PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

47
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan portofolio “KONSEP STRES DAN ADAPTASI”. Portofolio ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah konsep dasar keperawatan. Keperawatan dalam era modern ini dituntut untuk berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK. Perawat masa mendatang membutuhkan pengetahuan luas untuk memberikan perawatan. Untuk memenuhi peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan maka, perawat perlu menjadi pemikir yang kritis, advokat klien, pembuat keputusan klinis, dan pendidik klien dalam pelayanan keperawatan yang lebih luas. Portofolio ini berisi tentang pemahaman penulis tentang konsep sters dan adaptasi, apa itu stress? Dan bagaimana individu mengatasi stressor-stressor yang dapat mengakibatkan stress dalam hidupnya. Karena proses penulisan masih jauh dari sempurna, penulis membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Stress dan Adaptasi | 1

Transcript of PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Page 1: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah-Nya

penulis akhirnya dapat menyelesaikan portofolio “KONSEP STRES DAN ADAPTASI”.

Portofolio ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah konsep dasar

keperawatan.

Keperawatan dalam era modern ini dituntut untuk berkembang seiring dengan

perkembangan IPTEK. Perawat masa mendatang membutuhkan pengetahuan luas untuk

memberikan perawatan. Untuk memenuhi peran perawat sebagai pemberi asuhan

keperawatan maka, perawat perlu menjadi pemikir yang kritis, advokat klien, pembuat

keputusan klinis, dan pendidik klien dalam pelayanan keperawatan yang lebih luas.

Portofolio ini berisi tentang pemahaman penulis tentang konsep sters dan

adaptasi, apa itu stress? Dan bagaimana individu mengatasi stressor-stressor yang dapat

mengakibatkan stress dalam hidupnya.

Karena proses penulisan masih jauh dari sempurna, penulis membuka diri untuk

menerima berbagai masukan dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 5 januari 2011

Nining Ratnasari

Stress dan Adaptasi | 1

Page 2: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 2

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………….. 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………... 5

A. Konsep Tentang Stres……………………………………………………….. 61.1 Definisi Stres……………………………………………………………. 61.2 Macam-macam Stress…………………………………………………... 8

1.3 Sumber Stressor………………………………………………………… 8

1.4 Dampak stressor………………………………………………………... 9

1.5 Model Stres…………………………………………………………….. 10

B. Tahapan Stres……………………………………………………………… 12

C. Konsep Adaptasi…………………………………………………………... 16

D. Respons Terhadap Stres…………………………………………………… 16

E. Manajemen Stres…………………………………………………………... 21

F. Model Konseptual Keperawatan untuk Stres dan Adaptasi……………… 23

BAB III : PEMBAHASAN……………………………………………………….. 24

KESIMPULAN…………………………………………………………………… 29

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 30

Stress dan Adaptasi | 2

Page 3: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup pada zaman globalisasi

sekarang ini untuk sesuatu yang lebih baik, menyebabkan setiap individu

berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Namun, tak jarang

sesuatu yang sangat diinginkan itu sulit atau bahkan tidak dapat tercapai

sehingga dapat menyebabkan individu tersebut tertekan hingga menyebabkan

stres. Stres yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada

masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut atau

biasa disebut dengan koping yang digunakan. Jika masalah tersebut dapat

diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan tenang dan terhindar

dari stres, sedangkan jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan

baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi hingga

depresi.

Stress tidak hanya menyerang orang tua atau pekerja kantoran, saat ini

stress mulai meluas dan sudah tidak diragukan lagi stress juga telah

menyerang kaula muda, dalam hal ini adalah pelajar. Umumya pelajar

mengalami stress karena factor lingkungan sekolah maupun lingkungan

keluarga. Pelajar umumnya akan mulai merasa tertekan ketika berhubungan

dengan nilai. Untuk mendapatan nilai yang memuaskan, seorang pelajar yakin

dengan menyelesaikan tugas-tugas sekolah, mendapat nilai UTS atau UAS

yang baik adalah cara yang tepat. Hal tersebut memang tidak sepenuhnya

salah, namun akan menimbulkan stress ketika mereka mulai merasa tertekan

dengan sedemikian banyak hal yang harus mereka pelajari. Stress untuk

pelajar biasanya akan memuncak ketika mendekati ujian akhir atau ujian

nasional.

Stress dan Adaptasi | 3

Page 4: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Sebenarnya banyak sekali pemicu stress ini dan tidak selalu penyebab

stress tersebut sama antara satu individu dengan individu lain, semua ini

tergantung pada individu sendiri bagaimana dia menyikapi dan sejauh apa

pandangannya mengenai masalah yang sedang dihadapinya.

Namun perlu ditekankan disini, stress tidak selamanya membuat orang

menjadi tidak waras sehingga terpaksa harus berada di rumah sakit jiwa.

Karena stress mempunyai beberapa tingkatan. Jadi selama individu tersebut

masih mengalami stress yang ringan, maka individu tersebut hanya akan

sering memikirkannya dan berusaha untuk memecahkan masalah yang

menjadi penyebab stress.

Dalam menyikapi stress, tidak sedikit orang yang mulai mengetahui

bagaimana menghadapi stress itu sendiri. Hal ini menimbulkan sesuatu yang

disebut koping individu. Setip individu memiliki cara untuk menangani

masalah yang menimbulkan stress, tentunya dengan cara yang berbeda.

