Port Folio Pt Indonesia 2009

81
DIREKTORAT AKADEMIK PORTOFOLIO PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA TAHUN 2008 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPDIKNAS, 2008

description

halo isi dari buku ini adalah sebuah cerita dan dongen, lumayan lah untuk di baca. cukup kok buat pengalaman biar pengetahuan kita bertambah.

Transcript of Port Folio Pt Indonesia 2009

  • DIREKTORATAKADEMIK

    PORTOFOLIOPERGURUANTINGGI

    DIINDONESIATAHUN2008

    DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

    DEPDIKNAS, 2008

  • | i

    Kata Pengantar

    Bismilahirrohmanirrohim

    Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang pertama kali dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2002-2003 sampai saat ini telah berjalan lancar. Evaluasi program studi yang menggunakan data elektronik tersebut pada hakikatnya adalah hal baru di kalangan perguruan tinggi. Pada saat itu, masih banyak perguruan tinggi di Indonesia yang tidak mempunyai sistem informasi manajemen (SIM) yang berlandaskan basis data (database). Oleh karena itu, EPSBED yang prinsip pelaporannya menggunakan basis data (tanpa lampiran dokumen) merupakan kesulitan tersendiri bagi sebagian perguruan tinggi.

    Melalui pembinaan yang berkelanjutan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, rapat kerja, dan kegiatan pendampingan lainnya dilaksanakan oleh DIKTI kesulitan pelaporan EPSBED tersebut dapat dieliminasi. Setelah berjalan lebih dari lima tahun ini, praktis permasalahan teknis pelaporan EPSBED sudah dapat teratasi. Bahkan, sejumlah perguruan tinggi yang sebelumnya tidak mempunyai SIM, kini mereka menggunakannya dalam computerized system, yang di dalamnya difasilitasi untuk laporan EPSBED. Secara tidak langsung, penetapan EPSBED sebagai sistem evaluasi di DIKTI mempunyai dampak positif untuk membangun tata kelola data di perguruan tinggi.

    Di yakini sepenuhnya bahwa kekuatan sebuah lembaga untuk mampu maju ke depan sesuai dengan visi dan misinya terletak pada kekuatan internalnya dalam mengelola data kelembagaan tersebut. Sebuah lembaga tanpa difasili-tasi dengan data yang cukup dan kemampuan mengelola data tersebut secara handal tidak akan dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Tan-pa data yang lengkap, sebuah keputusan rasional tidak akan pernah tercipta, kepemimpinan menjadi tidak berarah, dan sasaran kerja tidak fokus.

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kopertis Wilayah, Perguruan Tinggi, dan/atau program studi adalah sebuah lembaga yang memerlukan data yang lengkap dan pengelolaannya secara handal. Untuk itu, data EPSBED yang

  • ii |

    sampai dengan tahun ini telah terkumpul banyak data tentang penyelengga-raan kegiatan akademik di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, perlu dike-lola secara baik dan dianalisis untuk dijadikan informasi yang benar dan bermakna.

    Buku ini adalah portfolio program studi yang diselenggarakan oleh pergu-ruan tinggi di lingkungan DIKTI pada tahun 2008. Di dalam buku ini terda-pat sejumlah data tentang perguruan tinggi, program studi, dosen dan maha-siswa pada tahun tersebut. Data yang disajikan secara cross section dalam buku ini sangat penting untuk dapat diketahui oleh semua pimpinan di ling-kungan DIKTI, Kopertis, dan perguruan tinggi. Bilamana perlu; sajian data tersebut dibuat analisis lanjut dan dimaknakan bersama untuk dijadikan baseline penentuan kebijakan pengembangan perguruan tinggi di masa de-pan.

    Direktorat Akademik, DIKTI dalam program kerjanya akan membuat anali-sis data program studi tersebut setiap semester dan setiap tahun secara tepat waktu agar hasil olahan informasinya dapat dimanfaatkan secara tepat guna. Di samping itu, akan dilakukan pula analisis data EPSBED secara time se-ries dalam rangka mengkaji kecenderungan pertumbuhan pada aspek terten-tu dalam perguruan tinggi di Indonesia. Begitu pula, dalam waktu yang akan datang akan disusun indikator kinerja program studi berdasarkan data EPSBED untuk menetapkan tingkat kelayakan penyelenggaraan program studi. Hasil evaluasi kelayakan tersebut akan dapat menampilkan profil pro-gram studi yang bergradasi sesuai dengan kualitas penyelenggaraan kegiatan akademiknya di masing-masing.

    Portfolio ini merupakan kerja keras dari Tim EPSBED, Direktorat Akade-mik, DIKTI yang bekerja secara team-works. Untuk itu, disampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya atas investasi waktu, tenaga, dan pikiran yang telah disumbangkan oleh Tim EPSBED. Akhirnya, atas berkat Tuhan Yang Maha Esa semoga buku ini bermanfaat bagi pengembangan dan perkemban-gan perguruan tinggi Indonesia di masa mendatang.

    Jakarta, Desember 2008

    Direktorat Akademik

    Direktur,

    Tresna Dermawan Kunaefi

  • | iii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar . i Daftar Isi . iii

    RANGKUMAN EKSEKUTIF . v

    BAB I: PENDAHULUAN 1

    BAB II: KELEMBAGAAN 7

    2.1. Gambaran umum . 7 2.2. Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bentuk dan Wi-

    layah 8 2.3. Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bidang Keilmuan .. 10 2.4. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang

    dan Wilayah . 13 2.5. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang

    dan Bidang Keilmuan 14

    BAB III: DOSEN 17 3.1. Gambaran umum . 17 3.2. Dosen perguruan tinggi negeri 23 3.2.1. Tingkat pendidikan 24 3.2.2. Jabatan fungsional akademik 25 3.2.3. Kelompok umur 27 3.3. Dosen PNS DPK . 28 3.3.1. Tingkat pendidikan .. 29 3.3.2. Jabatan fungsional akademik 31 3.3.3. Kelompok umur 32 3.4. Dosen Tetap Yayasan . 34 3.4.1. Tingkat pendidikan .. 36 3.4.2. Jabatan fungsional akademik 37 3.4.3. Kelompok umur 38 3.5. Dosen Tidak Tetap PTS .. 39 BAB IV: MAHASISWA . 43 4.1. Profil mahasiswa keseluruhan .. 43 4.2. Kelompok Jenjang Studi .. 48 4.3. Kelompok Bidang Ilmu . 49 4.3.1. Kelompok Bidang Ilmu Kependidikan .. 49

  • iv |

    4.3.2. Kelompok Bidang Ilmu Ekonomi .. 51 4.3.3. Kelompok Bidang Ilmu Kesehatan 53 4.3.4. Kelompok Bidang Ilmu Teknik . 55 4.3.5. Kelompok Bidang Ilmu Komputer 57 4.4. Mahasiswa Baru 59 BAB V: ANALISA . 63 5.1. Angka Partisipasi Kasar 63 5.2. Partisipasi pelaporan . 66 5.3. Kelembagaan 66 5.4. Dosen 67 5.5. Mahasiswa 68

    BAB V: PENUTUP ... 71 Tim EPSBED ...

  • | v

    RANGKUMAN EKSEKUTIF

    Sampai dengan semester genap tahun 2007-2008 data EPSBED yang telah terkumpul di Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 12 (duabelas) semester. Data EPSBED yang berbentuk data digital tentang pelaksanaan kegiatan akademik mengumpulkan data sumber daya dan hasil kerja yang telah dilak-sanakan oleh program studi. Data sumber daya meliputi dosen, mahasiswa, pimpinan perguruan tinggi, sarana & prasarana, dan kurikulum. Adapun, data hasil kerja meliputi lulusan, prestasi belajar, karya penelitian, dan karya ilmiah lainnya. Data EPSBED tentang program studi dengan dimensi subs-tansinya yang jamak tersebut mengandung informasi tingkat tinggi yang sangat berguna bagi Ditjen Pendidikan Tinggi untuk kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan (wasdalbin). Pemanfaatan data EPSBED tidak hanya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)saja, tetapi juga oleh Kopertis, masing-masing perguruan tinggi, atau program studi itu sendiri.

    Untuk kebutuhan wasdalbin tersebut, data EPSBED yang telah terkumpul selama 12 (duabelas) semester oleh Tim EPSBED dianalisis dan dimaknakan menjadi informasi strategis. Kegiatan analisis tersebut difokuskan pada as-pek kelembagaan, dosen, dan mahasiswa. Hasil analisis data EPSBED di-rangkum dalam empat bagian; (a) partisipasi pelaporan, (b) kelembagaan, (c) dosen, dan (d) mahasiswa, seperti yang diuraikan sebagai berikut:

    (a) Partisipasi laporan

    Partisipasi pelaporan EPSBED pada tahun 2007-2008 sebesar 81,20%. Pada tahun 2007-2008 tercatat sebanyak 15.170 program studi yang wajib mem-buat laporan EPSBED dan yang menyerahkan laporan sebanyak 12.319 pro-gram studi. Angka partisipasi pelaporan tersebut memberikan makna bahwa masih terdapat 18% atau sekitar 2.851 program studi yang harus dikaji faktor kemangkiran dalam pembuatan laporan EPSBED.

    Berdasarkan kelompok perguruan tinggi penyelengara program studi, ke-lompok perguruan tinggi negeri berpartisipasi lebih tinggi dalam menyerah-kan laporan EPSBED dibandingkan perguruan tinggi swasta. PTN mengelo-la sebanyak 3.825 program studi dan yang menyerahkan laporan sebanyak 3.638 program studi, sehingga tingkat partisipasinya sebesar 95,11%. Se-mentara itu partisipasi PTS sebesar 76,51%, dimana dari 11.345 program studi yang dikelola PTS yang menyerahkan laporan EPSBED pada tahun 2007-2008 sebanyak 8.681 program studi.

  • vi |

    (b) Kelembagaan

    Bahasan kelembagaan meliputi keadaan perguruan tinggi dan program studi yang dikelolanya dan aspek lain yang terkait dengan perguruan tinggi secara kelembagaan; yang di antaranya meliputi ijin penyelenggaraan, pemetaan wilayah, program studi favorit, dan lain-lainnya.

    Jumlah perguruan tinggi yang tercatat di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 2.966 yang terdiri atas 82 perguruan tinggi negeri dan 2.884 perguruan tinggi swasta. Jumlah perguruan tinggi swasta yang paling banyak terdapat di Kopertis Wilayah IV Jawa barat/Banten (467 PTS), Kopertis Wi-layah III DKI Jakarta (321 PTS), Kopertis Wilayah IX Sulawesi (320 PTS) dan Kopertis Wilayah I Sumatra Utara/NAD (317 PTS).

    Jumlah program studi yang diselenggarakan oleh seluruh perguruan tinggi di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi sebanyak 15.170 program studi. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, program studi tersebut harus selalu meng update ijin penyelenggaraannya; namun pada tahun 2007-2008 ini yang ma-sih berlaku sebanyak 11.389 program studi (75,07%) dan sisanya sebanyak 3.781 program studi (24,93%) sudah kadaluarsa yang memerlukan perpan-jangan.

    Rasio program studi dengan perguruan tinggi di kelompok PTN ditemukan sebesar 1:46,64 dan di PTS sebesar 1:3,82. Oleh karena itu dari sisi manaje-men, perguruan tinggi negeri relatif efisien dari pada perguruan tinggi swas-ta.

    Berdasarkan pengelompokan bidang keilmuan, program studi Ekonomi, Teknik, Kependidikan, dan Kesehatan secara berurutan adalah bidang studi yang mengelola program studi paling banyak. Namun, berdasarkan jumlah mahasiswa yang terdaftar aktif, dapat diimplikasikan bahwa program studi yang paling banyak diminati oleh masyarakat secara berurutan adalah ke-lompok bidang ilmu Kependidikan, Ekonomi, Komputer, Teknik, dan Kese-hatan. Sementara itu, program studi pada setiap jenjang pendidikan yang menjadi favorit bagi masyarakat adalah (i) Program Doktor : Ilmu Ekonomi, (ii) Program Magister : Manajemen, (iii) Program Sarjana: Manajemen, (iv) Program Diploma-4 : Bidan Pendidik, (v) Program Diploma-3 : Manajemen Informatika, dan Program Diploma-2 : Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

    Penyelenggaraan pendidikan yang disebutkan di atas menyebar di 304 kota Kabupaten atau Kotamadya. Kota yang paling banyak jumlah perguruan tingginya adalah Medan (147 PT, 776 PS), dan kota yang paling banyak me-nyelenggarakan program studinya adalah Bandung (125 PT, 977 PS). Kota lain yang paling banyak menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah Sura-

  • | vii

    baya (87 PT, 682 PS), Jakarta Selatan (105 PT, 593 PS), dan Makassar (110 PT, 565 PS).

    Sampai tahun 2007-2008, terdapat sebanyak 3.215 program studi yang ijin penyelenggraannya telah kadaluarsa menyebar di seluruh Kopertis Wilayah I-XII.

    (c) Dosen

    Dosen di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi dibedakan atas 5 (lima) ke-lompok, yakni : dosen PNS-PTN, PNS-dpk, Tetap Yayasan, Tidak Tetap, dan BHMN. Jumlah keseluruhan dosen pada 5 (lima) kelompok tersebut se-banyak 245.184 orang dan bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa se-cara keseluruhan, maka rasionya ditemukan sebesar 1:18,27. Rincian jumlah dosen berdasarkan kelompoknya sebanyak 63.030 dosen PNS-PTN, 8.909 dosen PNS dpk, 83.051 dosen tetap Yayasan, 89.853 dosen Tidak Tetap, 341 dosen BHMN.

