PONDOK PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH (STUDI...
Transcript of PONDOK PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH (STUDI...
PONDOK PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH
(STUDI KA.SUS PONDOK PESANTREN NURUL HUDA ASSURIY AH
BOJONGSARI SAW ANG AN DEPOK)
Skripsi
JURUSAN MANAJEMEN DAKW AH
FAKULTAS DAKWAH DAN K()MUNIKASI
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
.JAKARTA
2008 MI 1429H
PONDOK PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA DAKW AH
(STUDI KASUS PONDOK PESANTREN NURUL HUDA ASSURIYAH
BOJONGSARI SAWANGAN DEPOK)
Skripsi
Diajukan kcpacla Fakultas Dakwah Dan Kornunikasi Untuk Mernenuhi
Persyaratan Mernperoleh Gelar Saijana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh
Zubacdah
102053025765
imbingan
Ors.
JURUSAN MANAJEMEN DAKW AH
FAKULTAS DAKWAH DAN l(OMUNIKASI
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAR
JAKARTA
2008 MI 1429 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PONDOK PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA
DAKWAH (STUDY KASUS PONDOK PESANTREN NURUL HUDA
ASSURIYAH BOJONGSARI SA WAN GAN DEPOK) telah diajukan dalam
sidang Munaqasah Fakultas Dakwah Dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 06 Februari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Starata I (SI) pada Jurusan
Manajemen Dakwah UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 Februari 2008
SIDANG MUNAQASAH
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap
Anggota
~:e~ Dr. H. Murodi, MA
NIP 150 254 102 NIP 150 234 867
Anggota
Penguji Penguji II
,---din lbnu Hibban MA
~9'--~, ~ec~ Castrawijaya, MA
NIP 150 270 815 NIP 150 287 029
• imbing
IP 150 277 690
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan uhtuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN
SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dai i oarng lain, maka saya
bersedfia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 22 Maret 2008
Zubaedah
ABSRTAK
Zubaedah Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Dakwah (Studi Kasus Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah Bojong Sari Sawangan Depok)
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana agar manusia selalu berada pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat oleh karena itu, pei:jalanan yang menuju sebuah masyarakat yang ideal mutlak memerlukan proses dakwah.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang berfungsi dan berperan sebagai lembaga dakwah melalui pengajaran, pendidikan dan pusat penyiaran agama Islam, melalui upaya pendidikan Islam nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat diberikan kepada anak didik yang kelak akan menjadi anggota dan pemimpin masyarakat. Dimana dalam hal ini pondok pesantren selalu dijadikan contoh atau panutan bagi masyarakat, sebagai lembaga dakwab pondok pesantren dituntut untuk menjalankan peran dan fungsinya sebaik mungkin karena segala aktifitas yang dikerjakan pasti akan membawa perubahan yang positif bila tidak menyimpang dari ajaran Islam namun sebaliknya apabila aktifitas yang dilakukan menyimpang akan besar kemungkinan berdarnpak negatif bagi masyarakat. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah karena rnemang dari pesantrenlab telab dapat melahirkan orang-orang yang biasa diberi gelar kiyai yang kemudian tidak sedikit dari para kiyai itu menjadi ulama.
Melihat potensi peran pesantren yang besar dalam pengembangan masyarakat, maka penulis mengangkat skripsi mengenai pondok pesantren sebagai lembaga dakwah. Tujuannya adalah ingin mengetahui bahwa pondok pesantren merupakan lembaga yang telah berfungsi sebagai lembaga pengkaderan ulama. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati guna mendapatkan data yang diinginkan.
Dari penjelasan di alas kesimpulan yang ditemukan penulis yaitu pondok pesantren penting untuk dijadikan pusat penyiaran agama Islam karena pondok pesantren mengajarkan banyak ha! tentang bagaimana mereka (ulama, kiyai, santri dan para pehdukungnya mampu membentuk masyarakat yang bermoral dan beradab berdasarkan ajaran Islam).
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
/\lhamdullilali, hanya rnngkaian syukur dan pu,11an pada-Nyalah yang
layak hamba sebut atas segala nikmat keimnnan dan kcschatan sehingga penulis
111nmp11 menyelesniknn skripsi ini. Tak h1pn shnlawnt dnn snlilln 1111t11k 111nn11sin
ynn1, lcrknsih Rrrn11l11llnh snw snhnhnl serln keitHll}'.llll)'n.
Masa perkuliahan telah selcsai, satu tahap pc1:jalanan akademis yang
penulis lakukan merupakan satu perjalanan keci I dari bagian kehidupan yang
begitu panjang dan berliku. Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi materi maupun susunan bahasanya. Hal ini karena
keterbatasan penulis baik clari scgi wakt11, tcnaga maupun ilmu pcngetahuan.
Namum skripsi ini merupakan salah satu kebahagiaan terbesar bagi penulis.
Dalam menyelasikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
semua pihak, baik itu bantuan yang bersifat moril maupun materil oleh karena itu
pada kcscmpntan ini pcnulis ingin 111c111ya111paikt111 rusa tcrimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
I. Dr, Murodi, MA selaku dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta Staf
' nya yang telah banyak membantu dalam proses belajar mengajar di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi
2. Bapak Drs. Hasanudin lbnu Hibban, MA. Selaku ketua Jurusan Manajemen
Dakwah dan Komunikasi, se1ia Bapak Drs Cecep Castrawijaya, MA selaku
Sekretaris Jurusan, yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan studi
di Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Bapak Ors. Sugiharto Masruri MA, selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktunya guna memberikan nasihatnya yang berguna, semoga
langkah bapak selalu dalam kemudahan dan ridho Allah SWT
4. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komtmikasi, terimakasih atas bimbingan
dan pengarahannya sehingga penulis rnarnpu rnenyelesaikan tugas akademis.
5. Pimpinan dan karyawan perpustakaan utarna UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan perpustakaan Fakultas Dakwah dan Kornunikasi yang telah membantu
penulis dalam melayani pelayanan buku-buku yang diperlukan.
6. Bapak Ors. KH Muhammad Barzach Hidayat MA, Ustj. Hj. Suryati HM,ustd
HM Rais, selaku pendiri dan ketua Yayasan Podok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah, yang dengan senang hati terbuka dan penuh keramahan menerima
kedatangan penulis dan memberikan informasi tentang Pondok Pesantren
Nurul Huda Assuriyah. Dan para dewan guru pengajar dan para santri Pondok
Pesantren Nurul Huda Assuriyah, yang tidak bisa penulis sebutkan namanya
satu persatu.
7. Ayah (H. Abdul Rosyid) dan !bu tercinta (Hj. Khodijah), yang telah rela
berkorban baik secara moril maupun m8.teril, rnaka untuk itu ananda
persembahkan buah karya ini untuknya.
8. Yang terkasih dan tersayang suamiku "Zainal Abidin" yang telah memberikan
semangat dan kasih sayang, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, Juga tak
lupa buah hati-ku "Silvi Maulida" yang amat berarti dalam setiap langkah
kehidupanku, semoga Allah SWT menjadikan kamu anak yang solehah
bermanfaat bagi agama dan bangsa Indonesia. Amiin
9. Teman-teman Jurusan MD B-2002 yang telah menyelesaikan tanggung
jawabnya terlebih dahulu dan menemani perjalanan akademis penulis dan
bercanda bersama. Trisia, maal, lita, welda, septy, fitri. dini, syifa, antika, suci,
roni, khoerul, dan fahmi. Yang telah membantu dan memotivasi penulis. Dan
temen-temen yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk
persahabatan yang selama ini te1:jalin.
10. Kawan setia "Nuri" yang sudah mau di ganggu waktunya untuk menemani
dalam perjalanan menyelesaikan skripsi. Thank u so much.
11. Bual Siti Faclilah, terimakasih banyak atas kesediaannya rnelungkan waktunya
untuk mengantar dan menemani penulis clalam penyelesaian skripsi ini.
Atas bantuan clan kesabaran semua pihak, penulis ticlak clapat
berterimakasih clengan layak, hanya do'a semoga Allah SWT selalu
meluangkan jalan clan selalu meridhoi setiap langkah kita. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis clan pembaca pacla umumnya.
Jakaiia, Januari 2008
Penulis
DAFTARISI
ABSTRAK ......................................................................................... : ........... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFT AR ISi ................................................................................................. v
BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. La tar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7
D. Metodologi Penelitian ................................................................ 7
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 9
BAB II: TINJAUAN TEORITIS ................................................................ 11
A. Dakwah
l. Pengertian dan Tujuan Dakwah ......................................... 11
a. Pengertian Dakwah ............................................................ U
b. Tujuan Dakwah ................................................................... 13
2. Unsur-Unsur Dakwah ........................................................ 15
3. Bentuk-Bentuk Dakwah ...................................................... I7
4. Metode Dakwah ................................................................. 21
' B. Lembaga Dakwah ..................................................................... 24
1. Penge1tian Lembaga Dakwah ......................................... , .... 24
2. Tujuan dan Fungsi Lembaga Dakwah ................................. 26
C. Pondok Pesantren ...................................................................... 28
I. Pengertian Pondok Pesantren ............................................... 28
2. Ber.tuk-Bentuk Pondok Pesantren ....................................... 30
3. Fungsi Pondok Pesantren ..................................................... 33
4. Unsur-Unsur Pondok Pesantren .......................................... 33
BAB III: GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN NURUL HUDA
ASSURIY AH BOJONGSARI SAW ANG AN DEPOK
A. Sejarah Berdirinya
Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah ................................ 39
B. Visi & Misi Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah ............ 42
C. Tujuan didirikannya Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah42
D. Program Kegiat.m dan Sarana Prasarana Pondok Pesantren Nurul
Huda Assuriyah ....................................................................... 43
E. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah .. .46
BAB IV: ANALISIS PONDOK PESANTREN NURUL HUDA ASSURIYAH
BOJONGSARl SAW ANG AN DEPOK SEBAGAI LEMBAGA
DAKWAH
A. Pondok Pesantren Nurul I-lucla Assuriyah Sebagai Lembaga
Dakwah .................................................................................... 47
!. Dalam Pendidikan .......................................................... , ..... 47
2. Dalam Dakwah ................................................................ 50
B. Kegiatan Yang Dilakukan Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah Sebagai Lembaga Dakwah ............................. 52
C. Hasil-Hasil Yang Telah dicapai ..................................... 56
D. Kendala-kendala yang dihadapi ............................................... 58
BAN V: PENUTUP ....................................................................................... 60
A. Kesimpulan ................................................................................ 60
B. Saran-saran ................................................................................. 61
DAFT AR PUST AKA ............... .................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang ajarannya hams ditegakkan oleh pemeluk
Nya dalam kehidupan nyata, Untuk itu proses perjuangan harus dilakukan secara
bersama-sama dengan kezjasama yang baik melalui koordinasi yang teratur. Allah
SWT sendiri sangat senang kepada orang yang berjuang menegakkan agama-Nya
secara teratur diumpamakan seperti bangunan yang tersusun kokoh, saling
menopang dan kuat-menguatkan. Kita ingat bahwa lapangan pezjuangan di dalam
Islam itu sangat luas, tidak hanya terbatas dalam bentuk peperangan secara fisik.
Memperbaiki akhlak masyarakat merupakan perjuangan. begitujuga memperbaiki
ekonomi atau kesejahteraan, meningkatkan ilmu dan sebagainya. Dalam kaitan ini
Pondok Pesantren penting untuk dimanfaatkan bagi usaha perbaikan kualitas
masyarakat muslim, oleh karena itu Pondok Pesantren merupak2n sarana
pe1juangan bagi kaum muslimin dan sarana inilah yang amat diperlukan oleh umat
Jslarn. 1
Dakwah adalah mengajak manus1a dengan cara yang bijaksana agar
manusia selalu berada pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di aki1irat.
Oakwah !slamiyah yang dilakukan oleh Nabi Muhamad SAW telah
berhasil membentuk masyaralrnt Islami. Oleh karena itu perjalanan yang menuju
sebuah masyarakat yang ideal, mutJak memerlukan proses dakwah, ha! ini
2
disebabkan karena dakwah akan memberikan landasan filosifis serta memberi
kerangka dinamika dan perubahan sistem dalam proses perwujudan masyarakat
yang adil dan makmur.2
Islam merupakan Agama Samawi yang di dalamnya terdapat ajaran untuk
melaksanakan dakwah baik secara berkelompok atau secara individu, di mana
dakwah itu harus sclalu dilakukan sccara lisan, tulisan, atau dicontohkan dalam
perbuatan sehari-hari dengan demikian dapal juga dibtakan bahwa Islam adalah
agama dakwah. Dalam al-Quran Allah telah menyeru manusia untuk
melaksanakan dakwah secara berkelompok dan telah mendorong berdirinya
organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga Islam dengan tujuan untuk
berdakwah.
Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika
Pondok Pesantren sekarang ini banyak menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu
dan tekhnologi. Sebab, Pondok Pesantren merupakan integritas umat Islam yang
mencerminkan tata nilai keislamannya. Dengan demikian peranan Pondok
Pesantren tidak hanya menitik beratkan pada pola akfrvitas yang bersifat akhirat,
tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrowi dan aktivitas duniawi.
Sejarah Pondok Pesantren tidak dapat dilepaskan dari sejarah dakwah.
Adanya Pesantren justru membawa misi dakwah, karena di dalamnya banyak
santri yang datang untuk mendalami Jlmu Pengetahuan Agama yang kemudian
secara estafet para santrinya akan menyebar ke seluruh pelosok masyarakat untuk
mengembangkan ajaran Islam dengan binaan akidah dan spirit ainal serta
3
bermoral baik hingga tercapai kondisi yang stabil, aman dan nyaman, sejahtera
d . kh" 3 uma a 1rat.
Sepanjang sejarah pe1jalanan umat Islam (Indonesia) Pondok Pesantren
telah memberikan pendidikan rohaniah yang sangat berharga bagi para santri
untuk menjadi kadcr-kadcr umat yang bcrgcrak dala111 bidang kehidupan di alas.
Walaupun dengan berbagai kekurangan yang ada dari Pondok Pesantren lahir para
juru dakwah, para mualim, dan ustadz. Hal ini tidak lain karena di dalam kegiatan
pondok pesantren terdapat nilai-nilai yang sangat baik bagi berhasilnya suatu
kegiatan pcndidikan.
