Poroposal PTK

33
i UPAYA PENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SDN 02 PANDEAN MELALUI PROGRAM HAFALAN BACAAN SHOLAT SEBELUM MASUK KELAS OLEH: DICKY AMBORO HARDIANTO NPM.09.141.049 i

description

Upaya Peningkatan Disiplin

Transcript of Poroposal PTK

Page 1: Poroposal PTK

i

UPAYA PENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA SDN 02 PANDEAN

MELALUI PROGRAM HAFALAN BACAAN SHOLAT SEBELUM

MASUK KELAS

OLEH:

DICKY AMBORO HARDIANTO

NPM.09.141.049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

JANUARI 2013

i

Page 2: Poroposal PTK

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah yang telah

melimpahkan segala karunia dan memberikan segala kemudahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa Sdn 02 Pandean Melalui Program Hafalan Bacaan Sholat Sebelum Masuk

Kelas” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan

dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

proposal ini dapat terselesaikan, terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Parji, M.Pd., selaku Rektor IKIP PGRI Madiun.

2. Bapak Drs. Vitalis Djarot Soemarwoto, M.Pd., selaku Dekan FIP IKIP

PGRI Madiun.

3. Bapak Drs. Ibadullah Malawi, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M. Pd., selaku Dosen Mata Kuliah.

5. Bapak Djuwadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pandean Madiun

yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan proposal

ini.

6. Teman-teman mahasiswa IKIP PGRI Madiun yang telah memberikan

dukungan, semangat dan doa.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih

jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi tercapainya mutu yang lebih baik. Besar harapan penulis, proposal

ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Madiun, Januari 2013

Penulis

ii

Page 3: Poroposal PTK

iii

iii

Page 4: Poroposal PTK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditemukan fakta bahwa siswa siswi di SDN 02 Pandean masih banyak

yang belum memiliki sikap disiplin. Di antara siswa siswi itu masih banyak

yang datang terlambat ke sekolah, bahkan saat mengikuti pelajaran mereka

masih sering seenaknya sendiri. Ketika mereka diberikan pelajaran oleh guru,

banyak siswa yang masih bermain sendiri, akibatnya materi pelajaran pun

sulit diterima. Keadaan seperti ini merupakan sedikit dampak dari ketidak-

disiplinan para siswa. Di SDN 02 Panden, waktu masuk bagi para siswa

adalah jam 07.00. Sebenarnya sebelum jam masuk itupun banyak siswa yang

sudah hadir di sokolah. Sebagian besar dari mereka memilih untuk bermain di

halaman, berkejar-kejaran, main bola, dll. Hal itu sebenarnya juga dapat

menimbulkan masalah di kelas. Mereka jadi kurang siap menerima pelajaran

dari guru.

Sebagian besar dari guru tidak terlalu mempermasalahkan hal

tersebut. Bagi sebagian guru itu beranggapan bahwa tugas mereka hanyalah

mengajar, memberikan materi pelajaran kepada siswa tanpa memperhatikan

bagaimana keadaan dari siswa itu sendiri. Apakah siswa itu sudah siap

menerima pelajaran atau belum tidak menjadi masalah bagi guru. Yang

penting bagi guru adalah kewajiban mereka telah dilaksanakan. Bila hal ini

dibiarkan terus menerus, secara tidak langsung akan berdampak pada hasil

belajar atau prestasi dari siswa siswi SDN 02 Pandean.

Sampai saat ini sebenarnya prestasi belajar dari siswa SDN 02

Pandean tidaklah buruk. Prestasi SDN 02 Pandean masih masuk 10 besar di

Kecamaatan Taman, Madiun. Ini juga terbukti dari masih banyaknya siswa

yang terdaftar di SDN 02 Pandean sebanyak 371 siswa terbagi dalam 12

kelas. Ini membuktikan masih diminatinya SDN 02 Pandean ini.

