Potensi Dan Kualitas Batuan Formasi Kujung Sebagai Batuan Induk

download Potensi Dan Kualitas Batuan Formasi Kujung Sebagai Batuan Induk

of 8

description

pertambangan

Transcript of Potensi Dan Kualitas Batuan Formasi Kujung Sebagai Batuan Induk

POTENSI DAN KUALITAS BATUAN FORMASI KUJUNG SEBAGAI BATUAN INDUK, PADA LINTASAN KALI WUNGKAL, TUBAN, JAWA TIMURPOTENSI DAN KUALITAS BATUAN FORMASI KUJUNG

Oleh :Teguh Irawan

Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Jl.SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur, Yogyakarta-55283Telp. (0274) 487816, Fax. (0274) 487816ABSTRAKPencarian dan penemuan interval batuan yang mungkin berpotensi sebagai batuan induk merupakan langkah awal eksplorasi yang penting. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang identifikasi interval batuan sedimen yang mengandung bahan organik dengan kadar tertentu, yang oleh panas danwaktu dapat menghasilkan hidrokarbon dalam bentuk minyak atau gas secara tepat. Telitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi batuan induk hidrokarbon Formasi Kujung pada lintasan Kali Wungkal, Tuban, Jawa Timur. Analisa geokimia guna mengetahui potensi dan kualitas dilakukan untuk 4 (empat) conto batuan.Hasil analisa potensi dan kualitas Batuan Induk, berdasarkan contoh batuan yang dianalisis, kandungan TOC berkisar antara 0.17% sampai 0,69%, miskin sampai sedang. Rock-Eval menunjukkan bahwa semua batulempung berpotensi miskin sebagai batuan sumber hidrokarbon (PY < 2 kg/ton). Tingkat kematangan berdasarkan Ro ( 435oC 0.1-02 awal matang - matang0.2 telah terkontaminasiDari dua conto SW2 dan SW3 diperoleh hasil sbb.:Ternyata kedua contoh tersebut termasuk potensial miskin dan belum matang.5. ANALISIS PANTULAN VITRINITPerconto yang telah dihancurkan (tidak terlalu halus) diberi larutan asam klorida (HCl) untuk menghilangkan kandungan karbonatnya, kemudian setelah dilakukan pencucian dan netralisasi, maka diteteskan larutan asam fluorida (HF) untuk menghilangkan kandungan silikanya. Dengan menggunakan larutan ZnBr2, maka akan terpisahkan antara kerogen dengan yang bukan kerogen, yang mana kerogen akan mengapung. Selanjutnya kerogen diambil dan dibilas, kemudian dicetak dalam resin dan dipoles. Pengukuran besarnya pantulan vitrinit dilakukan dengan menggunakan mikroskop refleksi Leitz-MPV2 yang dikombinasikan dengan digital counter untuk mengukur nilai pantulan vitrinit yang ada.Data analisis ini ditampilkan dalam diagram batang. Nilai yang diarsir dipakai untuk menentukan kematangan dan yang tidak diarsir ditafsirkan sebagai vitrinit yang telah teroksidasi dan mengalami daur ulang atau material yang tidak jelas identitasnya seperti bitumen padat, pseudo-vitrinit atau semi fusinit. kadang-kadang perconto yang dianalisis tidak mengandung vitrinit atau tidak mempunyai angka pembacaan yang cukup sebagai data kematangan yang dapat diyakini, sehingga dinyatakan sebagai Tidak Dapat Ditentukan (TDD). Kisaran yang dihasilkan dari nilai pantulan vitrinit (Ro) adalah sebagai berikut :< 0.35% Ro : belum matang< 0.60% Ro : awal matang0.60-1.20% Ro : minyak0.70-1.00% Ro : pik minyak1.00-2.00% Ro : gas basah1.35-3.20% Ro : gas keringRo untuk conto SW2 mempunyai harga rata-rata 0,34 (belum matang), sedangkan conto SW3 tidak dilakukan analisa vitrinit dan analisa GC-MS.6. ANALISIS MOLEKULARAnalisis GC-MS dilakukan pada kedua fraksi, yaitu alifatik dan aromatik dengan menggunakan sistim GC dari Hewlett Packard Series 6890 yang dihubungkan dengan quadrapole Mass Selective Detector Tipe 5970. Seluruh fraksi alifatik teranalisis dengan menggunakan Selective ion monitoring (SIM) mode untuk pendeteksian secara khusus dari ionion m/z 85, 123, 177, 183, 191, 205, 217, 218, 231, 259, 273, 384, 398 dan 412. Bila perlu perconto dianalisis secara full scan yang dimaksudkan untuk mendapatkan massa spektranya. Fragmentogram massa 128, 142, 156, 170, 178, 184, 192, 198, 206, 212, 220, 226, 231, 234, 253, 267, 231, 245, 365 didapatkan dari fraksi aromatik. A Hewlett Packard series 900/216 data Station digunakan untuk pemrosesan dan akuisisi data. Analisis molekul distribusi biomarker dihitung dari peak areas fragmentogram massa. Hal yang penting untuk diketahui bahwa disebabkan oleh respons factors yang berbeda, maka molekul parameter yang dihitung dari ionion tunggal tidak mewakili perhitungan yangbenar banyaknya senyawa secara relatif. Bagaimanapun, nilai-nilai ini mudah untuk diukur dengan membandingkan distribusi biomarker dari perconto yang berbeda. Parameter biomarker dipilih untuk menentukan jenis bahan organik, kematangan termal dan lingkungan pengendapan.Parameter yang paling baik adalah yang dipengaruhi hanya oleh salah satu dari faktor-faktor tersebut. Sedangkan hasil analisis GC-MS conto SW2. Potensi dan Kualitas Batuan Induk, berdasarkan conto batuan yang dianalisis, nampak bahwa kandungan TOC berkisar antara 0.17% sampai 0,69%, separuh conto nilainya