    Berdasarkan jenjang pendidikan yang mereka miliki, sebanyak 58,30% ber-pendidikan Sarjana (S-1), yang berpendidikan Magister ke atas ditemukan sebesar 39,77%, dan sisanya 1,93% berpendidikan Diploma 4, Profesi dan Non Akademik. Prosentase jumlah dosen berdasarkan pendidikan pada ke-lompok PNS-PTN dan PNS-dpk jauh lebih baik dibandingkan dengan ke-lompok lainnya, dimana yang berpendidikan minimal Magister ditemukan masing-masing sebesar 65,27% dan 60,68%. Adapun pada kelompok dosen tetap Yayasan ditemukan proporsi jumlah dosen berpendidikan minimal Magister sebesar 36,49% dan pada dosen tidak tetap ditemukan sebesar 22,68%.

    Jumlah keseluruhan dosen yang disebutkan di atas, pada hakikatnya seba-gian besar tidak mempunyai jenjang jabatan fungsional akademik (53,59%). Prosentase dosen tidak mempunyai jabatan fungsional akademik tersebut sebenarnya didominasi oleh kelompok dosen tidak tetap (83,79%) dan ke-lompok dosen tetap yayasan (53,18%). Sementara itu seluruh dosen yang mempunyai jabatan fungsional akademik Guru Besar sebanyak 4.278 orang. Dari jumlah Guru Besar tersebut sebanyak 2.989 orang (69,86%) bekerja di perguruan tinggi negeri (PTN).

    Dari sisi umurnya, modus kelompok umur dosen terletak pada 31-40 th (31,54%) dan 41-50 th (29,60%). Modus kelompok umur tersebut ditemukan pada kelompok dosen yang berpendidikan Magister dan Sarjana. Adapun untuk dosen yang berpendidikan Doktor modus umurnya terletak pada ke-lompok umur 41-50 th (5.453 orang) dan 51-60 th (3.969 orang). Terdapat peluang yang sangat besar untuk meningkatkan pendidikan dosen dari pen-

  • viii |

    didikan Sarjana ke jenjang Magister dan dari pendidikan Magister ke jenjang Doktor karena adanya sejumlah dosen yang masih berumur muda.

    (d) Mahasiswa

    Jumlah mahasiswa yang dilaporkan oleh seluruh program studi pada tahun 2007-2008 sebanyak 4.481.187 orang dan yang terdapat di PTN sebanyak 1.366.184 orang (30,49%) dan di PTS sebanyak 3.115.003 orang (69,51%). Berdasarkan daerah, Kopertis Wilayah III DKI Jakarta menampung maha-siswa paling banyak dibandingkan dengan yang lainnya, yakni sebanyak 560.611 orang mahasiswa (12,53%). Proporsi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin ditemukan bahwa mahasiswa perempuan (49,46%) lebih besar di-bandingkan mahasiswa laki-laki (50,54%).

    Peminatan mahasiswa dalam memilih perkuliahannya tidak merata, dan bi-dang keilmuan yang paling banyak diminati secara berurutan adalah ilmu Kependidikan, Ekonomi, Teknik, Komputer, Kesehatan dan seterusnya. Ke-lompok bidang keilmuan yang paling sedikit mahasiswanya adalah Aga-ma/Filsafat, Seni, Aneka Ilmu, dan Psikologi. Sementara itu pada bidang ilmu Kependidikan program strudi yang paling mendapat peminat mahasis-wa adalah program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (346.796 maha-siswa), Diploma-2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (332.560 mahasiswa), dan Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (144.317 mahasiswa). Untuk bidang ilmu Ekonomi, program studi yang mempunyai jumlah maha-siswa besar adalah program Sarjana Manajemen (448.261 mahasiswa), Sar-jana Akuntansi (218.369 mahasiswa), dan program Diploma-3 Akuntansi (55.484 mahasiswa).

    Jumlah mahasiswa baru pada tahun 2007-2008 pada semester ganjil tercatat sebanyak 1.201.619 mahasiswa dan pada semester genap sebesar 38.886 mahasiswa. Dengan demikian total penerimaan mahasiswa baru pada tahun 2007-2008 sebesar 1.240.505 mahasiswa baru. PTN menerima mahasiswa sebesar 454.912 mahasiswa baru (36,66%) dan PTS menerima sebanyak 785.793 mahasiswa baru (63,34%).

  • | ix

  • | 1

    BAB I: PENDAHULUAN

    1.1. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Portofolio Perguruan Tinggi di Indonesia

    Strategi Jangka Panjang Pengembangan Pendidikan Tinggi (higher edu-cation long term strategy=HELTS) telah meletakkan tiga kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi yang terdiri atas: daya saing bangsa, oto-nomi dan desentralisasi, serta kesehatan organisasi. Untuk mewujudkan ke-tiga kebijakan dasar tersebut diperlukan suatu model pengelolaan perguruan tinggi (governance) yang sistematis, sistemik, dan berkelanjutan.

    Pengelolaan perguruan tinggi secara sistematis menuntut adanya lang-

    kah-langkah prosedural dan implementasional setiap aktivitas yang dilaku-kan oleh setiap perguruan tinggi. Secara sistemik, pengelolaan harus bersifat interdependen antar fitur aktivitas esensial. Sedangkan,pengelolaan secara berkelanjutan membutuhkan suatu sistem pengelolaan yang bersifat sinam-bung. Agar ketiga sifat pengelolaan tersebut dapat terwujud, maka diperlu-kan suatu mekanisme dan bentuk agregasi pelaporan dan data dari setiap perguruan tinggi dalam bentuk porto-folio (show-case portfolio) yang memi-liki reliabilitas dan validitas yang tinggi.

    Portofolio pada dasarnya merupakan suatu dokumen tertulis yang me-

    nunjukkan profil sebenarnya dari suatu perguruan tinggi. Dokumen tersebut mengandung beberapa komponen esensial tentang potensi dan aksi setiap perguruan tinggi. Substansi portofolio ini menitikberatkan pada profil pergu-ruan tinggi yang sesungguhnya.

    Tujuan dari penyusunan portofolio perguruan tinggi ini adalah untuk

    memberikan gambaran yang sebenarnya atau potret dekat (close up) potensi dan aksi setiap perguruan tinggi di Indonesia. Lingkup portofolio ini melipu-ti tiga komponen esensial, yaitu: profil kelembagaan, dosen, dan mahasiswa. Ketiga komponen esensial ini diasumsikan akan sa ngat berpengaruh terha-dap spektrum kualitas suatu perguruan tinggi. Manfaat portofolio ini adalah untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan implementasi visi, misi, tu-juan pendidikan tinggi, sehingga daya saing bangsa, otonomi dan desentrali-sasi, serta kesehatan organisasi dapat diwujudkan secara maksimal dan ber-kualitas.

  • 2 |

    1.2. Sumber dan Lingkup Data

    Pengumpulan data perguruan tinggi pada setiap semester secara berkelanju-tan terus dilakukan dalam upaya menjaga konsistensi data secara serial wak-tu (time series) yang dapat dianalisis dan hasilnya dimanfaat-gunakan untuk mendukung sistem dukungan pengambilan keputusan (decision support sys-tem) pada tataran institusional dan nasional. Pada tataran institusional, per-guruan tinggi maupun program studi sebagai fraksi terkecil dari portofolio perguruan tinggi dapat melihat potret hasil pengelolaan dan pembinaan yang telah dilakukan selama ini dan akan memberi arah pengembangan selanjut-nya. Pada tataran nasional, pemerintah dalam hal ini Ditjen Dikti mampu memonitor secara makro pola manajemen dan pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia. Potret ini sangat penting dalam upaya pemberdayaan dan pembinaan lanjutan agar tidak lepas dari amanat kebijakan pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia.

    Melalui instrumen EPSBED ini telah terkumpul sejumlah data penyelengga-raan program studi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri mau-pun perguruan tinggi swasta di Indonesia.

    Aspek data program studi yang terkumpul tersebut meliputi kelembagaan, dosen, mahasiswa, prasarana dan sarana, kepemimpinan, dan lain-lainnya. Sampai dengan tahun 2008 (semester genap tahun 2007-2008) telah terkum-pul data program studi sebanyak 12 (duabelas) semester pelaporan. Data program studi selama 12 (duabelas) semester tersebut disimpan dalam basis data terakumulasi, sehingga memudahkan untuk kegiatan analisis baik secara one shot per semester atau secara time series dengan data lintas semester secara berurutan. Dengan demikian kekayaan data EPSBED dari sisi aspek, jenis dan kumulasinya dalam hitungan semester dapat dimanfaatkan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi untuk kegiatan diseminasi informasi tentang per-guruan tinggi, baseline data untuk pengembangan perguruan tinggi, evaluasi kebijakan melalui pengukuran tingkat keberhasilan pembinaan atau untuk melihat keefektifan sebuah kebijakan yang telah dijalankan, khususnya ten-tang pengembangan dan pembinaan perguruan tinggi di Indonesia.

    Sementara itu analisis data dibatasi pada kegiatan one spot untuk memotret keadaan program studi pada satu semester, yakni semester genap tahun ku-liah 2007-2008. Pemilihan data EPSBED pada semester tersebut ditentukan untuk dianalisis karena data EPSBED semester itu adalah data paling muta-hir yang dimiliki oleh Ditjen Pendidikan Tinggi.

    Portofolio Perguruan Tinggi di Indonesia akan memaparkan data apa adanya tanpa adanya kegiatan pemberian penilaian sebagaimana pada kegiatan eva-

  • | 3

    luasi. Hasil analisis dipaparkan dalam bentuk statistik rata-rata, sum (jum-lah), prosentase, dan paparan gambar diagram. Komponen yang dilaporkan dibatasi pada: kelembagaan, dosen dan mahasiswa.

    Melalui paparan deskriptif tersebut portfolio ini akan dapat menghasilkan potret perguruan tinggi di Indonesia hingga pada semester genap tahun ku-liah 2007-2008 (tepatnya pada bulan Desember 2008). Potret perguruan tinggi tersebut dapat dilihat dari sisi program studi, dosen, dan mahasiswa dalam kelompok PTN/PTS, wilayah Kopertis, area kedaerahan, dan kelom-pok bidang ilmu.

    1.3. Siswa SLTA

    Dari laporan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdiknas pada tahun 2008, secara nasional, dari 33 propinsi dapat dilihat bahwa jum-lah SMA negeri dan Swasta sebanyak 16.822. Jumlah keseluruhan siswa SLTA adalah: 4.028.906. SMA negeri berjumlah 8.287 sekolah, lebih rendah dibandingkan SMA swasta sebanyak 8.535 sekolah, Namun dari segi jumlah siswa yang ditampung, dari jumah siswa SMA keseluruhan sebanyak 2.618.117, maka SMA negeri lebih banyak menampung siswa yaitu seba-nyak 1.708.331 berbanding SMA swasta yang hanya menampung sebanyak 909.787 siswa. Sedangkan jumlah SMK tercatat sebanyak 7.129 sekolah, dimana sebanyak 5.606 sekolah dikelola oleh swasta berbanding dengan hanya sebanyak 1.523 sekolah yang dikelola pemerintah. Namun dari segi jumlah siswa sebanyak 1.410.789 orang, sebanyak 438.730 siswa ditampung oleh negeri, sementara sisanya sebanyak 972.059 ditampung oleh SMK swasta.

    1.4. Proyeksi Penduduk Indonesia Usia 19 24 tahun

    Jumlah penduduk pria dan wanita pada tahun 2008 sebanyak 20.999.700 (kelompok umur 20-24) dan 21.318.900 (kelompok umur 15-19 ). Apabila diasumsikan penduduk berusia 19 tahun merupakan 1/5 dari jumlah pendu-duk pada kelompok umur 15-19, maka jumlah penduduk usia 19 24 tahun diprediksikan sebanyak 25.263.500 orang pada tahun 2008 (BPS,2007).

  • 4 |

    1.5. Pertumbuhan dan Partisipasi Perguruan Tinggi dan Program Studi

    Jumlah perguruan tinggi dan program studi menunjukkan peningkatan mulai dari tahun 2002 s/d 2008, masing masing tahun sebagai berikut : Perguruan tinggi, sebanyak 2.099 (pada tahun 2002) , meningkat menjadi sebanyak 2.244 (pada tahun 2003) yaitu terjadi penambahan sebanyak 145 perguruan tinggi baru. Pada tahun 2004, terjadi penambahan perguruan ting-gi baru sebanyak 128 dengan total keseluruhan sebanyak 2.374. Untuk tahun 2005, jumlah perguruan tingi berjumlah 2496, telah bertambah sebanyak 122 perguruan tinggi baru. Pada tahun 2006, jumlah perguruan tinggi men-jadi 2.650, terjadi penambahan sebanyak 154 dibandingkan tahun 2005. Pe-mambahan perguruan tinggi baru juga terjadi pada tahun 2007, telah terjadi penambahan sebanyak 165, menjadikan total keseluruhan sebanyak 2.801. Sedangkan pada tahun 2008, telah terjadi penambahan perguruan tinggi baru sebanyak 165 buah dari total perguruan tinggi sebanyak 2.966. Program studi, telah penambahan program studi secara linier dengan pe-nambahan jumlah perguruan tinggi baru. Pada tahun 2003, terjadi peningka-tan sebanyak 616 program studi baru berbanding hanya sebanyak 10.868 pada tahun 2002, Pada tahun 2004 telah terjadi penambahan 1.179 program studi baru dari total 1.2097. Peningkatan juga terjadi pada tahun 2005 men-jadi (12.663), meningkat menjadi 13.426 pada tahun 2006, dan meningkat menjadi 14.267 pada tahun 2007 dan menjadi 15.170 pada tahun 2008.

