Police governance index KEMITRAAN

48
www.kemitraan.or.id KEMITRAAN Partnership for Governance Reform Dr. M. Gaussyah Jakarta, 12 Februari 2014 Police Police Governance Index Governance Index 201 201 4 4

Transcript of Police governance index KEMITRAAN

Page 1: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

KEMITRAANPartnership for Governance Reform

Dr. M. Gaussyah

Jakarta, 12 Februari 2014

PolicePolice Governance Governance IndexIndex20120144

Page 2: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Latar Belakang

• Dampak program kawalan Presiden SBY• Menjawab kerisauan Presiden Kapolri-

jend.Sutarman• Tata-kelola perpolisian tidak hanya menjadi

tanggung jawab polisi dan pemerintah saja; • Kualitas tata-kelola perpolisian ditentukan oleh

4 arena: pemerintah, birokrasi, masyarakat ekonomi dan masyarakat sipil;

Page 3: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Arti Tata-kelola Pemerintahan “Sebagai suatu proses pembuatan serta pelaksanaan kebijakan, regulasi dan prioritas pembangunan melalui interaksi antar eksekutif, legislatif dan birokrasi dengan

masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi/bisnis”

Page 4: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Apa itu PGI? inisiatif Kemitraan-Polri

alat untuk mengukur kinerja tata kelola perpolisian

terdiri dari actionable indicators dan menyediakan alternatif kebijakan

Snapshot praktik tata kelola perpolisian di level Polda

Sketsa setiap arena dalam praktik tata kelola perpolisian di level Polda

Bukan Studi Etnografi

Bukan Sekedar Survey

Bukan Polling

Page 5: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

METODOLOGI

Page 6: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Definisi Arena

A. Pemerintah adalah arena pembuat kebijakan yang eksistensinya lahir dari pilihan rakyat.

B. Birokrasi adalah pelaksana kebijakan yang memiliki peran melayani maupun sebagai jembatan antara pemerintah dengan masyarakat

C. Masyarakat Sipil terdiri dari organisasi, asosiasi, yayasan, forum (formal dan informal), serikat buruh, asosiasi profesional dan lembaga pendidikan maupun riset yang bersifat non-pemerintah dan non-profit.

D. Masyarakat Ekonomi mencakup entitas bisnis dan asosiasi yang bertujuan mencari keuntungan (profit).

Page 7: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Arena, Fungsi dan PrinsipARENA & FUNGSI PRINSIP

Partisipasi

Keadilan

Akuntabilitas

Transparansi

Efisiensi

Efektifitas

PEMERINTAH•Kerangka Kebijakan•Penganggaran•Koordinasi Pembangunan•Pengawasan pembangunan

BIROKRASI•Pengumpul pendapatan daerah•Pelayanan publik•Pengatur kegiatan ekonomi

MASYARAKAT SIPIL•Advokasi•Pemberdayaan

MASYARAKAT EKONOMI•Upaya perlindungan kepentingan bisnis•Mendorong pertumbuhan ekonomi dan iklim usaha

Page 8: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Dari PRINSIP di masing FUNGSI ARENA diturunkan menjadi 89 INDIKATOR PENGUKURAN

Dibutuhkan sejumlah data untuk menjawab/mengukur indikator-indikator

Page 9: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Indikator IGINot everything that counts can be counted, and not everything that can be counted counts." (Sign hanging in Einstein's office at Princeton) - Albert Einstein !

Pemilihan indikator dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1.Indikator yang dapat mengukur kewenangan Polda2.Signifikansi3.Ketersediaan data, 4.Kekuatan pembeda 5.Dapat ditemukan di seluruh Polda

Page 10: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Pembobotan• Setiap Arena, prinsip dan indikator memiliki bobot

yang ditentukan melalui survei terpisah dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Procedure).