1

Page 5: Poroposal PTK

2

Jumlah guru di SDN 02 Pandean ini 25 orang, dan sebagian besar

adalah guru yang sudah tua. Keadaan ini juga membuat kurang adanya ide-

ide baru yang muncul untuk mengatasi masalah di atas. Sehingga keadaan

tersebut masih terus berlangsung.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan

berupaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa ketika di sekolah dengan

mengadakan program hafalan bacaan sholat sebelum masuk kelas. Dengan

program ini diharapkan siswa jadi lebih siap dalam menerima pelajaran yang

akan diberikan oleh guru. Selain itu siswa juga diharapkan dapat

mempraktekkan hafalan ini ketika sholat di rumah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah program hafalan bacaan sholat dapat dilaksanakan oleh

siswa SDN 02 Pandean?

2. Apa keuntungan siswa dalam pelaksanaan program hafalan bacaan sholat

sebelum masuk kelas?

C. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah kurang adanya kedisiplinan siswa SDN

02 Pandean, akan dilakukan program hafalan bacaan sholat sebelum masuk

kelas. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Yang sebenarnya jadwal masuk kelas adalah jam 07.00, jam 06.45 sudah

dibunyikan bel masuk.

2. Seluruh siswa berkumpul di halaman sekolah, di depan kantor guru.

3. Perwakilan kelas 6 maju ke depan untuk memimpin siswa yang lain

melakukan hafalan dengan tetap dibimbing oleh guru agama.

2

Page 6: Poroposal PTK

3

4. Bacaan yang harus dihafalkan adalah mulai dari niat sholat, takbiratul

ihram, do’a iftitah, surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i’tidal, sujud,

duduk diantara dua sujud, tahiyat awal dan tahiyat akhir.

5. Setelah bacaan sholat selasai, dilanjutkan membaca do’a untuk orang tua

dan beberapa asmaul husna.

6. Guru wali kelas berada di belakang barisan siswa untuk tetap mengawasi

kegiatan hafalan tersebut.

7. Wali kelas bertugas memastikan setiap siswa mengikuti program hafalan

ini dengan khidmat, dan bila ada siswa yang ramai guru segera

menegurnya.

8. Setelah kegiatan ini selesai, siswa langsung membubarkan diri dan

masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana program hafalan bacaan sholat dapat

dilaksanakan.

2. Mengetahui keuntungan siswa dalam pelaksanaan program hafalan

bacaan sholat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bersifat

teoritik pada khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di

SD.

1. Dilihat dari segi teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan,

adapun manfaatnya adalah :

a) Memberikan kemudahan kepada guru di sekolah tempat penelitian

ini agar dapat memberikan materi pelajaran secara baik yang dapat

3

Page 7: Poroposal PTK

4

digunakan sebagai upaya peningkatan proses pembelajaran melalui

suasa kelas yang kondusif selama KBM berlangsung.

b) Memberikan sumbangan penelitian dalam bidang pendidikan yang

ada kaitannya dengan upaya peningkatan suasana disiplin dan

menyenangkan agar dapat meningkatkan pula antusiasme peserta

didik dalam proses belajar.

2. Dilihat dari segi praktis

Hasil-hasil dari penelitian ini juga dapat bermanfaat dari segi praktis,

yaitu:

a) Kegunaan bagi siswa

Melalui program hafalan bacaan sholat ini, siswa diharapkan dapat

menghafal bacaan sholat dengan benar dan dapat mempraktikan

sholat di rumah.

b) Kegunaan bagi guru

Penelitian ini dimungkinkan dapat terus diterapkan kepada para

siswa supaya menjadi kebiasaan dalam diri siswa dan

menumbuhkan ketaqwaan dan kedisiplinan mereka.

c) Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk

melakukan penelitian sejenis.

4

Page 8: Poroposal PTK

5

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Konsep Disiplin

a. Konsep Penerapan Sikap Disiplin Dalam Pendidikan.

