Portofolio Varicella

40
1 BAB I PENDAHULUAN Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zoster (VVZ) yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral tubuh. Varicella juga dikenal sebagai cacar air atau chicken pox. 1,2 Varicella merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia menyerang terutama anak-anak, namun dapat pula menyerang orang dewasa. Epidemik Varicella terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Di Indonesia, insidennya cukup tinggi dan terjadi secara sproradis sepanjang tahun. Varicella merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan angka kematian tinggi pada dewasa, serta orang imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, presentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%. VVZ merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral, udara atau sekresi respirasi dan terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal. 2,3 Virus Varicella Zoster (VVZ) merupakan anggota famili herpesviridae dan sub famili alfa herpes. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi

description

portofolio varicellla

Transcript of Portofolio Varicella

7

BAB IPENDAHULUAN

Varicella adalah infeksi akut primer oleh virus Varicella Zoster (VVZ) yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral tubuh. Varicella juga dikenal sebagai cacar air atau chicken pox. 1,2Varicella merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia menyerang terutama anak-anak, namun dapat pula menyerang orang dewasa. Epidemik Varicella terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Di Indonesia, insidennya cukup tinggi dan terjadi secara sproradis sepanjang tahun. Varicella merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan angka kematian tinggi pada dewasa, serta orang imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, presentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%. VVZ merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral, udara atau sekresi respirasi dan terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal.2,3 Virus Varicella Zoster (VVZ) merupakan anggota famili herpesviridae dan sub famili alfa herpes. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan Varicella, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes zoster.2 Berdasarkan gejala klinisnya, Varicella memiliki tiga stadium yang terdiri dari:1. Stadium ProdromalBiasanya 2 3 hari dan bervariasi seperti demam yang tidak terlalu tinggi, malase, dan nyeri kepala, batuk, sakit tenggorokan, gatal bervariasi dari ringan hingga berat.2. Stadium ErupsiPada mulanya timbul erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini berupa tetesan embun (tear drops) dan kemudian menjadi pustul dan krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorf. Penyebarannya terutama didaerah badan, kemudian menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas bagian atas. 3. Stadium PenyembuhanMasa penyembuhan sekitar 2 minggu dan pelepasan krusta bervariasi dalam 2 hari sampai 2 minggu.

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.2Pengobatan biasanya bersifat simptomatik, dengan pemberian antipiretik dan analgesik. Anti histamin oral dapat diberikan untuk menghilangkan rasa gatal, sedangkan pemberian anti virus dapat memperpendek perjalanan penyakit.2Prognosis penyakit ini ditentukan oleh perawatan yang teliti dan komplikasi yang mungkin timbul, namun pada umumnya prognosisnya baik.Berikut ini dilaporkan kasus Varicella pada seorang perempuan berumur 3 tahun yang datang berobat ke Puskesmas Kalidoni pada tanggal 11 Mei 2015.

BAB IIKASUS

Nama Penderita: Putri AnggrainiUmur: 3 tahun.Alamat: Jalan Mayor Zen Lrg. Harapan Jaya II No. 4 KalidoniJenis Kelamin: Perempuan.Dokter Muda Pembina : Zahra Kamilah, S.Ked

A. Anamnesis(Alloanamnesis pada Tanggal 12 Mei 2015 pukul 16.00 WIB) Keluhan UtamaBintil-bintil berisi cairan jernih pada punggung dan kaki.

Keluhan TambahanGatal pada bintil-bintil

Riwayat Perjalanan PenyakitPasien datang dengan keluhan timbul bintil-bintil berisi air sejak dua hari. Awalnya, ibu pasien melihat anaknya menggaruk garuk daerah punggung. Kemudian ibu pasien melihat daerah punggung anaknya dan menemukan bintil bintil berisi air pada punggung. Bintil-bintil juga ditemukan pada kaki. Ibu pasien mengatakan keluhan tersebut juga disertai batuk dan pilek sejak 4 hari sebelum berobat ke Puskesmas dan disertai demam. Ibu pasien mengatakan hal ini baru dialami pertama kali oleh anaknya.

