Pondasi Tiang Pancang

10
PONDASI TIANG PANCANG Teknik pemancangan bergantung pada 2 jenis daya dukung, yakni: A. TUMPUAN UJUNG (End Bearing Pile) daya dukung yang diakibatkan oleh perlawanan tanah keras pada ujung tiang. B. TUMPUAN GESER ( Friction Pile) daya dukung yang diakibatkan oleh gesekan antara sisi-sisi tiang pancang dan butiran tanah di sekitarnya. Kelebihan penggunaan tiang pancang adalah: 1) Mutu beton terjamin karena dibuat dengan sistem pabrikasi, dengan uji coba dan pengawasan ketat 2) Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras 3) Relatif lebih murah . Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya), tetapi lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan. 4) Waktu pelaksanaan cepat

description

Metode Pelaksanaan Konstruksi

Transcript of Pondasi Tiang Pancang

Page 1: Pondasi Tiang Pancang

PONDASI TIANG PANCANG

Teknik pemancangan bergantung pada 2 jenis daya dukung, yakni:

A. TUMPUAN UJUNG (End Bearing Pile)

daya dukung yang diakibatkan oleh perlawanan tanah keras pada ujung tiang.

B. TUMPUAN GESER ( Friction Pile)

daya dukung yang diakibatkan oleh gesekan antara sisi-sisi tiang pancang dan butiran tanah di sekitarnya.

Kelebihan penggunaan tiang pancang adalah:

1) Mutu beton terjamin karena dibuat dengan sistem pabrikasi, dengan uji coba dan pengawasan ketat

2) Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras

3) Relatif lebih murah . Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya), tetapi lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan.

4) Waktu pelaksanaan cepat

Kekurangan penggunaan tiang pancang adalah:

1) Sistem pengankutan sulit ; tidak cocok untuk daerah proyek yang masuk gang kecil atau pedalaman yang belum memiliki jalan yang baik.

Page 2: Pondasi Tiang Pancang

2) Biaya pemancangan mahal apabila volume pemancangan hanya sedikit

3) Tidak cocok untuk perkotaan karena proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

Pekerjaan pemancangan melibatkan beberapa tahap inti, yakni:

1) PENGANGKATAN

Pengangkatan tiang pancang dilakukan dari pabrik ke lokasi proyek. Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan.

Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan, harus sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama.Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat dilihat oleh gambar.

2) PENGANGKUTAN

Pengangkutan tiang pancang harus memperhatikan jarak ganjal yang aman, ikatan harus kuat dan kekencangan rantai harus mempunyai faktor keamanan (FS) > 3. Jumlah tumpukan riang pancang tidak boleh melebihi kapasitas alat angkut dan peraturan lalu lintas, dan tiang yang lebih pendek atau berdiameter lebih kecil diletakkan di atas tumpukan.

Page 3: Pondasi Tiang Pancang

3) PENURUNAN

Setelah tiang pancang sampai di lokasi proyek, dilakukan penurunan tiang pancang dari alat angkut. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah tiang penahan, kayu peluncur dan tali peluncur harus kuat dan stabil agar kendaraan tidak terguling pada saat penurunann tiang pancang.

4) PERSIAPAN

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu. Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

Page 4: Pondasi Tiang Pancang

5) PENUMPUKAN DI LOKASI

Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

Gambar 3 Penyimpanan Tiang Pancang

6) PENGANGKATAN PADA SAAT KONSTRUKSI

Pada saat mengangkat tiang pancang, lokasi harus bebas dari benda-benda yang mengganggu. Alat angkat tiang pancang (crane) harus tetap stabil dan mampu menahan beban-beban pada saat pemancangan.

Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.

7) PEMANCANGAN

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.

Page 5: Pondasi Tiang Pancang

Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

Page 6: Pondasi Tiang Pancang

Gambar 5 Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Page 7: Pondasi Tiang Pancang

Gambar 6 Tiang Pancang Diluruskan

Gambar 7 Kemiringan Dicek Dengan Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Page 8: Pondasi Tiang Pancang

Gambar 8 Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan pengelasan.

Gambar 9 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih 2 cm.

Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.