Pondok Pesantren selain di kenal sebagai lembaga Pendidikan Islam, juga
menonjol sebagai lembaga sosial lembaga ini tumbuh diam-diam di Pedesaan dan
di Pcrkotaan. Jumlah lcmbaga ini tcrnyata 111cningkat clari tahun ketahun. Dalam
catatan Departemen Agama jumlah pesantren pada tahun 1977 adalah 4.195
pesantren dengan santri sebanyak 677.384 orang, pada perkembangannya jumlah
pesantren tersebut meningkat menjadi 5.661 pesantren dengan 938.397 santri pada
tahun 1981.4
Pondok Pesantren mempunyai akar sejarah yang panjang sekalipun
pesantren-pesantren besar yang ada sekarang hanya dapat dilacak asal usulnya
sampai akhir abad ke-19 atau abad ke-20. Dalam hal ini Zamakhsyari Dhofier
telah membuat peta pesantren-pesantren di Jawa dari abad ke-19 dan abad ke-20
yang menunjukan adanya 40 pemusatan Pondok Pesantren dengan Jawa Timur
3 Wahyoetomo, Pergurztan Tinggi Pesantren; Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta: !Jema lnsani Press, 1997), cet. ke-1, h. 71.
4
sebagai pemegang jumlah terbesar, diikuti secara berurutan oleh Jawa Tengah dan
Jawa Barnt. 5
Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan merupakan realitas
yang tak dapat dipungkiri, dalam mengembangkan pendidikan Pesantren telah
menunjukan daya tahan yang cukup kokoh, sehingga mampu melewati berbagai
zaman dengan beragam masalah yang dihadapinya
Pesantren, jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pernah
muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap
sebagai produk budaya Indonesia yang Indigenous. Pendidikan ini semula
merupakan Pendidikan Agama Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat
Islam di Nusantara pada abad ke-13. Beberapa abacl kemudian penyelenggaraan
pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian
(nggon ngaji). Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat
menginap bagi para pelajar (Santri), yang kemudian disebut Pesantren. Meskipun
bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu itu pendidikan pesantren
merupakan satu-satunya lembaga Pendidikan yang terstruktur, sehingga
pendidikan dianggap sangat bergengsi. Di lembaga inilah kaum Muslimin
Indonesia mendalami doktrin dalam Islam, khususnya menyangkut praktek
kehidupan keagamaan.6
Pesantren juga berfungsi sebagai lembaga Dakwah karena dari Pesantren
inilah awalnya disiarkan dan penyebarluasaan tentang ajaran-ajaran Islam.
Dengan aclanya Pesantren ini maka clengan muclah umat manusia bisa
5 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Study Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3S, I 985), h.3
5
mendapatkan ilmu-ilmu agama, dilihat dari peran tersebut maka Pondok
Pesantren sebagai sebuah lembaga Dakwah sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat
dan bangsa Indonesia agar dapat mencetak kader-kader ulama atau mencetak
oarang-orang yang berkpribadian baik, kerena dengan terbentuknya ulama secara
otomatis dakwah pun akan bergerak dan dapat merealisasikan ajaran Islam yang
baik dan benar. Karena di pondok Pesantrenlah ilmu-ilmu agama dapat diberikan
kepada masyarakat luas.
Alasan utama berdirinya Pesantren memang untuk pengembangan
Pendidikan. Tctapi, dalam hubungannya dengan pengembangan masyarakat
sekitamya, merdrn juga mengadakan kegiatan-kegiatan antara lain dibidang
sosial, ekonomi, teklmologi, dan lain sebagainya, disesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Memang tidak semua Pesantren mempunyai keterlibatan dalam
kegiatan pengembangan masyarakat sekitar. Pesantren-Pesantren yang salafi yang
tradisional kebanyakan tidak mempunyai Human Resource dalam usaha mereka
berperan serta dalam pengembangan. Sumbangan mereka tentu saja amat besar
dalam Pendidikan masyarakat, dalam artian spiritual, moral, dan kutural. Peranan
Pesantren tentu bukan tanpa batas.
Mempertimbangkan proses perubahan yang terjadi di Pesantren, tampak
hingga dewasa ini lembaga tersebut telah memberi kontribusi penting dalam
penyelenggaraan Pendidikan Nasional. Keberadaan Pesantren sebagai lembaga
Pendidikan, baik yang masih mempe1iahankan sistem Pendidikan tradisionalnya
maupuh yang sudah mengalami perubahan, memiliki pengaruh besar dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Dari waktu kewaktu, Pesantren semakin tumbuh
dan berkembang kuantitas maupun kualitasnya. Tidak sedikit dari masyarakat
6
yang masih menaruh perhatian besar terhadap Pesantren sebagai Pendidikan
aitemative. Terlebih lagi dengan berbagai inovasi sistem Pendidikan yang
dikembangkan Pesantiien dengan rnengadopsi corak Pendidikan umum,
menjadikan Pesantren semakin kompetitif untuk menawarkan Pendidikan ke
khalayak masyarakat. Meskipun sudah melakukan berbagai inovasi Pendidikan
sampai saat ini Pendidikan Pesantren tidak kehilangan karakteristiknya yang unik
yang membedakan dirinya dengan model Pendidikan umum yang diformulasikan
dalam bentuk sekolah.7
Melihat potensi peran Pesantren yang besar dalarn pengembangan
masyarakat. Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah dalam ha! ini, merupakan
sosok Pondok Pesantren yang telah berusaha memaksimalkan peran dan
fungsinya, di mana ha! ini ditandai dengan banyaknya aktivitas yang
dikembangkan. Aktivitas Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah dalam
pandangan penulis tidak hanya menyentuh sekelompok orang tapi aktivitasnya
menyentuh dan melibatkan semua kelompok jamaah mulai dari anak-anak, remaja
dan dewasa. Di samping itu Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah mempunyai
program yang jelas dan fasilitas fisik yang mencukupi dan manajemen organisasi
yang profesional serta kreatif.
Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, penulis bermaksud
mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam Skripsi dengan judul
"Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Dakwah : (Study Kasus Pondok
Pesantren Nurul Huda Assuriyah Bojong Sari Sawangan Depok)
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis membatasi pada Pondok Pesantren
sebagai lembaga dakwah, adapun hal-hal lain mengenai Pondok Pesantren tidak
menjadi pembahasan dalam penelitian skripsi ini.
Maka berdasarkan perrnasalahan di atas penulis merumuskan masalah
dengan beberapa sub pokok masalah yang terbentuk dalarn beberapa pertanyan:
1.Bagaimana Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah menempatkan dirinya
sebagai lembaga Dakwah?
2. Kegiatan dakwah apa saja yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Huda
' Assuriyah sebagai lembaga Dakwah?
3. Hasil apa yang telah dicapai oleh Pondokj Pesantren Nurul I-Iuda Assuriyah?
4. Kendala apa yang di hadapi oleh Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam Penulisan Skripsi ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
I. Untuk mengetahui bagaima11a Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
menempatkan dirinya sebagai lembaga dakwah
2. Untuk mengetahui kegiatan dakwah yang dilakukan Pondok Pesantren
Nurul Huda Assuriyah sebagai lembaga dakwah
3. Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh Pondok Pesantren Nurul I-Iuda
Assuriyab
4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah
Adapun maniaat dari penelitian ini adalah:
8
I. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi hasanah ilmu
pengetahuan kepada mahasiswa dan mahasiswi terutama jurusan Manajemen
Dakwah agar dapat mengetahui Pondok Pesantren sebagai lembaga dakwah.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi bagi
peneliti tentang Pondok Pesantren sebagai lembaga dakwah
D. Metodologi Penelitian
I. Metode Penelitian
Penelitian ini rnenggunakan rnetode penelitian Kualitatif Deskriptif yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati guna mendapat
data yang diinginkan. Dengan berusaha sedapat nrnngkin mencari sumber
data dan informasi sebagai bahan study Deskriptif berarti penelitian ini
be1usaha menggambarkan objek apa adanya sesuai kenyataan.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah.
AdHpun yang clijadikan surnber informasi dalam penelitian ini adalah para
pengelola Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah. Sedangkan objeknya
adalah Pondok Pesantren sebagai lembaga dakwah
3. Tehnik Pengumpulan Data
9
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan penelitian lapangan (field
research) yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan tempat di mana yang
menjadi objek pcnelitian.Adapun tehnik pengumpulan data yang ditempuh
oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Observasi adalah penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap
Pondok Pesantren sebagai lembaga Dakwah dengan maksud
memperoleh gambaran umum Pondok Pesantren Nurul Huda Hssuriyah
sebagai Lembaga Dakwah
b. Wawancara, yaitu suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan
mendapatkan informasi. Dalam ha! ini informasi atau keterangan
diperoleh, langsung dari responden atau i111ormasi dengan cara bertatap
muka atau bercakap-cakap
c. Dokumentasi, yaitu dengan mencari data berupa buku, brosur, makalah,
catatan dan sebagainya yang berhubungan dengan Pondok Pesantren
yang dapat dijadikan penambah informasi terutama mengenai Pondok
Pesantren Sebagai lembaga dakwah.
4. Analisis Data, apabila data telah terkumpul langkah selanjutnya adalah
mengklasifikasikan data untuk kemudian dianalisis, sesuai dengan
perumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disaj''kan dalam
laporan ilmiah. Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman kepada
buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta "Universitas, UIN Jakarta Press".
IO
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini penulis menyusun
kedalam lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub tersendiri. Bab-bab tersebut
secara menyeluruh saling berkaitan satu sama lainnya yang diawali dengan
pendahuluan dan diakhiri dengan penutup serta kesimpulan dan saran, adapun
susunannya adalah sebagai berikut:
BAB I: Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan teoritis berisi tentang dakwah, pengertian dan tujuan dakwah,
unsur-unsur dakwah, Bentuk-bentuk dakwah, metode dakwah, lembaga
dakwah, pengertian lembaga dakwah, tujuan dan fungsi lembaga
dakwah, dan unsur-unsur lembaga dakwah, Pondok Pesantren,
pengertian Pondok Pesantren, bentuk-bentuk Pondok Pesantren, fungsi
Pondok Pesantren. Unsur-unsur pondok Pesantren
BAB III : Membahas gambaran umum tentang Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah yang meliputi: latar belakang berdirinya, visi dan misi, tujuan
didirikannya Pondok Pesantren, struktur organisasi Pondok Pesantren
Nurul Huda Assuriyah.program kegiatan dan sarana prasarana.
BAB IV:Analisis Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah sebagai · 1embaga
dakwah; Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah menempatkan diri
11
Nurul Huda Assuriyah sebagai Lembaga Dakwah, kontribusi Pondok
Pesantren ; kontribusi untuk agama, kontribusi untuk negara dan
kontribusi untuk masyarakat, hasil yang telah di capai, kendala yang di
hadapi
BAB V: Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah
1. Pengertian dan Tujuan Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari kata da 'aa-yad 'u-da 'watan; artinya: "menyeru,
mengajak atau memanggil". Toha Yahya Omar menegaskan bahwa, Dakwah
berasal dari bahasa Arab yang berarti: "seruan, panggilan, atau undangan", adapun
Dakwah di dalam Islam dimaksudkan adalah " mengajak dengan earn bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah, untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat". 1
Kata Dakwah diambil dari kata da 'a yang artinya memanggil, menyeru
dan menghimpuu manusia untuk suatu perkara dan menganjurkan mereka untuk
mengamalkannya. Menurut istilah, Dakwah ialah n.engajak dan mengumpulkan
manusia untuk kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk dengan cara
beramar ma'ruf nahi munkar. 2
Sedangkan penge1iian Dakwah secara garis besar ada dua, yaitu:
I. Dakwah diberi penge1iian tabligh, penyiaran atau penerangan agama.
2. Yaitu Dakwah diberi pengertian semua usaha untuk merealisasikan semua
ajaran Agama Islam dalam semua segi kehidupan manusia.3
1 Hasanudin, Manqiemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. Ke-I, h. 39-40 .2 Muhammad Sayyid Al-Wakil, Prinsip dan Kade Etika Dakwah, (Jakarta; Akademika
PrP<.:<.:inrlr. ')()()')) rr->t~k::in PPrt:lrn~ h 1-?
12
Menurut A. Hasyrni, Dakwah Islam adalah usaha mengajak orang lain
untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syari'at Islam yang telah terlebih
dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu terlebih dahulu.4
Sedangkan rnenurut HM. Arifin, Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan
baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan
secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok agar tirnbul suatu pengertian, kesadaran,
sikap penghayatan serta pengamalan hidup sebagai hasil dari pesan yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa ada unsur paksaan.5
Menurut Drs. Hamzah Ya'qub, Dakwah Islam adalah mengajak manusia
dengan hikrnah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya. 6
Sedangkan menurut HAMKA, Dakwah lslamiyah yaitu membawa manusia
kepada kebenaran, yaitu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan di dunia
dan akhirat, kebenaran yang rnenyebabkan orang lain berani berkorban karena
yakin akan pendi1iannya. 7
l'cngcrlia11 J>akwah sccarn istilah 111cmang tcrlalu banyak dan bcrancka
ragam schinggn bnnynk 111cni111hulka11 pcngcrtian yang bcrbcda satu sarna lain.
