POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

144
i LAPORAN PENELITIAN POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI KABUPATEN TABANAN Oleh: TIM PENELITI STISIP MARGARANA TABANAN TABANAN 2015

Transcript of POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Page 1: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

i

LAPORAN PENELITIAN

POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIHDALAM PEMILU

DI KABUPATEN TABANAN

Oleh:

TIM PENELITISTISIP MARGARANA TABANAN

TABANAN2015

Page 2: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

ii

SUSUNAN TIM PENELITI

1. Koordinator : Drs. I Wayan Sudika, M.Si

2. Sekretaris : Drs. I Nyoman Satiana, M.Si

3. Bendahara : Dra. Ni Wayan Wahyuni, M.Si

4. Anggota : 1. I Gst. Ngr. Ag. Bgs. Widiana, SH. MH.

2. Drs. Dewa Putu Mertha Sudina, MM.

3. Drs. I Wayan Suwira, M.Si, M.Pd

4. Drs. I Gusti Made Manuaba, M.Si

5. I Made Nuryata, S.Pd, M.Pd

Page 3: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

karunia-Nya sehingga perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

Dalam penyusunan laporan penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan baik

moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua

pihak yang telah ikut membantu hingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan.

Penyusunan laporan penelitian berjudul “Politik Uang dan Partisipasi Pemilih dalam

Pemilu di Kabupaten Tabanan” ini dilakukan dengan upaya maksimal, namun penulis

menyadari sepenuhnya bahwa hasilnya masing jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaannya lebih lanjut.

Dengan segala keterbatasannya, semoga bermanfaat dalam memberi pijakan empirik

bagi pengambil kebijakan terkait dengan pemilu.

Penulis

Page 4: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

ii

ABSTRAK

Politik Uang dalam Pemilu di Kabupaten Tabanan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan sikap dan perilakupemilih mengenai politik uang dan hubungannya dengan jenis kelamin, usia, tingkatpendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan tingkat pendapatan, (2) mengetahuihubungan tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih, dorongan pihak lain/luar,motivasi pencapaian tujuan dengan partisipasi pemilih dalam pemilu.

Penelitian dilakukan di Kabupaten Tabanan pada bulan Juni sampai Juli2015. Jumlah responden sebanyak 350 orang yang tersebar di 10 Kecamatan.Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster sampling. Data dikumpulkan dengankuesioner dan dianalisis dengan statistik deskriptif dan korelasional.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Dilihat dari sikap pemilihmengenai politik uang dalam pemilu ditemukan bahwa responden laki-laki lebihbanyak menganggap politik uang itu wajar yaitu sebanyak 27% dibandingperempuan yang hanya 23,3%. Responden usia 26-33 tahun paling banyakmenganggap politik uang itu sesuatu yang wajar yaitu sebesar 28,8%, sedangkanyang paling sedikit mengatakan wajar yaitu usia ≥ 56 tahun yaitu sebesar 16,7%.Responden dengan tingkat pendidikan SMP paling banyak mengatakan politik uangitu wajar yaitu sebanyak 42,9% sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajaryaitu tingkat pendidikan sarjana sebesar 19,5%. Responden yang bekerja sebagaiburuh/tani paling banyak mengatakan politik uang itu wajar dengan prosentasesebesar 30,6%, sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar adalah PNS sebesar17,6%. Responden yang tinggal di pedesaan lebih banyak mengatakan wajarmengenai politik uang yaitu sebanyak 26,5% dibanding yang tinggal di perkotaanyang hanya 18,8%. Responden yang memiliki tingkat penghasilan < 1 juta rupiahper bulan paling banyak yang menganggap politik uang itu wajar yaitu sebanyak30,2%, sedangkan responden yang memiliki penghasilan > 3 juta per bulan palingsedikit yang mengatakan politik uang itu wajar yaitu hanya 9,4%. (2) Dilihat dariperilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu ditemukan bahwa respondenlaki-laki lebih banyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 19,6%dibanding perempuan yang hanya 15,1%. Responden usia ≤ 25 tahun cenderunglebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 24,3%, sedangkan yangpaling sedikit menerima pemberian uang atau hadiah adalah usia ≥ 56 tahun yaitusebesar 13,3 %. Responden dengan tingkat pendidikan SMP dan Diploma palingbanyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 21,4% sedangkanyang paling sedikit adalah SD sebesar 9,1%. Responden yang bekerja sebagaikaryawan paling banyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak24,8%, sedangkan yang paling sedikit menerima uang atau hadiah adalahwirausahawan sebesar 11,3%. Responden yang berada di pedesaan cenderung lebihmenerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 18,2% dibanding respondenyang tinggal di perkotaan. Responden yang memiliki penghasilan 1-2 juta palingbanyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 22,6%, sedangkanbagi responden yang berpenghasilan > 3 juta rupiah tidak ada yang menunjukkan

Page 5: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

iii

menerima pemberian uang atau hadiah. (3) Ada hubungan yang signifikan tingkatpenghasilan dengan sikap pemilih mengenai politik uang. Sedangkan jenis kelamin,usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal tidak ada hubungan yangsignifikan dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu. (4) Jenispekerjaan dan tingkat penghasilan ada hubungan yang signifikan dengan perilakupemilih mengenai politik uang. Sedangkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikandan tempat tinggal tidak ada hubungan yang signifikan dengan perilaku pemilihmengenai politik uang dalam pemilu. (5) Terdapat korelasi yang signifikan antaravariabel tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih dengan partisipasi pemilihdalam pemilu sebesar 0,532. Angka ini menunjukkan adanya korelasi yang sedangdan searah. Artinya jika pengetahuan dan pemahaman pemilih tinggi makapartisipasi pemilih dalam pemilu juga semakin tinggi. (6) Terdapat korelasi yangsignifikan antara variabel dorongan pihak lain/luar dengan partisipasi pemilih dalampemilu sebesar 0,594. Angka ini menunjukkan adanya korelasi yang sedang dansearah. Artinya jika dorongan pihak lain/luar tinggi maka partisipasi pemilih dalampemilu juga semakin tinggi. (7) Terdapat korelasi yang signifikan antara variabelmotivasi pencapaian tujuan dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,617.Angka ini menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah. Artinya jika motivasipencapaian tujuan tinggi maka partisipasi pemilih dalam pemilu juga semakin tinggi.

Kata-kata Kunci: Politik Uang, Pemilu

Page 6: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

SUSUNAN TIM PENELITI ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

DAFTAR TABEL......................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 5

A. Landasan Teori….. ....................................................................... 5

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 9

C. Definisi Operasional………………………………………… ..... 11

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 12

A. Lokasi dan Waktu......................................................................... 12

B. Populasi dan Sampel..................................................................... 12

C. Indikator/Parameter ...................................................................... 13

D. Pendekatan/Model Analisis.......................................................... 14

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 15

A. Deskripsi Obyek Penelitian............................ .............................. 15

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis ............ 17

C. Pembahasan .................................................................................. 60

Page 7: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

v

BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 62

A. Simpulan....................................................................................... 62

B. Saran ............................................................................................. 64

C. Rekomendasi Kebijakan ............................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 66

LAMPIRAN

Page 8: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alur pikir faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilakupemilih ........................................................................................

10

Gambar 2.2 Alur pikir tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasipemilih dalam pemilu..................................................................

10

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Tabanan................................................ 16Gambar 4.2 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin.............. 17Gambar 4.3 Histogram Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Jenis

Kelamin........................................................................................18

Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Laki-laki...................... 18Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Perempuan................... 18Gambar 4.4 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Laki-Laki................. 20Gambar 4.5 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Perempuan............... 20Gambar 4.6 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Usia.............................. 22Gambar 4.7 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Usia................. 23Gambar 4.8 Diagram Sikap Responden Usia < 25 Tahun................................ 23Gambar 4.9 Diagram Sikap Responden Usia 26-35 Tahun.............................. 24Gambar 4.10 Diagram Sikap Responden Usia 36-45 Tahun............................ 24Gambar 4.11 Diagram Sikap Responden Usia 46-55 Tahun............................ 24Gambar 4.12 Diagram Sikap Responden Usia ≥ 56 Tahun.............................. 25Gambar 4.13 Diagram Perilaku Responden Usia ≤ 25 Tahun.......................... 26Gambar 4.14 Diagram Perilaku Responden Usia 26-35 Tahun........................ 27Gambar 4.15 Diagram Perilaku Responden Usia 36-45 Tahun........................ 27Gambar 4.16 Diagram Perilaku Responden Usia 46-55 Tahun........................ 27Gambar 4.17 Diagram Perilaku Responden Usia ≥ 56 Tahun......................... 28Gambar 4.18 Diagram Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan.................... 29Gambar 4.19 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tingkat

Pendidikan....................................................................................30

Gambar 4.20 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SD.................... 31Gambar 4.21 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SMP................. 31Gambar 4.22 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SLTA............... 31Gambar 4.23 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Diploma........... 32Gambar 4.24 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Sarjana............. 32Gambar 4.25 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SD............... 34Gambar 4.26 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SMP............ 34Gambar 4.27 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SLTA.......... 34Gambar 4.28 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Diploma...... 35Gambar 4.29 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Sarjana......... 35Gambar 4.30 Diagram Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan........................... 37Gambar 4.31 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Jenis

Pekerjaan......................................................................................38

Gambar 4.32 Diagram Sikap PNS.................................................................... 38Gambar 4.33 Diagram Sikap Buruh/Tani......................................................... 39Gambar 4.34 Diagram Sikap Wirausahawan.................................................... 39

Page 9: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

vii

Gambar 4.35 Diagram Sikap Karyawan........................................................... 39Gambar 4.36 Diagram Perilaku PNS................................................................ 41Gambar 4.37 Diagram Perilaku Buruh/Tani..................................................... 41Gambar 4.38 Diagram Perilaku Wirausahawan................................................ 42Gambar 4.39 Diagram Perilaku Karyawan....................................................... 42Gambar 4.40 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal......... 44Gambar 4.41 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tempat

Tinggal.........................................................................................44

Gambar 4.42 Diagram Sikap Responden Perkotaan......................................... 45Gambar 4.43 Diagram Sikap Responden Pedesaan.......................................... 45Gambar 4.44 Diagram Perilaku Responden Perkotaan..................................... 47Gambar 4.45 Diagram Perilaku Responden Pedesaan...................................... 47Gambar 4.46 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tingkat Penghasilan.. 49Gambar 4.47 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tingkat

Penghasilan..................................................................................50

Gambar 4.48 Diagram Sikap Responden berpenghasilan < 1 juta.................... 50Gambar 4.49 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 1-2 juta................... 51Gambar 4.50 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 2-3 juta................... 51Gambar 4.51 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan > 3 juta................... 51Gambar 4.52 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan < 1 juta............... 53Gambar 4.53 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 1-2 juta............... 53Gambar 4.54 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 2-3 juta............... 54Gambar 4.55 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan > 3 juta............... 54

Page 10: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian........................................................ 12Tabel 3.2 Indikator untuk mengukur sikap dan perilaku pemilih............ 13Tabel 3.3 Indikator untuk mengukur partisipasi pemilih......................... 14Tabel 4.1 Distribusi Data Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan

Jenis Kelamin..........................................................................17

Tabel 4.2 Hasil Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan SikapPemilih....................................................................................

19

Tabel 4.3 Hasil Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan PerilakuPemilih....................................................................................

21

Tabel 4.4 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Usia........ 22Tabel 4.5 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Sikap Pemilih............. 25Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Perilaku Pemilih........ 28Tabel 4.7 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Tingkat

Pendidikan..............................................................................30

Tabel 4.8 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan SikapPemilih....................................................................................

33

Tabel 4.9 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan denganPerilaku Pemilih......................................................................

36

Tabel 4.10 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih BerdasarkanPekerjaan.................................................................................

37

Tabel 4.11 Hasil Analisis Hubungan Jenis Pekerjaan dengan SikapPemilih....................................................................................

40

Tabel 4.12 Hasil Analisis Hubungan Jenis Pekerjaan dengan PerilakuPemilih....................................................................................

43

Tabel 4.13 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan TemaptTinggal....................................................................................

44

Tabel 4.14 Hasil Analisis Hubungan Tempat Tinggal dengan SikapPemilih....................................................................................

46

Tabel 4.15 Hasil Analisis Hubungan Tempat Tinggal dengan PerilakuPemilih....................................................................................

48

Tabel 4.16 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih BerdasarkanPenghasilan.............................................................................

49

Tabel 4.17 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Penghasilan denganSikap Pemilih..........................................................................

52

Tabel 4.18 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Penghasilan denganPerilaku Pemilih......................................................................

55

Tabel 4.19 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan danPemahaman Pemilih dengan Partisipasi Pemilih dalamPemilu......................................................................................

56

Tabel 4.20 Hasil Analisis Hubungan Dorongan Pihak lain/Luar denganPartisipasi Pemilih dalam Pemilu............................................

58

Tabel 4.20 Hasil Analisis Hubungan Motivasi Pencapaian Tujuandengan Partisipasi Pemilih dalam Pemilu...............................

59

Page 11: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

ix

Page 12: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada pasal 2 berbunyi “Pemilu

dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil”.

Berdasarkan hal tersebut maka sewajarnyalah sebuah Pemilu harus

menggunakan asas JURDIL dan LUBER, guna terciptanya sebuah demokrasi

serta pesta demokrasi yang sehat dan sesuai dengan amanat UUD 1945 dan juga

sesuai dengan amanat rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih

dari praktek KKN.

Namun dalam pilkada yang ada maupun pemilu secara umum maka asas

JURDIL dan LUBER hanyalah sebuah slogan belaka, karena pada dasarnya

politik uang merupakan sebuah sistem yang tidak akan pernah hilang dalam

proses demokrasi Indonesia dan hal ini akan terus menerus terjadi dan dilakukan

oleh para calon dan Jurkam serta Timses masing-masing calon dalam pilkada dan

pemilu guna mencari perhatian serta suara dari para calon pemilih untuk

memenangkan mereka dalam PEMILU.

Merebaknya politik uang membawa implikasi yang sangat berbahaya bagi

demokrasi dan penguatan negara bangsa. Melalui politik uang, kedaulatan bukan

ada pada tangan rakyat akan tetapi kedaulatan berada ditangan “uang”. Oleh

karena itu, pemegang kedaulatan adalah “pemilik uang”, bukan lagi rakyat

mayoritas.

Di tengah gelombang demokratisasi yang gencar belakangan ini,

maraknya politik uang bisa mempermudah masuknya penetrasi politik melalui

uang. Hal yang paling umum dalam praktek politik uang adalah pembelian suara

menjelang hari pemilihan. Pendekatan dilakukan baik secara langsung maupun

dengan melalui perantara orang ketiga.

Page 13: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Jika kita lihat praktik politik uang dengan sasaran pemilih atau rakyat

secara umum akan sangat sulit diukur keberhasilannya. Karena disamping

medannya sangat luas juga banyaknya jumlah pemilih. Apakah rakyat yang

mencicipi uang benar-benar mau memilih yang telah memberikan uang atau

mereka ’berkhianat’. Karena dalam masyarakat telah berkembang pemahaman

bahwa pemilu bukan saja pesta demokrasi, tapi juga pesta bagi-bagi uang.

Demikian eratnya hubungan uang dengan politik, sehingga jika politik

uang tetap merajalela niscaya calon yang potensial melakukan praktik tersebut

hanya yang memiliki dana besar. Berapapun besarnya jumlah dana yang

dikeluarkan, keuntungan yang diperoleh tetap akan jauh lebih besar. Sebab pihak

yang diuntungkan dalam praktik politik uang adalah pihak pemberi, karena dia

akan memperoleh dukungan dan kekuasaan politik yang harganya tidak ternilai.

Adapun yang dirugikan adalah rakyat. Karena ketika calon tersebut

berkesempatan untuk memerintah, maka ia akan mengambil suatu kebijakan yang

lebih menguntungkan pihak penyumbangnya, kelompoknya daripada interest

public. Fenomena ini sudah pasti menjadikan demokrasi kita tidak sehat.

Berdasarkan permasalahan di atas, nampak perlu dilakukan penelitian

mengenai politik uang serta partisipasi dalam pemilu di Kabupaten Tabanan

dengan tujuan untuk menemukan dan mengenali persoalan yang berkaitan dengan

hal tersebut serta memberikan rekomendasi berupa alternatif kebijakan.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas dapat

dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sikap pemilih mengenai politik uang di Kabupaten

Tabanan?

2. Bagaimanakah perilaku pemilih mengenai politik uang di Kabupaten

Tabanan?

3. Apakah ada hubungan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, tempat tinggal, dan tingkat pendapatan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang di Kabupaten Tabanan?

Page 14: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

4. Apakah ada hubungan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, tempat tinggal, dan tingkat pendapatan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang di Kabupaten Tabanan?

5. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih

dengan partisipasi pemilih dalam pemilu?

6. Apakah ada hubungan dorongan pihak lain/luar dengan partisipasi pemilih

dalam pemilu?

7. Apakah ada hubungan motivasi pencapaian tujuan dengan partisipasi

pemilih dalam pemilu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan sikap pemilih mengenai politik uang di

Kabupaten Tabanan.

2. Untuk mendeskripsikan perilaku pemilih mengenai politik uang di

Kabupaten Tabanan.

3. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan tingkat pendapatan dengan sikap

pemilih mengenai politik uang di Kabupaten Tabanan.

4. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan tingkat pendapatan dengan perilaku

pemilih mengenai politik uang di Kabupaten Tabanan.

5. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan pemahaman

pemilih dengan partisipasi pemilih dalam pemilu.

6. Untuk mengetahui hubungan dorongan pihak lain/luar dengan partisipasi

pemilih dalam pemilu.

7. Untuk mengetahui hubungan motivasi pencapaian tujuan dengan

partisipasi pemilih dalam pemilu.

Page 15: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Dapat memberi opsi solusi sebagai bahan perumusan kebijakan

manajemen pemilu dalam konteks lokal.

2. Dapat menjadi literatur atau dasar untuk penelitian selanjutnya.

Page 16: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Politik Uang dalam Pemilu

Praktek dari politik uang dalam pemilu sangat beragam. Diantara bentuk-

bentuk kegiatan yang dianggap politik uang antara lain: a) distribusi sumbangan

baik berupa barang atau uang kepada para kader partai, penggembira, golongan

atau kelompok tertentu, b) pemberian sumbangan dari konglomerat atau

pengusaha bagi kepentingan partai politik tertentu, dengan konsesi-konsesi

yang ilegal, c) penyalahgunaan wewenang dan fasilitas negara untuk kepentingan

dan atau mengundang simpati bagi partai poltik tertentu, misalnya

penyalahgunaan dana JPS atau penyalahgunaan kredit murah KUT dan lain-lain

(Ethaholic, 2014).

Lebih lanjut Ethaholic (2014) menjelaskan bahwa dari sisi waktunya,

praktik uang di negara ini dapat dikelompokkan menjadi dua tahapan yakni pra

pemungutan. Pada pra pemungutan suara mulai dari seleksi administrasi, masa

kampanye, masa tenang dan menjelang pemungutan. Sasarannya adalah para

pemilih, terutama mereka yang masih mudah untuk dipengaruhi. Untuk tahap

kedua adalah setelah pemungutan, yakni menjelang Sidang Umum DPR atau pada

masa sidang tersebut. Sasarannya adalah kalangan elit politik. Di tangan mereka

kedaulatan rakyat berada. Mereka memiliki wewenang untuk mengambil

keputusan-keputusan strategis.

