PORTOFOLIO JURNALISTIK · para pendulang liar Freeport. Untuk itu agar tidak terulang dan terjadi...
Transcript of PORTOFOLIO JURNALISTIK · para pendulang liar Freeport. Untuk itu agar tidak terulang dan terjadi...
PORTOFOLIO
JURNALISTIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL
KADEK MELDA LUXIANA
DAFTAR ISI
I. RESUME
II. PENGALAMAN
III. LAMPIRAN
Perkenalkan nama saya Kadek Melda Luxiana, anak kedua dari tiga bersaudara. Saya biasa dipanggil
kadek, saat ini saya sudah menyelesaikan sidang skripsi dan sedang menunggu wisuda pada bulan
oktober 2019 nati. Saya lulusan dari Universitas Esa Unggul Jakarta, fakultas ilmu komunikasi,
konsentrasi jurnalistik. Selama menjadi mahasiswi jurnalistik, banyak sekali ilmu-ilmu baru yang saya
peroleh, baik saat perkuliahan maupun di luar perkuliahaan. Seperti alur produksi berita di media
massa online dan juga televisi yang dipelajari pada matakuliah online journalism dan jurnalistik
televisi serta beberapa pengalaman magang yang pernah saya lakukan. Selama saya menjadi
mahasiswi jurnalistik, jurnalistik banyak mengajarkan saya mengenai kesabaran, management
waktu, keterampilan menulis dan juga kerja sama tim yang baik serta kemampuan berkomunikasi
kepada banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Alasan mengambil konsentrasi jurnalistik karena saya ingin dapat berkomunikasi dengan berbagai
macam lapisan masyarakat, bisa menjadi penghubung lidah masyarakat serta menjadi penyampai
informasi kepada banyak orang. Karena saya rasa informasi merupakan suatu kebutuhan yang wajib
dipenuhi bagi setiap manusia dan bagi kelangsungan hidup. Setiap harinya, manusia mencari tahu
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan, fashion, dan juga keberlangsungan ekonomi melalui tv,
internet, ataupun surat kabar
Pelatihan yang pernah saya ikuti yaitu pelatihan dasar broadcasting dan jurnalistik televisi yang
diselenggarakan oleh Ikatan Jurnalistik Televisi (ITJI) selama tiga hari. Kemudian pelatihan jurnalisme
berspekrif gender yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA) bersama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Dalam kegiatan
pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut, saya banyak mendapatkan pengetahuan
baru mengenai gender dan bagaimana cara mengemas isu-isu terkait gender agar tidak menyalahi
kode etik. Sebelumnya juga saya pernah menjadi reporter magang di Merdeka.com dan magang di
Metro TV sebagai Production Asisstant (PA).
RESUME
PENGALAMAN
Magang Reporter di Merdeka.com
Pada September-November 2017 saya memiliki pengalaman menjadi reporter di
Merdeka.com. Di sana saya mendapatkan penugasan liputan melalui surat
elektronik kemudian melakukan proses liputan dan melaporkannya dalam bentuk
tulisan yang dikirim ke redaksi melalui surat elektronik.
Pelajaran yang didapat selama menjadi reporter di merdeka.com yakni kerja sama
team, disiplin waktu, dan kemampuan mengetik cepat. Saya pernah mendapat
penugasan liputan pada rubrik Jakarta, Politik, dan Peristiwa.
Magang Production Assistant di Metro TV
Pada Januari-Mei 2019 saya memiliki pengalaman magang sebagai Production
Assistant (PA) di Metro TV pada program Melawan Lupa yaitu sebuah program semi
documenter mengenai sejarah-sejarah dan peristiwa penting yang terjadi di masa
lampau. Selama menjadi PA saya mempersiapkan segala hal mulai dari membuat
surat peminjaman alat untuk liputan, membuat surat permohonan wawancara kepada
narasumber, melakukan riset, mencari gambar pendukung, menghubungi
narasumber, mengikuti proses liputan di lapangan, mengawal dubbing dan editing
video.
