polarisasi cahaya

3
Pada percobaan yang berjudul “Polarisasi Cahaya ” ini bertujuan untuk memahami keberadaan bidang polarisasi dari pengamatan perilaku cahaya yang melewati dua buah filter polarisasi. Dua buah filter polarisasi tersebut, 1 filter berfungsi sebagai palarisator dan yang 1 nya lagi berfungsi sebagai analisator. Kedua filter ini memiliki titik fokus lensa yang berbeda-beda, pada polarisator lensa f= + 50 mm, dan pada analisator lensa f= + 100 mm. Filter polarisator pada pengamatan ini diletakkan 5 cm didepan sumber cahaya, dan filter analisator diletakkan di depan lensa polarisator. Dalam melakukan pengamatan polarisasi cahaya ini, dilakukan 7 kali pengamatan dengan sudut rotasi yang berbeda- beda, yakni pada sudut 0 o , 45 o , 90 o , 135 o , 180 o , 270 o , 360 o . Untuk mendapatkan beberapa macam sudut rotasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memutar analisator perlahan-lahan searah dengan jarum jam atau berlawanan dengan jarum jam. Ketika praktikan melakukan pemutaran sesuai dengan sudut rotasi, praktikan juga mengamati perubahan cahaya yang tampak pada layar putih yang berada beberapa cm dari analisator. Cahaya yang tampak pada aanalisator tersebut berbentuk lingkaran dan berwarna kuning. Pada pengamatan ini, dapat diketahui bahwa ketika analisator diputar, maka akan terjadi perubahan cahaya yang tampak pada layar. Perubahan yang terjadi tersebut amatlah sedikit, sehingga dalam melakukan pengamatan, praktikan haruslah teliti dalam melihat perubahannya. Dari pengamatan ini diketahui bahwa ketika analisator berada pada sudut rotasi 0 o , cahaya yang tampak pada layar adalah cahaya terang. Ketika

Transcript of polarisasi cahaya

Page 1: polarisasi cahaya

Pada percobaan yang berjudul “Polarisasi Cahaya ” ini bertujuan untuk memahami

keberadaan bidang polarisasi dari pengamatan perilaku cahaya yang melewati dua buah filter

polarisasi. Dua buah filter polarisasi tersebut, 1 filter berfungsi sebagai palarisator dan yang 1

nya lagi berfungsi sebagai analisator. Kedua filter ini memiliki titik fokus lensa yang

berbeda-beda, pada polarisator lensa f= + 50 mm, dan pada analisator lensa f= + 100 mm.

Filter polarisator pada pengamatan ini diletakkan 5 cm didepan sumber cahaya, dan filter

analisator diletakkan di depan lensa polarisator.

Dalam melakukan pengamatan polarisasi cahaya ini, dilakukan 7 kali pengamatan

dengan sudut rotasi yang berbeda-beda, yakni pada sudut 0o, 45o, 90o, 135o , 180o, 270o, 360o.

Untuk mendapatkan beberapa macam sudut rotasi tersebut dapat dilakukan dengan cara

memutar analisator perlahan-lahan searah dengan jarum jam atau berlawanan dengan jarum

jam. Ketika praktikan melakukan pemutaran sesuai dengan sudut rotasi, praktikan juga

mengamati perubahan cahaya yang tampak pada layar putih yang berada beberapa cm dari

analisator. Cahaya yang tampak pada aanalisator tersebut berbentuk lingkaran dan berwarna

kuning.

Pada pengamatan ini, dapat diketahui bahwa ketika analisator diputar, maka akan

terjadi perubahan cahaya yang tampak pada layar. Perubahan yang terjadi tersebut amatlah

sedikit, sehingga dalam melakukan pengamatan, praktikan haruslah teliti dalam melihat

perubahannya. Dari pengamatan ini diketahui bahwa ketika analisator berada pada sudut

rotasi 0o, cahaya yang tampak pada layar adalah cahaya terang. Ketika dilakukan pemutaran

pada sudut rotasi 45o, cahaya yang dihasilkan adalah cahaya yang cukup terang, artinya

cahaya yang dihasilkan oleh sudut rotasi 0o lebih terang jika dibandingkan dengan cahaya

yang terbentuk pada sudut rotasi 45o. Pada pemutaran selanjutnya, yakni pada rotasi 90o

cahaya yang dihasilkan adalah cahaya redup. Ketika pemutaran dilanjutkan, yakni pemutaran

pada sudut rotasi 135o, cahaya yang terbentuk adalah cahaya sedikit redup. Cahaya yang

dihasilkan oleh sudut rotasi 135o jika dibandingkan dengan sudut rotasi 90o, maka cahaya

yang dihasilkan oleh sudut rotasi 135o lebih terang dari cahaya yang dihasilkan pada sudut

rotasi 90o. Pengamatan selanjutnya adalah pengamatan pada sudut rotasi 180o, pada sudut

rotasi ini, cahaya yang dihasilkan adalah cahaya yang cukup terang. Pada pemutaran sudut

rotasi 270o, cahaya yang dihasilkan adalah cahaya yang redup. Pemutaran sudut rotasi

selanjutnya adalah pada 360o, pada pemutaran rotasi ini, cahaya yang dihasilkan adalah

terang.

Dari hasil pengamatan praktikan tadi, dapat diketahui bahwa pada pemutaran sudut

rotasi dari 0o hingga sudut rotasinya 360o terdapat kesamaan intensitas cahaya yang tampak

Page 2: polarisasi cahaya

pada layar. Hasil dari pengamatan, diketahui bahwa cahaya yang tampak pada 0o dan 360o

adalah sama, yakni cahaya terang. Selain pada sudut rotasi 0o dan 360o, cahaya yang

dihasikan dari sudut rotasi 90o juga memiliki kesamaan intensitas kenampakan cahaya dengan

cahaya yang dihasilkan oleh sudut rotasi 270o , cahaya yang dihasilkan oleh kedua sudut

rotasi tersebut adalah cahaya redup. Sudut rotasi lain yang menghasilkan intensitas cahaya

yang sama adalah sudut rotasi 45 o dan 180 o, kedua sudut ini menghasilkan cahaya yang

cukup terang. Dari uraian diatas, diketahui bahwa sudut rotasi yang tidak memiliki kesamaan

intensitas cahaya adalah sudut 135 o, kenampakan cahaya pada sudut rotasi ini adalah cahaya

yang sedikit redup.