POSR 2 prin

30
KASUS 1 1. Daftar permasalahan a. Nyeri dan bengkak di semua sendi jari-jari kakinya b. Keluhan sering dialami dan hilang timbul c. Keluhan sering kambuh jika mengkonsumsi kacang-kacangan dan jeroan d. Tanda radang +++, massa keras di sendi-sendi jari, jari- jari sulit digerakkan e. Penderita mengalami gastritis 2. Diagnosis kerja Gout Arthritis 3. Tujuan terapi Mengatasi serangan akut (nyeri dan radang) 4. Golongan obat yang dapat digunakan a. Parasetamol b. NSAID i. Aspirin 1 Seorang laki-laki, umur 30 tahun, pekerjaan buruh tani, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri dan bengkak di semua sendi jari-jari kakinya. Keluhan ini sudah sering dialami, hilang timbul. Keluhan ini sering kambuh jika dia mengonsumsi kacang- kacangan dan jeroan. Beberapa orang anggota keluarganya juga mengalami keluhan yang sama. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda radang +++, teraba massa keras di sendi-sendi jari, jari-jari sulit digerakkan karena nyeri dan massa tersebut, tanda vital dalam batas normal. Riwayat penyakit lain: penderita ini mengalami gastritis.

description

qqq

Transcript of POSR 2 prin

Page 1: POSR 2 prin

KASUS 1

1. Daftar permasalahan

a. Nyeri dan bengkak di semua sendi jari-jari kakinya

b. Keluhan sering dialami dan hilang timbul

c. Keluhan sering kambuh jika mengkonsumsi kacang-kacangan dan jeroan

d. Tanda radang +++, massa keras di sendi-sendi jari, jari-jari sulit digerakkan

e. Penderita mengalami gastritis

2. Diagnosis kerja

Gout Arthritis

3. Tujuan terapi

Mengatasi serangan akut (nyeri dan radang)

4. Golongan obat yang dapat digunakan

a. Parasetamol

b. NSAID

i. Aspirin

ii. Cox-inhibitor non-selective

iii. Cox-2-inhibitor seletive

c. Colchicine

d. Kortikosteroid

i. Glukokortikoid

1

Seorang laki-laki, umur 30 tahun, pekerjaan buruh tani, datang ke puskesmas dengan keluhan

nyeri dan bengkak di semua sendi jari-jari kakinya. Keluhan ini sudah sering dialami, hilang

timbul. Keluhan ini sering kambuh jika dia mengonsumsi kacang-kacangan dan jeroan.

Beberapa orang anggota keluarganya juga mengalami keluhan yang sama. Hasil pemeriksaan

fisik didapatkan tanda-tanda radang +++, teraba massa keras di sendi-sendi jari, jari-jari sulit

digerakkan karena nyeri dan massa tersebut, tanda vital dalam batas normal. Riwayat penyakit

lain: penderita ini mengalami gastritis.

Page 2: POSR 2 prin

ii. Mineralokortikoid

5. Golongan obat terpilih

Golongan obat terpilih adalah NSAID karena efektif meredakan nyeri dan memiliki efek

antiinflamasi yang cukup baik. Kolsikin tidak dipilih karena memiliki rasio dosis terapi dan

toksik yang rendah dan oleh karenanya memiliki efek samping yang cukup banyak.

Sedangkan kortikosteroid diberikan untuk mengatasi serangan akut gout, terutama pada

pasien yang dikontraindikasi atau tidak memberi respons terhadap terapi dengan NSAID

dan/atau kolkisin. Golongan NSAID yang dipilih adalah Cox-2-inhibitor seletive karena

aman diberikan pada penderita gastritis dibanding dengan aspirin dan Cox-inhibitor non-

selective.