Bagaimanapun juga politik uang merupakan masalah yang membahayakan

moralitas bangsa, walaupun secara ekonomis “dalam jangka pendek” dapat sedikit

memberikan bantuan kepada rakyat kecil yang turut mencicipi. Namun jangan

sampai tujuan jangka pendek yang bersifat ekonomis harus mengorbankan tujuan

jangka panjang yang berupa upaya demokratisasi dan pembentukan moralitas

bangsa.

Demoralisasi yang diakibatkan oleh politik uang akan sangat berbahaya

baik dipandang dari sisi maksud maupun konsekwensinya. Karena sifatnya yang

Page 17: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

destruktif, yakni bermaksud mempengaruhi pilihan politik seseorang dengan

imbalan tertentu, atau mempengaruhi visi dan misi suatu partai sehingga pilihan

politik kebijakannya tidak lagi dapat dipertanggungjawabkan untuk kepentingan

rakyat.

2. Perilaku Memilih

Keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum merupakan

serangkaian kegiatan membuat keputusan,yakni apakah memilih atau tidak

memilih dalam pemilihan umum? Kalau memutuskan memilih, apakah memilih

partai atau kandidat X ataukah partai atau kandidat Y?

Berikut ini diutarakan berbagai penjelasan atas pertanyaan berikut.

Mengapa pemilih memilih kontestan tertentu dan bukan kontestan lain? Jawaban

atas pertanyaan itu dibedakan menjadi lima sesuai dengan pendekatan yang

digunakan, yakni struktural, sosiologis, ekologis, psikologi sosial, dan pilihan

rasional (Ramlan, 2007:145).

Pendekatan struktural melihat kegiatan memilih sebagai produk dari

konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem partai, sistem

pemilihan umum, permasalahan, dan program yang ditonjolkan oleh setiap partai.

Struktur sosial yang menjadi sumber kemajemukan politik dapat berupa

kelas sosial atau perbedaan-perbedaan antara majikan dan pekerja, agama,

perbedaan kota dan desa, dan bahasa dan nasionalisme. Jumlah partai, basis sosial

sistem partai dan program-program yang ditonjolkan mungkin berbeda dari satu

negara ke negara lain karena perbedaan struktur sosial tersebut.

Pendekatan sosiologis cenderung menempatkan kegiatan memilih dalam

kaitan dengan konteks sosial. Kongkretnya, pilihan seseorang dalam pemilihan

umum dipengaruhi latar belakang demografi dan sosial ekonomi, seperti jenis

kelamin, tempat tinggal (kota-desa), pekerjaan, pendidikan,kelas, pendapatan dan

agama.

Pendekatan ekologis hanya relevan apabila dalam suatu daerah pemilihan

terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan unit teritorial, seperti desa,

kelurahan, kecamatan, dan kabupaten.

Page 18: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Pada dasarnya pendekatan psikologi sosial sama dengan penjelasan yang

diberikan dalam model perilaku politik, sebagaimana dijelaskan di atas. Salah satu

konsep psikologi sosial yang digunakan untuk menjelaskan perilaku untuk

memilih pada pemilihan umum berupa identifikasi partai. Konsep ini merujuk

pada persepsi pemilih atas partai-partai yang ada atau keterikatan emosional

pemilih terhadap partai tertentu. Konkretnya, partai yang secara emosional

dirasakan sangat dekat dengannya merupakan partai yang selalu dipilih tanpa

terpengaruh oleh faktor-faktor lain.

Selanjutnya, pendekatan pilihan rasional melihat kegiatan memilih sebagai

produk kalkulasi untung dan rugi. Yang dipertimbangkan tidak hanya “ongkos”

memilih dan kemungkinan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan,

tetapi juga perbedaan dari alternatif berupa pilihan yang ada. Pertimbangan ini

digunakan pemilih dan kandidat yang hendak mencalonkan diri untuk terpilih

sebagai wakil rakyat atau pejabat pemerintah. Bagi pemilih, pertimbangan untung

dan rugi digunakan untuk membuat keputusan tentang partai atau kandidat yang

dipilih, terutama untuk membuat keputusan apakah ikut memilih atau tidak ikut

memilih.

Yang terakhir ini membawa kita bukan pada pertanyaan, mengapa warga

negara yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilih? Namun, pada

pertanyaan mengapa banyak warga masyarakat bersusah payah menggunakan hak

pilih dalam pemilihan umum?

Jawaban yang diberikan dengan pendekatan pilihan rasional tidak selalu

memuaskan karena cukup banyak warga masyarakat menggunakan hak pilih

sebagai kebanggaan psikologis, seperti menunaikan kewajiban sebagai warga

negara, menegaskan identitas kelompok, dan menunjukkan loyalitas terhadap

partai. Sebagian warga masyarakat juga menggunakan hak pilih berdasarkan

informasi yang tidak lengkap dan akurat, seperti tradisi, ideologi, dan citra partai.

Keempat pendekatan di atas sama-sama berasumsi bahwa memilih

merupakan kegiatan yang otonom, dalam arti tanpa desakan dan paksaan dari

pihak lain. Namun, dalam kenyataan di negara-negara berkembang perilaku

memilih bukan hanya ditentukan oleh pemilih sebagaimana disebutkan oleh

Page 19: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

keempat pendekatan di atas, tetapi dalam banyak hal justru ditentukan oleh

tekanan kelompok,intimidasi, dan paksaan dari kelompok atau pemimpin tertentu.

Masyarakat yang memandang kelompok atau publik lebih penting

daripada definisi situasi yang diberikan oleh individu cenderung mempersukar

individu untuk membuat keputusan yang berbeda ataupun bertentangan dengan

pendapat kelompok atau negara tersebut. Oleh karena itu, perilaku memilih di

beberapa negara berkembang harus pula ditelaah dari segi pengaruh

kepemimpinan terhadap pilihan pemilih.

Kepemimpinan yang dimaksud berupa kepemimpinan tradisional (kepala

adat dan kepala suku), religius (pemimpin agama), patron-klien (tuan tanah-buruh

penggarap), dan birokratik-otoriter (para pejabat pemerintah, polisi, dan militer).

Pengaruh para pemimpin ini tidak selalu berupa persuasi, tetapi acap kali berupa

manipulasi, intimidasi, dan ancaman paksaan.

3. Partisipasi Politik

Partisipasi politik di negara-negara yang menerapkan sistem politik

demokrasi merupakan hak warga negara tetapi dalam kenyataan persentase warga

negara yang berpartisipasi berbeda dari satu negara ke negara yang lain. Dengan

kata lain, tidak semua warga negara ikut serta dalam proses politik.

Pertanyaan yang kemudian muncul,mengapa seseorang berpartisipasi atau kurang

berpartisipasi dalam proses politik? Menurut Ramlan (2007:144) “faktor-faktor

yang diperkirakan mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang,

ialah kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah (sistem politik)”.

Yang dimaksud dengan kesadaran politik ialah kesadaran akan hak dan

kewajiban sebagai warga negara. Hal ini menyangkut pengetahuan seseorang

tentang lingkungan masyarakat dan politik, dan menyangkut minat dan perhatian

seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik tempat dia hidup. Yang

dimaksud dengan sikap dan kepercayaan kepada pemerintah ialah penilaian

seseorang terhadap pemerintah: apakah ia menilai pemerintah dapat dipercaya

dan dapat dipengaruhi atau tidak?

Page 20: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Berdasarkan tinggi rendahnya kedua faktor tersebut, Paige (dalam Ramlan,

2007:144) membagi partisipasi menjadi empat tipe. Apabila seseorang memiliki

kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi maka

partisipasi politik cenderung aktif. Sebaliknya, apabila kesadaran politik dan

kepercayaan kepada pemerintah rendah maka partisipasi politik cenderung pasif-

tertekan (apatis). Tipe partisipasi ketiga berupa militan radikal, yakni apabila

kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan kepada pemerintah sangat rendah.

Selanjutnya, apabila kesadaran politik sangat rendah tetapi kepercayaan kepada

pemerintah sangat tinggi maka partisipasi ini disebut tidak aktif (pasif).

Kedua faktor di atas bukan faktor-faktor yang berdiri sendiri (bukan

variabel yang independen). Artinya, tinggi-rendah kedua faktor itu dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain, seperti status sosial dan status ekonomi, afiliasi politik

orang tua dan pengalaman berorganisasi. Yang dimaksud dengan status sosial

ialah kedudukan seseorang dalam masyarakat karena keturunan, pendidikan, dan

pekerjaan. Yang dimaksud dengan status ekonomi ialah kedudukan seseorang

dalam lapisan masyarakat berdasarkan pemilikan kekayaan. Hal ini diketahui dari

pendapatan, pengeluaran, ataupun pemilikan benda-benda berharga. Seseorang

yang memiliki status sosial dan status ekonomi yang tinggi diperkirakan tidak

hanya memiliki pengetahuan politik, tetapi juga mempunyai minat dan perhatian

pada politik, serta sikap dan kepercayaan terhadap pemerintah.

B. Kerangka Pemikiran

Dalam pemilihan umum, banyak terjadinya perbuatan politik uang yang

ikut mewarnai acara pesta demokrasi yang berlangsung di negara ini. Politik

uang banyak membawa pengaruh akan peta perpolitikan Nasional serta juga

dalam proses yang terjadi dalam pesta politik. Dalam norma standar demokrasi,

dukungan politik yang diberikan oleh satu aktor terhadap aktor politik lainnya

didasarkan pada persamaan preferensi politik dalam rangka memperjuangkan

kepentingan publik. Dan juga setiap warga negara mempunyai hak dan nilai suara

yang sama (satu orang, satu suara, satu nilai). Namun melalui politik

Page 21: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

uang, dukungan politik diberikan atas pertimbangan uang dan sumber daya

ekonomi lainnya.

Faktor-faktor demografi dan sosial ekonomi disinyalir ikut mempengaruhi

sikap dan perilaku pemilih mengenai politik uang seperti: jenis kelamin, usia,

pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, tingkat penghasilan.

Gambar 2.1 Alur pikir faktor-faktor yang mempengaruhi sikap danperilaku pemilih

Dalam kaitannya dengan partisipasi pemilih dalam pemilu banyak faktor

yang ikut berpengaruh seperti tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih,

dorongan pihak luar/lain serta motivasi pencapaian tujuan.

Gambar 2.2 Alur pikir tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasipemilih dalam pemilu

Jenis Kelamin

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Tempat tinggal

Penghasilan

Sikap pemilihmengenai politikuang

perilaku pemilihmengenai politikuang

Tingkat Pengetahuan danPemahaman Pemilih

Dorongan pihak lain/luar

Motivasi Pencapaian Tujuan

Partisipasi Pemilihdalam Pemilu

Page 22: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

C. Definisi Operasional

Sikap pemilih mengenai politik uang adalah tanggapan pemilih mengenai

politik uang yang diklasifikasikan menjadi politik uang itu wajar atau politik uang

itu tidak wajar.

Perilaku pemilih mengenai politik uang adalah perilaku pemilih ketika

diberi uang atau hadiah untuk memilih salah satu calon yang diklasifikasi menjadi

dua yaitu menerima atau menolak pemberian uang atau hadiah.

Partisipasi pemilih dalam pemilu adalah keikutsertaan warga negara dalam

pemilihan umum yang merupakan rangkaian kegiatan membuat keputusan apakah

memilih atau tidak memilih.

Page 23: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kabupaten Tabanan pada bulan Juni sampai bulan

Juli 2015.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilih tetap pada pemilu

2014 di Kabupaten Tabanan yang berjumlah 356.242 orang. Sesuai dengan Tabel

Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu dengan taraf kesalahan 5%,

maka sampelnya adalah 348 orang (Sugiyono, 2009:126). Selanjutnya dalam

penelitian ini sampelnya digunakan 350 yang tersebar di 10 kecamatan yang ada

di Kabupaten Tabanan.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster sampling. Hal ini

sesuai dengan apa yang dikemukakan Sugiyono (2009:119) bahwa “teknik

sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan

diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi

atau kabupaten”.

Sampel penelitian yang berjumlah 350 orang yang tersebar di 10

Kecamatan di Kabupaten Tabanan ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah Sampel1 Baturiti 352 Kediri 353 Kerambitan 354 Marga 355 Penebel 356 Pupuan 357 Selemadeg 358 Selemadeg Barat 359 Selemadeg Timur 3510 Tabanan 35

Jumlah 350

Page 24: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

C. Indikator/Parameter

Untuk mengetahui sikap dan perilaku pemilih mengenai politik uang

dalam pemilu ditinjau dari beberapa variabel yaitu: Jenis Kelamin, Usia, Tingkat

Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Tempat Tinggal, Tingkat Penghasilan.

Untuk menjaring data dari variabel-variabel tersebut digunakan kuesioner

(angket). Data yang terkumpul berupa data nominal.

Tabel 3.2 Indikator untuk mengukur sikap dan perilaku pemilih

No Variabel Indikator/Parameter1 Sikap Pemilih 1. Menganggap politik uang itu wajar

2. Menganggap politik uang itu tidak wajar2 Perilaku Pemilih 1. Menerima uang atau hadiah

2. Menolak uang atau hadiah3 Jenis Kelamin 1. Laki-laki

2. Perempuan4 Usia 1. ≤ 25 tahun

2. 26-35 tahun3. 36-45 tahun4. 46-55 tahun5. ≥ 56 tahun

5 TingkatPendidikan

1. SD2. SMP3. SLTA4. Diploma5. Sarjana

6 Pekerjaan 1. PNS2. Buruh/Tani3. Wirausahawan4. Karyawan

7 Tempat Tinggal 1. Perkotaan2. Pedesaan

8 Penghasilan/bulan 1. < 1 juta2. 1-2 juta3. 2-3 juta4. > 3 juta

Sedangkan untuk mengetahui tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu ditinjau

dari tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih, dorongan pihak lain/luar, dan

motivasi pencapaian tujuan.

Page 25: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 3.3 Indikator untuk mengukur partisipasi pemilih

No Variabel Indikator/Parameter1 Partisipasi Pemilih 1. Keikutsertaan dalam pemilu2 Tingkat Pengetahuan

dan PemahamanPemilih

1. Undang-undang Pemilu2. Informasi tentang Pemilu

3 Dorongan pihaklain/luar

1. Adanya politik uang2. Tekanan kelompok3. Intimidasi

4 Motivasi PencapaianTujuan

1. Meluangkan waktu dengan sukarela2. Keinginan memilih sesuai hati

nurani

D. Pendekatan/Model Analisis

Data tentang sikap dan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam

pemilu ditinjau dari beberapa variabel yaitu: Jenis Kelamin, Usia, Tingkat

Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Tempat Tinggal, Tingkat Penghasilan dianalisis

dengan statistik deskriptif. Untuk melihat hubungan variabel-variabel tersebut

digunakan chi-square.

Sedangkan untuk mengetahui hubungan dari tingkat pengetahuan dan

pemahaman pemilih, dorongan pihak lain/luar, dan motivasi pencapaian tujuan

dengan tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu dilakukan dengan korelasi

spearman atau rank order karena data yang terkumpul tidak memenuhi

persyaratan untuk uji regresi seperti normalitas data, linieritas data dan

homogenitas data. Hal ini sesuai dengan Samsubar (1996:2) yang mengatakan

bahwa “Jika salah satu asumsi normalitas tak dapat dipenuhi maka pengujian yang

bersifat nonparametrik harus dilakukan”.

Page 26: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

Kabupaten Tabanan adalah salah satu Kabupaten dari beberapa Kabupaten

/ Kota yang ada di Provinsi Bali. terletak dibagian selatan Pulau Bali, Kabupaten

Tabanan memiliki luas wilayah 839,33 KM² yang terdiri dari daerah pegunungan

dan pantai. Secara geografis wilayah Kabupaten Tabanan terletak antara 1140 –

54’ 52” bujur timur dan 80 14’ 30” – 80 30’07” lintang selatan. Topografi

Kabupaten Tabanan terletak di antara ketinggian 0 – 2.276 m dpl, dengan rincian

pada ketinggian 0 – 500 m dpl merupakan wilayah datar dengan kemiringan 2 –

15 %. Sedangkan pada ketinggian 500 – 1.000 m dpl merupakan wilayah datar

sampai miring dengan kemiringan 15 – 40 %. Pada daerah-daerah yang

mempunyai kemiringan 2 – 15 % dan 15 – 40 % merupakan daerah yang cukup

subur tempat dimana para petani melakukan kegiatan pertanian untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian di atas 1.000

m di atas permukaan laut dan dengan kemiringan 40 % ke atas merupakan daerah

berbukit- bukit dan terjal.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan adalah meliputi : di

sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, yang dibatasi oleh deretan

pegunungan seperti Gunung Batukaru (2.276 m), Gunung Sanghyang (2.023 m),

Gunung Pohen (2.051 m), Gunung Penggilingan (2.082 m), dan Gunung Beratan

(2.020 m) ; di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung, yang dibatasi

oleh Tukad Yeh Sungi, Tukad Yeh Ukun dan tukad Yeh Penet. Di sebelah selatan

dibatasi oleh Samudera Hindia, dengan panjang pantai selebar 37 km ; di sebelah

barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana yang dibatasi oleh Tukad Yeh Let.

Wilayah Kabupaten Tabanan adalah salah satu dari 9 Kabupaten/ Kota dari luas

wilayah sebesar 839,33 km2 atau 14,90% dari luas provinsi Bali, dan terletak

pada ketinggian wilayah 0 – 2.276 m di atas permukaan air laut. Sebanyak 23.358

Page 27: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Ha atau 28,00% dari luas lahan yang ada di Kabupaten Tabanan merupakan lahan

persawahan, sehingga Kabupaten Tabanan dikenal sebagai daerah agraris.

Potensi unggulan Kabupaten Tabanan adalah bidang pertanian kerena

sebagian besar mata pencaharian, soko guru perekonomian daerah, serta

penggunaan lahan wilayah Tabanan masih didominasi bidang pertanian dalam arti

luas. Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 Kecamatan (Kecamatan Tabanan,

Kecamatan Kediri, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan

Selemadeg Barat, Kecamatan Selemadeg Timur, Kecamatan Penebel, Kecamatan

Pupuan, Kecamatan Marga, dan Kecamatan Baturiti).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tabanan). Peta wilayah Kabupaten

Tabanan ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Tabanan

Jumlah Pemilih Tetap dalam Pemilu Legislatif per 2 Nopember 2013

sesuai dengan Lampiran Berita Acara Rapat Pleno Penetapan Hasil Verifikasi dan

Perbaikan DPT Provinsi Bali dalam Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014, Nomor 1683/BA/XI/2013, jumlah Pemilih

Tetap untuk Kabupaten Tabanan berjumlah 356.242 pemilih yang tersebar di 10

Kecamatan. (https://organikkpubali.wordpress.com/2013/11/03/kpu-bali-tetapkan-

perbaikan-dpt-pemilu-tahun-2014/)

Ha atau 28,00% dari luas lahan yang ada di Kabupaten Tabanan merupakan lahan

persawahan, sehingga Kabupaten Tabanan dikenal sebagai daerah agraris.

