POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN...

18
POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN LAMUN DI DESA TELUK BAKAU KECAMATAN GUNUNG KIJANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Mirta Apip Dipapio Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH Chandra Joei Koenawan 1 Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH Fadhliyah Idris 2 Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Sedimen berdasarkan tutupan Lamun. Penelitian ini di Lakukan pada Bulan September 2015 Sampai Januari 2016 di wilayah pesisir perairan Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Dengan tutupan total Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau adalah sebesar 49,4%. Dengan kondisi penutupan yang kurang kaya atau kurang sehat. Sebaran tekstur sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen diantaranya Gravelly Mud, Gravelly Muddy Sand, dan Slightly Gravelly Mudy Sand di dominansi oleh Gravelly Mud yaitu jenis sedimen lumpur krikil. Jenis sedimen lumpur krikil (Gravelly Mud) memiliki tutupan lamun kurang kaya atau kurang sehat dibandingkan jenis substrat lainnya dari hasil tersebut komposisi tutupan lamun kurang kaya atau kurang sehat. Menunjukan bahwa jenis sedimen ini kurang baik bagi kehidupan Lamun. Kata kunci : Tutupan Sedimen, Tutupan Lamun, Desa Teluk Bakau.

Transcript of POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN...

Page 1: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN LAMUN DI DESA

TELUK BAKAU KECAMATAN GUNUNG KIJANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI

KEPULAUAN RIAU

Mirta Apip Dipapio

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH

Chandra Joei Koenawan1

Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH

Fadhliyah Idris2

Dosen Jurusan Ilmu Keluatan, FIKP UMRAH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Sedimen berdasarkan

tutupan Lamun. Penelitian ini di Lakukan pada Bulan September 2015 Sampai Januari 2016 di

wilayah pesisir perairan Desa Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau. Dengan tutupan total Lamun di Perairan Desa Teluk Bakau adalah

sebesar 49,4%. Dengan kondisi penutupan yang kurang kaya atau kurang sehat. Sebaran tekstur

sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen diantaranya Gravelly Mud, Gravelly Muddy

Sand, dan Slightly Gravelly Mudy Sand di dominansi oleh Gravelly Mud yaitu jenis sedimen

lumpur krikil. Jenis sedimen lumpur krikil (Gravelly Mud) memiliki tutupan lamun kurang kaya

atau kurang sehat dibandingkan jenis substrat lainnya dari hasil tersebut komposisi tutupan

lamun kurang kaya atau kurang sehat. Menunjukan bahwa jenis sedimen ini kurang baik bagi

kehidupan Lamun.

Kata kunci : Tutupan Sedimen, Tutupan Lamun, Desa Teluk Bakau.

Page 2: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

ABSTRACT

This study aims to investigate the characteristics of Sediment based Seagrass cover. This

study Perform the Month September 2015 until January 2016 in the coastal marine area Teluk

Bakau District of Gunung Kijang Bintan regency of Riau Islands province. With a total Seagrass

cover in the waters of Teluk Bakau is 49.4%. Closing conditions that are less wealthy or less

healthy. Distribution of sediment texture consists of 3 groups including Gravelly sediment

texture Mud, Muddy Gravelly Sand, and Slightly mudy Gravelly Gravelly Sand in dominance by

Mud is mud gravel sediment type. Mud sediment type gravels (Gravelly Mud) has seagrass cover

less wealthy or less healthy than other types of substrates from these results the composition of

seagrass cover less wealthy or less healthy. Show that the types of sediment is not good for the

life of Seagrass.

Key word: Sedimentary Cover, Cover Seagrass, Teluk Bakau

Page 3: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

I. PENDAHULUAN

Keberadaan sedimen pada suatu perairan,

baik itu perairan dangkal maupun dalam memiliki arti

penting. Fungsi nya memberikan dampak ekologis

maupun fisik, misal sebagai tempat hidup dan

mencari makan organisme. Sedimen di laut

membentuk sub lapisan yang kemudian memisah

menurut komposisi, bentuk, ukuran, kerapatan dan

cara pengendapan. Sedimen yang masuk ke laut

adalah dasar laut, massa daratan yang masuk lewat

sungai, dan udara, serta erosi pantai (Arhat, Widada,

& Saputro, 2014).

Proses sedimentasi yang terjadi di

lingkungan khususnya lingkungan perairan laut akan

merubah pola interaksi antara faktor biotik dan

abiotik, hal ini akan menciptakan kondisi alam yang

berbeda dari sebelum berlangsungnya proses

tersebut. Besarnya peranan sedimentologi terhadap

perubahan ekosistem laut dan sebaliknya fenomena

alam yang mampu mempengaruhi karakteristik

sedimen laut, maka pola saling mempengaruhi antara

sedimen dengan lingkungan di mana sedimen itu

terbentuk (Rifardi, 2012).

Sepanjan gpasir timur Pulau Bintan Telah

Di tetapkan Sebagai Kawasan Konservasi Laut

Daerah ( KKLD ) yang dimulai dari perairan laut

pesisir timur Kecamatan Gunung Kijang dan

Kecamatan Bintan Timur dan Wilayah Perairan laut

Kepulauan Tambelan. Kawasan Konservasi Laut

Daerah Kabupaten Bintan sebagaimana telah

disahkan oleh Bupati Bintan. Secara keseluruhan

kawasan konservasi lautnya mempunyai luas 472.905

hektar (Surat Keputusan Bupati Bintan, Nomor

36/VIII/2007).

Dari tingginya aktifitas tersebut membuat

peneliti ingin mengetahui bentuk karakter sedimen

yang ada di Desa Teluk Bakau, dimana tingginya

aktifitas sedimentasi maka akan mengganggu

aktifitas ekosistem disekeliling kawasan tersebut dan

menurunkan tingkat penangkapan ikan maupun biota

yang ada di perairan Desa Teluk Bakau.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sedimen didefinisikan sebagai material

material yang berasal dariperombakan batuan yang

lebih tua atau material yang berasal dari proses

weathering batuan dan diteransfortasikan oleh air,

udara dan es, atau material yang diendapkan oleh

proses-proses yang terjadi secara alami seperti

precitifasi secara kimia atau sekresi oleh

organisme,kemudian membentuk suatu lapisan pada

permukaan bumi (Rifardi dalam Idham 2014).

Berdasarakan asalnya sedimen dibagi menjadi 3

macam yaitu: 1) sedimen lithogeneus ialah sedimen

yang berasal dari sisa pengikisan batu-batuan di

darat, 2) sedimen biogenous ialah sedimen yang

berasal dari sisa rangka organisme hidup juga akan

membentuk endapan-endapan halus yang dinamakan

ooze yang mengendap jauh dari pantai ke arah laut

dan 3) sedimen hydrogenous yakni sedimen yang

dibentuk dari hasil reaksi kimia dari air laut (

Hutabarat dan Evans, dalam putra, dalam Robby A,

2014).

