politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab...

8

Transcript of politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab...

Page 1: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga
Page 2: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga
Page 3: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga
Page 4: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga

AL-HADID DALAM AL-QUR’AN: KAJIAN SEMANTIK

Asep Supriyanto, S.Th.I, M.Ag.Dosen Politeknik Dharma Patria

E-mail: [email protected]

ABSTRACT This paper is motivated by the existence of several verses of the Qur’an that describes the problem ofiron. However, during this study the verse focuses only on Q.S al-Hadid (57): 25. The verse showsthree keywords of concern to Qur’an reviewers namely said شديد بأس للناس and أنزلنا, These three .منافع keywords have been scientifically studied and the results show that: 1) iron is a metal that is notcreated on earth but is lowered from the sky, 2) Iron includes metals that have a high elasticity so it isnot easy to break, 3) iron has benefits much for humans. Iron in the Qur’an is explained by the termal-Hadid. The term al-Hadid in the Qur’an is mentioned 6 times in different verses, namely; QS.17:50, QS. 18:96, QS. 22:21, QS. 34:10, QS. 50:22 and QS. 57:25. The purpose of this paper is toexamine holistically the content of the meaning of the verses that speak of iron. In this paper, theverses are analyzed and studied using the semantic method. Semantics is a branch of linguistics thatstudies the meaning contained in a language, code, or other type of representation. The results of thissemantic analysis show that each verse has the character of each and each of these characters turnedout to have its own specialties so that it became a reference in several studies of science, be itengineering and non-technical science.Keywords: al-Hadid, Iron, al-Qur’an, Semantics

A. PENDAHULUAN

Besi merupakan sebuah unsur/logam yang mempunyai manfaat banyak sekali. Secara kasat mata, manfaatbesi dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Peralatan rumah tangga, peralatan otomotif,mesin, elektronika dan peralatan industri merupakan contoh kecil dari manfaat besi. Secara tak kasat mata,unsur besi memegang peranan penting dalam pembentukan hemoglobin pada tubuh manusia. Kekurangan zatbesi dapat mengakibatkan penyakit anemia (Citrakesumasari, 2012: 6). Bukan hanya itu, unsur besi juga sangatpenting bagi hewan maupun tumbuhan. kekurangan Meskipun demikian Makhluk hidup yang kekuranganunsur besi dalam tubuhnya dapat mengakibatkan gangguan yang serius. Apabila hal tersebut terus berlanjutmaka akan berakibat fatal dan dapat berakibat kematian. Misalnya saja pada tumbuhan, Apabila kekurangan besidapat menyebabkan penurunan kadar klorofil pada daun dan jika terus berlanjut tumbuhan akan kesulitanmelakukan respirasi (bernafas). Namun demikian, kelebihan unsur besi di tanah dapat merusak ekstraksi nutrisioleh tanaman dan hal ini akan mengakibatkan gangguan pada sistem yang terjadi pada tubuh tumbuhan tersebut(Pendias, 2001: 310-317).

Begitu besar manfaat unsur besi bagi kelangsungan makhluk hidup maka tidak heran jika Allah menyebutkandalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga hal, yaitu; 1)besi diturunkan oleh Allah dari langit, 2) besi mempunyai kekuatan yang hebat dan 3) besi bermanfaat bagimanusia.

Ayat ini sering dikaji oleh para ilmuwan, terutama ilmuwan muslim. Mereka berpendapat bahwa ayat iniadalah mukjizat yang luar biasa dari al-Qur’an. Pertama, Surah al-Hadid (besi) adalah surah yang ke-57 dalamal-Qur’an dan secara kebetulan atau tidak, unsur besi berada dalam tabel periodik unsur-unsur dengan nomoratom 57. Kedua, al-Qur’an menjelaskan bahwa besi diturunkan dari langit, itu artinya besi tidak diciptakan olehbumi itu sendiri dan secara ilmiah hal ini telah terbukti kebenarannya (Harun Yahya, 2001: 36).

Permasalahan selanjutnya muncul pertanyaan; mengapa para ilmuwan muslim hanya terpaku untuk menelitiayat itu saja? Bagaimanakah dengan lima ayat lainnya? Apakah kelima ayat tersebut tidak menarik untukditeliti? Apakah dalam kelima ayat tersebut tidak ada informasi yang penting?

Penelitian kecil ini bertujuan untuk menelaah kata al-Hadid dalam al-Qur’an. Dalam penelitian ini akandigunakan metode semantik. Metode semantik ini bertujuan untuk mengungkap makna yang terdalam darisebuah teks.