Dalam arti yang luas disiplin mencakup setiap macam

pengaruh yang ditujukan untuk membantu siswa agar mereka dapat

mamahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan yang mungkin

ingin ditujukan siswa terhadap lingkungannya. Dengan disiplin

siswa diharapkan bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan

tertentu dan mejauhi larangan tertentu. Kesedian semacam ini harus

dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka memelihara

kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas di sekolah,

sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Jadi menegakkan desiplin

tidak bertujuan untuk” mengurangi kebebasan dan kemerdekaan

peserta didik akan sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang

lebih besar kepada peserta didik dalam batas batas kemampuannya .

Akan tetapi jika kebebasan peserta didik terlampau dikurangi,

dikekang dengan peraturan maka peserta didik akan berontak dan

mengalami frustasi dan kecemasan” ( Drs. Ahmad Rohani HM

dkk, ; 126 ).

Sesuai dengan pendapat tersebut desiplin yang dilaksanakan

disekolah terhadap siswa, siswa akan belajar hidup dengan

pembiasaan yang baik, positif dan bermanfat bagi dirinya dan

lingkungannya baik pada saat bersekolah maupun untuk bekal hidup

dikemudian hari. Tetapi pendekatan dengan penegakan disiplin

tersebut janganlah sampai membuat siswa tertekan, dan

penerapannya harus pula demokratis dalam artian mendidik.

5

Page 9: Poroposal PTK

6

Namun demikian mulianya tujuan penegakan disiplin

seringkali tidak mendapat respons yang positif dari siswa hal ini

dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu: a) kepemimpinan guru atau

kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan sikap siswa yang

agresif ingin brontak akibat kekangan dan perlakuan yang tidak

manusiawi, b) kurang diperhatikannya kelompok minoritas baik

yang berada diatas rata-rata maupun yang berada dibawah rata-rata

dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan di

sekolah, c) siswa kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam

tanggung sekolah, d) latar belakang kehidupan keluarga dan e)

sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepas

tanggung jawab. Diantara penyebab pelanggaran tersebut

pelanggaran yang umum sering terjadi karena:

1) kebosanan siswa dalam kelas, dikarenakan yang dikerjakan

siswa monoton tidak ada variasai dalam proses pembelajaran.

2) Siswa kurang mendapat perhatian dan apresiasi yang wajar bagi

mereka yang berhasil. Untuk mengatasi hal ini seorang guru

sebagai pendidik harus memilih strategi, metoda dan berbagai

pendekatan yang bervariasi agar tujuan yang telah direncanakan

dapat tercapai.

b. Penerapan Disiplin Melalui pembiasaan.

Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai

pengaruh yang positif bagi kehidupan peserta didik di masa yang

akan datang. Pada mulanya memang disiplin dirasakan sebagai suatu

aturan yang mengekang kebebasan peserta didik. Akan tetapi bila

aturan ini dirasakan sebagai suatu yang memang seharusnya dipatuhi

secara sadar untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka

lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju ke

arah disiplin diri sendiri ( self discipline ).

6

Page 10: Poroposal PTK

7

Disiplin tidak lagi merupakan suatu yang datang dari luar

yang memberikan keterbatasan tertentu akan tetapi disiplin telah

merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sebagai suatu hal

yang wajar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengalaman utama dalam pelaksanaan disiplin akan

memberikan kerangka dalam keteraturan hidup selanjutnya. Disiplin

diri sendiri hanya akan tumbuh dalam suatu suasana di mana antara

guru dan para peserta didik terjalin sikap persahabatan yang berakar

pada dasar saling hormat menghormati dan saling mempercayai.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Kurang Disiplin

Sikap siswa kurang desiplin di sekolah dipengaruhi dari

berbagai faktor. Hal ini karena siswa berasal dari berbagai latar

belakang kehidupan sosial ekonomi maupun derajat pendidikan

orang tuanya. Faktor –faktor tersebut diantaranya adalah

1. Sekolah kurang menerapkan disiplin. Sekolah yang kurang

menerapkan disiplin, maka siswa biasanya kurang

bertanggung jawab karena siswa menganggap tidak

melaksanakan tugas pun di sekolah tidak dikenakan sanksi,

tidak dimarahi guru.