    1.6. Partisipasi Pelaporan

    Jumlah keseluruhan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia adalah 2966 (EPSBED,2008). Jumlah perguruan tinggi yang telah mengi-rimkan laporan EPSBED periode 2007 semester 2 adalah 2.214 atau 74,65 % (EPSBED,2007). Jumlah ini tidak termasuk Perguruan Tinggi Agama dan Perguruan Tinggi Kedinasan di luar Depdiknas. Jumlah program studi yang memiliki ijin pendirian secara resmi adalah: 15.170. Program studi yang te-lah melaporkan data EPSBED sampai dengan 2007 semester 2 adalah: 10.112 atau 66,66 %.

  • | 5

    1.7. Mekanisme Penulisan

    Sesuai dengan fokus bahasan pada portfolio ini seperti yang telah disebutkan di atas, struktur pelaporannya diuraikan dalam 6 (enam) bab, yakni: bagian pendahuluan, kelembagaan, dosen, mahasiswa, analisa, dan penutup. Mas-ing-masing bagian merupakan identitas tersendiri dan dapat dibaca serta di-fahami secara terpisah tanpa harus membaca bagian lainnya. Rincian isi pada setiap bagian tersebut dapat dilihat pada bahasan pada bagian berikut dalam laporan portfolio ini.

  • 6 |

  • | 7

    BAB II: KELEMBAGAAN

    2.1. Gambaran Umum

    Salah satu pilar dalam paradigma baru perguruan tinggi yang tercantum da-lam HELTS (2003 - 2010) adalah kesehatan organisasi. Organisasi pergu-ruan tinggi yang sehat ditandai dengan terciptanya keharmonisan hubungan antara setiap unit pengelola kegiatan akademik, mulai dari juru-san/departemen, fakultas sampai universitas atau setingkatnya sesuai dengan jenis perguruan tingginya (akademi, institut, sekolah tinggi dan politeknik). Dalam hal ini, program studi sebagai "core" pengembangan program akade-mik menjadi tanggung jawab bersama dalam pengembangannya oleh setiap tingkatan unit pengelola sumberdaya pendidikan yang ada dalam institusi perguruan tinggi tersebut.

    Kesehatan organisasi perguruan tinggi akan dapat dicapai bila pengelolanya dengan sengaja menciptakan layanan yang bermutu dan pelaksanaannya di-jamin dalam sebuah sistem penjaminan mutu yang handal. Di antara kegia-tan penjaminan mutu yang cukup padat, salah satu yang terpenting adalah mengadakan evaluasi secara teratur dan terprogram dan laporan evaluasi tersebut terdokumentasi dengan baik. Dari sisi itulah letak esensi EPSBED yang berbentuk evaluasi yang harus dijalankan oleh setiap program studi dan dilaporkan kepada Ditjen DIKTI untuk kegiatan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan.

    Salah satu aspek yang dilaporkan oleh setiap program studi pada setiap semester melalui EPSBED adalah informasi kelembagaan, yang meliputi identitas badan hukum penyelenggara, perguruan tinggi, program studi, dan rincian lainnya yang terkait. Data kelembagaan pada hakikatnya statis atau bersifat tetap yang tidak mengalami perubahan pada setiap semester. Untuk itu, dalam EPSBED data kelembagaan diklasifikasikan sebagai data utama atau data master.

    Sekalipun demikian, kewajiban melaporkan data kelembagaan pada setiap semester karena di antara lebih dari 15.000 (lima belas ribu) program studi di lingkungan Ditjen DIKTI, terdapat sejumlah program studi yang mengalami perubahan identitas. Misalnya, ijin penyelenggaraan program studi yang ha-bis, mendapatkan peringkat akreditasi BAN-PT yang baru, perubahan pim-pinan, dan lain-lainnya adalah beberapa hal bentuk perubahan data kelemba-gaan yang perlu di-update oleh setiap program studi pada setiap semester.

    Pembahasan kelembagaan perguruan tinggi dalam portfolio ini dibatasi pada sebaran berdasarkan atas: wilayah, status, bidang ilmu, dan strata. Dari lapo-

  • 8 |

    ran EPSBED yang dikirim oleh perguruan tinggi secara teratur, maka dapat dirinci perguruan tinggi sebagai berikut

    2.2. Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bentuk dan Wi-layah

    Jumlah perguruan tinggi dilihat menurut bentuk dan sebaran wilayah secara keseluruhan adalah: 2966 yang tersebar secara tidak merapa di 33 (tiga puluh tiga) propinsi di Indonesia. Jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah 82 (3%), sedangkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berjumlah 2938 (97%). PTS yang terbanyak pertama tersebar di Kopertis IV , yaitu: 467 (16%). Kemudian jumlah terbanyak kedua tersebar di Kopertis III, yaitu: 321 (11%); Kopertis IX 320 (11); dan Kopertis I, yaitu:317 (11%). Jumlah perguruan tinggi kelompok ketiga adalah: Kopertis VII, yaitu: 308 (10%). Disusul kemudian oleh: Kopertis VI, yaitu: 244 (8%), Kopertis X, yaitu: 226 97%), Kopertis XI, yaitu:159 (5%), Kopertis V, yaitu: 123 (4%), Kopertis VIII, yaitu: 119 (4%), Kopertis XII, yaitu:82 (3%).

    Tabel 2. 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Bentuk PT dan Wilayah

    UNIVERSITAS INSTITUTSEKOLAHTINGGI AKADEMI POLITEKNIK JUMLAH

    PTN 48 6 2 0 26 82

    KOPERTISI 38 3 124 139 13 317

    KOPERTISII 24 1 96 68 9 198

    KOPERTISIII 49 8 140 115 9 321

    KOPERTISIV 47 6 234 149 31 467

    KOPERTISV 17 4 36 58 8 123

    KOPERTISVI 34 2 74 115 19 244

    KOPERTISVII 74 12 133 80 9 308

    KOPERTISVIII 27 3 61 25 3 119

    KOPERTISIX 45 3 157 111 4 320

    KOPERTISX 19 2 96 102 7 226

    KOPERTISXI 17 1 69 62 10 159

    KOPERTISXII 14 2 45 16 5 82

    453 53 1267 1040 153 2966

  • | 9

    Dan secara visual dapat digambarkan dalam diagram kue serabi (pie dia-gram) sebagai berikut

    Gambar 1 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Wilayah

    Bila dilihat secara spesifik prosentase jumlah perguruan tinggi berdasarkan atas bentuknya dapat dirinci sebagai berikut. Universitas berjumlah 453 (15%), Sekolah Tinggi berjumlah 1267 (43%), Akademi 1040 (35%), Politeknik 153 (5%), dan Institut 53 (2%). Bentuk perguruan tinggi yang mengampu satu jenis bidang keilmuan, seperti: Sekolah Tinggi ternyata paling banyak jumlahnya, yaitu:1267 (43%). Demikian pula halnya, jumlah akademi yang merupakan bentuk perguruan tinggi serupa Sekolah Tinggi, tetapi lebih memfokuskan pada pendidikan vokasional dan keterampilan yang cepat teraplikasikan dalam suatu pekerjaan (transferable skills) berjumlah cukup besar, yaitu:1040 (35%). Prosentase jumlah perguruan tinggi ini dapat digambarkan secara jelas dalam bentuk diagram kue serabi sebagai berikut.

  • 10 |

    Gambar 2 Sebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Bentuk

    2.3 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Bidang Keilmuan

    Profil perguruan tinggi dilihat dari disiplin keilmuan yang dibina sangat bervariasi. Variabilitas bidang keilmuan yang dikembangkan dan dibina di perguruan tinggi ada 13 (mono-diciplines) dan 1 bersifat aneka bidang ilmu (trans-diciplines/multi-diciplines). Pengembangan dan pembinaan masing-masing bidang keilmuan dilakukan pada tataran program studi. Jumlah program studi yang ada di perguruan tinggi di Indononesia secara keseluruhan adalah 15170. Jumlah prodi yang terbanyak ada di PTN, yaitu:3825 (25,21%). Selanjutnya, jumlah prodi secara berturutan menurut besarannya dapat diurut dari yang terbanyak sampai yang paling sedikit sebagai berikut: Kopertis IV, yaitu:1891 (12,47%); Kopertis III, yaitu:1497 (9,87%); Kopertis VII yaitu:1490 (9,82%); Kopertis I, yaitu;1165 (7,68%); Kopertis IX, yaitu:1077 (7,10%); Kopertis VI, yaitu:996 (6,57%); Kopertis X, yaitu:766 (5,05%); Kopertis II, yaitu: 674 (4,44%); Kopertis V, yaitu: 527 (3,47%); Kopertis VIII, yaitu: 500 (3,30%); Kopertis XI, yaitu:434 (2,86%); Kopertis XII, yaitu:328 (2,16%).

    Popularitas bidang keilmuan disimak dari besaran jumlahnya, maka dapat diurut sebagai berikut: Ekonomi, yaitu:2606 (17,18%); Teknik, yaitu:2519 (16,61%); Kependidikan, yaitu: 1995 (13,15%); Kesehatan 1707 (11,25%); Komputer, yaitu: 1485 (9,79%); Sosial, yaitu:1281 (8,44%); Pertanian, yaitu: 1157 (7,63%); MIPA, yaitu: 566 (3,73%); Budaya dan Sastra, yaitu: 550 (3,61%); Hukum, yaitu: 462 (3,05%); Seni, yaitu: 426 (2,81%); Aneka ilmu,

  • | 11

    yaitu:246 (1,62%); Psikologi, yaitu:122 (0,80%); serta Agama dan Filsafat, yaitu: 48 (0,32%).

    Tabel 2. 2 Sebaran Bidang Keilmuan Berdasarkan Wilayah PTNDANKOPERTISWILAYAH

    BIDANGILMU PTN I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII JUMLAH

    KESEHATAN 393 163 96 132 195 42 150 160 38 152 131 46 9 1707

    TEKNIK 661 176 107 248 348 104 187 264 49 140 134 54 47 2519

    MIPA 299 19 9 30 53 17 29 31 12 29 23 4 11 566

    PERTANIAN 456 100 49 18 48 23 50 98 44 119 46 54 52 1157

    KOMPUTER 80 139 105 183 379 59 115 112 35 126 88 40 24 1485

    EKONOMI 331 210 131 401 365 105 196 294 90 182 132 110 59 2606

    SOSIAL 281 71 43 165 185 38 48 129 47 116 61 36 61 1281

    PSIKOLOGI 24 6 4 25 8 11 14 21 1 3 3 1 1 122

    HUKUM 81 40 24 56 42 13 28 72 23 33 23 16 11 462

    AGAMA DANFILSAFAT 8 4 5 3 5 3 3 5 6 1 5 48

    BUDAYA DANSASTRA 208 29 15 46 63 22 37 42 20 24 28 11 5 550

    KEPENDIDIKAN 807 182 80 62 117 42 95 222 111 116 75 53 33 1995

    SENI 127 24 9 63 46 31 25 28 21 25 13 7 7 426

    ANEKAILMU 69 2 2 63 39 15 19 14 4 6 9 1 3 246

    JUMLAH 3825 1165 674 1497 1891 527 996 1490 500 1077 766 434 328 15170

    Gambaran jumlah bidang keilmuan yang diampu oleh prodi di perguruan tinggi di Indonesia dapat digambarkan dalam bentuk diagram kue serabi sebagai berikut

  • 12 |

    Gambar 3 Sebaran Prodi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Bidang Keilmuan

    Gambar 4 Sebaran Program Studi Berdasarkan Wilayah

  • | 13

    2.4. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Wilayah

    Variabilitas perguruan tinggi berdasarkan atas jenjang sangat menarik untuk dilihat. Jenjang merupakan salah satu indikasi mutu dan profesionalitas suatu program studi. Dari keseluruhan jumlah prodi, yaitu: 15170, dominasi masih berada pada Strata-1, dan jumlah prodi Strata-1, adalah 8804 (58,04%). Pada prodi yang bersifat profesional dan vokasional terdapat 4152 (27,37%) berada pada jenjang Diploma-3. Dari tabel terlihat jelas sebanyak 240 PTN yang memiliki Strata-3, sedangkan jumlah prodi di PTS Strata-3 adalah 38 (0,25%). Secara lebih rinci, tabel berikut dapat disimak secara teliti

    Tabel 2. 3 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Wilayah

    S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SP1 PROFESI JUMLAH

    PTN 240 697 1888 67 638 49 1 199 46 3825

    KOPERTISI 20 736 5 381 9 11 3 1165

    KOPERTISII 17 413 2 228 3 10 1 674

    KOPERTISIII 18 160 839 28 423 3 13 13 1497

    KOPERTISIV 8 80 1036 9 673 19 57 9 1891

    KOPERTISV 2 39 280 3 187 3 8 5 527

    KOPERTISVI 2 44 496 5 429 7 10 3 996

    KOPERTISVII 6 79 1079 12 293 8 9 4 1490

    KOPERTISVIII 8 372 3 100 9 7 1 500

    KOPERTISIX 2 27 749 5 275 8 10 1 1077

    KOPERTISX 23 419 9 286 9 17 3 766

    KOPERTISXI 5 247 2 166 8 6 434

    KOPERTISXII 2 250 73 3 328

    278 1201 8804 150 4152 138 159 199 89 15170

  • 14 |

    Gambar 5 Sebaran Program Studi Berdasarkan Jenjang Pendidikan

    2.5. Program Studi di Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Bidang Keilmuan

    Variabilitas program studi berdasarkan atas jenjang dan ditabu-silang dengan bidang keilmuan sangat menarik untuk dilihat. Jenjang merupakan salah satu indikasi mutu dan profesionalitas suatu program studi. Jumlah program studi yang mengampu ke-14 disiplin keilmuan dan menyelenggarakan Strata-3 adalah 278 (1,83%). Selanjutnya, jumlah program studi yang mengampu ke-14 disiplin keilmuan dan menyelenggarakan Strata-2 adalah 1201 (7,92%); Strata-1 , yaitu: 8804 (58,04%); Diploma-4, yaitu: 150 (0,99%); Diploma-3, yaitu: 4152 (27,37%); Diploma-2, yaitu: 138 (0,91%); Diploma-1, yaitu: 159 (1,05%); Spesialis-1, yaitu: 199 (1,31%), dan Profesi, yaitu: 89 (0,59%). Secara lebih rinci tabel berikut dapat disimak secara cermat.