• Survei AHP dilakukan dengan mewawancarai 30 narasumber ahli dari 4 Arena agar membanding antar arena, prinsip dan indikator PGI (pair ways comparison)

Page 11: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

CONTOH Hasil Pembobotan Arena utk IGI yang dapat direplikasi untuk PGI

Page 12: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Hasil Pembobotan Prinsip (1)

Page 13: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Hasil Pembobotan Prinsip (2)

Page 14: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Sumber Data & Pengolahan• SEKUNDER

– Dokumen Resmi/Objektif (APBD, Statistik, Perda/Qanun, laporan-laporan, dsb)

• PRIMER– Kuisioner/Persepsi (well informed person)– Diskusi grup (well informed person)– Penilaian peneliti/Persepsi (uji akses, dll)

50% indikator objektif : 50% indikator persepsi WIP.

Page 15: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Responden IGIResponden Kriteria Responden

Birokrat 1.       Sekretaris Daerah(11 orang) 2.       Kepala Bappeda

3.       Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan4.       Kadis Kesehatan5.       Kadis PU6.       Kadis Sosial7.       Kesbanglinmas8.       BKPMD9.       Dispenda10.   Kantor Pajak

11.   DisnakerDPRD 1.       Komisi A (Bidang Pemerintahan)

(5 orang) 2.       Komisi B (Bidang ekonomi dan keuangan)3.       Komisi C (Pembangunan)4.       Komisi D (Kesejahteraan Rakyat)5.       Sekretariat DPRD

6.       Khusus untuk Majelis Rakyat Papua dan Papua Barat

Page 16: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Responden IGIResponden Kriteria Responden

Aktivis LSM 1. Terlibat dalam advokasi dan/atau pemberdayaan masyarakat

(5 orang) 2. Pengambil keputusan dalam CSO (direktur/manajer program)

3. Lembaga aktif di atas 3 tahun (diutamakan memiliki laporan tahunan)

4. Berbasis dan bekerja di tingkat provinsi bersangkutan

Masyarakat Ekonomi

1. KADINDA Prov. (Pengurus Inti: Ketua, Sekretaris, Kepala Bidang)

(4 orang) 2. Gapensi Prov. (Pengurus Inti: Ketua, Sekretaris, Kepala Bidang)

3. HIPMI Prov. (Pengurus Inti: Ketua, Sekretaris, Kepala Bidang)

4. Asosiasi Bisnis Lain-lain setempat (Pengurus Inti: Ketua, Sekretaris, Kepala Bidang)

Akademisi 1. Berasal dari universitas ternama di provinsi bersangkutan, atau bila tidak ada di provinsi terdekat.

(5 orang) 2. Pengajar Senior di bidang yang terkait dengan governance (misal: Ilmu Hukum, Politik dan Sosial, Ekonomi, Studi Pembangunan)

Page 17: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Konstruksi IGIINDONESIA

GOVERNANCE INDEX

Government Sub-Index

Bureaucracy Sub-Index

Civil Society Sub-Index

Economic Society

Sub-Index

Participation

Fairness

Accountability

Transparency

Efficiency

Effectiveness

Participation

Fairness

Accountability

Transparency

Efficiency

Effectiveness

Participation

Fairness

Accountability

Transparency

Efficiency

Effectiveness

Participation

Fairness

Accountability

Transparency

Efficiency

Effectiveness

Indikator Indikator Indikator Indikator

Page 18: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

TREN NASIONAL KINERJA TATA KELOLA PROVINSI

Page 19: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Rata-rata KinerjaTata Kelola Provinsi

5,67Sangat Buruk Buruk Cenderung Buruk Cukup

Cenderung baik Baik Sangat Baik

1 2.29 3.57 4.86 6.14 7.43 8.71 10

Page 20: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Peta Kinerja Tata Kelola Pemerintahan

Page 21: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Indeks Arena IGI

Page 22: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Profil Rata-rata Kinerja Provinsi 