2. Teman bergaul. Anak yang bergaul dengan anak yang kurang

baik perilakunya akan berpengaruh terhadap anak yang

diajaknya berintraksi sehari hari..

3. Cara hidup di lingkungan anak tinggal. Anak yang tinggal di

lingkungan hidupnya kurang baik, maka anak akan cendrung

bersikap dan berperilaku kurang baik pula.

4. Sikap orang tua. Anak yang dimanjakan oleh orang tuanya

akan cendrung kurang bertanggung jawab dan takut

menghadapi tantangan dan kesulitan kesulitan, begutu pula

7

Page 11: Poroposal PTK

8

seballiknya anak yang sikap orang tuanya otoriter, maka anak

akan menjadi penakut dan tidak berani mengambil keputusan

dalam bertindak.

5. Keluarga yang tidak harmonis. Anak yang tumbuh dikeluarga

yang kurang harmonis ( home broken ) biasanya akan selalu

mengganggu teman dan sikapnya kurang disiplin.

6. Latar belakang kebiasan dan budaya. Budaya dan tingkat

pendidikan orang tuanya akan berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku anak. Anak yang hidup dikeluarga yang baik dan

tingkat pendidikan orang tunya bagus maka anak akan

cendrung berperilaku yang baik pula.

Bedasarkan uraian tersebut di atas maka sikap disiplin dan

bertanggung jawab siswa sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Bukan semat-mata dipengaruhi oleh faktor internal. Hal ini sesuai

dengan pendapat ahli filsafat John Locke ( 1632 – 1704)

mengajarkan” bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor-

faktor lingkungan terutama pendidikan. Beliau berkesimpulan bahwa

tiap individu lahir sebagai kertas putih dan lingkungan tersebutlah

yang akan ”menulisi” kertas putih tersebut’.

Jadi dengan demikian, bahwa lingkungan yang baiklah yang

dapat membentuk dan membina pribadi yang ideal, dan buakan

semata-mata dari bakat anak tersebut.

2. Pentingnya Belajar Sholat Bagi Siswa

Pendidikan Agama Islam sudah diterapkan di sekolah mulai

dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas bahkan sampai

Perguruan Tinggi. Pendidikan Agama Islam menjadi mata pelajaran

wajib yang harus ditempuh oleh siswa yang beragama Islam di setiap

jenjang pendidikan di Indonesia,dengan maksud agar semua peserta

8

Page 12: Poroposal PTK

9

didik dapat menjalankan ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini dinyatakan oleh Hidayat, Abdurrahman dan

Nurbayan (2009:2) yang mengungkapkan bahwa:

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan

pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan

keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agamanya yang dilaksanakan sekurangkurangnya melalui mata

pelajaran/ kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.

Diperkuat lagi oleh Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 dan 2 sebagai

berikut:

Ayat (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib

memuat: a) pendidikan agama; b) pendidikan kewarganegaraan;

c) bahasa; d) matematika; e) ilmu pengetahuan alam; f) ilmu

pengetahuan sosial: g) seni dan budaya; h) pendidikan jasmani

dan olahraga; i) keterampilan/kejuaruan; dan j) muatan lokal.”

dan ayat (2) “Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: a)

pendidikan agama; b) pendidikan kewarganegaraan; dan c)

bahasa.

Dari penggalan undang-undang diatas tertulis jelas bahwa

pendidikan agama menjadi kurikulum wajib pada setiap jenjang

pendidikan, hal ini menunjukan bahwa pendidikan agama khususnya

pendidikan agama Islam harus diterima dan dipelajari oleh siswa

sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Memperhatikan beberapa pernyataan diatas, dimana siswa-

siswa diwajibkan menerima dan mempelajari PAI di sekolah yang

seharusnya siswa-siswa dapat berakhlak karimah sesuai dengan apa

yang dipelajarinya, tetapi realitas dilapangan masih banyak siswa

9

Page 13: Poroposal PTK

10

yang tidak berakhlakul karimah sesuai dengan tujuan pendidikan

agama Islam. Hal ini ditunjukan dengan maraknya perilaku

menyimpang dilakukan siswa dan termasuk di dalamnya perilaku

tidak disiplin yang melanggar aturan dan tatatertib.