Potensi unggulan Kabupaten Tabanan adalah bidang pertanian kerena

sebagian besar mata pencaharian, soko guru perekonomian daerah, serta

penggunaan lahan wilayah Tabanan masih didominasi bidang pertanian dalam arti

luas. Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 Kecamatan (Kecamatan Tabanan,

Kecamatan Kediri, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan

Selemadeg Barat, Kecamatan Selemadeg Timur, Kecamatan Penebel, Kecamatan

Pupuan, Kecamatan Marga, dan Kecamatan Baturiti).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tabanan). Peta wilayah Kabupaten

Tabanan ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Tabanan

Jumlah Pemilih Tetap dalam Pemilu Legislatif per 2 Nopember 2013

sesuai dengan Lampiran Berita Acara Rapat Pleno Penetapan Hasil Verifikasi dan

Perbaikan DPT Provinsi Bali dalam Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014, Nomor 1683/BA/XI/2013, jumlah Pemilih

Tetap untuk Kabupaten Tabanan berjumlah 356.242 pemilih yang tersebar di 10

Kecamatan. (https://organikkpubali.wordpress.com/2013/11/03/kpu-bali-tetapkan-

perbaikan-dpt-pemilu-tahun-2014/)

Ha atau 28,00% dari luas lahan yang ada di Kabupaten Tabanan merupakan lahan

persawahan, sehingga Kabupaten Tabanan dikenal sebagai daerah agraris.

Potensi unggulan Kabupaten Tabanan adalah bidang pertanian kerena

sebagian besar mata pencaharian, soko guru perekonomian daerah, serta

penggunaan lahan wilayah Tabanan masih didominasi bidang pertanian dalam arti

luas. Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 Kecamatan (Kecamatan Tabanan,

Kecamatan Kediri, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan

Selemadeg Barat, Kecamatan Selemadeg Timur, Kecamatan Penebel, Kecamatan

Pupuan, Kecamatan Marga, dan Kecamatan Baturiti).

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tabanan). Peta wilayah Kabupaten

Tabanan ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Tabanan

Jumlah Pemilih Tetap dalam Pemilu Legislatif per 2 Nopember 2013

sesuai dengan Lampiran Berita Acara Rapat Pleno Penetapan Hasil Verifikasi dan

Perbaikan DPT Provinsi Bali dalam Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014, Nomor 1683/BA/XI/2013, jumlah Pemilih

Tetap untuk Kabupaten Tabanan berjumlah 356.242 pemilih yang tersebar di 10

Kecamatan. (https://organikkpubali.wordpress.com/2013/11/03/kpu-bali-tetapkan-

perbaikan-dpt-pemilu-tahun-2014/)

Page 28: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis

1. Hubungan jenis kelamin dengan sikap pemilih mengenai politik uangdalam Pemilu

a. Deskripsi DataJumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 204 orang atau 58%, sedangkan perempuan 146 orang atau 42 %.Klasifikasi sampel penelitian menurut jenis kelamin ditunjukkan pada gambarberikut. 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Data Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin

NoJenis

Kelamin

JumlahSampel

(%)

Sikap Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Laki-laki 204 (58%) 55 27 149 73 40 19,6 164 80,4

2 Perempuan 146 (42%) 34 23,3 112 76,7 22 15,1 124 84,9

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Data tentang sikap dan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam

pemilu sesuai dengan tabel 4.1 di atas dapat dibuat histogramnya sebagai berikut.

Perempuan42%

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis

1. Hubungan jenis kelamin dengan sikap pemilih mengenai politik uangdalam Pemilu

a. Deskripsi DataJumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 204 orang atau 58%, sedangkan perempuan 146 orang atau 42 %.Klasifikasi sampel penelitian menurut jenis kelamin ditunjukkan pada gambarberikut. 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Data Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin

NoJenis

Kelamin

JumlahSampel

(%)

Sikap Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Laki-laki 204 (58%) 55 27 149 73 40 19,6 164 80,4

2 Perempuan 146 (42%) 34 23,3 112 76,7 22 15,1 124 84,9

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Data tentang sikap dan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam

pemilu sesuai dengan tabel 4.1 di atas dapat dibuat histogramnya sebagai berikut.

Laki-laki58%

Perempuan42%

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis

1. Hubungan jenis kelamin dengan sikap pemilih mengenai politik uangdalam Pemilu

a. Deskripsi DataJumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 204 orang atau 58%, sedangkan perempuan 146 orang atau 42 %.Klasifikasi sampel penelitian menurut jenis kelamin ditunjukkan pada gambarberikut. 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Data Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin

NoJenis

Kelamin

JumlahSampel

(%)

Sikap Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Laki-laki 204 (58%) 55 27 149 73 40 19,6 164 80,4

2 Perempuan 146 (42%) 34 23,3 112 76,7 22 15,1 124 84,9

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Data tentang sikap dan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam

pemilu sesuai dengan tabel 4.1 di atas dapat dibuat histogramnya sebagai berikut.

Page 29: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.3 Histogram Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa dari responden laki-laki

sebanyak 204 orang, terdapat 55 orang (27%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 149 orang (73%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Laki-laki

Sedangkan dari responden perempuan berjumlah 146 orang, ada sebanyak

34 orang (23,3%) mengatakan politik uang itu wajar sedangkan 112 orang

(76,7%) mengatakan tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Perempuan

5534

020406080

100120140160180

Wajar

Tidak Wajar73%

Tidak Wajar77%

Gambar 4.3 Histogram Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa dari responden laki-laki

sebanyak 204 orang, terdapat 55 orang (27%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 149 orang (73%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Laki-laki

Sedangkan dari responden perempuan berjumlah 146 orang, ada sebanyak

34 orang (23,3%) mengatakan politik uang itu wajar sedangkan 112 orang

(76,7%) mengatakan tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Perempuan

55

149

40

164

34

112

22

124

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Laki-Laki

Perempuan

Wajar27%

Tidak Wajar73%

Wajar23%

Tidak Wajar77%

Gambar 4.3 Histogram Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa dari responden laki-laki

sebanyak 204 orang, terdapat 55 orang (27%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 149 orang (73%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Laki-laki

Sedangkan dari responden perempuan berjumlah 146 orang, ada sebanyak

34 orang (23,3%) mengatakan politik uang itu wajar sedangkan 112 orang

(76,7%) mengatakan tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.3 Diagram Sikap Pemilih pada Responden Perempuan

Laki-Laki

Perempuan

Page 30: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Jika dilihat dari prosentase maka responden laki-laki cenderung

menganggap politik uang itu wajar yaitu sebanyak 27% dibanding perempuan

yang hanya 23,3%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan Jenis Kelamin dengan Sikap pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Sikap Pemilih

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .605a 1 .437

Continuity Correctionb .427 1 .513

Likelihood Ratio .609 1 .435

Fisher's Exact Test .458 .257

Linear-by-Linear Association .604 1 .437

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 37,13.

b. Computed only for a 2x2 table

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan jenis kelamin dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan jenis kelamin dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,437.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,437,

Page 31: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

jenis kelamin dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

2. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku pemilih mengenai politik uangdalam Pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden laki-laki

sebanyak 204 orang, terdapat 40 orang (19,6%) mengatakan menerima pemberian

uang atau hadiah sedangkan 164 orang (80,4%) mengatakan menolak pemberian

uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.4 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Laki-Laki

Dari responden perempuan yang berjumlah 146 orang, 22 (15,1%)

mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah sedangkan 124 orang (84,9%)

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.5 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Perempuan

Jika dilihat dari prosentase maka responden laki-laki cenderung lebih

menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 19,6% dibanding

perempuan yang hanya 15,1%.

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

jenis kelamin dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

2. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku pemilih mengenai politik uangdalam Pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden laki-laki

sebanyak 204 orang, terdapat 40 orang (19,6%) mengatakan menerima pemberian

uang atau hadiah sedangkan 164 orang (80,4%) mengatakan menolak pemberian

uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.4 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Laki-Laki

Dari responden perempuan yang berjumlah 146 orang, 22 (15,1%)

mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah sedangkan 124 orang (84,9%)

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.5 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Perempuan

Jika dilihat dari prosentase maka responden laki-laki cenderung lebih

menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 19,6% dibanding

perempuan yang hanya 15,1%.

Menerima20%

Menolak80%

Menerima15%

Menolak85%

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

jenis kelamin dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

2. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku pemilih mengenai politik uangdalam Pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden laki-laki

sebanyak 204 orang, terdapat 40 orang (19,6%) mengatakan menerima pemberian

uang atau hadiah sedangkan 164 orang (80,4%) mengatakan menolak pemberian

uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.4 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Laki-Laki

Dari responden perempuan yang berjumlah 146 orang, 22 (15,1%)

mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah sedangkan 124 orang (84,9%)

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.5 Diagram Perilaku Pemilih pada Responden Perempuan

Jika dilihat dari prosentase maka responden laki-laki cenderung lebih

menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 19,6% dibanding

perempuan yang hanya 15,1%.

Page 32: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan Jenis Kelamin dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Pemilih

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.203a 1 .273

Continuity Correctionb .912 1 .340

Likelihood Ratio 1.219 1 .269

Fisher's Exact Test .321 .170

Linear-by-Linear Association 1.200 1 .273

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25,86.

b. Computed only for a 2x2 table

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan jenis kelamin dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan jenis kelamin dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,273.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

jenis kelamin dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Page 33: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

3. Hubungan usia dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam

Pemilu

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari usia ≤ 25

tahun sebanyak 37 orang (10%), usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang (21%), usia

36-45 tahun sebanyak 84 orang (24%), usia 45-55 tahun sebanyak 126 (36%) dan

usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang (9%). Klasifikasi sampel penelitian menurut

usia ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4.6 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Usia

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Usia

NoUsia

(Tahun)

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 ≤ 25 37 (10%) 9 24,3 28 75,7 9 24,3 28 75,7

2 26 - 35 73 (21%) 21 28,8 52 71,2 13 17,8 60 82,2

3 36 - 45 84 (24%) 24 28,6 60 71,4 19 22,6 65 77,4

4 46 - 55 126 (36%) 30 23,8 96 76,2 17 13,5 109 86,5

5 ≥ 56 30 (9%) 5 16,7 25 83,3 4 13,3 26 86,7

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

46 - 55 Tahun36%

3. Hubungan usia dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam

Pemilu

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari usia ≤ 25

tahun sebanyak 37 orang (10%), usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang (21%), usia

36-45 tahun sebanyak 84 orang (24%), usia 45-55 tahun sebanyak 126 (36%) dan

usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang (9%). Klasifikasi sampel penelitian menurut

usia ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4.6 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Usia

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Usia

NoUsia

(Tahun)

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 ≤ 25 37 (10%) 9 24,3 28 75,7 9 24,3 28 75,7

2 26 - 35 73 (21%) 21 28,8 52 71,2 13 17,8 60 82,2

3 36 - 45 84 (24%) 24 28,6 60 71,4 19 22,6 65 77,4

4 46 - 55 126 (36%) 30 23,8 96 76,2 17 13,5 109 86,5

5 ≥ 56 30 (9%) 5 16,7 25 83,3 4 13,3 26 86,7

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

≤ 25 Tahun10%

26 - 35 Tahun21%

36 - 45 Tahun24%

46 - 55 Tahun36%

≥ 56 Tahun9%

3. Hubungan usia dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam

Pemilu

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari usia ≤ 25

tahun sebanyak 37 orang (10%), usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang (21%), usia

36-45 tahun sebanyak 84 orang (24%), usia 45-55 tahun sebanyak 126 (36%) dan

usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang (9%). Klasifikasi sampel penelitian menurut

usia ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4.6 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Usia

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Usia

NoUsia

(Tahun)

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 ≤ 25 37 (10%) 9 24,3 28 75,7 9 24,3 28 75,7

2 26 - 35 73 (21%) 21 28,8 52 71,2 13 17,8 60 82,2

3 36 - 45 84 (24%) 24 28,6 60 71,4 19 22,6 65 77,4

4 46 - 55 126 (36%) 30 23,8 96 76,2 17 13,5 109 86,5

5 ≥ 56 30 (9%) 5 16,7 25 83,3 4 13,3 26 86,7

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

26 - 35 Tahun21%

Page 34: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Sesuai data pada tabel 4.4 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 4.7 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden usia ≤ 25 tahun

sebanyak 37 orang, terdapat 9 orang (24,3%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 28 orang (75,7%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.8 Diagram Sikap Responden Usia < 25 Tahun

Pada responden dengan usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang, terdapat 21

orang (28,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 52 orang

(71,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

9

28

9

28

0

20

40

60

80

100

120

≤ 25

Tidak Wajar76%

Sesuai data pada tabel 4.4 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 4.7 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden usia ≤ 25 tahun

sebanyak 37 orang, terdapat 9 orang (24,3%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 28 orang (75,7%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.8 Diagram Sikap Responden Usia < 25 Tahun

Pada responden dengan usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang, terdapat 21

orang (28,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 52 orang

(71,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

21 2430

5

5260

96

25

1319 17

4

28

6065

109

26

26 - 35 36 - 45 46 - 55 ≥ 56

Wajar

Tidak Wajar

Menerima

Menolak

Wajar24%

Tidak Wajar76%

Sesuai data pada tabel 4.4 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 4.7 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden usia ≤ 25 tahun

sebanyak 37 orang, terdapat 9 orang (24,3%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 28 orang (75,7%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.8 Diagram Sikap Responden Usia < 25 Tahun

Pada responden dengan usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang, terdapat 21

orang (28,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 52 orang

(71,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Wajar

Tidak Wajar

Menerima

Menolak

Page 35: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.9 Diagram Sikap Responden Usia 26-35 Tahun

Pada responden dengan usia 36-45 tahun sebanyak 84 orang, terdapat 24

orang (28,6%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 60 orang

(71,4%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.10 Diagram Sikap Responden Usia 36-45 Tahun

Pada responden dengan usia 46-55 tahun sebanyak 126 orang, terdapat 30

orang (23,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 96 orang

(76,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.11 Diagram Sikap Responden Usia 46-55 Tahun

Pada responden dengan usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang, terdapat 5

orang (16,7%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 25 orang

Tidak Wajar71%

Tidak Wajar71%

TidakWajar76%

Gambar 4.9 Diagram Sikap Responden Usia 26-35 Tahun

Pada responden dengan usia 36-45 tahun sebanyak 84 orang, terdapat 24

orang (28,6%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 60 orang

(71,4%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.10 Diagram Sikap Responden Usia 36-45 Tahun

Pada responden dengan usia 46-55 tahun sebanyak 126 orang, terdapat 30

orang (23,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 96 orang

(76,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.11 Diagram Sikap Responden Usia 46-55 Tahun

Pada responden dengan usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang, terdapat 5

orang (16,7%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 25 orang

Wajar29%

Tidak Wajar71%

Wajar29%

Tidak Wajar71%

Wajar24%

TidakWajar76%

Gambar 4.9 Diagram Sikap Responden Usia 26-35 Tahun

Pada responden dengan usia 36-45 tahun sebanyak 84 orang, terdapat 24

orang (28,6%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 60 orang

(71,4%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.10 Diagram Sikap Responden Usia 36-45 Tahun

Pada responden dengan usia 46-55 tahun sebanyak 126 orang, terdapat 30

orang (23,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 96 orang

(76,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.11 Diagram Sikap Responden Usia 46-55 Tahun

Pada responden dengan usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang, terdapat 5

orang (16,7%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 25 orang

Page 36: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

(83,3%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.12 Diagram Sikap Responden Usia ≥ 56 Tahun

Jika dilihat dari prosentase maka responden usia 26-33 tahun paling

banyak menganggap politik uang itu sesuatu yang wajar yaitu sebesar 28,8%.

Sedangkan yang palinng sedikit mengatakan wajar yaitu usia ≥ 56 tahun yaitu

sebesar 16,7%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan usia dengan sikap pemilih pada politik uang

dalam Pemilu dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Sikap Pemilih

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.279a 4 .685

Likelihood Ratio 2.375 4 .667

Linear-by-Linear Association .904 1 .342

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,63.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan usia dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan usia dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Tidak Wajar83%

(83,3%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.12 Diagram Sikap Responden Usia ≥ 56 Tahun

Jika dilihat dari prosentase maka responden usia 26-33 tahun paling

banyak menganggap politik uang itu sesuatu yang wajar yaitu sebesar 28,8%.

Sedangkan yang palinng sedikit mengatakan wajar yaitu usia ≥ 56 tahun yaitu

sebesar 16,7%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan usia dengan sikap pemilih pada politik uang

dalam Pemilu dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Sikap Pemilih

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.279a 4 .685

Likelihood Ratio 2.375 4 .667

Linear-by-Linear Association .904 1 .342

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,63.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan usia dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan usia dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Wajar17%

Tidak Wajar83%

(83,3%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat

dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.12 Diagram Sikap Responden Usia ≥ 56 Tahun

Jika dilihat dari prosentase maka responden usia 26-33 tahun paling

banyak menganggap politik uang itu sesuatu yang wajar yaitu sebesar 28,8%.

Sedangkan yang palinng sedikit mengatakan wajar yaitu usia ≥ 56 tahun yaitu

sebesar 16,7%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan usia dengan sikap pemilih pada politik uang

dalam Pemilu dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Sikap Pemilih

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.279a 4 .685

Likelihood Ratio 2.375 4 .667

Linear-by-Linear Association .904 1 .342

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,63.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan usia dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan usia dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Page 37: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,685.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

usia dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

4. Hubungan usia dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam

Pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden usia ≤ 25 tahun

sebanyak 37 orang, terdapat 9 orang (24,3%) mengatakan menerima pemberian

uang atau hadiah dan ada sebanyak 28 orang (75,7%) yang mengatakan menolak

pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.13 Diagram Perilaku Responden Usia ≤ 25 Tahun

Pada responden usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang, terdapat 13 orang

(17,8%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 60

orang (82,2%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,685.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

usia dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

4. Hubungan usia dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam

Pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden usia ≤ 25 tahun

sebanyak 37 orang, terdapat 9 orang (24,3%) mengatakan menerima pemberian

uang atau hadiah dan ada sebanyak 28 orang (75,7%) yang mengatakan menolak

pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.13 Diagram Perilaku Responden Usia ≤ 25 Tahun

Pada responden usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang, terdapat 13 orang

(17,8%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 60

orang (82,2%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Menerima24%

Menolak76%

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,685.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

usia dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

4. Hubungan usia dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam

Pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden usia ≤ 25 tahun

sebanyak 37 orang, terdapat 9 orang (24,3%) mengatakan menerima pemberian

uang atau hadiah dan ada sebanyak 28 orang (75,7%) yang mengatakan menolak

pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.13 Diagram Perilaku Responden Usia ≤ 25 Tahun

Pada responden usia 26-35 tahun sebanyak 73 orang, terdapat 13 orang

(17,8%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 60

orang (82,2%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Page 38: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.14 Diagram Perilaku Responden Usia 26-35 Tahun

Pada responden usia 36-45 tahun sebanyak 84 orang, terdapat 19 orang

(22,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 65

orang (77,4%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.15 Diagram Perilaku Responden Usia 36-45 Tahun

Pada responden usia 46-55 tahun sebanyak 126 orang, terdapat 17 orang

(13,5%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak

109 orang (86,5%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari

data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.16 Diagram Perilaku Responden Usia 46-55 Tahun

Menolak82%

Menolak77%

Gambar 4.14 Diagram Perilaku Responden Usia 26-35 Tahun

Pada responden usia 36-45 tahun sebanyak 84 orang, terdapat 19 orang

(22,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 65

orang (77,4%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.15 Diagram Perilaku Responden Usia 36-45 Tahun

Pada responden usia 46-55 tahun sebanyak 126 orang, terdapat 17 orang

(13,5%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak

109 orang (86,5%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari

data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.16 Diagram Perilaku Responden Usia 46-55 Tahun

Menerima18%

Menolak82%

Menerima23%

Menolak77%

Menerima13%

Menolak87%

Gambar 4.14 Diagram Perilaku Responden Usia 26-35 Tahun

Pada responden usia 36-45 tahun sebanyak 84 orang, terdapat 19 orang

(22,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 65

orang (77,4%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.15 Diagram Perilaku Responden Usia 36-45 Tahun

Pada responden usia 46-55 tahun sebanyak 126 orang, terdapat 17 orang

(13,5%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak

109 orang (86,5%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari

data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.16 Diagram Perilaku Responden Usia 46-55 Tahun

Page 39: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Pada responden usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang, terdapat 4 orang

(13,3%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 26

orang (86,7%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.17 Diagram Perilaku Responden Usia ≥ 56 Tahun

Jika dilihat dari prosentase maka responden usia ≤ 25 tahun cenderung

lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 24,3%. Sedangkan

yang paling sedikit menerima pemberian uang atau hadiah adalah ≥ 56 tahun yaitu

sebesar 13,3 %.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan usia dengan perilaku pemilih pada politik uang

dalam Pemilu dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Perilaku Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.432a 4 .351

Likelihood Ratio 4.393 4 .355

Linear-by-Linear Association 2.464 1 .116

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,31.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan usia dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Menolak87%

Pada responden usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang, terdapat 4 orang

(13,3%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 26

orang (86,7%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.17 Diagram Perilaku Responden Usia ≥ 56 Tahun

Jika dilihat dari prosentase maka responden usia ≤ 25 tahun cenderung

lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 24,3%. Sedangkan

yang paling sedikit menerima pemberian uang atau hadiah adalah ≥ 56 tahun yaitu

sebesar 13,3 %.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan usia dengan perilaku pemilih pada politik uang

dalam Pemilu dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Perilaku Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.432a 4 .351

Likelihood Ratio 4.393 4 .355

Linear-by-Linear Association 2.464 1 .116

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,31.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan usia dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Menerima13%

Menolak87%

Pada responden usia ≥ 56 tahun sebanyak 30 orang, terdapat 4 orang

(13,3%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 26

orang (86,7%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.17 Diagram Perilaku Responden Usia ≥ 56 Tahun

Jika dilihat dari prosentase maka responden usia ≤ 25 tahun cenderung

lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 24,3%. Sedangkan

yang paling sedikit menerima pemberian uang atau hadiah adalah ≥ 56 tahun yaitu

sebesar 13,3 %.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan usia dengan perilaku pemilih pada politik uang

dalam Pemilu dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti ditunjukkan

pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Hubungan Usia dengan Perilaku Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.432a 4 .351

Likelihood Ratio 4.393 4 .355

Linear-by-Linear Association 2.464 1 .116

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,31.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan usia dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Page 40: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan usia dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,351.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

usia dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

5. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Pemilih mengenai politik

uang dalam Pemilu

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari SD

sebanyak 33 orang (10%), SMP sebanyak 28 orang (8%), SLTA sebanyak 179

orang (51%), Diploma sebanyak 28 (8%) dan Sarjana sebanyak 82 orang (23%).