Riwayat Penyakit DahuluTidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluhan yang sama dengan pasien (+), ibu pasien

B. Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKeadaan umum: BaikKesadaran: Kompos mentis.Tekanan darah: Tidak dilakukanNadi: 80x/menit.Pernapasan: 22 x/menit.Suhu: 37,40C.Berat badan: 12 kg.Keadaan SpesifikKepala Kulit kepala: Tidak ada kelainan.Mata : Konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera ikterik tidak ada, mata cekung tidak ada Hidung: Sekret tidak ada, septum deviasi tidak ada. Telinga: CAE lapang, sekret (-), MT intak.Tenggorokan: Arcus faring simteris, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding faring posterior tidak hiperemis, tidak bergranula.Mulut dan mukosa: Tidak ada kelainanLeher: Tidak ada kelainan Thoraks: Statis dinamis simetris, retraksi tidak adaCor: Bunyi Jantung I-II normal, murmur tidak ada, gallop tidak adaPulmo: Suara napas vesikuler (+), ronkhi tidak ada, wheezing tidak adaAbdomen: Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal.Ekstremitas: Akral hangat, edema tidak ada, CRT < 2 KGB: Tidak ada pembesaran KGB di regio coli, aksila dan inguinal

Status DermatologikusRegio trunkus posterior : vesikel, multipel, ukuran miliar - lentikuler, diskret sebagian konfluen; sebagian terdapat erosi dan krusta kecoklatan tidak mudah di lepas.

Regio coli pedis sinistra: vesikel, ukuran lentikuler.

C. Diagnosis BandingVaricellaHerpes simplek disseminataCoxsackievirus

D. Diagnosis KerjaVaricella

E. TerapiNon-medikamentosa:1. Menjelaskan kepada ibu pasien agar jangan mengaruk dan memecahkan bintil-bintil tersebut karena dapat menimbulkan bekas luka garukan di kulit. Menaburkan bedak pada bintil.2. Jaga kebersihan badan dengan tetap mandi walaupun masih banyak terlihat bintil-bintil. Jangan menggosokkan handuk terlalu kencang.3. Pasien dianjurkan untuk istirahat dirumah, mengindari kontak dengan kerabat selama beberapa hari untuk mencegah penularan.

Medikamentosa:Sistemik: Acyclovir (4x 20mg/kgBB) BB = 12 kg 240 mg. Dosis pemberian : 4 x 60 mg/hari (selama 5 hari). CTM (0.25 mg/kgBB/hari) BB = 12 kg 3 mg / hari. Dosis pemberian : 3 x 1 mg/ hari (selama 5 hari). Kedua obat dibuat dalam sediaan puyer.Topikal : Bedak salisil 2%, taburkan 2x/hari pada bintil yang belum pecah. Gentamisina Sulfat Cream 1%, oleskan 2x/hari pada bekas bintil yang pecah.

F. PrognosisQuo ad Vitam: BonamQuo ad Functionam: BonamQuo ad Sanationam: Bonam

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi VaricellaVaricella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster. Varicella pada anak, mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kult yang tidak berkembang sampai vesikel.4Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan. Komplikasi yang serius biasanya terjadi pada dewasa dan pada anak dengan defisiensi imunitas seluler, dimana penyakit dapat bermanifestasi klinis berupa, erupsi sangat luas, gejala konstitusional berat, dan pneumonia. Terdapat kemungkinan fatal jika tidak ada terapi antivirus yang diberikan. 5Vaksin Live Attenuated (Oka) mulai diberikan secara rutin pada anak yang sehat diatas umur 1 tahun 1995. Setelah itu, insidensi varisella dan komplikasinya mulai menurun di Amerika Serikat. Telah banyak negara bagian yang mewajibkan vaksin ini diberikan sebagai syarat masuk sekolah.5Herpes Zooster disebabkan oleh reaktivasi dari Virus Varisela Zooster yang oleh penderita varisela. Herpes Zooster ini ditandai dengan lesi unilateral terlokalisasi yang mirip dengan cacar air dan terdistribusi pada syaraf sensoris. Biasanya lebih dari satu syaraf yang terkena dan pada beberapa pasien dengan penyebaran hematogen, terjadi lesi menyeluruh yang timbul setelah erupsi lokal. Zoster biasanya terjadi pada pasien dengan immunocompromised, penyakit ini juga umum pada orang dewasa daripada anak-anak. Pada dewasa lebih sering diikuti nyeri pada kulit. 4