Maka dari itu, salah satu materi dari Pendidikan Agama Islam

yang harus diberikan pada siswa di SD adalah materi tentang sholat.

Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu melakukan praktik

sholat. Diharapkan pula siswa mampu melaksanakan kewajiban ini

bukan semata-mata karena perintah dari guru di sekolah saja,

melainkan bisa menganggap sholat adalah kebutuhan bagi dirinya

sendiri dan tidak dapat ditinggalkan. Dalam materi ini siswa belajar

tentang bagaimana sholat itu dilakukan, tidak hanya mengetahui

gerakannya saja melainkan juga hafal bacaan yang ada di dalam

sholat.

Bahkan di kelas VI, pada pelajaran agama islam sudah ada

SD dan KD tentang praktik sholat. Jadi siswa harus benar-benar

mampu mempraktikan sholat untuk dapat lulus dari SK dan KD ini.

Melalui program hafalan bacaan sholat ini, diharapkan akan

dapat memudahkan siswa terutama kelas VI untuk bisa melakukan

praktik sholat. Selain itu bagi siswa yang lain, program ini juga

untuk mengenalkan sejak dini bagaimana bacaan sholat itu. Karena

bila sesuatu diajarkan sejak kecil akan lebih mudah melekat pada

ingatan para siswa. Apalagi kegiatan ini adalah sesuatu yang baik,

yang mana nanti akan dijalankan sebagai kewajiban bagi umat islam

atau muslim.

3. Siswa Harus Tahu Tata Cara Sholat Yang Benar

Untuk mengetahui bagaimana tata cara sholat yang benar,

disini guru agamamemegang peranan yang penting. Guru agama

harus mampu memberikan materi tentang sholat ini secara rinci dan

10

Page 14: Poroposal PTK

11

jelas, sehingga siswa siswi akan mudah memahami dan bisa

mempraktikan dengan benar. Mengingat materi ini cukup panjang,

guru haruslah pandai-pandai mengelola kelas. Sehingga siswa tidak

bosan dalam menerima pelajaran.

Selain melalui guru agama, siswa seharusnya juga bisa

memperoleh materi sholat dari perpustakaan. Di perpustakaan juga

tersedia beberapa buku mengenai tata cara melakukan sholat,

bacaan-bacaan dalam sholat juga kumpulan doa sehari-hari.

Sebaiknya siswa juga diminta untuk mau memanfaatkan keberadaan

perpus ini untuk menambah pengetahuannya, tidak hanya

bergantung pada guru agama. Jadi melalui alternatif ini, diharapkan

siswa lebih cepat dalam menguasai materi tentang sholat.

4. Hubungan Disiplin Dengan Program Hafalan Bacaan Sholat

Pada Tafsir (Sauri, 2010: 172) menjelaskan bahwa

“pendidikan umum harus ditujukan untuk membina manusia agar

mampu mengendalikan diri”.“Kemampuan pengendalian diri dengan

sepenuhnya hanya mungkin terjadi apabila manusia terikat kuat pada

nilai-nilai yang diajarkan Tuhan” (Sauri, 2010: 172). Dari beberapa

pernyataaan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan umum

harus mampu membentuk manusia yang mampu mengendalikan diri

secara sempurna, pengendalian diri yang sempurna tersebut dapat

dilakukan jika manusia tersebut benar-benar terikat kuat tehadap

nilai-nilai yang diajarkan agama, khusunya agama Islam yang

bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah sebagai bentuk pengajaran

Allah SWT.

Keimanan dan ketakwaan serta akhlaq mulia merupakan

prioritas utama dalam pembangunan karakter bangsa ini, sebab

symbol karakterbangsa ini sudah terlihat dari tujuan pendidikan

nasional yang tersirat dalam pasal 3 undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Dan termasuk akhlak mulia

11

Page 15: Poroposal PTK

12

dalam karakter bangsa yang menjadi salah satu nilai pendidikan

karakter adalah sikap disiplin.