6. Jenis obat yang akan digunakan

Meloxicam

7. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil, signa

a. Dosis: 7.5 -15 mg

b. Interval pemakaian: 1 kali sehari pada pagi hari (karena nyeri biasanya timbul pada

pagi hari)

c. Jangka waktu pemakaian: 2 minggu

d. BSO: tablet, karena stabil dalam penyimpanan dan pasien merupakan pasien dewasa.

e. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan tablet 7.5 mg, maka diperlukan 14 tablet

f. Signa: karena meloksikam aman untuk lambung, jadi dapat diminum kapan saja

2

Page 3: POSR 2 prin

8. Resep dan KIE

KIE:

- Obat diminum setiap hari pada pagi hari

- Menghindari makan makanan yang mengandung purin tinggi seperti kacang-kacangan,

jeroan, daging, dll

- Setelah obat habis, pasien diminta untuk datang kontrol kembali. Apabila kadar asam urat

masih tinggi (>7.0 mg/dl), maka pada pasien akan diberikan obat yang dapat menurunkan

kadar asam urat misalkan alopurinol.

3

dr. PutraPraktek

Jalan Merpati No 22 MataramSIP: 1214-N/15/11/92-DINKES

No Telp.: (0370) 121554 Mataram, 25 Juli 2013

R/ tab Meloxicam mg 7.5 no XIV s u.d.d tab I Paraf

Pro : Tn. XUmur : 30 tahunAlamat : Jalan Bung Karno No. 25 Mataram

Page 4: POSR 2 prin

KASUS 2

1. Daftar permasalahan

a. Nyeri lutut kanan

b. Sering kambuh jika dingin atau sering berdiri atau terlalu lama berjalan

c. TD 160/100 mmHg

d. Tanda radang++ pada sendi lutut kanan

2. Diagnosis kerja

Osteoarthritis et Hipertensi grade II

3. Tujuan terapi

a. Mengurangi keluhan nyeri sendi dan tanda radang

b. Menurunkan tekanan darah

c. Mencegah berulangnya gejala (kondroprotektif)

4. Golongan obat yang dapat digunakan

a. Mengurangi nyeri dan radang

i. Parasetamol

ii. NSAID:

1. Aspirin

2. Cox-inhibitor non-selective

3. Cox-2-inhibitor seletive

iii. Kortikosteroid

b. Menurunkan tekanan darah:

i. ACE Inhibitor4

Seorang perempuan berumur 45 tahun, pekerjaan guru, datang berobat dengan

keluhan nyeri di sendi lutut kanan. Keluhan ini dialami sejak 2 tahun yang lalu

diawali dengan trauma pada daerah tersebut. Keluhannya sering kambuh jika udara

dingin atau sering berdiri atau terlalu lama berjalan. Hasil pemeriksaan fisik, tekanan

darah 160/100 mmHg, pernapasan 20 kali/menit, suhu afebris, tanda radang ++ pada

sendi lutut kanan.

Page 5: POSR 2 prin

ii. ARB

iii. Simpatolitik:

1. Sentral: alfa2 blocker

2. Perifer: alfa1 blocker, beta blocker

iv. CCB:

1. Dihidropiridin

2. Non-dihidropiridin

v. Diuretik

1. Tiazid

2. Loop diuretik

3. Diuretik hemat kalium

vi. Vasodilator

c. Kondroprotektif: glukosamin & kondroitin

5. Golongan obat terpilih

a. Mengurangi nyeri dan radang: golongan obat terpilih adalah NSAID karena memiliki

efek antiinflamasi yang lebih besar dibanding parasetamol. NSAID terpilih adalah

yang mengahambat cox-nonselective, karena NSAID cox-2-selective inhibitor dapat

meningkatkan risiko insiden edema dan hipertensi. Kortikosteroid tidak dianjurkan

diberikan pada pasien osteoarthritis karena dapat semakin memperburuk keadaan

sendi yang rusak.

b. Menurunkan tekanan darah: menurut JNC 7, kombinasi 2 obat untuk pasien dengan

hipertensi grade II. Golongan obat terpilih adalah:

o Diuretik golongan tiazid dipakai sebagai lini pertama yang kemudian dapat

dikombinasi dengan golongan antihipertensi yang lain karena secara umum

ditoleransi dengan baik dan paling baik dalam mencegah komplikasi

kardiovaskular pada hipertensi dibanding dengan antihipertensi lain.

o ACE Inhibitor dipakai karena dapat memperbaiki kinerja kardiovaskular. Selain

itu juga dapat menghambat hipokalemia yang disebabkan oleh diuretik tiazid,

karena ACE Inhibitor memiliki efek hiperkalemia.

