POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI...

174
1 POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program acara infotainment berkaitan dengan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada Standar Program Siaran dengan menggunakan analisis semiologi komunikasi ) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: WAHYU TRIASTUTI D1207644 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI...

Page 1: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

1

POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA

( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program acara

infotainment berkaitan dengan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada Standar Program Siaran dengan menggunakan analisis semiologi komunikasi )

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

WAHYU TRIASTUTI D1207644

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

2

PERSETUJUAN

Disetujui untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA Drs. Alexius Ibnu Muridjal.M.Si NIP. 195708131985031006 NIP. 19510717

Page 3: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

3

PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : Senin

Tanggal : 22 Maret 2010

Panitia Penguji :

1. Ketua : Drs. Haryanto, M.Lib (……….…………….) NIP. 196006131986011001

2. Sekretaris : Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si (……………………..) NIP. 196201171986012001

3. Penguji I : Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA (….………………….) NIP. 195708131985031006

4. Penguji II : Drs. Alexius Ibnu Muridjal.M.Si (..................................) NIP. 19510717

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H. Supriyadi SN.SU.

NIP. 195301281981031001

Page 4: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

4

MOTTO

Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya.

( Johan Wolfgang Von Goethe)

Page 5: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

5

PERSEMBAHAN

Kedua Orang Tuaku,

atas cinta, kasih sayang, perhatian dan doanya

Kedua Kakakku,

yang selalu meemberikan inspirasi dan motivasi dalam perjalanan hidup ini

Seseorang,

yang telah mengisi kebahagiaan dan kesedihan dalam hidupku

Semua orang,

yang telah berjasa dalam perjalanan hidupku

Page 6: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

6

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA

STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA (Studi komunikasi massa

bidang siaran televisi dalam program acara infotainment berkaitan dengan

persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada Standar Program Siaran dengan

menggunakan analisis semiologi komunikasi).

Penulisan skripsi ini disusun dengan maksud untuk dapat memenuhi

sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Melalui karya ini, penulis ingin memberikan gambaran

tentang bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip

jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang dikeluarkan oleh KPI (Komisi

Penyiaran Indonesia).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan

bantuan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Drs. H Supriyadi S.N. S.U. selaku Dekan fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Ibu Prahastiwi Utari, Ph.D. Selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si selaku sekretaris jurusan Ilmu

Komunikasi Non Reguler Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan selaku

pembimbing akademik yang selama ini banyak membantu.

4. Bapak Prof.Dr.Andrik Purwasito, DEA selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran.

5. Bapak Drs. Alexius Ibnu Muridjal, M.Si selaku dosen pembimbing yang

selalu memberikan bimbingan dan pengarahan.

6. Bapak Drs. Haryanto, M. Lib selaku ketua penguji.

7. Ibu Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si selaku sekretaris penguji.

Page 7: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

7

8. Kepada teman-teman penulis, Riska, Rieke, Ratih, Arvi, Indah ”Indut”, Nani,

Memey, Faya, Tinoek dan Intan terima kasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

9. Kepada Rika Yudani, atas skripsinya yang banyak membantu dan

menginspirasi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, meskipun kita

belum pernah bertemu.

10. Kepada semua pihak yang ikut membantu selama penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

Surakarta, Maret 2010

Penulis

Page 8: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI.............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii

ABSTRAK ................................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Kerangka Teori ....................................................................................... 8

1. Komunikasi Massa............................................................................. 8

2. Televisi Sebagai Media Komunikasi ................................................. 10

3. Jurnalistik Televisi ............................................................................. 12

4. Semiologi Komunikasi....................................................................... 16

E. Terminologi.............................................................................................. 23

1. Polemik .............................................................................................. 23

2. Infotainment....................................................................................... 25

3. Standar Program Siaran ..................................................................... 27

F. Kategorisasi ............................................................................................... 28

1.Privasi ................................................................................................... 29

2. Prinsip Jurnalistik................................................................................. 31

G. Metodologi Penelitian.................. ............................................................ 34

1. Jenis Penelitian................................................................................... 34

Page 9: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

9

2. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 35

4. Sumber Data....................................................................................... 36

a. Sumber Data Primer..................................................................... 36

b. Sumber Data Sekunder ................................................................ 36

5. Analisa Data....................................................................................... 36

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ................................................... 37

A. Sejarah Munculnya Infotainment................................................... ......... 37

B. Awal Mula Munculnya Infotainment di Indonesia........................ ......... 38

1. Infotainment Go Spot RCTI............................................................... 41

2. Infotainment Was Was SCTV ........................................................... 41

3. Infotainment Kiss Indosiar................................................................. 42

4. Infotainment Plus Minus TPI............................................................. 42

5. Infotainment Espresso ANTV............................................................ 42

6. Infotainment Insert Investigasi Trans TV.......................................... 43

7. Infotainment I Gosip Trans 7............................................................. 43

8. Infotainment Obsesi Global TV......................................................... 44

9. Infotainment Expose TV ONE........................................................... 44

C. PERANGKAT HUKUM REGULASI PENYIARAN ............................ 45

D. KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) ......................................... 45

1. Dasar Pembentukan ......................................................................... 45

2. Profil KPI .......................................................................................... 48

3. Visi dan Misi...................................................................................... 50

4. Wewenang, Tugas dan Kewajiban KPI ............................................. 51

BAB III PENYAJIAN DATA .................................................................... ......... 53

1. Korpus 1...................................................................................... ......... 54

2. Korpus 2...................................................................................... ......... 57

3. Korpus 3...................................................................................... ......... 59

4. Korpus 4...................................................................................... ......... 61

5. Korpus 5...................................................................................... ......... 65

6. Korpus 6...................................................................................... ......... 69

7. Korpus 7...................................................................................... ......... 71

Page 10: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

10

8. Korpus 8...................................................................................... ......... 71

9. Korpus 9...................................................................................... ......... 79

10. Korpus 10..................................................................................... ......... 75

11. Korpus 11..................................................................................... ......... 76

12. Korpus 12..................................................................................... ......... 77

13. Korpus 13..................................................................................... ......... 81

14. Korpus 14..................................................................................... ......... 82

15. Korpus 15..................................................................................... ......... 85

BAB IV ANALISIS DATA...................................................................................... 89

A. PRIVASI.................................................................................................. 89

1. Konflik dalam Keluarga..................................................................... 92

2. Perekaman Tersembunyi.................................................................... 101

3. Pencegatan ......................................................................................... 105

B. PRINSIP JURNALISTIK ........................................................................ 114

1. Prinsip Akurasi................................................................................... 118

2. Prinsip Keadilan ................................................................................ 126

3. Prinsip Imparsialitas........................................................................... 133

a. Tidak memenuhi asas keberimbangan ......................................... 136

b.Tercampurnya Fakta dan Opini ................................................... 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 155

A. KESIMPULAN........................................................................................ 155

B. SARAN.................................................................................................... 158

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 159

LAMPIRAN

Page 11: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

11

DAFTAR TABEL

Halaman

01. Korpus 1 ....................................................................................................... 54

02. Korpus 2........................................................................................................ 57

03. Korpus 3........................................................................................................ 59

04. Korpus 4........................................................................................................ 61

05. Korpus 5........................................................................................................ 65

06. Korpus 6........................................................................................................ 69

07. Korpus 7........................................................................................................ 71

08. Korpus 8........................................................................................................ 71

09. Korpus 9........................................................................................................ 73

10. Korpus 10...................................................................................................... 75

11. Korpus 11...................................................................................................... 76

12. Korpus 12...................................................................................................... 77

13. Korpus 13...................................................................................................... 81

14. Korpus 14 ..................................................................................................... 82

15. Korpus 15...................................................................................................... 85

Page 12: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

01. Elemen-Elemen Makna Pierce...................................................................... 17 02. Elemen-Elemen Makna Saussure ................................................................. 18 03. Pemaknaan Tanda Roland Barthes ............................................................... 19 04. Semiologi Komunikasi.................................................................................. 22 05. Korpus 15 b................................................................................................... 97 06. Korpus 12 e ................................................................................................... 98 07. Korpus 12 f ................................................................................................... 99 08. Korpus 12 j.................................................................................................... 99 09. Korpus 12 p................................................................................................... 100 10. Korpus 1 a ..................................................................................................... 102 11. Korpus 1 b..................................................................................................... 102 12. Korpus 1 c.i ................................................................................................... 103 13. Korpus 1 c.ii.................................................................................................. 103 14. Korpus 1 c.iii ................................................................................................ 103 15. Korpus 1 c.iv................................................................................................. 106 16. Korpus 1 c.v .................................................................................................. 106 17. Korpus 1 c.vi ................................................................................................. 107 18. Korpus 2 e ..................................................................................................... 108 19. Korpus 3 f ................................................................................................... 108 20. Korpus 2 f ..................................................................................................... 109 21. Korpus 2 g .................................................................................................... 110 22. Korpus 3 g .................................................................................................... 110 23. Korpus 2 c .................................................................................................... 128 24. Korpus 2 d..................................................................................................... 128 25. Korpus 4 i ..................................................................................................... 140 26. Korpus 5 a .................................................................................................... 143 27. Korpus 5 c ..................................................................................................... 144 28. Korpus 5 d .................................................................................................... 145 29. Korpus 5 e .................................................................................................... 145 30. Korpus 5 f.i .................................................................................................. 146 31. Korpus 5 f.ii .................................................................................................. 146 32. Korpus 5 f.iii ................................................................................................. 146 33. Korpus 5 i...................................................................................................... 147 34. Korpus 5 j ..................................................................................................... 147

Page 13: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

13

ABSTRACT Wahyu Triastuti, D1207644, Polemic The Infotainment On Impressions Private TV Station in Indonesia (The study of mass communication in the field of broadcast television infotainment programs concerning issues of privacy and journalistic principles in the Standard Broadcast Program using semiologi analysis of communication), Thesis, Department of Communication Sciences, Faculty Social Sciences and Political Science, Sebelas Maret University, 2010

The rise of infotainment event invites both pros and cons among the public and among journalists. Content on the value of infotainment show too violate the privacy of interviewees reported. So far the content of infotainment shows more information about issues of celebrity infidelity, divorce, child struggles, strife, drugs and others. Among the journalists questioned whether infotainment including journalistic work. Given the efforts to obtain information on this infotainment done by the workers (journalists infotainment) do not often have violated journalistic ethics. Meanwhile, the Indonesian Ulema Council (MUI) issued a fatwa stating that the contents of infotainment shows that smelled ghibah or legal gossip is haraam.

The purpose of this study to determine how privacy issues provides infotainment and principles of journalistic views of Standard Broadcast Program which is the legal regulations issued by the KPI. This study uses an analysis method which is semiologi communication science to interpret the signs. Broadcast television is a form of good signs, signs non-verbal and verbal. These signs are fundamentally understood in relation to the Standard Program and intentionally Press has been contructed with audience. The messages in the broadcast infotainment became the object study in communication semiologi of this research, by reading the sign system contained in the infotainment show. Analysis techniques in this study refers to the meaning of 9 formula proposed by Andrik Purwasito.

Data or the corpus of this research is infotainment programs in nine private television stations in the period March-May 2009. Every television station captured one infotainment program. Consists of 15 corpus, which were analyzed by 2 categories, namely privacy and journalistic principles.

The results of this study indicate that the content of infotainment broadcast on private television station 9 in Indonesia is not in accordance with the standards relating Press Program journalists principles and privacy. In the presentation infotainment impressions tend to make the practice of systemic opinisasi opinion formation produced consciously, tendentious and pretentious that directly read by the presenter or narrator through various narratives, infotainment also tend to follow judgments (trial by the press), not neutral, and forming negative opinion of the interviewees reported.

Page 14: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

14

ABSTRAK

Wahyu Triastuti, D1207644, Polemik Dalam Tayangan Infotainment Pada Stasiun Televisi Swasta di Indonesia (Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program acara infotainment berkaitan dengan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik pada Standar Program Siaran dengan menggunakan analisis semiologi komunikasi), Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010

Maraknya acara infotainment mengundang pro dan kontra baik dikalangan masyarakat maupun di kalangan jurnalis. Content acara infotainment di nilai terlalu melanggar privasi narasumber yang diberitakan. Sejauh ini isi tayangan infotainment lebih banyak menyampaikan informasi tentang isu-isu perselingkuhan selebritis, perceraian, perebutan anak, perselisihan, narkoba dan lain-lain. Kalangan jurnalis mempertanyakan apakah infotainment termasuk karya jurnalistik. Mengingat upaya untuk mendapatkan informasi mengenai infotainment ini dilakukan oleh para pekerjanya (wartawan infotainment) tidak jarang telah melanggar etika jurnalistik. Sedangkan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa isi tayangan infotainment yang berbau ghibah atau gosip hukumnya adalah haram.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang merupakan peraturan hukum yang dikeluarkan oleh KPI Penelitian ini menggunakan metode analisis semiologi komunikasi yang merupakan ilmu untuk menafsirkan tanda-tanda. Siaran televisi adalah berbentuk tanda-tanda baik tanda verbal maupun tanda non verbal. Tanda-tanda tersebut dipahami secara fundamental dalam kaitannya dengan Standar Program Siaran dan sengaja dikontruksikan dengan khalayak Pesan-pesan dalam siaran infotainment menjadi obyek studi semiologi komunikasi dalam penelitian ini, dengan membaca sistem tanda yang terdapat dalam tayangan infotainment. Teknik analisis dalam penelitian ini mengacu pada 9 formula pemaknaan yang dikemukakan oleh Andrik Purwasito. Data atau korpus dalam penelitian ini adalah program acara infotainment pada sembilan stasiun televisi swasta periode bulan Maret-Mei 2009. Setiap stasiun televisi diambil satu program acara infotainment. Terdiri dari 15 korpus, yang dianalisis dengan 2 kategori, yaitu privasi dan prinsip jurnalistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isi siaran infotainment pada 9 stasiun televisi swasta di Indonesia tidak sesuai dengan Standar Program Siaran terutama yang berkaitan dengan prinsip jurnalistik dan privasi. Tayangan infotainment dalam penyajiannya cenderung melakukan opinisasi sistemik yaitu praktek pembentukan opini yang diproduksi secara sadar, tendensius dan berpretensi yang secara langsung dibacakan oleh presenter ataupun narator melalui berbagai narasi, infotainment juga cenderung melakukan tindak penghakiman (trial by the press), tidak netral, dan membentuk opini negatif terhadap narasumber yang diberitakan.

Page 15: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan pertelevisian nasional berkembang signifikan setelah

reformasi. Secara nasional dan lokal tumbuhnya televisi menjadi bagian penting

dari demokratisasi dalam bidang pers. Perkembangan yang cukup membanggakan

ini kiranya belum dibarengi dengan kualitas isi siaran yang menjadi tuntutan

masyarakat, seperti berisi aspek pendidikan, penerangan dan informasi yang

akurat.

Penyelenggaraan siaran televisi di Indonesia telah berkembang kurang

lebih 47 tahun, yaitu sejak lahirnya TVRI pada tanggal 24 Agustus 1962. Pada

awalnya TVRI merupakan satu-satunya pemegang monopoli siaran televisi

nasional. Tetapi sejak dikeluarkannya surat keputusan menteri penerangan

no.111/kep/menpen tanggal 24 juli tahun 1990, yaitu tentang ijin berdiri televisi

swasta nasional, maka berturut-turut lahir beberapa stasiun televisi swasta

nasional di Indonesia. Stasiun televisi itu adalah RCTI, SCTV, TPI, ANTV,

INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV ,TV7 yang sekarang menjadi TRANS 7,

LATIVI yang saat ini berubah nama menjadi TV ONE dan GLOBAL TV.

Kehadiran stasiun televisi swasta tersebut telah membawa angin segar bagi

perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia. Masyarakat lebih mempunyai

alternatif dalam menonton media siaran audiovisual, untuk memenuhi kebutuhan

informasi pendidikan maupun hiburan.

Page 16: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

16

Stasiun – stasiun TV swasta baru tersebut mencoba untuk menarik

perhatian pemirsa / penonton ( audience ) dengan cara memunculkan acara – acara

baru diantaranya infotainment yang umumnya memaparkan gaya hidup manusia

sebagai seorang selebritis. Di Indonesia Infotainment menjadi marak dimulai

sekitar tahun 1994. Dimana pada tahun 1990-an mulai bermunculan stasiun –

stasiun televisi swasta yang baru seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu RCTI

( Rajawali Citra Televisi Indonesia), SCTV ( Surya Citra Televisi ), Indosiar, dan

ANTEVE. Awal kemunculan infotainment dimulai ketika dunia sinetron marak di

Indonesia. Gemerlap kehidupan artis mengundang banyak keingintahuan dari

masyarakat. Hadirlah kemudian Ilham Bintang dengan Cek & Ricek yang masih

‘dalam batas normal’ meliput berita hiburan. Gejala menggossip ini kemudian

menjamur hingga muncul banyak program serupa di berbagai stasiun TV. Bahkan,

edisi media cetaknya pun muncul. Belakangan, hampir semua media berita online

membuat direktori untuk berita infotainment.

Dari berbagai program itu, baik pemilik rumah produksinya sama atau

tidak, infotainment sangat disukai baik oleh sebagian masyarakat dan tentunya

pengiklan. Rating program infotainment bisa dikatakan baik. Maraknya tayangan

televisi dengan acara-acara sinetron, kontes-kontes, dan reality show sangat butuh

infotainment, begitu pula sebaliknya. Karena itu infotainment menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari tayangan televisi.

Sebagai sebuah kancah baru dalam industri pertelevisian, program

infotainment sebenarnya dapat dikatakan cukup sukses mencuri perhatian

khalayak penonton sekaligus mampu menarik pasar iklan yang cukup signifikan.

Page 17: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

17

Dikatakan mencuri perhatian penonton, sebab penonton televisi semula lebih

tertarik pada bentuk sajian yang menayangkan sajian informasi murni seperti yang

diproduksi oleh programa berita setiap stasiun televisi atau tayangan hiburan

murni seperti pentas musik atau jenis sinetron humor. Infotainment masuk

kedalam kancah pertarungan perebutan pemirsa dan langsung dapat mengambil

tempat yang cukup kuat.

Disamping itu perkembangan isi siaran juga semakin banyak

menghadirkan acara baru, terutama pada reality show. Untuk mengantisipasi

perkembangan tersebut, pemerintah membentuk Komisi Penyiaran Indonesia

(KPI), sebagaimana diatur dalam UU no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang

berbunyi sebagai berikut : “KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen

mengatur hal-hal mengenai penyiaran”

Demikian pula, perkembangan acara infotainment menjadi semakin

merajalela yang cenderung meresahkan masyarakat, karena isinya yang kurang

sesuai dengan nilai dan budaya Indonesia. Dalam siaran pers nomor:

35/K/KPI/SP/08/06, KPI Pusat meminta lembaga penyiaran untuk benahi program

infotainment sehingga tidak lagi memuat hal-hal yang dapat meresahkan

masyarakat dan melecehkan hak-hak asasi manusia mereka yang menjadi objek

pemberitaan. Dalam hal ini, KPI Pusat melihat bahwa memang ada sejumlah

persoalan yang terkait dengan isi banyak program infotainment di stasiun televisi

Indonesia, yang mendorong lahirnya kecaman dan keluhan terhadap program-

program tersebut. Dengan demikian, KPI Pusat meminta agar setiap lembaga

penyiaran lebih berhati-hati dan secara serius membenahi program infotainment.

Page 18: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

18

Beberapa hal khusus mengenai isi siaran program infotainment yang perlu

diperhatikan tersebut adalah1:

a. Pemberitaan mengenai konflik dan hal-hal negatif dalam keluarga harus disajikan dengan cara tidak berlebihan dan senantiasa memperhatikan dampak yang mungkin ditimbulkan pemberitaan terhadap keluarga yang terkait dengan pemberitaan maupun terhadap masyarakat secara luas. b. Program infotainment tidak mendorong penajaman konflik dalam keluarga tersebut. c. Program infotainment tidak menyiarkan informasi yang masih dapat dikategorikan sebagai gosip atau kabar burung d. Program infotainment menyajikan informasi yang akurat, berimbang dan objektif. e. Program infotainment menghormati hak narasumber untuk tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. f. Program infotainment menghormati privacy dan ruang pribadi artis atau tokoh yang diberitakan g. Pembawa acara/presenter program infotaiment tidak menggunakan pakaian yang menonjolkan aspek sensualitas h. Pembawa acara/presenter tidak mengolok-olok penderitaan yang dialami oleh obyek yang diberitakan i. Narator program infotainment tidak mengeluarkan pernyataan yang mengarahkan opini penonton untuk mengambil kesimpulan tertentu secara tidak adil

Oleh sebab itu, KPI menerbitkan peraturan KPI No 2/2007 tentang Pedoman

Perilaku Penyiaran dan peraturan KPI No 3/2007 tentang Standar Program Siaran,

yang berisi mengatur bagaimana lembaga penyiaran mengkontruksi pesan agar

selaras dengan arah penyiaran.

Dari pengamatan peneliti secara umum kualitas tayangan infotainment

1 www.kpi.go.id, download tanggal 27 Februari 2009, pk.15.51 WIB

Page 19: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

19

masih dibawah yang diharapkan oleh masyarakat. Apa yang dimaksud dengan

kualitas belum optimal, antara lain ditulis oleh Iswandi Syahputra yang antara lain

infotaiment hanya menyuguhkan:2 (1) Gosip sebagai berita – gosip bukanlah

berita dan berita tidak bisa dibuat menjadi gosip; (2) Mencari-cari kesalahan

orang – berbeda dengan bersikap kritis yang didorong pada pencarian fakta baru,

informasi baru, atau mencari berita di balik berita; (3) Pemaksaan – jika seseorang

menolak untuk menjawab pertanyaan tidak boleh memaksanya untuk menjawab;

(4) Dramatisasi – diperbolehkan namun harus dalam bingkai etika dan norma

serta fakta yang ada; (5) Opinisasi – bukanlah opinisasi sistemik yaitu praktek

pembentukan opini yang diproduksi secara sadar, tendensius, dan berpretensi

yang secara langsung dibacakan oleh presentasi melalui berbagai narasi; (6)

Penggunaan media – sebagian besar infotainment diproduksi bukan oleh media

yang menyiarkannya, sehingga banyak yang beranggapan bahwa produk

infotainment juga merupakan produk media massa itu; (7) Mengumbar privasi –

sudah menjadi trade mark infotainment karena infotainment gagal menggunakan

atau menggali perspektif lain dari sosok selebritis; (8) Mengancam – pekerja

infotainment sering melakukan pemboikotan terhadap selebritis yang mereka

anggap tidak mau bekerjasama; (9) Penggunaan Istilah – begitu mudahnya

infotainment menobatkan seseorang menjadi selebritis meskipun yang menjadi

selebritis hanyalah istri/suaminya, juga kerancuan profesi jurnalis dan anchor pada

tayangan infotainment.

Setiap stasiun televisi rata-rata memiliki program infotainment lebih dari

2 Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment:Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Pilar Media, Yogyakarta, 2006, hal.169

Page 20: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

20

satu. Kabar-Kabari,Cek dan Ricek,Silet dan Go Spot di RCTI, Insert dan Kroscek

di Trans TV, Kiss di Indosiar, Kasak Kusuk, Was Was dan Hotshot di SCTV,

Espresso di ANTV, Obsesi di Global TV, I Gossip di Trans 7, Go Show, Plus

Minus di TPI.Dalam bulan Maret -Mei 2009, tercatat sekitar 30 acara

infotainment hadir di layar kaca. Sehari saja, penonton bisa melihat 18 sampai 25

tayangan infotainment di televisi, kecuali TVRI dan Metro TV.

Maraknya acara infotainment tersebut memang mengundang pro dan

kontra baik dikalangan masyarakat maupun di kalangan jurnalis. Content acara

infotainment di nilai terlalu melanggar privasi narasumber yang diberitakan.

Sejauh ini isi tayangan infotainment lebih banyak menyampaikan informasi

tentang isu-isu perselingkuhan selebritis, kawin-cerai, perebutan anak,

perselisihan, narkoba dan lain-lain. Dewan Pers - bersama Program the European

Initiative for Democracy and Human Right [EIDHR] European Commision -

dalam diskusi 21 November 2005 mempertanyakan apakah infotainment termasuk

karya jurnalistik. Mengingat tidak jarang, upaya untuk mendapatkan informasi

mengenai infotainment ini dilakukan oleh para pekerjanya (wartawan

infotainment) dengan berbagai jalan, bahkan yang melanggar etika jurnalistik

sekalipun.

Setahun kemudian, Universitas Paramadina Jakarta menggelar seminar

dengan tema serupa. Sementara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengakui

bahwa infotainment sebagai karya jurnalistik, sehingga PWI mengakomodasi

jurnalis infotainment yang mendaftarkan diri ke dalam organisasi ini, sehingga

secara resmi ada Departemen Infotainment sejak akhir Desember 2005. Di luar

Page 21: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

21

diskusi Dewan Pers dan seminar Universitas Paramadina, ada yang merumuskan:

infotainment dikategorikan jurnalistik, "hanya saja, ada jurnalistik bagus dan tak

bagus". Dan "infotainment termasuk yang tak bagus." Yang lain menyatakan:

infotainment terlalu memasuki wilayah privasi. 3

Sementara Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) pada tahun 2006

mengeluarkan fatwa yang mengharamkan tayangan infotainment televisi yang

selama ini menjadi salah satu acara dengan rating tinggi. NU menilai tayangan ini

tergolong ghibah dalam bahasa Islam, yang berarti bergunjing. Menurut KH.

Ma`aruf Amin selaku ketua MUI dan Ketua Komisi Fatma MUI bahwa acara

Infotainment tidaklah haram tetapi content beritanya yang diharamkan, dimana isi

berita infotainment sering membuka aib seseorang. Apabila berita tersebut tidak

benar akan menjadi fitnah, meskipun beritanya benar tapi menyangkut pribadi

seseorang dan membuka aib adalah tidak diperbolehkan.4

Maka tidak mengherankan Nahdhatul Ulama sampai memfaatkan bahwa

infotainmen diharamkan sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini tidak lain

sebagai bukti adanya ketidakberesan dalam acara televisi tersebut. Inilah yang

menjadi pokok perhatian peneliti untuk melakukan kajian lebih lanjut, seberapa

besar ketidaksesuaian acara infotainmen dengan standar program siaran yang

mengaturnya.

3 www.tempointeraktif.com, download tanggal 3 Juni 2009 pk. 21.57 WIB 4 ibid

Page 22: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

22

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik

dilihat dari Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh KPI?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Ingin mengetahui bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan

prinsip jurnalistik dilihat dari Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh

KPI

2. Ingin mengetahui bagaimana lembaga penyiaran mengkontruksikan pesan

kepada komunikan publik pada program acara infotainment di sembilan

stasiun televisi swasta

3. Ingin memberikan saran dan masukan kepada lembaga penyiaran dan KPI hasil

dari tayangan infotainmen sebagai bahan pertimbangan untuk membuat acara

infotainmen yang lebih berkualitas.

D. KERANGKA TEORI

1.Komunikasi Massa

Istilah komunikasi yang dalam bahasa inggris Communications, berasal

dari bahasa latin.Communication berasal dari kata communis berarti sama. Sama

yakni memiliki kesamaan makna. Komunikasi dalam bentuk percakapan yang

melibatkan dua orang atau lebih dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya

Page 23: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

23

mengerti bahasa yang dipergunakan serta mengerti makna dari bahan yang

dipercakapkan.5

Laswell mengemukakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan

komunikasi adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, yaitu Who Says

What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Laswell

menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban

pertanyaan-pertanyaan tersebut, yakni:

a. Komunikator ( communicator, source, sender)

b. Pesan ( message)

c. Media ( chanel, media)

d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

e. Efek ( effect, impact, influence)

Komunikasi berdasarkan paradigma Laswell adalah proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek

tertentu.

Komunikasi massa adalah salah satu bentuk komunikasi yang

perkembanganya sangat pesat. Sebagai media pengatur pesan, komunikasi massa

menggunakan saluran media yang beraneka ragam seperti surat kabar, televisi,

radio, film dan lain sebagainya.6

5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 1995, hal.9 6 Rosady Ruslan, Metode Public Relation dan Komunikasi, PT. Raja Grafindo Perkasa,

Jakarta, 2001, hal.102

Page 24: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

24

Komunikasi massa menurut Jalaludin Rakhmat sabagai jenis komunikasi yang

ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,heterogen, dan anlnim melalui

media elektronik maupun cetak, sehingga pesan yang sama dapat diterima

serentak,cepat dan sesaat.7

Ciri-ciri komunikasi massa antara lain8:

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga

2. Komunikan bersifat heterogen

3. Pesan bersifat umum

4. Komunikasi bersifat searah

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakkan

6. Komunikasi massa mengandalakan peralatan teknis

7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

2. Televisi Sebagai Media Komunikasi

Televisi adalah media massa yang perkembangannnya sedikit banyak di

pengaruhi oleh kemajuan teknologi satelit. Siaran televisi sabagai produk dan

bagian dari instansi komunikasi,memiliki fungsi untuk menjadi alat yang potensial

dalam melakukan upaya-upaya untuk memenuhi berbagai kepentingan

politik,ekonomi,sosial budaya, alih pengetahuan, alih teknologi dan lain-lain.

Setiap teknologi termasuk televisi memiliki sisi paradoksal yang memberi

pengaruh positif dan negatif.

7 Ratna Mayasari, Potret Perempuan Single Parent di Amerika Serikat dalam Film Erin

Brokovich, Unpublished Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2004, hal.10

8 Ibid

Page 25: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

25

Menurut Prof.Drs.Onong Uchyana Efendi, televisi mempunyai tiga fungsi

yaitu 9:

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang

amat memuaskan. Hal ini disebabkan 2 faktor yang terdapat pada media massa

audiovisual itu, yaitu immediacy dan realism. Immediacy mencakup pengertian

langsung dan dekat, peristiwa saat itu berlangsung. Realism mengandung makna

kenyataan. Ini berarti bahwa televisi menyiarkan informasinya secara audivisual

dengan perantara mikrofon dan kamera, apa adanya sesuai dengan kenyataan.

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana ampuh untuk

menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak

secara implisit mengandung pendidikan, misalnya fragmen, film, ceramah dan

sebagainya.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Dikebanyakan negara, terutama yang masyarakatnya bersifat agraris,

fungsi hiburan yang melekat pada siaran televisi tampaknya dominan, sebagian

besar alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan karena pada layar

televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya seperti nyata dan dapat

dinikmati oleh khalayak.

Mulyana mengistilahkan televisi mampu menawarkan ideologinya yang

khas. Dengan tayangan-tayangannya yang terbatas begitu cair seperti berita, fiksi,

9 Swari Hadiningsih, Dibalik Penghentian Smackdown di Lativi, Unpublished

Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2008, hal.8

Page 26: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

26

propaganda, bujukan (iklan), hiburan dan pendidikan, televisi mencampuradukkan

berbagai realitas pergaulan kita yang berlainan. Artinya mimpi, khayalan, histeria,

kegilaan, halusinasi, ritual, kenyataan, harapan, dan angan-angan sehingga kita

sendiri sulit mengidentifikasi pengalaman kita yang sebenarnya. Televisi pada

hakekatnya merupakan penetrasi yang besar terhadap kehidupan kita daripada

ideologi-ideologi konvensional yang kita kenal selama ini,hanya saja caranya

lebih halus sehingga sulit terdeteksi.

Komunikator dalam menyampaikan pesannya melalui media massa sangat

berpengaruh terhadap masyarakat, sehingga komunikator harus lebih hati hati

dalam bahasa penyampaian pesan sebab pesan itu berubah menjadi negatif

Sebagai media informasi televisi memiliki kekuatan yang ampuh ( powerful)

untuk menyampaikan pesan, karena media ini dapat menghadirkan pengalaman

yang seolah-olah dialami sendiri dalam jangka yang luas (broadcast) dalam waktu

yang bersama penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator

dan komunikan.melalui stasiun televisi, kerusuhan di Ambon dapat diterima di

Banda Aceh dan di Jayapura dalam waktu bersamaan. Begitu pula acara

pertandingan Liga Inggris, Itali dll, dapat langsung di nikmati pemirsa di

Indonesia.

