PONDASI DANGKAL -...

56
MODUL AJAR PONDASI DANGKAL (Pondasi Menerus, Pondasi Setempat & Pondasi Rakit/Pelat) Modul Ajar ini dibuat sebagai Penunjang Mata Kuliah Konstruksi Bangunan Gedung untuk Program Studi Diploma III Konstruksi Gedung Politeknik Negeri Bandung Disusun Oleh : Yullianty Noorlaelasari, ST., MT NIP : 19800716 200912 2 002 PROGRAM STUDI : KONSTRUKSI GEDUNG JURUSAN : TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2010

Transcript of PONDASI DANGKAL -...

Page 1: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

MODUL AJAR

PONDASI DANGKAL

(Pondasi Menerus, Pondasi Setempat & Pondasi Rakit/Pelat)

Modul Ajar ini dibuat sebagai Penunjang Mata Kuliah Konstruksi Bangunan Gedung untuk Program Studi Diploma III Konstruksi Gedung

Politeknik Negeri Bandung

Disusun Oleh : Yullianty Noorlaelasari, ST., MT

NIP : 19800716 200912 2 002

PROGRAM STUDI : KONSTRUKSI GEDUNG

JURUSAN : TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2010

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. 1 BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 3 I.1. Latar Belakang Perkembangan Pondasi Dangkal ................... 3 I.2. Tujuan Penyusunan Modul Ajar ............................................ 4 BAB II TINJAUAN UMUM PONDASI DANGKAL ............................. 5 II.1. Pengertian Pondasi ............................................................... 5 II.2. Definisi Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) .................. 7 II.3. Stabilitas Pondasi ................................................................. 7 II.4. Desain Pondasi ..................................................................... 8 II.5. Pertimbangan Pemilihan Bentuk Pondasi Sesuai Keadaan Tanah .................................................................................. 10 II.6. Masalah-masalah Penyebab Terjadinya Penurunan Pondasi ................................................................................ 10 II.7. Cara Menghitung Ukuran Pondasi ...................................... 11 BAB III PONDASI SETEMPAT ( SINGLE FOOTING ) ...................... 13 III.1. Pengertian Pondasi Setempat .............................................. 13 III.2. Bentuk-bentuk Pondasi Setempat ....................................... 13 III.3. Metoda Konstruksi Pondasi Setempat ................................ 14 III.3.1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi ............................. 14 III.3.2. Pekerjaan Penulangan ............................................. 15 III.3.3. Pekerjaan Bekisting ................................................. 16 III.3.4. Pekerjaan Pengecoran .............................................. 16 BAB IV PONDASI MENERUS ( CONTINUOUS FOOTING ) ............. 18 IV.1. Pengertian Pondasi Menerus ............................................... 18 IV.2. Persyaratan Pondasi Menerus .............................................. 19 IV.3. Pondasi Pasangan Batu Kali ............................................... 21 IV.4. Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali .............................. 23 IV.5. Pondasi Batu Bata ............................................................... 25 IV.6. Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Bata .............................. 27 IV.7. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Pondasi Menerus ............................................................................. 30 BAB V PONDASI RAKIT/PELAT (RAFT FONDATION) ................. 31 V.1. Pengertian Pondasi Rakit/Pelat ........................................... 31 V.2. Pertimbangan Pemilihan Jenis Pondasi Rakit/Pelat ............. 31 V.3. Bagian – Bagian Pondasi Rakit/Pelat .................................. 32 V.4. Kelebihan dan Kurangan Pondasi Rakit .............................. 32 V.4.1. Kelebihan Pondasi Rakit .......................................... 32 V.4.2. Kekurangan Pondasi Rakit ....................................... 32

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

2

V.5. Lokasi Tanah yang Cocok untuk Pondasi Rakit ................... 33 V.6. Keterkaitan Pondasi Rakit dengan Konstruksi yang Digunakan........................................................................... 33 V.7. Tinjauan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Rakit ....... 35 BAB VI BEBERAPA CONTOH KASUS TERKAIT KEGAGALAN PONDASI DANGKAL ............................................................. 47 VI.1. Kegagalan Soft Story ........................................................ 47 VI.2. Beberapa Kasus lain yang Biasa Terjadi pada Pondasi Dangkal ........................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 55

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

3

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Perkembangan Pondasi Dangkal Bangunan ibarat tubuh manusia, agar dapat berdiri dengan tegak dan tidak jatuh, tubuh manusia membutuhkan kerjasama antarelemen, seperti tulang, otot, dan saraf. Begitu juga dengan sebuah bangunan, memiliki elemen-elemen struktur yang saling bekerjasama mutlak diperlukan agar menghasilkan bangunan yang berstruktur kuat, stabil, kokoh, aman untuk ditempati, dan nyaman. Elemen-elemen struktur tersebut terbagi menjadi dua kelas besar, sesuai dengan letak dan tugasnya. Bagian pertama merupakan elemen struktur yang berada di bawah tanah, yang biasa disebut pondasi. Sedangkan bagian yang lain adalah elemen-elemen struktur yang berada di atas tanah. Pondasi merupakan bagian dari elemen bangunan yang berfungsi meletakkan dan meneruskan seluruh beban dari bangunan ke dasar tanah yang keras sehingga kuat mengimbangi dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa. Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal ± 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik. Oleh karena itu dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini. Untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal sudah dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik sama sekali akan berubah baik sifatnya maupun kekuatannya. Seperti sebuah pensil kalau ujung yang lancip ditekan pada telapak tangan akan terasa sakit dan lebih mudah masuk ke dalam daging. Sebaliknya pada pangkal yang tumpul tidak akan terasa sakit dan tidak mudah masuk ke dalam daging. Hal ini berlaku juga pada pondasi, bila dasar pondasi lebarnya tidak memenuhi syarat, maka daya dukung bangunannya hanya kecil dan lebih mudah amblas ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Dengan kata lain makin berat beban bangunan yang harus didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang diperlukan dan makin besar pula dasar pondasinya. Dalam suatu konstruksi terdapat bagian-bagian penunjang bangunan (struktur) yang terdiri dari struktur atas (upper structure) dan struktur bawah (sub structure). Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan dalam suatu konstruksi bangunan terutama struktur bagian bawah (pondasi) karena menjadi bagian akhir penerima beban yang sangat penting peranannya dalam suatu bangunan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

4

Berdasarkan kedalaman tertanam di dalam tanah, maka pondasi dibedakan menjadi pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation ), (Das, 1995). Pondasi dangkal digunakan bila lapisan tanah baik atau lapisan batuan berada di posisi yang dangkal dari atas permukaan bumi. Bila lapisan tanah baik atau lapisan batuan berada pada posisi yang dalam maka digunakan pondasi dalam seperti pondasi sumuran atau pondasi tiang. Dalam modul ajar ini akan dibahas secara khusus tentang jenis-jenis Pondasi Dangkal, yaitu : Pondasi Menerus, Pondasi Setempat, Pondasi Plat dan Pondasi Umpak. Sedangkan untuk jenis-jenis Pondasi Dalam akan dibahas secara terpisah pada modul lain. I.2. Tujuan Penyusunan Modul Ajar Beberapa tujuan dari Penyusunan Modul Ajar ini adalah : a. Memberikan informasi mengenai apa yang dimaksud dengan Pondasi Dangkal. b. Memaparkan apa fungsi Pondasi Dangkal. c. Memaparkan apa saja persyaratan yang harus dipenuhi saat merancang Pondasi

Dangkal. d. Memberikan informasi mengenai jenis-jenis Pondasi Dangkal. e. Mengetahui metode pelaksanaan masing-masing jenis Pondasi Dangkal. f. Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis Pondasi Dangkal. g. Mengetahui berbagai permasalahan yang mungkin terjadi pada masing-masing

jenis Pondasi Dangkal serta solusi yang harus dilakukan jika permasalahan tersebut terjadi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