5

Page 6: POSR 2 prin

c. Kondroprotektif digunakan untuk mencegah berulangnya gejala nyeri lutut pada

pasien dengan mekanisme memperbaiki kerusakan sendi sehingga dapat mengurangi

nyeri sendi. Kondroprotektif ini biasanya terdapat dalam bentu sediaan kombinasi

antara glukosamin dan kondroitin.

6. Jenis obat yang akan digunakan

a. Piroxicam memiliki duration of action yang panjang, dapat diberikan sekali sehari

sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Juga

karena tersedia sediaan oral dan topikal

b. Kombinasi

i. Hydrochlorotiazide, memiliki onset of action yang lebih cepat dan efek lebih

baik dari tiazide

ii. Captopril, memiliki efek peningkatan kualitas hidup yang lebih baik dari

enalapril, walaupun memiliki efficacy dan safety yang sama

c. Merek dagang yang tersedia yaitu Vosteon karena selain mengandung glukosamin

dan kondroitin juga mengandung ipriflavon yang menghambat resorpsi tulang dan

kalsium sitrat yang merupakan suplemen kalsium tambahan.

7. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil, signa

a. Piroxicam

Oral

i. Dosis: 10-20 mg

ii. Interval pemakaian: sekali sehari

iii. Jangka waktu pemakaian: selama 2 minggu

iv. BSO: tablet. Karena stabil dalam penyimpanan dan pasien merupakan pasien

dewasa.

v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 10 mg, maka dibutuhkan 14 tablet.

vi. Signa: diminum bersamaan dengan makan

Topikal

i. Sediaan: 0.5%

6

Page 7: POSR 2 prin

ii. Interval pemakaian: 3-4 kali sehari

iii. BSO: gel. Efektif untuk lesi akut.

iv. Jumlah obat yang diambil: 1 tube (60 gr)

b. Kombinasi

i. Hidroklorotizid

1. Dosis: lazim 25-100 mg/hari dosis tunggal. Dosis yang dipakai adalah

dosis terendah.

2. Interval pemakaian: 1 kali sehari

3. Jangka waktu pemakaian: 14 hari

4. BSO: tablet. Karena stabil dalam penyimpanan dan pasien merupakan

pasien dewasa

5. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan tablet 25 mg maka dipakai

14 tablet

6. Signa: dapat dipakai kapan saja

ii. Captopril

1. Dosis: 25 mg

2. Interval pemberian: 2 kali sehari

3. Jangka waktu pemakaian: selama 14 hari

4. BSO: tablet. Karena stabil dalam penyimpanan dan pasien merupakan

pasien dewasa

5. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan tablet 25 mg, maka

diperlukan 28 tablet

6. Signa: diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan

c. Vosteon

i. Dosis: 1-2 kaplet

ii. Interval pemberian: 3 kali sehari

iii. Jangka waktu pemberian: selama 14 hari

iv. Jumlah obat yang diambil: 42 kaplet

7

Page 8: POSR 2 prin

8. Resep dan KIE

KIE:

- Sendi yang nyeri, diistirahatkan selama 1-2 hari. Bisa dibantu dengan pemakaian tongkat,

kursi roda, atau yang lainnya untuk membantu proses berjalan selama sendi yang nyeri

diistirahatkan.