    Tabel 2. 4 Perguruan Tinggi Berdasarkan Atas Jenjang dan Bidang Keilmuan BIDANGILMU S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SP1 PROFESI JUMLAH

    KESEHATAN 18 61 463 37 877 1 198 52 1707

    TEKNIK 52 155 1521 40 734 3 14 2519

    MIPA 24 59 392 84 2 1 4 566

    PERTANIAN 46 127 807 3 169 1 4 1157

  • | 15

    BIDANGILMU S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SP1 PROFESI JUMLAH

    KOMPUTER 3 23 701 13 664 13 68 1485

    EKONOMI 28 262 1472 17 761 11 26 29 2606

    SOSIAL 20 113 841 7 281 5 14 1281

    PSIKOLOGI 4 20 98 122

    HUKUM 19 107 329 7 462

    AGAMA DANFILSAFAT 4 11 32 1 48

    BUDAYA DANSASTRA 10 29 307 196 1 7 550

    KEPENDIDIKAN 35 156 1692 1 19 92 1995

    SENI 2 7 146 4 83 2 2 246

    ANEKAILMU 13 71 3 28 276 10 25 426

    278 1201 8804 150 4152 138 159 199 89 15170

    Gambar 6 Sebaran Program Studi S1 Berdasarkan Bidang Keilmuan

  • 16 |

    Gambar 7 Sebaran Program Studi D3 Berdasarkan Bidang Keilmuan

    Jumlah seluruh program studi di lingkungan DIKTI seperti yang telah dis-ebutkan di atas sebanyak 15.170 PS yang tersebar di seluruh wilayah Indo-nesia, yang diselenggarakan oleh 82 PTN dan 2.884 PTS. Sekalipun jumlah PTN jauh lebih sedikit, rata-rata jumlah program studi yang dikelolanya jauh lebih besar dibandingkan rata-rata jumlah program studi yang dikelola oleh PTS. Rata-rata program studi pada PTN ditemukan sebesar 46,65 dan pada PTS sebesar 3,93. Bila jumlah program studi diperlakukan sebagai ukuran efisiensi pengelolaan, maka rata-rata manajemen pendidikan di PTN jauh lebih efisien dibandingkan dengan rata-rata di PTS.

  • | 17

    BAB III: DOSEN

    3.1. Gambaran Umum

    Pada tahun kuliah 2007-2008 ini, berdasarkan data EPSBED jumlah dosen tercatat sebanyak 245.184 orang, dimana yang berstatus dosen tetap seba-nyak 155.331 dan yang tidak tetap sebanyak 89.853. Jumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta sebanyak 2.966 yang mengampu program studi yang berjumlah 15.170 program studi. Dosen tersebut adalah mereka yang mengajar di perguruan tinggi di lingkungan DIKTI, Departemen Pendidikan Nasional, dan tidak termasuk mereka yang mengajar di perguruan tinggi di luar Depdiknas; misalnya, di Departemen Agama, Departemen Pertahanan, Departemen Perindustrian, atau lainnya. Tidak diketahui berapa banyak dosen perguruan tinggi yang tercatat di luar Depdiknas. Bila jumlahnya dapat diketahui, maka akan lebih mudah untuk mengukur tingkat kecukupan secara relatif tentang ketersediaan jumlah dosen di perguruan tinggi di Indonesia.

    Disamping itu perguruan tinggi tersebar dengan tingkat heterogenitas yang cukup tinggi, termasuk juga tenaga pendidikan yang ada. Status ketenagaan dosen beraneka macam, yaitu sebagai tenaga PNS, PNS Dpk, dosen tetap Yayasan, dosen tidak tetap, dan dosen BHMN.

    Jumlah dosen total sebesar 245.184 orang, yang berdasarkan kelompok status ketenagaan mereka ialah sebesar 63.371 orang atau 25,85% yang mengajar di PTN, dan sisanya sebesar 181.813 atau 74,15% mengajar di PTS.

    Mereka yang mengajar di PTS lebih lanjut dapat dikelompokkan menjadi dosen tetap PNS Dpk yang berjumlah 8.909 orang, dosen tetap yayasan sebanyak 83.051 orang, dosen tidak tetap sebanyak 89.853 orang. Dosen PNS yang mengajar di PTN sebanyak 63.030 (88%) sedang yang mengajar di PTS sebagai dosen PTN Dpk sebanyak 8.909 orang (12%). Disamping itu terdapat sebanyak 341 dosen BHMN (yaitu dosen tetap yang diangkat secara mandiri oleh PTN yang berstatus BHMN). Belum jelasnya kondisi dosen BHMN ini, untuk pengolahan selanjutnya tidak diikut sertakan. Prosentase jumlah dosen berdasarkan status ikatan kerja sebagaimana yang disebutkan di atas dapat dilihat pada Gambar 3.1. dan 3.2

  • 18 |

    Gambar 3.1. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan status ikatan kerja.

    Gambar 3.2. Prosentase jumlah dosen PNS di lingkungan DIKTI

  • | 19

    Sementara itu, distribusi jumlah dosen yang disebutkan di atas berdasarkan wilayah tempat mereka bekerja dapat dilihat pada Tabel 3.1 yang berikut.

    Tabel 3.1. Prosentase jumlah dosen dilingkungan DIKTI berdasarkan wilayah**) dan status ikatan kerja

    WILAYAH STATUS KETENAGAAN

    PNS-PTN

    PNS dpk

    Tetap Yayasan

    Honorer Swasta

    Dosen BHMN Total Prosen

    01 5.470 806 7.040 7.027 20.343 8,30% 02 3.557 645 4.690 4.544 13.436 5,48% 03 3.770 843 14.864 19.664 341 39.482 16,10% 04 7.203 1.062 11.445 16.121 35.831 14,61% 05 3.943 751 5.466 3.724 13.884 5,66% 06 5.984 884 8.479 7.096 22.443 9,15% 07 7.734 1.569 12.656 10.306 32.265 13,16% 08 4.716 642 3.062 2.985 11.405 4,65% 09 8.599 757 6.780 6.790 22.926 9,35% 10 4.852 320 3.195 5.455 13.822 5,64% 11 4.387 387 3.193 3.846 11.813 4,82% 12 2.815 243 2.181 2.295 7.534 3,07% Total 63.030 8.909 83.051 89.853 341 245.184 Prosentase 25,72% 3,63% 33,87% 36,65% 0.13% 100,00%

    **) Wilayah 01 : Sumut/NAD , Wil 02 : Sumsel,Bengkulu,Lampung, Wil 03 : DKI , Wil 04 : Jabar,Banten, Wil 05 : DIY, Wil 06 : Jateng, Wil 07: Jatim, Wil 08 : Bali,NTT,NTB, Wil 09: Sulawesi, Wil 10 : Sumbar, Wil 11: Kalimantan ; Wil 12: Maluku,Papua.

    Berdasarkan data pada Tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa sebaran jum-lah dosen yang paling banyak terletak di wilayah III, IV, dan VII (masing-masing dengan sebaran 13%-16%) dan paling sedikit adalah di wilayah XII, XI, dan VIII (dengan sebaran berkisar 3%-4%).

  • 20 |

    Tabel 3.2. Jumlah dan prosentase seluruh dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan dan status ketenagaan yang mereka miliki.

    JENJANG PENDIDIKAN

    STATUS KETENAGAAN STATISTIK Tetap PTN

    PNS dpk

    Tetap Yayasan

    Honorer Swasta

    Dosen BHMN Total Prosen

    S-3 8.761 497 2.440 2.221 134 14.053 5,73% S-2 32.384 4.909 27.871 18.163 119 83.446 34,04% S-1 20.638 3.398 51.735 67.101 66 142.938 58,30% Sp-1 2 4 49 55 0,02% Sp-2 5 22 27 0,01% D-4 799 67 384 1592 21 2.863 1,12% Profesi 446 38 594 590 1 1.669 0,71% Lainnya 18 115 133 0,07% Total 63.030 8.909 83.051 89.853 341 245.184 Prosentase 25,72% 3,63% 33,87% 36,65% 0.13% 100,00%

    Tingkat pendidikan tertinggi yang dimiliki dosen di lingkungan DIKTI seca-ra menyeluruh ditemukan yang berpendidikan S3 sebanyak 14.053 orang, yang berpendidikan S-2 sebanyak 83.446 orang, yang berpendidikan Sp-1 sebanyak 55 orang, yang berpendidikan Sp-2 sebanyak 27 orang, yang ber-pendidikan S-1 sebanyak 142.938 orang, yang berpendidikan D-4 sebanyak 2.863 orang, yang profesi sebanyak 1.689 orang dan lainnya/bukan berprofe-si utama sebagai pendidik sebanyak 133 orang.

    Data dosen secara lengkap berdasarkan tingkat pendidikan yang mereka mi-liki secara cross sectional dengan status ketenagaannya dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan dengan jabatan fungsional akademik pada Tabel 3.3. Sementa-ra itu, prosentase keberadaan dosen berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang mereka miliki dapat dilihat pada Gambar 3.2.

  • | 21

    Tabel 3.3. Jumlah dan prosentase seluruh dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatan akademik yang mereka miliki.

    TINGKAT PENDDK

    JABATAN AKADEMIK Tenaga

    Pengajar Asisten

    Ahli Lektor Lektor Kepala

    Guru Besar JUMLAH Prosentase

    S-3 300 833 4.824 4.616 3.480 14.053 5,27% S-2 23.652 17.092 24.584 17.756 362 83.446 34,63% S-1 101.295 23.303 10.926 7.006 408 142.938 58,39% Sp-1 52 1 2 55 0,02% Sp-2 26 1 27 0,01% D-4 1.433 255 422 753 . 2.863 1,15% Profesi 1.170 309 74 89 27 1.669 0,68% Lainnya 131 . . 1 1 133 0,05% Total 128.059 41.794 40.830 30.223 4.278 245.184 Prosentase 53,59% 17,13% 17,04% 10,81% 1,44% 100%

    Gambar 3.3. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang mereka miliki.

  • 22 |

    Gambar 3.4. Prosentase jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan Jabatan Fungsional Akademik

    Berdasarkan data yang terkumpulkan pada tahun 2008, dosen yang mempu-nyai jabatan Guru Besar ditemukan sebanyak 4.278 orang (1,44%), Lektor Kepala sebanyak 30.223 (10,81%%), Lektor sebanyak 40.830 orang (17,04%), Asisten Ahli sebanyak 41.794 orang (17,13%), dan yang tidak mempunyai jabatan akademik sebanyak 128.059 orang (53,59%)

    Berdasarkan data pada Tabel 3.3 diketahui bahwa terdapat sebanyak 126.059 orang dosen (53,59%) yang tidak mempunyai jabatan fungsional akademik. Sebagian besar dari mereka adalah berpendidikan Sarjana (S-1), sekalipun terdapat di antara mereka yang berpendidikan Magister dan Doktor. Bahkan, bila mencermati data pada Tabel 3.3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah paling besar di antara kelompok dosen di lingkungan DIKTI adalah mereka yang berpendidikan Sarjana (S-1) serta tidak mempunyai jabatan fungsional akademik, yakni sebesar 101.295 orang (41,31%).

  • | 23

    Tabel 3.4. Jumlah dosen di lingkungan DIKTI berdasarkan kelompok umur dan tingkat pendidikan tertinggi yang mereka miliki.