Saya pernah diberi kesempatan untuk menjadi reporter dan terlibat memegang satu
episod “Tafsir sejarah film-film sejarah kita” yang tayang pada 4 Mei 2019. Saya
mewawancarai dua narasumber yakni pengamat film Seno Gumira dan Dirjen PPFN
Abduh Azis
LAMPIRAN
Kapolri sebut korban sandra di Papua pendulang emas Freeport ilegal Minggu, 19 November 2017 17:28Reporter : Kadek Melda Luxiana
Pembebasan sandera di Papua. ©2017 Merdeka.com/Istimewa
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau kepada warga yang
menjadi korban sandera oleh Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) agar kembali
ke tempat asalnya. Tito mengatakan, fokus saat ini adalah melakukan mitigasi
kepada mereka agar dapat kembali ke tempat asal.
para pendulang liar Freeport. Untuk itu agar tidak terulang dan terjadi lagi
penyanderaan, ada baiknya mereka tak usah datang kembali.
"Ini kalau bisa mereka dikembalikan ke tempat asalnya. Mereka di situ adalah
pendulang liar. Yang ada disandera ini mereka adalah pendulang liar dari Freeport,"
pintanya di gedung Graha Adhya Wicaksana, Pondok Labu, Jakarta Selatan,
minggu (18/11).
Menurut Tito, hal ini merupakan problem lama yang terjadi di Papua. Pasalnya
sebelum menjabat sebagai Kapolri, Tito pernah menjabat sebagai Kapolda Papua
selama kurun waktu dua tahun. Selama menjabat menjadi Kapolda Papua, Tito
mengungkapkan, banyak sekali problematika yang ada di sana dan timbul dari para
pendulang liar tersebut.
"Ini problem lama saya pernah jadi Kapolda dua tahun di sana. Itu ribuan orang yang
mendulang liar di sana menimbulkan banyak sekali permasalahan sosial, narkotik,
HIV AIDS, macam-macam di sana," tuturnya.
Oleh karena itu, Tito berucap, sekarang adalah momentum. Dengan adanya
peristiwa penyanderaan tersebut mereka dibebaskan dan dievakuasi. Sebaiknya
jangan kembali lagi. Selain memungkinkan akan disandera kembali, juga berpotensi
menimbulkan masalah sosial. [rnd]
Di aksi bela Rohingya 169, Prabowo singgung bocornya kekayaan negara Sabtu, 16 September 2017 19:30Reporter : Kadek Melda
Aksi Bela Rohingya di Patung Kuda. ©Istimewa
Merdeka.com - Ketua Partai Umum Gerindra Prabowo Subianto mengimbau agar
jangan selalu membicarakan mengenai senjata untuk membantu etnis Rohingya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam aksi bela Rohingya di Patung Kuda, Jalan
Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Prabowo mengatakan, agar memperkuat diri sendiri terlebih dahulu untuk dapat
membantu orang lain.
"Dari saya di sini mengimbau jangan selalu cepet-cepet bicara senjata. Kita harus
dengan sejuk dengan tenang tapi kita memperkuat diri supaya orang denger kalau
kita bicara," katanya, Sabtu (16/9).
"Kalau kita miskin, kita tidak didengar saudara-saudara sekalian (soraknya). Mau
kirim senjata bagaimana? beli senjata aja tidak bisa?," tambah Prabowo.
Prabowo mengungkapkan, perekonomian negeri ini yang dinilai masih memiliki
hutang. Bahkan, dia juga menuturkan, untuk pembiayaan yang bersifat rutin pun
negara masih meminjam.
"Terus terang saja negara kita dalam keadaan sekarang tidak punya uang karena
kita hutang terus. Untuk biaya rutin kita pinjam uang," tuturnya.
Selain itu Prabowo juga menyinggung perekonomian bangsa yang saat ini dinilai
mengalami kebocoran. Selain bocor juga banyak kekayaan negara yang dinilai lebih
banyak dimiliki oleh negara asing dibandingkan dengan negara sendiri.
"Kekayaan kita bocor, kita tidak bisa menjaga kekayaan kita sendiri saudara-
saudara. Gak usah jauh-jauh lihat aja semua gedung ini disepanjang Jalan Thamrin,
kalau bukan milik pemerintah, semua gak jelas milik siapa?" tegasnya.
Prabowo juga berpesan agar kita selalu kuat untuk dapat membantu kaum yang
lemah. Karena jika kita lemah maka kita tidak bisa membantu orang lain.
"Dengan itu kita harus kuat saudara-saudara. Untuk membantu orang lemah kita
harus kuat. Tidak bisa orang miskin bantu orang miskin," tutupnya. [fik]
Tak tahu langgar aturan, Anies copot lampu strobo di mobilnya Jumat, 20 Oktober 2017 13:02Reporter : Kadek Melda
Mobil pribadi Anies Baswedan. ©2017 Merdeka.com/Kadek Melda
Merdeka.com - Mobil pribadi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat
sudah tidak lagi menggunakan lampu strobo. Kini mobil Toyota Innova bernomor
pelat B 2057 BUK itu terpakir di tempat parkir khusus Gubernur Jakarta.