Adakalanya individu yang berbeda menghadapi masalah yang sama namun

memiliki cara penyelesaian yang sangat berbeda. Hal yang mempengaruhinya

antara lain sistem nilai yang individu itu anut, social budaya, tingkat

pengetahuan dan pendidikan, serta pengalaman individu tersebut terhadap

stress dan penyelesaiannya. Koping yang ada pada diri individu berguna

untuk mengarahkan individu tersebut agar tidak ambil pusing terhadap

masalah tersebut atau bisa juga membuat mereka dapat menemukan solusi

dari masalahnya. Secara umum cara menemukan pemecahan masalah tersebut

bisa dari pengalaman sebelumnya tentang masalah tersebut atau berkonsultasi

dengan sesorang yang dianggap dapat memberikan jalan keluar untuk

masalah yang dihadapinya.

Namun sebagian individu ada yang tidak dapat melakukan adaptasi

atau menemukan koping dari suatu masalah sehingga mereka akan tidak

dapat berbuat apapun selain memikirkan masalahnya. Hal ini dapat

membahayakan individu tersebut karena artinya individu ini pikirannya bisa

terganggu dan mengalami gangguan jiwa.

Stress dan Adaptasi | 4

Page 5: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk

ataupun baik, seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahaman

tentang stress dan akibatnya sangatlah penting bagi upaya pengobatan dan

pencegahan stress itu sendiri. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebut

stress sepanjang kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan dengan

kehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber

bermacam gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,

terutama yang bertalian dengan situasi dan kondisi hidup.

Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan

pertumbuhan, dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan.

Namun demikian, terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-

gangguan seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik dan

ketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah. Sejumlah

penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu hubungan antara

peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan berbagai

kelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992)

Claude Bernand, tahun 1867, adalah satu dari ahli fisiologi pertama

yang mengenali konsekuensi stress. Ia menyatakan perubahan dalam

lingkungan internal dan eksternal dapat mengganggu fungsi suatu organnisme

dan hal ini penting bagi organisme untuk mengadaptasi stressor sehingga

organisme tersebut dapat bertahan. Walter Cannon, tahun 1920, menyelidiki

respons fisiologis terhadap rangsangan emosional dan penekanan fungsi

adaptif dari reaksi “melawan atau lari” (fight or flight). Cannon juga

menunjukan bahwa respon ini adalah hasil dari penngaruh emosional pada

tubuh dan bahwa respon selanjutnya adalah adaptif dan fisiologis (Robinson,

1990).

Stress dan Adaptasi | 5

Page 6: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

A. KONSEP TENTANG STRES

Stress dan stressor

Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat

tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang mengalami beban

atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang

dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas

tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau tindakan

ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.

Stress dapat menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanan

dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress

dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan

masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki.

Terjadinya stress dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor,

stressor ialah stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor

secara umum dapat diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.

Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang (mis. Kondisi sakit,

menopause, dll ). Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau

lingkuangan (mis. Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja, dll ).

1.1 DEFINISI STRES

Pengertian stress akan berbeda satu dengan lainnya, hal ini

bergantung dengan cara pandang seseorang dalam mendefinisikannya. Ada

beberapa pengertian yang perlu diketahui mahasiswa yaitu,

a. Hans Selye, 1976

Stress adalah rspon tubuh yang sifatnya non-spesifik

terhadap setiap tuntutan beban atasnya.

b. Emanuelsen & Rosenlicht, 1986

Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional

terhadap tuntutan yang dialami individu yang diiterpretasikan

sebagai sesuatu yang mengancam keseimbangan.

c. Soeharto Heerdjan, 1987

Stress dan Adaptasi | 6

Page 7: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau

mencekam, yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri

seseorang

d. Maramis, 1999

Secara umum, yang dimaksud “Stres adalah reaksi tubuh

terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan,

ketegangan emosi, dan lain-lain”. “Stres adalah segala masalah

atau tuntutan penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yang

mengganggu keseimbangan kita”

e. Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht

(2000)

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang

disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang

dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu

di dalam lingkungan tersebut

f. Keliat, B.A., 1999

Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat

dihindari. Stres disebabkan oleh perubahan yang memerlukan

penyesuaian.

g. Lazarus & Folkman, 1984

Stres merupakan hubungan antara individu dengan

lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi

kekuatannya dan mengancam kesehatannya.

h. Spilberger (Handoyo,2001)

Stress adalah tuntutan eksternal yang mengenai seseorang,

misalnya objek-objek dalam lingkungan atau seatu stimulus yang

secara objektif adalah berbahaya.

1.2 Macam-macam Stress

Stress dan Adaptasi | 7

Page 8: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Ditinjau dari penyebabnya, maka stress dibagi menjadi enam macam,

diantaranya :

1. Stress fisik

Stress yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena keadaan

temperature yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising,

sinar matahari atau karena tegangan arus listrik.

2. Stress kimiawi

Stress ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat

beracun, asam/basa, factor hormone atau gas dan prinsiipnya karena

pengaruh senyawa kimia.

3. Stress mikrobiologik

Stress ini disebabkan karena adanya kuman seperti adanya virus,

bakteri atau perasit.

4. Stress fisiologik

Stress yang disebabkan karena ganngguan fungsi organ tubuh

diantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ dan

lain-lain.

5. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan

Stress yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan

perkembangan seperti pada pubertas, perkawinan dan proses penuaan.