    NO TINGKAT PENDIDIKAN KELOMPOK UMUR

    Total < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 1. S-3 0 48 1.297 5.453 3.969 3.286 14.053 2. S-2 . 0 3.304 24.380 33.298 16.169 6.295 83.446 3. S-1 6 31.918 50.658 32.701 16.036 11.619 142.938 4. Sp-1 0 2 10 18 18 7 55 5. Sp-2 0 3 12 2 5 5 27 6. D-4 0 18 323 877 909 736 2.863 10. Profesi 0 482 633 191 154 209 1.669 11. Lainnya 0 10 19 33 30 41 133

    TOTAL 6 35.785 77.332 72.573 37.290 22.198 245.184

    PROSENTASE 0,01% 14,60% 31,54% 29,60% 15,21% 9,04% 100%

    Berdasarkan data pada Tabel 3.4 di atas, dapat diketahui bahwa terbanyak kelompok umur dosen di lingkungan DIKTI terdapat pada rentangan 31-50 th (sebanyak 60%). Umur dosen pada rentangan tersebut didapatkan pada setiap tingkat pendidikan dosen.

    3.2. Dosen Perguruan Tinggi Negeri

    Dosen PTN adalah adalah dosen tetap yang diangkat oleh pemerintah sebagai pegawai negeri dan bertugas sebagai tenaga pengajar di seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia yang berjumlah sebanyak 82 universitas, institut dan politeknik. Dalam portofolio ini diasumsikan bahwa di PTN tidak terdapat dosen tidak tetap, sekalipun secara operasional sebagian program studi memperkerjakan dosen tidak tetap untuk mengajarkan mata kuliah tertentu. Dosen tidak tetap program studi di tersebut pada umumnya diambil dari program studi lain di lingkungan perguruan tinggi negeri yang bersangkutan. Untuk itu, pembahasan dosen tidak tetap di PTN dianggap tidak terlalu signifikan dibahas dalam portofolio ini.

  • 24 |

    3.2.1. Tingkat pendidikan

    Jumlah dosen PNS yang bekerja di perguruan tinggi negeri di lingkungan DIKTI sebanyak 63.030 orang, dan sebanyak 341 orang bekerja di PTN yang BHMN. Mereka bekerja di 82 PTN di seluruh Indonesia yang terdiri atas Universitas, Institut, dan Politeknik.

    Secara umum, pada kelompok PTN tingkat pendidikan dosen berdasarkan kelompok jenis kelamin disajikan pada Tabel 3.5 dan pada Gambar 3.4.

    Tabel 3.5. Jumlah dosen PTN berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi dan jenis kelamin pada tahun 2008

    TINGKAT PEN-DIDIKAN

    JENIS KELAMIN Laki-laki Perempuan Total Prosen

    S-3 6.773 1.988 7.597 12,05% S-2 20.754 11.630 29.369 46,60% S-1 13.016 7.622 26.099 38,68% Sp-1 2 0 851 1,35% Sp-2 0 0 263 0,42% D-4 562 237 284 0,45% Profesi 201 245 294 0,45% Jumlah 41.308 21.722 63.030 Prosentase 65,54% 34,46% 100%

    Gambar 3.5. Jumlah dosen PTN berdasarkan Jenis Kelamin

  • | 25

    Berdasarkan tampilan data pada Tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa sebagian besar dosen PTN adalah laki-laki (65,54%), serta tingkat tingkat pendidikannya terbanyak adalah Magister (S-2) yang disusul kemudian oleh S1. Jumlah dosen yang berpendidikan Magister ditemukan sebesar 29.369 orang (46,60%), dan S1 sebanyak 26.099 orang (38,68%).

    3.2.2. Jabatan Fungsional Akademik

    Jabatan fungsional dosen terbanyak adalah lektor sebanyak 19.664 ( 31,20%) yang disusul oleh lektor kepala sebanyak 19.226 orang ( 30,51%). Ditemukan pula sebanyak 6.548 orang (9,50%) yang tidak mempunyai jabatan fungsional akademik

    Tabel 3.6. Jumlah dan prosentase dosen PTN berdasarkan jaba-tan fungsional dan jenis kelamin pada tahun 2008

    NO. Jabatan Fungsional JENIS KELAMIN

    Laki-laki Perempuan Total Presen 1. Tenaga Pengajar 3.786 2.762 6.548 9,50 % 2. Asisten Ahli 8.462 6.141 14.603 23,17% 3. Lektor 12.749 6.915 19.664 31,20% 4. Lektor Kepala 13.793 5.433 19.226 30,51% 5. Guru Besar 2.518 471 2.989 4,32% Total 41.308 21.722 63.030

  • 26 |

    Gambar 3.6. Jumlah dosen PTN berdasar jabatan fungsional aka-demik tahun 2008

    Tabel 3.7. Jumlah dosen PTN berdasarkan jabatan fungsional akademik dan jenis kelamin dalam tingkat pendidikan tertinggi pada ta-hun 2008

    TING-KAT

    PENDDK

    JABATAN AKADEMIK Tenaga Penga-

    jar Asisten Ahli Lektor Lektor Kepala Guru Besar

    L P L P L P L P L P

    S-3 75 22 359 150 1.722 655 2.549 763 2.068 398

    S-2 1.221 872 3.433 2.515 7.716 4.706 8.204 3.507 180 30

    S-1 2.377 1.766 4.531 3.305 3.154 1.457 2.739 1.057 215 36

    Sp-1 - - - - - - 2 - - -

    D-4 41 15 65 51 141 75 262 89 53 7

    Profesi 72 87 74 120 16 22 37 16 2 -

    Secara umum dapat dilihat dari Tabel 3.7 bahwa jumlah dosen pe-rempuan cenderung lebih sedikit dibandingkan pria pada setiap ja-batan fungsional akademik. Kondisi ini ditemukan juga apabila di-kaitkan dengan tingkat pendidikan yang ada. Jabatan guru besar

  • | 27

    pada perguruan tinggi negeri seperti yang disebutkan di atas seba-gian besar adalah dosen dengan tingkat pendidikan Doktor, sekali-pun terdapat mereka yang berpendidikan Magister (245 orang) dan Sarjana (203 orang).

    3.2.3. Kelompok Umur

    Dari jumlah dosen PTN yang ada, ditemukan terbanyak pada ke-lompok umur 41-50 tahun sebanyak 22.378 orang (35,50%) kemu-dian disusul kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 16.048 orang ( 25,46%). Data dosen PTN berdasarkan kelompok umur yang dike-lompokkan menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.8

    Tabel 3.8. Jumlah dosen tetap PTN berdasarkan kelompok umur, dan pen-didikan tertinggi dosen perguruan tinggi negeri tahun 2008

    TINGKAT

    PENDIDIKAN KELOMPOK UMUR

    < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 S-3 0 14 827 3.784 2.501 1.635 S-2 . 0 1.029 8.647 13.856 6.719 2.133 S-1 0 4.296 6.303 4.522 3.095 2.422 Sp-1 0 0 0 0 0 2 D-4 0 3 94 172 233 297 Profesi 0 148 177 44 32 45 TOTAL 0 5.490 16.048 22.378 12.580 6.534

    PROSENTASE 0,0% 8,71% 25,46% 35,50% 19,96% 10,37%

    Tabel 3.9 Jumlah dosen tetap PTN berdasarkan kelompok umur dan jabatan fungsional

    JABATAN FUNGSIONAL

    KELOMPOK UMUR

    < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60

    Tenaga Pengajar 0 2.215 2.823 812 372 325 Asisten Ahli 0 3.096 8.073 2.922 487 25

  • 28 |

    JABATAN FUNGSIONAL

    KELOMPOK UMUR

    < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60

    Lektor 0 170 4.556 10.501 3.947 490 Lektor Kepala 0 6 584 7.675 6.770 4.191 Guru Besar 0 3 12 468 1.003 1.503

    **) Guru Besar dan Lektor Kepala yang ada pada kelompok umur 21-30 ta-hun dan 31-40 tahun perlu diklarifikasikan kepada perguruan tinggi terkait.

    3.3. Dosen Tetap PNS-Dpk

    Dosen PNS-Dpk adalah dosen tetap yang diangkat oleh pemerintah dan diperbantukan pada perguruan tinggi swasta di lingkungan DIKTI, Depdiknas. Jumlah Dosen PNS-Dpk yang tersebar di seluruh Kopertis Wilayah I-XII sebanyak 8.909 orang.

    Tabel 3.10. Jumlah dan prosentase dosen PNS-Dpk di setiap Kopertis Wilayah I-XII berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2008

    Kopertis Wilayah

    JENIS KELA-MIN STATISTIK

    Laki-laki

    Perem-puan Jumlah Prosentase

    01 Sumut/NAD 510 296 806 11,34% 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel 350 295 645 6,41%

    03 DKI Jakarta 437 406 843 9,90% 04 Jawa Barat/Banten 609 453 1.062 12,54% 05 DI Yogyakarta 477 274 751 7,76% 06 Jawa Tengah 580 304 884 8,88% 07 Jawa Timur 1.022 547 1.569 14,01% 08 Bali, NTT, NTB 497 145 642 7,72% 09 Sulawesi 506 251 757 10,33% 10 Sumbar, Riau, Jambi 201 119 320 4,93% 11 Kalimantan 259 128 387 3,80% 12 Ambon, Papua 160 83 243 2,39% Jumlah 5.608 3.301 8.909 Prosentase 62,95% 37,05% 100%

  • | 29

    Gambar 3.6. Jumlah Dosen PNS-Dpk tahun 2008 berdasarkan jenis kelamin di setiap Kopertis Wilayah I-XII

    Berdasarkan data pada Tabel 3.10 dan gambar 3.6, dapat diketahui bahwa dosen PNS-Dpk terdapat pada setiap Kopertis Wilayah I-XII. Sebaran dosen PNS-Dpk yang paling banyak terdapat di Kopertis Wilayah VII Jawa Timur sebanyak 1.569 orang,(14,01%), disusul dengan Wilayah IV Jawa Barat sebanyak 1.062 orang (12,54%). Dari sisi gender, dosen PNS-Dpk laki-laki berjumlah hampir dua kali lipat (62,95%) dibandingkan yang perempuan (37,05%).

    3.3.1. Tingkat pendidikan

    Tingkat pendidikan tertinggi dosen PNS-Dpk paling banyak ditemukan pada pendidikan Magister (48,38%) dan berikutnya pada pendidikan Sarjana (45,96%). Data lengkap tentang pendidikan tertinggi dosen PNS-Dpk pada setiap Kopertis Wilayah disajikan pada Tabel 3.11.

    Tabel 3.11 Jumlah dosen PNS-Dpk pada setiap Kopertis Wilayah berdasarkan jenis pendidikan tertinggi tahun 2008

    KOPERTISWILAYAH TINGKAT PENDIDIKAN

    S-3 S-2 S-1 D-4 PROFESI TOTAL 01. Sumut/NAD 14 284 499 1 8 806 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel 18 350 277 0 0 645

  • 30 |

    KOPERTISWILAYAH TINGKAT PENDIDIKAN

    S-3 S-2 S-1 D-4 PROFESI TOTAL 03. DKI-Jakarta 69 439 285 44 6 843 04. Jabar-Banten 95 596 363 5 3 1.062 05. DIY-Yogya 68 460 220 0 3 751 06. Jawa Tengah 48 515 311 5 5 884 07. Jawa Timur 94 1.016 448 9 2 1.569 08. Bali/NTT/NTB 22 387 230 3 0 642 09. Sulawesi 39 438 270 0 10 757 10. Sumbar/Riau/Jambi 14 201 104 0 1 320 11. Kalimantan 14 172 201 0 0 387 12. Ambon/Papua 2 51 190 0 0 243 TOTAL 497 4.909 3.398 67 38 8.909

    Gambar 3.7. Jumlah dosen PNS-Dpk di Kopertis Wilayah Berdasar tingkat pendidikan tertinggi

    Dari tabel 3.11, dan gambar 3.7 dapat dilihat bahwa dosen berpendiikan S1 banyak ditemukan pada Kopertis Wilayah I ( 499 orang) dan Kopertis Wi-layah VII (448 orang) dan Kopertis IV (363 orang). Secara keseluruhan do-

  • | 31

    sen berpendidikan S1 sebanyak 3.398 orang, S2 sebanyak 4909 orang dan S3 sebanyak 497 orang

    3.3.2. Jabatan Fungsional Akademik

    Jabatan fungsional akademik dosen PNS-Dpk yang tidak/belum mempunyai jabatan fungsional sebanyak 913 orang, sesuai dengan asisten ahli sebanyak 1.737 orang. Sedangkan jabatan lektor keatas sebanyak 6.259 orang. Data rinci tentang jabatan fungsional do-sen PNS-Dpk berdasarkan Kopertis Wilayah dapat dilihat pada Ta-bel 3.12

    Tabel 3.12 Jumlah dosen PNS-Dpk di setiap Kopertis Wilayah berdasarkan jabatan fungsional akademik tahun 2008

    KOPERTIS WILAYAH JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK

    Tenaga Pengajar

    Asisten Ahli Lektor

    Lektor Kepala

    Guru Besar TOTAL

    01. Sumut/NAD 159 128 299 218 2 806 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel 123 109 239 172 2 645

    03. DKI-Jakarta 65 166 342 244 26 843 04. Jabar-Banten 57 151 400 427 27 1.062 05. DIY-Yogya 46 178 308 207 12 751 06. Jawa Tengah 67 124 220 456 17 884 07. Jawa Timur 136 305 533 573 22 1.569 08. Bali/NTT/NTB 35 106 188 308 5 642 09. Sulawesi 49 113 182 396 17 757 10. Sumbar/Riau/Jambi 69 56 161 33 1 320 11. Kalimantan 49 161 99 73 5 387 12. Ambon/Papua 58 140 36 8 1 243 TOTAL 913 1.737 3.007 3.115 137 8.909

  • 32 |

    Gambar 3.8 Jumlah dosen PNSdpk Kopertis Wilayah menurut jabatan fung-sional akademik tahun 2008

    3.3.3. Kelompok Umur

    Dosen PNS Dpk yang berada di seluruh Kopertis Wilayah I-XII cukup banyak ditemukan pada kelompok umur antara 41 60 ta-hun, yang masing masing sebanyak 3.534 orang pada usia 41-50 tahun, dan sebanyak 3.005 pada usia 51-60 tahun. Dosen PNS Dpk yang berumur 60 tahun keatas ditemukan sebanyak 602 orang. Se-cara rinci dapat dilihat pada tabel 3.13.