Anies telah mencopot lampu strobo yang terakhir kali terlihat terpasang di bagian
depan mobil pada Kamis (19/10) malam. Sebelumnya, dia mengaku tidak
mengetahui bahwa lampu strobo yang menempel pada bagian depan mobilnya
dilarang digunakan pada mobil pribadi.
Mantan menteri pendidikan ini tidak mengetahui jika mobilnya dilengkapi oleh lampu
strobo. Namun jika sudah ada aturan yang melarang ia akan taat pada aturan
tersebut.
"Saya juga enggak tahu sudah di situ. Begini, kita akan ikut aturan. Begitu aja," jelas
Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/10).
Mobil pribadi Anies Baswedan 2017 Merdeka.com/Syifa Hanifah
Untuk diketahui sebelumnya mobil pribadi orang nomor satu DKI Jakarta itu ternyata
dipasangi lampu strobo di bagian depan. Padahal, menurut aturan Undang-undang
nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan, sudah diatur pelarangan
menggunakan lampu strobo. [fik]
Menko Polhukam tegaskan UU Ormas bukan untuk habisi lawan politik Kamis, 26 Oktober 2017 16:44Reporter : Kadek Melda
Konpers penerbitan Perppu tentang Ormas. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Merdeka.com - Menko Polhukam Wiranto menegaskan UU Ormas dibuat bukan
untuk menghabisi lawan pemerintahan Joko Widodo. Dia mengingatkan UU Ormas
yang lahir dari keluarnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
No.2 Tahun 2017 tentang Ormas itu dikeluarkan sebagai langkah menindak pihak-
pihak yang berupaya menggerogoti ideologi bangsa Pancasila.
"Pemerintah enggak akan sewenang-wenang, bukan akan menghabisi ormas islam,
bukan mengabdi pada politik, bukan sebagai instrumen politik untuk menghabisi
lawan politik. Semata-mata hanya mengamankan ideologi Pancasila yang harus kita
amankan bersama," ujar Wiranto di Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (26/10).
Usai Perppu disahkan oleh DPR menjadi undang-undang, Wiranto meminta pro dan
kontra dapat selesai. Sekarang waktunya untuk fokus bersama-sama berupaya
menjaga keutuhan Pancasila.
"Yasudah selesai, nanti tinggal bagaimana kita melaksanakan itu. Sekarang Perpu
sudah menjadi undang-undang. Yasudah kita laksanakan dengan baik dengan
jaminan-jaminan yang sudah kita sampaikan," ujarnya.
Pada Selasa (24/10), DPR mengesahkan Perppu Ormas menjadi undang-undang.
Keputusan ini diambil melalui rapat paripurna DPR setelah melakukan voting pada
445 anggota fraksi yang hadir.
"Dengan berbagai catatan yang disampaikan berbagai fraksi yang ada maka rapat
paripurna menyetujui Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas menjadi undang-
undang," kata pimpinan rapat Fadli Zon di Ruang Rapat Paripurna.
Berdasarkan hasil voting, Fraksi PDIP dengan 108 anggota, Golkar 70 anggota,
PKB 32 anggota, PPP 23 anggota, NasDem 23 anggota, Hanura 15 anggota
menyetujui Perppu Ormas untuk dijadikan UU. Sedangkan, Fraksi Gerindra 62
anggota, PKS 24 anggota, dan PAN 35 anggota tidak menyetujui Perppu Ormas
disahkan menjadi UU. [rzk]
Aktivis Perempuan: Korporasi besar merusak bumi, rakyat kecil yang menanggung Minggu, 29 Oktober 2017 10:44Reporter : Kadek Melda
Demo aktivis perempuan soal keadilan iklim. ©2017 Merdeka.com
Merdeka.com - Beberapa organisasi masyarakat menggelar aksi longmarch dari
tosari hingga bunderan HI, Minggu (29/10). Organisasi Solidaritas perempuan,
YouthFeminist Movement (YouthFeM), Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (KRuHA),
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) berjalan kaki menyuarakan yang
mereka sebut keadilan iklim. Mereka mengecam para perusahaan-perusahaan yang
merusak bumi namun tanggung jawab dari ulah mereka dibebankan ke masyarakat
kecil.