5

BAB II TINJAUAN UMUM PONDASI DANGKAL

II.1. Pengertian Pondasi Pondasi merupakan suatu komponen struktur yang sangat penting karena semua beban yang timbul akan diterima oleh pondasi. Kestabilan berdirinya suatu bangunan ditentukan atau tergantung pada kekuatan konstruksi pondasinya. Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut pondasi, jadi pondasi adalah bangunan sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai pendukung seluruh berat dari bangunan dan meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya sekaligus menstabilkan beban. Suatu sistem pondasi harus dihitung untuk menjamin keamanan, kestabilan bangunan diatasnya, tidak boleh terjadi penurunan sebagian atau seluruhnya melebihi batas-batas yang diijinkan. Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut soil investigation, atau penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat. Untuk membuat pondasi maka diperlukan adanya pekerjaan galian tanah, hal ini dilakukan karena pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal +/- 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik, oleh karena itu pada dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini. Untuk menjaga kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang besar, dasar pondasi harus diletakkan lebih dari 50 cm di dalam permukaan tanah sampai mencapai lapisan yang keras. Lebar galian tanah pondasi dibuat secukupnya asal bisa untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah terusik akan berubah sifat maupun kekuatannya. Secara garis besar Kondisi tanah dikelompokkan menjadi 2 tipe : a. Jenis tanah bersifat “Stabil” b. Jenis tanah bersifat “Labil” atau tidak stabil Tanah dikatakan stabil apabila tanah tersebut tidak mengalami perubahan dalam musim kemarau maupun musim penghujan. Maksud tidak mengalami perubahan ini adalah tidak terjadinya gerakan-gerakan tanah ke atas, ke bawah dan ke samping. Tanah dikatakan labil atau tidak stabil, bila terjadi perubahan yang sangat besar atau mencolok antara musim panas dan musim penghujan. Apabila ditemukan tanah yang dikategorikan labil, sebaiknya dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi. Sebagai contoh untuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau kayu dan kemudian ditambah lapisan pasir agar lebih stabil. Kestabilan suatu pondasi selain ditentukan di atas, masih ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan antara lain ketebalan lapisan tanah keras serta kondisi lapisan tanah apakah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

6

merupakan bidang datar atau miring. Untuk jenis pondasi dangkal sangat menguntungkan apabila lapisan tanah kerasnya mencapai ketebalan minimum 2 m dan dalam keadaan datar. Sebaliknya sangat berbahaya bila lapisan tanah merupakan suatu bidang miring yang memungkinkan akan terjadi pergeseran. Daya dukung suatu pondasi salah satunya ditentukan oleh luas penampang pondasi. Prinsip kerja dari pondasi adalah seperti ujung pensil, kalau ujungnya lancip ditekan pada telapak tangan akan terasa sakit, dan lebih mudah masuk kedalam daging, sedangkan jika ujungnya tumpul akan terjadi sebaliknya. Pada pondasi hal demikian juga berlaku, jika lebar dasar pondasi kecil maka daya dukung pondasi akan kecil pula sehingga bangunan lebih mudah ambles. Sebaliknya jika dasar pondasi mempunyai lebar yang besar maka daya dukungnya juga besar sehingga bangunan tidak mudah ambles ke dalam tanah. Jadi dapat dikatakan semakin berat bangunan yang didukung, maka semakin besar pula daya dukung tanah yang diperlukan dan lebar dasar pondasi juga semakin besar. Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan, yaitu secara fungsional mampu mendukung dan menyalurkan dengan baik beban-beban diatasnya dan secara struktural pondasi tidak ambles dan tidak berubah bentuk. Untuk memenuhi syarat tersebut perlu diperhatikan beberapa hal dalam pekerjaan pondasi antara lain : 1. Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus diletakkan pada

lapisan tanah yang keras. 2. Harus dihindarkan memasang pondasi sebagian pada tanah keras, sebagian

pada tanah lembek. 3. Pondasi harus dipasng menerus di bawah seluruh dinding bangunan dan

dibawah kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas. 4. Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi itu harus dirangkai satu dengan

balok pengikat (balok sloof). 5. Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada didalam tanah dan kuat

menahan gaya-gaya yang bekerja padanya terutama gaya desak. 6. Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, tapi untuk seluruh panjang

pondasi harus diletakkan pada kedalaman yang sama. Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan tanah/daya dukung tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan cara : a. Pemboran (drilling) : dari lubang hasil pemboran (bore holes), diketahui

contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke laboraturium mekanika tanah.

b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan alat yang disebut sondir static penetrometer. Ujungnya berupa conus yang ditekan masuk kedalam tanah, dan secara otomatis dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm2).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

7

II.2. Definisi Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah, dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain : 1) Pondasi Setempat ( Single Footing ) 2) Pondasi Menerus ( Continuous Footing ) 3) Pondasi Pelat ( Plate Foundation ) 4) Pondasi Cakar Ayam 5) Pondasi Sarang Laba-laba II.3. Stabilitas Pondasi Stabilitas pondasi ditentukan oleh : 1. Daya dukung pondasi, yang dipengaruhi oleh:

a. Macam pondasi: dimensi dan letak pondasi b. Sifat tanah (indeks dan teknis): berat volume (), kohesi (c), sudut geser

dalam () 2. Penurunan (settlement):

a. Penurunan segera (immediately settlement); akibat elastisitas tanah b. Penurunan konsolidasi (consolidation settlement), akibat keluarnya air pori

tanah yang disebabkan oleh adanya pertambahan tegangan akibat beban pondasi Bentuk terjadinya penurunan dibedakan atas: Penurunan seragam (uniform settlement) Penurunan tidak seragam (differential settlement)

a). Penurunan seragam b). Penurunan tak seragam

Gambar 2.1. Penurunan Pondasi Dangkal

St

Q

St2

Q

St1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

8

II.4. Desain Pondasi Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan/settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi/lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total (keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial (sebagian pondasi saja yang turun/miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya. Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi (tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya. Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi: Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah,

transfer beban akibat gaya angin pada dinding. Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya: Beban mati, contoh berat sendiri bangunan Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju Gaya gempa Gaya angkat air

Momen Torsi

Pondasi bangunan adalah konstruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban (hidup dan mati) yang berada di atasnya dan gaya – gaya dari luar. Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata melebihi dari batas – batas tertentu, yaitu : No. Jenis bangunan Penurunan maksimum 1. Bangunan umum 2.54 cm 2. Bangunan pabrik 3.81 cm 3. Gudang 5.08 cm 4. Pondasi mesin 0.05 cm

Pemilihan pondasi perlu mempertimbangkan : A. Faktor tanah Struktur tanah (macam tanah) Kekuatan tanah (σt) Kedalaman ( t ) yang dipilih Letak permukaan air tanah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

9

B. Faktor beban Jumlah lantai Tinggi bangunan Besarnya/panjang bentang

Oleh karena itu, sebelum perencanaan pondasi dilakukan terlebih dahulu perlu mengetahui prilaku tanah baik sifat fisik maupun mekanis tanah. Dimana sifat fisik dan mekanisnya dapat diketahui dengan melakukan penyelidikan tanah yang meliputi penyelidikan dilapangan dan laboratorium, sehingga dari data-data hasil penyelidikan tanah tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar dalam merekomendasikan sistem pondasi. Untuk maksud ini diperlukan pengertian yang mendalam mengenai metode pengujian tanah, batasan-batasan atau karakteristik dalam metode pengujian dan bagaimana menyimpulkan hasil-hasil yang diperoleh. Pekerjaan lapangan dalam peyelidikan tanah yang dilaksanakan meliputi pekerjaan Boring (drilling) dan Standart Penetrasi Test (SPT). Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. oleh karena itu, dalam mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria secara teknis, kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan dampak lingkungan. Agar dapat hasil yang baik maka perlu mempunyai pengetahuan tentang permasalahan pondasi.Pada dasarnya permasalahan pondasi ada 2 yaitu : Umum : stabilitas (daya dukung, geser, dan guling), perbaikan tanah,

kelongsoran lereng, dan pengaruh air bersih. Khusus : getaran, daerah lendutan tambang (minyak, air, dsb), ledakan gempa

bumi, dll. Pada garis besarnya pondasi dapat dibagi menjadi 2 jenis: a. Pondasi langsung, yaitu apabila pondasi tersebut langsung di atas tanah keras. b. Pondasi tidak langsung, yaitu apabila pondasi tersebut terletak di atas suatu

rangkaian yang menghubungkan dengan lapisan tanah keras. Pondasi langsung digunakan apabila tanah keras bagian dalam mencapai kedalaman kurang lebih 1 meter. Ini tidak lain karena daya dukung pada dasar tanah dasar pada umumnya lebih kecil dari daya dukung pasangan badan pondasi. Untuk memperkecil beban per-satuan luas pada tanah dasar, lebar pondasi dibuat lebih lebar dari pada tebal dinding tembok di atasnya dan untuk lebih menghemat, bentuk pondasi dibuat dalam bentuk trapesium. Di samping itu untuk memenuhi persyaratan agar tidak terpengaruh cuaca sebaiknya kedalaman pondasi dari permukaan tanah kurang lebih 80 cm.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

10

II.5. Pertimbangan Pemilihan Bentuk Pondasi Sesuai Keadaan Tanah Dalam pemilihan bentuk pondasi yang akan digunakan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain : Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati

serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal. Jenis tanah dan daya dukung tanah. Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat. Alat dan tenaga kerja yang tersedia. Keadaan tanah pondasi Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya. Batasan-batasan dari sekelilingnya Waktu dan biaya pekerjaan.