Frdiedman dalam Mukminin (2009)

sedimen adalah kerak bumi yang ditransfortasikan

dari suatu tempat ketempat lain baik secara vertikal

maupun secara horizontal. Menurut rifardi (2008)

ukuran butiran sedimen dapat menjelaskan hal – hal

berikut : 1) menggambarkan daerah asal sedimen, 2)

perbedaan hal – hal berikut : 3) ketahanan partikel

dari bermacam – macam komposisi terhadap proses

wethering, erosi, dan transportasi serta 4) jenis proses

Page 4: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

yang berperan dalam transportasi dan deposisi

sedimen.

Austin dalam Mukminin (2009)

menyatakan bahwa sedimen pesisir umumnya

terdeposit pada paparan benua dan disepanjang pasir

pantai di daerah intertidal. Sedangkan laut dalam,

pasir hanya terdapat sebagian kecil dari 10 % dari

jumlah komponen yang terdapat disana dan pada

daerah ini didominansi oleh sedimen lumpur.

Berdasarkan diameter butiran, wenworth

dalamRifardi dalam Munandar R.K (2014) membagi

sedimen sebagai berikut : Boulders (bantuan) dengan

diameter butiran lebih besar dari 256 mm, gravel

(kerikil) diameter 2 sampai 256 mm, very coarse

sand (pasir sangat kasar) diameter 1 sampai 2 mm,

coarse sand (pasir kasar) 0,5 sampai 1 mm, fine sand

(pasir halus) diameter 0,125 sampai 0,5 mm, very fine

sand (pasir sangat halus) diameter 0,0625 sampai

0,125, silt (lumpur) diameter lebih kecil dari 0,00625

sampai 0,125, silt (lumpur) diameter 0,002 sampai

0,00625 dan dissolvet material (bahan – bahan

terlarut) diameter lebih kecil dari 0,0005 mm. Pada

suatu kawasan terutama perairan, tidak ada sedimen

dasar yang hanya terdiri satu tipe substrat saja,

melainkan terdiri dari tiga fraksi yaitu pasir, lumpur,

dan liat (Michael dalam Zulkifli Hasan et. Al 2007).

III. METODE

Penelitian akan dilakukan pada bulan

september2015 sampai januari 2016 di wilayah

pesisir perairan Desa Teluk Bakau, yang meliputi

pengambilan sample sedimen sebanyak 109 titik, dan

pengukuran kualitas perairan di perairan desa Teluk

Bakau Kecamatan Gunung Kijang Provinsi

Kepulauan Riau.Sedangkan analisis sedimen

dilakukan di laboraturium Fakultas Ilmu Kelautan

Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Gambar Peta Lokasi Penelitian

(Sumber : Digitasi Peta Base Map Bintan, Software

ArcGIS V.10.1 )

B. Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Bahan dan alat yang digunakan dalam

penelitian.

No Alat Kegunaan

1 Alat Tulis Mencatat Hasil Yang Diperoleh

2 Multitester Mengukur Kualitas perairan

3 Saltmeter Mengukur salinitas

4 Current drouge Mengukur Kecepatan arus

5 GPS Menentukan titik kordinat

6 Ekcman grap Mengambil sedimen dasar

7 Saringan tujuh tingkat Mengukur fraksi sedimen

8 Plot 50x50 Untuk menentukan luasan tutupan

lamun

9 Kamera Dokumentasi

10 Stopwatch Mengukur waktu arus

11 Oven pengering Mengeringkan sampel sedimen

Page 5: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

12 Tabung ukur 2000 ml Mengukur butiran lumpur

13 Timbangan analitik Menimbang sample sedimen

14 Pipet Volumetrik 20

Ml Untuk menganalisis lumpur

15 Kantong plastik Untuk tempat sample sedimen

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian

No Bahan Kegunaan

1 Kantong plastik Tempat mengisi sampel sedimen dasar

2 Kertas label Memberikan pada sampel

3 Tissue Untuk membersihkan peralatan

4 Aquadest Untuk Kalibrasi Alat dan membilas alat

5 Alumunium F Oil Wadah Sampel Sedimen yang dikeringkan

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode survei, data yang diperoleh berupa

data primer dan data skunder. Data primer diperoleh

dilapangan itu sendiri. Kemudian dianalisis

dilaboraturium ilmu kelautan dan perikanan

UMRAH, sedangkan data sekunder diperoleh dari

instansi terkait dengan lokasi wilayah penelitian.

Untuk selanjutnya data diolah dan dibahas secara

deskriptif.

D. Prosedur Penelitian

1. Penentuan Titik sampling

Pengukuran dilakukan dilapangan dan di lab

ilmu kelautan dan perikanan UMRAH dan penentuan

titik sampling ditentukan dengan cara sistematic

Sampling With Random Shart dengan bantuan

software VSP V.7 (Visual Sampling Plan) yaitu

proses pengambilan titik samplenya sudah ditentukan

dengan cara Sistematik yaitu jumlah posisi sample

yang hendak diambil di daerah penelitian.

2. Sampling Sedimen Permukaan

Pengambilan sedimen permukaan dilakukan

dengan menggunakan alat yang bernama Eckman

Grab sampler, dengan menggunakan boat kecil

Eckman Grap Sampler ini dapat di turunkan dan

dinaikan dengan tangan. Pengambilan sampel

sedimen dengan Eckman Grap Sampler dapat

dilakukan dengan cara menurunkannya secara

perlahan dari atas boat agar supaya posisi grap tetap

berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar

perairan. Pada saat penurunan alat, arah dan

kecepatan arus harus diperhitungkan supaya tetap

konstan (tetap) pada posisi titik sampling. Sedimen

yang terambil dimasukan ke dalam kantong sampel

yang telah disiapkan kemudian diberi tanda atau

label dan disimpan pada box ice (kotak es) agar

terhindar dari kerusakan dan agar dapat di analisis di

laboraturium.

3. Pengukuran Parameter Perairan

Pengukuran parameter perairan yang

meliputi suhu, salinitas, kecepatan arus, kecerahan

dan derajat keasaman (pH). Parameter ini diukur

pada perairan permukaan masing-masing pada saat

pengambilan sampel. Tujuannya adalah

menggambarkan kondisi perairan pada saat

dilaksanakannya penelitian.

a. Suhu

Pengukuran suhu dilakukan ditempat

pengambilan sample sedimen dipermukaan perairan.

Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan

multitester (YK 2005 WA). Pengukuran suhu

dilaakukan dengan cara menghidupkan multitester

Page 6: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

dengan menekan tombol “ON” Kemudian pasang

probe pada posisi untuk pengukuran suhu. Kemudian

celupkan probe ke perairan, seluruh bagian dari probe

harus tercelup kedalam air yang diukur, setelah itu

didiamkan beberapa menit sampai dapat dipastikan

angka yang ditunjukan pada layar berada kondisi

tidak bergerak (stabil) kemudian nilai suhu

ditunjukan pada layar sebelah kiri bawah multitester.

b. Salinitas

Mengukur salinitas dengan menggunakan

refraktometer. Sampel air laut diteteskan pada kaca

refraktometer diarahkan kesumber cahaya untuk

mempermudah kita melihat hasilnya. Sebelum

dilakukan pengukuran refraktometer terlebih dulu

dikalibrasi dengan menggunakan aquadest yang

diteteskan pada kaca refraktometer. Setelah itu air

aquadest dikeringkan dengan tissue lembut yang

ditaruh pada air kaca refraktometer yang lama

kelamaan air pada kaca akan terserap oleh tissue

tersebut.

c. Kecepatan Arus

Pengukuran kecepatan arus diukur dengan

menggunakan alat current drouge yang diikat tali

sepanjang 5 meter dan stopwatch. Kemudian current

drouge diletakan pada permukaan perairan pada titik

yang telah ditentukan dan dibiarkan tali menegang

kemudian stopwatch diberhentikan, ukur jarak

tempuh current drouge tersebut dalam satuan waktu

yaitu meter per detik (m/det) dari jarak awal

diletakan. Waktupengukuran kecepatan arus ini

dilakukan ketika pasang dan surut, nilai kecepatan

arus diperoleh dengan rumus :

V = S/t

Keterangan : V : Kecepatan arus (cm/det)

S : Jarak tali menegang (cm)

t : Waktu tali sampai menegang (det)

d. Drajat Keasaman (pH)

Pada pengukuran pH dengan

menggunakanalat multimeter cara menggunakannya

memasang kabel PH meter pada digital,lalu setting

dengan cara klik mode sampai muncul pH,kemudian

nilai buffer harus empat (4) klik, hold dan rect secara

bersamaan,klik enter 2 kali, jika sudah,buka tutup

pada alat pH kemudian dicelupkan di perairan lalu

amati hasil pada digital kemudian catat.

E. Analisis Sampel

1. Sedimen Permukaan

Hasil dari metode ini menggunakan saringan

bertingkat pengayakan kering dimana prosedur

pelaksanaan pengayakan kering sebagai berikut :

Sampel yang didapat dari lapangan

dikeringkan menggunakan oven.

Setelah sampel kering ditimbang berat awal.

Setelah mengetahui berat awal sampel

kemudian timbang berat tiap tingkatan

ayakan untuk mengetahui berat kosong tiap

ayakan.

Setelah mengetahui berat setiap berat

ayakan, susun kembali ayakan kemudian

mulai mengayak sampel demi sampel yang

telah di keringkan.

Timbang setiap ayakan beserta sedimen

yang tertinggal kemudian catat hasil nya.

3. Lumpur

Secara umum populasi lumpur dianalisis

menggunakan Metode Pipet, untuk menemukan

Page 7: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

proporsi masing-masing kelas ukuran yang ada dalam

populasi. Prosedur pelaksanaan dengan metode ini

sebagai berikut:

Masukan air kedalam tabung 1000ml.

Masukan hasil ayakan terahir kedalam

tabung.

Setelah itu aduk dengan menggunakan

sebatang stick selama 4menit.

Setelah selesai diaduk selama 4 menit,

letakan Tabung silinder pada meja datar dan

langsung hidupkan stopwatch.

Ambil larutan dari tabung silinder dengan

menggunakan pipet yang bervolume 20 ml.

Pada pipet harus diberi tanda sesuai

kedalaman pengambilan pada tabung

silinder (10 dan 20 cm).

Ambil larutan dari tabung silinder setelah 4

menit sebanyak 20 ml pada kedalaman 10

cm untuk partikel lumpur Ø5.

Setelah 15 menit ambil larutan dari tabung

silinder dengan kedalaman 10 cm sebanyak

20 ml untuk Ø6.

Ambil sebanyak 20 ml pada kedalaman 20

cm setelah 30 menit untuk ukuran Ø7.

Tunggu selama 2 jam, ambil sebanyak 20 ml

pada kedalaman 20 cmuntuk partikel lumpur

Ø > 7.

Keringkan sampel dari hasil pemipetan

dengan suhu 105 0C selama 24 jam.

Timbang cawan yang telah kering bersama

dengan residu sedimennya.

3. Statistika Sedimen Permukaan

Hasil dari metode pengayakan kering dan

pipet digabungkan dan didapatnkan diameter rata-rata

atau mine size (Ø), koofesien sorting (ᵹ1), skewnss

(SK 1) yang diperoleh dari metode grafik menurut

(Rifardi 2008). Perhitungan nilai tersebut didapatkan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Diameter rata-rata (Mz) = Ø16 + Ø50 + Ø84

3

Klasifikasi :

Ø1 : coarse sand

(pasir kasar)

Ø2 : medium sand

(pasir menengah)

Ø3 : fine sand (pasir

halus)

Ø4 : very fine sand

(pasir sangat halus)

Ø5 : coarse silt

(lumpur kasar)

Ø6 : medium silt (

lumpur menengah)

Ø7 : fine silt (lumpur

halus)

Ø8 : very fine silt

(lumpur sangat halus)

>Ø8 : clay (liat)

b. Sorting (ᵹ1) = Ø84 – Ø16 + Ø95 – Ø5

4 6,6

Klasifikasi :

<0,25Ø : very well sorted (terpilih

sangat baik)

0,35 – 0,50Ø : well sorted

(terpilih baik)

Page 8: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

0,50 – 0,71Ø : moderately well

sorted (terpilah)

0,71 – 1,0Ø : moderately

sorted (terpilah sedang)

1,0 – 2,0Ø : poorly sorted

(terpilah buruk )

>2,0 Ø : very poorly

sorted (terpilah sangat buruk)

c. Skewness (SK1) = Ø16 + Ø 84 - 2Ø50 + Ø5+Ø95

– 2 Ø50

2(Ø84 – Ø16)

2(Ø95 – Ø5)

Klasifikasi :

+ 1,0 s.d + 0,3

: very fine skewed

+ 0,3 s.d + 0,1

: fine skewed

+ 0,1 s.d – 0,1

: near symmitrical

+ 0,1 s.d – 0,3 : coarse skewel

> - 0,3 : very coarse skewed

d. Kurtosis (KG) = Ø95-Ø5

2,44 (Ø75-Ø5)

4. Pengamatan Luasan Tutupan Lamun

Pengamatan lamun di lapangan meliputi

pengukuran persen penutupan lamun. Pengamatan

ini di batasi hanya pada transek kuadrat dan

pengamatan dilakukan dengan cara menelusuri

wilayah/snorkeling di permukaan air mengikuti

sebaran titik sampling.

