Pondasi Tiang Pancang

49
SISTEM TIANG PANCANG DAN K3NYA A. Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation) Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda. Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah

description

pondasi tiang pancang gedung

Transcript of Pondasi Tiang Pancang

Page 1: Pondasi Tiang Pancang

SISTEM TIANG PANCANG DAN K3NYA

A. Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation)

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur

yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari

struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang

pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah

yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton.

Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di

dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer).

Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban

tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.

Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem

transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi,

pertahanan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat

sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan

beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan

dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi dengan

pasir dan batu.

Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:

Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras dan untuk menahan beban

vertikal, lateral, dan beban uplift.

Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar

tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil

pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang

keras apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi

tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi

biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih

Page 2: Pondasi Tiang Pancang

murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan

tanah.

Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul

dari tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di

bangun di atas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi

tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang

merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jertty atau

dermaga.

Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila

tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung

(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang

bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai

daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban

yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah

kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang

pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari

konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya

sangat dalam.

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak

lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk

dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering

terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan

perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat

yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.

Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan

cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang

pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang

beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu – beton dan

baja – beton). Tiang pancang umumnya digunakan:

Page 3: Pondasi Tiang Pancang

a. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau

melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan

beban lateral boleh jadi terlibat.

b. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak

ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk

menopang kaki-kaki menara terhadap guling.

c. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui

kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang

pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.

d. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak

berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang

kemampatannya tinggi.

e. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol

amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.

f. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau

pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.

g. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas

permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut.

Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian

dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban

lateral (Bowles, 1991).

Pondasi  tiang  pancang  dibuat  ditempat  lain (pabrik,  dilokasi)  dan 

baru dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan

tarik beton adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka

tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk

menahan momen lentur yang akan timbul  pada  waktu  pengangkatan  dan 

pemancangan.

Page 4: Pondasi Tiang Pancang

Kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang

Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan

beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan

berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:

a. Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut;

b. Besarnya beban dan beratnya bangunan atas;

c. Kondisi tanah tempat bangunan didirikan;

d. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.

Kriteria pemakaian tiang pancang dipergunakan untuk suatu pondasi

bangunan sangat tergantung pada kondisi:

a. Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (misalnya

pembangunan lepas pantai)

b. Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang

ada diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh

dari permukaan tanah

c. Pembangunan diatas tanah yang tidak rata

d. Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya desak keatas (uplift)

Penggolongan Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian

bahan, cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini

akan dijelaskan satu persatu.

1. Pondasi tiang pancang menurut pemakaian bahan dan karakteristik

strukturnya

a. Tiang Pancang Kayu; Tiang pancang dengan bahan material kayu

dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang

pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah

dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan

Page 5: Pondasi Tiang Pancang

didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing.

Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud

khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut

akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing

dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari

logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah

kerikil.Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam

penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan

lama dan tidak mudah busuk apabila tiang katu tersebut dalam

keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang

pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam

keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti. Sedangkan

pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya

akan menunda atau memperlambat kerusakan daripada kayu, akan

tetapi tetap tidak akan dapat melindungi untuk seterusnya. Pada

pemakaian tiang pancang kayu ini biasanya tidak diijinkan untuk

menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap

tiang.Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan

daerah-daerah dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti

daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang kayu

yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk

digunakan sebagai tiang pancang.Persyaratan dari tiang pancang

tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang dipergunakan harus

cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu berlian.

Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum

dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut

memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Semua

kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan

pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133

Page 6: Pondasi Tiang Pancang

– 86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan.Bilamana

instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki

terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu

keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya,

kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu

dan beratnya kondisi pelayanan.

1) Kepala Tiang Pancang; Sebelum pemancangan, tindakan

pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil.

Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang

pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak

lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang

kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah

pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus

terhadap panjangnya sampai nagian kayu yang keras dan diberi

bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.

2) Sepatu Tiang Pancang; Tiang pancang harus dilengkapi dengan

sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama

pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan

pada tanah yang lunak.  Sepatu  harus  benar-benar  konsentris

(pusat  sepatu  sama  dengan  pusat  tiang pancang) dan dipasang

dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan

kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan

selama pemancangan.

3) Pemancangan; Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala

tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang

pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan

jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu

harus sama dengan beratnya  tiang  untuk  memudahkan 

pemancangan.  Perhatian  khusus  harus  diberikan selama

Page 7: Pondasi Tiang Pancang

pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus

selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap

panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang

relatif pada tempatnya.