Bila keadaan tersebut ikut dipertimbangkan, maka kita dapat memilih jenis-jenis pondasinya, yaitu sebagai berikut : 1. Bila tanah pendukung Pondasi terletak pada permukaan tanah 1 meter di bawah

permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya adalah pondasi pias. 2. Bila tanah pendukung Pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di

bawah permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya adalah pondasi telapak. 3. Bila tanah pendukung terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah

permukaan tanah, dalam hal ini digunakan pondasi tiang apung (floating pile foundation).

Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah ,dalam hal ini tergantung dari penurunan yang di izinkan, dapat di pakai jenis pondasi tiang pancang. II.6. Masalah-masalah Penyebab Terjadinya Penurunan Pondasi Penurunan pondasi harus diperkirakan dengan sangat hati-hati untuk berbagai konstruksi misalnya jembatan, menara, dan khususnya pada bangunan. Penurunan biasanya digolongkan sebagai berikut : a. Penurunan seketika yaitu penurunan yang terjadi pada waktu beban ditetapkan

atau dalam suatu jangka waktu sekitar 7 hari biasanya terdapat pada tanah berbutir halus termasuk lanau dan lempung.

b. Penurunan konsolidasi yaitu: penurunan yang tergantung waktu dan berlangsung dalam beberapa bulan bahkan tahunan. Adapun masalah penurunan pondasi yang sering terjadi, akibat pengaruh dari: Pengaruh kadar air tanah Keadaan tanah Terjadinya gempa bumi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

11

Akibat penurunan atau patahnya pondasi, maka akan terjadi : Kerusakan pada dinding, retak-retak, miring dan lain-lain Lantai pecah, retak, bergelombang Penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain.

Dalam menanggulangi penurunan ini, terkadang perbaikan tanah lebih menguntungkan, yakni dengan menambah kerapatan tanah atau mengurangi rongga/pori tanah. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memodifikasi tanah, antara lain: a. Pemampatan, b. Pra Pembebanan, c. Pembuatan Drainase, d. Pemadatan dengan Alat penggetar, e. Pengadukan Encer, f. Stabilisasi kimia, g. Geo-Tekstil.

II.7. Cara Menghitung Ukuran Pondasi Untuk bangunan tidak bertingkat tidak disyaratkan adanya hitungan konstruksi untuk rangka bangunan dan rangka atapnya tapi untuk pondasinya harus tetap dilakukan hitungan konstruksi untuk menentukan kekuatannya. Hitungan pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang paling aman bagi konstruksi bangunan tersebut, artinya beban bangunan yang dipakai harus yang terbesar dan sebaliknya kekuatan daya dukung tanah di bawah pondasi dipakai yang terkecil. Rumus Pondasi (F) = Keterangan: P = Beban bangunan yang didukung oleh pondasi, yaitu:

1. Berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya 2. Berat Atap 3. Berat Plafond 4. Berat Balok Sloof, dan Balok Keliling Atas 5. Berat sendiri Pondasi 6. Berat tanah di atas Pondasi

Untuk menghitung berat konstruksi dari bangunan dan bahannya, dapat digunakan Peraturan Muatan Indonesia, NI – 18, terdiri dari : 1. Berat pasangan bata dengan perekat 1kp : 1pc : 2ps adalah 1.700 kg/m3. Bila

dipakai perekat 1pc : 2ps : beratnya 2.000kg/m3. Untuk pasangan bata dengan perekat campuran kapur dan semen atau sebagian pakai perekat kapur dan sebagian lagi dengan perekat semen dapat dipakai berat rata-rata = 1.800 kg/m3. Berat ini sudah termasuk plesterannya, jadi tebal pasangan bata yang dipakai adalah:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

12

15 cm untuk pasangan ½ bata 30 cm untuk pasangan 1 bata Kurang dari ukuran tersebut, Kolom praktis dapat dianggap sebagai berat pasangan bata.

2. Untuk balok sloof dan balok keliling dari konstruksi beton bertulang dipakai berat = 2.400 kg/m3.

3. Penutup atap dari genteng+usuk+reng = 50 kg/m2, bila termasuk gordingnya dipakai berat = 110 kg/m2. Penutup atap sirap+usuk+reng = 40 kg/m2. Penutup asbes+gording = 50 kg/m2. Berat kuda-kuda kayu = 60 kg/m.

4. Berat plafond eternit+penggantung = 20 kg/m2. 5. Berat pondasi batu kali = 2.200 kg/m3. 6. Tanah kering – udara lembab = 1.700 kg/m3, tanah basah = 2.000 kg/m3,

berat ini berlaku juga untuk pasir. Berat lantai tidak diperhitungkan sebagai beban pondasi karena langsung didukung oleh tanah di bawahnya. σt = kemampuan daya dukung tanah yang diijinkan untuk dipakai mendukung beban bangunan di atasnya. Apabila tidak dilakukan penyelidikan tanah untuk mengetahui kekuatannya, maka daya dukung tanah yang boleh dipakai sebesar-besarnya adalah 1 kg/cm2 (= 10 t/m2). Kemampuan daya dukung tanah yang dipakai adalah yang terletak langsung di bawah pondasi. F = ukuran luas dasar pondasi yang direncanakan akan dipakai. Untuk ukuran bagian atas pondasi: ½ bata minimum = 20 cm bata minimum = 30 cm Untuk pondasi menerus hanya ditinjau setiap 1 m panjang pondasi, jadi yang dimaksud F disini adalah = lebar pondasi x 1 m. Misalnya: Beban bangunan setiap m panjang (P) = 5 t/m2 Daya dukung tanah yang diijinkan (σt) = 0,8 kg/m2 (= 8 t/m2). F pondasi = 5/8 = 0,625 Dipakai lebar pondasi b = 0,7 m (selalu dibulatkan keatas).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

13

BAB III PONDASI SETEMPAT ( SINGLE FOOTING )

III.1. Pengertian Pondasi Setempat Pondasi setempat; dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom struktur, tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan. Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah : - Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter - Pondasi dibuat hanya di bawah kolom - Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak

digunakan untuk mendukung beban.

Gambar 3.1. Pondasi setempat III.2. Bentuk-bentuk Pondasi Setempat Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain: 1. Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung. 2. Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah

keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar. 3. Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang

di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya. Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

14

Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut: 1. Pasangan bata yg disusun bertangga; 2. Pasangan batu kali; 3. Cor beton tidak bertulang; 4. Batu alam yang dibentuk menjadi lunak.

Gambar 3.2. Bentuk-bentuk Pondasi setempat

III.3. Metoda Konstruksi Pondasi Setempat Urutan kegiatan pekerjaan pondasi setempat dengan bentuk telapak adalah sebagai berikut : 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan pondasi 3. Pekerjaan bekisting 4. Pengecoran III.3.1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat, yaitu : Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus

mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk

jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.

Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila tanah dasar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

15

masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.

Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerja. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

III.3.2. Pekerjaan Penulangan a). Perakitan tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi lain agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Proses perakitan tulangan adalah sebagai : - Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat

diketahui dari ukuran pondasi setempat. - Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan

memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut.

- Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.

b). Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan adalah: - Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan

tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass. - Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar

tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

16

III.3.3. Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap pekerjaan bekisting, yaitu : - Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk

penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).

- Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.

- Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. - Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak

lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass. - Papan cetakan tidak boleh bocor - Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit - Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi

retak.

III.3.4. Pekerjaan Pengecoran Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah : semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat, yaitu: - Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga

dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan. - Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu

atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.

- Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.

- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

17

- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya

- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

18

BAB IV PONDASI MENERUS ( CONTINUOUS FOOTING )

IV.1. Pengertian Pondasi Menerus Pondasi menerus yang juga disebut pondasi langsung adalah jenis pondasi yang banyak dipakai untuk bangunan rumah yang tidak bertingkat. Untuk seluruh panjang, jenis pondasi ini mempunyai ukuran yang sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama. Oleh karena itu untuk memasang pondasi menerus lebih dahulu harus dibuatkan galian tanahnya dengan kedalaman yang sama, yang kemudian dipasang profil – profil untuk memasang pondasi sehingga diperoleh bentuk yang direncanakan. Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan batu bata dengan lebar dasar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi dinding setengah bata cukup diletakan pada kedalaman 60 - 80 cm. Selain itu bahan pondasi yang mendukung beban bangunan yang lebih besar dan banyak yang dipakai adalah pasangan batu kali. Lebar dasar pondasi umumnya tidak kurang dari dua setengah kali tebal Diatas pondasi batu perlu dipasang balok sloof beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. Untuk dinding yang memikul beban agak berat atau karena daya dukung tanah kecil digunakan pondasi jalur pelat beton. Untuk menambah ketahanan bangunan terhadap gempa, pondasi sebaiknya dibuat menerus pada sekeliling bangunan tanpa terputus. Batu kali ini diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat dengan adukan perekat dari campuran 1 kp : 1 pc : 5 ps. Sebelum pasangan batu kali dibuat bangunan bawahnya diberi pasir urug setebal 20 cm dan batu kosong satu lapis. Kemudian setelah pasangan batu kali selesai dikerjakan, lubang sisa di kanan kiri diurug dengan pasir. Ciri-ciri Pondasi menerus adalah : - Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama - Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom - Biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat; - Untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar

menjadi pelat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

19

Gambar 4.1. Pondasi menerus IV.2. Persyaratan Pondasi Menerus Pondasi menerus memiliki persyaratan sebagai berikut : a. Sebaiknya tanah dasar pondasi merupakan tanah kering, padat, dan merata

kekerasannya. Dasar pondasi sebaiknya lebih dalam dari 45 cm. b. Penampang melintang pondasi harus simetris.