W11ln11p1111 hn11v11k pc111-~r·Tlin11 vn111.~ lirnh1d. lc·lnpi 1idnl.; 111cn1hnh dnri 111nknn
Dakwah itu sendiri. Dari pengcrtian-pengertian terscbut pcnulis dapat menarik
kesimpulan yaitu:
4 A. Hasy'l1i, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur'an, (Jakarta; PT. Bulan Bintang, 1974), h. 18
5 H. M. Ari fin, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar studi. (Jakarta: Bumi Aksara, 1991 ), Cet. Ii, h.6
6 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Srategi Dakwah Islam. (Surabaya; Al-lkhlas, 1983), h. 19 7.... ... . - - - -- - -
13
I. Dakwah adalah suatu usaha atau peroses yang diselenggarakan dengan sadar
dan terencana
2. Dakwah adalah usaha yang dilakukan untuk mengajak manusia kejalan Allah,
memperbaiki keadaan yang lebih baik (Dakwah yang lebih bersifat pembinaan
dan pengembangan). Usaha-usaha Dakwah yang diselenggarakan itu adalah
berupa:
a. Mengajak orang lain untuk beriman dan mentaati perintah Allah, atau
memeluk agama Islam, bagi orang yang belum beragama Islam.
b. Amar Mar'uf, yaitu dalam rangka memperbaiki serta membangun
masyarakat (ishlah)
c. Nahi Munkar, yaitu mengajak masyarakat untuk selalu meninggalkan
larangan-larangan Allah SWT
3. Usaha-usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu
bahagia di dunia dan di akhirat. Karena Dakwah merupakan kewajiban yang
diperintahkan Allah kepada seluruh hambanya yang beriman, maka seluruh
umat Islam memiliki kewajiban untuk melaksanakan Dakwah.
Dakwah adalah suatu ajakan pada manusia untuk berada dijalan yang baik
dan benar,agar mendapatkan kebahagiaan di dalam dunia dan akhirat.
b. Tujuan Dakwah
Dakwah sebagai proses penyampa1an pesan-pesan agama bertujuan
memberi tentang tujuan dari agama Islam. Tujuan ini bukanlah final, dimana
tabligh dan Dakwah ini tidak berakhir jika yang punya risalah meningal. Tujuan
14
umum Dakwah ilu anlara lain: rncngajak urnal rnanusia (melipuli orang mu'min,
musyrik) kcpada jalan yang bcnar yang diridhai /\llah S WT. "
Tujuan Dakwah mcnurul A. Rosyad Shaleh. pada garis besamya dibagi
kepada dua bagian, yailu:
a) Tujuan Umum (Mayor Obiekt/fve)
Tujuan umurn Dakwah yang bersili1t 111ayor n1erupakan sesualu yang
hendak dicapai dalam selurnh aktivitas Dakwah, yaitu sebagaimana telah
disinggung pada definisi dakwah, yaitu: mengajak umat manusia kepada jalan
yang benar dan diridhai oleh Allah SWT agar dapat hidup bahagia dan sejahtera
di dunia maupun di akhirat. Tujuan Dakwah ini merupakan aktivitas yang sangat
luas dari seluruh bidang kehidupan yang dilakukan secara effektif. lni berarti
tujuan Dakwah yang masih bersifat umum dan utama.
b) Tujuan Khusus (A1inor Objektifive)
Tujuan minor adalah merupakan tujuan perantara yang berintikan nilai
nilai yang dapat mendatangkan kebagiaan dan kesejahteraan yang diridhai ;oJeh
Allah SWT. Untuk mencapai tujuan yang bersifot minor ini, terlebih dahulu hams
ada langkah-langkah dan tindakan yang disusun secara rinci dan bertahap, dimana
setiap tahapan ditetapkan dan di rumuskan pula target atau sasaran tertentu.9
Selain itu ada beberapa klasifikasi tujuan Dakwah secara khusus, yaitu:
a. Mengajak manusia yang sudah memeluk Islam untuk meningkatkan
ketakwaannya kepada Allah.
b. Membina merrtal pemeluk Agama Islam yang masih muallaf (lemah iman
dan pendiriannya)
8 11~~~----JJO __ '-'-
15
c. Mengajak manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah SWT
d. Mendidik dan mengajar manusia agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
Tujuan Dakwah adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar
yang diridhoi Alah SWT, agar hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan di
kl . JO a urat.
Setiap perbuatan itu memiliki tujuan sedangkan tujuan Dakwah meliputi tiga
ha!, yaitu:
I) Menunaikan amanat
2) Menegakan Hujjah dan dalil-dalil kebenaran
3) Menyelamatkan urn at dari kehancuran 11
2. Unsur-unsur Dakwah
Untuk tercapainya tujuan dalam penyampaian Dakwah ada beberapa unsur
yang harus diperhatikar;. Unsur-unsur Dakwah tersebut adalah:
a. Muballig'.1 atau subyek Dakwah
Muballigh atau penyampai Dakwah adalah faktor utama dalam proses
Dakwah. Tidak akan ada proses Dakwah bila tidak ada muballigh.
Muballigh adalah pelaksana Dakwah ataujuru Dakwah. Dengan perkataan
lain dapat pula disebut dengan da'i. 12
b. Sasaran atau Obyek Dawah
10 Hasanudin, Manajemen Dakwah,, (Jakarta; UIN Jakarta Press, 2005) h. 62 11 M. Sayyid Al-Wakil, Prinsip dan Kade Etik Dakwah (Jakarta Akademika Presindo
2002) h. 1,Q3
16
Masyarakat sebagai obyek Dakwah atau sasaran Dakwah adalah salah
satu unsur yang penting dalam sistem Dakwah yang tidak kalah penting
perannya dengan unsur-unsur Dakwah yang lainnya. Oleh sebab itu,
masalah masyarakat harus dipelajari terlebih dahulu dengan baik sebelum
melangkah kedalam aktivitas Dakwah. Maka dari itu sebagai bekal
Dakwah bagi seorang da'i agar lebih berhasil mencapai tujuan Dakwah,
hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan .dan
pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah kemasyarakatan. 13
c. Materi Dakwah
Materi Dakwah adalah hal-hal yang akan disampaikan kepada obyek
Dakwah. Materi Dakwah secara prinsipil berpangkal kepada Al-Qur'an
dan sunnah Rasul. Kedua materi ini dinamakan materi prim<:r. 14
Sedangkan materi sekundernya adalah sebagaimana diungkapkan oleh A.
1-1. Hasanuddin sebagai berikut: "materi Dakwan kalau dianggap perlubisa
ditambah dengan basil ijtihad para ulama, atau sai:jana muslim yang
terpercaya dan kuat''. 15 selain itu materi Dakwah primer dan sekunder
juga bisa diambil dari berbagai sumber lain seperti, buku-buku agama atau
umurn, media-media informasi, pengalaman dan sebagainya.
Materi Dakwah menurut Moh. Natsir dalam bukunya "flqhul
Dakwah" dibagi dalarn tiga pokok, yaitu:
13 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya; Al-fkhlas, 1983)., h. 65
14 H. hamzah Ya'qub, Publisistik Islam Tehnik Dakwah Dan leadership (bandung; Diponegoro, 1972)., h. 29
1<; •••••
17
a) Menyempurnakan hubungan manusia dengan kholiknya atau
muamalah ma 'al khaliq
b) Menyempurnakan hubungan dengan makhluk-makhluk Allah lainnya
c) Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara keduanya dan
mengaktifkan kedua-duanya sejalan dan sejalin.
d) Media Dakwah
e) Media Dakwah
d. Media Dakwah
Media Dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan
mareri Dakwah, pada zaman modern umpamanya: televisi, radio, video,
majalah, surat kabar dan melalui berbagai macam upaya mencari nafkah
dalam berbagai sektor kehidupan. Dengan begitu banyaknya media
Dakwah yang tersedia, maka seorang da'i haruslah memilih salah satu
.beberapa media.
e. Metode Dakwah
Metode Dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang
da'i (komunikator) kepada mad'u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar
hikmah dan kasih sayang.
f. Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka
mencapai suatu tujuan. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan arah
atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan Dakwah, sebab tanpa tujuan
yang jela~; seluruh aktivitas Dakwah akan sia-sia. Dengan demikian tujuan
Dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas Dakwah sama oentin>!nva
18
dengan unsur-uusur lainnya.Bahkan lebih dari itu tujuan dakwah sangat
menentukan dan berpengaruh terhadap penggunaan metode dan media
Dakwah, sasaran Dakwah sekaligus strategi Dakwah.
3. Bentuk-Bentuk Dakwah
Berdasarkan bentuk-bentuk penyampaiannya metode Dakwah dapat
dikelompokan dalam tiga kata gori yaitu:
I. Dakwah Bi-alisan, yaitu Dakwah dilakukan dengan menggunakan lisan
2. Dakwah Bi-alqalam, yaitu Dakwah dengan menggunakan tulis memilis
berupa artikel atau naskah yang kemudian dimuat didalam majalah atau
surat kabar, brosur, buletin, dan sebagainya.
3. Dakwah Bi-a!Hal, yaitu Dakwah yang dilakukan melalui berbagai
kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat sebagai obJek
dakwah dengan karya subyek Dakwah serta ekonomi sebagai materi
Dakwah. 16
Sedangkan Asmuni Synkir dalam bukunya Dasar-dasar Strastegi Dakwah
menyatakan bentuk-bentuk Dakwah adalah:
I. Dakwah Bi- alisan
Metode Dakwah bi al-lisan adalah : merupakan salah satu cara di
dalam penyampayan pesan-pesan Dakwah dengan menggunakan lisan
atau dikenal juga dengan istilah metode ceramah.
Ceramah adalah suatu tehnik atau metode Dakwah yang banyak
diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang da'i pada suatu
aktivitas Dakwah. Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye,
19
berpidato, sambutan, mengajar dan Jain sebagainya. Metode ceramah
sebagai salah satu metode atau tehnik berdakwah tidak jarang
dipergunakan oleh da'i-da'i atau pun para utusan Allah dalam usaha
menyampaikan risalah-Nya.
Dengan demikian bentuk Dakwah bi al lisan merupakan ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara berbicara didepan massa (orang banyak),
dengan tutur kata yang baik agar mampu mempengaruhi para pendengar
untuk mengikuti paham ajaran yang di peluknya. Oleh karena itu antara
metode ceramah dengan bentuk Dakwah bi al lisan tidak ada perbedaan
yang prinsipil namun hanyalah berbeda istilah belaka (synonim). 17
2. Dakwah Bi-alqalam
Suatu cara atau retorika didalam penyampaian isi Dakwah dengan
cara melalui qolam (tulisan). Dalam hal ini dapat dicontohkan melalui
media cetak (surat kabar dan majalah).
Dakwah sebagai suatu kegiatan komunikasi keagamaan
dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan tekhnologi komunikasi
yang semakin canggih memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan ini,
artinya Dakwah dituntut agar dikemas dengan terapan media komunikasi
sesuai dengan ragam madu. atau dengan bahasan lain Dakwah yang
demikian merupakan Dakwah yang komunikatif. 18
Pada dasarnya dalam Islam faktor tulisan atau tulis menulis
merupakan media awal yang sama usianya dengan media tatap muka.
17 Asmuni Syukir Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya; Al-Ikhlas, 1983)., h.104-105
oO
20
3. Dakwah Bil- alhaal
Dakwah al-haal adalah suatu istilah yang terdiri dari dua kata yang
digabungkan yaitu kata Dakwah dan kata haal ( J 6.)yang berarti berubah,
haa! (J 6.) berarti Imai ikhwal. Haal (J 6.) bisa juga berari perpindahan,
gerakan (gerak), berarti menunjukan keadaaan (haal keadaan). 19
Setelah diketahui pengertian ha! terscbut, maka dengan demikian
dapat dirumuskan dalam dua kata yaitu, Dakwah dan haal.
Kata bi al-haal bermti menunjukan suatu keadaan atau tindakan,
sedangkan Dakwah secara umum mengandung arti suatu usaha untuk
merubah dan memperbaiki keadaan yang kurang baik ke arah yang lebih
baik dalam kaitan ini Dakwah bi al-haal sebagai uraian dalam upaya
Dakwah dengan menggunakan metoc\e praktis dalam menjalankan dan
mempernktekan ajaran agama itu sendiri.
Secara umum pengertian Dakwah bi al-haal adalah segala gerak
amal perbuatan dalmn berinteraksi terhadap sesama manusia, alam dan
lingkungannya, baik perbuatan itu berupa ibadah, akhlak maupun
muamalah yang disesuaikan dengan ajaran Agama Islam untuk mencapai
keridhaan Allah.
Pengertian Dakwah bi al-haal secara luas adalah seluruh kegiatan
Dakwah di dalam bentuk perbuatan nyata untuk memecahkan persoalan
suatu lingkungan masyarakat. 20
19 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penterjemah AlQur'an, l,?73), h. 111
21
Di beberapa pengertian Dakwah bi a!-haal yang telah dipaparkan
diatas nampak jelas bahwa Dakwah bi a!-haal lebih tertuju pada sikap
peri!aku yang mengarah kepada perubahan terhadap kondisi yang kurang
baik, kepada yang lebih baik atau sempurna.
Bil I-Iaal adalah Dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata
yang meliputi keteladanan. Metode Dakwah ini dapat dilakukan oleh
setiap individu tanpa harus memiliki keahlian khusus dalam bidang
Dakwah. Dakwah bi! haal dapat dilakukan misalnya, dengan tindakan
nyata yang dari karya nyata tersebut hasi!nya dapat dirasaan secara
kongkret oleh masyarakat, seperti pembangunan rumah sakit atau fasilitas
fasilitas yang di gunakan untuk kemaslahatan umat.21
4. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu "meta" (melalui)
dan "hodos" (jalan atau cara) maka metode adalah cara atau jalan yang harus
dila!ui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Jern1an metode berasal dari
methodica artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal
dari kata methodos artinya jalan, sedangkan dalam bahasa Arab artinya thariq.
Sehingga metode adalah cara yang telah diatur dan memulai proses pemikiran
untuk mencapai suatu maksud. Berikut beberapa metode Dakwah:
a) Metode ceramah
Ceramah adalah suatu tehnik atau metode Dakwah yang banyak diwarnai
oleh ciri karateristik bicara seorang da'i pada suatu aktivitas Dakwah.