6. Stress psikis atau emosional

Stress yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau

ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti

hubungan interpersonal, social budaya atau factor agama.

1.3 Sumber Stressor

Sumber stressor merupakan asal dari penyebab suatu stress. Tentunya

stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu :

Sumber Stress di Dalam Diri

Umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan

yang berbeda, sebagai contoh, suatu permasalahan yang terjadi yang tidak

sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatasi, maka dapat menimbulkan

Stress dan Adaptasi | 8

Page 9: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

stress. Selain itu proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk

terus -menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan

perkembangan.

Sumber Stress di Dalam Keluarga

Stress ini bersumber dari masalah keluarga ditandai dengan adanya

perselisihan. Masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang

berbeda diantara keluarga. Permasalahan ini akan menimbulkan suaru

keadaan yang dinamakan stress.

Sumber Stres di Dalam Masyarakat dan Lingkungan

Seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu memiliki nilai negatif dan

positif terhadap prilaku masing-masing individu sesuai pemahaman

kelompok dalam masyarakat tersebut. Tuntutan inilah yang dapat membuat

individu tersebut harus selalu berlaku positif sesuai dengan pandangan

masyarakat di lingkungan tersebut. Selain itu, perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), menuntut untuk selalu mengikuti

perkembangan zaman membuat sebagian individu berlomba untuk menjadi

yang pertama tahu tentang hal-hal yang baru.

1.4 Dampak stressor

Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut Kozier & Erb,

1983 dikutip Keliat B.A., 1999 yaitu:

1. Sifat stressor

Sifat stressor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respon tubuh

terhadap stressor. Sifat stressor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-

angsur, sifat ini pada seetiap individu dapat berbeda tergantung dari

pemahaman tentang arti stressor.

2. Jumlah stressor

Banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan. Jika

individu tidak siap akan menimbulkan perilaku yang tidak baik. Misalnya

marah pada hal-hal yang kecil. Semakin banyak stressor yang dialami

individu, semaki

3. Lama stressor

Stress dan Adaptasi | 9

Page 10: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Seberapa sering individu menerima stressor yang sama. Makin sering

individu mengalami hal yang sama maka akan timbul kelelahan dalam

mengatasi masalah tersebut. Hal ini juga akan mempengaruhi respon tubuh

yang lain.

4. Pengalaman masa lalu

Pengalaman individu yang lalu mempengaruhi individu menghadapi

masalah. Jika seorang individu sebelumnya telah memiliki pengalanan

tentang stress dan cara mengatasinya maka akan semakin baik individu

tersebut dalam mengatsi stress di masa sekarang dan yang akan datang.

Dalam artian individu tersebut sedah terlatih atau terbiasa.

5. Tingkat perkembangan

Tiap individu memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Tingkat

perkembangan mempengaruhi respons tubuh di mana, semakin matang

perkembangan individu dalam perkembangannya maka akan semakin baik

individu tersebut dalam mengatasi stresor, demikian pula sebaliknya.

6. Tipe kepribadian

Tipe kepribadian seseorang juga mempengaruhi respons terhadap stressor.

Jika seseorang memiliki kepribadian mudah marah atau agresif akan

menunjukan respons yang berbeda dari seseorang yang memiliki

kepribadian penyabar dan tidak mudah tersinggung.

1.5 Model Stres

Model stres digunakan untuk mengidentifikasi stresor bagi individu

tertentu dan memperediksi respon individu tersebut terhadap stresor. Setiap

model menekankan aspek stres yang berbeda. Seorang perawat

menggunkan model stres untuk membantu klien mengatasi respon yang

tidak sehat, non-produktif. Dengan memodifikasi model ini dapat

membantu perawat berespon dalam merawat dengan cara yang menunjukan

individualisasi bagi klien.

Model Stres Berdasarkan Respon

Stress dan Adaptasi | 10

Page 11: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Model berdasarkan respon berkaitan dengan mengkhususkan respon

atau pola respon tertentu yang mungkin menunjukan stresor. Model stres

dari Selye (1976) adalah model berdasarkan respons yang mendefinisikan

stres sebagai respon non-spesifik dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang

ditimpakan padanya. Stres ditunjukan oleh reaksi fisiologis spesifik, GAS.

Sehingga respons sesorang terhadap stres benar-benar fisiologis dan tidak

pernah dimodifikasi untuk memungkinkan pengaruh dari kognitif (McNett,

1989). Model stres berdasarkan respons tidak memungkinkan perbedaan

individu dalam pola berespons. Kurang leluasa ini dapat menimbulkan

beberapa kesulitan bagi perawat karena perbedaan individu harus

diidentifikasi dalam fase pengkajian. Namun demikian, mungkin akan

bermanfaat bila menentukan respon fisiologis.

Model Adaptasi

Model adaptasi menunjukan bahwa empat faktor menentukan apakah

suatu situasi adalah menegangkan (Mechanic,1962). Faktor pertama

biasanya bergantung pada pengalaman seseorang dengan stresor serupa,

sistem dukungan, dan persepsi keseluruhan. Faktor kedua berkenaan dengan

praktik dan norma kelompok sebaya individu. Jika kelompok sebaya

individu tersebut menggangap normal membicarakan tentang stresor

tersebut, hal ini memungkinkan individu untuk berdiskusi tentang sresor

tersebut. Faktor ketiga adalah dampak dari lingkungan sosial dalam

membantu seorang individu untuk beradaptasi terhadap stresor. Faktor

keempat mencakup sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stresor.