3. Jurnalistik Televisi

Jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang

menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan

Page 27: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

27

aktual dengan secepat-cepatnya.10 Djafar H.Assegaff, seorang wartawan senior

Indonesia, juga mantan Duta Besar, mendefinisikan jurnalistik sebagai “kegiatan

untuk menyampaikan pesan/berita kepada khalayak ramai (massa), melalui

saluran media, entah media tadi media cetak maupun elektronik”(Djafar H.

Assegaff, 1985:11)11 Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya

adalah kemampuannya untuk membawa penonton ke lokasi kejadian dengan

menggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan dengan suara alami adalah

faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang sangat

kuat pada penonton.

Salah satu produk dari jurnalistik televisi adalah berita. Berita adalah

informasi yang penting dan/atau menarik bagi khalayak audien.12

Menurut The New Grolier Webster International Dictionary, berita adalah ”(1) Current information about something that has taken place, or about something not known before; (2) News is information as presented by a media such as papers, radio, or television; (3) news is anything or anyone regarded by a news media as a subject worthy of treatment.” Artinya sebuah peristiwa layak menjadi berita ketika ia memiliki nilai yang

dihargai dalam masyarakat, padahal belum banyak orang yang mengetahuinya.

Hal itu tentu saja berkaitan dengan hajat hidup orang banya atau setidaknya

mampu mengedukasi masyarakat. Sehingga, informasi itu harus disebarkan secara

luas melalui media massa (Kusumaningrat & Kusumaningrat, 2006:39).13

10 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media,

Bandung, 2006, hal.47 11 Mursito. BM, Penulisan Jurnalistik:Konsep Teknik Penulisan Berita, Spikom,

Surakarta, 1999, hal.3 12 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Kencana Prenada Group, Jakarta, 2008, hal.8 13 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, PT. Remaja

Rosdakarya, Jakarta, 2006, hal.39

Page 28: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

28

Sedangkan menurut Charnely berita adalah: “laporan yang hangat, padat,

dan cermat, mengenai suatu kejadian, bukan kejadian iu sendiri”14

Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya memberikan banyak

informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal.

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan

tambahan pengetahuan kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah

informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian,

program informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau

penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk

juga talk show (perbincangan). Program informasi dapat dibagi menjadi dua

bagian besar yaitu15:

a. Berita Keras (Hard News)

Berita keras atau hard news adalah segala informasi yang penting dan

/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya

yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya.

Berita keras dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita yaitu:

Ø Straight News

Straight News berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu berita yang

singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang

mencakup 5W + 1H ( who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu

14 Mursito. BM, Op.Cit, hal.37 15 Morissan, Op.Cit, hal.25

Page 29: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

29

peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu ( deadline )

karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.

Ø Feature

Feature adalah berita-berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini

adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan

sebagainya. Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat dikatakan sebagai soft

news karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena

durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari program

berita maka feature masuk kedalam kategori hard news.

Ø Infotainment

Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang

harus segera ditayangkan. Program berita regular terkadang menampilkan berita

mengenai kehidupan selebritis yang biasanya disajikan pada segment akhir suatu

program berita. Namun saat ini infotainment disajikan dalam program berita

sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita mengenai kehidupan

selebritis.

b. Berita Lunak ( Soft News)

Berita Lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan

menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus

segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu

program tersendiri diluar program berita. Program yang masuk kedalam kategori

berita lunak ini adalah:

Page 30: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

30

Ø Current Affair

Current Affair adalah program yang menyjikan informasi yang terkait dengan

suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan

mendalam.

Ø Magazine

Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam

atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang.

Ø Dokumentari

Dokumenteri adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan

pendidikan namun disajikan dengan menarik. Misalnya program dokumenter yang

menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh atau

kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (misalnya suku terasing).

Ø Talk Show

Talk Show adalah program yang menampilkan perbincangan satu atau beberapa

orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa

acara.

4. Semiologi Komunikasi

Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu

yang sama, istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik

lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Kedua istilah tersebut (semiologi dan

semiotika) mengandung pengertian yang persis sama. Baik semiotika maupun

semiologi, keduanya kurang lebih dapat saling menggantikan karena sama-sama

Page 31: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

31

digunakan untuk mengacu kepada ilmu tentang tanda. Istilah yang berasal dari

kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu

adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan

sebagainya.

Sementara istilah semiotika yang dimunculkan pada akhir abad ke-19 oleh

filsuf aliran pragmatik Amerika, Charles Sanders Pierce, merujuk kepada doktrin

formal tentang tanda-tanda.Yang menjadi dasar dari semiotika adalah konsep

tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-

tanda, melainkan dunia itu sendiripun - sejauh terkait dengan pikiran manusia -

seluruhnya terdiri atas tanda-tanda, karena jika begitu, manusia tidak akan bisa

menjalin hubungannnya dengan realitas.16

Pierce menggambarkan semiotika kedalam segitiga sebagai berikut:

Sign

Interpretant Object

Gambar Elemen Makna Pierce

Semiotika bagi pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau

kerjasama tiga subjek,yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpreten

(interpretant). Dalam masa yang bersamaan, juga hadir pemikiran tentang

semiotika dari tokoh lain, yakni Ferdinand Saussure.

16 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal.13

Page 32: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

32

Pemikiran Saussure adalah sistem pemaknaan terdiri dari serangkaian

tanda (sign) yang di analisa menurut bagian-bagian penyusunnya, yaitu penanda

(signifier) dan petanda (signified) 17. Penanda dapat diartikan sebagai bentuk-

bentuk dan medium yang diambil oleh suatu tanda, seperti sebuah bunyi, gambar.

Sedangkan petanda diartikan sebagai konsep dan makna-makna.

Gambar Diagram Tanda Saussure

Roland Barthes seorang pengikut Saussure, membuat suatu model

sistematis dalam menganalisa tanda-tanda. Kajian Barthes lebih terfokus pada

signifikasi dua tahap, yaitu signifikasi tahap pertama(denotasi) dan signifikasi

tahap kedua (konotasi). Berikut ini adalah pemaknaan tanda menurut Roland

Barthes :

17 Chris Barker, Culture Studies: Teori dan Praktik, PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta,

2005, hal.90

Signified ………... Signifier

Page 33: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

33

Gambar Pemaknaan Tanda Roland Barthes

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa menurut Barthes, tanda denotatif

(3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Denotasi merupakan tingkat makna

yang deskriptif dan literal yang dipahami oleh hampir semua anggota kebudayaan.

Pada saat yang bersamaan pula, tanda denotatif dapat menjadi penanda

konotatif(4). Penanda konotatif yang dihubungkan dengan petanda konotatif (5),

akan membentuk tanda konotatif (6). Pada signifikasi tingkat dua, yakni konotasi,

makna tercipta dengan cara menghubungkan penanda-penanda dengan aspek

kebudayaan yang lebih luas: keyakinan-keyakinan, sikap, kerangka kerja, dan

ideologi-ideologi suatu formasi sosial tertentu.

Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi,

dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi

sistem signifikasi dari tanda, Barthes mengatakan:

“semiologi have the object of research as any sign system, both in substantial and nonsubstansial form such as images, behaviour, melodius sounds, objects, and the complex substance that can be found in rituals, protocols or performance. As a matter of fact, all of that build the marking system”. (semiologi memiliki objek penelitian berupa sistem tanda apa saja, baik dalam wujud substansial dan nonsubstansial seperti gambar, tindaktanduk, bunyi melodius, benda-benda, dan

1. Signifier 2. Signified (Penanda) (Petanda) 3. Denotative Sign (Tanda

Denotatif) 4. CONNOTATIVE

SIGNIFIER

(PENANDA KONOTATIF)

5. CONNOTATIVE SIGNIFIED ( PETANDA KONOTATIF)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

Page 34: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

34

substansi kompleks yang dapat ditemukan dalam ritus-ritus, protocol-protokol atau pertunjukan. Pada hakikatnya, semua itu membangun sistem penandaan).18

Roland Barthes identik dengan penggunaan istilah mitos(myth). Mitos

menurut Barthes adalah sistem semiologis tingkat kedua atau metabahasa. Mitos

merupakan bahasa kedua yang berbicara mengenai sebuah bahasa tingkat

pertama. Tanda pada sistem yang pertama (penanda dan petanda) yang

memunculkan makna-makna denotatif menjadi sebuah penanda bagi suatu makna

mitologis konotatif tingkat kedua. Ketika konotasi-konotasi mengalami

pengalamiahan menjadi hegemonis atau dengan kata lain, telah diterima sebagai

hal yang ”normal” dan ”alamiah”, mereka akan berfungsi sebagai peta-peta

makna yang menunjukkan bagaimana memahami dunia. Konotasi-konotasi

hegemonis inilah yang disebut mitos.19

Semiotika digunakan pada analisis media dengan asumsi media

dikomunikasikan oleh seperangkat tanda. Dengan mempertanyakan bagaimana

tanda tersebut bekerja, adalah tugas semiotika untuk menganalisisnya. Teks media

tersusun atas seperangkat tanda (yang terbentuk bahasa) tidak pernah membawa

makna tunggal didalamnya. Kenyataanya teks media selalu memiliki ideologi

dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut. Ini berarti teks media membawa

kepentingan-kepentingan tertentu yang luas dan kompleks.20

Menurut Daniel Chandler dalam jurnal yang berjudul Semiotics For

Beginners disebutkan bahwa:

18 Jurnal International , Muslikh Madiyant, SINEMASASTRA: Mencari Bahasa Di Dalam Teks Visual, http://www.scribd.com/doc/8622353/Sinemasastra-Mencari-Bahasa download pada tanggal 24 April 2009 pukul 16.00 WIB

19 Cris Barker, Op.Cit, hal.93 20 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotika dan Analisis Framing, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal.138

Page 35: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

35

Semiotics is often employed in the analysis of texts (although it is far more than just a mode of textual analysis). Here it should perhaps be noted that a 'text' can exist in any medium and may be verbal, non-verbal, or both, despite the logocentric bias of this distinction. The term text usually refers to a message which has been recorded in some way (e.g. writing, audio- and video-recording) so that it is physically independent of its sender or receiver. A text is an assemblage of signs (such as words, images, sounds and/or gestures) constructed (and interpreted) with reference to the conventions associated with a genre and in a particular medium of communication.21

Pada dasarnya analisis semiotika memang merupakan sebuah ikhtiar untuk

merasakan sesuatu yang ”aneh”, sesuatu yang dipertanyakan lebih lanjut, ketika

kita membaca atau mendengar suatu naskah atau berita. Analisisnya bersifat

paradigmatik, dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang

tersembunyi dibalik sebuah teks. Maka itu, orang lebih sering menyebut ikhtiar ini

dengan ungkapan menemukan ”berita di balik berita”22

Dengan menggunakan metode ini dalam studi media massa kita dapat

mengajukan berbagai pertanyaan: mengapa, misalnya sebuah media selalu – untuk

tidak mengatakan terus-menerus – menggunakan frase, kalimat, istilah, atau frame

tertentu manakala menggambarkan seseorang atau sekelompok orang? Apa yang

menjadi sebab, alasan, pertimbangan, latar belakang, dan tujuan media tersebut

mengambil langkah seperti itu?

Semiotika disisi lain melihat bahwa pesan merupakan kontruksi tanda-

tanda, yang saat bersinggungan dengan penerima, akan memproduksi makna.

Sebagai sebuah hasil kontruksi, berita merupukan produksi konvensi-seperangkat

aturan informal dan subjektif yang menuntut pengambilan keputusan dari siapa

21 Daniel Chandler,“ Semiotics For Beginners” American Journal of Semiotics, 2009,

volume 25:1-2 22 Alex Sobur, Op Cit, hal.117

Page 36: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

36

yang mengumpulkan, memproduksi, dan mengirim berita. Media memiliki

kekuasan simbolik, yang merupakan ”kemampuan menggunakan bentuk-bentuk

simbolik untuk mencampuri dan mempengaruhi jalannya aksi atau peristiwa”

(Thomson, 1994).23

Dalam penelitian ini menggunakan analisis semiologi komunikasi yaitu

tafsir terhadap tanda-tanda. Semiologi komunikasi diperkenalkan oleh Andrik

Purwasito, yaitu 9 kaidah (formula) untuk menguji tanda-tanda dalam pesan

komunikasi. Sembilan kaidah tersebut digunakan untuk memaknai pesan-pesan

komunikasi yang mengandung problematik Ia mengambil pembagian Roland

Barthes,dalam L`Aventure Semiologie. Semiologi komunikasi adalah kajian

tentang tafsir tanda-tanda dan sistem tanda-tanda komunikasi sebagai manifestasi

dan representasi pesan.24

Pesan

Tanda

Bahasa

Verba Vokal : Kata-kata Isyarat, Bahasa Tubuh Verba Visual : Tulisan Verbal Non Verbal

Gambar Semiologi Komunikasi

23 Alex Sobur, Op.Cit, hal.197

24 Andrik Purwasito, Message Studies: Pesan Penggerak Kebudayaan, Ndalem Poerwahadiningratan Press, Surakarta, 2003, hal. 30

Page 37: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

37

Di dalam dunia komunikasi, adalah tugas komunikator untuk menyusun

tanda dalam sebuah pesan (message). Semiotika kemudian berangkat dari tafsir

tanda yang dibangun oleh komunikator. Ketika kita berkomunikasi, kita membuat

tanda-tanda yang akan mempunyai arti apabila kita memaknainya. Semiologi

komunikasi memainkan peran penting sebagai metode tafsir terhadap pesan.

Semiologi komunikasi dibutuhkan karena dipercaya mampu memecahkan

masalah komunikasi yang muncul akibat keberlangsungan tindak komunikasi,

khususnya ranah komunikasi massa, semiologi komunikasi dibutuhkan untuk

menganalis kualitas isi pesan media dan isi media yang dianggap bermasalah, oleh

berbagai pihak.25

E. TERMINOLOGI

Terminologi adalah peristilahan tentang kata-kata atau mengenai batasan-

batasan, definisi-definisi istilah. Terminologi dalam penelitian ini terdiri dari dua

unsur, yaitu:

1. Polemik

Polemik adalah perdebatan mengenai suatu masalah yang dikemukakan

secara terbuka di media massa.26 Hal tersebut yng terjadi pada keberadaan

infotainment khususnya di Indonesia. Apakah infotainment itu termasuk dalam

karya jurnalistik, inilah pertanyaan yang sampai sekarang masih menjadi

25 Andrik Purwasito, Analisis Semiologi Sebagai Tafsir Pesan, Jurusan Ilmu Komunikasi

FISIP UNS, Surakarta, 2001, hal.6 26 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download

tanggal 18 Februari 2009, pk.18.30 WIB

Page 38: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

38

perdebatan dikalangan praktisi dan insan media massa. Kemunculan acara

infotainment tersebut memang mengundang pro dan kontra baik dikalangan

masyarakat maupun di kalangan jurnalis. Content acara infotainment di nilai

terlalu melanggar privasi narasumber yang diberitakan

Farid Gaban (Direktur Eksekutif Media Lab Univ. Paramadina) selaku

pembicara dalam Lesson Seminar yang diselenggarakan oleh Universitas

Paramadina, Selasa, 21 November 2006 27 mengemukakan pendapatnya, bahwa

infotainment merupakan bagian dari jurnalistik. Namun, bagian jurnalistik yang

bagaimana? Yang baik atau yang buruk? Infotainmen yang baik tentunya

infotainmen yang beritanya berkaitan dengan kepentingan publik yang disertai

fakta. Di luar diskusi Dewan Pers dan seminar Universitas Paramadina, ada yang

merumuskan: infotainment dikategorikan jurnalistik, "hanya saja, ada jurnalistik

bagus dan tak bagus". Dan "infotainment termasuk yang tak bagus." Yang lain

menyatakan: infotainment terlalu memasuki wilayah privasi, sementara, para

pekerja infotainment mempersoalkan jabaran "privasi" itu.28

Sedangkan Persatuan Wartawan Indonesia [PWI] mengakui bahwa

infotainment sebagai karya jurnalistik, sehingga PWI mengakomodasi jurnalis

infotainment yang mendaftarkan diri ke dalam organisasi ini, sehingga secara

resmi ada Departement Infotainment sejak akhir Desember 2005. Keputusan PWI

melegitimasi keberadaan tayangan infotainment (Pebruari 2005), memang sangat

mengejutkan banyak pihak. Sebab, Kode Etik Jurnalistik (KEJ) PWI sendiri

27 http://alkausar.org/smp/berita/sehari-bersama-ahli-jurnalistik, download 06 Maret 2009

pk.21.26 28 www.tempointeraktif.com, download 5 Maret 2009 pk.06.42 WIB

Page 39: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

39

dalam Bab II pasal 6 secara jelas dikatakan bahwa ”Wartawan Indonesia

menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan

karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang merugikan nama

baik seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum”. Artinya, penayangan

seputar kehidupan pribadi Artis yang selama ini jadi bahan pokok berita

infotainment jelas tidak dapat dibenarkan.29

Sementara Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) pada tahun 2006

mengeluarkan fatwa yang mengharamkan tayangan infotainment televisi yang

selama ini menjadi salah satu acara dengan rating tinggi. NU menilai tayangan ini

tergolong ghibah dalam bahasa Islam, yang berarti bergunjing. Menurut KH.

Ma`aruf Amin selaku ketua MUI dan Ketua Komisi Fatma MUI bahwa acara

Infotainment tidaklah haram tetapi content beritanya yang diharamkan, dimana isi

berita infotainment sering membuka aib seseorang. Apabila berita tersebut tidak

benar akan menjadi fitnah, meskipun beritanya benar tapi menyangkut pribadi

seseorang dan membuka aib adalah tidak diperbolehkan.30

2. Infotainment

Kata infotainment berasal dari dua kata yaitu information yang berarti

informasi dan entertainment yang berarti hiburan, namun infotainment bukanlah

berita hiburan, berita yang memberikan hiburan. Infotainment adalah berita yang

menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat

(celebrity), dan karena sebagian besar dari mereka bekerja pada industri hiburan

seperti film/sinetron, penyanyi dan sebagainya maka berita mengenai mereka

29 ibid 30 ibid

Page 40: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

40

disebut infotainment. Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras (hard

news) karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan.31

Infotainment menurut Iswandi Syahputra adalah kemasan acara yang

bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan entertainment untuk

menarik perhatian khalayak sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat

diterima.32 Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil satu

program acara infotainment di setiap 9 stasiun televisi swasta antara bulan Maret-

Mei 2009, yaitu: stasiun televisi RCTI dengan program acara Go Spot, SCTV

dengan program acara Was Was, ANTV dengan program acara Espresso,

INDOSIAR dengan program acara Kiss, TRANS TV dengan program acara Insert

Investigasi, TRANS 7 dengan program acara I Gosip, TPI dengan program acara

Plus Minus, TV ONE dengan program acara Expose, dan GLOBAL TV dengan

program acara Obsesi.

Para ahli komunikasi dan media menyebut infotainment sebagai soft

jurnalism, yaitu jenis jurnalisme yang menawarkan berita-berita sensasional, lebih

personal, dengan selebriti sebagai perhatian liputannya.33 Dalam Pedoman

Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun KPI, info-

hiburan dikategorikan sebagai program faktual atau program siaran yang

menyajikan fakta nonfiksi. Karena itu, aturan-aturan P3SPS juga berlaku bagi

program infotainment, khususnya prinsip jurnalistik.

31 Morissan, Op.Cit, hal.27 32 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.66 33 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.68

Page 41: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

41

3. Standar Program Siaran

Standar Program Siaran adalah peraturan yang ditetapkan oleh Komisi

Penyiaran Indonesia nomor 03 tahun 2007 tentang Standar Program Siaran yang

ditujukan bagi Lembaga Penyiaran untuk menghasilkan program siaran yang

berkualitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu

Undang –Undang No 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Lembaga penyiaran

adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga

penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran

berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya

berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Standar Program Siaran merupakan panduan tentang batasan-batasan apa

yang boleh dan tidak boleh dalam penayangan program siaran. Dalam Pedoman

Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun KPI, info-

hiburan dikategorikan sebagai program faktual atau program siaran yang

menyajikan fakta nonfiksi. Yang termasuk dalam program faktual adalah program

berita, features, dokumentasi, program realita (reality show), konsultasi on-air,

diskusi, talkshow, jajak pendapat, pidato, ceramah, editorial, kuis, perlombaan,

pertandingan olahraga, dan program- program sejenis lainnya yang bersifat nyata,

terjadi tanpa rekayasa termasuk program infotainment.

Standar Program Siaran ditetapkan berdasarkan pada nilai-nilai agama,

norma-norma yang berlaku dan diterima dalam masyarakat, kode etik, standar

profesi dan pedoman perilaku yang dikembangkan masyarakat penyiaran, serta

Page 42: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

42

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar Program Siaran

menentukan bahwa standar isi siaran yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan:

a. penghormatan terhadap nilai-nilai Agama

b. norma kesopanan dan kesusilaan

c. perlindungan anak-anak, remaja, dan perempuan

d. pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan, dan sadisme

e. penggolongan program menurut usia khalayak

f. rasa hormat terhadap hak pribadi

g. penyiaran program dalam bahasa asing

h. ketepatan dan kenetralan program berita

i. siaran langsung, dan

j. siaran iklan.

Dalam penelitian ini pasal yang digunakan sebagai acuan untuk

menganalisis isi tayangan infotainment adalah pasal 39 tentang Prinsip Jurnalistik

yang meliputi pasal 40 tentang akurat, pasal 41 tentang adil, pasal 42 tentang

netral dan berimbang, pasal 43 tentang kemandirian lalu bab 12 tentang Privasi

yang meliputi pasal 51 tentang konflik dalam keluarga, pasal 52 tentang

perekaman tersembunyi, dan pasal 53 tentang pencegatan.

F. KATEGORISASI

Kategorisasi adalah penyusunan berdasarkan kategori atau penggolongan

atau pengklasifikasian. Kategorisasi adalah tahapan penting dalam penelitian,

yaitu memberikan arahan dalam mengungkapkan masalah yang dirumuskan

Page 43: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

43

dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kategorisasi yang

mengacu kepada dua pasal yang terdapat di dalam Standar Program Siaran yang

ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia, antara lain:

1. Masalah Privasi

Privasi adalah kemampuan satu atau kelompok individu untuk

mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk

mengntrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi dapat dianggap sebagai

suatu aspek dari keamanan.34 Menurut Altman, privacy (private space) artinya

menciptakan kesendirian (Subur,2001). Ada tiga cara melakukan manipulasi

untuk menjaga privacy-nya. Pertama dengan secara fisik menutup pintu,

berpakaian yang menutup seluruh tubuhnya. Kedua secara perilaku dengan

berkonsentrasi tinggi, mencari ruang sepi. Ketiga secara psikis dengna hanya

berbicara pada diri sendiri. Privacy sering dikaitkan dengan ”nama baik” sehingga

merusak privacy seseorang dianggap sebagai merusak nama baiknya.35

Privasi sebagai terminologi tidaklah berasal dari akar budaya masyarakat

Indonesia. Samuel D Warren dan Louis D Brandeis menulis artikel berjudul

“Right to Privacy” di Harvard Law Review tahun 1890. Mereka seperti hal nya

Thomas Cooley di tahun 1888 menggambarkan Right to Privacy sebagai Right to

be Let Alone atau secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai hak untuk tidak

di “usik” dalam kehidupan pribadinya. Hak atas Privasi dapat diterjemahkan

34 Kamus Besar Bahasa Indonesia, disusun oleh Tim Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional Balai Pustaka, Jakarta,2001, hal.396 35 Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, UII Press Yogyakarta,

Yogyakarta, 2004, hal.79

Page 44: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

44

sebagai hak dari setiap orang untuk melindungi aspek-aspek pribadi kehidupannya

untuk dimasuki dan dipergunakan oleh orang lain (Donnald M Gillmor, 1990 :

281). Setiap orang yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk

mengajukan gugatan yang dikenal dengan istilah Privacy Tort. Bentuk - bentuk

pelanggaran privasi menurut William Proser, antara lain36:

- Intrusion, yaitu tindakan mendatangi atau mengintervensi wilayah

personal seseorang tanpa diundang atau tanpa ijin yang bersangkutan. Tindakan

mendatangi dimaksud dapat berlangsung baik di properti pribadi maupun

diluarnya

- Public disclosure of embarrassing private facts, yaitu penyebarluasan

informasi atau fakta-fakta yang memalukan tentang diri seseorang.

Penyebarluasan ini dapat dilakukan dengan tulisan atau narasi maupun dengan

gambar.

- Publicity which places some one false light in the public eye, yaitu

publikasi yang mengelirukan pandangan orang banyak terhadap seseorang.

- Appropriation of name or likeness yaitu penyalahgunaan nama atau

kemiripan seseorang untuk kepentingan tertentu. Peristiwa ini lebih terkait pada

tindakan pengambilan keuntungan sepihak atas ketenaran seorang selebritis.

Nama dan kemiripan si selebritis di publisisir tanpa ijin.

36 www.hukumhiburan.com download 07 Januari 2009 pk.16.02 WIB

Page 45: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

45

Pembagian yang dilakukan Prosser atas bentuk umum peristiwa yang

sering dijadikan dasar gugatan Privasi yaitu dapat di jadikan petunjuk untuk

memahami Privasi terkait dengan media. Kategori privasi dalam penelitian ini

menyoroti bagaimana permasalahan privasi ditampilkan oleh stasiun-stasiun

televisi swasta dalam program acara infotainment yang mengacu pada Standar

Program Siaran yaitu bab 12 tentang privasi, meliputi:

1. Pasal 51 tentang konflik dalam keluarga

2. Pasal 52 tentang perekaman tersembunyi

3. Pasal 53 tentang pencegatan

Selanjutnya dari ketiga pasal tersebut peneliti jadikan sub kategori dalam kategori

privasi ini, peneliti mengacu pada ketiga pasal diatas untuk mengetahu bagaimana

lembaga penyiaran dalam menyajikan acara infotainment yang berkaitan dengan

permasalahan privasi.

2. Prinsip Jurnalistik

Jurnalistik atau journalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan

harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti

suratkabar. Journal berasal dari perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap

hari. Dari kata itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan

jurnalistik.37

Sedangkan istilah jurnalisme merupakan paham yang memuat sejumlah

37 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Op.Cit, hal.15

Page 46: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

46

kerangka normatif untuk memandu kerja jurnalistik. Atau metode tertentu dengan

pola liputan yang sesuai kerangka norma yang diusungnya. Sebagai kerangka

normatif, jurnalisme memuat sejumlah nilai yang di jadikan rujukan dan

diterapkan melalui sejumlah metode khusus.38 Tujuan utama jurnalisme adalah

menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada warga masyarakat agar

dengan informasi tersebut mereka dapat berperan membangun sebuah masyarakat

yang bebas.39

9 Elemen Jurnalisme menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel40:

1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran

2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga masyarakat

3. Inti Jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi

Lima konsep dalam verifikasi antara lain:

· Jangan menambah atau mengurangi apapun

· Jangan menipu atau menyesatkan pembaca,pemirsa,maupun pendengar

· Bersikap setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan

motivasi dalam melakukan reportase

· Bersandar pada reportase sendiri

· Bersikap rendah hati

4. Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput

5.Wartawan harus mengemban tugas sebagai pemantau yang bebas terhadap

kekuasaan

38 Ibid, hal.10 39 Luwi Ishwari, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, PT.Kompas Media Nusantara,

Jakarta, 2007, hal.9 40 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005,

hal.6

Page 47: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

47

6. Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik

7. Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan

8. Wartawan harus menjaga agar berita itu proporsional dan komprehensif

9. Wartawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya

Tak hanya kejelian dalam proses reportase yang dibutuhkan, akurasi,

kejujuran dan obyektivitas dalam penyampaian beritapun menjadi poin penting

yang tak boleh luput diperhatikan dalam menyajikan sebuah berita yang

berazaskan kebenaran. Dalam Standar Program Siaran akurasi, kejujuran dan

obyektivitas tersebut diatur dalam pasal 39 tentang prinsip jurnalistik, pasal

tersebut dalam penelitian ini menjadi acuan peneliti untuk menganalisis dan untuk

mengetahui apakah prinsip jurnalistik tersebut telah diterapkan dalam siaran

infotainment, prinsip jurnalistik tersebut meliputi :

a. Akurasi

Akurasi berkaitan erat dengan verifikasi dan kebenaran informasi. Akurasi

juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang

pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-detail fakta dan oleh tekanan yang

diberitakan pada fakta-faktanya. Kurangnya akurasi dapat menyebabkan sebuah

media tersandung kasus hukum, sehingga wartawan harus selalu waspada dan

memperhatikan ketepatan data yang disampaikannya kepada khalayak.41 Prinsip

akurasi di dalam Standar Program Siaran diatur dalam pasal 40 tentang Akurat.

41 Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Op.Cit, hal.48

Page 48: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

48

b. Keadilan

Keadilan dalam berita berhubungan dengan perlakuan kepada setiap unsur

pemberitaan sesuai dengan haknya, tanpa mengurangi atau menambah informasi.

Prinsip keadilan dalam Standar Program Siaran diatur dalam pasal 41 tentang adil.

c. Imparsialitas

Imparsialitas terdiri dari keberimbangan dan netralitas. Agar pers tidak

berpihak berita harus berimbang (cover both sides). Rumusan sederhananya

sebagai contoh dalam peristiwa konflik, pers melaporkan fakta dari dua pihak

secara seimbang, jika satu pihak berkomentar, pers juga harus memberikan

kesempatan kepada pihak satunya untuk berkomentar dengan porsi yang sama.42

Permasalahan mengenai keberpihakan berkaitan dengan apakah teks media secara

sistematis menonjolkan satu sisi diatas yang lain ketika berhubungan dengan isu-

isu kontroversial. Dalam prinsip imparsialitas ini, peneliti mendasarkan analisis

dari dua sub kategori, yaitu keberimbangan dan pemisahan antara opini dan fakta.

Dalam Standar Program Siaran prinsip Imparsialitas diatur dalam pasal 42 tentang

netral dan berimbang dan pasal 43 tentang kemandirian.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, artinya data yang

digunakan merupakan data kualitatif deskriptif, yaitu berupa pesan-pesan verbal

42 Mursito BM, Memahami Institusi Media, Lindu Pustaka, Surakarta, 2006, hal.178

Page 49: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

49

maupun non verbal yang terdapat dalam setiap tanda yang termuat dalam

tayangan infotainment.

Guna memperjelas konsep dasar penelitian kualitatif berikut akan

dikemukakan beberapa masalah dasar yang berhubungan dengan penelitian

ini,sebagaimana yang di ungkapkan oleh S. Nasution antara lain: Teori yang

digunakan tidak dapat ditentukan sebelumnya. Penelitian tidak bertujuan menguji

teori atau tanda membuktikan kebenaran suatu teori, tetapi menguji tanda-tanda

dengan semilogi komunikasi,sehingga:

a. Hipotesis tidak dirumuskan secara eksplisit tetapi bersifat dinamik. Yaitu,

sebagai acuan untuk mencari motiv yang sebenarnya. Artinya sepanjang

penelitian dimungkinkan akan timbul hipotesis-hipotesis baru.

b. Statistik tidak dapat diperlukan dalam pengolahan dan penafsiran

data,karena datanya tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif yang

tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berwujud korpus berupa rekaman infotainment di

sembilan stasiun televisi swasta bulan Maret-Mei 2009, di determinasi lewat

perspektif teks, yaitu teks verbal dan non verbal.

a. Non verbal (visual image)

Yaitu gambar-gambar yang tertuang dalam frame yang komposisional, apa

yang menjadi isi atau muatan suatu shot.

b. Verbal (sound source)

Page 50: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

50

Yaitu sumber suara yang akan membantu memahami makna. terbagi dalam

narasi dan musik latar.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari rekaman program acara

infotainment yang ditayangkan oleh sembilan stasiun televisi swasta, dengan

mengambil satu program acara infotainment pada setiap stasiun televisi, dan

ditampilkan dalam bentuk korpus.

b. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dengan cara mengambil dari berbagai sumber

tulisan artikel pemberitaan, buku-buku, sumber-sumber dari internet yang

berkaitan dengan objek penelitian.