Klasifikasi sampel penelitian menurut tingkat pendidikan ditunjukkan pada

gambar berikut.

Gambar 4.18 Diagram Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

Diploma8%

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan usia dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,351.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

usia dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

5. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Pemilih mengenai politik

uang dalam Pemilu

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari SD

sebanyak 33 orang (10%), SMP sebanyak 28 orang (8%), SLTA sebanyak 179

orang (51%), Diploma sebanyak 28 (8%) dan Sarjana sebanyak 82 orang (23%).

Klasifikasi sampel penelitian menurut tingkat pendidikan ditunjukkan pada

gambar berikut.

Gambar 4.18 Diagram Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

SD10% SMP

8%

SLTA51%

Diploma8%

Sarjana23%

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan usia dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,351.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

usia dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

5. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Pemilih mengenai politik

uang dalam Pemilu

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari SD

sebanyak 33 orang (10%), SMP sebanyak 28 orang (8%), SLTA sebanyak 179

orang (51%), Diploma sebanyak 28 (8%) dan Sarjana sebanyak 82 orang (23%).

Klasifikasi sampel penelitian menurut tingkat pendidikan ditunjukkan pada

gambar berikut.

Gambar 4.18 Diagram Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

Page 41: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No PendidikanJumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 SD 33 (10%) 10 30,3 23 69,7 3 9,1 30 90,9

2 SMP 28 (8%) 12 42,9 16 57,1 6 21,4 22 78,6

3 SLTA 179 (51%) 45 25,1 134 74,9 33 18,4 146 81,6

4 DIPLOMA 28 (8%) 6 21,4 22 78,6 6 21,4 22 78,6

5 SARJANA 82 (23%) 16 19,5 66 80,5 14 17,1 68 82,9

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.7 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 4.19 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden dengan tingkat

pendidikan SD sebanyak 33 orang, terdapat 10 orang (30,3%) mengatakan politik

uang itu wajar dan ada sebanyak 23 orang (69,7%) yang mengatakan politik uang

itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

10 12

45

616

2316

134

22

66

3 6

33

614

3022

146

22

68

0

20

40

60

80

100

120

140

160

SD SMP SLTA DIPLOMA SARJANA

Wajar

Tidak Wajar

Menerima

Menolak

Page 42: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.20 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SD

Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 28 orang,

terdapat 12 orang (42,9%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 16

orang (57,1%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.21 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SMP

Pada responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 179 orang,

terdapat 45 orang (25,1%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak

134 orang (74,9%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.22 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SLTA

Pada responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 22

Tidak Wajar70%

Tidak Wajar57%

Tidak Wajar75%

Gambar 4.20 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SD

Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 28 orang,

terdapat 12 orang (42,9%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 16

orang (57,1%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.21 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SMP

Pada responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 179 orang,

terdapat 45 orang (25,1%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak

134 orang (74,9%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.22 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SLTA

Pada responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 22

Wajar30%

Tidak Wajar70%

Wajar43%Tidak Wajar

57%

Wajar25%

Tidak Wajar75%

Gambar 4.20 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SD

Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 28 orang,

terdapat 12 orang (42,9%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 16

orang (57,1%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.21 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SMP

Pada responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 179 orang,

terdapat 45 orang (25,1%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak

134 orang (74,9%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data

tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.22 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan SLTA

Pada responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 22

Page 43: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

orang (78,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.23 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Diploma

Pada responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 82 orang,

terdapat 16 orang (19,5%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 66

orang (80,5%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.24 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Sarjana

Jika dilihat dari prosentase maka responden dengan tingkat pendidikan

SMP paling banyak mengatakan politik uang itu wajar yaitu sebanyak 42,9%

sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar yaitu tingkat pendidikan sarjana

sebesar 19,5%..

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tidak Wajar79%

Tidak Wajar80%

orang (78,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.23 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Diploma

Pada responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 82 orang,

terdapat 16 orang (19,5%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 66

orang (80,5%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.24 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Sarjana

Jika dilihat dari prosentase maka responden dengan tingkat pendidikan

SMP paling banyak mengatakan politik uang itu wajar yaitu sebanyak 42,9%

sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar yaitu tingkat pendidikan sarjana

sebesar 19,5%..

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Wajar21%

Tidak Wajar79%

Wajar20%

Tidak Wajar80%

orang (78,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.23 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Diploma

Pada responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 82 orang,

terdapat 16 orang (19,5%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 66

orang (80,5%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.24 Diagram Sikap Responden Tingkat Pendidikan Sarjana

Jika dilihat dari prosentase maka responden dengan tingkat pendidikan

SMP paling banyak mengatakan politik uang itu wajar yaitu sebanyak 42,9%

sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar yaitu tingkat pendidikan sarjana

sebesar 19,5%..

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 44: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 4.8 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Pemilih

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6.657a 4 .155

Likelihood Ratio 6.264 4 .180

Linear-by-Linear Association 3.853 1 .050

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,12.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan tingkat pendidikan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan tingkat pendidikan dengan sikap

pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,155.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

tingkat pendidikan dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

6. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden dengan tingkat

pendidikan SD sebanyak 33 orang, terdapat 3 orang (9,1,3%) mengatakan

menerima pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 30 orang (90,9%) yang

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Page 45: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.25 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SD

Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 22 orang (78,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.26 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SMP

Pada responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 179 orang,

terdapat 33 orang (18,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 146 orang (81,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.27 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SLTA

Menolak91%

Gambar 4.25 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SD

Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 22 orang (78,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.26 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SMP

Pada responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 179 orang,

terdapat 33 orang (18,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 146 orang (81,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.27 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SLTA

Menerima9%

Menolak91%

Menerima21%

Menolak79%

Menerima18%

Menolak82%

Gambar 4.25 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SD

Pada responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 22 orang (78,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.26 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SMP

Pada responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 179 orang,

terdapat 33 orang (18,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 146 orang (81,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.27 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan SLTA

Page 46: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Pada responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 22 orang (78,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.28 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Diploma

Pada responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 82 orang,

terdapat 14 orang (17,1%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 68 orang (82,9%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.29 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Sarjana

Jika dilihat dari prosentase maka responden dengan tingkat pendidikan

SMP dan Diploma paling banyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu

sebanyak 21,4% sedangkan yang paling sedikit adalah SD sebesar 9,1%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Pada responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 22 orang (78,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.28 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Diploma

Pada responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 82 orang,

terdapat 14 orang (17,1%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 68 orang (82,9%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.29 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Sarjana

Jika dilihat dari prosentase maka responden dengan tingkat pendidikan

SMP dan Diploma paling banyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu

sebanyak 21,4% sedangkan yang paling sedikit adalah SD sebesar 9,1%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Menerima21%

Menolak79%

Menerima17%

Menolak83%

Pada responden dengan tingkat pendidikan Diploma sebanyak 28 orang,

terdapat 6 orang (21,4%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 22 orang (78,6%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.28 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Diploma

Pada responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 82 orang,

terdapat 14 orang (17,1%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 68 orang (82,9%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.29 Diagram Perilaku Responden Tingkat Pendidikan Sarjana

Jika dilihat dari prosentase maka responden dengan tingkat pendidikan

SMP dan Diploma paling banyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu

sebanyak 21,4% sedangkan yang paling sedikit adalah SD sebesar 9,1%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 47: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 4.9 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.301a 4 .681

Likelihood Ratio 2.568 4 .633

Linear-by-Linear Association .301 1 .583

N of Valid Cases 350

a. 2 cells (20,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,96.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan tingkat pendidikan dengan perilaku

pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan tingkat pendidikan dengan perilaku

pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,681.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

tingkat pendidikan dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

7. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Sikap Pemilih mengenai politik uang

dalam pemilu.

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari PNS

sebanyak 74 orang (21%), buruh/tani sebanyak 85 orang (24%), wirausaha

sebanyak 62 orang (18%), dan karyawan sebanyak 129 (37%). Klasifikasi sampel

penelitian menurut pekerjaan ditunjukkan pada gambar berikut

Page 48: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.30 Diagram Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Pekerjaan

No PekerjaanJumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 PNS 74 (21%) 13 17,6 61 82,4 9 12,2 65 87,8

2 Buruh/Tani 85 (24%) 26 30,6 59 69,4 14 16,5 71 83,5

3 Wirausaha 62 (18%) 16 25,8 46 74,2 7 11,3 55 88,7

4 Karyawan 129 (37%) 34 26,4 95 73,6 32 24,8 97 75,2

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.10 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Wirausahawan18%

Karyawan37%

Gambar 4.30 Diagram Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Pekerjaan

No PekerjaanJumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 PNS 74 (21%) 13 17,6 61 82,4 9 12,2 65 87,8

2 Buruh/Tani 85 (24%) 26 30,6 59 69,4 14 16,5 71 83,5

3 Wirausaha 62 (18%) 16 25,8 46 74,2 7 11,3 55 88,7

4 Karyawan 129 (37%) 34 26,4 95 73,6 32 24,8 97 75,2

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.10 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

PNS21%

Buruh/Tani24%

Wirausahawan18%

Karyawan37%

Gambar 4.30 Diagram Sampel Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.10 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Pekerjaan

No PekerjaanJumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 PNS 74 (21%) 13 17,6 61 82,4 9 12,2 65 87,8

2 Buruh/Tani 85 (24%) 26 30,6 59 69,4 14 16,5 71 83,5

3 Wirausaha 62 (18%) 16 25,8 46 74,2 7 11,3 55 88,7

4 Karyawan 129 (37%) 34 26,4 95 73,6 32 24,8 97 75,2

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.10 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Page 49: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.31 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 74 orang, terdapat 13 orang (17,6%) mengatakan politik

uang itu wajar dan ada sebanyak 61 orang (82,4%) yang mengatakan politik uang

itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.32 Diagram Sikap PNS

Pada responden yang bekerja sebagai buruh/tani sebanyak 85 orang,

terdapat 26 orang (30,6%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 59

orang (69,4%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

13

61

9

65

0

20

40

60

80

100

120

Gambar 4.31 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 74 orang, terdapat 13 orang (17,6%) mengatakan politik

uang itu wajar dan ada sebanyak 61 orang (82,4%) yang mengatakan politik uang

itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.32 Diagram Sikap PNS

Pada responden yang bekerja sebagai buruh/tani sebanyak 85 orang,

terdapat 26 orang (30,6%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 59

orang (69,4%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

2616

34

5946

95

147

32

65 71

55

97

Wajar

Tidak Wajar

Menerima

Menolak

Wajar18%

Tidak Wajar82%

Gambar 4.31 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 74 orang, terdapat 13 orang (17,6%) mengatakan politik

uang itu wajar dan ada sebanyak 61 orang (82,4%) yang mengatakan politik uang

itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.32 Diagram Sikap PNS

Pada responden yang bekerja sebagai buruh/tani sebanyak 85 orang,

terdapat 26 orang (30,6%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 59

orang (69,4%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Wajar

Tidak Wajar

Menerima

Menolak

Page 50: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.33 Diagram Sikap Buruh/Tani

Pada responden yang bekerja sebagai wirausahawan sebanyak 62 orang,

terdapat 16 orang (25,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 46

orang (74,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.34 Diagram Sikap Wirausahawan

Pada responden yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 129 orang,

terdapat 34 orang (26,4%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 95

orang (73,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.35 Diagram Sikap Karyawan

Tidak Wajar69%

Tidak Wajar74%

Gambar 4.33 Diagram Sikap Buruh/Tani

Pada responden yang bekerja sebagai wirausahawan sebanyak 62 orang,

terdapat 16 orang (25,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 46

orang (74,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.34 Diagram Sikap Wirausahawan

Pada responden yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 129 orang,

terdapat 34 orang (26,4%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 95

orang (73,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.35 Diagram Sikap Karyawan

Wajar31%

Tidak Wajar69%

Wajar26%

Tidak Wajar74%

Wajar26%

Tidak Wajar74%

Gambar 4.33 Diagram Sikap Buruh/Tani

Pada responden yang bekerja sebagai wirausahawan sebanyak 62 orang,

terdapat 16 orang (25,8%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 46

orang (74,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.34 Diagram Sikap Wirausahawan

Pada responden yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 129 orang,

terdapat 34 orang (26,4%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 95

orang (73,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut

dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.35 Diagram Sikap Karyawan

Page 51: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang bekerja sebagai

buruh/tani paling banyak mengatakan politik uang itu wajar dengan prosentase

sebesar 30,6%. Sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar adalah PNS

sebesar 17,6%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan jenis pekerjaan dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Hasil Analisis Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Sikap Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.668a 3 .300

Likelihood Ratio 3.820 3 .282

Linear-by-Linear Association .783 1 .376

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,77.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan jenis pekerjaan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan jenis pekerjaan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,300.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,273,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

jenis pekerjaan dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Page 52: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

8. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Perilaku Pemilih mengenai politik

uang dalam pemilu.

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 74 orang, terdapat 9 orang (12,2%) mengatakan menerima

pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 65 orang (87,8%) yang

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.36 Diagram Perilaku PNS

Pada responden yang bekerja sebagai buruh/tani sebanyak 85 orang,

terdapat 14 orang (16,5%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 71 orang (83,5%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.37 Diagram Perilaku Buruh/Tani

Pada responden yang bekerja sebagai wirausahawan sebanyak 62 orang,

terdapat 7 orang (11,3%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 55 orang (88,7%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

8. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Perilaku Pemilih mengenai politik

uang dalam pemilu.

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 74 orang, terdapat 9 orang (12,2%) mengatakan menerima

pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 65 orang (87,8%) yang

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.36 Diagram Perilaku PNS

Pada responden yang bekerja sebagai buruh/tani sebanyak 85 orang,

terdapat 14 orang (16,5%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 71 orang (83,5%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.37 Diagram Perilaku Buruh/Tani

Pada responden yang bekerja sebagai wirausahawan sebanyak 62 orang,

terdapat 7 orang (11,3%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 55 orang (88,7%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Menerima12%

Menolak88%

Menerima16%

Menolak84%

8. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Perilaku Pemilih mengenai politik

uang dalam pemilu.

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 74 orang, terdapat 9 orang (12,2%) mengatakan menerima

pemberian uang atau hadiah dan ada sebanyak 65 orang (87,8%) yang

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.36 Diagram Perilaku PNS

Pada responden yang bekerja sebagai buruh/tani sebanyak 85 orang,

terdapat 14 orang (16,5%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 71 orang (83,5%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.37 Diagram Perilaku Buruh/Tani

Pada responden yang bekerja sebagai wirausahawan sebanyak 62 orang,

terdapat 7 orang (11,3%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 55 orang (88,7%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Page 53: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.38 Diagram Perilaku Wirausahawan

Pada responden yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 129 orang,

terdapat 32 orang (24,8%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 97 orang (75,2%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.39 Diagram Perilaku Karyawan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang bekerja sebagai

karyawan lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 24,8%.

Sedangkan yang paling sedikit menerima uang atau hadiah adalah wirausahawan

sebesar 11,3%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan jenis pekerjaan dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Gambar 4.38 Diagram Perilaku Wirausahawan

Pada responden yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 129 orang,

terdapat 32 orang (24,8%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 97 orang (75,2%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.39 Diagram Perilaku Karyawan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang bekerja sebagai

karyawan lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 24,8%.

Sedangkan yang paling sedikit menerima uang atau hadiah adalah wirausahawan

sebesar 11,3%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan jenis pekerjaan dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Menerima11%

menolak89%

Menerima25%

Menolak75%

Gambar 4.38 Diagram Perilaku Wirausahawan

Pada responden yang bekerja sebagai karyawan sebanyak 129 orang,

terdapat 32 orang (24,8%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah dan

ada sebanyak 97 orang (75,2%) yang mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.39 Diagram Perilaku Karyawan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang bekerja sebagai

karyawan lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 24,8%.

Sedangkan yang paling sedikit menerima uang atau hadiah adalah wirausahawan

sebesar 11,3%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan jenis pekerjaan dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 54: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 4.12 Hasil Analisis Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Perilaku Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 7.862a 3 .049

Likelihood Ratio 7.840 3 .049

Linear-by-Linear Association 4.846 1 .028

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,98.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan jenis pekerjaan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan jenis pekerjaan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,049.

Ternyata α = 0,05 lebih besar dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 > 0,049,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan jenis

pekerjaan dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

9. Hubungan Tempat Tinggal dengan Sikap Pemilih mengenai politik uang

dalam pemilu.

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari perkotaan

sebanyak 48 orang atau 14%, sedangkan pedesaan sebanyak 302 orang atau 86 %.

