Poroposal PTK
-
Upload
dickyamboro -
Category
Documents
-
view
115 -
download
0
description
Transcript of Poroposal PTK
i
UPAYA PENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SDN 02 PANDEAN
MELALUI PROGRAM HAFALAN BACAAN SHOLAT SEBELUM
MASUK KELAS
OLEH:
DICKY AMBORO HARDIANTO
NPM.09.141.049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
JANUARI 2013
i
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah yang telah
melimpahkan segala karunia dan memberikan segala kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa Sdn 02 Pandean Melalui Program Hafalan Bacaan Sholat Sebelum Masuk
Kelas” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
proposal ini dapat terselesaikan, terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. Parji, M.Pd., selaku Rektor IKIP PGRI Madiun.
2. Bapak Drs. Vitalis Djarot Soemarwoto, M.Pd., selaku Dekan FIP IKIP
PGRI Madiun.
3. Bapak Drs. Ibadullah Malawi, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M. Pd., selaku Dosen Mata Kuliah.
5. Bapak Djuwadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pandean Madiun
yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan proposal
ini.
6. Teman-teman mahasiswa IKIP PGRI Madiun yang telah memberikan
dukungan, semangat dan doa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi tercapainya mutu yang lebih baik. Besar harapan penulis, proposal
ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Madiun, Januari 2013
Penulis
ii
iii
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ditemukan fakta bahwa siswa siswi di SDN 02 Pandean masih banyak
yang belum memiliki sikap disiplin. Di antara siswa siswi itu masih banyak
yang datang terlambat ke sekolah, bahkan saat mengikuti pelajaran mereka
masih sering seenaknya sendiri. Ketika mereka diberikan pelajaran oleh guru,
banyak siswa yang masih bermain sendiri, akibatnya materi pelajaran pun
sulit diterima. Keadaan seperti ini merupakan sedikit dampak dari ketidak-
disiplinan para siswa. Di SDN 02 Panden, waktu masuk bagi para siswa
adalah jam 07.00. Sebenarnya sebelum jam masuk itupun banyak siswa yang
sudah hadir di sokolah. Sebagian besar dari mereka memilih untuk bermain di
halaman, berkejar-kejaran, main bola, dll. Hal itu sebenarnya juga dapat
menimbulkan masalah di kelas. Mereka jadi kurang siap menerima pelajaran
dari guru.
Sebagian besar dari guru tidak terlalu mempermasalahkan hal
tersebut. Bagi sebagian guru itu beranggapan bahwa tugas mereka hanyalah
mengajar, memberikan materi pelajaran kepada siswa tanpa memperhatikan
bagaimana keadaan dari siswa itu sendiri. Apakah siswa itu sudah siap
menerima pelajaran atau belum tidak menjadi masalah bagi guru. Yang
penting bagi guru adalah kewajiban mereka telah dilaksanakan. Bila hal ini
dibiarkan terus menerus, secara tidak langsung akan berdampak pada hasil
belajar atau prestasi dari siswa siswi SDN 02 Pandean.
Sampai saat ini sebenarnya prestasi belajar dari siswa SDN 02
Pandean tidaklah buruk. Prestasi SDN 02 Pandean masih masuk 10 besar di
Kecamaatan Taman, Madiun. Ini juga terbukti dari masih banyaknya siswa
yang terdaftar di SDN 02 Pandean sebanyak 371 siswa terbagi dalam 12
kelas. Ini membuktikan masih diminatinya SDN 02 Pandean ini.
1
2
Jumlah guru di SDN 02 Pandean ini 25 orang, dan sebagian besar
adalah guru yang sudah tua. Keadaan ini juga membuat kurang adanya ide-
ide baru yang muncul untuk mengatasi masalah di atas. Sehingga keadaan
tersebut masih terus berlangsung.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan
berupaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa ketika di sekolah dengan
mengadakan program hafalan bacaan sholat sebelum masuk kelas. Dengan
program ini diharapkan siswa jadi lebih siap dalam menerima pelajaran yang
akan diberikan oleh guru. Selain itu siswa juga diharapkan dapat
mempraktekkan hafalan ini ketika sholat di rumah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah program hafalan bacaan sholat dapat dilaksanakan oleh
siswa SDN 02 Pandean?
2. Apa keuntungan siswa dalam pelaksanaan program hafalan bacaan sholat
sebelum masuk kelas?
C. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah kurang adanya kedisiplinan siswa SDN
02 Pandean, akan dilakukan program hafalan bacaan sholat sebelum masuk
kelas. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Yang sebenarnya jadwal masuk kelas adalah jam 07.00, jam 06.45 sudah
dibunyikan bel masuk.
2. Seluruh siswa berkumpul di halaman sekolah, di depan kantor guru.
3. Perwakilan kelas 6 maju ke depan untuk memimpin siswa yang lain
melakukan hafalan dengan tetap dibimbing oleh guru agama.
2
3
4. Bacaan yang harus dihafalkan adalah mulai dari niat sholat, takbiratul
ihram, do’a iftitah, surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud,
duduk diantara dua sujud, tahiyat awal dan tahiyat akhir.
5. Setelah bacaan sholat selasai, dilanjutkan membaca do’a untuk orang tua
dan beberapa asmaul husna.
6. Guru wali kelas berada di belakang barisan siswa untuk tetap mengawasi
kegiatan hafalan tersebut.
7. Wali kelas bertugas memastikan setiap siswa mengikuti program hafalan
ini dengan khidmat, dan bila ada siswa yang ramai guru segera
menegurnya.
8. Setelah kegiatan ini selesai, siswa langsung membubarkan diri dan
masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana program hafalan bacaan sholat dapat
dilaksanakan.
2. Mengetahui keuntungan siswa dalam pelaksanaan program hafalan
bacaan sholat.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bersifat
teoritik pada khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di
SD.
1. Dilihat dari segi teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan,
adapun manfaatnya adalah :
a) Memberikan kemudahan kepada guru di sekolah tempat penelitian
ini agar dapat memberikan materi pelajaran secara baik yang dapat
3
4
digunakan sebagai upaya peningkatan proses pembelajaran melalui
suasa kelas yang kondusif selama KBM berlangsung.
b) Memberikan sumbangan penelitian dalam bidang pendidikan yang
ada kaitannya dengan upaya peningkatan suasana disiplin dan
menyenangkan agar dapat meningkatkan pula antusiasme peserta
didik dalam proses belajar.
2. Dilihat dari segi praktis
Hasil-hasil dari penelitian ini juga dapat bermanfaat dari segi praktis,
yaitu:
a) Kegunaan bagi siswa
Melalui program hafalan bacaan sholat ini, siswa diharapkan dapat
menghafal bacaan sholat dengan benar dan dapat mempraktikan
sholat di rumah.
b) Kegunaan bagi guru
Penelitian ini dimungkinkan dapat terus diterapkan kepada para
siswa supaya menjadi kebiasaan dalam diri siswa dan
menumbuhkan ketaqwaan dan kedisiplinan mereka.
c) Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk
melakukan penelitian sejenis.
4
5
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Konsep Disiplin
a. Konsep Penerapan Sikap Disiplin Dalam Pendidikan.
Dalam arti yang luas disiplin mencakup setiap macam
pengaruh yang ditujukan untuk membantu siswa agar mereka dapat
mamahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan yang mungkin
ingin ditujukan siswa terhadap lingkungannya. Dengan disiplin
siswa diharapkan bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan
tertentu dan mejauhi larangan tertentu. Kesedian semacam ini harus
dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara
kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas di sekolah,
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Jadi menegakkan desiplin
tidak bertujuan untuk” mengurangi kebebasan dan kemerdekaan
peserta didik akan sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang
lebih besar kepada peserta didik dalam batas batas kemampuannya .
Akan tetapi jika kebebasan peserta didik terlampau dikurangi,
dikekang dengan peraturan maka peserta didik akan berontak dan
mengalami frustasi dan kecemasan” ( Drs. Ahmad Rohani HM
dkk, ; 126 ).
Sesuai dengan pendapat tersebut desiplin yang dilaksanakan
disekolah terhadap siswa, siswa akan belajar hidup dengan
pembiasaan yang baik, positif dan bermanfat bagi dirinya dan
lingkungannya baik pada saat bersekolah maupun untuk bekal hidup
dikemudian hari. Tetapi pendekatan dengan penegakan disiplin
tersebut janganlah sampai membuat siswa tertekan, dan
penerapannya harus pula demokratis dalam artian mendidik.