4. Analisis Data

Analisis Data dalam penelitian ini menggunakan kaidah tafsir semiologi

komunikasi Andrik Purwasito yang tertuang dalam buku Message Studies (2003),

yang pada intinya merupakan alat uji tanda-tanda dalam pesan yang diangkat dari

motiv komunikator. Dengan semiologi komunikasi akan digali hakekat makna

dalam sistem tanda yang beranjak keluar dari makna aslinya, sehingga didapatkan

makna tambahan yang tidak lepas dari sistem budaya yang berlaku ditempat tanda

itu dilahirkan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis semiologi komunikasi

yaitu tafsir terhadap tanda-tanda. Semiologi komunikasi diperkenalkan oleh

Andrik Purwasito, suatu tafsir yang digunakan dalam studi komunikasi.

Page 51: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

51

BAB II

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Munculnya Infotainment

Kata Infotainment awalnya berasal dari John Hopkins University (JHU) di

Baltimore, Amerika Serikat. Universitas yang terkenal dengan riset kedokteran

dan aktivisme sosialnya di negara-negara berkembang memiliki jaringan

organisasi nirlaba yang bergerak dalam misi kemanusiaan guna meningkatkan

kesejahteraan manusia melalui perbaikan aspek kesehatan. Guna mendukung

sukses misi kemanusiaan JHU di bidang kesehatan, lembaga ini membentuk

Center of Communication Program (CCP) semacam unit organik yang bertugas

mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan guna mengubah perilaku kesehatan.

Untuk itu, para pakar komunikasi. CCP merumuskan pelbagai metode

penyampaian pesan-pesan kesehatan yang secara efektif dapat mengubah perilaku

secara positif. Salah satu konsep pesan yang dihasilkan adalah infotainment.

Konsep infotainment yang dirumuskan oleh JHU/CCP bertitik tolak dari

asumsi bahwa informasi yang disampaikan begitu saja belum tentu dapat menarik

khalayak untuk memperhatikan, apalagi mengingat dan menjadikannya sebagai

faktor perubahan sikap yang positif. Karena itu, diperlukan sentuhan tertentu agar

informasi tersebut menarik perhatian khalayak, hingga pada akhirnya bermakna

bagi mereka. Pendekatan yang dipilih dalam penyusunan pesan adalah dengan

menyisipkan unsur-unsur entertainment guna menarik perhatian khalayak. Maka

muncullah konsep infotainment yaitu informasi yang dibungkus, dikemas,

Page 52: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

52

disisipkan, atau diberi sentuhan entertainment sehingga menarik perhatian

khalayak dan dapat diterima dengan mudah. Dalam praktiknya, JHU/CCP

menyusun program-program yang mengemas pesan dengan menggunakan

berbagai alat bantu, seperti drama radio, iklan layanan masyarakat nan atraktif,

launching event, pelibatan tokoh masyarakat atau public figure sebagai endorser

pesan, sampai konser musik bagi kaum muda untuk mempromosikan pesan-pesan

kesehatan tertentu.43

B. Awal Mula Munculnya Infotainment di Indonesia

Di Indonesia Infotainment menjadi marak dimulai sekitar tahun 1994.

Dimana pada tahun 1990-an mulai bermunculan stasiun – stasiun televisi swasta

yang baru seperti RCTI ( Rajawali Citra Televisi Indonesia , SCTV ( Surya Citra

Televisi ), Indosiar, dan ANTEVE.. Awal kemunculan infotainment dimulai

ketika dunia sinetron marak di Indonesia. Gemerlap kehidupan artis mengundang

banyak keingintahuan dari masyarakat. Hadirlah kemudian Ilham Bintang dengan

Cek & Ricek-nya yang masih ‘dalam batas normal’ meliput berita hiburan. Gejala

meng-gossip ini kemudian menjamur hingga muncul banyak program serupa di

berbagai stasiun TV. Bahkan, edisi media cetaknya pun muncul. Belakangan,

hampir semua media berita online membuat direktori untuk berita gossip. Dari

berbagai program itu, apakah pemilik rumah produksinya sama atau tidak,

infotainment sangat disukai baik oleh sebagian masyarakat dan tentunya

43 Iswandi Syahputra, Op Cit, hal.65

Page 53: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

53

pengiklan. Rating program gossip bisa dikatakan baik.44 Stasiun – stasiun TV

swasta baru tersebut mencoba untuk menarik perhatian pemirsa / penonton (

audience ) dengan cara memunculkan acara – acara baru diantaranya infotainment

yang umumnya memaparkan gaya hidup manusia sebagai seorang selebritis

Sebagai sebuah kancah baru dalam industri pertelevisian, program

infotainment sebenarnya dapat dikatakan cukup sukses mencuri perhatian

khalayak penonton sekaligus mempu menarik pasar iklan yang cukup signifikan.

Dikatakan mencuri perhatian penonton,sebab penonton televisi semula lebih

tertarik pada bentuk sajian yang menayangkan sajian informasi murni seperti yang

diproduksi oleh programa berita setiap satsiun televisi atau tayangan hiburan

murni seperti pentas musik atau jenis sinetron humor. Infotainment masuk

kedalam kancah pertarungan perebutan pemirsa dan langsung dapat mengambil

tempat yang cukup kuat.45

Program infotainment di Indonesia terus berkembang memunculkan

bentuk-bentuk baru. Awalnya infotainment sebatas bincang-bincang gosip yang

menyajikan rangkaian informasi, kini infotainment juga dikemas dalam bentuk

liputan khusus investigasi. Setiap episodenya difokuskan untuk membahas isu

tertentu, seperti spekulasi seputar tewasnya penyanyi Alda,ada juga Insert

Investigasi dan Kasak-Kusuk Investigasi. Ada pula infotainment yang mengambil

bentuk news round-up, yaitu kompilasi informasi selama periode waktu tertentu,

katakanlah selama seminggu. Inilah kemasan yang dipilih untuk program

infotainment weekend seperti Espresso Weekend. Satu dua program infotainment

44 Alibudiharto Haryanta,Pers Infotainment dan Pengaruh Buruknya Terhadap Masyarakat, http://alibudihartoharyanta.blogspot.com, download 28 Februari 2009 pk.06.14 WIB

45 Iswandi Syahputra, Op Cit, hal.159

Page 54: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

54

mencoba terlihat tidak biasa, misalnya mengambil format bincang-bincang di

antara dua host agar lebih terasa nuansa “ngerumpi”nya dan uniknya, selalu saja

pembawa acara infotainment di Indonesia didominasi oleh presenter perempuan

atau presenter laki-laki yang bisa mengimbangi ‘kebawelan’ dan ‘kefemininan’

pasangannya.

Program infotainment lain mencoba tampil ‘lebih serius’ dengan

mengawali tayangannya lewat segmen yang menampilkan posisi ‘rating,’ atau

tepatnya persentase peringkat berita-berita yang dinilai ‘seru’ oleh pemirsanya.

Peringkat itulah yang nantinya akan menentukan urutan penayangan atau

pengulangan informasi. Tingkat permintaan masyarakat yang meningkat terhadap

pemberitaan mengenai idolanya, yang mendorong stasiun – stasiun televisi swasta

untuk menayangkan berbagai acara infotainment. Carpini dan Williams (2001)

menyebut beberapa alasan pokok penyebab maraknya infotainment. Antara lain,

perubahan struktural industri penyiaran dan telekomunikasi, integrasi vertikal dan

horizontal industri media, tekanan pencapaian ekonomi, munculnya pekerja media

yang hanya memiliki keterikatan minim pada kode-kode etik jurnalistik, dan cara

pandang bahwa lapangan jurnalisme dan hiburan itu sama saja.46

Terhitung hingga Maret-Mei 2009 setiap stasiun televisi rata-rata memiliki

program infotainment lebih dari satu. Infotainment yang digunakan sebagai

analisis pada 9 stasiun televisi swasta pada penelitian ini diantaranya:

46 ibid

Page 55: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

55

1. INFOTAINMENT GO SPOT STASIUN TELEVISI RCTI

Go Spot ditayangkan setiap hari Senin-Minggu pukul 06.30 WIB, dengan

pembawa acaranya adalah Rosalien. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4

segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang

berdurasi 5 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti

mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 11 Maret 2009 tentang

berita perseteruan Luna Maya dengan Aura Kasih dan pada tanggal 29 Mei 2009

tentang konflik rumah tangga Helmy Yahya dengan isterinya Harfansy.

2. INFOTAINMENT WAS WAS STASIUN TELEVISI SCTV :

Infotainment Was-Was tayang setiap hari Senin sampai hari Minggu pukul 06.30

WIB. Acara ini berdurasi 30 menit, 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit

dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap

acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam

penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 11

Maret 2009 tentang kabar perselisihan Luna Maya dengan Aura Kasih, lalu

episode tanggal 7 April 2009 yaitu tentang kabar pernikahan siri Mayangsari

dengan Adi Firansyah, selanjutnya tanggal 29 Mei 2009 tentang konflik rumah

tangga Helmy Yahya dengan Harfansy. Dengan pembawa acara Astrid

Sudarwanto.

Page 56: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

56

3. INFOTAINMENT KISS STASIUN TELEVISI INDOSIAR :

Infotainment Kiss sore tayang setiap hari Senin sampai dengan hari Jumat pukul

14.30 WIB, dengan pembawa acara Dave Hendrik, Cristine Jusung. Acara ini

berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan

diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara

menampilkan narasi dan gambar serta footage ( potongan gambar dan atau

potongan suara). Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti mengambil

rekaman secara acak pada episode tanggal 12 Mei 2009 yaitu seputar kabar

beredarnya foto pribadi Nia Ramadhani dengan Ardy Bakrie.

4. INFOTAINMENT PLUS MINUS STASIUN TELEVISI TPI :

Infotainment Plus Minus tayang setiap hari Minggu pukul 11.00 WIB. Acara ini

berdurasi 30 menit, 4 segmen, setiap segmen berdurasi 5 menit dan diselingi

dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara

menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam

penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 24

Mei 2009. Dalam acara tanggal tersebut ditampilkan 1 persoalan. Yaitu

membahas seputar kedekatan Tora Sudiro dan Mieke Amalia.

5. INFOTAINMENT ESPRESSO STASIUN TELEVISI ANTV :

Infotainment Espresso tayang setiap hari Senin – Jumat pukul 09.00 WIB, dengan

pembawa acara Dave Hendrik dan Yuanita. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri

dari 6 segment, setiap segment bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang

Page 57: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

57

berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti

mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 14 April 2009 tentang

putusnya jalinan cinta antara Sheila Marcia dengan George Peter dan episode

tanggal 22 Mei 2009 tentang Dewi Persik dan suaminya Aldyansyah Taher.

6. INFOTAINMENT INSERT INVESTIGASI STASIUN TELEVISI

TRANS TV :

Infotainment Insert Investigasi tayang setiap hari Senin – Jumat pukul 17.30 WIB

dan Sabtu-Minggu 17.30 WIB, dengan pembawa acara Caroline Zahri. Acara ini

berdurasi 30 menit, terdiri dari 3 segment, setiap segment berdurasi 6 menit dan

diselingi dengan iklan yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara

menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam

penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 11

April 2009 tentang rumah tangga Mayangsari dengan Bambang Triatmojo.

7. INFOTAINMENT I-GOSIP STASIUN TELEVISI TRANS 7 :

Infotainment I Gosip Pagi tayang setiap hari pukul 07.30 WIB. Acara ini

berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan

diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara

menampilkan narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam

penelitian ini peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 21

April 2009 yaitu tentang kabar sakitnya ibu Mayangsari dan episode 21 Mei 2009

Page 58: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

58

tentang Laudya Chintya Bella pergi ke Bandung berdua dengan Chiko Jeriko.

8. INFOTAINMENT OBSESI STASIUN TELEVISI GLOBAL TV :

Infotainment Obsesi tayang setiap hari Senin – Jumat pukul 09.30 WIB, dengan

pembawa acara Intan Erlita dan Adriana Bustami. Acara ini berdurasi 30 menit,

terdiri dari 4 segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan

iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan

narasi dan gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini

peneliti mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 2 Maret 2009

tentang hubungan Sarah Amalia dengan Sonny drumer grup band “Sanau”, dan

episode tanggal 27 Mei 2009 tentang hubungan Luna Maya dengan Ariel

“Peterpan”.

9. INFOTAINMENT EXPOSE STASIUN TELEVISI TV ONE

Infotainment Expose tayang setiap hari Senin - Kamis pukul 13.30 WIB, dengan

pembawa acara Windy Wulandari. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4

segment, setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang

berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. Sebagai bahan analisis dalam penelitian ini peneliti

mengambil rekaman secara acak pada episode tanggal 20 Mei 2009 tentang

konflik Dewi Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

Page 59: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

59

C . PERANGKAT HUKUM REGULASI PENYIARAN

Pemerintah selama ini telah menetapkan dan mengeluarkan beberapa perangkat

hukum yang mengatur regulasi penyiaran antara lain:

1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

2. Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 Tentang Pedoman Kegiatan

Peliputan Lembaga Penyiaran Swasta

4. Peraturan KPI Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pedoman Perilaku

Penyiaran

5. Peraturan KPI Nomor 03 Tahun 2007 tentang Standar Program Siaran

D. KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI)

a. Dasar Pembentukan

Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 merupakan dasar utama

bagi pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Semangatnya adalah

pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh

sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal maupun

kepentingan kekuasaan.Berbeda dengan semangat dalam Undang-undang

penyiaran sebelumnya, yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 1997 pasal 7 yang

berbunyi "Penyiaran dikuasai oleh negara yang pembinaan dan pengendaliannya

dilakukan oleh pemerintah", menunjukkan bahwa penyiaran pada masa itu

merupakan bagian dari instrumen kekuasaan yang digunakan untuk semata-mata

bagi kepentingan pemerintah.

Proses demokratisasi di Indonesia menempatkan publik sebagai pemilik

dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi adalah milik publik dan

Page 60: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

60

sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesar-besarnya bagi kepentingan

publik. Sebesar-besarnya bagi kepentingan publik artinya adalah media penyiaran

harus menjalankan fungsi pelayanan informasi publik yang sehat. Informasi terdiri

dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan, ilmu pengetahuan, dll.

Dasar dari fungsi pelayanan informasi yang sehat adalah seperti yang tertuang

dalam Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yaitu Diversity of

Content (prinsip keberagaman isi) dan Diversity of Ownership (prinsip

keberagaman kepemilikan).

Kedua prinsip tersebut menjadi landasan bagi setiap kebijakan yang

dirumuskan oleh KPI. Pelayanan informasi yang sehat berdasarkan Diversity of

Content (prinsip keberagaman isi) adalah tersedianya informasi yang beragam

bagi publik baik berdasarkan jenis program maupun isi program. Sedangkan

Diversity of Ownership (prinsip keberagaman kepemilikan) adalah jaminan

bahwa kepemilikan media massa yang ada di Indonesia tidak terpusat dan

dimonopoli oleh segelintir orang atau lembaga saja. Prinsip Diversity of

Ownership juga menjamin iklim persaingan yang sehat antara pengelola media

massa dalam dunia penyiaran di Indonesia.

Apabila ditelaah secara mendalam, Undang-undang no. 32 Tahun 2002

tentang Penyiaran lahir dengan dua semangat utama, pertama pengelolaan sistem

penyiaran harus bebas dari berbagai kepentingan karena penyiaran merupakan

ranah publik dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Kedua

adalah semangat untuk menguatkan entitas lokal dalam semangat otonomi daerah

dengan pemberlakuan sistem siaran berjaringan.

Page 61: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

61

Maka sejak disahkannya Undang-undang no. 32 Tahun 2002 terjadi

perubahan fundamental dalam pengelolaan sistem penyiaran di Indonesia.

Perubahan paling mendasar dalam semangat UU tersebut adalah adanya limited

transfer of authority dari pengelolaan penyiaran yang selama ini merupakan hak

ekslusif pemerintah kepada sebuah badan pengatur independen (Independent

regulatory body) bernama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Independen

dimaksudkan untuk mempertegas bahwa pengelolaan sistem penyiaran yang

merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan yang bebas dari

intervensi modal maupun kepentingan kekuasaan. Belajar dari masa lalu dimana

pengelolaan sistem penyiaran masih berada ditangan pemerintah (pada waktu itu

rejim orde baru), sistem penyiaran sebagai alat strategis tidak luput dari kooptasi

negara yang dominan dan digunakan untuk melanggengkan kepentingan

kekuasaan. Sistem penyiaran pada waktu itu tidak hanya digunakan untuk

mendukung hegemoni rejim terhadap publik dalam penguasaan wacana strategis,

tapi juga digunakan untuk mengambil keuntungan dalam kolaborasi antara

segelintir elit penguasa dan pengusaha.

Terjemahan semangat yang kedua dalam pelaksanaan sistem siaran

berjaringan adalah, setiap lembaga penyiaran yang ingin menyelenggarakan

siarannya di suatu daerah harus memiliki stasiun lokal atau berjaringan dengan

lembaga penyiaran lokal yang ada didaerah tersebut. Hal ini untuk menjamin tidak

terjadinya sentralisasi dan monopoli informasi seperti yang terjadi sekarang.

Selain itu, pemberlakuan sistem siaran berjaringan juga dimaksudkan untuk

merangsang pertumbuhan ekonomi daerah dan menjamin hak sosial-budaya

Page 62: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

62

masyarakat lokal. Selama ini sentralisasi lembaga penyiaran berakibat pada

diabaikannya hak sosial-budaya masyarakat lokal dan minoritas. Padahal

masyarakat lokal juga berhak untuk memperolah informasi yang sesuai dengan

kebutuhan polik, sosial dan budayanya. Disamping itu keberadaan lembaga

penyiaran sentralistis yang telah mapan dan berskala nasional semakin

menghimpit keberadaan lembaga-lembaga penyiaran lokal untuk dapat

mengembangkan potensinya secara lebih maksimal. Undang-undang no. 32 Tahun

2002 dalam semangatnya melindungi hak masyarakat secara lebih merata.

b. Profil KPI

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang lahir atas amanat Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).

Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI

Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu,

anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan

Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah). Dalam pelaksanaan tugasnya, KPI dibantu oleh sekretariat

tingkat eselon II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf

profesional non PNS. KPI merupakan wujud peran serta masyarakat berfungsi

mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran harus

mengembangkan program-program kerja hingga akhir kerja dengan selalu

memperhatikan tujuan yang diamanatkan Undang-undang nomor 32 tahun 2002

pasal 3:

Page 63: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

63

"Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi

nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa,

mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka

membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta

menumbuhkan industri penyiaran Indonesia”

Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi KPI dibagi menjadi tiga

bidang, yaitu bidang kelembagaan, struktur penyiaran dan pengawasan isi siaran.

Bidang kelembagaan menangani persoalan hubungan antar kelembagaan KPI,

koordinasi KPID serta pengembangan kelembagaan KPI. Bidang struktur

penyiaran bertugas menangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran.

Sedangkan bidang pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran,

pengaduan masyarakat, advokasi dan literasi media.

Anggota Bidang kelembagaan:

· S. Sinansari ecip (Koordinator)

· Mochamad Riyanto

Anggota Bidang Struktur Penyiaran:

· Selamun Yoanes Bosco (Koordinator)

· M. Izzul Muslimin

· Amar Ahmad

· Bimo Nugroho Sekundatmo

Page 64: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

64

Anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran:

· Yazirwan Uyun (Koordinator)

· Sasa Djuarsa Sendjaja (merangkap Ketua KPI Pusat)

Fetty Fajriati Miftach (Merangkap Wakil Ketua KPI Pusat)

Mekanisme pembentukan KPI dan rekrutmen anggota yang diatur oleh Undang-

undang nomor 32 tahun 2002 akan menjamin bahwa pengaturan sistem penyiaran

di Indonesia akan dikelola secara partisipatif, transparan, akuntabel sehingga

menjamin independensi KPI

c. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya sistem penyiaran nasional yang berkeadilan dan bermartabat

untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Misi

1. Membangun dan memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata,

dan seimbang

2. Membantu mewujudkan infrastruktur bidang penyiaran yang tertib dan

teratur, serta arus informasi yang harmonis antara pusat dan daerah,

antarwilayah Indonesia, juga antara Indonesia dan dunia internasional;

3. Membangun iklim persaingan usaha di bidang penyiaran yang sehat dan

bermartabat

Page 65: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

65

4. Mewujudkan program siaran yang sehat, cerdas, dan berkualitas untuk

pembentukan intelektualitas, watak, mora, kemajuan bangsa, persatuan

dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai dan budaya Indonesia

5. Menetapkan perencanaan dan pengaturan serta pengembangan SDM yang

menjamin profesionalitas penyiaran.

d. Wewenang, Tugas dan Kewajiban KPI

1. Wewenang

1. Menetapkan standar program siaran

2. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran

(diusulkan oleh asosiasi/masyarakat penyiaran kepada KPI)

3. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta

standar program siaran

4. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman

perilaku penyiaran serta standar program siaran

5. Melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah, lembaga

penyiaran, dan masyarakat.

2. Tugas dan Kewajiban

1. Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan

benar sesuai dengan hak asasi manusia

2. Ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran

3. Ikut membangun iklim persaingan yang sehat antarlembaga penyiaran

dan industri terkait

Page 66: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

66

4. Memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang

5. Menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan, serta

kritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan penyiaran

6. Menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang

menjamin profesionalitas di bidang penyiaran

Page 67: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

67

BAB III

PENYAJIAN DATA

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa data yang

diperoleh dalam penelitian ini disebut korpus. Korpus yang digunakan dalam

penelitian ini, setelah terkumpul kemudian dilakukan pendataan terhadapnya,

yang disebut dengan korpuisasi. Tujuan dari korpuisisasi tersebut adalah untuk

memudahkan usaha analisa yang dilakukan terhadap korpus itu sendiri.

Adapun usaha korpuisasi ditujukan untuk melengkapi simbol-simbol yang

dianggap oleh peneliti mewakili tema yang dipilih. Jadi korpus adalah pilihan

simbol yang digunakan untuk bahan analisis. Hal ini sangat berkaitan erat dengan

kategorisasi yang telah ditentuka sebelumnya.

Korpusisasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan

sedetail mungkin korpus yang telah diperoleh, dimulai dengan pendiskripsian

tentang segala hal yang berhubungan dengan penayangan korpus. Kemudian

dilanjutkan dengan pendiskripsian mengenai hal-hal yang dimunculkan dalam

korpus itu sendiri, seperti pengambilan gambar dan jalan cerita.

Korpus dalam penelitian ini terdiri dari 4 unsur antara lain:

Transkripsi pembawa acara dan transkripsi narator, selanjutnya deskripsi gambar

dan apabila dianggap penting musik disertakan pula.

Page 68: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

68

No Korpus

Transkripsi

Gambar

1 a

Kabar kedekatan Sarah Amelia dengan Sony drumer grup band Sanau sepertinya bukan isapan jempol semata, beberapa hari yang lalu tim Obsesi memergoki mereka jalan bareng di sebuah mall di Jakarta Selatan. Sebelumnya pada tahun 2007 tepatnya pada bulan Juni, Obsesi sempat melihat mobil Sarah Amelia berada digarasi milik Sony, dikawasan cinere Depok, kami sempat membuntutinya namun karena kepadatan lalulintas Jakarta kami kehilangan kemana arah pasangan ini menuju.

Wartawan Obsesi mengikuti mobil sarah Amelia dari garasi rumah Sony pada bulan Juni 2007

b Tidak berhenti sampai disitu, dibulan berikutnya tepatnya 10 Juli 2007 kami mendapati mobil yang sama Toyota Yaris berwarna silver berplat Bandung, kali ini disebuah kawasan elit Bangka Kemang Jakarta Selatan. Mobil ini sebenarnya merupakan hadiah dari Ariel untuk Sarah ketika menjadi istrinya, namun ternyata didalam mobil tersebut terdapat Sarah dan anaknya Alea beserta Sony pria yang selama ini diduga selingkuhan Sarah

Wartawan Obsesi merekam Sarah bersama Sony di rumah Sarah di kawasan Bangka Kemang, Jakarta Selatan, dengan kamera tersembunyi.

c Untuk kali ini Sarah dan Sony tak bisa lagi menghindar kalau mereka sering hang out bareng, anehnya ketika kami mencoba mengklarifikasi hubungan ini saat keduanya kepergok jalan bareng disebuah mall di Jakarta selatan, baik Sarah maupun Sony tetap berusaha mengelak untuk jujur perihal kedekatan yang terjalin. Lantas benarkah kala itu keduanya hanya teman biasa? menurut sebuah kabar perkenalan Sarah dan Sony terjadi dipulau Bali,

Page 69: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

69

ketika itu sepupu sarah mengenalkan Sony sebagai drumer grup band Sanau, dari situlah dimulai perjalanan kisah asmara Sarah Amelia dan Sony hingga akhirnya mereka berencana untuk menikah, meskipun sebelumnya Sony sempat menolak bersanding dengan Sarah,

Mobil Sarah di parkiran mall

Sarah dan Sony keluar dari mobil

Sarah dan Sony ketika masuk mall Gambar diatas adalah urutan rekaman wartawan Obsesi ketika Sarah dan Sony berada di Pondok Indah Mall dengan kamera tersembunyi

Sarah dan Sony ketika keluar dari mall Wartawan Obsesi memergoki/ melakukan pencegatan, Sarah dan Sony selanjutnya memisahkan diri

Page 70: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

70

kamera selalu mengikuti kemana mereka jalan.

d Wartawan 1: mbak lagi acara liburan mbak? Sarah: aku nggak liburan kemana mana kok Wartawan1 : jadi jalan –jalan sama anak saja? Sarah: iya Wartawan 2: trus yang tadi tu siapa mbak? Wartawan 1 : Sony tu mbak? Sarah: itu temen Wartawan 1 : seberapa deket ama Sony mbak? Sarah : temen aja biasa Wartawan 2; denger denger udah sering jalan, bener ga sih mbak? Sarah; ya saya kan jalan sama temen-temen saya nggak papa dong Wartawan 1: tapi hubungan mbak dengan mas Sony tu seberapa deket sih? Sarah ; kita cuma temen Wartawan: sama Ariel sendiri gimana mbak? Sarah: baik baik aja, udah ya Wartawan 2: nggak takut jalan sama temen nanti ada gosiip? Sarah: aduh kalau ngikutin gosip ma capek Wartawan: Tapi mas Arielnya tau kedekatan mbak dengan mas Sony? Sarah: tau

Sarah Amelia menjawab pertayaan wartawan dengan intonasi tinggi yang menunjukkan kekesalan

e Wawancara dengan Sony: Sony “Sanau” : kenalnya juga dah lama, temen biasa aja. Astagfirullah jangan sampai, nggak lah kita cuma temen biasa aja.

Page 71: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

71

f Ya pemirsa jika benar nantinya Sony akan menikahi Sarah 11 maret 2009 mendatang sepertinya Sony akan menarik kembali ucapanya.

g

Pembawa Acara 1: ya ya ya walaupun sempat membantah nih pemirsa ya, tetep nih kesimpulannya adalah dari temen nih jadi demen, trus pacaran akhirnya menikah deh. Pembawa Acara 2: belum belum, baru rencana mau merid belum menikah. Ati ati kalau ngomong ya nggak sih pemirsa, kalau salah ngomong nanti dijutekin, tadi liat dong mukanya Sarah begitu kepergok jalan sama Sony, mukanya kenceng gitu, ampun deh.

Sumber data: Global TV, Obsesi, 2 Maret 2009, pukul 09.00 WIB, pembawa Acara: Intan Erlita dan Adriana Bustami. No Korpus

Transkripsi

Gambar

2 a

Opening acara oleh Pembawa Acara: Pemirsa taukah anda jika jauh sebelum berteman dan main film bareng nih, kabarnya Luna dan Aura sempat berseteru memperebutkan Ariel peterpen, wah bener nggak ya? Gimana ceritanya tuh? Beberapa waktu lalu Aurakasih pernah dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan Ariel peterpen, padahal saat itu Luna Maya dan Ariel sedang menata kembali puing-puing cinta mereka yamg sempat hancur lantaran Ariel menikah dengan Sarah Amelia.

b Saat itu Aura tegas mengatakan bahwa hubungannnya dengan Ariel hanya sebatas teman seprofesi tapi entah mengapa tiba-tiba saja issu kedekatan Aura dan Ariel kembali menguat, gara-gara kedekatan tersebut hubungan Aura kasih dan Luna Maya pun kembali tegang. Ditemui saat launching film Asmara Dua Diana yang dibintangi oleh mereka berdua semalam Aura dan Luna menjawab enteng gosip tersebut.

Page 72: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

72

c

Wawancara dengan Luna Maya: Kita sih ketawa-ketawa aja, o gitu ya digosipin gitu, nggak papa kan malah memudahkan promosi film gue ya Allah. Aku pikir nggak lah aku nggak pernah musuhin siapa-siapa, kecuali dah nyenggol aku

Luna Maya Menjawab pertanyaan wartawan infotainment dengan tertawa

d Wawancara denga Aura Kasih: Lucu aja tadi kan ketemu Luna baik-baik aja telephon-telephonan, jalan makan bareng, jadi nggak ah lucu aja da berita kaya gitu. Luna Maya dan Aura Kasih: Luna Maya: katanya kita beramtem? Tanya Luna

Maya kepada Aura Kasih Aura Kasih: Tu baik-baik aja kan….

Luna Maya menghampiri Aura Kasih ketika sedang diwawancarai wartawan infotinment

e Meski membantah telah bersi tegang dengan Aura Kasih, tetap saja beberapa media memburu Luna Maya, kontan saja Luna yang awalnya enteng menjawab pertanyaan itu perlahan mulai naik pitam. Luna Maya: yang nggak ada tu jangan di ada-ada in deh, puas kan gue marah-marah? udah? Seneng kan? Ceritain aja besok kaya gitu. Tolong dong kalo yang nggak ada jangan dibilang ada. Apa sih yang lo mau dari gue? di bilang begini di bilang begitu ,capek tau nggak? Jahat tau nggak?

Luna Maya kesal ketika wartawan tetap mengikuti dan memberikan pertanyaan.

f Kemarahan Luna bertambah ketika media masih terus mengikuti saat hendak menuju mobil, tidak hanya marah Luna yang tidak kuat menahan kesal bercampur

Page 73: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

73

emosi terlihat menangis

Luna Maya emosi dan menangis ketika wartawan tetap mengejar sampai keluar ruangan

g Wartawan: luna..luna.. sakit gara-gara berita ini apa gimana luna ? Luna Maya: udah dong ( teriak marah )

Luna Maya teriak kesal meminta wartawan untuk berhenti bertanya dan mengikutinya

Sumber data: RCTI, Go Spot, 11 Maret 2009, pukul 06.30 WIB, Pembawa acara: Rosalien No Korpus

Transkripsi

Gambar

3 a

Luna Maya dan Aura kasih berusaha lari dari wartawan, heboh gonjang ganjing yang mengabarkan Luna dan Aura Kasih bentrok gara-gara memperebutkan cinta Ariel Peterpen dibiarkan lewat tanpa jawab, Aura Kasih mengaku tak pernah ada percekcokkan, sementara Luna Maya tampak kelu dalam berkata-kata, wajah ayunya memancarkan rona gundah seolah menutupi sebuah fakta. Benarkah Luna cemburu karena Ariel main serong dengan Aura Kasih?

Pada opening tayangan muncul wajah Aura Kasih dan Ariel dengan diberi caption “Ariel jalan bareng Aura Kasih, Luna Maya ngamuk???”

Page 74: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

74

b

Luna Maya: yang nggak ada tu jangan di ada-adain deh, puas kan gue marah-marah? udah? Seneng kan?

