unggun), playing cards (bermain kartu).

d. Sociable-learning (pembelajaran social), seperti visiting

friends and relatives (mengunjungi teman dan relasi), meeting

people (menemui seseorang), drinking (minum), partying,

(pesta), nature study (belajar di alam terbuka).

e. Active-expressive, seperti swimming (berenang), canoeing

(bermain kano), beach activities (bermain di pantai) children’s

play (permainan anak-anak) boating (bermain boat).

Adapun berbagai akitivitas yang dapat dilakukan oleh para wisatawan

yang berkunjung ke obyek upacara adat Mandhasiya adalah pertama,

pemandangan alam pedesaan yang asri dan terawat serta hamparan sawah yang

Page 51: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

hijau di sekeliling desa yang dapat dijadikan tujuan pengunjung untuk berfoto.

Kemudian saat acara upacara adat bersih desa Mandhasiya dilaksanakan terdapat

banyak sekali tontonan yang dapat menjadi sebuah atraksi wisata. Permainan

instrument gamelan turun-temurun yang selalu dipakai saat upacara adat

Mandhasiya sangat menarik. Dijaman sekarang hanya sedikit orang yang mau

mempelajari tentang budaya leluhur tetapi di desa ini yang memainkan instrument

gamelan tersebut adalah anak-anak muda yang mereka sangat cinta terhadap

budaya mereka tradisi mereka. Gamelan tersebut dimainkan saat prosesi tertentu

saja. Setelah itu juga terdapat permainan reog yang diiringi oleh penari kuda

lumping dan yang menarikannya adalah perempuan yang belum dewasa atau

anak-anak, hal ini berarti para warga desa mengajarkan anak-anak mereka dari

kecil tentang budaya mereka sehingga budaya tersebut tidak akan hilan atau

dilupakan. Reog-reog dari desa tersebut memainkan berbagai atraksi seperti

memutar dan berjoged. Selain itu para penari kuda lumping menari dengan

luesnya diiringi seperangkat gamelan. Selain itu penari yang biasa disebut penari

warok yaitu penari dengan wajah garang berwarna merah memakai jenggot dan

kumis tebal menari gagah dengan sesekali melakukan atraksi dalam sirkus seperti

salto, membuat menara manusia, dan lain-lain. Beristirahat di pedesaan sangat

menarik bagi wisatawan dan terdapat di sekitar desa, melihat pembuatan makanan

khas upacara adat yaitu gandik. (Obsevasi pada bulan November 2011).

Selain atraksi tersebut pengunjung dapat melihat sebuah batu yang konon

adalah batu yang dipakai oleh Puthut tetuka untuk benghancurkan kepala prabu

Baka. Batu tersebut saat upacara besih desa disiram dengan air tape ketan yang

Page 52: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

berfungsi agar tempat tersebut dan sekitar desa tidak dikeramatkan. Kemudian

atraksi sebelum akhir acara yang sangat menarik adalah saat upacara nadar yaitu

orang-orang yang mempunyai keinginan dan keinginanya terpenuhi maka warga

desa tersebut wajib menyumbang ayam yang akan diperebutkan penonton. Hal

inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Karena mereka percaya jika

mendapatkan ayam nadar tersebut maka mendapatkan berkah. Ayam dilempar ke

atap punden kemudian diperebutkan oleh masyarakat, walaupun harus berebut

tetapi sampai saat ini masih banyak warga desa atau pendatang yang akan

merebutkan ayam tersebut. Terakhir dan paling penting adalah rasa persatuan

warga, gotong royong, dan kecintaan warga desa dengan budayanya yang sangat

mengagumkan. Mereka berhenti bekerja saat upacara tersebut dengan tujuan

menyerahkan waktu mereka untuk acara tersebut. Rasa cinta mereka terhadap

budayanya itulah yang mendorong mereka enggan meninggalkan budayanya

tetapi mengajarkan kepada anak cucu mereka agar budaya tersebut tidak mati

dimakan usia. (Obsevasi pada bulan November 2011).

5. Pengelola

Sementara ini pengelola dari Pamong desa atau perangkat desa, Ketua RT

desa Pancot lor (utara) dan desa Pancot kidul (selatan) serta masyarakat desa

Pancot. (Obsevasi pada bulan November 2011).