    Data dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dan tingkat pendidikan di seluruh Kopertis Wilayah I-XII disajikan pada Tabel 3.14.

  • | 33

    Tabel 3.13. Jumlah dosen PNS Dpk berdasarkan kelompok umur dan jabatan fungsional

    JABATAN FUNGSIONAL

    KELOMPOK UMUR < 21 21-30 31-40 41-50

    51-60 >60

    Tenaga Pengajar 0 198 354 204 136 21 Asisten Ahli 0 226 700 538 270 3 Lektor 0 3 217 1.555 1.082 150

    Lektor Kepala 0 0 67 1.211 1.457 380 Guru Besar 0 0 3 26 60 48 Total 0 427 1.341 3.534 3.005 602

    Gambar 3.9. Jumlah dosen PNS Dpk berdasarkan kelompok umur dan jaba-tan fungsional

  • 34 |

    Tabel 3.14. Jumlah dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dengan tingkat pendidikan tahun 2008.

    TINGKAT

    PENDIDIKAN KELOMPOK UMUR

    < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 S-3 0 0 14 202 203 78 S-2 0 46 526 2.339 1.725 273 S-1 0 376 788 980 1.024 230 D-4 0 0 5 9 35 18 Profesi 0 5 8 4 18 3 TOTAL 0 427 1.341 3.534 3.005 602

    Gambar 3.10 Jumlah dosen PNS-Dpk berdasarkan kelompok umur dengan tingkat pendidikan tahun 2008.

    3.4. Dosen tetap Yayasan

    Dosen tetap Yayasan adalah dosen yang diangkat oleh Badan Hukum Penye-lenggara perguruan tinggi swasta dengan jabatan tenaga tetap sebagai pendi-dik. Ikatan kerja dosen tetap Yayasan dengan lembaganya sangat bervariasi. Pada umumnya tugas dosen tetap Yayasan dikaitkan dengan beban mengajar atau tugas akademik lainnya sebanyak 12 sks.

  • | 35

    Mereka yang mengajar di PTS lebih lanjut dapat dikelompokkan menjadi dosen tetap PNS-Dpk yang berjumlah 8.909 orang, dosen tetap yayasan se-banyak 83.051 orang, dan dosen tidak tetap sebanyak 89.853 orang.

    Rincian jumlah data dosen tetap yayasan pada setiap Kopertis Wilayah dis-ajikan pada Tabel 3.15 di bawah ini.

    Tabel 3.15 Jumlah dosen tetap yayasan berdasarkan jenis kelamin pada Kopertis Wilayah tahun 2008.

    Kopertis Wilayah

    JENIS KELA-MIN STATISTIK

    Laki-laki

    Perem-puan Jumlah Prosentase

    01 Sumut/NAD 4.064 2.976 7.040 8,48% 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel 2.747 1.943 4.690 5,65%

    03 DKI Jakarta 9.183 5.681 14.864 17,89% 04 Jawa Barat/Banten 7.528 3.917 11.445 13,78% 05 DI Yogyakarta 3.288 2.178 5.466 6,58% 06 Jawa Tengah 4.895 3.584 8.479 10,21% 07 Jawa Timur 7.629 5.027 12.656 15,24% 08 Bali, NTT, NTB 2.117 945 3.062 3,69% 09 Sulawesi 4.191 2.589 6.780 8,16% 10 Sumbar, Riau, Jambi 1.576 1.619 3.195 3,85% 11 Kalimantan 2.004 1.189 3.193 3,84% 12 Ambon, Papua 1.526 655 2.181 2,63% Jumlah 50.748 32.303 83.051 Prosentase 61,11% 38,89% 100%

    Tabel 3.15 menunjukkan bahwa partisipasi dosen perempuan relatif besar yakni sebesar 32.303 orang atau sebanyak 38,89% dari total jumlah dosen tetap Yayasan. Sementara itu, berdasarkan jumlahnya, maka Kopertis Wi-layah III DKI Jakarta adalah wilayah yang paling banyak mempunyai dosen tetap Yayasan (17,89%), yang disusul dengan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur (15,24%) dan Kopertis Wilayah IV Jawa Barat/Banten (13,78%).

  • 36 |

    3.4.1. Tingkat pendidikan

    Data jumlah dosen tetap Yayasan pada setiap Kopertis Wilayah I-XII berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi mereka dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut.

    Tabel 3.16 Jumlah dosen tetap yayasan berdasar tingkat pendidikan pada setiap Kopertis Wilayah

    KOPERTIS WILAYAH TINGKAT PENDIDIKAN

    S-3 S-2 S-1 D-4 Sp-1 Sp-2 Profesi Lainnya 01. Sumut/NAD 55 1.463 5.470 4 0 2 44 2 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel 36 1.146 3.466 5 0 0 37 0

    03. DKI-Jakarta 868 6.239 7.471 177 1 1 100 7 04. Jabar-Banten 401 3.891 7.011 73 1 0 67 1 05. DIY-Yogya 246 2.560 2.618 7 0 0 35 0 06. Jawa Tengah 203 2.907 5.261 35 0 0 72 1 07. Jawa Timur 411 4.957 7.121 59 1 1 101 5 08. Bali/NTT/NTB 51 901 2.097 6 1 0 6 0 09. Sulawesi 85 1.666 4.958 5 0 0 64 2 10. Sumbar/Riau/Jambi 44 796 2.288 12 0 1 54 0 11. Kalimantan 24 903 2.254 0 0 0 12 0 12. Ambon/Papua 16 442 1.720 1 0 0 2 0

    Tingkat pendidikan dosen tetap yayasan sangat bervariasi pada se-tiap Kopertis Wilayah. Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang dimiliki, maka jumlah dosen tetap yayasan yang berpendidikan Magister ke atas ditemukan sebesar 30.311 orang atau 36,50 %. Se-dangkan yang berpendidikan S1 sebanyak 51.735 orang atau 62,29%.

  • | 37

    Tabel 3.17. Dosen Tetap Yayasan berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur tahun 2008.

    TINGKAT PENDIDIKAN

    KELOMPOK UMUR

    < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60

    S-3 0 14 274 898 657 597 S-2 0 1.466 9.879 10.676 4.089 1.761 S-1 4 14.518 19.974 10.620 3.843 2.776 D-4 0 2 54 122 62 144 Sp-1 0 0 1 2 1 0 Sp-2 0 2 2 0 1 0 Profesi 0 222 223 50 33 66 Lainnya 0 1 3 9 1 4 TOTAL 4 16.225 30.410 22.377 8.687 5.348

    Dosen dengan pendidikan S2 keatas, terbanyak ditemukan pada kelompok umur 41-50 tahun. Sedang yang berpendidikan S1 dan D4 terbanyak ditemukan pada kelompok umur 31-40 tahun.

    3.4.2. Jabatan Fungsional Akademik

    Jumlah terbanyak jabatan fungsional akademik dosen tetap Yaya-san di seluruh Kopertis Wilayah I-XII terletak di kelompok tenaga pengajar yang tidak mempunyai jabatan fungsional akademik se-banyak 48.552 orang. Selanjutnya adalah yang mempunyai jabatan asisten ahli sebanyak 18.124 orang. Jumlah dosen tetap Yayasan berdasarkan jabatan fungsional akademik pada setiap Kopertis Wi-layah dapat dilihat pada Tabel 3.18 yang berikut.

  • 38 |

    Tabel 3.18. Jumlah dosen tetap Kopertis I s/d XII menurut jabatan fung-sional akademik tahun 2008

    KOPERTIS WILAYAH JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK

    Tenaga Pengajar

    Asisten Ahli Lektor

    Lektor Kepala

    Guru Besar TOTAL

    01. Sumut/NAD 5.103 1.233 554 145 5 7.040 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel 3.076 1.007 517 85 5 4.690

    03. DKI-Jakarta 7.017 3.342 3.179 1.166 160 14.864 04. Jabar-Banten 6.978 2.360 1.564 461 82 11.445 05. DIY-Yogya 2.475 1.504 1.088 363 37 5.466 06. Jawa Tengah 4.445 2.175 1.333 488 38 8.479 07. Jawa Timur 6.873 2.600 2.274 797 112 12.656 08. Bali/NTT/NTB 1.893 647 380 137 5 3.062 09. Sulawesi 4.386 1.603 567 208 16 6.780 10. Sumbar/Riau/Jambi 2.319 624 175 73 4 3.195 11. Kalimantan 2.389 563 195 44 2 3.193 12. Ambon/Papua 1.598 466 102 13 2 2.181 TOTAL 48.552 18.124 11.928 3.980 468 83.051

    3.4.3. Kelompok Umur

    Jumlah terbanyak kelompok umur dosen tetap Yayasan secara me-nyeluruh di Kopertis Wilayah I-XII ditemukan pada kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 30.410 orang (36,63%), disusul ke-lompok umur 41-50 tahun sebanyak 22.377 orang dan kemudian kelompok umur 21-30 tahun sebanyak 16.225 orang. Rincian data dosen tetap Yayasan berdasarkan kelompok umur dan jabatan fungsional dapat dilihat pada Tabel 3.19 berikut.

  • | 39

    Tabel 3.19. Dosen tetap yayasan berdasar kelompok umur dan jabatan fung sional tahun 2008.

    JABATAN FUNGSIONAL

    KELOMPOK UMUR < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60

    Tenaga Pengajar 4 14.436 18.911 9.720 3.753 1.728 Asisten Ahli . 0 1.682 9.041 5.314 1.453 634 Lektor 0 102 2185 5.819 2.466 1.356 Lektor Kepala 0 4 258 1.458 941 1318 Guru Besar 0 1 15 66 74 312 Total 4 16.225 30.410 22.377 8.687 5.348

    3.5. Dosen Tidak Tetap PTS

    Dosen tidak tetap adalah tenaga pendidik yang mengajar di perguruan tinggi tanpa adanya ikatan yang tetap dengan perguruan tinggi induknya.

    Tabel 3.20 Jumlah dosen tidak tetap PTN dan PTS di Wilayah dan menurut jenis kelamin tahun 2008.

    WILAYAH JENIS KELAMIN STATISTIK

    Laki-laki Perem-puan Jumlah Prosentase 01 Sumut/NAD 4.156 2.284 6.440 7,71% 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel 2.637 1.720 4.357 5,22%

    03 DKI Jakarta 12.334 5.426 17.760 21,27% 04 Jawa Barat/Banten 11.042 4.445 15.487 18,55% 05 DI Yogyakarta 2.381 1.178 3.559 4,26% 06 Jawa Tengah 4.362 2.302 6.664 7,98% 07 Jawa Timur 6.505 3.190 9.695 11,61% 08 Bali, NTT, NTB 1.975 694 2.669 3,20% 09 Sulawesi 3.929 1.955 5.884 7,05% 10 Sumbar, Riau, Jambi 3.031 2.058 5.089 6,10% 11 Kalimantan 2.471 1.206 3.677 4,40% 12 Ambon, Papua 1.528 685 2.213 2,65% Jumlah 56.351 27.143 83.494 Prosentase 67,49% 32,51% 100%

  • 40 |

    Tugas kerja dosen tidak tetap bersifat insidental dengan tugas kerja menga-jar setiap semester secara berfluktuatif.

    Berdasarkan data pada Tabel 3.20 diketahui bahwa komposisi dosen tidak tetap dari sisi gender yaitu laki-laki sebanyak 56.351 atau 67,49% dan pe-rempuan sebanyak 27.143 atau 32,51%. Jumlah dosen tidak tetap yang pal-ing banyak dipekerjakan di perguruan tinggi terdapat di Wilayah III Jakarta (21,27%), Wilayah IV Jabar/Banten (18,55%), dan Wilayah VII Jatim (11,61%).