- Sendi yang nyeri bisa diberikan kompres dingin

8

dr. PutraPraktek

Jalan Merpati No 22 MataramSIP: 1214-N/15/11/92-DINKES

No Telp.: (0370) 121554 Mataram, 25 Juli 2013

R/ tab Piroxicam mg 10 no XIV s u.d.d tab I d.c ParafR/ gel Piroxicam 0.5% tub. I s.p.r.n 3-4 d.d u.e ParafR/ tab Hydrochlorotiazide mg 25 no XIV s u.d.d tab I ParafR/ tab Captopril mg 25 no XXVIII s b.d.d tab I u.h a.c ParafR/ tab Vosteon no XLII s t.d.d tab I Paraf

Pro : Tn. XUmur : 30 tahunAlamat : Jalan Bung Karno No. 25 Mataram

Page 9: POSR 2 prin

KASUS 3

1. Daftar permasalahan

a. Nyeri berulang pada sendi-sendi jari

b. Keluhan sejak 10 tahun

c. Perut sering sakit, terutama jika terlambat makan

d. Jari bengkok sejak 2 tahun terakhir

e. Tanda radang ++ pada sendi-sendi jari

f. TD: 150/90 mmHg

2. Diagnosis kerja

Reumathoid arthritis

3. Tujuan terapi

a. Mengurangi nyeri dan tanda radang

b. Mencegah kerusakan sendi lebih lanjut

4. Golongan obat yang dapat digunakan

a. Mengurangi nyeri dan tanda radang

i. Parasetamol

ii. NSAID

1. Aspirin

2. Cox nonselective inhibitor

9

Seorang perempuan berumur 40 tahun, pekerjaan buruh, datang berobat dengan keluhan

nyeri berulang di sendi-sendi jarinya. Keluhan ini dialami sejak 10 tahun yang lalu. Bila

jarinya sakit, dia hanya membeli obat di warung dan membubuhkan ramuan hangat. Jika

berat, dia berobat ke Mantri dekat rumahnya, biasanya diberikan tablet 3 macam. Namun

karena sering meminum obat tersebut, dia mengeluh perutnya menjadi sering sakit,

apalagi jika terlambat makan. Sejak 2 tahun terakhir, jarinya terlihat bengkok dan tidak

bisa diluruskan. Hasil pemeriksaan fisik : TD 150/90 mmHg, pernapasan 20 x/menit, suhu

afebris, tanda radang (++) pada sendi-sendi jari.

Page 10: POSR 2 prin

3. Cox-2-selective inhibitor

iii. Kortikosteroid

b. Mencegah kerusakan sendi lebih lanjut

i. DMARDs

5. Golongan obat terpilih

i. NSAID penghambat COX 2 inhibitor

Obat golongan ini dikembangkan dalam mencari penghambat COX untuk pengobatan

inflamasi dan nyeri yang kurang menyebabkan toksisitas saluran cerna dan

perdarahan.

ii. DMARDs

Obat golongan ini telah dikembangkan untuk dapat mengatasi keluhan pasien sekaligus

memiliki efek untuk mencegah perburukan penyakit pasien, efek yang tidak dimiliki oleh

NSAIDs. Meskipun efek kerjanya lambat, namun efektivitasnya cukup tinggi dengan

efek samping yang jelas, sehingga pilihan obat dapat disesuaikan dengan kondisi klinis

pasien. Oleh karena itu, kami memilih golongan obat ini untuk diberikan pada pasien,

terutama karena NSAIDs serta glukokortikoid dapat memperburuk kondisi klinis pasien

saat ini, berupa gastritis dan hipertensi.

6. Jenis obat yang akan digunakan

i. P-drug untuk NSAID COX 2 inhibitor dalah meloksikam. Meloksikam

tergolong preferential COX 2 inhibiotr cenderung menghambt COX 2 lebih

dari COX 1 tetapi penghambatan COX 1 pada dosis terapi tetap nyata. Efek

samping meloksikam terhadap saluran cerna kurang dari piroksikam.

ii. P-drug yang kami pilih adalah sulfasalazin. Pada dasarnya, setiap obat

golongan DMARDs memiiki efektifitas yang hampir sama. Perbedaannya

bersifat subjektif, tergantung dari keluhn masing-masing pasien. Untuk pasien

di skenario, sebaiknya tidak diberikan siklosporin, karena dapat

mempengaruhi tekanan darah. Beberapa obat lainnya tidak tersedia di

10

Page 11: POSR 2 prin

Indonesia, yaitu adalimumab, anakinra, garam emas, serta D-penicillamine.