Gambar 4.2. Penampang Melintang Pondasi Batu Kali

c. Harus dihindarkan penempatan pondasi pada sebagian tanah keras dan

sebagian tanah lunak.

Gambar 4.3. Pondasi Menerus yang Diletakkan pada Sebagian Tanah Keras dan

Sebagian Tanah Lunak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

20

d. Sangat disarankan menggunakan pondasi menerus, mengikuti panjang denah

bangunan.

Gambar 4.4. DenahPondasi Menerus

e. Pondasi dibuat menerus pada kedalaman yang sama, pondasi bertangga.

Gambar 4.5. Pondasi bertangga yang tidak diperkenankan

f. Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi

dinding penyekat juga dibuat menerus. Bila pondasi terdiri dari batu kali maka perlu dipasang pengikat/sloof sepanjang pondasi tersebut.

Gambar 4.6. Pondasi Menerus yang Dipasang Mengelilingi Bangunan Tanpa Terputus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

21

IV.3. Pondasi Pasangan Batu Kali Pondasi merupakan elemen bangunan yang sangat penting, karena digunakan sebagai landasan dari bangunan di atasnya, dan menjamin mantapnya kedudukan bangunan. Pondasi tidak boleh sama sekali mengalami perubahan kedudukan atau bergerak, dalam arti bergerak secara mendatar ataupun tegak Pondasi yang bahanya dari batu kali sangat cocok, karena bila batu kali ditanam dalam tanah kualitasnya tidak berubah. Pada umumnya bentuk pondasi batu kali dibuat trapezium dengan lebar bagian atas paling sedikit 25 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak seseuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan untuk lebar bagian bawah trapezium tergantung perhitungan dari beban di atasnya, tetapi pada umumnya dapat dibuat sekitar 70 – 80 cm. Batu kali yang dipasang hendaknya sudah dibelah dahulu besarnya kurang lebih 25 cm, ini dengan tujuan agar tukang batu mudah mengatur dalam pemasangannya, dan juga tidak terlalu berta dalam pengangkatannya, sehingga bentuk pasangan menjadi rapih dan kokoh. Pada dasar konstruksi pondasi batu kali diawalai dengan lapisan setebal 5 – 10 cm guna meratakan tanah dasar, kemudian dipasangan batu dengan kedudukan berdiri (pasangan batu kosong) dan rongga – rongganya diisi pasir secara penuh sehingga kedudukannya menjadi kokoh dan sanggup mendukung beban pondasi di atasnya. susunan batu kosong yang sering disebut aanstamping dapat berfungsi sebagai pengaliran (drainase) untuk mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar pondasi. Agar pasangan bahan pondasi tidak mudah rusak atau basah akibat air tanah, maka bidang pada badan pondasi diplester kasar (beraben) setebal kurang lebih 1,5 cm dengan adukan seperti spesi yang dipakai pada pasangan. Bila pada lapisan dasar tanah untuk pondasi mengandung pasir atau cukup kering maka tidak diperlukan pasangan batu kosong tetapi cukup dengan lapisan pasir sebagai dasar dengan ketebalan kurang lebih 10 cm yang sudah dipadatkan. Lapisan ini dapat berfungsi sebagi alat pengaliran atau pengeringan (drainase).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

22

Gambar 4.7. Jenis Pondasi Batu Kali

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

23

IV.4. Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali

YA

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN PENGUKURAN PEKERJAAN BOWPLANK

PEKERJAAN PENGGALIAN

CEK ??

- ELEVASI

- DIMENSI

PERBAIKI

PEKERJAAN URUGAN PASIR

PEKERJAAN AANSTAMPING

PEKERJAAN PONDASI BATU

KALI

CEK ??

- ELEVASI

- DIMENSI

PERBAIKI

PEKERJAAN SLOOF

PEKERJAAN URUGAN TANAH

MULAI

SELESAI

YA

TIDAK

TIDAK

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Gambar 4.8. Diagram Alir Pekerjaan Pondasi Batu Kali

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

24

a. Pekerjaan persiapan

Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mengerjakan pekerjaan pondasi batu kali yaitu persiapan alat, bahan dan tenaga kerja yang dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut. Tabel 4.1. Persiapan Alat, Bahan dan Tenaga Kerja

Alat Bahan Tenaga Kerja - Cangkul - Meteran - Waterpas selang - Alat bantu pertukangan

- Batu kali - Pasir - Semen - Air

- Tukang gali - Pekerja terampil - Pekerja setengah terampil - Mandor

b. Pekerjaan pembersihan, pengukuran dan pemasangan bowplank

Pekerjaan berikutnya adalah pembersihan lahan, ini dilakukan untuk membersihkan tempat kerja dari sampah – sampah, pohon, rumput dan akar – akar tanaman untuk mempermudah pekerjaan selanjutnya. Setelah proses pembersihan selesai maka dilakukan pekerjaan pengukuran as – as bangunan yang sesuai dengan gambar kerja untuk proses pengukuran bisa langsung dikerjakan pemasangan papan duga (bowplank) sebagai acuan pengalian tanah.

c. Pekerjaan galian tanah Setelah proses pengukuran dan pemasangan papan duga sebagai acuan pengalian tanah selesai. Maka tahap berikutnya adalah penggalian tanah untuk pondasi menerus batu kali, pada proses galian ini perlu diperhatikan dimensi dan elevasi galian agar sesuai dengan rencana. Untuk pondasi batu kali diusahakan agar kedalaman galian lebih dari 50 cm, ini dikarenakan untuk menghindari kemungkinan pondasi masih berada pada tanah humus, serta untuk melindungi pondasi dari faktor cuaca. Pada umumnya kedalaman galian pondasi menerus batu kali adalah 1 – 1,5 m dari permukaan elevasi lantai.

d. Pekerjaan pondasi batu kali Apabila kedalaman galian telah sesuai dengan rencana, maka tahap berikutnya adalah pekerjaaan pembuatan pondasi batu kali. Pertama – tama pada dasar konstruksi pondasi diberi pasir padat setebal 5 – 10 cm, yang bertujuan untuk meratakan tanah bagian dasar galian. Kemudian dipasangan batu dengan kedudukan berdiri (pasangan batu kosong) dengan tinggi pada umumnya 20 – 25 cm, dan rongga – rongganya diisi pasir secara penuh dan disiram air serta di tumbuk sampai padat dan rata, sehingga kedudukannya menjadi kokoh dan sanggup mendukung beban pondasi di atasnya. susunan batu kosong yang sering disebut aanstamping dapat berfungsi sebagai pengaliran (drainase) untuk mengeringkan air tanah yang terdapat disekitar pondasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

25

Setelah pemberian pasir padat dan aanstamping selesai, proses selanjutnya pembuatan pondasi batu kali. Dan pada umumnya bentuk pondasi batu kali dibuat trapezium dengan lebar bagian atas paling sedikit 25 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak seseuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan untuk lebar bagian bawah trapezium tergantung perhitungan dari beban di atasnya, tetapi pada umumnya dapat dibuat sekitar 70 – 80 cm. Pasangan batu kali diusahakan tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat/ spesi diantaranya hingga rapat. Celah – celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya, dan pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk sloof dan kolom, ini dilakukan untuk mengikat sloof dan kolom pada pondasi sehingga menjadi satu kesatuan. Kedalaman anker minimal 30 cm dan harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm. Sloof diberikan pada atas pondasi, tujuannya untuk mengikat bangunan dan mendistribusikan beban bangunan dari atasnya kepada pondasi sehingga diharapkan tidak terjadi penurunan yang tidak bersamaan. Pada umumnya sloof dibuat dari beton bertulang cor dengan ukuran 15 cm x 20 cm dan di anker pada pondasi. Setelah pekerjaan pembuatan sloof selesai maka dilakukan pengurugan tanah pada samping – samping pondasi bekas galian, dengan tujuan untuk melindungi pondasi dari faktor cuaca dan dapat pula memberikan daya dukung tanah yang cukup untuk menahan beban bangunan di atasnya.