2.2 Epidemiologi VaricellaSebelum pengenalan vaksin pada tahun 1995, varisella merupakan penyakit infeksi paling sering pada anak-anak di USA. Kebanyakan anak terinfeksi pada umur 15 tahun, dengan persentasi dibawah 5% pada orang dewasa. Epidemik Varicella terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Varicella merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan kematian tinggi pada balita, dewasa, dan dengan orang imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, persentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%.6Manusia merupakan host alami yang diketahui untuk VZV, dimana dikaitkan dengan dua bentuk kesakitan- yang bentuk primer sebagai varisela (chickenpox) dan bentuk sekunder sebagai herpes zoster. VZV merupakan infeksi yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral udara atau sekresi respirasi atau terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal. Serangan sekunder meningkat pada kontak rumah yang rentan melebihi 85%.5Pada iklim temperatur, angka infeksi enunjukkan variasi musiman yang ditandai, dengan epidemis pada musim dingin akhir dan awal musim semi. Sebaliknya, tidak ada variasi musiman yang terlihat pada iklim tropis. Alasan untuk perbedaan penandaan ini tidaklah jelas, meskipun telah didukung dengan pemanasan, dan kurangnya peningkatan paparan pada virus dalam bulan musim hangat dapat menyebabkan beberapa perbedaan. Di india, disamping dekat dengan perbataan, angka rendah yang tidak terduga melalui transmisi antar rumah telah didokumentasikan sebesar 80%. Di Singapura, varicella timbul dalam dua epidemis besar yang terpisah selama 23 tahun.6Meskipun infeksi primer asimptomatik adalah jarang, studi serologis mendukung bahwa reinfeksi subklinis adalah sering. Jarangnya, pasien dengan imunokompeten dapat mengalami episode kedua dari varicella. Varicella dalam iklim temperatur lebih sering timbul pada usia sebelum sekolah dan anak usia sekolah kurang dari usia 10 tahun dengan insidensi tertinggi pada kelompok usia 3-6 tahun. Disamping prevalensi varisela pada anak-anak, beberapa orang pada iklim temperatur dapat menenai orang dewasa tanpa adanya paparan : sebuah studi rekrut militer di United States pada era prevaksin menunjukkan bahwa 8% tentara yang direkrut adalah seronegatif, dengan peningkatn angka seronegative pada non kulit putih dan lebih tinggi angka seronegative pada tentara yang asalnya di luar United States.7

2.3 Etiologi VaricellaVaricella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 200 nm. Inti virus disebut capsid yang berbentuk icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang mempunyai rantai ganda yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan merupakan suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 capsomer. Lapisan ini bersifat infeksius. 4Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak pertama dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella dikatakan infeksi akut primer, sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam bentuk laten dan kemudian terjadi serangan kembali maka yang akan muncul adalah Herpes Zoster. 4

2.4 PatogenesisVirus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe ( viremia pertama ) kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise.7Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya menjadi crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam.7Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak, dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A.7Penularan secara airborne droplet. Virus dapat menetap dan laten pada sel syaraf. Lalu dapat terjadi reaktivitas maka dapat terjadi herpes Zooster. 4