Luna Maya kesal ketika wartawan tetap mengikuti dan memberikan pertanyaan kepadanya

c Aura Kasih: lucu aja aku ketawa karena aku temenan banget ama Luna masa rebutan cowok, enggak lah nggak ada, tadi aja ketemuan cipika cipiki trus ini janjian makan bareng.

d Luna Maya sungguh tak punya gairah untuk membuat pernyataan logis, emosi terlanjur membakar dihati, kata-kata pedas dilontarkan kepada pemburu berita, Namun tidak demikian dengan Aura Kasih, meski tergagap Aura kasih masih mampu mengendalikan diri, dengan kalimat tertata Aura sekali lagi menampik berita itu. Bagi Aura, Ariel dan Luna adalah teman baik tak ada yang lebih dihati Aura untuk Ariel.

e Aura Kasih: enggak, nggak ada kepergok kepergokan, semuanya temen jadi nggak ada sesuatu yang apalah ya.

f Luna Maya: Tolong dong kalo yang nggak ada jangan dibilang ada. Apa sih yang lo mau dari gue?di bilang begini di bilang begitu ,capek tau nggak? Jahat tau nggak?

Page 75: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

75

Infotainment Was Was memberikan frame melingkar untuk menunjukkan wajah Luna Maya ketika marah.

g Sayang Luna begitu gelap hati, dihadapan kamera, wanita lembut itu berubah menjadi galak, ada apa sesungguhnya dengan Luna Maya? Disinyalir Ariel menemani Aura Kasih berbelanja keramik, jika benar memang sebuah kisah penuh romansa, layak jika Luna Maya mengamuk garang, namun Aura Kasih menganggap itu adalah sebuah gosip lucu, sayang Luna justru bersikap sebalikknya, amarah dara cantik itu meledak bak amuk arus seribu sungai. Apa makna teriakan histeris Luna maya dihadapan media kemarin malam. Adakah Luna ingin melepas beban yang menindih kalbu?

Was Was memperlihatkan gambar Luna Maya marah ketika wartawan tetap mengikuti Luna Maya

h Aura Kasih : ya kita ketawa kok kita digosipin kaya gitu lucu ya

Sumber data: SCTV, Was Was, 11 Maret 2009, pukul 06.30 WIB, Pembawa acara: Astrid Sudarwanto No Korpus

Transkripsi

Gambar

4 a

Lama terbuai bahagia dengan kemewahan sebagai nyonya Bambang Tri Atmojo, jantung Mayangsari kembali dibuat berdetak kencang, sebuah rahasia besar yang selama ini tampak samar-samar kini secara terang-terangan terkuak, adalah Andri adik kandung almarhum Ady Firansyah, yang menyingkap misteri seputar pernikahan siri mendiang kakaknya dengan penyanyi asal Purwokerto itu, secara blak blakan Andri membongkar kedok Mayangsari dengan kakaknya yang digelar tertutup di sebuah hotel di Jakarta pusat, hebohnya lagi menurut Andri pernikahan siri tersebut pada saat mayang

Page 76: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

76

mengandung putrinya Kirani Siti Hartina yang selama ini diketahui sebagai buah cintanya dengan Bambang, lebih hebohnya lagi nama Kiran ternyata diberikan oleh almarhum Ady Firansyah.

b Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah):

yang tau Andri ini ya....pas acara taun baru, jadi pas tahun baru ngumpul tahun 2000 berapa ya, 2004 2005 lah ,nah udah ngumpul semua Andri juga kaget kan kok bisa ada Andri ada mama,ada semuanya, harusnya kan andri doang,ternyata ya semuanya ada, tapi ya udah itu acara tahun baru, sekalian bilang bahwa mbak Mayang lagi mengandung 3 bulan Kiran, nah yang ngasih nama Kiran itu ya almarhum sendiri gitu

c Pengakuan Andri seakan membenarkan dan meluruskan rumors pernikahan siri antara Ady dan Mayangsari yang sempat santer diberitakan 2 tahun lalu, pada waktu itu disebutkan bahwa pernikahan siri Mayang dan Ady berlangsung dianyer, tp terang saja jika pernikahan tersebut tidak ditemukan ditanah banten, sebab menurut Andri pernikahan itu digelar di Jakarta dan dihadiri teman teman satu manajemen Ady dan Mayang.

Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah):

Tomy kurniawan, Ady Fairus, pokonya satu grup TM, Teddy Management lah gitu, jd semua ada nah disana ada Andri,tapi Andri suruh balik kekamar nggak boleh taulah ya paling denger doang,emm kalo mengandung 3 bulan aja.

d Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah):

Almarhum ke Anyer sempet ya, ama managernya malahan, dan sopirnya Andri, jadi Andri yang lebih tau, dia menikah atau apa, cuman dia sempet bilang mau ke Anyer.

e Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah):

Page 77: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

77

mas Ady panggil mama tapi mama nggak mau, sarah juga sama adik yang paling kecil juga nggak mau ya sudah saya kesana, ya kaget aja, shok aja, pengen bilang mama kata kak Ady ya udah lah mungkin mama juga toh nanti juga tau kan, selesai acara ini Ady nanti pasti bilang gitu

f Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah):

Kalau Almarhum kan sering perhatiin minum susunya, atau apanya telphon lama berjam-jam sampai subuh, mama sempet tanya siapa? mbak Mayang gitu.

g Pernyataan Andri tidak saja menyingkap misteri pernikahan siri Mayangsari dengan almarhum kakaknya, sebaliknya pengakuan menggemparkan itu sekaligus membongkar skandal cinta segitiga antara Mayangsari, Ady Firansyah dan Bambang Triatmojo, tapi Ady kemudian menceraikan Mayang karena terlibat konflik, setelah itu Mayang semakin mantab melompat kepelukan putra cendana Bambang Triatmojo. Yang menjadi pertanyaan kemudian, siapa yang menjadi ayah biologis dari Kirani Siti Hartina?Andri sangat yakin kalau putri Mayang yang lahir tahun 2007 itu adalah buah cintanya dengan almarhum Ady Firansyah.

h Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah):

ya karena yang ngasih nama itu kan, ya jujur aja baru sekarang ini Andri ngungkapin yang ngasih nama itu ya almarhum. Jadi Almarhum itu kan namanya Ady Firansyah kan jadi Kiran trus Firan ya udah didepannya itu dirubah namanya jadi Kiran, nah pas nama itu mbak mayang itu sama pak Bambang nah ditambahin jadi kiran siti itu.

i Secara fisik sosok Kirani memang mirip dengan almarhum Ady, disebut sebut mata bocah tak berdosa itu titisan gen Ady, itu pula yang membuat mayangsari tak bisa melupakan Ady, meski sudah tinggal seatap dengan Bambang dibilangan Simprug. Dua tahun lalu Andri mengurai cerita seputar kemurahan hati nyonya Simprug itu kepada kakaknya, disebut-sebut Mayang suka meminjamkan mobil

Page 78: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

78

kepada Ady kapanpun Ady membutuhkannya, Andri bahkan sempat memberi tahukan mantan istri Bambang, Halimah seputar skandal cinta yang dilakoni Mayangsari.

Was Was membandingkan kemiripan wajah Kirani dengan Ady Firansyah

j Wawancara dengan Andri ( adik Ady Firansyah):

Bu Halimah juga bilang udahlah Ndri mau gimana, ya nanti lah tunggu ibu keluar negeri dulu kan karena Panji pengen kuliah keluar negeri, jadi nanti ya ndri ibu kabari.

Entah karena informasi dari Andri, sempat beredar kabar kalau Bambang konon mendesak Mayang untuk tes DNA atas Kirani Siti Hartina buah cinta mereka, tapi rumors itu menguak seiring dengan sikap mayang yang selalu bungkam disinggung rumah tangganya dengan Bambang, tapi pada akhirnya ada satu pertanyaan yang tersisa apa motif Andri mengungkap pernikahan siri almarhum kakaknya, benarkah ada motif pemerasan dibalik pengakuan blak blakan itu? Faktanya keluarga almarhum Ady memang membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai operasi tumor di rahim ibunya, secara tersirat andri dan jeany ibunya mengungkap karena sakit hati lantaran management Ady dan Mayangsari yang dulu bermurah hati kini terkesan menutup mata atas penderitaan mereka.

k Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah):

Tante kalau operasi itu berapa ya, sekitar dua belas juta belum biaya yang lain- lainnya ya bisa sampe dua puluhan lah.

l Wawancara dengan Andri

( adik Ady Firansyah): ya apa ya, berjayanya mas Tedy gara gara almarhum ya, pengennya sih beliau bantu ketemu ya ngobrol lah.

m Wawancara dengan Jeany (mama Ady Firansyah):

dari managernya nggak ada,

Page 79: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

79

terakhir itu sertifikat rumah sama uang 3 juta sembilan ratus itu aja

n Wawancara dengan Andri

( adik Ady Firansyah): mbak Mayang juga ngerti lah kondisi Andri gimana, mama juga, ya jadi apa yang dikatakan Andri mbak mayang juga liat.

Sumber data: SCTV, Was Was, 7 April 2009, pukul 06.30 WIB, pembawa Acara: Astrid Sudarwanto

No Korpus

Transkripsi Gambar

5 a

Sosok itu bernama Mayangsari, media selalu menguntitnya penyebabnya mungkin karena anak pesinden ini menjelma menjadi sosok kaya raya berlimpah harta, tapi ketertarikan itu boleh jadi karena status mayang sebagai istri siri yang kemudian melahirkan sensasi serta kontroversi. Dan sejak dulu mayang memang suka berdandan, ia selalu menjaga penampilannya, kini didukung uang yang tiada berseri saking banyaknya tongkrongan Mayang semakin menjadi-jadi, lihat saja kendaraan busana maupun kendaraannya keluaran merk berkelas, jalan air pastilah basah juga maka keluarga Mayang di Purwokerto juga kecipratan rejeki.

Insert Investigasi menggambarkan Mayangsari dengan dikelilingi banyak uang

b Pembawa acara: Penampilan Mayangsari ditiap kesempatan nyaris

mencuri perhatian media, tak terkecuali saat dia tampil dipemilu lalu, Berbeda dengan Mayang yang terlihat cenderung tampil gemerlap, Gendis putri Bambang Triatmojo justru tampil lebih bersahaja di pesta demokrasi kemarin.

b Momen pemilu tanggal 9 April kemarin juga menyisakan beda penampilan yg mencolok antara Mayang dan Gendis. Lihatlah sosok Mayang dengan rambut bercat merah hingga busana yang dikenakan tak pelak ia tampil bak ibu nan modis, bagaimana dengan Gendis? Dibanding ibu tirinya penampilan Gendis terlihat lebih sederhana, anting saja tak

Page 80: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

80

terpasang ditelingannya, bahkan riasan wajahnya terlihat begitu tipis, tiada perhiasan emas, hanya cincin kawin yang melingkar dijari manisnya.adakah ini semua karena Mayang yang pintar berdandan,entahlah.

Insert Investigasi membandingkan perbedaan penampilan antara Gendis dan Mayangsari dengan diberi caption: “penampilan bertolak belakang antara Gendis dengan Mayang”

c Sekedar mencari ukuran tengok si kecil Kiran, belum juga genap 5 tahun namun nampaknya telah mewarisi kecekatan ibunya dalam berpenampilan.

Insert Invertigasi memperlihatkan penampilan Kiran

d Lantas bagaimana dengan kendaraan? sebuah mobil berkelas siap menghantar Mayangsari sedangkan Gendis rupanya memilih standar dibawahnya, kesederhanaan Gendis mungkinkah karena ia terlalu biasa dengan kemewahan yang sudah dinikmatinya sejak kecil, hingga kini ia bosan berpenampilan wah-wahan

Insert Investigasi membandingkan mobil Gendis dan Mayangsari Dengan caption yang bertuliskan Harga Mobil: Rp 200 juta (milik Gendis) dan 1 Milyar (milik

Page 81: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

81

Mayangsari)

e Dan soal mobil hampir seluruh saudara Mayang juga memilikinya dengan berbagai merk, rata-rata kendaraan roda 4 tersebut bernomor polisi B alias Jakarta. Inilah yang terekam kamera ketika Kiran berulang tahun yang ke-2 beberapa waktu yang lalu.

Insert Investigasi memperlihatkan beberapa mobil mewah milik keluarga Mayangsari

f Wawancara dengan Mayangsari: Apasih? aduh heboh sekali yaa, saya heran saya katanya penyanyi yg biasa -biasa aja, nggak ada yg dihasilkan, kenapa kok kayaknya ini bgt

g Pembawa Acara: Keluarga cendana juga terlihat mengikuti proses pemilu, dan walaupun hadir dimuka umum mbak Tutut enggan berlama-lama menghadapi sorot kamera. Meskipun pihak keluarga Mayang nampak tidak menyukai kehadiran para pemburu berita, namun mereka tetap terlihat mengikuti pesta demokrasi kali ini

Page 82: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

82

h Usai memilih mbak Tutut langsung meninggalkan TPS 03 suaranya masih empuk di telinga tapi ia menangkis semua pertanyaan. Berjarak kira-kira 400 km dari Jakarta menempati sebuah rumah di bilangan jalan Kali Pener pemilu juga digelar dan TPS 10 itu ternyata merupakan kediaman keluarga Mayangsari. Kakak Mayang nampak bahagia berketempatan sebagai pesta rakyat 5 tahunan tersebut. Namun bertolak belakang dengan sikap mbak tutut yang ramah dan murah senyum, saudara mayang justru menampilkan sikap kurang bersahabat.

Insert Investigasi memperlihatkan gambar keramahan mbak tutut

i Wawancara dengan kakak Mayangsari: apalagi sih mbak udahlah yg lain sajalah, nggak ada bosen-bosennya deh” Dan ketimbang menghadapi wartawan saudara Mayang lebih suka melayani panitia pemilihan.

Kakak Mayangsari terlihat kesal menghadapi pertanyaan wartawan

j Mayangsari tetap menjadi magnet hiburan tanah air, meski tak ada lagi karya tercipta, Mayang tetap menjadi incaran media, entah sampai kapan sensasi Mayangsari akan berlanjut toh nyatanya sang biduan tetap terus melangkah

k Takkan selamanya tanganku mendekapmu Takkan selamanya raga ini menjagamu Seperti alunan detak jantungku Tak bertahan melawan waktu Dan semua keindahan yang memudar Atau cinta yang telah hilang Tak ada yang abadi Tak ada yang abadi

Musik: Peterpen Judul: Tak ada yang abadi

Sumber data: Trans TV, Insert Investigasi, 11 April 2009, pukul 17.30 WIB, Pembawa acara: Caroline Zahri

Page 83: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

83

No Korpus

Transkripsi Gambar

6 a

Jalinan cinta pemain Sheila Marcia dengan George Peter yang menembus jeruji penjara itu secara mengejutkan telah berakhir, hal itu disampaikan Sheila kemarin kepada tim Espresso, soal penyebab retaknya hubungan asmara mereka, Sheila tidak secara eksplisit mengungkapkannya, namun yang pasti bukan karena percekcokan, tapi tidak diketahui siapa yang pertama mengakhiri cinta mereka, tapi Sheila mengeluhkan sesuatu terkait hubungan asmaranya dengan George Peter. Benarkah george Peter kurang memberi kasih sayang kepada Sheila? Sehingga kehidupan asmaranya terasa gersang?

b Wawancara dengan Sheila Marcia: ya pokoknya ini yang terbaiklah buat kita berdua, memang harus sendiri dulu, ya gimana ya mbak kalau sesuatu dipaksakan percuma kan, jadi ya gini aja dulu dech, bukan masalah berantem apa bertengkar trus putus gitu enggak, ya sekarang kalau kita emang nggak nyaman ato misalnya kita merasakan sesuatu hal yang berbeda, suatu perhatian yang berbeda atau apapunlah bentuknya berubah, ya pasti kita merasa ada apa nih? Tapi kalau sesuatu hal itu kalau memang sudah nggak apa ya, ya pokoknya kalo udah bikin stres sendiri tu enaknya ya udah deh gitu.

c Cukup mengherankan mengapa hubungan dikala Sheila ada pada situasi yang memprihatinkan itu justru berakhir setelah dirinya tidak lama bebas dari penjara, hal ini mencuatkan dugaan bahwa George Peter hanya sebagai pelarian cinta Sheila yang kecewa lantaran diputus oleh Roger Danuarta tak lama setelah ditangkap karena kasus narkoba. Atau sebaliknya George sekedar numpang popularitas dari Sheila dan kini putusnya Sheila dan George Peter juga tampaknya membuat mimpi Sheila untuk menikah muda pupus. Lantas bernarkah kisah asmara mereka yang bermula dari balik penjara itu berkhir lantaran adanya orang ketiga?

d Wartawan: tapi katanya sudah ada pengganti baru? Sheila : belum ada, aku masih mau sendiri, enggak

sih pertama aku juga dah berdoa kalo memang dia Cuma sebagai pelarian tolong

Page 84: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

84

jauhkanlah dari dia, tapi akhirnya dideketin terus sama Tuhan gitu, ya aku juga melihat dari sisi mamaku juga sih, maksudnya mamaku benar-banar comfert ga sama pacaran yang aku jalanin, kalau misalnya setengah-setengan juga aku.. apa ya restu orang tua juga harus baik gitu kan.

e Wawancara dengan Caecilia Joseph

(ibu Sheila marcia): yang bisa merestui bukan mamanya Sheila tetapi yang merestui semua hubungan apapun baik kerja ataupun relationship apapun itu ialah Tuhan Yesus, bukan tante atau mamanya Sheila, mamanya Sheila ni siapa gitu, enggak tante nggak mau melangkahi atau mencuri kemuliaan Tuhan yesus, tidak mau.

f Pembawa Acara 1 : Tu wajar lah ya sahabat espresso, tadi kan Sheila di dalam penjara, pilihannya cuma ada tempe, mau gak mau makan tempe, tapi begitu dia bebas nggak cuma ada tempe eh ada tahu.

Pembawa acara 2 : ada combro Pembawa Acara 1 : ada singkong Pembawa Acara 2 : banyak pilihan yaa Pembawa Acara : eh tapi tempenya dulu kan juga

oke Pembawa Acara 1 : nah mungkin udah jadi

bongkreng

Dua pembawa acara Espresso memberikan komentar kepada narasumber

Sumber data: ANTV, Espresso, tanggal 14 April 2009, pukul 09.00 WIB, pembawa acara: Dave

Hendrik dan Yuanita

Page 85: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

85

No Korpus

Transkripsi Gambar

7 a

Pembawa Acara: Larasatun jengkir gading terkapar dilansir ibunda mayangsari tersebut tak sadarkan diri alias koma di sebuah rumah sakit di Purwokerto. Penyakit jantung Larasatun tampaknya kian kritis, namun Mayangsari terlihat tenang, saat dijumpai di stasiun kereta api Purwokerto sambil menjawab singkat mayang melenggang.

b Wartawan: Gimana keadaan ibunya mbak?mbak mayang?kondisinya sudah membaik ya mbak? Mayangsari: Alhamdulillah

c Keberangkatan Mayang dari Purwokerto ke Jakarta nampaknya menyisakan kesan bahwa kondisi sang Bunda dalam keadaan genting. Entahlah Mayang tak mau ungkap fakta sesungguhnya, setali tiga uang pihak rumah sakit juga tidak memberikan keterangan signifikan seputar kondisi Larasatun Jengkir Gading.

d “Semua bungkam, namun dilansir diam diam Mayangsari menyimpan sejuta cemas didada, Mayang sungguh kuatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras, mungkinkah pesona Mayangsari ditentukan oleh Larasatun Jengkir Gading?

Sumber data : Trans 7, I Gosip Pagi, tanggal 21 April 2009, pukul 07.30 WIB

No Korpus

Transkripsi

Gambar

8 a

Beberapa waktu yang lalu didunia maya beredar foto Nia Ramadani dan Ardy Bakrie kekasihnya, dalam foto tersebut Nia tampak menggunakan atasan yang minim sementara Ardy bertelanjang dada. Nia dan Ardi menjelaskan foto tersebut diambil saat mereka hadir dalam sebuah pesta di Singapura, dan mereka juga menganggap wajar jika berpenampilan seperti yang terlihat dalam foto karena pesta berlangsung dipantai

Page 86: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

86

b Wawancara dengan Nia Ramadhani: ya itu kan acaranya dipantai jadi ya wajar- wajar aja dan alhamdulillah keluarga juga nggak ad yang nanggepin.

Wawancara dengan Ardy Bakrie : ya terserahlah mbak saya nggak bisa comment

c Meski didunia akting yang membesarkan namanya, namun Nia mengaku rela untuk tak berakting didepan kamera, hal ini atas permintaan Ardy, namun Ardy tak melarang jika Nia berkiprah dibalik layar, tanpa bersedia mengungkapkan lebih detail Nia sendiri mengaku kini juga sudah memulai untuk berbisnis.

d Wawancara dengan Nia dan Ardy: itu juga udah pernah kita omongin juga Ardy juga udah pernah ngomong ke aku kalau misalnya dibelakang layar masih didunia entertain ya jadi pemain sinetron atau apapun juga yang penting disaat nantinya saya melakukan itu saya udah siap menerima resiko. Tapi saat itu kan belum datang tapi itu kan udah kita omongin, karena aku sekarang kan lagi ngejalanin,bukan ngejalanin sih tapi lagi memulai bisnis, sebenarnya dari dulu kan aku dah bilang kalau misalnya di dunia entertain itu nggak bisa dijadiin pekerjaan tetap karena itu ada masanya gitu kan, itu kan ada regenerasi, jadi aku sekarang didunia entertain bonusnya dapetin hasil itu semua aku jadiin modal untuk usaha.

e Sebelum menjalin hubungan dengan Nia Ramadani, Ardi disebut-sebut pernah berpacaran dengan Manohara Odelia Pinot, maka pada saat ini telah heboh tentang Manohara yang mengalami kekerasan oleh suaminya, Ardypun ditodong untuk mengomentari mantan kekasihnya itu. Mungkin lantaran tak enak ada Nia disisinya jawaban Ardy terkesan normatif dan standar.

Page 87: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

87

f Wawancara dengan Ardy: publik gimana menilainya? Saya nggak bisa bilang apa-apa, no comment lah , saya no comment karena saya belum melihat bukti bukti dan lain lain, intinya itu aja, ya itu terserah publik kalau publik merasa gitu jadi semua orang punya pendapat sendiri sendiri, pokoknya yang saya pengenin keadilan dan semua yang sebener benernya terungkap, saya nggak tau siapa yang bener siapa yang salah, tapi saya pengen insyaallah keadilan di negeri kita terutama yang salah tetep mendapatkan hukuman yang sepantasnya dan yang bener tetap bener itu yang saya pengen gitu aja.

Sumber data: Indosiar, Kiss, tanggal 12 Mei 2009, pukul 03.00 WIB, pembawa acara: Ruben Onsu dan Christine Jusung

No Korpus

Transkripsi Gambar

9 a

Demi kebahagiaan nampaknya uang menjadi masalah bagi Dewi Persik dan uang pula kabarnya yang memisahkan Dewi dengan pengacaranya yang sudah dianggap sebagai orang tuanya.

b Pembawa Acara: jangan seperti Dewi Persik nih yang kabarnya durhaka terhadap maminya, tapi mengapa ia tega memutuskan hubungan dengan orang yang menikahkanya dengan Aldi taher?apakah karena ia telah dihasut oleh Sari manager baru Dewi Persik?

c Wawancara dengan Dewi Persik bersama pengacaranya Endah Murnalita (dok.sebelum terjadi konflik): Alhamdulillah berkat beliau apapun kondisi yang terjadi saya masih bisa mengendalikan. Dari kasus pencekalan bersama walikota tahun 2008 tetep mami yang mendampingi saya, sampai aku marah-marah pada kasusku yang terakhir ini, jadi mami tolong dimaafkan kalo aku tanpa bimbingan dari mami mungkin aku cuma emosional dan bukan tambah dewasa tapi malah makin anak-anak, kalau dewi seperti anak-anak, mungkin dibilang anak durhaka ya durhaka tapi terus terang saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, mami harus bisa mengampuni Dewi sebagai kepercayaan orang tua Dewi di Jember.

Wawancara dengan Dewi bersama pengacaranya Endah Murnalita Dok. Desember 2008

Page 88: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

88

d Pernyataan Dewi Persik barusan tersebut nampaknya

hanya kiasan di bibir seksinya belaka, kasih sayangnya pada sang pengacara Endah Murnalita yang sudah dianggap Dewi sebagai mami sendiri itu nampaknya pudar sudah, gara-gara hasutan manager barunya bernama Siska. Kini Dewi dikabarkan justru sedang berseteru dengan para pengacaranya, dan bagaikan anak kecil yang sedang merajuk Dewi tidak mau menerima telephon dari wanita yang telah menikahkannya dengan Aldy Taher itu.

e Wawancara dengan Endah Murnalit( Pengacara Dewi Persik): kalau dibilang terkejut ya saya sangat sangat tidak percaya dan itu yang melakukan adalah anak saya, ya karena saya tahu persis Dewi itu seperti apa.

f Tanpa alasan yang jelas Dewi seperti menusuk dari belakang tim pengacaranya yakni Endah Murnalita, Doni Endarsarto, Wibowo Saputra dan Eko Prananto yang berjuang demi Dewi beberapa bulan yang lalu, lantaran keakraban yang terjadi diruang sidang antara pengacaranya dengan pengacara Asep Komarudin, Dewi dengan sikap naifnya menyangka telah terjadi persekongkolan antara pengacara untuk menjatuhkan dirinya. Alih-alih bertanya kepada pengacaranya Dewi justru langsung mencopot jabatan pengacaranya dari kasusnya melawan Asep. Padahal sejak awal pengacaranya tidak pernah mendapatkan bayaran sepeserpun dari Dewi. Perlakuan Dewi yang bagaikan membalas air susu dengan air tuba itu kabarnya dipicu oleh manager barunya. Merasa tersinggung dengan perlakuan Dewi tim penguasa hukum Dewi akhirnya mengundurkan diri

Sumber data: TV ONE, Expose, tanggal 20 Mei 2009, pukul 13.30 WIB, pembawa acara: Windy Wulandari

Page 89: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

89

No Korpus

Transkripsi Gambar

10 a

“Laudya Chintya Bella lagi-lagi terjebak, beberapa hari yang lalu bella terlihat asyik berduaan dengan Chiko Jeriko di kota kembang Bandung. Apalagi reaksi Bella terhadap berita itu jika bukan naik pitam tidak kepalang.

b Wawancara dengan Laudya Chintya Bella: “Nggak ada yang di klarifikasi kan? Jalan ke Bandung sama mama sama papa aku dijemput, sama mama sama papa di jemput, aku tinggal di Bandung, rumahku di Bandung, seluruh keluargaku di Bandung dan aku pulang ke Bandung, memangnya salah?? Nggak salah kan aku ke Bandung pulang kerumah keluarga?

c Sayang gambar keakraban Bella dengan Chiko tak terekam, entah mengapa kali ini tiba-tiba saja Bella dekat dengan Chiko, mungkinkah Chiko dijadikan pengisi kekosongan hati Bella?

d Wawancara dengan Bella: aku nggak merasa kosong, karena sekarang juga lagi ada acara Ini dan segala macem, alhamdulillah ada aja kerjaan.

e Jadi bulan-bulanan berita miring membuat Bella sedikit gerah, namun untuk berita yang masih hangat ini, Bella tetap ingin menandaskan bahwa hubungannya dengan Chiko hanya sebatas teman jalan, tidak ada cinta lokasi sperti yang dilansir selama ini.

f Wawancara dengan Bella: jalan bareng sering, kalau memang nggak ada kerjaan dan nggak ada shooting pasti jalan bareng. Aku nggak perlu jelasin hubungan aku seperti apa, yang jelas udah sama-sama tau, mas juga dah tau, semua juga dah tau Wartawan: Atau mungkin ada ketakutan gitu mbak? Bella:

Page 90: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

90

nggak ada ketakutan ya munkin capek aja buat aku, karena aku mau ngomong A jadi beritannya aneh, ngomong B beritannya melenceng, menurut aku ya cukuplah, cukup diberitain selalu yang melenceng-melenceng terus, menurut aku jadi minus banget buat akunya, jadi bukannya aku nggak mau ngomong atau nggak mau gimana yang jelas aku cukup dengan umur aku yang 21 dengan pemberitaan yang ada, yang Bella gonta-ganti pacar, bella ini Bella itu, itu kaya.. ah basi, udahlah.

Sumber data: Trans 7, I Gossip Pagi, tanggal 27 Mei 2009, pukul 07.30 WIB

No Korpus

Transkripsi Gambar

11 a

Sahabat espresso istilah pepatah lama yang mengatakan bahwa cinta itu buta tampaknya hal itulah yang dialami Dewi Persik saat membina hubungan cintanya dengan Aldiansyah Taher yang saat ini berstatus sebagai suami Dewi, siapa yang tak kenal Dewi, kiprahnya didunia hiburan saat ini sepertinya tidak perlu diragukan lagi, kehadiran aldi taher sbg seorang suami sepertinya tidak membawa perubahan pd kehidupan dewi, kabarnya Aldi justru memanfaatkan ketenaran dewi untuk mendompleng namanya dijagat hiburan yang tak kunjung terkenal seperti impian Aldy selama ini, meski Aldi sudah menunjukkan kepiawaian akting dan bernyanyianya namun pria yang memiliki panggilan akrab Mamat oleh tema-teman kampusnya ini tak bisa meraih popularitas seperti yang dimiliki Dewi saat ini. Pilihan Aldy menikah dengan DP untuk mendomleng namanya di jagat hiburan memang pilihan yang tepat

b Berbeda dengan sosok suami para selebritis lainya yang bisa menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dengan memiliki pekerjaan yang nantinya akan menghasilkan uang bagi kehidupan rumah tangganya, Aldy justru terkesan banci tampil untuk selalu terlihat mendampingi sang istri, lihat saja sejak terkuanya pernikahan mereka dimana ada dewi disitu pasti ada aldi taher, dan bak seorang pahlawan kesiangan Aldypun seolah melakukan pembelaan terhadap dewi yang justru tidak memberikan perubahan apa-apa terhadap kasus yang telah dialami selama ini.

Page 91: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

91

c Aldy Taher( suami Dewi Persik)

Pokoknya gini aja isteri saya kalau nggak disinggung sama orang dia nggak akan nyingggung orang lain

d Sikap Plintat Plintut yang ditunjukkan Aldi Taher dalam menjalani biduk rumah tangganya bersama DP bukan hanya perihal pekerjaannya aldi yang tidak tetap sebagai sang suami,aldy tampaknya lebih pantas di sebut sebagai manager dewi persik ketimbang suami dewi lantaran keberadaan aldi yang selalu disisi dewi jika dewi sedang bekerja atau melakukan konferensi pers dan pekerjaan atau kasus yang sedang dewi alami, bahkan untuk memberi kepastian pelegalan tentang pernikahan siri yang mereka jalani aldipun seolah tidak serius menanggapinya,hal ini kabarnya membuat dewi geram dan mengancam aldi untuk segera melegalkan pernikahan meraka atau jika tidak dewi akan menjalani pernikahan bersama pria lain.

Sumber data: ANTV, Espresso, tanggal 22 Mei 2009, pukul 09.00 WIB, pembawa acara: Dave

Hendrik dan Yuanita

No Korpus

Transkripsi Gambar

12 a

Narator 1.Halo pemirsa masih inget dengan aktor Tora Sudiro kan, itu tuh aktor keren yang punya segudang talenta dalam berakting,

Narator 2. ya iyalah siapa coba yang nggak tau alias nggak kenal sama pelaku hiburan yang banyak tatonya, trus emang ada apa dengan tora? Apa doi mau kawin lagi kan baru aja cerai.

b Wawancara dengan Tora; susah pertannyaanye, gimana gue jawabnye. Ni kalian baek, narasinya yang yang jahat2. Tora: ma Mieke Amalia, mau didit, alvian pa ma siapa itu urusan saya mas.

Page 92: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

92

c Mieka: apa sih ya Allah, memangnya ada apa sih?

Nggak ada apa-apa.. Wartawan: menanggapi kabar pernikahan dengan

Tora, sedikit coment mungkin mbak Mieke?