IV.5. Pondasi Batu Bata Pondasi ini dibuat dari bata merah yang disusun secara teratur dan bertangga yang bentuknya merupakan empat persegi panjang dan tiap – tiap tangga terdiri dari 3 – 4 lapis. Apabila tiap – tiap ujung tangga dihubungkan akan merupakan trapezium yang tetap memenuhi syarat pondasi. Pemasangan bata diatur dan disusun yang tetap memenuhi persyaratan ikatan bata, tiap – tiap lapisan dihubungkan dengan perekat/ spesi. Untuk tanah yang tidak mengandung air spesi ini, dibuat dari : - 1 Kapur : 1 Semen merah : 1 Pasir, atau - 1 Lapur : 1 Semen merah : 2 Pasir Sedangkan untuk tanah yang mengandung air dibuat dari campuran : - 1 PC : 4 Pasir atau 1 PC : 5 Tras - 1 PC : ½ Kapur : 5 Pasir Sebagai lantai kerja dibuat dari lapisan pasir yang dipadatkan setelah 10 cm, lapisan ini berfungsi pula sebagai lapisan perbaikan tanah dasar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

26

Pondasi ini dapat dibuat dilahan yang mempunyai kondisi tanah dengan tanah keras yang tidak dalam. Biasanya bangunan yang menggunakan pondasi batu bata, bangunannya hanya berlantai satu, dikarenakan pondasi batu bata tidak kuat menahan beban apabila bangunannya berlantai banyak.

Gambar 4.9. Jenis Pondasi Batu Bata

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

27

IV.5. Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Bata

YA

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN PENGUKURAN PEKERJAAN BOWPLANK

PEKERJAAN PENGGALIAN

CEK ??

- ELEVASI

- DIMENSI

PERBAIKI

PEKERJAAN URUGAN PASIR

PEKERJAAN PONDASI BATU

BATA

CEK ??

- ELEVASI

- DIMENSI

PERBAIKI

PEKERJAAN SLOOF

PEKERJAAN URUGAN TANAH

MULAI

SELESAI

YA

TIDAK

TIDAK

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Gambar 4.10. Diagram Alir Pekerjaan Pondasi Batu Bata

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

28

a. Pekerjaan persiapan Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mengerjakan pekerjaan pondasi batu kali yaitu persiapan alat, bahan dan tenaga kerja yang dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut. Tabel 4.2. Persiapan alat, bahan dan tenaga kerja

Alat Bahan Tenaga Kerja - Cangkul - Meteran - Waterpas selang - Alat bantu pertukangan

- Batu bata - Pasir - Semen - Air

- Tukang gali - Pekerja terampil - Pekerja setengah terampil - Mandor

b. Pekerjaan pembersihan, pengukuran dan pemasangan bowplank Pekerjaan berikutnya adalah pembersihan lahan, ini dilakukan untuk membersihkan tempat kerja dari sampah – sampah, pohon, rumput dan akar – akar tanaman untuk mempermudah pekerjaan selanjutnya. Setelah proses pembersihan selesai maka dilakukan pekerjaan pengukuran as – as bangunan yang sesuai dengan gambar kerja untuk proses pengukuran bisa langsung dikerjakan pemasangan papan duga (bowplank) sebagai acuan pengalian tanah. c. Pekerjaan galian tanah Setelah proses pengukuran dan pemasangan papan duga sebagai acuan pengalian tanah selesai. Maka tahap berikutnya adalah penggalian tanah untuk pondasi menerus batu bata, pada proses galian ini perlu diperhatikan dimensi dan elevasi galian agar sesuai dengan rencana. Untuk pondasi batu bata diusahakan agar kedalaman galian lebih dari 50 cm, ini dikarenakan untuk menghindari kemungkinan pondasi masih berada pada tanah humus, serta untuk melindungi pondasi dari faktor cuaca. Pada umumnya kedalaman galian pondasi menerus batu bata adalah 70 – 100 cm dari permukaan elevasi lantai. d. Pekerjaan pondasi batu bata Apabila kedalaman galian telah sesuai dengan rencana, maka tahap berikutnya adalah pekerjaaan pembuatan pondasi batu bata. Pertama – tama pada dasar konstruksi pondasi diberi pasir padat setebal 10 cm, yang bertujuan untuk meratakan tanah bagian dasar galian. Setelah pemberian pasir padat selesai, proses selanjutnya pembuatan pondasi batu bata. Pondasi ini dibuat dari bata merah yang disusun secara teratur dan bertangga yang bentuknya merupakan empat persegi panjang dan tiap – tiap tangga terdiri dari 3 – 4 lapis. Apabila tiap – tiap ujung tangga dihubungkan akan merupakan trapezium yang tetap memenuhi syarat pondasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

29

Pemasangan bata diatur dan disusun yang tetap memenuhi persyaratan ikatan bata, tiap – tiap lapisan dihubungkan dengan perekat/ spesi. Untuk tanah yang tidak mengandung air spesi ini, dibuat dari : - 1 Kapur : 1 Semen merah : 1 Pasir, atau - 1 Lapur : 1 Semen merah : 2 Pasir Sedangkan untuk tanah yang mengandung air dibuat dari campuran : - 1 PC : 4 Pasir atau 1 PC : 5 Tras - 1 PC : ½ Kapur : 5 Pasir Ada beberapa tipe pembuatan pondasi batu bata, yaitu : a. Untuk bangunan dengan dinding ½ bata

Pada tipe bangunan seperti ini maka bisa dilakukan pondasi batu bata dengan lebar atas 25 cm dan lebar bawah kurang lebih 45 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Detail pondasi batu bata untuk dinding ½ bata seperti pada Gambar 4.10. berikut.

Gambar 4.11. Detail Pondasi Batu Bata untuk Dinding ½ Bata

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

30

b. Untuk bangunan dengan dinding 1 bata Pada tipe bangunan seperti ini maka bisa dilakukan pondasi batu bata dengan lebar atas 45 cm dan lebar bawah kurang lebih 77 cm. Dibuat selebar 45 cm, karena bila disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Detail pondasi batu bata untuk dinding 1 bata seperti pada Gambar 4.11. berikut.

Gambar 4.12. Detail pondasi batu bata untuk dinding 1 bata IV.6. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Pondasi Menerus Ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam menggunakan pondasi menerus untuk bangunan rumah, diantarnya : Keuntungan : - Jika terjadi penurunan maka kemungkinan besar terjadi secara bersamaan

dikarenakan beban bangunan tersalur merata ke tanah dengan pondasi menerus - Bahan atau material konstruksi pondasi yang realif mudah didapat seperti batu

kali atau batu bata Kerugian : - Biaya konstruksi yang relatif lebih besar, dikarenakan dengan volume pondasi

yang cukup besar dengan pembuatan pondasi tanpa terputus diperlukan biaya (cost) yang lebih banyak untuk membeli material dan ongkos pekerja.

- Jika menggunakan batu bata dapat terjadi kemungkinan bata tersebut poros dan tidak kuat menahan beban, sehingga kemungkinan kerusakan pondasi bisa terjadi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

31

BAB V PONDASI RAKIT/PELAT (RAFT FONDATION)

V.1. Pengertian Pondasi Rakit/Pelat Pondasi rakit adalah sebuah pelat beton besar yang digunakan untuk menghubungkan permukaan (interface) antara satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis (jalur) dengan tanah dasar. Secara umum pelat pondasi rakit dapat dianalisis dengan dua anggapan. Pertama pelat pondasi rakit dianggap merupakan struktur yang fleksibel, berarti pelat pondasi akan mengalami deformasi yang tidak sama akibat beban yang bekerja. Kedua, pelat pondasi rakit dianggap merupakan struktur yang kaku yang berarti pelat dianggap mengalami deformasi yang sama akibat beban yang bekerja. Pondasi ini dapat menopang gedung bertingkat banyak, tendon air minyak, mesin, peralatan industri, dan bangunan berat lainnya. Terutama memiliki luasan besar. Jenis jenis pondasi rakitan lazim : Pelat rata Pelat yang telapak ada di bawah kolom Balok dan pelat Pelat dengan kaki tiang Dinding ruang bangunan bawah tanah sebagai bagian pondasi telapak V.2. Pertimbangan Pemilihan Jenis Pondasi Rakit/Pelat Pertimbangan penggunaan/pemilihan jenis Pondasi rakit/pelat, antara lain jika : Kekokohan landasan tidak memenuhi kebutuhan, atau beban bangunan besar

sehingga pondasi lajur menjadi lebar menjadi seluas gedung. Struktur bangunan rangka dengan jarak tiang dengan beban yang tinggi dan jaraknya < 8 m

Beban bangunan yang besar sudah dibagi seragam pada seluruh luas bangunan oleh struktur bangunan masif

Wilayah bangunan yang sering banjir dan pondasi pelat beton bertulang dilengkapi dinding kaki beton bertulang yang sekaligus kedap air sehingga menghindari naiknya air dari bawah.