Selain itu, dipertimbangkan pula harga sert onset of action tiap obat. Misalnya

saja, meskipun azathioprine harganya murah, namun onset kerjanya sekitar 2-

3 bulan.

Sulfasalazin dan methotrexate merupakan pilihan pertama golongan

DMARDs pada terapi arthritis rheumatoid. Namun, dilihat dari segi harga

methotrexate jauh lebih mahal daripada sulfasalazin karena tidak ada sediaan

generiknya. Mengingat pekerjaan pasien adalah buruh, maka kami lebih

memilih sediaan generik yang lebih murah, yaitu sulfasalazin tablet 500 mg,

dengan onset kerja lebih cepat, yaitu sekitar 1-3 bulan.

7. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil, signa

i. Meloksikam

Dosis 7,5 mg per hari, diberikan 1 hari sekali, selama satu minggu, diminum

setelah makan, bentuk sediaan yang tersedia yaitu meloksikam suppositoria,

meloksikam tablet 7,5 mg dan 15 mg. pada kasus ini diberikan sediaan

meloksikam tablet 7,5 mg.

ii. Sulfasalazin

bentuk tablet bersalut enteric digunakan dalam dosis 1 x 500 mg/hari, sampai

mencapai dosis 4 x 500 mg. Setelah remisi tercapai, dosis dapat diturunkan

hingga 1 g/hari untuk dipakai dalam jangka panjang sampai tercapai remisi

sempurna. Jika dalam waktu 3 bulan tidak terlihat khasiatnya, obat ini

dihentikan dan diganti dengan yang lain, atau dikombinasi. Efek sampingnya

nausea, muntah, dan dyspepsia.

11

Page 12: POSR 2 prin

8. Resep dan KIE

KIE :

- Setelah obat habis datang kembali untuk kontrol , untuk melihat efek terapi sehingga

dapat dipertimbangkan aakah dosis obat perlu dinaikkan atau diturunkan.

- Hentikan konsumsi tablet 3 macam dan obat warung serta ramuan hangat untuk

mengurangi keluhan yang dirasakan oleh pasien, seperti nyeri perut dan peningkatan

tekanan darah.

- Istirahat cukup dan kurangi aktivitas yang menyebabkan keluhan nyeri bertambah berat.

- Diperlukan fisioterapi untuk mencegah terjadinya deformitas lebih lanjut.

12

dr. PutraPraktek

Jalan Merpati No 22 MataramSIP: 1214-N/15/11/92-DINKES

No Telp.: (0370) 121554 Mataram, 25 Juli 2013

R/ tab sulfasalazin 500 mg no. VII s u.d.d tab I p.c Paraf

R/ tab meloksikam 7,5 mg no. VII s u.d.d tab I p.c Paraf

Pro : Tn. XUmur : 30 tahunAlamat : Jalan Bung Karno No. 25 Mataram

Page 13: POSR 2 prin

- Bila perjalanan penyakit semakin memburuk di mana terdapat kerusakan tulang dan

tulang rawan, maka dilakukan osteotomy, artrodesis, atau artroplasty, tergantung tingkat

kerusakannya.

13

Page 14: POSR 2 prin

KASUS 4

1. Daftar permasalahan

a. Bercak keputihan di daerah leher dan punggung

b. Gatal pada daerah tersebut, terutama saat berkeringat

2. Diagnosis kerja

Pityriasis versicolor

3. Tujuan terapi

a. Mengeradikasi jamur penyebab

b. Menghilangkan keluhan gatal-gatal

4. Golongan obat yang dapat digunakan

a. Eradikasi jamur

i. Azol

1. Imidazol

2. Triazol

ii. Griseofulvin

iii. Amfoterisin B

iv. Nistatin

v. Terbinafin

vi. Fusitosin

b. Menghilangkan keluhan gatal-gatal

14

Seorang laki-laki 20 tahun datang datang ke puskesmas dengan keluhan adanya bercak

keputihan di daerah leher dan punggung. Bercak keputihan tersebut awalnya berukuran kecil,

muncul di belakang leher, dan lama kelamaan meluas ke daerah punggung. Sekarang pasien

merasa gatal-gatal pada daerah tersebut, terutama saat berkeringat. Pasien mengatakan bahwa

saudaranya ada juga yang mengalami penyakit yang sama dan dia sering memakai handuk

bergantian dengan saudara-saudaranya. Tentukan pengobatan yang rasional dan tulis resepnya

yang banyak.

