Portal Kementerian Agama Republik Indonesia

1
9/5/2014 Portal Kementerian Agama Republik Indonesia http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81811www.metrotvnews.com 1/2 ENCANA PEMINDAHAN MAKAM NABI HANYA ISU, BUKAN SIKAP RESMI PEMERINTAH ARAB SAUDI JADWAL PEMBERANGKATAN JA Profil Unit Kerja Regulasi Pengaduan Kontak Kami Ketik Kata Kunci CARI SETJEN DITJEN PENDIS DITJEN ISLAM DITJEN KRISTEN DITJEN KATOLIK DITJEN HINDU DITJEN BUDDHA DITJEN HAJI ITJEN LITBANG & DIKLAT Tweet 0 0 Selasa, 27 Januari 2009 – Fatwa MUI, Rokok Hukumnya Makruh dan Haram Padang Panjang, 27/1 (Pinmas)- Setelah melalui persidangan yang alot, akhirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang rokok. Keputusan yang ditetapkan dalam sidang pleno Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III menyatakan bahwa merokok hukumnya “dilarang” antara haram dan makruh. Namun demikian sidang yang dipimpin oleh Ketua MUI KH Maruf Amin di aula Perguruan Diniyyah Puteri, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Minggu sore (25/1) juga memutuskan, merokok haram hukumnya di tempat umum, untuk ibu-ibu hamil, dan anak-anak. Sekretaris Komisi B1 Dr. Hasanuddin dalam sidang pleno melaporkan, bahwa komisi yang membahas masalah zakat, wakaf dan rokok tidak memperoleh kata sepakat tentang benda berasap itu. Ada beberapa pendapat para ulama tentang rokok. “Seluruh peserta sidang sepakat bahwa rokok hukumnya tidak wajib, sunnah maupun mubah,” katanya. Selain itu lanjutnya, seluruh peserta sepakat bahwa rokok hukumnya dilarang. “Sebagian ada yang menyatakan dilarang karena makruh, dan sebagian lagi menyatakan dilarang karena haram,” ujarnya. “Setuju kalau masalah rokok hukumnya khilaf (masih ada perbedaan pendapat)? kata pimpinan sidang pleno KH Maruf Amin disambut kata “setuju” oleh peserta ijtima. “Setuju kalau merokok haram di tempat umum, bagi anak-anak dan wanita hamil?,” kembali peserta menjawab serentak, “setujuu!” Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Amin Suma yang menjadi anggota tim perumus komisi B1 mengatakan, umat tidak perlu bingung dengan fatwa MUI tersebut. “Hukum merokok itu sendiri telah jelas, dilarang antara makruh dan haram, palu sudah diketok,” katanya. Ia meyakini umat akan cerdas memahami fatwa MUI tersebut, dan pemerintah daerah dapat mengeluarkan aturan terkait fatwa MUI tersebut. Ia menambahkan, hukum merokok dapat kembali lagi dibahas dalam Ijtima Komisi Fatwa MUI IV yang bakal digelar dua tahun lagi. Tergantung pertanyaan dari peminat fatwa kepada MUI maka pembahasan dengan topik yang sama, katanya. “Tidak ada fatwa yang abadi namun fatwa itu bisa berubah, toh UUD 1945 saja bisa diamandemen,” katanya. Ketua MUI Sumbar Prof Dr Nasroen Harun mengatakan, masalah rokok memang tidak terdapat dalam Alquran dan Hadits. Karena itu para ulama perlu melakukan ijtihad secara hati-hati melihat maslahat dan kemudharatannya. “Ini seperti memutuskan soal Ahmadiyah,” kata pria yang juga Direktur Zakat Departemen Agama. (ks) Berita Lainnya: Prof. Anton Timur Jaelani Dimakamkan di Komplek UIN Jakarta Prof. Anton Timur Jaelani Wafat TPM Minta Bantuan Asing Tak Intervensi Kurikulum Sekolah KPK Datangi Departemen Agama Presiden: Sistem Syariah Menonjolkan Aspek Keadilan, Kejujuran dan Etika 23 Share www.kemenag.go.id Profil Unit Kerja Regulasi Pengaduan Kementerian Agama RI @Kemenag_RI Temukan kami FAQ Back to Top Halaman ini diproses dalam waktu : 0.652925 detik Diakses dari alamat : 10.1.7.64 Jumlah pengunjung: 12054198 Lihat versi mobile Best Viewed with Mozilla Firefox 1280X768

description

Kemenag

Transcript of Portal Kementerian Agama Republik Indonesia

Page 1: Portal Kementerian Agama Republik Indonesia

9/5/2014 Portal Kementerian Agama Republik Indonesia

http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81811www.metrotvnews.com 1/2