Klasifikasi sampel penelitian menurut tempat tinggal ditunjukkan pada gambar

berikut. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Page 55: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.40 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.13 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Temapt Tinggal

NoTempatTinggal

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Perkotaan 48 (14%) 9 18,8 39 81,2 7 14,6 41 85,4

2 Pedesaan 302 (86%) 80 26,5 222 73,5 55 18,2 247 81,8

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.13 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 4.41 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tempat Tinggal

9

80

0

50

100

150

200

250

300

Wajar

Gambar 4.40 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.13 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Temapt Tinggal

NoTempatTinggal

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Perkotaan 48 (14%) 9 18,8 39 81,2 7 14,6 41 85,4

2 Pedesaan 302 (86%) 80 26,5 222 73,5 55 18,2 247 81,8

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.13 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 4.41 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tempat Tinggal

Perkotaan14%

Pedesaan86%

397

41

80

222

55

247

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Perkotaan

Pedesaan

Gambar 4.40 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.13 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Temapt Tinggal

NoTempatTinggal

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Perkotaan 48 (14%) 9 18,8 39 81,2 7 14,6 41 85,4

2 Pedesaan 302 (86%) 80 26,5 222 73,5 55 18,2 247 81,8

Total 350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.13 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Gambar 4.41 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tempat Tinggal

Perkotaan

Pedesaan

Page 56: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang tinggal di

perkotaan sebanyak 48 orang, terdapat 9 orang (18,8%) mengatakan politik uang

itu wajar dan ada sebanyak 39 orang (81,2%) yang mengatakan politik uang itu

tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.42 Diagram Sikap Responden Perkotaan

Sedangkan dari responden yang tinggal di pedesaan berjumlah 302 orang,

ada sebanyak 80 orang (26,5%) mengatakan politik uang itu wajar sedangkan 222

orang (73,5%) mengatakan tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram

sebagai berikut.

Gambar 4.43 Diagram Sikap Responden Pedesaan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang tinggal di pedesaan

cenderung mengatakan wajar mengenai politik uang yaitu sebanyak 26,5%

dibanding yang tinggal di perkotaan yang hanya 18,8%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tempat tinggal dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Tidak Wajar81%

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang tinggal di

perkotaan sebanyak 48 orang, terdapat 9 orang (18,8%) mengatakan politik uang

itu wajar dan ada sebanyak 39 orang (81,2%) yang mengatakan politik uang itu

tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.42 Diagram Sikap Responden Perkotaan

Sedangkan dari responden yang tinggal di pedesaan berjumlah 302 orang,

ada sebanyak 80 orang (26,5%) mengatakan politik uang itu wajar sedangkan 222

orang (73,5%) mengatakan tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram

sebagai berikut.

Gambar 4.43 Diagram Sikap Responden Pedesaan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang tinggal di pedesaan

cenderung mengatakan wajar mengenai politik uang yaitu sebanyak 26,5%

dibanding yang tinggal di perkotaan yang hanya 18,8%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tempat tinggal dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Wajar19%

Tidak Wajar81%

Wajar26%

Tidak Wajar74%

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang tinggal di

perkotaan sebanyak 48 orang, terdapat 9 orang (18,8%) mengatakan politik uang

itu wajar dan ada sebanyak 39 orang (81,2%) yang mengatakan politik uang itu

tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.42 Diagram Sikap Responden Perkotaan

Sedangkan dari responden yang tinggal di pedesaan berjumlah 302 orang,

ada sebanyak 80 orang (26,5%) mengatakan politik uang itu wajar sedangkan 222

orang (73,5%) mengatakan tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat diagram

sebagai berikut.

Gambar 4.43 Diagram Sikap Responden Pedesaan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang tinggal di pedesaan

cenderung mengatakan wajar mengenai politik uang yaitu sebanyak 26,5%

dibanding yang tinggal di perkotaan yang hanya 18,8%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tempat tinggal dengan sikap pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 57: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 4.14 Hasil Analisis Hubungan Tempat Tinggal dengan Sikap Pemilih

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.309a 1 .253

Continuity Correctionb .932 1 .334

Likelihood Ratio 1.384 1 .239

Fisher's Exact Test .289 .167

Linear-by-Linear Association 1.305 1 .253

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,21.

b. Computed only for a 2x2 table

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan tempat tinggal dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan tempat tinggal dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,253.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,253,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

tempat tinggal dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

10. Hubungan Tempat Tinggal dengan Perilaku Pemilih mengenai politik

uang dalam pemilu.

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden yang tinggal di

perkotaan sebanyak 48 orang, terdapat 7 orang (14,6%) mengatakan menerima

Page 58: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

pemberian uang atau hadiah sedangkan 41 orang (85,4%) mengatakan menolak

pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.44 Diagram Perilaku Responden Perkotaan

Sedangkan responden yang tinggal di pedesaan sebanyak 302 orang,

terdapat 55 orang (18,2%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah

sedangkan 247 orang (81,8%) mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.45 Diagram Perilaku Responden Pedesaan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang berada di pedesaan

cenderung lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 18,2%

dibanding responden yang tinggal di perkotaan.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tempat tinggal dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

pemberian uang atau hadiah sedangkan 41 orang (85,4%) mengatakan menolak

pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.44 Diagram Perilaku Responden Perkotaan

Sedangkan responden yang tinggal di pedesaan sebanyak 302 orang,

terdapat 55 orang (18,2%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah

sedangkan 247 orang (81,8%) mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.45 Diagram Perilaku Responden Pedesaan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang berada di pedesaan

cenderung lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 18,2%

dibanding responden yang tinggal di perkotaan.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tempat tinggal dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Menerima15%

Menolak85%

Menerima18%

Menolak82%

pemberian uang atau hadiah sedangkan 41 orang (85,4%) mengatakan menolak

pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai

berikut.

Gambar 4.44 Diagram Perilaku Responden Perkotaan

Sedangkan responden yang tinggal di pedesaan sebanyak 302 orang,

terdapat 55 orang (18,2%) mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah

sedangkan 247 orang (81,8%) mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.45 Diagram Perilaku Responden Pedesaan

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang berada di pedesaan

cenderung lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 18,2%

dibanding responden yang tinggal di perkotaan.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tempat tinggal dengan perilaku pemilih mengenai

politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows seperti

ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 59: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 4.15 Hasil Analisis Hubungan Tempat Tinggal dengan Perilaku Pemilih

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .374a 1 .541

Continuity Correctionb .167 1 .683

Likelihood Ratio .390 1 .532

Fisher's Exact Test .685 .352

Linear-by-Linear Association .373 1 .541

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,50.

b. Computed only for a 2x2 tablePengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan tempat tinggal dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan tempat tinggal dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,541.

Ternyata α = 0,05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 < 0,253,

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan

tempat tinggal dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

11. Hubungan tingkat penghasilan dengan sikap pemilih mengenai politik

uang dalam pemilu

a. Deskripsi Data

Jumlah sampel penelitian sebanyak 350 orang yang terdiri dari tingkat

penghasilan < 1 juta sebanyak 96 orang atau 28%, tingkat penghasilan 1-2 juta

sebanyak 133 orang atau 38%, tingkat penghasilan 2-3 juta sebanyak 68 orang

Page 60: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

atau 19% dan tingkat penghasilan > 3 juta sebanyak 53 orang atau 15%.

Klasifikasi sampel penelitian menurut tingkat penghasilan ditunjukkan pada

gambar berikut.

Gbr 4.46 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.16 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Penghasilan

NoPenghasilan(per bulan)

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 < 1 Jt 96 (28%) 29 30,2 67 69,8 18 18,8 78 81,2

2 1 - 2 Jt 133 (38%) 37 27,8 96 72,2 30 22,6 103 77,4

3 2 – 3 Jt 68 (19%) 18 26,5 50 73,5 14 20,6 54 79,4

4 > 3 Jt 53 (15%) 5 9,4 48 90,6 0 0 53 100

350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.16 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

2-3 jt19%

atau 19% dan tingkat penghasilan > 3 juta sebanyak 53 orang atau 15%.

Klasifikasi sampel penelitian menurut tingkat penghasilan ditunjukkan pada

gambar berikut.

Gbr 4.46 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.16 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Penghasilan

NoPenghasilan(per bulan)

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 < 1 Jt 96 (28%) 29 30,2 67 69,8 18 18,8 78 81,2

2 1 - 2 Jt 133 (38%) 37 27,8 96 72,2 30 22,6 103 77,4

3 2 – 3 Jt 68 (19%) 18 26,5 50 73,5 14 20,6 54 79,4

4 > 3 Jt 53 (15%) 5 9,4 48 90,6 0 0 53 100

350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.16 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

<1 jt28%

1-2 jt38%

2-3 jt19%

> 3 jt15%

atau 19% dan tingkat penghasilan > 3 juta sebanyak 53 orang atau 15%.

Klasifikasi sampel penelitian menurut tingkat penghasilan ditunjukkan pada

gambar berikut.

Gbr 4.46 Diagram Sampel Penelitian Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan tentang apakah

politik uang itu sebagai kewajaran atau tidak wajar serta bagaimana perilaku

responden terhadap politik uang, apakah menerima atau menolak pemberian uang

atau hadiah, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.16 Distribusi Sikap dan Perilaku Pemilih Berdasarkan Penghasilan

NoPenghasilan(per bulan)

JumlahSampel

(%)

Persepsi Perilaku

Wajar Tidak Wajar Menerima Menolak

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 < 1 Jt 96 (28%) 29 30,2 67 69,8 18 18,8 78 81,2

2 1 - 2 Jt 133 (38%) 37 27,8 96 72,2 30 22,6 103 77,4

3 2 – 3 Jt 68 (19%) 18 26,5 50 73,5 14 20,6 54 79,4

4 > 3 Jt 53 (15%) 5 9,4 48 90,6 0 0 53 100

350 89 25,4 261 74,6 62 17,7 288 82,3

Sesuai data pada tabel 4.16 dapat dibuat grafik histogramnya sebagai berikut.

Page 61: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gbr 4.47 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tingkat Penghasilam

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang memiliki

tingkat penghasilan < 1 juta per bulan sebanyak 96 orang, terdapat 29 orang

(30,2%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 67 orang (69,8%)

yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.48 Diagram Sikap Responden berpenghasilan < 1 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan 1-2 juta per bulan

sebanyak 133 orang, terdapat 37 orang (27,8%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 96 orang (72,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

29

67

18

78

0

20

40

60

80

100

120

< 1 Jt

Gbr 4.47 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tingkat Penghasilam

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang memiliki

tingkat penghasilan < 1 juta per bulan sebanyak 96 orang, terdapat 29 orang

(30,2%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 67 orang (69,8%)

yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.48 Diagram Sikap Responden berpenghasilan < 1 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan 1-2 juta per bulan

sebanyak 133 orang, terdapat 37 orang (27,8%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 96 orang (72,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

37

185

96

50 48

1830

140

78

103

54 53

< 1 Jt 1 - 2 Jt 2 – 3 Jt > 3 Jt

Wajar

Tidak Wajar

Menerima

Menolak

Wajar30%

Tidak Wajar70%

Gbr 4.47 Histogram Data Sikap dan Perilaku Berdasarkan Tingkat Penghasilam

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari responden yang memiliki

tingkat penghasilan < 1 juta per bulan sebanyak 96 orang, terdapat 29 orang

(30,2%) mengatakan politik uang itu wajar dan ada sebanyak 67 orang (69,8%)

yang mengatakan politik uang itu tidak wajar. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.48 Diagram Sikap Responden berpenghasilan < 1 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan 1-2 juta per bulan

sebanyak 133 orang, terdapat 37 orang (27,8%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 96 orang (72,2%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Wajar

Tidak Wajar

Menerima

Menolak

Page 62: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.49 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 1-2 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan 2-3 juta per bulan

sebanyak 68 orang, terdapat 18 orang (26,5%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 50 orang (73,5%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.50 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 2-3 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan > 3 juta per bulan

sebanyak 53 orang, terdapat 5 orang (9,4%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 48 orang (90,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.51 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan > 3 juta

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang memiliki tingkat

penghasilan < 1 juta rupiah per bulan cenderung menganggap wajar politik uang

Tidak wajar72%

Tidak Wajar74%

Tidak Wajar91%

Gambar 4.49 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 1-2 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan 2-3 juta per bulan

sebanyak 68 orang, terdapat 18 orang (26,5%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 50 orang (73,5%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.50 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 2-3 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan > 3 juta per bulan

sebanyak 53 orang, terdapat 5 orang (9,4%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 48 orang (90,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.51 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan > 3 juta

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang memiliki tingkat

penghasilan < 1 juta rupiah per bulan cenderung menganggap wajar politik uang

Wajar28%

Tidak wajar72%

Wajar26%

Tidak Wajar74%

Wajar9%

Tidak Wajar91%

Gambar 4.49 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 1-2 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan 2-3 juta per bulan

sebanyak 68 orang, terdapat 18 orang (26,5%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 50 orang (73,5%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.50 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan 2-3 juta

Pada responden yang memiliki tingkat penghasilan > 3 juta per bulan

sebanyak 53 orang, terdapat 5 orang (9,4%) mengatakan politik uang itu wajar

dan ada sebanyak 48 orang (90,6%) yang mengatakan politik uang itu tidak wajar.

Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.51 Diagram Sikap Responden Berpenghasilan > 3 juta

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang memiliki tingkat

penghasilan < 1 juta rupiah per bulan cenderung menganggap wajar politik uang

Page 63: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

itu yaitu sebanyak 30,2%. Sedangkan responden yang memiliki penghasilan > juta

per bulan paling sedikit yang mengatakan politik uang itu wajar yaitu hanya 9,4%.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat penghasilan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.17 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Sikap Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 8.747a 3 .033

Likelihood Ratio 10.285 3 .016

Linear-by-Linear Association 6.365 1 .012

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,48.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan tingkat penghasilan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan tingkat penghasilan dengan sikap

pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,033.

Ternyata α = 0,05 lebih besar dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 > 0,049,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan tingkat

penghasilan dengan sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Page 64: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

12. Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Perilaku Pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden yang memiliki

penghasilan < 1 juta per bulan sebanyak 96 orang, terdapat 18 orang (18,8%)

mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah sedangkan 78 orang (81,2%)

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.52 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan < 1 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan 1-2 juta per bulan sebanyak

133 orang, terdapat 30 orang (22,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau

hadiah sedangkan 103 orang (77,4%) mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.53 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 1-2 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan 2-3 juta per bulan sebanyak 68

orang, terdapat 14 orang (20,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau

hadiah sedangkan 54 orang (79,4%) mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

12. Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Perilaku Pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden yang memiliki

penghasilan < 1 juta per bulan sebanyak 96 orang, terdapat 18 orang (18,8%)

mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah sedangkan 78 orang (81,2%)

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.52 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan < 1 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan 1-2 juta per bulan sebanyak

133 orang, terdapat 30 orang (22,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau

hadiah sedangkan 103 orang (77,4%) mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.53 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 1-2 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan 2-3 juta per bulan sebanyak 68

orang, terdapat 14 orang (20,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau

hadiah sedangkan 54 orang (79,4%) mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Menerima19%

Menolak81%

Menerima23%

Menolak77%

12. Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Perilaku Pemilih mengenai

politik uang dalam pemilu

a. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa dari responden yang memiliki

penghasilan < 1 juta per bulan sebanyak 96 orang, terdapat 18 orang (18,8%)

mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah sedangkan 78 orang (81,2%)

mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat

diagram sebagai berikut.

Gambar 4.52 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan < 1 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan 1-2 juta per bulan sebanyak

133 orang, terdapat 30 orang (22,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau

hadiah sedangkan 103 orang (77,4%) mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.53 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 1-2 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan 2-3 juta per bulan sebanyak 68

orang, terdapat 14 orang (20,6%) mengatakan menerima pemberian uang atau

hadiah sedangkan 54 orang (79,4%) mengatakan menolak pemberian uang atau

hadiah. Dari data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Page 65: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Gambar 4.54 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 2-3 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan > 3 juta per bulan sebanyak 53

orang, ternyata tidak ada yang mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah

dan seluruhnya (100%) mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari

data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.55 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan > 3 juta

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang memiliki penghasilan 1-

2 juta cenderung lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak

22,6%. Sedangkan bagi responden yang berpenghasilan > 3 juta rupiah tidak ada

yang menunjukkan menerima pemberian uang atau hadiah.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat penghasilan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Gambar 4.54 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 2-3 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan > 3 juta per bulan sebanyak 53

orang, ternyata tidak ada yang mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah

dan seluruhnya (100%) mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari

data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.55 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan > 3 juta

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang memiliki penghasilan 1-

2 juta cenderung lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak

22,6%. Sedangkan bagi responden yang berpenghasilan > 3 juta rupiah tidak ada

yang menunjukkan menerima pemberian uang atau hadiah.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat penghasilan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Menerima21%

Menolak79%

Menerima0%

Menolak100%

Gambar 4.54 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan 2-3 juta

Pada responden yang memiliki penghasilan > 3 juta per bulan sebanyak 53

orang, ternyata tidak ada yang mengatakan menerima pemberian uang atau hadiah

dan seluruhnya (100%) mengatakan menolak pemberian uang atau hadiah. Dari

data tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut.

Gambar 4.55 Diagram Perilaku Responden Berpenghasilan > 3 juta

Jika dilihat dari prosentase maka responden yang memiliki penghasilan 1-

2 juta cenderung lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak

22,6%. Sedangkan bagi responden yang berpenghasilan > 3 juta rupiah tidak ada

yang menunjukkan menerima pemberian uang atau hadiah.

b. Pengujian Hipotesis

Hasil analisis hubungan tingkat penghasilan dengan perilaku pemilih

mengenai politik uang dalam Pemilu, dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 66: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 4.18 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Penghasilan dengan Perilaku

Pemilih

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 14.005a 3 .003

Likelihood Ratio 23.112 3 .000

Linear-by-Linear Association 6.056 1 .014

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,39.

Pengujian Hipotesis:

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan tingkat penghasilan dengan perilaku

pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan tingkat penghasilan dengan perilaku

pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

Kaidah Keputusan :

Jika α = 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≤ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika α = 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig. (2-sided) atau { α =

0,05 ≥ Asymp.sig. (2-sided)}, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berdasarkan hasil analisis SPSS Asymp.sig. (2-sided) sebesar = 0,003.

Ternyata α = 0,05 lebih besar dari nilai Asymp.sig. (2-sided) atau 0,05 > 0,049,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan tingkat

penghasilan dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

13. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Pemilih dengan

Partisipasi Pemilih dalam Pemilu.

Data mengenai tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih serta data

tentang partisipasi pemilih dalam pemilu dikumpulkan dengan menggunakan

angket dengan skala likert. Daftar pertanyaan/pernyataan berupa pilihan yang

terdiri dari Sangat Setuju, Setuju, Ragu-Ragu, Tidak Setuju dan Sangat Tidak

Setuju. Untuk pernyataan positif, penskoran dilakukan dengan memberi skor 5

Page 67: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

untuk jawaban sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 3 untuk jawaban ragu-ragu,

2 untuk jawaban tidak setuju dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Untuk

pernyataan/pertanyaan negatif, penskoran dilakukan dengan kebalikan dari

pernyataan/pertanyaan positif yaitu 1 untuk jawaban sangat setuju, 2 untuk

jawaban setuju, 3 untuk jawaban ragu-ragu, 4 untuk jawaban tidak setuju dan 5

untuk jawaban sangat tidak setuju.

Data yang terkumpul dilakukan uji persyaratan analisis sebelum dilakukan

analisis regresi untuk mencari pengaruh dari tingkat pengetahuan dan pemahaman

pemilih dengan partisipasi pemilih dalam Pemilu yaitu uji normalitas, uji

linieritas, dan uji homogenitas. Hasil uji persyaratan analisis ditemukan bahwa

data tidak berdistribusi normal sehingga pada data yang terkumpul tidak

dimungkinkan dilakukan analisis regresi. Karena itu analisis dilakukan dengan

statistik nonparametrik yaitu korelasi tata jenjang disebut juga rank order

correlation atau rank difference correlation. Dengan menggunakan bantuan

Program SPSS 16.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.19 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dan PemahamanPemilih dengan Partisipasi Pemilih dalam Pemilu.