Unit sampling dalam penelitian ini adalah

kuadrat dengan ukuran 0.25 m2 (0.5 m X 0.5 m),

metode pengambilan data berpedoman sepenuhnya

pada KepmenLH No.200 Tahun 2004. Sampling

dilakukan dengan sistematik menggunakan metode

dimulai pada daerah surut terendah sampai daerah

subtidal.

Gambar 4. Metode petak contoh untuk pengambilan

data lamun

Tabel 4. Luas area penutupan lamun berdasar kelas

kehadiran jenis

Page 9: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

Kelas

Luas Area

Penutupan

%

Penutupan

Area

%Titik

Tengah(M)

5 1/2- penuh 50 – 100 75

4 1/4 –

1/2 25 – 50 37,5

3 1/8 –

1/4 12,5 – 25 18,75

2 1/16 -

1/8 6,25 – 12,5 9,38

1 <1/16 < 6,25 3,13

0 Tidak Ada 0 0

Sumber: (Lampiran III Kepmen LH Nomor 200

Tahun 2004).

5. Pengambilan data peta sebaran sedimen

menggunakan software ESRI

ArcGis 9.2 ArcMap.

Pengambilan data peta sebaran sedimen

menggunakan sofware ESRI ArcGis 9.2 ArcMap.

Prosedur pelaksanaan dengan metode ini sebagai

berikut (john O’malley, 2007) :

Masukan data file ccb_db.shp ke frame

aktif ArcMap.

Atur ulang semua nilai kerikil, pasir,

lumpur dan tanah ,iat dari -99 ke nol.

Tambahkan kolom lemgpunf yang

“hilang” kedalam tabel atribut

Tambahkan nilai lempung yang hilang

kedalam tabel atribut meggunakan Field

Calculator dengan persamaan berikut

“lempung = tanah liat”. Ketika

komputasi nya selesai, cek hasil untuk

mencari nilai keliru lempung tsb dan

hapus catatan yang salah dari tabel

atribut.

Untuk mengecek nilai negatif lempung,

klik kanan pada kolom lempung dan

pilih "Sort Ascending".

Klasifikasi sediemen menggunakan klik

pada Feature -> Modified Shepard

Sediment Classification tool. pilih kolom

yg sesuai dari kerikil, pasir, lumpur dan

tanahliat dari lalu klik OK

untuk mempersiapkan kumpulan data

untuk gridding, beberapa minor sebelum

memproses dan validasi data telah

dilakukan catatan atribut lapangan di

ccb_db.shp memiliki nilai yg di setel

hingga -99. nilai ini diatur oleh pembuat

data set ini untuk mengindikasikan

ketiadaan data yg valid, apakah

diobservasi atau dikomputasi, untuk

segala bidang. sebagai bagian dari data

preparasi, nilai -99 diubah menjadi nol

(0).

kumpulan data ccb_db.shp berisi

persentase kerikil, pasir, lumpur dan

tanah liat tapi bukan nilai lempung yg

diperlukan. untuk menghasilkan nilai

lempung yg diperlukan, lempung

dikalkulasikan sebagai lempung =

lumpur - tanah liat.

untuk memastikan hanya sampel yg

mencerminkan surficial sedimen yg

dimasukkan, kumpulan data ini

dipertanyakan untuk mengekstrak

sampel-sampel dengan "Top Sampel"

dikedalaman hingga 0 meter.

Page 10: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

pemprosesan data selanjutnya untuk

memastikan persentase kerikil, pasir,

lempung dan tanah liat dengan total

antara 99 dan 101 persen. catatan data yg

tidak mencapai nilai toleransi ini

dieliminasi dari kumpulan data. total

toleransi dari 99 dan 101 persen diambil

dari program SEDCLASS.

Lalu kumpulan data di proses untuk

mengurangi kelebihan poin dengan

tujuan untuk mengeliminasi catatan

dengan sampel yg kelebihan di lokasi yg

sama. nilai data untuk lokasi yg

diberikan dirata-ratakan dan membuat

satu catatan data baru.

Lalu poin kumpulan data terakhir di

gridded untuk memproduksi empat

lapisan individual raster dari persentase

kerikil, pasir, lempung dan tanah liat.

lalu empat lapisan data raster ini

digabungkan menggunakan USGS

ArcMap Sediment Classification tool

untuk memnghasilkan kumpulan data

raster sedimen yg diklasifikasi.

Setelah memiliki data yang telah

disiapkan buat bidang baru 100pct dan

LatLong di table atribut. Bidang-bidang

ini akan digunakan di pre-proses untuk

memvalidasi dan mengeliminasi catatan

yg terduplikasi sebelum proses akhir.

Kumpulkan bidang baru tersebut, 100pct

dan LatLong, dengan nilai menggunakan

"Field Calculator".

Ambil poin yg dengan SAMPLETOP =

0. ini akan mengeliminasi sampel yg

diambil dari inti dan akan memastikan

hanya sampel yg surficial yg digunakan

di kalkulasi. bidang 100pct

dikalkulasikan berdasarkan nilai dari

SAMPLETOP = 0. pilih poin data

menggunakan bidang atribut 100pct

dimana 100pct adalah >=99 dan <=101.

buat lapisan data baru dari fitur yg

dipilih. total toleransi 99 hingga 101

persen diambil dari SEDCLASS

program.

Buang poin yg terduplikasi dengan

meringkas data pada bidang LatLong.

bidang LatLong mewakili garis lintang

dan garis bujur lokasi catatan di peta.

meringkas tabel LatLong bisa merata-

ratakan nilai sedimen dimana terdapat

poin ganda. Untuk menjaga lokasi poin,

ambil nilai terkecil dari garis lintang dan

garis bujur untuk menghindari eror.

Tambahkan tabel ringkasan ccb_summ

di Table of Contents pilih Display XY

Data. tambahkan poin data untuk

membuat data lapisan permukaan dari

kerikil, pasir, lempung dan tanah liat.

Klik pada Modified Shepard Sediment

Classification Tool. lalu pilih lapisan

data yg ingin dianalisa pada jendela yg

timbul. masukkan nama output dan

destinasi untuk layer baru tsb lalu klik

OK. untuk Input Gravel Raster pilih

Graveln, untuk input Sand Raster pilih

Sandn, untuk input Silt Raster Pilih Siltn,

untuk input Clay Raster pilih Clayn,

Page 11: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

untuk output modified shepard raster

masukkan nama yg anda inginkan klik

OK

Ketika Classification Tool telah selesai,

pengguna dapat menyimbolkan nila-nilai

data termasuk r_mshepard.lyr atau

r_mfolk.lyr file layer.modifikasi peta

dengan menambahkan judul, legenda,

bar skala dan panah utara.

