pompa.docx
-
Upload
ghendis-ghege-palisoe -
Category
Documents
-
view
99 -
download
0
description
Transcript of pompa.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma, dan
padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan
kemampuan untuk mengalir dan pada umumnya kemampuan fluida untuk
mengambil bentuk dari wadah mereka. Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi
dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser (shear stress) dalam
ekuilibrium statik (Wikipedia, 2011b).
Oleh sebab itu perlu dikenal beberapa alat pemindah fluida, seperti: pompa,
kipas (fan), blower dan kompresor. Masing-masing alat pemindah fluida ini memiliki
fungsi dan sifat masing-masing. Biasanya pompa digunakan untuk memindahkan
fluida fasa cairan sedangkan kipas, blower, dan kompresor digunakan untuk
memindahkan fluida fasa gas.
Cara perhitungan alat pemindah fluida tersebut juga berbeda sehingga dalam
makalah ini akan dibahas cara perhitungan dan beberapa contoh soal agar lebih dapat
dipahami masalah alat pemindah fluida.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah apa yang dimaksud dengan alat
pemindah fluida, bagaimana fungsi alat pemindah fluida, dan cara perhitungan yang
bersangkutan dengan alat pemindah fluida.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan alat pemindah fluida.
2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi masing-masing alat pemindah fluida.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan yang bersangkutan dengan
alat pemindah fluida.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui alat pemindah fluida.
2. Untuk mengetahui fungsi masing-masing alat pemindah fluida.
3. Untuk mengetahui cara perhitungan yang bersangkutan dengan alat pemindah
fluida.
4. Agar pembaca dapat lebih memahami masalah alat pemindah fluida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pompa
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin
kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi
energi fluida dan tekanan.
Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeler atau lebih yang
dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros yang berputar dan
diselubungi dengan/oleh sebuah rumah (casing). Fluida mamasuki impeler secara
aksial di dekat poros dan mempunyai energi potensial, yang diberikan padanya oleh
sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeler pada kecepatan yang relatif tinggi ,
fluida itu dikumpulkan didalam ‘volute’ atau suatu seri lluan diffuser yang
mentransformasikan energi kenetik menjadi tekanan. Ini tentu saja diikuti oleh
pengurangan kecepatan. Sesudah konversi diselesaikan, fluida kemudian dikeluarkan
dari mesin tersebut.
Aksi itu sama untuk pompa-pompa dengan kekecualian bahwa volume gas
adalah berkurang begitu gas-gas tersebut melewati blower, sementara volume fluida
secara praktis adalah tetap begitu begitu fluida tersebut melewati pompa. Pompa-
pompa sentrifugal pada dasarnya adalah mesin-mesin berkecepatan tinggi
(dibandingkan dengan jenis-jenis torak, rotary, atau pepindahan). Perkembangan
akhir-akhir ini pada turbin-turbin uap, dan motor-motor listrik dan disain-disain
sistem gigi kecepatan tinggi telah memperbesar pemakaian dan penggunan pompa-
pompa sentrifugal, seharusnya dapat bersaing dengan unit-unit torak yang ada.
Garis-garis effesiensi adalah garis yang menyatakan effesiensi yang sama
untuk hubungan head dengan kapasitas atau daya dapat di tentukan batasan putaran
maksimum dan minimum dengan kata lain untuk mendapatkan daerah operasi yang
terbaik jika dilihat dari segi putaran pompa. Dan keuntungannya adalah sebagai
berikut :
- Kontruksi yang lebih sempurna
- Lebih mudah dioperasikan
- Biaya perawatan yang rendah
- Dapat di kopel langsung dengan elektromotor
Kerugiannya :
- effesiensi rendah pada kapasitas tinggi
Adanya kerugian pada pipa hisap karena bocor pada saat beroperasi.
* Kavitasi pompa
Sebagai pendekatan umumnya diandaikan bahwa bila tekanan mutlak pada
suatu titik zat cair mencapai tekanan uap untuk temperatur bersangkutan, maka
rongga-rongga dan gelembung-gelembung akan terbentuk. Rongga-rongga ini akan
mengandung fluida gas bebas. Gejala pembentukan rongga dan pecahnya rongga itu
disebut kavitasi. Kavitasi bila cukup besar akan mengurangi unjuk kerja pompa
( menambah rugi mekanik ), menjadikan timbul kebisingan, meningkatkan getaran
dan mengurangi daya tahan logam dan impeller.
Sebagai titik dalam zat cair pada pompa dimana tekanan minimum didaerah
separasi aliran dan begitu tekanan sekeliling berkurang maka tekanan.
uap akan akan tercapai dan kaviatsi dimulai dititik ini, sehubungan dengan kondisi
ini akan terjadi tekanan mutlak yang tetap.