22
b) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara
mendorong sasarannya (obyek Dakwah) untuk menyatakan sesuatu
masalah yang dirasa belum dimengerti dan da'i sebagai penjawabnya.
c) Debat
Debat sebagai metode D lkwah pada dasarnya mencari kebenaran bukan
kemenangan dalam arti menunjukan kebenaran dan kehebatan Islam.
d) Percakapan antar Pribadi
Percakapan antar pribadi atau individual conference adalah percakap
bebas antara seorang da'i dengan individu-individu sebagai sasaran
Dakwahnya.
e) Metode Peragaan
Suatu metode Dakwah dimana seorang da'i mernperlihatkan suatu contoh
yang baik terhadap rnuridnya dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan. Misalnya memperagakan cara shalat.22
Said Bin Ali Al-Qathani menjelaskan bahwa metode Dakwah ialah ilmu
yang mempelajari bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi
kendala-kendalanya. 23 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode
Dakwah adalah cara da'i untuk menyebarkan materi dengan memperhatikan
problematika yang muncul dan berusaha untuk mengatasinya. Untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, maka diperlukan metode-metode yang tepat dalam
peroses Dakwah. Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai aspek, misalnya kondisi
lingkungan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Adapun metode-metode yang
22 Hasanudin, Manajemen Dakwah (Jakarta; UIN Jakarta Press, 2005),., h.60-6 I 71-··-······-.
23
digunakan dalam berdakwah dapat dilaksanakakan dengan metode ceramah,
diskusi, debat, pendidikan dan sebagainya.
Cara-cara berdakwah ditegaskan dalam Al-Qur'an surah An-nahl
ayat 125 yaitu :
} ,,, ;::. t ::,,, ., .!,,. .., ... ,. .,_, .., ., ,,, " J. ...
, ~- '. j : , - I , -11_, '.1~- ;;.::...:::J-1 ~--I\' ;,__;._,~1_, ~- I , 'I\ >-~I Y" .) 0, er->- J!' LS;' _. ~ - . ) - - , ~ ) , , _. _.) ~ ...;, l__
.. ,. ., } .,... ,. .. t } ~ ,. ,, :: ,.. ,. ,, "t
;~4J: CY-~~ ;..iii Y.,) ~~-; if J_,;o u---.! ;..iii
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl, I 25)
Metode Dakwah bisa diaktualisasikan rnelalui Dakwah yang disarnpaikan
dengan hikmah, mauidzah alhasanah dan rnudzadalah dengan cara yang baik dan
tidak rnenggunakan paksaan atau kekerasan. Selain itu juga dengan rnelalui
tarbiyah lslamiyah yang asasnya adalah al-Qur'an dan rnetode Rasul yaitu dengan
menanamkan akhlak yang rnulia, nilai-nilai kehidupan yang kokoh dan
pemahaman Islam yang benar. Serta mendirikan bangunan Islarni sebagai tempat
mereka dididik dengan pendidikan Islam. 24
Abdul Rahman Ar-Roisi, mengemukakan beberapa rnetode yang biasa
diterapkan dalam berdakwah, antara lain:
a. Dakwah bi! hikmah, yang mana mempunyai pengertian perkataan yang
benar, !urns dan disertai dengan menggunakan dalil-dalil yang menyatakan
akan kebenaran dan rnenghilangkan keragu-raguan.
24
b. Dakwah bi! mau'idzotil hasanah, tutur kata yang baik penuh kelembutan
yang dapat menyentuh hati, selaras dengan ajaran Al-Qur'an dan tidak
membebani manusia, kecuali kemampuan sendiri.
c. Dakwah bi! mudzadalah, bertukar pikiran dengan cara yang terbaik dalam
upaya menguak tentang kebenaran yang dapat c.iambil nilai kebenarannya
secara utuh, terutama hal ini yang berhubungan dengan nilai Islam, juga
dapat diaplikasikan didalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat. 25
Dalam penggunaan suatu metode perlu sekali diperhatikan bagaimana
hakikat metode itu, karena hakikat metode merupakan pedoman pokok yang
mula-mula hams dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan dan
penggunaannya. Selain itu dengan memahami hakikatnya, penggunaan metode
tidak dengan mudah memuja atau membanggakan satu metode tertentu karena
keberhasilannya.
Beberapa pemahaman mengenai ragarn metode, ternyata sernuanya
merujuk kepada landasan pokok, yakni Al-Qur'an dan AJ-Hadits sehingga apapun
bentuk yang digunakan atau yang dipakai tidak satupun yang keluar dari
pokoknya yang utama teersebut, dipahami pula bahwasanya penerapan metode
akan lebih mengena pada objek sasarannya.
B. Lembaga Dakwah
1. Pengertian Ltmbaga Dakwah
Kata lernbaga atau organisasi berasal dari istilah Yunani yaitu
organon dan istilah Jatin yaitu organurn yang berarti alat, bagian, anggota atau
")~ . . . .
25
badan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kita akan menjumpai beberapa arti
tentang lembaga. Arti pe11ama adalah asal sesuatu, kedua acuan: suatu yang
memberi bentuk kepada yang lain, ketiga badan atau organisasi yang bertujuan
melakukan sesuatu penelitian keilmuan dalam melakukan suatu usaha.26
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga mempunyai dua
pengertian, yakni pngertian fisik, material, kongkret dan pengertian non fisik, non
material dan abstrak. Dalam bahasa Inggris lembaga dalam pengertian fisik
disebut Institute, sarana (organisasi) untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan
lembaga dalam pengertian non fisik atau abstrak adalah institution, suatu norma
untuk memenuhi kebutuhan.27
James D Money mengatakan, seperti yang terdapat dalam buku
Manajemen Organisasi karangan Abdul Syani, bahwa "organisasi adalah bentuk
setiap perikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama". 28 Dalam buku
yang sama, menurut pendapat Ernest Dale dan L. C. Michelon, bahwa organisasi
dapat disebut sebagai suatu sistem "komunikasi" dan juga pernah didefinisikan
sebagai "koordinasi". Komunikasi diperlukan untuk meyakinkan bahwa setiap
orang mengerti apa tujuan organisai, apa bagiannya dalam mencapai tujuan itu,
apa faedahnya meraih tujuan dengan usaha terbaiknya. Sedangkan koordinasi
sebaliknya adalah perlu untuk meyakinkan bahwa setiap orang turut berjasa dalam
usaha meraih tujuan bersama itu tanpa kehilangan kepercayaan. 29
Jika lembaga dikaitka~ dengan Dakwah, maka lembaga yang dimaksud
adalah seperti yang disebutkan dalam garis-garis besar kebijaksanaan Dakwah
26 Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, I 988), h.5 I 2
27 H. M. Daud Ali, lembaga-lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press), h. l
27
I. Tujuan Primer berupa nilai ekonomis yang diberikan baik langsung
maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam pembuatan barang dan
jasa yang diperlukan.
2. Tujuan kolateral, yaitu nilai umum dalam pengertian yang luas demi
kebaikan masyarakat.
3. Tujuan sekunder, berkenaan dengan nilai ekonomis dan effektivitas dalam
pencapaian tujuan diatas.
Setiap organisasi atau lembaga memiliki tujuan yang berbeda-beda sesuai
dengan ruang lingkup objek yang dilaksanakannya. Namun secara umum, tujuan
organisasi atau lembaga tersebut dapat dilihat dari bentuknya. Dipandang dari
sudut tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam. Organisasi
umum atau organisasi sosial, artinya organisasi yang bertujuan melayani
kepentingan masyarakat dan organisasi bisnis yang dibentuk atas tujuan komersial
atau untuk mendapatkan keuntungan.
Lembaga Dakwah sebagai organisasi kemasyarakatan tentunya bertujuan
untuk mengembangkan potensi masyarakat, yang terutama melakukan pembinaan
kepribadian dan sikap masyarakat yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam
menjalankan fungsinya tentunya tidak terlepas dari tujaun organisasi atau lembaga
termasuk didalamnya lembaga Dakwah berfungsi sebagai: 32
I. Wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya.
2. Wadah pembinaan dan pengembangan anggota dalam usaha muwujudkan
tujuan organisasi.
3. Wadah peran serta dalam usaha mensukseskan pembangunan nasional
28
4. Sarana penyalur aspirasi anggota dan sebagai sarana komunikasi sosial
timbal balik antara anggota dan atau antar organicasi kemasyarakatan, dan
antara organisasi kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial
politik.
3. Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Kata Pondok Pesantren terdiri dari dua suku kata yaitu: Pondok dan
Pesantren. Kata Pondok berasal dari bahasa arab; Funduqun, yang memiliki arti
hotel atau penginapan.33 Sedangkan Koentjoroningrat mengatakan Pondok dengan
orang yang tinggal di rumah orang lain. 34 Tapi Pondok yang dimaksud disini
adalah rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu atau lainnya,
tempat para santri tidur (menginap) setelah mereka belajar. Sebagaimana
diungkapkan oleh Muhammad Ridwan Lubis yang mengatakan Pondok adalah:
ternpat tinggal para santri selama rnenuntut ilmu.35 Sedangkan kata Pesantren atau
santri berasal dati bahasa Tamil yang berarti: guru mengaji, sumber lain
mengatakan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa India yaitu shastri dari kata
33 Ahan1ad Warsan Muna\var, Al-Munir, Klunus Arab-Indonesia, (Surabaya; Putaka progessif, 1997), h. 1073
34 Koentjoroningrat, kebudayaan Jawa, (Jakarta; Balai Pustaka, 1984), h.199 ·~ ~ . ' - - . -
29
shastra, yang berarti buku-buku suci, buku agama atau buku-buku tentang ilmu
pengetahuan. 36
Di Indonesia istilah Pesantren lebih popukr dengan sebutan Pondok
Pesantren. Lain halnya dengan Pesantren, Pondok berasal dari bahasa Arab, yaitu
funduk yang berarti hotel, asrama, dan tempat tinggal sederhana.37
Penge1iian Pesantren diatas, mengindikasikan bahwa secara Kultural
Pesantren lahir dari budaya Indonesia. Dari sinilah mungkin Nurkholis Madjid
berpendapat, secara historis Pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman,
tetapi juga makna keaslian Indonesia. Sebab memang cikal bakal lembaga
Pesantren sebenarnya sudah acla sejak masa I-linclu-Buclha, clan Islam tinggal
meneruskan, melestarikan, dan menglslamkannya. 38
Dari keterangan cliatas sekiranya clapat dirumuskan tentang pengertian
Pondok Pesantren adalah sebagai berikut: Pondok Pesantren adalah tempat orang-
orang atau para pemuda menginap (bertempat tinggal) yang dibarengi dengan
suatu kegiatan mempelajari, memahami, menclalami, menghayati, clan
mengamalkan ajaran agama Islam.39
Menurut Diclin Haficlhuclclin, Ponclok Pesantren aclalah salah satu lembaga
diantara lembaga-lembaga iqamatuclclin lainnya yang memiliki clua fungsi utama,
yaitu fungsi kegiatan tafaqquh fi ad-din (pengajaran, pemahaman clan penclalaman
ajaran agama Islam) clan fungsi lnclzar (menyampaikan clan menclalcwahkan ajaran
36 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, £nsik/opedi !slam, (Jakarta; PT. Ikhtiar Barn Van Haeve, I 994), 11.99
:171-Iasbullah, Sejarah Pendidikan !s/arn di Indonesia, / .. Jntasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, (Jakarta; Raja Grapindo Persada, 1996), Cet. Ke-2, h.138 38 Nurcholis Madj[d, lv!er1unuskan Ken1ha/i T1y·uan Pendidikon Js/an1, dalam Dawam
Rahaijo (ed). Pe."gufa/an Dunia Pesanlren, Membangun dari Bawah, (Jakarta; P3M, 1985), h.3 m- ... .. .. .
30
agama Islam pada masyarakat), sebagaimana tergambar dalam finnan Allah surat
At-Taubah ayat 122.
Aitinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S. AtTaubah, I 22)
Sepanjang sejarah pe1jalanan umat Islam (Indonesia), temyata kedua
fungsi utama tersebut telah di!aksanakan oleh Pondok Pesantren (Pada umumnya).
Walaupun dengan berbagai kekurangan yang ada dengan baik. Dari Pondok
Pesantren !ahir para jum Dakwah, para mualim, dan ustadz , para Kiyai dan
tokoh-tokoh masyarakat, bahkan yang memiliki potensi sebagai pedagang,
pengusaha ataupun bidang-bidang lainnya yang lebih banyak lagi.
Hal ini tidak lain karena di dalam kegiatan Pondok Pesantren terdapat
nilai-nilai, yang sangat baik bagi berhasilnya suatu kegiatan pendidikan.
Sehingga, bisa dinyatakan sesungguhnya pendidikan Pondok Pesantren terletak
pada sisi nilai tersebut, yaitu proses Pendidikan yang mengarah pada
pembentukan kekuatan jiwa mental ataupun rohaniah.40
B. Bentuk-Bentuk Pondok Pesantren
Pesantren sebagai sebuah lembaga dalam Lenyataannya dikelompokan
menjadi beberapa kelompok (bentuk). Pembentukan ini berdasarkan karekteristik
pengajaran dan penyampaian yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren tersebut.
31
Penyelenggaraan sistern pendidikan dan pengajaran ini berbeda antara satu
Pondok Pesantren dengan Pondok Pesantren lainnnya, artinya tidak ada
keseragarnan sistem dalam penyelenggaraan dan pengajaran. Dalarn kenyataannya
penyelenggaran sistern pendidikan dan pengajaran Pondok Pesantren dewasa ini
dapat digolongkan kepada tiga bentuk :
a. Pondok Pesantren Tradisional adalah lembaga pendidikan dan pengajaran
agama Islam yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut
diberikan dengan cara non klasikal (sistern bendongan dan sorogan)
dimana seorang Kiyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang
ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ularna besar sejak abad pertengahan,
sedangkan santri biasanya tinggal dalam Pondok atau asrama tersebut.
Pesntren model ini juga Pesantren yang masih kuat memegang pola
tradisional dari segi penyampaian dan pengajaran nilai-nilai Islam. Sedang
cara-cara tersebut diatas adalah cara Jama yang telah turun temurun
dipraktekan, ilmu yang dipelajari di Pesantren model ini pada umumnya
sama, demikian pula kitab-kitab yang dipakainya, hanya saja ada
perbedaan pengajaran diantara Pesantren-Pesantren tersebut, yaitu: terletak
pada kadar yang dimiliki oleh kyai yang bersangkutan. Ciri lain dari
Pesantren ini adalah kemutlakan seorang Kiyai sebagai pemegang
kekuasan clan penentu suatu keputusan, Pesantren ini biasanya seeara
manajemenpun adalah manajemen keluarga. tapi ha! demikian juga tidak
menutup kemungkinan terhadap model Pondok-Pondok lain.41
32
b. Pesantren tradisional modern ada!ah lembaga pendidikan dan pengajaran
Agama Islam yang menggabungkan sistem tradisional di satu sisi dan di
sisi lain menggunakan sistem madrasi (Klasikal),42 Yang mengarah kepada
sistem atau pola modern dari segi penyampaian dan pengajarannya. Ciri
dari Pesantren ini adalah kesewenangan seorang Kiyai tidak mutlak lagi,
akan tetepi telah ada pembagian tugas diantara para pengasuh atau
pembinanya.