Perhitungan dilakukan seperti perhitungan pelat lantai yang terbalik tekanan tanah = beban berguna dari bawah dan kolom dengan beban bangunan = reaksi tumpuan dari atas ke bawah pada gedung dengan pondasi pelat beton bertulang berada di bawah permukaan air tanah perlu diperhatikan gaya apungnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

32

V.3. Bagian – Bagian Pondasi Rakit/Pelat

Gambar 5.1. Pondasi Rakit Kayu

Gambar 5.2. Pondasi Rakit Beton (Pondasi Pelat) V.4. Kelebihan dan Kurangan Pondasi Rakit V.4.1. Kelebihan Pondasi Rakit

Pondasi rakit sangat bagus digunakan pada tanah yang banyak mengandung air misalnya seperti tanah rawa.

Apabila terjadi banjir pondasi ini sedikit terakat, tetapi tidak mengalami pergeseran dan apabila banjir telah surut pondasi tersebut kembali ke posisinya semula.

Struktur pada pondasi rakit mengalami deformasi yang tidak sama akibat beban yang bekerja, sehingga pondasi ini termasuk struktur yang fleksibel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 34: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

33

Pondasi ini cocok digunakan pada bangunan yang memiliku luasan yang luas.

Biaya pembuatan pondasi ini lebih murah dari pembuatan pondasi batu kali

Penurunan pada pondasi rakit bersamaaan V.4.2. Kekurangan Pondasi Rakit

Apabila tidak menggunakan grand anchor pondasi tersebut akan terangkat dan menyebabkan bangunan pondasi bergerak.

Pondasi ini kurang bagus dibangun pada tanah jenis keras Kurang efektif apabila digunakan di kedalaman > 6 m

V.5. Lokasi Tanah yang Cocok untuk Pondasi Rakit Pondasi rakit atau pelat digunakan pada lapisan tanah lunak yang daya dukungnya kecil atau jika beban bangunan pada kolom bangunan cukup besar, maka bila digunakan pondasi telapak terpisah untuk setiap kolom bangunan, jumlah luas dari pondasi itu lebih besar dari setengah luas bangunan sehingga akan lebih praktis untuk menggunakan pondasi plat menyeluruh seluas bangunan. Pada lapisan tanah yang tidak homogen atau jika terdapat lensa tanah lunak pada lapisan tanah yang agak padat. Sehingga bila menggunakan kaki pondasi terpisah sendiri maka mungkin ada pondasi yang berdiri di atas bagian tanah yang lemah dan dapat menimbulkan penurunan setempat yang lebih besar dan akan mengakibatkan terjadi penurunan yang tidak merata pada bangunan. Perhitungan pondasi rakit atau pelat sama dengan perhitungan plat atap bangunan, hanya dibalik dengan menganggap tumpuan di atas sedang dari bawah ada beban merata atau desakan tanah pada plat pondasi. Jika beban kolom bangunan tidak besar, maka pelat pondasi dapat dibuat sama tebal pada seluruh luas bangunan. Tetapi bila beban kolom bangunan cukup besar maka pada tempat tempat dibawah kolom pelat pondasi harus dipertebal, penambahan tebal pelat pondasi dapat ke atas maupun ke bawah. Pondasi pelat penuh dari beton bertulang dibuat seluas ukuran gedung yang direncanakan, akan tetapi dapat juga diberi lubang di tengah ruang masing masing. Berbeda dengan pondasi setempat atau pondasi lajur, pondasi pelat beton bertulang membagi beban bangunan secara merata ke tanah V.6. Keterkaitan Pondasi Rakit dengan Konstruksi yang Digunakan Pondasi pelat lebih baik digunakan pada bangunan dengan dimensi luas, jenis tanah yang banyak mengandung air. Hal – hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pondasi rakit, antara lain : Jenis tanah Beban bangunan Luasan bangunan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 35: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

34

Kondisi proyek Muka air tanah Berikut ini diperlihatkan beberapa gambar kondisi di lapangan pada saat pemasangan pondasi rakit.

Gambar 5.3. Lokasi Pemasangan Pondasi Rakit

Gambar 5.4. Pemasangan Standing Support

Gambar 5.5. Pemasangan Tulangan Bagian Atas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 36: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

35

Gambar 5.6 Siap Pengecoran V.7. Tinjauan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Rakit Pekerjaan Raft fondation memiliki beberapa tahapan pekerjaan terdiri dari : a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan lantai kerja dan bekisting permanent yang terbuat dari batako c. Pekerjaan GA vertical d. Pekerjaan Tulangan e. Pekerjaan chemical anchor dan water stop f. Pekerjaan bekisting ( pemasangan stop cor ) g. Pengecoran f’c = 30 MPa dan test therma couple h. Pembongkaran Bekisting i. Pemeliharaan beton.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 37: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

36

Tidak Ya

Gambar 5.7. Diagram Alir Pekerjaan Raft Fondation

Mulai

Lantai Kerja dan bekisting permanent Ground Anchor Vertical

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Tulangan - Pengukuran / Penandaan Besi Tulangan

( sesuai Shop Drawing ) - Pemotongan Besi Tulangan - Pembengkokan Besi Tulangan - Merakit Besi Tulangan ( cek jarak,

panjang penyaluran, ikatan tulangan ) - Beton Decking

Pekerjaan Bekisting ( Pemasangan stop cor

)

Checklist bersama Apakah besi sudah sesuai SD dan raft

siap dicor ?

Pekerjaan Chemical Anchor dan water stop

Pekerjaan Pengecoran - Persiapan pengecoran - Penuangan beton - Pemadatan Beton ( digetarkan ) - Pemberian Floor Hardener

Test therma couple Suhu max = 90ºC Suhu min = 67 ºC

∆ < 20 ºC

Selesai

Pemeliharaan Beton

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 38: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

37

a. Pekerjaan Persiapan

Beberapa hal yang dipersiapkan sebelum melaksanakan pekerjaan Raft fondation yaitu persiapan alat, bahan dan tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut.

Tabel 5.1. Persiapan pekerjaan raft fondation

Alat Bahan Tenaga Kerja - Concrete Pump - Vibrator - Concrete mixer - Alat bantu pertukangan

- Solar - Batako - Kawat - Besi

- Operator alat - Pekerja terampil - Pekerja setengah terampil - Mandor - Surveyor

b. Pekerjaan Pembuatan Lantai Kerja dan Bekisting Permanent yang

Terbuat Dari Batako

Pekerjaan pembuatan lantai kerja mulai dikerjakan setelah pekerjaan galian tanah layer 3 selesai dikerjakan. Lantai kerja merupakan dasar basement yang memiliki elevasi – 11.55 m. Proyek ini menggunakan raft fondation sebagai pondasi bangunan, jadi harus ada lantai kerja dimana lantai kerja dibuat dengan menggunakan batako sebagai bekisting permanent. Tahap pembuatan lantai kerja yaitu pemasangan batako, lantai kerja di timbun oleh tanah lalu dipadatkan dengan menggunakan backhoe sebelum lantai kerja dicor karena ada penurunan elevasi pada lantai kerja yang akan dibuat kolom, setelah itu baru pengecoran dilakukan. Pemasangan lantai kerja dapat dilihat pada gambar 5.8. Lantai kerja ditimbun oleh tanah dan dipadatkan dengan menggunakan backhoe dapat dilihat pada gambar 5.9, sedangkan pekerjaan pengecoran dapat dilihat pada gambar 5.10. berikut.

Gambar 5.8. Pemasangan Lantai Kerja Gambar 5.9 Pemadatan Lantai Kerja

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 39: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

38

Gambar 5.10. Pengecoran Lantai Kerja

c. Pekerjaan GA vertical

Pekerjaan GA vertical dikerjakan setelah pekerjaan lantai kerja selesai dikerjakan. Tahapan pekerjaan GA vertical terdiri dari pekerjaan pengeboran, fabrikasi strand, cleaning dan desanding, Install strand, grouting, pasang plat dan angker block, stressing, pemotongan strand dan grouting finish pada lantai. Pekerjaan GA vertical lebih jelas telah diuraikan dalam sub bab sebelumnya. Pekerjaan GA vertical dapat dilihat pada gambar 5.11. berikut.