5
6
Namun demikian mulianya tujuan penegakan disiplin
seringkali tidak mendapat respons yang positif dari siswa hal ini
dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu: a) kepemimpinan guru atau
kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan sikap siswa yang
agresif ingin brontak akibat kekangan dan perlakuan yang tidak
manusiawi, b) kurang diperhatikannya kelompok minoritas baik
yang berada diatas rata-rata maupun yang berada dibawah rata-rata
dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan di
sekolah, c) siswa kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam
tanggung sekolah, d) latar belakang kehidupan keluarga dan e)
sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepas
tanggung jawab. Diantara penyebab pelanggaran tersebut
pelanggaran yang umum sering terjadi karena:
1) kebosanan siswa dalam kelas, dikarenakan yang dikerjakan
siswa monoton tidak ada variasai dalam proses pembelajaran.
2) Siswa kurang mendapat perhatian dan apresiasi yang wajar bagi
mereka yang berhasil. Untuk mengatasi hal ini seorang guru
sebagai pendidik harus memilih strategi, metoda dan berbagai
pendekatan yang bervariasi agar tujuan yang telah direncanakan
dapat tercapai.
b. Penerapan Disiplin Melalui pembiasaan.
Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai
pengaruh yang positif bagi kehidupan peserta didik di masa yang
akan datang. Pada mulanya memang disiplin dirasakan sebagai suatu
aturan yang mengekang kebebasan peserta didik. Akan tetapi bila
aturan ini dirasakan sebagai suatu yang memang seharusnya dipatuhi
secara sadar untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka
lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke
arah disiplin diri sendiri ( self discipline ).
6
7
Disiplin tidak lagi merupakan suatu yang datang dari luar
yang memberikan keterbatasan tertentu akan tetapi disiplin telah
merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu hal
yang wajar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengalaman utama dalam pelaksanaan disiplin akan
memberikan kerangka dalam keteraturan hidup selanjutnya. Disiplin
diri sendiri hanya akan tumbuh dalam suatu suasana di mana antara
guru dan para peserta didik terjalin sikap persahabatan yang berakar
pada dasar saling hormat menghormati dan saling mempercayai.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Kurang Disiplin
Sikap siswa kurang desiplin di sekolah dipengaruhi dari
berbagai faktor. Hal ini karena siswa berasal dari berbagai latar
belakang kehidupan sosial ekonomi maupun derajat pendidikan
orang tuanya. Faktor –faktor tersebut diantaranya adalah
1. Sekolah kurang menerapkan disiplin. Sekolah yang kurang
menerapkan disiplin, maka siswa biasanya kurang
bertanggung jawab karena siswa menganggap tidak
melaksanakan tugas pun di sekolah tidak dikenakan sanksi,
tidak dimarahi guru.
2. Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan anak yang kurang
baik perilakunya akan berpengaruh terhadap anak yang
diajaknya berintraksi sehari hari..
3. Cara hidup di lingkungan anak tinggal. Anak yang tinggal di
lingkungan hidupnya kurang baik, maka anak akan cendrung
bersikap dan berperilaku kurang baik pula.
4. Sikap orang tua. Anak yang dimanjakan oleh orang tuanya
akan cendrung kurang bertanggung jawab dan takut
menghadapi tantangan dan kesulitan kesulitan, begutu pula
7
8
seballiknya anak yang sikap orang tuanya otoriter, maka anak
akan menjadi penakut dan tidak berani mengambil keputusan
dalam bertindak.
5. Keluarga yang tidak harmonis. Anak yang tumbuh dikeluarga
yang kurang harmonis ( home broken ) biasanya akan selalu
mengganggu teman dan sikapnya kurang disiplin.
6. Latar belakang kebiasan dan budaya. Budaya dan tingkat
pendidikan orang tuanya akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku anak. Anak yang hidup dikeluarga yang baik dan
tingkat pendidikan orang tunya bagus maka anak akan
cendrung berperilaku yang baik pula.
Bedasarkan uraian tersebut di atas maka sikap disiplin dan
bertanggung jawab siswa sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Bukan semat-mata dipengaruhi oleh faktor internal. Hal ini sesuai
dengan pendapat ahli filsafat John Locke ( 1632 – 1704)
mengajarkan” bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-
faktor lingkungan terutama pendidikan. Beliau berkesimpulan bahwa
tiap individu lahir sebagai kertas putih dan lingkungan tersebutlah
yang akan ”menulisi” kertas putih tersebut’.
Jadi dengan demikian, bahwa lingkungan yang baiklah yang
dapat membentuk dan membina pribadi yang ideal, dan buakan
semata-mata dari bakat anak tersebut.