Dari seg1 pengajarannya disamping menggunakan cara-cara
tradisional (sistem sorogan, benclongan dan wetonan), juga memakai
sistem modern (ada sistem kelas) clengan menggunakan tingkatan-
tingkatan. Pesantren ini juga mengadakan kegiatan pendidikan formal,
untuk memberikan keseimbangan antara tuntunan dunia dan ukhrowi
(pelajaran-pelajaran agama).
c. ?esantren Modern adalah Pesantren yang menggunakan sistem Modern
(barn) dari segi penyampaian dan peng<jaran materinya: Ciri-ciri
Pesantren Modern adalah:43
1. Memakai earn cliskusi dan tanya jawab dalam penyampaian materinya.
2. Aclanya penclidikan kemasyarakatan, segenap pelajar berlatih
memperhatikan clan menge1jakan hal-hal yang nantinya akan dialami
oleh mereka clalam masyarakat ketika mereka telah berbaur clengan
masyrakat, mengingat hal-hal yang nanti akan kita jumpai
dimasyaarakat mengenai pelajaran mereka.
~.16_
33
3. Adanya organisasi pelajar yang mengatur aktivitas mereka, segala
sesuatu mengenai kehidupan mereka diatur dan deselenggarakan
sendiri oleh mereka dengan cara demokrasi, gotong royong dan dalam
snasana ukhuwah yang mendalam. tapi itu juga tidak terlepas dari
bimbingan dan pengawasan pengasuh-pengasuhnya atau Pembina
pembinanya.
4. Adan ya organisasi pelajar yang bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang berhubungan dengan kehidupan dan kegiata-kegiatan sehari-hari.
Tata tertib, disiplin, irasing-masing dapat mengutarakan pendapatnya
dan melakukan kegiatan kesiswaan yang terikat dengan sistem
pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Dalam Pesantren Modern kemutlakan seorang kyai sudah sangat
longgar, ini karena sernua tanggung jawab dialihkan kepada bagian
bagian kepengurusan yang telah ditetapkan, tetapi walau
bagaimanapun kyai juga memiliki peran sangat urgen dalam stabilitas
Pondok
C. Fungsi Pondok Pesantren
Pondok Pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan, lembaga sosial,
juga berfungsi sebagai pusat penyiaran agama Islam yang rnengandung kekuatan
terhadap dampak modernisasi, sebagaimana telah diperankan pada masa lalu
dalam menentang penetrasi kolonisme walaupun dengan cara menutup diri
(uzlah).
34
Fungsi lainnya yaitu sebagai instrument untuk tetap melestarikan ajaran
a1aran Islam di nusan!ara, karena Pesantren mempunyai pengaruh yang kuat
dalam membentuk dan memelihara kehidupan sosial, kultural, politik, keagamaan
dan lain sebaginya. Oleh karcna itu antara fungsi Pondok Pesantren dengan
lembaga pendidikan lainnya tidak bias dipisahkan yakni untuk mensukseskan
pembangunan nasional. Karena pendidikan di Negara kita diarahkan dapat
terciptannya manusia yang bertaqwa, mental rnembagun dan memiliki
keterampilan dan berilmu pengetahuan sesuai dengan perkernbangan zaman.44
D. Unsur-unsur Pondok Pesantren
Sebagai sebuah lembaga Pondok Pesantren memiliki komponen
komponen yang mernbentuk keberadaan dan menguatkan eksistensinya, melalui
komponen inilah rnasyarakat akan melihat sejauh mana signifikansi Pondok
Pesantren bagi lingkungan sekitarnya, komponen tersebut antaranya:
1. Kyai
Kyai, Ustadz, Mua'llirn atau apapun sebutannya, merupakan elemen yang
paling esensial pada sistern pcndidikan Pesantren. Kyai inilah yang
diharapkan menjadi figur orang tua yang rnemberi contoh dan suritauladan
yang baik bagi para santrinya. Ke-kyai-an seseoarang bukan hanya
ditentukan oleh pengetahuannya, akan tetapi juga oleh akhlakul karirnah
yang dirnilikinya. Para santri bukan sekedar rnelihat dan mendengar
nasihat dan pengajarnya, akan tetapi rnelihat langsung perilakunya, kyai
35
dan guru berfungsi langsung ushwah hasanah terhadap santri dan
siswanya.
2. Santri
Santri adalah peserta didik sebuah lembaga pendidikan Pesantren yang
pada umumnya memiliki kesiapan untuk belajar, baik secara langsung
kepada Kiyai maupun kepada santri senior.45
Istilah santri menurut kamus Bahasa Indonesia, kata 1m
mempunyai dua pengertian yaitu:
a. Orang yang beribaclah dengan sungguh-sungguh (orang shaleh).
b. Orang yang mendalami pengajiannya clalam agama Islam clengan
berguru ketempat yangjauh seperti Pesantren clan lain sebagainya.46
Dari keclua pengertian tersebut diatas penulis mengambil
kesimpulan bahwa santri adalah murid yang belajar di Pondok Pesantren
yang menclapatkan pelajaran dari seorang kyai dan oleh para ustadz/ah
untuk lebih memahami, mendalami, menghayati clan mengamalkan ajaran-
aj aran Islam.
Pengajaran kitab-kitab berbahasa Arab, yang klasikal merupakan
elemen penting dalam sebuah Pesantren. Melalui pengajaran tersebut, para
santri cliajak mempelajari ajaran Islam pada sumber-sumber yang langsung
pada bahasa Arab. Kitah-kitab tersebut antara lain tafsir, hadits, fiqih,
akhlak, ilmu lughah clan lain sebagainya. 47
45 Ibid., h. 15 .f(, 111. J. S. floerdan1inta, Kann1s U1nu111 Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),
h. 1007
36
3. Masjid
Masjid merupakan elemen yang sangat esensial bagi pndidikan Pesantren.
Di masjid itu para santri dilatih shalat jamaah, ruku, dan sujud bersama.
Bahkan dilihat dari sejaralmya, pengajaran berbagai ilmu pengetahuan
selalu dilaksanakan di rnasjid dan selalu terkait dengan jadwal waktu
shalat.48
Penggunaan Masj id sernacam ini adalah merupakan tradisi yang
dijalankan oleh Nabi SAW, dirnana beliau rnenggunakan rnasjid Quba
sebagai tempat pendidikan Islam dan berbagai aktivitas lain seperti politik
dan pemerintahan, adrninistrasi dan IJerbagai pertemuan.
4. Pondok
Pondok sebagai tempat tinggal bersama antara kyai dengan para santri
sangat berrnanfaat dalarn rangka beke1ja sama dalarn rnernenuhi kebutuhan
hidup selnri-hari. Fenomena Pondok pacla Pesantren rnerupakan sebagian
dari gambar kesederhanaan yang rnenjadi ciri khas dari kesederhanaan
santri di Pesantren.'19
5. Kitab klasikal
Salah satu komponen yang terpenting dari kebcradaan sebuah Pesantren
yang rnernbedakaannya dengan lernbaga pendidikan yang lainnya.
Pengajaran kitab-kitab kuning telah rnenjadi karakteristik yang merupakan
ciri khas dari proses belajar mengajar di Pesantren.50
>
18 H. Taufiq lstnail,dkk, A1en1hong11n Ken1andirian Lltn111at di Pedesaan, ( Jakarta; Pt. Abadi Publishing dan Printing, 2000), Cetakan Pertarna, h.15
49 \/-~.--.-!: ,.-)··-···- n_._. , •. ,., '' '1 1• •• • ,,., • '
37
Di samping elemen-elernen 1~okok tersebut diatas, kehidupan
keseharian Pesantren di jiwai oleh suasana yang antara lain dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Jiwa keikhlasan: Segala kegiatan dilakukan semata-mata karena dan
untuk berib2.dah kepada Allah SWT. Hal ini meliputi segenap suasana
kehiclupan di ponclok pesantren misalnya, keikhlasan clalam mengajar
bagi para kyai dan ustadz, keikhlasan belajar para santri, dan
keikhlasan para orang tua dalam rnembantu anak-anaknya.
b. Jiwa kesederhanaan: kehidupan dalam Pesantren di liputi suasana
kesederhanaan yang mengandung unsur-unsur kekuatan clan ketabahan
dalam mengahadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Dengan atau
tanpa fasilitas yang memadai, proses belajar mengajar dapat
berlangsung.
c. .Tiwa Kesanggupan: kesanggupan untuk menolong diri sendiri yang di
sertai dengan ketawaduan, selalau ditekankan dalam proses belajar
mengajar, sehingga melahirkan para lulusan yang siap untuk hidup
ditengah-tengah masyarakatnya. Dalam artian ,bukan saja para santri
selalu belajar clan berlatih rnengurus kepentingan diri sendiri secara
mandiri, tetapi juga ponclok pesantren itu sendiri sebagai lembaga
pendidikan tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada belas
kasihan clan bantuan orang lain.
d. .Tiwa Ukhuwah lslamiyah: yakni, kehiclupan ponclok pesantren diliputi
suasana persaudaraan yang akrab, suasana persatuan dan gotong
38
royong yang tercermin dalam intera!<si antar santri, santri dengan guru
maupun dengan rnasyarakat lingkungannya.
e. Jiwa Pengamalan : Dalarn artian bahwa dipondok pesantren bukan
sa.1a hanya belajar teori. akan tetapi disertai dengan praktik
pengarnalannya. Sl13lat beijarnaah. shalat tahajud. tawadhu', horrnat
rnenghormati, rnenolong orang lain. dan sifat akhlaku! karimah
lainnya. Bukan hanya sekedar diajarkan akan tetapi juga dipraktikan.
f. Jiwa kesungguhan: dalarn beribadah. dalarn belajar rnaupun dalam
memanfaatkan waktu untuk rnenambah ilmu pengetahuan. 51
Berdasarkan keputusan Mentri Agama RI No.3/1979 ada empai tipe
Pondok Pesantren yaitu:
a) Pondok Pesantren tipe A, ialah Ponclok Pesantren di mana para
santri belajar clan bertempat tinggal bersama clengan guru/kiyai,
kurikulumnya terserah pacla kiyainya cara memberi pelajaran
individual, clan ticlak menyelenggarakan rnaclrasah untuk belajar.
b) Ponclok Pesantren tipe B, ialah Ponclok Pesantren yang mempunyai
Maclrasah clan rnernpunyai kurikulum pengajaran dan kiyai
dilakukan dengan cara stadium general, pengajaran pokok terletak
pada Madrasah yang diselenggarakannya kiyai rnemberikan
pelajaran secara urnum kepada santri pada waktu yang telah
ditentukan.
c) Pondok Pesantren tipe C, yaitu Pondok Pesantren yang fungsi
utamanya hanya sebagai ternpat tinggal atau asrarna, santri-
39
santrinya belajar di Madrasah atau sekolah-sekolah umum dan
fungsi kiyai hanya sebagai pengawas. pembina mental dan
pengajaran Agama.
d) Pondok Pesantren tipe D. yaitu Pondok Pesantren yang
menyelenggarakan sistem Ponclok clan sekaligus sistem sekolah
Maclrasah. ' 2
40
Pada awal berdirinya santri yang ada di Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah berjumlah 17 orang, dimana santri putra be1jumlah 8 orang dan santri
putri be1jumlah 9 orang, keberadaan Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah di
tengah komunitas masyarakat yang majemuk diharapkan agar dapat berinovasi
dan berkreasi guna melahirkan santri sebagai kader bangsa yang Insya Allah akan
terns mempertahankan jiwa ke111andirian yang senantiasa istiqomah dalam
perjuangan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dan sebagai langkah awal dalam melaksanakan misi pendidikan KH.
Moch Barzach menggunakan fasilitas masjid sebagai sarana bagi para santri untuk
melaksanakan aktivitas atau kegiatan yang ada di Pondok Pesantren, karena
memang sarana ini lebih dulu dimiliki oleh Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah dan pada tanggal 13 Mei 1996 KH. Moch. Barzach bersama kakak
kandungnya yang bernama lbu Hj. Smyati di bantu saudara-saudara yang lairmya
mulai membuka pendidikan formal yaitu Madrasah lbtidaiyah yang kemudian
sampai kepada tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah adalah KH.
Muhammad Barzach Hidayat, sekaligus pengasuh asrama, sedangkan HM. Rais
dan Ustadzah. Suryati HM, dipercayai sebagai Ketua Yayasan Nurul Huda
Assuriyah karena memang nama Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
diambil dari nama Ustadzah Suryati yang tidak lain kakak kandung dari KH.
Moch. Barzach. 2
Merupakan pengalaman pahit dalam pendiclikan (Islam) climana masalah
pendanaan selalu mcrupakan faktor yang cukup rnenentukan dalam melaksanakan
42
7. Bimbingan seni baca Al-quran dan Hifzil Qur'an
8. Bimbingan manasik haji dan Umroh4
Sejak berdirinya sampai sekarang ini Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah memang telah banyak menjalankan peran dan fungsinya sebagai
lembaga dakwah, Pesantren menjadi besar dan be1jasa justru ditengah
kesederhanaan dan ketulusan para tokohnya .dalam memimpin institusinya,
dengan sikap tak lebih dari sekedar mengabdi pada sebuah profesi5•
B. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
Visi
Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dan handal dalam
bidang iman, ilmu dan amal soleh.
Misi
I. Sebagai fasilitas pendidikan bagi Madrasah di lingkungan kota Depok dan
sekitarnya.
2. Merealisasikan tercapainya prestasi dan mutu pendidikan Madrasah
3. Meningkatkan mutu pelayanan di lingkungan Madrasah dan Pondok
Pesantren.
4. Mengembangkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan dalam
keberhasilan diberbagai bidang.