Mieke: Desy Ratnasari, No Comment…enggak ah

d Narator 2 : bukanya udah lama keduanya disambet gossip kaya gitu, inget nggak sewaktu Mieke mau cerai, terus Tora nyusul cerai, keduanya kan dibilang cerai karena pada mau nikah.

Narator 1: iya ya tapi keduanya selalu membantah soal itu

Jadi sebaiknya kita kasih aja nilai minus buat tora dan mike yang “pandai berkilah” Belum lama ini malah Tora dan Mieke digossipin udah menikah siri, karuan aja Tora kelabakan buat membantahnya, tapi dasar komedian isu tersebut dianggapnya ya nggak serem-serem amat gitu.

Plus Minus memberikan poin minus untuk tora dan Mieke dengan julukan “Pandai berkilah”

e Mieke: apanya yang mau dijelasin, nggak ada yang dijelasin

Wartawan: artinya anda berdua sempat membicarakan hal itu nggak? kenapa kita tidak begini sih

Mieke: emang kenape? Wartawan: ya dengan kabar seperti itu mbak maksudnya? Mieke: ya nggak papa,orang kita temenan kok tiap

minggu juga ketemu buat shooting bareng di Extravagansa.

f Narator 1.Bener banget malahan kedengarannya Tora enggak menolak juga untuk ngakuin, jadi doi plin plan juga ya.

Narator 2. Yo wis kita tambahin hadiah nilai minus buat Tora yang “plin-plan alias kagak punya pendirian"

Narator 1. Rasa-rasanya Tora sama Mieke ini memang pasangan yang misterius ya bang?

Narator 2. Wuih yang bener neng? Dimana letak misteriusnya?

Narator 1. Inget kagak bang, saat mereka digosipin punya hubungan khusus, keduannya

Plus Minus memberikan poin minus yang kedua kepada Tora dengan sebutan “Plin Plan”

Page 93: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

93

memang sengaja kan buat nunjukin, coba bayangin kalo keduannya tidak ada ape-ape, ngapain coba waktu ke Bandung doi berdua nginep dihotel dan dipergokin sekamar bareng, wah wah wah

Narator 2. hehehehe bener banget neng, nah sejak saat itu rumah tangga Tora makin berantakan keduannya dibilang cek cok mulut alias berantem, puncaknya ya pisah ranjang selama 2 tahun, karena Anggi nggak terima.

g Wawancara dengan Tora Sudiro:

2 tahun, iya kan yang katanya Lo pada ribut-ribut ketangkep lagi ngapain di mana itu? Itu kan udah dua tahun lalu.

h Narator 1: udah gitu bukannya berusaha baikan lagi demi anak, eh si tora malah terima digugat cerai.

Narator 1: Anaknya Tora nih bang lucu-lucu dan menggemaskan, namun apa daya rumah tangga selama 7 tahunan lebih harus bubar

Narator 2: kok bisa sih neng bagaimana ceritanya? Narator 1: denger nih bang, kejadiannya itu bermula

pada sikap Tora yang suka iseng, jadi sewaktu aktor kelahiran jakarta 10 Mei 1973 ini lagi kumat isengnya doi ketemu Mieke Amalia temen mainnya di pentas komedi.

Narator 2: o jadi itu yang bikin cowok kliatan macho tu klepek-klepek.

Narator 1: sabar donk belum selesei ceritanya nih bang, mau dengerin nggak sih

Narator 2: ya dech tapi kalau kabar Tora sama Mieke sih udah denger kan bukan rahasia lagi, inget nggak sewaktu Tora ke pergok nge-tem sama mieke disebuah hotel dipuncak? Nah sejak itu rumah tangga Tora dan Anggi pisah ranjang.

Narator 1: wuih 2 tahun pisah ranjang dan rumah, pantesan doi makin jarang pulang, denger denger kabar, langsung digugat cerai, trus salah siapa dong?

i Wawancara dengan Tora: Kita datang kesini memang

Page 94: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

94

pengen nyelesein masalah, kita fikir yang terbaik adalah kita pisah

j Ya salah Tora dong masak selama dua tahun instropeksi kagak bisa akur lagi, ya udah kasih nilai minus buat Tora “yang membuat sakit hati Anggraini” isterinya

Plus Minus memberikan poin minus yang ketiga kepada Tora dengan sebutan “membuat sakit hati Anggraini”

k Akibatnya dia biar udah dimediasi buat rujuk lagi, Anggi udah mentok cerai pilihan hidup yang baik katanya ketimbang menyaksikan suami iseng dengan perempuan lain makin sakit hati nih bang.

l Anggi (Isteri Tora) Ya namanya orang mau bercerai gimana ya mbak, ada rasa sedih, ada rasa bingung ya campur-campur saya juga susah buat mengungkapkanya. Putusannya kan baru nanti kita lihat saja deh

m Tu kan denger sendiri kecengerannya sih tora bukan kali ini saja bikin sedih hati Anggi, kemungkinan sebelumnya Tora emang udah bikin sakit hati perempuan itu, alhasil keluarga Anggi terutama bapaknya nih sakit hati menuntut Anggi untuk cerai.

n Kadiman ( Bapak Anggi) Insyaallah kita sebagai orang tua mensupport anak kita, semoga berpisah secara baik-baik

o Keputusan udah bulat, Anggi dan Tora memilih untuk cerai ketimbang rujuk, akhirnya pada tahun 2009 Majelis Hakim Pengadilan Agama meresmikan perseraian Tora dan Anggi

p Uh menyedihkan, kalau begitu Plus Minus kagak sungkan sungkan mengganjar Tora dengan Poin minus karena “Tidak mampu mempertahankan rumahtangga”

Plus Minus

Page 95: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

95

memberikan poin minus yang keempat kepada Tora dengan sebutan “Tidak mampu mempertahankan rumahtangga”

Sumber data: TPI, Plus Minus, tanggal 24 Mei 2009, pukul 11.00 WIB

No Korpus

Transkripsi Gambar

13 a

Pemandangan yang cukup unik ditunjukkan Ariel Peterpan ketika menghadiri ulang tahun Ahmad Dhani di Café milik Dhani di kawasan kemang Jakarta Selatan, duda satu anak ini terlihat tidak jaim seperti biasanya. Sikap sangat ramah Ariel tersebut justru mengundang tanda tanya, kenapa laki-laki bernama lengkap Nazril Ilham ini tiba-tiba berubah begitu manis dengan wartawan, apakah tidak enak hati karena sikap kekasihnya Luna Maya yang selalu bersikap dingin terhadap para pemburu berita? memang sikap keduanya sangat bertolak belakang.

b Wawancara dengan Luna Maya:

ah enggak ah, ya udah pokoknya thank you ya. untuk Al El Dul sunatan dateng

c Kalau Ariel suka menebar senyum sementara Luna bak wanita suku amazon yang selalu waspada dan siap mengibarkan bendera perang jika bertemu wartawan Namun sikap keras Luna itu juga yang membuat Ariel terus kepincut

d Wawancara dengan Ariel:

Kalau buat saya sampai saat ini, satu hal ya kerja keras dia bagus, kerja keras untuk mendapatkan sesuatu bagus, satu hal itu.

e Hubungan keduanya memang terbilang unik, baik Ariel maupun Luna tidak pernah menunjukkan kebersamaan, disetiap acara keduanya selalu datang

.

Page 96: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

96

sendiri-sendiri Bisa jadi sikap tersebut diambil ariel lantaran luna masih bersikap kaku dan tertutup kepada wartawan

f Wawancara dengan Ariel : sebenarnya enggak ada istilah sekarang berani dulu enggak berani, kebetulan aja sekarang ada acara dan kebetulan saya kenal sama mas Dani, Luna kenal sama mas Dani, kalau misalnya acaranya Indonesian Music Award gitu saya datang sendiri, kalau acaranya Indonesian Movie Award Luna datang sendiri

g Pembawa acara: Tapi ngomong-ngomong ya udahlah ya ga usah munafik gitu, walaupun kalian jalan sendiri-sendiri, walaupun lewat jalan belakang, lewat jalan tikus, tapi tetep saja orang tahu bahwa kalian itu jadian.

Pembawa acara membrikan komentar kepada narasumber

Sumber data: Global TV, Obsesi, tanggal 27 Mei 2009, pukul 09.30 WIB, pembawa acara: Intan Nurlita dan Dewi Kumala.

No Korpus

Transkripsi Gambar

14 a

Proses perceraian Helmy Yahya dan Harfansy belum di mulai, namun sudah terjadi pertarungan antara keduanya di Polsek Pondok Aren. Semalam Harfansy atau Aci memenuhi panggilan polisi untuk menjalani pemeriksaan atas laporan Helmy Yahya. Helmy melaporkan istrinya kepolisi setelah menggrebek istrinya yang kedapatan bersama lelaki lain di salah satu rumah Helmy di kawasan Bintaro pada Jumat dini hari lalu. Harfansy mencoba untuk berkelit dari tudingan selingkuh yang dituduhkan Helmy kepadanya.

b Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

O sebenarnya enggak dalam rangka apa apa malam itu, saya cuma ditemani dengan kawan saya itu untuk melihat adik saya yang akan melahirkan di daerah Cempaka Putih dan saya nyampai situpun udah malam

Page 97: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

97

c Sebelumnya Helmy juga menyatakan bahwa Randy anak sulung Helmy itu ikut bersama Helmy saat menggrebek Aci, Helmy sampai merasa bersalah karena anaknya harus ikut menyaksikan peristiwa yang memalukan itu. Randy pasti juga menyaksikan perang besar yang terjadi pada malam itu antara kedua orang tuanya. Dalam situasi kacau seperti ini Randy pasti bingung untuk memilih berada di pihak Ayah atau dengan Ibunya. Apakah Aci yakin bahwa putra sulungnya akan berada di pihak yang netral? bisa dibayangkan bagaimana terlukanya Aci jika sampai dimusuhi oleh darah dagingnya sendiri

d Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

O enggak, dia justru yang mendinginkan suasana.

e Dalam laporannya kepolisi Helmy menyebut nama Fery Firdaus lelaki yang mengusik ketentraman rumah tangganya. Fery adalah seorang caleg dari partai besar. Lantas apa hubungannnya Aci dengan sang politisi? walau faktanya sudah ada penggrebegan dan bahkan Helmy sudah melaporkan Harfansy ke yang berwajib, namun dengan percaya diri Harfansy berani menyatakan bahwa tak ada perzinaahan yang ada hanyalah kesalahpahaman.

f Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

sebenarnya enggak ada apa-apa semua baik baik saja sebenarnya ini hanya sedikit kesalahpahaman saja dari mas Helmy dan sudah diluruskan, alhamdulillah kita

Page 98: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

98

sudah meluruskan ini dengan mas Helmy ya, kemarin kita sudah ketemu dan kita sudah saling memaafkan.

g

Wawancara dengan Helmy Yahya:

dengan segala pertimbangan, ada yang mengatakan saya emosi, tapi enggak juga, kerena persoalan ini adalah persoalan lama, karena saya pikir udah keterlaluan dan tidak mungkin juga saya pertahankan gitu ya, bukan hanya masalah harga diri kalau orang palembang bilangnya Dayus kalau diterima itu aduh gimana gitu ya, dan saya mengatakan pada istri saya, ya berani melakukan perbuatan harus berani tanggungjawab.

h Ma.. ma.. main serong berbahaya but is so fun Melepas rasa penat dalam menjalin hubungan Buat para pemula sebaiknya jangan ikutan Perlu skill sejati agar tak jadi berantakan

Musik: Changcuters,

judul: Main serong

i Kalau memang yang terjadi adalah kesalahpahaman kenapa Helmy tak mencabut laporannya, andai saja Harfansy pergi bersama Helmy suaminya, tentu tak bakal terjadi peristiwa memalukan ini. Nyatanya Aci memilih pergi bersama sang politisi daripada pergi bersama suaminya sendiri. Suami mana yang tak tersulut harga dirinya ketika menampaki istrinya bersama pria lain dirumah yang tanpa penghuni, sekali lagi Aci berdalih bahwa keberadaanya dengan Fery dimalam-malam buta dan dirumah yang sepi itu bukan untuk kencan terlarang, Aci mengaku sedang menunggu salah satu teman wanitanya.

j Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

waktu itu mas Helmy bilang sibuk juga gitu lho mas, sebenarnya pada saat itu bukan dia saja yang mau dateng, ada teman perempuan yang mau datang gitu..saya sedang menunggu juga temen saya yang wanita disitu, ada kesalahpahaman gitu aja sih.

k Jawaban jawaban Aci memang menimbulkan banyak tanda tanya, lebih mengherankan lagi bahwa semua yang dilakukan Helmy tersebut karena rasa sayang yang begitu besar kepada Aci.

Page 99: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

99

l Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

saya dah cerita dan minta ijin, inilah namanya bentuk dari cinta dan sayang berlebih dari mas Helmy buat saya itu aja mungkin, jadi dibalut kecembuaruan dia lupa gitu lho, jadi karena rasa sayang dan cemburu timbullah hal-hal seperti ini.

m Mendengar statement dari Aci tadi rasanya aneh bukan?

Sumber data: RCTI, Go Spot, tanggal 29 Mei 2009, pukul 06.30 WIB, pembawa acara: Rosalien

No Korpus

Transkripsi Gambar

15 a

Helmy Yahya nampaknya benar-benar ingin memberikan pelajaran berat bagi Harfansy alias Acy istrinya, selain melayangkan gugatan cerai pada malam ia memergoki istrinya berduaan dengan seorang pria yang diduga selingkuhannya dirumah kosong di Bintaro. Helmy langsung menggelandang istrinya itu kepolsek Pondok Aren, dua hari lalu Acy akhirnya memenuhi panggilan Polsek Pondok Aren untuk diperiksa.

b Dituding berselingkuh tidak nampak sedikitpun guratan rasa bersalah diwajah wanita yang sudah 23 tahun hidup bersama Helmy ini, dia dan pihak penyidik membantah semua hal yang dibeberkan Helmy beberapa hari yang lalu. Menurut Aci apa yang terjadi pada kamis tengah malam tanggal 20 Mei 2009 itu tidak lebih dari kesalahpahaman belaka.

c Wawancara dengan Harfansy/Aci:

(istri Helmy Yahya) sebenarnya enggak ada apa-apa semua baik baik saja sebenarnya ini hanya sedikit kesalahpahaman saja dari mas Helmy dan sudah diluruskan, alhamdulullah kita sudah meluruskan ini dengan mas Helmy ya, kemarin kita sudah ketemu dan Kita sudah saling memaafkan.

Drs Jumly Nara, SH ( pengacara Harfansy): Ya sebagaimana yang telah dilaporkan bahwa bapak

Page 100: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

100

Helmy dateng kerumahnya sekitar pukul 00.30 menemukan ibu Aci dan ada orang lain disitu, siapa, waduh saya lupa namanya

Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

Saya memang berkomitmen untuk tidak menyebutkan namanya, kalau memang mau jelasnya tanya mas Helmy aja tuh siapa yang dimaksudnya dia kan juga nggak bilang di media siapa orang itu.

d Mungkinkah Helmy si raja Reality Show ini sedang mengurai cerita palsu seputar drama penggrebekan istrinya dengan seorang pria bernama Fery Firdaus?sulit rasanya dipercaya, apalagi kabarnya pertemuan Aci dengan Fery malam itu bukanlah untuk pertama kalinya. Insting Helmy sebagai suamipun membisikkan bahwa Aci yang telah 2 pekan itu meningglkan rumah menghabiskan waktu bersama Fery, dan Kamis malam itu Helmy tidak sendirian, dia membawa putra Rendy Falatody Yahya putra sulungnya yang juga mempunyai firasat yang sama dengan ayah tercinta, tapi ditemui di sela-seka shooting band yang digawanginya, Randy tampak enggan membeberkan peristiwa yang telah mencoreng nama baik keluarganya.

e Wawancara dengan Rendy Falatody Yahya: (anak Helmy Yahya)

Kalau untuk kronologis atau bagaimana, mereka berdua kan tetep orangtua gue, jadi gue disini nggak mau ngomong nyokap gue begini bokap gue begitu, jadi gue disini yang penting apapun yang terjadi dalam keluarga gue mereka tetep orang tua gue gitu.

f Wawancara dengan Helmy Yahya Saya dan anak-anak terutama anak saya yang nomer satu ada disini ya mengindikasi adanya kemungkinan pengaruh seseorang atau dua orang atau tiga orang yang menjdai orang ketiga

Page 101: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

101

g Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

O enggak dia justru mendinginkan suasana, ya tadi saya bilang itu rasa rindu, baru ditinggal belum juga sehari dia bilang dua minggu. Ya itu deh karena rasa sayang yang berlebih sama saya.

h Malam itu menurut Aci dirinya akan menjenguk adiknya dibilangan Cempaka Putih. Ironisnya Aci ternyata lebih memilih Fery dari pada Helmy untuk menemaninya menjenguk sang adik. Diakuinya juga bahwa tindakannya itu atas ijin dan sepengetahuan Helmy, padahal dengan jelas Helmy memergoki isterinya berduaan dengan Fery.

i Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

Ya saya udah cerita, saya udah minta ijin, inilah namanya bentuk dari cinta dan sayang berlebih dari mas Helmy buat saya itu aja mungkin, jadi dibalut kecembuaruan dia lupa gitu lho, jadi karena rasa sayang dan cemburu timbullah hal-hal seperti ini. O sebenarnya enggak dalam rangka apa apa malam itu, saya Cuma ditemani dengan kawan saya itu untuk melihat adik saya yang akan melahirkan di daerah Cempaka Putih.

j Entah siapa yang mengurai cerita yang benar disini, yang jelas peristiwa ini menjadikan salah satu pukulan keempat putra putri mereka. Beruntung Rendy sebagai anak paling tua bisa menenangkan hati adik-adiknya, sebagai anak dia tak kuasa mengendalikan situasi yang sudah terlanjur terjadi didalam rumah tangga keluarganya, apalagi kabarnya kedua orangtuanya sudah bercerai secara Islam jauh sebelum peristiwa ini terjadi

k Wawancara dengan Rendy Falatody Yahya: (anak Helmy Yahya)

Gue nggak ngebela bokap atau nyokap, ya karena gue emang tinggal dirumah nggak kemana-mana, mungkin karena bokap juga tinggal dirumah gitu, jadi nyokap ngliatnya gue lebih deket sama bokap gue kali, padahal ya karena memang gue tinggal dirumah aja jadi ya jarang ketemu dia

Page 102: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

102

l Wawancara dengan Helmy Yahya: Saya tidak mau noleh kebelakang, saya tidak mau ngapa-ngapain, ini adalah murni urusan saya dengan isteri saya dan inilah keputusan final bagi saya, terima kasih.

m Wawancara dengan Rendy Falatody Yahya: (anak Helmy Yahya)

Gue sabagai anak sih udah menyerahkan kepada orangtua gue, mau nanti bercerai ataupun rujuk mungkin itu udah keputusan yang terbaik buat mereka, gue dan adik-adik udah menyerahkan ke bokap nyokap gue

n Wawancara dengan Harfansy/Aci: (istri Helmy Yahya)

Ya jujur aja kita memang sudah tidak satu pemikiran lagi dengan mas Helmy jauh-jauh sebelum kejadian ini memang kita sudah pertimbangkan, saya sudah pertimbangkan saya sudah katakan kepada mas Helmy bahwa memang kita sulit bersama lagi dalam biduk rumah tangga.

Sumber data: SCTV, Was Was, 29 Mei 2009, pukul 06.30 WIB, Pembawa acara: Astrid Sudarwanto

Page 103: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

103

BAB IV

ANALISIS DATA

Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan dalam bab satu, yakni

Bagaimana infotainment menyajikan persoalan privasi dan prinsip jurnalistik,

apakah sudah sesuai dengan Standar Program Siaran yang ditetapkan oleh KPI?

Untuk menjawab persoalan tersebut, peneliti menggunakan 2 katagorisasi yaitu :

1). Privasi

2). Prinsip Jurnalistik

1. PRIVASI

Privasi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk

mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik atau untuk

mengontrol arus informasi mengenai diri mereka.47

Privasi sebagai terminologi tidaklah berasal dari akar budaya masyarakat

Indonesia. Samuel D Warren dan Louis D Brandeis menulis artikel berjudul

“Right to Privacy” di Harvard Law Review tahun 1890. Mereka seperti hal nya

Thomas Cooley di tahun 1888 menggambarkan Right to Privacy sebagai Right to

be Let Alone atau secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai hak untuk tidak

di “usik” dalam kehidupan pribadinya. Hak atas Privasi dapat diterjemahkan

sebagai hak dari setiap orang untuk melindungi aspek-aspek pribadi kehidupannya

47 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download

tanggal 22 Oktober 2009, pk.20.57 WIB

Page 104: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

104

untuk dimasuki dan dipergunakan oleh orang lain (Donnald M Gillmor, 1990 :

281). Setiap orang yang merasa privasinya dilanggar memiliki hak untuk

mengajukan gugatan yang dikenal dengan istilah Privacy Tort.48

Dalam menyajikan masalah privasi stasiun TV wajib menghormati hak

privasi (hak atas kehidupan pribadi dan ruang pribadi) subjek dan objek berita.

Adapun yang dimaksud dengan hak privasi yang diatur Standar Program Siaran

adalah terkait pemberitaan mengenai konflik dalam keluarga, rekaman

tersembunyi, dan pencegatan (doorstopping).49 Tiga hal tersebut peneliti jadikan 3

sub kategori dalam permasalahan privasi dalam penelitian ini.

Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam katagorisasi ini, peneliti

mengajukan 6 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara

infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 1 stasiun GLOBAL TV, diambil pada tanggal 2 Maret 2009 dalam

acara Obsesi. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap

tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti

mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar hubungan Sarah Amalia

(mantan isteri Ariel Peterpen) dengan Sony drumer grupband Sanau.

2. Korpus 2 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 11 Maret 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

48 www.hukumhiburan.com, download tanggal 20 Mei 2009, pk.20.15 WIB 49 Morrisan, Op.Cit, hal.253

Page 105: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

105

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam setiap

tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti

mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu kabar perseteruan Luna Maya dengan

Aura Kasih.

3. Korpus 3 stasiun SCTV, diambil pada tanggal 11 Maret 2009 dalam acara Was

Was. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap

tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti

mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu kabar perseteruan Luna Maya dengan

Aura Kasih.

4. Pada korpus 12 infotainment Plus Minus episode tanggal 24 Mei 2009 pada

stasiun TPI. Dimana telah peneliti analisis pada kategori privasi. Poin

pelanggaranya yaitu sama bahwa pada tayangan tersebut terdapat opini yang

menghakimi yang ditujukan kepada narasumber yang diberitakan yaitu Tora

Sudiro dan Mieke Amalia.

5. Korpus 14 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam setiap

tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti

mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah tangga Helmy

Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

Page 106: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

106

6. Korpus 15 stasiun SCTV dalam acara infotainment Was Was tanggal 29 Mei

2009 dalam. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam setiap

tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti

mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah tangga Helmy

Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

Kecenderungan pelanggaran terhadap privasi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Konflik dalam keluarga

Dalam Standar Program Siaran konflik dalam keluarga meliputi konflik

antar anggota keluarga, perselingkuhan, dan perceraian. Penayangan mengenai

konflik dan hal-hal negatif dalam keluarga harus disajikan dengan cara tidak

berlebihan dan senantiasa memerhatikan dampak yang mungkin ditimbulkan

pemberitaan terhadap keluarga yang terkait dengan pemberitaan maupun terhadap

masyarakat secara luas.50 Dalam Standar Program Siaran penayangan masalah

konflik dalam keluarga diatur dalam pasal 51 yang bunyinya:

Pelaporan mengenai masalah kehidupan pribadi dan hal-hal negatif dalam

keluarga, misalnya konflik antar anggota keluarga, perselingkuhan, dan

perceraian, disajikan dengan mengikuti syarat-syarat berikut:

a. tidak dilakukan dengan niat merusak reputasi obyek yang diberitakan; b.tidak dilakukan dengan cara yang justru memperburuk keadaan, atau

memperuncing konflik yang ada;

50 ibid

Page 107: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

107

c. tidak dilakukan dengan cara yang mendorong berbagai pihak yang terlibat dalam konflik mengungkapkan secara terperinci aib dan atau kerahasiaan masing-masing pihak yang berkonflik

d. tidak dilakukan dengan menyajikan informasi tentang perilaku seks secara

terperinci; e. harus memperhatikan dampak terhadap keluarga, terutama anak-anak dan

remaja, yang mungkin ditimbulkan oleh pelaporan; f. harus berdasarkan fakta dan data; g. pembawa acara atau narator tidak menjadikan laporan konflik keluarga sebagai bahan tertawaan dan/atau bahan

cercaan; h. pembawa acara atau narator dilarang mengambil kesimpulan secara tidak

proporsional, menghakimi, dan/atau mengambil sikap berpihak kepada salah satu pihak yang berkonflik.

i. pembawa acara atau narator tidak boleh menggiring opini khalayak ke arah

yang menjatuhkan martabat obyek yang diberitakan.

Pada sub kategori ini peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian isi

siaran infotainment dengan Standar Program Siaran dalam menampilkan konflik

keluarga, antara lain adanya sikap keberpihakan/opini oleh narator kepada salah

satu pihak yang berkonflik, selain itu opini tersebut menurut peneliti bisa

menjatuhkan martabat narasumber yang diberitakan, hal tersebut tidak sesuai

dengan pasal 51 huruf h dan i, yang bunyinya:

h. pembawa acara atau narator dilarang mengambil kesimpulan secara tidak proporsional, menghakimi, dan/atau mengambil sikap berpihak kepada salah satu pihak yang berkonflik.

i. pembawa acara atau narator tidak boleh menggiring opini khalayak ke arah

yang menjatuhkan martabat obyek yang diberitakan.

Kecenderungan pelanggaran terhadap isi siaran infotainment dalam menyajikan

permasalahan/konflik keluarga dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 108: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

108

Korpus 14, pada acara Go Spot, RCTI tanggal 29 Mei 2009 mengenai

konflik keluarga Helmy Yahya dengan isterinya Harfansy. Dalam korpus 14

tersebut Harfansy memberikan klarifikasi seputar masalah rumah tangganya

menyangkut laporan suaminya Helmy Yahya kepada polisi atas dugaan

perselingkuhan yang dilakukan Harfansy dengan seorang pria yang bernama Fery

Firdaus. Pada tayangan tersebut Harfansy mengklarifikasi peristiwa penggrebekan

yang di lakukan Helmy Yahya di salah satu rumahnya di kawasan Bintaro.

Harfansy membantah tuduhan Helmy Yahya bahwa pria yang bersama Harfansy

ketika peristiwa penggrebegan tersebut merupakan selingkuhan Harfansy.

Harfansy memberikan klarifikasi bahwa hubungannya dengan Fery

Firdaus hanya sebatas teman, maksud kedatangan Fery Firdaus dirumahnya

dikawasan Bintaro pada malam hari adalah diminta Harfansy untuk menemaninya

menengok adiknya yang sedang melahirkan di daerah Cempaka Putih dan

menunggu satu teman wanita yang belum datang. Harfansy menjelaskan bahwa

Helmy Yahya tidak bisa menemaninya kerena sibuk. Harfansy juga menjelaskan

bahwa peristiwa penggrebegan tersebut hanya sebuah kesalahpahaman dari

Helmy Yahya saja. Sebenarnya Harfansy sudah cerita dan minta ijin kepada

Helmy Yahya. Penggrebekan tersebut terjadi menurut Harfansy karena

kecemburuan Helmy Yahya karena rasa sayang yang berlebih kepada Harfansy.

Dalam korpus tersebut peneliti menemukan sikap keberpihakan narator

kepada salah satu pihak yang berkonflik. Keberpihakan tersebut ditujukan kepada

pihak Helmy Yahya. Antara lain berdasarkan pemilihan kata dalam narasi

infotainment, yaitu ditunjukkan pada narasi 14a “Harfansy mencoba untuk

Page 109: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

109

berkelit dari tudingan selingkuh yang dituduhkan Helmy kepadanya” Kata

berkelit tersebut menurut peneliti memberikan makna serta persepsi yang negatif.

Dalam KBBI berkelit mempunyai makna yaitu mengelak dengan cepat.51 Kalimat

mencoba untuk berkelit berarti mencoba atau berusaha dengan cepat untuk

mengelak. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa seolah-olah Harfansy memang

terbukti selingkuh tetapi masih berusaha untuk tidak mengakui perbuatannya.

Selanjutnya sikap keberpihakan juga ditunjukkan melalui pemilihan

kata yang digunakan oleh narator yaitu pada narasi 14 i“sekali lagi Aci berdalih

bahwa keberadaanya dengan Fery dimalam-malam buta dan dirumah yang sepi

itu bukan untuk kencan terlarang…………” Kata berdalih dalam KBBI diartikan

sebagai alasan yang dibuat-buat untuk mendukung kebenaran perbuatannya.52 Ini

berarti bahwa ketika seseorang berdalih, ia sudah pasti melakukan kesalahan,

namun berusaha menghindar dengan menggunakan pembenaran-pembenaran

tertentu. Kata berdalih yang digunakan narator tersebut menciptakan persepsi

bahwa Harfansy mengelak terhadap tuduhan bahwa dia tidak melakukan kencan

terlarang dengan Fery dan hanya mencari-cari alasan untuk mendukung

keterangannya.

Selanjutnya indikasi adanya keberpihakan dalam tayangan tersebut

bisa dilihat ketika narator memberikan opininya terhadap jawaban-jawaban

Harfansy. Opini narator tersebut antara lain pada narasi 14 k: “Jawaban jawaban

Aci memang menimbulkan banyak tanda tanya, lebih mengherankan lagi bahwa

51 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download

tanggal 22 Oktober 2009 pk.20.57 52 ibid

Page 110: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

110

semua yang dilakukan Helmy tersebut karena rasa sayang yang begitu besar

kepada Aci.” Selanjutnya setelah penjelasan Harfansy di akhir tayangan ditutup

dengan narasi yang menimbulkan sikap skeptis dan ketidakpercayaan akan

pernyataan Harfansy, ketika itu Harfansy menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya

sudah cerita dan minta ijin kepada Helmy Yahya. Penggrebekan tersebut terjadi

menurut Harfansy karena kecemburuan Helmy Yahya kepada Harfansy karena

rasa sayang yang berlebih, yaitu pada narasi 14 m: “Mendengar statement dari

Aci tadi rasanya aneh bukan?” Dari narasi tersebut komunikator tampak jelas

dengan menampilkan narasi yang memberikan gambaran bahwa Harfansy tidak

sepenuhnya jujur dalam keterangannya. Dengan membentuk suatu keraguan

mengenai alasan-alasan Harfansy menanggapi perihal terjadinya penggrebegan,

yang ditampilkan dalam kalimat tanya.

Pelanggaran dalam menayangkan masalah konflik dalam keluarga juga

peneliti temukan pada korpus 15 dalam tayangan Was Was di SCTV tanggal 29

Mei 2009, yaitu masih sama dengan permasalahan pada korpus 14 acara Go Spot

RCTI tentang konflik rumah tangga Helmy Yahya. Pada tayangan Was Was

tersebut penyajian konflik tidak berbeda jauh dengan korpus 14 yaitu adanya

narasi yang menunjukkan sikap kepeberpihakan pada salah satu pihak yang

berkonflik, keberpihakan tersebut ditujukan kepada Helmy Yahya, yaitu pada

narasi 15b “Dituding berselingkuh tidak nampak sedikitpun guratan rasa

bersalah diwajah wanita yang sudah 23 tahun hidup bersama Helmy ini” Narasi

tersebut diiringi dengan gambar dibawah ini:

Page 111: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

111

Gambar 15 b

Gambar diatas ketika Harfansi sedang mengklarifikasi tentang penggrebegan yang

dilakukan oleh Helmy Yahya. Nampak Harfansi tertawa ketika menjawab

pertanyaan wartawan infotainment. Dengan ekspresi wajah seperti diatas pesan

yang ingin disampaikan Was Was kepada pemirsa adalah bahwa Harfansi tidak

terlihat adanya perasaan bersalah atas tudingan berselingkuh dengan pria lain.