2.5 Gejala KlinisGejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala demam sedang dan rasa tidak enak badan, gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih musa. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. 4Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi bintil berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika bintil ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. 6Lain halnya jika bintil cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang. 6Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang sering menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga dapat ditemukan di kelopak mata, saluran pernapasan bagian atas, rectum dan vagina.7Papula pada pita suara dan saluran pernapasan atas kadang menyebabkan gangguan pada pernapasan. Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening dileher bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus.7Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.7Pada anak sehat yang sebelumnya nirmal, penyakit ini secara umum dan biasanya jinak, dengan komplikasi yang paling sering adalah infesi sekunder bakteri dari lesi kult. Jaringan parut merupakan komplikasi lain yang sering. Komplikasi neurologis meliputi encephalitis dan ataxia cerebellar akut. Varisela encephalitis dengan insiden 0,1% secara umum tampak mengalami nyeri kepala, kejang, pola pemikiran yang terganggu, dan muntah, dengan angka mortalitas sebear 5 hingga 20%. Ataxia serebelar akut sedikit lebih jarang (0,025% insidensi) dibandingkan ensefalitis dan secara umum tampak dalam 1 minggu ruam dengan ataxia, muntah, pembicaraan yang terganggu, vertigo, dan atau tremor, dengan resolusi dalam 2 hingga 4 minggu.7Pada anak defisiensi imun atau kurang gizi yang tidak ditangani dengan asiklovir intravena, angka kematian berkisar antara 15 hingga 18%. Kasus ini dikarakteristikan dengan penyebaran, dengan pneumonia, miokarditis, artritis, hepatitis, perdarahan, dan ensefalopaty (ataxia serebelar lebih sering). Super infeksi lesi kulit dengan Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes dapat menyebabkan pioderma, impetigo, erysipelas, nephritis, gangrene, atau sepsis. Pada tropis Amerika, varisella pada anak usia muda, anak kekurangan gizi dapat berkomplikasi menjadi diare berat. 3Orang dewasa tampak mempunyai penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan anak-anak. Dengan peningkatan 15 kali lipat pada mortalitasnya. Varisella onset dewasa lebih sering berkomplikasi dengan pneumonitis dan ensefalitis, dengan secara klinis pneumonitis lebih dari 15 % kasus.7Orang dari area tropis yang pindah ke area temperatur berada dalam resiko untuk varisela onset dewasa, terutama jika kontak dengan anak usia muda. Varisela ibu pada gestasi awal menimbulkan secara jarang ke sindrom varisela kongenital yang ditandai dengan defek kulit, atrofi ekstremitas, dan disfungsi sistem otonom. Maternal varisela pada gestasi akhir dapat menimbulkan varisela neonatus, dengan angka mortalitas sama tingginya dengan 30% pada bayi yang tidak diterapi.7Infeksi VZV rekuren bermanifestasi sebagai herpes zoster (shingles), sebuah penyakit yang biasanya terlihat pada orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun. Data menunukkan perbedaan rasial dalam resiko timbulnya zoster, dengan orang tua kulit putih lebih sering berada dalam resiko dibandingkan dengan orang tua berkulit hitam. Zoster juga dapat timbul jarang pada anak-anak. Zoster pada pasien imunnocompromise dapat menjadi lebih berat.7Peningkatan insidensi zoster pada usia sama halnya dengan pasien imunocompromised dikarenakan penurunan anti-VZV cell-mediated immunity. Menariknya, ada bukti bahwa paparan pada orang yang seropositive terhadap varisela terlindungi dari perkembangan zoster, tertama dengan menambah respon imunnya. Setelah infeksi primer, VZV (seperti HSV) timbul pada keadaan latent dengan ganglia saraf kranial dan spinal. Stimuli non spesifik seperti stress, imunodefisiensi atau malignansi dapat mengaktivasi virus laten dengan keterlibatan distribusi saraf yang disalurkan melalui ganglion yang terkena. Herpes zoster timbul setelah 3- to 4-day gejala prodromal demam, lesu, dan gangguan gastrointestinal dan erupsi vesikular kutaneus yang nyerei pada distribusi dermatomal. Ruam biasanya unilateral dan sepanjang hanya satu dermatom. Pada kasus yang berat, erupsi dapat menjadi lebih umum dan variseliform. Vesikel sembuh dalam 5 hari, tetapi postherpetic neuralgia dapat saja ada. Postherpetic neuralgia, terlihat pada lebih dari 50% pasien diatas 50 tahun, didefinisikan sebagai nyeri konstan atau intermiten lebih dari durasi satu bulan pada area yang melibatkan dermatom. Infeksi dari mata, Herpes zoster ophthalmicusmerupakan kondisi yang serius karena dapat menyebabkan kebutaan. Sindroma Ramsay Hunt didefinisikan sebagai keterlibatan trias dari meatus auditorius eksternal, hilangnya rasa pada lidah dan palsy fasialis ipsilateral. Keterlibatan dari medula spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan atau palsy saraf kranial.8Resiko dari ensefalitis meningkat pada orang tua dengan keterlibatan saraf kranial dan pada pasien AIDS. Postzoster ensefalitis dapat timbul dalam 3 bentuk : infark yang dikarenakan vaskulitis pembuluh darah besar, leukoensefalopati multifokal dan ventrikulitis.8