Page 15: POSR 2 prin

Antihistamin

- ARH1

Generasi I

Generasi II

- ARH2

5. Golongan obat terpilih

a. Golongan azol dipilih karena memilik spektrum eradikasi jamur yang luas serta

efektif digunakan pada pasien-pasien dengan pityriasis versicolor. Golongan triazol

dipilih karena memiliki selektivitas yang lebih tinggi dalam melawan jamur, resisten

terhadap degradasi dan menyebabkan gangguan endokrin yang lebih sedikit

dibanding golongan imidazol.

b. Anitihistamin I digunakan karena efektif untuk digunakan pada pasien dengan gatal-

gatal di kulit. ARHD tidak digunakan karena site of actionnya berbeda yakni

digunakan pada kasus-kasus saluran GI. ARH1 generasi kedua dipilih karena, pasien

masih merasakan gatal-gatal yang minimal, yakni terutama saat berkeringat dan juga

kelebihannya yang tidak menimbulkan sedasi dibanding dengan ARH1 generasi

pertama.

6. Jenis obat yang akan digunakan

a. Itraconazol dipilih karena memiliki efikasi yang paling luas dibanding golongan

triazol lainnya serta golongan antifungi pada umumnya.

b. Loratadin dipilih karena memiliki masa kerja yang lebih lama dibanding ARH2 lain.

7. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil, signa

a. Itraconazol

i. Dosis: 200-400 mg

ii. Interval pemberian: 1 kali sehari

iii. Jangka waktu pemberian: 7 hari

iv. BSO: capsul. Karena merupakan jenis sediaan yang ada dan pasien

merupakan pasien dewasa muda.

v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 100 mg, maka dibutuhkan 14

kapsul

15

Page 16: POSR 2 prin

vi. Signa: diminum bersama dengan makan

b. Loratadin

i. Dosis: 10 mg

ii. Interval pemberian: sekali sehari

iii. Jangka waktu pemberian: 7 hari

iv. BSO: tablet. Karena stabil dalam penyimpanan, pasien merupakan pasien

dewasa

v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan10 mg, maka dibutuhkan 7 tablet

vi. Signa: dapat diminum kapan saja

8. Resep dan KIE

KIE:

- Pasien diminta untuk menggunakan handuk yang sama tidak secara bergantian

- Pasien diminta untuk rajin membersihkan badannya/mandi serta mengurangi aktivitas

yang berlebihan yang dapat menimbulkan keringat yang banyak

16

Puskesmas MataramJalan Gili Gede Kav 22 Mataram

No Telp.: (0370) 121554 Dokter: dr. Ahmad Marzuki Mataram, 27 Juli 2013

R/ caps Itraconazole mg 100 no XIV s u.d.d tab II d.c Paraf

R/ tab Loratadine mg 10 no VII s.p.r.n u.d.d tab I Paraf

Pro : Tn. XUmur : 20 tahunAlamat : Jalan Pemuda No. 25 Mataram

Page 17: POSR 2 prin

KASUS 5

1. Daftar permasalahan

a. Bintil berisi air di seluruh badan sejak 2 hari

b. Awalnya di dada kemudian menyebar ke seluruh badan

c. Demam 1 hari yang lalu

2. Diagnosis kerja

Varicella zooster

3. Tujuan terapi

a. Eradikasi virus penyebab

b. Menurunkan suhu demam

4. Golongan obat yang dapat digunakan

5. Golongan obat terpilih

6. Jenis obat yang akan digunakan

a. Acyclovir merupakan obat terpilih. Walaupun sudah banyak yang menjadi resisten

dengan acyclovir, tapi karena letak pengobatannya ada di puskesmas, maka acyclovir

menjadi pilihan pertama karena tersedia luas dan harganya yang relatif murah.