Potensi dilihat dari analisis SWOT sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strength)

Page 53: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Alam sekitar tempat penyelenggaraan upacara bersih desa Mandhasiya

sangat menjadi daya tarik tersendiri bagi pendatang, selain itu terdapat atraksi

tambahan yang berupa ritual yang dapat menarik wisatawan bahkan wisatawan

mancanegara, dalam prosesi terdapat pentas tari reyog yang disini sebagai hiburan

bagi masyarakat, di puncak acara terdapat pelepasan ayam nadar yang dapat

dijadikan hiburan tersendiri. Prosesi awal awal dari untukpacara ini adalah daya

tarik tersendiri seperti acara pemasakan sesaji dan masakan khas yaitu gandik

selain itu pemotongan ayam sesaji dan kambing sesaji adalah atraksi yang

menarik.

2. Kelemahan (Weaknesses)

Akses jalan yang bergelombang dan berlubang menjadi salah satu hambatan

datangnya wisatawan, kemudian waktu pelaksanaan yang hanya dua kali dalam

satu tahun sehingga menjadikan satu keemahan, seharusnya obyek-obyek sekitar

harus dikelola secara optimal sehingga terjadi saling menjadi promosi wisata,

transportasi yang terbatas menjadi kelemahan lain untuk upacara bersih desa

Mandhasiya ini. Kemudian belum adanya homestay adalah kelemahan di obyek

sehingga wisatawan harus menginap di rumah penduduk.

3. Peluang atau Kesempatan (Oppertunities)

Kekayaan alam yang indah dan masih pedesaan dimungkinkan menarik

wisatawan kota yang ingin merasakan hidup di pedesaan dan berinteraksi

langsung dengan warga desa, selain itu prosesi dari upacara bersih desa

Mandhasiya yang sacral dapat menjadi suatu atraksi wisata yang dapat dijual

Page 54: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menjadi sebuah paket wisata. Animo dari masyarakat atau wisatawan

mancanegara dan wisatawan dalam negeri dapat menjadikan upacara ini sebagai

bahan penelitian budaya atau akademik sehingga dapat mendatangkan wisatawan.

4. Ancaman (Threats)

Suatu daerah tujuan wisata memiliki hal negativ yaitu persaingan dengan

obyek wisata lain dan cuaca yang tidak menentu dapat menjadikan berkurangnya

pemgumjumg bahkan pembatalan atraksi pendukung.

B. Rencana Pengembangan Obyek Wisata Budaya Mandhasiya

Pengembangan kawasan ini juga sudah mulai dipikirkan oleh Pengurus

upacara adat Mandhasiya. Sebagai sarana pendukung juga akan dirancang

pengembangan sebagai tujuan wisata. Untuk memajukan suatu tempat yang

berpotensi sebagai daerah tujuan wisata agar menjadi tempat wisata budaya maka

harus ada suatu strategi pengenalan terhadap obyek tersebut. Obyek yang

berpotensi sebagai tujuan wisata budaya ini dapat dikembangkan sebagai sebuah

paket wisata. Paket wisata tersebut bertujuan membuat pedoman pengembangan

Upacara Adat Mandhasiya agar menjadi Pusat Informasi yang representatif

dengan tujuan masyarakat lebih mencintai warisan budaya, khususnya warisan

budaya Mandhasiya, kecintaan pada warisan budaya Mandhasiya diharapkan

mampu menjadikan masyarakat ikut berperan serta dalam upaya pelestariannya,

khususnya bagi masyarakat sekitar Desa Pancot, Tawangmangu yang hidup di

tempat dimana budaya itu hidup.

Page 55: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Apresiasi terhadap peninggalan budaya Mandhasiya diharapkan dapat

menumbuhkan kebanggan dan jati diri bangsa. Dengan strategi pembuatan suatu

paket wisata yang bertujuan mendatangkan pengunjung agar dapat dijual menjadi

sebuah tujuan wisata. dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar agar

meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki warisan budaya Mandhasiya menjadi

tinggi.

Dibuatnya sebuah paket wisata yang bertujuan mengenalkan budaya bersih

desa Mandhasiya dengan mengikuti semua prosesi yang diperbolehkan oleh

pengelola seperti ikut menari dengan penari reyog dan penari jaranan dengan

diiringi oleh seperangkat gamelan pendukung tari reyog, naik ke atas kepala reyog

juga di perbolegkan, berfoto bersama dengan reyog, melihat upacara penyiraman

batu gilang dan ikut melempar ayam nadar yang ayam tersebut sudah disediakan

oleh pembuat paket yang dana dimasukan dalam harga, setelah acara selesai

wisatawan disuguhi makanan khas yaitu sate landak.