Gambar 5.11. GA Vertical yang Sudah Selesai

d. Pekerjaan Tulangan Pekerjaan tulangan raft fondation dimulai dengan pabrikasi. Pabrikasi tulangan dilakukan di los pekerja, diameter tulangan utama yang digunakan sesuai dengan bar bending schedule (BBS). Tahapan pekerjaan pembesian Raft fondation adalah sebagai berikut: 1) Penyimpanan baja tulangan Penyimpanan baja tulangan akan lebih jelas dibahas pada sub bab

berikutnya. 2) Mempelajari gambar rencana atau shop drawing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 40: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

39

3) Pemotongan tulangan Pemotongan tulangan akan lebih jelas dibahas pada sub bab berikutnya. 4) Pembengkokan tulangan Pembengkokan tulangan akan lebih jelas dibahas pada sub bab berikutnya. 5) Perakitan baja tulangan

Baja diangkat oleh tower crane dari los pekerja ke lokasi pekerjaan raft fondation, setelah itu tulangan dirangkai sesuai dengan SD. Pada saat perakitan tulangan raft fondation, dirakit pula tulangan utama kolom. Tulangan utama kolom dirakit setelah tulangan raft fondation hampir selesai dirakit. Elevasi tulangan raft fondation harus sesuai dengan rencana, maka digunakan beton decking atau beton tahu untuk menjaga tulangan utama tetap pada posisinya. Beton decking itu sendiri dibuat dengan campuran pasir beton dan semen dengan tebal 7 cm. Tebal raft fondation adalah 1.35 m dan area pembuatan kolom adalah 1.75 m, untuk menjaga jarak ketebalan digunakan cakar ayam. Pada saat perakitan tulangan raft foundation juga dipasang kawat harmonika untuk menjaga beton supaya tidak melebar pada saat pengecoran. Perakitan tulangan raft foundation dapat dilihat pada gambar 5.12, beton decking dapat dilihat pada gambar 5.13 dan kawat harmonika dapat dilihat pada gambar 5.14. berikut.

Gambar 5.12. Perakitan Tulangan Raft Fondation

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 41: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

40

Gambar 5.13. Beton Decking Gambar 5.14. Kawat Harmonika

Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pengecekan terhadap diameter tulangan, jumlah tulangan, jarak antar tulangan dan panjang penyaluran tulangan, serta ikatan tulangan.

e. Pekerjaan chemical anchor dan water stop

Chemical anchor dipasang pada D-Wall sebagai penyambung antara D-Wall dengan raft fondation. Water stop dipasang supaya tidak ada kebocoran pada beton, sehingga air pada beton masuk ke dalam water stop. Pemasangan chemical anchor ditampilkan pada gambar 5.15. dan water stop dapat dilihat pada gambar 5.16. berikut.

Gambar 5.15. Pemasangan Chemical Anchor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 42: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

41

Gambar 5.16. Pemasangan Water Stop

f. Pekerjaan bekisting Pekerjaan bekisting Raft foundation hanya dikerjakan pada pinggir – pinggir saja, karena bekisting pada Raft foundation berfungsi sebagai stop cor. Bekisting terbuat dari papan phenolite film atau multiplek yang tebalnya ± 12 mm. Setelah pekerjaan bekisting selesai dilakukan pengecekan terhadap kekokohan bekisting, kelurusan bekisting, jika bekisting sudah memenuhi maka sudah siap untuk pengecoran. Pemasangan bekisting raft fondation dapat dilihat pada gambar 5.17. berikut.

Gambar 5.17. Pemasangan Bekisting Raft Fondation

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 43: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

42

g. Pekerjaan pengecoran dan test therma couple Pengecoran Raft fondation di proyek ini dibagi dalam beberapa zone, karena untuk mengefisiensikan waktu, serta agar volume pengecoran tidak terlalu besar. Dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang dilakukan, diantaranya: 1) Pengujian beton

- Slump test Slump test diuji pada saat concrete mixer tiba di proyek sebelum pengecoran. Setiap satu concrete mixer melakukan satu kali pengujian slump test. Slump test dilakukan langsung dilapangan untuk mengetahui konsistensi atau workability beton yang akan digunakan. Pengujian slump test dapat dilakukan pada gambar 5.18. berikut.

Gambar 5.18. Slump Test

- Uji kuat tekan beton Pengujian kuat tekan beton dilakuan dengan cara menghitung kekuatan tekan beton yang berasal dari sample yang diambil pada saat pengecoran. Sample beton biasanya berupa silinder yang memiliki diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dapat dilihat pada gambar 5.19. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada saat umur beton 7 hari dan 28 hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 44: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

43

Gambar 5.19. Pengujian Kuat Tekan Beton

2) Penuangan beton pada cetakan Pengecoran dilakukan pada malam hari, karena suhu dan cuaca relatif stabil. Sebelum pengecoran raft fondation dikerjakan, untuk menyambungkan beton lama dengan beton baru maka digunakan bonding agent pada dinding atau bagian pinggir beton lama. Area yang akan dicor harus ditutupi terpal karena beton menggunakan admixture atau bahan tambah serta floor hardener. Beton disalurkan dari concrete mixer ke concrete pump, kemudian disalurkan lagi melalui pipa ke area yang akan dicor. Tinggi jatuh beton dari pipa pada saat pengecoran ≤ 50 cm. Beton yang disalurkan dari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 45: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

44

concrete mixer ke concrete pump dapat dilihat pada gambar 5.20. dan penuangan beton dapat dilihat pada gambar 5.21. berikut.

Gambar 5.20. Beton Disalurkan dari Concrete Mixer ke Concrete Pump

Gambar 5.21. Penuangan Beton

3) Pemadatan beton Beton yang sudah dituang, lalu digetarkan dengan menggunakan vibrator, supaya tidak keropos. Setelah cetakan terisi penuh, permukaan beton langsung dirapihkan dan diratakan dengan menggunakan ruskam sehingga merata. Pemadatan beton menggunakan vibrator dapat dilihat pada gambar 5.22. berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 46: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

45

Gambar 5.22. Pemadatan Beton

4) Pelaksanaan floor hardener Floor hardener merupakan suatu bahan sejenis semen yang digunakan pada lantai. Penggunaan bahan ini dimaksudkan untuk memperkeras lapisan atas atau permukaan beton dan sebagai bahan finishing lantai. Selain itu, digunakan pada daerah yang banyak mengalami gesekan atau benturan seperti pada tempat parkir kendaraan. Metode pelaksanaan floor hardener terdiri dari : 1. Untuk mendapatkan permukaan yang rata maka pelaksanaan pengecoran

harus dilakukan dengan mengikuti relat yang telah disiapkan dengan pengukuran menggunakan theodolite yang continue pada seluruh permukaan lantai.

2. Jidar atau ruskam sebaiknya menggunakan bahan yang kuat dan kaku ( alumunium box )

3. Floor hardener mulai ditaburkan secara manual setelah air yang naik ke permukaan tidak terlihat lagi. Pemakaiannya dengan dosis 4 kg/m² atau sesuai dengan yang disyaratkan.

4. Penaburan awal menggunakan sekitar 2/3 bagian dari dosis, lalu ditaburkan secara merata pada seluruh permukaan, dapat dilihat pada gambar 5.23. dan dibiarkan sampai meresap pada permukaan setelah itu diratakan secara manual.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 47: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

46

Gambar 5.23. Penaburan floor hardener

h. Pembongkaran Bekisting Setelah beton sudah mengeras maka cetakan bekisting dibuka. Pembongkaran bekisting raft fondation dikerjakan jika umur beton sudah mencapai ≥ 24 jam (dilaksanakan pekerjaan ini di karenakan sistem pengecoran raft foundation per zone, jadi bekisting berfungsi sebagai stop cor).

i. Pekerjaan Perawatan Beton Perawatan pada beton dilakukan untuk menjaga mutu beton, dan supaya beton tidak retak setelah pengecoran. Perawatan beton pada daerah raft fondation yaitu menggunakan sterofoam atau triplek setelah selesai pengecoran. Perawatan beton menggunakan sterofoam ditampilkan pada gambar 5.24. berikut.

Gambar 5.24. Perawatan Beton

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 48: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

47

BAB VI BEBERAPA CONTOH KASUS TERKAIT KEGAGALAN

PONDASI DANGKAL VI.1. Kegagalan Soft Story Soft story menunjuk kepada kondisi keruntuhan gedung (biasanya berlantai lebih dari satu) di mana lantai di bawah lebih “lunak” daripada lantai di atasnya, atau kebalikannya, lantai di atas lebih “keras” atau kaku dibanding lantai di bawahnya. Berikut ini adalah gambar beberapa bangunan yang mengalami kegagalan karena pengaruh soft story.