Faktor-faktor penyebab kavitasi :
- Tekanan hisap Hs terlalu tinggi
- Penampang pipa hisap (Os) terlalu kecil
- Adanya getaran pada pipa hisap
- Kecepatan putaran impeller lebih besar dari kecepatan aliran fluida
- Temperatur fluida yang etrlalu tinggi
Pengaruh Kapasiatas
- Terjadinya erosi dan korosi pada bahagian ini dimana kavitasi terjadi
- Perubahan energi kecepatan menjadi tekanan oleh sudu-sudu yang tidak
sempurna
- Terjadinya gesekan pada sudu-sudu.
Pencegahan Kaviatsi
Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat NPSH yang tersedia
lebih besar daripada NPSH yang diperlukan, dalam hal ini mengecilkan NPSH yang
diperlukan adalah salah satu cara yang dapat diusahakan oleh pihak pabrik pembuat
pompa.
Dalam perencanaan instalasi pompa hal-hal berikut ini harus diperhitungkan
untuk menghindari kapitasi :
- Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zt cair yang dihisap harus
dibuat serendah mungkin.
- Pipa hisap harus dibuat sependek mungkin.
- Tidak dibenarkan untuk memeperkecil laju aliran dengan menghambat
aliran sisi hisap.
- Jika pompa mempunyai head total yang berlebihan, maka pompa akan
bekerja dengan kapasitas yang berlebihan pula sehingga kemungkinan
terjadinya kavitasi menjadi lebih besar, karena itu head total pompa harus
ditentukan sedemikan rupa hingga sesuai dengan yang diperlukan pada
kondisi operasi yang optimal.
Klasifikasi Pompa
Secara umum pompa dapat diklasifikasikan dalam dua jenis kelompok besar
yaitu :
1. Pompa Tekanan Statis (Positive Displacement Pump)
2. Pompa Tekanan Dinamis (Rotodynamic Pump)
2.2.1 Pompa Tekanan Statis
Pompa jenis ini bekerja dengan prinsip memberikan tekanan secara periodik
pada fluida yang terkurung dalam rumah pompa. Pompa ini dibagi menjadi dua jenis.
Pompa Putar (Rotary Pump)
Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung
diantara ruangan rotor dan rumah pompa, selanjutnya didorong ke ruang tengah
dengan gerak putar dari rotor, sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan
dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe pompa ini adalah : screw pump, gear
pump dan vane pump.
Gambar 2.1 Pompa Roda Gigi dan Pompa Ulir
Pompa Torak (Reciprocating Pump)
Pompa torak mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolak-
balik dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (suction valve) ke dalam
silinder dan kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naik dan
sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve). Contoh
tipe pompa ini adalah : pompa diafragma dan pompa plunyer.
Gambar 2.2. Pompa diafragma
2.2.2 Pompa Tekanan Dinamis
Pompa tekanan dinamis disebut juga rotodynamic pump, turbo pump atau
impeller pump. Pompa yang termasuk dalam kategori ini adalah : pompa jet dan
pompa sentrifugal.
Ciri-ciri utama dari pompa ini adalah:
- Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudu
sekelilingnya, yang sering disebut dengan impeler.
- Melalui sudu-sudu, fluida mengalir terus-menerus, dimana fluida berada diantara
sudu-sudu tersebut.
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah : energi mekanis dari luar diberikan
pada poros untuk memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada dalam impeler,
oleh dorongan sudu-sudu akan terlempar menuju saluran keluar. Pada proses ini
fluida akan mendapat percepatan sehingga fluida tersebut mempunyai energi kinetik.
Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan energi kinetik akan
berubah menjadi energi tekanan di sudu-sudu pengarah atau dalam rumah pompa.
Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal adalah poros, impeler dan rumah
pompa.
Gambar 2.3. Bagian-bagian utama pompa tekanan dinamis
Pompa tekanan dinamis dapat dibagi berdasarkan beberapa kriteria berikut,
antara lain :
a. Klasifikasi Menurut Jenis Impeler
1. Pompa sentrifugal
Pompa ini menggunakan impeler jenis radial atau francis. Konstruksinya
sedemikian rupa (gambar 2.4) sehingga aliran fluida yang keluar dari impeler akan
melalui bidang tegak lurus pompa. Impeler jenis radial digunakan untuk tinggi tekan
(head) yang sedang dan tinggi, sedangkan impeler jenis francis digunakan untuk
head yang lebih rendah dengan kapasitas yang besar. Impeler dipasang pada ujung
poros dan pada ujung lainnya dipasang kopling sebagai penggerak poros pompa.