Karena hanya dilaksanakan dua kali dalam setahun bahkan hanya sekali

dalam setahun maka akan dibuat paket alternative yaitu paket wisata napak tilas

dengan tujuan merndatangi tempat tempat seperti punden bale pathokan yaitu

tempat dilaksanakannya upacara puncak bersih desa mandhasiya, batu gilang

yaitu batu yang digunakan oleh puthut tetuka untuk memecahkan kepala prabu

baka. Dean pringgondani yaitu tempat pertapaan puthut tetuka beserta tujuh

pancuran. Paket ini hanya sekedar perencanaan tetrapi sudah dibicarakan dengan

pihak pengelola akan tetapi belum pernah dilaksanakan.

Prosesi Mandhasiya sebagai obyek wisata budaya

Page 56: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kosep perencanaan paket wisata budaya

a. paket ini meliputi serangkaian adat atau prosesi serta wisata sekeliling

tempat upacara adat Mandhasiya. Untuk kedepannya dengan paket ini diharapkan

upacara adat Mandhasiya semakin dikenal masyarakat luas. Tetapi paket ini

belum teruji dikarenkan masih dalam preoses perencanaan.

b. fasilitas yang terdapat dalam paket wisata ini

mobil Avanza, TV, DVD player, buku panduan acara, snack, makan sesuai

program, dokumentasi, compact disc, P3K, tour leader, guide(mancanegara)

c. Model paket wisata yang dikembangkan beserta itenerynya

Paket half day

Jam 07.00 berangkat dari Solo

Jam 08.30-09.00 tiba di rumah makan sate landak untuk makan pagi

Jam 09.00-10.30 berkunjung ke grojogan sewu

Jam 10.30 dilanjutkan menuju desa Pancot

Jam 10.30-13.00 melihat prosesi penyembelihan ayam, dll

Jam 13.00-14.00 istirahat + makan siang

Jam 14.00-16.30 melihat prosesei dari arak-arakan penari reyog

Page 57: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kemudian melihat uparaca puncak menyiram batu

gilang, dilanjutkan upacara nadar atau melempar

ayam ke atap punden.

Jam 16.30-17.00 persiapan kembali ke Solo

Jam 17.00-19.30 tiba di solo

Paket stay over

Day I

Jam 11.30 berangkat dari Solo

Jam 13.00-14.00 tiba di Tawangmangu + lunch

Jam 14.00-17.00 melihat prosesi pemasakan sesaji

Jam 17.00-18.00 melihat persiapan reyog dan gamelan turun temurun

Jam 18.00-20.00 istirahat + dinner

Jam 20.00-23.00 free program

Jam 23.00-24.00 melihat prosesi pemukulan bendho tradisional

Jam 24.00 istirahat malam ( rumah penduduk)

Day II

Jam 04.00-05.30 persiapan tour hari II +snack

Jam 06.00-09.00 mengikuti upacara di pertapaan pringgondani

Jam 09.00-10.00 breakfast

Jam 10.00-13.00 mengikuti upacara penyembelihan ayam dan

kambing kendit

Jam 13.00-14.00 lunch

Jam 14.00-16.30 mengikuti upacara awal arak-arakan reyog

Page 58: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dilanjutkan penyiraman batu gilang kemudian

upacara nadar hingga selesai

Jam 16.30-17.00 persiapan kembali ke solo

Jam 17.00 berangkat ke Solo

Jam 19.00 tiba di Solo

d. perhitungan harga

biaya tetap paket half day

sewa mobil Rp. 600.000

parkir Rp. 5.000

driver RP. 200.000

tour leader Rp. 200.000

guide Rp. 200.000

doc+buku panduan+CD Rp. 175.000 +

total RP. 1.380.000

biaya tidak tetap

snack @Rp. 10.000

lunch @Rp. 30.000

asuransi @Rp. 50.000 +

total @Rp. 90.000 x 4 pax

Rp. 360.000

Biaya tetap 1.380.000

Page 59: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Biaya tidak tetap 360.000 +