4) Penyambungan; Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang

pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih, permukaan ujung

tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap

panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh

penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji,

sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung

baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas

menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan

kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang   bulat harus diperkuat

dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang

mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.

Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu:

1) Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam

pengangkutan.

2) Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk

pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada

tiang pancang beton precast.

3) Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak

dapat masuk lagi ke dalam tanah.

4) Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada

untuk end bearing pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.

5) Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal

dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka

apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang

pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi

Page 8: Pondasi Tiang Pancang

setelah beban horizontal tersebut hilang. Hal seperti ini sering

terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal

dan perahu.

Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:

1) Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air

tanah yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah

yang terendah itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah

biaya untuk penggalian.

2) Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif

kecil di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja

atau beton terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering

naik dan turun.

3) Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung

tiang pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula

ujung tiang tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang

lurus, maka pada waktu dipancangkan akan menyebabkan

penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan.

4) Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif

dan jamur yang menyebabkan kebusukan.

b. Tiang Pancang Beton

a. Precast Reinforced Concrete Pile. Precast renforced concrete pile

adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor

dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu

diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah

kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat

sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini

haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk

menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan

dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya

Page 9: Pondasi Tiang Pancang

pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak

membawa kesulitan untuk transport.Tiang pancang ini dapat

memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini

tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang

beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan

teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang

terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan

banyak memakan waktu.Reinforced Concrete Pile penampangnya

dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 1. Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991)

Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:

a. Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang

besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.

b. Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile

maupun friction pile.

c. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air

tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian

tanah yang banyak untuk poernya.

d. Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap

pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton

dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.

Page 10: Pondasi Tiang Pancang

Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:

a. Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh

karena itu Precast reinforced concrete pile ini di buat di lokasi

pekerjaan.

b. Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini

berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai

tiang beton ini dapat dipergunakan.

c. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan

lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama.

d. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang

pancang ini tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang

tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan

memerlukan alat penyambung khusus.

c. Tiang Pancang Baja.

Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja

gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan.

Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi

dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250.

Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat

dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga

dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya

patah seperti halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang

pancang baja ini akan sangat bermanfaat apabila kita memerlukan

tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.

Jenis pondasi tiang pancang sudah banyak digunakan untuk

gedung bertingkat maupun jembatan karena mempunyai daya dukung

yang sangat baik, tetapi proses yang dilakukan saat pemancangan akan

menimbulkan getaran yang cukup besar dan akan mengganggu

terhadap kenyamanan manusia maupun kerusakan bangunan. Untuk

Page 11: Pondasi Tiang Pancang

mengetahui dampak langsung dari getaran saat dilakukan proses

pemancangan maka perlu diketahui intensitas getaran dan

dibandingkan dengan standar yang berlaku. Pengukuran dilakukan

pada jarak 25 – 200 m dari sumber getar dengan interval 25 m dengan

menggunakan alat mikrotremometer yaitu sejenis seismograf dengan

sensitivitas yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis yang telah

dilakukan pada beberapa lokasi diketahui bahwa secara empirik

dampak getaran tiang pancang sampai jarak 200 m adalah kategori B

dan C terhadap kenyamanan manusia dan kategori B terhadap

kerusakan bangunan.

Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Pile Cap dan Sloof.

Pile Cap ini berfungsi untuk membagi rata beban dari kolom kepada

beberapa pondasi dibawahnya. Dan tiap Pile Cap ini juga dihubungkan

satu sama lain oleh Sloof, sehingga semua tiang pancang mempunyai

satu ikatan struktur.

2. Precast Prestressed Concrete Pile

Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton

prategang yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya

prategangnya.

Gambar 2.3 Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile ( Bowles, 1991 )

Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile:

a. Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.

Page 12: Pondasi Tiang Pancang

b. Tiang pancang tahan terhadap karat.

c. Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.

Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile:

a. Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.

b. Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.

c. Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung.

3. Cast in Place Pile

Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat

dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara

mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan

tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan dua cara: Dengan pipa

baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan

ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas. Dan dengan pipa baja yang

di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton, sedangkan

pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.

Keuntungan pemakaian Cast in Place:

a. Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.

b. Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam

transport.

c. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

Kerugian pemakaian Cast in Place

a. Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi

kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.

b. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus.

c. Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol.

d. Tiang Pancang Komposit.