2.6 DiagnosisDiagnosis klinik varisela pada anak-anak, saat ini variola (smallpox) telah dieradikasi, biasanya tidaklah sulit. Ruam mempunyai karakteristik dan jarangkali dibutuhkan untuk dibedakan dari eksantem enterovral, infeksi S. aureus, rekasi obat, dermatitis kontak dan penyebaran infeksi HSV-1. Diagnosis dengan kultur dari cairan vesikel kurang sensitif untuk HSV atau CMV dan dapat membutuhkan waktu 7 hari.5Metode ini telah diganti dengan metode shellvial sensitive dan ebih cepat, dimana hasilnya diberikan dalam waktu 1-3 hari. Deteksi yang lebih cepat, sensitif, dan spedifik dapat membentu sistem dasar kultur dimasa depan sebagaimana pewarnaan PCR multiple menjadi lebih sering untuk digunakan. Mengambil dasar vesikel mungkin dapat menunjukkan sel raksasa multinukleasi, dimana tidak dapat jelas dibedakan dari HSV. Bagaimanapun, immunofluorescence pada kultur atau mengambil dengan menggunakan antibodi spesifik dapat membedakan antara HSV-1, HSV-2, dan VZV. Deteksi serologis IgM dan tingginya titer atau empatkali peningkatan IgG anti VZV antibodi dapat berguna dalam beberapa kasus.5Deteksi dari IgM dapat meunjukkan infeksi primer (chicken pox), dimana baik tinggi titernya atau empat kali peningkatan igG mengindikasikan rekurensi. Bagaimanapun, peningkatan IgM juga dapat terlihat pada rekurensi. Diagnosis klinis herpes zoster virus pada orang dewasa juga biasanya tidak sulit dalam memberikan karakteristik pola dermatom.5

2.7 Diagnosis BandingDifferensial diagnosis dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang dapat menimbulkan vesikular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum, hand-foot-mouth infection dan exanthema enteroviral lainnya. Dahulu, variola dan vaccinia merupakan differensial diagnosis yang penting namun infeksi ini sudah sangat jarang ditemukan. Herpes simpleks dapat dibedakan dari pengelompokan vesikelnya, lokasi, dan tes immunoflorescent atau kultur, jika perlu. Tes Tzanck dapat membantu membedakan varicella dengan enteroviral penyebab exanthem lainnya dengan memperlihatkan multinucleated giant cell pada infeksi Herpes zoster.6

2.8 Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik. Untuk pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara kerokan an dicat dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin, maka akan terlihat sel-sel raksasa (giant cell) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel berisi Acidophilic Inclusion Bodies atau dapat juga dilakukan pengecatan dengan pewarnaan imunofluoresen, sehingga terlihat antigen virus intrasel. Isolasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio manusia. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang ada darah. Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan Complemen Fixation Test, Neurailization Test, FAMA, IAHA, dan ELISA.6

2.9 TatalaksanaMeskipun vidarabine dan interferon- telah digunakan pada terapi infeksi VZV yang berat, asiklovir tetaplah merupakan obat pilihan. Asiklovir lebih efektif pada infeksi VZV yang berat jika diberikan secara intravena dalam 24 jam setelah timbul ruam. Terapi asiklovir oral dari anak sehat dengan chickenpox sebaiknya dipertimbangkan , terutama pada remaja dan kontak dengan orang rumah secara sekunder, meskipun keuntunggannya tetap ada. Dikarenakan strain resisten asiklovor pada pasiein dengan AIDS, foscaranet harus dipertimbangkan untuk infeksi berat dalam keadaan ini.6Untuk herpes zoster, obat pilihan adalah famciclovir dan valacyclovir. Terapi awal dari zoster telah menunjukkan untuk memperpendek perjalan penyakit kutaneus dan menurunkan durasi serta keparahan post herpetil neuralgia. Steorid topikal juga dapat berguna pada uveitis herpetik dan keratitis. Zoster yang sangat nyeri dapat diterapi dengan kompres basah dan analgesik yang menganduk kodein. Gabapentin, analog struktural neurotransmitter gamma-aminobutyric acid, berguna dalam mengatasi postherpetic neuralgia. Antihistamin dapat berguna untuk menyingkirkan rasa gatal varisella pada anak-anak.4Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol.5Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci sesering mungkin dengan ait dan sabun, menjaga kebersihan tangan, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.5Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.5Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin. Karena aspirin dapat memberikan efek samping yang buruk pada anak-anak Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama.6

2.10 Kompliksasi Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah: 8 Pneumonia karena virus Peradangan jantung Peradangan sendi Peradangan hati Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa) Ensefalitis (infeksi otak).