2. Pentingnya Belajar Sholat Bagi Siswa
Pendidikan Agama Islam sudah diterapkan di sekolah mulai
dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas bahkan sampai
Perguruan Tinggi. Pendidikan Agama Islam menjadi mata pelajaran
wajib yang harus ditempuh oleh siswa yang beragama Islam di setiap
jenjang pendidikan di Indonesia,dengan maksud agar semua peserta
8
9
didik dapat menjalankan ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dinyatakan oleh Hidayat, Abdurrahman dan
Nurbayan (2009:2) yang mengungkapkan bahwa:
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan
keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran
agamanya yang dilaksanakan sekurangkurangnya melalui mata
pelajaran/ kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Diperkuat lagi oleh Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 dan 2 sebagai
berikut:
Ayat (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat: a) pendidikan agama; b) pendidikan kewarganegaraan;
c) bahasa; d) matematika; e) ilmu pengetahuan alam; f) ilmu
pengetahuan sosial: g) seni dan budaya; h) pendidikan jasmani
dan olahraga; i) keterampilan/kejuaruan; dan j) muatan lokal.”
dan ayat (2) “Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: a)
pendidikan agama; b) pendidikan kewarganegaraan; dan c)
bahasa.
Dari penggalan undang-undang diatas tertulis jelas bahwa
pendidikan agama menjadi kurikulum wajib pada setiap jenjang
pendidikan, hal ini menunjukan bahwa pendidikan agama khususnya
pendidikan agama Islam harus diterima dan dipelajari oleh siswa
sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Memperhatikan beberapa pernyataan diatas, dimana siswa-
siswa diwajibkan menerima dan mempelajari PAI di sekolah yang
seharusnya siswa-siswa dapat berakhlak karimah sesuai dengan apa
yang dipelajarinya, tetapi realitas dilapangan masih banyak siswa
9
10
yang tidak berakhlakul karimah sesuai dengan tujuan pendidikan
agama Islam. Hal ini ditunjukan dengan maraknya perilaku
menyimpang dilakukan siswa dan termasuk di dalamnya perilaku
tidak disiplin yang melanggar aturan dan tatatertib.
Maka dari itu, salah satu materi dari Pendidikan Agama Islam
yang harus diberikan pada siswa di SD adalah materi tentang sholat.
Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu melakukan praktik
sholat. Diharapkan pula siswa mampu melaksanakan kewajiban ini
bukan semata-mata karena perintah dari guru di sekolah saja,
melainkan bisa menganggap sholat adalah kebutuhan bagi dirinya
sendiri dan tidak dapat ditinggalkan. Dalam materi ini siswa belajar
tentang bagaimana sholat itu dilakukan, tidak hanya mengetahui
gerakannya saja melainkan juga hafal bacaan yang ada di dalam
sholat.
Bahkan di kelas VI, pada pelajaran agama islam sudah ada
SD dan KD tentang praktik sholat. Jadi siswa harus benar-benar
mampu mempraktikan sholat untuk dapat lulus dari SK dan KD ini.
Melalui program hafalan bacaan sholat ini, diharapkan akan
dapat memudahkan siswa terutama kelas VI untuk bisa melakukan
praktik sholat. Selain itu bagi siswa yang lain, program ini juga
untuk mengenalkan sejak dini bagaimana bacaan sholat itu. Karena
bila sesuatu diajarkan sejak kecil akan lebih mudah melekat pada
ingatan para siswa. Apalagi kegiatan ini adalah sesuatu yang baik,
yang mana nanti akan dijalankan sebagai kewajiban bagi umat islam
atau muslim.
3. Siswa Harus Tahu Tata Cara Sholat Yang Benar
Untuk mengetahui bagaimana tata cara sholat yang benar,
disini guru agamamemegang peranan yang penting. Guru agama
harus mampu memberikan materi tentang sholat ini secara rinci dan
10
11
jelas, sehingga siswa siswi akan mudah memahami dan bisa
mempraktikan dengan benar. Mengingat materi ini cukup panjang,
guru haruslah pandai-pandai mengelola kelas. Sehingga siswa tidak
bosan dalam menerima pelajaran.
Selain melalui guru agama, siswa seharusnya juga bisa
memperoleh materi sholat dari perpustakaan. Di perpustakaan juga
tersedia beberapa buku mengenai tata cara melakukan sholat,
bacaan-bacaan dalam sholat juga kumpulan doa sehari-hari.
Sebaiknya siswa juga diminta untuk mau memanfaatkan keberadaan
perpus ini untuk menambah pengetahuannya, tidak hanya
bergantung pada guru agama. Jadi melalui alternatif ini, diharapkan
siswa lebih cepat dalam menguasai materi tentang sholat.