Model adaptasi didasarkan pada pemahaman bahwa individu

memahami ansietas dan peningkatan stres ketika mereka tidak siap

menghadapi situasi yang menegangkan. Dengan menggunakan model ini

dan intervensi yang sesuai, perawat dapat membantu klien dan keluarganya

untuk meningkatkan kesehatandalam semua dimensi kemanusiaan.

Model Berdasarkan Stimulus

Stress dan Adaptasi | 11

Page 12: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Model berdasarkan stimulus berfokus pada karakteristik yang

mengganggu atau disruptif didalam lingkungan. Model berdasarkan

stimulus memfokuskan pada asumsi berikut (McNett, 1989) :

- Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah normal, dan

perubahan ini membutuhkan tipe dan durasi penyesuaian yang

sama.

- Individu adalah resipien pasif dari stres, dan ersepsi mereka

terhadap peristiwa adalah tidak relevan.

- Semua orang menpunyai ambang stimulus yang sama, dan

penyakit dapat terjadi pada setiap titik setelah ambang tersebut.

Seperti halnya pada model berdasarkan respons, model berdasarkan

stimulus tidak memungkinkan untuk perbedaan individudalam persepsi dan

respon terhadap stresor.

Model Berdasarkan Transaksi

Model berdasarkan transaksi memandang individudan lingkungan

dalam hubungan yang dinamis, resiprokal dan interaktif (Lazarus &

Folkman, 1984). Model ini yang dikembangkan oleh Lazarus & Folkman,

memandang stresor sebagai respons perseptual indivdu yang berakar dari

proses psikologis dan kognitif. Stres berasal dari hubungan individu dengan

lingkungan. Model ini berfokus pada proses yang terkait dengan stres

seperti penilaian kognitif dan koping (Monsen, Floyd dan Brookman,

1992).

B. Tahapan Stres

Stres Tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stres paling ringan, dan biasanya disertai

dengan perasaan-perasaan seperti :

1. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).

2. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.

Stress dan Adaptasi | 12

Page 13: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

3. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; Namun

tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup

yang berlebihan pula.

4. Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat,

Namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

Stres Tahap II

Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”

sebagaimana diuraikan pada tahap I mulai menghilang, dan timbul keluhan-

keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari

karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud seperti tidur

yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang

mengalami pengurangan. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh

seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut :

1. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.

2. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.

3. Lekas merasa capai menjelang sore hari.

4. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).

5. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).

6. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.

7. Tidak bisa santai.

Stres tahap III

Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa

menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap II, maka

individu tersebut akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan

mengganggu, yaitu :

1. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan “maag”

(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare)

2. Ketegangan otot semakin terasa.

3. Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.

4. Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur

(early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur

Stress dan Adaptasi | 13

Page 14: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

(middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak dapat kembali

tidur (late insomnia).

5. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa sempoyongan dan serasa mau

pingsan).

Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk

memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh

memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang

berkurang.

Stres Tahap IV

Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri karena keluhan-

keluhan stres tahap III , oleh dokter individu tersebut dinyatakan tidak sakit

karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini

terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa

mengenal istirahat, maka gejala stres tahap IV akan muncul :

1. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.

2. Aktivitas menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.

3. Kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate).

4. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.

5. Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.

6. Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiidak ada semangat dan

kegairahan.

7. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.

8. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapatdijelaskan apa

penyebabnya

Stres Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap

V yang ditandai dengan hal-hal berikut :

1. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and

psychological exhaustion)

Stress dan Adaptasi | 14

Page 15: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

2. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan

sederhana.

3. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).

4. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah

bingung dan panik

Stres Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik

(panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres

tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU,

meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ

tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut :

1. Debaran jantung teramat keras

2. Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap)

3. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran

4. Tidak ada tenaga untuk hal-hal yang ringan

5. Pingsan atau kolaps (collapse)

PROSES TERJADINYA STRES secara FISIOLOGIS

Proses terjadinya stres secar fisiologis (Dadang Hawari, 2002)

C. KONSEP ADAPTASI

Stress dan Adaptasi | 15

Stresor psikososial

Susunan saraf pusat (otak, sistem limbic, sistem transmisi saraf/neurotransmitter)

Kelenjar endokrin (sistem hormonal, kekebalan/imunitas)

depresistrescemas

Page 16: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah

dalam berespons terhadap stres. Ada banyak bentuk adaptasi, adaptasi

fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian,

mungkin terjadi proses serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi

lainnya. Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan

internal dan eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan

organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk

mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks,

mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan idealnya

dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, ;

Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).

D. RESPONS TERHADAP STRES

Sebagian besar riset tentang stres berfokus pada respons psikologisatau

emosional dan fisiologis. Ketika terjadi stres seseorang menggunakan energi

fisiologis dan psikologis untuk berespons dan mengadaptasinya. Respons stres

adalah adaptif dan protektif, dan karakteristik dari respons ini adalah hasil dari

respons neuroendokrin yang terintegrasi.

1. Respons Fisiologis

Riset klasik yang dilakukan oleh Selye (1946,1976)telah

mengidentifikasi dua respons fisiologis terhadap stres : Sindrom adaptasi

lokal (LAS) dan sindrom adaptasi umum (GAS). LAS adalah respons dari

jaringan, organ atau bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit

atau perubahan fisiologis lainnya. GAS adalah respons pertahanan dari

keseluruhan tubuh terhadap stres.