MENAG: RENCANA PEMINDAHAN MAKAM NABI HANYA ISU, BUKAN SIKAP RESMI PEMERINTAH ARAB SAUDI JADWAL PEMBERANGKATAN JAMAAH HAJI INDONESIA TAHUN 1435H/2014M BISA DIDOWNLOAD DI HTTP://KEMENAG.GO.ID/INDEX.PHP?A=ARTIKEL&ID=26497

Profil Unit Kerja Regulasi Pengaduan Kontak Kami Ketik Kata Kunci CARI

SETJEN DITJEN PENDIS DITJEN ISLAM DITJEN KRISTEN DITJEN KATOLIK DITJEN HINDU DITJEN BUDDHA DITJEN HAJI ITJEN LITBANG & DIKLAT

Tweet

0 0

Selasa, 27 Januari 2009 –

Fatwa MUI, Rokok Hukumnya Makruh dan Haram

Padang Panjang, 27/1 (Pinmas)- Setelah melalui persidangan yang alot, akhirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang rokok. Keputusan yangditetapkan dalam sidang pleno Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III menyatakan bahwa merokok hukumnya “dilarang” antara haram dan makruh.

Namun demikian sidang yang dipimpin oleh Ketua MUI KH Maruf Amin di aula Perguruan Diniyyah Puteri, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Minggu sore (25/1)juga memutuskan, merokok haram hukumnya di tempat umum, untuk ibu-ibu hamil, dan anak-anak.

Sekretaris Komisi B1 Dr. Hasanuddin dalam sidang pleno melaporkan, bahwa komisi yang membahas masalah zakat, wakaf dan rokok tidak memperoleh kata sepakattentang benda berasap itu. Ada beberapa pendapat para ulama tentang rokok.

“Seluruh peserta sidang sepakat bahwa rokok hukumnya tidak wajib, sunnah maupun mubah,” katanya.

Selain itu lanjutnya, seluruh peserta sepakat bahwa rokok hukumnya dilarang. “Sebagian ada yang menyatakan dilarang karena makruh, dan sebagian lagimenyatakan dilarang karena haram,” ujarnya.

“Setuju kalau masalah rokok hukumnya khilaf (masih ada perbedaan pendapat)? kata pimpinan sidang pleno KH Maruf Amin disambut kata “setuju” oleh pesertaijtima. “Setuju kalau merokok haram di tempat umum, bagi anak-anak dan wanita hamil?,” kembali peserta menjawab serentak, “setujuu!”

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Amin Suma yang menjadi anggota tim perumus komisi B1 mengatakan, umat tidak perlu bingung dengan fatwa MUItersebut.

“Hukum merokok itu sendiri telah jelas, dilarang antara makruh dan haram, palu sudah diketok,” katanya.

Ia meyakini umat akan cerdas memahami fatwa MUI tersebut, dan pemerintah daerah dapat mengeluarkan aturan terkait fatwa MUI tersebut.

Ia menambahkan, hukum merokok dapat kembali lagi dibahas dalam Ijtima Komisi Fatwa MUI IV yang bakal digelar dua tahun lagi.

Tergantung pertanyaan dari peminat fatwa kepada MUI maka pembahasan dengan topik yang sama, katanya.

“Tidak ada fatwa yang abadi namun fatwa itu bisa berubah, toh UUD 1945 saja bisa diamandemen,” katanya.

Ketua MUI Sumbar Prof Dr Nasroen Harun mengatakan, masalah rokok memang tidak terdapat dalam Alquran dan Hadits. Karena itu para ulama perlu melakukanijtihad secara hati-hati melihat maslahat dan kemudharatannya. “Ini seperti memutuskan soal Ahmadiyah,” kata pria yang juga Direktur Zakat Departemen Agama.(ks)

Berita Lainnya:

Prof. Anton Timur Jaelani Dimakamkan di Komplek UIN Jakarta

Prof. Anton Timur Jaelani Wafat

TPM Minta Bantuan Asing Tak Intervensi Kurikulum Sekolah

KPK Datangi Departemen Agama

Presiden: Sistem Syariah Menonjolkan Aspek Keadilan, Kejujuran dan Etika

23

Share

www.kemenag.go.id

Profil

Unit Kerja

Regulasi

Pengaduan

Kementerian Agama RI

@Kemenag_RI

Temukan kami FAQ Back to Top

Halaman ini diproses dalam waktu : 0.652925 detik

Diakses dari alamat : 10.1.7.64

Jumlah pengunjung: 12054198

Lihat versi mobile

Best Viewed with Mozilla Firefox 1280X768