Jurnal TEXTURA | 45

Page 5: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyadarkan para ilmuwan muslim betapa pentingnya mengkaji ayatal-Qur’an secara holistik. Pemahaman secara holistik ini sangat penting agar sebuah tema yang sedang ditelitimempunyai keakuratan nilai keilmiahan yang tinggi. Selain itu dengan adanya pemahaman secara holistik inidiharapkan seorang ilmuwan muslim akan mampu melahirkan teknologi baru yang berasal dari ayat-ayat al-Qur’an yang sedang dikajinya.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan analisis semantik untuk membedah ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan denganunsur besi. Secara bahasa, semantik berasal dari bahasa Yunani sema ‘tanda’, kemudian berubah menjadisemainein ‘bermakna’ atau ‘berarti’, Chaer (2009:2). Bentuk ini kemudian berubah lagi menjadi semantickos‘berarti atau penting’. Dari kata terakhir inilah diturunkan istilah bidang kajian baru, yaitu semantics (istilahdalam bahasa Inggris) atau semantik (Istilah dalam bahasa Indonesia). Secara historis, dari sinilah diawalinyasebuah perhatian tentang sesuatu yang memiliki ‘makna’.

Sematik juga mengandung makna to signify atau memaknai. Sebagai istilah teknis, semantik mengandungpengertian “studi tentang makna”. Menurut Tarigan (1993:7), Semantik adalah telaah makna, telaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan antar makna yang satu dengan lainya, sertapengaruhnya terhadap masyarakat.

Dalam perkembangannya, semantik kemudian semakin mapan sebagai ilmu pengetahuan yang bersifatilmiah, objektif, dan logis. Sejumlah syarat sebagai ilmu pengetahuan ilmiah dimiliki semantik, antara lain:memiliki objek, ada metode, sistem yang mantap, dan kebenaran universal. Penjelasan singkatnya adalahsebagai berikut; (1) Objek studi semantik adalah makna, arti, dan atau maksud suatu kata, kalimat, ungkapan,wacana. (2) Sistem dalam semantik berkaitan dengan sistem makna, yaitu pola-pola makna, perubahan danperkembangan makna. (3) Metode dalam semantik sama dengan metode yang digunakan dalam pendekatanbahasa, seperti metode kontekstual, metode deskripstif. (4) Sementara itu, kebenaran universal dalam kajiansemantik dapat diuji secara ilmiah oleh semua peneliti dalam penelitian kebahasaan.

Farid Awud Haidar (1999: 117) menyatakan bahawa ilmu mengenai semantik terbagi kepada dua, yaituMicro Semantic dan Macro Semantic. Semantik mikro menjelaskan tentang pembentukan sesebuah kata(tunggal), adapun semantik makro menceritakan hubungan antara perkataan. Perbedaan yang diutarakanmenjelaskan bagaimana setiap perkataan mempunyai nilai dan fungsi yang tersendiri. Kategori semantikmembawa kepada pembaca untuk membuat penilaian asas supaya medan makna asal tidak menyimpang.

Berdasarkan objek makna yang dituju oleh sebuah analisis, terdapat 2 jenis semantik, yaitu semantik leksikaldan semantik gramital. Sumber lain mengatakan semantik leksikal dan semantik gramatikal. Semantik leksikaladalah semantik yang mencoba menelusuri makna berdasarkan leksem–leksem bahasa (Pateda, 2001: 3).Semantik gramital adalah semantik yang menelusuri makna gramatikal, baik morfologi maupun sintaksisnya(Venhar, 1996:385). Adapun semantik gramatikal adalah penyelidikan makna bahasa dengan menekankanhubungan-hubungan dalam berbagai tataran gramatikal (Kridalaksana, 2008:75). Makna gramatikal seringdisebut makna kontekstual atau makna situasional. Selain itu biasa juga disebut makna struktural karenaberkenaan dengan struktur ketatabahasaan (Chaer, 2009: 62).

Semantik pada dasarnya sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhioleh konteks di luar bahasa, obyek dan peristiwa yang ada di alam semesta. Kedua, kajian makna bahasaditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaan satu bahasa. Kajian semantik terus mengalamiperkembangan dan melahirkan istilah-istilah baru, seperti: vektor semantik. Vektor semantik adalah metodeyang digunakan untuk menghitung sebuah kata dari distribusi kata-kata di sekitarnya (Baroni, 2014: 238).