LAS (Local Adaptation Syndrom)

Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress.

Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka,

akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.

Karakteristik dari LAS :

Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua

system

Stress dan Adaptasi | 16

Page 17: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk

menstimulasikannya.

Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.

Respon bersifat restorative.

Contoh LAS, yang diuraikan disini, yaitu

a. Respon inflamasi

Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon

ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma

sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses

penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi

kedalam 3 fase :

• fase pertama : adanya perubahan sel dan system sirkulasi,

dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera

dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah

putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler

sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk

ketempat yang cedera tersebut.

• Fase kedua : pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi

cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan

ditempat cedera.

• Fase ketiga : Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan

parut.

b. Respon refleks nyeri

Respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi

tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki

ketika bersentuhan dengan benda tajam.

GAS (General Adaptation Syndrom)

GAS adalah respons keseluruhan dari tubuh terhadap stres. GAS

terdiri dari reaksi peringatan, tahap resistensi dan tahap kehabisan tenaga

Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan

dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis

“fight or flight” dan reaksi fisiologis. Fase alarm melibatkan pengerahan

Stress dan Adaptasi | 17

Page 18: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang

berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu

untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula

darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi,

teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung

meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2

dan meningkatnya kewaspadaan mental. Aktifitas hormonal yang luas ini

menyiapkan individu untuk melakukan “respons melawan atau

menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila

stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase

resistensi.

Fase Resistance (Melawan) Individu mencoba berbagai macam

mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta

mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis

sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi

faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi, gejala stress menurun atau

normal tubuh kembali stabil. Individu tersebut berupaya beradaptasi

terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang

rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir

dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.

Fase Exhaustion (Kelelahan) Merupakan fase perpanjangan stress yang

belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian

terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit

kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan

tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan

kematian. Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya

tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk

mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada

kematian individu tersebut.

Stress dan Adaptasi | 18

Reaksi alarm

pemulihan

Page 19: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

1. Hipotalamus

2. Hipofisis posterior

ADH reabsorpsi air

Pengeluaran urin

3. Hipofisis anterior

ACTH Korteks adrenal

Kortisol glukoneogenesis

Katabolisme Protein

Katabolisme Lemak

Aldosteron reabsorpsi

natrium

reabsorpsi air

pengeluaran urin

eksresi kalium

4. Sistem saraf simpatis dan medulla adrenal

Epinefrin frekuensi jantung

Ambilan O2

Gula darah

Ketajaman mental

norepinefrin aliran darah ke otot skeletal

tekanan darah arterial

5. “melawan atau menghindar”

Sindrom Adaptasi Umum (GAS)

Stress dan Adaptasi | 19

resisten

1. Stabilitas2. Kadar

hormone kembali normal

3. Aktivitas sitem saraf parasimpatis

4. Adaptasi terhadap stres

Kehabisan tenaga

1. Meningkatkan respons fisiologis yang tampak pada reaksi alarm

2. Penurunan kadar energy

3. Penurunan daptasi fisiologis

4. kematian

Page 20: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

2. Respons Psikologik

Gangguan atau ancaman yang diakibatkan oleh kondisi stress yang

dialami seseorang dapat mengakibatkan frustasi, ansietas dan ketegangan

(Kline-Leidy, 1990). Perilaku adaptif psikologis menbantu individu untuk

menghadapi stressor. Perilaku ini diaarah kan pada penatalaksaan stress dan

didapatkan melalui pembelajarandan pengalaman sejalan dengan individu

mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima dan berhasil. Perilaku

adaptasi psikologik dapat konstruktif atau destruktif. Perilaku konstruktif

membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik.

Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan

pemecahan masalah, kepribadian dan situasi yang sangat berat.

Perilaku adaptif psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping.

Mekanisme ini dapat berorientasi pada tugas. Perilaku psikologis adaptif :

Perilaku Berorientasi Tugas : Bertujuan menghadapi stressor secara sadar,

realistik, objektif, rasional. Tiga tipe umum perilaku berorientasi tugas

adalah perilaku menyerang, perilaku menarik diri dan perilaku kompromi.

Mekanisme Pertahanan Ego : pertama kali diuraikan oleh Simund Freud,

adalah perilaku tidak sadar yang memberikan perlindungan

psikologisterhadap peristiwa yang memegangkan. Kadang mekanisme

pertahanan ini menyimpang dan tidak lagi mampu untuk membantu

seseorang dalam menghadapi stressor.

E. MANAJEMEN STRES

Stress adalah suatu kondisi normal pada waktu menghadapi perubahan

dan ancaman dengan respon yang dapat adaptif. Manajemen stress adalah usaha

seseorang untuk mencari cara yang paling sesuai dengan kondisi klien untuk

mengurangi stress yang terjadi dalam dirinya. Manajemen stress kemungkinan

melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah

pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari

intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung

jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah

Stress dan Adaptasi | 20

Page 21: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

perawatan. Untuk mencegah dan mengatasi stress agar tidak sampai ketahap yang

paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :

1. Pengaturan Diet dan Nutrisi

Setiap orang didorong untuk mempertahankan berat badan sesuai dengan

rentang standart usia, jenis kelamin, dan bentuk tubuh. Selain untuk

menghindari kelebihan makan atau kekurangan makan, seseorang harus

mewaspadai kualitas makanan. Terlalu banyak lemak, kafein, garam atau gula

dapat mengganggu fungsi metabolic tubuh, defisiensi vitamin, mineral, dan

nutrient juga dapat menyebabkan masalah metabolisme. Kebiasaan diet yang

buruk dapat memperburuk respond stress dan membuat individu mudah

tersinggung, hiperaktif dan gelisah. Hal ini merusak kemampuan untuk

memenuhi tanggung jawab personal, keluarga, dan peran.