Gambar 2.4. Pompa sentrifugal
2. Pompa aliran campur
Pompa ini menggunakan impeler jenis aliran campur (mix flow), seperti pada
gambar 2.5. Aliran keluar dari impeler sesuai dengan arah bentuk permukaan kerucut
rumah pompa.
Gambar 2.5 Pompa Aliran Campur
3. Pompa aliran aksial
Pompa ini (gambar 2.6) menggunakan impeler jenis aksial dan zat cair yang
meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder rumah pompa ke
arah luar.Konstruksinya mirip dengan pompa aliran camput, kecuali bentuk impeler
dan difusernya.
Gambar 2.6. pompa aliran aksial
b. Klasifikasi menurut bentuk rumah pompa
1. Pompa volut
Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal. Aliran fluida yang meninggalkan
impeler secara langsung memasuki rumah pompa yang berbentuk volut (rumah siput)
sebab diameternya bertambah besar. Bentuk dan konstruksinya terlihat pada gambar
2.4.
2. Pompa diffuser
Konstruksi pompa ini dilengkapi dengan sudu pengarah (diffuser) di sekeliling
saluran keluar impeller (gambar 2.7). Pemakaian diffuser ini akan memperbaiki
efisiensi pompa. Difuser ini sering digunakan pada pompa bertingkat banyak dengan
head yang tinggi.
Gambar 2.7. Pompa diffuser
3. Pompa vortex
Pompa ini mempunyai aliran campur dan sebuah rumah volut seperti tergambar
pada gambar 2.8. Pompa ini tidak menggunakan diffuser, namun memakai saluran
yang lebar. Dengan demikian pompa ini tidak mudah tersumbat dan cocok untuk
pemakaian pada pengolahan cairan limbah.
Gambar 2.8. Pompa vortex
c. Klasifikasi menurut jumlah tingkat
1. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler (gambar 2.4 s/d 2.8). Pada
umumnya head yang dihasilkan pompa ini relative rendah, namun konstruksinya
sederhana.
2. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasang secara berderet
pada satu poros (gambar 2.9). Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan
diteruskan ke impeler tingkat kedua dan seterusnya hingga ke tingkat terakhir. Head
total pompa merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing-masing
impeler. Dengan demikian head total pompa ini relative lebih tinggi dibanding
dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit dan besar.
Gambar 2.9. Pompa bertingkat banyak
d. Klasifikasi menurut letak poros
1. Pompa poros mendatar
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi horizontal (gambar 2.4 s/d 2.9).
pompa jenis ini memerlukan tempat yang relative lebih luas.
2. Pompa jenis poros tegak
Poros pompa ini berada pada posisi vertikal, seperti terlihat pada gambar 2.10.
Poros ini dipegang di beberapa tempat sepanjang pipa kolom utama bantalan. Pompa
ini memerlukan tempat yang relative kecil dibandingkan dengan pompa poros
mendatar. Penggerak pompa umumnya diletakkan di atas pompa.
Gambar 2.10. Pompa aliran campur poros tegak
e. Klasifikasi menurut belahan rumah
1. Pompa belahan mendatar
Pompa ini mempunyai belahan rumah yang dapat dibelah dua menjadi bagian
atas dan bagian bawah oleh bidang mendatar yang melalui sumbu poros. Jenis pompa
ini sering digunakan untuk pompa berukuran menengah dan besar dengan poros
mendatar.
Gambar 2.11 Pompa Jenis Belahan Mendatar
2. Pompa belahan radial
Rumah pompa ini terbelah oleh sebuah bidang tegak lurus poros. Konstruksi
seperti ini sering digunakan pada pompa kecil dengan poros mendatar. Jenis ini juga
sesuai untuk pompa-pompa dengan poros tegak dimana bagian-bagian yang berputar
dapat dibongkar ke atas sepanjang poros.
3. Pompa jenis berderet .
Jenis ini terdapat pada pompa bertingkat banyak, dimana rumah pompa terbagi
oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai dengan jumlah tingkat yang ada.
f. Klasifikasi menurut sisi masuk impeller
1. Pompa isapan tunggal
Pada pompa ini fluida masuk dari sisi impeler. Konstruksinya sangat sederhana,
sehingga sangat sering dipakai untuk kapasitas yang relative kecil. Adapun bentuk
konstruksinya terlihat pada gambar 2.4 s/d 2.10.
2. Pompa isapan ganda
Pompa ini memasukkan fluida melalui dua sisi isap impeler (gambar 2.12).
Pada dasarnya pompa ini sama dengan dua buah impeler pompa isapan tunggal yang
dipasang bertolak belakang dan dipasang beroperasi secara parallel. Dengan
demikian gaya aksial yang terjadi pada kedua impeler akan saling mengimbangi dan
laju aliran total adalah dua kali laju aliran tiap impeler. Oleh sebab itu pompa ini
banyak dipakai untuk kebutuhan dengan kapasitas yang besar.