C. Tujuan Didirikannya Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
4 KTSP Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah, Te111ang Program Dan Kegiatan pondok Pesantren Nuru/ Huda Assurivah
43
Tujuannya adalah sebagai nilai-nilai tertentu yang diharapkan dapat di
capai dan diperoleh dengan jalan melakukan suatu usaha6.
I. Meningkatkan prilaku berakhlakul karimah bagi peseta didik.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai minat dan bakat
peserta didik.
3. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan membaca Al-Quran dan
Kitab Salafiyah dengan baik dan benar.
4. Meningkatkan pengamalan ajaran islam bagi pcserta didik terutama dalam
praktek ubudiyah sehari-hari.
5. Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut.7
D. Program Kegiatan Dan Sarana Prasarana Pon :lok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah
1. Program Kegiatan
Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah siap melahirkan generasi Qur'ani
dalam program-program kegiatan, Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
bergerak dalam tiga bidang yaitu: pendidikan, sosial dan budaya.
a. Bidang Pendidikan
Dalam bidang Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
mengadakan kegiatan pengembangan diri, ini adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, bakat, minat. Kegiatan pengembangan
6 Hasanudin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UJN Jakarta Press. 2005 ). Cet I hal 72 7 Kl-I. M. Barzach Hidavat. Wawancara. IDeook: 11 Juli W07)
44
diri ini di bawah naungan guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Sekolah memfasiiitasi kegiatan pengemba<0gan diri seperti:
)> Bimbingan Konseling, mencakup hal-hal yaag berkenaan dengan pribadi,
kemasyarakatan, belajar. Bimbingan konseling cliasuh oleh guru yang
clitugaskan.
» Pengembangan cliri yang clilaksanakan sebagian besar cliluar kelas
(ekstrakurikuler) cliasuh oleh guru pembina, yaitu:
- Bola Volley
Sepak Bola
Pramuka
Palang Merah Remaja (PMR)
- Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
- PASKIBRA8
Utuk menclaatkan basil pendidikan yang dicita-citakan, maka perlu di
kembangkan proses belajar mengajar yang mengacu pacla hal-hal berikut
ini:
1. Interaktif, yaitu proses bclajar mengaJar dengan rnengedepankan
suasana inteaktif bak antara santri dengan ustadz, santri denan santri
dan dengan unsur lainnya.
2. Atraktif, yaitu mengembangkan kegiatan yang rnampu menarik
perhatian santri, kegiatan belajar yang monoton dan membosankan
akan menurunkan minat dan perhatian samri
45
3. Stimiulatif, yaitu merangsang santri agar proaktif dalam memahami
lebih lanjut berbagai materi tentang permaslahan yang sedang di
ajarkan.9
b. Bidang Sosial
Program Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah dalam bidang sosial
yaitu menyantuni anak yatim, pelayanan pengajaran bagi Majlis Ta'lim, dan
pesantern juga menjalankan program sosial melalui pemberdayaan santri
dengan mengikutsertakan mereka dalam program bakti sosial yang dijalankan
oleh masyarakat, jadi program sosial tidak hanya berkaitan dengan uang tapi
juga bisa dengan tenaga dan fikiran yang sekirnnya bisa bermanfaat bagi
masyaakat sekitar dan masyarakat Islam pada umurnnya.
c. Bidang Budaya
Program Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah dalam bidang budaya
yaitu, rnelaksanakan kegiatan latihan marawis, sholawat, seni baca Al-Qur'an,
kosidah, membawakan acara, merayakan hari-hari besar islam, melaksanakan
milad dan pelepasan santri atau siswa siswi (kenaikan kelas dan kelulusan). 10
2. Sarana dan Prasarana
Berbagai sarana dan Prasarana untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriya, diantaranya:
a. Sarana
I. Gedung milik sendiri
2. Lingkungan Strategis dan Dinamis
3. Ruang praktek komputer
4. Masjid dan Mushalia permancn
5. Perpustai,;.aan
6. Puskesn1as n1ilik sendiri
7. Koperasi :<e:ntri
8. Len1baga bahasa (.A.rab-lnggris)
9. Sarnn:.1 Obh rngn. clinrnna tcrdiri dnri:
Bulu Tangkis
Tcnis Meja
Sepak Bola
Volley Dall 11
46
47
E. Sruktur Organisasi Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
DEvVAN PEND!RI
KETUA PON-PES NURllL !-llJDA ASUR!Y l --
I Ors. K.H. Mohammad Barzach, H. MA.
[ SEi<RETAIUS
Ir. Ahmad Yasin
BENDAHARA
I-Ij. Suryati
KA BID KA Bl D I KABID ' ADM DAN KElJANGAN PEMBANGUNAN DAN PENDIDIKAN ,...
l'ENGEMBANGAN "'l --···--·
Mamit, STh.l Drs. H. Sohudin I M. Taufik Hidayatullah, S.Ag
BA GIAN -1 BA GIAN BAGIAN KURIKULUM rEMBANGUNAN Fl><K : PERLENGKAPAN DAN
HU MAS
AK. Suhendri H.M. Rais Hadi Saryoto
BA GIAN l KEUANGAN
l rfan j~
BAB IV
ANALISIS PONDOK PESANTREN NURUL HUDA ASSURIYAH
SEBAGAI LEMBAGA DAKW AH
A. Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah Mencmpatkan Diri Sebagai
Lembaga Dakwah
Adanya posisi penting yang disanclang Pesantren sebagai lembaga
dakwah menuntutnya untuk memainkan peran penting dalam setiap proses
proses pembangunan sosial baik melalui potensi pendidikan maupun potensi
pengembangan masyarakat yang dirnilikinya seperti dimaklumi, Pesantren
selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan yang memiliki misi untuk
membebaskan peserta didiknya (santri) dari belenggu kebodohan dirnana pada
tataran berikutnya keberdayaan santri dalam menguasi ilmu pengetahuan dan
keagamaan akan menjadi bekal mereka dalam berpernn serta dalam proses
pembangun yang pada intinya tiada lain adalah perubahan sosial menuju
terciptanya trtanan masyarakat yang lebih sempurna.
Pondok Pesantren tidak hanya sebagai lembaga dakwah dan
pendidikan semata tetapi pondok Pesasntren juga menempatkan diri sebagai
tempat pengaduan dan pemecahaan masalah yang ada dimasyarakat. Dengan
adanya ha! tersebut, membuktikan bahwa kebcradaan Pondok Pesantren
sangatlah penting dimasyarakat. Sehubungan dengan itu maka Pesantren
memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya dan
48
umum dan memandang Pesantren sebagai kornunitas khusus yang ideal
terutama dalam bidang kehidupan moral keagamaan. Untuk itu Pondok
Pesantren membagi dalam dua bidang, yaitu:
a. Dalam Pendidikan
Dalam mempersiapkan masyarakat rnadani, tantangan terhadap
partisipasi aktif dunia pendidikan semakin besar, peran lembaga pendidikan
Islam tidak hanya dituntut untuk mengkristal isasikan semangat ketuhanan
sebagai pandangan hidup universal, pendidikan Islam sebagai lembaga
alternatif diharapkan marnpu menyiapkan kualitas masyarakat yang bercirikan
sernangat keterbukaan, demokratis, dan berwawasan luas. 1
Berkenaan dengan itu adalah suatu kewajiban setiap insan untuk
rnengaplikasikan nilai-nilai ketakwaan dan keilmuan agar dapat mernancarkan
kepribadian produktif dan berakhlak mulia dalam kehidupan rnasyarakat. 2
Konsep menyiapkan anak diclik yang siap pakai aclalah tujuan
Pondok Pesantren Nurul Hucla Assuriyah yang dalam kenyataannya telah
berhasil mencetak generasi yang berakhlakul karimah, berprestasi secara baik
clan mampu memberikan yang terbaik bagi lembaga dakwah, dimana ha! ini
ditandai dengan banyaknya .1ktivitas yang dikembangkan yang salah satunya
adalah penggalian potensi santri dimana mereka dididik agar bisa melakukan
dakwah melalui media mimbar atau yang lebih kita kenal clengan pelatihan
Muhadoroh, kegiatan ini clilaksanakan sctiap satu rninggu sckali yaitu pada
1 Mochtar Ouchori, Spektrun1 Problen1atika Pendidikan di /11donesh1, (Jogjakarta; 1'iara
49
hari mingu sore, tujuan dilakukannya adalah agar merniliki mental yang kuat
untuk terjun dimasyarakat dan mereka siap untuk rnenjadi seoarang juru
dakwah yang siap pakai minimal dakwah dilingkungan masyarakat di tempat
mereka tinggal.
Dalam ha! inipun tidak terlepas dari peran para pernbimbing atau
pengajar yang ada di Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah yang
senantiasa selalu memberikan pembinaan kepada anak-anak didiknya.Dan
metode pembinaan yang diadakan oleh Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah dalam bidang pendidikan adalah metode:
I. Uswatun Hasanah, yaitu contoh suri tauladan yang baik. Karena
umurnnya para santri selalu mengarnbil pigur kepada guru-gurunya
dan cara ini yang sangat dominan dalam pernbentukan pribadi santri.
2. Ceramah, cerarnah disini yaitu menginstruksikan kepada santri tentang
peraturan-peraturan Pondok Pesantren yang mana peraturan tersebut
relevan dengan pembinaan santri.
3. Diskusi, diskusi yang dimaksud clisini yaitu untuk mencliskusikan
suatu masalah yan seclang clibaca di kitab.
4. Tanya Jawab, yaitu penyarnpaian materi clengan cara pembimbing atau
pengajar mengajukan pe1tanya:m clan santri menjawabnya atau
sebaliknya santri yang be1tanya clan guru atau pembimbing yang
menjawab.
5. Penugasan, maksuclnya anak cliclik cliberi tugas untuk mengulangi
No
1.
2.
3.
50
6. Evaluasi, metode ini digunakan untuk mengecek sejauh mana
kemampuan santri dalam penguasaan ilmunya atau sekaligus
mengecek kemampuan guru dalam mengajar anak didik dengan
metode ini anak didik dan guru terpacu dan bersungguh-sungguh
dalam proses belaj ar mengaj ar. 3
Tabel Jumlah Santri Di Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
Tingkat Jumlah Santri Jumlah Santri Ketcrangan
Pendidikan Laid-Laid Pcrempuan
SMP 25 Orang 45 Orang
SMA 25 Orang 25 Orang
Jumlah 50 Orang 70 Orang
Keselurul-.an
Keterangan : Jumlah seluruh santri yang acla di Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah adalah be1:jurnlah 120 santri yang terdiri dari 50 santri
putra dan 70 santri putri.
51
Tabel Jumlah Pengajar Atau Pcmbimbing Di Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah
:-1--· Jumlah Pendidikan Jumlah Pcngaj . .
Penga,jar Lalli-Perempuan Lulusan SI Lui usan SMA
Laki
20 Orang 6 Orang 11 Orang 15 Orang
Jumlah Keseluruhan 26 Orang
Keterangan : Jumlah P"'ngajar atau pembimbing yang ada di Pondok Pesantren
Nurul I-luda Assuriyah berjumlah 26 orang yang terdiri dari 20 laki-
laki clan 6 orang perempuan.
b. Dalam Dakwah
Pemahaman yang diberikan kepada santri mengenai dakwah adalah
agar selalu mengutamakan 111enjaga akhlak dimana clan kapan saja mereka
berada. Karena mereka membawa misi Almamater Pondok Pesantren
selam menjaga nama baik mereka sencliri mereka juga dituntut untuk
selalu mengamalkan nilai-nilai ajaran agama clalam kehiclupan mereka
yang telah di ajarakan di Ponclok Pesasntren Nurul I-luda Assuriyah. 4
Dengan begitu maka misi clakwah akan muclah mencapai sasaran. Dalam
ha! ini yang menjadi sasaran utama Ponclok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah aclalah para generasi mucla terutama bagi mereka yang
52
melaksanakan pendidikan di Pondok Pesantren ini,dengan melalui media
pendidikan dan dakwah diharapkan pemahaman nilai-nilai agama dapat
membentuk masyarakat dan selalu mengaflikasikan nilai-nilai agama
dalam segala akifitas kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu diawali oleh para santri yang terlihat setiap hari
oleh masyarakat yang merupakan cermin dari niai-nilai ajaran Islam
diharapkan mapu membawa pesan dakwah bagi masyaakat sekitar Pondok
Pesantren Nurul Huda Assuriyah. Inilah yang selalu ditekankan kepada
seluruh santri yang ada di Pondok Pesantren Huda Assuriyah dimana
dakwah yang dilakukan tidak harus dengan berbicara (bi-lisan) atau
beretorika didepan audiens melainkan dakwah dengan perbuatan (dakwah
bil-hal), suri tauladan dan sebagainya.
Dakwah Bi-alhal adalah segala gerak amal perbuatan dalam
berinteraksi terhadap sesama manusia, alam dan lingkungannya baik
perbuatan itu berupa ibadah, akhlak maupun muamallah yang disesuaikan
dengna ajaran agama Islam untuk mencapai keridhaan Allah dengan kata
lain pengertian dakwah bil-hal adalah seluruh kegiatan dakwah didalam
bentuk kegiatan nyata untuk memecahkan persoalan suatu lingkungan
masyarakat. 5
Dalam ha! ini Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah berdakwah
dengan dakwah bi-alhal karena dengan dakwah bil-hal (perbuatan) santri
atau masyarakat lebih dapat menerima dan bertanggung jawab atas
53
dirinya. Karena dalam ha! ini juga pigur seorang kyai dan para guru atau
pembimbing yang ada di Pondok Pesantren Nuru! Huda Assuriyah selalu
jadi contoh baik untuk santri itu sendiri atau lingkungan sekitar Pesantren
dan masyarakat luas.
Bagi masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
dimana sebagi sebuah institusi keagamaan Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah telah banyak memainkan peran dan fungsinya, sebagai
Lembaga dakwah Pondok Pesantren telah banyak menanamkan akan
pentingnya ajaran Islam karfena sebagai lembaga pengajaran Pesantren ini
mengajarkan ilmu agama dan umum dalam rea.ita kehidupan dan sebagai
lembaga dakwah Pesantren ini juga berperan serta menjadikan lingkungan
Pesantren "Biah shaliha" (lingkungan yang bail<).