2. Istirahat dan Tidur

Pola istirahat dan tidur yang tetap, dan kebaisaan juga penting untuk

menangani stress. Seseorang yang mengalami stress harus di dorong

meluangkan waktunya untuk istirahat dan tidur. Tidur tidak hanya

menyegarkan tubuh, Tetapi juga membantu seseorang menjadi rileks secara

mental. Klien mungkin membutuhkan bantuan specific dalam mempelajari

tehnik relaks sehingga dapat tertidur.

3. Olahraga atau Latihan Teratur

Adalah salah satu cara untuk menungkatkan daya tahan dan kekebalan

fisik dan mental.

4. Berhenti Merokok

Adalah bagian dari cara menanggulangi stress karena dapat meningkatkan

status kesehatan dan mempertahankan pertahanan dan kekebalan tubuh.

5. Tidak mengkonsumsi minuman keras

Minuman keras adalah factor pencetus yang dapat mengakibatkan

terjadinya stress.

6. Penurunan Berat Badan

Peningkatan berat badab merupakan salah satu factor yang dapat

menyebabkan timbulnya stress, karena mudah menurunkan daya tahan tubuh

terhadap stress.

7. Pengaturan waktu

Stress dan Adaptasi | 21

Page 22: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Pengaturan waktu dapat dilakukan dengancara menggunakan waktu secar

efektifdan efisien serta melihat aspek produktivitas waktu.

8. Terapi psikofarmaka

Terapi dengan menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stress yang

dialami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi

serta stressor psikososial.

9. Terapi somatic

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang timbul akibat stress.

10. Psikoterapi

Terapi ini dengan menggunakan teknikpsikologis yang disesuaikan

dengan individu. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan

psikoterapi reduktatif . psikoterapi suportif memberikan motivasi agar klien

percaya diri. Psikoterapi reduktatif dilakukan dengan memberikan pendidikan

secara berulang

11. Terapi psikoreligius

Dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan.

F. Model Konseptual Keperawatan untuk Stres dan Adaptasi

TEORI NEUMAN

Betty Neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan

dari konsep holistic dan pendekatan sistem terbuka (Marriner-Tomey, 1994).

Bagi Neuman manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang

dinamis dari fisiologis, sosiokultural dan variabel perkembangan yang berfungsi

sebagai sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia beinteraksi, beradaptasi

dengan dan disesuaikan oleh lingkungan yang digambarkan sebagai stressor

(Chinn dan Jacobs,1995). Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang

menpengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan

eksternal segala sesuatu yang berpengaruh dari luar diri klien.

Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stressor yang dapat

merusak sistem. Model Neuman mencakup stressor interpersonal, intrapersonal,

dan ekstrapersonal.

Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh.

Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan

Stress dan Adaptasi | 22

Page 23: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

kelompokdalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal

(Neuman dan Young, 1972). Perawatan berfokus pada variable-variabel yang

mempengaruhi respons klien terhadap stressor (Chinn dan Jacobs, 1995).

Tindakan keperawatan terdiri dari pencegahan pencegahan primer, sekunder dan

tersier. Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh.

Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal

melalui penetapan prioritas dan dan rencana pengobatan pada gejal-gejala yang

tampak. Sedangkan pencegahan tersier berfokus pada adaptasi kembali.

TEORI ROY

Teori adaptasi Suster Calista Roy memandang klien sebagai suatu sistem

adaptasi. Sesuai model Roy, tujuan keperawatan adalah membantu seseorang

untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi

peran dan hubungan interdependensi selama sehat sakit (Marriner dan

Tomey,1994). Kebutuhan asuhan keperawatan muncul, ketika klien tidak dapat

beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan eksternal. Seluruh

individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar

2. Pengembangan konsep diri positif

3. Penampilan peran social

4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

Stress dan Adaptasi | 23

Page 24: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

BAB III

PEMBAHASAN

Dari uraian teori diatas tentang stress dan adaptasi, saya sedikit menjabarkan

stress sebagai suatu kondisi yang pasti akan atau pernah dialami oleh makhluk

hidup di dunia (tidak dapat dihindari). Para ahli mendefinisikan stress dari banyak

sudut pandang, namun pada intinya stress dimaknai sebagai suatu kondisi tertekan,

menggangu keseimbangan tubuh, jiwa dan perilaku seseorang. Namun, saya tidak

sepenuhnya memandang stress sebagai kondisi yang menghasilkan dampak

negative untuk individu, stress juga dapat menunjukan dampak yang positif,

misalnya, ujian. Ujian pada beberapa orang diartikan sebagai ajang pembuktian

kemampuan diri, sehingga mereka berlomba-lomba belajar untuk mendapatkan

nilai yang maksimal.

Penyebab stress sendiri sangatlah banyak dan bervariasi segala sesuatu dapat

menjadi penyebab stress (stresor), hal ini bergantung pada individu itu sendiri

dalam memaknai suatu kondisi yang dialaminya, apakah kondisi itu potensial untuk

menimbulkan stress atau hanya suatu kondisi yang umum terjadi dan wajar.