Gambar 2.12. Pompa isapan ganda
.
2.3 Unit Penggerak Pompa
Umumnya unit penggerak pompa terdiri dari tiga jenis yaitu:
- Motor bakar
- Motor listrik, dan
- Turbin
Penggerak tipe motor bakar dan turbin sangat tidak ekonomis untuk
perencanaan pompa karena konstruksinya berat, besar dan memerlukan sistem
penunjang misalnya sistem pelumasan, pendinginan dan pembuangan gas hasil
pembakaran.
Sistem penggerak motor listrik lebih sesuai dimana konstruksinya kecil dan
sederhana, sehingga dapat digabungkan menjadi satu unit kesatuan dalam rumah
pompa. Faktor lain yang membuat motor ini sering digunakan adalah karena murah
dalam perawatan dan mampu bekerja untuk jangka waktu yang relatif lama
dibanding penggerak motor bakar dan turbin.
2.4. Dasar-Dasar Pemilihan Pompa
Dasar pertimbangan pemilihan pompa, didasarkan pada system ekonomisnya,
yakni keuntungan dan kerugian jika pompa tersebut digunakan dan dapat memenuhi
kebutuhan pemindahan fluida sesuai dengan kondisi yang direncanakan. Yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan jenis pompa yang digunakan adalah analisa fungsi
pompa terhadap instalasi pemipaan, kapasitas, head, viskositas, temperature kerja
dan jenis motor penggerak.
2.5 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila
seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu
berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula
halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan
selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan
sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kualitas
produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan (lubrication), dan
perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada. Dalam masalah
pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu perusahaan
bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau maintenance ini, sehingga
terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari
kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin tersebut rusak dan tidak dapat
berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama
proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan - kemacetan yang
disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.
Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian
maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi
yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan
maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk
produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau
peralatan tersebut dipergunakan untuk proses. produksi atau sebelum jangka waktu
tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses produksi
berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang
disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau
dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai
investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik
mungkin dan total biaya yang rendah.
2.6. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan atas
dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.
2.6.1 Preventive Maintenance
Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan
fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses
produksi.
Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive
maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi
atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap
saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana dan schedule
pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih
cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat
efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan
critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada
golongan ini apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
atau keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut
cukup besar atau mahal.
Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau
peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance dapatlah
dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan
sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih
besar dalam waktu yang relatif singkat Dalam praktiknya, preventive maintenance
yang dilakukan oleh suatu perusahan pabrik dapat dibedakan atas:
Routine Maintenance
Periodic Maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah
pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan
bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama
beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali.
Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja
mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya setiap seratus
jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan maintenance ini tetap
secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat daripada routine
maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah
pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin,
penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan
pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta
service dan overhaul kecil maupun besar.
2.6.2 Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada
fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan
perbaikan atau reparasi.
Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat
tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi sampai
pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi, dalam hal ini,
kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dahulu,
baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas
atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga
proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.
Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan untuk
melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor ketidakpastian
(uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat ketidakpastian akan
kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu,
kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance saja tanpa preventif
maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun
memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada
fasilitas produksi yang digunakan. Kelihatannya bahwa breakdown maintenance
adalah lebih murah biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini
benar adanya selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu
proses produksi berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan
selama proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan
menerapkan breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya
daripada preventive maintenance. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka
sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance.
Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin
yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive
maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan
breakdown maintenance saja.
BAB III
PENUTUP
Pada umumnya terdapat beberapa alat pemindah fluida pada industri yaitu
diantaranya adalah Pompa, Fan, Blower dan Kompressor yang berfungsi untuk
meningkatkan energi mekanik fluida. Adapun yang membedakannya adalah pada
pompa, densitas fluida konstan dan besar(dibandingkan gas). Perbedaan tekanan
biasanya cukup besar, dan konstruksinya pun terlalu berat. Pada kipas operasinya
berdasarkan prinsip yang persis sama dengan pompa sentrifugal. Akan tetapi, daun-
daun impelernya biasanya dilengkungkan ke depan, pada pompa hal ini akan
menyebabkan ketakstabilan. Pada blower mencapai tekanan yang lebih tinggi
daripada fan dan dapat juga digunakan untuk menghasilkan tekanan negatif untuk
sistim vakum di industri. Sedangkan kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi
untuk meningkatkan tekanan fluida mampu mampat, yaitu gas atau udara. tujuan
meningkatkan tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu
sistem proses yang lebih besar.