"Jadi kenapa hari ini kita temanya bicara keadilan iklim, karena itu yang akan kita
tuntut harus ada keadilan iklim di sini. Tidak boleh yang merusak bumi adalah
perusahaan-perusahaan besar tapi kemudian tanggung jawabnya ada di rakyat-
rakyat kecil," ujar Nisaa Yura, koordinator program nasional solidaritas perempuan,
di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, minggu (29/10).
Akar persoalan perubahan iklim adalah aktivitas industri yang dilakukan oleh
korporasi-korporasi besar. Dia mencontohkan proyek yang memangkas hutan-hutan
Indonesia.
"Jadi bayangkan, yang bersalah yang membuat bumi ini rusak adalah perusahaan-
perusahaan. Tapi kemudian yang harus menanggung itu adalah masyarakat yang
biasanya bisa mengakses hutan ataupun masyarakat pesisir, ataupun juga petani,"
katanya.
Nisaa melihat dalam konteks dampak perubahan iklim, perempuan ada di lapisan
paling bawah. Maksudnya, perempuan yang paling terdampak. Ketika terjadi
bencana akibat perubahan iklim, perempuan sebagai orang yang secara konstruksi
budaya dilekatkan oleh peran merawat keluarga, menjaga keberlangsungan
ekonomi keluarga dan lain-lain. Kemudian dia harus mencari cara bagaimana
mencari penghidupan dan menghidupkan keluarga.
"Misalnya dalam konteks pertanian, ketika terjadi proses gagal panen akibat
perubahan iklim, kemudian tetap saja perempuan itu yang biasanya berfikir
bagaimana keluarganya bisa tetap makan sehari-hari dan bisa tetap hidup. Jadi dia
akan mencari kerja serabutan entah jadi buruh dan lain lain. Sambil kemudian tetap
mengurus urusan domestik keluarganya," ucapnya.
Nisaa dan para aktivis perempuan ingin memberi tahu publik bahwa perubahan iklim
itu nyata. Bahkan perubahan iklim ini sudah dikategorikan krisis. Bencana alam
hingga abrasi laut mengintai.
"Bagaimana iklim yang seperti itu sudah sangat mempengaruhi gagal panen petani,
kemudian juga tidak bisa memprediksi arah angin juga semakin bahaya nelayan di
laut," tutupnya. [noe]
Pimpinan DPR klaim tak tahu keberadaan Setnov sejak penggeledahan KPK Jumat, 17 November 2017 11:34Reporter : Kadek Melda
Agus Hermanto. ©dpr.go.id
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Agus Hermanto
mengatakan tak mengetahui kabar terakhir kemana perginya Ketua DPR Setya
Novanto pada (15/11) malam. Saat itu, kediaman Setnov, sapaan akrabnya,
didatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Agus juga menegaskan bahwa dirinya tidak bertemu dan melihat keberadaan Setya
Novanto di DPR baik sebelum ataupun setelah rumah Setnov digeledah KPK.
"Kami sama sekali enggak mengetahui. Saya kemarin di DPR kan seharian juga,
saya merasa bahwa tidak pernah ada dan tidak pernah ada ketemu dengan beliau
(Setnov) di sini. Sehingga kami juga tidak tahu kalau memang ada isu seperti itu
namun semuanya tentunya kami tidak mengetahui sama sekali keberadaan pak
Novanto," ujar Agus kepada wartawan di Parlemen, Jumat (17/11).
Sementara itu Agus mengungkapkan bahwa dirinya mengetahui kabar koleganya itu
tiba-tiba mengalami kecelakaan dari media. Agus menjelaskan bahwa dirinya
bersama dengan pimpinan DPR lainnya sampai saat ini belum melakukan hubungan
komunikasi dengan Setya Novanto. Pasalnya semalam dirinya sedang sibuk
melakukan rapat internal dengan partainya.
"Saya melihat atau pun menonton di TV memang ada kejadian menurut kabar dari
yang ada Pak Nov kecelakaan yang sekarang sedang dirawat di rumah sakit,"
ungkapnya
"Jadi saya belum sama sekali (berkomunikasi) karena toh kabarnya baru tadi
malem, sedangkan kami semuanya tadi malem ada kegiatan di partai kami ada
rapat sampe malem. Sampe rumah ya tentunya kita istirahat," lanjutnya.
Ia mengungkapkan belum menjadwalkan akan menjenguk Setya Novanto mengingat
dirinya belum bertemu dan melakukan komunikasi dengan para pimpinan DPR
lainnya.