    Berdasarkan kelompok umur akan terlihat sebaran dosen tidak tetap, seperti terlihat pada tabel 3.21 berikut

    Tabel 3.21. Jumlah dosen tidak tetap PTN dan PTS berdasarkan kelompok umur

    WILAYAH KELOMPOK UMUR

    < 21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 01 Sumut/NAD 0 1.202 2.302 1.691 798 447 02- Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel . 0 1.068 1.690 937 475 187

    03 DKI Jakarta 0 2.132 5.345 4.715 3.036 2.532 04 Jabar/Banten 0 2.023 5.558 4.370 2.108 1.428 05 DIY Yogya 0 484 1.107 930 576 462 06 Jawa Tengah 0 976 2.310 1.830 981 567 07 Jawa Timur 0 1.355 2.781 2.910 1.629 1.020 08 Bali/NTT/NTB 0 521 853 818 371 106 09 Sulawesi 0 1.162 2.217 1.595 642 268 10 Sumbar,Riau,Jambi 1 1.108 2.020 1.273 446 241 11 Kalimantan 0 734 1.351 1.010 418 164 12 Ambon,Papua 0 467 946 566 178 56 TOTAL 0 5.490 16.048 22.378 12.580 6.534

    PROSENTASE 0,0% 8,71% 25,46% 35,50% 19,96% 10,37%

  • | 43

    BAB IV: MAHASISWA

    Profil mahasiswa di perguruan tinggi merupakan informasi penting untuk mengetahui sampai sejauhmana tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program kerja tahunan Dirjen Dikti secara keseluruhan melalui skema berupa bantuan dan pembinaan yang telah diberikan kepada perguruan tinggi. Di samping itu, bagi perguruan tinggi itu sendiri, mahasiswa merupakan motor penggerak kegiatan akademik di perguruan tinggi. Fluktuasi dan ketidak merataan sebaran jumlah mahasiswa di berbagai perguruan tinggi akan mempengaruh terhadap sumber pendapatan yang akhirfnya akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas kegiatan akademik utama, pendukung maupun lainnya.

    Pengelolaan mahasiswa yang baik, tercermin mulai dari kegiatan proses perekrutan, seleksi, proses pembelajaran, evaluasi dan monitoring kinerja, proses pemberdayaan masing-masing unit kerja, penumbuhan akademik atmosfir yang sedemikian rupa sehingga kompetensi baik hard skilled dan soft skilled sesuai dengan dunia kerja atau profesi yang akan ditempuh oleh lulusan.

    Informasi yang diperlukan untuk diangkat dalam upaya pengawasan, pembinaan dan pengendalian sekurang-kurangnya bagaimana tingkat kemampuan dan daya saing mahasiswa dalam bidang ilmu tertentu yang diukur dari perbandingan jumlah yang mendaftar dengan yang diterima, bagaimana kecenderungan peminat terhadap bidang ilmu tertentu dilihat dan jenjang pendidikan, Komposisi mahasiswa menurut gender dalam bidang ilmu tertentu dan jenjang pendidikan, informasi juga perlu mengelompokkan berdasarkan kelompok PTN, Kopertis wilayah, kelompok bidang ilmu.

    4.1. Profil Mahasiswa Keseluruhan

    Secara keseluruhan, perguruan tinggi dan program studi di Indonesia me-nampung atau mengelola layanan pendidikan kepada 4.481.187 mahasiswa. Mereka belajar di perguruan tinggi negeri (termasuk Universitas Terbuka) sebanyak 1.366.184 mahasiswa (30,48%) dan di perguruan tinggi swasta sebanyak 3.115.003 mahasiswa (69,52%). Sebaran jumlah mahasiswa pada setiap Kopertis Wilayah I-XII dan kelompok perguruan tinggi negeri dapat dilihat pada Tabel 4.1. yang berikut dan ilustrasi proporsinya pada Gambar 4.1.

  • 44 |

    Tabel 4.1 Jumlah mahasiswa dan prosentasinya berdasarkan kelompok Kopertis Wilayah I-XII dan PTN (termasuk UT) pada tahun kuliah 2007-2008.

    KOPERTIS/PTN JENIS KELAMIN STATISTIK

    L P TOTAL PROSEN PTN 630.748 735.436 1.366.184 30,49% 01- Sumut/NAD 160.201 189.635 349.836 7,81% 02- Sumsel, Lampung,

    Bengkulu, Babel 89.765 86.970 176.735 3,94%

    03- DKI Jakarta 307.436 253.225 560.661 12,53% 04- Jabar/Banten 236.570 182.298 418.868 9,35% 05- DI Yogyakarta 94.911 71.697 166.608 3,72% 06- Jawa Tengah 135.439 132.733 268.172 5,94% 07- Jawa Timur 229.729 204.596 434.325 9,69% 08- Bali, NTB, NTT 73.173 62.432 135.605 3,03% 09- Sulawesi 131.104 142.656 273.760 6,11% 10- Sumbar, Riau, Jambi 77.013 75.514 152.527 3,40% 11- Kalimantan 62.512 51.187 113.699 2.54% 12- Maluku/Papua 36.044 28.163 64.207 1,42% Total 2.264.645 2.216.542 4.481.187 100,00% Prosentase 50,54 % 49,46 % 100%

    Data pada Tabel 4.1 di atas memberikan informasi bahwa pada tahun kuliah 2007-2008 jumlah mahasiswa laki-laki (50,54%) lebih banyak dibandingkan yang perempuan (49,46%). Walaupun demikian ada kelompok/wilayah yang jumlah mahasiswa perempuannya lebih besar yaitu terdapat di kelom-pok PTN, Kopertis Wilayah I Sumut dan Wilayah IX Sulawesi.

  • | 45

    Gambar 4.1. Diagram pie untuk proporsi jumlah mahasiswa pada setiap Kopertis Wilayah I-XII dan PTN pada tahun 2007-2008.

    Sementara itu, jumlah mahasiswa berdasarkan kelompok bidang ilmu dapat disebutkan bahwa jumlah mahasiswa yang paling besar menuntut ilmu pada kelompok Ilmu Kependidikan (30,45%) dan Ilmu Ekonomi (19,25%). Jum-lah mahasiswa pada dua kelompok bidang ilmu tersebut berbeda sangat bermakna dengan kelompok bidang ilmu lainnya yang modus jumlah maha-siswanya terletak angka prosentase di bawah 11%. Data jumlah mahasiswa secara rinci berdasarkan kelompok bidang ilmu dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan proporsinya dalam diagram dapat dilihat pada Gambar 4.2.

  • 46 |

    Tabel 4.2. Jumlah mahasiswa dan prosentasenya berdasarkan kelompok bidang ilmu dan jenis kelamin pada tahun kuliah 2007/2008.

    BIDANG ILMU JENIS KELAMIN STATISTIK L P TOTAL PROSEN

    Kesehatan 78.940 267.617 346.557 7.73% Teknik 303.155 74.243 377.398 8.42% MIPA 32.484 60.831 93.315 2.08% Pertanian 85.858 51.850 137.708 3.07% Komputer 302.067 151.486 453.553 10.12% Ekonomi 456.759 405.739 862.498 19.25% Sosial 210.423 164.073 374.496 8.36% Psikologi 13.557 30.472 44.029 0.98% Hukum 192.918 65.916 258.834 5.78% Agama dan Filsafat 6.027 4.325 10.352 0.23% Budaya dan Sastra 30.473 50.815 81.288 1.81% Kependidikan 503.457 861.218 1.364.675 30.45% Seni 22.068 11.738 33.806 0.75% Aneka Ilmu 26.459 16.219 42.678 0.95% TOTAL 2.264.645 2.216.542 4.481.187 100,00%

    Data pada Tabel 4.2. ini memberikan informasi lanjut bahwa terdapat in-teraksi antara jenis kelamin dengan kelompok bidang ilmu. Terdapat ke-cenderungan tertentu bagi laki-laki atau perempuan untuk memilih bidang ilmu yang dipelajarinya. Laki-laki lebih memilih kelompok bidang ilmu Teknik, Pertanian, Komputer, Hukum, Agama/Filsafat dan Seni. Adapun, mahasiswa perempuan berkecenderungan memilih bidang ilmu Kesehatan, MIPA, Psikologi, Budaya/Sastra, dan Ilmu Kependidikan. Untuk pemilihan bidang ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial tidak mempunyai preferensi jenis ke-lamin; baik laki-laki maupun perempuan secara berimbang memilih kedua bidang ilmu tersebut dalam studinya.

  • | 47

    Gambar 4.2 Proporsi jumlah mahasiswa berdasarkan kelompok bidang ilmu pada tahun 2008

    Seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat tiga kelompok bidang ilmu yang paling banyak diminati oleh masyarakat; yaitu, kelompok ilmu Kepen-didikan, Ilmu Ekonomi dan komputer, di mana ketiga bidang ilmu ini dipi-lih oleh sebanyak 2.680.693 mahasiswa (60%) dari total keseluruhan jumlah mahasiswa yang ada di Indonesia bertumpu di ketiga kelompok ilmu terse-but.

  • 48 |

    4.2. Kelompok Jenjang Studi

    Sebaran jenjang studi yang diambil oleh mahasiswa akan memberikan in-formasi sampai sejauh mana pemetaan keinginan masyarakat untuk mening-katkan jenjang pendidikan lebih lanjut.

    Tabel 4.3. Jumlah mahasiswa berdasarkan jenjang studi dan kelompok bidang ilmu pada tahun kuliah 2007/2008.

    BIDANG ILMU JENJANG STUDI TOTAL DIPLOMA S-1 S-2* S-3

    Kesehatan 178.589 149.161 18.342 465 346.557Teknik 84.274 284.824 7.578 722 377.398MIPA 7.848 81.864 3.113 490 93.315Pertanian 12.720 120.879 3.747 362 137.708Komputer 200.609 250.027 2.850 67 453.553Ekonomi 112.895 697.148 50.729 1.696 862.498Sosial 58.036 297.072 18.630 758 374.496Psikologi 0 41.356 2.630 43 44.029Hukum 192 242.296 15.672 674 258.834Agama dan Filsafat 0 9.510 798 44 10.352Budaya dan Sastra 25.895 54.087 1.161 145 81.288Kependidikan 281.848 1.060.807 20.544 1.476 1.364.675Seni 6.705 26.712 366 23 33.806Aneka Ilmu 38.380 157 3.771 370 42.678TOTAL 1.006.989 3.315.900 149.931 7.335

    4.481.187

    * termasuk jenjang studi profesi dan spesialis

  • | 49

    Dari Tabel 4.3. di atas terlihat bahwa minat untuk meningkatkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Untuk tingkat diploma (D-1 D-4), didominasi oleh bidang ilmu kependidikan, komputer dan kesehatan, Untuk jenjang sarjana (S-1) didominasi oleh bidang ilmu kependidikan, ekonomi dan teknik, seme-tara untuk jenjang paska-sarjana (S-2) masih didominasi bidang ilmu eko-nomi, kependidikan dan kesehatan, sedangkan untuk tingkat Doktoral (S-3) masih didominasi oleh bidang ilmu ekonomi, kependidikan dan sosial.

    4.3. Kelompok Bidang Ilmu

    Untuk mengetahui program studi mana yang di antara kelompok bidang ilmu tersebut yang menjadi favorit masyarakat, dijabarkan berikut ini :

    4.3.1. Kelompok Bidang Ilmu Kependidikan

    Jumlah mahasiswa yang terdaftar aktif pada tahun kuliah 2007-2008 seba-nyak 1.364.675 dimana terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu lebih dari 80% bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa pada tahun ajaran 2006/2007 yang hanya sebesar 719.080 mahasiswa. Lonjakan ini merupakan kontribusi para guru yang terus meningkatkan kualifikasi pendidikan sebagai salah satu persyaratan mengajar maupun untuk mengikuti kegiatan sertifikasi guru. Dari aspek sebaran jenjang pendidikan yang diminati, sebanyak 78% mahasiswa kelompok bidang ilmu pendidikan belajar di program Sarjana (S-1), 21% mahasiswa belajar di program Diploma, dan sisanya di program Magister, dan Doktor. Jumlah mahasiswa pada setiap jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.

  • 50 |

    Gambar 4.3. Jumlah dan prosentase mahasiswa yang belajar pada ilmu ke-pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan.

    Sementara itu, menurut program studi yang mereka pilih, paling banyak yang diminati oleh mahasiswa adalah program studi Pendidikan Guru Seko-lah Dasar untuk jenjang S-1 dan D-2, Pendidikan Bahasa Inggris (S-1), dan seterusnya seperti yang disajikan pada Tabel 4.4 yang berikut.

    Tabel 4.4 Peringkat program studi di kelompok Ilmu Kependidikan dan jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

    Pe-ring-kat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    1. 86206 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 346.796 2. 86506 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR D-2 332.560

    3. 88201 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA S-1 144.317

    4. 88203 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS S-1 140.603 5. 84202 PENDIDIKAN MATEMATIKA S-1 109.967

    6. 87205 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KE-WARGANEGARAAN S-1 70.591

  • | 51

    Pe-ring-kat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    7. 86507 PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK D-2 63.409

    8. 87203 PENDIDIKAN EKONOMI S-1 60.364 9. 84205 PENDIDIKAN BIOLOGI S-1 54.148

    10. 85201 PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHA-TAN DAN REKREASI S-1 51.011

    dan seterusnya ..

    Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa program Diploma-2 yang dilaksanakan dalam kelompok Ilmu Kependidikan hanya terkonsentrasi pada dua program studi yang disebutkan pada Tabel 4.4 di atas dan program studi Pendidikan Sekolah Dasar menjadi favorit baik untuk jenjang pendidikan Sarjana (S-1) maupun Diploma-II.

    Total populasi peminat untuk bidang ilmu pendidikan yang merata hampir di seluruh wilayah perlu dicermati lagi dengan tingkat usia peserta didik, untuk memperhitungkan angka partisipasi kasar (APK) diukur dari usia 19 24 tahun, karena ada phenomena syarat sertifikasi guru harus pendidikan sarja-na atau diploma empat untuk pendidikan dasar dan menengah (UU RI No 14 th 2005 tentang guru dan dosen ps 9). Hal ini berarti peserta didik adalah guru yang menempuh studi lanjut yang tingkat usianya adalah di atas 24 tahun. Dan, lebih jauh lagi tingginya minat tersebut bersifat sementara atau sesaat.