b. Parasetamol

7. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil, signa

a. Acyclovir

i. Dosis:

1. Dewasa: 800 mg

17

Seorang anak perempuan berusia 10 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan timbul bintil

berisi air di seluruh badan. Keluhan muncul sejak 2 hari yang lalu. Dari anamnesis diketahui

awalnya keluhan ini timbul di daerah dada, kemudian menyebar ke seluruh badan. Pasien juga

mengalami demam 1 hari yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan lesi kulit berupa vesikula

dengan makula hiperemi dengan diameter 0,5 – 1 mm dan beberapa tampak erosi. Dokter

kemudian memberikan obat kepada ibu pasien.

Page 18: POSR 2 prin

2. Anak: mg ≈ 400 mgii. Interval pemakaian: 5 kali sehari

iii. Jangka waktu pemakaian: 7 hari

iv. BSO: tablet. Karena stabil dalam penyimpanan dan pasien sudah cukup besar

untuk bisa meminum obat tablet.

v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 400 mg, diberi 35 tablet

vi. Signa: boleh diminum kapan saja

b. Parasetamol

i. Dosis:

1. Dewasa: 500-1000 mg

2. Anak: ≈ 250 mgii. Interval pemakaian: bila perlu 3 kali sehari

iii. Jangka waktu pemberian: 3 hari

iv. BSO: tablet. Karena stabil dalam penyimpanan dan pasien sudah cukup besar

untuk bisa meminum obat tablet.

v. Jumlah obat yang diambil: dengan sediaan 500 mg, maka diberi 4,5 tablet ≈ 5

tablet.

vi. Signa: karena tidak ada keluhan di sistem gastrointestinal, maka boleh

dikonsumsi kapan saja

18

Page 19: POSR 2 prin

8. Resep dan KIE

19

dr. PutraPraktek

Jalan Sriwijaya No 6 MataramSIP: 1214-N/15/11/92-DINKES

No Telp.: (0370) 121554 Mataram, 25 Juli 2013

R/ tab Acyclovir mg 400 no XXXV s 5 d.d tab I ParafR/ tab Paracetamol mg 500 no V s.p.r.n t.d.d tab I Paraf

Pro : XUmur : 10 tahunAlamat : Jalan Pemuda No. 25 Mataram

Page 20: POSR 2 prin

Kasus 6

1. Daftar masalah. a. Keluhan bercak kemerahan terasa tebal pada punggung, paha, lengan, wajah, dan tangan

sejak 6 bulan yang lalu. b. Sejak 1 bulan yang lalu terdapat luka yang tidak kunjung sembuhc. Makula eritema berskuama halus dengan batas tegas pada daerah punggung, paha,

lengan, wajah, dan tangannya. 2. Penegakan diagnosis.

Lepra/ Morbus Hansen/ Kusta tipe Multibasiler. - Morbus hansen (kusta, lepra) adalah infeksi kronis yang disebabkan kuman Mycobacterium

lepra yang menyerang susunan saraft tepi, kulit, dan jaringan tubuh lain, kecuali susunan saraf pusat.

- Diagnosis WHO (1997) dengan adanya tanda utama atau cardinal sign. Diagnosis ditegakkan jika ditemukan 1 tanda berikut :

o Kelainan kulit hipopigmentasi atau eritematosa dengan anestesi yang jelas

o Kelainan saraf tepi dengan penebalan saraf tepi disertai dengan anestesi.

o Hapusan kulit adanya bakteri tahan asam

- Perbedaan tipe PB (paucibasilar) dan MB (multibasilar)