2.11 Prognosis Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan prognosis yang baik dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit.8 Angka kematian pada anak normal di Amerika 5,4 7,5 dari 10.000 kasus varicella.8 Pada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering menimbulkan komplikasi dan angka kematian yang meningkat.8 Angka kematian pada penderita yang mendapatkan pengobatan immunosupresif tanpa mendapatkan vaksinasi dan pengobatan antivirus antar 7 27% dan sebagian besar penyebab kematian adalah akibat komplikasi pneumonitis dan ensefalitis.82.12 PencegahanUntuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.6

BAB IVPENCEGAHAN/PEMBINAAN

A. Genogram Keluarga An. Putri

Tn. Surya Adha/ 28 tahunNy. Meli / 25 tahun

Dian / 5 tahun Putri / 3 tahun

B. Home Visite (9 Fungsi Keluarga)1. Fungsi holistik, merupakan fungsi keluarga yang meliputi fungsi biologis, fungsi psikologis, dan fungsi sosial ekonomis.

Fungsi biologis : Keluarga terdiri dari bapak kandung dan ibu kandung serta dua orang anak. Bapak Surya berusia 28 tahun, yang merupakan seorang kepala rumah tangga. Ibu Meli adalah ibu kandung dari penderita, berumur 25 tahun. An. Putri, merupakan anak kedua berusia 3 tahun. Keluarga pasien merupakan keluarga yang kurang cukup sadar mengenai kesehatan. Saat penderita mengalami muncul bintik-bintik dan demam, keluarga penderita tidak langsung membawa pasien ke puskesmas. An. Putri saat berobat di dampingi oleh ibunya. Setelah ke puskesmas, An. P didiagnosis cacar air (varisela).

Fungsi psikologis: Keluarga ini memiliki fungsi psikologis yang baik, tidak terdapar kesulitan dalam menghadapi setiap masalah yang ada pada keluarga, serta hubungan antara anggota keluarga yang harmonis.

Fungsi sosial ekonomi: Dari wawancara didapatkan bahwa Ny. Meli merupakan seorang ibu rumah tangga, suaminya Tn. Surya merupakan wiraswasta. Keluarga ini berperan aktif dalam setiap kegiatan dan kehidupan social di masyarakat. Dari sudut pandang ekonomi, ekonomi keluarga ini tergolong sederhana.Keluarga Ny. Meli mengaku tidak pernah mengalami konflik dengan tetangga sekitar dan sering ikut berpartisipasi di dalam kegiatan di sekitar rumahnya, seperti membantu suaminya untuk kerja bakti membersihkan lingkungan, dan membantu persiapan acara resepsi pernikahan tetangga. Dari sudut pandang sosial, keluarga Ny. Meli memiliki sosialisasi yang baik.

2. Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi:

Adaptation : Keluarga ini sudah mampu beradaptasi antar sesama anggota keluarga, saling mendukung, saling menerima dan memberikan saran satu dengan yang lainnya.

Partnership : Komunikasi dalam keluarga ini sudah baik, mereka saling membagi, saling mengisi antar anggota keluarga dalam setiap masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

Growth: Keluarga ini juga saling memberikan dukungan antar anggota keluarga akan hal-hal yang baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.

Affection: Interaksi dan hubungan kasih sayang antara anggota ini sudah terjalin dengan baik

Resolve: Keluarga ini memiliki rasa kebersamaan yang cukup tinggi dan sering menghabiskan waktu bersama dengan anggota keluarga lainnya.

Adapun skor APGAR keluarga ini adalah 8, dengan interpretasi Baik. (data terlampir).

3. Fungsi patologis dinilai dengan SCREEM score.

Social, interaksi keluarga ini dengan tetangga sekitar sudah cukup baik.Culture, keluarga ini memberikan apresiasi dan kepuasan yang cukup terhadap budaya, tata krama, dan sopan santun.Religious, keluarga ini cukup taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.Economic, status ekonomi keluarga ini cukup.Educational, tingkat pendidikan keluarga ini mashi rendah ayah tamatan SMA dan ibu tamatan SMP. Kedua anak belum bersekolah.Medical, keluarga ini sudah mampu mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.

4. Fungsi hubungan antarmanusiaHubungan interaksi antar anggota keluarga sudah terjalin dengan baik.

5. Fungsi keturunan (genogram)Fungsi genogram dalam keadaaan baik (sudah dijelaskan di atas)

6. Fungsi perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan)Pengetahuan tentang kesehatan keluarga ini kurang baik, keluarga kurang menjaga kebersihan rumah dan kurang mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sikap sadar akan kesehatan dan beberapa tindakan yang mencerminkan pola hidup sehat kurang dilakukan. Keluarga ini memerlukan penyuluhan dan promosi kesehatan dalam hal pencegahan primer, yaitu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat serta sadar akan kesehatan, dan segera membawa anggota keluarga ke puskesmas apabila sakit.