4. Hubungan Disiplin Dengan Program Hafalan Bacaan Sholat
Pada Tafsir (Sauri, 2010: 172) menjelaskan bahwa
“pendidikan umum harus ditujukan untuk membina manusia agar
mampu mengendalikan diri”.“Kemampuan pengendalian diri dengan
sepenuhnya hanya mungkin terjadi apabila manusia terikat kuat pada
nilai-nilai yang diajarkan Tuhan” (Sauri, 2010: 172). Dari beberapa
pernyataaan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan umum
harus mampu membentuk manusia yang mampu mengendalikan diri
secara sempurna, pengendalian diri yang sempurna tersebut dapat
dilakukan jika manusia tersebut benar-benar terikat kuat tehadap
nilai-nilai yang diajarkan agama, khusunya agama Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah sebagai bentuk pengajaran
Allah SWT.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlaq mulia merupakan
prioritas utama dalam pembangunan karakter bangsa ini, sebab
symbol karakterbangsa ini sudah terlihat dari tujuan pendidikan
nasional yang tersirat dalam pasal 3 undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Dan termasuk akhlak mulia
11
12
dalam karakter bangsa yang menjadi salah satu nilai pendidikan
karakter adalah sikap disiplin.
Selain itu, melalui program hafalan bacaan sholat ini, siswa
secara tidak langsung akan dipaksa untuk berbuat disiplin. Dimulai
dari harus hadir lebih awal dari biasanya, siswa juga harus mampu
baris dengan rapi. Karena bila barisan belum rapi, hafalan bacaan
sholat ini juga belum akan berlajan sehingga siswa akan berdiri lebih
lama di halaman. Selain itu guru wali dari masing-masing kelas juga
ikut mendampingi siswa siswi selama kegiatan ini berlangsung. Dan
apabila kegiatan ini terus berlangsung, secara tidak langsung akan
memunculkan sikap disiplin siswa. Kedisiplinan siswa akan muncul
seiring dengan kebiasaan yang dilakukan terus menerus.
Kegiatan ini juga akan mengurangi kemungkinan siswa yang
terlambat masuk kelas, karena kegiatan ini dilakukan sebelum jam
masuk. Jadi, sebelum memulai pelajaran di kelas siswa sudah siap
untuk melakukan kegiatan hafalan ini di halaman.
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Jika “Program hafalan bacaan sholat” terlaksana di SDN 02
Pandean maka kedisiplinan siswa akan meningkat.
12
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan pada
tanggal 01 Oktober – 30 Oktober 2012 di SDN 02 Pandean Kota Madiun.
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan negosiasi dan kolaborasi
dengan kepala sekolah dan juga guru agama.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 02 Pandean Madiun. Lokasi
tersebut berdekatan dengan kampus IKIP PGRI MADIUN dan berada di
tengah kota. Dengan demikian sekolah tersebut memiliki kemudahan
dalam mengakses sumber informasi. Selain itu, tempat penelitian ini saya
pilih, karena tempat ini merupakan tempat saya PPL. Selama PPL peneliti
menemukan sesuatu kejanggalan dalam sikap disiplin dan tanggung jawab
siswa. Dalam pikiran peneliti hal ini kalau terus dibiarkan akan
mempengaruhi watak, sikap dan kebiasan serta perilaku siswa dikemudian
hari yang tentunya akan mempengaruhi tercapainya tujuan dari pendidikan
itu sendiri, terutama dari kualitasnya.
Harapan dari peneliti, siswa yang disiplin dan bertanggung jawab
di sekolah prestasi belajarnya pun akan meningkat pula. Dengan harapan
hasil penelitian ini agar menjadi bahan pertimbangan bagi rekan rekan
sejawat dalam mendidik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di
tempat peneliti bertugas. Itulah alasan peneliti memilih tempat penelitian
ini.
13
14
B. Subyek Penelitian
Sebagai subyek penelitian ini, karena yang saya lakukan adalan
Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) adalah seluruh siswa siswa SDN 02
Pandean, Kota Madiun tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa yang
ada di SDN 02 Pandean sebanyak 371 siswa.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah
(PTS). Penelitian Tindakan Sekolah adalah penelitian yang bertujuan
meningkatkan kualitas dari peserta didik.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (School
Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian
berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Taggar R (1988) yang mencakup
kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observation), refleksi (reflection) atau evaluasi.
D. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dimulai dengan melakukan pengamatan
terhadap semua kegiatan pagi yang ada di sekolah. Peneliti sebagai
pengumpul data mempersiapkan catatan yang akan digunakan untuk
mencatat apa saja yang terjadi di sekolah. Misalnya adakah yang terlambat
masuk kelas, bagaimanakah kondisi belajar ketika di kelas, dll. Peneliti
kemudian melakukan sharing dengan kepala sekolah mengenai apa saja
yang sudah peneliti temukan.
E. Pelaksanaan Tindakan
Model pelaksanaan PTS ini menggunakan model PTK “guru sebagai peneliti”
dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart (1990) dengan digambarkan sebagai berikut:
14
15
1. Siklus I
a. Planning atau Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini diawali dengan
mengadakan pengamatan dengan pedoman pengamatan yang telah
disusun sebelum melakukan penelitian. Peneliti menyiapkan apa saja
yang sekiranya diperlukan. Misalnya catatan atau lembar observasi
b. Action & observing
Pada tahap ini, program hafalan bacaan sholat sudah berlangsung.
Peneliti mengamati kegiatan ini berlangsung. Selama kegiatan
berlangsung, peneliti mencatt apa saja yang terjadi. Misalnya
15
Planning
Action & observing
Reflecting
Revise
Siklus 1
Planning
Action & observing
Reflecting
Revise
Siklus 2
dst.
16
bagaimana respon siswa terhadap kegiatan ini. Selain itu peneliti juga
mendokumentasikan kegiatan. Peneliti mencatat apa-apa yang kiranya
masih perlu dibenahi, dan kemudian diperbaiki agar kegiatan hari
selanjutnya berjalan lebih baik.
c. Reflection
Berdasarkan pengamatan hari pertama, peneliti melakukan refleksi
tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan. Peneliti mengamati factor
apa saja yang masih kurang dan yang harus diperbaiki. Kemudian
peneliti menntukan tindakan apa lagi yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan hasil dari kegiatan ini
d. Revise-plan
Setelah melakukan refleksi, peneliti akan menemukan kekurangan dan
kelebihan dari program ini. Apakah sekiranya program ini benar
memunculkan manfaat atau tidak. Bila selama program ini berjalan
dan masih belum optimal, program akan dilanjutkan pada siklus 2
dengan alur yang sama.
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar Pengamatan atau lembar observasi
2. Lembar wawancara
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
teknik observasi. Spradly tahun 1980 yang dikutip oleh Dra. Ari
Pudjiastuti, M.Pd., Widyaiswara P4TK PKn dan IPS Malang, 2007
menyebutkan, bahwa teknik observasi adalah suatu pengamatan dan
pencatatan sistimatis dan teratur mengenai objek yang sedang diteliti,
16
17
observasi menjadi teknik pengumpulan data yang baik bagi penelitian
yang ingin menjaring data tentang perilaku/sikap. Observasi terutama
ditujukan untuk memperoleh data berkaitan dengan apa yang dikerjakan
(cultural behavior) dan apa yang dibuat dan dipergunakan (cultural
artifacts) oleh partisipan. ( Spradly, 1980 ).
Bentuk observasi yang peneliti pakai adalah observasi secara
langsung. Yang dimaksud dengan observasi secara langsung adalah
pengamatan langsung pada obyek yang diamati yaitu siswa itu sendiri
2. Teknik wawancara.
Yang dimaksud dengan wawancara adalah ”proses memperoleh
keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan
responden atau tanpa menggunakan pedoman (guide).
Wawancara yang peneliti lakukan adalah dengan Kepala Sekolah
dan juga beberapa guru yang ada di SDN 02 Panden terutama guru mata
pelajaran agama berkaitan dengan kedisiplinan siswa di sekolah.
H. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Data berupa catatan hasil observasi, foto, dan data kunjungan
perpustakaan akan dikelompokkan dan dianalisa untuk mendapatkan
kesimpulan.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Edy Siswanto, dkk. 2012 : Penelitian Tindakan Kelas. Madiun : IKIP
PGRI Madiun
Moh. Rifa’i. 2011. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT.
Karya Toha Putra.
http://contoh-ptk-skripsi-tesis.blogspot.com/2011/02/ptk-smp-008-upaya-
peningkatan.html diakses pada tanggal 5/ 1/ 2013
http://makalah-tentang-disiplin-dalam_3265.html diakses pada tanggal 5/
1/ 2013
http://berita-168-siswa-man-babakan-ciwaringin-wajib-menghafal-
quran.html diakses pada tanggal 5/ 1/ 2013
18