Gambar 6.1. Bangunan di Atas Terpisah dengan Ruko di Kiri-Kanannya

Gambar 6.2. Lantai 1 Seolah-olah Tenggelam ke Dalam Tanah

Solusi : - Untuk permasalahan pondasi seperti diatas antara lain adalah dengan

memperbesar ukuran pondasi atau memperbaiki kondisi tanah lunak. - Padatkan permukaan tanah di bawah pondasi yang baru dengan cara

manual atau dengan bantuan mesin stamper sehingga daya dukung tanah meningkat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 49: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

48

- Jika tingginya kuat tekan air tanah merupakan penyebab terjadinya soft story diatas sehingga menyebabkan pondasi bergerak yang akhirnya dapat menyebabkan bangunan menjadi miring, maka solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memasang Grand Anchor pada pondasi tersebut, sehingga pondasi yang akan terangkat tertahan oleh anchor yang tertanam di dalam tanah.

VI.2. Beberapa Kasus lain yang Biasa Terjadi pada Pondasi Dangkal a. Kasus : Terjadinya penurunan tanah yang tidak bersamaan sehingga ketinggian

pondasi yang berbeda mengakibatkan struktur bangunan tersebut menjadi tidak stabil Solusi : Membuat galian pondasi lebih dalam dari galian pondasi biasanya dan Agar Kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi Bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.

b. Kasus : Terjadinya kenaikan muka air tanah yang mengakibatkan terangkatnya

sloof yang membuat bangunan tersebut tidak stabil Solusi : Dengan menambah tulangan As’ pada sloof

c. Kasus : Penggunaan pemasangan batu kali yang tidak bertekstur kasar

membuat pasangan pondasi menerus menjadi tidak kokoh Solusi: Gunakan pondasi batu pecah yang memiliki tekstur kasar serta telah dicuci bersih agar tidak adanya lumpur yang melekat pada permukaan batu pecah tersebut.

d. Kasus : Terjadinya kemungkinan retak pada pondasi yang diakibatkan

perbedaan kondisi tanah. Solusi: Dalam pembuatan pondasi menerus perlu dihindari penempatan pondasi diatas tanah lembek karena pondasi menerus merupakan jenis pondasi dangkal yang sangat berpengaruh terhadap perubahan kondisi tanah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 50: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

49

Gambar 6.3. Retak pada Pondasi Akibat Perbedaan Kondisi Tanah e. Kasus : Retaknya pondasi yang terjadi karena berada di tepi tebing atau

perubahan elevasi tanah yang curam. Solusi: Bentuk pondasi yang digunakan seharusnya berbentuk trapesium agar momen penahan tanah yang diberikan pondasi akan lebih besar dibandingkan dengan pondasi yang berbentuk persegi. Seperti tampak pada gambar berikut.

Gambar 6.4. Bentuk Pondasi Trapesium

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 51: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

50

f. Kasus : Adanya beban geser pada pondasi yang disebabkan oleh gaya tekan

tanah dan akibat transfer beban angin pada dinding. Solusi : Dengan memperbesar dimensi pondasi dan memperhitungkan beban dinding yang akan ditahan oleh pondasi.

g. Kasus : Tergulingnya bangunan dimana pondasi bersama bangunan tercabut

dari tanah. Solusi: Memilih tanah yang mengandung kadar kohesif sehingga memberikan kelekatan pada pondasi, sehingga ikatan antara pondasi dengan tanah lebih kuat. Jangan mendirikan bangunan diatas tanah organik.

h. Kasus : Terguncangnya pondasi akibat adanya getaran yang besar sehingga struktur pondasi tidak stabil. Solusi: Memberikan perkuatan yang lebih terhadap pondasi dengan memberikan ram kawat untuk menyelimuti selimut pondasi agar ketika terjadi guncangan, struktur pondasi masih memiliki ikatan dengan pondasi lain.

i. Kasus : Hancurnya pondasi akibat beban bangunan yang terlalu besar.

Solusi: Mempertimbangkan beban hidup dan beban mati yang diterima agar pondasi mampu menopang dengan mempertimbangkan faktor beban hidup,mati, daya dukung tanah dan material yang digunakan.

j. Kasus : Retaknya pondasi akibat pencampuran adukan yang tidak sesuai. Solusi: Gunakan pencampuran yang adukan beton yang homogen dengan mempertimbangkan faktor air semen dan kebersihan agregat dimana kadar lumpur suatu agregar tidak boleh dari 0.002 mm.

k. Kasus : Rumah tidak mempunyai pondasi yang cukup dalam. Kedalaman pondasi sangatlah penting dalam menahan goyangan gelombang akibat gempa bumi. Jika kedalaman pondasi itu dangkal, maka pergeseran bangunan rumah sangat mudah terjadi apabila ada gempabumi. Semakin dalam pondasi, maka semakin bagus. Tetapi, kita juga harus memperhatikan kehematan biaya dalam pembangunan pondasi ini. Haruslah bisa memperkirakan tingkat ke efektifitasan pembangunan pondasi bangunan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 52: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

51

Gambar 6.5. Kegagalan Pondasi Akibat Pondasi yang Tidak Cukup Dalam

Solusi : Perlu adanya ikatan antara tulangan dengan pondasi, yang berbentuk angkur

ataupun cakar ayam.

Gambar 6.6. Ikatan Antara Tulangan dengan Pondasi yang Berbentuk Angkur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 53: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

52

Tidak hanya tulangan yang diberikan ikatan berupa angkur di pondasinya, tetapi sloof-nya juga diberikan.

Gambar 6.7. Ikatan Antara Sloof dengan Pondasi

Perlu adanya sloof diatas pondasi untuk mengikat antar kolom dan juga tulangan.

Gambar 6.8. Sloof Diatas Pondasi untuk Mengikat Antar Kolom dan Tulangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 54: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

53

Pada tulangan kolom, bila perlu diberikan ikatan segitiga agar sloof dan tulangan tidak bergeser.

Gambar 6.9. Ikatan Segitiga antar Sloof dan Tulangan

Angkur seharusnya mempunyai panjang yang cukup

Gambar 6.10. Angkur Sebagai Pengikat Antara Pondasi dan Sloof l. Kasus : Karena kondisi Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan dan

kelembaban yang tinggi maka bangunan-bangunan di Indonesia rawan bocor dan rembes pada lantai, dinding, dan plafon.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 55: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

54

Solusi : Untuk mencegah bocor dan rembes pada lantai maka pada bagian sub-structure (bagian struktur yang terletak di bawah permukaan tanah seperti pondasi dan sloof) perlu di-waterproofing dengan trasraam.

Trasraam adalah adukan semen dengan campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang digunakan sebagai lapisan anti bocor pada pondasi, sloof, dan juga dinding kamar mandi. Setelah pondasi selesai di-waterproofing, galian pondasi dapat ditutup kembali (diurug) dan tanah sekitarnya dapat diratakan untuk persiapan tahap pembangunan selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 56: PONDASI DANGKAL - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/69/...yulliantyn-3414-1-pondasi-).pdfuntuk pondasi dangkal, tanah diperbaiki dengan memakai cerucuk bambu atau

55

DAFTAR PUSTAKA

“Bangunan Tahan Gempa”, http://blog.unila.ac.id/setyantonkc/files/2010/02/bangunan-tahan-gempa.pdf

Mekanika Tanah 2 ,”Mekanika Tanah Pondasi dangkal” Braja M Das “Memilih Sistem Pondasi” http://wiryanto.blogdetik.com/memilih-sistem-

pondasi. “Pondasi Dangkal” http://scribd.com/doc/pondasi-dangkal. “Pondasi Menerus” http://jevuska.com/topic/pondasi-menerus.html. “Pondasi”, http://imoelsker.files.wordpress.com/2010/01/pondasi.doc “Pondasi-1”, http://file.upi.edu/Direktori/E%20-

%20FPTK/JUR.%20PEND.TEKNIK%20SIPIL/196012241991011%20-%20NANDAN%20SUPRIATNA/KB%20D-3/Pondasi-1.pdf

Pondasi Setempat ”PONDASI DANGKAL”, http://konstruksi-

wisnuwijanarko.blogspot.com/2008/06/pondasi-dangkal.html Pondasi Setempat “Studi Kelayakan Metode Pondasi Setempat Dengan Preloaded

Bulb dari Sisi Teknis, Biaya dan Waktu”, http://www.researchgate.net/publication/40995871_Studi_kelayakan_metode_pondasi_setempat_dengan_preloaded_bulb_dari_sisi_teknis_biaya_dan_waktu

Pondasi Setempat “Tag Bearing”, http://www.citeulike.org/tag/bearing Pondasi Setempat “Tag Bearing”,

http://djavanesse.blogspot.com/2009/06/pondasi.html “Teknik Pondasi” http://wikipedia.org/wiki/Teknik_Pondasi.