Tiang pancang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua

bahan yang berbeda yang bekerja bersama-sama sehingga merupakan

Page 13: Pondasi Tiang Pancang

satu tiang. Kadang-kadang pondasi tiang dibentuk dengan

menghubungkan bagian atas dan bagian bawah tiang dengan bahan

yang berbeda, misalnya dengan bahan beton di atas muka air tanah dan

bahan kayu tanpa perlakuan apapun disebelah bawahnya. Biaya dan

kesulitan yang timbul dalam pembuatan sambungan menyebabkan

cara ini diabaikan.

B. Macam-macam tiang pemancangan :

1. Water Proofed Steel and Wood Pile

Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di bawah

permukaan air tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah

mengetahui bahwa kayu akan tahan lama/awet bila terendam air, karena

itu bahan kayu disini diletakan di bagian bawah yang mana selalu terletak

dibawah air tanah. Kelemahan tiang ini adalah pada tempat sambungan

apabila tiang pancang ini menerima gaya horizontal yang permanen.

2. Composite Dropped in – Shell and Wood Pile

Tipe tiang ini hampir sama dengan tipe diatas hanya bedanya di sini

memakai shell yang terbuat dari bahan logam tipis permukaannya di beri

alur spiral.

3. Composit Ungased – Concrete and Wood Pile.

Dasar pemilihan tiang composit tipe ini adalah lapisan tanah keras dalam

sekali letaknya sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan cast in

place concrete pile, sedangkan kalau menggunakan precast concrete pile

terlalu panjang, akibatnya akan susah dalam transport dan mahal.serta

muka air tanah terendah sangat dalam sehingga bila menggunakan tiang

pancang kayu akan memerlukan galian yang cukup dalam agar tiang

pancang kayu tersebut selalu berada dibawah permukaan air tanah

terendah.

4. Composite Dropped – Shell and Pipe Pile

Dasar pemilihan tipe tiang seperti ini adalah:

Page 14: Pondasi Tiang Pancang

a. Lapisan tanah keras letaknya terlalu dalam bila digunakan cast in place

concrete.

b. Muka air tanah terendah terlalu dalam kalai digunakan tiang composit

yang bagian bawahnya terbuat dari kayu.

5. Franki Composite Pile

Prinsip tiang hampir sama dengan tiang franki biasa hanya bedanya disini

pada bagian atas dipergunakan tiang beton precast biasa atau tiang profil

H dari baja.

C. Pondasi tiang pancang menurut pemasangannya

Pondasi tiang pancang menurut cara pemasangannya dibagi dua bagian besar,

yaitu:

1. Tiang pancang pracetak

Tiang pancang pracetak adalah tiang pancang yang dicetak dan dicor

didalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu

diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang pracetak ini menurut cara

pemasangannya terdiri dari :

a. Cara penumbukan. Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan

kedalam tanah dengan cara penumbukan oleh alat penumbuk

(hammer).

b. Cara penggetaran. Dimana tiang pancang tersebut dipancangkan

kedalam tanah dengan cara penggetaran oleh alat penggetar (vibrator).

c. Cara penanaman. Dimana permukaan tanah dilubangi terlebih dahulu

sampai kedalaman tertentu, lalu tiang pancang dimasukkan, kemudian

lubang tadi ditimbun lagi dengan tanah.

Cara penanaman ini ada beberapa metode yang digunakan :

a. Cara pengeboran sebelumnya, yaitu dengan cara mengebor tanah

sebelumnya lalu tiang dimasukkan kedalamnya dan ditimbun kembali.

b. Cara pengeboran inti, yaitu tiang ditanamkan dengan mengeluarkan

tanah dari bagian dalam tiang.

Page 15: Pondasi Tiang Pancang

c. Cara pemasangan dengan tekanan, yaitu tiang dipancangkan kedalam

tanah dengan memberikan tekanan pada tiang.

d. Cara pemancaran, yaitu tanah pondasi diganggu dengan semburan air

yang keluar dari ujung serta keliling tiang, sehingga tidak dapat

dipancangkan kedalam tanah.

2. Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile)

Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik

penggaliannya terdiri dari beberapa macam cara yaitu :

a. Cara penetrasi alas. Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang

dipancangkan kedalam tanah kemudian pipa baja tersebut dicor

dengan beton.

b. Cara penggalian. Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung

yang digunakan antara lain : Penggalian dengan tenaga manusia,

penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia

adalah penggalian lubang pondsi yang masih sangat sederhana dan

merupakan cara konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan cara

pembuatan pondasi dalam, yang pada umumnya hanya   mampu

dilakukan pada kedalaman tertentu. Penggalian dengan tenaga mesin,

Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah

penggalian lubang pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang

memiliki kemampuan lebih baik dan lebih canggih.