Selain itu, melalui program hafalan bacaan sholat ini, siswa

secara tidak langsung akan dipaksa untuk berbuat disiplin. Dimulai

dari harus hadir lebih awal dari biasanya, siswa juga harus mampu

baris dengan rapi. Karena bila barisan belum rapi, hafalan bacaan

sholat ini juga belum akan berlajan sehingga siswa akan berdiri lebih

lama di halaman. Selain itu guru wali dari masing-masing kelas juga

ikut mendampingi siswa siswi selama kegiatan ini berlangsung. Dan

apabila kegiatan ini terus berlangsung, secara tidak langsung akan

memunculkan sikap disiplin siswa. Kedisiplinan siswa akan muncul

seiring dengan kebiasaan yang dilakukan terus menerus.

Kegiatan ini juga akan mengurangi kemungkinan siswa yang

terlambat masuk kelas, karena kegiatan ini dilakukan sebelum jam

masuk. Jadi, sebelum memulai pelajaran di kelas siswa sudah siap

untuk melakukan kegiatan hafalan ini di halaman.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas maka dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Jika “Program hafalan bacaan sholat” terlaksana di SDN 02

Pandean maka kedisiplinan siswa akan meningkat.

12

Page 16: Poroposal PTK

13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan pada

tanggal 01 Oktober – 30 Oktober 2012 di SDN 02 Pandean Kota Madiun.

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan negosiasi dan kolaborasi

dengan kepala sekolah dan juga guru agama.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 02 Pandean Madiun. Lokasi

tersebut berdekatan dengan kampus IKIP PGRI MADIUN dan berada di

tengah kota. Dengan demikian sekolah tersebut memiliki kemudahan

dalam mengakses sumber informasi. Selain itu, tempat penelitian ini saya

pilih, karena tempat ini merupakan tempat saya PPL. Selama PPL peneliti

menemukan sesuatu kejanggalan dalam sikap disiplin dan tanggung jawab

siswa. Dalam pikiran peneliti hal ini kalau terus dibiarkan akan

mempengaruhi watak, sikap dan kebiasan serta perilaku siswa dikemudian

hari yang tentunya akan mempengaruhi tercapainya tujuan dari pendidikan

itu sendiri, terutama dari kualitasnya.

Harapan dari peneliti, siswa yang disiplin dan bertanggung jawab

di sekolah prestasi belajarnya pun akan meningkat pula. Dengan harapan

hasil penelitian ini agar menjadi bahan pertimbangan bagi rekan rekan

sejawat dalam mendidik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di

tempat peneliti bertugas. Itulah alasan peneliti memilih tempat penelitian

ini.

13

Page 17: Poroposal PTK

14

B. Subyek Penelitian

Sebagai subyek penelitian ini, karena yang saya lakukan adalan

Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) adalah seluruh siswa siswa SDN 02

Pandean, Kota Madiun tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa yang

ada di SDN 02 Pandean sebanyak 371 siswa.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah

(PTS). Penelitian Tindakan Sekolah adalah penelitian yang bertujuan

meningkatkan kualitas dari peserta didik.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (School

Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian

berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Taggar R (1988) yang mencakup

kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi

(observation), refleksi (reflection) atau evaluasi.

D. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dimulai dengan melakukan pengamatan

terhadap semua kegiatan pagi yang ada di sekolah. Peneliti sebagai

pengumpul data mempersiapkan catatan yang akan digunakan untuk

mencatat apa saja yang terjadi di sekolah. Misalnya adakah yang terlambat

masuk kelas, bagaimanakah kondisi belajar ketika di kelas, dll. Peneliti

kemudian melakukan sharing dengan kepala sekolah mengenai apa saja

yang sudah peneliti temukan.