Selanjutnya ketika Harfansy menjelaskan bahwa tujuan kedatangan

dirumahnya yang ada di Bintaro untuk menjenguk adiknya di daerah Cempaka

Putih, narator lalu memberikan opini pada penjelasan Harfansy tersebut, yaitu

pada narasi 15a “Ironisnya Aci ternyata lebih memilih Fery daripada Helmy

untuk menemaninya menjenguk sang adik” Pada narasi diatas menunjukkan sikap

yang tidak netral dan berpihak kepada salah satu yang berkonflik yaitu Helmy

Yahya. Sebab dengan jelas narasi diatas beropini dan bertendensi menempatkan

Harfansy sebagai seorang yang bersalah kerena telah berselingkuh. Selain itu

dalam penayangannya Infotainment Go Spot menggunakan backsound musik

milik Changcuters yang berjudul main serong. Main serong memiliki makna yang

sama dengan selingkuh. Maksud penggunaan backsound musik milik Chancuters

Page 112: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

112

tersebut seolah sebuah sindiran yang ditujukan kepada Harfansy yang telah

melakukan perselingkuhan.

Selanjutnya pelanggaran pasal 51 perihal konflik dalam keluarga juga

terdapat pada korpus 12 infotainment Plus Minus episode tanggal 24 Mei 2009

pada stasiun TPI. Dalam tayangan tersebut mengulas tentang Tora Sudiro dan

Mieke Amalia yang dikabarkan ada hubungan spesial (pacaran) diantara mereka.

Beberapa kali narator menyebutkan kata-kata atau sebutan yang menghakimi

narasumber. Antara lain pada narasi 12e Plus Minus memberikan poin -1 (minus

1) yaitu “Jadi sebaiknya kita kasih aja nilai minus buat Tora dan Mieke yang

pandai berkilah”.

Gambar 12 e Plus Minus memberikan julukan tersebut dengan alasan bahwa Tora Sudiro dan

Mieke Amalia dianggap tidak mau jujur dan selalu membantah pertanyaan

wartawan infotainment tentang hubungan mereka. Kata berkilah berasal dari kata

dasar kilah yang artinya tipu daya atau tipu muslihat.53 Ini berarti bahwa Tora

Sudiro dan Mieke Amalia pandai melakukan tipu daya atau mencari-cari alasan

kepada wartawan atas apa yang sebenarnya terjadi.

53 ibid

Page 113: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

113

Selanjutnya pada narasi 12f Plus Minus memberikan poin -2 (minus 2)

kepada Tora Sudiro dengan sebutan Plin Plan “Yo wis kita tambahin hadiah nilai

minus buat Tora yang plin-plan alias kagak punya pendirian".

Gambar 12 f

Plus Minus memberikan sebutan tersebut karena Tora Sudiro dianggap tidak

menolak menanggapi kabar pernikahan sirinya dengan Mieke Amalia. Padahal

sebelumnya membantah bahwa hubungannya dengan Mieke Amalia lebih dari

sekedar teman dalam arti mereka telah pacaran.

Lalu pada narasi 12j Plus Minus memberikan poin -3 (minus 3) kepada

Tora Sudiro dengan sebutan “membuat sakit hati Anggraini isterinya”

Gambar 12 j

Plus Minus memberikan sebutan tersebut karena Tora dianggap sebagai pihak

yang bersalah dalam permasalahan rumahtangganya. karena dua tahun pisah

Page 114: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

114

ranjang dan rumah untuk instropeksi tapi tetap tidak bisa mempertahankan

rumahtangganya. Narasi lengkapnya sebagai berikut:

“Ya salah Tora dong masak selama dua tahun instropeksi kagak bisa akur lagi, ya

udah kasih nilai minus buat Tora yang membuat sakit hati Anggraini isterinya”

Narasi diatas sangat jelas menghakimi Tora sebagai pihak yang bersalah dalam

konflik dengan isterinya.

Lalu pada narasi 12p Plus Minus memberikan poin -4 (minus 4) kepada

Tora Sudiro dengan sebutan “Tidak mampu mempertahankan rumah tangga”

Gambar 12p

Plus Minus memberikan sebutan tersebut karena dianggap Tora Sudiro gagal

dalam mempertahankan keluarganya.

Kalimat-kalimat yang dipakai oleh narator diatas menunjukkan suatu

bentuk penghakiman kepada narasumber baik Tora Sudiro maupun Mieke

Amalia. Mereka dihakimi sebagai pihak yang bersalah dalam konflik rumah

tangga Tora Sudiro. Perselingkuhan bukan merupakan tindakan terpuji dan tidak

dapat dibenarkan, tetapi perselingkuhan masuk wilayah privat, bukan persoalan

publik. Kecuali yang melakukan yang melakukan perselingkuhan adalah pejabat

publik, menjadi kewajiban bagi publik untuk mengetahuinya. Sebab

dikhawatirkan perselingkuhan pejabat menggunakan fasilitas yang sesungguhnya

Page 115: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

115

dibiayai oleh negara dari pajak yang bersumber dari publik. Pemberitaan tentang

perselingkuhan pada tayangan infotainment yang telah peneliti analisis diatas

lebih mencari-cari kesalahan narasumber.

b. Perekaman Tersembunyi

Perekaman tersembunyi adalah tindakan menggunakan segala jenis alat

perekam (gambar ataupun suara) secara sembunyi-sembunyi untuk merekam

tanpa diketahui oleh orang lain atau subyek yang direkam. Perekaman

tersembunyi diatur dalam Standar Program Siaran pasal 52 poin dari pasal

tersebut ketentuan yang harus dipatuhi stasiun TV adalah bahwa siaran rekaman

tersembunyi hanya diizinkan apabila menyangkut kepentingan publik atau

mendapat izin dari subjek yang direkam dan tidak merugikan pihak tertentu dan

hanya diperbolehkan di ruang publik. Pada sub kategori ini peneliti menemukan

adanya ketidaksesuaian isi tayangan infotainmen dengan Standar Program Siaran

pasal 52 tentang perekaman tersembunyi, antara lain:

Korpus 1, Stasiun GLOBAL TV, diambil pada tanggal 2 Maret 2009

dalam acara Obsesi, yaitu seputar hubungan Sarah Amalia (mantan isteri Ariel

Peterpen) dengan Sony drumer grupband Sanau. Dalam tayangan tersebut Sarah

Amelia dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan Sony drumer grupband

Sanau, dan menurut kabar tidak lama lagi mereka akan menikah. Tetapi baik

Sarah maupun Sony selalu membantah kabar tersebut. Tetapi wartawan Obsesi

nampaknya ingin membuktikan tentang kabar tersebut, yaitu dengan melakukan

liputan dengan kamera tersembunyi,

Page 116: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

116

Nampak pada gambar korpus 1 a dibawah ini:

Gambar 1a

Gambar diatas menunjukkan wartawan Obsesi membuntuti mobil Sarah Amelia

dan Sony dari garasi kediaman Sony dikawasan Cinere, Depok pada bulan Juni

2007.

Gambar 1b

Selanjutnya pada korpus 1b, Wartawan Obsesi merekam dengan kamera

tersembunyi Sarah bersama Sony di rumah Sarah di kawasan Bangka Kemang,

Jakarta Selatan pada tanggal 10 Juli 2007 Gambar (1a dan 1b di atas adalah

dokumentasi Obsesi pada tahun 2007).

Setelah itu Obsesi kembali melakukan perekaman tersembunyi terhadap Sarah

Page 117: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

117

Amelia dan Sony ketika mereka berada di Pondok Indah Mall seperti yang terlihat

pada gambar 1 c dibawah ini:

Gambar 1c.i: Mobil Sarah di parkiran Pondok Indah Mall

Gambar 1c ii: Sarah dan Sony keluar dari mobil

Gambar 1c iii: Sarah dan Sony ketika masuk Pondok Indah Mall

Page 118: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

118

Gambar diatas adalah urutan rekaman wartawan Obsesi ketika Sarah dan Sony

berada di Pondok Indah Mall dengan kamera tersembunyi.

Dari tayangan tersebut, Infotainment Obsesi nampak ingin menunjukkan bukti

kepada pemirsa bahwa hubungan antara Sarah Amalia dan Sony memang bukan

sebatas teman biasa seperti yang telah dikatakan oleh Sarah maupun Sony.

Perekaman tersembunyi yang di lakukan oleh Obsesi tersebut menurut peneliti

tidak sesuai dengan Standar Program Siaran pasal 52 ayat 2 huruf a dan c, yang

bunyinya yaitu:

Dalam menyelenggarakan program siaran, lembaga penyiaran dapat menggunakan rekaman tersembunyi sepanjang mematuhi beberapa ketentuan berikut ini:

a. perekaman tersembunyi hanya diizinkan bila siaran tersebut memiliki nilai kepentingan publik yang tinggi, dan kepentingannya jelas yakni tidak untuk merugikan pihak tertentu.

c. perekaman tersembunyi hanya diperbolehkan jika dilakukan untuk kepentingan publik, dimana: terdapat bukti atau dokumentasi atas sebuah perilaku atau niat dan/atau upaya untuk melakukan pelanggaran.

Pasal diatas mengatur bahwa penayangan perekaman tersembunyi maupun

pelaksanaan perekaman tersembunyi boleh disiarkan dan dilakukan apabila

didasarkan atas kepentingan publik, seperti adanya upaya untuk melakukan

pelanggaran yang akan merugikan publik dan juga negara, seperti halnya korupsi,

terorisme, dll. Sedangkan penayangan perekaman tersembunyi dalam acara

OBSESI tersebut tidak ada nilai kepentingan publiknya, perekaman tersembunyi

yang ditujukan kepada Sarah Amelia dan Sony merupakan persoalan privasi yang

tidak ada sangkut pautnya dengan kepentingan publik. Apabila Sarah Amalia

memang pacaran dengan Sony atau berselingkuh dengan Sony sebelum bercerai

Page 119: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

119

dengan Ariel, itu adalah persoalan pribadi dan privasi Sarah maupun Sony, tidak

ada yang di rugikan dalam hal ini terutama publik. Hal tersebut justru merugikan

pihak yang diberitakan, karena tentunya dari pemberitaan tersebut akan membawa

dampak negatif terhadap penilaian khalayak kepada Sarah maupun Sony.

c. Pencegatan

Pencegatan (doorstopping) adalah tindakan menghadang narasumber tanpa

perjanjian untuk diwawancarai dan atau diambil gambarnya. Dalam hal ini,

lembaga penyiaran harus mengikuti ketentuan bahwa pencegatan hanya dapat

dilakukan di ruang publik dan tidak melibatkan upaya atau mengintimidasi

narasumber. Reporter TV harus menghormati hak narasumber untuk tidak

menjawab atau tidak berkomentar.54 Dalam Standar Program Siaran pencegatan

diatur dalam pasal 53 ayat 2,3 dan 4 bunyinya adalah:

1. Ayat 2 : Jika lembaga penyiaran akan melakukan pencegatan di ruang privat (rumah, kantor), harus dilakukan hanya apabila telah mendapatkan persetujuan dari narasumber dan atau keluarga

2. Ayat 3 : Narasumber berhak menolak untuk berbicara saat terjadi

pencegatan oleh wartawan, dan lembaga penyiaran tidak boleh menggunakan penolakan tersebut sebagai alat untuk menjatuhkan narasumber atau obyek dari suatu program siaran

3. Ayat 4 : Lembaga penyiaran dilarang melakukan pencegatan dengan

tujuan menambahkan efek dramatis pada program faktual.

Pada sub kategori ini peneliti menemukan adanya ketidak sesuaian isi

tayangan infotainment dengan Standar Program Siaran pasal 53 tentang

pencegatan antara lain:

54 Morrisan, Op. Cit, hal.254

Page 120: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

120

Korpus 1, Stasiun GLOBAL TV, diambil pada tanggal 2 Maret 2009

dalam acara Obsesi, yaitu seputar hubungan Sarah Amalia (mantan isteri Ariel

Peterpen) dengan Sony drumer grupband Sanau. Pada korpus tersebut wartawan

Obsesi melakukan pencegatan kepada Sarah Amelia dan Sony ketika mereka

keluar dari Pondok Indah Mall. Pencegatan yang dilakukan oleh wartawan Obsesi

tesebut menurut peneliti melanggar pasal 53 ayat 4 yang bunyinya :

“Lembaga penyiaran dilarang melakukan pencegatan dengan tujuan menambahkan efek dramatis pada program faktual.”55

Efek dramatis yang dimaksud pada korpus 1 tersebut antara lain di tunjukkan pada

gambar di bawah ini, yaitu:

Gambar 1c.iv Gambar 1c.v

Gambar diatas urutan ketika Sarah dan Sony keluar dari Pondok Indah Mall, lalu

mereka memisahkan diri ketika mengetahui ada wartawan infotainment

menjegatnya.

55 Standar Program Siaran pasal 53 tentang pencegatan, www.kpi.go.id download tanggal

2 Februari 2009, pukul 14.00 WIB

Page 121: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

121

Gambar 1c.vi

Wartawan selalu mengikuti Sony dan Sarah berjalan. Sarah berjalan

menuju mobilnya dengan menggendong anaknya dan Sony terlihat salah tingkah

yang ditunjukkan dengan mencari kesibukan yaitu berkomunikasi melalui

handphone dengan seseorang, dengan sesekali menggarukkan tangannya

kekepala. Sony terlihat berjalan mondar-mandir. Wartawan infotainment tetap

merekam dan selalu mengikutinya. Moment inilah yang nampaknya dimanfaatkan

wartawan untuk menarik perhatian penonton. Dengan teknik pengambilan gambar

yang tidak statis membuat efek dramatis semakin terlihat.

Selanjutnya pelanggaran pasal 53 ayat 4 tentang pencegatan juga peneliti

temukan pada korpus 2 yaitu dalam acara Go Spot stasiun RCTI dan korpus 3

dalam acara Was Was stasiun SCTV, kedua infotainment diambil pada tanggal 11

Maret 2009 yaitu tentang kabar perseteruan Luna Maya dengan Aura Kasih.

Wartawan infotainment melakukan pencegatan kepada Luna Maya dan Aura

Kasih untuk mengkonfirmasi tentang kabar perseteruannya dengan Aura Kasih.

Walaupun Luna Maya sudah memberikan klarifikasi bahwa berita yang beredar

tidak benar, tetapi wartawan infotainment tetap mengikuti dan bertanya kepada

Luna Maya sampai akhirnya Luna Maya menangis dan marah kepada para

Page 122: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

122

wartawan infotainment. Kemarahan Luna Maya tersebut nampaknya sengaja

ditampilkan dan dimanfaatkan untuk menambah efek dramatis pada tayangan Go

Spot dan Was Was. Efek dramatis tersebut ditunjukkan pada beberapa gambar

dibawah ini:

Gambar 2 e

( Go Spot, RCTI )

Gambar 3 f

( Was Was, SCTV)

Kutipan kemarahan Luna Maya kepada wartawan infotainment: “yang nggak ada tu jangan di ada-ada in deh, puas kan gue marah-marah?! udah?! Seneng kan?! Ceritain aja besok kaya gitu. Tolong dong kalo yang nggak ada jangan dibilang ada. Apa sih yang lo mau dari gue?! di bilang begini di bilang begitu, capek tau nggak?! Jahat tau nggak?

Gambar diatas adalah ketika Luna Maya kesal kepada wartawan kerena

menurut Luna Maya apa yang diberitakan tidak benar. Sebelumnya Luna Maya

dan juga Aura Kasih sudah memberikan klarifikasi kepada wartawan, tetapi

wartawan sepertinya tidak menghiraukan dan tetap mengikuti Luna Maya dan

selalu memberikan pertanyaan yang dianggap Luna Maya terlalu mengada-ada.

Pada gambar kopus 2e infotainment Go Spot terdapat caption” Terus dicecar

gossip, Luna Maya Kesal”. Gambar diambil secara Close Up. Sedangkan pada

gambar kopus 3f infotainment Was Was memberikan frame pada bagian wajah

Page 123: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

123

Luna Maya (melingkari), untuk menunjukkan kepada pemirsa ekspresi kemarahan

Luna Maya. Pengambilan gambar baik secara Close Up maupun memberikan

frame pada bagian wajah (melingkari wajah) tersebut menambah efek dramatis

dalam tayangan. Seakan ingin menyampaikan kesan, saat Luna Maya marah itulah

moment penting yang ingin ditonjolkan.

Gambar 2f

( Go Spot, RCTI )

Gambar diatas ketika Luna Maya menangis karena wartawan infotainment tetap

bertanya dan mengejarnya sampai keluar dari lokasi bioskop. Pencegatan oleh

wartawan infotainment dilakukan saat di dalam bioskop ketika launching film

Asmara Dua Diana yang diperankan oleh Luna Maya dan Aura Kasih.

Page 124: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

124

Gambar 2g (Go Spot, RCTI)

Gambar 3g (Was Was, SCTV)

Kutipan pertanyaan wartawan infotainment kepada Luna Maya: Wartawan : luna..luna.. sakit gara-gara berita ini apa gimana luna ? Luna Maya: udah dong! ( teriak kesal )

Gambar diatas menunjukkan ketika Luna Maya melampiaskan

kekesalannya dengan teriakan meminta wartawan untuk berhenti bertanya dan

mengikutinya. Sedangkan dari pihak wartawan infotainment tetap mengikuti Luna

Maya dan tetap memberikan pertanyaan tanpa memperdulikan keadaan Luna

Maya. Dengan teknik pengambilan gambar secara Medium Shot dan Long Shot

yang bisa memperlihatkan gambar secara keseluruhan (pengejaran para wartawan

infotainment kepada Luna Maya) dan didukung dengan kamera bergerak tak tentu

arah (camera moving) yang menunjukkan “keributan”. Hal tersebut menambah

efek dramatis dalam tayangan tersebut.

Pencegatan yang dilakukan wartawan infotainment Go Spot dan juga Was

Was tersebut juga menunjukkan adanya upaya memaksa dan mengintimidasi

narasumber. Itu terlihat ketika Luna Maya tidak bersedia untuk memberikan

komentar lebih banyak seputar kabar perseteruanya dengan Aura Kasih tetapi

wartawan tidak berhenti meliput dan bertanya kepada Luna Maya tetapi justru

Page 125: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

125

memaksa Luna Maya dengan selalu memberikan pertanyaan dan terus

mengikutinya. Sehingga memicu kemarahan Luna Maya bahkan sampai

menangis. Hal tersebut justru dimanfaatkan wartawan dan lembaga penyiaran

dalam hal ini RCTI dan juga SCTV untuk menambah efek dramatis dalam

menampilkan liputan dan tayangan yang menarik karena dapat menyita perhatian

penonton. Hal tersebut didukung dengan kamera yang bergerak tak tentu arah

(camera moving) ketika wartawan mengikuti Luna Maya, dengan tujuan untuk

menggambarkan ketegangan ketika Luna Maya marah.

Untuk menggugah dan merenyuh sisi humanis kemanusiaan, dramatisasi

dapat dibenarkan namun tetap dalam bingkai etika dan norma yang berlaku,

terutama tetap harus berdasarkan fakta. Sehingga dramatisasi berita hanya

merupakan salah satu teknik “pengemasan” berita untuk menarik perhatian

masyarakat.56 Sedangkan dramatisasi yang ada di infotainment Obsesi, Go Spot

dan juga Was Was diatas seolah ingin menunjukkan sisi negatif atau kejelekan

dari artis tersebut seperti pada infotainment Obsesi ketika Sarah Amelia dan Sony

yang terlihat salah tingkah karena keberadaan mereka diketahui para wartawan

infotainment. Lalu pada infotainment Go Spot dan Was Was dengan teknik

pengambilan gambar secara close up ke bagian wajah Luna Maya ketika teriak

histeris karena kesal dan marah kepada wartawan.

Peneliti juga menemukan adanya pelanggaran pada pasal 53 ayat 3 yang

bunyinya57:

56 Iswandi Syahputa, Op.Cit, hal.184 57 Standar Program Siaran pasal 53 tentang pencegatan, www.kpi.go.id download tanggal

2 Februari 2009, pukul 14.00 WIB

Page 126: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

126

“Narasumber berhak menolak untuk berbicara saat terjadi pencegatan oleh wartawan, dan lembaga penyiaran tidak boleh menggunakan penolakan tersebut sebagai alat untuk menjatuhkan narasumber atau obyek dari suatu program siaran.”

Pelanggaran pada pasal 53 ayat 3 tersebut terdapat pada korpus 3 dalam

acara Was Was di SCTV tentang kabar perseteruan antara Luna Maya dan Aura

Kasih. Pelanggaran yang dimaksud oleh peneliti adalah ketika pencegatan

narasumber yaitu Luna Maya menolak untuk diwawancarai oleh wartawan

infotainment, tetapi penolakan tersebut digunakan sebagai alat untuk menjatuhkan

narasumber. Hal tersebut bisa dilihat pada korpus 3 infotainment Was Was pada

narasi 3g “Sayang Luna begitu gelap hati, dihadapan kamera, amarah dara

cantik itu meledak bak amuk arus seribu sungai.”

Istilah yang dipakai untuk menggambarkan kemarahan Luna Maya pada

narasi diatas menurut peneliti berlebihan. Kemarahan Luna Maya cukup beralasan

karena ada unsur pemaksaan dan intimidasi dari wartawan infotainment. Harusnya

infotainment cukup menyajikan narasi netral misalnya “Ketika dikonfirmasi

seputar berita perseteruannya dengan Aura Kasih, Luna Maya menolak

memberikan keterangan” Selain itu hak Luna Maya untuk menolak berbicara,

oleh wartawan infotainment telah diabaikan

Pencegatan yang dilakukan para wartawan infotainment diatas menurut

peneliti merupakan sebuah pemaksaan kepada narasumber untuk berbicara.

Ketika Luna Maya menolak untuk menjawab pertanyaan wartawan infotainment,

mereka masih tetap mengejar Luna Maya, mungkin karena merasa terdesak dan

terpojok Luna Maya kehilangan kesabaran sehingga menangis dan berteriak

marah kepada para wartawan infotainment untuk menghentikan liputan. Bahkan

Page 127: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

127

ketika melihat kondisi Luna Maya dalam keadaan menangis, wartawan

infotainment masih memberikan pertanyaan kepada Luna Maya, yaitu pada narasi

2 g “luna..luna.. sakit gara-gara berita ini apa gimana luna” Pemaksaan untuk

mendapatkan informasi yang sering dilakukan oleh wartawan infotainment

menurut Iswandi Syahputra sebagai sebuah kesalahan metodologi dalam mencari

berita dan informasi dari narasumber, yang sebenaranya tidak dibutuhkan untuk

publik mengingat narasumber umumnya berasal dari kalangan selebritis.58

Contoh lain pemaksaan wartawan infotainment kepada narasumbernya

adalah kasus komedian Parto yang menembakkan sejata api ke udara untuk

membubarkan para wartawan infotainment. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal

22 Agustus 2004, saat itu Parto dikabarkan memiliki wanita lain. Informasi itulah

yang ingin dikonfirmasi oleh infotainment terhadap Parto, dan Parto menolak

memberi klarifikasi dengan alasan itu bagian dari privasinya. Ketika Parto

menolak memberikan konfirmasi, pihak infotainment secara sporadis mencecar

pertanyaan yang bersifat privasi. Mungkin karena merasa terdesak dan terpojok,

Parto kehilangan kesabaran dan kendali diri. Walau saat infotainment tidak

mengancam jiwa Parto, tetapi cecaran pertanyaan infotainment dapat membunuh

karakter Parto.59

Menurut Iswandy Syahputra salah satu kekeliruan yang terjadi pada

tayangan-tayangan infotainment adalah terlalu mengumbar privasi. Kekeliruan

tersebut seolah telah menjadi trade mark infotainmet. Hal tersebut terjadi karena

infotainment gagal menggunakan atau menggali perspektif lain dari sosok

58 Iswandi Syahputra, Op. Cit, hal.181 59 www.indosiar.com, download tanggal 30 Januari 2010 pk. 22.30 WIB

Page 128: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

128

selebritis. Hal yang bersifat privasi sekalipun, sesungguhnya bukan hal yang tabu

untuk diungkap keranah publik (dalam kajian media, privasi selalu dihadapkan

dengan publik) asalkan infotainment memiliki ketajaman perspektif dalam melihat

hal yang bersifat privasi tersebut. Seperti halnya menggali privasi dari sisi positif

dari artis yang bersangkutan, sehingga menghasilkan informasi atau yang berguna

bagi publik. Bukan mengumbar privasi selebritis dari sisi negatifnya, seperti

tayangan-tayangan yang telah peneliti analisis diatas.60

Dalam Kode Etik Jurnalistik pasal 9 menyebutkan bahwa “Wartawan

Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali

untuk kepentingan publik” Ini berarti bahwa wartawan harus mempunyai sikap

menahan diri dan hati-hati menyangkut segala segi kehidupan seseorang dan

keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik. Sedangkan dalam

kasus-kasus yang ditayangankan oleh infotainment yang telah peneliti analisis

diatas, merupakan persoalan pribadi narasumber/artis tersebut. Terlepas apakah

itu dapat dimasukkan dalam pelanggaran etika dan norma, namun apabila tidak

ada yang dirugikan dalam tindakan narasumber tersebut terutama menyangkut

kepentingan publik, maka narasumber harusnya tidak boleh dipojokkan dengan

narasi yang bersifat membunuh karakter artis tersebut.

2. PRINSIP JURNALISTIK

Terkait dengan pemberitaan atau informasi yang disiarkan stasiun televisi,

Standar Program Siaran menyatakan bahwa stasiun penyiaran dalam

menayangkan informasi harus senantiasa mengindahkan prinsip-prinsip jurnalistik

60 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.191

Page 129: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

129

yang terdiri atas tiga prinsip yaitu 1)prinsip akurasi, 2)prinsip adil, 3)prinsip

ketidakberpihakan (imparsialitas). Empat prinsip tersebut peneliti jadikan sub

kategori pada kategori prinsip jurnalistik ini. Dalam Standar Program Siaran

prinsip jurnalistik diatur dalam pasal 39, yang bunyinya:

1. Lembaga penyiaran dalam menyajikan informasi program faktual wajib mengindahkan prinsip jurnalistik, yaitu akurat, adil, berimbang, ketidakberpihakan, tidak beritikad buruk, tidak mencampuradukan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur kekerasan, tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan, tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul.

2. Lembaga Penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik wajib tunduk kepada peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Jurnalistik yang berlaku.

Dalam penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada pasal-pasal yang

berhubungan dengan prinsip-prinsip jurnalistik, antara lain: akurasi, adil dan

imparsialitas. Sebagaimana peneliti telah sebutkan dimuka, acara yang telah diuji

dengan Standar Program Siaran adalah infotainment pada 9 stasiun televisi swasta

periode bulan Maret –Mei 2009.

Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam kategorisasi ini, peneliti

mengajukan 7 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara

infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 3 stasiun infotainment Was Was pada stasiun SCTV tanggal 11 Maret

2009 Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

Page 130: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

130

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar perseteruan

Luna Maya dengan Aura Kasih.

2. Korpus 4 Infotainment Was Was pada stasiun televisi SCTV tanggal 8 April

2009 Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar yaitu tentang

kabar pernikahan siri Mayangsari dengan Adi Firansyah

3. Korpus 5 infotainment Insert Investigasi pada stasiun televisi Trans TV

episode tanggal 11 April 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 3

segment, setiap segment berdurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan yang

berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. yaitu yang menayangkan tentang kehidupan pribadi

Mayangsari

4. Korpus 6 Infotainment Espresso stasiun ANTV episode tanggal 14 April

2009. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6 segment, setiap segment

bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar putusnya

jalinan asmara antara Sheila Marcia dengan George Peter.

5. Korpus 7, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment tanggal 21 April

Page 131: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

131

2009 dalam I Gosip. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment,

setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

kabar sakitnya ibu Mayangsari.

6. Korpus 8 dalam acara Kiss yang ditayangkan stasiun Indosiar tanggal 12 Mei

2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar kabar beredarnya

foto pribadi Nia Ramadhani dengan Ardy Bakrie.

7. Korpus 9 Infotainment Expose yang ditayangkan stasiun televisi TV ONE

tanggal 20 Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment,

setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

konflik Dewi Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

8. Korpus 10, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment tanggal 21 Mei

2009 dalam I Gosip. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment,

setiap segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

Laudya Chintya Bella pergi ke Bandung berdua dengan Chiko Jeriko.

Page 132: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

132

9. Korpus 11 stasiun infotainment Espresso yang ditayangkan stasiun televisi

ANTV tanggal 22 Mei 2009. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6

segment, setiap segment bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang

berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu

tentang putusnya jalinan cinta antara Sheila Marcia dengan George Peter

10. Korpus 14 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah

tangga Helmy Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

Dari acara yang peneliti sebutkan tadi peneliti melihat adanya pelanggaran

prinsip-prinsip jurnalistik antara lain:

1. Prinsip Akurasi

Akurat atau akurasi berkaitan erat dengan verifikasi dan kebenaran

informasi. Akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar

dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-detail fakta

dan oleh tekanan yang diberikan pada fakta-faktanya. Dalam Standar Program

Siaran prinsip akurasi diatur dalam pasal Pasal 40 ayat 1 yang bunyinya61:

”Dalam program faktual, lembaga penyiaran harus menjunjung tinggi asas-asas jurnalistik dalam penyampaian informasi yang benar, bertanggungjawab dan akurat”

61 Standar Program Siaran pasal 40 tentang Akurat, www.kpi.go.id download tanggal 2

Februari 2009, pukul 14.00 WIB

Page 133: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

133

Dalam tayangan infotainment yang peneliti analisis, prinsip akurasi ini

sering tidak diterapkan dalam pemberitaan. Dari 9 stasiun televisi yang dianalisis

dalam kategorisasi ini, peneliti mengajukan 3 korpus. Korpus sebagaimana

disajikan dalam bab III, setiap acara infotainment dilakukan seleksi berdasarkan

kategorisasi yang dikemukakan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 7, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment tanggal 21 April 2009

dalam I GOSIP. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap

segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit

dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta

footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar

sakitnya ibu Mayangsari.

2. Korpus 9, Stasiun TV ONE, diambil acara infotainment Expose tanggal 20 Mei

2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang konflik Dewi

Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

3. Korpus 10, Stasiun TRANS 7, diambil acara infotainment I Gosip, tanggal 21

Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Page 134: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

134

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang Laudya Chintya

Bella pergi ke Bandung berdua dengan Chiko Jeriko.

Disini peneliti mengacu pada pemikiran Ika Damayanti dalam

penelitiaannya yang berjudul Penerapan Unsur-Unsur Jurnalistik pada

Infotainment, yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa indikasi yang dapat

digunakan untuk menilai sebuah berita dinyatakan tidak akurat antara lain62:

1. Host mengatakan bahwa berita itu bersumber dari gossip atau rumor

2. Tidak konsisten dalam penyebutan narasumber (nama, gelar)

3. Tidak konsisten dalam penyebutan tempat dan tanggal

4. Fakta tidak pasti dengan kata-kata mungkin, barangkali, bisa jadi, dan kata-kata

lain yang sama artinya.

5. Fakta tidak pasti dengan kata-kata tampaknya, seolah, sepertinya, pastinya dan

kata-kata lain yang sama artinya.

6. Fakta tidak pasti karena menggunakan kalimat pengandain.

7. Menyebut " menurut narasumber" tanpa dilengkapi dengan atribut

8. Membuat kalimat pertanyaan dengan kata-kata tanya seperti mengapa,

mungkinkah, bagaimana, dsb.

9. Menimbulkan ketidakpastian pada khalayak dengan kata-kata entah, entah

mengapa/entah apa alasannya, dsb.