Penyebab stress yang paling dapat dirasakan adalah stress karena factor

lingkungan. Lingkungan dapat menimbulkan banyak sekali stress, misalnya, stress

yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan sekitar (social, budaya, masyarakat

dan lain-lain).

Pemahaman tentang mekanisme, tahapan dan cara penyelesaian stress

sangatlah penting bagi perawat, dengan memahami tahapan-tahapan stress akan

membantu klien untuk memotong “stress strain”, sehingga tidak timbul kondisi

stress yang berkepanjangan yang dapat berujung pada depresi hingga gangguan

jiwa.

Namun, perlu digaris bawahi bahwa kebutuhan, respons dan ketahanan klien

dalam menghadapi kondisi yang dianggap sebagai kondisi stress berbeda-beda.

Setiap klien dapat saja menunjukan perilaku yang berbeda pada kondisi dan

stressor yang sama. Untuk itu penting bagi perawat untuk memahami betul respon

klien yang mungkin ditunjukan saat kondisi stress hadir.

Stress dan Adaptasi | 24

Page 25: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, seorang perawat diharapkan dapat

menjadi pendorong semangat bagi klien yang sedang berhadapan dengan kondisi

tertekan. Karena peran perawat sangat sentral untuk rehabilitasi, perawat harus tahu

seorang klien sedang berada pada tahap stress yang bagaimana dan bagaimana cara

mereduksi keadaan stress klien tersebut. Selain itu, perawat dapat membantu klien

untuk beradaptasi pada keadaan stress tersebut. Respon adaptasi klien dapat

berbeda untuk masing-masing klien, karena itu perlu dipilihkan tindakan

keperawatan yang sesuai untuk menunjang proses adaptasi klien.

Respons adaptasi klien seperti yang telah dijabarkan ada dua, respons

fisiologis dan respons psikologis. Dalam respon fisiologis itu sendiri dikenal dua

istilah yaitu LAS dan GAS. LAS adalah respons dari jaringan, organ atau bagian

tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit atau perubahan fisiologis lainnya.

GAS adalah respons pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stres. LAS

merupakan respons tubuh yang terjadi hanya pada tempat-tempat tertentu, tidak

mencakup keseluruhan, misaalnya, pembekuan darah, penyembuhan luka,

akomodasi mata dan respon terhadap tekanan. Sedangkan GAS merupakan respon

keseluruhan tubuh terhadap keberadaan stresor, umunya melibatkan sistem

hormonal dan endokrin. Pada penetaan tentang sindron adaptasi umum (GAS),

terlihat bahwa fase pertama yang harus dilewati oleh individu adalah reaksi

peringatan, tubuh akan memberikan peringatan berupa tanda-tanda fisik meliputi

curah jantung meningkat, sirkulasi darah cepat, meningkatkan denyut nadi,

ketegangan otot. Pada saat yang bersamaan terjadi juga pelemahan daya tahan

tubuh.

Jikia kondisi tersebut berlanjut, maka akan berkembang pada tahap resisten.

Dalam tahap ini, individu akan mencoba berbagai macam cara untuk menghadapi

stresor. Selanjutnya jika stres teratasi, tubuh akan memperbaiki kerusakan, namun

jika stresor menetap, individu tersebut akan memasuki tahap ke tiga yaitu tahap

kelelahan. Energi penyesuaian terkuras, tubuh membutuhkan energi tambahan

(melebihi kemampuan tubuh untuk memproduksinya) , namun tidak

mendapatkannya dari berbagai sumber untuk penyesuaian. Maka akan muncul

gejala-gejala penyakit serius.

Stress dan Adaptasi | 25

Page 26: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Dalam keperawatan, akan dipelajari tentang stres dan adaptasinya.

Prosesnya dimulai dari pengkajian, perawat mengkaji reaksi klien terhadap stres.

Tahap selanjutnya adalah diagnosa keperawatan, disilah akan dianalisis

kemungkinan etiologi masalah. Disini diperlikan ketepatan analisa penyebab

diagnosa keperawatan tersebut, karena jika salah akan membuat kesalahan

intervensi keperawatan. Selanjutnya perencanaan, rencana keperawatan dibuat

secara individual sesuai dengan persepsi klien tentang stresor dan responsnya

terhadap stres. Implementasi, dipandang sebagai aktivitas peningkatan kesehatan,

disinilah perencanaan yang sebelumnya telah dibuat di laksanakan. Evaluasi, pada

tahap ini dinilai apakah proses keperawatan berjalan dengan baik. Pencapaian

tujuan keperawatan adalah menunjukan perilaku mereduksi stres.

Pembahasan Teori

Faktor pembanding Teori Neuman Teori Roy

Konsep manusia manusia sebagai gabungan

dari konsep holistik dan

pendekatan sistem terbuka.

diartikan sebagai sistem

adaptif.

Tujuan keperawatan membantu individu,

keluarga dan kelompok

mempertahankan kesehatan

optimal

tujuan keperawatan adalah

untuk membantu klien

beradaptasi terhadap

perubahan yang terjadi

Fokus perawatan Berfokus pada variabel-

variabel yang

mempengaruhi respon

klien terhadap stresor

Berfokus pada pemenuhan

kebutuhan klien yang tidak

dapat klien penuhi sendiri.