Partisi-pasi

Keadilan Akunta-bilitas

Trans-paransi

Efisiensi Efektivitas

Pemerintah 5,87 3,78 5,43 4,59 6,01 5,37

Birokrasi 3,96 5,91 6,17 5,50 6,98 5,38

Masy Sipil 6,53 6,28 6,17 6,28 6,22 6,48

Masy Ekonomi

6,16 5,83 6,18 5,80 5,54 4,74

Page 23: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

IGI dan HDI

23

r = 0,610**

Page 24: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

% PENDUDUK MISKIN VS IGI

24

r = - 0,547**

Page 25: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

PENDAPATAN PER KAPITA VS IGI

25

Page 26: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI NTT

Page 27: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Temuan di Provinsi NTT• Profil Kinerja Tata Kelola Provinsi NTT:

– Kinerja Keseluruhan vs. Nasional– Kinerja Semua Arena vs. Nasional– Kinerja Prinsip-Prinsip antar Arena– Kinerja Prinsip-Prinsip masing Arena

• Analisa Indikator Tata Kelola Provinsi NTT• Kesimpulan dan Rekomendasi

Page 28: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Profil Kinerja Tata Kelola Provinsi NTT : Perbandingan Nasional

Page 29: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Profil Kinerja Tata Kelola Provinsi NTT : Semua Arena vs. Nasional

Page 30: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Governance MASYARAKAT SIPIL NTT:Peringkat 14

Indeks Tata Kelola Masyarakat Sipil“NTT Peringkat 14”

Page 31: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Governance BIROKRAT NTT:Peringkat 29

Indeks Tata Kelola Birokrat“NTT Peringkat 29”

Page 32: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Governance PEMERINTAH NTT:Peringkat 31

Indeks Tata Kelola Pemerintah“NTT Peringkat 31”

Page 33: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Governance MASYARAKAT EKONOMI NTT:Peringkat 26

Indeks Tata Kelola Masyarakat Ekonomi“NTT Peringkat 26”

Page 34: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Profil Kinerja Tata Kelola Provinsi NTT: Prinsip-Prinsip antar Arena

Page 35: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Pemerintah NTT :“Partisipatif, tetapi belum cukup Adil dan Transparan”

Page 36: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Birokrasi NTT :“Efektif, tetapi belum cukup Partisipatif dan Transparan”

Page 37: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Masyarakat Ekonomi NTT :“Transparan, tetapi Belum Efisien dan Belum Efektif”

Page 38: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Masyarakat Sipil NTT :“Belum cukup efektif dan partisipatif”

Page 39: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Simpulan…..• Arena Masyarakat Sipil (6,40) masuk dalam kategori Cenderung Baik,

Arena Masyarakat Ekonomi (5,43) di kategori Sedang, sementara Arena Birokrasi (4,29) dan Pemerintah (3,97) termasuk dalam kategori Cenderung Buruk.

• Kendati secara berturut-turut, Prinsip Efektivitas (6,81) di Arena Birokrasi, Transparansi (6,40) di Arena Masyarakat Ekonomi dan ke enam Prinsip (6,40) yang ada di Arena Masyarakat Sipil termasuk dalam kategori Cenderung Baik, namun belum mampu meningkatkan posisi NTT diantara Provinsi lain.

• Faktor penyebabnya adalah adanya nilai-nilai yang secara signifikan menarik turun peringkat NTT, diantaranya adalah Prinsip Keadilan (1,81) di Arena Pemerintah, Prinsip Partisipasi (1,89) dan Keadilan (2,01) di Arena Birokrasi, yang kesemuanya masuk kategori Sangat Buruk.