Selain itu dalam suatu penyajian informasi Kovach menyebut bahwa

verifikasi merupakan intisari dari kegiatan jurnalistik, menurut Kovach prinsip

62 Ika Damayanti, Op Cit, hal.44

Page 135: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

135

kebenaran berlandaskan pada kesesuaian (correspondence) dan konsistensi yang

masuk akal ( coherence). Selanjutnya peneliti juga mengemukakan pemikiran

Dennis McQuil bahwa unsur kelengkapan (completness) juga menjadi aspek

penting dalam kaitanya dengan kebenaran fakta.63 Peneliti kemudian juga

mendasarkan analisis pada indikator tersebut. Dalam kategori ini kecenderungan

pelanggaran terhadap prinsip akurasi diuraikan sebagai berikut :

Informasi yang disuguhkan oleh beberapa infotainment melalui penyajian narasi

menunjukkan adanya indikasi ketidak akuratan sebuah berita, menurut penelitian

Ika Damayanti disebut dengan fakta yang tidak pasti dengan kata-kata tampaknya

antara lain:

Pada korpus 7 dalam acara I Gosip yang ditayangkan oleh stasiun Trans 7

pada tanggal 21 April 2009. Infotainment I Gosip menayangkan perihal ibu

Mayangsari yaitu Larasatun Jengkir Gading yang dikabarkan sedang sakit jantung

disebuah rumah sakit di Purwokerto. Ketidakakuratan ditunjukkan pada beberapa

narasi tayangan I Gosip tentang kondisi ibu Mayangsari, yaitu ditunjukkan pada

narasi 7a “Penyakit jantung Larasatun tampaknya kian kritis” selanjutnya pada

narasi 7c “Keberangkatan Mayang dari Purwokerto ke Jakarta nampaknya

menyisakan kesan bahwa kondisi sang Bunda dalam keadaan genting, entahlah”

Lalu diakhir tayangan narator menyebutkan bahwa Mayangsari khawatir

apabila umur ibunya tak lagi panjang karena Mayangsari tidak hanya kehilangan

Ibunya tetapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk mempercantik wajah

Mayangsari. Ditunjukkan dengan narasi 7d ”Semua bungkam, namun dilansir

63 Rika Yudani, Op Cit hal.83

Page 136: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

136

diam diam Mayangsari menyimpan sejuta cemas di dada, Mayang sungguh

khawatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi

Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang

dipasang untuk percantik paras” Tayangan ditutup dengan kalimat pertanyaan,

yaitu “mungkinkah pesona Mayangsari ditentukan oleh Larasatun Jengkir

Gading?”

Kata “tampaknya” dan juga “nampaknya” pada narasi 7c dan 7d diatas,

dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),64 memiliki arti yang sama dengan

kelihatannya, hal tersebut menunjukkan bahwa informasi yang ditayangkan I

Gosip tentang kondisi ibu Mayangsari yang sedang kritis hanya sebatas dugaan

saja, mengacu pada penelitian Ika Damayanti tentang Penerapan Unsur-Unsur

Jurnalistik pada tayangan Infotainment, menyebutkan bahwa indikasi sebuah

berita dinyatakan tidak akurat antara lain adanya fakta yang tidak pasti dengan

kata-kata tampaknya, seolah, sepertinya, pastinya dan kata-kata lain yang sama

artinya, apalagi pada narasi 7c dilanjutkan dengan pernyataan “entahlah”, kata

tersebut semakin menambah ketidakakuratan informasi yang disampaikan oleh

infotainment I Gosip.

Kata entahlah menurut penelitian Ika Damayanti dapat menimbulkan

ketidakpastian pada khalayak. Selanjutnya ketidak akuratan juga terdapat di akhir

tayangan I Gosip yaitu adanya kalimat pertanyaan mungkinkah, seperti pada

narasi 7d : mungkinkah pesona Mayangsari ditentukan oleh Larasatun Jengkir

Gading?”. Menurut penelitian Ika Damayanti, ketidak akuratan berita antara lain

64 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id, download

tanggal 9 November 2009, pk. 21.00 WIB

Page 137: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

137

adanya kalimat pertanyaan dengan kata-kata tanya mengapa, mungkinkah,

bagaimana,dsb.

Ketidak akuratan informasi juga peneliti temukan pada narasi diakhir

tayangan yang menyebutkan bahwa Mayangsari khawatir apabila umur ibunya tak

lagi panjang karena Mayangsari tidak hanya kehilangan Ibunya tetapi juga

kehilangan jimat yang dipasang untuk mempercantik wajah Mayangsari, yaitu

ditunjukkan pada narasi d” Semua bungkam, namun dilansir diam diam

Mayangsari menyimpan sejuta cemas di dada, Mayang sungguh kuatir jika umur

sang bunda tak lagi panjang, jika sampai hal itu terjadi Mayang bukan hanya

kehilangan ibunda tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk

percantik paras” selain adanya kata “dilansir” sumber beritanya tidak jelas

darimana atau dari siapa diperoleh, narasi tersebut menunjukkan tidak

terpenuhinya asas kesesuaian (correspondence) dimana informasi yang awalnya

membahas tentang kondisi ibu Mayangsari yang sedang sakit tetapi pada akhir

tayangan menyebutkan bahwa Mayang khawatir jika umur sang bunda tak lagi

panjang, jika sampai hal itu terjadi Mayang bukan hanya kehilangan ibunda

tercinta tapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras.

Mengacu pada pendapat Mc Quail, peneliti menemukan bahwa adanya

asas kelengkapan (completness) yang tidak terpenuhi pada beberapa infotainment,

antara lain: pada korpus 7 dalam acara I Gosip yang ditayangkan oleh stasiun

Trans 7 pada tanggal 21 April 2009. Infotainment I Gosip menayangkan perihal

ibu Mayangsari yaitu Larasatun Jengkir Gading yang sedang sakit jantung

disebuah rumah sakit di Purwokerto yaitu ditunjukkan pada narasi 7a ”dilansir

Page 138: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

138

ibunda Mayangsari tersebut tak sadarkan diri alias koma di sebuah rumah sakit

di Purwokerto.”

Selanjutnya diakhir tayangan adanya narasi yang menyebutkan bahwa

Mayangsari khawatir apabila umur ibunya tak lagi panjang karena Mayangsari

tidak hanya kehilangan Ibunya tetapi juga kehilangan jimat yang dipasang untuk

mempercantik wajah Mayangsari, yaitu ditunjukkan pada narasi 7d” Semua

bungkam, namun dilansir diam diam Mayangsari menyimpan sejuta cemas di

dada, Mayang sungguh kuatir jika umur sang bunda tak lagi panjang, jika sampai

hal itu terjadi Mayang bukan hanya kehilangan ibunda tercinta tapi juga

kehilangan jimat yang dipasang untuk percantik paras”. Kata “dilansir” yang

terdapat pada narasi 7a dan 7d menunjukan sumber informasi tidak jelas asalnya.

Selanjutnya pada korpus 9 dalam acara Expose yang ditayangkan stasiun

TV One tanggal 20 Mei 2009. Dalam tayangan Expose tersebut menampilkan

seputar konflik Dewi Persik dengan pengacaranya yang bernama Endah

Murnalita. Infotainment Expose menyebutkan bahwa konflik disebabkan karena

uang serta hasutan manager baru Dewi Persik yang bernama Siska yaitu

ditunjukkan pada narasi 9a ”demi kebahagiaan nampaknya uang menjadi masalah

bagi Dewi Persik uang pula kabarnya yang memisahkan Dewi dengan

pengacaranya yang sudah dianggap sebagai orang tuanya” lalu pada narasi 9f

“Perlakuan Dewi yang bagaikan membalas air susu dengan air tuba itu kabarnya

dipicu oleh manager barunya”. Menurut peneliti tayangan tersebut tidak akurat

karena tidak memenuhi asas kelengkapan (completness). Pada narasi diatas

informasi yang ditayangkan hanya menyebutkan ”kabarnya” tanpa jelas

Page 139: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

139

menyebutkan dari mana atau dari siapa sumber informasi diperoleh. Apalagi

dalam tayangan tersebut juga tidak ditampilkannya konfirmasi dari pihak Dewi

Persik perihal penyebab terjadinya konflik.

Lalu pada korpus 10 pada infotainment I Gosip yang ditayangkan oleh

Trans 7 tanggal 21 Mei 2009. Tayangan pada episode itu menyebutkan bahwa

Laudya Chintya Bella pergi berdua ke Bandung dengan seseorang yang saat ini

dekat dengannya yaitu Chiko Jeriko. Peneliti menemukan ketidak akuratan berita,

ditunjukkan pada narasi 10e “Sayang gambar keakraban Bella dengan Chiko tak

terekam” padahal pada narasi sebelumnya menyebutkan bahwa “Laudya Chintya

Bella lagi-lagi terjebak, beberapa hari yang lalu Bella terlihat asyik berduaan

dengan Chiko Jeriko di kota kembang Bandung” pada narasi 10e jelas

menunjukkan bahwa infotainment I Gosip tidak punya bukti bahwa Laudya

Chintya Bella memang pergi berdua dengan Chiko Jeriko ke Bandung. Karena I

Gosip tidak bisa menunjukkan bukti bahwa apa yang diinformasikan memang

benar, selain itu I Gosip juga tidak menyebutkan sumber berita yang jelas.

Selain itu waktu kapan peristiwa terjadi juga tidak jelas disebutkan, I

Gosip hanya menyebutkan ”beberapa hari yang lalu” tanpa jelas menyebutkan

tanggal ataupun harinya. Jadi peneliti menganggap berita tersebut tidak akurat

karena asas kelengkapan (completness) tidak terpenuhi. Hal tersebut juga

didukung keterangan dari pihak narasumber yang diberitakan yaitu Laudya

Chintya Bella yang telah membantah bahwa kepergiannya ke Bandung tidak

dengan Chiko Jeriko, tetapi bersama dengan keluarganya.

Page 140: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

140

Ketidaklengkapan informasi yang ditayangkan pada infotainment Expose

maupun I Gosip tersebut tentunya tidak sesuai pemikiran Mc Quail mengenai

pentingnya sejumlah minimum informasi yang relevan diperlukan untuk

mendapatkan pemahan berita. Padahal kelengkapan informasi penting untuk

menjunjung pemahaman yang utuh terhadap teks berita, dan pada akhirnya akan

menjunjung aspek truth dalam sebuah akurasi berita.65

b. Prinsip Keadilan

Definisi keadilan menurut Aristoteles adalah memberikan kepada setiap

orang apa yang menjadi haknya. Aristoteles kemudian membedakan tiga jenis

keadilan, yaitu keadilan distributif yang memberikan porsi yang sama, keadilan

komunikatif yang merupakan asas proporsional, dan keadilan remedial yang

berhubungan dengan pemulihan sesuatu ke keadaan semula.66 Berkaitan dengan

prinsip tersebut keadilan dalam berita berhubungan dengan perlakukan kepada

setiap unsur pemberitaan sesuai dengan haknya, tanpa mengurangi atau

menambah informasi. Dalam Standar Program Siaran prinsip Adil diatur dalam

pasal 41 yang bunyinya sebagai berikut:

“Lembaga penyiaran harus menghindari penyajian informasi yang tidak lengkap, tidak berimbang, dan tidak adil.”67

Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam kategorisasi ini, peneliti

mengajukan 1 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara

65 Rahayu, ed. Menyingkap Profesionalisme Kerja Surat Kabar di Indonesia, Yogyakarta,

Krayon Grafika, 2006 66 Rika Yudani, Op. Cit, hal.104 67 Standar Program Siaran pasal 41 tentang Prinsip Adil, www.kpi.go.id, download

tanggal 2 Februari 2009, pukul 14.00 WIB

Page 141: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

141

infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 3 stasiun SCTV diambil acara infotainment WAS WAS tanggal 11

Maret 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap

segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3

menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar

serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang

kabar perseteruan Luna Maya dengan Aura Kasih

Pada korpus 3 dalam infotainment WAS WAS stasiun SCTV tanggal 11

Maret 2009. Dalam tayangan tersebut menampilkan berita seputar perseteruan

Luna Maya dengan Aura Kasih karena memperebutkan Ariel Peterpan. Dalam

tayangan tersebut terlihat adanya ketidakadilan dalam menayangkan berita,

prinsip keadilan yang tidak terpenuhi tersebut karena adanya distorsi informasi.

Praktek distorsi informasi terjadi ketika terdapat pengurangan atau penambahan

terhadap informasi yang sebenarnya, baik yang menyangkut opini atau ilustrasi

faktual. Dalam tayangan Was Was peneliti menemukan adanya pengurangan

informasi, yaitu tidak ditayangkanya klarifikasi Luna Maya perihal kabar

perseteruannya dengan Aura Kasih karena memperebutkan Ariel Peterpan.

Sebagai pembanding bisa dilihat pada korpus 2 infotainment Go Spot stasiun

RCTI tanggal 11 Maret 2009 pada gambar dibawah ini:

Page 142: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

142

Gambar 2 c (Go Spot, RCTI)

Gambar diatas ketika Luna Maya memberikan klarifikasi kepada para

wartawan infotainment seputar kabar tentang perseteruannya dengan Aura Kasih.

Sambil bercanda Luna Maya menjawab pertanyaan wartawan dengan santai

(nampak pada ekspresi Luna Maya yang tertawa), kutipan klarifikasi Luna Maya

seperti dibawah ini:

“Kita sih ketawa-ketawa aja, o gitu ya digosipin gitu, nggak papa kan malah memudahkan promosi film gue ya Allah. Aku pikir nggak lah aku nggak pernah musuhin siapa-siapa kecuali dah nyenggol aku (sambil tertawa) ”

Gambar 2 d (Go Spot, RCTI) Kutipan klarifikasi Luna Maya dan Aura Kasih seperti dibawah ini:

Luna Maya : katanya kita beramtem? (Tanya Luna Maya kepada Aura Kasih) Aura Kasih :Tu baik-baik aja kan (menunjukkan kepada wartawan infotainment)

Page 143: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

143

Gambar diatas pada saat Luna Maya dan Aura Kasih diwawancarai bersama,

mereka tampak saling bercanda. Tetapi infotainment Was Was tidak menyajikan

kedua tayangan tersebut, Was Was hanya menayangkan momen dimana Luna

Maya marah kepada wartawan infotainment.

Selain adanya distorsi informasi ketidakadilan juga tampak ketika dalam

menampilkan kedua narasumber yang dikabarkan berkonflik yaitu Luna Maya

dan Aura Kasih, terdapat perbedaan penyajian. Perbedaan penyajian tersebut bisa

dilihat baik dari penyajian narasinya maupun pemilihan gambar. Dimana

penyajiannya menunjukkan keberpihakan kepada Aura Kasih, infotainment Was

Was melalui narasi dan pemilihan gambarnya lebih menyudutkan pihak Luna

Maya, itu bisa dilihat pada analisis berikut ini:

Pada Opening tayangan diawali dengan munculnya gambar wajah Aura

Kasih dan Ariel Peterpan dengan diberi caption “Ariel jalan bareng Aura Kasih,

Luna Maya ngamuk???” sebagai pembanding judul yang digunakan oleh

infotainment Go Spot RCTI lebih netral yaitu “Terus dicecar gossip, Luna Maya

Kesal” Selanjutnya perbedaan penyajian narasi yang muncul ketika Luna Maya

dan Aura Kasih dimintai konfirmasi antara lain seperti tabel seperti dibawah ini:

Penyajian narasi yang ditujukan

kepada Aura Kasih

Penyajiannarasi yang ditujukan

kepada Luna Maya

Narasi 3a Aura Kasih mengaku tak pernah ada percekcokkan

sementara Luna Maya tampak kelu dalam berkata-kata, wajah ayunya memancarkan rona gundah seolah menutupi sebuah fakta”

Page 144: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

144

Narasi 3d Namun tidak demikian dengan Aura Kasih, meski tergagap Aura kasih masih mampu mengendalikan diri, dengan kalimat tertata Aura sekali lagi menampik berita itu. Bagi Aura, Ariel dan Luna adalah teman baik tak ada yang lebih dihati Aura untuk Ariel.

Luna Maya sungguh tak punya gairah untuk membuat pernyataan logis, emosi terlanjur membakar dihati, kata-kata pedas dilontarkan kepada pemburu berita

Narasi 3g Aura Kasih menganggap itu adalah sebuah gosip lucu

sayang Luna justru bersikap sebalikknya, amarah dara cantik itu meledak bak amuk arus seribu sungai

Penyajian narasi yang ditujukan kepada Aura Kasih terlihat lebih netral,

sedangkan penyajian narasi untuk menggambarkan Luna Maya tampak berlebihan

dengan menggunakan ungkapan-ugkapan hiperbola seperti “amarah dara cantik

itu meledak bak amuk arus seribu sungai”, Luna Maya tampak kelu dalam

berkata-kata serta adanya kalimat yang menunjukkan perasaan wartawan seperti

pada narasi 3g “sayang Luna justru bersikap sebalikknya” Seperti yang telah

disampaikan oleh Ika Damayanti dalam penelitiannya berjudul Penerapan Unsur-

Unsur Jurnalistik pada Infotainment kalimat sayangnya, ironisnya, untungnya dan

kata-kata lain sejenisnya yang dibacakan oleh narator merupakan ungkapan yang

menunjukkan perasaan wartawan yang menunjukkan ketidakobyektifan berita.

Lalu perbedaan dalam pemilihan gambar ketika Luna Maya dan Aura

Kasih dimintai konfirmasi seperti dibawah ini:

Page 145: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

145

Infotainment Was Was dalam

menampilkan Luna Maya

Infotainment Was Was dalam

menampilkan Aura Kasih

Gambar 3 b

yang nggak ada tu jangan di ada-adain

deh, puas kan gue marah-marah?

udah? Seneng kan?

Gambar 3 c

lucu aja aku ketawa karena aku temenan banget ama Luna masa rebutan cowok, enggak lah nggak ada, tadi aja ketemuan cipika cipiki trus ini janjian makan bareng

Gambar 3 f

Tolong dong kalo yang nggak ada jangan dibilang ada. Apa sih yang lo mau dari gue?di bilang begini di bilang begitu ,capek tau nggak? Jahat tau nggak?

Gambar 3 e

enggak, nggak ada kepergok kepergokan, semuanya temen jadi nggak ada sesuatu yang apalah ya.

Page 146: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

146

Infotainment Was Was dalam

menampilkan Luna Maya

Infotainment Was Was dalam

menampilkan Aura Kasih

Gambar 3 g

udah dong ( teriak marah )

Gambar 3 h

ya kita ketawa kok kita digosipin kaya

gitu lucu ya

Gambar diatas menunjukkan perbedaan dalam menampilkan narasumber

antara Luna Maya dengan Aura Kasih ketika dikonfirmasi wartawan infotainment.

Gambar bagian kiri menunjukkan kekesalan Luna Maya ketika wartawan

infotainment bertanya seputar kabar perseteruannya dengan Aura Kasih.

Kemarahan tersebut bisa dilihat dari kutipan jawaban Luna Maya terhadap

wartawan dengan bertanya kembali kepada wartawan infotainment. Gambar 3f

dengan membentuk frame diwajah Luna maya ketika marah infotainment Was

Was nampak ingin menunjukkan dengan jelas, bagaimana kekesalan Luna Maya,

gambar 3g dengan menunjukkan Luna Maya marah kepada wartawan

infotainment dengan berteriak meminta untuk berhenti meliput. Sedangkan

gambar bagian kanan (3c, 3e dan 3h) menunjukkan Aura Kasih tampak santai

menjawab pertanyaan wartawan infotainment.

Pengurangan informasi dan perbedaan penyajian narasi maupun pilihan

gambar dalam menampilkan narasumber oleh infotainment Was Was bisa

Page 147: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

147

menggiring opini publik bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Luna Maya

terkait berita yang beredar, sesuatu yang disembunyikan tersebut adalah fakta

bahwa Luna Maya memang berseteru dengan Aura Kasih karena memperebutkan

Ariel peterpan. Apabila infotainment Was Was menayangkan liputan secara utuh

(tidak menghilangkan beberapa tayangan) maka bisa dilihat bahwa kemarahan

Luna Maya dalam tayangan tersebut sebenarnya salah satunya disebabkan oleh

pemaksaan yang dilakukan oleh wartawan infotainment.

c. Prinsip Imparsialitas/ Netralitas

Pada prinsip imparsialitas peneliti mengacu kepada pemikiran Dennis

McQuail yang mengemukakan bahwa isu mengenai keberpihakan adalah apakah

teks media secara sistematis menonjolkan satu sisi diatas yang lain ketika

berhubungan dengan isu-isu kontroversial. Dalam kategori ini, peneliti

mendasarkan analisis dari dua sub kategori, yaitu keberimbangan dan pemisahan

antara opini dan fakta. Dalam Standar Program Siaran prinsip Imparsialitas diatur

dalam pasal 42 tentang netral dan berimbang dan pasal 43 tentang kemandirian,

yang bunyinya sebagai berikut:

“Pada saat menyajikan isu-isu kontroversial yang menyangkut kepentingan publik, lembaga penyiaran harus menyajikan berita, fakta, dan opini secara netral dan berimbang. Dalam hal ini pimpinan redaksi harus memiliki independensi untuk menyajikan berita dengan obyektif, tanpa memperoleh tekanan dari pihak pimpinan, pemodal, atau pemilik lembaga penyiaran. Dan dalam program acara yang mendiskusikan isu kontroversial atau isu yang melibatkan dua atau lebih pihak yang saling berbeda pendapat, moderator, pemandu acara, dan atau pewawancara harus memberikan kesempatan kepada semua partisipan dan narasumber untuk dapat secara baik dan proporsional mengekspresikan pandangannya; tidak boleh memiliki kepentingan pribadi atau keterkaitan dengan salah satu pihak/pandangan.”

Page 148: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

148

Dalam 9 stasiun televisi yang dianalisis dalam kategorisasi ini, peneliti

mengajukan 7 korpus. Korpus sebagaimana disajikan dalam bab III, setiap acara

infotainment dilakukan seleksi berdasarkan kategorisasi yang dikemukakan. Hal

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Korpus 4 Infotainment Was Was pada stasiun televisi SCTV tanggal 8 April

2009 Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar yaitu tentang kabar

pernikahan siri Mayangsari dengan Adi Firansyah.

2. Korpus 5 infotainment Insert Investigasi pada stasiun televisi Trans TV

episode tanggal 11 April 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 3

segment, setiap segment berdurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan yang

berdurasi 3 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. yaitu yang menayangkan tentang kehidupan pribadi

Mayangsari

3. Korpus 6 Infotainment Espresso stasiun ANTV episode tanggal 14 April 2009.

Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6 segment, setiap segment bedurasi 6

menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan.

Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage. Peneliti mengambil

1 segment untuk dianalisis yaitu tentang kabar putusnya jalinan asmara antara

Sheila Marcia dengan George Peter.

Page 149: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

149

4. Korpus 8 dalam acara Kiss yang ditayangkan stasiun Indosiar tanggal 12 Mei

2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 4 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar kabar beredarnya

foto pribadi Nia Ramadhani dengan Ardy Bakrie.

5.Korpus 9 Infotainment Expose yang ditayangkan stasiun televisi TV ONE

tanggal 20 Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap

segment berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit

dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta

footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu tentang konflik

Dewi Persik dengan pengacaranya Indah Murnalita.

6.Korpus 11 stasiun infotainment Espresso yang ditayangkan stasiun televisi

ANTV tanggal 22 Mei 2009. Acara ini berdurasi 60 menit, terdiri dari 6

segment, setiap segment bedurasi 6 menit dan diselingi dengan iklan, yang

berdurasi 4 menit dalam setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan

gambar serta footage. Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu

tentang putusnya jalinan cinta antara Sheila Marcia dengan George Peter.

7. Pada korpus 13 infotainment Obsesi, stasiun televisi Global TV, tanggal 27

Mei 2009. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis Infotainment Obsesi

Page 150: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

150

menayangkan seputar hubungan asmara Ariel Peterpan dengan Luna Maya.

8.Korpus 14 stasiun RCTI, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Go

Spot. Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 5 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah

tangga Helmy Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

9. Korpus 15 stasiun SCTV, diambil pada tanggal 29 Mei 2009 dalam acara Was

Was Acara ini berdurasi 30 menit, terdiri dari 4 segment, setiap segment

berdurasi 5 menit dan diselingi dengan iklan, yang berdurasi 3 menit dalam

setiap tayangan. Setiap acara menampilkan narasi dan gambar serta footage.

Peneliti mengambil 1 segment untuk dianalisis yaitu seputar konflik rumah

tangga Helmy Yahya dengan isterinya yaitu Harfansy.

Beberapa tayangan infotaiment yang peneliti analisis yang tidak sesuai dengan

prinsip imparsialitas antara lain seperti yang akan peneliti kemukakan di bawah

ini:

a. Tidak memenuhi asas keberimbangan

Tidak terpenuhinya asas keberimbangan dalam beberapa tayangan

infotainment dikarenakan antara lain narasumber yang ditampilkan hanya dari

satu pihak saja dan berdasarkan pemilihan kata.

Page 151: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

151

i. Berdasar pada pemilihan narasumber

Dari hasil analisis peneliti menemukan adanya ketidakseimbangan dalam

menampilkan narasumber sebanyak dua korpus. Dimana kedua tayangan

menyajikan kabar seputar konflik dan juga kabar kontroversial yang seharusnya

membutuhkan dua narasumber atau lebih dari dua pihak baik yang pro maupun

yang kontra. Kedua korpus tersebut hanya menampilkan narasumber dari satu

pihak saja, informasi serta keterangan langsung dari pihak yang berlawanan tidak

ditampilkan oleh komunikator.

Pada korpus 4 Infotainment Was Was di SCTV episode tanggal 8 April

2009 yang menayangkan berita seputar kesaksian Andri (adik kandung Ady

Firansyah) tentang skandal cinta segitiga antara Mayangsari, Ady Firansyah dan

Bambang Triatmojo. Dalam tayangan Andri mengungkapkan bahwa sebelum

menikah dengan Bambang Triatmojo, Mayangsari telah menikah siri dengan

kakaknya Ady Firansyah. Pernikahan siri tersebut dilaksanakan ketika

Mayangsari telah mengandung putrinya Kirani Siti Hartina yang selama ini

diketahui sebagai anak dari Bambang Triatmojo. Nama Kiran menurut pengakuan

Andri diberikan oleh Ady Firansyah.

Dalam tayangan tersebut infotainment Was Was hanya menampilkan

narasumber dari pihak Ady Firansyah saja yaitu Andri adik Ady Firansyah dan

Jeany yaitu mama Ady Firansyah sedangkan narasumber dari pihak Mayangsari

sama sekali tidak ditampilkan. Hal tersebut juga didukung dengan narasi yang

diucapkan oleh narator yang menunjukkan keberpihakan pada salah satu pihak,

yang akan peneliti bahas pada bagian ii ketidakseimbangan penyajian berita

Page 152: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

152

berdasarkan pemilihan kata.

Selanjutnya ketidakseimbangan dalam menampilkan narasumber juga ada

pada korpus 9 dalam acara Expose yang ditayangkan stasiun TV One tanggal 20

Mei 2009. Dalam tayangan Expose pada episode tersebut menayangkan seputar

konflik Dewi Persik dengan pengacaranya yang bernama Endah Murnalita.

Menurut Endah Murnalita konflik dipicu lantaran keakraban yang terjadi diruang

sidang antara Endah Murnalita dengan pengacara Asep Komarudin (mantan

manager Dewi Persik). Dewi Persik lalu memecat Endah Murnalita sebagai

pengacaranya karena menyangka telah terjadi persekongkolan untuk menjatuhkan

Dewi Persik, tindakan Dewi Persik tesebut kabarnya dipengaruhi oleh manager

baru Dewi Persik yaitu Siska. Sepanjang tayangan, narasumber yang ditampilkan

hanya dari pihak yang kontra dengan Dewi Persik yaitu Endah Murnalita,

sedangkan dari pihak Dewi Persik tidak ditampilkan. Pada korpus ini narasi yang

diucapkan oleh narator juga menunjukkan keberpihakan pada salah satu pihak.

Ketiadaan penjelasan dari narasumber pihak Mayangsari dan juga Dewi

Persik menyebabkan kedua tayangan tersebut sejak awal terkesan telah

dikontruksikan untuk menyalahkan pihak Mayangsari dan Dewi Persik. Hal

tersebut didukung dengan pemilihan kata dan narasi yang diucapkan oleh narator

yang terkesan menghakimi dan berpihak pada salah satu pihak.

Menurut Morissan, prinsip liputan yang berimbang (cover both sides)

mengharuskan komunikator media mewawancarai lebih dari satu narasumber.

Page 153: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

153

Absennya sumber dalam berita kontroversial akan membuat aspek balance

berkurang.68

ii. Berdasarkan pemilihan kata

Suatu bentuk ketidakperpihakan media mensyaratkan pemberitaan yang

tenang, dingin, terkendali, dan berhati-hati, karena semua penggunaan kata-kata

atau “warna” akan menentukan kontruksi. Lebih jauh ditegaskan bahwa pilihan

kata dan cara penyajian suatu realitas dari suatu pemberitaan yang sekaligus

menentukan makna yang muncul darinya. Dari beberapa tayangan infotainment,

peneliti menemukan bahwa beberapa kata yang dipilih untuk digunakan,

memberikan makna serta persepsi tertentu yang cenderung negatif, seperti yang

nampak pada beberapa korpus berikut ini:

Pada Korpus 4 Infotainment Was Was di SCTV episode tanggal 8 April

2009 yang menayangkan berita seputar kesaksian Andri (adik kandung Ady

Firansyah) tentang skandal cinta segitiga antara Mayangsari, Ady Firansyah dan

Bambang Triatmojo. Kata yang bisa menimbulkan persepsi negatif tersebut

seperti yang nampak pada narasi 4a “secara blak blakan Andri membongkar

kedok Mayangsari dengan kakaknya yang digelar tertutup di sebuah hotel di

Jakarta pusat” Kata “kedok” secara denotatif memiliki arti yaitu tiruan muka

untuk menutup wajah.69 Kemudian kata tersebut disandingkan dengan nama

Mayangsari seperti pada narasi “membongkar kedok Mayangsari dengan

kakaknya yang digelar tertutup di sebuah hotel di Jakarta pusat” kata tersebut

68 Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hal.44 69 Kamus Besar Bahasa Indonesia online, www.pusatbahasa.diknas.go.id download

tanggal 22 Oktober 200, pk.20.57

Page 154: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

154

menciptakan makna konotatif yang artinya menjadi “melakukan sesuatu sebagai

penutup maksud sebenarnya, menggunakan sesuatu sebagai alat untuk menutupi

diri”.70 Ini menegaskan maksud bahwa seolah Mayangsari menutupi sesuatu hal

atau telah melakukan kebohongan atau telah berpura-pura atas sesuatu hal, yaitu

pernikahannya dengan Ady Firansyah dan perihal ayah biologis Kirani Siti

Hartina (anak Mayangsari).

Selanjutnya ketika Andri menjelaskan bahwa Ady Firansyah sebagai ayah

biologis Kiran dan nama Kiran adalah pemberian dari Ady Firansyah, Was Was

menunjukkan kemiripan antara wajah Ady Firansyah dan Kiran, seperti pada

gambar 4i dibawah ini:

Gambar 4i

Infotainment Was Was membandingkan kemiripan wajah Kirani dengan Ady

Firansyah diiringi dengan narasi “Secara fisik sosok Kirani memang mirip dengan

almarhum Ady, disebut sebut mata bocah tak berdosa itu titisan gen Ady, itu pula

yang membuat Mayangsari tak bisa melupakan Ady, meski sudah tinggal seatap

dengan Bambang dibilangan Simprug.”

Penggunaan kata “bocah tak berdosa” untuk menyebut nama Kiran,

70 ibid

Page 155: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

155

menimbulkan persepsi negatif, Istilah tersebut menurut peneliti kurang tepat

apabila diterapkan pada narasi diatas. Penerapan istilah bocah tak berdosa pada

narasi diatas secara implisit mengandung maksud bahwa seolah Kiran adalah

korban dari kejahatan orang tuanya. Kalimat bocah tak berdosa lebih tepatnya

digunakan dalam pemberitaan untuk menyebut anak sebagai korban kejahatan,

kriminal dan semacamnya, misalnya orang tua yang menelantarkan anaknya.