C. HASIL PENELITIAN

Kajian semantik dalam penelitian ini menekankan pada tiga makna, yaitu; makna leksikal, maknagramatikal, dan makna inspirasional. Analisis semantik terhadap teks/ayat al-Qur’an tersebut melahirkan

Jurnal TEXTURA | 46

Page 6: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga

beberapa hasil temuan. Sebelum menganalisis ayat yang di dalamnya terdapat kata al-Hadid, Penelitimengelompokan Ayat-ayat tersebut berdasarkan urutan turunnya surah dalam al-Qur’an. Hal ini penting agarpemaknaan terhadap al-Qur’an dapat sesuai dengan konteks yang terjadi pada saat itu sekaligus mengetahuinilai-nilai yang terkandung di dalam ayat tersebut.

Nomorturunnya surah

Nomor surahdalam al-Qur’an

Nama surah Tempat turun

34 50 Qaf Mekah

50 17 Al-Isra Mekah

58 34 Saba’ Mekah

69 18 Al-Kahfi Mekah

94 57 Al-Hadid Madinah

103 22 Al-Hajj Madinah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ayat yang didalamnya terdapat kata al-Hadid, empat surahdiantaranya diturunkan di mekah dan hanya dua surah yang diturunkan di madinah (Alifuddin, 2009: 84-87).

Berdasarkan tabel urutan surah tersebut, Ayat yang pertama diturunkan adalah QS. Qaf: 22, kata yangdigunakan dalam ayat ini adalah Hadidun. Secara leksikal kata Hadidun mempunyai arti sangat tajam, besi, danberdampingan/berbatasan (Ahmad Warson Munawwir, 1997:243-244). Makna leksikal ini berlaku untuk semuaayat yang di dalamnya terdapat kata al-Hadid, sehingga dalam pembahasan selanjutnya makna leksikal ini tidakdibahas lagi.

Secara gramatikal kata Hadidun dalam ayat ini bukanlah diartikan besi, sebagaimana kata Hadidun di ayatyang lain. Hal ini dikarenakan kata Hadidun berada dalam ayat ححدديدد ووحم اولحي حك حصرر yang حفحب artinya “Makapenglihatanmu dihari itu amat tajam” dan bukan diartikan “Maka penglihatanmu di hari itu besi”. Ayat iniberada dalam konteks kalimat yang menceritakan bahwa manusia sebenarnya mengetahui kata hatinya, namunmereka seringkali ingkar. Mereka sebenarnya juga mengetahui bahwa ada dua malaikat yang berada disebelahkanan dan kirinya yang selalu menulis apa yang dikatakan dan dikerjakan oleh manusia. Ketika manusiameninggal kedua malaikat itu menyerahkan buku catatan amalnya dan mereka melihatnya dengan melototdikarenakan banyak sekali catatan buruknya sehingga dikatakan penglihatan mereka pada hari itu amat tajam(Q.S Qaf:16-22).

Ayat ini menginspirasi manusia akan salah satu sifat besi, yakni amat tajam. Sehingga oleh manusia, besibanyak digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari peralatan dapur, seperti; pisau hingga peralatanpertanian, seperti; cangkul, dan sabit.

Ayat yang selanjutnya adalah Q.S. Al-Isro: 50. Kata yang digunakan dalam ayat ini adalah Hadidan. Secaragramatikal, kata tersebut berada dalam ayat ححدديددا وو حأ حردة حجا دح ركورنوا ول yang artinya “Katakanlah: Jadilah kalian batu رقatau besi”. Kata Hadidan dalam ayat ini menggunakan bentuk nakirah (makna umum), sehingga dapat diambilkesimpulan bahwa kata ini merujuk pada semua bentuk besi. Ayat ini terlihat biasa saja/kurang menarik jikatidak dipahami dengan melihat ayat sebelum dan sesudahnya. Ayat ini berada dalam konteks kalimat yangmenceritakan bahwa orang-orang banyak yang mengingkari bahwa mereka kelak akan dibangkitkan kembalidengan wujud yang baru. Sehingga Allah memerintahkan kepada nabi untuk mengatakan kepada mereka“jadilah kalian batu atau besi atau benda yang menurut kalian tidak mungkin akan dibangkitkan/dibentukmenjadi benda yang baru lagi” (QS. Al-Isro: 49-51).

Jurnal TEXTURA | 47

Page 7: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga

Bentuk nakirah (kata umum) pada kata batu dan besi ini menginspirasi manusia bahwa pada dasarnya semuabentuk batu dan besi ketika keduanya telah hancur dapat dibuat lagi menjadi bentuk yang baru. Hal ini telahbanyak dilakukan oleh para ahli bangunan dan para ahli logam.