Pengetahuan Partisipasi

Spearman's rho Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .532**

Sig. (2-tailed) . .000

N 350 350

Partisipasi Correlation Coefficient .532** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 350 350

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan korelasi antara variabel tingkat pengetahuan dan

pemahaman pemilih dengan partisipasi pemilih dalam pemilu menunjukkan angka

0,532. Angka ini menunjukkan adanya korelasi yang sedang dan searah. Artinya

jika pengetahuan dan pemahaman pemilih tinggi maka partisipasi pemilih dalam

pemilu juga semakin tinggi.

Page 68: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak maka

terlebih dahulu menentukan hipotesis, sebagai berikut:

Ho : Hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih

dengan partisipasi pemilih dalam pemilu tidak signifikan

H1 : Hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih

dengan partisipasi pemilih dalam pemilu signifikan

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan

Jika probabilitas > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan

Dari hasil perhitungan angka probabilitas hubungan antara tingkat

pengetahuan dan pemahaman pemilih dengan partisipasi pemilih dalam pemilu

sebesar 0,000. Angka probabilitas 0,000 < 0,05 maka hubungan kedua variabel

tersebut adalah signifikan.

14. Hubungan Dorongan Pihak Lain/Luar dengan Partisipasi Pemilih dalam

Pemilu.

Data Dorongan Pihak Lain/Luar dengan Partisipasi Pemilih dalam Pemilu

juga diperoleh dengan menggunakan angket berbentuk skala likert. Sebelum

dianalisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis yaitu normalitas,

linieritas dan homogenitas. Dari hasil uji persyaratan analisis untuk regresi

ternyata data tidak berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan statistik non

parametrik yaitu korelasi tata jenjang disebut juga rank order correlation atau

rank difference correlation. Dengan menggunakan bantuan Program SPSS 16.0

for windows diperoleh hasil sebagai berikut

Page 69: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Tabel 4.20 Hasil Analisis Hubungan Dorongan Pihak lain/Luar dengan PartisipasiPemilih dalam Pemilu.

Motivasi Partisipasi

Spearman's rho Motivasi Correlation Coefficient 1.000 .594**

Sig. (2-tailed) . .000

N 350 350

Partisipasi Correlation Coefficient .594** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 350 350

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan korelasi antara variabel dorongan pihak lain/luar dengan

partisipasi pemilih dalam pemilu menunjukkan angka 0,594. Angka ini

menunjukkan adanya korelasi yang sedang dan searah. Artinya jika dorongan

pihak lain/luar tinggi maka partisipasi pemilih dalam pemilu juga semakin tinggi.

Untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak maka

terlebih dahulu menentukan hipotesis, sebagai berikut:

Ho : Hubungan antara variabel dorongan pihak lain/luar dengan partisipasi

pemilih dalam pemilu tidak signifikan

H1 : Hubungan antara variabel dorongan pihak lain/luar dengan partisipasi

pemilih dalam pemilu signifikan

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan

Jika probabilitas > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan

Dari hasil perhitungan angka probabilitas hubungan antara dorongan pihak

lain/luar dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,000. Angka

probabilitas 0,000 < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut adalah

signifikan.

Page 70: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

15. Hubungan Motivasi Pencapaian Tujuan dengan Partisipasi Pemilih

dalam Pemilu

Data Motivasi Pencapaian Tujuan dengan Partisipasi Pemilih dalam Pemilu

juga diperoleh dengan menggunakan angket berbentuk skala likert. Sebelum

dianalisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis yaitu normalitas,

linieritas dan homogenitas. Dari hasil uji persyaratan analisis untuk regresi

ternyata data tidak berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan statistik non

parametrik yaitu korelasi tata jenjang disebut juga rank order correlation atau

rank difference correlation. Dengan menggunakan bantuan Program SPSS 16.0

for windows diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.20 Hasil Analisis Hubungan Motivasi Pencapaian Tujuan denganPartisipasi Pemilih dalam Pemilu.

Dorongan Partisipasi

Spearman's rho Dorongan Correlation Coefficient 1.000 .617**

Sig. (2-tailed) . .000

N 350 350

Partisipasi Correlation Coefficient .617** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 350 350

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan korelasi antara variabel motivasi pencapaian tujuan

dengan partisipasi pemilih dalam pemilu menunjukkan angka 0,617. Angka ini

menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah. Artinya jika motivasi

pencapaian tujuan tinggi maka partisipasi pemilih dalam pemilu juga semakin

tinggi.

Untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak maka

terlebih dahulu menentukan hipotesis, sebagai berikut:

Ho : Hubungan antara variabel dorongan pihak lain/luar dengan partisipasi

pemilih dalam pemilu tidak signifikan

Page 71: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

H1 : Hubungan antara variabel dorongan pihak lain/luar dengan partisipasi

pemilih dalam pemilu signifikan

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas < 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan

Jika probabilitas > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan

Dari hasil perhitungan angka probabilitas hubungan antara motivasi

pencapaian tujuan dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,000. Angka

probabilitas 0,000 < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut adalah

signifikan.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

tingkat penghasilan dengan sikap pemilih mengenai politik uang. Begitu juga

dengan jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan ada hubungan yang signifikan

dengan perilaku pemilih mengenai politik uang. Dengan demikian, maka praktik

uang tentu saja akan berdampak terhadap demokrasi. Suara hari nurani seseorang

dalam bentuk aspirasi yang murni dapat dibeli demi kepentingan. Jadi

pembelokan tuntutan bagi nurani inilah yang dapat dikatakan kejahatan.

Sisi etika politik yang lainnya adalah pemberian uang kepada rakyat

dengan harapan agar terpilihnya partai politik tertentu berimbas pada pendidikan

politik, yaitu mobilisasi yang pada gilirannya menyumbat partisipasi politik.

Rakyat dalam proses seperti ini tetap menjadi objek eksploitasi politik pihak yang

memiliki kekuasaan.

Sebuah keniscayaan bahwa, politik memang membutuhkan dana. Belanja

politik direncanakan dan digunakan untuk berbagai kegiatan program kampanye.

Untuk membangun komunikasi politik dengan konstituen, serta menyerap dan

mengartikulasikan kepentingan masyarakat. Politisi dalam kompetisi untuk

meraih dukungan pemilih, tanpa dana hampir dapat dipastikan akan kalah. Tetapi

dana politik dan politik uang jelas berbeda. Letak perbedaan adalah modus dalam

penggunaan dana yang digunakan untuk menggalang dukungan pemilih. Hal

Page 72: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

tekait pula sumber pendanaannya. Realitas politik menunjukan, bahwa politisi

yang tidak punya dana; sudah hampir dapat dipastikan akan kalah dan tersingkir.

Jika politik uang terus terjadi, dapat dipastikan bahwa dunia politik akan

menjadi semakin rusak. Demokrasi prosedural hanya akan menjadi lahan bagi

kaum medioker, yaitu mereka yang tidak memiliki prestasi memadai, untuk

meraih kekuasaan. Bahkan sangat mungkin demokrasi prosedural akan

dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki hasrat tak terbendung dan kerakusan

untuk menguasai harta kekayaan negara. Karena itulah, politik uang harus

dianggap sebagai kejahatan besar dalam politik yang harus dilawan dan

dienyahkan secara bersama-sama.

Selain mengenai politik uang, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa

terdapat korelasi yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan dan

pemahaman pemilih dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,532,

terdapat korelasi yang signifikan antara variabel dorongan pihak lain/luar dengan

partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,594 serta terdapat korelasi yang

signifikan antara variabel motivasi pencapaian tujuan dengan partisipasi pemilih

dalam pemilu sebesar 0,617.

Angka ini menunjukkan adanya korelasi yang searah dan kuat bahwa jika

tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih, dorongan pihak lain/luar, dan

motivasi mencapai tujuan tinggi maka partisipasi pemilih dalam pemilu juga

semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pemilih melalui sosialisasi atau

kegiatan-kegiatan lainnya. Selain itu perlu ditumbuhkan kesadaran di kalangan

pemilih akan hak dan kewajibannya serta mengupayakan suasana yang nyaman

sebelum dan saat pelaksanaan pemilu sehingga partisipasi pemilih akan dapat

ditingkatkan.

Page 73: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Dilihat dari sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu ditemukan

bahwa responden laki-laki lebih banyak menganggap politik uang itu wajar

yaitu sebanyak 27% dibanding perempuan yang hanya 23,3%. Responden

usia 26-33 tahun paling banyak menganggap politik uang itu sesuatu yang

wajar yaitu sebesar 28,8%, sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar

yaitu usia ≥ 56 tahun yaitu sebesar 16,7%. Responden dengan tingkat

pendidikan SMP paling banyak mengatakan politik uang itu wajar yaitu

sebanyak 42,9% sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar yaitu

tingkat pendidikan sarjana sebesar 19,5%. Responden yang bekerja sebagai

buruh/tani paling banyak mengatakan politik uang itu wajar dengan

prosentase sebesar 30,6%, sedangkan yang paling sedikit mengatakan wajar

adalah PNS sebesar 17,6%. Responden yang tinggal di pedesaan lebih banyak

mengatakan wajar mengenai politik uang yaitu sebanyak 26,5% dibanding

yang tinggal di perkotaan yang hanya 18,8%. Responden yang memiliki

tingkat penghasilan < 1 juta rupiah per bulan paling banyak yang

menganggap politik uang itu wajar yaitu sebanyak 30,2%, sedangkan

responden yang memiliki penghasilan > 3 juta per bulan paling sedikit yang

mengatakan politik uang itu wajar yaitu hanya 9,4%.

2. Dilihat dari perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu ditemukan

bahwa responden laki-laki lebih banyak menerima pemberian uang atau

hadiah yaitu sebanyak 19,6% dibanding perempuan yang hanya 15,1%.

Responden usia ≤ 25 tahun cenderung lebih menerima pemberian uang atau

hadiah yaitu sebanyak 24,3%, sedangkan yang paling sedikit menerima

pemberian uang atau hadiah adalah usia ≥ 56 tahun yaitu sebesar 13,3 %.

Responden dengan tingkat pendidikan SMP dan Diploma paling banyak

menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 21,4% sedangkan yang

Page 74: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

paling sedikit adalah SD sebesar 9,1%. Responden yang bekerja sebagai

karyawan paling banyak menerima pemberian uang atau hadiah yaitu

sebanyak 24,8%, sedangkan yang paling sedikit menerima uang atau hadiah

adalah wirausahawan sebesar 11,3%. Responden yang berada di pedesaan

cenderung lebih menerima pemberian uang atau hadiah yaitu sebanyak 18,2%

dibanding responden yang tinggal di perkotaan. Responden yang memiliki

penghasilan 1-2 juta paling banyak menerima pemberian uang atau hadiah

yaitu sebanyak 22,6%, sedangkan bagi responden yang berpenghasilan > 3

juta rupiah tidak ada yang menunjukkan menerima pemberian uang atau

hadiah.

3. Ada hubungan yang signifikan tingkat penghasilan dengan sikap pemilih

mengenai politik uang. Sedangkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, tempat tinggal tidak ada hubungan yang signifikan dengan

sikap pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

4. Jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan ada hubungan yang signifikan

dengan perilaku pemilih mengenai politik uang. Sedangkan jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan dan tempat tinggal tidak ada hubungan yang

signifikan dengan perilaku pemilih mengenai politik uang dalam pemilu.

5. Terdapat korelasi yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan dan

pemahaman pemilih dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,532.

Angka ini menunjukkan adanya korelasi yang sedang dan searah. Artinya jika

pengetahuan dan pemahaman pemilih tinggi maka partisipasi pemilih dalam

pemilu juga semakin tinggi.

6. Terdapat korelasi yang signifikan antara variabel dorongan pihak lain/luar

dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,594. Angka ini

menunjukkan adanya korelasi yang sedang dan searah. Artinya jika dorongan

pihak lain/luar tinggi maka partisipasi pemilih dalam pemilu juga semakin

tinggi.

7. Terdapat korelasi yang signifikan antara variabel motivasi pencapaian tujuan

dengan partisipasi pemilih dalam pemilu sebesar 0,617. Angka ini

menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah. Artinya jika motivasi

Page 75: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

pencapaian tujuan tinggi maka partisipasi pemilih dalam pemilu juga semakin

tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dapat disarankan kepada

pihak-pihak yang terkait bahwa:

1. Untuk meminimalisir terjadinya politik uang dalam pemilu dapat dilakukan

dengan memperhatikan faktor-faktor demografi dan sosial. Walaupun faktor

demografi dan sosial merupakan kondisi “given” namun upaya-upaya untuk

meminimalisir terjadinya politik uang harus tetap dilakukan misalnya dengan

lebih mensosialisasikan Undang-Undang yang terkait dengan Pemilu

sehingga warga negara lebih menyadari akan hak dan kewajibannya serta

menyadari bahwa ada sanksi yang bisa diterima jika terbukti melakukan dan

menerima politik uang.

2. Dalam kaitannya dengan partisipasi masyarakat dalam pemilu, diperlukan

pemahaman dan pengetahuan warga negara yang cukup baik khususnya

pemilih pada pemilu serta menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat

untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu. Selain itu warga negara atau pemilih

perlu diberi motivasi untuk berpartisipasi dalam pemilu dengan berbagai cara.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan faktor-faktor lain yang

terkait dengan politik uang dalam pemilu maupun partisipasi masyarakat

dalam pemilu.

C. Rekomendasi

Dari pembahasan diatas mengenai partisipasi politik yang ada didalam

masyarakat dalam pemilu maka dapat dilihat bahwa partisipasi politik masyarakat

sangatlah penting guna keberlangsungan demokrasi di negara ini. Karenanya para

stake holders harus terus berupaya memberikan sebuah pencerahan bagi

masyarakat umum bagaimana partisipasi tersebut, sehingga tidak sampai salah

digunakan dalam pemilihan umum.

Page 76: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Dalam kaitannya dengan politik uang yang memberikan gambaran buruk

bagi demokrasi di Indonesia harus kita hindari. Jangan sampai pemilu yang

DEMOKRASI berubah menjadi “DEMOCRAZY”. Dan juga bagi masyarakat

umum sepatutnyalah untuk lebih cerdas dalam menanggapi semua iming-iming

dan janji-janji yang diberikan oleh para calon atau team suksesnya serta lebih

selektif dalam memilih apa yang sesuai dengan hati nurani.

Untuk melawan praktik uang, diperlukan para politikus sejati yang benar-

benar memahami bahwa pengertian politik adalah seni menata negara dan

tujuannya adalah menciptakan kebaikan bersama agar rakyat lebih sejahtera.

Politik memerlukan orang-orang baik, memiliki keunggulan komparatif dalam

artian memiliki kompetensi, dan sekaligus juga memiliki keunggulan kompetitif.

Sebab, kebaikan dalam politik perlu diperjuangkan sampai ia tertransformasi ke

dalam kebijakan-kebijakan politik negara.

Page 77: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

DAFTAR PUSTAKA

Etaholic.2014. Money Politic dalam Praktek Penyelenggaraan Pemilihan Umumdi Indonesia.http://opinion-publika.blogspot.com/2013/04/money-politic-dalam-praktek.html) diunduh pada hari jumat 17 Juli 2015 pukul 19.00Wita.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tabanan. Diunduh pada hari kamis, 16Juli 2015 pukul 18.00 wita

https://organikkpubali.wordpress.com/2013/11/03/kpu-bali-tetapkan-perbaikan-dpt-pemilu-tahun-2014/. Diunduh pada hari kamis, 16 Juli 2015 pukul19.00 wita

Ramlan Surbakti. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia

Samsubar Saleh. 1996. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang PemilihanUmum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Page 78: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

FREQUENCIES VARIABLES=JenisKelamin Usia Pendidikan Pekerjaan TempatTinggal Penghasilan Persepsi Tingkahlaku

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN SUM/PIECHART PERCENT

/ORDER=ANALYSIS.

FrequenciesNotes

Output Created 14-Jul-2015 09:03:26

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid

data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=JenisKelamin Usia

Pendidikan Pekerjaan TempatTinggal

Penghasilan Persepsi Tingkahlaku

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE

MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN

SUM

/PIECHART PERCENT

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:06.474

Elapsed Time 00:00:06.521

Page 79: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Statistics

Jenis

Kelamin Usia

Pendidi

Kan

Pekerja

an

Tempat

Tinggal

Pengha

silan

Perse

Psi

Tingkah

laku

N Valid 350 350 350 350 350 350 350 350

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.4171 3.1114 3.2800 2.7029 1.8629 2.2229 1.7457 1.8229

Median 1.0000 3.0000 3.0000 3.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000

Std. Deviation .49379 1.15137 1.18317 1.17165 .34449 1.01368 .43608 .38234

Variance .244 1.326 1.400 1.373 .119 1.028 .190 .146

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 2.00 5.00 5.00 4.00 2.00 4.00 2.00 2.00

Sum 496.00 1089.00 1148.00 946.00 652.00 778.00 611.00 638.00

Frequency TableJenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 204 58.3 58.3 58.3

Perempuan 146 41.7 41.7 100.0

Total 350 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <25 thn 37 10.6 10.6 10.6

26-35 thn 73 20.9 20.9 31.4

36-45 thn 84 24.0 24.0 55.4

46-55 thn 126 36.0 36.0 91.4

> 56 thn 30 8.6 8.6 100.0

Total 350 100.0 100.0

Page 80: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 33 9.4 9.4 9.4

SMP 28 8.0 8.0 17.4

SLTA 179 51.1 51.1 68.6

Diploma 28 8.0 8.0 76.6

Sarjana 82 23.4 23.4 100.0

Total 350 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PNS 74 21.1 21.1 21.1

Buruh/tani 85 24.3 24.3 45.4

Wirausahawan 62 17.7 17.7 63.1

Karyawan 129 36.9 36.9 100.0

Total 350 100.0 100.0

TempatTinggal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perkotaan 48 13.7 13.7 13.7

Pedesaan 302 86.3 86.3 100.0

Total 350 100.0 100.0

Penghasilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <1 jt 96 27.4 27.4 27.4

1-2 jt 133 38.0 38.0 65.4

2-3 jt 68 19.4 19.4 84.9

> 3 jt 53 15.1 15.1 100.0

Total 350 100.0 100.0

Page 81: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Persepsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Wajar 89 25.4 25.4 25.4

Tidak Wajar 261 74.6 74.6 100.0

Total 350 100.0 100.0

Tingkahlaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Menerima 62 17.7 17.7 17.7

Menolak 288 82.3 82.3 100.0

Total 350 100.0 100.0

Page 82: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.