F. Analisi Data

Sampel sedimen permukaan dasar perairan

dianalisis untuk memperoleh data ukuran butiran

sedimen, data ini menentukan parameter statistik

sedimen. Hasil analisis ukuran butiran digunakan

untuk menentukan ukuran kelas masing-masing sub-

populasi sedimen berdasarkan shepard triangel

(shepard dalam Rifardi, 2012). Perhitungan analisis

fraksi sedimen dan analisis statistik sedimen

menggunakan analsisi perhitungan sederhana

Ms.Exel.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Perairan Desa Teluk

Bakau

Perairan Desa Teluk Bakau saat ini

dimanfaatkan sebagai aktifitas masyarakat seperti

Pemukiman, tempat sandar kelong, dan kawasan

ekowisata. Dilain sisi perairan Desa Teluk Bakau

merupakan alur pelayaran yang setiap hari terjadi

pelayaran sehingga memiliki beban dan tekanan

terhadap lingkungan aktifitas kelautan yang diduga

akan mempengaruhi faktor sedimen tersebut.

Dampak yang ditimbulkan adalah penambahan

pasokan sedimen yang cukup merugikan bagi

wilayah pesisir disekitar Desa Teluk Bakau tersebut,

sehingga mengakibatkan terjadinya perbedaan

sedimen antara yang ada dilamun dan tidak dilamun.

Bagaimana karakteristik sedimen dasar perairan Desa

Teluk Bakau serta pola sebaran sedimen yang ada

dilamun.

B. Tutupan Lamun di Perairan Desa Teluk

Bakau

Hasil pengamatan tutupan lamun

berdasarkan cover area yang tertutupi oleh lamun

dengan estimasi nilai dalam persentase (%). Dari

semua titik sampling diketahui bahwa nilai

tutupannya berbeda-beda dan memiliki karakteristik

yang berbeda.Hasil analisa tutupan lamun secara

lengkap dapat dilihat pada peta tutupan seperti pada

gambar.

Gambar. Peta Tutupan Lamun di perairan Teluk

Bakau

Dari peta diatas dapat dilihat bahwa nilai

tutupan jenis lamun terbagi menjadi beberapa kelas

tutupan mulai dari 2% - hingga 90%. Namun dapat

dilihat bahwa dominan tutupan lamun di perairan

Teluk Bakau antara 38 – 54%. Secara keseluruhan

rata-rata tutupan lamun diketahui sebesar 49,4%.

Status padang lamun menurut Kepmen LH nomor

200 Tahun 2004 tentang kriteria baku kerusakan dan

pedoman penentuan status padang lamun berdasarkan

penutupannya dibagi atas tiga kriteria yaitu

kaya/sehat, kurang kaya/kurang sehat, dan miskin.

Page 12: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

Status padang lamun menurut Kepmen LH nomor

200 tahun 2004 dapat dilihat pada tabel.

Tabel. Status padang lamun menurut Kepmen LH

nomor 200 tahun 2004

Status Kondisi Penutupan (%)

Baik Kaya/Sehat > 60

Rusak Kurang kaya/Kurang

sehat 30 – 59,9

Rusak Miskin < 29, 9

Sumber: Kep Men LH (2004)

Dari hasil pengukuran rata-rata tutupan

padang lamun, dan dibandingkan dengan kondisi

penentuan status padang lamun menurut KepMen LH

(2004) bahwa kondisi lamun diperairan Desa Teluk

Bakau tergolong memiliki tutupan yang kurang

kaya/kurang sehat dengan nilai kisaran tutupan antara

30 – 59,9 %. Menurut Poedjirahajoe, dkk (2013)

Rendahnya angka penutupan di pesisir umumnya

diduga karena pantai semakin ramai dikunjungi

wisatawan dan tingginya kegiatan kapal-kapal

nelayan di kawasan padang lamun, sehingga

kekeruhan perairan meningkat, seperti diketahui

bahwa kekeruhan menghambat terjadinya

fotosintesis. Hal ini juga terjadi di perairan Desa

Teluk Bakau yang selalu padat dengan aktifitas

perkapalannya.Dari hasil interpretasi data di dalam

gambar peta tutupan lamun, bahwa area yang

memiliki tutupan tinggi antara 73 – 90% adalah area

yang terletak pada bagian tanjung.Diasumsikan

terjadi penumpukan dan penumpukan sedimen di

area tersebut, disebabkan oleh arus yang

memusatpada area tersebut. Arus akan membawa

partikel sedimen halus dan kemudian menumpuknya

pada suatu tempat dan mempengaruhi komposisi

sedimennya.

Perairan Desa Teluk Bakau telah lama

ditetapkan sebagai kawasan perlindungan laut daerah

melalui COREMAP menjadi kawasan perlindungan

padang lamun. Kebijakan ini diambil tidak terlepas

dari keanekaragaman jenis lamun yang berlimpah

pada perairan Desa tersebut. Berdasarkan hasil

penelitian sebelumnya oleh Arifa (2013) perairan

Desa Teluk Bakau dijumpai 5 jenis diantaranya

Syringodium isoetifolium, Enhallus accoroides,

Thalassia hemprichii, Halodule pinifolia, dan

Halodule uninervisdengan tutupan total untuk semua

jenis mencapai47,96%.

C. Kondisi Sedimen di Perairan Desa Teluk

Bakau

Data analisis sedimen di perairan Teluk

Bakau terdiri dari jenis fraksi, diameter rata-rata

ukuran sedimen, pemilahan sedimen, kurtosis, dan

skewness hasil analisisnya dapat dilihat pada sub bab

berikut :

1. Fraksi Sedimen

Dari hasil pengolahan data sedimen

menggunakan software gradistat sediment

diperoleh segitiga shepard untuk fraksi sedimen

sperti pada gambar.

SanMu

Grave

8

30

5

Tra

11:9 9:1Sand:Mud

Grave

Gra

Muddy

Muddy

Gravel Gravelly

Slightly Slightly Slightly

Mu Sandy Muddy Sand

Slightly

Gravelly

Sandy

Page 13: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

Gambar. Fraksi Sedimen berdasarkan Shepard

Triangle

Dari segitiga sheppard sedimen dapat

terlihat bahwa jenis fraksi sedimen di perairanTeluk

Bakau terdiri dari bebrapa kelompok fraksi sedimen

diantaranya gravelly mud (lumpur berkerikil),

Gravelly muddy sand (pasir lumpur dengan campuran

kerikil), serta slightly gravelly muddy sand

(campuran pasir lumpur kerikil dan lanai).Namun

dapat dilihat bahwa jenis fraksi yang dominan pada

perairan Teluk Bakau adalah gravelly mud (lumpur

berkerikil).Adanya komposisi sedimen halus yaitu

lumpur sangat mendukung kehidupan lamun di

perairan Teluk Bakau. Sedimen ini berasal dari hasil

pelakukan dan dekomposisi serasah daun lamun serta

aktifitas permukiman yang dibawa oleh arus air

menuju ke pesisir pantai hingga batas zona yang

dihidupi oleh lamun. Sedimen halus sangat

mendukung lamun, baik untuk unsur hara maupun

system pemekaran perakarannya.