Tipe PB MB

Klinis makula - Asimetris (jumlah 1-5)- Batas tegas, kering, dan

kasar.- Terjadi anestesi- Hipopigmentasi

- Simetris, jumlah >5- Tidak tegas , halus

berkilat.- Anestesi tidak jelas- Eritema

Penebalan saraf tepi - Terjadi lebih dini - Terjadi lanjut dan

20

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bercak kemerahan yang terasa tebal pada punggung, paha, lengan, wajah, dan tangannya sejak 6 bulan yang lalu. Sekitar 1 bulan yang lalu pasien juga mengeluhkan di kakinya terdapat luka yang tidak kunjung sembuh. Riwayat penyakit dahulu pasien tidak mengetahui apakah dirinya memiliki riwayat darah tinggi atau kencing manis sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum baik, pada vital sign juga dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan makula eritema berskuama halus dengan batas tegas pada daerah punggung, paha, lengan, wajah, dan tangannya. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa pasien tersebut.

Page 21: POSR 2 prin

- Lokalisasi simetris cenderung simetris. BTA (-) (+)

3. Tujuan terapi. a. Mengeradikasi bakteri Mycobacterium lepra. b. Mencegah terjadi kecacatan

4. Pemilihan golongan obat

Tidak terdapat adanya pembagian golongan pengobatan pada lepra, pada pengobatannya langsung pada pilihan obat dan regimen pengobatan. WHO menganjurkan 3 penggunaan obat utama (rifampisin, klofazimin, dapson) Berikut adalah obat :

a. Sulfon

b. Dapson

c. Rifampisin

d. Klofazimin

Jadi dipilih golongan obat rifampisin, klofazimin, dapson berdasarkan pedoman WHO karena rifampisin bersifat efektif untuk bakterisidal pada bakteri mycobacterium lepra, penggunaan dapson digunakan sebagai bakteriostatik, penggunaan klofamizin jika terdapat resistensi terhadap dapson,

Sedangkan pada obat sulfon tidak dpilih karena tidak tersedia bentuk generik dan absorbsi obat yang kurang sehinggga efektivitasnya tidak sebaik dapson.

5. Dosis, interval pemakaian, jangka waktu pemakaian, BSO, jumlah obat yang diambil,

signa

i. Dapson

Diberikan 100 mg/hari selama 12 bulan , maksimal 18 bulan, sediaannya 100 mg,

harga 1 btl yang berisi 1000 tablet Rp. 42.525, diminum 1 kali sehari

ii. Rifampisin

Doisis yang diberika 600 mg/bulan, selama 12 bulan, maksimal 18 bulan, terdapat

sediaan kapsul 300 mg, harga ktk 10 x 10 kapsul yitu Rp. 64.80021

Page 22: POSR 2 prin

iii. Klofazimin

Dosis 50 mg/ hari, dan 300 mb/ bulan selama 12 bulan, maksimal 18 bulan,

sediaan yang tersedia kapsul 100 mg dan tablet 50 mg. Harga satu klofazimin

kapsul 100 mg micronize Rp. 3000 sedangkan satu tablet 50 mg Rp. 2300.

Obat per bulan dibawah supervisi tenaga medis.

Rifampisin 600 mg/bulan

Klofazimin 300 mg/bulan

Obat diminum perhari, diserahkan kepada pasien :

Dapson 100 mg/hari dan Klofazimin 50 mg/hari masing-masing satu kali sehari.

6. Penulisan resep secara lege artis.

22

dr. PutraPraktek : Jalan Sriwijaya No 2 Mataram

SIP No: 300/010019/UP/DINKESTelp 0370 673635

Mataram, 8 Juni 2013

R/ Tab Dapson 100 mg No.XXX

S.u.d.d tab I

_____________________________________ . A

R/ Tab Klofazimin 50 mg No.XXX

S.u.d.d. tab I

_____________________________________ . A

Nama : laki-laki

Umur : 30 tahun

Alamat: Jl. Mekar No. 16 Mataram

Page 23: POSR 2 prin

7. Edukasi pasien.- Tiap bulan datang control untuk meminum obat rifampicin 600mg dan klofazimin 300 mg

- Melakukan pencegahan agar lingkungan sekitar tidak tertular.

23