GETFILE='D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.CROSSTABS/TABLES=JenisKelamin BY Persepsi/FORMAT=AVALUE TABLES/STATISTICS=CHISQ/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 13:11:39

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=JenisKelamin BY Persepsi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.125

Elapsed Time 00:00:00.078

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Page 83: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

JenisKelamin * Persepsi 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

JenisKelamin * Persepsi Crosstabulation

Persepsi

TotalWajar Tidak Wajar

JenisKelamin Laki-laki Count 55 149 204

Expected Count 51.9 152.1 204.0

% within JenisKelamin 27.0% 73.0% 100.0%

% within Persepsi 61.8% 57.1% 58.3%

% of Total 15.7% 42.6% 58.3%

Perempuan Count 34 112 146

Expected Count 37.1 108.9 146.0

% within JenisKelamin 23.3% 76.7% 100.0%

% within Persepsi 38.2% 42.9% 41.7%

% of Total 9.7% 32.0% 41.7%

Total Count 89 261 350

Expected Count 89.0 261.0 350.0

% within JenisKelamin 25.4% 74.6% 100.0%

% within Persepsi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.4% 74.6% 100.0%

Page 84: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .605a 1 .437

Continuity Correctionb .427 1 .513

Likelihood Ratio .609 1 .435

Fisher's Exact Test .458 .257

Linear-by-Linear Association .604 1 .437

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 37,13.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 85: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

CrosstabsNotes

Output Created 14-Jul-2015 13:33:46

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=JenisKelamin BY

Tingkahlaku

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.062

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

JenisKelamin * Tingkahlaku 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Page 86: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

JenisKelamin * Tingkahlaku Crosstabulation

Tingkahlaku

TotalMenerima Menolak

JenisKelamin Laki-laki Count 40 164 204

Expected Count 36.1 167.9 204.0

% within JenisKelamin 19.6% 80.4% 100.0%

% within Tingkahlaku 64.5% 56.9% 58.3%

% of Total 11.4% 46.9% 58.3%

Perempuan Count 22 124 146

Expected Count 25.9 120.1 146.0

% within JenisKelamin 15.1% 84.9% 100.0%

% within Tingkahlaku 35.5% 43.1% 41.7%

% of Total 6.3% 35.4% 41.7%

Total Count 62 288 350

Expected Count 62.0 288.0 350.0

% within JenisKelamin 17.7% 82.3% 100.0%

% within Tingkahlaku 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 17.7% 82.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.203a 1 .273

Continuity Correctionb .912 1 .340

Likelihood Ratio 1.219 1 .269

Fisher's Exact Test .321 .170

Linear-by-Linear Association 1.200 1 .273

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25,86.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 87: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 14:32:21

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Usia BY Persepsi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.063

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Page 88: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * Persepsi 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Usia * Persepsi Crosstabulation

Persepsi

TotalWajar Tidak Wajar

Usia <25 thn Count 9 28 37

Expected Count 9.4 27.6 37.0

% within Usia 24.3% 75.7% 100.0%

% within Persepsi 10.1% 10.7% 10.6%

% of Total 2.6% 8.0% 10.6%

26-35 thn Count 21 52 73

Expected Count 18.6 54.4 73.0

% within Usia 28.8% 71.2% 100.0%

% within Persepsi 23.6% 19.9% 20.9%

% of Total 6.0% 14.9% 20.9%

36-45 thn Count 24 60 84

Expected Count 21.4 62.6 84.0

% within Usia 28.6% 71.4% 100.0%

% within Persepsi 27.0% 23.0% 24.0%

% of Total 6.9% 17.1% 24.0%

46-55 thn Count 30 96 126

Expected Count 32.0 94.0 126.0

% within Usia 23.8% 76.2% 100.0%

% within Persepsi 33.7% 36.8% 36.0%

% of Total 8.6% 27.4% 36.0%

> 56 thn Count 5 25 30

Expected Count 7.6 22.4 30.0

Page 89: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

% within Usia 16.7% 83.3% 100.0%

% within Persepsi 5.6% 9.6% 8.6%

% of Total 1.4% 7.1% 8.6%

Total Count 89 261 350

Expected Count 89.0 261.0 350.0

% within Usia 25.4% 74.6% 100.0%

% within Persepsi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.4% 74.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.279a 4 .685

Likelihood Ratio 2.375 4 .667

Linear-by-Linear Association .904 1 .342

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 7,63.

Page 90: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 14:51:53

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Usia BY Tingkahlaku

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.063

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Page 91: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * Tingkahlaku 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Usia * Tingkahlaku Crosstabulation

Tingkahlaku

TotalMenerima Menolak

Usia <25 thn Count 9 28 37

Expected Count 6.6 30.4 37.0

% within Usia 24.3% 75.7% 100.0%

% within Tingkahlaku 14.5% 9.7% 10.6%

% of Total 2.6% 8.0% 10.6%

26-35 thn Count 13 60 73

Expected Count 12.9 60.1 73.0

% within Usia 17.8% 82.2% 100.0%

% within Tingkahlaku 21.0% 20.8% 20.9%

% of Total 3.7% 17.1% 20.9%

36-45 thn Count 19 65 84

Expected Count 14.9 69.1 84.0

% within Usia 22.6% 77.4% 100.0%

% within Tingkahlaku 30.6% 22.6% 24.0%

% of Total 5.4% 18.6% 24.0%

46-55 thn Count 17 109 126

Expected Count 22.3 103.7 126.0

% within Usia 13.5% 86.5% 100.0%

% within Tingkahlaku 27.4% 37.8% 36.0%

% of Total 4.9% 31.1% 36.0%

> 56 thn Count 4 26 30

Expected Count 5.3 24.7 30.0

Page 92: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

% within Usia 13.3% 86.7% 100.0%

% within Tingkahlaku 6.5% 9.0% 8.6%

% of Total 1.1% 7.4% 8.6%

Total Count 62 288 350

Expected Count 62.0 288.0 350.0

% within Usia 17.7% 82.3% 100.0%

% within Tingkahlaku 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 17.7% 82.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 4.432a 4 .351

Likelihood Ratio 4.393 4 .355

Linear-by-Linear Association 2.464 1 .116

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 5,31.

Page 93: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 15:09:07

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Pendidikan BY Persepsi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.031

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Page 94: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan * Persepsi 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Pendidikan * Persepsi Crosstabulation

Persepsi

TotalWajar Tidak Wajar

Pendidikan SD Count 10 23 33

Expected Count 8.4 24.6 33.0

% within Pendidikan 30.3% 69.7% 100.0%

% within Persepsi 11.2% 8.8% 9.4%

% of Total 2.9% 6.6% 9.4%

SMP Count 12 16 28

Expected Count 7.1 20.9 28.0

% within Pendidikan 42.9% 57.1% 100.0%

% within Persepsi 13.5% 6.1% 8.0%

% of Total 3.4% 4.6% 8.0%

SLTA Count 45 134 179

Expected Count 45.5 133.5 179.0

% within Pendidikan 25.1% 74.9% 100.0%

% within Persepsi 50.6% 51.3% 51.1%

% of Total 12.9% 38.3% 51.1%

Diploma Count 6 22 28

Expected Count 7.1 20.9 28.0

% within Pendidikan 21.4% 78.6% 100.0%

% within Persepsi 6.7% 8.4% 8.0%

% of Total 1.7% 6.3% 8.0%

Sarjana Count 16 66 82

Expected Count 20.9 61.1 82.0

Page 95: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

% within Pendidikan 19.5% 80.5% 100.0%

% within Persepsi 18.0% 25.3% 23.4%

% of Total 4.6% 18.9% 23.4%

Total Count 89 261 350

Expected Count 89.0 261.0 350.0

% within Pendidikan 25.4% 74.6% 100.0%

% within Persepsi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.4% 74.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.657a 4 .155

Likelihood Ratio 6.264 4 .180

Linear-by-Linear Association 3.853 1 .050

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 7,12.

Page 96: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 15:27:23

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Pendidikan BY Tingkahlaku

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.062

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Page 97: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan * Tingkahlaku 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Pendidikan * Tingkahlaku Crosstabulation

Tingkahlaku

TotalMenerima Menolak

Pendidikan SD Count 3 30 33

Expected Count 5.8 27.2 33.0

% within Pendidikan 9.1% 90.9% 100.0%

% within Tingkahlaku 4.8% 10.4% 9.4%

% of Total .9% 8.6% 9.4%

SMP Count 6 22 28

Expected Count 5.0 23.0 28.0

% within Pendidikan 21.4% 78.6% 100.0%

% within Tingkahlaku 9.7% 7.6% 8.0%

% of Total 1.7% 6.3% 8.0%

SLTA Count 33 146 179

Expected Count 31.7 147.3 179.0

% within Pendidikan 18.4% 81.6% 100.0%

% within Tingkahlaku 53.2% 50.7% 51.1%

% of Total 9.4% 41.7% 51.1%

Diploma Count 6 22 28

Expected Count 5.0 23.0 28.0

% within Pendidikan 21.4% 78.6% 100.0%

% within Tingkahlaku 9.7% 7.6% 8.0%

% of Total 1.7% 6.3% 8.0%

Sarjana Count 14 68 82

Expected Count 14.5 67.5 82.0

% within Pendidikan 17.1% 82.9% 100.0%

Page 98: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

% within Tingkahlaku 22.6% 23.6% 23.4%

% of Total 4.0% 19.4% 23.4%

Total Count 62 288 350

Expected Count 62.0 288.0 350.0

% within Pendidikan 17.7% 82.3% 100.0%

% within Tingkahlaku 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 17.7% 82.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.301a 4 .681

Likelihood Ratio 2.568 4 .633

Linear-by-Linear Association .301 1 .583

N of Valid Cases 350

a. 2 cells (20,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 4,96.

Page 99: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 15:55:38

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Pekerjaan BY Persepsi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.062

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Page 100: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pekerjaan * Persepsi 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Pekerjaan * Persepsi Crosstabulation

Persepsi

TotalWajar Tidak Wajar

Pekerjaan PNS Count 13 61 74

Expected Count 18.8 55.2 74.0

% within Pekerjaan 17.6% 82.4% 100.0%

% within Persepsi 14.6% 23.4% 21.1%

% of Total 3.7% 17.4% 21.1%

Buruh/tani Count 26 59 85

Expected Count 21.6 63.4 85.0

% within Pekerjaan 30.6% 69.4% 100.0%

% within Persepsi 29.2% 22.6% 24.3%

% of Total 7.4% 16.9% 24.3%

Wirausahawan Count 16 46 62

Expected Count 15.8 46.2 62.0

% within Pekerjaan 25.8% 74.2% 100.0%

% within Persepsi 18.0% 17.6% 17.7%

% of Total 4.6% 13.1% 17.7%

Karyawan Count 34 95 129

Expected Count 32.8 96.2 129.0

% within Pekerjaan 26.4% 73.6% 100.0%

% within Persepsi 38.2% 36.4% 36.9%

% of Total 9.7% 27.1% 36.9%

Total Count 89 261 350

Expected Count 89.0 261.0 350.0

Page 101: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

% within Pekerjaan 25.4% 74.6% 100.0%

% within Persepsi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.4% 74.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.668a 3 .300

Likelihood Ratio 3.820 3 .282

Linear-by-Linear Association .783 1 .376

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 15,77.

Page 102: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 16:18:36

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Pekerjaan BY Tingkahlaku

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.468

Elapsed Time 00:00:00.250

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Page 103: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pekerjaan * Tingkahlaku 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Pekerjaan * Tingkahlaku Crosstabulation

Tingkahlaku

TotalMenerima Menolak

Pekerjaan PNS Count 9 65 74

Expected Count 13.1 60.9 74.0

% within Pekerjaan 12.2% 87.8% 100.0%

% within Tingkahlaku 14.5% 22.6% 21.1%

% of Total 2.6% 18.6% 21.1%

Buruh/tani Count 14 71 85

Expected Count 15.1 69.9 85.0

% within Pekerjaan 16.5% 83.5% 100.0%

% within Tingkahlaku 22.6% 24.7% 24.3%

% of Total 4.0% 20.3% 24.3%

Wirausahawan Count 7 55 62

Expected Count 11.0 51.0 62.0

% within Pekerjaan 11.3% 88.7% 100.0%

% within Tingkahlaku 11.3% 19.1% 17.7%

% of Total 2.0% 15.7% 17.7%

Karyawan Count 32 97 129

Expected Count 22.9 106.1 129.0

% within Pekerjaan 24.8% 75.2% 100.0%

% within Tingkahlaku 51.6% 33.7% 36.9%

% of Total 9.1% 27.7% 36.9%

Total Count 62 288 350

Expected Count 62.0 288.0 350.0

Page 104: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

% within Pekerjaan 17.7% 82.3% 100.0%

% within Tingkahlaku 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 17.7% 82.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 7.862a 3 .049

Likelihood Ratio 7.840 3 .049

Linear-by-Linear Association 4.846 1 .028

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 10,98.

Page 105: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Crosstabs

Notes

Output Created 14-Jul-2015 16:35:08

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=TempatTinggal BY Persepsi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.125

Elapsed Time 00:00:00.078

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TempatTinggal * Persepsi 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Page 106: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

TempatTinggal * Persepsi Crosstabulation

Persepsi

TotalWajar Tidak Wajar

TempatTinggal Perkotaan Count 9 39 48

Expected Count 12.2 35.8 48.0

% within TempatTinggal 18.8% 81.2% 100.0%

% within Persepsi 10.1% 14.9% 13.7%

% of Total 2.6% 11.1% 13.7%

Pedesaan Count 80 222 302

Expected Count 76.8 225.2 302.0

% within TempatTinggal 26.5% 73.5% 100.0%

% within Persepsi 89.9% 85.1% 86.3%

% of Total 22.9% 63.4% 86.3%

Total Count 89 261 350

Expected Count 89.0 261.0 350.0

% within TempatTinggal 25.4% 74.6% 100.0%

% within Persepsi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.4% 74.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.309a 1 .253

Continuity Correctionb .932 1 .334

Likelihood Ratio 1.384 1 .239

Fisher's Exact Test .289 .167

Linear-by-Linear Association 1.305 1 .253

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,21.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 107: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

CrosstabsNotes

Output Created 14-Jul-2015 16:42:32

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=TempatTinggal BY

Tingkahlaku

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.062

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TempatTinggal * Tingkahlaku 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Page 108: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

TempatTinggal * Tingkahlaku Crosstabulation

Tingkahlaku

TotalMenerima Menolak

TempatTinggal Perkotaan Count 7 41 48

Expected Count 8.5 39.5 48.0

% within TempatTinggal 14.6% 85.4% 100.0%

% within Tingkahlaku 11.3% 14.2% 13.7%

% of Total 2.0% 11.7% 13.7%

Pedesaan Count 55 247 302

Expected Count 53.5 248.5 302.0

% within TempatTinggal 18.2% 81.8% 100.0%

% within Tingkahlaku 88.7% 85.8% 86.3%

% of Total 15.7% 70.6% 86.3%

Total Count 62 288 350

Expected Count 62.0 288.0 350.0

% within TempatTinggal 17.7% 82.3% 100.0%

% within Tingkahlaku 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 17.7% 82.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .374a 1 .541

Continuity Correctionb .167 1 .683

Likelihood Ratio .390 1 .532

Fisher's Exact Test .685 .352

Linear-by-Linear Association .373 1 .541

N of Valid Casesb 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,50.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 109: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

CrosstabsNotes

Output Created 14-Jul-2015 16:51:42

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Penghasilan BY Persepsi

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.062

Elapsed Time 00:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penghasilan * Persepsi 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Page 110: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Penghasilan * Persepsi Crosstabulation

Persepsi

TotalWajar Tidak Wajar

Penghasilan <1 jt Count 29 67 96

Expected Count 24.4 71.6 96.0

% within Penghasilan 30.2% 69.8% 100.0%

% within Persepsi 32.6% 25.7% 27.4%

% of Total 8.3% 19.1% 27.4%

1-2 jt Count 37 96 133

Expected Count 33.8 99.2 133.0

% within Penghasilan 27.8% 72.2% 100.0%

% within Persepsi 41.6% 36.8% 38.0%

% of Total 10.6% 27.4% 38.0%

2-3 jt Count 18 50 68

Expected Count 17.3 50.7 68.0

% within Penghasilan 26.5% 73.5% 100.0%

% within Persepsi 20.2% 19.2% 19.4%

% of Total 5.1% 14.3% 19.4%

> 3 jt Count 5 48 53

Expected Count 13.5 39.5 53.0

% within Penghasilan 9.4% 90.6% 100.0%

% within Persepsi 5.6% 18.4% 15.1%

% of Total 1.4% 13.7% 15.1%

Total Count 89 261 350

Expected Count 89.0 261.0 350.0

% within Penghasilan 25.4% 74.6% 100.0%

% within Persepsi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 25.4% 74.6% 100.0%

Page 111: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 8.747a 3 .033

Likelihood Ratio 10.285 3 .016

Linear-by-Linear Association 6.365 1 .012

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 13,48.

Page 112: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

CrosstabsNotes

Output Created 14-Jul-2015 17:03:59

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Penghasilan BY Tingkahlaku

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.062

Elapsed Time 00:00:00.032

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Crostabs.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Penghasilan * Tingkahlaku 350 100.0% 0 .0% 350 100.0%

Page 113: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Penghasilan * Tingkahlaku Crosstabulation

Tingkahlaku

TotalMenerima Menolak

Penghasilan <1 jt Count 18 78 96

Expected Count 17.0 79.0 96.0

% within Penghasilan 18.8% 81.2% 100.0%

% within Tingkahlaku 29.0% 27.1% 27.4%

% of Total 5.1% 22.3% 27.4%

1-2 jt Count 30 103 133

Expected Count 23.6 109.4 133.0

% within Penghasilan 22.6% 77.4% 100.0%

% within Tingkahlaku 48.4% 35.8% 38.0%

% of Total 8.6% 29.4% 38.0%

2-3 jt Count 14 54 68

Expected Count 12.0 56.0 68.0

% within Penghasilan 20.6% 79.4% 100.0%

% within Tingkahlaku 22.6% 18.8% 19.4%

% of Total 4.0% 15.4% 19.4%

> 3 jt Count 0 53 53

Expected Count 9.4 43.6 53.0

% within Penghasilan .0% 100.0% 100.0%

% within Tingkahlaku .0% 18.4% 15.1%

% of Total .0% 15.1% 15.1%

Total Count 62 288 350

Expected Count 62.0 288.0 350.0

% within Penghasilan 17.7% 82.3% 100.0%

% within Tingkahlaku 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 17.7% 82.3% 100.0%

Page 114: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 14.005a 3 .003

Likelihood Ratio 23.112 3 .000

Linear-by-Linear Association 6.056 1 .014

N of Valid Cases 350

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 9,39.

Page 115: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Nonparametric CorrelationsNotes

Output Created 14-Jul-2015 20:30:10

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data

Pengetahuan.sav

Active Dataset DataSet3

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are

based on all the cases with valid data for

that pair.

Syntax NONPAR CORR

/VARIABLES=Pengetahuan Partisipasi

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.016

Elapsed Time 00:00:00.015

Number of Cases Allowed 174762 casesa

a. Based on availability of workspace memory

[DataSet3] D:\PENELITIAN KPU\Data Pengetahuan.sav

Correlations

Pengetahuan Partisipasi

Spearman's rho Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .532**

Sig. (2-tailed) . .000

N 350 350

Partisipasi Correlation Coefficient .532** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 350 350

Page 116: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Correlations

Pengetahuan Partisipasi

Spearman's rho Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .532**

Sig. (2-tailed) . .000

N 350 350

Partisipasi Correlation Coefficient .532** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 350 350

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric CorrelationsNotes

Output Created 14-Jul-2015 20:27:02

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Motivasi.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are

based on all the cases with valid data for

that pair.

Syntax NONPAR CORR

/VARIABLES=Motivasi Partisipasi

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.047

Elapsed Time 00:00:00.031

Number of Cases Allowed 174762 casesa

a. Based on availability of workspace memory

Page 117: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

[DataSet2] D:\PENELITIAN KPU\Data Motivasi.sav

Correlations

Motivasi Partisipasi

Spearman's rho Motivasi Correlation Coefficient 1.000 .594**

Sig. (2-tailed) . .000

N 350 350

Partisipasi Correlation Coefficient .594** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 350 350

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nonparametric CorrelationsNotes

Output Created 14-Jul-2015 20:23:32

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Dorongan.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are

based on all the cases with valid data for

that pair.