Menurut beberapa ahli bahwa Padang lamun

dapat hidup pada berbagai macam tipe sedimen,

mulai dari lumpur sampai sedimen dasar yang terdiri

dari 40% endapan lumpur. Kebutuhan substrat yang

paling utama bagi pengembangan padang lamun

adalah kedalaman sedimen yang cukup. Peranan

kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen

mencakup 2 hal, yaitu: (1) pelindung tanaman dari

arus laut, (2) tempat pengolahan dan pemasok nutrien

(Dahuri, 2003). Pada ekosistem padang lamun yang

luas umumnya dijumpai pada substrat lumpur

berpasir yang tebal. Syarat utama substrat yang

dikehendaki oleh lamun adalah kedalaman sedimen,

karena dapat membentuk perairan yang lebih stabil,

serta dapat menjamin pasokan nutrien ke tumbuhan

lamun (Tuo. A, 2011).

Dari hasil analsisi fraksi sedimen diatas,

selanjutnya adalah melakukan transformasi data yang

dituangkan dalam bentuk peta secaran sedimen di

area lamun perairan Desa Teluk Bakau. Hasilnya

akan dilihat komposisi sedimen pada setiap area yang

diamati. Untuk lebih jelasnya, hasil transformasi data

fraksi sedimen dapat dilihat pada peta seperti pada

gambar.

Gambar.Fraksi Sedimen pada area lamun perairan

Desa Teluk Bakau

Dapat dilihat dari gambar peta sebaran jenis

sedimen di perairan Teluk Bakau terdiri dari 3 jenis

sedimen yakni Gravelly (kerikil), clayey sand (pasir

berlumpur) dan sand silt clay (lumpur lanai campuran

pasir). Namun diketahui bahwa kondisinya dominan

pada jenis sedimen kasar yakni gravelly sedimen

(kerikil) sdangkan jenis sedimen halus clayey sand

(pasir berlumpur) dan sand silt clay (lumpur lanai

campuran pasir) hanya tersebar pada bagian tanjung.

Komposisi sedimen yang hampir merata pada jenis

sedimen kasar ini diduga karena kondisi arus dan

gelombang yang kuat sehingga sedimen yang halus

akan mudah terbawa tersebar ke area lain. Jenis

sedimen yang kasar juga dipengaruhi oleh banyaknya

pecahan – pecahan karang serta bekas cangkang biota

yang telah mati sehingga mengakibatkan kondisi

sedimennya cenderung kasar.

Page 14: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

Pada bagian tanjung jenis sediment

mengalami perbedaan komposisi yanglebih halus.

Hal ini bias terjadi karena adanya pengumpulan arah

arus di wilayah tersebut. Pada lokasi tersebut arah

arus laut cenderung lurus kearah pantai sehingga

terjadi turbulensi yang tinggi menyebabkan

penumpukan sedimen pada wilayah tesebut.

Sedangkan pada wilayah tanjung, arusnya bergerak

bebas sehingga dapat mengangkut sedimen menyebar

luas ke titik lain. Hal ini seperti yang dikemukakan

oleh Wisha (2015) bahwa Distribusi kulitas perairan

terutama untuk sebaran sedimen tersuspensi bahwa

pengaruh arus pasang surut mempengaruhisebaran

kualitas perairan, dalam hal ini diwakili olehdata

sebaran TSS, hal ini diindikasikanbahwa pada

wilayah dengan endapan sedimen yang tinggi

(diwakili dengan TSS) tingkat turbulensi di daerah

tersebut juga cenderung tinggi.

2. Diameter Rata-rata (Mean Size)

Diameter rata-raya sedimen di perairan

Teluk Bakau terklasifikasikan menjadi beberapa

kelompok diantaranya gravelly mud (lumpur

pasiran), Gravelly Muddy Sand (pasir lumpur

campuran kerikil), serta Slightly Gravelly Muddy

Sand (pasir lumpur kerikil sedikit lanai). Namun

secara keseluruhan dominan pada jenis sedimen

kasar yakni gravelly mud (lumpur pasiran). Sesuai

dengan analisis menggunakan peta yang dibahas

sebelumnya bahwa jenis sedimen yang dominan

adalah sedimen kasar yakni gravelly sedimen. Untuk

nilai partikelnya dominan pada jenis very fine gravel

yang berarti ukuran butir sedimen di perairan teluk

bakau termasuk jenis kerikil halus.

3. Pemilahan Sedimen (Sorting)

Klasifikasi jenis sorting dominan pada satu

klasifikasi yaitu Very Poorly Sorted (terpilah sangat

buruk). Dari hasil ini mencirikan bahwa komposisi

sedimen di perairan Teluk Bakau tersusun dengan

besar ukuran butiransedimen yang tidak sama, artinya

ada dominan satu jenis sedimen. Seperti yang

diketahui bahwa jenis sedimen yang dominan

tersebut adalah berbutir kasar yakni gravelly

sedimen,yang menyatakan bahwa jenis sedimen di

perairan tersebut kasar. Menurut Daulay (2014)

Sorting adalah metode pemilahan keseragaman

distribusi ukuran butir yakni peyortirannya.

Penyortiran dapat menunjukkan batas ukuran butir,

tipe pengendapan, karakteristik arus pengendapan,

serta lamanya waktu pengendapan dari suatu populasi

sedimen. Secara umum ada 2 kelompok utama yaitu

Well sorted sediment (terpilah baik) adalah suatu

lingkungan pengendapan sedimen disusun oleh besar

butir relatif sama, mengidentifikasikan tingkat

kestabilan arus pada perairan tersebut cukup stabil.

Sebaliknya jika Poorly sorted sediment (terpilah

buruk), maka kekuatan arus pada perairan tersebut

tidak stabil, artinya pada kondisi waktu tertentu

terjadi arus dengan kekuatan yang besar dan berubah

dalam kondisi lain melemah kembali.

4. Kurtosis

Klasifikasi kurtosis terdiri dari Very

Platykurtic, Platykurtic,dan Mesokurtic, namun

domain pada jenis kurtosis Very Platykurtic.Rifardi

(2012) mengatakan bahwa Kurtosis mengukur

puncak dari kurva dan berhubungan dengan

penyebaran distribusi normal. Bila kurva distribusi

normal tidak terlalu runcing atau tidak terlalu datar

disebut mesokurtic. Kurva yang runcing disebut

leptokurtic, menandakan adanya ukuran sedimen

tertentu yang mendominansi pada distribusi sedimen

di daerah tersebut. Sedangkan untuk kurva yang datar

disebut platikurtic, artinya distribusi ukuran sedimen

pada daerah tersebut sama. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa distribusi ukuran butiran

Page 15: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

sedimen pada titik-titik sampling pengamatan relatif

sama, meskipun ada beberapa titik yang

menunjukkan kurva Leptokurtic yang mencirikan

adanya perbedaan ukuran butiran sedimen pada titik

tersebut, dibandingkan dengan titik-titik lainnya.