Rp. 1.740.000 = profit 10% = 174.000

1.740.000/ 4 pax = @Rp.435.000 + profit

harga per pax = Rp. 600.000

biaya tetap stay over

home stay Rp. 250.000

sewa mobil Rp. 1.200.000

parkir Rp. 10.000

driver Rp. 200.000

tour leader Rp. 300.000

guide Rp. 300.000

doc+buku panduan+CD Rp. 175.000 +

total Rp. 2.435.000

biaya tidak tetap

snack @Rp. 10.000

meals @Rp. 30.000 x 4

asuransi @Rp. 50.000 +

total @Rp. 180.000 x 4pax

Rp. 720.000

Page 60: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Biaya tetap 2.435.000

Biaya tidak tetap 720.000 +

Rp. 3.155.000 = profit 10% = 315.000

3.155.000 / 4pax

@789.000 + profit

harga per pax = Rp. 1.105.000

Page 61: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

C. Kendala Pengembangan Obyek Wisata Budaya Mandhasiya

Upacara Adat Mandhsiya sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar

untuk dikembangkan menjadi obyek wisata budaya andalan di Karanganyar,

khususnya di Kota Kecamatan Tawangmangu. Upaya pengembangan tersebut

mengalami berbagai hambatan, sehingga potensi dan aset budaya yang ada di

Kec.Tawangmangu tersebut belum dapat digarap secara maksimal. Salah satu

kendala mendasar dalam upaya pengembangan obyek wisata di kawasan ini

adalah minimnya dana yang tersedia. Kendala lain dari upaya pengembangan

Upacara Adat Mandhasiya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar dan

pengelola bahwa upacara tersebut dapat dijadikan tujuan wisata seperti upacara

ngaben di Bali.

Kurangnya pengetahuan tentang adanya budaya ini kepada masyarakat

luas menjadi hal yang sangat menghambat. Pengenalan terhadap budaya ini di

masyarakat luas sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah. Di jaman media yang

berkembang seperti sekarang, promosi itu sangat mudah jika pelaku ingin dengan

contoh pembuatan brosur, pemanfaatan media internet dengan membuat suatu

blog tentang budaya Mandhasiya. Karena di media internet sangat minim tentang

uracara tersebut. Suatu daerah tujuan wisata memiliki suatu hal yang negativ,

contohnya adalah naiknya harga dari barang-barang ekonomi, kemudian

masyarakat menjadi seperti mencari keuntunggan, tumbuhnya pedagang.

Akses jalan yang bergelombang dan berlubang menjadi salah satu

hambatan datangnya wisatawan, kemudian waktu pelaksanaan yang hanya dua

kali dalam satu tahun sehingga menjadikan satu keemahan, seharusnya obyek-

Page 62: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

obyek sekitar harus dikelola secara optimal sehingga terjadi saling menjadi

promosi wisata, transportasi yang terbatas menjadi kelemahan lain untuk upacara

bersih desa Mandhasiya ini. (Observasi pada bulan November 2011)

Page 63: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upacara Adat Mandhasiya mempunyai potensi yang besar untuk

dikembangkan menjadi obyek wisata budaya andalan Kabupaten Karamganyar

khususnya Tawangmangu. Di tempat ini terdapat warisan budaya yang harus

senantiasa dijaga dan dilestarikan. Selain wisala alam yang indah di tempat ini

juga terdapat budaya yang sangat menarik. Para wisatawan dapat memahami lebih

jauh tentang asal mula diadakan upacara bersih desa tersebut. Di sini selain

peninggalan budaya yang sangat dijaga juga suasana pedesaan yang masih cukup

terasa, keindahan alam pedesaan serta keramahan penduduk sekitar juga

merupakan daya tarik wisata tersendiri bagi wisata budaya ini.

Pada umumnya masyarakat yang mengadakan upacara tradisional

mempunyai kepercayaan yang kuat terhadap tradisi adat istiadat yang telah

berjalan turun temurun. Upacara tersebut sejak kapan dilaksanakan tidak diketahui

secara pasti. Menurut kepercayaan masyarakat setempat upacara ini dilaksanakan

sejak terjadinya peristiwa antara Prabu Baka dan Puthut Tetuka yang terlibat

dalam pertempuran dan yang dimenangkan oleh Puthut Tetuka karena Prabu Baka

bersifat serakah. Upacara bersih desa mempunyai makna bahwa mereka bersama-

sama memenuhi kewajiban untuk melestarikan budaya peninggalan nenek

moyangnya, berbakti kepada bumi yang telah melahirkan dan yang telah member

sumber hidup dan rejeki.