"Saya belum ketemu juga dengan pimpinan yang lain, belum komunikasi juga
dengan pimpinan yang lain sehingga hari ini saya kan hadir juga dan tentunya kami
semuanya belum ada yang menjenguk kesana," tukasnya.
[rhm]
Beredar foto KKB pakai senjata organik, ini penjelasan Mabes Polri Minggu, 19 November 2017 18:04Reporter : Kadek Melda
Senjata KKB. ©istimewa
Merdeka.com - Foto-foto anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang
menenteng senjata mirip senapan organik Polri beredar.
Kepala Biro Multimedia Polri Brigjen Rikwanto mengungkapkan senjata yang
digunakan oleh KKB di Papua sebagian berasal dari luar negeri dan sebagian dari
anggota TNI-Polri. Senjata yang dimaksud didapatkan oleh KKB dari hasil
merampas.
"KKB itu sumber senjata berasal dari luar, bisa dari luar negeri, ada juga dari TNI-
Polri," ungkapnya di Gedung Graha Adhya Wicaksana, Pondok
Labu, Jakarta Selatan, Minggu (19/11).
Rikwanto memaparkan bahwa senjata yang dirampas anggota KKB melalui anggota
TNI Polri itu bermula dari baku tembak yang dilakukan para prajurit di lapangan.
Saat baku tembak antara anggota KKB dengan anggota TNI-Polri, ada beberapa
anggota Polri yang gugur tertembak. Di sanalah KKB merampas senjata milik
anggota TNI Polri.
"Jadi beberapa waktu lalu kita baku tembak, anggota kita gugur, mereka ambil
senjatanya. Kalau saya bicara Polri ya, Polri yang waktu aktivitas di lapangan
mereka ketembak dan dirampas," paparnya.
Rikwanto juga menampik adanya pemasok senjata untuk diberikan kepada anggota
KKB. Dirinya mengatakan secara tegas senjata tersebut tidak didapatkan melalui
pemasok dan tak ada pemasok senjata untuk KKB.
"Tidak ada," tegasnya singkat. [ian]
Serikat buruh desak polisi ungkap dalang penyerangan YLBHI Senin, 25 September 2017 02:01Reporter : Kadek Melda Luxiana
Gedung LBH Jakarta pasca penyerangan. ©2017 Merdeka.com/Hari Ariyanti
Merdeka.com - Ketua Umum Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Rudi HB
Daman meminta polisi mengusut tuntas siapa dalang di balik pengepungan kantor
LBHI, pekan lalu.
"Kami Gabungan Serikat Buruh Indonesia, meminta kepada negara terutama yang
paling bertanggung jawab untuk segera bertindak cepat menyelesaikan situasi ini.
Dalam hal ini untuk segera mengurus tuntas para pelaku dalang dibalik penyerangan
kantor LBHI," kata Rudi di kantor YLBHI Jakarta, Minggu (22/9).
Pihaknya juga mendukun YLBHI/LBH Jakarta untuk segera kembali aktif dan
melakukan aktivitas kembali seperti biasanya, kembali membantu masyarakat dalam
mengatasi masalah hukum.
"GSBI mendukung YLBHI dan LBH Jakarta untuk segera membuka aktivitasnya
kembali. Karna saya kira banyak kliennya, banyak rakyat yang membutuhkan LBH
Jakarta," tuturnya.
Menurutnya peristiwa itu terjadi salah satunya akibat berita hoax. Tak hanya YLBHI
saja yang banyak dikecam, namun menurutnya banyak ancaman serta tuduhan
yang dijatuhkan kepada kaum buruh yang dianggap juga sebagai PKI.
"Bagi buruh sebenarnya juga banyak ancaman, tuduhan berbagai buruh itu pasti
kawan-kawan kalau berjuang itu pasti disebutnya PKI," ujar Rudi.
Namun sebaliknya bagi Rudi yang terjadi pada kaum kapitalis yang banyak
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak buruh tidak dicap sebagai
antiPancasila.
"Tapi kalau kapitalis yang melakukan pelanggaran terhadap hak buruh, itu dia
enggak pernah dicap sebagai antiPancasila. Sampai sekarang bisa kita buktikan
berapa banyak para pengusaha yang melakukan pelanggaran terhadap hukum,
terhadap hak kebebasan-kebebasan berorganisasi masyarakat," ucapnya. [dan
Link : https://www.youtube.com/watch?v=iEwRgpb_jCE&t=364s
Team Melawan Lupa Metro TV