5. Skewness

Di lokasi penelitian nilai skewness yaitu

symmetrical dan fine skewed, namun dominan pada

jenis skewness symmetrical manandakan bahwa

ukuran butir sedimen tersusun dari sedimen berbutir

kasar dan sedimen berbutir halus. Seperti hasil

penelitian oleh Supriadi, (2015) mengatakan bahwa

Skewness mencirikan ke arah mana dominan ukuran

butir dari suatu populasi tersebut, mungkin simetri,

condong ke arah sedimen berbutir kasar atau condong

ke arah berbutir halus. Sehingga skewness dapat

digunakan untuk mengetahui dinamika sedimentasi.

Nilai skewness positif menunjukkan suatu populasi

sedimen condong berbutir halus, sebaliknya

skewness negatif menunjukkan populasi sedimen

condong berbutir kasar.

D. Tutupan Lamun berdasarkan Jenis

Sedimen

Setelah mengetahui tingkat tutupan lamun

serta ukuran partikel sedimen di perairan Desa Teluk

Bakau, maka akan dilakukan perbandingan antara

tutupan lamun berdasarkan karakteristik sedimennya.

Hasil ini akan menerangkan secara jelas tutupan

lamun yang paling tinggi akan cenderung terjadi pada

ukuran butir sedimen tertentu. Untuk

menggambarkan perbandingan tersebut, maka

disajikan dalam bentuk peta.Data sedimen

digambarkan dengan pendekatan klasifikasi tekstur

secara umum, sedangkan data tutupan lamun

ditentukan berdasarkan luas area tutupan (dalam

persentase).Hasil pengolahan data citra pemetaan

antara jenis sedimen berdasarkan tutupan lamun

dapat dilihat pada gambar.

Gambar. Peta Tekstur Sedimen dan Persentase

Tutupan Lamun

Tingkat tutupan lamun berdasarkan jenis

sedimen diperoleh hasil bahwa pada jenis sedimen

Clayey sand (pasir berlumpur) rata-rata tutupan

lamunnya sebesar 20%, dan pada jenis sedimen sand

silt clay (lumpur lanai berpasir) tingkat tutupan

lamun rata-ratanya sebesar 52,22%, dan pada jenis

substrat yang dominan yaitu Gravelly (kerikil) rata-

rata tutupan lamunnya sebesar 46,5%. Dari hasil

tersebut mencirikan bahwa pada jenis sedimen yang

lebih halus tutupan area lamunnya juga semakin

besar. Dengan demikian, faktor ukuran butiran sangat

menentukan kehidupan lamun terlebih lagi pada area

dengan sedimen halus memiliki kandungan bahan

organik yang tinggi. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Wood (1987) dalam Siddik (2012), yang

mengatakan bahwa pada sedimen yang halus

kandungan bahan organik tersedia dalam jumlah

yang lebih banyak dibanding dengan kondisi substrat

yang kasar. Namun secara keseluruhan, kondisi

substrat masih layak bagi kehidupan dan

pertumbuhan lamun karena umumnya lamun dapat

tumbuh pada berbagai macam tipe substrat.

Page 16: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

Menurut Supriharyono, (2007)Hampir

semua tipe substrat atau dasar perairan dapat

ditumbuhi oleh tumbuhan lamun, dari substrat

berlumpur sampai berbatu. Namun pada ekosistem

padang lamun yang luas umumnya dijumpai pada

substrat pasir berlumpur yang tebal. Tipe substrat

pada stasiun penelitian ditemukan mulai dari substrat

lumpur hingga pasir. Tipe substrat tersebut masih

sesuai untuk pertumbuhan lamun yang hidup pada

tipe substrat yang beragam mulai dari lumpur hingga

bebatuan.

E. Parameter Oseanografi Perairan Desa

Teluk Bakau

Parameter yang diukur dalam penelitian ini

meliputi parameter fisika dan kimia yaitu suhu,

salinitas, arus, kekeruhan, serta derajat keasaman

yang hasilnya dapat dilihat pada tabel.

Parameter Satuan

Hasil Pengukuran

Rata - Rata

Kep Men

Lamun

Suhu oC 30,2 28 - 30

Salinitas oo/o 33,7 33 – 34

Arus m/s 0.10 -

PH - 8,12 7 - 8,5

Tabel. Pengamatan Parameter Perairan

Sumber : Data Primer tahun 2016

1. Suhu

Berdasarkan hasil pengukuran suhu pada

perairan Teluk bakau rata-rata suhu di perairan

tersebut sebesar30,20C. Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa kondisi perairan masih

dalam keadaan yang sesuai untuk kehidupan lamun

meskipun leih tinggi dibandingkan baku mutu

optimal, namun masih dapat ditolelir oleh lamun.

Mengingat menurut KEPMEN LH No. 51 (2004)

mengatakan kisaran nilai suhu yang baik bagi

kehidupan lamun antara 28 – 30 0C.

Menurut Nybakken, (1992) Kisaran suhu optimal

untuk fotosintesis lamun membutuhkan suhu

optimum antara 25°-35°C dan pada saat cahaya

penuh. Pengaruh suhu bagi lamun sangat besar, suhu

mempengaruhi proses fisiologi seperti fotosintesis,

laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi. Pendapat

lain yang dikemukakan oleh Glynn, (1968); Lobban,

(1993), dalam Supriharyono, (2009) Pada kondisi

cahaya yang cukup, kebanyakan lamun memiliki

suhu optimal untuk berfotosintesis sekitar 25 -350C,

walaupun lamun dapat hidup pada suhu mencapai 40

0C pada daereah tropis, namun pada kondisi tersebut

daun lamun mulai menunjukkan kematian walaupun

rhizomanya tidak terpengaruh. Pada suhu dibawah 20

0C sebagian besar lamun yang hidup di daerah tropis

akan mulai mengalami kematian daun.

2. Salinitas

Salinitas rata-rata di perairan Desa Teluk Baka

sebesar 33,70/00. Menurut KEPMEN LH No. 51

(2004) mengatakan kisaran nilai salinitas yang baik

bagi kehidupan lamun antara 30-340/00. Dengan

demikian menunjukkan bahaw nilai salinitas layak

dengan kehidupan lamun karena msih dalam kisaran

baku mutu yang diharapkan.Menurut Dahuri (2003)

nilai salinitas optimum untuk spesies lamun

adalah 350/00. Berdasarkan hasil tersebut, kondisi

salinitas melebihi batas optimal yang ditentukan,

namun kehidupan lamun masih dalam kondisi baik.