7. Fungsi nonperilaku (lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)Lingkungan cukup sehat dan para tetangga juga menjalin kerjasama dengan baik, serta keluarga ini menjalin kerjasama yang baik dengan para tetangga. Keluarga ini lambat memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan sehingga penyakit menyebar ke anggota keluarga lainnya.

8. Fungsi indoorGambaran lingkungan dalam rumah belum memenuhi syarat-syarat kesehatan, lantai dan dinding dalam keadaan bersih tetapi ventilasi, sirkulasi udara dan pencahayaan kurang baik, sumber air bersih jauh dari rumah, jamban ada di dalam rumah, pengelolaan sampah dan limbah kurang baik.

9. Fungsi outdoorGambaran lingkungan luar rumah sudah cukup baik, jarak rumah dengan jalan raya cukup jauh, tidak ada kebisingan disekitar rumah, jarak rumah dengan sungai juga cukup jauh, dan tempat pembuangan umum jauh dari lokasi rumah.

C. Upaya Pencegahan dan PembinaanUpaya pencegahan dan pembinaan yang saya ajukan selaku Pembina kesehatan keluarga Ny.Meli dapat ditinjau dari beberapa aspek.

1. Diseased-oriented point of viewDalam rangka tatalaksana penyakit pasien berupa varicella, saya membagi penatalaksanaan menjadi dua bagian utama, yaitu penatalaksanaan umum dan khusus. Pada penatalaksanaan umum, saya menekan pada konsep komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Penjelasan mengenai penyakit yang diderita, penyebab penyakit, hal-hal yang dapat memperberat penyakit, cara pencegahan, dan tatalaksana awal saya berikan kepada pasien. Saya juga menekankan pentingnya kepatuhan di dalam penatalaksanaan di dalam mencapai kesembuhan yang optimal. Penatalaksanaan khusus yang saya berikan pada pasien berupa medikamentosa dan suportif.

1. Preventive medicine point of viewDalam rangka meningkatkan health literacy pasien, saya mengedukasi pentingnya pencegahan pada pasien. Dan apabila telah terjadi penyakit, maka segeralah berobat ke puskesmas untuk early diagnosis and prompt treatment. Hal ini akan mengurangi morbiditas dan mengoptimalkan activity of daily living (ADL) pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Straus SE, Oxman MN. Varicella and Herpes Zoster. In : Fredberg IM, et all, ed. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 5th ed. Vol. 2, New York : Mc. Grawhill inc, 1999 : 2427-502. Handoko RP. Penyakit Virus. Dalam : Djuanda A, dkk, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010; 107-153. Harahap M. Varisela. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Gramedia, 1990 : 127-294. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Bab Varisela. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 20075. Mehta, Parang. Varicella. Emedicine from WebMD. Sept 2007. Diambil dari http://www.emedicine.com/ped/topic2385.htm. Diakses pada tanggal 10 Mei 2015.6. Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 20057. Schachner, Lawrence. Pediatric Dermatology Third Edition. Mosby. 20038. Dewi M. Cacar Air (Varicella). Diambil dari Medicastore.comhttp://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=38&idktg=&idobat=&UID=20071115181404219.83.83.58. Diakses pada tanggal 10 Mei 2015.

Lampiran 1

Kondisi Rumah

KamarKamar

Ruang Keluarga/Ruang Tamu

WC

Lampiran 2APGAR Score0 : jarang/tidak sama sekali1 : kadang-kadangVariabe PenilaianAPGAR AyahAPGAR IbuAPGAR Anak

Adaptation222

Partnership221

Growth121

Affection112

Resolve221

Total897

2 : sering/selalu

Interpretasi : 5 : kurang, 6-7 (cukup), dan 8-10 (baik)Rata-rata Apgar Score: 8 (baik)

Lampiran 3SCREEM score

Variabel PenilaianPenilaian

SocialInteraksi keluarga ini dengan tetangga sekitar sudah cukup baik.

CultureKeluarga ini memberikan apresiasi dan kepuasan yang cukup terhadap budaya, tata krama, dan perhatian terhadap sopan santun.

ReligiousKeluarga ini cukup taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

EconomicStatus ekonomi keluarga ini berkecukupan.

EducationalTingkat pendidikan keluarga ini mashi rendah ayah tamatan SMA dan ibu tamatan SMP. Kedua anak belum bersekolah.

MedicalKeluarga ini sudah mampu mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.