Syntax NONPAR CORR

/VARIABLES=Dorongan Partisipasi

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.015

Elapsed Time 00:00:00.015

Number of Cases Allowed 174762 casesa

Page 118: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Notes

Output Created 14-Jul-2015 20:23:32

Comments

Input Data D:\PENELITIAN KPU\Data Dorongan.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File350

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are

based on all the cases with valid data for

that pair.

Syntax NONPAR CORR

/VARIABLES=Dorongan Partisipasi

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.015

Elapsed Time 00:00:00.015

Number of Cases Allowed 174762 casesa

a. Based on availability of workspace memory

[DataSet1] D:\PENELITIAN KPU\Data Dorongan.sav

Correlations

Dorongan Partisipasi

Spearman's rho Dorongan Correlation Coefficient 1.000 .617**

Sig. (2-tailed) . .000

N 350 350

Partisipasi Correlation Coefficient .617** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 350 350

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 119: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Responden1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5Lk PR < 25 26-35 36-45 46-55 > 56 SD SMP SLTA Diploma Sarjana

1 v v v2 v v v3 V V V4 V V V5 V V v6 V V V7 V V V8 V V v9 V V V

10 V V V11 v v v12 v v v13 v v v14 v v v15 v v v16 v v v17 v v v18 v v v19 v v v20 v v v21 v v v22 v v v23 v v v24 v v v25 v v v26 v v v27 v v v28 v v v

DATA SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH

Jenis kelamin Usia/Tahun Pendidikan

Page 120: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

29 v v v30 v v v31 v v v32 v v v33 v v v34 v v v35 v v v36 v v v37 v v v38 v v v39 v v v40 v v v41 v v v42 v v v43 v v v44 v v v45 v v v46 v v v47 v v v48 v v v49 v v v50 v v v51 v v v52 v v v53 v v v54 v v v55 v v v56 v v v57 v v v58 v v v59 v v v60 v v v61 v v v

Page 121: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

62 v v v63 v v v64 v v v65 v v v66 v v v67 v v v68 v v v69 v v v70 v v v71 v v v72 v v v73 v v v74 v v v75 v v v76 v v v77 v v v78 v v v79 v v v80 v v v81 v v v82 v v v83 v v v84 v v v85 v v v86 v v v87 v v v88 v v v89 v v v90 v v v91 v v v92 v v v93 v v v94 v v v

Page 122: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

95 v v v96 v v v97 v v v98 v v v99 v v v

100 v v v101 v v v102 v v v103 v v v104 v v v105 v v v106 v v v107 v v v108 v v v109 v v v110 v v v111 v v v112 v v v113 v v v114 v v v115 v v v116 v v v117 v v v118 v v v119 v v v120 v v v121 v v v122 v v v123 v v v124 v v v125 v v v126 v v v127 v v v

Page 123: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

128 v v v129 v v v130 v v v131 v v v132 v v v133 v v v134 v v v135 v v v136 v v v137 v v v138 v v v139 v v v140 v v v141 v v v142 v v v143 v v v144 v v v145 v v v146 v v v147 v v v148 v v v149 v v v150 v v v151 v v v152 v v v153 v v v154 v v v155 v v v156 v v v157 v v v158 v v v159 v v v160 v v v

Page 124: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

161 v v v162 v v v163 v v v164 v v v165 v v v166 v v v167 v v v168 v v v169 v v v170 v v v171 v v v172 v v v173 v v v174 v v v175 v v v176 v v v177 v v v178 v v v179 v v v180 v v v181 v v v182 v v v183 v v v184 v v v185 v v v186 v v v187 v v v188 v v v189 v v v190 v v v191 v v v192 v v v193 v v v

Page 125: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

194 v v v195 v v v196 v v v197 v v v198 v v v199 v v v200 v v v201 v v v202 v v v203 v v v204 v v v205 v v v206 v v v207 v v v208 v v v209 v v v210 v v v211 v v v212 v v v213 v v v214 v v v215 v v v216 v v v217 v v v218 v v v219 v v v220 v v v221 v v v222 v v v223 v v v224 v v v225 v v v226 v v v

Page 126: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

227 v v v228 v v v229 v v v230 v v v231 v v v232 v v v233 v v v234 v v v235 v v v236 v v v237 v v v238 v v v239 v v v240 v v v241 v v v242 v v v243 v v v244 v v v245 v v v246 v v v247 v v v248 v v v249 v v v250 v v v251 v v v252 v v v253 v v v254 v v v255 v v v256 v v v257 v v v258 v v v259 v v v

Page 127: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

260 v v v261 v v v262 v v v263 v v v264 v v v265 v v v266 v v v267 v v v268 v v v269 v v v270 v v v271 v v v272 v v v273 v v v274 v v v275 v v v276 v v v277 v v v278 v v v279 v v v280 v v v281 v v v282 v v v283 v v v284 v v v285 v v v286 v v v287 v v v288 v v v289 v v v290 v v v291 v v v292 v v v

Page 128: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

293 v v v294 v v v295 v v v296 v v v297 v v v298 v v v299 v v v300 v v v301 v v v302 v v v303 v v v304 v v v305 v v v306 v v v307 v v v308 v v v309 v v v310 v v v311 v v v312 v v v313 v v v314 v v v315 v v v316 v v v317 v v v318 v v v319 v v v320 v v v321 v v v322 v v v323 v v v324 v v v325 v v v

Page 129: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

326 v v v327 v v v328 v v v329 v v v330 v v v331 v v v332 v v v333 v v v334 v v v335 v v v336 v v v337 v v v338 v v v339 v v v340 v v v341 v v v342 v v v343 v v v344 v v v345 v v v346 v v v347 v v v348 V V V349 V V V350 V V V

Page 130: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

Res1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 1 2

PNS Buruh/Tani Wirausaha Karyawan Kota Desa < 1jt 1-2 jt 2-3 jt > 3 jt Wajar tdk wajar menerima menolak1 v V v v v2 v v v v v3 V V V V V4 V V V V V5 V V V V V6 V V V V V7 V V V V V8 V V V V V9 V V V V V

10 V V V V V11 v v v v v12 v v v v v13 v v v v v14 v v v v v15 v v v v v16 v v v v v17 v v v v v18 v v v v v19 v v v v v20 v v v v v21 v v v v v22 v v v v v23 v v v v v24 v v v v v25 v v v v v26 v v v v v27 v v v v v28 v v v v v

Penghasilan Sikap PerilakuPekerjaan Tempat Tinggal

Page 131: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

29 v v v v v30 v v v v v31 v v v v v32 v v v v v33 v v v v v34 v v v v v35 v v v v v36 v v v v v37 v v v v v38 v v v v v39 v v v v v40 v v v v v41 v v v v v42 v v v v v43 v v v v v44 v v v v v45 v v v v v46 v v v v v47 v v v v v48 v v v v v49 v v v v v50 v v v v v51 v v v v v52 v v v v v53 v v v v v54 v v v v v55 v v v v v56 v v v v v57 v v v v v58 v v v v v59 v v v v v60 v v v v v61 v v v v v

Page 132: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

62 v v v v v63 v v v v v64 v v v v v65 v v v v v66 v v v v v67 v v v v v68 v v v v v69 v v v v v70 v v v v v71 v v v v v72 v v v v v73 v v v v v74 v v v v v75 v v v v v76 v v v v v77 v v v v v78 v v v v v79 v v v v v80 v v v v v81 v v v v v82 v v v v v83 v v v v v84 v v v v v85 v v v v v86 v v v v v87 v v v v v88 v v v v v89 v v v v v90 v v v v v91 v v v v v92 v v v v v93 v v v v v94 v v v v v

Page 133: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

95 v v v v v96 v v v v v97 v v v v v98 v v v v v99 v v v v v

100 v v v v v101 v v v v v102 v v v v v103 v v v v v104 v v v v v105 v v v v v106 v v v v v107 v v v v v108 v v v v v109 v v v v v110 v v v v v111 v v v v v112 v v v v v113 v v v v v114 v v v v v115 v v v v v116 v v v v v117 v v v v v118 v v v v v119 v v v v v120 v v v v v121 v v v v v122 v v v v v123 v v v v v124 v v v v v125 v v v v v126 v v v v v127 v v v v v

Page 134: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

128 v v v v v129 v v v v v130 v v v v v131 v v v v v132 v v v v v133 v v v v v134 v v v v v135 v v v v v136 v v v v v137 v v v v v138 v v v v v139 v v v v v140 v v v v v141 v v v v v142 v v v v v143 v v v v v144 v v v v v145 v v v v v146 v v v v v147 v v v v v148 v v v v v149 v v v v v150 v v v v v151 v v v v v152 v v v v v153 v v v v v154 v v v v v155 v v v v v156 v v v v v157 v v v v v158 v v v v v159 v v v v v160 v v v v v

Page 135: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

161 v v v v v162 v v v v v163 v v v v v164 v v v v v165 v v v v v166 v v v v v167 v v v v v168 v v v v v169 v v v v v170 v v v v v171 v v v v v172 v v v v v173 v v v v v174 v v v v v175 v v v v v176 v v v v v177 v v v v v178 v v v v v179 v v v v v180 v v v v v181 v v v v v182 v v v v v183 v v v v v184 v v v v v185 v v v v v186 v v v v v187 v v v v v188 v v v v v189 v v v v v190 v v v v v191 v v v v v192 v v v v v193 v v v v v

Page 136: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

194 v v v v v195 v v v v v196 v v v v v197 v v v v v198 v v v v v199 v v v v v200 v v v v v201 v v v v v202 v v v v v203 v v v v v204 v v v v v205 v v v v v206 v v v v v207 v v v v v208 v v v v v209 v v v v v210 v v v v v211 v v v v v212 v v v v v213 v v v v v214 v v v v v215 v v v v v216 v v v v v217 v v v v v218 v v v v v219 v v v v v220 v v v v v221 v v v v v222 v v v v v223 v v v v v224 v v v v v225 v v v v v226 v v v v v

Page 137: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

227 v v v v v228 v v v v v229 v v v v v230 v v v v v231 v v v v v232 v v v v v233 v v v v v234 v v v v v235 v v v v v236 v v v v v237 v v v v v238 v v v v v239 v v v v v240 v v v v v241 v v v v v242 v v v v v243 v v v v v244 v v v v v245 v v v v v246 v v v v v247 v v v v v248 v v v v v249 v v v v v250 v v v v v251 v v v v v252 v v v v v253 v v v v v254 v v v v v255 v v v v v256 v v v v v257 v v v v v258 v v v v v259 v v v v v

Page 138: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

260 v v v v v261 v v v v v262 v v v v v263 v v v v v264 v v v v v265 v v v v v266 v v v v v267 v v v v v268 v v v v v269 v v v v v270 v v v v v271 v v v v v272 v v v v v273 v v v v v274 v v v v v275 v v v v v276 v v v v v277 v v v v v278 v v v v v279 v v v v v280 v v v v v281 v v v v v282 v v v v v283 v v v v v284 v v v v v285 v v v v v286 v v v v v287 v v v v v288 v v v v v289 v v v v v290 v v v v v291 v v v v v292 v v v v v

Page 139: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

293 v v v v v294 v v v v v295 v v v v v296 v v v v v297 v v v v v298 v v v v v299 v v v v v300 v v v v v301 v v v v v302 v v v v v303 v v v v v304 v v v v v305 v v v v v306 v v v v v307 v v v v v308 v v v v v309 v v v v v310 v v v v v311 v v v v v312 v v v v v313 v v v v v314 v v v v v315 v v v v v316 v v v v v317 v v v v v318 v v v v v319 v v v v v320 v v v v v321 v v v v v322 v v v v v323 v v v v v324 v v v v v325 v v v v v

Page 140: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

326 v v v v v327 v v v v v328 v v v v v329 v v v v v330 v v v v v331 v v v v v332 v v v v v333 v v v v v334 v v v v v335 v v v v v336 v v v v v337 v v v v v338 v v v v v339 v v v v v340 v v v v v341 v v v v v342 v v v v v343 v v v v v344 v v v v v345 v v v v v346 v v v v v347 v v v v v348 V V V V V349 V V V V V350 V V V V V

Page 141: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

1

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIANTENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU

Petunjuk Pengisian:a. Isilah identitas saudara dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara

memberi tanda √ pada kolom yang disediakan.b. Saudara dimohon menjawab dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.c. Jawaban saudara semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian dan

tidak ada kaitannya dengan masalah hukum atau politik.

1. Nama : ........................................... (bisa diisi jika berkenan)

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

3. Usia : ≤ 25 thn 26-35 36-45 46-55 56 thn ≤

4. Pendidikan : SD SMP SLTA Diploma Sarjana

5. Pekerjaan : PNS Buruh/Tani Wirausahawan Karyawan

6. Tempat tinggal : Perkotaan Pedesaan

7. Penghasilan perbulan

< 1 Jt 1 – 2 Jt 2 – 3 Jt 3 Jt <

8. Sebagai usaha untuk memenangkan pemilu, ada calon anggota DPR atau orang yangmembantunya memberikan uang atau hadiah tertentu agar memilih calon tersebut. Apakahini menurut saudara sebagai kewajaran?

Wajar Tidak Wajar

9. Sebagai usaha untuk memenangkan pemilu, ada calon anggota DPR atau orang yangmembantunya memberikan uang atau hadiah tertentu agar memilih calon tersebut. Apakahsaudara menerima atau menolak pemberian uang atau hadiah tersebut?

Menerima Menolak

Page 142: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

2

Petunjuk pengisian :Berilah tanda silang () pada kolom pilihan di sebelah kanan pertanyaan denganketentuan pilihan sebagai berikut:SS = sangat setujuS = setujuR = ragu-raguTS = tidak setujuSTS = sangat tidak setuju

A. Variabel X1: Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Pemilih

B. Variabel X2: Dorongan Pihak Lain/Luar

No Pernyataan SS S R TS STS

1. Praktek politik uang (money politic) dalam pemilumerupakan pelanggaran pidana pemilu yang dapatmencederai sistem demokrasi Indonesia.

2. Modus yang digunakan dalam praktek politik uang(money politic)adalah pemberian berupa uang, barang,jasa dan penggunaan sumber daya negara.

3. Kemungkinan paling kecil terjadinya praktek politikuang (money politic) adalah persaingan di wilayah yangsempit dengan jumlah kandidat yang banyak.

4. Aktor utama yang dominan melaksanakan praktekpolitik uang (money politic) adalah para kandidat caleg,tim sukses, dan aparat pemerintah.

5. Pasal 85ayat 1 dan pasal 301 Undang-undang Nomor 8Tahun 2012 tentang pemilu tidak membenarkan adanyapraktek politik uang (money politic) dalam pemilu.

No Pertanyaan/Pernyataan SS S R TS STS1. Lemahnya penegakan hukum terhadap perkara

pelanggaran pemilu menjadi faktor penyebab maraknyapraktek politik uang (money politic) pada pemilu.

2. Pemberian uang, barang atau janji sesuatu sebagaiiming-iming untuk menarik suara masyarakat selamakampanye merupakan hal yang wajar dan dibenarkanmenurut peraturan KPU.

3. Pembagian sembako dan pengobatan gratis kepadamasyarakat oleh pengurus partai politik dan petugaskampanye dapat mendorong masyarakat memilihkandidat yang diusung oleh partai politik bersangkutan.

4. Pemberian sumbangan dari konglomerat ataupengusaha bagi kepentingan partai politik dengankonsesi-konsesi ilegal dapat mempengaruhi masyarakatdalam menggunakan hak pilihnya.

5. Penggunaan wewenang dan fasilitas negara untukkepentingan partai politik tertentu dapat mempengaruhipartisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemilu.

Page 143: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

3

C. Variabel X3 : Motivasi Pencapaian Tujuan

D. Variabel Y: Partisipasi Pemilih dalam Pemilu

No Pertanyaan/Pernyataan SS S R TS STS1. Demi terlaksananya pemilihan yang jujur dan adil,

pemilih rela mengorbankan waktu kerjanya untukmelakukan pencoblosan pada pemilu.

2. Pemilih yang baik akan menggunakan hati nuraninyauntuk menjatuhkan pilihannya terhadap kandidattertentu yang menurutnya baik, walaupun tidak diberiimbalan uang, barang atau janji sesuatu.

3. Masyarakat pemilih umumnya menerima uangmeskipun ia tahu praktek politik uang (money politic)sebagai hal dilarang dalam pemilu.

4. Politik uang (money politik) berpengaruh signifikanterhadap perilaku pemilih dalam menentukanpilihannya.

5. Pemilih yang ada di pedesaan, dimana pendapatannyarendah dan karena ketidaktahuan berpotensi lebihrentan terhadap praktek politik uang (money politic).

No Pertanyaan/Pernyataan SS S R TS STS1. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya

berdemokrasi semakin meningkat denganditerapkannya praktek politik uang (money politic).

2. Tingkat partisipasi pemilih cenderung meningkat jikamasyarakat mengetahui adanya pemberian berupauang, barang, jasa dan penggunaan sumber dayanegara.

3. Persaingan antar pemilih dalam memberikan dukungankepada kandidat semakin ketat di wilayah yang sempitdengan jumlah kandidat yang banyak

4. Tingkat partisipasi pemilih sangat dipengaruhi olehadanya pemberian berupa uang, barang atau janjisesuatu dari para kandidat caleg, tim sukses, dan aparatpemerintah.

5. Tingkat partisipasi pemilih akan semakin menurun jikapemilih tahu pelanggaran terhadap laranganpenggunaan politik uang (money politic) dikenakanancaman pidana.

6. Lemahnya penegakan hukum terhadap perkarapelanggaran pemilu menyebabkan semakinmeningkatnya partisipasi pemilih dengan membenarkanpraktek politik uang (money politic)

7. Pemberian uang, barang atau janji sesuatu sebagaiiming-iming untuk menarik suara masyarakat selamakampanye mendorong semangat masyarakat dalamberpartisipasi pada pemilu.

8. Sekalipun pengurus partai politik dan petugaskampanye melakukan pembagian sembako danpengobatan gratis kepada masyarakat, pemilih tetapmemilih berdasarkan hati nuraninya.

Page 144: POLITIK UANG DAN PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU DI ...

4

9. Pemberian sumbangan dari konglomerat ataupengusaha bagi kepentingan partai politik dengankonsesi-konsesi ilegal dapat menyebabkan pemilihmenjatuhkan pilihannya pada kandidat yang diusungpartai bersangkutan

10. Masyarakat pemilih sangat tidak respon pemilu jikaditemukan kandidat dalam masa kampanyemenggunakan kekuasan, wewenang dan fasilitasnegara.

11. Sekalipun tenaga dan waktu dinilai sangat berharga,bagi pemilih yang taat aturan selalu hadir memberikansuarnya pada saat pencoblosan.

12. Jika tidak ada orang atau pihak tertentu yang memberiimbalan uang barang atau janji sesuatu, pemilih tidakakan menggunakan hak pilihnya pada pemilu.

13. Praktek politik uang (money politic) oleh masyarakatdianggap hal yang wajar, namun pemilih tetap menolakpemberian uang pada pemilu.

14. Politik uang (money politik) berpengaruh signifikanterhadap perilaku pemilih dalam menentukanpilihannya.

15. Pemilih di desa, yang pendapatannya rendah dan tidaktahu atuaran pemilu lebih bersemangat dalampemilihan jika ada iming-iming uang, barang atau janjisesuatu dari orang lain.