D. Alat Pancang Tiang

Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat

pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar

atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari berbagai macam alat

pemukul diperlihatkan dalam Gambar 2.4a sampai dengan 2.4d. Pada gambar

terebut diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan pada kepala tiang dalam

Page 16: Pondasi Tiang Pancang

pemancangan. Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang

yang kadang-kadang dibentuk dalam geometri tertutup:

1. Pemukul Jatuh (drop hammer)

Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.

Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan

menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan

pemancangan berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada

volume pekerjaan pemancangan yang kecil.

2. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)

Pemukul aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak

naik oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram

disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah

sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh (Gambar 2.4a).

3. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer)

Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram

dan untuk mempercepat gerakan ke bawahnya (Gambar 2.4b). Kecepatan

pukulan dan energi output biasanya lebih tinggi daripada pemukul aksi

tunggal.

4. Pemukul Diesel (diesel hammer)

Page 17: Pondasi Tiang Pancang

Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi

bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan

dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total

yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil

dari ledakan (Gambar 2.4c).

5. Pemukul Getar (vibratory hammer)

Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi

tinggi (Gambar 2.4d).

E. Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.

Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode

pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,

cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu

proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana

ditetapkan dapat tercapai.

Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan

tiang pancang:

1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar

yang diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung

kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman,

dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung

yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.

2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan

dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat

keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman

minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh

perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar

daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang

dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi

Page 18: Pondasi Tiang Pancang

yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena

dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi

dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan

pelat betonnya.

3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung

diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata

hasil hitungan daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman

mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi diubah

sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan

1) Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta

tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum

pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang.

Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda

setiap 1 meter.

2) Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat

dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain

yang tidak diinginkan.

3) Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana

pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data

jumlah pukulan terakhir (final set).

4) Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan

manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan

lokasi pemancangan.

5) Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.

6) Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang

berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah

sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.

Page 19: Pondasi Tiang Pancang

Proses penyambungan tiang :

1) Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang

dilakukan pada batang pertama.

2) Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama

sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah

berhimpit dan menempel menjadi satu.

3) Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat

4) Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.

5) Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang

dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai

mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.

6) Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah

mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.

7) Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.

b. Proses Pengangkatan

1) Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan ) Metode

pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan

tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke

penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik

angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus

diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan

momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang

sama.

2) Pengangkatan dengan satu tumpuan. Metode pengangkatan ini biasanya

digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin

pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di

lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu

tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak

L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen

Page 20: Pondasi Tiang Pancang

maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen

yang sama.

c. Proses Pemancangan

1) Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh

pada patok titik pancang yang telah ditentukan.

2) Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.

3) Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada

helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala

tiang.

4) Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang

telah ditentukan.

5) Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay

sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-

betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem

dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser

selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.

6) Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer

secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.

d. Quality Control

Page 21: Pondasi Tiang Pancang

1) Kondisi fisik tiang: Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak, Umur

beton telah memenuhi syarat, Kepala tiang tidak boleh mengalami

keretakan selama pemancangan

2) Toleransi. Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses

pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih

dari 1:75 dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75

mm.

3) Penetrasi. Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah

meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter.

Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.

4) Final set

5) Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai

perhitungan.

F. Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek.

Page 22: Pondasi Tiang Pancang

Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua)

macam (Hardiyatmo, 2002), yaitu :

1. Tiang dukung ujung (end bearing pile) adalah tiang yang kapasitas

dukungnya ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung

ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang berada diatas tanah keras.

Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras

lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan

penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan

dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang (Gambar 2.6a).

2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih

ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah

disekitarnya (Gambar 2.9b). Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi

lapisan tanah dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang. 

G. Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Dari Hasil Sondir

Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test

(CPT) seringkali sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau

sondir ini tes yang sangat cepat, sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat

dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus-menerus dari permukaan

tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi lapisan

tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah.

Page 23: Pondasi Tiang Pancang

Didalam perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah sangat

diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity)

dari tiang pancang sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan

kapasitas daya dukung ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung

ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As ........................................................... (2.1)

dimana :

Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang.

Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang.

Qs = Kapasitas tahanan kulit.

qb  = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas.

Ab = Luas di ujung tiang.

f = Satuan tahanan kulit persatuan luas.