50

Page 64: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Upacara ini didahului dengan arak-arakan tarian reyog dengan penari

pengiring kemudian dilanjutkan upacara penyiraman batu gilang dengan air

badheg yang didahului dengan pembacaan doa dan pelemparan beras kuning yang

sebagai pertanda upacara penyiraman akan dimulai. Acara inilah acara inti dari

upacara bersih desa Mandhasiya. Setelah itu dilanjutkan upacara nadar yaitu untuk

yang memiliki keinginan dan keinginanya tercapai maka wajib melaksanakan

upacara ini dengan cara menarik kupat luwar kemudian dilaksanakan pelemparan

ayam di atas punden yang akan diperebutkan pengunjung. Setelah ayam habis

maka ketika lingkungan menyebarkan beras kuning dan uang logam bertanda

upacara selesai.

Pembuatan suatu paket wisata yang bertujuan mendatangkan pengunjung

agar dapat dijual menjadi sebuah tujuan wisata. Dengan meningkatkan taraf hidup

masyarakat sekitar agar meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki warisan

budaya Mandhasiya menjadi tinggi.

Dalam upaya pengembangan obyek wisata ini mengalami berbagai

kendala diantaranya minimnya dana yang tersedia. Kurangnya pengetahuan

tentang adanya budaya ini kepada masyarakat luas menjadi hal yang sangat

menghambat. Pengenalan terhadap budaya ini di masyarakat las sebenarnya dapat

dilakukan dengan mudah. Di jaman media yang berkembang seperti sekarang,

promosi itu sangat mudah jika pelaku mau dengan contoh pembuatan brosur,

pemanfaatan media internet dengan membuat suatu blog tentang budaya

Mandhasiya. Karena di media internet sangat minim tentang uracara tersebut.

Page 65: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan yang sedikit banyak dapat menjadi

masukan bagi pihak Pengelola Upacara Bersih desa Mandhasiya dalam upaya

pengembangan kawasan ini menjadi obyek wisata budaya Kabupaten

Karanganyar antara lain pihak pengelola harus melakukan promosi secara gencar.

Kegiatan Promosi baik melalui leaflet, booklet, brosur serta melalui berbagai

media baik media cetak maupun elektronik terutama internet merupakan langkah

yang cukup efektif untuk memasarkan obyek wisata budaya ini kepada publik dan

masyarakat luas baik dari dalam maupun luar negeri. Upaya promosi yang gencar

diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sehingga dapat

mendongkrak pendapatan daerah. Dengan menigkatnya pendapatan daerah maka

minimnya dana untuk pengembangan kawasan Wisata Budaya Mandhasiya

dengan sendirinya dapat teratasi.

Berbagai hasil industri kecil seperti cinderamata dapat sebagai alternatif

pekerjaan saat upacara berlangsung. Alternatif tersebut tersebut seharusnya

mampu menjadi cinderamata yang khas bagi wisata budaya Mandhasiya. Kesan

kenangan bagi para wisatawan ketika mengunjungi suatu obyek wisata akan

mereka bawa pulang melalui cinderamata yang mereka beli di obyek tersebut.

Upaya pengelolaan dan pemanfaatan berbagai hasil industri kecil tersebut dapat

dilakukan dengan pembuatan sentra penjualan kerajinan tangan disekitar obyek

wisata. Dengan adanya sentra penjualan kerajinan tangan tersebut selain para

pengrajin dapat dengan mudah untuk memasarkan hasil karya mereka juga dapat

mendukung perkembangan pariwisata di kawasan ini.

Page 66: POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BUDAYA …/Potensi...dan karunianya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat ni. Laporan ... memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Satu hal yang perlu diperbaiki adalah pertama akses jalan menuju tempat

upacara tersebut, diadakannya pelaksanaan upacara ini tanpa harus selasa kliwon

saat wuku Mandhasiya saja tetapi dilaksanakan upacara bayangan sebagai hiburan

wisatawan. Pengelolaan secara optimal di sekitar tempat upacara ini sehingga

dapat mendukung wisata budaya ini. Kemudian pemerintah membuat kalender

pariwisata mengenai upacara ini sebagai promosi ke masyarakat luas, ditambahi

jam dalam sisi transportasi.

Ceritra tentang awal diadakannya upacara ini lebih baik dibuat suatu

pementasan, sebelum acara brosur pelaksanaan disebar ke hotel-hotel dan biro

wisata.