E. Pelaksanaan Tindakan

Model pelaksanaan PTS ini menggunakan model PTK “guru sebagai peneliti”

dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Taggart (1990) dengan digambarkan sebagai berikut:

14

Page 18: Poroposal PTK

15

1. Siklus I

a. Planning atau Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini diawali dengan

mengadakan pengamatan dengan pedoman pengamatan yang telah

disusun sebelum melakukan penelitian. Peneliti menyiapkan apa saja

yang sekiranya diperlukan. Misalnya catatan atau lembar observasi

b. Action & observing

Pada tahap ini, program hafalan bacaan sholat sudah berlangsung.

Peneliti mengamati kegiatan ini berlangsung. Selama kegiatan

berlangsung, peneliti mencatt apa saja yang terjadi. Misalnya

15

Planning

Action & observing

Reflecting

Revise

Siklus 1

Planning

Action & observing

Reflecting

Revise

Siklus 2

dst.

Page 19: Poroposal PTK

16

bagaimana respon siswa terhadap kegiatan ini. Selain itu peneliti juga

mendokumentasikan kegiatan. Peneliti mencatat apa-apa yang kiranya

masih perlu dibenahi, dan kemudian diperbaiki agar kegiatan hari

selanjutnya berjalan lebih baik.

c. Reflection

Berdasarkan pengamatan hari pertama, peneliti melakukan refleksi

tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan. Peneliti mengamati factor

apa saja yang masih kurang dan yang harus diperbaiki. Kemudian

peneliti menntukan tindakan apa lagi yang perlu dilakukan untuk

meningkatkan hasil dari kegiatan ini

d. Revise-plan

Setelah melakukan refleksi, peneliti akan menemukan kekurangan dan

kelebihan dari program ini. Apakah sekiranya program ini benar

memunculkan manfaat atau tidak. Bila selama program ini berjalan

dan masih belum optimal, program akan dilanjutkan pada siklus 2

dengan alur yang sama.

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar Pengamatan atau lembar observasi

2. Lembar wawancara

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik observasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

teknik observasi. Spradly tahun 1980 yang dikutip oleh Dra. Ari

Pudjiastuti, M.Pd., Widyaiswara P4TK PKn dan IPS Malang, 2007

menyebutkan, bahwa teknik observasi adalah suatu pengamatan dan

pencatatan sistimatis dan teratur mengenai objek yang sedang diteliti,

16

Page 20: Poroposal PTK

17

observasi menjadi teknik pengumpulan data yang baik bagi penelitian

yang ingin menjaring data tentang perilaku/sikap. Observasi terutama

ditujukan untuk memperoleh data berkaitan dengan apa yang dikerjakan

(cultural behavior) dan apa yang dibuat dan dipergunakan (cultural

artifacts) oleh partisipan. ( Spradly, 1980 ).

Bentuk observasi yang peneliti pakai adalah observasi secara

langsung. Yang dimaksud dengan observasi secara langsung adalah

pengamatan langsung pada obyek yang diamati yaitu siswa itu sendiri

2. Teknik wawancara.

Yang dimaksud dengan wawancara adalah ”proses memperoleh

keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan

responden atau tanpa menggunakan pedoman (guide).

Wawancara yang peneliti lakukan adalah dengan Kepala Sekolah

dan juga beberapa guru yang ada di SDN 02 Panden terutama guru mata

pelajaran agama berkaitan dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif

kualitatif. Data berupa catatan hasil observasi, foto, dan data kunjungan

perpustakaan akan dikelompokkan dan dianalisa untuk mendapatkan

kesimpulan.

17

Page 21: Poroposal PTK

18

DAFTAR PUSTAKA

Edy Siswanto, dkk. 2012 : Penelitian Tindakan Kelas. Madiun : IKIP

PGRI Madiun

Moh. Rifa’i. 2011. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT.

Karya Toha Putra.

http://contoh-ptk-skripsi-tesis.blogspot.com/2011/02/ptk-smp-008-upaya-

peningkatan.html diakses pada tanggal 5/ 1/ 2013

http://makalah-tentang-disiplin-dalam_3265.html diakses pada tanggal 5/

1/ 2013

http://berita-168-siswa-man-babakan-ciwaringin-wajib-menghafal-

quran.html diakses pada tanggal 5/ 1/ 2013

18