Selain itu dimunculkannya gambar kemiripan wajah antara Aldy Firansyah dan

Kirani Siti Hartina, menurut peneliti, infotainment Was Was ingin menunjukkan

kesaksian Andri bahwa Adi Firansyah sebagai ayah biologis Kiran cukup masuk

akal, apalagi dalam narasinya Was Was memberikan pengakuan tentang adanya

kemiripan antara mereka, dengan penekanan kata “memang” yaitu pada narasi

“Secara fisik sosok Kirani memang mirip dengan almarhum Ady”

Selanjutnya pada korpus 14, pada acara Go Spot RCTI tanggal 29 Mei

2009 mengenai konflik keluarga Helmy Yahya dengan isterinya Harfansy. Dalam

tayangan tersebut terdapat kata berdalih dan berkelit yang digunakan narator

dalam menanggapi alasan Harfansy mengenai kabar perselingkuhannya, yaitu

pada narasi 14a “Harfansy mencoba untuk berkelit dari tudingan selingkuh yang

dituduhkan Helmy kepadanya” Kata berkelit tersebut menurut peneliti

memberikan makna serta persepsi yang negatif. Dalam KBBI “berkelit”

mempunyai makna yaitu mengelak dengan cepat.71

Kalimat mencoba untuk berkelit berarti mencoba atau berusaha dengan

cepat untuk mengelak. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa seolah-olah

71 ibid

Page 156: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

156

Harfansy memang terbukti selingkuh tetapi masih berusaha untuk tidak mengakui

perbuatannya. Selanjutnya sikap keberpihakan juga ditunjukkan melalui

pemilihan kata yang digunakan oleh narator yaitu pada narasi 14 i“sekali lagi Aci

berdalih bahwa keberadaanya dengan Fery dimalam-malam buta dan dirumah

yang sepi itu bukan untuk kencan terlarang…………”

Kata “berdalih” dalam KBBI diartikan sebagai alasan yang dibuat-

buat untuk mendukung kebenaran perbuatannya.72 Ini berarti bahwa ketika

seseorang berdalih, ia sudah pasti melakukan kesalahan, namun berusaha

menghindar dengan menggunakan pembenaran-pembenaran tertentu. Kata

berdalih yang digunakan narator tersebut menciptakan persepsi bahwa Harfansy

mengelak terhadap tuduhan bahwa dia tidak melakukan kencan terlarang dengan

Fery dan hanya mencari-cari alasan untuk mendukung keterangannya.

Alex Sobur mengungkapkan bahwa meskipun media massa hanya bersifat

melaporkan, tetapi jika pemilihan kata, istilah atau simbol yang secara

konvensional memiliki arti tertentu ditengah masyarakat, pasti akan menarik

perhatian dan menciptakan pemikiran tertentu.73

b. Tercampurnya fakta dan opini

Selanjutnya tidak terpenuhinya Imparsialitas berita bisa dilihat adanya

fakta dan opini yang tercampur. Dalam sebuah pemberitaan, terdapat dua

kemungkinan terbentuknya opini yang bersifat interpretatif dan opini yang

menghakimi. Opini Intepretatif merupakan pendapat yang berupa intepretasi

wartawan atas fakta. Dalam beberapa tayangan infotainment yang peneliti analisis

72 ibid 73 Rika Yudani, Op Cit, hal.133

Page 157: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

157

terdapat opini yang nampaknya merupakan intepretasi berdasar fakta, namun

sebenarnya merupakan suatu bentuk opini penghakiman. Istilah yang dipakai oleh

Iswandi Syahputra adalah opini sistemik yaitu praktek pembentukan opini yang

diproduksi secara sadar, tendensius yang secara langsung dibacakan oleh

presenter melalui berbagai narasi,74 seperti pada penjelasan dibawah ini:

Korpus 5 infotainment Insert Investigasi di Trans TV episode tanggal 11

April 2009 yang menayangkan tentang kehidupan pribadi Mayangsari. Dalam

tayangan tersebut nampak Insert Investigasi ingin menunjukkan kehidupan

Mayangsari yang glamor setelah menikah dengan Bambang Triatmojo. Beberapa

narasi ataupun ilustrasi gambar pada tayangan Insert Invsetigasi menunjukkan

ketidaknetralan dalam menyajikan berita. Dalam tayangan tersebut lebih

menonjolkan salah satu pihak yaitu dari keluarga cendana. Narasi ataupun

ilustrasi gambar yang ditampilkan menimbulkan kesan yang negatif kepada

Mayangsari.

Insert Investigasi menggambarkan sosok Mayangsari dengan ilustrasi dibawah ini:

Gambar 5a

Gambar diatas untuk menggambarkan Mayangsari sebagai sosok yang

berkelimang harta setelah menikah dengan Bambang Triatmojo, yaitu dengan

74 Iswandi Syahputra, Op Cit, hal.186

Page 158: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

158

ilustrasi gambar uang mengelilingi Mayangsari.

Selanjutnya Insert Investigasi membandingkan penampilan antara

Mayangsari dengan Gendis (putri Bambang Triatmojo), seperti pada gambar 5 c

dibawah ini:

Gambar 5c

Pada Gambar diatas terdapat caption “Penampilan bertolak belakang antara

Gendis dengan Mayang” disitu disebutkan bahwa penampilan Gendis lebih

sederhana daripada penampilan Mayangsari, seperti pada narasi 5c dibawah ini:

“Momen pemilu tanggal 9 April kemarin juga menyisakan beda penampilan yg

mencolok antara Mayang dan Gendis. Lihatlah sosok Mayang dengan rambut

bercat merah hingga busana yang dikenakan tak pelak ia tampil bak ibu nan

modis, bagaimana dengan Gendis? Dibanding ibu tirinya penampilan Gendis

terlihat lebih sederhana, anting saja tak terpasang ditelingannya, bahkan riasan

wajahnya terlihat begitu tipis, tiada perhiasan emas, hanya cincin kawin yang

melingkar dijari manisnya”

Selanjutnya pada narasi 5d “Sekedar mencari ukuran tengok si kecil

Kiran, belum juga genap 5 tahun namun nampaknya telah mewarisi kecekatan

ibunya dalam berpenampilan.” dengan disertai gambar dibawah ini:

Page 159: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

159

Gambar 5d Insert Invertigasi memperlihatkan penampilan Kiran (anak Mayangsari) yang

dianggap penampilannya modis seperti Mayangsari.

Selanjutnya Insert Investigasi membandingkan mobil Mayangsari dengan Gendis

yaitu pada gambar 5e:

Gambar 5e Insert Investigasi membandingkan mobil Gendis dan Mayangsari dengan caption

yang bertuliskan Harga Mobil: Rp 200 juta (milik Gendis) dan 1 Milyar (milik

Mayangsari). Narasi yang muncul sebagai berikut:

“Lantas bagaimana dengan kendaraan? sebuah mobil berkelas siap menghantar

Mayangsari sedangkan Gendis rupanya memilih standar dibawahnya,

kesederhanaan Gendis mungkinkah karena ia terlalu biasa dengan kemewahan

yang sudah dinikmatinya sejak kecil, hingga kini ia bosan berpenampilan wah-

wahan”

Lalu pada narasi 5f yaitu:

Page 160: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

160

“Dan soal mobil hampir seluruh saudara Mayang juga memilikinya dengan berbagai merk, rata-rata kendaraan roda 4 tersebut bernomor polisi B alias Jakarta. Inilah yang terekam kamera ketika Kiran berulang tahun yang ke-2 beberapa waktu yang lalu” Pada narasi tersebut diikuti gambar beberapa mobil milik saudara Mayangsari

seperti gambar dibawah ini:

i ii iii Gambar diatas adalah beberapa mobil milik saudara Mayangsari yang ditunjukkan

oleh Insert Investigasi.

Selanjutnya Insert Investigasi juga membandingkan perbedaan sikap

dalam menghadapi wartawan antara keluarga cendana dan keluarga Mayangsari,

yaitu pada korpus 5i dengan narasi sebagai berikut :

“Kakak Mayang nampak bahagia berketempatan sebagai pesta rakyat 5 tahunan

tersebut. Namun bertolak belakang dengan sikap mbak tutut yang ramah dan

murah senyum, saudara mayang justru menampilkan sikap kurang bersahabat.”

Narasi ditas diikuti dengan tayangan yang membandingkan atau memperlihatkan

perbedaan sikap dalam menghadapi wartawan antara mbak Tutut dan kakak

Mayangsari seperti pada gambar dibawah ini:

Page 161: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

161

Gambar 5i Gambar 5j

Pada gambar 5i menunjukkan keramahan mbak Tutut, ketika menghadapi para

wartawan infotainment. Sedangkan pada gambar 5j menunjukkan kakak

Mayangsari kesal menghadapi pertanyaan wartawan infotainment, kekesalan

tersebut ditunjukkan seperti pada kutipan berikut “apalagi sih mbak udahlah yg

lain sajalah, nggak ada bosen-bosennya deh”

Selain adanya opini yang menghakimi, pada beberapa tayangan

infotainment juga menunjukkan adanya opini yang skeptis dan tidak percaya

terhadap pernyataan narasumber, antara lain: pada korpus 6 Infotainment Espresso

stasiun ANTV episode tanggal 14 April 2009, tentang kabar putusnya jalinan

asmara antara Sheila Marcia dengan George Peter. Hubungan asmara mereka

terjadi ketika Sheila Marcia ada dalam penjara. Tidak berselang lama setelah

Sheila keluar dari penjara mereka putus. Narasi muncul menunjukkan sikap

skeptis dan curiga ketika menanggapi kabar tersebut baik kepada Sheila Marcia

maupun George Peter, seperti pada narasi 6c:

“Cukup mengherankan mengapa hubungan dikala Sheila ada pada situasi yang

memprihatinkan itu justru berakhir setelah dirinya tidak lama bebas dari penjara

hal ini mencuatkan dugaan bahwa George Peter hanya sebagai pelarian cinta

Sheila yang kecewa lantaran diputus oleh Roger Danuarta tak lama setelah

Page 162: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

162

ditangkap karena kasus narkoba. Atau sebaliknya George sekedar numpang

popularitas dari Sheila”

Selanjutnya komentar pembawa acara Espresso, seperti pada kutipan

dibawah ini:

Pembawa Acara 1: Tu wajar lah ya sahabat espresso, tadi kan Sheila di dalam

penjara, pilihannya cuma ada tempe, mau gak mau

makan tempe, tapi begitu dia bebas nggak cuma ada

tempe eh ada tahu.

Pembawa acara 2 : ada combro

Pembawa Acara 1: ada singkong

Pembawa Acara 2: banyak pilihan yaa

Pembawa Acara 1: eh tapi tempenya dulu kan juga oke

Pembawa Acara 2: nah mungkin udah jadi bongkreng

Kalimat “cukup mengherankan” pada narasi diatas merupakan ungkapan

perasaan wartawan yang curiga terhadap alasan Sheila Marcia yang putus dengan

George Peter disaat Sheila Marcia telah keluar dari penjara. Sheila Marcia diduga

hanya memanfaatkan George Peter saja sebagai pelarian cinta kerena diputus oleh

Roger Danuarta, dan sebaliknya George Peter diduga hanya memanfaatkan Sheila

Marcia untuk popularitasnya saja. Selain itu opini kedua pembawa acara Espresso

pada kutipan diatas menurut peneliti merupakan bentuk sindiran kepada Sheila

Marcia yang menganggap bahwa dipenjara tidak banyak pilihan sehingga

menerima George Peter sebagai kekasihnya, setelah keluar dari penjara Sheila

Marcia mempunyai banyak pilihan untuk mencari kekasih.

Korpus 8 dalam acara Kiss yang ditayangkan stasiun Indosiar tanggal 12

Mei 2009. Berita yang ditayangakan pada korpus tersebut seputar foto Nia

Ramadhani dan pacarnya Ardy Bakrie pada waktu mereka menghadiri acara di

Page 163: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

163

Singapura. Selanjutnya Kiss membahas seputar hubungan Ardy Bakrie dengan

Manohara Odelia Pinot, sebelum menjalin hubungan dengan Nia Ramadhani,

Manohara adalah kekasih Ardy Bakrie. Dalam tayangan tersebut Ardy Bakrie

dimintai keterangan tentang kisah kekerasan yang menimpa Manohara. Sikap

skeptis dan ketidakpercayaan akan pernyataan Ardy Bakri ditunjukkan pada

narasi 8e “Mungkin lantaran tak enak ada Nia disisinya jawaban Ardy terkesan

normatif dan standar”

Selanjutnya pada korpus 9 dalam acara Expose yang ditayangkan stasiun

TV One tanggal 20 Mei 2009, tentang konflik Dewi Persik dengan pengacaranya

Endah Murnalita. Pada narasi 9b terdapat kata-kata saran dari pembawa acara

untuk tidak mencontoh Dewi Persik yang durhaka pada maminya (Endah

Murnalita). pada opening acara, yaitu “jangan seperti Dewi Persik nih yang

kabarnya durhaka terhadap maminya” Perbuatan durhaka kepada orang tua

memang tidak layak untuk dicontoh, tetapi saran diatas justru terlihat menghakimi

narasumber dengan menyebut Dewi Persik seorang yang durhaka, padahal

kebenaran berita yang menyatakan bahwa Dewi Persik durhaka kepada maminya(

Endah Murnalita) masih sebatas kabar, itu terlihat pada narasi “ kabarnya

durhaka terhadap maminya”.

Lalu pada narasi 9d yang menyebut Dewi Persik hanya berkata-kata manis

saja, yaitu: “Pernyataan Dewi Persik barusan tersebut nampaknya hanya kiasan

di bibir seksinya belaka, kasih sayangnya pada sang pengacara Endah Murnalita

yang sudah dianggap Dewi sebagai mami sendiri itu nampaknya pudar sudah,

gara-gara hasutan manager barunya bernama Siska.”

Page 164: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

164

Narasi tersebut muncul setelah Expose menayangkan dokumen bulan

Desember 2008 dimana hubungan Dewi Persik dengan Endah Murnalita masih

terjalin dengan baik, pada dokumen tersebut Dewi Persik mengatakan bahwa

Endah Murnalita sudah dianggap sebagai ibunya sendiri. Masih pada narasi 9d

dimana opini yang muncul untuk menanggapi sikap Dewi Persik yang seperti

anak kecil, yaitu“bagaikan anak kecil yang sedang merajuk Dewi tidak mau

menerima telepon dari wanita yang telah menikahkannya dengan Aldy Taher itu”

Ungkapan tersebut juga bermakna bahwa Dewi Persik tidak dewasa karena

bersikap seperti anak kecil. Selanjutnya pada narasi 9f yang menyebut Dewi

Persik mengkhianati tim pengacaranya dengan istilah bahwa Dewi Persik

“menusuk dari belakang” tim pengacaranya, karena adanya kesalahpahaman dari

Dewi Persik yang melihat keakraban pihak pengacaranya dengan pihak pengacara

Asep Komarudin ( seperti narasi berikut:

“Tanpa alasan yang jelas Dewi seperti menusuk dari belakang tim pengacaranya

yakni Endah Murnalita, Doni Endarsarto, Wibowo Saputra dan Eko Prananto

yang berjuang demi Dewi beberapa bulan yang lalu, lantaran keakraban yang

terjadi diruang sidang antara pengacaranya dengan pengacara Asep

Komarudin”

Masih pada narasi 9f yang menyebutkan Dewi Persik bersikap naif karena

telah menyangka pengacaranya bersekongkol untuk menjatuhkan Dewi Persik,

yaitu “Dewi dengan sikap naifnya menyangka telah terjadi persekongkolan

antara pengacara untuk menjatuhkan dirinya” Kata “naïf" bisa bermakna positif

yaitu bersahaja, tetapi untuk kalimat diatas lebih bermakna negatif yaitu celaka,

Page 165: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

165

bodoh ataupun tidak masuk akal.75 Ini berarti bahwa prasangka Dewi Persik

terhadap persengkokolan pengacaranya untuk menjatuhkan Sewi Persik

merupakan sikap yang bodoh atau tidak masuk akal.

Lalu kelanjutan pada narasi 9f “Perlakuan Dewi yang bagaikan membalas

air susu dengan air tuba itu kabarnya dipicu oleh manager barunya.” Ungkapan

tersebut ditujukan kepada Dewi Persik karena telah memecat para pengacaranya

yang menurut kabar tidak pernah dibayar. Ungkapan “Membalas air susu dengan

air tuba” sama artinya dengan tidak tahu terima kasih, ini berarti bahwa

infotainment Expose menilai bahwa Dewi Persik tidak tahu terima kasih kepada

para tim pengacaranya yang telah berkorban untuk Dewi Persik walaupun tidak

pernah dibayar.

Tercampurnya fakta dan opini juga terdapat pada korpus 11, stasiun

ANTV, infotainment Espresso tanggal 22 Mei 2009. Pada episode tersebut

Espresso menayangkan tentang rumah tangga Dewi Persik dengan Aldyansyah

Taher. Dalam tayangan tersebut beberapa narasi menunjukkan opini yang

menghakimi Aldy Taher, antara lain: pada narasi 11 b, yang menganggap Aldy

Taher suami yang kurang bertanggung jawab yaitu ditunjukkan:

“Berbeda dengan sosok suami para selebritis lainya yang bisa menunjukkan

tanggung jawabnya sebagai seorang suami dengan memiliki pekerjaan yang

nantinya akan menghasilkan uang bagi kehidupan rumah tangganya, Aldy justru

terkesan banci tmpil untuk selalu terlihat mendampingi sang istri lihat saja sejak

terkuaknya pernikahan mereka dimana ada dewi disitu pasti ada aldi taher. ”

Istilah Banci Tampil saat ini memang sedang populer, kalimat tersebut biasa

75 www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 9 November 2009, pk. 21.00 WIB

Page 166: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

166

dipakai untuk menjuluki seseorang yang selalu ingin tampil atau terlalu banyak

tampil misalnya ditelevisi agar selalu terlihat oleh pemirsanya, yang tujuannya

hanya untuk pamer atau untuk populatitas saja.

Selanjutnya narator menyebutkan bahwa Aldy “bak seorang pahlawan

kesiangan Aldypun seolah melakukan pembelaan terhadap Dewi yang justru tidak

memberikan perubahan apa-apa terhadap kasus yang telah dialami selama ini.

Kalimat “bak seorang pahlawan kesiangan” adalah sebutan yang ditujukan untuk

Aldy Taher karena dianggap seolah selalu membantu menyelesaikan kasus yang

dialami Dewi Persik tetapi tidak bisa memberikan perubahan apa-apa kepada

Dewi Persik.

Selanjutnya pada narasi 11d yang menganggap bahwa Aldy taher lebih

pantas menjadi manager Dewi Persik daripada suaminya yaitu “Sikap plintat

plintut yang ditunjukkan Aldi Taher dalam menjalani biduk rumah tangganya

bersama DP bukan hanya perihal pekerjaannya Aldi yang tidak tetap sebagai

sang suami, Aldy tampaknya lebih pantas di sebut sebagai manager Dewi Persik

ketimbang suami dewi lantaran keberadaan Aldi yang selalu disisi dewi jika dewi

sedang bekerja atau melakukan konferensi pers”. Kalimat “plintat plintut”

merupakan istilah dari bahasa jawa yang memiliki arti tidak tegas dalam bersikap.

Ini berarti bahwa Aldy Taher tidak tegas dalam bersikap sebagai seorang suami

karena dianggap tidak mempunyai pekerjaan tetap dan hanya mendampingi Dewi

Persik ketika bekerja atau melakukan konferensi pers. Karena sikapnya itu

Infotainment Espresso menyebutkan bahwa Aldy Taher lebih pantas sebagai

maneger Dewi Persik daripada suaminya.

Page 167: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

167

Pemilihan kata yang dipakai untuk menggambarkan sosok Aldy Taher

seperti banci tampil, pahlawan kesiangan, dan sikap plintat plintut, selanjutnya

juga menyebutkan bahwa Aldy Taher lebih pantas sebagai manager dari pada

suami Dewi Persik, menurut peneliti kalimat-kalimat tersebut adalah bentuk opini

yang menghakimi yang ditujukan kepada narasumber yang secara terang-terangan

dibacakan oleh narator yang dapat menyebabkan pembunuhan karakter

narasumber.

Pada korpus 13 infotainment Obsesi, stasiun televisi Global TV, tanggal

27 Mei 2009. Infotainment Obsesi menayangkan seputar hubungan asmara Ariel

Peterpan dengan Luna Maya. Disitu disebutkan bahwa Ariel peterpan tiba-tiba

sangat ramah kepada wartawan, lantaran diduga tidak enak hati karena sikap Luna

Maya yang selalu bersikap dingin kepada wartawan. Opini yang menghakimi

ditunjukkan pada narasi untuk menggambarkan sosok Luna Maya apabila bertemu

dengan wartawan yaitu pada narasi 13 c “Kalau Ariel suka menebar senyum

sementara Luna bak wanita suku amazon yang selalu waspada dan siap

mengibarkan bendera perang jika bertemu wartawan”. Wanita suku Amazon

adalah sebuah legenda pada zaman dahulu yaitu wanita yang sakti dalam

pertempuran.76 Istilah yang digunakan pada narasi tersebut memberikan kesan

bahwa Luna Maya adalah sosok yang keras dan tidak bersahabat apabila bertemu

dengan wartawan.

Selanjutnya pada akhir tayangan yang diisi dengan bincang-bincang

pembawa acara Obsesi, pembawa acara memberikan komentarnya kepada sikap

76 www.wikipedia.com, download tanggal 15 Desember 2009 pk.21.00 WIB

Page 168: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

168

Luna Maya dan Ariel Peterpan yang tidak pernah menunjukkan kebersamaan

ketika muncul didepan publik, Luna dan Ariel selalu datang sendiri-sendiri setiap

menghadiri acara. Yaitu pada narasi 13g “Tapi ngomong-ngomong ya udahlah ya

nggak usah munafik gitu, walaupun kalian jalan sendiri-sendiri, walaupun lewat

jalan belakang, lewat jalan tikus, tapi tetep saja orang tahu bahwa kalian itu

jadian.” Penyebutan kata “munafik” yang ditujukan kepada Ariel dan juga Luna

Maya oleh pembawa acara tersebut menunjukkan opini yang menghakimi

narasumber, mereka menyebutkan bahwa Luna Maya dan Ariel seorang yang

munafik.

Bersikap kritis tentunya berbeda dengan mencari-cari kesalahan. Bersikap

kritis lebih didorong dalam mencari fakta baru, informasi baru atau mencari berita

dibalik berita. Dalam bersikap kritis tidak ada tendensi mencari kesalahan, apalagi

menghakimi narasumber. Diatas segala-galanya sikap kritis wartawan selalu

berorientasi pada kepentingan publik.77 Hal serupa sulit ditemui dalam praktek

infotainment, yang terjadi justru bertendensi mencari-cari kesalahan narasumber

seperti yang telah peneliti analisis diatas.

77 Iswandi Syahputra, Op.Cit, hal.178

Page 169: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

169

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sasaran akhir penelitian adalah ingin menjawab permasalahan penelitian

dan membuktikan tujuan penelitian. Untuk itu, berdasarkan hasil temuan dari 15

tayangan infotainment dari sembilan stasiun televisi swasta periode bulan Maret-

Mei 2009 yang telah peneliti analisis serta hasil intepretasi di bab-bab

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis 15 tayangan infotainment pada 9 stasiun televisi swasta

periode Maret-Mei 2009 menunjukkan bahwa tayangan infotainment tidak

sesuai dengan Standar Program Siaran terutama menyangkut permasalah

privasi yang meliputi pasal 51 tentang konflik rumah tangga, pasal 52 tentang

perekaman tersembunyi, pasal 53 tentang pencegatan dan permasalahan

prinsip jurnalistik yang meliputi pasal 40 tentang prinsip akurat, pasal 41

tentang prinsip Adil, pasal 42 tentang prinsip netral dan berimbang dan pasal

43 tentang prinsip kemandirian.

2. Berkaitan dengan permasalahan privasi, yaitu penyajian konflik dalam

keluarga, terdapat 3 korpus yang tidak sesuai dengan pasal 51 tentang konflik

dalam keluarga poin h dan i, dimana infotainment ketika menghadirkan

permasalahan/konflik keluarga dalam hal ini adalah perselingkuhan,

menunjukkan keberpihakan kepada salah satu yang berkonflik, narator sering

Page 170: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

170

memberikan opini yang bisa menggiring opini khalayak kearah yang

menjatuhkan martabat yang diberitakan

3. Berkaitan dengan perekaman tersembunyi, terdapat 1 korpus dimana

penayangan maupun pelaksanaan perekaman tersembunyi yang dilakukan

infotainment tidak sesuai dengan pasal 52 tentang perekaman tersembunyi

ayat 2 huruf a dan c, dimana perekaman yang dilakukan oleh infotainment

merupakan wilayah privasi narasumber yang tidak ada kepentingan publik

(sepertihalnya adanya upaya untuk melakukan pelanggaran yang akan

merugikan publik dan juga negara).

4. Berkaitan dengan pencegatan, terdapat 3 korpus yang tidak sesuia dengan

pasal 53 tentang pencegatan ayat 3 dan 4 dimana pencegatan yang dilakukan

infotainment menunjukkan adanya upaya memaksa dan mengintimidasi

narasumber ketika narasumber menolak untuk berbicara, pencegatan dan

penolakan oleh narasumber tersebut juga bertujuan untuk menambah efek

dramatisasi dalam penayangan.

5. Berkaitan dengan prinsip akurasi, terdapat 3 korpus yang tidak sesuai dengan

pasal 40 tentang prinsip akurat, indikasinya ketidakakuratan informasi adalah

adanya fakta yang tidak pasti dengan munculnya kata-kata mungkin,

tampaknya, dan entahlah, selain itu informasi yang diperoleh tidak jelas

sumbernya dengan adanya kata kabarnya dan dilansir.

6. Berkaitan dengan prinsip adil, terdapat 1 korpus yang tidak sesuai dengan

pasal 41 tentang prinsip keadilan, indikasinya adalah adanya pengurangan

informasi yang mengakibatkan berubahnya makna pesan.

Page 171: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

171

7. Berkaitan dengan prinsip imparsialitas, terdapat 9 korpus yang tidak sesuai

dengan pasal 42 tentang prinsip netral dan berimbang dan pasal 43 tentang

prinsip kemandirian, dimana infotainment tidak netral dalam menyajikan

berita. Ketidaknetralan tersebut berkaitan dengan tercampurnya fakta dan

opini, seperti yang disebutksn oleh Iswandi Syahputra yaitu opinisasi yang

sistemik, yaitu opini yang diproduksi secara sadar, tendensius dan berpretensi

secara langsung dibacakan oleh presenter atau narator melalui berbagai narasi,

selanjutnya ketidakberimbangan ditunjukkan dalam penyajian tayangan yang

menampilkan konflik dimana pemilihan narasumber hanya dari salah satu

yang pihak yang berkonflik saja, sedangkan untuk memenuhi asas berimbang

(cover both sides) mengharuskan komunikator menyajikan kedua belah pihak

baik yang pro maupun yang kontra.

8. Berdasarkan polemik yang terjadi berkaitan dengan apakah infotainment

termasuk karya jurnalistik atau bukan, dari hasil penelitian ini peneliti

menyimpulkan bahwa infotainment adalah produk jurnalistik yang kurang

bagus, hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya pelanggaran-pelanggaran

yang terjadi. Berkaitan dengan fatwa MUI yang mengharamkan isi tayangan

infotainment yang mengandung unsur ghibah atau gosip, penelitian ini

menunjukkan bahwa beberapa beberapa isi tayangan infotainment masih

berupa gosip hal tersebut karena berita yang disampaikan sepenuhnya masih

belum mengandung kebenaran dan masih bersifat informatif.

Page 172: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

172

B. Saran

1. Isi / materi tayangan Infotainment sebaiknya tidak hanya mengedepankan

gosip saja akan lebih baik apabila tema-tema yang diangkat seputar

keberhasilan artis/ prestasi – prestasi yang telah dicapai oleh para artis hal

tersebut tentunya akan lebih berdampak positif terhadap masyarakat.

2. Pihak lembaga penyiaran harusnya menyadari keberadaanya sebagai sebuah

media yang ditonton oleh masyarakat dari berbagai macam latar belakang

pendidikan, sosial dan Sehingga media mempunyai tanggungjawab sosial

untuk menayangkan sebuah program acara yang bisa memberikan pengaruh

yang baik untuk masyarakat. Tidak untuk tayangan yang menghibur saja tetapi

juga tayangan yang mendidik.

3. Dari kalangan wartawan infotainment harusnya memahami dan menerapkan

kode etik jurnalistik dan prinsip-prinsip jurnalistik sebagai pedoman atau

landasan teknis dalam proses pencarian berita maupun penyampaian

beritanya.

4. Masyarakat Indonesia sebagai penonton, sebaiknya tidak hanya sebagai

penonton yang pasif, tetapi mampu menjadi penonton yang aktif, yaitu

penonton yang bisa mengkritisi ataupun dapat mem-filter tayangan-tayangan

yang ditonton.

5. Penelitian ini bagaimanapun masih banyak menyimpan kekurangan, sehingga

peneliti menyarankan bahwa penelitian semacam ini banyak dilakukan

sehingga paling tidak ada semacam kontrol secara tidak langsung, baik

terhadap lembaga penyiaran maupun para wartawan infotainment.

Page 173: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

173

DAFTAR PUSTAKA

BUKU Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotika dan Analisis Framing, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003 Andrik Purwasito, Message Studies, Ndalem Purwahadiningratan Press,

Surakarta, 2003 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Simbiosa Rekatama

Media, Bandung, 2006 Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktik, PT.Bentang Pustaka, Yogyakarta,

2005

Iswandi Syahputra, Jurnalistik Infotainment:Kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi, Pilar Media, Yogyakarta, 2006

Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik,

PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2006 Kamus Besar Bahasa Indonesia, disusun oleh Tim Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2002 Luwi Ishwari, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, PT.Kompas Media Nusantara,

Jakarta, 2007 Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, UII Press Yogyakarta,

Yogyakarta, 2004 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Kencana Prenada Group, Jakarta, 2008 Mursito BM, Memahami Institusi Media, Lindu Pustaka, Surakarta, 2006 Mursito.BM, Penulisan Jurnalistik:Konsep Teknik Penulisan Berita, SPIKOM,

Surakarta, 1999 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja

Rosdakarya, Bandung, 1995

Page 174: POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA ... POLEMIK DALAM SIARAN INFOTAINMENT PADA STASIUN TELEVISI SWASTA DI INDONESIA ( Studi komunikasi massa bidang siaran televisi dalam program

174

Panuti Sudjiman dan Aart Zoest(ed), Serba-Serbi Semiotika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,1992

Rahayu, ed, Menyingkap Profesionalisme Kerja Surat Kabar di Indonesia,

Krayon Grafika, Yogyakarta, 2006 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, PT. Raja

Gtafindo Perkasa, Jakarta, 2001 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta,

2005 JURNAL INTERNASIONAL Daniel Chandler, “ Semiotics For Beginners” American Journal of Semiotics,

2009, volume 25:1-2. Jurnal International, Muslikh Madiyant, SINEMASASTRA: Mencari Bahasa Di

Dalam Teks Visual, http://www.scribd.com/doc/8622353/Sinemasastra-Mencari-Bahasa download pada tanggal 24 April 2009 pukul 16.00 WIB

UNPUBLISED THESIS Ika Damayanti, Penerapan Unsur-Unsur Jurnalistik Pada Infotainment,

Unpublished Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2008

Rika Yudani, Kontruksi Pesan Dalam Program Berita Televisi, Unpublished

Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2007 Swari Hadiningsih, Dibalik Penghentian Smackdown di Lativi, Unpublished

Undergraduate Thesis, Surakarta: Graduate Program ISIP UNS, 2008 INTERNET www.hukumhiburan.com, download tanggal 07 Januari 2009, pk.16.02 WIB

www.indosiar.com, download tanggal 30 Januari 2010, pk.22.30 WIB

www.kpi.go.id, download tanggal 27 Februari 2009, pk.15.51 WIB

www.pusatbahasa.diknas.go.id, download tanggal 22 Oktober 2009,pk.20.05 WIB

w ww.tempointeraktif.com, download tanggal 3 Juni 2009, pk.21.57 WIB

www.wikipedia.com, download tanggal 15 Desember 2009, pk.21.00 WIB