B. Kegiatan Dakwah Yang Di Lakukan Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah
a. Kontribusi Untuk Agama
Dengan adanya Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah ini
memudahkan untuk penyebaran dan ajaran-ajaran agama Islam kepada
masyarakat yang awam dalam pengetahuan tentang agama. Karena
pengetahuan mereka yang awam banyak diantara mereka yan melakukan
tindakan-tindakan pelanggaran ajaran agama, ha! ini sebabkan karena
kurangnya atau tidak mengetahuinya mereka tentang apa-apa yang di
54
perbolehkan dan tidak di perbolehkan oleh agama dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam kehidupan beragama,bermasyarakat dan bernegara.
Maka dengan berdirinya Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
masyarakat dapat mengetahui dan menuntut ilmu agama di Pondok
Pesantren Nurul Huda Assuriyah untuk mengetahui ajaran-ajaran agama
Islam dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. yang belajar di
Pondok Pesanren ini tidak hanya masyarakat lingkungan Pondok tetapi
juga masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah baik
tingkat Rt,Rw dan Kelurahan. Jelas terlihat dari itu semua keberadaan
Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah sangat mendukung dan
diperlukan untuk menyiarkan dakwah dan sangat besar manfaatnya.
b. Kontribusi Untuk Negara
kontribusi Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah untuk negara
diantaranya adalah:
a) Meningkatkan pendapatan negara, karena setiap pembangunan
diwajibkan untuk membayar pajak begitu pula dengan Pondok
Pesantren Nurul Huda Assuriyah setiap bangunannya dikenakan
pajak.
b) Membantu pemerintah untuk mewujudkan program wajib belajar
sembilan tahun dan pemberantasan buta hurup. Karena Pondok
pesantren Nurul Huda Assuriyah mengadakan pendidikan tingkat
55
SMP dan SMA, serta disini ajarkan cara membaca Al-Qur'an yang
baik dan benar.
c) Mendukung terlaksananya Undang-undang Pasal 28 Ayat 2
c. Kontribusi Untuk Masyarakat
Sejak berdirinya Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
masyarakat yang ada di sekitar Bojong Sari Sawangan Depok menerima
dan menyambut dengan baik keberadaan Pondok Pesantren ini sebagai
wadah bagi masyarakat sekitar, karena memang manfaatnya sangat positif
dan cukup membawa perubahan, dimana hal ini di tandai atau terlihat rasa
solidaritas dan toleransi antara mayarakat sekitar kian menjadi kental,
salah satu contohnya bila ada salah satu acara yang diselenggarakan
dimasyarakat seperi santunan anak yatim, bekerja bakti, tahlilan, taziah,
syukuran, peringatan hari bersar Islam (Maulid dan Isra Mi'raj) dan
undangan walimatul ursy Pondok Pesantren selalu ikut berpartisipasi
didalamnya.
Sebagai sebuah institusi keagamaan Pesantren juga telah banyak
menjalankan perannya sebagai lembaga Dakwah dimana Pesantren tidak
hanya menanamkan akan pentingnya ajaran Islam, kehadiran Pondok
Pesantren Nurul Huda Assuriyah sebagai institusi yan mampu memberikan
sumbangan penting dan krusial dalam proses transmisi ilmu-ilmu Islam
dan reproduksi ulama, kenyataan itu telah membuat lembaga tersebut
memiliki pengaruh besar dikalangan masyarakat.
56
Kegiatan lain yang rutin dilakukan Pondok Pesantren Nurul Huda
Assuriyah untuk masyarakat adalah:
a) Pengajian rutin ibu-ibu
Kegiatan pengajian ini dilaksanakan satu minggu sekali yaitu ba'da
jumat jam 13.00 sampai jam 15.00. tujuan diadakannya pengajian
ini adalah membimbing ibu-ibu supaya mengerti agama, beribadah
dengan baik dan benar serta membaca Al-Qur'an dengan
makhorijul hurup yang benar dan membacanya dengan
menggunakan tajwid yang benar, materi yang diberikan dalam
pengajian ini adalah akhlal(, fiqih, tauhid, tafsir dan materi-materi
yang lainnya yang berkenaan dengan kewanitaan dan rumah
tangga. Penyampaian materi disampaikan dengan cara ceramah dan
di ikuti dengan ianya jawab karena metode inilah yang dianggap
lebih efesien oleh pengasuh untuk jamaah mengingat masih banyak
jamaah yang awam.6
Pelaksanaan pengajian ini berlangsung di Masjid Pondok Pesantren
Nurul Huda Assuriyah lrnrena mampu menampung jamaah. Selain
pengajian rutin yang dilaksanakan satu minggu sekali ada juga
pengajian yang dilaksanakan satu bulan sekali yang bertempat
dikelurahan .Dengan diadakannya pengajian tersebut masyarakat
merasakan manfaat yang sangat besar sekali, karena jamaah
57
menjadi jelas mana yang baik dan mana yang buruk se1ta dapat
mempererat tali silaturahmi antar jairniah dan masyarakat.
b) Pengajian Rutin Bapak-Bapak
Pengajian bapak-bapak dilaksanakan satu rninggu sekali yaitu pada
hari kamis malam dan waktunya selepas ba'da lsya. Materi yang
diberikan dalam pengajian ini adalah Hadits, Tasawuf dan Fiqih.
Tujuan diadakan pengajian iai adalah untuk meningkatkan kadar
ilmu agama dan silaturahmi antar masyarakat sekitar. Pengajian
yang diadakan oleh pihak Pesantren membawa hasil yang baik, itu
dapat terlihat dari kondisi keagamaan rnasyarakat sekitar yang dulu
mRsyarakatnya yang awam dengan ilmu agama sekarang menjadi
lingkungan yang religi.
Tabel Pengajian Rutin Bapak-Bapak dan lbu-Ibu Pondok Pesantren
Nurul Huda Assuriyah
Jumlah Jumlah Pc:mbimbing Pembimbing
Jamaah Ibu- Jamaah Materi lbu-Ibu Bapak-Bapak
Ibu Bapak-Bapak
58
Ustj. Hj.
Suryati HM K.H.M. Tafsir
Ustj. Hj. Barjah Akhlak
Juhro 50 Jamaah Hidaya~ 70 Jamaah Fiqih
Ustj. Hj. Ustd. H.M. I Tau hid
Mansi ah Rais Al-Qur'an
Ustj. !in
C. Hasil Yang Telah Di Capai
Pada dasarnya Pondok Pesantren bertujuan untuk merubah prilaku
individu yang beraneka ragam menjadi pribadi yang lebih baik dan
berakhlak. Tetapi pada kenyatannya Pondok Pesantren dapat merubah
prilaku individu yang beraneka ragam tidak dapat bejalan dengan sukses
ketika pribadi para santri memang tidak dapat menjaankan sistem atau
program yang ada pada lembaga Pesantren secara benar dan konsisten ~
maka sebagai lembaga dakwah, Pesantren di tuntut untuk menemukan.cara
yang tepat dalam program dakwah agar dapat mencapai sasaran dakwah
sebagai mana yang diharapkan, setidaknya Pondok Pesantren
mengharapkan bagi lulusan atau alumni Pesantren yang menjalankan
pendidikan di Jembaga ini mampu bersaing dengan lulusan alumni dari
Jembaga lain.
Sekarang ini Pondok Pesantren selalu memberikan arahan atau
penggemblengan kepada para santri dengan harapan agar para santri bisa
59
bahwa memang setiap tahunnya santri yang diutus untuk mengikuti
perlombaan yang diselenggarakan oleh pemerintah selalu membawa hasil
yang sangat menggembirakan dan mengangkat citra Pesantren ini lebih
baik dimasyarakat setidaknya bagi masyarakat dimana para santri tinggal.
Diantaranya prestasi yang sudah dicapai oleh Pondok Pesantren Nurul
Huda Assuriyah adalah:
I) Menjadi juara Nasional pidato bahasa Indonesia untuk tingkat
Propinsi Jawa Barat
2) Juara Syahril Qur'an untuk Tingkat Propinsi Jawa Barat
3) Kosidah sejabodetabek
4) Puisi untuk tingkat Kabupaten
5) Juara umum porseni 2003-2004 sekota Depok
6) Tilawatil Qur' an untuk propinsi Jawa Barnt
7) Juara I festival shalawat nabi yang diadakan di tingkat Kabupaten
Bogor
Akan tetapi lepas dari itu sebenarna tujuan utama didirikannya Pondok
Pesantren ini adalah untuk menghasilkan para generasi yang memiliki
intelektualitas tinggi dengan selalu berpedoman kepada ajaran agama yang
benar serta berimbang antara duniawi dan ukhrowi.
D. Kendala Yang Di Hadapi
Kendala-kendala yang dihadapi oleh Pondok Pesantren Nurul Huda
60
I. Kurang menyadarinya santri terhadap pendidikan yang diadakan adalah
untuk pembekalan masa depan sehingga kurang bersemangat dalam
melaksanakan aktivitas belajar dan lain-ain
2. Tidak disiapkannya generasi untuk mengantikan posisi mereka yang telah
memberikan kebanggaan dan mengangkat citra Pesantren,karena tidak
terkoordinasinya antara pembimbing dengan pengasuh sehingga terkadang
menimbulkan komplik intren dan ini berpengaruh kepada stabilitas
Pondok Pesantren
3. Masih ada orang tua yang tinggal disekitar Pondok Pesantren beranggapan
kalau Pesantren dekat anak jadi lebih sering pulang
4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai atau belum tersedia, yang
terkadang menjadi batu sandungan bagi program-program yang dianggap
unggul dan berhasil guna
5. Sedangkan untuk para jamaah pengajian ibn-ibu dan bapak-bapak yang
rutin dilaksanakan adalah berdedanya latar belakang para jamaah dari
tingkat pendidikan sehingga ada yang langsung menerima dan menyerap
materi yang diberikan dan ada juga yang lam bat.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil peneliti m dan uraian yang tel ah disampaikan oleh
penulis, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
I. Adapun Pondok pesantren Nurul 1-luda Assuriya menempatkan dirinya
sebagai lembaga dakwah karena memanag yang diadakan oleh Pondok
Pesantren Nurul Huda Assuriyah yaitu metode pembinaan dalam
pendidikan adalah Uswatun Hasanah, Cerarnah, Diskusi, Penugasan,
Tanya Jawab dan Evaluasi sedangkan pembinaan dalam dakwah
menggunakan dakwah bil-hal karena cara ini sangat dominan dalam
pembentukan pribadi santri.
2. Kegiatan Dakwah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren nurul Huda
Assuriyah mengadakan majelis taklim kanm ibu-ibu dan bapak-bapak,
menghadiri undangan masyarakat sekitar berupa syukuran, tahlilan,
ta'ziah dan lain-lain dan beke1ja bakti bersama-sama dengam
masyarakat sekitar yang berada dekat dengan Pondok Pesantren Nurul
Huda Assuriyah
3. Hasil-hasil yang telah dicapai
Diantara prestasi yang telah dicapai adalah:
a. Sebagai Juara Pidato Berbahasa Indonesia untuk tingkat nasional.
c. Kosidah Sejabotabek
d. Baca Al-Qur'an untuk tingkat Propinsi Jawa barat
e. Juara umum Forseni 2003-2004 sekota Depok.
f. Juara 1 Festival Shalawat Nabi
g. Juara puisi untuk tingkat Kabupaten
4.Kendala-Kendala yang dihadapi
a. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang yang memadai
62
b. Masih ada masyarakat yang beranggapan kalau Pesantren terlalu dekat, Si
anak jadi lebih sering pulang.
c. kurang terkoordinasinya antara pihak pengasuh dan pembimbing sehingga
menimbulkan konflik intern yang dapat mempengaruhi stabilitas Pondok
Pesant1ien
d. Latar belakang pendidikan para jamaah ibu-ibu dan bapak-bapak yang
berbeda menjadi kendala dalam proses belajar mengajar
B. Saran-Saran
Untuk mengembangkan dan meningkatkan seluruh kegiatan yang
ada di Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah, penulis memberi saran sebagai
berikut:
I. Prestasi yang telah di capai oleh Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
harus dipertahankan, hal ini dapat dilakukan dengan mengkoordinasikan
atau mempersiapkan peserta-peserta yang lain agar peserta yang lain lebih
giat lagi dalam menggali potensi minat dan bakat
DAFT AR PUST AKA
Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Y ogyakarta; PLP2M, 1985
al-Qathani, Said Bin Ali, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Jakara; Gema Insani, 1994, cet. k·~-1
al-Wakil, Muhammad Sayyid, Prinsip dan Kade Etika Dabvah, Jakarta: Akademika Pressindo, 2002, Cetakan Pertama
Arifin, M., Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar studi, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet. II
Arroisi, Abdul Arhman, Laju Zaman Menentang Dakwah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993
As-Segaf, Husein, "Pembangunan Nasional Dakwah Bil Haal", Mimbar Ulama No. XV/159
Azis, Jamiah Ami Abdul, Fiqh Dakwah, Solo: Era Intermedia, 2000, cet. ke-3
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Bescir Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta; PT. Ikhtiar Baru Van Haeve, 1994.