Ayat selanjutnya adalah QS. Saba: 10. Kata yang digunakan dalam ayat ini adalah al-Hadida. Secaragramatikal, kata tersebut berada dalam ayat ححدديحد اول ره حل yang artinya “dan melunakkan besi”. Kata al-Hadida حوحأحلنناdalam ayat ini diiringi oleh kata wa alanna lahu yang menggunakan bentuk penekanan pada kata alanna.Bentuk penekanan ini menunjukan bahwa Allah benar-benar/ sungguh telah melunakkan besi untuk nabiDaud. Ayat ini berada dalam konteks kalimat yang menceritakan bahwa Allah telah memberi beberapakeutamaan kepada nabi Daud. Diantaranya yaitu gunung-gunung dan burung-burung bertasbih bersama nabiDaud, dan Allah benar-benar telah melunakkan besi untuk nabi Daud. Dalam ayat selanjutnya nabi Daud dapatmembuat baju besi dengan cara menganyam besi tersebut dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan (QS.Saba’: 10-11).

Penekanan pada kata alanna di atas menginspirasi manusia bahwa sesungguhnya Allah benar-benar telahmelunakkan besi untuk manusia. Hal ini terbukti dengan adanya peralatan pengolahan besi yang semakincanggih sehingga memudahkan manusia dalam mengolah besi.

Ayat yang selanjutnya adalah Q.S. Al-Kahfi: 96. Kata yang digunakan dalam ayat ini adalah al-Hadidi.Secara gramatikal, kata tersebut berada dalam ayat ححدديدد اول حر رزحب yang artinya “Berilah aku potongan-potongan حآرتودنيbesi”. Kata al-Hadidi dalam ayat ini menggunakan bentuk ma’rifat (makna khusus), sehingga dapat diambilkesimpulan bahwa kata ini merujuk pada besi tertentu. Ayat ini berada dalam konteks kalimat yangmenceritakan bahwa ketika Dzulkarnain menempuh perjalanan dan dia sampai di antara dua buah gunung, diamendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan (Ya’juj dan Ma’juj).Kemudian orang-orang di daerah itu meminta pertolongan kepada Dzulkarnain agar membuat dindingpenghalang antara orang-orang di daerah itu dengan Ya’juj dan Ma’juj. Dzulkarnain pun akhirnya dapatmembuat dinding yang terbuat dari besi dan tembaga dengan bantuan orang-orang di daerah itu. Dinding itutidak dapat dilobangi dan tidak dapat didaki, kecuali atas izin-Nya (QS. Al-Kahfi: 93-98).

Bentuk ma’rifat (kata khusus) pada kata al-Hadidi menginspirasi manusia bahwa besi yang digunakan untukmembuat dinding/bangunan yang kokoh adalah besi tertentu dan dilapisi dengan tembaga. Hal ini telah terbuktidan telah banyak dilakukan oleh para ahli bangunan ataupun para ahli logam dalam melakukanpelapisan/pencampuran besi dengan logam lainnya. Secara ilmiah, besi akan banyak manfaatnya dan lebih kuatjika bercampur dengan logam lainnya. Penggunaan bentuk ma’rifat pada kata al-Hadidi dalam ayat ini sangattepat. Hal ini dikarenakan banyak sekali bentuk/wujud besi, seperti; besi baja, besi cor, besi kristal dan lainsebagainya. Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa hanya besi tertentu dan dengan campuran logam tertentuyang dapat digunakan untuk membuat bangunan yang kokoh dan tahan korosi.

Selain itu, ayat ini juga menginspirasi manusia akan adanya ilmu metalurgi. Metalurgi adalah ilmu, seni, danteknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam (Seetharaman, 2005: xiii).

Ayat yang akan dibahas selanjutnya adalah kategori ayat madaniyah yaitu QS. Al-Hadid: 25. Kata yangdigunakan dalam ayat ini adalah al-Hadida. Secara gramatikal, kata tersebut berada dalam ayat دفيده ححدديحد اول حزولحنا حوحأون

دس دللننا رع حمحنادف حو حشدديدد دس yang artinya “Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan حبوأberbagai manfaat bagi manusia”. Ayat ini berada dalam konteks kalimat yang menceritakan bahwa Allah telahmengutus rasul dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Allah juga menurunkan kitab dan neraca supayamanusia berbuat Adil. Selain itu, Allah juga menurunkan besi yang di dalamnya terdapat kekuatan yang hebatdan bermanfaat bagi manusia (QS. Al-Hadid: 25).

Kata حزولحنا dalam Ayat حأون ini menginspirasi manusia bahwa besi tidaklah diciptakan oleh bumi, melainkanditurunkan dari langit melalui benda-benda langit (meteor) yang jatuh ke bumi. Tiga suku kata yang berhuruftebal tampaknya telah dibahas di depan dan di berbagai penelitian yang dilakukan oleh para peneliti muslimlainnya. Sehingga dalam penelitian ini hal itu tidak akan dibahas terlalu mendalam.