Kondisi tersebut diperkirakan bahwa lamun memiliki

toleransi yang tinggi terhadap salinitas. Didukung

oleh pendapat Supriharyono, (2009) toleransi

terhadap salinitas sangat bervariasi diantara spesies

lamun, lamun lebih cenderung toleran terhadap

salinitas/Euryhaline. Tingginya salinitas diakibatkan

Page 17: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

karena kurangnya asupan air tawar ke perairan karena

lokasi penelitian merupakan perairan laut ditambah

lagi dengan kondisi panas yang cukup terik.

Menurut pendapat Dahuri (2003) spesies lamun

memiliki kemampuan toleransi yang berbeda-beda

terhadap salinitas, namun sebagian besar memiliki

kisaran yang lebar, yaitu antara 10-400/00. Salah atu

faktor yang menyebabkan kerusakan ekosistem

padang lamun adalah meningkatnya salinitas yang

diakibatkan oleh berkurangnya suplai air tawar dari

sungai. Namun, Secara umum salinitas yang

optimum untuk pertumbuhan lamun adalah berkisar

antara 25 – 350/00 (Zieman, 1975 dalam

Supriharyono, 2009).

3. Arus Permukaan

Arus perairan Teluk Bakau rata-rata mencapai

0.10 m/s. Dilihat dari kondisi arus permukaan

perairan, maka arus pada lokasi penelitian tidak

cukup kuat namun cukup untuk mendukung

terjadinya fotosintesis alami dari lamun.

Dikemukakan bahwa laju fotosintesis optimum bagi

kehidupan lamun terjadi pada kecepatan arus antara

0.025-0.064m/s (Supriharyono,2007). Dengan

demikian arus yang ada di perairan DesaTeluk Bakau

cukup sesuai bagi mendukung terjadinya fotosintesi

oleh lamun, namun jika dilihat dari kerapatan jenis

lamun yang tidak terlalu tinggi disebabkan karena

optimalnya kegiatan perikanan pada area lamun

sehingga secara terus-menerus akan merusak

komunitas lamun di Desa Teluk Bakau.

4. Derajat Keasaman

Kondisi Derajat Keasamanpada lokasi penelitian

tergolong kedalam kondisi yang normal. Rata-rata

derajat keasaman di perairan Teluk Bakau sebesar

8,12. Besaran pH berkisar antara 0 – 14, nilai pH

kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yangasam

sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan

yang basa, untuk pH = 7 disebut sebagai netral

(Kordi, 2007). Secara keseluruhan kondisi Derajat

Keasaman masih sesuai untuk kehidupan lamun.

Mengacu pada KEPMEN LH (2004) Mengatakan

bahwa kisaran Derajat Keasaman optimal untuk

kehidupan lamun berkisar antara 7 – 8,5. Menurut

Effendi, (2003) Nilai pH sangat mempengaruhi

proses biokomiawi perairan, pada kisaran pH < 4.00,

segian besar tumbuhan akuatik akan mati karena

tidak dapat bertoleransi pada pH rendah.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Secara keseluruhan rata-rata tutupan lamun

diperairan Desa Teluk Bakau diketahui

sebesar 49,4% tergolong tingkat tutupan

yang sedang (kurang kaya/kurang sehat)

2. Sebaran jenis sedimen di perairan Teluk

Bakau terdiri dari 3 jenis sedimen yakni

Gravelly (kerikil), clayey sand (pasir

berlumpur) dan sand silt clay (lumpur lanai

campuran pasir). Namun diketahui bahwa

kondisinya dominan pada jenis sedimen

kasar yakni gravelly sedimen (kerikil).

3. Tingkat tutupan lamun berdasarkan jenis

sedimen diperoleh hasil bahwa pada jenis

sedimen Clayey sand (pasir berlumpur) rata-

rata tutupan lamunnya sebesar 20%, dan

pada jenis sedimen sand silt clay (lumpur

lanai berpasir) tingkat tutupan lamun rata-

Page 18: POLA SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TUTUPAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · sedimen terdiri dari 3 kelompok tekstur sedimen ... hal berikut

ratanya sebesar 52,22%, dan pada jenis

substrat yang dominan yaitu Gravelly

(kerikil) rata-rata tutupan lamunnya sebesar

46,5%. Dari hasil tersebut mencirikan

bahwa pada jenis sedimen yang lebih halus

tutupan area lamunnya juga semakin besar.

B. Saran

Diharapkan dapat terus menjaga

keberlangsungan hidup komunitas lamun sebagai

habitat bagi biota ekonomis sehingga kebutuhan

masyarakat akan protein kelautan dapat terpenuhi.

Perlu bagi masyarakat, akedemisi, pemerintah untuk

berperan dalam meningkatkan kegiatan dan evaluasi

pengelolaan padang lamun berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Arhat, P. Widada, S. & Saputra, S. (2014). Studi

Sedimen Dasar Dan Kondisi

Arus do Perairan Keling Kabupaten Jepara. Jurnal

Oseanografi. 683-689

Arjenggi, EK. 2014. Karateristik, Sedimen

Permukaan Dasar Di Perairan

Kelurahan Tarempa Barat Kecamatan Siantan

Kabupaten Kepulauan Anambas. Fakultas Ilmu

Kelautan Dan Perikanan. Universitas Maritim Raja

Ali Haji. 50 hal. (Tidak diterbitkan)

Gosari, J & Haris,A. 2012. Studi kerapatan dan

Penutupan Jenis Lamun di

Kepulauan Spermonde. Jurnal Ilmu Kelautan

dan Perikanan, Vol. 22 (3) 156-162

Idham. 2014. Studi Sedimentasi di Perairan Pulau

Dompak Kecamatan Bukit

Bestari Kota Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau. Fakultas Ilmu

Kelautan dan perikanan. Universitas Maritim

Raja Ali Haji. 104 hal. (tidak diterbitkan)

Mukminin, A. 2009. Proses Sedimentasi di Perairan

Pantai Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Profinsi Kepulauan Riau.

Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Universitas Riau. 60. Hal (tidak

diterbitkan)

Munandar, K. 2014, Karekteristik Sedimen Perairan

Desa Tanjung Momongan

Kecamatan Kepulauan Anambas. Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Univesitas Maritim Raja Ali Haji. 59 hal

(tidak diterbitkan)

Robby, A. 2014. Sedimentasi diperairan Tepi Laut

Kota Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan riau. Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan. Universitas

Maritim Raja Ali Haji. 117 hal (tidak

diterbitkan)

Rifardi, 2008. Tekstur Sedimen sampling Dan

Analisis. Universitas Riau Press.

Rifardi, 2012. Ekologi sedimen laut modern. Edisi

revisi. Pekanbaru. UNRI Press.

Wicaksono, G. 2012. Struktur Vegetasi dan

Kerapatan Jenis Lamun di Perairan

Kepulauan Karimun Jawa Kabupaten Jepara.

Jurnal of marine research,1-7

Wibisono, M.S. 2005. Pengantar ilmu kelautan . PT

Gramedia Widiasrana. Jakarta

O’malley j.2007. U.S geogologicalsurvey, reston,

virginia.