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Study Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3S, 1985
Ensiklopedi, Nasional Indonesia, Jakarta; PT. Cipta Adi Pustaka, 1991, jilid 13
Forum Musyawarah Lembaga Dakwah Pemuda Islam (FMLDPI) OKI Jakarta
Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani, 1998, cet. l
HAMKA, Prinsip-Prinsip Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta: UMUIND, 1982
Hasanuddin, A. H., Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Hasanudin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN .Jakarta Press, 2005, cet. ke-1
64
Hasbullnh, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta: Raja Grapindo Persad a, I 996, cet. ke-2
Hasymi, A., Dustur Dakwah Menurut Al-Qur'an, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1974
Indra, Hasbi, Pes.wtren dan Transformasi Sosial, Jakarta: Penamadani, 2005, cet II
Isa, Kamal Muhammad, Manqjemn Pendididkan Islam, Jakarta: PT Fikahati Aneska, I 994
Ismail, Taufiq, dkk, Membangun Kemandirian Ummat di Pedesaan, Jakarta: PT Abadi Publishing dan Printing , 2000, Cetakan Pertama
Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, Jakarta; Balai Pustaka, 1984
Lubis, Muhammad Ridwan, Pemikiran Soekarno Tentang Islam, Jakarta: CV. Masagung, 1992
M. Dawam Raharjo, Perkembangan Masyarakat dalam Perspektif Pesantren dalam Pergulatan Dunia Pesantren, Jakarta: P3M, 1985
Madjid, Nurcholis, "Merumuskan Kembali Tujuan Pendidikan Islam", dalarn Dawam Raharjo (ed). Pergulatan Dunia Pesantren, Membangun dari Bawah, Jakarta; P3M, 1985
Manullang, M., Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta; Ghalia, 1983
Mas'ud, Masdar F., Direktori Pesantren, Jakarta: P3M, 1986
Masyhud, M. Sulthon dan M. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren Jakarta: Diva Pustaka, 2004, cet. ke-2
Munawar, Ahmad Warsan, Al-Munir, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Putaka Progessif, 1997
Munir, M., Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003
Nasution, Mengejar dengan Khusus, Bandung: I Jemmars
Oetomo, Wahyoe, Perguruan Tinggi Pesantren; Pendidikan Alternatif Masa De pan, J aka1ia: Gema Insani Press, 1997, cet. ke-1
Pourwadaminta, W..J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 1988
65
Prasadjo, Sodjoko, Profit Pesantren, Jakarta; P3M, 1982
Rafi'udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung, Pustaka Setia, 1997
Shaleh, A. Rosyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta; Bulan Bintang, 1977
Soemitro, Roni Hanitijo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985, cet. ke-3
Syukir, Asmni, Dasar-dasar Srategi Dakwah Islam, Surabaya; Al-Ikhla0, 1983
Yacub, M., Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa, Bandung: Angkasa, 1985
Yasmadi, Organisasi Pesantren Kritik Nurkho/is Majid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta; Ciputat Press, 2002, cet. ke-1
Yunus, Mahmud, Kamus Bahasa Arab Indonesia, .Jakarta: Yayasan Pentetjemah Al-Qur' an, 1973
Narna
Jabatan
Hasil Wawancara Dcngan Pcndiri Pondok Pcsantrcn Nnrul Hnda Assuriyah
: Drs. KB.Mohammad Barzach Hidayat, MA
: Pimpinan Pondok Pcsantrcn Nurnl Huda Assnriyah
Hari/tanggal : Ra bu, 11 .Juli, 2007
T: Bagaimana Sejamh mval berdiri11ya Po:1do!; Pesa11tre11 Nunt! Huda
Assuriyah?
J: Latar Belalrnng berdirinya aclalah karena kebutuhan masyarakat akan
pendiclikan clan keagamaan bagi para putra-putri mereka, pesantren ini
bcrdiri agar bisa n1c111bcriknn te1np<1t bc!ajar dan scbagai vvaclah bagi
sosialisasi anak ren1aja yang datang dari berbagai dacrah yang jauh.
Banyaknyg para pendatang yang tinggal di Dcsa Bqjongsari Sa\vangan
Depok yang secara otmatis mcmbawa scrta adapt istiaclat, paha111 clan lain
scbagainya, kcnyataan itu diklla\vatirk.~111 111c1nba\\'a pcngaruh kchidupan
n1asya1akat yang ada di Bojongsari scpcrti crgaulan bebasl 111inun1-n1inun1an
keras clan lain-la;n yang pada imbasnya 111eni111bullrnn kekhawatiran orang
tua clan masyarakat, maka cliperlukan suatu le111baga yang percluli akan hal
dcn1ikian.
T: Tu;uan didirilwn11ya Pondok Pesa11tre11 Nurul Iluda Assuriyah?
J: Meni:1gkatkan prilaku berakhlakul karirnah bagi peserta cliclik clan
111enge1nbangkan ken1an1puan dan keteran1pilnn 111e111baca Al-quran dan kitab
ku•1ing dengan baik dan bcnar. Dan n1cningkatkan pengan1alan ajnran Isla1n
bagi masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Hucla Assuriyah dalam
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
T: Visi dan Misi didirik111111y11 Pondok Pesa11tre11 Nurul Huda Assuriyalr?
J: Visi, tneningkatkan su1nber daya tnanusia yang profesional dan handal dala1n
bidang iman, ilmu,dan amal. Misi sebagai fasilitas pendidikan bagi Madrasah
dilingkungan kota Depok clan sekitarnya.
T: Bempa jum/11/r .rnntri yang ada di 1'0111/ok Pesa11tre11 Nurul Huda
Assuriyah dari mval didirikan sampai sekarang?
J: Pada a•val berdirinya santri yang ada di Pondok Pcsantrcn Nurul I-Juda
Assuriyah be1jumlah 17 orang dimana santri putra be1:jumlah 8 orang clan
santri putrid berjumlah 9 orang, lambat laun jumlah santri bertambanh
banyak hingga sekarang santri yang ada bc1jun1lah 120 orang denganju1nlah
santri putra 50 orang danjun1lah santri putrid sebanyak 70 orang
T: l'restasi 11/tll1 /111sil apa y1111g .1·11d11/r dicapai of cir 11011dok pe.1·1111tre11?
J: Hasil yang sudah dicapai aclalah santri yang cliutus untuk mcngikuti
perlombaan hasilnya sclalu menggcmbirakan, diantara prestasi yang sudah
diraih adalah menjadi juara nasional pidata bahasa Indonesia, juara puisi,
festival shalawat Nabi clan lain-lain
1~: f(egiatan a11a J1a11r: tli/ak11kat1 sa11tri tfi11u1.\:J'arliat?
J: Santunan anak yati1n, 1nengikuti tah!i!an, bcke1:ja bakti, n1crayakan n1au!id
Nabi dan pc[aksanaan lsra rvtir'aj. n1cnghadiri unclangan \valin1atu! ursy
sebagai pengisi hiburan clan lain-!ain
T: Apalwfl ada pe!atilian dakwafl di Pondok Pesa11tre11 Nuru/ Huda Assuriyafl?
J: Ada~ diantaranya ada!ah n1engadakan pc!atihan yang dikencll dengan
muhadoroh, setcbh rnereka bcrlatih rncrcka bcrsaing sesuai dengan
ken11npuan n1asing-1nasing, ada yang n1e1niliki kcinan1puan dak'Arah bi\isan
dan ada yang dak\vah n1e!alui 111edia scni.
T: Bagailnana .\·trul<tur orga11isasi J>o11dol< Pesa1Itre111Vurul Iiuda AssuriJ1a/r?
J: Yang jelas, struktur organisasi pesantren adalah bahwa Pondok Pesantren
Nurul Huda Assuriyah berada di bawah naungan Yayasan, jadi badan tertinggi
adalah Yayasan, yang terdiri dari ketua, sekretaris clan bendahara. Dibawah itu
ada bidang-bidang lain yang mernbawahi beberapa sekolah, sepertri MI, MTS,
Aliyah.
moer Pc\va\vancara
-- ~ --=- --------__,_ -2:::. ...
D-rs-.=K""I""':;,~oh~-;~rzach Hiclayat, MA Zubacclah
Na ma Jabatan Hari I Tanggal
Ilasil Wa\vancara Dengan l)cn1bina/l)cngajar Pondok Pesantren Nurul Huda Assuriyah
:Asepudin Siroj : Guru : Rabu, 2 Mei 2007
T: Me/ode Pembinaan santri yang bagai111a11a yang diterap!rnn Po11dok
pesantre11 Nu ml fluda As.1·111·(vah?
J: Metode yang diterapkan oleh kami dalam membina para santri adalah, terdiri
da"i berbagai 111aca111 metode, seperti: metode ceramah. uswatun hasanah,
diskusi, tanya jawab. Karena cara inilah yang sangat dominan dalam
membentuk pribadi-pribadi santri.
T: Apa tujuan diadalw1111ya pembinaa11 pe11didika11 da11 dalovah kepada santri?
J: Agar santri mampu berimprovisasi sesuai dengan kondisi zaman (dalam
penyan1paian) dan 1nenciptakan generasi-generasi yang n1an1pu 1nenyongsong
era globalisasi dan tantangannya.
·r: Materi a1Ja .va11g dis·1~ji/a1111!ala111111etode11e111bi111u111 sa11tri?
.l: Pengenalan kitab kuning dan pengan1alannya dala111 kchidupan sehari-hari, juga
latihan berorganisasi.
'f: Me11g11/Jll 1/iat!aka11 liegiat1111 JJe111hi111u111 l'e111/idi!ta11 da11 11en1bi11aa11 dalova/J
untuk sa11tri?
J: Mengingat pentingnya pen1binaan penclidikan clan dak\vah para santri dalan1
111enerapkan kegiatan dak\vah clan lain-lain. iVlaka para santri perlu sek.ali
diadakan pen1binaan dan pengajaran kepada 111crcka. Karena 1nengingat
prilaku pribadi santri yang berancka rngnn1 111aka Pesantrcn dituntut -untuk.
n1ene111ukan cara yang tcpat dalain progra111 dak\vah setidaknya Pondok
Pesantren mengharapkan bagi lulusan atau alumni Pesantren bisa menjaga
nama baik dan membawa misi almamater
T: Kapan waktu kegiatan pembinaan santri di/akuka11?
J: Untuk pembinaan itu sendiri dilakukan setiap hari karena santri setiap hari
bcrada di Pondok Pesantren dan untuk pembinaan ceramah kegiatan dakwah
dilakukan satu n1inggu sekali 111elalui acara n1uhadoroh yaitu pada hari
n1ingr;u sore.
Narasumbcr
Zubncdah
Basil Wawancara Dengan Kctua Yayasan Pondok Pcsautrcn Nurul Huda
Assuriyah
Na ma
.Taha tan
I-larifl'anggal
: Ustj. Hj. Suryati HM
: Kctua Yayasan
:Kam is, I 0 .Januari 2008
T: Apa/((l/t de11ga11 ada11y11 Po11do/; Pe.1·1111/re11 Nuru/ Iiuda Assuriyalt
111as.varakat n1eujatli terha11t11 t!ala111 Ila/ aga111a dan 1;e11tlidika11?
J : '{a, dengan adanya Pondok Pcsantrcn Nuru! 1-ruda Assuriyah 1nasyarakat
yang ada di Bojongsari Sawng2.n Depok ini setidaknya membawa
perubahan yang positif-: kGrena sebagai n1asyarak.at a\van1 n1erka n1enjadi
mengerti akan apa-apa yang clierbolehkan clan tidak cliperbolehkan
T: Apakalt pil111k l'es1111/re11 111e11gad11k1111 pe11g11jian rutin untuk
111a.1ytmtf((lf di Boio11gsari i11i?
J: Ya, Pesantren menyelenggarakan pengajian rutin untuk kaum bapak-bapak
dan ibu-ibu
T: Apa/wit pr!llgajimt ruti11 ya11g diselenggarakan o/elt pi!tak Po11dok
Pe.w111/re11 Nurul I!uda as.rnriya!t /Jeria/1111 de11g1111 akt!f?
.I : Ytt, pengajian ibu-ibu dan bnpak-bapak rutin dilakukan olch para ja1naah
hanya waktunya saja yang berbcda. Untuk bapak-bapak waktunya pasa
hari lrnmis malam selepas ba'cla lsya clan untuk ibu-ibu waktunya pada
hari jumat siang ba'da zuhur yaitu pada pukLil 13.00 sampai dengan 15.00
T: Apa tujuan diadak111111ya pengaji1111 i11i?
J: Ttuuannya adalah selain untuk menyambung silaturahmi antar warga
masyarakat sekitar Pondok Pesantren, pengajian ini juga berttuuan untuk
membantu pemahaman membaca Al-Qur'an yang baik dan
benar,membaca tajwid yang benar, bagi Jamaah ibu-ibu, sedangkan untuk
bapak-bapak bcrtujuan mcnambah kada;· ilmu agama karcna hal ini
penting untuk kch idupan sehari-hari
T: Berapa ju111/11// pe111bi111bi11g a/1111 pe11gajar pe11gaji1111 ibu-ibu drm
b11pak-bap11k?
J: Jumlahnya ada 4 orang untuk ibu-ibu yaitu ustj. Hj. Suryati 1-1111, Ustj.
Juhroh, Us(jh. Mansiah dan Ustj. !in sedangkm1 untuk pembing bapak
bapak ada 2 orang yaitu K. H. M. Barzach 1-lidayat dan 1-L M. Rais
Pc\Va\.vancara
Zubaedali
VJv?-)~~.Y~M~~5~#,VJ1'J YAYASAN PONDOK PBSANTREl\r
NlJRUL HlJDA ASSURIYAH Akte Notqris No. 143 Tgl. 29 Maret 1994
.1J. r~·iya Cipu1:11 Parnng Krn. '.l:l Bojon/!Sari Sawa11gan Kola fkpo~ Tclp. (0251) 612804 ·---· --·--.· -. -::: ..• -:: •• -:-... C::: ••. ~.· ::-.. "'.".'."'.:-:-:-:-:------- ---.. '"'.'. ..•.• :-".' . .•• =-c.==-:-..=
SURAT KETERANGAN No. /DP. SK. 08 I 07
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama Jabatan
: KH Muhammad Barzach Hidayat MA : Dewan Pendiri Yayasan Pondok Pcsantrcn Nurul Hucla Assuriyah
Menerangkan dengan sesunggulmya bahwa :
Nama TTL Nim Fakultas Jurusan Program
: Zubaedah : Bogor, 26 Juli I 984 : 102053025765 : Dakwah dan Komunikasi UIN SyarifHiclayatullab Jakarta : Manajemen Dakwah : SI (Strata I)
Yang bersangkutan aclalah benar telah melaksanakan penelitian mengenai "PONDOK PESANTREN SEBAGAI LEMBAGA DAKW AH STUDI KA.SUS PONDOK PESANTREN NURUL HUDA ASSURIY AH BOJONGSARI SAW ANG AN DEPOK"
Demikian surat ini kami buat, untuk dapat di ketahui clan clipcrgunakan seperlunya.
Dikeluarkan : Depok
Pada Tanggal: I 7 Januari 2008 ·