As = Luas kulit tiang pancang.

Dalam menentukan kapasitas daya dukung aksial ultimit (Qu) dipakai Metode

Aoki dan De Alencar.

Aoki dan Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung

ultimit dari data Sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh

sebagai berikut :

dimana :

qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D

dibawah ujung tiang dan Fb adalah faktor empirik tergantung pada tipe

tanah.Tahanan kulit persatuan luas (f) diprediksi sebagai berikut :

dimana :

Page 24: Pondasi Tiang Pancang

qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang.

Fs = Faktor empirik tahanan kulit yang tergantung pada tipe tanah.

Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang yang tergantung pada tipe tanah.

Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.1 dan nilai-nilai faktor empirik αs

diberikan pada Tabel 2.2

Pada umumnya nilai αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk lanau = 3,0

persen dan nilai αs untuk lempung = 1,4 persen.

Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil

pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff.

Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :

Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ........................................................ (2.4)

dimana :

Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.

qc = Tahanan ujung sondir.

Ap = Luas penampang tiang.

JHL = Jumlah hambatan lekat.

K11 = Keliling tiang.

Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus

dimana :

Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi.

qc = Tahanan ujung sondir.

Ap = Luas penampang tiang.

JHL = Jumlah hambatan lekat.

K11 = Keliling tiang.

Page 25: Pondasi Tiang Pancang

H. Faktor Aman

Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang, maka diperlukan untuk

membagi kapasitas ultimit dengan faktor aman tertentu. Faktor aman ini perlu

diberikan dengan maksud :

a. Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan

yang digunakan.

b. Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan

kompresibilitas tanah.

c. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung

beban yang bekerja.

d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal

atau kelompok masih tetap dalam batas-batas toleransi.

e. Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara tiang-tiang

masih dalam batas toleransi.

f. Sehubungan dengan alasan butir (d), dari hasil banyak pengujian-

pengujian beban tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang

berdiameter kecil sampai sedang (600 mm), penurunan akibat beban

bekerja (working load) yang terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk faktor

aman yang tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977).

g. Besarnya beban bekerja (working load) atau kapasitas tiang ijin (Qa)

dengan memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai

kapasitas ultimit (Qu) dibagi dengan faktor aman (SF) yang sesuai.

Variasi besarnya faktor aman yang telah banyak digunakan untuk

perancangan pondasi tiang pancang, sebagai berikut :

Pemakaian  pondasi  tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan

kerugian antara lain adalah sebagai berikut:

Page 26: Pondasi Tiang Pancang

Keuntungannya yaitu:

a. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya

lebih dapat diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan

setiap saat.

b. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah.

c. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang

sehingga mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi.

d. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung

vertikal.

Kerugiannya yaitu:

a. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka

pada daerah yang berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan

masalah disekitarnya.

b. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar.

c. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan

penyambungannya sulit dan memerlukan alat penyambung khusus.

d. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih

sulit dan memerlukan waktu yang lama.

Metode pelaksanaan:

a. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang.

b. Pengangkatan tiang.

c. Pemeriksaan kelurusan tiang.

d. Pemukulan tiang dengan palu (hammer) atau dengan cara hidrolik.

Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang dihitung sesuai dengan jenis,

dimensi, jarak, jumlah, dan susunan kelompok tiang pancang yang digunakan.

Alasan penggunaan pondasi tiang pancang ini adalah:

1. Pengerjaannya relatif cepat dan pelaksanaannya juga relatif lebih mudah.

2. Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang lain

(bored pile).

Page 27: Pondasi Tiang Pancang

3. Kualitas tiang pancang terjamin. Tiang pancang yang digunakan

merupakan hasil pabrikasi, sehingga kualitas bahan yang digunakan dapat

dikontrol sesuai dengan kebutuhan serta kualitasnya seragam karena dibuat

massal. (Kontrol kualitas/kondisi fisik tiang pancang dapat dilakukan

sebelum tiang pancang digunakan).