Page 40: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Indikator yang Berkinerja “Sangat dan Baik”

NO INDIKATOR Arena Prinsip INDEKS Nilai

1Rasio Belanja Hibah/Subsidi dan Bantuan Sosial terhadap Belanja Barang/Jasa dan Modal Pemerintah Akuntabilitas 9.08

Sangat Baik

2Kualitas Air dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2010 dan 2011

Birokrasi Efektivitas

10.0

3Kualitas Udara dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2010 dan 2011

Birokrasi Efektivitas Sangat Baik

4 Kualitas Tutupan Hutan 2010 dan 2011 Birokrasi Efektivitas

5 Jumlah Proyek Investasi Birokrasi Efektivitas 8.94 Sangat Baik

6Persentase anggaran tahunan DPKD Provinsi terhadap realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) Birokrasi Efektivitas 7.69 Baik

Page 41: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Indikator yang Berkinerja “Buruk”NO INDIKATOR

Arena PrinsipINDEKS Nilai

1

Rasio APBD Perubahan terhadap APBD Penetapan Tanpa Adanya Perubahan Asumsi Dasar

Pemerintah Akuntabilitas 3.07

Buruk

2Kemudahan akses terhadap dokumen PERDA dan Peraturan Gubernur Non-APBD

Pemerintah Transparansi 3.25

Buruk

3

Persentase kelahiran yang dibantu medis (dokter dan bidan) terhadap total angka kelahiran

Birokrasi Keadilan 2.83 Buruk4 Skor Human Development Index Birokrasi Efektivitas 2.71 Buruk

5Kualitas Kelompok Kerja Pengarusutama-an Gender di Provinsi

Birokrasi Keadilan 3.25 Buruk

Page 42: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Indikator yang Berkinerja “Sangat Buruk”

NO INDIKATOR Arena Prinsip INDEKS Nilai

1Anggaran APBD untuk kesehatan (non belanja pegawai) perkapita (disesuaikan dengan Indeks Kemahalan Konstruksi). Pemerintah Keadilan 1.53

Sangat buruk

2Anggaran APBD untuk penanganan kemiskinan perkapita (disesuaikan dengan indeks kemahalan konstruksi) Pemerintah Keadilan 1.00

Sangat buruk

3Anggaran APBD bidang pendidikan dibagi jumlah siswa sampai jenjang pendidikan 9 tahun (disesuaikan dengan indeks kemahalan konstruksi) Pemerintah Keadilan 1.20

Sangat buruk

4 Rasio Realisasi pengesahan perda dibandingkan dengan jumlah rencana legislasi daerah (dalam %) Pemerintah Akuntabilitas 1.00 Sangat buruk

5 Kemudahan Akses Pertanggungjawaban APBD provinsi Pemerintah Transparansi 1.00 Sangat buruk

6 Kemudahan Akses Penggunaan Dana Aspirasi Anggota DPRD Provinsi Pemerintah Transparansi 1.00 Sangat buruk

7Kemudahan akses kegiatan pengawasan DPRD Laporan Singkat, Risalah Rapat,Kunjungan Kerja Pembangunan Anggota DPRD Pemerintah Transparansi 1.00

Sangat buruk

8 Rasio Anggaran Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap Total APBD Pemerintah Efisiensi 2.11 Sangat buruk

Page 43: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Indikator yang Berkinerja “Sangat Buruk”

9 Jumlah Perda Inisiatif Pemerintah Efektivitas 1.00 Sangat buruk

10 Prosentase perempuan di parlemen Pemerintah Efektivitas 1.70 Sangat buruk

11Unit Pelayanan Pengaduan Masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan.

Birokrasi Partisipasi 1.00 Sangat buruk

12Keberadaan dewan kesehatan, dewan pendidikan, dan dewan pengentasan kemiskinan.

Birokrasi Partisipasi 1.00 Sangat buruk

13

Ada tidaknya forum reguler antara pemerintah provinsi dan masyarakat untuk memperkuat iklim investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan ekonomi rakyat

Birokrasi Partisipasi 1.00 Sangat buruk14 Prosentase pejabat perempuan di eselon 2 Birokrasi Keadilan 1.00 Sangat buruk

15Kemudahan akses terhadap regulasi tentang investasi di provinsi

Birokrasi Transparansi 1.00 Sangat buruk16 Pelayanan Untuk Pengurusan Investasi Birokrasi Efisiensi 1.00 Sangat buruk17 Pertumbuhan investasi (investment growth) Birokrasi Efektivitas 2.00 Sangat buruk

