Polarisasi Eliptik
-
Upload
imade-oka-guna-antara -
Category
Documents
-
view
160 -
download
16
description
Transcript of Polarisasi Eliptik
3.1 Polarisasi
Polarisasi adalah suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya
yang acak menjadi satu arah getar; dari sumber lain mengatakan bahwa polarisasi adalah
peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Gejala polarisasi hanya dapat
dialami oleh gelombang transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak
mengalami gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapt mengalami polarisasi menunjukkan
bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.
3.2 Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang medan vector, arah getaran
medan dan menentukan jenis polarisasi gelombang yang terjadi. Polarisasi gelombang
transversal dengan osilasi dan saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus dengan arah
rambat . Persamaan umum gelombang datar transversal yang menjalar dalam arah x3
adalah:
dengan φ menyatakan beda fase antara komponen medan dalam arah dan yang saling
tegak lurus ( ). Dalam ungkapan diatas E1 dan E2 merupakan besaran real.
Karakteristik polarisasi diungkapkan melalui parameter parameter φ dan perbandingan E1/E2.
Berdasarkan dua parameter tersebut diatas, maka polarisasi gelombang transversal
dikelompokkan sebagai polarisasi linier, polarisasi lingkaran, dan polarisasi eliptik.
1
3.3 Gelombang Terpolarisasi Eliptik
Gelombang terpolarisasi eliptik dapat diartikan sebagai gelombang yang terdiri
dari dua gelombang terpolarisasi linier atau dua komponen gelombang terpolarisasi linier,
misalnya komponen terpolarisasi linier arah-x (Ex)
E x=E0 xsin (ωt−βγ ) (3.1)
Dan komponen gelombang terpolarisasi linier arah-y (E y)
E y=E0 y sin(ωt+βx+δ ) (3.2)
Dimana :
E0 x = amplitudo gelombang terpolarisasi linier arah-x
E0 y= amplitudo gelombang terpolarisasi linier arah-y
δ = beda sudut fase antara E y dan E x dimana E y mendahului E x
Gambar 3.1 Polarisasi Eliptik
2
Superposisikan dari persamaan (3.1) dan (3.2) dalam bentuk vektor memberikan vektor
medan E total sesaat :
E = axE0x sin(¿ωt−βγ )+axE0 ysin(ωt+ βx+δ)¿ (3.3)
Di posisi γ=0, persamaan (3.1) menjadi :
Sin (ωt ¿ = ExE0x
(3.4)
Dan persamaan (3.2) untuk x = 0 menjadi :
sin(¿ωt+δ)=sinωt cos δ+cosωt sin δ=E yE0 y
¿ (3.5)
Substitusikan (3.4) ke persamaan (3.5) dengan terlebih dahulu mengubah :
cosωt=(1−sin2ωt)12={1−( ExE0x
)2}
1/2
sin δ (3.6)
Maka diperoleh persamaan :
( EyE0 y)
2
−2 ExE ycos δE0 xE0 y
+( ExE0 x)
2
=sin2δ atau a E2x−b ExEy+c E
2y=1 (3.7)
Dimana :
a= 1
(E2oy sin2δ)
; b=2 cosδ
(E0 xE0 ysin2δ)dan
1
(E2ox sin2δ)
Persamaan (3.7) adalah persamaan ellips produk dari gelombang yang terpolarisasi ellips.
Lukisan elips ini terdapat pada bidang-bidang yang sejajar bidang YOZ, yaitu bidang-bidang
yang tegak lurus arah perambatan gelombang (sumbu-x negatif). Ellips ini adalah tempat
3
kedudukan titik ujung vektor E total sesaat, persamaan (3.3). Sumbu semi mayor ellips
adalah amplitudo E0 x dan sumbu semi minor adalah E0 y, sehingga diperoleh Axial Ratio
(AR) :
AR=E0x
E0 y (3.8)
Jika E0 x=0, ini menunjukkan gelombang terpolarisasi linier arah-y. Sebaliknya, jika E0 y=0,
ini menunjukkan gelombang terpolarisasi arah-x. Jika perbedaan fase antara E ydan Exatau
δ=0 dan E0 x=E0 y maka gelombang juga terpolarisasi linier tetapi di bidang yang
membentuk sudut 450 dengan sumbu-z. Untuk gelombang yang terpolarisasi lengkap
E0 x , E0 y dan perbedaan fase δ adalah konstan, gelombang terpolarisasi lengkap dipancarkan
oleh transmitter monokromatik (frekuensi tunggal).
4
5