4. Dapat langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya, pemancangan

yang menggunakan drop hammer dihentikan bila telah mencapai tanah

keras/final set yang ditentukan (kalendering). Sedangkan bila

menggunakan Hydrolic Static Pile Driver (HSPD),terdapat dial

pembebanan yang menunjukkan tekanan hidrolik terdiri dari empat silinder

untuk menekan tiang pancang ke dalam tanah sampai ditemui kedalaman

tanah keras

I. Potensi Sumber Bahaya Dalam Manajemen K3

1. Pekerja tertimbun longsoran

a. Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah, lereng galian

b. Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping dll

c. Alat berat / kendaraan yang digunakan : beban, getaran

2. Pekerja tenggelam / terkena air banjir 

3. Pekerja terkena sengatan aliran listrik 

4. Pekerja menghirup gas beracun 

5. Pekerja menghrup debu / kotoran 

6. Pekerja tertimpa alat kerja /material 

7. Pekerja terjatuh kedalam galian 

8. Dll 

Page 28: Pondasi Tiang Pancang

Penanganan Bahaya Pekerjaan Pondasi

1. Pengaman Pekerjaan Galian Dalam Manajemen K3: dinding penahan ,

perancah dan tangga kerja, pagar pengaman, sirkulasi udara yang cukup,

penerangan yang cukup, sarana komunikasi.

2. Persyaratan Rencana Penggalian Dalam Manajemen K3 :

a. Lakukan penelitian terhadap : keadaan tanah, air tanah, jaringan utilitas

dibawah tanah (listrik, air, gas )

b. Tenaga kerja harus dilindungi dari bahaya tertimbun tanah 

c. Lampu & rambu–rambu dipasang untuk mencegah orang terjatuh 

3. Persyaratan Umum Pekerjaan Galian Tanah Dalam Manajemen K3 :

a. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja,

lakukan pemeriksaan. 

b. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk; mesin-mesin, peralatan,

penyangga, jalan keluar dll 

c. Daerah kerja dibawah tanah yang berbahaya hrs dipagari

d. Buat sistem komunikasi ( sambungan telpon ) 

e. Gunakan APD ( pakaian water proof, sepatu boot ) 

f. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi Buat

ventilasi udara

Kerugian yang dialami beberapa pihak

a. Kerugian diri sendiri : Cacat fisik, Kerugian Materi, Mengakibatkan luka,

Mengakibatkan cidera

b. Kerugian Perusahaan: Berkurangnya tenaga kerja, Kerugian Materi, Alat-

alat yang rusak, Menurunnya citra perusahaan, Proses pekerjaan menjadi

terhambat

c. Kerugian Masyarakat: Kerugian emosional, Kerugian Materi, Orang yang

ditinggalkan merasa kehilangan jika kecelakaan tersebut hingga

menewaskan pekerja.

Page 29: Pondasi Tiang Pancang

d. Chemical Hazard

Chemical hazard adalah rilis disengaja dari satu atau lebih zat

berbahaya yang dapat merugikan kesehatan manusia atau lingkungan .

Chemical hazard adalah sistem di mana kecelakaan kimia bisa terjadi

dalam keadaan tertentu . Peristiwa semacam itu meliputi kebakaran ,

ledakan , kebocoran atau pelepasan bahan beracun atau berbahaya yang

dapat menyebabkan orang sakit, luka , cacat atau meninggal. Sebuah

contoh adalah pengenalan metil hidrokarbon yang meningkatkan risiko

kanker jantung karena mengubah cara sel darah mengalir melalui tubu.

Sementara kecelakaan kimia dapat terjadi bila bahan beracun disimpan

, diangkut atau digunakan , kecelakaan paling parah adalah kecelakaan

industri , yang melibatkan manufaktur kimia utama dan fasilitas

penyimpanan . Kecelakaan kimia yang paling signifikan dalam sejarah

adalah 1984 bencana Bhopal di India , di mana lebih dari 3.000 orang

tewas setelah uap yang sangat beracun , ( metil isosianat ) , dirilis pada

Carbide pestisida pabrik Union . Upaya untuk mencegah berbagai

kecelakaan dari sistem keamanan yang lebih baik terhadap perubahan

mendasar dalam penggunaan bahan kimia dan manufaktur, disebut sebagai

pencegahan primer atau keselamatan melekat.

Ada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap texture tanah,

panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan kelembaban tanah.

Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat

yang terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir

mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.

Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka

akan menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang

terjadi karena terendam air.

Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan

tanah yang padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan

Page 30: Pondasi Tiang Pancang

pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada

tiang pancang baja.

Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang

dekat dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena Aerated-

Condition (keadaan udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah

tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat

ditanggulangi dengan memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau

dengan sarung beton sekurang-kurangnya 20” (± 60 cm) dari muka air

tanah terendah.

Karat /korosi yang terjadi karena udara (atmosphere corrosion) pada

bagian tiang yang terletak di atas tanah dapat dicegah dengan pengecatan

seperti pada konstruksi baja biasa.