Page 44: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

Kesimpulan dan RekomendasiPEMERINTAH. Transparansi, efektifitas, keadilan dan efisiensi adalah yang harus

segera diperbaiki oleh pemerintah (Gubernur dan Legislatif).• Transparansi berupa kemudahan publik mengakses penggunaan dana aspirasi,

akses informasi terhadap dokumen kelengkapan APBD dan pertanggungjawabannya, terhadap dokumen-dokumen hukum, risalah rapat/kunjungan/kegiatan DPRD harus dibenahi secara online dan ter-update. Semua ini penting dilakukan untuk meningkatkan kontrol dan kepercayaan publik terhadap Gubernur dan DPRD.

• Efektifitas berupa peningkatan produktifitas jumlah PERDA yang harus dihasilkan untuk mengatur jalannya pembangunan, termasuk membuat berbagai regulasi lingkungan hidup, serta meningkatkan prosentase perempuan di parlemen.

• Keadilan, perlu peningkatan alokasi APBD untuk kesehatan, Penanganan kemiskinan dan pendidikan.

• Efisiensi, perlu peningkatan Rasio Anggaran Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap Total APBD

Page 45: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

BIROKRASI. Pada arena ini hal yang paling perlu diperbaiki oleh Birokrasi NTT. • Partisipasi berupa perubahan paradigma kerja dari hal-hal administratif (office-

centered) ke persoalan publik (people-centered). Lebih membuka ruang keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dengan aktifasi unit-unit pengaduan di bidang kesehatan, pendidikan, pengentasan kemiskinan, dan keuangan. Juga diperlukan interaksi dengan kampus dan elemen sipil lainnya untuk peningkatan kualitas pembangunan.

• Efektifitas pembangunan harus diupayakan melalui pertumbuhan investasi dan bisnis lokal melalui peningkatan PAD. Implementasi proyek pembangunanpun harus mempertimbangkan kelestarian alam, yang cenderung semakin rusak.

• Keadilan adalah dengan memperbaiki kualitas kelompok kerja pengarus utamaan gender di tingkat provinsi guna mencapai kualitas pembangunan yang tidak timpang terhadap kelompok-kelompok rentan. Terlebih dengan semakin meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Serta peningkatan prosentase pejabat perempuan di eselon 2

• Transparansi, Kemudahan akses terhadap regulasi tentang investasi di provinsi• Efisiensi, meningkatkan kemudahan akses dan Pelayanan Pengurusan Investasi

Page 46: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

• MASYARAKAT SIPIL. Partisipasi OMS yang terlihat cenderung ramai pada level evaluasi pembangunan, harus lebih diramaikan lagi sejak tahap perencanaan. Keterlibatan masyarakat sipil sejak awal sangat krusial bagi kualitas proses dan hasil pembangunan. Diperlukan upaya untuk merubah paradigma pokok hubungan dengan pemerintah, harus menjadi partner strategis, bersinergi dan berbagi sumber daya untuk membangun NTT.

• MASYARAKAT EKONOMI. Asosiasi usaha dan kelompok buruh harus melakukan perbaikan mulai dari kesolidan asosiasi dalam memperjuangkan kebijakan pembangunan yang pro-pertumbuhan ekonomi rakyat dan mendukung hak-hak pekerja, sampai kepada tanggungjawab untuk menumbuhkan usaha dan penyerapan tenaga kerja tanpa ketergantungan kepada realisasi APBD.

Page 47: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id

• Sudah waktunya untuk duduk bersama, sudah saatnya untuk buka ruang dalam banyak kesempatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan yang melibatkan empat arena secara strategis dan sinergis.

• Mari buka hati, bergandeng tangan dan menatap masa depan bersama untuk membangun NTT tercinta yang semakin demokratis dan sejahtera……

Page 48: Police governance index KEMITRAAN

www.kemitraan.or.id