Poster Ilmiah IMSS

3
Logo Unsri Logo IMSS 2012 ANALISIS POTENSI NANOCURCUMIN TERKAPSULASI APOTRANSFERRIN SEBAGAI INOVASI PENGEMBANGAN TERAPI PADA PENDERITA HIV/AIDS Surya Wijaya*, Diana Utama Putri* *Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Abstrak HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia karena telah menjadi pandemi yang meluas. Selain itu, belum ada pengobatan yang efektif untuk mengobati HIV-AIDS. Nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin merupakan terapi yang efektif dan rendah efek samping bagi penderita HIV-AIDS karena tidak hanya dapat menghambat siklus replikasi HIV namun juga dapat memperbaiki gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HIV. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan karena di samping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki window period dan fase asimptomatik yang relatif panjang sehingga menyebabkan iceberg phenomenon. Saat ini standar baku pengobatan kanker adalah antiretroviral masih memiliki keterbatasan dan efek samping yang cukup banyak. Oleh karena itu, perlu terapi HIV-AIDS yang lebih efektif dan efisien serta rendah efek samping. 1 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mekanisme pembuatan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin? 2. Bagaimana efek dan keamanan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin sebagai terapi HIV-AIDS? Tujuan 1. Mengetahui mekanisme pembuatan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin. 2. Mengetahui efek dan keamanan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin sebagai terapi HIV-AIDS. Metode Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif argumentatif guna menarik kesimpulan secara logis. Kerangka Konsep

Transcript of Poster Ilmiah IMSS

Page 1: Poster Ilmiah IMSS

Logo Unsri Logo IMSS 2012ANALISIS POTENSI NANOCURCUMIN TERKAPSULASI APOTRANSFERRIN SEBAGAI

INOVASI PENGEMBANGAN TERAPI PADA PENDERITA HIV/AIDS

Surya Wijaya*, Diana Utama Putri**Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

AbstrakHIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia karena telah menjadi pandemi yang meluas. Selain itu, belum ada pengobatan yang efektif untuk mengobati HIV-AIDS. Nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin merupakan terapi yang efektif dan rendah efek samping bagi penderita HIV-AIDS karena tidak hanya dapat menghambat siklus replikasi HIV namun juga dapat memperbaiki gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HIV.

Latar BelakangAcquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan karena di samping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki window period dan fase asimptomatik yang relatif panjang sehingga menyebabkan iceberg phenomenon. Saat ini standar baku pengobatan kanker adalah antiretroviral masih memiliki keterbatasan dan efek samping yang cukup banyak. Oleh karena itu, perlu terapi HIV-AIDS yang lebih efektif dan efisien serta rendah efek samping.1

Rumusan Masalah1. Bagaimana mekanisme pembuatan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin?2. Bagaimana efek dan keamanan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin sebagai terapi HIV-AIDS?

Tujuan1. Mengetahui mekanisme pembuatan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin.2. Mengetahui efek dan keamanan nanocurcumin terkapsulasi apotransferrin sebagai terapi HIV-AIDS.

MetodePengumpulan data diperoleh dari data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif argumentatif guna menarik kesimpulan secara logis.

Kerangka Konsep

Page 2: Poster Ilmiah IMSS

Hasil dan TemuanMekanisme Pembuatan Nanocurcumin Terkapsulasi Apotransferrin 2

Efek Nanocurcumin sebagai Anti-HIV/AIDS2,3

1. Nanocurcumin terenkapsulasi apotransferrin dapat menghambat siklus replikasi HIV karena berperan sebagai inhibitor integrase, inhibitor protease, inhibitor NF-kB (Nuclear Faktor Kappa B), inhibitor LTR (Long Terminal Repeat), dan represi topoisomerase

2. Nanocurcumin terenkapsulasi apotransferrin dapat memperbaiki gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HIV, seperti infeksi oportunistik jamur dan bakteri, limfoma non-Hodgkin, dan diare terkait HIV karena berpotensi sebagai antimikroba, antikanker, dan antiinflamasi.

Keamanan Nanocurcumin sebagai Agen Anti-HIV/AIDSSecara farmakologis, nanocurcumin cukup aman dan tidak menimbulkan toksisitas hingga pada dosis 10 gram/hari.Nanocurcumin juga hanya menimbulkan efek samping ringan berupa rasa mual, diare, dan anemia ringan pada sebagian kecil kasus.4

Kesimpulan1. Nanocurcumin diproses dari curcumin dan apotransferrin berbasis nanocarrier untuk meningkatkan

bioavailabitas curcumin.2. Nanocurcumin berpotensi sebagai terapi yang efektif dan aman bagi pasien HIV-AIDS karena menghambat

siklus replikasi HIV dan memperbaiki gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HIV.

Saran1. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai dosis efektif nanocurcumin pada pasien HIV-AIDS.2. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara pemberian nanocurcumin pada pasien HIV-AIDS.

Referensi1. WHO. 2006. Human Immuno Deficiency Virus. Diunduh dari: http://www.who.int/csr/disease/human_immunodificiency_virus.html,

diakses tanggal 21 Oktober 2012.2. Upendhar G, R. K. Chaitanya, Golla K, Raju CR, Anand K. Curcumin-Loaded Apotransferrin Nanoparticles Provide Efficient Cellular

Uptake and Effectively Inhibit HIV-1 Replication In Vitro. Plos One August 2011 Volume 6 Issue 8 e23388. p. 1-113. Anugrahini, Irawati, M. Rafdi Amadis, dan Agung Dwi WW. 2010. Potensi Curcumin dalam Kunyit (Curcuma longa) sebagai Suplemen

Terapi untuk Pasien HIV/AIDS. Juxta Vol. 2 No.1 Juli-Desember 2010. Hlm. 44-49.4. Estefanı´a Burgos-Moro´n, Jose´ Manuel Caldero´n-Montan˜o, Javier Salvador, Antonio Robles and Miguel Lo´pez-La´zaro. The dark side

of curcumin. Int. J. Cancer: 126, 1771–1775 (2010)

Alamat Korespondensi:*Surya WijayaForum Kajian Ilmiah dan AkademikKampus B FK Unsri Kompleks RSMH Jl. Dr. Moh. Ali, Palembang