Stress dan Adaptasi | 26

Page 27: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Pengalaman Pribadi

Setiap orang pernah merasakan bagaimana stres itu? Seperti apa rasanya

stres? Kondisi yang bagaimana yang dapai menimbulkan stres? Dampak yang

bagaimana akan terjadi pada setiap orang yang mengalami stres? Tentunya setiap

orang akan menunjukan reaksi ketika dirinya terpapar oleh stresor, tidak terkecuali

saya. Status saya sebagai seorang mahasiswa tentu tidak membebaskan saya dari

yang namanya stres. Justru memperbesar kemungkinan kondisi stres itu sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang mahasiswa yang tugas utamanya

adalah belajar, saya sering merasa tertekan ketika tugas-tugas yang diberikan dosen

mulai menumpuk dan mendekati dateline. Tugas-tugas itu bagi saya adalah stresor,

tidak jarang saya berhasil mengatasi stresor itu, hal ini tentunya dikarenakan

pengalaman saya sebagai pelajar sebelumnya.

Terkadang stresor itu dapat menimbulkan perubahan sementara dalam diri

saya, seperti sakit kepala, detak jantung meningkat, berkeringat, gangguan tidur,

mudah marah/tersinggung, kecemasan dan lain-lain. Tetapi gejala-gejala yang

demikian akan menghilang seiring dengan teratasinya stresor.

Terlepas dari status saya ssebagai mahasiswa, dan memasuki status saya

yang lain sebagai bagian dari sebuah keluarga. Tidak juga membuat saya tidak

mengalami stres. Begitu banyak tuntutan dari keluarga yang mewajibkan saya

melakukan hal yang menurut keluarga adalah hal yang benar, tanpa mereka

mananyakan apakah saya setuju mengenai hal tersebut. Namun demikian, muncul

suatu kewajiban dalam diri saya untuk menyelesaikan apa yang keluarga saya

minta, walaupun untuk menyelesaikan itu saya menekan ego saya pribadi. Kondisi

seperti ini, sangat menimbulkan tekanan bagi saya, terutama atas apa yang saya

usahakan itu menemukan jalan buntu. Saya sering berfikir bahwa keluarga saya

akan beranggapan kalau saya tidak manpu, tidak sanggup menjadi seperti apa yang

mereka harapkan. Kondisi seperti ini juga akan menimbulkan suatu kondisi stres

bagi saya, tak jarang saya akan berusaha lebuh keras lagi untuk mencapai hal

tersebut.

Stress dan Adaptasi | 27

Page 28: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

Ada saatnya, ketika saya mulai merasakan stres berlebihan, saya cenderung

untuk berhenti sejenak dari beraktivitas dan mulai melakukan hal-hal yang bisa

membuat saya relaks. Seperti jalan-jalan keluar rumah, mendengarkan musik atau

sejenak berbincang dengan rekan-rekan sejawat atau saya juga mulai berdiskusi

tentang hal-hal yang berkaitan tentang stres tersebut kepada keluarga. Biasanya

setelah mulai merasakan relaks, saya bisa beraktivitas seperti semula, dan mulai

mengidentifikasi car-cara yang dapat dilaikukan untuk menyelesaikan masalah

yang saya hadapi.

Stress dan Adaptasi | 28

Page 29: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

BAB IV

KESIMPULAN

1. Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan karena itu suatu pendekatan

keperawatan terhadap klien harus mencakup aspek yang holistic tersebut.

2. Individu secara terus-menerus dituntut untuk beradaptasi terhadap perubahan

kondisi baik fisik maupun psikologis yang mungkin saja menempatkannya pada

kondisi yang dapat menimbukan stres.

3. Stress adalah manusiawi, karena stress dapat dialami oleh siapa saja dan dalam

kondisi yang berbeda tanpa pandang buluh..

4. Sumber stressor yang utama berasal dari factor internal dan eksternal.

5. Berat tidaknya suatu kondisi stress, berhubungan dengan respons klien terhadap

stress yang dialaminya.

6. Sindrom adaptasi local mencakup beberapa respons spesifik terhadap stress,

termasuk respons reflex nyeri dan respons inflamasi.

7. Sindrom adaptasi umum mencakup respons fisiologis multisystem terhadap

stress.

8. Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan

stress, hal ini berhubungan dengan hakikat stress dan ketahanan individu.

9. Mekanisme adaptasi klien merupakan upaya untuk menimbulkan stabilitas

emosional, menguasai lingkungan, mendefinisikan kembali tugas/tujuan hidup,

dan memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh karena sakit/penyakit.

10. Tidak semua stress berdampak negative, sebagian stress dapat memberikan

dampak positif.

11. Cara yang paling umum dan sederhana dalam menghadapi stress adalah

menyediakan cukup waktu untuk istirahat atau tidur.

12. Dalam mekanisme penyelesaian stress, dipengaruhi oleh pendidikan,

laterbelakang budaya, sosiokultural dan pengalaman individu menghadapi

stressor sejenis.

13. Stress yang berkepanjangan dapat menurunkan kemampuan untuk beradaptasi

terhadap stress yang menpengaruhi seseorang.

Stress dan Adaptasi | 29

Page 30: PORTOFOLIO KDK 2 - NINING

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Fundamental Keperawatan Perry and Potter. Alih Bahasa oleh Yasmin Asih

dkk. 2005. Jakarta : EGC

Sulistiawati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan dan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Jakarta :

Salemba Medika

Maramis, Willy F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya. Airlangga Universiti

Press.

Stress dan Adaptasi | 30