    4.3.2. Kelompok bidang Ilmu Ekonomi

    Secara total telah disebutkan sebelumnya bahwa jumlah mahasiswa pada kelompok bidang ilmu Ekonomi sebanyak 862.469 mahasiswa. Sebagian besar dari mahasiswa bidang Ilmu Ekonomi tersebut pada jenjang Sarjana (81%) dan disusul pada jenjang pendidikan Diploma-3 (13%), program Ma-gister (6%), dan sisanya yang kurang dari 1% menyebar di jenjang pendidi-kan lainnya. Jumlah dan prosentase mahasiswa pada kelompok bidang Ilmu Ekonomi berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.4.

  • 52 |

    Gambar 4.4. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Ekonomi berda-sarkan jenjang pendidikan.

    Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu Ekonomi yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program studi S-1 Ma-najemen, S-1 Akuntansi, D-3 Akuntansi, dan seterusnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.5 berikut.

    Tabel 4.5. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Ekonomi dan jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    1. 61201 MANAJEMEN S-1 448.261 2. 62201 AKUNTANSI S-1 218.369 3. 62401 AKUNTANSI D-3 55.484 4. 61101 MANAJEMEN S-2 44.740 5. 60201 EKONOMI PEMBANGUNAN S-1 39.493 6. 61401 MANAJEMEN ADMINISTRASI D-3 9.314

  • | 53

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    7. 61406 KEUANGAN D-3 8.945 dan seterusnya ..

    Di samping program studi yang disebutkan pada daftar peringkat pada tabel di atas, masih terdapat jumlah mahasiswa lain yang belajar pada jenjang Diploma-4, Diploma-2, Diploma-1, dan Profesi. Namun, jumlah mahasiswa pada kelompok program studi dan jenjang pendidikan yang disebutkan te-rakhir tersebut tidak terlalu signifikan.

    4.3.3. Kelompok bidang Ilmu Kesehatan

    Jumlah mahasiswa pada kelompok bidang ilmu Kesehatan sebanyak 345.577 mahasiswa. Sebagian besar dari mahasiswa bidang Ilmu kesehatan tersebut pada jenjang Diploma-3 (50%), Sarjana (43%) dan disusul pada jenjang pendidikan profesi (4%), program Magister (1%), dan sisanya yang kurang dari 1% menyebar di jenjang pendidikan lainnya. Jumlah dan prosentase mahasiswa pada kelompok bidang Ilmu Kesehatan berdasarkan jenjang pen-didikan dapat dilihat pada Gambar 4.5.

  • 54 |

    Gambar 45. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Kesehatan ber-dasarkan jenjang pendidikan.

    Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu kesehata-nyang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program studi D-3 Kebidanan, D-3 Keperawatan, S-1 Keperawatan, dan seterusnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.5 berikut.

    Tabel 4.6. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Kesehatan dan jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    1. 15401 KEBIDANAN D-3 95.668

    2. 14401 KEPERAWATAN D-3 63.990

    3. 14201 ILMUKEPERAWATAN S-1 50.518

    4. 13201 KESEHATANMASYARAKAT S-1 47.306

  • | 55

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    5. 11201 PENDIDIKANDOKTER S-1 40.663

    6. 12201 PENDIDIKANDOKTERGIGI S-1 8.511

    7. 13453 ANALISKESEHATAN D-3 4.889

    8. 15301 BIDANPENDIDIK D-4 3.269

    9. 13462

    PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN

    D-3 2.588

    10 13211 ILMUGIZI S-1 2.163

    dan seterusnya ..

    Di samping program studi yang disebutkan pada daftar peringkat pada tabel di atas, masih terdapat jumlah mahasiswa lain yang belajar pada jenjang Diploma-2, Diploma-1, Spesialis dan Profesi. Namun, jumlah mahasiswa pada kelompok program studi dan jenjang pendidikan yang disebutkan te-rakhir tersebut tidak terlalu signifikan.

    4.3.4. Kelompok bidang Ilmu Teknik

    Jumlah mahasiswa pada kelompok bidang ilmu Teknik sebanyak 377.398 mahasiswa. Sebagian besar dari mahasiswa bidang Ilmu teknik tersebut pada jenjang Sarjana (75%), disusul pada jenjang pendidikan Diploma-3 (22%), program Magister (1%), dan sisanya yang kurang dari 1% menyebar di jen-jang pendidikan lainnya. Jumlah dan prosentase mahasiswa pada kelompok bidang Ilmu Teknik berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.6.

  • 56 |

    Gambar 4.6. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Kesehatan ber-

    dasarkan jenjang pendidikan.

    Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu teknik yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program studi S-1 Teknik Sipil, S-1 Teknik Elektro, S-1 Teknik Mesin, dan seterusnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.7 berikut.

    Tabel 4.7. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Teknik dan jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    1. 22201 TEKNIKSIPIL S-1 59.705

    2. 20201 TEKNIKELEKTRO S-1 47.712

    3. 21201 TEKNIKMESIN S-1 43.101

    4. 26201 TEKNIKINDUSTRI S-1 42.064

  • | 57

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    5. 23201 ARSITEKTUR S-1 23.873

    6. 21401 TEKNIKMESIN D-3 18.212

    7. 20401 TEKNIKELEKTRONIKA D-3 14.154

    8. 24201 TEKNIKKIMIA S-1 13.289

    9. 22401 TEKNIKSIPIL D-3 9.479

    10 41231 TEKNOLOGIHASILPERTANIAN S-1 6.604 dan seterusnya ..

    Di samping program studi yang disebutkan pada daftar peringkat pada tabel di atas, masih terdapat jumlah mahasiswa lain yang belajar pada jenjang Diploma-4, Diploma-2, Diploma-1, spesialis dan Profesi. Namun, jumlah mahasiswa pada kelompok program studi dan jenjang pendidikan yang dis-ebutkan terakhir tersebut tidak terlalu signifikan.

    4.3.5. Kelompok Bidang Ilmu Komputer

    Jumlah mahasiswa pada kelompok bidang ilmu Komputer sebanyak 453.553 mahasiswa. Sebagian besar dari mahasiswa bidang Ilmu teknik tersebut pada jenjang Sarjana (55%), disusul pada jenjang pendidikan Diploma-3 (43%), program Magister (1%), dan sisanya yang kurang dari 1% menyebar di jen-jang pendidikan lainnya. Jumlah dan prosentase mahasiswa pada kelompok bidang Ilmu Teknik berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.7.

  • 58 |

    Gambar 4.7. Jumlah dan prosentase mahasiswa bidang ilmu Komputer ber-

    dasarkan jenjang pendidikan.

    Adapun, menurut program studi dalam kelompok bidang Ilmu teknik yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah program S-1 studi Teknik Informatika, D-3 Manajemen Informatika, S-1 Sistem Informasi, dan sete-rusnya seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 berikut.

    Tabel 4.8. Peringkat program studi di kelompok Ilmu Teknik dan jumlah seluruh mahasiswa pada tahun 2007-2008.

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    1. 55201 TEKNIKINFORMATIKA S-1 143.336

    2. 57401 MANAJEMENINFORMATIKA D-3 125.270

    3. 57201 SISTEMINFORMASI S-1 95.164

  • | 59

    Pe-ringkat

    KODE NAMA PROGRAM STUDI Jen-jang

    Jumlah Maha-siswa

    4. 57402 KOMPUTERISASIAKUNTANSI D-3 34.216

    5. 56401 TEKNIKKOMPUTER D-3 20.947

    6. 55401 TEKNIKINFORMATIKA D-3 14.267

    7. 56201 SISTEMKOMPUTER S-1 11.527

    8. 55101 TEKNIKINFORMATIKA S-2 1.799

    9. 57101 SISTEMINFORMASI S-2 1.051

    10 55301 TEKNIKINFORMATIKA D-4 399 dan seterusnya ..

    4.4. Mahasiswa Baru

    Dalam menjaga keberlangsungan kegiatan pendidikannya, perguruan tinggi melakukan rekrutmen mahasiswa baru tidak hanya pada semester ganjil saja tetapi juga di semester genap. Kebijakan penerimaan mahasiswa baru pada setiap semester tersebut dilakukan oleh PTN/PTS di seluruh Kopertis Wi-layah I-XII. Yang berikut adalah bahasan penerimaan mahasiswa baru pada semester ganjil dan genap tahun kuliah 2007-2008.

    Jumlah mahasiswa baru yang diterima pada semester ganjil tahun akademik 2007-2008 sebanyak 1.201.619 orang sedangkan pada semester genap tahun 2007-2008 sebanyak 38.886 orang, penerimaan mahasiswa pada semester genap terkonsentrasi pada jenjang pendidikan paska-sarjana sedangkan jen-jang lainnya hanya menerima mahasiswa pindahan. Jumlah mahasiswa baru secara lengkap berdasarkan Kopertis Wilayah I-XII dan PTN pada setiap tahun-semester disajikan pada Tabel 4.9.

  • 60 |

    Tabel 4.9. Penerimaan Mahasiswa Baru Berdasarkan Tahun-Semester

    Kopertis/PTN 20021 20022 20031 20032 20041 20042 20051 20052 20061 20062 20071 20072

    PTN 246,096 1,602 270,349 1,542 304,837 1,920 358,021 1,324 383,921 3,160 450,891 4,02101 53,399 383 59,631 189 65,257 1,456 67,059 2,148 76,650 1,832 79,940 02 22,433 498 23,794 656 26,625 988 30,523 385 39,850 865 45,804 1,20503 120,254 3,511 120,042 4,173 122,131 4,353 120,951 5,262 120,499 6,086 117,381 10,16704 70,865 689 73,185 849 76,848 993 85,786 1,870 101,839 1,894 98,572 2,31605 44,857 170 40,269 328 37,671 373 35,340 1,089 32,611 1,630 35,401 2,15106 44,074 414 44,031 399 47,257 798 49,292 2,080 53,816 1,293 66,090 3,90207 79,883 985 78,182 797 74,096 3,421 84,979 3,907 88,721 5,921 101,747 10,66108 16,745 18 19,210 98 22,500 29 24,184 90 30,560 83 38,632 24409 36,058 452 36,920 647 41,796 1,229 48,646 1,028 65,191 1,317 82,258 2,32310 20,048 145 22,055 339 23,679 530 27,033 679 32,766 576 37,883 1,30411 18,843 22 18,671 95 18,282 46 18,257 174 23,284 632 26,499 48112 12,601 34 11,134 15 12,722 99 12,831 75 15,754 172 20,521 111

    TOTAL 786,156 8,923 817,473 10,127 873,701 16,235 962,902 20,111 1,065,462 25,461 1,201,619 38,886 795,079 827,600 889,936 983,013 1,090,923 1,240,505

  • | 61

    Data pada Tabel 4.9 di atas juga memberi informasi lebih lanjut bahwa Kopertis Wilayah III DKI Jakarta adalah daerah yang paling banyak menerima mahasiswa baru; yakni, sebanyak 117.381 orang (9,77%). Peringkat berikutnya adalah Kopertis Wilayah VII Jawa Timur yang menerima mahasiswa baru sebanyak 101.747 orang (8,47%) dan Kopertis Wilayah IV Jabar/Banten yang me-nampung mahasiswa baru sebanyak 98.572 orang (8,20%). Semen-tara itu, perguruan tinggi negeri (PTN) yang berjumlah sebanyak 82 institusi menerima 450.891 orang mahasiswa baru atau 37,52% dari total mahasiswa baru pada semester ganjil tahun 2007-2008.

    Sementara itu, berdasarkan jenjang pendidikan jumlah mahasiswa baru semester ganjil tahun 2007-2008 pada jenjang pendidikan Sar-jana menerima mahasiswa dengan proporsi sebanyak 70%, pro-gram pendidikan Diploma-3 sebanyak 21%, program Magister se-banyak 4%, dan sisanya pada program pendidikan Doktor, Spesia-lis-1, Profesi, dan Diploma I, II, IV. Jumlah mahasiswa dan pro-porsinya berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Gam-bar 4.8. yang berikut.

    Gambar 4.8. Jumlah dan proporsi mahasiswa baru berdasarkan jen-

    jang pendidikan pada semester ganjil tahun 2007-2008

    .

  • 62 |

  • | 63

    BAB V: ANALISA

    5.1 ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)

    Permasalahan di pendidikan tinggi menyangkut pemerataan kesempatan da-lam memperoleh pendidikan tinggi bagi warga negara dalam kelompok usia 19-24 tahun. Pembangunan Jangka Panjang II menyatakan pemerataan itu dengan indikator yang dinamakan Angka Partisipasi Kasar disingkat APK. Indikator itu menunjukan nisbah antara jumlah mahasiswa keseluruhan dan besarnya populasi dalam kelompok usia 19-24 tahun.

    Besar APK pada akhir Pelita V kurang lebih 10%. Dalam Pembangunan Jangka Panjang II dicantumkan sasaran APK sebagai berikut. Pada tahun 2000 ditetapkan sasaran APK sebesar 12.8%; 15% pada tahun 2005, dan 25% pada tahun 2020. Pada perjalanannya APK tahun 2005 tercapai sebesar 15.26%, tahun 2006 sebesar 16,91%, dan tahun 2007 sebesar 17.26%. Diha-rapkan sasaran 25