Jurnal TEXTURA | 48

Page 8: politeknik-kebumen.ac.idpoliteknik-kebumen.ac.id/asset/file/download/Paper_Asep...dalam kitab sucinya, yakni Q.S. al-Hadid (57):25. Di dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai tiga

Ayat yang terakhir yaitu QS. Al-Hajj: 21. Kata yang digunakan dalam ayat ini adalah Hadidin. Secaragramatikal, kata tersebut berada dalam ayat ححدديدد ون دم رع دم حمحقا رهوم حوحل yang artinya “Dan baginya cambuk dari besi”. Ayatini berada dalam konteks kalimat yang menceritakan bahwa kelak di akhirat umat muslim dan kafir salingbertengkar tentang tuhan mereka. Bagi orang yang kafir disediakan pakaian-pakaian dari api dan kepalanyadisiram dengan air yang mendidih serta dicambuk dengan cambuk dari besi (QS. Al-Hajj: 19-21).

Ayat ini menginspirasi manusia bahwa besi dapat dibuat menjadi cambuk. Secara tidak langsung Allah jugamemberitahukan kepada manusia bahwa besi dapat dibuat menjadi bentuk yang tipis dan memanjang (sepertibentuk cambuk). Secara ilmiah juga terbukti bahwa besi memiliki tingkat elastisitas yang sangat tinggi sehinggatidak mudah putus apabila ditarik.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kata al-Hadid apabila dilihat dari urutan turunnya surah dalam al-Qur’an dan dianalisis denganmenggunakan metode semantik didapatkan hasil yang begitu menarik. Pertama, meskipun ayat-ayat tersebutberada dalam konteks dan susunan ayat yang berbeda bahkan seolah-olah tersebar tidak merata dalam al-Qur’an namun ayat-ayat tersebut saling terkait dan saling melengkapi satu sama lain. Kedua, kata al-Hadid didalam al-Qur’an disebutkan dalam lima bentuk yang berbeda, yakni; Hadidun, Hadidan, Hadidin, al-Hadidadan al-Hadidi. Ketiga, perubahan bentuk dari kata al-Hadid tersebut memiliki makna yang berbeda antara yangsatu dengan yang lainnya. Keempat, kata al-Hadid ketika ditempatkan dalam ayat yang berbeda mempunyaipemaknaan yang berbeda. Kelima, dibalik kata al-Hadid yang berbeda bentuk dan ditempatkan di ayat berbedadidalamnya terkandung makna tersembunyi yang hendak disampaikan oleh al-Qur’an.

2. Saran

Dari penelitian kecil ini diharapkan para peneliti, khususnya para ilmuwan muslim lebih dalam lagi dalammemahami setiap kata (lafaz) yang terdapat di dalam al-Qur’an. Selain itu, mengkaji ayat al-Qur’an secaramenyeluruh (holistic) adalah jalan baik yang seharusnya dilalui oleh para peneliti. Hal ini dikarenakan terdapatbanyak kode dari Allah yang tersimpan dalam susunan kalimat (ayat) yang dapat menjadi inspirasi untuk dapatmengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, Muhammad. 2009. Sejarah dan Pengantar ‘Ulum Al-Qur’an. Kendari: Yayasan SipakarannuNusantara.

Baroni, G. Kruszewski M. 2014. Dont Count, Predict! A Systematic Comparison of Context-Counting vsContext-Predicting Semantic Vectors. ACL.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahannya. Yogyakarta: Kalika.Farid Awud Haidar. (1999). 'Ilmu Al-Dilālah: Dirasāh Nazariah wa Tatbiqiah. Jāmi'ah al-Qāhirah: Maktabah

Na'sah al-Masriah.Harimurti Kridalaksana. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: pustaka umum.Henry Guntur Tarigan. 1993. Pengantar Semantik. Bandung: Angkasa. J.W.M. Venhar. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum I. Yogyakarta: UGM.Kabata-Pendias A., Pendias H. 2001. Trace Elements in Soil and Plants. Boca Raton: CRC Press.Mansoer Pateda. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia terlengkap. Surabaya: Pustaka

Progressif.Seetharaman, Seshadri. 2005. Fundamentals of Metallurgy. Boca Raton: Woodhead Publishing and Maney

Publishing.Yahya, Harun. 2001. Miracles of the Qur'an. Toronto-Canada: Al-Attique Publishers Inc

Jurnal TEXTURA | 49